PENGARUH ELEMEN PENANDA PADA PENGENALAN IDENTITAS TAMAN JEPANG · Contoh peniruan gaya ini terlihat...
Transcript of PENGARUH ELEMEN PENANDA PADA PENGENALAN IDENTITAS TAMAN JEPANG · Contoh peniruan gaya ini terlihat...
PENGARUH ELEMEN PENANDA PADA PENGENALANIDENTITAS TAMAN JEPANG
Studi Eksperimen terhadap Pengenalan Identitas Taman Jepangoleh Pengamat dari Indonesia
Taman Jepang merupakan salah satukekayaan budaya Jepang yang telah dikenaldi berbagai Negara, termasuk Indonesia.Keberadaan taman Jepang di negara-negaraseperti Amerika Serikat, Kanada danberbagai negara Eropa menunjukkan gayataman Jepang dapat diterima sebagaialternatif desain bagi masyarakat di luarJepang. Keberadaan taman Jepang diAmerika, Kanada dan Eropa sebagianmerupakan hadiah dari pemerintah Jepangkepada masyarakat di belahan benuatersebut. Hadiah ini dimaksudkan untukmemperkenalkan budaya Jepang kepadamasyarakat dunia sehingga taman-taman iniberbentuk ruang publik yang dapat di aksesoleh seluruh lapisan masyarakat.
M a s y a r a k a t I n d o n e s i a j u g amenggemari gaya desain taman Jepang
Japanese garden is one of the finest gardens in the world. Its beauty has been recognizedin many countries outside Japan. Although it is difficult to be created in tropical climate such as inIndonesia, many Indonesian would like to have Japanese garden in their home. This Researchinvestigated the possibility to create Japanese garden with less element in tropical environmentwithout losing its identity. Two initial exploration studies were conducted in Kyoto and Indonesia.Fourteen traditional gardens were chosen to be explored in the first exploration study. Its aimwas to understand material and composition variation of each element in the original setting.The second one was carried out in Indonesia to find out the image of Japanese garden in theexpert's point of view. The findings of these studies were used to design ten series of pictures.Each picture contained one element of the garden which can be rated in semantic differentialscale from weak to strong by 120 respondents. Lantern, gate, trees, stone and water basin wererated as strong element whilst fence, pond, waterfall, stone path and bridge were rated as weakelements. Five strong elements were grouped into one garden composition as well as the weakones. The garden composition picture was presented to 200 respondents in two separategroups. Each group consists of 100 respondents with one stimulus picture only. A t-test wasused to analyze the mean difference of two groups. The result shows a significant difference inrespondent's ability to recognize Japanese garden identity between group with strong gardenelements and with the weak ones.
Japanese garden, garden elements, IdentityKeywords:
untuk taman halaman rumah maupun didalam rumah. Hal ini terlihat dari munculnyaelemen-elemen taman Jepang dalamkomposisi taman bergaya tropis. Elementaman Jepang yang sering diterapkan dalamdesain taman di Indonesia adalah pemakaiankomposisi batu, bentuk semak-semakbundar, jembatan mini, lentera dan jalansetapak. Pemakaian elemen-elemen tersebutmenunjukkan bahwa desain taman bergayaJepang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Keterkaitan antara iklim empat musimdengan desain taman membuat tamanJepang sulit untuk dikembangkan di daerah
17| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702Pengaruh Elemen Penanda pada Pengenalan
Identitas Taman Jepang | hal 17 - 29
Artbanu Wishnu Aji*Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
*Korespondensi penulis dialamatkan ke Program StudiDesain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut SeniIndonesia Yogyakarta, Tel/Fax: +62 274 417219
e-mail: [email protected]
18
tropis seperti Indonesia. Tumbuhan pengisitaman yang biasa dijumpai di taman Jepangseperti Maple Jepang ( ) tidakmungkin berubah warna menjadi merah diiklim tropis. Warna merah daun Maple Jepangtelah menjadi ciri khas taman Jepang dimusim gugur dan menjadi daya tariktersendiri bagi pengamatnya.
Atsmosfer taman Jepang yangberubah setiap musim juga tidak dapatditerapkan pada iklim tropis Indonesia.Keterbatasan ini membuat desain tamanJepang di daerah tropis hanya terbatas padapeniruan gaya ( ). Peniruan gayataman Jepang telah banyak dilakukan diIndonesia. Contoh peniruan gaya ini terlihatdalam taman-taman di halaman rumah yangbiasanya memakai elemen artifiasial untukmenggantikan material aslinya.
Iklim tropis Indonesia disatu sisimenjadi penghambat bagi penciptaan tamanJepang yang sempurna, akan tetapi disisi laindesain tiruan taman Jepang ini digemari pulaoleh masyarakat Indonesia dan menjadi salahsatu alternatif bagi desain taman di Indonesia.
Taman-taman bergaya campuranJepang dan taman tropis dapat denganmudah dijumpai di sudut-sudut kota besarseperti Jakarta dan Yogyakarta. Seiringdengan giatnya pemerintah kota untukmemperindah lingkungan perkotaan makapembuatan taman menjadi salah satualternatif pemecahannya.
Desain taman Jepang dengan nilaiestetikanya yang tinggi dapat pula dijadikanpilihan desain dalam upaya mengisi ruang-ruang kota di Indonesia. Keane (1996)menegaskan bahwa taman Jepang padadasarnya adalah karya seni urban yangmuncu l se i r ing dengan kebutuhanmasyarakat kota untuk memperindahlingkungan disekitar mereka dan mengurangistress di perkotaan.
Permasa lahan yang t imbul d iIndonesia untuk menciptakan taman Jepangadalah langkanya material pendukung danperbedaan iklim kedua negara. Desain tamanJepang yang lengkap dengan semuaelemennya tidak mungkin dilakukan diIndonesia sehingga perlu dilakukan pemilihanelemen yang tersedia dan memiliki identitasyang kuat. Hal ini dimaksudkan untukmengurangi elemen taman namun tetap
Acer Palmatum
Japanesque
mempertahankan identitas taman Jepang.Upaya untuk menciptakan taman
Jepang dengan citra dan identitas Jepangyang mendekati aslinya perlu dilakukan untukmenghindari kombinasi gaya yang merusakkomposisi taman secara keseluruhan.Pen e l i t i an in i d im aksu dkan un tukmengungkapkan beberapa hal yang dapatdirumuskan dalam dua pertanyaan penelitian,yaitu elemen-elemen apa sajakah dalamtaman Jepang yang memiliki asosiasi kuatdan lemah terhadap identitas taman Jepangoleh pengamat dari Indonesia dan apakahelemen-elemen kuat dan elemen-elemenlemah memiliki perbedaan signifikan padapengenalan identitas taman Jepang olehpengamat dari Indonesia
P en e l i t i a n in i me mi l i k i d uatujuan,yaitu mengidentifikasi elemen-elementaman Jepang yang memiliki asosiasi kuatdan lemah terhadap identitas taman Jepang ,dan menemukan pengaruh elemen-elementersebut terhadap pengenalan identitastaman Jepang.
Terdapat dua manfaat dari penelitian iniyaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.Manfaat teoritis penelitian ini adalahmenambah pengetahuan teoritis mengenaitaman Jepang khususnya yang berkaitandengan elemen desain dan prisip desain.Sedangkan manfaat praktis dari penelitian iniadalah memberikan pengetahuan bagi parapraktisi yang berkecimpung dalam desainpertamanan dan tentang elemendesain yang berperan dalam pembentukanidentitas taman Jepang. Melalui pengetahuanini desainer akan lebih mudah membuatdesain taman Jepang meskipun tidakmenggunakan seluruh elemennya.
Meskipun secara umum taman Jepangterlihat sama, masing-masing taman memilikipenekanan berbeda. Bring dan Wayamberg(1981 ) mengkategorikan taman Jepangmenjadi tiga kategori yaitu :
dikembangkan padamasa periode Heian dimana para bangsawankekaisaran meniru taman-taman Cina yangmemiliki kolam luas untuk berperahu. Tamanjenis ini merupakan taman untuk menikmatiacara seni dan hiburan seperti pembacaanpuisi, tarian dan perlombaan tradisional. Bring
landscape
Taman surgawi
Jenis Taman Jepang
| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702
19
dan Wayamberg (1981) menjelaskan bahwataman surgawi merupakan fase pertama dariperkembangan taman Jepang yang biaanyadibangun di bagian selatan rumah-rumahbangsawan. Rumah bangsawan in iberbentuk U dengan dua koridor yangmengapit halaman belakang. Ujung-ujungkoridor tersebut dibangun pavilion yangberfungsi sebagai tempat untuk menikmatipertunjukan seni.
merupakan fase kedua dariperkembangan taman Jepang. Ciri utamataman ini adalah pemakaian elemen-elemenpasir, batu dan sedikit tanaman ( Bring danWayamberg, 1981). Elemen-elemen tersebutmerupakan simbol atau abstraksi dari bentuk-bentuk lansekap seperti gunung, danau danlaut. Taman Zen memiliki komposisisederhana yang dipengaruhi oleh lukisan-lukisan lansekap dinansti Sung.
. Taman teh dalambahasa Jepang disebut sebagaiyang secara harafiah berarti “taman jalansetapak”. Jalan setapak merupakan ciriutama dari taman teh selain dari gubug tehyang biasanya terletak ditengah taman.Gubug ini menurut Pile (1995) merupakantempat untuk menghormati tamu undangan.Interior gubug ini sangat sederhana, didalamnya hanya terdapat tungku dan alasduduk tanpa perabot lainnya.
Keane (1996) menambahkan satukategori jenis taman yang biasanya dibangundi halaman belakang rumah tradisional.Taman ini disebut ( )atau taman halaman. Dibandingkan denganketiga jenis taman diatas memilikikeluasan lebih kecil dan sedikit elemen.
Proses persepsi lingkungan menurutVeitch dan Arkkelin (1995) melibatkan empathal dalam tahapannya, yaitu mendeteksistimulus, mengenali stimulus, membedakanstimulus dan menilai tingkatan stimulus.
Mendeteks i s t imu lus ada lahmengenali kehadiran stimulus disekitar kita,proses ini menurut Veitch dan Arkkelin (1995)merupakan perangkat bagiorganisme. Lewat proses deteksi ini manusiabisa mengetahui perubahan energi seperticahaya, suara atau perubahan kimiawilingkungan. Manusia memiliki ambang
Taman Zen
Taman Jamuan TehRojiniwa
Tsubo Niwa courtyard
Tsubo Niwa
survival
Persepsi Lingkungan
tertentu untuk dapat mendeteksi kehadiranstimulus, sehingga apabila ambang ini terlalurendah atau terlalu tinggi kehadirannya tidakdapat diketahui.
Rapoport (1982) menjelaskan bahwadalam mengamati lingkungannya manusiabertumpu pada penanda-penanda ( )lingkungan untuk bisa mengenali danmemprosesnya dalam otak. Proses ini terbagidalam dua bagian yaitu tahap persepsi bentukformal yang berupa garis,bidang dan warnadan persepsi psikososial yang meliputi tahapinterpertasi serta asosiatif.
Persepsi l ingkungan dengandemikian selalu melibatkan elemenlingkungan tertentu yang dipilih dan diprosesdalam otak untuk. Elemen lingkungan iniberubah menjadi informasi-informasi yangdideteksi, dikenali dibedakan dan dinilai didalam otak sehingga manusia mampumemberikan respon yang sesuai dengankondisi lingkungan tersebut.
cues
Jika berbicara tentang persepsilingkungan maka perlu dibahas pula identitaslingkungan itu sendiri. Menurut Kamus Oxfordident i tas berart i sekumpulan aspekkarakteristik yang memungkinkan sesuatuuntuk dapat dikenali dengan jelas. Identitasjuga memiliki akar kata latin yang berarti“sama”. Identitas lingkungan dengandemik ian dapa t d i a r t i kan sebaga isekumpulan aspek karakteristik dalam satulingkungan yang memungkinkan lingkungantersebut untuk dikenali oleh pengamat.
Ly n c h d a l a m S a n o f f ( 1 9 9 1 )menjelaskan bahwa identitas lingkunganb e rh ub u n g a n d en g a n ke m a m p ua nseseorang untuk mengenali cir i -cir ilingkungan. Ciri-ciri lingkungan ini memilikiasosiasi yang dapat dihubungan denganlingkungan tersebut sehingga pengamatdapat mengenalinya kembali.
Sanoff (1991) menambahkan bahwamanusia mencerap lingkungan melalui indrasetelah menangkap stimulus dari lingkunganitu. Stimulus ini berubah menjadi serangkaianinformasi di dalam otak sehingga manusiadapat merespon balik. Respon ini berupaserangkaian perilaku untuk bertindak danberperilaku sesuai dengan kondisinya.
M a n u s i a d a l a m m e n g a m a t ilingkungannya selalu berupaya untukmenemukan karakter terpenting lingkungan
idem
ARTBANU WISHNU AJIPengaruh Elemen Penanda pada Pengenalan
Identitas Taman Jepang | hal 17 - 29
20
dan menyimpannya dalam ingatan sebagaipenanda. (Bell dan kawan-kawan, 1996).Tidak semua elemen lingkungan memilikikarakter khusus yang mudah dikenali,lingkungan tertentu kadang menjadi terlaluumum untuk dapat dikenali secara tepat.Hanya lingkungan dengan ciri khusus yangmenonjol yang menyebabkan pengamatm e n g i n g a t t e m p a t t e r s e b u t d a nmengenalinya kembali sebagai karaktersuatu lingkungan.
Proses persepsi manusia terhadaplingkungan menurut Rapoport (1982) terbagimenjadi dua tahap, yaitu pengenalan bentuk-bentuk lingkungan yang meliputi garis, bidangdan warna serta tahap psikososial yang lebihkomplek. Tahap psikososial ini merupakantahap dimana manusia mulai menyeleksie lemen l ingkungan yang memi l i k ikarakteristik tertentu dan megasosiasikandengan suatu identitas dan status.
L i n g k u n g a n b u a t a n s e l a l umentransmisikan pesan kepada pengamatsehingga mereka dapat mengenali danbertindak sesuai dengan lingkungannya.Rapoport (1982) menambahkan bahwasistem sosial yang menentukan tindakantertentu pada setting tertentu akan tetapielemen lingkunganlah yang menuntun
pengamat untuk dapat mengenali settingtersebut.
Sekali saja elemen lingkungan itudikenali dan diasosiasikan dengan satuidentitas maka hubungannya akan tetapstabil, artinya ketika ditempat lain di jumpaielemen lain yang serupa maka identitasnyaakan tetap melekat.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan duavariabel yaitu variabel bebas dan variabeltergantung. Variabel bebas adalah variabelyang diubah-ubah sehingga dapat diketahuipengaruhnya dalam variabel tergantung.Pengaruh ini diketahui dengan menggunakanpengukuran terhadap variabel tergantung.Kedua variabel dalam penelitian ini adalah:elemen penanda taman Jepang sebagaivariable bebas dan tingkat pengenalanidentitas terhadap taman Jepang sebagaivariable tergantungnya.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah320 (tiga ratus dua puluh) orang yang terbagidalam enam kelompok eksperimen. Enamkelompok ini terdiri dari tiga puluh mahasiswadesain interior ISI Yogyakarta, tiga puluhmahasiwa arsitektur UGM, tiga puluh
Lingkungan Elemen Lingkungan
Nilai Estetika
Psikososial Asosiasi
Respon
Gb.1. Diagram proses persepsi lingkungan oleh pengamat ( Dimodifikasi dari Rapoport,1982)
| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702
21
mahasiswa kehutanan UGM, tiga puluhmahasiswa psikologi Sanata Dharma,seratus mahasiswa arsitektur UGM, seratusmahasiswa akademi teknik arsitektur YKPN
E m p a t k e l o m p o k p e r t a m amerupakan subjek peneli t ian untukmenentukan rating elemen, sehinggadiperoleh dua kategori elemen yaitu kuat danlemah. Dua kelompok terakhir adalah subjekyang digunakan untuk menentukan tingkatpengenalan identitas taman Jepang. Masing-masing subjek hanya menerima satu kalipengetesan.
Kelompok mahasiswa desain interiordan arsitektur dikelompokkan sebagaimahas iswa perencana,
mahas iwapengamat. Hal ini dimaksudkan agar hasilrating empat kelompok ini mewakili duakelompok yaitu kelompok desainer dankelompok pengguna sehingga diperoleh hasilrating yang obyektif.
Elemen Penanda : Adalah elemenlingkungan yang memiliki karakter khususseperti identitas lokal, penggunaan yangkonsisten dan bentuk unik sehingga mudahdikenali. Elemen penanda ini kemudiandiasosiasikan dengan budaya, identitas sertaperilaku tertentu oleh pengamat. Elemenpenanda taman Jepang dalam penelitian inimenggunakan kesepuluh elemen yangdikemukakan oleh Nyunt (1978). Kategori
sedangkanmahasiswa kehutanan dan psikologid i ke lo mpokkan seb aga i
elemen penanda kuat dan lemah ditentukandengan menggunakan angket.
Pengenalan Identitas Lingkungan :Tingkat kemampuan pengamat untukmengenali jenis lingkungan apa yangd ihadapinya. Pengena lan ident i taslingkungan diukur dengan menggunakanangket yang berisi pertanyaan dari negaramanakah gaya taman yang terlihat dalamgambar desain.
Penelitian ini adalah jenis penelitianeksper imen seh ingga memer lukanrancangan penelitian. Menurut Conrad (1981)penelitian eksperimen adalah penelitian yangdilakukan dengan menggunakan variabelbebas terkontrol. Variabel bebas ini dapatdiberikan dengan nilai nol dan satu ataudalam tingkatan yang berbeda seperti duadan tiga.Bagan di bawah ini memperlihatkantahapan penelitian dari mulai penentuanrating elemen hingga tahap pengambilan datauntuk penelitian eksperimen
Penelitian awal terdiri dari dua tahapyaitu tahap pengambilan data untukmengetahui variasi bahan dan desain tamanJepang serta tanggapan asosiatif pengamatdari Indonesia terhadap taman Jepang. Datavariasi elemen dan bahan diambil denganp en g am a ta n l an g sun g d i l a p an g ansedangkan data tanggapan asosiatif inidiambil dengan menggunakan metodawawancara dibantu dengan pedomanwawancara yang telah dipersiapkan
ARTBANU WISHNU AJIPengaruh Elemen Penanda pada Pengenalan
Identitas Taman Jepang | hal 17 - 29
Gb.2. Bagan rancangan tahapan penelitian eksperimen
Gambar 1Gambar 2Gambar 3Gambar 4Gambar 5Gambar 6Gambar 7Gambar 8Gambar 9Gambar 10
Desain InteriorArsitektur
KehutananPsikologi
ElemenPenanda Kuat
ElemenPenanda Lemah
Desain denganElemenPenanda Kuat
Desain denganElemenPenanda Lemah
Kelompok IArsitektur
Kelompok IIArsitektur
Dikenali / Tak Dikenali
STIMULUS RATER HASIL STIMULUS RATER HASIL
22
sebelumnya.Hasil wawancara dan penilaian tiap
elemen desain ini digunakan sebagaipedoman untuk membuat alat ukur penelitianyang akan disajikan kepada subjek. Alat ukurini berupa prototipe desain taman Jepangdengan menggunakan kesepuluh elemenpenanda. Tingkat penegenalan Identitaslingkungan diukur dengan menggunakanpertanyaan seberapa kuat identitas yangterdapat pada setiap desain.
Analisis data awal diperlukan untukmenentukan asosiasi pengamat dariIndonesia terhadap taman Jepang. Analisisini merupakan analisis kualitatif denganmencari tema-tema yang sama dalam datahasil wawancara. Hasil wawancara mengenaielemen taman selanjutnya di analisis denganmencari kata kunci yang menunjuk padapenggambaran apa yang dianggap memilikiidentitas Jepang sehingga ditemukan konsepidentitas taman Jepang menurut pengamat
ahli dari Indonesia. Konsep ini digunakansebagai dasar untuk membuat desain Jepangyang dipergunakan dalam fase penelitianutama. Penilaian hasil rating elemen yangdiperoleh pada penelitian utama didasarkanpada skor gabungan keempat kelompok (Desain interior, Arsitektur, Kehutanan danPsikologi ) yang berjumlah 120 reseponden.
Metode analisis yang dipakai dalammelihat perbedaan eksperimenkelompok subjek dengan stimulus elemenkuat dan elemen lemah adalah analisis Uji-tMenurut Burns (2000) analisis ini digunakanuntuk melihat perbedaan subjek yangmendapat dua macam perlakuan eksperimensecara terpisah ( )Perangkat lunak yang dipakai sebagai alatbantu untuk mengolah data dalam penelitianini adalah SPSS.11
Alat yang digunakan sebagai stimulusdalam penelitian eksperimen ini adalahsketsa desain taman Jepang.
mean
.
mean
independent sample T-test
| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702
23
Fase eksploratori yang dilakukan diempat belas taman tradisional di Kyoto
menemukan berbagai macam material danvariasi desain, seperti tampak pada tabel 1.
No Elemen Material Variasi desain
- Tembok- Bambu- Vegetasi
-Tembok solid- Vegetasi rapat sebagai pembatasdan grid dari bambu
Pagar1
Gerbang2 - Kayu - Formal- Non-formal
Jalan Setapak3- Batu- CetakanSemen
- Modular unit tak teratur- Modular unit teratur
Jembatan4- Batu- Kayu
- Batu pipih natural- Batu pipih dengan polesan halus- Kayu gelondongan melintang- Kayu dengan bentuk lengkung busur
SusunanBebatuan
5 - Batu- Disusun dengan prinsip segitiga- Diletakkan dengan komposisi dinamis
Lentera6- Lentera persegi dengan satu khaki- Lentera segilima dengan kaki empat- Lentera dengan polesan kasar
- Batu
Wadah Air7 - Batu- Wadah dengan desain polesan halus- Wadah dengan desain bentuk organik(tak teratur)
Pepohonan8
- Pinus-- Lumut- Pakis
Azalea- Pinus terpangkas rapi- Azalea berbentuk bulat dan lanjong- Lumut sebagai penutup tanah- Pakis sebagai tanaman aksen
( ground cover )
Kolam9- Air- Pasir
- Bentuk kolam air selalu organik- Kolam pasir berbentuk segi empat- Kolam pasir berbentuk organik
10 Air Terjun - Air- Pasir
- Air terjun tinggi- Air terjun lebar dengan ketinggian rendah
Tabel 1.Variasi Bahan dan Desain Taman Jepang
ARTBANU WISHNU AJIPengaruh Elemen Penanda pada Pengenalan
Identitas Taman Jepang | hal 17 - 29
24
Studi eksplorasi kedua menghasilkankonsep taman Jepang menurut pengamat ahlidari Indonesia. Konsep ini dapat dipakai
sebagai pedoman mendesain nuansa tamanJepang di Indonesia. Konsep dan alternatifvisualisasinya dapat dilihat pada tabel 2.
No Tema Alternatif Visualisasi
Keserasian dengan alam
Taman yang serasi dengan alam dapatdivisualisasikan dengan memakai vegetasiseperti Bambu, semak dan pepohonan.Selain itu pemakaian unsur air juga memberikankesan alami dengan cara membuat danaudan aliran sungai buatan.Bukit dan gunung tiruan juga merupakanunsur alam yang biasa ditiru
1
Lingkungan yang terkontrol2
Kontrol lingkungan digambarkan dengan pemberianbatas-batas yang tegas dalam setiap area sepertipada area pasir dan rumput.Pemangkasan tanaman dan pembatasan areataman dengan pelingkup. Pembatasan inimemberikan kesan alam buatan namuntidak berkesan kaku dan aneh.
Penataan Minimalis3
Penataan minimalis dicapai dengan dua carayaitu pemakaian bentuk-bentuk murni(tanpa penggayaan berlebihan) dan perletakanelemen yang cenderung soliter. Penataan minimalisjuga dapat dicapai dengan pemakaian hamparanbidang kosong ( pasir atau rumput ) yang dominandengan aksen. elemen-elemen di sekitarnya.Vegetasi juga dibatasi varietasnya agar tidakmenimbulkan kesan semarak.
Kedamaian4
Visualisasi kedamaian dapat tercapai dari penataanminimalis diatas. Pemakaian bentuk-bentuk murniyang sederhana memberikan efek ketenangandalam suatu desain.
Tabel 2. Alternatif Visualisasi Berdasar Tema-tema yang Muncul
| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702
25
Selain konsep desain taman, studieksplorasi awal juga menemukan prinsip-prinsip komposisi desain taman Jepang
menurut pengamat ahli dari Indonesia. Unsurkomposisi dan prinsip dasarnya dapat dilihatpada tabel 3 dibawah ini.
No Unsur Komposisi Prinsip Ilustrasi
1. Keseimbangan Asimetris
Irama2. Dinamis
3. Kesatuan Terikat
4. Pola Organik
5. Proporsi Selaras
6. Skala Miniatur
Tabel 3. Prinsip Komposisi Taman Jepang Menurut pengamat dari Indonesia
ARTBANU WISHNU AJIPengaruh Elemen Penanda pada Pengenalan
Identitas Taman Jepang | hal 17 - 29
26
Sebelum membuat sketsa untukpenelitian utama terlebih dahulu dilakukanrating elemen terhadap sepuluh elementaman. Rating dilakukan oleh 120 responden
dengan menggunakan skala semantik. Hasilrating tersebut dapat dilihat dalam tabel 4berikut ini
No Kuat Gambar Lemah Gambar
Pepohonan1. Pagar
Lentera2. Jalan Setapak
3. Wadah Air Jembatan
4. Gerbang Kolam
5. Batu Air Terjun
Tabel 4. Kategorisasi elemen berdasar rating seluruh kelompok
| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702
27
Elemen-elemen yang dinilai kuatmewakili identitas Jepang adalah pepohonan,lentera, wadah air, gerbang dan batu.Elemen-elemen yang dinilai lemah identitasJepangnya adalah pagar, jalan setapak,jembatan, kolam dan air terjun. Masingmasing kategori kemudian disatukan dalam
Tabel 5. Sebaran Jawaban Responden
Tidak Tahu Indonesia Cina Jepang TotalJawaban
Jenis Stimulus
Stimulus ElemenRating Lemah
3 3.1% 5 5.1% 61 62.2% 29 29.6% 98 100%
Stimulus ElemenRating Kuat
1 1.1% 4 4.3% 19 20.4% 69 74.2% 93 100%
satu komposisi taman dan dipresentasikankepada 200 responden dalam dua kelompokterpisah yang masing-masing terdiri dari 100responden. Hasil pengenalan identitas tamanmasing-masing kelompok dapat dilihat padatabel 5 dibawah ini.
Hasil diatas menunjukkan bahwastimulus dengan desain elemen rating kuatdikenali sebagai taman Jepang oleh 74,2%responden. Hal ini menunjukkan bahwaelemen-elemen kuat lebih mudah dikenalioleh pengamat dibandingkan dengan
stimulus desain elemen rating lemah.Kelompok subjek dengan stimulus desainelemen rating lemah lebih banyak mengenalitaman tersebut sebagai taman Cina (62,2%).
Hasil skoring kedua kelompok subjekdapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6. Perbedaan dan skor Dua Kelompok SubjekMean
No Jenis Stimulus Skor Identifikasi Indentitas Taman
Rating Lemah
1.
2.
Rating Kuat
214= (n=98)Mean 2,18
249= (n=93)Mean 2,68
ARTBANU WISHNU AJIPengaruh Elemen Penanda pada Pengenalan
Identitas Taman Jepang | hal 17 - 29
28
Pengujian untuk menentukan adanyaperbedaan yang sigifikan diantara kedua nilai
tersebut dilakukan dengan analisis Uji-t. dengan taraf signifikansi 0,05 ( p= 0,05 )Hasilnya dapat dilihat pada tabel 7.
menunjukkan bahwa stimulus denganelemen rating kuat dan stimulus elemendengan rating lemah berbeda secarasignifikan pada tingkat pengenalan identitastaman. Stimulus elemen rating kuat memilikitingkat akurasi pengenalan sebagai tamanJepang lebih tinggi dibandingkan denganstimulus elemen rating lemah.
Hasil ini membuktikan dugaan awaldalam penelitian yang menyatakan terdapatperbedaan pengaruh elemen penanda padapengenalan identitas taman Jepang olehpengamat dari Indonesia.
Hasil rating elemen yang dilakukanuntuk menjawab pertanyaan penelitianelemen apa saja yang memiliki asosiasi kuatdan lemah menunjukkan bahwa elemenpepohonan, lentera, wadah air, gerbang danbatu memiliki asosiasi kuat terhadap identitasJepang. Elemen yang memiliki asosiasilemah adalah jalan setapak, kolam, air terjun,jembatan dan pagar.
Hasil penelitian juga mengungkapkanbahwa elemen-elemen dalam taman Jepangdipersepsi secara bertingkat oleh pengamatdari Indonesia. Tingkat terlemah dari elementaman Jepang adalah air terjun sedangkantingkat terkuat adalah pepohonan yangberbentuk pohon Pinus bonsai dan semak-semak terpangkas bundar. Hasil ini sejalandengan temuan pada studi eksplorasikelompok ahli yang menyatakan bahwataman Japang adalah lingkungan dengankontrol manusia. Pinus dan semak yang dipangkas rapi merupakan ciri terkuat darikonsep kontrol terhadap alam.
Berdasarkan hasi l uj i s tat ist ik
mean
Hasil analisis uji-t menunjukkan nilais ignif ikans i 0,000 (p<0,05) hal in i
Tabel 7. Hasil Analisis uji-t
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
FSig.
(2-tailed)Mean
DifferencedftSig.
Equal variances assumed
Equal variances not assumed
.005 .941 -5.343
-5.355
189
188.83
.000
.000
-.49
-.49
menunjukkan nilai signifikansi 0,000 dengannilai p< 0,05 sehingga dapat disimpulkanbahwa desain taman Jepang denganelemen-elemen kuat terbukti lebih mudahdikenali dibandingkan dengan desain denganelemen penada lemah.
Studi eksplorasi yang dilakukan dalampenelitian awal juga mengungkapkanbeberapa prinsip komposisi taman Jepangmenurut pengamat ahli. Prinsip komposisi iniantara lain keseimbangan a simetris, iramayang dinamis, kesatuan yang dicapai denganpengikatan, pola desain organik dan proporsielemen yang selaras.
Perancang taman Jepang yangbermaksud membangun taman Jepang diIndonesia dapat mempergunakan elemen-elemen seperti pohon Pinus terpangkas,semak-semak budar, lentera, wadah airdengan pancuran serta gerbang sebagaipenguat Identitas Jepang. Penguatan iniharus diimbangi dengan penggunaan elemenpembatas ( ) dan prinsip-prinsipdasar yang terdapat dalam taman Jepang.
Penelitian mengenai pengaruh elemenpenanda pada pengenalan identitaslingkungan ini memberi gambaran tentangelemen-elemen apa saja yang dengan mudahdapat d igunakan sebagai petun jukpengenalan identitas lingkungan. Banyak halyang masih bisa dikembangkan daripenelitian ini diantaranya :1. Penggalian nilai ( ) yang terdapat
pada taman Jepang bagi masyarakatIndonesia belum terungkap dalampenelitian ini. Kelima elemen taman yangdinilai kuat dalam penelit ian inimerupakan persepsi visual masyarakatIndonesia terhadap taman Jepang.Penelitian selanjutnya diharapkanmampu mengungkapkan mengapaelemen-elemen tersebut memil ikiidentitas kuat dan makna apa yangditangkap oleh masyarakat Indonesia
enclosure
value
| VOL.1 | EDISI 1 | 2007
ISSN 1978-0702
29ARTBANU WISHNU AJI
Pengaruh Elemen Penanda pada PengenalanIdentitas Taman Jepang | hal 17 - 29
Sanoff, Henry. 1991.. New York: Van
Nostrand Reinhold.
Veitch, Russel dan Arkellin,Daniel.1995
. NewJersey: Prentice-Hall,Inc.
Visual ResearchMethods In Design
Environmental Psychology. aninterdisciplinary perspective
2. Penelitian selanjutnya juga dapatdilakukan dengan merubah kombinasitiap elemen dengan variasi yang berbedauntuk mengetahui apakah perubahanvariasi tersebut berpengaruh padaidentitas taman Jepang. Variasi iniberhubungan dengan pengaturankomposisi taman sehingga penelitianlanjutan juga dapat mengungkapkanapakah komposisi taman yang berbedamempengaruhi kuat-lemah identitasJepang.
Bel l A, Paul. 1996.. New York: Harcourt Brace
Collage Publishers.
Bring, Mitchell and Wayamberg, Josse. 1981.
. Tokyo: Mc Graw Hill BookCompany
Burns, Robert B. 2000.. London :Sage
Publications
Hornby, A.S. 1987. Oxford AdvancedLearner's Dictionary Of CurrentEnglish. Oxford: Oxford UniversityPress.
Keane, Marc P. 1996.. Tokyo: Charles E. Tuttle
Company.
Nyunt, Koung. 1978.
. Rangoon: Dept. OfArchitecture Rangoon Institute OfTechnology.
Pile, John. F. 1995. . New York:Harry N.Abrams, Inc., Publishers.
Rapoport, Amos. 1982.. Baverly Hills: Sage
Publication.
DAFTAR PUSTAKA
EnvironmentalPsychology
Japanese Garden. Design andMeaning
Introduction ToResearch Methods
Japanese GardenDesign
Study On JapaneseTrad i t i ona l L iv ing Space andLandscaping
Interior Design
The Meaning Of TheBuilt Environment