PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGETAHUAN ... -...
Transcript of PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGETAHUAN ... -...
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
PENGARUH ETIKA AUDITOR, PENGETAHUAN AUDITOR,
PENGALAMAN AUDITOR, OBYEKTIFITAS DAN INTEGRITAS
TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA INSPEKTORAT DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INSPEKTORAT DAERAH KOTA
TANJUNGPINANG DAN INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN
BINTAN
MUHAMMAD RUSLI HANAFIAH NASUTION
110462201311
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Univeristas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bukti hubungan antara variabel
dependen yaitu kualitas audit terhadap variabel independen yaitu etika auditor,
pengetahuan auditor, pengalaman auditor, obyektifitas dan integritas. Penelitian
ini dilakukan pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjung Pinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
Pupulasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh auditor
pemerintahan pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjung Pinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan yang
berjumlah keseluruhan 53 auditor. Data pada penelitian ini berjumlah 48 auditor
yang terdiri dari 25 auditor Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 14
auditor Inspektorat Daerah Kota Tanjung Pinang dan 9 auditor Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Penelitian ini diukur dengan skala likert dimana auditor mengisi kuesioner
yang terdiri dari pernyataan masing-masing variabel dengan hasil penelitian
variabel pengalaman auditor dan obyektifitas berpengaruh sedangkan etika
auditor, pengetahuan auditor dan integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Kata Kunci: Etika Auditor, Pengetahuan Auditor, Pengalaman Auditor,
Obyektifitas, Integritas dan Kualitas Audit
Pendahuluan
Latar Belakang
Kualitas audit yang baik akan tercapai apabila pengawasan, pelaksanaan
serta kinerja auditor itu sesuai dengan standar audit. Auditing sektor publik
memiliki peran penting dan strategis dalam perwujudan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance).
Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektifitas, pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
2
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
prosedurnya Mardiasmo (2002). Audit keuangan adalah suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesusaiannya dengan kriteia/standar
yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak pengguna laporan tersebut (Malan, 1984 dalam Mardiasmo,2002).
Dalam audit yang konvensional, hasil audit adalah berupa pendapat (opini)
auditor secara indpenden dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai
dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, tanpa rekomendasi perbaikan
sedangkan value for money atau audit kinerja adalah audit tidak sekedar
meyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan,
akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa akan
datang Mardiasmo (2002).
Menurut Ashari (2011) ada beberapa hal yang terkait dengan kebijakan
untuk mewujudkan good governance pada sektor publik antara lain meliputi
penetapan standar etika dan perilaku aparatur pemerintah, penetapan struktur
organisasi dan proses pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran
dan tanggung jawab serta akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan
sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang
disusun berdasarkan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
dirumusakan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit?
2. Apakah pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit?
3. Apakah pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit?
4. Apakah obyektifitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit?
5. Apakah integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit?
6. Apakah etika auditor, pengetahuan auditor, pengalaman auditor,
obyektifitas dan integritas bersama sama berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit?
LANDASAN TEORI
Auditing
Pengertian Auditing
Menurut Mulyadi (2001), Auditing adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
3
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
keriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan. Jasa audit mencakup dan penilaian bukti yang mendasari
laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh
manajemen entitas tersebut.
Menurut Mahmudi (2011), Auditing atau pemeriksaan didefinisikan
sebagai suatu proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif atas asersi manajemen mengenai peristiwa dan tindakan ekonomi,
kemudian membandingkan kesesuaian asersi manajemen tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Menurut Arens & dkk (2003), Auditing adalah pengumpulan serta
evaluasian bukti-bukti atas informasi menurut menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.
Auditing Sektor Publik
Auditing sektor publik adalah proses indentifikasi masalah, analisis dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan
standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan kredibilitas dan
kendalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pada
organisasi sektor publik (Mahmudi, 2011).
Menurut Mahmudi (2011), Auditing sektor publik memiliki peran penting
dan strategis dalam perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Audting sektor publik merupakan salah satu aspek yang menjadikan
suatu pemerintahan dengan tata kelola yang baik.
Auditing sektor publik memiliki peran penting dalam meujudkan
pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Melalui auditing dapat dilakukan pengawasan pencegahan serta
membuktikan jika terjadi praktik korupsi, pemborosan, penyelewengan, dan
kesalahan dalam pengelolaan sumber daya publik.
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban
keuangan yang ditunjukan kepada pemerintah (Mulyadi, 2001). Auditor adalah
bagian penting di instansi pemerintah yang menjalankan peran audting sektor
publik dengan baik.
4
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Standar Audit Pemerintah
Diindonesia terdapat standar auditing yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
diperuntunkan bagi auditor dalam pemeriksaan keuangan. Namun khusus untuk
standar auditing sektor publik, BPK RI telah mengeluarkan peraturaan No.01
Tahun 2007 tentang standar pemeriksaan keuangan negara (SPKN).
Standar pemeriksaan keuangan negara terdiri atas pendahuluan standar
pemeriksaan dan tujuh pernyataan standar pemeriksaan (PSP):
a. PSP Nomor 01 tentang Standar Umum
b. PSP Nomor 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
c. PSP Nomor 03 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
d. PSP Nomor 04 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja
e. PSP Nomor 05 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
f. PSP Nomor 06 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu
g. PSP Nomor 07 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan
Tertentu
Berikut standar audit intern pemerintahan yang dikeluaran oleh Badan
Pemeriksan Keuangan dan Pembangunan, yaitu:
a. 3000 - Mengelola Kegiatan Audit Intern
b. 3010 - Menyusun Rencana Kegiatan Audit Intern
c. 3020 - Mengomunikasikan dan Meminta Persetujuan Rencana
Pengawasan Tahunan
d. 3030 - Mengelola Sumber Daya
e. 3040 - Menetapkan Kebijakan dan Prosedur
f. 3050 - Melakukan Koordinasi
g. 3060 - Menyampaikan Laporan Berkala
h. 3070 - Menindaklanjuti Pengaduan dari Masyarakat
i. 3100 - Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern
j. 3110 - Tata Kelola Sektor Publik
k. 3120 - Manajemen Risiko
l. 3130 - Pengendalian Intern Pemerintah
m. 3200 - Perencanaan Penugasan Audit Intern
n. 3210 - Pertimbangan dalam Perencanaan
o. 3220 - Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi, dan Alokasi
Sumber Daya
p. 3230 - Program Kerja Penugasan
q. 3240 - Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern
r. 3250 - Evaluasi atas Ketidakpatuhan Auditi terhadap Peraturan
Perundang-undangan, Kecurangan, dan Ketidakpatutan (Abuse)
s. 3300 - Pelaksanaan Penugasan Audit Intern
t. 3310 - Mengidentifikasi Informasi
5
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
u. 3320 - Menganalisis dan Mengevaluasi Informasi
v. 3330 - Mendokumentasikan Informasi
w. 3340 - Supervisi Penugasan
Kualitas Audit
Kualitas audit yang baik sangat diperlukan dalam pemerintahan, untuk
mendapatkan kualitas audit yang baik auditor diminta untuk bisa melaksanakan
pemeriksaan dengan standar audit yang telah ditetapkan dan selanjutnya
melaporkan hasil audit sesuai fakta tanpa pengurangan. Auditor diminta untuk
melaksanakan tugas audit sesuai dengan prinsip akuntansi, hal ini akan
menjadikan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor pemerintahan akan baik
dan menghasilkan pemerintahan yang baik.
Kualitas Audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor
berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan
(Ashari, 2013).
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
nomor PER/05/M.PAN/03/2008 sebagai pengukuran kualitas audit atas laporan
keuangan, khususnya yang dilakukan oleh inspektorat sebagai internal auditor
pemerintah , wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
yang tertuang dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 01 Tahun 2007, Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
dan Standar Audit APIP (BPKP, 2008).
Etika Auditor
Auditor adalah pekerjaan yang memerlukan kepercayaan publik terhadap
mereka. Auditor harus bisa menjaga etika profesional mereka dalam menjalankan
tugas sebagai auditor.
Etika merupakan aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut
oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi (Prima
dan Rohman, 2012).
Etika secara garis besar dapat definisikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai-nilai moral (Arens, 2001). Eika terdapat beberapa prinsip yaitu
pertanggungjawaban , perhatian dan keterpercayaan oleh sebab itu seorang auditor
harus memiliki etika yang baik dengan menerapkan prinsip-prinsip etika tersebut.
6
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Etika auditor merupakan prilaku yang tertanam pada diri auditor saat
melaksanakan pemeriksaan atau melakukan audit. Kepribadian auditor yang baik
sangat berpengaruh dalam melaksanakan tugas auditor, biasanya auditor selalu
melaksanakan tugas dengan mengedepankan kode etik akuntan yang berlaku.
Etika auditor tidak hanya dilihat dari cara melakukan audit tetapi
keseharian auditor itu dalam berkerja seperti hubungan auditor dengan rekan
kerja, atasannya, keluarga dan terpenting hubungan auditor terhadap objek
pemeriksaan.
Pengetahuan Auditor
Auditor harus bisa menjalankan tugasnya dengan ketekunan dan
kompetensi serta menggunakan pengetahuan dan keterampilan profesional pada
tingkat yang diperlukan dalam menjalankan tugas.
Menurut Arens (2001) Kompetensi profesional dapat di bagi menjadi dua
fase yang terpisah :
1. Pencapaian kompetensi profesional , pencapaian kompetensi profesional
pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti
oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujin profesional dalam subyek-
subyek yang relevan, dan pengalaman kerja.
2. Pemeliharaan kompetesi profesional
a. Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk belajar
dan melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan
selama kehidupan profesional anggota.
b. Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk
terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk diantaranya
pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing, dan peraturan lainnya, baik
nasional maupun internasional yang relevan.
c. Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk
memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional
yang konsisten dengan standar nasional dan internasional.
SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan
audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.
Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena
dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan
(pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui
berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah
dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard, 1987 dalam
Prima dan Rohman, 2012).
Menurut Khusaryanti (2003) dalam Prima & Rohman (2012), terdapat
lima pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor yaitu: (1) Pengetahuan
7
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan mengenai
isu-isu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, (5)
Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah.
Pengalaman Auditor
Pengalaman auditor adalah hasil dari yang dilakukan auditor dalam
menjalankan tugas yang memnungkinkan seorang auditor menjadi ahli dalam
menjalankan tugas. Lama bekerja seorang auditor sangat berpengaruh dalam
meningkatkan pengetahuan.
Menurut Prima & Rohman (2012) Pengalaman kerja seseorang
menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan
memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang
lebih baik. Pengalaman dapat membantu auditor menjalankan tugasnya lebih baik,
semakin luas pengalaman yang dimiliki semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki
auditor karena dalam menjalakan suatu tugas sangat diperlukan adanya
pengetahuan.
Auditor berpengalam tidak hanya didapat pada saat melakukan audit,
auditor yang sering mengikuti pelatihan juga memungkinkan auditor tersebut
menambah pengalaman dalam audit. Auditor yang selalu melakukan audit dengan
standar auditing selama bertugas akan mengahasilkan kualitas audit yang baik.
Auditor yang memiliki pengalaman yang baik memiliki keunggulan dalam
memeriksa, mengindetifikasi serta menemukan kesalahan dalam melakukan audit.
Auditor senior biasanya memiliki pengalaman yang baik sehingga dapat
betanggung jawab atas hasil audit serta melakukannya dalam tepat waktu.
Obyektifitas
Menurut Mulyadi (2001), Obyektifitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektifitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual,
tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di
bawah pengaruh pihak lain (Mulyadi, 2001).
Standar umum dalam Standar Audit APIP menyatakan bahwa dengan
prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur
dan tidak mengkompromikan kualitas. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat
obyektifitas auditor maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya (Prima &
Rohman, 2012).
Obyektifitas auditor didapat dari ketelitian auditor dalam melakukan audit
sehingga pada saat melaporkan temuan tidak terdapat adanya faktor salah saji
8
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
yang dapat menjadikan kualitas audit auditor tersebut tidak bisa dipercaya dan
perlu adanya perbaikan.
Dari pengertian di atas dapat di jelaskan secara lebih luas lagi bahwa
obyektifitas adalah faktor yang mengaharuskan setiap auditor memilikinya agar
dapat menjadikan kualitas audit yang baik serta menghasilkan pemerintahan yang
baik (good governance).
Integritas
Menurut Mulyadi (2012), Integritas adalah suatu elemen yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas menjadikan suatu kepercayaan bagi
auditor dalam pengambilan keputusan yang di ambilnya dalam melaksanakan
tugas.
Intgritas mengharuskan seseorang untuk bersikap berterus-terang, jujur,
dan tidak menyimpan suatu rahasia kepada suatu pihak dalam menjalankan audit.
Akuntabilitas kejujuran diperlukan dalam hal ini karena kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh kepentingan pribadi.
Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan
transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit.
Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan
dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005).
Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan
masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua
keputusannya. Integritas mengharuskan auditor dalam segala hal, jujur dan terus
terang dalam batasan objek pemeriksaan. Pelayanan kepada masyarakat dan
kepercayaan dari masyarakat tidak dapat dikalahkan demi kepentingan dan
keuntungan pribadi (Prima dan Rohman, 2012).
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran akan menjelaskan mengenai pengaruh etika auditor,
pengetahuan auditor, pengalaman auditor, obyektifitas dan integritas terhadap
kualitas audit dapat dilihat secara mudah dan jelas melalui kerangka pemeikiran.
Tiara (2014) menjelaskan bahwa kerangka pemikiran yang dibuat berupa
gambar sekema untuk menjelaskan mengenaik hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen. Gamber 2.1 adalah kerangka pemikiran dari
penelitian mengenai pengaruh etika auditor, pengetahuan auditor, pengalaman
auditor, obyektifitas dan integritas terhadap kualitas audit.
9
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan telaah teoritis, hasil-hasil penelitian terdahulu, serta kerangka
pemikiran teoritis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit, maka
dikembangkan hipotesis dengan penjelasan sebagai berikut:
Kualitas Audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam
laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor
berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan
(Ashari, 2011).
Etika secara garis besar dapat definisikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai-nilai moral (Arens, 2001). Eika terdapat beberapa prinsip yaitu
ETIKA
AUDITOR ( X1)
PENGETAHUAN
AUDITOR ( X2 )
( X1) PENGALAMAN
AUDITOR ( X3)
OBYEKTIFITAS
( X4)
INTEGRITAS
( X5)
KUALITAS AUDIT
( Y )
10
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
pertanggungjawaban, perhatian dan keterpercayaan oleh sebab itu seorang auditor
harus memiliki etika yang baik dengan menerapkan prinsip-prinsip etika tersebut.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ashari (2011) menemukan bahwa
etika berpengaruh terhadap kualitas audit. Etika auditor akan memberikan
kelancaran dalam melakukan audit karena seorang auditor harus memiliki etika
yang baik dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor. Berdasarkan penjelasan
tersebut hipotesis yang dibangun adalah:
H1 : Etika auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit.
Menurut Khusaryanti (2003) dalam Prima & Rohman (2012), terdapat
lima pengetahuan yang harus dimiliki seorang auditor yaitu: (1) Pengetahuan
pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan mengenai
isu-isu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, (5)
Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah.
Penelitian yang dilakukan oleh Prima & Rohman (2012) menemukan
bahawa pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil yang sama juga
ditunjukan pada penelitian yang dilakukan oleh Zeyn (2014) dan Tiara (2014)
dimana kecermatan atau pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit.
Dengan demikian dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit.
Menurut Prima & Rohman (2012), Pengalaman kerja seseorang
menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan
memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang
lebih baik. Pengalaman dapat membantu auditor menjalankan tugasnya lebih baik
, semakin luas pengalaman yang dimiliki semakin tinggi pengetahuan yang
dimiliki auditor karena dalam menjalakan suatu tugas sangat diperlukan adanya
pengetahuan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2014) hasilnya
menemukan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor
yang memiliki pengalaman yang menghuni akan memberikan pengetahuan
kepada auditor dan membantu auditor dalam menjalankan tugasnya sebagai
auditor. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang dibangun adalah :
H3 : Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas
Audit.
Menurut Mulyadi (2001), Obyektifitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektifitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual,
11
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di
bawah pengaruh pihak lain (Mulyadi, 2001).
Prima & Rohman (2012) menemukan adanya pengaruh obyektifitas
terhadap kualitas audit. Auditor harus bisa menjadikan dirinya tidak memihak
kepada siapapun dan hanya fokus dalam menjalankan audit agar bisa
mendapatkan kualitas audit yang baik dan benar. Berdasarkan penjelasan tersebut
hipotesis yang dibangun adalah :
H4 : Obyektifitas berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.
Menurut Mulyadi (2012), Integritas adalah suatu elemen yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas menjadikan suatu kepercayaan bagi
auditor dalam pengambilan keputusan yang di ambilnya dalam melaksanakan
tugas.
Penelitian yang dilakukan oleh Prima & Rohman (2012) mendapatkan
hasil bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Integritas dalam
menjalankan tugas sebagai auditor diperlukan agar memberikan pengakuan
profesional dalam menjalan tugasnya. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis
yang dibangun adalah :
H5 : Integritas berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit
Hipotesis untuk pengujian secara simultan adalah sebagai berikut:
H6 : Etika Auditor, Pengetahuan Auditor, Pengalaman Auditor
Obyektifitas dan Integritas berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit.
Populasi dan Sampel
Populasi
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:185), Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek dengan kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Bedasarkan pengertian tersebut populasi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah para pegawai negeri sipil (PNS) yaitu auditor pemerintah
yang ada dikantor Inspektorat daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Kota
Tanjung Pinang dan Inspektorat Kabupaten Bintan.
Sampel
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:186), Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. penentuan sample pada
12
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan
sampel. Adapun jumlah sampel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
Keterangan Jumlah
Populasi
Jumlah
Sampel
Jumlah
Data
Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau 28 28 25
Inspektorat Daerah Kota Tanjung Pinang 16 16 14
Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan 9 9 9
Total auditor 53 53 48
Jenis Data dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data yang terdapat dalam penelitian ini adalah merupakan data
kualitatif. Menurut Santoso (2014:2), Data Kualitatif adalah sebuah data yang
dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Data kualitatif dikumpulkan dengan cara
penyebaran kuesioner yang diberikan kepada seluruh auditor di Inspektorat
Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang dan
Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder.
Data skunder adalah data yang diambil melalui penyebaran kuesioner.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi).
1. Uji t (Uji Parsial)
Menurut Ashari (2011) Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, yaitu
menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan.
13
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5% dapat dengan
menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan
menggunakan t tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha gagal ditolak dan Ho diterima
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha gagal diterima dan Ho
ditolak.
2. Uji F
Menurut Ashari (2011) Uji F menguji pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Pada tabel ANOVA didapat uji F
yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi
persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95% atau
taraf nyata 5% serta derajat kebebasan df1 dan df2 untuk mencari nilai F
tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar
pengambilan keputusan adalah :
a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha gagal diterima dan Ho ditolak.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha gagal diterima dan Ho
ditolak
3. Uji Koefisien Determinasi ( R2)
Menurut Tiara (2014) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak
terhadap terhadap variabel dependen. Jika R2 sama
dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen yang digunakan terhadap variabel
dependen, sebaliknya jika R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan
sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
adalah sempurna.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Responden
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer yang diperoleh dengan menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang
telah disebarkan kepada aparat Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau
14
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
dengan jumlah populasi 28 Auditor, Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang
dengan populasi 16 Auditor dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan dengan
populasi 9 Auditor. Jumlah kuesioner yang disebarkan pada tanggal 8 September
2015 sampai dengan batas akhir pengambilan kuesioner yakni tanggal 8
Desember 2016 adalah sebanyak 53. Dari 53 kuesioner yang disebarkan, 48
kuesioner kembali dan 5 kuesioner tidak kembali. Hal ini disebabkan karena
adanya pegawai yang cuti dan dinas keluar kota pada saat penyebaran kuesioner
dilaksanakan, akibatnya perantara tidak sempat memberikan kuesioner sampai
batas waktu yang ditentukan.
Data demografi respoden disajikan dalam tabel 4.1, yang mana tabel ini
menjelaskan informasi secara umum mengenai kondisi responden yang ditemukan
dilapangan antara lain jenis kelamin, usia, masa kerja dan pendidikan.
Data Demografi Responden
KETERANGAN JUMLAH (Orang)
Jenis Kelamin Laki-laki 28
Perempuan 20
Usia 20 Tahun - 40 Tahun 42
40 Tahun - 50 Tahun 6
> 50 Tahun 0
Masa Kerja < 3 Tahun 13
3 Tahun - 5 Tahun 10
> 5 Tahun 25
Pendidikan SMA 0
D3 0
S1 42
S2 5
S3 1
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel diatas didapat keterangan jenis kelamin pada data yaitu laki-laki
berjumlah 28 Orang dan perempuan berjumlah 20 Orang. Untuk keterangan usia
pada dapat usia 20 Tahun – 40 Tahun berjumlah 42 Orang, 40 Tahun – 50 Tahun
berjumlah 6 Orang. Keterangan masa kerja yaitu < 3 Tahun berjumlah 13 Orang,
3 Tahun – 5 Tahun berjumlah 10 Orang dan > 5 Tahun berjumlah 25 Orang,
Untuk Pendidikan S1 berjumlah 42 Orang, S2 5 orang dan S3 1 Orang.
Hasil Analisis Data
Statistis Deskriptif
15
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Statistik deskriptif digunakan untuk melihatgambaran keseluruhan pada
data seperti rata-ratanya, deviasi standarnya, varians data dan sebagainya, berikut
ini hasil staristik deskriptif mengenai variabel pada penelitian ini:
Statisk Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kualitas Audit 48 16,00 25,00 21,2708 2,44723 Etika Auditor 48 19,00 30,00 25,4375 2,90199 Pengetahuan Auditor 48 14,00 20,00 17,7500 1,95154 Pengalaman Auditor 48 13,00 20,00 17,1458 2,07302 Obyektifitas 48 9,00 15,00 13,4167 1,52753 Integritas 48 15,00 20,00 18,1875 1,53894 Valid N (listwise) 48
Dapat dilihat dari tabel 4.2 Variabel Y Kualitas Audit memiliki nilai
minimum 16,00, nilai maksimum 25,00 dan rata-rata 21,27. Variabel X1 Etika
Auditor memiliki nilai minimum 19,00, nilai maksimum 30,00 dan rata-rata
25,43. Variabel X2 Pengetahuan Auditor memiliki nilai minimum 14,00, nilai
maksimum 20,00 dan rata-rata 17,75.
Nilai minimum X3 Pengalaman Auditor memiliki nilai minimum 13.00,
nilai maksimum 20,00 dan rata-rata 17,14. Variabel X4 Obyektifitas memiliki
nilai minimum 9,00, nilai maksimum 15,00 dan rata-rata 13,41. Variabel X5
Integritas memiliki nilai minimum 15,00, nilai maksimum 20,00 dan rata-rata
18,18.
Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji korelasi Pearson
Moment antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat
ditunjukan pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Uji Validitas
Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Kualitas Audit KA 1 0,666 0,284 Valid
(Y) KA 2 0,496 0,284 Valid
KA 3 0,517 0,284 Valid
KA 4 0,424 0,284 Valid
Etika Auditor EA 1 0,685 0,284 Valid
(X1) EA 2 0,677 0,284 Valid
EA 3 0,732 0,284 Valid
EA 4 0,670 0,284 Valid
16
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
EA 5 0,578 0,284 Valid
EA 6 0,421 0,284 Valid
Pengetahuan Auditor PA 1 0,557 0,284 Valid
(X2) PA 2 0,839 0,284 Valid
PA 3 0,825 0,284 Valid
PA 4 0,465 0,284 Valid
Pengalaman Auditor PLA 1 0,658 0,284 Valid
(X3) PLA 2 0,705 0,284 Valid
PLA 3 0,733 0,284 Valid
PLA 4 0,356 0,284 Valid
Obyektifitas O 1 0,676 0,284 Valid
(X4) O 2 0,766 0,284 Valid
O 3 0,706 0,284 Valid
Integritas I 1 0,457 0,284 Valid
(X5) I 2 0,516 0,284 Valid
I 3 0,489 0,284 Valid
I 4 0,446 0,284 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat di lihat bahwa nilai r hitung yang di dapat
dari hasil ui validitas pernyataan tersebut lebih besar daripada r tabel. Maka semua
pernyataan diatas dinyatakan valid, pernayataan pada kualitas audit 5 tidak valid
maka dilakukan uji validitas tanpa kualitas audit 5.
Uji Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat instrumen data yang digunakan
sudah baik yang dilihat dari hasil reabilitas adalah Cronbach Alpha (a). Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Uji Reabilitas
Variabel Cronbach Alpha (a) Keterangan
Kualitas Audit (Y) 0,751 Reliabel
Etika Auditor (X1) 0,828 Reliabel
Pengetahuan Auditor (X2) 0,827 Reliabel
Pengalaman Auditor (X3) 0,782 Reliabel
Obyektifitas (X4) 0,846 Reliabel
Integritas (X5) 0,692 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai reliabel dari variabel
Kualitas Audit, Etika Auditor, Pengetahuan Auditor, Pengalaman Auditor,
17
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Obyektifitas, dan Integritas memiliki nilai Cronbach Alpha (a) lebih dari 0.60.
Maka dapat disuimpulkan bahwa instrumen masing-masing variabel yang diuji
pada penelitian ini adalah reliabel.
Metode Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis yang digunakan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen memiliki hubungan positif atau negatif.
Berikut ini hasil persamaan regresi linear berganda:
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 (Constant) -1.532 2.453 -.624 .536
Etika Auditor -.068 .092 -.096 -.737 .465
Pengetahuan Auditor
.034 .128 .033 .270 .789
Pengalaman Auditor .449 .126 .454 3.578 .001
Obyektifitas .600 .178 .447 3.377 .002
Integritas .248 .194 .186 1.281 .207
a. Dependent Variabel: Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada tabel diperoleh
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Y= - 1.532 - 0,068 X1 + 0,034 X2 + 0,449 X3 + 0,600 X4 + 0,248 X5 + e
Koefisien – koefisien persamaan regresi linear berganda di atas dapat
diartikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) sebesar -1.532 yang menunjukan bahwa apabila variabel
etika auditor (X1), pengetahuan auditor (X2), pengalaman auditor( X3),
18
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Obyektifitas (X4), integritas (X5) nilainya adalah 0, maka variabel
dependen kualitas audit sebesar -1.532 atau mengalami penurunan sebesar
1.532.
2. Koefisien regresi variabel etika auditor menunjukan hasil yang negatif dan
adanya hubungan yang berlawanan arah sebesar -0,068. Hal ini berarti
apabila etika auditor mengalami kenaikan 1 maka kualitas audit
mengalami penurunan sebesar -0,068 dengan asumsi variabel independen
lainnya tetap.
3. Koefisiensi regresi variabel pengetahuan auditor menunjukan hasil yang
juga positif dan terdapat hubungan searah sebesar 0,034. Hal ini berarti
apabila pengetahuan auditor mengalami kenaikan 1 maka kualitas audit
mengalami penurunan sebesar 0,034 dengan asumsi variabel independen
lainnya tetap.
4. Koefisien regresi variabel pengalaman auditor menghasilkan tanda yang
positif dengan adanya hubungan yang searah sebesar 0,449. Hal ini berarti
apabila pengalaman auditor mengalami kenaikan 1 maka kualitas audit
akan mengalami kenaikan 0,449 dengan asumsi variabel independen
lainnya tetap.
5. Koefisien regresi variabel obyektifitas bertanda positif menunjukan
hubungan yang searah sebesar 0,600. Hal ini berati menunjukan apabila
obyektifitas mengalami kenaikan 1 maka kualitas audit akan mengalami
kenaikan 0,600 dengan asumsi variabel indpenden lainnya tetap.
6. Koefisien regresi variabel integritas bertanda positif menunjukan
hubungan yang searah sebesar 0,248. Hal ini berati menunjukan apabila
integritas mengalami kenaikan 1 maka kualitas audit akan mengalami
kenaikan 0,248 dengan asumsi variabel indpenden lainnya tetap.
Uji Hipotesis
Uji t
Menurut Ashari (2011) Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, yaitu
menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan
asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Uji t dilakukan dengan
membandinkan t hitung dengant tabel.
Metode dalam penentuan t tabel dalam penelitian ini yaitu yaitu df = N -2,
dengan taraf nyata 5%. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Keputusan untuk uji t
adalah sebagai berikut :
Ho = Etika auditor, Pengetahuan auditor, Pengalaman auditor,
Obyektifitas dan Integritas terhadap kualitas audit
Ha = Etika auditor, Pengetahuan auditor, Pengalaman auditor,
Obyektifitas dan Integritas terhadap kualitas audit
19
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.532 2.453 -.624 .536
Etika Auditor -.068 .092 -.096 -.737 .465
Pengetahuan Auditor .034 .128 .033 .270 .789
Pengalaman Auditor .449 .126 .454 3.578 .001
Obyektifitas .600 .178 .447 3.377 .002
Integritas .248 .194 .186 1.281 .207
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Berdsarkan tabel diatas, dapat dilihat hasil uji t adalah sebagai berikut:
1. Etika Auditor
Ho1 : Etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten
Bintan.
Ha1 : Etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah
Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
Pada variabel etika auditor, t hitung sebesar -0,737 dan memiliki nilai
signifikan sebesar 0,465, berarti t hitung lebih kecil daripada t tabel (-
0,737 < 2.018) dan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (0.465 > 0.050),
maka Ha ditolak Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa etika
auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
2. Pengetahuan Auditor
Ho2 : Pengetahuan auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau,
Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Ha2 : Pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Pada variabel pengetahuan auditor, t hitung sebesar 0.270 dan memiliki
nilai signifikan sebesar 0.789, berarti t hitung lebih kecil daripada t tabel
(0.270<2.018) dan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (0.789>0.050),
maka Ha ditolak Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
3. Pengalaman Auditor
20
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Ho3 : Pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau,
Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Ha3 : Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Pada variabel pengalaman auditor, t hitung sebesar 3.578 dan memiliki
nilai signifikan sebesar 0.001, berarti t hitung lebih besar daripada t tabel
(3.578>2.018) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 (0.001<0.050),
maka Ha diterima Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman
auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
4. Obyektifitas
Ho4 : Obyektifitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau,
Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Ha4 : Obyektifitas auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Pada variabel obyektivitas, t hitung sebesar 3.377 dan memiliki nilai
signifikan sebesar 0.002, berarti t hitung lebih besar daripada t tabel
(3.377>2.018) dan nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 (0.002<0.050),
maka Ha diterima Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa obyektivitas
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
5. Integritas
Ho5 : Integritas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau,
Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Ha5 : Integritas auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
Pada variabel integritas, t hitung sebesar 1.281 dan memiliki nilai
signifikan sebesar 0.207, berarti t hitung lebih kecil daripada t tabel
(1.281<2.018) dan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (0.207>0.050),
maka Ha ditolak Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa integritas
tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
21
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji dilakukan dengan
membandingkan besarnya F hitung dengan F tabel. Jika F hitung lebih besar dari
F tabel maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho = Etika auditor, Pengetahuan auditor, Pengalaman auditor,
Obyektifitas dan Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit
Ha = Etika auditor, Pengetahuan auditor, Pengalaman auditor,
Obyektifitas dan Integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Hasil uji F dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 127.837 5 25.567 15.419 .000b
Residual 69.642 42 1.658
Total 197.479 47 a. Dependent Variable: Kualitas Audit b. Predictors: (Constant), Integritas, Etika Auditor, Pengetahuan Auditor, Pengalaman Auditor, Obyektifitas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai F hitung sebesar 15,419
sedangkan pada F tabel sebesar 2,44 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa etika auditor, pengetahuan auditor, pengalaman
auditor, obyektifitas dan integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
pada inspektorat daerah provinsi kepulauan riau, inspektorat daerah kota tanjung
pinang dan inspektorat daerah kabupaten bintan.
Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui sumbangan pengaruh
variabel independen (X1,X2,X3,X4 dan X5) terhadap variabel Y.
Koefisien determinasi (R2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
22
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
1 .805a .647 .605 1.28769
a. Predictors: (Constant), Integritas, Etika Auditor, Pengetahuan Auditor, Pengalaman Auditor, Obyektifitas b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel dapat dilihat
bahwa nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,605 atau 60,5% artinya bahwa
besarnya pengaruh X1 (etika auditor), X2 (pengetahuan auditor), X3 (pengalaman
auditor), X4 (obyektifitas) dan X5 (integritas) secara serentak terhadap variabel Y
(kualitas audit) adalah sebesar 60,5% sedangkan sisanya sebesar 39,5%
dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.
Pembahasan Hipootesis
Berdasarkan hasil analisis data untuk mengetahui pengaruh anatara etika
auditor, pengetahuan auditor, pengalaman auditor, obyektifitas dan integritas
terhadap kualitas audit.
Etika Auditor Dari hasil pengujian hipotesis, terbukti bahwa etika auditor tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dari hasil ini dapat disimmpulkan
bahwa masih kurang baiknya etika auditor pada saat melakukan pemeriksaan
sehingga membuat hasil audit yang dihasilkan tidak baik yang akan
mempengaruhi transparansi untuk menciptakan pemerintahan yang baik.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukanoleh Ashari
(2012) yang menyatakan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit serta
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2014) yang menyatakan
bahwa etika auditor tidak berpengaruh terhadap kuaitas audit dan tidak
mendukung penelitian yang dilakukan Prima dan Rohman (2012) yang
menyatakan bahwa etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengetahuan Auditor
Dari hasil ini dapat disimmpulkan bahwa masih kurang baiknya
pengetahuan auditor pada saat melakukan pemerikasaan sehingga membuat
hasil audit yang dihasilkan tidak baik yang akan mempengaruhi transparansi
untuk menciptakan pemerintahan yang baik.
Penelitian ini tidak menghasilkan hasil yang sama pada penelitian yang
dilakukan oleh Prima & Rohman (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengalaman auditor
Dari hasil pengujian hipotesis, terbukti bahwa pengalaman auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Dari hasil pengujian ini didapat
semakin tinggi waktu kerja seorang auditor terhadap pemeriksaan maka akan
meningkatkan pengalaman auditor yang berpengaruh pada kualitas audit yang
dihasilkan.
23
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Syafitri (2014)
yang menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh terhadap kualitas audit
dan berbeda pula hasil penelitian yang dilakukan Prima dan Rohman (2012) yang
menyatakan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Obyektifitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa
obyektifitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Prima & Rohman (2012) dengan
demikian semakin tinggi obyektifitas seorang auditor maka akan mempengaruhi
hasil yang baik pada pemeriksaan hasil kualitas audit.
Integritas
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa integritas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini tidak mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh Prima & Rohman (2012) bahwa integritas
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini didapat karena adanya
jawaban netral pada kuesioner yang diisi sehingga mempengaruhi hasil akhir pada
penelitian ini.
Hipotesis Simultan
Dari hasil hipotesis diatas , terbukti bahwa etika auditor, pengetahuan
auditor, pengalaman auditor, obyektifitas dan integritas berpengaruh signifikan
secara bersama-sama terhadap kualitas audit. Semakin meningkatnya etika
auditor, pengetahuan auditor, pengalaman auditor, obyektifitas dan integritas
maka kualitas audit yang dihasilkan semakin baik.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Etika auditor terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
2. Pengetahuan auditor terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau,
Inspektorat Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah
Kabupaten Bintan.
3. Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota
Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
4. Obyektifitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota
Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
24
Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2016
5. Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada
Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat Daerah Kota
Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
6. Etika auditor, pengetahuan auditor, pengalaman auditor, obyektifitas
dan integritas bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau, Inspektorat
Daerah Kota Tanjungpinang dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bintan.
Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, saran yang diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian hendaknya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi Inspektorat provinsi kepulauan riau, Inspektorat kota
tanjungpinang dan Inspektorat kabupaten bintan dalam meningkatkan
kualitas hasil audit didalam lingkungan pemerintahan.
2. Penilitian hendaknya diperluas hingga Inspektorat di kabupaten/kota di
lingkup provinsi kepulauan riau.
3. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk penelitian yang
akan datang sebagai acuan apabila melakukan penelitian mengenai
kualitas audit pada inspektorat pemerintahan.