PENGARUH DOSIS PUPUK KASCING DAN PEMANGKASAN …
Transcript of PENGARUH DOSIS PUPUK KASCING DAN PEMANGKASAN …
PENGARUH DOSIS PUPUK KASCING DAN PEMANGKASAN
TUNAS LATERAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
SKRIPSI
Fenny Dwi Jayanti
14110032
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
LAMPUNG
2018
PENGARUH DOSIS PUPUK KASCING DAN PEMANGKASAN
TUNAS LATERAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Oleh
FENNY DWI JAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
2018
PENGARUH DOSIS PUPUK KASCING DAN PEMANGKASAN
TUNAS LATERAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Oleh :
Fenny Dwi Jayanti
ABSTRAK
Mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari suku labu-labuan atau Cucurbitaceae
merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Rendahnya produktivitas tanaman mentimun di Indonesia
dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor iklim, teknik bercocok
tanam seperti varietas, pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, serta adanya
serangan hama dan penyakit. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatankan
produktivitas tanaman mentimun yaitu dengan tindakan pemupukan, yang
bertujuan untuk menambahkan unsur-unsur hara makro maupun mikro yang
diperlukan bagi tanaman untuk dapat tumbuh dan produksi tinggi serta dengan
melakukan tindakan mekanis dengan cara pemangkasan cabang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh dosis pupuk kascing
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, (2) Pengaruh pemangkasan
tunas lateral terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, (3) Interaksi
antara pemberian dosis pupuk kascing dan pemangkasai tunas lateral terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 - Maret 2018 di Kebun
Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan
Metro Selatan Kota Metro, dengan jenis tanah Podzolik merah kuning (PMK).
Penelitian ini disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL). Faktor pertama adalah dosis pupuk kascing (K) terdiri atas 3 taraf
perlakuan yaitu: 10 ton ha-1
(k1), 20 ton ha-1
(k2), dan 30 ton ha-1
(k3). Faktor kedua adalah pemangkasan (P) terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu: tanpa
pemangkasan (p0), pemangkasan 2 cabang (p1), pemangkasan 3 cabang (p2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Peningkatan dosis pupuk kascing
sampai dengan 30 ton ha-1
meningkatkan panjang buah, bobot buah tanaman
mentimun, (2) Pemangkasan cabang lateral tidak menghasilkan perbedaan yang
nyata terhadap peubah pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun kecuali pada
panjang tanaman dan panjang buah, (3) Interaksi terbaik terdapat pada dosis
pupuk kascing 30 ton ha-1
dan pemangkasan 3 cabang untuk peubah luas daun dan
rasio tajuk akar tanaman mentimun.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : PENGARUH DOSIS PUPUK KASCING DAN
PEMANGKASAN TUNAS LATERAL TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Nama Mahasiwa : FENNY DWI JAYANTI
No. Pokok Mahasiswa : 14110032
Jurusan : Agroteknologi
Program studi : Agroteknologi
MENYETUJUI :
1. KOMISI PEMBIMBING
PEMBIMBING I
Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIP. 196304081989032001
PEMBIMBING II
Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si
NIP. 196803171994032003
2. KETUA JURUSAN AGROTEKNOLOGI
Priyadi, SP., M.Si
NIK. 00302783A
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji:
Ketua Penguji : Ir. Rakhmiati, M.T.A .........................
Penguji Utama : Prof. Dr. Ir. Maryati M.P ..........................
Anggota Penguji : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si ..........................
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu PertanianDharma Wacana Metro,
Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIP. 196302161990031003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 20 Oktober 2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dengan nama lengkap Fenny Dwi Jayanti lahir di
Kelurahan Hadimulyo Timur Kecamatan Metro Pusat Kota
Metro pada tanggal 29 Januari 1996, anak kedua dari
pasangan Bapak Harno dan Ibu Sobiyatin.
Pendidikan formal penulis diawali pada Taman Kanak-kanak Kartika II-29 Metro
pada tahun 2001-2002, pendidikan Sekolah Dasar Pertiwi Teladan Metro pada
tahun 2002-2008, pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Metro pada
tahun 2008-2011, pendidikan Sekolah Menengah di Madrasah Aliyah Negeri 1
Metro pada tahun 2011-2014.
Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan strata satu (S1) pada Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro jurusan Agroteknologi.
MOTTO
Barang siapa bertaqwa pada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar kepadanya dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barang siapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya
menjadi mudah. (QS. Ath-Thalaq: 2 & 3)
When you focus on problems, you will have more problems, when you focus on possibilities, you will have more opportunities.
1
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.
Bapak dan Mamak Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya sederhana ini kepada Bapak dan Mamak yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga
yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertulis
kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat
Mamak dan Bapak bahagia karena kusadar, selama ini belum mampu berbuat
yang lebih. Untuk Mamak dan Bapak yang selalu membuatku termotivasi dan
menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasihatiku menjadi lebih
baik. Terima kasih Mamak, Terima kasih Bapak.
My Sister’s
Untuk kedua saudariku Riska Devi Apriani, S.Farm., Apt. dan Elisa Soviana,
tiada yang paling mengharukan saat berkumpul bersama, walau sering bertengkar
tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan. Terima kasih atas
doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya sederhana ini yang dapat
2
Kupersembahkan. Maaf karena belum mampu menjadi panutan, tapi aku akan
selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua.
My Best Friend’s
Untuk sahabatku “Rindi Antika” thanks sudah mau berjuang bareng dari proposal,
penelitian dilahan sampai akhirnya sidang, “Yana Setianingsih, Nikmatul
Fatimah, Wayan Ditya Astika, Linda Puspita Sari, Irwan Umami” terima kasih
atas bantuan, doa, nasihat, dan semangat yang kalian berikan hingga akhir ini, aku
tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan. Untuk sahabatku yang
menamai dirinya dengan sebutan rumpimania “Cahya Kurnia Dewi, Rafika Nur
Azizah, Dian Novia Sari” thanks guys untuk semangat, doa dan candaan kalian.
Untuk sahabat-sahabatku angkatan 2014 yang turut membantu selama ini, semoga
keakraban di antara angkatan 2014 selalu terjaga.
Dosen Pembimbing Tugas Akhirku
Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A dan Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si selaku dosen
pembimbing tugas akhir, terimakasih banyak bu, sudah membantu saya, memberi
nasihat, pembelajaran, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari ibu
semua. Saya mohon maaf karena sempat menghilang beberapa bulan setelah
penelitian selesai. Terima kasih bu, You are the best lecturer.
Ibu Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P selaku selaku dosen penguji utama, terimakasih atas
masukan, nasihat, serta pembelajaran yang telah ibu berikan dalam penulisan
karya ini.
Ibu Windu Mangiring, S.Pt., MP. selaku dosen pembimbing akademik,
terimakasih bu sudah menjadi wali yang perhatian, terimakasih nasihat serta
pembelajarannya, maaf kalau terkadang saya suka mepet waktu kalau
mengumpulkan KRS.
Seluruh dosen pengajar dan staf akademik di STIPER:
Terimakasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sengat
berarti yang telah diberikan kepada kami.
ix
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehahirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Dosis Pupuk Kascing
dan Pemangkasan Tunas Lateral Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Mentimun (Cucumis sativus L.)”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro sekaligus sebagai dosen pembimbing 1
atas bimbingan, nasihat, bantuan dan dukungan dan saran yang telah
diberikan dalam penulisan karya ini.
2. Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si. selaku dosen pembimbing 2 atas
bimbingan, nasihat, bantuan, dukungan dan saran yang telah dalam penulisan
karya ini.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. selaku pembahas/penelaah atas koreksi,
nasihat dan usulan yang telah diberikan dalam menyusun Skripsi ini.
4. Bapak Priyadi, SP, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi STIPER
Dharma Wacana Metro atas bimbingan, nasehat dan dukungannya yang telah
diberikan.
4
5. Kedua orang tua, Kakak, Adik serta seluruh keluarga dan saudara yang yang
telah memberi dukungan, semangat, kasih sayang dan senantiasa memberikan
do’a yang tiada hentinya.
6. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro atas dukungan dan
ilmu yang telah diberikan.
7. Teman-teman seperjuangan (Agribisnis dan Agroteknologi 2014) yang selalu
memberikan motivasi, dukungan, bantuan, waktu serta turut andil dalam
pelaksanaan kegiatan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan kelancaran pelaksanaan kegiatan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini,
sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi.
Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan serta dapat memperkaya keilmuan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi terkhusus pada bidang pertanian
Metro, 20 Oktober 2018
Penulis
xi
5
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah .................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis ..................................................... 4
1.4. Hipotesis ................................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1. Botani Tanaman Mentimun .................................................... 7
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun...................................... 9
2.3. Pupuk Kascing........................................................................ 10
2.4. Pemangkasan .......................................................................... 11
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 15
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 15
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 15
3.3. Metode Penelitian ................................................................... 15
3.4. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 16
3.4.1. Pengolahan Tanah ...................................................... 16
3.4.2. Persemaian dan Pembibitan........................................ 17
3.4.3. Pemasangan Mulsa dan Pelubangan ........................... 17
3.4.4. Penanaman.................................................................. 17
3.4.5. Pemasangan Turus Bambu (Ajir) ............................... 18
3.4.6. Pemeliharaan .............................................................. 18
6
3.4.7. Pemangkasan .............................................................. 19
3.4.8. Panen .......................................................................... 19
3.5. Pengamatan ............................................................................ 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22
4.1. Hasil Percobaan ...................................................................... 22
4.2. Pembahasan ........................................................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 36
5.1. Kesimpulan............................................................................. 36
5.2. Saran ...................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 37
LAMPIRAN ............................................................................................. 40
xiii
7
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Panjang tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral umur 42 hst .......................... 22
2. Julah cabang tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral umur 42 hst........................... 24
3. Luas daun tanaman mentimun 17 hst akibat pemberian dosis
pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral .................................... 25
4. Jumlah buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral ............................................... 26
5. Panjang buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral ............................................... 27
6. Diameter buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis
pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral .................................... 28
7. Bobot buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral ............................................... 28
8. Rasio tajuk akar tanaman mentimun akibat pemberian dosis
pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral .................................... 29
9. Asumsi hasil per hektar akibat pemberian dosis pupuk kascing
dan pemangkasan cabang lateral ............................................................ 30
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva panjang tanaman umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 HST,
akibat pemberian dosis pupuk kascing dan pemangkasan tunas
lateral .................................................................................................. 23
2. Olah lahan ........................................................................................... 63
3. Penyemaian ......................................................................................... 63
4. Pembuatan plot percobaan .................................................................. 64
5. Penimbangan pupuk kascing ............................................................... 64
6. Aplikasi pupuk kascing. ...................................................................... 65
7. Pemasangan selang drib.. .................................................................... 65
8. Pemasangan mulsa .............................................................................. 66
9. Pelubangan mulsa................................................................................ 66
10. Pemasangan ajir .................................................................................. 67
11. Pindah tanam ....................................................................................... 67
12. Pengikatan tanaman ............................................................................ 68
13. Pengukuran panjang tanaman ............................................................. 68
14. Penimbangan pupuk NPK ................................................................... 69
15. Aplikasi pupuk NPK ........................................................................... 69
16. Pengambilan sampel daun ................................................................... 70
17. Penimbangan sampel daun .................................................................. 70
18. Pemangkasan cabang .......................................................................... 71
9
19. Panen ................................................................................................... 71
20. Pengukuran panjang buah ................................................................... 72
21. Pengukuran diameter buah .................................................................. 72
22. Penimbangan bobot buah .................................................................... 73
23. Penjemuran Brangkasan Kering Akar dan Tajuk................................ 73
24. Penimbangan Brangkasan Kering akar dan Tajuk .............................. 74
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Deskripsi tanaman mentimun varietas Magic F1 .................................. 40
2. Penghitungan dosis pupuk...................................................................... 42
3. Lay out percobaan .................................................................................. 43
4. Susunan tanaman mentimun dalam satu petak....................................... 44
5. Jadwal kegiatan penelitiaan.................................................................... 45
6. Rekapitulasi analisis ragam dan uji BNT ............................................... 48
7. Data Rata-rata Panjang tanaman Mentimun umur7,14, 21, 28,
35 dan 42 hst.. ........................................................................................ 49
8. Data Panjang Tanaman Mentimun Akibat Pemberian Dosis
Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang Lateral umur 42 hst ............ 50
9. Analisis Ragam Panjang Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral umur 42 hst ................................................................................ 50
10. Data Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Mentimun 7,14, 21,
28, 35 dan 42 hst .................................................................................... 51
11. Data Jumlah Cabang Tanaman Mentimun Akibat Pemberian
Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang Lateral 42 hst ........... 52
12. Analisis Ragam Jumlah Cabang Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral 42 hst .......................................................................................... 52
13. Data Luas Daun Tanaman Mentimun Akibat Pemberian Dosis
Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang Lateral umur17 hst ............. 53
11
14. Analisis Ragam Luas Daun Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 53
15. Data Rata-rata Pengamatan Jumlah Buah Tanaman Mentimun
Panen 1, 2, 3, 4 dan 5. ............................................................................ 54
16. Data Pengamatan Jumlah Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 55
17. Analisis Ragam Jumlah Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 55
18. Data Rata-rata Pengamatan Panjang Buah Tanaman Mentimun
Panen 1, 2, 3, 4 dan 5 Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing
dan Pemangkasan Cabang Lateral ......................................................... 56
19. Data Pengamatan Panjang Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 57
20. Analisis Ragam Panjang Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 57
21. Data Rata-rata Pengamatan Diameter Buah Tanaman Mentimun
Panen 1, 2, 3, 4 dan 5 Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing
dan Pemangkasan Cabang Lateral ......................................................... 58
22. Data Pengamatan Diameter Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 59
23. Analisis Ragam Diameter Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 59
24. Data Pengamatan Bobot Buah Pertanaman Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan
Cabang Lateral ....................................................................................... 60
25. Analisis Ragam Bobot Buah Pertanaman Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan
Cabang Lateral ....................................................................................... 60
12
26. Data Pengamatan Rasio Tajuk Akar Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan
Cabang Lateral ....................................................................................... 61
27. Analisis Ragam Rasio Tajuk Akar Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Cabang
Lateral .................................................................................................... 61
28. Data Pengamatan Asumsi Hasil Perhektar Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan
Cabang Lateral ....................................................................................... 62
29. Analisis Ragam Asumsi Hasil Per Hektar Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan
Cabang Lateral ....................................................................................... 62
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Sayuran merupakan sumber gizi, vitamin dan mineral, serta menambah ragam
rasa, warna, dan tekstur makanan. Salah satu sayuran yang dibudidayakan di
Indonesia adalah Mentimun. Mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari suku
labu-labuan atau Cucurbitaceae merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah
yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, meskipun bukan
merupakan tanaman asli Indonesia. Menurut Moekasan dkk. (2014) dalam Wijaya
(2016), mentimun merupakan komoditas sayuran yang adaptasinya cukup luas
sehingga banyak diusahakan oleh petani di dataran tinggi. Mentimun dapat
dibudidayakan di lahan sawah, maupun di lahan kering.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2016), menunjukkan bahwa produksi
mentimun di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai tahun
2015 berturut turut 521.535 ton, 511.485 ton, 491.636 ton, 477.976 ton, dan
447.677 ton. Produktivitas hasil mentimun secara nasional pada tahun 2014
sampai 2015 tergolong masih rendah yakni 6,34% (BPS, 2016). Padahal
permintaan mentimun di kota-kota besar cukup tinggi dan potensi produk
mentimun hibrida dapat mencapai 20 ton ha-1
. Rendahnya produktivitas tanaman
mentimun di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah
2
faktor iklim, teknik bercocok tanam seperti varietas, pengolahan tanah,
pemupukan, pengairan, serta adanya serangan hama dan penyakit (Sumpena,
2001).
Upaya untuk meningkatan produktivitas tanaman mentimun salah satunya dengan
melakukan tindakan pemupukan, yang bertujuan untuk menambahkan unsur-
unsur hara makro maupun mikro yang diperlukan bagi tanaman untuk dapat
tumbuh dan produksi tinggi. Jenis pupuk dapat berupa pupuk buatan (kimiawi)
maupun pupuk organik (Irianto, 2009). Salah satu pupuk organik yang sangat baik
bagi pertumbuhan tanaman dan mengandung hara yang mudah diserap oleh
tanaman adalah pupuk kascing. Pupuk kascing (bekas cacing) merupakan pupuk
kompos yang dibuat dengan stimulator cacing tanah (Lumbricus rubellus).
Menurut Palungkun (2008), pupuk kascing bersifat netral dengan nilai pH 6,5-7,4
dengan nilai rata-rata pH 6,8 dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Menurut Mulat (2003), kandungan unsur hara yang terdapat di dalam
pupuk kascing yaitu; nitrogen (N) 0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,2%,
kalsium (Ca) 0,23%, mangan (Mn) 0,003%, Magnesium (Mg) 0,26%, tembaga
(Cu) 17,58%, seng (Zn) 0,007%, Besi (Fe) 0,79%, Molibdenum (Mo) 14,48%,
bahan organik 0,21%, KTK 35,80%, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam
humat 13,88%.
Menurut Mulat (2003), kascing mengandung banyak mikroba dan mengandung
hormon perangsang pertumbuhan tanaman, seperti giberelin, sitokinin, dan
auksin. Kascing merupakan makanan bagi tanaman, karena kascing mengandung
zat-zat makanan yang telah siap diserap oleh tanaman. Kascing berperan penting
3
dalam meningkatkan kesuburan tanah, dapat menyediakan nutrisi tanah bagi
tanaman, memperbaiki tekstur tanah, menetralkan pH tanah dan memperbaiki
struktur tanah. Menurut Rosita et al. (2000), dibandingkan dengan tanah dimana
cacing itu hidup, kotoran cacing lebih kaya akan unsur C-organik, N-organik, P
tersedia. Ca dan Mg, KTK dan menurunkan unsur yang meracuni tanaman
tersebut.
Selain penggunaan pupuk organik, peningkatan produktivitas mentimun dapat
dilakukan dengan tindakan mekanis dengan cara pemangkasan cabang. Dengan
pemangkasan diharapkan akan mendorong tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pemangkasan cabang pada tanaman mentimun berfungsi untuk meningkatkan
pembentukan bunga betina, pembuahan, dan kualitas buah serta produksi yang
tinggi. Salah satu fungsi pemangkasan adalah untuk mengatur penerimaaan
cahaya matahari agar proses fotosintesis dapat berjalan lebih baik sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan generatifnya yakni pembentukan bunga, dan buah.
Selanjutnya selain itu dinyatakan bahwa, pemangkasan bunga awal berfungsi
untuk merangsang cabang-cabang produktif.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kascing dan pemangkasan
tunas lateral pada tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)
4
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh dosis pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
mentimun (Cucumis sativus L.).
2. Pengaruh pemangkasan tunas lateral terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
mentimun (Cucumis sativus L.).
3. Interaksi antara pemberian dosis pupuk kascing dan pemangkasai tunas lateral
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.).
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis
Peningkatan hasil produksi mentimun dapat dilakukan dengan pemberian pupuk
organik pada tanaman. Kascing merupakan pupuk organik yang mengandung
unsur hara makro maupun mikro, koloid organik, dan memiliki kapasitas
menyimpan air yang cukup besar, sehingga dapat meningkatkan produksi pada
tanaman.
Dosis pupuk kascing sangat menentukan pertumbuhan dan hasil produksi
mentimun, sehingga penambahan dosis pupuk kascing pada tanaman mentimun
perlu dikaji lebih lanjut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprita (2014),
pemberian pupuk kascing dosis 10 ton ha-1
pada tanaman mentimun berpengaruh
nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan diameter buah.
Sedangkan hasi; penelitian Kartini (2015), menunjukkan pupuk kascing
berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tanaman sawi hijau, beberapa sifat kimia
5
dan biologi tanah. Pemberian pupuk kascing dengan dosis 20,0 ton ha-1
meningkatkan 1,33 % jumlah daun; 8,79 % berat tajuk segar atau 35,00 ton ha-1
;
8,35 % berat tajuk kering; 1,41 % N-total tanah; 5,56 % P-tersedia tanah; 3,11 %
C-organik tanah; 0,07 % pH tanah dan 12,89 % total populasi mikroorganisme
tanah.
Berdasarkan hasil penelitian Nahampun (2009), penggunaan pupuk kascing 300 g
polibag-1
dan pupuk organik cair 2 cc yang diaplikasikan pada tanaman kakao di
pre-nursery memberikan pengaruh nyata terhadap berat basah bagian atas
tanaman, berat basah bagian bawah tanaman dan berat kering bagian atas
tanaman.
Fahrudin (2009) melaporkan bahwa dengan pemberian dosis pupuk kascing 8 ton
ha-1
memberikan rerata jumlah daun dan berat segar tajuk paling tinggi pada
tanaman caisim dibandingkan dengan pemberian pupuk kascing 4 ton ha-1
dan 12
ton ha-1
. Saputra et al. (2012), pemberian dosis pupuk kascing 8 ton ha-1
pada
tanaman kedelai kuning Anjasmoro dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter
batang, luas daun, indeks luas daun (ILD), laju pertumbuhan tanaman (LTT), laju
asimilasi bersih (LAB) dan berat kering akar dan tajuk.
Upaya untuk meningkatkan produksi tanaman mentimun harus terus dilakukan.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan perbaikan teknik budidaya
diantaranya yaitu dengan pemangkasan.
Menurut Yadi, dkk (2012), pemangkasan dua daun dan dua cabang memberikan
pengaruh terhadap rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar batang umur 15
6
dan 30 hst, panjang dan berat buah serta produksi tertinggi tanaman mentimun
sebesar 49,98 ton ha-1
.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wijaya, dkk (2015),
pemangkasan pucuk setelah ruas ke 3 seluruh cabang lateral (P1) memberikan
pengaruh terbaik terhadap peningkatan jumlah bunga betina per tanaman sebesar
(78,66%) dan jumlah buah per tanaman sebesar (33,51%).
Budiyanto, et al. (2010), saat pemangkasan cabang pada umur 21 setelah tanam
berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina per tanaman, jumlah buah per
tanaman, berat buah per tanaman, panjang buah dan diameter buah. Saprudin
(2013), bahwa pemangkasan pucuk terhadap tanaman mentimun pada umur 21 hst
memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun, dan jumlah cabang
sedangkan pada pemangkasan pucuk tanaman mentimun pada umur 28 hst
cenderung meningkatkan jumlah bunga dan memberikan pengaruh nyata terhadap
berat buah.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Dosis pupuk kascing yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun.
2. Pemangkasan jumlah cabang lateral yang berbeda memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun.
3. Terdapat interaksi antara dosis pupuk kascing dan pemangkasan jumlah cabang
lateral terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Mentimun
Mentimun termasuk suku Cucurbitaceae (suku labu-labuan). Kedudukan tanaman
mentimun dalam tatanama tumbuhan, diklasifikasikan ke dalam Divisi
Spermatophyta, Sub-divisi Dilleniidae, Kelas Magnoliopsida, Famili
Cucurbitaceae, Genus Cucumis, dan Species Cucumis sativus L. (Sumpena,
2004).
Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya
tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman 20 cm, sedangkan akar serabut tumbuh
menyebar secara horizontal dan dangkal. Perakaran mentimun dapat tumbuh baik
dan berkembang baik pada tanah gembur (struktur tanah remah), pori-pori tanah
baik, subur, dan kedalaman tanah (volume tanah yang cukup). Akar tanaman
merupakan bagian dari organ tubuh yang berfungsi untuk berdirinya tanaman dan
beberapa zat-zat hara dan air. Perakaran tanaman mentimun tidak tahan terhadap
genangan air (tanah becek) yang berkepanjangan (Manalu, 2013).
Batang mentimun lunak dan berair tetapi cukup kuat, berbentuk bulat pupuh,
beruas-ruas, berbulu halus, bengkok dan berwarna hijau. Ruas batang memiliki
ukuran 7-10 cm dan diameter antara 10-15 mm. Diameter cabang anakan lebih
kecil dari batang utama. Fungsi batang tanaman mentimun selain sebagai tempat
8
tumbuh daun dan organ-organ lainnya, adalah untuk jalan pengangkut zat-zat
hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tanaman (Imdad dan Nawangsih, 2001).
Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda, selain itu
daunnya juga bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan
bercabang-cabang. Kedudukan daunnya tegak, daun terdiri dari tangkai daun,
helai daun, dan tulang-tulang daun, tangkai daun memiliki ukuran panjang, yakni
sekitar 24 cm, sedangkan helaian daun mempunyai ukuran cukup lebar ± 20 cm,
dengan panjang ± 20 cm. Daun berwarna hijau muda hingga hijau gelap atau tua,
permukaan daunnya berkerut. Daun tanaman merupakan bagian dari organ tubuh
yang berfungsi sebagai tempat asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, protein
(ribosom), lemak dan lain-lain (Manalu, 2013).
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah
satu artinya, bunga jantan dan bunga betinah terpisah, tetapi masih dalam satu
pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang
membengkak, sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut di bawah
mahkota bunga (Sunarjono, 2007).
Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. bentuk
ukurannya bermacam - macam antara 8 - 25 cm dan diameter 2,3 - 7 cm,
tergantung varietasnya. Kulit buah mentimun ada yang berbintik - bintik, ada pula
yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih - putihan, hijau muda dan hijau
gelap sesuai dengan varietas. Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna
putih atau putih kekuning - kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan
sebagai alat perbanyakan tanaman (Cahyono, 2006).
9
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan
optimum adalah pada iklim kering atau cukup mendapatkan sinar matahari. Iklim
yang dikehendaki tanaman mentimun adalah dengan temperatur (21,1-26,7)oC dan
tidak banyak hujan, ketinggian tempat 1-1000 m di atas permukaan laut, curah
hujan tahunan 800-1000 mm/tahun, bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 5-7
bulan, bulan kering (di buah 60 mm bulan-1
) : 4-6 bulan, suhu udara 170oC-230
oC,
kelembapan sedang,penyinaran sedang sampai tinggi, tanah (lempung),
kedalaman air tanah 50 cm – 200 cm dari permukaan tanah (Manalu, 2013).
Tanaman mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal ini
mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal
membentuk buah. Demikian pula, pada daerah yang temperatur siang dan malam
harinya berbeda sangat mencolok, sering memudahkan serangan penyakit tepung
maupun busuk daun (Sumpena, 2001).
Pada dasarnya tanaman mentimun untuk pertumbuhannya menghendaki syarat
tumbuh yang sedikit berbeda, terutama menyangkut media tumbuhnya. Tanaman
menghendaki media yang lembab dan cukup air dalam jangka waktu yang lama.
Mentimun membutuhkan pH tanah optimal antara 6-7, temperatur yang
dikehendaki antara 20-32oC dengan pencahayaan yang optimal (Imdad dan
Nawangsih, 2001).
10
2.3 Pupuk Kascing
Kascing adalah kotoran atau feses cacing tanah. Kascing mengandung unsur hara
yang lengkap, baik unsur makro maupun mikro, yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman. Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman yaitu zat pengatur tumbuh seperti giberellin, sitokinin dan
auksin, serta mengandung unsur hara N, P, K, Mg dan Ca dan Azotobacter sp
merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya
unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman (Zahid, 1994 dalam Fahrudin, 2009).
Pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah memperbaiki
struktur tanah, porositas, permeabilitas tanah, meningkatkan kemampuan untuk
menahan air. Di samping itu kascing dapat memperbaiki kimia tanah seperti
meningkatkan kemampuan untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro
dan mikro serta meningkatkan pH pada tanah masam (Kartini, 2005).
Kascing mengandung KTK yang tinggi, 35 meq 100 g-1
sampai 130 meq 100 g-1
.
Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan tanah untuk memberikan atau
menerima kation, hara atau nutrisi tanaman. KTK kascing bervariasi sesuai
dengan jenis bahan yang digunakan. KTK tanah lebih rendah daripada KTK
kascing. Dengan demikian, kascing dapat menambah hara kedalam tanah dan
meningkatkan kesuburan tanah (Mulat, 2003). Kascing (vermikompos) dari cacing
tanah Lumbricus rubellus yang berkualitas baik ditandai dengan warna hitam
kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan matang (C/N < 20)
(Mashur, 2001).
11
Kascing mengandung asam humat. Zat-zat humat bersama-sama dengan tanah liat
berperan terhadap sejumlah reaksi kompleks baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya
terhadap sejumlah proses-proses dalam tubuh tanaman. Secara tidak langsung, zat
humat dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan mengubah kondisi-kondisi
fisik, kimia dan biologi tanah (Mulat, 2003).
Asam humat kascing yang lebih tua cenderung lebih tinggi. Pada umur 2 minggu,
asam humat kascing 12,2% dan setelah 12 minggu naik menjadi 18,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa cacing tanah dapat mengubah bahan organik menjadi humus
yang stabil. Huminifikasi atau proses menjadi humus kascing yang tinggi ditandai
oleh penurunan rasio C dan N. Peningkatan asam humat dapat meningkatkan
KTK kascing. KTK pada minggu kedua adalah 40,9 mEq/100gr naik menjadi 47,5
mEq pada minggu ke-12 (Mulat, 2003).
2.4 Pemangkasan
Pemangkasan (purining) adalah tindakan pembuanga atau penghilangan bagian-
bagian tanaman seperti cabang atau ranting dengan mendapatkan bentuk tertentu
sehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya
matahari, mempermudah pengendalian hama penyakit serta
mempermudah pemanenan (Zulkarnain, 2009). Dalam suatu kebun hal ini
biasanya berkaitan dengan pemotongan bagian-bagian tanaman yang berpenyakit,
tidak produktif, atau yang tidak diinginkan (Pambudi, 2012).
12
Dalam kegiatan pemangkasan dikenal beberapa tipe pemangkasan. Setiap tipe
tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda, yaitu:
2.4.1. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk
tanaman seawal mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa
jenis tanaman tertentu, pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti pola 1-3-9
yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa cabang
primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih 3 cabang
yang pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah pertumbuhan
yang proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat bersilangan). Dari 3
cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang akan dipangkas lagi
untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan terbaik, seimbang,
dan proporsional. Dengan pola percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman
dengan tajuk yang rimbun dan membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur.
2.4.2. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang
munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk
bagian terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting,
maka kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak,
artinya jumlah bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting
produktif. Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting
di bagian tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan,
13
termasuk memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus, tegak lurus di
cabang primer maupun cabang sekunder.
2.4.3. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan
tanaman secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan
pemberian pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan
periode berbuah, saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan
buah, dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis.
Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting
tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga,
rambutan, dan klengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang
keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas
sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan
mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau
tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menghabiskan banyak tempat
untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan (Dwidjoseputro,
1990).
Pemangkasan dapat mendorong lebih cepat tumbuhnya tunas baru,
yang berpotensi untuk berbunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemangkasan selain dapat meningkatkan hasil bunga juga dapat memperbaiki
kualitas bunga dan penampilan atau figur tanaman menjadi lebih baik (Satsijah,
2008). Pemangkasan dilakukan sebagai upaya pengurangan persaingan di
antara bagian satu dengan bagian lain dalam satu tanaman atau di antara tanaman
14
satu dengan tanaman lainnya dengan mengurangi/membuang beberapa cabang,
pucuk atau bagian tanaman lainnya, sehingga tanaman dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan yang diharapkan (Nabsya, 2013).
15
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 - Maret 2018 di Kebun
Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan
Metro Selatan Kota Metro, dengan jenis tanah Podzolik merah kuning (PMK) dan
ketinggian tempat 60 meter dpl.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : cangkul, golok, gunting,
pisau, ember, palu, paku, meteran, mistar, jangka sorong, oven, timbangan,
timbangan analitik, camera, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih mentimun varietas
Magic F1, pupuk kascing, tanah, air, turus bambu (ajir), tali rafia, mulsa hitam
perak, selang drib, pestisida nabati.
3.3 Metode Penelitan
Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dalam pola Foktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis
pupuk kascing (K) terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu: 10 ton ha-1
(k1), 20 ton
16
ha-1
(k2), dan 30 ton ha-1
(k3). Faktor kedua adalah pemangkasan (P) terdiri atas
tiga taraf perlakuan yaitu: tanpa pemangkasan (p0), pemangkasan 2 cabang (p1),
pemangkasan 3 cabang (p2). Dari kedua faktor tersebut didapat 9 kombinasi
perlakuan yaitu: k1p0, k1p1, k1p2, k2p0, k2p1, k2p3, k3p0, k3p1, k3p2. Masing masing
perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Setiap
satuan percobaan terdiri dari 10 tanaman dan diambil 5 tanaman setiap satuan
percobaan sebagai sampel.
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, sebelumnya data diuji
homogenitasa dengan uji Bartlett dan ketidakaditifan data dengan uji Tuckey. Jika
hasil sidik ragam menunjukkan hasil berbeda nyata, maka selanjutnya dilakukan
uji beda nyata terkecil (BNT), pengujian dilakukan pada taraf 5 %.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pengelolahan Tanah
Pengolahan tanah dalam penelitian ini menggunakan sistem olah tanah sempurna
(OTS). Tanah diolah dengan dibajak, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
petakan percobaan. Ukuran petak percobaan 240 cm x 100 cm , sebanyak 27 petak
dengan jarak antar petak 0,5 m dan jarak antar ulangan 1 m. Setelah itu petak di
beri pupuk kascing dengan cara dicampurkan merata pada tanah petakan dengan
dosis sesuai dengan perlakuan yaitu 10 ton ha-1
atau 240 gram tanaman-1
, 20 ton
ha-1
atau 480 gram tanaman-1
dan 30 ton ha-1
atau 720 gram tanaman-1
.
17
3.4.2 Persemaian dan Pembibitan
Persemaian dan pembibitan mentimun dilakukan menggunakan polybag kecil
yang diisi dengan campuran tanah, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Selama bibit dipersemaian dilakukan penyiraman 1 kali hari-1
. Bibit ditanam ke
lapang setelah berumur 12 hari atau berdaun 4-5 helai.
3.4.3 Pemasangan Mulsa dan Pelubangan
Pemasangan mulsa dengan jenis mulsa hitam perak dilakukan setelah pembuatan
bedengan (setelah pemberian pupuk kascing dan tanah dibasahi dengan air).
Pelubangan mulsa dilakukan setelah semua bedengan tertutup dengan plastik
mulsa. Pelubangan dilakukan dengan menggunakan bara api yang dimasukkan
kedalam kaleng bekas.
3.4.4 Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 12 hari atau berdaun 4-5 helai. Bibit
yang ditanam adalah bibit yang ukurannya ralatif seragam. Penanaman dilakukan
dengan cara merobek polybag dan menanam bibit beserta medianya pada lubang
tanam yang sudah dipersiapkan dengan jarak tanam 50 cm x 60 cm, waktu
penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Tiap lubang tanam ditanam
satu bibit dan bila bibit yang mati setelah penanaman dilakukan penyulaman
hingga waktu satu minggu dengan menggunakan bibit yang berumur sama.
18
3.4.5 Pemasangan Turus Bambu (Ajir)
Pemasangan turus bambu dilakukan setelah penanaman agar tidak mengganggu
atau merusak perakaran mentimun, ajir yang digunakan terbuat dari bambu
dengan tinggi 200 cm.
3.4.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mentimun meliputi: penyiraman, pengikatan, pengendalian
gulma serta hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan pada sore hari dimulai dari
saat penanaman.
Pengikatan tanaman pada ajir atau rambatannya dilakukan untuk setiap batang
tumbuh sepanjang 25 cm sampai tanaman tersebut berbuah sehingga akan
membantu penopang buah yang ada.
Pengendalian gulma dengan cara manual yaitu dengan dicabut mengunakan
tangan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal diantara kedua tanaman. Pemupukan
menggunakan pupuk NPK Mutiara (16:16:16) sebanyak 280 kg ha-1
atau 67 gram
petak-1
atau 6,7 gram tanaman-1
yang diberikan dua kali. Pemupukan pertama
dilakukan pada 7 hari setelah tanam dengan dosis 3,35 gram tanaman-1
dan
pemupukan susulan dilakukan pada 30 hari setelah tanam dengan dosis 3,35 gram
tanaman-1
. Pemberian pupuk NPK dilakukan dengan cara ditugal.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan secara mekanik
atau dengan menggunakan pestisida nabati.
19
3.4.7 Pemangkasan
Pemangkasan cabang dilakukan sesuai perlakuan dengan menggunakan gunting
pada setiap tanaman. Pemangkasan dilakukan pada pagi hari saat tanaman
berumur 17 hst.
3.4.8 Panen
Tanaman mentimun dapat dipanen dengan selang waktu 3 hari yaitu setelah
tanaman berumur 33-47 hari setelah tanam, buah dipanen pada pagi hari sebelum
jam 9.00 atau pada sore hari dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau
atau gunting tajam. Buah mentimun yang siap untuk dipanen yakni buah yang
mempunyai ukuran besar, masih muda, bewarna cerah, dan duri pada buah
mentimun sudah hilang.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman sampel dari masing-masing perlakuan.
Dalam penelitian ini peubah yang diamati adalah:
1. Panjang tanaman (cm)
Pengukuran panjang tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran
diukur dari leher akar sampai titik tumbuh tertinggi. Pengukuran dilakukan 7
hari setelah tanam dengan selang waktu 1 minggu sekali mulai dari 7 hst
sampai dengan panen ke-5.
20
2. Jumlah cabang
Menghitung jumlah cabang yang terbentuk pada setiap tanaman sampel
dengan selang waktu pengamatan 1 minggu sekali mulai dari 7 hst sampai
dengan panen ke-5, kemudian dirata-ratakan.
3. Luas daun (cm)
Menghitung luas daun tanaman dengan mengambil 2 tanaman pada umur 17
HST dengan cara memotong semua daun pada tanaman mentimun. Luas daun
dihitung dengan menggunakan metode grafimetri dengan rumus
Luas daun = Berat Replika Daun x Luas Kertas
Berat Kertas
4. Jumlah buah per tanaman (buah)
Jumlah buah per tanaman sampel dihitung setiap kali panen sampai panen
kelima kemudian dirata-ratakan.
5. Panjang buah per tanaman (cm)
Panjang buah diukur dengan cara mengambil seluruh buah pada tanaman
sampel kemudian diukur dari pangkal buah sampai ujung buah menggunakan
penggaris kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan pada setiap kali
panen sampai panen kelima.
6. Diameter buah (cm)
Diameter buah diukur dengan cara mengambil seluruh buah pada tanaman
sampel kemudian diukur bagian tengan atau bagian terbesar pada buah
menggunakan jangka soron kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dilakukan
pada setiap kali panen sampai panen kelima.
21
7. Bobot buah per tanaman (gram)
Bobot buah dihitung dengan cara menimbang seluruh buah pada taaman
sampel setiap kali panen kemudian dirata-ratakan. Penghitungan dilakukan
pada setiap kali panen sampai panen kelima.
8. Rasio tajuk akar
Rasio tajuk akar merupakan perbandingan antara bobot kering tunas dengan
bobot keting akar setelah dikeringkan di terik matahari sampai kering
konstan. Pengukuran rasio tajuk akar dilakukan setelah panen ke-5 dengan
cara mencabut 2 tanaman sampel.
9. Asumsi hasil per hektar
Asumsi hasil per hektar dihitung dengan menggunakan rumus
Hasil hektar-1
= 10.000 m2 x Hasil Perplot
Luas Petak
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
4.1.1. Panjang Tanaman Mentimun (cm)
Data pengamatan rata-rata peubah panjang tanaman umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42
hst disajikan dalam Lampiran 7 dan 8.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai
dosis tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman mentimun, sedangkan
pemangkasan cabang lateral berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman dan
tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 9).
Tabel 1. Panjang tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk kascing dan
pemangkasan cabang lateral umur 42 hst.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............cm..........
10 ton ha-1
253,03 256,33 275,82 261,73
20 ton ha-1
262,48 259,23 267,25 262,99
30 ton ha-1
255,31 273,24 276,00 268,18
rata-rata 256,94 a 262,94 ab 273,02 b
Nilai BNT P = 9,39
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah baris) tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%
23
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 1) menunjukkan bahwa pemangkasan 3 cabang
lateral memberikan panjang tanaman tertinggi. Sedangkan panjang tanaman tanpa
pemangkasan relatif sama dengan pemangkasan 2 cabang lateral.
Kurva pertumbuhan tinggi tanaman umur 7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst, 35 hst, 42
hst dapat di lihat pada gambar 1.
Gambar 1. Panjang tanaman umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hst Akibat pemberian
dosis pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral.
Gambar 1. Rata-rata panjang tanaman mentimun tertinggi terdapat pada perlakuan
k2p2 (20 ton ha-1
dengan pemangksan 2 cabang). Peningkatan panjang tanaman
mentimun dari mulai umur 7 hst ke 14 hst menunjukkan peningkatan yang tidak
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
260
280
0 7 14 21 28 35 42
Pan
jang T
anam
an
Pengamatan
k1p0
k1p1
k1p2
k2p0
k2p1
k2p2
k3p0
k3p1
k3p2
24
terlalu besar pada semua perlakuan, sedangkan panjang tanaman mentimun dari
umur 14 hst ke 21 hst menunjukkan peningkatan yang signifikan pada semua
perlakuan dan yang tertinggi pada perlakuan k3p1, kemudian panjang tanaman
mentimun dari umur 21 hst ke 28 hst dan 28 hst ke 35 hst menunjukkan
peningkatan yang signifikan pada semua perlakuan dengan hasil tertinggi pada
perlakuan k3p0 dan panjang tanaman mentimun dari umur 35 hst ke 42 hst masih
terjadi peningkatan, tanaman mentimun pada umur 42 hst perlakuan k3p2
menunjukkan panjang tanaman yang tertinggi dan yang terendah pada perlakuan
k1p0 (Gambar 1).
4.1.2. Jumlah Cabang Tanaman Mentimun (cabang)
Data pengamatan rata-rata peubah jumlah cabang tanaman umur 7, 14, 21, 28, 35
dan 42 hst disajikan dalam Lampiran 10 dan 11.
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai dosis
dan pemangkasan cabang lateral memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap
jumlah cabang tanaman mentimun serta tidak terdapat interaksi antar kedua faktor
perlakuan (Lampiran 12).
Tabel 2. Jumlah cabang tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk kascing
dan pemangkasan cabang lateral umur 42 hst.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............cabang..........
10 ton ha-1
19,82 21,57 19,78 20,39
20 ton ha-1
18,55 18,90 19,12 18,86
30 ton ha-1
20,27 21,02 20,79 20,69
rata-rata 19,54 20,49 19,90
25
4.1.3. Luas Daun Tanaman Mentimun 17 hst
Data pengamatan luas daun tanaman mentimun disajikan dalam Lampiran 13.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai
dosis dan pemangkasan cabang lateral berbeda nyata terhadap peubah luas daun
tanaman serta terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 14).
Tabel 3. Luas daun tanaman mentimun 17 hst akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang
Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............cm
2..........
10 ton ha-1
1.306,25 A 1.239,58 A 897,92 A
a a a
20 ton ha-1
1.266,67 A 1.918,75 B 1.347,08 A
a b a
30 ton ha-1
1.772,92 B 1.133,33 A 2.506,25 C
a a b
Nilai BNT KxP = 542,53
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Hasil Uji BNT (Tabel 3) menunjukkan bahwa terdapat interaksi pemberian dosis
pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral. Pemangkasan cabang lateral
perlakuan tanpa pemangkasan dan pemangkasan 2 cabang lateral memperlihatkan
hasil luas daun yang tidak berbeda meskipun dengan pemberian pupuk kascing
sampai 30 ton ha-1
. Tetapi pada pemangkasan 3 cabang lateral terlihat bahwa
semakin meningkatnya pemberian pupuk kascing, maka semakin meningkat pula
luas daun tanaman mentimun. Dengan demikian kombinasi terbaik pada
pemangkasn 3 cabang lateral dengan pemberian pupuk kascing 30 ton ha-1
.
26
4.1.4. Jumlah Buah Tanaman Mentimun (buah)
Data pengamatan rata-rata jumlah buah pada panen ke 1,2,3,4,5 disajikan pada
Lampiran 15 dan 16.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai
dosis dan pemangkasan cabang lateral memberikan pengaruh yang tidak nyata
terhadap jumlah buah tanaman mentimun serta tidak terdapat interaksi kedua
faktor perlakuan (Lampiran 17).
Tabel 4. Jumlah buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk kascing
dan pemangkasan cabang lateral.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............buah..........
10 ton ha-1
8,06 8,14 8,18 8,15
20 ton ha-1
8,78 8,30 7,82 8,30
30 ton ha-1
8,50 7,89 8,76 8,38
rata-rata 8,47 8,11 8,25
4.1.5. Panjang Buah Tanaman Mentimun (cm)
Data pengamatan rata-rata panjang buah pada panen ke 1,2,3,4,5 disajikan pada
Lampiran 18 dan 19.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai
dosis dan pemangkasan cabang lateral berpengaruh nyata terhadap peubah
panjang buah dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut
(Lampiran 20).
27
Tabel 5. Panjang buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk kascing
dan pemangkasan cabang lateral.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............cm..........
10 ton ha-1
102,25 100,82 101,39 101,49 A
20 ton ha-1
105,12 99,90 103,30 102,77 AB
30 ton ha-1
107,42 103,07 105,59 105,36 B
rata-rata 104,93 b 101,26 a 103,43 ab
Nilai BNT K = 2,90 BNT P = 2,90
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 5) menunjukkan bahwa peningkatan dosis pupuk
kascing akan meningkatkan panjang buah, dengan peningkatan panjang buah yang
relatif rendah. Pemberian pupuk kascing dosis 30 ton ha-1
meningkatan panjang
buah sebesar 3,81 % dibandingkan dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
. Tanaman
mentimun yang tidak dipangkas cabang lateralnya memberikan panjang buah
yang lebih baik dibandingkan dengan pemangkasan 2 cabang lateral, tetapi relatif
sama dengan perlakuan pemangkasan 3 cabang lateral. Perlakuan tanpa
pemangkasan cabang lateral meningkatkan panjang buah sebesar 3,62 %
dibandingkan dengan pemangkasan 2 cabang lateral.
4.1.6. Diameter Buah Tanaman Mentimun (cm)
Data pengamatan rata-rata diameter buah pada panen ke 1,2,3,4,5 disajikan pada
Lampiran 21 dan 22. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk
kascing berbagai dosis dan pemangkasan cabang lateral memberikan pengaruh
yang tidak nyata terhadap diameter buah tanaman mentimun serta tidak terdapat
interaksi kedua perlakuan tersebut (Lampiran 23).
28
Tabel 6. Diameter buah tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk kascing
dan pemangkasan cabang lateral.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............cm..........
10 ton ha-1
22,51 22,12 21,92 22,18
20 ton ha-1
22,58 22,06 22,77 22,47
30 ton ha-1
22,78 22,46 22,93 22,72
rata-rata 22,63 22,21 22,54
4.1.7. Bobot Buah per Tanaman (gram)
Data pengamatan bobot buah per tanaman pada panen ke 1,2,3,4,5 disajikan pada
Lampiran 24. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing
berbagai dosis berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman mentimun,
sedangkan pemangkasan cabang lateral tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
buah per tanaman dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut
(Lampiran 25).
Tabel 7. Bobot buah per tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
............gram..........
10 ton ha-1
1.049,49 1.038,88 1.008,54 1.032,30 A
20 ton ha-1
1.051,73 1.040,43 1.088,43 1.060,19 AB
30 ton ha-1
1.133,29 1.110,55 1.126,54 1.123,46 B
rata-rata 1.078,17 1.063,29 1.074,50
Nilai BNT K = 68,74
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%.
29
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 7), menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk
kascing 30 ton ha-1
memberikan bobot buah per tanaman lebih baik dibandingkan
dengan pemberian dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
, tetapi relatif sama dengan
dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
. Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
meningkatkan
rata-rata bobot buah per tanaman sebesar 8,83 % dibandingkan dosis pupuk
kascing 10 ton ha-1
.
4.1.8. Rasio Tajuk Akar Tanaman Mentimun
Data pengamatan rasio tajuk akar tanaman mentimun disajikan dalam Lampiran
26.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai
dosis dan pemangkasan cabang lateral berbeda nyata terhadap peubah rasio tajuk
akar serta terdapat interaksi antar kedua faktor perlakuan (Lampiran 27).
Tabel 8. Rasio tajuk akar tanaman mentimun akibat pemberian dosis pupuk
kascing dan pemangkasan cabang lateral.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang
Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
10 ton ha-1
36,69 A 35,54 A 27,44 A
b b A
20 ton ha-1
39,09 A 36,79 A 33,79 B
b ab A
30 ton ha-1
39,14 A 38,71 A 40,50 C
a a A
Nilai BNT KxP = 3,37
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom,
huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
30
Hasil Uji BNT (Tabel 8) menunjukkan bahwa terdapat interaksi pemberian dosis
pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral. Perlakuan dosis pupuk kascing
30 ton ha-1
dan 20 ton ha-1
dengan pemangkasan 3 cabang lateral memberikan
rasio tajuk akar tanaman mentimun lebih baik dari kombinasi perlakuan yang lain,
tetapi pada perlakuan dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
pemangkasan 3 cabang
lateral menghasilkan rasio tajuk akar tanaman lebih rendah dari pada tanpa
pemangkasan cabang lateral dan pemangkasan 2 cabang lateral. Interaksi terbaik
yaitu pada dosis pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral dengan
kombinasi 30 ton ha-1
dan pemangkasan 3 cabang lateral.
4.1.9. Asumsi Hasil per Hektar (ton)
Data pengamatan asumsi hasil per hektar tanaman mentimun disajikan dalam
Lampiran 28.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berbagai
dosis dan pemangkasan cabang lateral memberikan pengaruh yang tidak berbeda
nyata terhadap peubah asumsi hasil per hektar serta interaksi antar kedua faktor
perlakuan (Lampiran 29).
Tabel 9. Asumsi hasil per hektar akibat pemberian dosis pupuk kascing dan
pemangkasan cabang lateral.
Dosis
Pupuk Kascing
Pemangkasan Cabang Rata-rata Tanpa
Pemangkasan
Pemangkasan
2 Cabang
Pemangkasan
3 Cabang
........... ton ha
-1...........
10 ton ha-1
44,48 41,88 42,86 43,07
20 ton ha-1
43,70 45,52 44,70 44,64
30 ton ha-1
47,46 45,38 46,99 46,61
rata-rata 45,21 44,26 44,85
31
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kascing
berpengaruh nyata terhadap peubah panjang buah dan bobot buah pertanaman
dengan perlakan terbaik k3 (30 ton ha-1
). Pemberian dosis pupuk kascing 30 ton
ha-1
meningkatkan panjang buah 3,81 % dibandingkan pemberian dosis pupuk
kascing 10 ton ha-1
. Selain itu dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
mampu
meningkatkan bobot buah pertanaman 8,83 % dibandingkan pemberiana dosis
pupuk kascing 10 ton ha-1
. Hal ini diduga bahwa peningkatan dosis pupuk kascing
mempengaruhi peningkatan jumlah total unsur hara, bahan organik, koloid
organik serta peningkatan kabutuhan hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
walaupun pupuk kascing bersifat slow release dengan jumlah kandungan unsur
hara banyak tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk kimia. Mulat (2003),
menyatakan bahwa peningkatan unsur-unsur hara (N, P, K) dalam proses
vermikompos, menunjukkan bahwa cacing tanah mempercepat mineralisasi bahan
organik. Kascing mengandung unsur hara lengkap, baik mikro maupun makro.
Unsur-unsur tersebut merupakan makanan bagi tanaman yang sangat berperan
untuk perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kascing
tidak berpengaruh nyata terhadap peubah panjang tanaman, jumlah cabang,
jumlah buah, diameter buah dan asumsi hasil perhektar. Hal ini berkaitan erat
dengan lokasi penelitian termasuk tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) yang
merupakan tanah marjinal dengan sifat fisik dan kimianya buruk dimana
produktivitas tanah akan mengalami penurunan yang tajam setelah satu atau dua
32
kali tanam. Penambahan pupuk kascing sampai 30 ton ha-1
pada tanah Podsolik
Merah Kuning lahan penelitian disinyalir belum mampu memperbaiki sifat fisik
tanah dimana kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K dan Ca umumnya
rendah dan reaksi tanah (pH) sangat rendah yaitu antara 5,82 (Taufik, 2014).
Selain itu penelitian ini dilaksanakan saat musim hujan berlangsung. Karena sifat
fisik tanah dengan stabilitas agragat yang kurang mantap, sehingga tanah mudah
terkena erosi. Gerakan air yang berakibat pada erosi membuat sebagian dari
pupuk kascing yang ditambahkan ikut terbawa oleh air, sehingga peningkatan
pertumbuhan dan hasil mentimun relatif sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan cabang lateral
berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman. Perlakuan pemangkasan 3 cabang
lateral meningkatkan panjang tanaman dengan angka yang relatif kecil 6,26 %
dibandingkan tanpa pemangkasan cabang lateral. Peningkatan panjang tanaman
ini diduga karena pemangkasan cabang yang dilakukan menghambat pembungaan
dan mendorong pertumbuhan vegetatif yang lebih cepat. Menurut Sunarjono
(1990), pemangkasan menyebabkan pembungaan terlambat karena hormon
tumbuh yang ada bersifat mendorong pertumbuhan vegetatif lebih cepat, begitu
pula pada tanaman yang telah mulai berbunga atau berbuah.
Berkurangnya organ tanaman akibat pemangkasan dapat dipulihkan dengan cepat
karena tanaman masih dalam fase vegetatif dan pembentukan daun masih giat
dilakukan, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar kembali dan
pertumbuhan tanaman dapat meningkat, yang mengakibatkan bobot tanaman
menjadi meningkat. Dimana, tunas lateral tumbuh menjadi tunas yang produktif,
33
sehingga buah yang terbentuk semakin banyak serta fotosintat yang dihasilkan
akan lebih didistribusikan ke pembentukan buah dibanding untuk pertumbuhan
vegetatif sehingga buah yang terbentuk lebih banyak. Seperti yang dinyatakan
Warsana (2009), bahwa pemangkasan tanaman berarti mengurangi distribusi
fotosintat ke banyak cabang sehingga lebih diarahkan untuk meningkatkan
pembentukan buah pada tanaman. Fotosintat yang terbentuk terutama karbohidrat
meningkat akibat adanya pemangkasan, karena karbohidrat yang digunakan untuk
pertumbuhan batang dan daun diakumulasikan pada bunga maupun buah
(Sumiyati dalam Budiyanto, et al., 2010). Namun hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemangkasan cabang lateral tidak berpengaruh nyata terhadap peubah
jumlah cabang, jumlah buah, diameter buah, bobot buah pertanaman, dan asumsi
hasil perhektar. Bahkan pada panjang buah menunjukkan hasil terbaik pada tanpa
pemangkasan cabang lateral.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pemberian dosis
pupuk kascing dan pemangkasan cabang lateral terhadap peubah luas daun dan
rasio tajuk akar tanaman mentimun. Interaksi antara dosis pupuk kascing 30 ton
ha-1
dan pemangkasan 3 cabang lateral merupakan kombinasi terbaik pada peubah
luas daun dan rasio tajuk akar. Hal ini dikarenakan terdapat hubungan yang saling
berketergantungan antara pemberian dosis pupuk kascing dan pemangkasan
cabang lateral. Semakin meningkat dosis pupuk yang diberikan maka
pemangkasan 3 cabang lateral memberikan hasil yang lebih baik, tetapi dengan
pemberian dosis pupuk kascing yang lebih rendah, ternyata luas daun total dan
rasio tajuk akar memiliki hasil lebih baik pada tanpa pemangkasan cabang lateral.
Pemangkasan cabang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan
34
memperbanyak munculnya cabang-cabang produktif serta meningkatkan
traslokasi asimilat ke biji, mempengaruhi pertunasan dan percabangan. Disisi lain
pemberian pupuk kascing dengan dosis yang lebih tinggi akan mampu
menciptakan kondisi sifat fisik dan kimia tanah yang lebih mendukung
pertumbuhan dan perkembangan akar. Dengan demikian akan memperbanyak
munculnya cabang produktif dan total luas daun.
Machfudz (1999), bahwa topping dapat menambah luas daun atas yang tersisa dan
memperlambat laju penurunan fotosintesis. Penyerapan cahaya yang maksimal
akan masuk melalui bidang lebih luas, yang berpengaruh terhadap peningkatan
rasio berat kering akar dengan berat kering bagian atas tanaman. Fungsi bagian
atas tanaman dan akar sama pentingnya untuk pertumbuhan tanaman, akar akan
menyediakan unsur hara dan air bagi tamanan. Pemangkasan yang tepat berkaitan
dengan ketersediaan air bagi tanaman, apabila air yang teserap oleh akar
maksimal maka proses metabolisme pada tanaman akan maksimal untuk
pertumbuhan tanaman tesebut (Anggraeni, 2010). Yadi dan Laode (2012),
menyatakan bahwa perlakuan pemangkasan dapat meningkatkan petumbuhan
tanaman. Hal ini berkaitan dengan serapan air oleh akar yang lebih tinggi serta
mendapat unsur hara yang menghasilkan fotosintat yang lebih tinggi
dibandingkan tanpa perlakuan pemangkasan sehingga mendorong proses – proses
pembelahan sel, pembesaran dan pemanjangan sel akar maupun batang.
Penambahan kascing sampai dengan 30 ton ha-1
dapat membentuk struktur tanah
menjadi lebih remah dan air dapat diretensi oleh koloid organik dari kascing lebih
banyak. Sejalan dengan pernyataan Mulat (2003), bahwa kascing mempunyai
35
kemampuan menahan air yang besar, yakni sekitar 145-168%. Artinya, berat air
yang tertahan disimpan dalam kascing sebesar 1,45-1,68 kali berat kascing
tersebut. Disamping itu kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk
kascing yaitu; nitrogen (N) 0,63%, fosfor (P) 0,35%, kalium (K) 0,2%, kalsium
(Ca) 0,23%, mangan (Mn) 0,003%, Magnesium (Mg) 0,26%, tembaga (Cu)
17,58%, seng (Zn) 0,007%, Besi (Fe) 0,79%, Molibdenum (Mo) 14,48%, bahan
organik 0,21%, KTK 35,80%, kapasitas menyimpan air 41,23%, dan asam humat
13,88%. Dengan kandungan unsur hara lengkap dalam pupuk dan kemampuan
menahan air yang cukup besar makan pupuk kascing mampu memenuhi
kebutuhan hara dan air saat pemangkasan sehingga mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Peningkatan dosis pupuk kascing sampai dengan 30 ton ha-1
meningkatkan
panjang buah, bobot buah tanaman mentimun.
2. Pemangkasan cabang lateral tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun kecuali pada peubah
panjang tanaman dan panjang buah.
3. Interaksi terbaik terdapat pada dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
dan
pemangkasan 3 cabang untuk peubah luas daun dan rasio tajuk akar
tanaman mentimun.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan dosis pupuk kascing lebih banyak
untuk mengetahui peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun
yang lebih baik.
2. Pemangkasan cabang lateral mentimun perlu dilakukan pada budidaya
mentimun yang disertai dengan penggunaan pupuk organik.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni. 2010. Studi Morfo-Anatomi dan Pertumbuhan Kedelai (Glycine max
(L) Merr.) pada Kondisi Cekaman Intensitas Cahaya Rendah. Fakultas
Pertanian Bogor. Bogor.
Anonim. 2014. Karakteristik Tanah Ultisol (Podsolik Merah Kuning). Referensi
pertanian. Diakses tanggal 8 Agustus 2018.
Aprita, N. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.). Skripsi.
UIN Sultan Syarif Kasim. Riau.
Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Produksi Hortikultura 2014. BPS. Indonesia.
Budiyanto, Hajoeningtijas, O.D. dan Nugroho, B. 2010. Pengaruh Saat
Pemangkasan Cabang dan Kadar Paklobutrazol Terhadap Hasil
Mentimun (Cucumis sativus L.). Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Agritech, Vol. XII No. 2 Des. 2010 : 100-
113.
Cahyono, B. 2006. Timun. Cv Aneka Ilmu. Semarang.
Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Fahrudin F. 2009. Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk
Kascing. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Harahap I. 2006. Ekologi Serangga Hama Gudang di dalam Prijono D, Dharma
Putra OS, Widayanti S, editor. Pengelolaan Hama Gudang Terpadu.
Bogor: KLH, UNIDO, SEAMEO BIOTROP. Hlm 53-55
Idris M. 2004. Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat
Pemangkasan dan Pemberian Pupuk ZA. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu
Pertanian Volume 2, Nomor 1, April 2004: 17-24.
Imdad, H.P. dan A.A, Nawangsih. 2001. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya.
Jakarta.
38
Kartasapoetra, A.G. 1991. Hama Hasil Tanaman dalam Gudang. Rimeka Cipta.
Jakarta. 146 Halaman
Kartini, N.L. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Kascing terhadap Hasil Tanaman
Sawi, Sifat Kimia dan Biologi pada Tanah Inceptisol Klungkung.
Universitas Udayana. E-Jurnal Agroteknologi Tropika. ISSN : 2301-6515.
Vol. 4, No. 3, Juli 2015.
Machfudz. 1999. Pemangkasan dan Pengendalian Tunas. Prossiding Semiloka
Teknologi Tembakau. BALITTAS Malang.
Manalu, B. 2013. Jurus Sempurna Sukses Bertanam Mentimun Dari Nol Sampai
Panen. ARC Media. Jakarta.
Menteri Pertanian. 2005. Pelepasan Ketimun Magic F1 Sebagai Varietas Unggul.
Mulat. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Nabsya, 2013. Studi Perbandingan Dua Puluh Jenis Murbei sampai Umur 5
Bulan di Purwobinangun. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Nahampun, R.D.C. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanamana Kakao (Theobroma
cacao L.) di Pre-Nursery. Universitas Sumatra Utara. Medan. Hal 7-12.
Pambudi, D. 2012. Pemangkasan (Pruning). Universitas Brawijaya. Malang.
Palungkun, Rony. 2008. Sukses Beternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus.
Penebar Swadaya. Jakarta. http://books.google.co.id.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakata.
Saprudin. 2013. Pengaruh Umur Tanaman pada Saat Pemangkasan terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Ketimun (Cucumis sativus L.). Universitas
Antakusuma. Juristek, Vol. 1, No. 2, Januari 2013, Hal 51-62.
Saputra, R.R. 2012. Pengaruh Takaran Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Satsijah. 2008. Pengaruh Pemangkasan dan Aplikasi Cycosel Terhadap Hasil
Bunga. UGM Press. Yogyakarta.
Seran, R.N. 2006. Pengaruh Pemangkasan Tunas Lateral dan Bunga Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Terung (Solanung melongena, L.). Universitas
39
Timor. Savana Candana 1 (2) 93-97 (2006), Jurnal Pertanian Konservasi
Lahan Kering, International Standard of Sertal Number 2477-7927.
Sitepu, S. F., Zulnayati, dan Yuswani, P. 2004. Patologi Benih dan Hama Pasca
Panen. Fakultas Pertanian USU. Medan.
Slamet, Y., Karimuna, L. dan Sabaruddin, L. 2012. Pengaruh Pemangkasan dan
Pemberian Pupuk Organik Terhadap Produksi Tanaman Mentimun
(Cucumis sativus L.). Universitas Halu Oleo. Sulawesi Tenggara. Berkala
Penelitian Agronomi Oktober 2012, Vol. 1 No. 2 Hal. 107-114, ISSN:
2089-9858.
Sulistyaningsih E, Kurniasih B, Kurniasih E. 2005. Pertumbuhan dan Hasil
Caisin pada Berbagai Warna Sungkup Plastik. Ilmu Pertanian 12(1):65-76
Sunarjono, H. 2007. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta.
Warsana. 2009. Pengaruh Pemangkasan Tanaman Budidaya. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Wijaya, M.K., D.Y. Sumiya, W., dan Setyobudi, L. 2015. Kajian Pemangkasan
Pucuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Baby Mentimun (Cucumis
sativus L.). Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Produksi Tanaman,
Volume 3, Nomor 4, Juni 2015, Hlm 345-352.
Wijaya, Y.T. 2016. Respon Berbagai Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.)
Terhadap Frekuensi Penyiraman. Skripsi. STIPER Dharma Wacana.
Metro.
Wijoyo, P.M. 2013. Budi Daya Mentimun yang Lebih Menguntungkan. Pustaka
Agro Indonesia. Jakarta Selatan.
Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta
40
Lampiran 1. Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas Magic F1
Tahun pelepasan : 15 Maret 2005
SK Mentan : 75/Kpts/SR.120/3/2005
Golongan Varietas : hibrida silang tunggal 12545 F x 12545M
Umur mulai berbunga : 32 hari setelah tanam
Umur mulai Panen : 41-44 hari setelah tanam
Tipe tanaman : Merambat
Tipe tumbuh : Indeterminate
Bentuk penampang melintang batang : Segi empat
Warna batang : Hijau
Ukuran sisi batang : 1 - 1,3 cm
Warna daun : Hijau tua
Permukaan daun : Berbulu
Bentuk bunga : Seperti terompet
Warna bunga jantan/betina : Kuning
Jumlah buah per tanaman : 7 - 11 buah
Warna buah muda : hijau berbintik putih
Warna buah tua : hijau tua
Bentuk buah : bulat lonjong
Ukuran buah : panjang 21,5 cm; lebar 5,3
Garis buah : Jelas
Tekstur buah : renyah
Rasa pangkal buah : tidak pahit
Kekerasan buah : keras
Berat buah per tanaman : 2,44 kg
Berat per buah : 320 - 365 g
Hasil : 72 ton/ha
41
Daya simpan buah pada suhu kamar (27o) : 7 - 10 hari
Keterangan : beradaptasi dengan pada elevasi 10 – 600 m
diatas permukaan laut
Pengusul/Peneliti : PT. East West Seed Indonesia/Atmadi Saleh
Sumber: (Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 75/Kpts/SR.120/3/2005.
Pelepasan Ketimun Hibrida Magic F1 Sebagai Varietas Unggul.
http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/SK-75-05.pdf)
42
Lampiran 2. Perhitungan Dosis Pupuk
Keterangan:
Luas pe percobaan : 2,4 m2
Luas 1 ha : 10000 m2
1 ton : 1.000.000 g
1. Pupuk Kascing (10 ton ha-1
)
= 2,4 m2 x 10.000.000 g
10000 m2
= 2400 g plot-1
= 240 g tanaman-1
2. Pupuk Kascing (20 ton ha-1
)
= 2,4 m2 x 20.000.000 g
10000 m2
= 4800 g plot-1
= 480 g tanaman-1
3. Pupuk Kascing (30 ton ha-1
)
= 2,4 m2 x 30.000.000 g
10000 m2
= 7200 g plot-1
= 720 g tanaman-1
43
S
T
B
Lampiran 3. Layout Penelitian
Keterangan:
Jarak tanam Tanaman 50 cm x 60 cm
Ukuran petak percobaan 1 m x 2,4 m = 2,4 m2
lebar 9,2 m dan panjang 13 m
k1 : 10 ton ha-1
, 240 gram tanaman-1
k2 : 20 ton ha-1
, 480 gram tanaman-1
k3 : 30 ton ha-1
, 720 gram tanaman-1
p0 : Tanpa pemangkasan
p1 : Pemangkasan 2 cabang lateral
p2 : Pemangkasan 3 cabang lateral
U
1 m III II I
k1p0
k3p1
k3p0
k1p1
k1p2
k2p2
k3p2
K2p0
k2p1
k1p2
k2p2
k2p0
k2p1
k3p2
k3p0
k3p1
k1p1
k1p0
k2p0
k1p1
k3p1
k2p1
k3p2
k1p2
k3p0
k1p0
k2p2
0,5 m
13 m
2,4 m
1 m
44
Lampiran 4. Plot Penelitian
Keterangan :
1. Jumlah tanaman sebanyak 10 tanaman
2. X : Tanaman sampel
3. Petak panen 1 x 2,4 m
4. Ukuran petak percobaan 1 m x 2,4 m
1 m
X X X X X
X X X X X
20 cm
2,4 m
20 cm
50 cm
60 cm
45
Lampiran 5. Jadwal Kegiatan Penelitian
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan
Bulan/Tanggal
JANUARI 2018 dan FEBRUARI 2018 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Pembersihan Gulma
2 Pengolahan Lahan (Bajak)
3 Penyemaian
4 Pembuatan Plot Percobaan
5 Penimbangan Pupuk Kascing
6 Aplikasi Pupuk Kascing
7 Pemasangan Selang Drib
8 Pemasangan Mulsa
9 Pelubangan Mulsa
10 Pemasangan Ajir
11 Pindah Tanam
17 Pengamatan Panjang
Tanaman 7 HST
18 Pengamatan Jumlah Cabang
7 HST
46
No Kegiatan
Bulan/Tanggal
FEBRUARI 2018 dan Maret 2018 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
19 Pengikatan Tanaman
20 Penimbangan Pupuk NPK
21 Pemupukan NPK
22 Pengamatan Tinggi Tanaman
14, 21, 28 dan 35 HST
23 Pengamatan Jumlah Cabang
14, 21, 28 dan 35 HST
24 Pengambilan Sampel Daun
25 Pemangkasan Cabang
26 Panen 1
27 Panen 2
28 Panen 3
47
No Kegiatan
Bulan/Tanggal
Maret 2018 dan April 2018
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
29 Panen 4
30 Pengamatan Tinggi Tanaman
42 HST
31 Pengamatan Jumlah Cabang
42 HST
32 Panen 5
33 Pencabutan Tanaman
34 Penimbangan Replika Daun
35 Penimbangan Brangkasan
Kering
48
Lampiran 6. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Rekapitulasi Hasi Uji BNT
Perlakuan
Panjang
tanaman
(cm)
Jumlah
cabang
(helai)
Luas
daun
Jumlah
buah
(buah)
Panjang
buah (cm)
Diameter
buah
(cm)
Bobot buah
(gram)
Rasio
tajuk akar
(gram)
Asumsi
per hektar
(ton)
F. Tabel
K 1,19 tn 0,94 tn 5,99 * 0,17 tn 4,16 * 1,17 tn 4,15 * 23,05 * 1,65 tn 3,63
P 6,73 * 0,22 tn 1,84 tn 0,29 tn 3,63 * 0,78 tn 0,11 tn 12,14 * 0,12 tn 3,63
KxP 1,63 tn 0,09 tn 3,88 * 0,58 tn 0,38 tn 0,38 tn 0,33 tn 7,15 * 0,27 tn 3,01
k1 261,73 20,39 75,63 8,15 101,49 A 22,18 1.032,30 A 33,23 43,07
k2 262,99 18,86 83,88 8,30 102,77 AB 22,47 1.060,19 AB 36,56 44,64
k3 268,18 20,69 89,52 8,38 105,36 B 22,72 1.123,46 B 39,45 46,61
p1 256,94 a 19,54 87,13 8,47 104,93 b 22,63 1.078,17 38,31 45,21
p2 262,94 ab 20,49 79,44 8,11 101,26 a 22,21 1.063,29 37,02 44,26
p3 273,02 b 19,90 82,47 8,25 103,43 ab 22,54 1.074,50 33,91 44,85
KxP
Keterangan:
tn : Tidak nyata
* : Berbeda nyata
k1 :Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang lateral
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang lateral
49
Lampiran 7. Data Rata-rata Panjang tanaman Mentimun umur 7, 14, 21, 28, 35
dan 42 hst
Perlakuan Hari Pengamatan (hst)
Jumlah rata-
rata 7 14 21 28 35 42
.................. cm ..................
k1p0 17,39 28,49 81,44 162,57 185,61 253,03 728,53 121,42
k1p1 17,35 27,16 71,66 147,88 201,93 256,33 722,31 120,39
k1p2 17,66 32,83 85,39 166,53 216,42 275,82 794,65 132,44
k2p0 17,61 29,47 80,57 162,66 220,47 262,48 773,26 128,88
k2p1 17,43 27,89 79,87 161,81 209,99 259,23 756,22 126,04
k2p2 18,64 31,44 83,19 166,37 205,79 267,25 772,68 128,78
k3p0 18,61 32,17 91,2 173,66 224,83 255,31 795,78 132,63
k3p1 18,15 33,74 91,45 164,91 214,26 273,24 795,75 132,63
k3p2 17,50 30,51 76,88 152,11 203,99 276,00 756,99 126,17
Jumlah 160,34 273,70 741,65 1458,50 1883,29 2378,69 6896,17
Rata-rata 17,82 30,41 82,41 162,06 209,25 264,30 127,71
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
50
Lampiran 8. Data Panjang Tanaman Mentimun Akibat Pemberian Dosis Pupuk
Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral umur 42 hst
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. cm ..................
k1p0 258,70 255,60 244,80 759,10 253,03
k1p1 261,58 247,36 260,06 769,00 256,33
k1p2 270,86 280,84 275,76 827,46 275,82
k2p0 250,12 268,66 268,66 787,44 262,48
k2p1 254,62 251,04 272,04 777,70 259,23
k2p2 267,36 279,02 255,36 801,74 267,25
k3p0 254,68 253,02 258,22 765,92 255,31
k3p1 260,92 284,30 274,50 819,72 273,24
k3p2 269,06 270,18 288,76 828,00 276,00
Jumlah 2347,90 2390,02 2398,16 7136,08
RataRata 260,88 265,56 266,46
264,30
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 9. Analisis Ragam Panjang Tanaman Mentimun Akibat Pemberian
Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral umur 42 hst
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 161,72 80,86 0,92 tn 3,63
Perlakuan 8 1975,43 246,93 2,80 * 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 210,66 105,33 1,19 tn 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 1188,98 594,49 6,73 * 3,63
Interaksi (K X P) 4 575,79 143,95 1,63 tn 3,01
Acak 16 1412,66 88,29
Non-aditif 1 188,19 188,19 2,31 tn 4,54
Sisa 15 1224,47 81,63
Total 26 3549,81 KK= 3,56 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 4,61 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
51
Lampiran 10. Data Rata-rata Jumlah Cabang Tanaman Mentimun 7,14, 21, 28, 35
dan 42 hst
Perlakuan Hari Pengamatan (hst)
Jumlah rata-
rata 7 14 21 28 35 42
.................. cabang ..................
k1p0 - 2,42 3,00 4,33 4,93 5,13 19,81 3,96
k1p1 - 2,23 3,33 4,47 5,60 5,93 21,56 4,31
k1p2 - 2,32 2,80 4,27 5,13 5,27 19,79 3,96
k2p0 - 2,58 2,50 4,33 4,53 4,60 18,54 3,71
k2p1 - 1,93 3,17 3,87 4,67 5,27 18,91 3,78
k2p2 - 2,32 2,87 3,73 5,00 5,20 19,12 3,82
k3p0 - 2,67 3,07 4,47 5,00 5,07 20,28 4,06
k3p1 - 3,08 3,13 4,13 4,93 5,73 21,00 4,20
k3p2 - 2,79 3,67 4,07 4,93 5,33 20,79 4,16
Jumlah - 22,34 27,54 37,67 44,72 47,53 179,80
Rata-rata - 2,48 3,06 4,19 4,97 5,28
4,00
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
52
Lampiran 11. Data Jumlah Cabang Tanaman Mentimun Akibat Pemberian Dosis
Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral 42 hst
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. cabang ..................
k1p0 22,00 19,95 17,50 59,45 19,82
k1p1 23,00 24,70 17,00 64,70 21,57
k1p2 21,40 19,55 18,40 59,35 19,78
k2p0 21,00 16,40 18,25 55,65 18,55
k2p1 16,30 20,20 20,20 56,70 18,90
k2p2 20,80 16,75 19,80 57,35 19,12
k3p0 19,40 21,80 19,60 60,80 20,27
k3p1 26,80 14,85 21,40 63,05 21,02
k3p2 20,05 18,33 24,00 62,38 20,79
Jumlah 190,75 172,53 176,15 539,43
RataRata 21,19 19,17 19,57
1,29
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 12. Analisis Ragam Jumlah cabang Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
42 hst
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 20,67 10,33 1,11 tn 3,63
Perlakuan 8 25,08 3,13 0,34 tn 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 17,45 8,73 0,94 tn 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 4,15 2,07 0,22 tn 3,63
Interaksi (K X P) 4 3,48 0,87 0,09 tn 3,01
Acak 16 148,60 9,29
Non-aditif 1 2,68 2,68 0,27 tn 4,54
Sisa 15 145,93 9,73
Total 26 194,35 KK= 15,25 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 6,48 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
53
Lampiran 13. Data Luas Daun Tanaman Mentimun Akibat Pemberian Dosis
Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral umur 17 hst
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. cm2 ..................
k1p0 1162,50 1125,00 1631,25 3918,75 1306,25
k1p1 868,75 1462,50 1387,50 3718,75 1239,58
k1p2 862,50 1062,50 768,75 2693,75 897,92
k2p0 1262,50 1625,00 912,50 3800,00 1266,67
k2p1 1887,50 1893,75 1975,00 5756,25 1918,75
k2p2 1425,00 925,00 1691,25 4041,25 1347,08
k3p0 2112,50 1525,00 1681,25 5318,75 1772,92
k3p1 1462,50 1287,50 650,00 3400,00 1133,33
k3p2 2462,50 2706,25 2350,00 7518,75 2506,25
Jumlah 13506,25 13612,50 13047,50 40166,25
RataRata 1500,69 1512,50 1449,72
1487,64
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 14. Analisis Ragam Luas Daun Tanaman Mentimun Akibat Pemberian
Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 20035,76 10017,88 0,10 tn 3,63
Perlakuan 8 5823394,79 727924,35 7,41 * 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 1945251,04 972625,52 9,90 * 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 126171,18 63085,59 0,64 3,63
Interaksi (K X P) 4 3751972,57 937993,14 9,55 * 3,01
Acak 16 1571754,86 98234,68
Non-aditif 1 832,91 832,91 0,01 4,54
Sisa 15 1570921,96 104728,13
Total 26 7415185,42 KK= 21,07 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 5,96 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
54
Lampiran 15. Data Rata-rata Pengamatan Jumlah Buah Tanaman Mentimun
Panen 1, 2, 3, 4 dan 5
Perlakuan Panen
Jumlah rata-
rata 1 2 3 4 5
.................. buah ..................
k1p0 1,17 1,17 2,23 1,77 1,73 8,07 1,61
k1p1 1,11 1,00 2,65 1,47 1,92 8,15 1,63
k1p2 1,11 1,28 2,58 1,54 1,67 8,18 1,64
k2p0 1,36 1,25 2,86 1,65 1,67 8,79 1,76
k2p1 1,33 1,17 2,87 1,43 1,50 8,30 1,66
k2p2 1,28 1,08 2,68 1,31 1,47 7,82 1,56
k3p0 1,24 1,42 2,48 1,80 1,57 8,51 1,70
k3p1 1,19 1,26 2,68 1,42 1,33 7,88 1,58
k3p2 1,39 1,33 2,62 1,80 1,62 8,76 1,75
Jumlah 11,18 10,96 23,65 14,19 14,48 74,46
Rata-rata 1,24 1,22 2,63 1,58 1,61 1,65
Keterangan :
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
55
Lampiran 16. Data Pengamatan Jumlah Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. buah ..................
k1p0 7,95 7,35 8,88 24,18 8,06
k1p1 7,00 9,58 7,85 24,43 8,14
k1p2 6,60 6,93 11,00 24,53 8,18
k2p0 7,50 8,13 10,72 26,35 8,78
k2p1 7,50 7,33 10,06 24,89 8,30
k2p2 7,00 6,93 9,53 23,47 7,82
k3p0 7,95 7,33 10,23 25,51 8,50
k3p1 7,30 6,83 9,53 23,66 7,89
k3p2 8,55 6,93 10,80 26,28 8,76
Jumlah 67,35 67,37 88,58 223,30
RataRata 7,48 7,49 9,84
1,29
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 17. Analisis Ragam Jumlah Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 33,37 16,68 18,46 * 3,63
Perlakuan 8 2,93 0,37 0,40 tn 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 0,31 0,15 0,17 tn 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 0,52 0,26 0,29 tn 3,63
Interaksi (K X P) 4 2,09 0,52 0,58 tn 3,01
Acak 16 14,46 0,90
Non-aditif 1 0,64 0,64 0,69 tn 4,54
Sisa 15 13,82 0,92
Total 26 50,75 KK= 11,49 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 2,33 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
56
Lampiran 18. Data Rata-rata Pengamatan Panjang Buah Tanaman Mentimun
Panen 1, 2, 3, 4 dan 5 Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan
Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Panen
Jumlah rata-
rata 1 2 3 4 5
.................. cm ..................
k1p0 20,98 20,08 20,78 19,88 20,53 102,25 20,45
k1p1 20,11 19,82 21,08 20,04 19,76 100,81 20,16
k1p2 20,08 20,14 21,48 20,14 19,56 101,40 20,28
k2p0 20,33 20,94 22,67 20,01 21,17 105,12 21,02
k2p1 19,76 20,2 20,5 19,68 19,76 99,90 19,98
k2p2 21,22 20,94 19,67 20,41 21,05 103,29 20,66
k3p0 21,26 22,45 21,34 21,08 21,29 107,42 21,48
k3p1 20,34 21,63 19,74 20,71 20,64 103,06 20,61
k3p2 22 20,96 20,73 21,38 20,52 105,59 21,12
Jumlah 186,08 187,16 187,99 183,33 184,28 928,84
Rata-rata 20,68 20,80 20,89 20,37 20,48 20,64
Keterangan :
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
57
Lampiran 19. Data Pengamatan Panjang Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. cm ..................
k1p0 102,36 103,24 101,14 306,75 102,25
k1p1 104,29 103,94 94,23 302,45 100,82
k1p2 100,51 100,80 102,86 304,17 101,39
k2p0 104,58 105,15 105,63 315,35 105,12
k2p1 100,10 99,19 100,40 299,69 99,90
k2p2 103,03 103,45 103,41 309,89 103,30
k3p0 105,49 110,90 105,86 322,25 107,42
k3p1 99,06 106,66 103,50 309,21 103,07
k3p2 109,04 102,07 105,67 316,78 105,59
Jumlah 928,45 935,39 922,70 2786,54
RataRata 103,16 103,93 102,52
103,21
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 20. Analisis Ragam Panjang Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 8,97 4,48 0,53 tn 3,63
Perlakuan 8 143,94 17,99 2,13 tn 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 70,10 35,05 4,16 * 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 61,16 30,58 3,63 * 3,63
Interaksi (K X P) 4 12,69 3,17 0,38 tn 3,01
Acak 16 134,94 8,43
Non-aditif 1 0,31 0,31 0,03 tn 4,54
Sisa 15 134,63 8,98
Total 26 287,85 KK= 2,81 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 2,83 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
58
Lampiran 21. Data Rata-rata Pengamatan Diameter Buah Tanaman Mentimun
Panen 1, 2, 3, 4 dan 5 Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan
Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Panen
Jumlah rata-
rata 1 2 3 4 5
.................. cm ..................
k1p0 5,36 4,26 4,33 4,22 4,34 22,51 4,50
k1p1 4,57 4,57 4,47 4,22 4,38 22,21 4,44
k1p2 4,44 4,42 4,27 4,49 4,11 21,73 4,35
k2p0 4,59 4,71 4,33 4,3 4,38 22,31 4,46
k2p1 4,71 4,43 3,87 4,06 4,5 21,57 4,31
k2p2 5,48 4,67 3,73 4,23 4,09 22,20 4,44
k3p0 4,74 4,92 4,47 4,39 4,39 22,91 4,58
k3p1 5,05 4,66 4,13 4,46 4,02 22,32 4,46
k3p2 5,19 4,54 4,07 4,36 4,65 22,81 4,56
Jumlah 44,13 41,18 37,67 38,73 38,86 200,57
Rata-rata 4,90 4,58 4,19 4,30 4,32 4,46
Keterangan :
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
59
Lampiran 22. Data Pengamatan Diameter Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. cm ..................
k1p0 22,10 23,15 22,30 67,54 22,51
k1p1 21,56 22,50 22,29 66,35 22,12
k1p2 21,34 21,13 23,30 65,77 21,92
k2p0 22,09 21,93 23,73 67,75 22,58
k2p1 22,79 21,70 21,70 66,18 22,06
k2p2 23,28 22,75 22,27 68,31 22,77
k3p0 22,77 22,47 23,11 68,34 22,78
k3p1 21,70 22,99 22,67 67,37 22,46
k3p2 23,70 22,78 22,32 68,80 22,93
Jumlah 201,33 201,40 203,69 606,41
RataRata 22,37 22,38 22,63
1,29
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 23. Analisis Ragam Diameter Buah Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 0,40 0,20 0,36 tn 3,63
Perlakuan 8 3,02 0,38 0,68 tn 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 1,31 0,65 1,17 tn 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 0,87 0,44 0,78 tn 3,63
Interaksi (K X P) 4 0,84 0,21 0,38 tn 3,01
Acak 16 8,93 0,56
Non-aditif 1 1,13 1,13 2,17 tn 4,54
Sisa 15 7,80 0,52
Total 26 12,35 KK= 3,33 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 4,11 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
60
Lampiran 24. Data Pengamatan Bobot Buah Pertanaman Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas
Lateral
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. gram ..................
k1p0 1020,97 1099,73 1027,76 3148,46 1049,49
k1p1 1076,01 1074,35 966,29 3116,65 1038,88
k1p2 960,26 961,08 1104,28 3025,62 1008,54
k2p0 1049,35 1068,46 1037,38 3155,19 1051,73
k2p1 1047,97 1017,26 1056,06 3121,29 1040,43
k2p2 1096,56 1054,53 1114,18 3265,28 1088,43
k3p0 1045,22 1217,19 1137,45 3399,86 1133,29
k3p1 1047,59 1156,01 1128,05 3331,64 1110,55
k3p2 1253,99 1031,64 1094,00 3379,62 1126,54
Jumlah 9597,91 9680,25 9665,45 28943,61
RataRata 1066,43 1075,58 1073,94
1071,99
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 25. Analisis Ragam Bobot Buah Pertanaman Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas
Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 428,17 214,08 0,05 tn 3,63
Perlakuan 8 46574,42 5821,80 1,23 tn 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 39268,51 19634,26 4,15 * 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 1081,84 540,92 0,11 tn 3,63
Interaksi (K X P) 4 6224,07 1556,02 0,33 tn 3,01
Acak 16 75703,46 4731,47
Non-aditif 1 84,06 84,06 0,02 tn 4,54
Sisa 15 75619,40 5041,29
Total 26 122706,05 KK= 6,42 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 9,51 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
61
Lampiran 26. Data Pengamatan Rasio Tajuk Akar Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
k1p0 36,63 37,75 35,70 110,08 36,69
k1p1 35,97 35,42 35,25 106,63 35,54
k1p2 26,18 29,68 26,47 82,32 27,44
k2p0 35,29 41,79 40,20 117,27 39,09
k2p1 35,20 37,29 37,89 110,37 36,79
k2p2 32,17 33,20 36,00 101,37 33,79
k3p0 36,13 37,71 43,57 117,41 39,14
k3p1 38,90 38,32 38,92 116,13 38,71
k3p2 40,77 38,77 41,97 121,50 40,50
Jumlah 317,22 329,91 335,95 983,09
RataRata 35,25 36,66 37,33
36,41
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 27. Analisis Ragam Rasio Tajuk Akar Tanaman Mentimun Akibat
Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 20,30 10,15 2,68 tn 3,63
Perlakuan 8 374,91 46,86 12,37 * 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 174,57 87,29 23,05 * 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 91,97 45,99 12,14 * 3,63
Interaksi (K X P) 4 108,36 27,09 7,15 * 3,01
Acak 16 60,59 3,79
Non-aditif 1 1,40 1,40 0,35 tn 4,54
Sisa 15 59,19 3,95
Total 26 455,80 KK= 5,34 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 13,61 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan : tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
62
Lampiran 28. Asumsi Hasil Perhektar Tanaman Mentimun Akibat Pemberian
Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas Lateral
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-rata I II III
.................. ton ha-1
..................
k1p0 42,74 47,78 42,91 133,43 44,48
k1p1 44,19 47,52 33,92 125,63 41,88
k1p2 41,56 38,49 48,53 128,58 42,86
k2p0 43,42 45,38 42,32 131,11 43,70
k2p1 47,44 46,30 42,81 136,55 45,52
k2p2 47,81 43,27 43,01 134,09 44,70
k3p0 46,80 45,17 50,41 142,38 47,46
k3p1 47,53 44,62 44,01 136,15 45,38
k3p2 54,25 42,09 44,62 140,96 46,99
Jumlah 415,74 400,62 392,53 1208,89
RataRata 46,19 44,51 43,61
44,77
Keterangan:
k1 : Dosis pupuk kascing 10 ton ha-1
p0 : Tanpa pemangkasan
k2 : Dosis pupuk kascing 20 ton ha-1
p1 : Pemangkasan 2 cabang
k3 : Dosis pupuk kascing 30 ton ha-1
p2 : Pemangkasan 3 cabang
Lampiran 29. Analisis Ragam Asumsi Hasil Per Hektar Tanaman Mentimun
Akibat Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pemangkasan Tunas
Lateral
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 30,85 15,42 0,90 tn 3,63
Perlakuan 8 78,98 9,87 0,58 tn 2,59
Pupuk Kascing (K) 2 56,60 28,30 1,65 tn 3,63
Pemangkasan Cabang (P) 2 4,17 2,09 0,12 tn 3,63
Interaksi (K X P) 4 18,21 4,55 0,27 tn 3,01
Acak 16 273,79 17,11
Non-aditif 1 1,08 1,08 0,06 tn 4,54
Sisa 15 272,71 18,18
Total 26 383,62 KK= 9,24 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 7,73 < X
2-Tabel = 15,5 (Data homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
63
Lampiran 30. Foto Penelitian
Gambar 2. Olah Lahan (pembajakan)
Gambar 3. Penyemaian
64
Gambar 4. Pembuatan Plot Percobaan
Gambar 5. Penimbangan Pupuk Kascing
65
Gambar 6. Aplikasi Pupuk Kascing
Gambar 7. Pemasangan Selang Drib
66
Gambar 8. Pemasangan Mulsa
Gambar 9. Pelubangan Mulsa
67
Gambar 10. Pemasangan Ajir
Gambar 11. Pindah Tanam
68
Gambar 12. Pengikatan Tanaman
Gambar 13. Pengukuran Panjang Tanaman
69
Gambar 14. Penimbangan pupuk NPK
Gambar 15. Aplikasi Pupuk NPK
70
Gambar 16. Pengambilan Sampel Daun
Gambar 17. Penimbangan Sampel Daun
71
Gambar 18. Pemangkasan Cabang
Gambar 19. Panen
72
Gambar 20. Pengukuran Panjang Buah
Gambar 21. Pengukuran Diameter Buah
73
Gambar 22. Penimbangan Bobot Buah
Gambar 23. Penjemuran Brangkasan Kering Akar dan Tajuk
74
Gambar 24. Penimbangan Brangkasan Kering akar dan Tajuk