PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation...
Transcript of PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU...Metode analisis yang digunakan adalah structural equation...
1
PENGARUH ENAM VARIABEL TERHADAP PERILAKU
UNMET NEED KB PADA WUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIMANDALA TAHUN 2019
Ike Yunita, S.SiT, M.Kes
Akademi Kebidanan Annisa Jaya
Jl. Karanggan No. 30 Desa Puspasari Citeureup-Bogor
ABSTRAK
Masih tingginya angka unmet need dari target RPJMN merupakan fenomena kependudukan yang
menjadi satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengatahui
pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya peran tenaga kesehatan, dukungan suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap terhadap perilaku unmet need KB pada WUS di Wilayah Kerja
Puskesmas Cimandala Tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang menggunakan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 60 WUS sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah structural equation model (SEM) menggunakan
SmartPLS dan SPPS. Hasil pengujian hipotesis temuan penelitian yaitu diketahui bahwa variabel peran
petugas kesehatan (29,79%), dukungan suami (12,06%), pengetahuan (6,35%), persepsi (14,61%),
keyakinan (6,30%), sikap (15,93%)memberi pengaruh langsung perilaku unmet need KB pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019 (85%) sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar
(0,5%) serta pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sebesar (85,6%). Sikap merupakan faktor
yang mendominasi mempengaruhi perilaku unmet need KB. Sikap positif cenderung diikuti oleh tindakan yang mencerminkan sikap tersebut. sikap positif merupakan kesediaan seseorang untuk
bertindak sesuai dengan penilaiannya terhadap konsep KB. Semakin baik sikap seseorang terhadap KB,
maka dapat diperkirakan bahwa partisipasinya akan tingg. Saran penelitian ini bagi bidan wilayah kerja
Puskesmas Cimandala, terutama peran petugas kesehatan, agar meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi secara lebih intensif terlebih terkait pelayanan KB agar dapat merubah sikap yang positif pada
wanita usia subur.
Kata Kunci : Pengaruh, Peran Petugas Kesehatan, Dukungan Suami, Pengetahuan, Persepsi, Keyakinan, Sikap, Unmet need
2
ABSTRACT
The high number of unmet needs of the RPJMN target is a population phenomenon that becomes an
important aspect and needs attention. The purpose of this study was to find out the direct and indirect effects and the magnitude of the role of health workers, husband support, knowledge, perceptions,
beliefs, attitudes towards the behavior of family planning unmet need at WUS in Cimandala Community
Health Center Work Area in 2019. The method used in this study was a quantitative approach using cross sectional. The sample used was 60 WUS as respondents. The analytical method used is structural
equation model (SEM) using SmartPLS and SPPS. The results of testing the hypothesis of the research
findings are known that the role of health workers (29.79%), husband support (12.06%), knowledge
(6.35%), perception (14.61%), confidence (6.30%) ), attitude (15.93%) directly influences the behavior of unmet need for family planning in WUS in the working area of Cimandala Health Center in 2019
(85%) while the indirect effect was (0.5%) and direct influence and indirect influence amounted to
(85.6%) . Attitude is a dominating factor affecting the behavior of unmet need for family planning. A positive attitude tends to be followed by actions that reflect that attitude. a positive attitude is a person’s
willingness to act according to his or her judgment on the concept of family planning. The better a
person’s attitude towards family planning, it can be estimated that his participation will be high. The suggestion of this research is for midwives in the Cimandala Community Health Center work area,
especially the role of health workers, to improve communication, information, and education more
intensively especially related to family planning services in order to be able to change positive attitudes
in women of childbearing age
Keywords: : Influence, Role of Health Officers, Husband Support, Knowledge, Perception, Belief,
Attitude, Unmet Need
Pendahuluan Unmet need (kebutuhan Keluarga
Berencana (KB) yang tidak terpenuhi) adalah
persentase wanita usia subur (WUS) yang tidak
ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat
atau obat kontrasepsi. 1 Menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) estimasi ukuran dan komposisi dari populasi wanita yang kebutuhan
kontrasepsinya tidak terpenuhi menjadi tolak
ukur untuk menilai sejauh mana keberhasilan program kependudukan, keluarga berencana
dan pembangunan keluarga belum memenuhi
kebutuhan masyarakat. Tingginya angka unmet need dari
target Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) merupakan
fenomena kependudukan yang menjadi satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan
dalam pembangunan gerakan KB pada masa
mendatang, Unmet need bukan hanya menjadi masalah dalam program KB di Indonesia, akan
tetapi juga dihadapi di tiap belahan dunia,
sehingga menyebabkan jumlah kelahiran yang
semakin besar tak terkendali dan menjadi salah
satu meningkatnya Angka Kematian Ibu (AKI).
Dari data yang diambil oleh Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan tahun
2013 mengkaji situasi pelayanan program KB
di Indonesia dan melihat indikator-indikator pelayanan KB dengan membandingkan dengan
negara-negara di Association Of South East
Asia Nations (ASEAN), dalam upaya peningkatan pelayanan program KB di ASEAN
serta meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
terlihat bahwa Indonesia termasuk lima terbesar
unmet need di ASEAN. Indonesia mencapai urutan ke empat unmet need di ASEAN yaitu
negara Timor Leste sebesar (32%), negara Laos
sebesar (27%), negara Filipina sebesar (22%), negara Indonesia sebesar (13%), dan negara
Kamboja sebesar (8%).
Wanita usia subur menjadi sasaran utama program keluarga berencana salah
satunya untuk meningkatkan pelayanan
persediaan pelayanan kontrasepsi dan untuk
menurunkan angka unmet need. Dari hasil data Profil Kesehatan Indonesia angka unmet need
di Indonesia yaitu (18,63%), angka ini masih
3
terbilang tinggi dari yang ditargetkan oleh RPJMN 2015-2019 yaitu (9,91%).
Menurut data Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2017, provinsi Jawa Barat
merupakan jumlah unmet need tertinggi dengan jumlah peduduk sebesar 1.038.129 jiwa
(13,94%).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
Puskesmas Cimandala, peneliti melakukan
wawancara langsung terhadap responden dari 10 wanita usia subur, 1 dari 10 WUS
mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan
kontrasepsi dengan beralasan kurangnya peran
petugas kesehatan dalam penyuluhan tentang kontrasepsi sehingga WUS enggan
menggunakan kontrasepsi dan lebih memilih
unmet need KB (tidak menggunakan KB). Dari 10 WUS, 3 dari 10 WUS mengatakan bahwa
mereka tidak menggunakan kontrasepsi dengan
beralasan suaminya melarang menggunakan kontrasepsi. Dari 10 WUS 2 dari 10 WUS
mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan
kontrasepsi dengan beralasan kurang paham
dan kurang mengerti fungsi (pengetahuan). Dari 10 WUS, 3 dari 10 WUS mengatakan
bahwa mereka tidak menggunakan kontrasepsi
menimbulkan presepsi negatif terhadap pelayanan kontrasepsi (persepsi) sehingga
WUS memilih tidak menggunakan KB. Dari 10
WUS 2 dari 10 WUS mengatakan bahwa
mereka tidak menggunakan kontrasepsi dengan beralasan kurang yakin menggunakan alat
kontrasepsi (keyakinan). Dari 10 WUS 2 dari
10 WUS mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan kontrasepsi dengan beralasan
faktor internal seperti efek samping yang akan
dirasakan setelah menggunakan kontrasepsi, sehingga kurang nyaman seperti kegemukkan
dalam penggunaan kontrasepsi sehingga
memilih untuk bersikap tidak mengggunakan
kontrasepsi. Berdasarkan data masalah diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah belum diketahuinya pengaruh tenaga kesehatan, dukungan suami, pengetahuan,
persepsi, keyakinan, sikap terhadap perilaku
unmet need KB pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019.
Metode Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
menggunakan metode deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian
ini menggunakan desain tersebut dengan alasan
bahwa penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan untuk mengetahui
pengaruh peran tenaga kesehatan, dukungan
suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap
terhadap perilaku unmet need KB pada WUS. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua WUS yang berpasangan atau hidup
bersama dalam ikatan pernikahan dan aktif secara seksual tapi tidak menggunakan
kontrasepsi pada bulan September sampai
Oktober di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019 dengan jumlah 194 orang. Jumlah
sampel tersebut diambil sesuai
dengan kaidah jumlah sampel pada pedoman Partial Least Square (PLS) kelipatan dari
jumlah indikator yang akan diteliti. Sehingga di
dalam penelitian ini besaran sampel yang digunakan dan diambil masih berada dalam
kisaran 50- 100. Berdasarkan hal tersebut maka
ukuran sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 60 responden. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah bersedia menjadi
responden, sedang dalam keadaan sehat secara
lahir maupun secara batin, WUS yang berusia 15-49 tahun dan tidak menggunakan
kontrasepsi, WUS merupakan wanita yang
berpasangan atau hidup bersama dalam ikatan pernikahan dan masih aktif secara seksual pada
saat wawancara dilaksanakan, tidak dalam
keadaan hamil pada saat wawancara
dilaksanakan, WUS yang berkunjung atau melakukan pemeriksaan kesehatan di wilayah
kerja Puksemas Cimandala. Kriteria
Eksklusinya adalah WUS yang tidak bersedia menjadi responden dan responden yang sedang
menggunakan alat kontrasepsi dan WUS yang
sedang hamil. Dalam penelitian ini analisis data
menggunakan pendekatan PLS dengan
menggunakan software smart PLS. Diagram
jalur Structural Equaton Modeling (SEM) berfungsi untuk menunjukkan pola hubungan
antar variabel yang akan diteliti. Dalam SEM
pola hubungan antar varaibel akan diisi dengan variabel yang diobservasi, variabel laten dan
indikator.
Data penelitian dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 60 WUS sebagai
responden yang memenuhi kriteria untuk
menjawab pertanyaan. Penyajian hasil
penelitian disusun berdasarkan sistematika yang dimulai dari gambaran analisis univariat
yang bertujuan untuk melihat distribusi
frekuensi variabel dependen dan independen.
4
Sedangkan analisa bivariat untuk melihat pengaruh antara variabel eksogen dengan
variabel endogen. Kemudian diakhir penelitian
ini diberikan gambaran análisis SEM. SEM
untuk menjelaskan hubungan yang komplek dari beberapa variabel yang diuji dalam
penelitian ini.
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan
(1) Inner Model yang spesifikasinya hubungan
antara variabel laten (structural model), diukur dengan menggunakan Q-square predictive
relevance dengan rumus Q 2 = 1-(1-R 1 2 ) (1-
R p 2 ). (2) Outer Model yang
menspesifikasikan hubungan antara variabel laten dengan indikatornya satau
variabel manifestnya (measurement model),
diukur dengan melihat convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity
dengan nilai loading 0,5 dianggap cukup, untuk
jumlah indikator dari variabel laten berkisar 3 sampai 7, sedangkan discriminant validity
direkomendasikan nilai Average Variance
Extracted (AVE) lebih besar dari 0,5 dan juga
dengan melihat. Nilai cronbach’s alpha sebagian besar memiliki nilai lebih besar dari
0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa konstruk
memiliki reliabilitas yang baik . Data penelitian disajikan dalam bentuk
penyajian komposisi dan frekuensi dari sampel.
Data yang disajikan pada awal hasil analisa
adalah berupa gambaran atau deskripsi mengenai sampel, dimana penjelasan disertai
ringkasan dari deskripsi yang utama. Hal ini
dilakukan untuk membantu pembaca lebih mengenal karakteristik dari responden dimana
data penelitian tersebut diperoleh analisa.
Hasil Sebanyak 60 responden yang diteliti
paling banyak berusia 15-30 tahun yaitu sebanyak 46 orang (76,6%). Sementara yang
berusia >30-49 tahun sebanyak 14 orang
(23,3%). Kemudian untuk pendidikan SD sebanyak 29 orang sebanyak (48,3%),
pendidikan SMP sebanyak 19 orang sebanyak
(31,7%), pendidikan SMA sebanyak 7 orang
sebanyak (11,7%), pendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 5 orang sebanyak (8,3%).
Untuk tingkat pekerjaan responden sebagian
besar responden Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu
44 orang (73,3%) sedangkan karyawan swasta sebanyak 12 orang sebesar
(20%) dan responden yang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebanyak 4 orang (6,7%).
Gambar 1, menerangkan bahwa semua
variabel bersifat refleksif, dimana indikator
merupakan representasi dari masing-masing
variabel, hal ini tercermin dari arah panah yang
terbentuk. Untuk variabel peran tenaga
kesehatan indikatornya advokasi, fasilitator
dan konselor. Untuk indikator dari variabel
dukungan suami adalah emosional,
instrumental, informasional. Gambar 1
menunjukkan semua indikator memiliki
loading factor > 0.5, artinya semua indikator
merupakan indikator yang valid untuk
mengukur kosntruknya, dengan demikian
semua indikator atas variabel laten lolos uji
validitas. Standar suatu variabel teruji Reliabel
adalah nilai, Composite Reliability harus
diatas uji > 0,7. Terlihat bahwa composite
reliability masing-masing konstruk sudah lebih
dari 0,70, artinta semua konstruk penelitian
sudah reliabel. untuk nilai AVE untuk semua
konstrak lebih besar dari 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa evaluasi pengukuran
model memiliki diskriminan validity yang
baik atau valid dalam mengukur konstruk.
Nilai Cronbach’s Alpha sebagian
besar memiliki nilai lebih besar dari 0,7
sehingga dapat dikatakan bahwa konstruk
memiliki reliabilitas yang baik. Nilai LV
Correlation peran tenaga kesehatan terhadap
perilaku unmet need KB pada WUS adalah
0,852 dukungan suami terhadap terhadap
perilaku unmet need KB pada WUS adalah
0,761, pengetahuan terhadap terhadap perilaku
unmet need KB pada WUS adalah -0,83,
persepsi terhadap terhadap perilaku unmet
need KB pada WUS adalah 0,875, keyakinan
terhadap terhadap perilaku unmet need KB
pada WUS adalah 0,858 dan sikap terhadap
terhadap perilaku unmet need KB pada WUS
adalah 0.182.
5
Hasil pemodelan pada inner
model ini dapat dilihat pada gambar 2 yang
diolah dengan menggunakan software
smartPLS dengan melakukan bootstrapping
Gambar 2 dapat dilihat nilai T-Statistik
semua jalur sudah memenuhi angka signifikan
pada CI 95% > (1,96), apabila nilai t statistik
lebih besar dari nilai α = 0,05 (1,96), maka
konstruk laten tersebut signifikan terhadap
konstruknya. Inner Model merupakan model
struktural yang dapat dievaluasi dengan melihat
Nilai R Square, Uji Hipotesis T- Statistik,
Pengaruh variabel langsung dan tidak langsung
dan Predictive Relavance (Nilai Q Square).
Berdasarkan output smartPLS nilai R square
dari perilaku unmet need KB pada WUS
sebesar 0,850, artinya bahwa peran tenaga
kesehatan, dukungan suami, pengetahuan,
persepsi, keyakinan dan sikap mempengaruhi
perilaku unmet need KB pada WUS sebesar
85%.
Hasil evaluasi inner model
menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan
berpengaruhi negatif dan signifikan terhadap
perilaku unmet need KB pada WUS, hasil
inimenunjukkan ada pengaruh -0,349,
sedangkan nilai T-Statistiknya sebesar 15,00.
Dukungan suami berpengaruhi negatif
dan signifikan terhadap perilaku unmet need
KB pada WUS, hasil ini menunjukkan ada
pengaruh negatif 0,158, sedangkan nilai T-
Statistiknya sebesar 7,21. Pengetahuan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
perilaku unmet need KB pada WUS, hasil ini
menunjukkan ada pengaruh negatif -0,07,
sedangkan nilai T- Statistiknya sebesar 2,367.
Persepsi berpengaruhi negatif dan signifikan
terhadap perilaku unmet need KB pada WUS,
hasil ini menunjukkan ada pengaruh negatif -
0,166, sedangkan nilai T-Statistiknya sebesar
4,477. Keyakinan berpengaruhi negatif dan
signifikan terhadap perilaku unmet need KB
pada WUS, hasil ini menunjukkan ada
pengaruh negatif - 0,0734, sedangkan nilai T-
Statistiknya sebesar 42,556. Dan sikap
berpengaruhi negatif dan signifikan terhadap
perilaku unmet need KB pada WUS, hasil ini
menunjukkan ada pengaruh negatif -0,182,
sedangkan nilai T- Statistiknya sebesar 3,994.
Nilai dari masing-masing pengaruh
langsung variabel laten independen tersebut
apabila secara bersama-sama menunjukkan
kesesuaian dengan nilai R-Square atau dengan
kata lain hal ini menyatakan bahwa variabel
peran tenaga kesehatan, dukungan suami,
pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap
mampu menjelaskan variabel perilaku unmet
need KB sebesar
(29,79+12,06+6,35+14,61+6,30+15,93)=85%.
Sedangkan pengaruh tidak langsung dari
variabel peran tenaga kesehatan, dukungan
suami, pengetahuan, persepsi, keyakinan, sikap
mampu menjelaskan variabel perilaku unmet
need KB sebesar
6
(0,33+0,09+0,09+0,03+0,004)=0,5%.Hasil
perhitungan nilai predictive relevance (Q-
Square) adalah 99,5%, hal ini dapat
disimpulkan bahwa model mampu menjelaskan
variabilitas data sebesar 99,5% sedangkan 0,5%
nya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
Pembahasan
Pengaruh Langsung antara Peran
Tenaga Kesehatan terhadap Perilaku
Unmet Need KB pada WUS.
Hasil pengujian Peran Tenaga
Kesehatan berpengaruh positif terhadap
perilaku unmet need, hasil uji menunjukkan ada pengaruh negatif 0.349545, sedangkan
nilai T-Statistik sebesar 15.004329 dan
signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
bahwa perilaku tenaga kesehatan
mempengaruhi perilaku. Menurut teori Lawrence Green didalam Notoatmodjo yang
menyatakan bahwa yang menyebabkan
seseorang untuk berperilaku berasal dari sikap atau peran petugas kesehatan. Dukungan
petugas kesehatan sebagai salah satu faktor
reinforcing dapat memperkuat terjadinya
perilaku seseorang. Peneliti menganalisis bahwa peran
tenaga kesehatan pengaruh paling besar
diantara variabel yang lainnya yaitu (29%), dan indikator terbesar berdasarkan faktor
loadingnya yaitu indikator konselor sebesar
0,881. Peran petugas kesehatan yang aktif khususnya bidan dalam memberikan informasi
komunikasi dan edukasi secara kontunitas dan
mengajak suami untuk turut serta berperan
aktif dalam memotivasi ibu dalam pemilihan
penggunaan KB dan pentingnya menggunakan
KB.
Pengaruh Langsung antara
Dukungan Suami terhadap Perilaku
Unmet Need KB pada WUS Hasil pengujian dukungan suami
berpengaruh positif terhadap perilaku unmet
need, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif -0.158583, sedangkan nilai T-Statistik
sebesar 7.218683 dan signifikan pada α=5%,
nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
bahwa dukungan suami mempengaruhi
perilaku. Menurut teori Lawrence Green
didalam Notoatmodjo yang manyatakan bahwa
yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku berasal dari sikap atau peran
petugas kesehatan. Dan support system
(dukungan suami) sebagai salah satu faktor reinforcing dapat memperkuat terjadinya
perilaku seseorang.
Peneliti menganalisis bahwa dukungan
yang diberikan suami terhadap istri, seperti pada saat pengambilan keputusan
menggunakan KB, pemberian informasi,
pemberian motivasi dan mengantarkan ketempat pelayanan kesehatan. Sebelum
menggunakan KB terdapat inform concent
7
terhadap suami yang menyatakan persetujuan untuk menggunakan KB tersebut, baru
dipasang alat/obat yang berfungsi untuk
menunda kehamilan. Jadi semakin suami
mendukung menggunakan KB maka semakin meningkatkan pelayanan KB sehingga perilaku
unmet need KB semakin menurun di Wilayah
Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Langsung antara Keyakinan
terhadap Perilaku Unmet Need KB pada
WUS
Hasil pengujian keyakinan
berpengaruh negatif terhadap perilaku unmet
need, hasil uji menunjukkan ada pengaruh negatif -0.073434, sedangkan nilai T-Statistik
sebesar 2.556100 dan signifikan pada α=5%,
nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai
kritis (1,96). Menurut teori Lawrence Green
didalam Notoatmodjo yang manyatakan bahwa
yang menyebabkan seseorang untuk berperilaku berasal dari pengetahuan, persepsi,
nilai, keyakinan dan sikap sebagai salah satu
faktor predisposisi dapat memperkuat terjadinya perilaku seseorang.
Peneliti berasumsi bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori
sebelumnya. Terdapat pengaruh antara keyakinan dengan perilaku unmet need. WUS
yang memahami kontrasepsi dan mengerti
tujuan dan fungsi kontrasepsi akan sangat yakin untuk menggunakan kontrasepsi untuk
mengatur jarak kehamilan atau menghentikkan
kehamilan seusai rencana mereka sehingga
tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan. Keyakinan merupakan salah satu
acuan seseorang menentukkan setiap individu.
Keyakinan yang kuat yang dimiliki WUS menimbulkan meningkatnya penggunaan KB
dan menurunkan angka unmet need KB
diwilayah Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Langsung antara Sikap
terhadap Perilaku Unmet Need KB
pada WUS Hasil pengujian sikap berpengaruh
negatif terhadap perilaku unmet need, hasil uji
menunjukkan ada pengaruh negatif -0.18234,
sedangkan nilai T-Statistik sebesar 3.994129 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Titik Lestari mengatakan bahwa sikap
merupakan bentuk respon evaluasi atau reaksi perasaan seseorang untuk mendukung atau
memilih (Favorable) ataupun tidak mendukung
(Unfavorable). Pasangan suami istri yang
mempunyai sikap positif terhadap penggunaan KB, cenderung akan menggunakan kontrasepsi,
namun yang bersikap negative cenderung
mengurungkan niatnya untuk tidak menggunakan KB.
Peneliti berasumsi bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara sikap
dengan perilaku unmet need. Sikap
menunjukkan tingkah laku yang akan dilakukan
setiap individu. Sikap untuk menggunakan kontrasepsi atau dikarenakan cukupnya
informasi dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga menimbulkan sikap berkorelasi positif dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Sikap positif cenderung diikuti oleh tindakan
yang mencerminkan sikap tersebut. sikap positif merupakan kesediaan seseorang untuk
bertindak sesuai dengan penilaiannya terhadap
konsep KB. Semakin baik sikap seseorang
terhadap KB, maka dapat diperkirakan bahwa sikap dalam partisipasinya akan tinggi. Sikap
positif menimbulkan meningkatnya
penggunaan KB dan menurunkan angka unmet need KB diwilayah kerja Puskesmas
Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara Peran
Tenaga Kesehatan terhadap Dukungan
Suami Mengenai Unmet Need KB Pada
WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan berpengaruh positif terhadap dukungan suami,
hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif
0.636901, sedangkan nilai T- Statistik sebesar 30.436932 dan signifikan pada α=5%, nilai T-
Statistik tersebut berada di atas nilai kritis
(1,96). Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Oktaliona
yang menyatakan bahwa peran tenaga
kesehatan mempengaruhi dukungan suami.Petugas kesehatan harus memberikan
konseling dan penyuluhan secara
berkesinambungan. Untuk itu, petugas kesehatan harus memiliki keterampilan dalam
konseling, baik dalam hal berkomunikasi,
pengetahuan tentang pemberian ASI secara medis/teknis, sosial budaya dan agama, serta
memahami program yang dilakukan
8
pemerintah dan masyarakat. Pekerjaan suami juga menjadi pendorong dalam pemberian
penyuluhan dan konseling, dimana kesibukan
suami dalam mencari nafkah menjadi salah satu
hambatan untuk lebih terlibat dalam keluarga. Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara peran tenaga kesehatan terhadap
dukungan suami mengenai unmet need KB
pada WUS. Peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh terhadap dukungan suami karna
kurangnya konseling yang diberikan tenaga
kesehatan terhadap suami. Pelayanan KB tidak
akan berjalan lancar jika tidak didukung oleh suami, pentingnya peran suami dalam
mengambil keputusan untuk menggunakan KB
serta dalam dukungan instrumental, sehingga peran tenaga kesehatan berperan untuk
memberikan konseling dan penyuluhan secara
kontunitas dan secara berulang pada suami untuk menambah informasi suami sehingga
memudahkan untuk pemilihan kontrasepsi dan
keputusan untuk berkotrasepsi. Dan keputusan
suami sangat berperan penting terhadap penggunaan KB dan pemilihan KB, tanpa ada
keputusan suami, KB pun tidak dapat berjalan.
Dengan begitu, dapat menurunkan angka unmet need KB karena bertambahnya partisipasi KB
pada WUS sehingga dapat meningkatkan
penggunaan KB serta meningkatkan pelayanan
KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara Peran
Tenaga Kesehatan terhadap
Pengetahuan Mengenai Unmet Need KB
Pada WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan
berpengaruh positif terhadap pengetahuan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif
0.572197, sedangkan nilai T- Statistik sebesar
27.448907 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis
(1,96).
Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Linadi yang menyatakan bahwa pemberian informasi
ataupun pengetahuan dapat dilakukan oleh
tenaga–tenaga kesehatan di masing-masing tempat pelayanan kesehatan. kurang aktifnya
peran petugas kesehatan dalam konseling dan
penyuluhan sehingga membuat kurang baiknya perilaku.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan
hasil penelitian dengan teori sebelumnya.
Terdapat pengaruh antara peran tenaga
kesehatan terhadap pengetahuan mengenai unmet need KB pada WUS. Pengetahuan
sangat berpengaruh terhadap peran tenaga
kesehatan, aktifnya peran tenaga kesehatan dimasyarakat sehingga meningkatkan
pengetahuan WUS terhadap pelayanan KB
sehingga WUS lebih memilih menggunakan KB sehingga menurunkan angka unmet need
KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara Peran
Tenaga Kesehatan terhadap Persepsi
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan
berpengaruh positif terhadap persepsi, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif 0.260154,
sedangkan nilai T-Statistik sebesar 12.875953
dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96). Berdasarkan penelitian sebelumnya
Meiyana menyatakan bahwa peran tenaga
kesehatan mempengaruhi persepsi seseorang. Tingkat pengetahuan responden akan
menentukan persepsi, sikap dan tindakannya
dalam menghadapi masalah, khususnya masalah kesehatan. Ibu yang sering mengikuti
penyuluhan maka banyak pengetahuan akan
semakin mudah menyerap informasi tentang
kesehatan sehingga dapat menimbulkan respon positif terhadap informasi yang diperoleh dan
berpersepsi positif dan diharapkan mampu
menerapkan informasi yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara peran tenaga kesehatan terhadap persepsi
mengenai unmet need KB pada WUS. Dimana
semakin sering ibu mengikuti penyuluhan, konseling maupun ikut pelayanan yang
disediakan pemerintah maka semakin
meningkat pengetahuan WUS sehingga menimbulkan pandangan pemikiran ibu secara
positif dan semakin banyak yang mengikuti
pelayanan KB sehingga menurunkan angka
unmet need KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cmandala.
9
Pengaruh Tidak Langsung antara Peran
Tenaga Kesehatan terhadap Keyakinan
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS
Hasil pengujian peran tenaga
kesehatan berpengaruh positif terhadap keyakinan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh
positif 0.123019, sedangkan nilai T- Statistik
sebesar 4.949975 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai
kritis (1,96).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah diteliti oleh Meiyana menyatakan
bahwa pada umumnya seseorang mencari
persetujuan dan dukungan dari kelompok sosialnya (tenaga kesehatan, teman, tetangga
atau rekan kerja) dan persetujuan serta
dukungan yang diberikan akan mempengaruhikeyakinan terhadap individu.
Dengan seperti itu membuat individu semakin
yakin untuk bertindak dan berperilaku.
Menurut asumsi peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara peran tenaga kesehatan terhadap keyakinan mengenai unmet need KB pada
WUS. Peran tenaga kesehatan mempengaruhi
keyakinan WUS. Puskesmas Cimandala, tenaga kesehatan tidak hanya memberikan
penyuluhan dan memberikan konseling kepada
ibu, tetapi juga memberikan edukasi terhadap
ibu dan memberikan informasi yang akurat serta yang ter up todate sehingga meyakinkan
ibu untuk menggunakan KB dan menurunkan
angka unmet need KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara Peran
Tenaga Kesehatan terhadap Sikap
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian peran tenaga kesehatan
berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji
menunjukkan ada pengaruh positif 0.060569, sedangkan nilai T-Statistik sebesar 3.310895
dan signifikan pada α=5%, nilai T- Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meiyana
mengatakan bahwa peran petugas kesehatan
mempengaruhi sikap. Peran petugas kesehatan berperan dalam pemberian informasi melalui
penyuluhan dan konseling. Dan dipercaya
nasehatnya untuk kesehatan adalah petugas
kesehatan. Jadi, petugas kesehatan memegang peranan kunci dalam hal ini. Peran petugas
kesehatan dapat mempengaruhi sikap ibu dalam
menjaga kesehatan, dan dapat merubah perilaku
ibu menjadi lebih baik. Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara peran tenaga kesehatan terhadap sikap
mengenai unmet need KB pada WUS. Dimana
peran petugas kesehatan sangat penting dalam mengubah sikap WUS terhadap unmet need
KB, semakin meningkat pengetahuan WUS
semakin positif respon WUS dan semakin sadar
pentingnya KB. Sehingga semakin banyak yang
menggunakan KB,dan menurunkan angka
unmet need KB di Wilayah Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Dukungan Suami terhadap Pengetahuan
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS
Hasil pengujian dukungan suami
berpengaruh positif terhadap pengetahuan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif
0.332738, sedangkan nilai T-Statistik sebesar
12.624367 dan signifikan pada α=5%, nilai T-
Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya menurut Budiman yang menyatakan bahwa lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan, secara fisik secara biologis maupun
secara sosial (suami, teman sebaya, orang tua). Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan kedalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu. Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara dukungan suami terhadap pengetahuan mengenai unmet need KB pada WUS. Jadi
dukungan suami mempengaruhi pengetahuan
dimana salah satu masuknya pengetahuan dari lingkungan terdekat yaitu
suami. Banyak suami di Indonesia kurang
mendapatkan informasi tentang alat kontrasepsi. Ada beberapa anggapan atau isu
yang terjadi di masyarakat diantaranya
10
ketidaknyamanan saat berhubungan, dirasakan mengganggu atau menyebabkan rasa tidak
enak, cara pemasangan yang dianggap tabu.
Sehingga hal ini menyebabkan rendahnya
dukungan dari suami dalam pemilihan alat kontrasepsi. Suami sebagai kepala rumah
tangga dapat berperan dalam pengambilan
keputusan inti dalam ber-KB. Bentuk peran serta tersebut dapat berupa pemberian ijin dan
dukungan serta perhatian terhadap KB. Faktor
ini menyebabkan pelayanan KB turun dari tahun ke tahun, dikarenakan suami memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai KB yang
berarti menunjukkan bahwa suami ikut
menyarankan ibu untuk tidak menggunakan KB, sehingga meningkatkan penggunaan KB
dan meningkatkan unmet need KB di wilayah
kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Dukungan Suami terhadap Persepsi
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian dukungan suami
berpengaruh positif terhadap persepsi, hasil uji
menunjukkan ada pengaruh positif 0.159571, sedangkan nilai T-Statistik sebesar 9.366747
dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Menurut teori Speroff, L yang menyatakan bahwa dukungan suami adalah
salah satu bentuk interaksi yang didalamnya
terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata yang
dilakukan oleh suami terhadap istrinya.
Dukungan sosial (suami, teman sebaya,
keluarga) diperoleh orang terdekat melalui persepsi. Adapun persepsi dukungan sosial
adalah proses penilaian dan pemaknaan
terhadap perhatian, kasih sayang, dan penghargaan yang diterima individu dari
individu lain.
Menurut asumsi peneliti berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara dukungan suami terhadap persepsi
mengenai unmet need KB pada WUS. Suami merupakan orang terdekat dalam rumah tangga,
perlakuan suami akan mempengaruhi perilaku
istri. Di dalam dukungan suami terdapat berbagai bagian dukungan salah satunya adalah
seperti dukungan informasional dimana ibu
merasa didukung persepsinya dan dihargai untuk menggunakan menggunakan KB
sehingga menyebabkan meningkatkan
penggunaan KB dan dapat menurunkan angka unmet need KB di Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Dukungan Suami terhadap Keyakinan
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS
Hasil pengujian dukungan suami
berpengaruh positif terhadap pengetahuan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif
0.192523, sedangkan nilai T-Statistik sebesar
8.264841 dan signifikan pada α=5%, nilai T-
Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Menurut Bandura di dalam teori
Komaruddin Hidayat yang menyatakan bahwa faktor lain yang dapat mempengaruhi self
efficacy individu adalah intensif yang
diperolehnya. Bandura menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan self
efficacy adalah competent continges incentive,
yaitu intensif yang diberikan orang lain(suami,
orang tua, teman sebaya, teman kerja) yang merefleksikan keberhasilan seseorang.
Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara dukungan suami terhadap keyakinan
mengenai unmet need KB pada WUS. Meningkatnya dukungan suami dan partisipasi
suami dalam pelayanan KB sehingga
bertambahnya peminatan pelayanan KB di
wilayah kerja Puskesmas Cimandala yang dapat menurunkan angka unmet need KB di
Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Dukungan Suami terhadap Sikap
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian dukungan suami
berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif 0.2393,
sedangkan nilai T-Statistik sebesar 12.811795
dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Menurut teori yang disampaikan oleh
Titik Lestari mengatakan bahwa orang lain
yang berada disekitar kita merupakan salah satu bagian dari sosial yang ikut mempengaruhi
sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang telah kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku
dan persepsi kita seseorang yang tidak ingin
mengecewakan atau seseorang yang berarti
11
khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi membentuknya terhadap sesuatu. Diantara
orang yang biasanya dianggap penting bagi
individu adalah orang tua atapun orang yang
berstatus sosialnya lebihtinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh
keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara dukungan suami terhadap sikap
mengenai unmet need KB pada WUS. Kuatnya
faktor kekerabatan sosial masyarakat dimana pengaruh orang lain seperti keluarga, orang tua,
suami, teman sebaya yang menyebabkan
menurunkan angka unmet need. Karena penggunaan KB didukung oleh suami sehingga
ibu memilih bersikap untuk menggunakan KB
karena faktor pengaruh dari suami yang mendukung istrinya untuk ber KB.
Sehingga dapat meningkatkan pelayanan KB
yang tersedia di Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Pengetahuan terhadap Persepsi
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS
Hasil pengujian Pengetahuan berpengaruh positif terhadap persepsi, hasil uji
menunjukkan ada pengaruh positif 0.593085,
sedangkan nilai T-Statistik sebesar 31.559877 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Menurut teori Rismalinda menyatakan
bahwa pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki setiap orang merupakan faktor yang
sangat berperan dalam menginterpretasikan
stimulus kita yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang pernah kita pelajari
akan menyebabkan terjadinya perbedaan
interpretasi. Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara pengetahuan terhadap persepsi mengenai unmet need KB pada WUS. Semakin tinggi
pengetahuan seseorang, maka ia akan mudah
menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.Ibu
yang berpengetahuan tinggi maka akan
semakin mudah menyerap informasi tentang kesehatan sehingga dapat menimbulkan respon
positif terhadap informasi yang diperoleh dan
diharapkan mampu menerapkan informasi yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari- hari,
termasuk menerapkan informasi. Pengetahuan
yang cukup yang dimiliki WUS di Wilayah
Kerja Puskesmas Cimandala sehingga menimbulkan persepsi yang positif dan berfikir
pentingnya menggunakan KB sehingga
meningkatkan penggunaan KB dan menurunkan angka unmet need KB di Wilayah
Kerja Puskesmas Cimandala.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Pengetahuan terhadap Keyakinan
Mengenai Unmet Need KB Pada WUS
Hasil pengujian Pengetahuan
berpengaruh positif terhadap keyakinan hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif
0.255811, sedangkan nilai T-Statistik sebesar
11.045429 dan signifikan pada α=5%, nilai T- Statistik tersebut berada di atas nilai kritis
(1,96).
Menurut teori Jess Feist mengatakan
bahwa individu yang memiliki self efficacy tinggi, jika ia memperoleh informasi positif
mengenai dirinya, sementara individu akan
memiliki self efficacy yang rendah, jika ia memperoleh informasi negatif mengenai
dirinya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy adalah budaya,
gender, sifat dari tugas yang dihadapi, intensif
eksternal, status dan peran individu dalam
lingkungan, serta pengetahuan dan kemampuan dirinya.
Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara pengetahuan terhadap keyakinan
mengenai unmet need KB pada WUS. Semakin
meningkatnya pengetahuan WUS maka semakin yakin atas tindakan yang akan
dilakukan. Aktifnya WUS mengikuti
penyuluhan dan aktifnya untuk berkonsultasi dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan
sehingga semakin yakin dalam penggunaan KB
karena banyak pengetahuan dan wawasan yang dimiliki.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Pengetahuan terhadap Sikap Mengenai
Unmet Need KB Pada WUS
Hasil pengujian Pengetahuan
berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji
menunjukkan ada pengaruh positif 0.229454,
12
sedangkan nilai T-Statistik sebesar 9.069981 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Menurut teori Titik Lestari yang
mengatakan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang dominan dalam pembentukkan
sikap dan keyakinan seseorang. Pengetahuan
membawa informasi yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan persepsi seseorang. Pesan-
pesan sugesti yang dibawa oleh informasi
tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara pengetahuan terhadap sikap mengenai
unmet need KB pada WUS. WUS di Wilayah kerja Puskesmas Cimandala sangat aktif dan
antusias dalam penyuluhan dan menerima
untuk diberikan informasi-informasi tentang pelayanan KB sehingga dapat mempengaruhi
sikapnya dan memilih menggunakan KB.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Persepsi terhadap Keyakinan Mengenai
Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian persepsi berpengaruh
positif terhadap keyakinan, hasil uji menunjukkan ada pengaruh positif 0.43357,
sedangkan nilai T-Statistik sebesar 11.395266
dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
diteliti oleh Kusnandi yang menyatakan bahwa
dengan memahami berbagai pengaruh faktor- faktor yang dipersepsikan individu
mempengaruhi keyakinan (belief). Apabila
individu banyak pengetahuannya maka menghasilkan respon dan interpretasi yang
positif maka akan semakin yakin setiap
individu akan bertindak. Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara persepsi terhadap keyakinan mengenai unmet need KB pada WUS.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Persepsi terhadap Sikap Mengenai
Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian persepsi berpengaruh
positif terhadap sikap, hasil uji menunjukkan
ada pengaruh positif 0.356333, sedangkan nilai
T-Statistik sebesar 10.381330 dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik tersebut berada di
atas nilai kritis (1,96).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
diteliti oleh Kusnandi yang menyatakan bahwa sikap menurut berbagai penelitian terdahulu
dipengaruhi oleh persepsi yang berkembang.
Jika respon positif maka akan merubah bersikap positif, persepsi terhadap sikap dikarenakan
dalam menginterpretasikan
stimulus yang diperoleh secara berulang dan sangat kuat sehingga merubah pola pikir
individu dan merubah sikap.
Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh
antara persepsi terhadap sikap mengenai unmet
need KB pada WUS.
Pengaruh Tidak Langsung antara
Keyakinan terhadap Sikap Mengenai
Unmet Need KB Pada WUS Hasil pengujian keyakinan
berpengaruh positif terhadap sikap, hasil uji
menunjukkan ada pengaruh positif 0.134959, sedangkan nilai T-Statistik sebesar 4.464960
dan signifikan pada α=5%, nilai T-Statistik
tersebut berada di atas nilai kritis (1,96).
Menurut teori yang dikatakan oleh Titik Lestari menyatakan bahwa pengaruh
dalam pembentukkan keyakinan terhadap sikap
seseorang adalah keyakinan yang dimiliki seseorang dengan landasan pengetahuan
yangbaik akan memberi dasar afektif dalam
menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah
sikap tertentu. Menurut asumsi peneliti berpendapat
bahwa tidak terdapat perbedaan hasil penelitian
dengan teori sebelumnya. Terdapat pengaruh antara keyakinan erhadap sikap mengenai
unmet need KB pada WUS.
Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pengaruh peran faktor dominan tenaga kesehatan atau pengaruh terbesar yang
mempengaruhi perilaku unmet need KB pada
WUS di wilayah kerja Puskesmas Cimandala Tahun 2019. Peran tenaga tenaga kesehatan
diharapkan dapat memberikan konseling
ataupun pendidikan kesehatan tentang
pelayanan KB secara lebih merata, mengingat pelayanan KB sebagai langkah awal
mengurangi angka perilaku unmet need KB.
13
Diharapkan masyarakat khususnya WUS di Wilayah Pusekmas Cimandala, diharapkan
meningkatkan pengetahuannya tentang KB
dengan cara mencari informasi atau bertanya
kepada petugas kesehatan, media elektronik maupun media cetak, dan juga berpartisipasi
dalam upaya penggunaan KB. Mengikuti
kegiatan penyuluhan dan sosialisasi pelayanan KB dengan cara melakukan penggunaan KB
dan mengajak teman atau keluarga.
Daftar Pustaka RAN Pelayanan KB. Rencana Aksi Nasional
Pelayanan Keluarga Berencana.
Jakarta;2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta;
2017.
Buletin Jendela Data dan Informasi. Buletin Jendela Data dan Informasi, Jurnal
Populasi. Jakarta; 2013.
Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta; 2017.
Hair F, J., dkk. A Primer On Partial Least
Square Structural Equation Modelling
(PLS- SEM). America:SAGE Publications
Inc; 2014.
Notoatmodjo. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Cetakan Ketiga. Diedit oleh
Soekidjo Notoatmodjo. Jakarta: PT
Rineka Cipta; 2018.
Titik Lestari. Kumpulan Teori Untuk Kajian
Pustaka Penelitian Kesehatan. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.
Oktalina, O., Muniroh, L. dan Adiningsih, S.
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Anggota Kelompok Pendukung Asi
( Kp-Asi). Media Gizi Indonesia; 2015.
Linadi, K. E. Dukungan Suami Mendorong
Keikutsertaan Pap Smear Pasangan Usia Subur Di Perumahan Pucang
Gading Semarang Husband’s Suport to
Encourage Pap Smear Participation of Fertile Couples in Pucang Gading
Residence Semarang; 2016.
Meiyana Dianning Rahmawati . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI;
2015.
Budiman. Kapita Selekta Kuesioner. Diedit oleh Aklia Suslia. Jakarta: Salemba
Medika; 2013.
Speroff, L. Page Female infertility. Diedit oleh
L. W. & Wilkins. USA; 2010. Komaruddin Hidayat. Psikologis Sosial. Diedit
oleh O. M. Dwiasri. Jakarta: Erlangga;
2016. Titik Lestari. Kumpulan Teori Untuk Kajian
Pustaka Penelitian Kesehatan. Cetakan
Pertama.Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.
Rismalinda. Psikologi Kesehatan. Edisi
Pertama. Diedit oleh A. M. Jakarta:
Trans Info Media; 2016. Jess Feist. Teori Kepribadian Theories Of
Personality. Jakarta : Salemba
Humanika;2013