PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …
Transcript of PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS)
DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP
HARGA PASAR SAHAM PADA JENIS
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
1
stLaili Fauziyah, 2
nd Yusuf Maksudi,.,
Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Jakarta
[email protected]; [email protected];
Abstrak– Salah satu indikator utama yang menjadi acuan para investor dalam mendeteksi kelayakan sebuah investasi pasar saham
adalah laba perusahaan. Laba dapat dicerminkan oleh tingkat EPS
maupun ROA. Umumnya peningkatan indeks EPS dan ROA akan
linear dengan peningkatan Harga Saham.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris
mengenai hubungan dan pengaruh EPS dan ROA terhadap Harga
Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
panel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: (1)
Perusahaan aktif di PT Bursa Efek Indonesia (2) perusahaan yang
memiliki kelengkapan informasi dan data yang dibutuhkan.
Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan model regresi antara (1) Ordinary Least Square (common effect), (2) Efek Tetap
(Fixed effect Model) (3) Efek Random (Random effect Model ). Dari
ketiga model tersebut didapat model terbaik adalah Model Efek
Tetap (Fixed effect Model).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS dan ROA memiliki
hubungan yang positif terhadap Harga pasar saham dan secara
simultan mempengaruhi harga pasar saham secara signifikan.
Namun pada pengujian secara parsial, hanya EPS yang
menunjukkan pengaruh yang signifikan, sedangkan ROA tidak.
Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Return On
Asset(ROA), Harga Pasar Saham
I. PENDAHULUAN Batubara merupakan sumber energi atau bahan bakar yang terbentuk dari fosil yang
terpendam di dalam bumi jutaan kilometer dari permukaan tanah yang terkubur jutaan tahun lamanya. Batubara dimanfaatkan dalam bentuk sumber energi listrik karena merupakan sumber
energi yang sangat diandalkan dan sangat terjangkau untuk digunakan dalam pembangkit listrik.
Selain untuk pembangkit listrik, batubara juga digunakan daam berbagai macam industri kimia, kertas, plastik, produk dalam berbagai material logam, baja, keramik, tar batubara dan bahkan pupuk.
Penggunaan batubara yang luas pada banyak industri merupakan salah satu hal yang menguntungkan.
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 1
Selama tahun 2000-an, “boom komoditas” menjadikan industri pertambangan batubara
sangat menguntungkan karena harga batubara cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak perusahaan
Indonesia dan keluarga kaya memutuskan untuk mengakuisisi konsensi pertambangan batubara di
pulau Sumatera atau Kalimantan pada akhir tahun 2000an.
Dalam https://www.finansialku.com/prospek-batu-bara/ (diterbitkan 27 Februari 2019 dan
diakses pada 19 oktober 2019) menyatakan bahwa banyak perusahaan yang tertarik berbisnis
batubara karena melihat sejarah trend harga komoditas batu bara di masa lalu. Hal ini menyebab
kelebihan ketersediaan batu bara yang sangat besar. Penurunan harga batu bara semakin memperburuk kondisi karena penambang “meng-obral” batu bara dengan harga rendah sebanyak
mungkin supaya bisa menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Di awal tahun 2014 hingga
pertengahan tahun 2016 terjadi kenaikan harga batu bara sehingga memberikan angin segar ke industri pertambangan. Sekitar 60 persen cadangan batu bara total di Indonesia terdiri dari batu bara
kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100
cal/gram. Data pada Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) & Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia menyatakan pada bulan Januari 2019 terjadi penurunan
HBA (harga batu bara Acuan) pada posisi harga US$92.41 yang turun tipis dibandingkan periode
Desember 2018 sebesar US$92.51.
Saham menjadi salah satu dari sekian banyak pilihan investasi oleh investor asing maupun
lokal. Berbagai motif yang mendorong seseorang atau entitas bisnis menaruh dananya di bidang saham, diantaranya adalah untuk memutar uang yang idle, mengharapkan tingkat pengembalian yang
tinggi, atau untuk mengakuisisi sebuah perusahaan.
Harga pasar saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pengelolaan
perusahaan, dimana kekuatan di bursa saham ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Harga pasar saham merupakan harga yang terjadi dipasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal.
Dengan dijualnya saham di pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan. Beberapa motif yang mendorong seseorang atau suatu entitas menaruh dananya dipasar modal adalah diantaranya, untuk mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil
investasi pertahunnya, untuk investasi jangka panjang dari memberikan hasil yang besar dimasa yang
akan datang, dan untuk kepentingan pendapatan yang tetap.
Sebagai seorang investor atau market analyst, dituntut untuk memiliki kejelian dalam menentukan saham mana yang memiliki prospek menguntungkan dan saham mana yang tidak
dengan melakukan penilaian terhadap nilai intrinsik suatu saham. Alat bantu yang digunakan untuk
menilai saham tersebut berasal dari laporan keuangan. Informasi yang di dapat dari laporan keuangan
kemudian diolah menjadi berbagai bentuk rasio keuangan yang umum digunakan dalam
menganalisis kinerja perusahaan.
Menurut PSAK No.1 (IAI : 2014) laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suau entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset (asset), liabilitas (liability), ekuitas
(equity), pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jeni Wardi (2015) yang berjudul “Pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 2
terhadap Harga pasar saham perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI tahun
2009-2011” mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Current ratio (CR),
Debt to equity ratio (DER), Return on equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga pasar saham pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-
2011. Menunjukkan bahwa current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan return on equity
(ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham pada perusahaan, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2011.
Penelitian yang dilakukan Ahmad Husaini (2012) menyatakan dalam “Pengaruh Variabel
Return On Assets, Return on equity, Net Profit Margin, dan Earning Per Share terhadap Harga
pasar saham perusahaan”, dari hasil uji secara simultan dengan uji F dapat disimpulkn bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari ROA, ROE, NPM, dan EPS mempunyai pengaruh
terhadap Harga pasar saham. Dari hasil uji secara parsial dengan uji t, dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel ROA dan EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham, sedangkan ROE dan NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham.
Dari hasil uji t, diperoleh hasil bahwa ROA yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Harga
pasar saham pada perusahaan yang termasuk dalam perusahaan Food and Beverages.
Jadi dapat disimpulkan bahwa EPS dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap Harga
pasar saham. Namun pada tahun awal tahun 2019, harga-Harga pasar saham pada perusahaan pertambangan batubara di Indonesia melemah, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dipaparkan diatas, dimana ROA dan EPS berpengaruh positif terhadap Harga pasar saham.
Fenomena penurunan Harga pasar saham yang tidak lazim tersebut menarik penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets
(ROA) terhadap Harga Pasar Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Saham Dalam buku Panduan Investasi di Pasar Modal Indonesia yang dikeluarkan oleh Bapepam
(Kementerian Keuangan/2003), saham didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan. Sedangkan Bursa Efek Indonesia yang dikutip dari www.idx.co.id mendefinisikan
saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim
atas pendapatan peusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan. Sifat dasar
investasi saham adalah investor mengharapkan return dari dana yang mereka investasikan pada
perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Namun investasi dilakukan dengan tingkat resiko yang masih bisa ditolerir sesuai dengan prinsip investasi di pasar modal “low risk low return, high
risk high return”, yaitu resiko yang kecil akan memberikan tingkat keuntungan atau pengembalian
yang kecil juga dan sebaliknya, resiko yang besar akan memberikan keuntungan atau pengembalian yang besar.
2.1.2. Harga Pasar Saham
Sebelum saham diperdagangakan di pasar sekunder (bursa efek), untuk pertama kali saham tersebut harus dijual terlebih dahulu kepada investor profesional melalui pasarprimer (pasar
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 3
perdana). Pasar primer merupakan tempat penjualan surat berharga baru dari perusahaan (emiten)
kepada masyarakat melalui sindikasi penjaminan. Dalam mekanisme penentuan harga, terdapat
perbedaan diantara pasar primer dan pasar sekunder. Dipasar primer, Harga pasar saham bersifat tetap, tidak dikenakan komisi, hanya untuk pembelian saham, pesanan dilakukan melalui agen
penjual dan jangka waktunya terbatas. Sedangkan ketika sebuah saham telah masuk dipasar
sekunder, maka harga ditentukan secara lelang kontinu dan transaksi dilaksanakan oleh wakil perantara pedagang efek yang disebut Securities Dealer-Broker Representative.
Menurut Hidayat (2010-3) membedakan Harga pasar saham menjadi lima macam,
yaitu sebagai berikut:
1. Harga nominal adalah harga yang digunakan untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan, harga tersebut tercantum dalam sertifikat saham dan telah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Harga perdana adalah Harga pasar saham pada saat tercatat bursa efek. Harga pasar saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjain emisi (underwriter) dan
perusahaan. Dengan demikian akan diperoleh berapa Harga pasar saham perusahaan itu
akan dijual kepada masyarakat.
3. Harga pembukaan (opening price) adalah Harga pasar saham saat pada saat pasar saham dibuka saat itu.
4. Harga pasar (market price) adalah harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka
harga pasar adalah harga jual dari satu investor ke investor lain. Saham yang diminati banyak investor biasanya pergerakan harga pasarnya berubah-ubah, namun sebaliknya
jika kurang diminati oleh investor pergerakan dilantai bursa sedikit
5. Harga penutupan (closing price) adalah harga terakhir yang terjadi pada suatu saham setelah dibuka pada pagi hari, bursa saham akan ditutup pada sore hari pada pukul 16.00
WIB.
2.1.3. Faktor Penentu Harga Pasar Saham
Perubahan Harga pasar saham bersifat fluktuatif semakin banyak investor membeli suatu saham, maka Harga pasar saham tersebut cenderung akan mengalami kenaikan. Demikianpun
sebaliknya, semakin banyak investor menjual saham suatu perusahaan, maka Harga pasar saham
suatu perusahaan tersebut akan mengalami penurunan. Perubahan Harga pasar saham bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fundamental dan faktor teknikal. Faktor fundamental
berkaitan erat dengan kondisi internal sebuah perusahaan, sedangkan faktor teknikal berhubungan
dengan kondisi diluar perusahaan seperti isu pasar atau kondisi ekonomi negara. Investor atau market analyst menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal dalam mempelajari pergerakan
Harga pasar saham. Berikut penjelasannya:
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental menitik beratkan pada data statstik variabel-variabel keuangan (faktor internal) yang berkaitan erat dengan prospek bisnis perusahaan, disamping faktor
ekternal lainnya. Djoko Susanto (2010) menyatakan bahwa analisis fundamental adalah
suatu metode peramalan pergerakan instrumen finansial diwaktu mendatang berdasarkan pada perekonomian, politik, lingkungan, dan faktor relevan lainnya serta statistik yang akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran instrumen finansial tersebut. Analisis
fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik suatu saham dengan menggunakan data
keuangan perusahaan misalnya, laba per lembar saham (EPS), dividen yang dibayar, tingkat laba yang diharapkan investor, dan sebagainya. Brigham dan Huston (2009:33) menyatakan
faktor internal perusahaan yang mempengaruhi Harga pasar saham adalah sebagai berikut:
a. Arus kas yang diharapkan. b. Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk
diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba.
c. Tingkat resiko arus kas yang diterima.
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 4
Benni Sinaga, (2009) menyatakan bahwa terdapat dua metode analisis fundamental
yang paling banyak dilakukan perusahaan yaitu:
a. Time-Series Analysis Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan
pertumbuhan perusahaan (penjual, keuntungan bersih) dengan pertumbuhan
perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. b. Financial Ratio
Metode ini dilakukan dengan cara melihat kinerja perusahaan dalam
beberapa aspek seperti likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
c. Analisis Teknikal Merupakan metode analisis dengan meramalkan pergerakan Harga pasar
saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara
mempelajari grafik Harga pasar saham, volume perdagangan, dan indeks Harga pasar saham gabungan.
d. Earning Per Share ( EPS)
EPS merupakan salah satu jenis rasio keuangan yang mampu menunjukkan
berapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham per lembar saham.
Kasmir (2008: 127) EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham. Laba yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak. Jika EPS suatu perusahaan tinggi maka laba perusahaan yang
akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham semakin
tinggi.Dalam prakteknya, para investor dipasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham. Motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar capital gain jika bermain di Bursa Efek.
3. Menguasai perusahaan melalui mayoritas saham. Dalam beberapa literatur, dapat kita temui adanya perbedaan pendapat
dalam menggolongkan EPS ke dalam jenis rasio keuangan.
Arthur J. Keown et al. (2008) menggolongkan EPS ke dalam jenis rasio pengembalian atas ekuitas dan menyatakan bahwa EPS menunjukkan rata-rata
perhitungan pengembalian atas ivestasi pemegang saham yang diukur dengan
membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa.Sedangakan Toto Prihadi (2013) menggolongkan EPS kedalam jenis rasio market measure dan
menyatakan bahwa EPS adalah jumlah laba yang merupakan hak dari pemegang
saham biasa. Dalam banyak kasus perusahaan di Indonesia tidak mempunyai saham
preferen. Akan tetapi kalau ada saham preferen, maka nilai net incme harus dikurangi dengan dividen jatah pemegang saham preferen.Laba per lembar saham
dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan
dibagikan. Informasi ini juga dimanfaatkan investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan suatu perusahaan.
Laba per lembar saham (EPS) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
EPS = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Para investor tertarik dengan EPS yang besar karena menggambarkan
jumlah Rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. EPS yang besar menandakan kemampuan
perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 5
lembar saham. Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam PSAK N0.56,
informasi laba per saham adalah informasi yang sangat penting bagi investor. Oleh
sebab itu, bila entitas ingin menampilkan (diwajibkan menampilkan) informasi laba per saham dalam laporan keuangannya, harus berdasarkan standar yang sama.
e. Return On Assets (ROA)
Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian aktiva. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan pos laba
setelah beban bunga dan pajak dan pos total aktiva. Menurut Arthur J. Keown, et al.
(2008) menyatakan bahwa ROA merupakan pengembalian atas aset yang bisa
digunakan sebagai indikator profitabilitas perusahaan. Pengembalian atas aset-aset menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan
dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset. Tingkat rendahnya return
on asset suatu perusahaan selain bergantung pada keputusan perusahaan dalam mengalokasikan dana yang dimilikipada berbagai bentuk investasi atau aktiva dan
keputusan investasi juga tergantung pada tingkat efisien dari pengguna aktiva
tersebut. Penggunaan aktiva yag tidak efisien dapat berdampak pada rendahnya rasio
Return On Assets di perusahaan, demikianpun sebaliknya. Dikatakan bahwa tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan menghasilkan keuntungan
atau laba bagi perusahaan itu sendiri. ROA dapat membantu manajemen dan
investor untuk melihat seberapa seberapa baik perusahaan mampu mengkonversi investasinya pada aset menjadi keuntungan atau laba (profit). Tingkat pengembalian
aset ini juga dianggap sebagai imbal hasil investasi (return on investment) bagi suatu
perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital asset) seringkali merupakan investasi terbesar bagi kebnyakan perusahaan. Pada industri pertambangan dan
industri alat elektronik berteknologi tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian
aset yang rendah, hal ini dikarenakan industri tersebt memerlukan aset-aset berharga
mahal untuk menjalankan bisnisnya.
ROA= 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
2.2. Pengembangan Hipotesis
2.2.1. Pengaruh Antara EPS dan Harga Pasar Saham
Menurut Tandelilin (2010: 373) Earning Per Share (EPS) memiliki hubungan positif dengan
Harga pasar saham. Peningkatan laba per lembar saham akan mempengaruhi hasil pengembalian
yang berhak diperoleh investor dalam bentuk dividen dan capital gain. Semakin tinggi EPS maka semakin tinggi pula harga suatu saham, dan sebaliknya semakin rendah EPS maka semakin rendah
pula harga suatu saham tersebut sehingga investor enggan menanamkan modalnya. Dari uraian diatas
menunjukkan adanya hubungan positif dimana apabila adanya kenaikan pada EPS maka akan menyebabkan kenaikan Harga pasar saham perusahaan tersebut.Hal ini terjadi akibat adanya EPS
yang meningkat maka investor akan puas dan akan tertarik untuk melakukan investasi dan
menanamkan dana mereka. Dengan adanya permintaan tinggi terhadap saham perusahaan tersebut
tentunya akan meningkatkan Harga pasar saham perusahaan tersebut.Berdasarkan uraian tersebut , maka akan dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Earning Per Share (EPS) berpengaruh
2.2.2. Pengaruh ROA terhadap Harga Pasar Saham Brigham dan Houston (2009) menyatakan bahwa memaksimalkan Harga pasar saham
membutuhkan bisnis yang efisien dan berbiaya rendah yang menghasilkan barang-barang dan jasa
yang bermutu tinggi dengan biaya yang serendah mungkin. Pengembangan produk dan juga layanan yang diinginkan, hal tersebut dibutuhkan untukmembantu memaksimalkan saham perusahaan,
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 6
sehingga motif laba akan engarah pada teknologi baru, kepada produk baru, dan kepada pekerjaan-
pekerjaan baru. Untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan, salah satu cara yang dapat digunakan
adalah dengan membandingkan antara laba yang dihasilkan dengan total aset. Seperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ROA mampu memberikan gambaran kepada investor mengenai
seberapa efektif perusahaan mengkonversi uang yang telah ditanam oleh investor menjadi laba
perusahaan.meningkatnya nilai perusahaan akan semakin baik dan dapat dapat menarik banyak investor untuk berinvestasi di perusahaan. Hal ini diebabkan oleh keyakinan investor terhadap kinerja
manajemen yang mampu mengelola sumber daya aset yang dimiliki menjadi laba perusahaan.
Semakin besar laba yang dihasiilkan, maka tingkan pengembalian aset yang diharapkan akan
semakin besar. Dengan banyaknya minat para investor untuk berinvestasi, maka permintaan saham akan semakin meningkat, dengan asumsi bahwa jumlah saham yang beredar tetap, maka dapat
dipastikan Harga pasar saham akan bergerak naik. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis dalam penelitian adalah:
H2: Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Harga pasar saham.
2.3. Kerangka Konseptual Penelitian
Dengan demikian, kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. kerangka konseptual Sumber : diolah sendiri
III. METODE PENELITIAN
3.1. Strategi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah hubungan
kausalitas dengan menggunakan data kuantitatif. Sugiyono (2018) mengatakan bahwa
hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Strategi ini digunakan untuk
meneliti kemungkinan adanya hubungan antar variabel serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh EPS, dan ROA terhadap Harga pasar saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode thun 2014-2018. Menurut Sanusu (2017)
desain peneitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan
adanya hubungan sebab-akibat antar variabel. Dalam desain ini, umumnya hubungan sebab-akibat (tersebut) sudah dapat diprediksi oleh peneliti, sehingga peneliti dapat menyatakan
klarifikasi, variabel penyebab, variabel antara dan variabel terikat.
3.1.2 Metode Penelitian Suharsini (2013) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.metode yang digunakan dalam penelitian ini
Earning Per
Share (EPS)
Return On
Asset (ROA)
Harga pasar saham
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 7
adalah metode kuantitatif . Metode kuantitatif digunakan karena data penelitian merupakan
angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Sedangkan menurut Sugiyono (2008)
metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2013: 115). Berdasarkan pegertian tersebut,
maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dan jumlah serta karakteristik yang dimiliki oleh populasi’. Bila
populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang terdapatpada populasi, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambl dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus benar- benar menggambarkan keadaan populasi. Sedangkan
menurut Djarwanto (2013: 108), sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili populasi.
Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive samping. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan teknik tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.
(Sugiyono, 2018:144). Alasan peneliti memilih purposive samping dalam penelitian ini karena
tidak semua sampel memiliki kriteria/karakter yang telah ditentukan oleh si peneliti untuk
mendapatkan sampel yang dapat mewakili populasi. Berikut kriteria perusahaan yang akan
dijadikan sampel oleh peneliti dalam penelitiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan industri pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) secara berturut-turut selama periode 2014-2018.
2. Perusahaan industri pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kelengkapan informasi dan data yang dibutuhkan selama periode
2014-2018.
3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan
keuangan perusahaan. Sugiyono (2018: 456) mengatakan data sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Menurut Sanusi (2011: 114) data dokumentasi biasanya dilakukan untuk
mengumpulkan data sekunder baik secara pribadi maupun kelembagaan.
Pada umumnya data yang diperoleh secara dokumentasi masih sangat mentah karena informasi yang satu dengan yang lainnya tercerai berai bahkan kadangkala sulit dipahami apa
maksud yang terkandung dalam data tersebut. Data sekunder antara lain disajikan dalam
bentuk data-data, dokumen, tabel-tabel mengenai topik penelitian. Alasan peneliti
menggunakan data sekunder adalah karena data sekunder lebih mudah diperoleh dengan biaya yang lebih murah dan data tersebut lebih dapat dipercaya keabsahannya, seperti laporan
keuangan pada laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik.
Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dariwebsite Bursa Efek Indonesia melalui situs
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 8
www.idx.co.id dan website resmi masing-masing perusahaan. Data yang dimaksud antara lain
laporan keuangan berupa laporan laba rugi, laporan posisi keuangan/neraca, laporan arus kas.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series atau cross section atau biasa
disebut dengan panel data. Data bersifat time series karena data dalam penelitian ini adalah data dalam jangka waktu tertentu, yakni mulai dari tahun 2014-2018.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis
data primer.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam peneitian ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1. Teknik dokumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder sehingga prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan mengakses laporan
keuangan yang dipublikasikan pada website Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses
melalui www.idx.co.id
2. Penelitian kepustakaan Dengan cara mengumpulkan bahan atau data-data yang berkaitan dengan objek
pembahasan, yang diperoleh melalui kepustakaan, yaitu dengan mempelajari, meneliti,
mengkaji, serta menelaah buku-buku, jurnal akuntansi nasional, serta situs pendukung lainnya.
3.4 Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012: 31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang
akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi
peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran konstrak yang baik. Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014: 39). Pada
penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS) dan Return
On Assets (ROA).
A. Earning Per Share (EPS) B. Return On Assets (ROA)
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2014:39).
Tabel 3.1. Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Earing
Per Share
(EPS)
Menurut Kasmir (2008:
127) mengatakan bahwa EPS merupakan ukuran
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham
EPS =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑈𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Rasio
Return On
Menurut Kasmir (2010: 202) mengatakan bahwa
ROA merupakan rasio
Rasio
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 9
Asset
(ROA)
yang menggambarkan
hasil (return) dari aktiva
yang digunakan perusahaan dalam periode
tertentu.
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva
Harga
pasar saham
Menurut Jogiyanto (2008:
167) Harga pasar saham adalah harga suatu saham
yang terjadi di pasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh
permintaan pasar dan
penawaran saham ang
bersangkutan di pasar saham.
Rasio
3.5 Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang akan diajukan, dilakukan penguian secara kuantitatif guna
mengetahui apakah terdapat pengaruh dari Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA)
terhadap Harga pasar saham. Maka digunakan alat analisis data panel dengan alat analisis yang digunakan yaitu menggunakan program komputer yaitu Eviews. Eviews adalah program komputer
yang dirancang untuk mengolah data statistik dan ekonometri jenis runtun waktu.
IV. HASIL DAN PENELITIAN
4.1. Uji Normalitas
Data setiap variabel yang peneliti gunakan berjumlah masing masing 60 obek
observasi. Mengacu pada suatu kaidah Central Limit Theorm, maka data tersebut dapat
dikategorikan sebagai data yang sufficiently lareg dan dapat dianggap berdistribusi
secara normal. Menurut Wing Wahyu (2009) mengatakan bahwa dalam analisis
multivariate, para peneliti menggunakan pedoman jika tiap variabel terdiri dari 30
data, maka data sudah termasuk kedalam data yang terdistribusi normal.
Berdasarkan hasil olahan data yang didapatkan data seperti berikut :
0
5
10
15
20
25
-8000 -4000 0 4000 8000 12000
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2018
Observations 60
Mean 8.07e-13
Median -1137.791
Maximum 14991.88
Minimum -7708.780
Std. Dev. 4346.965
Skewness 2.446674
Kurtosis 8.723016
Jarque-Bera 141.7444
Probability 0.000000
Gambar 4.1 normality test diolah dengan eviews menggunakan Uji Normalitas
Jarque –Berra
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 10
Berdasarkan tabel diatas, model yang diuji merupakan estimasi yang telah
dipilih yaitu model random effect :
Y = a b1x1 + b2x2
Dengan :
a = konstanta
b1 = parameter 1
b2 = parameter 2
hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : data terdistribusi normal
H1: data tidak terdistribusi Normal
Jika hasil dari JB hitung >Chi Square tabel, maka H0 ditolak. Jika hasil dari
JB hitung < Chi Square tabel, maka H0 diterimaJadi berdasarkan dengan tabel yang
telah ada, dan juga hipotesis yang digunakan maka Residual Diagnostic Histogram –
Normality Test didapat nilai Jarque-Berra sebesar 147.7444. sedangkan berdasarkan
nilai Chi-Square tabel dengan Df = n-1 (df=59) tingkat probabilitas a = 0,05 adalah
77.993052. maka nilai Jarque –Berra tersebut >Chi Square tabel, sehingga
berdasarkan hipotesis yang telah dibuat, maka tabel tersebut dapat mengindikasikan
bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Untuk itu, diperlukan transformasi data
dengan menggunalan metode Inverse dengan rumus 1/variabel, dengan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1Perhitungan Transformasi Inverse
No Nama Tahun
Harga
Saham EPS ROA
Transformasi
Inverse 1/price 1/eps 1/roa
1 ADRO 2015 515 65.74 2.53 1/X 0.001942 0.015211 0.395257
2016 1695 140.56 5.22 0.00059 0.007114 0.191571
2017 1860 204.71 7.87 0.000538 0.004885 0.127065
2018 1215 164.19 4.92 0.000823 0.006091 0.203252
2 BUMI 2015 50 -752.12 -64.39 0.02 -0.00133 -0.01553
2016 278 24.83 3.88 0.003597 0.040274 0.257732
2017 270 77.35 6.57 0.003704 0.012928 0.152207
2018 103 46.88 4.01 0.009709 0.021331 0.249377
3 BYAN 2015 7875 -266.51 -8.72 0.000127 -0.00375 -0.11468
2016 6000 115.91 2.18 0.000167 0.008627 0.458716
2017 10600 1299.84 38.03 9.43E-05 0.000769 0.026295
2018 19875 1737.95 37.12 5.03E-05 0.000575 0.02694
4 DEWA 2015 50 0.06 0.12 0.02 16.66667 8.333333
2016 50 0.32 0.14 0.02 3.125 7.142857
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 11
2017 50 1.71 0.69 0.02 0.584795 1.449275
2018 50 0.56 0.22 0.02 1.785714 4.545455
5 GEMS 2015 1400 4.73 0.57 0.000714 0.211416 1.754386
2016 2700 78.68 9.26 0.00037 0.01271 0.107991
2017 2750 217.13 20.43 0.000364 0.004606 0.048948
2018 2550 244.80 13.62 0.000392 0.004085 0.073421
6 ITMG 2015 5725 770.40 5.36 0.000175 0.001298 0.186567
2016 16875 1554.27 10.80 5.93E-05 0.000643 0.092593
2017 20700 3028.81 18.60 4.83E-05 0.00033 0.053763
2018 20250 2634.63 13.38 4.94E-05 0.00038 0.074738
7 KKGI 2015 84 78.87 5.76 0.011905 0.012679 0.173611
2016 300 129.76 9.60 0.003333 0.007707 0.104167
2017 324 -0.54 122.41 0.003086 -1.85185 0.008169
2018 354 7.22 1.93 0.002825 0.138504 0.518135
8 PKPK 2015 50 -100.87 -36.17 0.02 -0.00991 -0.02765
2016 50 -22.78 -8.67 0.02 -0.0439 -0.11534
2017 67 -104.55 -7.60 0.014925 -0.00956 -0.13158
2018 105 0.04 0.02 0.009524 25 50
9 PTBA 2015 905 883.59 12.06 0.001105 0.001132 0.082919
2016 2500 870.69 10.90 0.0004 0.001149 0.091743
2017 2460 1942.79 20.68 0.000407 0.000515 0.048356
2018 4300 1705.59 17.78 0.000233 0.000586 0.056243
10 PTRO 2015 290 173.95 -2.98 0.003448 0.005749 -0.33557
2016 720 -105.69 -1.99 0.001389 -0.00946 -0.50251
2017 1660 110.55 1.90 0.000602 0.009046 0.526316
2018 1785 263.05 3.48 0.00056 0.003802 0.287356
11 DOID 2015 54 -13.90 -1.00 0.018519 -0.07194 -1
2016 510 59.86 4.20 0.001961 0.016706 0.238095
2017 715 74.46 4.94 0.001399 0.01343 0.202429
2018 525 86.41 4.35 0.001905 0.011573 0.229885
12 HRUM 2015 675 -98.19 -4.99 0.001481 -0.01018 -0.2004
2016 2140 6634 4.35 0.000467 0.000151 0.229885
2017 2050 226.89 12.13 0.000488 0.004407 0.08244
2018 1400 125.53 6.36 0.000714 0.007966 0.157233
13 MBAP 2015 1115 390.76 31.75 0.000897 0.002559 0.031496
2016 2090 296.54 23.30 0.000478 0.003372 0.042918
2017 2900 647.29 36.47 0.000345 0.001545 0.02742
2018 2850 543.89 25.67 0.000351 0.001839 0.038956
14 MYOH 2015 525 154.33 15.34 0.001905 0.00648 0.065189
2016 630 12.96 14.44 0.001587 0.07716 0.069252
2017 700 75.42 9.04 0.001429 0.013259 0.110619
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 12
0
5
10
15
20
25
30
-0.005 0.000 0.005 0.010 0.015
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2018
Observations 60
Mean 5.93e-19
Median -0.003211
Maximum 0.016320
Minimum -0.004205
Std. Dev. 0.006649
Skewness 1.648183
Kurtosis 4.083080
Jarque-Bera 30.09774
Probability 0.000000
Gambar 4.2 diolah menggunakan eviews – metode Inverse
Hasil dari perhitungan data diatas menghasilkan Residual Diagnostics
Histogram – Normality Test pada data yang telah ditransformasi, didapatkan nilai
Jarque-Berra sebesar 30.09774, sedangkan berdasarkan nilai Chi-Square tabel,
dengan nili df = n1 (df=59) tingkat probabilitas a = 0.05 adalah 77.993052. nilai Jarque
–Berra tersebut <Chi-Square tabel, sehingga mengindikasikan bahwa data
terdistribusi secara normal.
Sehingga Random effect Model menjadi sebagai berikut :
(1/Harga pasar saham) = a + b1(1/EPS) = b2(1/ROA)
Dimana :
A = konstanta
B1 = parameter 1
B2 = parameter 2
Dependent Variable: Y_TRANS_PRICE
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/23/20 Time: 10:15
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
2018 1045 145.53 15.10 0.000957 0.006871 0.066225
15 TOBA 2015 675 77.84 9.11 0.001481 0.012847 0.109769
2016 1245 18.67 5.58 0.000803 0.053562 0.179211
2017 2070 144.32 11.88 0.000483 0.006929 0.084175
2018 1620 173.35 11.77 0.000617 0.005769 0.084962
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 13
C 0.004263 0.000789 5.404153 0.0000
X1_TRANS_EPS 0.000504 0.000283 1.785139 0.0796
X2_TRANS_ROA -0.000302 0.000165 -1.837313 0.0714
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.002546 0.3743
Idiosyncratic random 0.003292 0.6257 Weighted Statistics
R-squared 0.032026 Mean dependent var 0.002312
Adjusted R-squared -0.001938 S.D. dependent var 0.004460
S.E. of regression 0.004464 Sum squared resid 0.001136
F-statistic 0.942937 Durbin-Watson stat 2.040455
Prob(F-statistic) 0.395473
Tabel 4.2 diolah menggunakan eviews
Jika di interpretasikan ke dalam formula menjadi sebagai berikut:
(1/HargaSaham) = 0.004263 + 0.000504(1/EPS) -0.000302(1/ROA)
4.3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah terjadi gejala multikoloniaritas
pada model regresi yangakan diujikan. Untuk mengetahui apakah antar variabel independen
memiliki korelasi atau hubungan maka dilakukan uji dengan hasil sebagai berikut :
Y X1_EPS X2_ROA
Y 1 0.5141815717700091 0.2092184265414346
X1_EPS 0.5141815717700091 1 0.1913790196146789
X2_ROA 0.2092184265414346 0.1913790196146789 1
Tabel 4.3 diolah menggunakan eviews
Berdasarkan perhitungan, didapatkan informasi bahwa kedua variabel memiliki
koefisien yang relatif kecil, yaitu tidak melebihi 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
adanya hubungan linear antar variabel independen dan data dianggap tidak mengalami gejala
multikolinearitas.
4.4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi
klasik autokorelasi. Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya gejala autokorelasi, maka
dilakukan uji Durbin-Watson (D-W) dengan hasil :
Data dari tabel D-W
A = 5%
K = 2
N = 60
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 14
Dl= 1.514
Du= 1.6518
Durbin-Watson stat 2.040455
Berdasarkan Uji D-W diketahui bahwa nilai koefisien D-W adalah 2. Nilai tersebut
berada diantara Du(1.6518) dan 4-Du (2.3482), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya atau tidak terjadi autokorelasi.
4.5. Metode Estimasi Data Panel
Untuk mengetahui model yang paling cocok digunakan dalam penelitian ini yaitu
diantara Common effect Model (CEM), Fixed effect Model (FEM), dan Radom Effect Model
(REM), maka perlu diuji masing-masing dari model tersebut.
4.5.1. Common Efect Model (CEM)
Menurut Ghozali (2017:214) mengtakan bahwa teknik ini adalah teknik yang
paling sederhana, dimana pendekekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang
yang dimiliki. Pada model ini, hanya menggabungkan cross section dan time series.
Pendekatan kuadrat kecil (pooled least square) digunakan untuk mengestimasikan
penggabungan tersebut menggunakan pendekatan Panel Least Square (PLS). Common
effect Model dapt dilihat pada tabel dibawah ini :
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1490.696 624.7017 2.386253 0.0204
X1_EPS 2.283911 0.532429 4.289609 0.0001
X2_ROA 26.58614 26.51841 1.002554 0.3203 R-squared 0.277129 Mean dependent var 2749.567
Adjusted R-squared 0.251766 S.D. dependent var 4911.943
S.E. of regression 4248.858 Akaike info criterion 19.59539
Sum squared resid 1.03E+09 Schwarz criterion 19.70011
Log likelihood -584.8618 Hannan-Quinn criter. 19.63636
F-statistic 10.92615 Durbin-Watson stat 1.113117
Prob(F-statistic) 0.000096
Tabel 4.4 diolah mengunakan eviews
4.5.2. Fixed effect Model
Menurut Ghozali (2017:223) menyatakan bahwa pendekatan ini
mengasumsikan bahwa koefisien (slope) yaitu konstan, tetapiintersep bervariasi
antar individu. Meskipun intersep bervariasi, setiap intersep individu tersebut tidak
bervariasi sepanjang waktu yang disebut time invariant. Teknikini menggunakan
metode panel least square. Berikut dapat dilihat melalui tabel:
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 15
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000
X1_EPS 0.954698 0.368001 2.594284 0.0129
X2_ROA 21.39156 17.76985 1.203812 0.2352 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.841851 Mean dependent var 2749.567
Adjusted R-squared 0.783004 S.D. dependent var 4911.943
S.E. of regression 2288.120 Akaike info criterion 18.54237
Sum squared resid 2.25E+08 Schwarz criterion 19.13577
Log likelihood -539.2711 Hannan-Quinn criter. 18.77448
F-statistic 14.30594 Durbin-Watson stat 2.040455
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.5 diolah menggunakan Eviews
4.5.3. Random effect Model
Menurut Ghozali (2017:245) mengatakan bahwa Random effect Model
mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep. Metode ini
menggunakan metode Panel EGLS (cross-section random effects), berikut tabel
menunjukkan hasil dari perhitungan:
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 60
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2031.845 950.9136 2.136729 0.0369
X1_EPS 1.163672 0.356512 3.264047 0.0019
X2_ROA 22.32947 17.29702 1.290943 0.2019 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 3413.665 0.6900
Idiosyncratic random 2288.120 0.3100 Weighted Statistics R-squared 0.189843 Mean dependent var 873.7301
Adjusted R-squared 0.161416 S.D. dependent var 2573.597
S.E. of regression 2356.751 Sum squared resid 3.17E+08
F-statistic 6.678355 Durbin-Watson stat 1.685803
Prob(F-statistic) 0.002479
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 16
Unweighted Statistics R-squared 0.216813 Mean dependent var 2749.567
Sum squared resid 1.11E+09 Durbin-Watson stat 0.892939
Tabel 4.6 diolah menggunakan eviews
4.6. Pemilihan Model Regresi Data Panel
4.6.1. Common effect Model vs Fix Effect Model (Chow-Test)
Chow –test digunakan untuk memilih pendekatan yang lebih efisien antara
model pendekatan Common effect Model dengan Fixed effect Model, dengan kriteria
berikut:
1. Jika nilai probabilitas (p-value) untuk cross section F ≥ 0,05 (nilai signifikan)
maka H0 diterima, sehingga model yang digunakan yang paling tepat adalah
Common effect Model (CEM)
2. Jika nilai probabilitas (p-value) untuk cross section F ≤ 0,05 (nilai signifikan)
maka H0 ditolak, sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Fixed
effect Model (FEM)
Hipotesis yang digunakan dengan model Chow-test adalah :
H0 = Common effect Model
H1 = Fixed effect Model
Redundant Fixed effects Tests
Equation: FEM
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 10.967491 (14,43) 0.0000
Cross-section Chi-square 91.181438 14 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 02/23/20 Time: 09:26
Sample: 2015 2018
Periods included: 4
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1490.696 624.7017 2.386253 0.0204
X1_EPS 2.283911 0.532429 4.289609 0.0001
X2_ROA 26.58614 26.51841 1.002554 0.3203 R-squared 0.277129 Mean dependent var 2749.567
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 17
Adjusted R-squared 0.251766 S.D. dependent var 4911.943
S.E. of regression 4248.858 Akaike info criterion 19.59539
Sum squared resid 1.03E+09 Schwarz criterion 19.70011
Log likelihood -584.8618 Hannan-Quinn criter. 19.63636
F-statistic 10.92615 Durbin-Watson stat 1.113117
Prob(F-statistic) 0.000096
Tabel 4.7 diolah menggunakan eviews
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode redundant fixed effect testdidapatka
probabilitas pada Chi-Square sebesar 0,0000 < dari nilai a = 5% (0,05) maka untuk itu H0
ditolak sedangkan H1 diterima. Maka metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Fixed
effect Model (FEM).
4.6.2. Fixed effect Model vs Random effect Model (Hausman test)
Untuk memilih model regresi mana yang lebih tepat antara model efek tetap
dan model random effect, dilakukan Uji Hausman dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 = Random effect ModelH1 = Fixed effect Model
Correlated Random effects - Hausman Test
Equation: REM
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 5.470674 2 0.0649 Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. X1_EPS 0.954698 1.163672 0.008324 0.0220
X2_ROA 21.391558 22.329469 16.580608 0.8178 Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000
X1_EPS 0.954698 0.368001 2.594284 0.0129
X2_ROA 21.39156 17.76985 1.203812 0.2352 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.841851 Mean dependent var 2749.567
Adjusted R-squared 0.783004 S.D. dependent var 4911.943
S.E. of regression 2288.120 Akaike info criterion 18.54237
Sum squared resid 2.25E+08 Schwarz criterion 19.13577
Log likelihood -539.2711 Hannan-Quinn criter. 18.77448
F-statistic 14.30594 Durbin-Watson stat 2.040455
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 18
Prob(F-statistic) 0.000000
Tabel 4.8 diolah menggunakan eviews
Berdasarkan Hausman Test didapat nilai probabilitas sebesar 0.0649 > nilai a
= 5% (0,05) untuk itu H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa estimasi
dengan Random effect Model lebih baik atau lebih mencerminkan kondisi data.
Melihat dari Uji Chow dan Uji Hausman diperoleh hasil model yang paling tepat
adalah Model Efek Tetap (Fixed effect Model), maka Uji Lagrange Multiplier tidak
diperlukan.
4.7. Uji Hipotesis
4.7.1. Uji t (parsial) variabel EPS
Uji hipotesis berdasarkan pada Model Efek Tetap (Fixed Effect Model) yang
telah ditetapkan sebagai model terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya. Untuk
mengetahui pengaruh variabel EPS secara parsial terhadap Harga pasar saham,
dilakukan uji t dengan hipotesis :
H0: EPS secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham.
H1: EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t-statistic variabel EPS
adalah 5,918 dengan probabilitas 0.000.
Tabel Uji t variabel EPS
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000
X1_EPS 0.954698 0.368001 2.594284 0.0129
Sumber olah data eviews
Jika dibandingkan dengan t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)= 2.00247), maka
dapat diketahui bahwa nilai t-statistic lebih bsar dari nilai t-tabel. Dengan
membandingkan dengan nilai t-statistic dan t-tabel serta tabel pada Model Random
effect maka dapat dipastikan bahwa H0 ditolk dan H1 diterima. Hal ini menyatakan
bahwa EPS berpengaruh terhadap Harga pasar saham.
4.7.2. Uji t (parsial) variabel ROA
Uji hipotesis ini berdasarkan pada Model Efek Tetap (Fixed effect Model) yang
telah ditetapkan sebagai model terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya. Untuk
mengetahui pengaruh ROA secara parsial terhadap Harga pasar saham, maka
dilakukan Uji t dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar
saham
H1:ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar
saham
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 19
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t-statistic variabel ROA
adalah
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000
X2_ROA 21.39156 17.76985 1.203812 0.2352
Sumber : data olah eviews
Bila dibandingkan dengan t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247 ), maka dapat
diketahui bahwa nilai t-statistic lebih kecil dari pada nilai t-tabel. Dengan
membandingkan nilai t-tabel serta melihat pada data Fixed effect Model dapat
dipastikan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ROA
secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham.
4.7.3. Uji F (simultan)
Uji Hipotesis ini menggunakan Model Fixed effect Model yang telah ditetapkan
sebagai model terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya. Untuk mengetahui
pengaruh variabel EPS dan ROA secara bersama-sama atau simultan terhadap Harga
pasar saham, dilakukan Uji F (simultan) dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : EPS dan ROA secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
terhadap Harga pasar saham
H1 : EPS dan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap Harga pasar saham.
Cross-section fixed (dummy variables) F-statistic 14.30594 Durbin-Watson stat 2.040455
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : diolah menggunakan eviews
Dapat diketahui, hasil pada perhitungan Model Efek Tetap (Fixed effect Model)
diketahui bahwa nilai F-statistic adalah 14,3059 dengan tingkat probabilitas 0,000.
Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel (a=5%, df1= 10, df2= 42)=2.08, maka
diketahui bahwa nilai F-statistic lebih besar daripada f-tabel. Dengan membandingkan
nilai F-statistic dan f-tabel dapat dipastikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
tersebut menunjukan bahwa seluruh variabel independen yaitu EPS dan ROA
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen.Hal ini
juga ditambah dengan nilai probabilitas yang sangat kecil yaitu 0,000 atau lebih kecil
dari 0,05. Kenyataan tersebut juga semakin memberikan keyakinan kepada penulis
untuk menyimpulkan bahwa memang benar EPS dan ROA bersama-sama (simultan)
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham. Berdasarkan hasil
pengujian, hasil pengujian secara simultan sedikit berbeda dengan hasil pengujian
secara parsial. Bila mengacu pada perhitungan F-simultan, diketahui bahwa secara
bersama-sama kedua variabel independen yaitu EPS dan ROA berpengaruh secara
signifikan terhadap Harga pasar saham. Tetapi jika diukur secara parsial, ROA tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham. Penulis memiliki dugaan,
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 20
bahwa jika dilakukan perhitungan secara simultan terhadap persamaan antara kedua
variabel independen yakni pada indikator laba perusahaan (net income) yang mampu
mempengaruhi pergerakan Harga pasar saham secara kuat. Sedangkan ketika
dilakukan Uji parsial, total aset sebagai konstruksi perhitungan ROA tidak dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Harga pasar saham.
4.7.4. Uji menggunakan koefisien Determinasi R2 (R-Squared)
Uji Koefisien Determinasi R2 (R-Squared) ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.
Bila koefisien nilai determinasi sama dengan 0 (R2=0), artinya variasi dari Y tidak
dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara jka R2=1, artinya variasi dari Y
secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan mengacu pada Model Efek
Tetap (Fixed effect Model) yang telah ditetapkan sebagai model regresi terbaik, didapat
hasil sebagai berikut:
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.841851 Mean dependent var 2749.567
Adjusted R-squared 0.783004 S.D. dependent var 4911.943
Sumber : olah data eviews
Dilihat dari hasil perhitungan pada Model Efek Tetap (Fixed effect Model)
diketahui bahwa angka koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8418 atau 84.18%. hal ini
menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (EPS dan
ROA) terhadap variabel dependen (Harga pasar saham) adalah sebesar 84.18%.
dengan kata lain, variasi variabel independen yang digunakan dalam model (EPS dan
ROA) mampu menjelaskan sebesar 84.18% variasi model dependen, sedangkan
sisanya 10.09% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
kedalam model penelitian ini.
4.8. Pembahasan
Dilihat dari hasil pemilihan model terbaik antara model Ordinary Least Square(OLS),
model efek tetap (fixed effect), dan model efek random (random effect), didapatkan model
terbaik adalah model efek tetap (Fixed effect) dengan model regresi sebagai berikut :
STOCKPRICE = 2134.043 + 0.954698*ROA + 21.39156*ROA + [CX=F]
Berdasarkan pada nilai konstanta variabel EPS dan ROA, maka EPS dan ROA
memiliki pengaruh yang positif terhadap Harga pasar saham. Pengaruh positif yang
diberikan EPS terhadap Harga pasar saham sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Jeni Wardi (2015) terhadap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2011 yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar
saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2009-2011. Terkait pengaruh positif ROA terhadap Harga pasar saham, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Heikal (2014) terhadap
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa ROA,ROE
dan NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 21
Pembahasan hipotesis pertama dalam penelitian ini didasarkan pada uji statistik t
untuk membuktikan hipotesis sebagai berikut :
1. EPS secara parsial berpengaruh positif terhadap Harga pasar saham pada
perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t-statistic variabel EPS
adalah sebesar 5.9188 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.000 lebih besar dari nilai
t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247). Hal ini menunjukkan bahwa EPS
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hal ini mendukung
teori yang dinyatakan oleh Kasmir (2008 : 127) yang menyatakan bahwa jika EPS
suatu perusahaan tinggi maka laba perusahaan yang akan dibagikan dalam bentuk
dividen kepada pemegang saham semakin tinggi. Secara umum, kenaikan EPS dapat
dipicu dengan dua kondisi, yaitu pertama adalah laba perusahaan meningkat dan
yang kedua adalah jumlah saham biasa yang beredar di pasar menurun atau dengan
kata lain dibeli lagi oleh perusahaan menjadi treasury stock. Kenaikan EPS tentu
sangat diharapkan oleh investor. Jika nilai EPS kecil maka kecil pula kemungkinan
perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan oleh investor akan
lebih meminati saham yang memiliki EPS tinggi dibandingkan saham yang memiliki
EPS rendah.
Pembahasan hipotesa kedua dalam penelitian ini didasarkan pada uji statistik t untuk
membuktikan hipotesis sebagai berikut :
2. ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham pada
perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil perhitunagn diketahui bahwa nilai t-statistic variabel ROA
adalah sebesar 1.203812 dengan tingkat probabilitas 0.2352 lebih kecil dibandingkan
dengan nilai t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247). Hal ini menunjukkan bahwa
ROA secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham.
Dengan begitu, penelitian ini menolak hipotesa kedua. Meskipun secara individual
ROA memiliki pengaruh pengaruh positif terhadap Harga pasar saham, namun pada
jenis perusahaan pertambangan batubara, ROA sebagai salah satu indikator efisiensi
perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan Harga pasar
saham di pasar bursa. Jika dikaitkan dengan uji t pada variabel EPS, maka hal ini
menunjukkan bahwa investor cenderung melihat seberapa besar laba yang akan
dihasilkan perlembar saham daripada mengetahui bagaimana perusahaan mengelola
asetnya sebagai laba. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Kasmir (2010 : 202)
yang mengatakan bahwa ROA dapat menggambarkan seberapa aktif perusahaan
memanfaatkan aset yang dimiliki menjadi laba, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa suatu perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang tinggi akan menarik
investor untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut, karena dianggap perusahaan
tersebut dapat menghasilkan laba (profit) yang tinggi dan akan berdampak positif
terhadap nilai dividen.
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 22
Pembahasan hipotesis ketiga ini didasarkan pada uji statistik F untuk membuktikan
hipotesis sebagai berikut :
3. EPS dan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga
pasar saham.
Dengan membandingkan f-statistic dan f-tabel dapat dipastikan bahwa
hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hal itu menunjukkan bahwa EPS dan
ROA bersama-sama atau secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
Harga pasar saham. Artinya, dalam keadaan normal, kenaikan EPS bersama ROA
akan berimbas pula pada kenaikan Harga pasar saham pada jenis perusahaan tambang
batubara. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu komponen dalam
kedua rasio keuangan tersebut adalah laba perusahaan. Semakin besar laba, maka
kemungkinan mendapatkan keuntungan dari investasi di saham tersebut (dividen
ataupun capital gain) akan semakin besar.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh Earning Per Share
(EPS) dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga pasar saham pada perusahaan
pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Berdasarkan analisis dan
pengujian yang telah dilakukan, maka dapatdiambil kesimpulan berikut :
1. EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham pada
perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
terlihat dari hasil perhitungan pada nilai t-statistic variabel EPS adalah sebesar 5.9188
dengan tingkat probabilitas sebesar 0.000 lebih besar dari nilai t-tabel (a=5%/2, df=60-
3=57)= 2.00247).
2. ROA secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham
pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil perhitunagn diketahui bahwa nilai t-statistic variabel ROA adalah
sebesar 1.203812 dengan tingkat probabilitas 0.2352 lebih kecil dibandingkan dengan
nilai t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247).
3. EPS dan ROA secara simultan atau signifikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Harga pasar saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. membandingkan f-statistic dan f-tabel dapat dipastikan
bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
5.2. Saran
Adapun saran yang peneliti ajukan kepada penelitian-penelitian berikut yang berkaitan
dengan Harga pasar saham, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan rentang waktu hanya empat tahun, diharapkan untuk
menambah rentang waktu dalam penelitian yang digunakan agar penelitian berikutnya
dapat melihat dengan jelas perilaku perusahaan berkaitan dengan Harga pasar saham.
2. Penelitian diharapkan menambah periode pengamatan agar jumlah sampel yang
digunakan lebih banyak.
3. Penelitian diharapkan untuk memasukkan variabel independen yang dapat
mempengaruhi Harga pasar saham. Contohnya ROI atau PES.
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 23
5.3. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dilakukan pada penelitian ini tentunya memiliki beberapa
keterbatasan, yaitu ebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini hanya meneliti periode tahun 2014 sampai dengan 2018,
dikarenakan adanya keterbatasan dalam pengambilan data melalui www.idx.co.id
2. Periode pengamatan lima tahun (relatif pendek) sehingga penelitian kurang untuk
menggeneralisasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Penelitian ini hanya menggunakan jenis perusahaan pada sektor pertambangan
batubara, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengambil sampel dari
jenis industri lain.
DAFTAR REFERENSI
Ahmad Husaini. 2012. Pengaruh Variabel Return on Assets, Return on Equity, Net
Profit Margin, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan.
Jurnal Profit, Vol.06 No. 01 Juni 2012. Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB.
Ali, Arifin. 2007. Membaca Saham(Panduan Dasar Seni Berinvestasi).Yogyakarta:
PT. Andi
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. PT.
Rineka Citra. Jakarta
Brigham & Huston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan . Salemba Empat.
Jakarta.
__________. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara
Terdaftar di BEI. Diunduh Juni 2019. https://www.idx.co.id
Firdaus, M. 2012. AplikasiEkonometrikaUntuk Data Panel dan Time
Series.IPB.Press. Bogor.
Darmadji, Tjipromo dan Fakhrudin, M. 2006. Pasar Modal Indonesia. Edisi Kedua,
Jakarta : Salemba Empat
Hartono, J. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman, Edisi Enam. Yogyakarta:BPFE.
Heikal, Mohd. 2014. Influence Analysis of Return on Asset (ROA), Return on Equity
(ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity (DER), and Current Ratio
(CR), Agains Corporate Profit Growth in Outomotife In Indonesia Stock
Exchange, International Journal of Academics Research in Business and
Social Sciences. Vol 4. No.12. Hal.101-114
Idawati, Wiwi dan Aditio Wahyudi. 2014. Effect of Earning Per Share (EPS) and
Return on Asset (ROA) agains Share Price on Coal Mining Company Listed
in Indonesia Stock Exchange. Journal of Research Development and
Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 24
Management ISSN : 2422-8397 An International Peer-reviewed Journal
Vol.07.
Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tujuh. Yogyakarta:
BPPE-Yogyakarta
Jr. PlacidoM. Maneje. 2012. Impact of Selected Financial Variables on Share Price
of Publicyly Listed Firms in the Philippines. American International Journal
of Contemporary Research. Vol.2, No. 99. Hal 98-102
Kasmir, 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
______. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :Rajawali Pers
Kieso. Weygandt, warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition. John
Willey & Sons, Inc. Danvers. USA.
Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Wardi, Jeni. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity,
dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi,
Vol. 3 No. 2. Hal 127-147.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eveiws
(Edisis 3). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Yahoo Finance. Historical Prices 2015-2018. Diunduh Juni
2019,https://www.finance.yahoo.com