PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB...

51
PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma columnare TERHADAP KOLONISASI EKTOMIKORIZA DAN PERTUMBUHAN SEMAI DAMAR MATA KUCING ( Skripsi ) Oleh INAFA HANDAYANI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma columnare

TERHADAP KOLONISASI EKTOMIKORIZA DAN PERTUMBUHAN

SEMAI DAMAR MATA KUCING

( Skripsi )

Oleh

INAFA HANDAYANI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Inafa Handayani

ABSTRAK

PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma columnare

TERHADAP KOLONISASI EKTOMIKORIZA DAN PERTUMBUHAN

SEMAI DAMAR MATA KUCING

Oleh

Inafa Handayani

Ektomikoriza merupakan fungi yang membantu tanaman dalam menyerap unsur

hara dan air. Damar mata kucing (Shorea javanica) merupakan salah satu jenis

famili Dipterocarpaceae yang sangat tergantung pada ektomikoriza dalam

pertumbuhannya. Salah satu cara menginokulasi ektomikoriza adalah dengan

menggunakan inokulum spora. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis

inokulum spora ektomikoriza terbaik untuk kolonisasi ektomikoriza dan

pertumbuhan damar mata kucing. Penelitian ini menggunakan rancangan acak

lengkap dengan 5 perlakuan pemberian inokulum spora S. columnare yang terdiri

dari 0, 5, 10, 15, dan 20 ml/polibag dan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan

sidik ragam (anova) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulum sebesar 10 ml (6,5 x

107) menghasilkan persen kolonisasi terbaik dibandingkan perlakuan yang

lainnya. Pemberian inokulum ektomikoriza pada dosis 10 ml (6,5 x 107) dan

Page 3: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Inafa Handayani

20 ml (1,3 x 108) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pada parameter

pertambahan tinggi, berat kering pucuk, berat kering total, dan luas daun.

Kata kunci : Damar Mata Kucing, Dosis Inokulum, Ektomikoriza, Scleroderma

columnare.

Page 4: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Inafa Handayani

ABSTRACT

THE EFFECT OF Scleroderma columnare INOCULUM DOSES TO

ENHANCE ECTOMYCORRHIZAL COLONIZATION AND GROWTH

OF Shorea javanica SEEDLING

By

Inafa Handayani

Ectomycorrhiza helped plants to absorb nutrients and water. Shorea javanica

belong to Dipterocarpaceae family and highly dependent on ectomycorrhiza to

growth. Spore inoculation was one way to inoculate ectomycorrhiza fungi. This

study aimed to get the best doses of spore Scleroderma columnare on colonization

and enhancing growth of Shorea javanica seedling. This experiment used

randomized complete design with 5 treatments and 3 replicates. The treatments

were 0, 5, 10, 15, and 20 ml/polybag spore inoculum of S. columnare. Data

obtained were analyzed by analysis of variance (anova) and continued with Least

Significant Different (LSD). The results showed that added of 10 ml (6,5 x 107)

gained higher root colonizatition (%). Dosis of 10 ml (6,5 x 107) and 20 ml (1,3 x

108) spore inoculum were able to improve plant growth on the parameters such as

plant height, shoot dry weight, total dry weight, and total leaf area.

Keywords: Dose of Inoculum, ectomycorrhiza, Scleroderma columnare, Shorea

javanica.

Page 5: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma columnare

TERHADAP KOLONISASI EKTOMIKORIZA DAN PERTUMBUHAN

SEMAI DAMAR MATA KUCING

Oleh

INAFA HANDAYANI

Skripsi

sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017

Page 6: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Page 7: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Page 8: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu Rejo, Kabupaten Waykanan

tanggal 13 Juli 1994, sebagai anak kedua dari empat bersaudara,

dari Bapak Subandi dan Ibu Sri Utami. Pendidikan Sekolah

Dasar (SD) Bengkulu Rejo diselesaikan tahun 2006, Sekolah

Menengah Pertama (SLPT) di SMPN 02 Gunung Labuhan pada tahun 2009, dan

Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMAN 01 Bukit Kemuning pada tahun

2012.

Tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung jalur SMPTN tertulis. Selama menjadi

mahasiswa penulis pernah menjadi asisten dosen Bioteknologi Hutan, Silvika,

Silvikultur, Dendrologi, Manajemen Sumberdaya Hutan serta aktif di Organisasi

Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) dan Forum Studi Islam (FOSI) FP

Unila. Pada tahun 2015, penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di

BKPH Gombong Utara KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Unit I Divisi

Regional Jawa Tengah. Pada tahun 2015 juga, penulis melakukan kegiatan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Agung Dalem Kecamatan Banjar Margo,

Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Page 9: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Kepada Keluarga Ku Tercinta

Terima Kasih Ku Sampaikan pada Bapak dan Ibu yang Selalu

Mendukungku, Menyayangiku, dan Mendo’akanku Selama Ini.

Terucap sayangku Sampaikan juga Kepada Mamas, Mbak dan

Adik-adikku yang Selalu Menyayangi dan Mendukungku. Semoga

Kita Selalu Menjadi Keluarga yang Utuh. Aamiin

Page 10: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

22

SANWACANA

Puji syukur akan selalu terucap kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam

terucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Dosis Inokulum Spora Scleroderma

columnare terhadap Kolonisasi Ektomikoriza dan Pertumbuhan Semai

Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Kehutanan di Universitas Lampung. Pada kesempatan ini saya mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun

penulisan skripsi. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada beberapa pihak

sebagai berikut.

1. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku pembimbing utama sekaligus

Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Drs. Afif Bintoro, M.P., selaku pembimbing kedua sekaligus

Pembimbing Akademik (PA) atas kesediaannya memberikan bimbingan,

kritik, dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., selaku penguji utama pada ujian skripsi.

Terima kasih atas masukan dan saran-saran pada seminar terdahulu.

Page 11: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

5. Bapak Duryat, S.Hut., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Tasman selaku Administrasi Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

7. Bapak ibu tercinta (Bapak Subandi dan Ibu Sri Utami) yang telah

iii

memberikan kasih sayang, mendo’akan, mendorong, dan selalu memberikan

motivasi kepada saya.

8. Saudara-saudari kandung (Hambali Istiyar D.W, Zainal Abadi, dan Inna

Annisa Fitri W) yang selalu memberikan keceriaan serta dukungan, dan

do’anya kepada saya.

9. Teman-teman seperjuangan dalam melaksanakan penelitian Anggraini E.W

dan Wiwin Febriani (Trio Mikoriza), dan seluruh teman-teman kehutanan

angkatan 2012 (Evesyl) dari NPM terkecil sampai terbesar terutama

konsentrasi Budidaya Hutan, serta seluruh keluarga besar Himasylva dan

Jurusan Kehutanan semoga kebersamaan, kekeluargaan dan tali silaturahmi

dapat terus terjalin dengan baik.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu.

Bandar Lampung, 05 Januari 2017

Inafa Handayani

Page 12: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

C. Manfaat Penelitian .................................................................... 3

D. Kerangka Pemikiran.................................................................. 4

E. Hipotesis ................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

A. Damar Mata Kucing ................................................................... 7

B. Mikoriza ..................................................................................... 8

C. Endomikoriza ............................................................................. 9

D. Ektomikoriza .............................................................................. 10

E. Inokulasi Ektomikoriza .............................................................. 13

F. Manfaat Inokulasi Ektomikoriza terhadap Pertumbuhan

Tanaman ..................................................................................... 14

III. METODE PENELITIAN .............................................................. 16

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 16

B. Bahan dan Alat .......................................................................... 16

C. Metode Penelitian ..................................................................... 16

D. Pengumpulan Data .................................................................... 18

E. Prosedur Penelitian ................................................................... 18

1. Persiapan media tanam ......................................................... 18

2. Persiapan semai .................................................................... 19

3. Persiapan inokulum spora S. columnare .............................. 20

4. Persiapan suspensi spora S. columnare ................................ 21

5. Aplikasi S. columnare pada akar damar mata kucing .......... 22

F. Pengamatan Penelitian .............................................................. 22

1. Pertambahan tinggi (cm) ...................................................... 22

2. Pertambahan diameter (mm) ................................................ 23

3. Jumlah daun.......................................................................... 24

4. Panjang akar (cm)................................................................. 24

5. Kolonisasi ektomikoriza ....................................................... 24

6. Luas daun (cm2) ................................................................... 25

Page 13: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

v

Halaman

7. Berat kering akar (BKA) dan berat kering tajuk (BKT)

(gram) ................................................................................... 26

8. Berat kering total (BKT) (gram) .......................................... 26

G. Analisis Data ............................................................................. 27

1. Homogenitas Ragam ............................................................ 27

2. Analisis Ragam (Anara) ....................................................... 28

3. Uji Nyata Terkecil (BNT) .................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 30

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 30

B. Pembahasan............................................................................... 34

V. SIMPULAN .................................................................................... 39

A. Simpulan .................................................................................... 39

B. Saran .......................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 40

LAMPIRAN ........................................................................................... 45

Tabel 7-15 .............................................................................................. 46-47

Gambar 15-16.......................................................................................... 48

Page 14: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Homogenitas ragam pertumbuhan semai damar mata kucing dan

Kolonisasi ektomikoriza ...................................................................... 27

2. Analisis ragam pertumbuhan semai damar mata kucing ..................... 28

3. Hasil analisis ragam pengaruh pemberian dosis inokulum spora

S. columnare terhadap kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan

semai damar mata kucing..................................................................... 30

4. Pengaruh pemberian dosis inokulum spora S. columnare terhadap

parameter pertambahan tinggi, pertambahan diameter, dan jumlah

daun semai damar mata kucing ............................................................ 31

5. Pengaruh pemberian dosis inokulum spora S. columnare terhadap

parameter berat kering pucuk, berat kering akar, dan berat kering

total semai damar mata kucing............................................................. 32

6. Pengaruh pemberian dosis inokulum spora S. columnare terhadap

parameter panjang akar, luas daun semai damar mata kucing, dan

persen kolonisasi ektomikoriza ............................................................ 33

7. Hasil analisis ragam terhadap parameter pertambahan tinggi ............. 46

8. Hasil analisis ragam terhadap parameter pertambahan diameter ......... 46

9. Hasil analisis ragam terhadap parameter jumlah daun......................... 46

10. Hasil analisis ragam terhadap parameter panjang akar ........................ 46

11. Hasil analisis ragam terhadap parameter luas daun ............................. 46

12. Hasil analisis ragam terhadap parameter kolonisasi ............................ 47

13. Hasil analisis ragam terhadap parameter berat kering pucuk .............. 47

14. Hasil analisis ragam terhadap parameter berat kering akar ................. 47

15. Hasil analisis ragam terhadap parameter berat kering total ................. 47

Page 15: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir kerangka pemikiran ........................................................ 6

2. Penampang melintang akar berektomikoriza pada tanaman Shorea

pinanga ................................................................................................ 11

3. Tata letak setiap satuan percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap . 17

4. Media tanam topsoil yang digunakan sebagai media tanam semai

damar mata kucing ......... ..................................................................... 19

5. Semai damar mata kucing umur 5 bulan yang telah dipindahkan

ke media semai polibag........................................................................ 20

6. Tubuh buah S. columnare (A), dan spora S. columnare (B) ................ 20

7. Persiapan bahan suspensi spora S. columnare, larutan tween 80, dan

aqades (A) dan hasil suspensi S. columnare selama ±120 menit (B) .. 21

8. Aplikasi suspensi S. columnare pada akar damar mata kucing. .......... 22

9. Letak kolet pada semai damar mata kucing ......................................... 23

10. Pengukuran diameter pada semai damar mata kucing dengan

menggunakan kaliper digital setelah diinokulasi S. columnare ........... 23

11. Pengukuran panjang akar pada semai damar mata kucing setelah

4 bulan diinokulasi ............................................................................... 24

12. Hifa S. columnare yang terdapat pada media tumbuh (A) dan akar

damar mata kucing yang terkolonisasi S. columnare berumur 5 bulan

setelah inokulasi (B) ............................................................................ 25

13. Pengukuran luas daun dengan Leaf area meter ................................... 26

14. Miselium pada tanaman damar mata kucing berumur 5 bulan setelah

diinokulasi oleh S. columnare (A), media tanam tanah pada semai

Page 16: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

setelah di inokulasi S. columnare......................................................... 48

16. Pemberian inokulum S. columnare pada tanaman damar mata kucing

dengan dosis 20 ml (A), dosis 15 ml (B), dosis 10 ml (C), dosis 5 ml

(D), dan tanpa pemberian inokulum (E) setelah berumur 5 bulan

inokulasi ...............................................................................................

48

viii

Gambar Halaman

damar mata kucing yang tidak terkolonisasi S. columnare (B), akar

damar mata kucing terkolonisasi ektomikoriza (C) dan akar damar

mata kucing tidak terkolonisasi ektomikoriza (D) ............................... 33

15. Perbedaan akar semai damar mata kucing sebelum diinokulasi dan

Page 17: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laju kerusakan hutan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Peningkatan tersebut diakibatkan oleh adanya illegal logging, kebakaran hutan,

pembukaan lahan untuk kepentingan perkebunan dan pertanian, serta kegiatan

pertambangan, sehingga perlu adanya upaya reboisasi lahan hutan. Kegiatan

reboisasi memerlukan bibit yang berkualitas dan kuantitas yang cukup.

Pada umumnya, setelah ditanam di lapangan, bibit mengalami kematian yang

cukup besar karena kebutuhan unsur hara dan air yang tidak tercukupi untuk

kelangsungan hidup dalam tumbuh dan berkembang tanaman. Aplikasi

ektomikoriza merupakan salah satu alternatif terbaik untuk meningkatkan

kemampuan bibit dalam menyerap unsur hara dan air. Menurut Supriyanto

(1999), bibit berektomikoriza pertumbuhannya akan jauh lebih baik dibandingkan

dengan yang tidak bermikoriza.

Damar mata kucing (Shorea javanica) merupakan salah satu jenis dari Famili

Dipterocarpaceae yang sangat tergantung pada ektomikoriza dalam pertumbuhan-

nya. Damar mata kucing merupakan jenis tanaman yang sulit dalam

pembudidayaannya terutama untuk pengadaan benih, karena termasuk benih

rekalsitran, musim berbuahnya tidak teratur, dan daya hidup yang rendah karena

Page 18: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

2 3

sifatnya yang slow growing. Dikemukakan oleh Adnan (2008), bahwa jenis-jenis

Dipterocarpaceae memiliki masa berbunga dan berbuah yang bervariasi antara

satu hingga enam tahun.

Dipterocarpaceae memiliki kemampuan membentuk asosiasi dengan fungi

pembentuk ektomikoriza (Riniarti, 2009). Menurut Killham (1996) dikutip oleh

Indriyanto (2013), bahwa spesies fungi pembentuk ektomikoriza terdapat pada

genus Lactarius, Laccaria, Pisolithus, Boletus, Suillus, Rhizopogon, dan

Scleroderma yang bersimbiosis dengan berbagai jenis pohon maupun tumbuhan

berkayu. Salah satu jenis ektomikoriza yang bersimbiosis dengan Dipterocarpa-

ceae adalah Scleroderma columnare. Jenis fungi S. columnare berpotensi

meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kehutanan (Alamsjah, 2015). Menurut

Indriyanto (2008), jenis fungi Scleroderma sp dapat berasosiasi dengan pohon

tusam (Pinus merkusii), leda (Eucalyptus deglupta), cemara laut (Casuarina

equisetifolia), tengkawang tungkul (Shorea stenoptera), tengkawang majau

(Shorea palembanica), dan tengkawang biasa (Shorea pinanga).

Agar tumbuhan Dipterocarpaceae dapat berasosisi dengan fungi S. columnare

perlu dilakukan inokulasi fungi ektomikoriza tersebut. Teknik inokulasi

ektomikoriza dapat dilakukan secara alami dan buatan, teknik inokulasi secara

alami dengan menggunakan inokulasi sisipan dan menanam di bawah tegakan

yang bermikoriza. Sedangkan inokulasi buatan dengan menggunakan suspensi

spora, tablet atau kapsul spora.

Penggunaan inokulum spora memiliki keuntungan, salah satunya yaitu dalam satu

tubuh buah memiliki jumlah spora yang lebih banyak dibandingkan dengan

Page 19: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

3 3

menggunakan inokulum tanah. Penggunaan dosis inokulum spora dalam bentuk

suspensi perlu dilakukan untuk mendapatkan dosis terbaik yang akan

diinokulasikan pada tanaman damar mata kucing. Menurut Fakuara dan Setiadi

(1990), inokulum suspensi spora Scleroderma sp memiliki tingkat efektivitas

lebih baik pada tanaman Shorea selanica dibandingkan dengan inokulum tablet,

kapsul dan tepung. Namun belum ada standar tertentu mengenai dosis yang tepat

untuk pertumbuhan tanaman damar mata kucing. Sehingga dilakukan penelitian

mengenai dosis inokulum spora S. columnare untuk mendapatkan dosis terbaik

terhadap kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan semai damar mata kucing.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan dosis inokulum spora S. columnare

terbaik terhadap kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan semai damar mata

kucing.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat dan instansi

terkait dalam mengadakan pembibitan jenis damar mata kucing yang berkualitas

serta dapat digunakan sebagai bahan acuan peneliti lain tentang dosis pemberian

ektomikoriza terbaik.

Page 20: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

4 5

D. Kerangka Pemikiran

Ektomikoriza merupakan fungi yang hifanya hanya berkembang pada bagian

epidermis akar tanaman dan tidak menembus ke dalam korteks akar. Akar yang

terkolonisasi ektomikoriza akan membesar dan bercabang serta tidak ditemukan

adanya rambut-rambut akar. Hifa tidak meginfeksi sel tetapi hanya berkembang

di antara dinding sel jaringan korteks. Rhizomorp berfungsi sebagai alat yang

efektif untuk penyerapan unsur hara dan air. Akar ditutupi seluruhnya oleh

miselia yang biasa disebut dengan mantel. Seperti yang dikemukakan oleh

Riniarti (2005), ektomikoriza membantu menyerap unsur hara, meningkatkan

ketahanan terhadap kekeringan, menghasilkan zat yang dapat dimanfaatkan

tanaman, bahkan dapat melindungi perakaran dari serangan patogen.

Fungi ektomikoriza penggunaannya sangat terbatas, yaitu hanya dapat ditemukan

dan digunakan pada tanaman kehutanan (tusam, eukaliptus, dan famili

Dipterocarpaceae) (Darwo dan Sugiarti, 2008). Fungi pembentuk ektomikoriza,

misalnya Pisolithus tinctorius dan Scleroderma sp dapat berasosiasi dengan

Shorea stenoptera, S. palembanica, dan S. pinanga (Indriyanto, 2008).

Damar mata kucing merupakan salah satu jenis Famili Dipterocarpaceae yang

berasosiasi dengan ektomikoriza jenis S. columnare. Ektomikoriza mampu

menjerap unsur hara di dalam tanah yang tidak dapat dijangkau oleh akar

tanaman. Peningkatan penyerapan unsur hara terjadi karena adanya selubung hifa

yang panjang. Peningkatan metabolisme akar terjadi akibat peningkatan oksigen

di dalam tanah. Mikoriza dengan adanya selubung hifa yang mikro dan panjang

dapat meningkatkan luas permukaan perakaran sehingga meningkatkan

Page 21: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

5 5

penyerapan unsur hara. Menurut Dighton (2003) dikutip oleh Syamsiyah (2008),

adanya hifa fungi memberikan keuntungan dalam pengambilan unsur hara, yaitu

dapat menembus tanah dengan mudah, memberikan ruang jelajah yang lebih luas

karena memiliki diameter yang lebih kecil, serta memberikan bidang penyerapan

nutrisi yang lebih luas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya

peningkatan dan perbaikan pertumbuhan tanaman setelah diinokulasi dengan

fungi ektomikoriza bila dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak bersimbiosis

dengan ektomikoriza (Riniarti, 2002).

Salah satu metode yang dilakukan dalam menginokulasikan ektomikoriza dengan

menggunakan inokulum spora dalam bentuk suspensi yaitu 0, 5, 10, 15, dan 20

ml/polibag. Inokulum spora dengan berbagai dosis tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan tanaman damar mata

kucing. Menurut Gusmiaty (2012), pemberian dosis inokulum ektomikoriza

memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi, dan jumlah cabang

semai S. pinanga. Diagram alir kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 22: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

6 5

Ektomikoriza Scleroderma columnare

Dipterocarpaceae Damar mata kucing

Inokulasi spora

Dosis 0

ml/polibag

Dosis 5

ml/polibag

Dosis 10

ml/polibag

Dosis 15

ml/polibag

Dosis 20

ml/polibag

Meningkatkan persen kolonisasi dan

pertumbuhan semai damar mata kucing

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran

E. Hipotesis

Penggunaan dosis inokulum spora S. columnare dosis 20 ml dapat meningkatkan

pembentukan kolonisasi ektomikoriza dan pertumbuhan semai damar mata kucing.

Page 23: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Damar Mata Kucing

Damar mata kucing tergolong dalam keluarga Dipterocarpaceae. Kayu damar di

pasaran internasional dikenal sebagai meranti putih (White meranti), dan

tergolong sebagai kayu daun lebar keras ringan (light hardwood). Berdasarkan

taksonominya, damar mata kucing digolongkan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae/tumbuhan

Divisi : Magnophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Dipterocarpaceae

Subfamily : Dipterocarpoideae

Genus : Shorea

Species : Shorea javanica (Appanah dan Turnbull, 1998).

Damar mata kucing (sering disingkat menjadi getah damar) merupakan salah satu

produk unggulan dari hasil hutan bukan kayu di Indonesia. Getah ini berasal dari

tumbuhan S. javanica , S. koordersii, Hopea dryobalanoides, H. intermedia, H.

mengarawan, H. globosa, H. griffithii, H. micrantha, dan H. myrtifolia.

(Sumadiwangsa dan Gusmailina, 2006). Getah ini telah dimanfaatkan di berbagai

Page 24: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

8 9

bidang, antara lain cat, tinta, pernis, kemenyan, dan bahan tambahan pangan

(Edriana dkk., 2004)

Marga Shorea sp biasa disebut meranti dan termasuk dalam famili

Dipterocarpaceae. Famili ini sebagian besar tumbuh dan mendominasi struktur

tegakan hutan di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga pegunungan

dengan ketinggian 1.750 m dpl. Marga Shorea sp memiliki keanekaragaman jenis

yang paling tinggi dengan wilayah penyebaran yang cukup luas, yakni terdiri dari

194 jenis yang tersebar di Sri Lanka, India, hingga Indochina. Sebanyak 163 jenis

tersebar di Malaysia, dimana sekitar 114 jenis di antaranya tersebar di Indonesia

(Maharani dkk., 2013).

B. Mikoriza

Mikoriza adalah simbiosis muatualisme antara fungi dan akar tumbuhan tinggi.

Tanpa adanya mikoriza, beberapa tumbuhan tidak dapat menyerap air dan mineral

yang cukup dari dalam tanah untuk pertumbuhan yang maksimum. Fungi dan

tumbuhan tinggi masing-masing mendapat keuntungan. Fungi mendapat senyawa

organik, misalnya gula dan asam amino dari tumbuhan. Tumbuhan memperoleh

air dan mineral (terutama fosfor) yang diserap oleh fungi dari dalam tanah.

Mikoriza terbagi menjadi dua yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Pada

ektomikoriza, fungi melingkupi akar tumbuhan. Hifa fungi yang menempel pada

akar memperluas permukaan akar sehingga akar dapat menyerap air dan mineral

lebih banyak. Pada endomikoriza, hifa fungi menginfeksi ke dalam jaringan akar

sehingga hifa tidak tampak dari luar (Aryulina dkk, 2006).

Page 25: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

9 9

C. Endomikoriza

Endomikoriza merupakan fungi yang hifanya dapat menembus akar sampai ke

bagian korteks. Misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek, sayuran (kol), dan

pada berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Endomikoriza penting untuk

beberapa jenis tanaman polongan karena dapat merangsang pertumbuhan bintil

akar. Bintil akar tersebut dapat bersimbiosis dengan Rhizobium sehingga

mempercepat fiksasi nitrogen (Sudjadi dan Laila, 2006).

Infeksi fungi FMA pada tanaman diketahui dengan adanya struktur-struktur

tertentu yang dibentuk oleh fungi FMA pada sistem perakaran tanaman. Ketika

spora fungi FMA berkecambah di dalam tanah pada posisi yang berdekatan

dengan akar tanaman, hifa fungi FMA yang terbentuk dari spora akan melakukan

penetrasi menembus sistem perakaran tanaman yang kemudian membentuk

apresorium sebagai jalan utama terjadinya infeksi. Apresorium merupakan hifa

yang mengalami penebalan massa yang kemudian menyempit seperti tanduk.

Apresorium ini akan membantu hifa menembus epidermis, hipodermis dan sel

korteks. Selanjutnya, hifa internal yang telah menembus sel korteks akan

membentuk arbuskula, vesikel dan spora. Struktur-struktur ini memiliki fungsi

masing-masing, arbuskula berperan sebagai tempat pertukaran unsur hara antara

tanaman dengan fungi FMA, misalnya vesikula sebagai tempat penyimpanan

cadangan makanan, dan spora untuk perkembangbiakan FMA ( Brundrett dkk,

1996).

Divisi Glomeromycota dikatakan sebagai satu-satunya fungi yang mampu

membentuk asosiasi mikoriza arbuskula. Glomeromycota terdiri dari 4 ordo, 10

Page 26: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

10 11

famili dan 13 genus meliputi Archaeospora, Geosiphon, Paraglomus, Gigaspora,

Scutellospora, Acaulospora, Kuklospora, Intraspora, Entrophospora, Diversipora,

Pacispora, Glomus dan Ambispora (Scubler, 2001 dikutip oleh Sufaati, 2011).

D. Ektomikoriza

Ektomikoriza sering disebut Mikoriza Ekto (ME), merupakan asosiasi dari fungi

golongan Basidiomycetes dan lainnya yang membentuk bengkalan pada akar

lateral pendek yang diselubungi oleh mantel hifa. Pada akar terdapat suspensi

Hartig yaitu hifa yang mengitari sel epidermis atau korteks. Jenis tanaman yang

diketahui mampu berasosiasi dengan ektomikoriza antara lain Dipterocarpaceae,

Eucaliptus, dan Pinus (Soegiharto dkk., 2010).

Ektomikoriza merupakan jenis fungi yang pada umumnya terdiri dari benang-

benang mikroskopis yang disebut hifa dan secara kolektif membentuk miselium

serta dapat bercabang yang tebalnya antara 0,5 – 100 mikron dan panjangnya

berkisar dari beberapa mikron hingga meter. Secara umum akar yang terinfeksi

fungi pembentuk ektomikoriza dicirikan dengan adanya mantel, jaringan hartig

dan hifa (Mikola, 1982 yang dikutip Bintoro, 1995). Hifa ektomikoriza masuk di

antara sel-sel epidermis dan kortek membentuk jaringan hartig. Tebal mantel

antara 20 – 100 mikron dan terdiri dari 25 – 40% berat kering keseluruhan organ

(Harley dan Smith, 1993 yang dikutip Bintoro, 1995). Fungsi mantel adalah

sebagai alat seleksi dan penyerapan, sedangkan jaringan hartig berfungsi sebagai

tempat pertukaran material antara tanaman inang dengan fungi (Suhardi, 1991).

Gambar penampang melintang (mantel, hartignet, dan radial elongation

Page 27: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

11 11

epidermis cell (reec)) akar berektomikoriza tanaman S. pinanga dapat dilihat pada

Gambar 2 (Riniarti, 2010).

Hartignet

reec

Mantel

Gambar 2. Penampang melintang akar berektomikoriza pada tanaman Shorea

pinanga (Riniarti, 2010).

Fungi pembentuk ektomikoriza termasuk dalam golongan Basidiomycetes yang

biasanya berbentuk payung (mushrooms) atau bola (puffballs). Salah satu sifat

fungi ektomikoriza adalah bersifat spesifik untuk setiap jenis tumbuhan inang dan

kondisi tapak tertentu. Dari satu jenis tumbuhan inang dimungkinkan adanya

beberapa jenis fungi ektomikoriza yang menjadi simbionnya dan dari satu jenis

fungi ektomikoriza dapat bersimbiosis dengan beberapa jenis tumbuhan inang

(Darwo dan Sugiarti, 2008).

Sebagian besar fungi ektomikoriza membentuk spora dalam jumlah sangat besar

dalam tubuh buah yang berbentuk kantong/kotak sehingga mudah untuk

dikumpulkan serta dapat digunakan sebagai inokulum. Di samping itu, biasanya

dinding spora dalam tubuh buah lebih tebal sehingga lebih tahan terhadap kondisi

Page 28: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

12 13

lingkungan yang kurang menguntungkan, dibandingkan dengan spora yang lain,

yang dihasilkan oleh jenis-jenis Hymenomycetes atau hifa. Jenis fungi yang

membentuk tubuh buah seperti Pisolithus spp dan Scleroderma sp., termasuk

dalam jenis-jenis Gasteromycetes (Hadi, 1999).

Dipterocaraceae tidak dapat dilepaskan dari pembahasan fungi mikoriza, karena

beberapa jenis Famili Dipterocarpaceae berasosiasi dengan ektomikoriza, seperti :

Anisoptera, Dryobalanops, Balanocarpus, Hopea, Cotylelobium, Shorea, dan

Vatica (Harley dan Smith, 1993 yang dikutip Bintoro, 1995). Menurut

Chalermpongse (1987) yang dikutip oleh Bintoro (1995), semai Dipterocarpaceae

tidak dapat hidup dan tumbuh dengan baik sampai terbentuknya asosiasi antara

akar semai dengan mikoriza pada areal bekas tebangan. Adanya asosiasi tanaman

dengan ektomikoriza, maka siklus hara menjadi lebih efisien karena tanaman

dapat mengambil hara secara langsung dari bahan organik.

Ektomikoriza pada umumnya terdapat pada pohon-pohon hutan kelas Coniferae.

Menurut Killham (1996), simbion fungi dari ektomikoriza pada umumnya

anggota dari genus Lactarius, Laccaria, Pisolithus, Boletus, Suillus, Rhizopogon,

dan Scleroderma yang bersimbiosis dengan berbagai jenis pohon maupun

tumbuhan berkayu lainnya. Menurut Hadi (2001), banyak spesies pohon dari

berbagai suku yang dapat bersimbiosis dengan ektomikoriza, termasuk di

antaranya spesies pohon dari suku Pinaceae, Dipterocarpaceae, Fagaceae, dan

Myrtaceae.

Page 29: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

13 13

E. Inokulasi Ektomikoriza

Inokulasi ektomikoriza dapat dilakukan menggunakan tujuh macam sumber

inokulum, yaitu ektomikoriza tanah (tanah yang bermikoriza), ektomikoriza

semai (semai yang terinokulasi), suspensi miselium, akar yang sudah terinfeksi

ektomikoriza, suspensi ektomikoriza, ektomikoriza dalam kapsul, dan tablet yang

berektomikoriza (De La Cruz, 1983 yang dikutip Bintoro, 1995).

Menurut Kuswanto (1990), inokulasi mikoriza dapat dibagi menjadi tiga macam,

yaitu inokulum tanah, inokulum spora dan inokulum miselia. Teknik inokulasi

dengan menggunakan tanah di bawah tegakan yang bermikoriza masih banyak

digunakan karena mempunyai keuntungan yaitu penyebaran infeksi cepat merata.

Menurut Indriyanto (2008), inokulasi mikoriza dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu inokulasi secara alami (inokulasi menggunakan inokulum tanah, membuat

persemaian di bawah tegakan inang yang bermikoriza, menanam pohon induk

(mother trees) bermikoriza dan inokulasi secara buatan (penggunaan suspensi

spora, penggunaan spora pada sistem irigasi, penggunaan tablet spora,

penggunaan kapsul spora dan inokulasi dengan miselium).

Spora merupakan sumber inokulum yang dikembangkan. Fungi ektomikoriza

Gasteromycetes seperti anggota genus Rhizopogon, Scleroderma dan Pisolithus,

mampu memproduksi spora yang melimpah dalam tubuh buahnya. Spora dari

berbagai fungi telah dibuktikan efektif membentuk ektomikoriza pada semai

pohon hutan (Marx dan Bryan, 1975 yang dikutip Achmad dkk., 1998).

Page 30: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

14 14

Penggunaan spora sebagai inokulum memiliki kelebihan antara lain spora tidak

memerlukan fase penumbuhan dalam kondisi aseptik, inokulum spora sangat ringan,

penyediaannya mudah dilakukan yaitu melalui pengumpulan sporokarp, spora dapat

disimpan dan dipertahankan viabilitasnya dalam rentang waktu yang cukup lama

(Marx dan Kenney, 1982 yang dikutip Achmad dkk., 1994).

F. Manfaat Inokulasi Ektomikoriza terhadap Pertumbuhan Tanaman

Inokulasi tanaman dengan ektomikoriza akan memberikan keuntungan, bahkan di

beberapa tempat tanaman akan tumbuh baik apabila terkolonisasi mikoriza.

Inokulasi akan mendorong pertumbuhan tanaman apabila kolonisasi secara alami

terjadi pada kerapatan yang rendah, atau galur asli kurang efisien dibanding galur

yang diinokulasikan. Beberapa jenis mikoriza banyak memberikan keuntungan

pada pertumbuhan tanaman (Susanto, 2002).

Penularan mikoriza dengan pemberian inokulum alami pada bibit di persemaian

dapat meningkatkan kemampuan bersaing dan bertahan terhadap stres yang dapat

terjadi setelah penanaman, utamanya jika penanaman dilakukan pada kondisi

lingkungan yang kritis (Siddiqui, 2008 yang dikutip Karmilasanti dan Andrian,

2012). Disamping itu, inokulan alami mampu mengurangi keperluan akan pupuk

di persemaian sehingga mengurangi biaya pemeliharaan di persemaian dan efek

negatif terhadap serangan hama dan penyakit akibat penggunaan pupuk

(Karmilasanti dan Andrian, 2012).

Menurut Slankins (1973) yang dikutip Bintoro (1995), ektomikoriza

menghasilkan auksin, sitokinin, giberelin dan vitamin B kompleks serta zat

Page 31: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

15 15

pengatur tumbuh. Tanaman tingkat tinggi merupakan jenis-jenis tanaman

kehutanan atau tanaman berumur panjang salah satunya adalah jenis

Dipterocarpaceae, yang hidupnya bersimbiosis dengan ektomikoriza. Manfaat

ektomikoriza bagi pohon hutan antara lain: meningkatkan penyerapan bahan

anorganik dan organik, menyuplai pohon dengan regulator pertumbuhan,

melindungi tanaman dari patogen akar, mengurangi toksisitas tanah,

meningkatkan resistensi tanaman inang terhadap kekeringan dan suhu tanah yang

tinggi.

Kemampuan ektomikoriza dalam melindungi tanaman dari patogen menurut Zak

yang dikutip Bintoro (1995) dengan cara sebagai berikut:

a. fungi membentuk penghalang fisik yang berupa mantel.

b. fungi mengeluarkan zat antibiotik yang dapat menahan perkembangan patogen.

c. bersama-sama dengan akar, fungi membantu perkembangan populasi jasad

renik di dalam rizosfer yang dapat melindungi akar.

d. bahan yang dihasilkan oleh korteks inang yang telah terinfeksi dapat berperan

sebagai penghambat terhadap infeksi dari patogen di dalam akar.

Page 32: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

16

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pengamatan

dilaksanakan di rumah kaca, pengukuran luas daun dilaksanakan di Lab Lapang

Terpadu dan analisis akar terkolonisasi dilaksanakan di Laboratorium Hama

Penyakit Tanaman. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari Maret

sampai dengan Agustus 2016.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semai damar mata kucing

berumur 5 bulan, media tanam berupa tanah (topsoil), air, aquades, larutan tween

80, dan inokulum spora Scleroderma columnare. Sedangkan alat yang digunakan

mikroskop stereo, shaker rotator, haemocytometer, leaf area meter, tabung

erlenmeyer, timbangan digital, kamera, kaliper digital, petridis, oven, suntikan

ukuran 20 cc/ml, pipet tetes, gunting, dan mistar.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan berupa

dosis inokulum spora, 3 ulangan, serta 3 tanaman tiap ulangan sehingga

Page 33: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

17 17

keseluruhan tanaman berjumlah 45 tanaman satuan percobaan. Perlakuan dosis

inokulum spora, adalah : tanpa inokulum (P1), inokulum spora dengan dosis 5

ml/polibag (P2), inokulum spora dengan dosis 10 ml/polibag (P3), inokulum spora

dengan dosis 15 ml/polibag (P4), dan inokulum spora dengan dosis 20 ml/polibag

(P5).

Tata letak setiap satuan percobaan dapat dilihat pada Gambar 3. Penentuan tata

letak dilakukan menggunakan tabel acak sehingga setiap satuan percobaan

mempunyai peluang letak yang sama.

P2U1

P2U2

P1U3

P3U2

P2U3

P1U2

P5U1

P4U2

P5U3

P3U3

P3U1

P4U3

P5U2

P4U1

P1U1

Gambar 3. Tata letak setiap satuan percobaan dalam Rancangan Acak Lengkap.

Keterangan : P1 : perlakuan tanpa inokulum spora (kontrol) P2 : perlakuan inokulum spora 5 ml/polibag P3 : perlakuan inokulum spora 10 ml/polibag P4 : perlakuan inokulum spora 15 ml/polibag P5 : perlakuan inokulum spora 20 ml/polibag U1 : ulangan pertama U2 : ulangan kedua U3 : ulangan ketiga

Menurut (Hanafiah, 2011), model matematika dari Rancangan Acak Lengkap

dosis inokulum spora terhadap kolonisasi dan pertumbuhan semai damar mata

kucing adalah sebagai berikut.

Page 34: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

18 18

Ŷ = µ + τ + ε

Keterangan: Ŷ = Hasil pengamatan

µ = Nilai tengah umum

τ = Pengaruh pemberian dosis inokulum

ε = Pengaruh galat percobaan.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa data primer.

Data primer didapatkan dari pengamatan langsung yang meliputi tinggi bibit,

diameter bibit, jumlah daun, panjang akar, kolonisasi ektomikoriza, luas daun,

berat kering akar, berat kering pucuk, dan berat kering total.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Persiapan media tanam

Media tanah yang digunakan berupa tanah (topsoil) diambil dari Lab Lapang

Terpadu Universitas Lampung. Media tersebut dimasukkan ke dalam polibag

bening kemudian dilapisi dengan polibag warna hitam (Gambar 4) hal tersebut

dimaksudkan untuk memudahkan melihat akar sudah terkolonisasi

ektomikoriza atau belum tanpa harus membongkar tanaman. Sebelum di

inokulasi dengan fungi ektomikoriza, media tanam dijenuhi air terlebih dahulu

dan selama tiga hari setelah inokulasi bibit tidak disiram untuk mencegah

tercucinya inokulum (Riniarti, 2010).

Page 35: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

19 19

Gambar 4. Media tanam topsoil yang digunakan sebagai media tanam semai

damar mata kucing

2. Persiapan semai

Persiapan semai damar mata kucing setelah umur 5 bulan (Gambar 5). Semai

didapatkan dari BPDAS HL WSWS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Hutan Lindung Way Sekampung Way Seputih) dalam bentuk semai dengan

media semai cocopeat. Semai damar mata kucing yang digunakan dalam

keadaan sehat (bebas dari hama dan penyakit) serta mempunyai pertumbuhan

yang normal. Setelah semai didapatkan, dilakukan penyapihan dengan

menyeleksi semai yang baik dan seragam tingginya. Kemudian semai

dipindahkan ke polibag yang telah berisi media tanam. Pemeliharaan tanaman

perlu dilakukan meliputi :

1. penyiraman dilakukan setiap hari

2. pengendalian gulma dilakukan secara manual.

Page 36: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

20 20

Gambar 5. Semai damar mata kucing umur 5 bulan yang telah dipindahkan ke

media semai polibag.

3. Persiapan inokulum spora S. columnare

Inokulum yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spora yang berasal

dari tubuh buah S. columnare (Gambar 6). Sumber inokulum spora diperoleh

dari tubuh buah yang sudah tua. Tubuh buah dipilih kemudian dibersihkan dan

dikeringanginkan, lalu tubuh buah dibelah dan dikerok bagian dalamnya untuk

mendapatkan spora (Gambar 6). Spora yang diperoleh selanjutnya

dikeringanginkan untuk mengurangi kelembaban pada spora tersebut.

A B

Gambar 6. Tubuh buah S. columnare (A), dan spora S. columnare (B).

Page 37: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

21 21

4. Persiapan suspensi spora S. columnare

Inokulum spora S. columnare yang digunakan berupa suspensi yang diperoleh

dengan mencampurkan 5 gr spora ke dalam 1000 ml aquades dan ditambahkan

6 tetes larutan tween dalam tabung erlenmeyer 1000 ml (De La Cruz, 1981

dikutip oleh Fakuara dan Setiadi, 1990) yang dikutip oleh Fakuara dan Setiadi

(1990) (Gambar 7A). Kemudian tabung erlenmeyer yang berisi campuran

spora, aquades, dan larutan tween 80 diaduk menggunakan Shaker rotator

selama ±2 jam. Hasil akhir akan didapatkan suspensi spora S. columnare

(Gambar 7B). Setelah suspensi spora didapatkan, penghitungan kepadatan

spora dilakukan untuk mengetahui kepadatan spora S. columnare dengan

haemacytometer. Perhitungan jumlah spora/ml menggunakan preparat dengan

volume 0,004 mm3. Setiap 1000 ml suspensi dilakukan 3 kali pengulangan dan

setiap ulangan terdiri dari 5 sample percobaan kemudian di rata-rata.

Kepadatan spora didapatkan dari hasil perhitungan adalah sebesar 6,5 x 106

spora/ml.

A B

Gambar 7. Persiapan bahan berupa spora S. columnare, larutan tween 80, dan

aquades (A) dan hasil suspensi S.columnare selama ±120

menit (B).

Page 38: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

22 22

5. Aplikasi S. columnare pada akar damar

Waktu aplikasi S. columnare pada sore hari dengan menggunakan suntikan

ukuran 20 cc/ml dengan menyuntikkan suspensi spora S. columnare pada

perakaran damar mata kucing (Gambar 8). Aplikasi dilaksanakan dari dosis

terkecil sampai terbesar.

Gambar 8. Aplikasi suspensi S. columnare pada akar damar mata kucing.

F. Pengamatan Penelitian

Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah.

1. Pertambahan tinggi (cm)

Pengukuran tinggi dimulai dari kolet sampai dengan buku-buku batang (nodus)

teratas dengan menggunakan mistar. Kolet adalah daerah perbatasan antara

hipokotil dan akar semai (Gambar 9). Pada umumnya kolet merupakan tempat

letaknya kotiledon. Pengukuran dilakukan pada awal penelitian dan akhir

penelitian.

Page 39: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

23 23

Gambar 9. Letak kolet pada semai damar mata kucing.

2. Pertambahan diameter (mm)

Diameter batang diukur dari kolet dengan menggunakan kaliper digital

(Gambar 10). Pengukuran dilakukan pada awal penelitian dan akhir penelitian.

Gambar 10. Pengukuran diameter pada semai damar mata kucing dengan

menggunakan kaliper digital setelah diinokulasi S. columnare.

Page 40: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

24 24

3. Jumlah daun

Jumlah daun dihitung pada akhir penelitian. Daun yang dihitung adalah daun

yang telah terbuka. Karena daun yang membuka sempurna memperoleh

fotosintesis lebih optimal. Sedangkan daun muda masih menggulung.

4. Panjang akar (cm)

Panjang akar diukur dari akar teratas sampai dengan akar terpanjang dengan

menggunakan benang mengikuti bentuk akar dan kemudian benang diukur

dengan mistar 30 cm (Gambar 11). Pengukuran dilakukan pada akhir

penelitian.

Gambar 11. Pengukuran panjang akar pada semai damar setelah 5 bulan

diinokulasi.

5. Kolonisasi ektomikoriza

Pengamatan kolonisasi dilakukan secara langsung terhadap akar yang

terkolonisasi S. columnare dengan metode Gridline Intersection Method

(Brundett dkk., 1996). Sebelum dilakukan penghitungan akar dicuci bersih

dengan air mengalir secara perlahan, setelah itu akar dipotong-potong

sepanjang 1 cm yang kemudian disebar di atas petridis yang telah dibuat

Page 41: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

25 25

gridline 1 cm x 1 cm secara acak tanpa menghitung jumlah akar yang disebar.

Jumlah akar yang terkolonisasi dihitung secara langsung di bawah mikroskop

stereo pada garis vertikal dan horizontal gridline petridis. Akar terkolonisasi

memiliki ciri yaitu akar berwarna putih susu dan akar lebih tebal dibandingkan

dengan yang tidak terkolonisasi serta terdapat hifa baik di akar atau di media

semai (Gambar 12). Pengamatan kolonisasi ektomikoriza dilakukan pada akhir

penelitian. Perhitungan persen kolonisasi menggunakan rumus:

Σ kolonisasi ektomikoriza

% akar terkolonisasi = x 100%

Σ akar yang diamati

A B

Gambar 12. Hifa S. columnare yang terdapat pada media tumbuh (A) dan akar

damar mata kucing yang terkolonisasi S. columnare berumur 5

bulan setelah inokulasi (B).

6. Luas daun (cm2)

Pengukuran luas daun dilaksanakan di Lab Lapang Terpadu Universitas

Lampung dengan menggunakan Leaf area meter tipe LI-3100C (Gambar 13).

Pengukuran dilakukan setelah akhir penelitian. Daun di potong terlebih dahulu

dari tangkainya kemudian dimasukkan ke alat Leaf area meter satu persatu

dengan satu tanaman satu kali pengukuran.

Page 42: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

26 26

Gambar 13. Pengukuran luas daun dengan Leaf area meter.

7. Berat kering akar (BKA) dan berat kering tajuk (BKT) (gram)

Berat kering akar dan berat kering tajuk didapatkan pada akhir penelitian.

Bagian tajuk dan akar dipisahkan dengan cara memotong tanaman pada bagian

kolet tanaman. Kemudian kedua bagian tersebut dioven dengan suhu 80 oC

sampai beratnya konstan. Setelah beratnya konstan ditimbang dengan

menggunakan kaliper digital. Bobot kering tajuk mencerminkan pertumbuhan

dan perkembangan tanaman damar mata kucing.

8. Berat kering total (BKT) (gram)

Berat kering tanaman diperoleh setelah tanaman dipanen. Berat kering total

diketahui dengan cara menjumlahkan berat kering akar dan berat kering tajuk.

Berat kering total dihitung untuk mengetahui unsur hara yang terserap oleh

tanaman damar mata kucing.

Bobot kering total = bobot kering tajuk + bobot kering akar.

Page 43: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

27 27

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan setelah data didapatkan adalah sebagai berikut.

1. Homogenitas Ragam

Homogenitas ragam di uji menggunakan uji Bartlett, dan hasil dari

perhitungannya disajikan ke dalam bentuk tabel (Garpersz, 1994). Tabel

homogenitas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Homogenitas ragam pertumbuhan semai damar mata kucing dan

kolonisasi ektomikoriza

Ulangan Db Rata ∑(yi-ӯ)2 Ragam LogS2 db.LogS2 1/(n-1) 1/∑1/(n-1)

P1

P2

P3

Total

(n-1) (ӯ) (S2)

Keterangan: X2

= (ln 10) [B – (∑db.LogSi2)

B = (logS2

gab) ∑(ni-1)

S2

gab = ∑db.Si2

∑db

Keterangan :

Ln 10 : faktor untuk mengubah log biasa menjadi faktor alami

ni : jumlah ulangan perlakuan S

2 : ragam gabungan

Si : ragam tiap perlakuan db : drajat bebas

Jika X2 hitung > X2 tabel, maka data yang diperoleh tidak homogen, sehingga

perlu dilakukan transformasi data, salah satu transformasi data yang lazim

digunakan yaitu transformasi akar. Nilai ragam data pada hasil penelitian

variabel persentase hidup semai ini lebih kecil, maka digunakan transformasi

Page 44: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

28 28

√Y+1. Jika X2 hitung < X2 tabel, maka ragam homogen dapat dilanjutkan

dengan analisis ragam.

2. Analisis Ragam (Anara)

Analisis ragam dilakukan untuk menguji hipotesis tentang faktor perlakuan

terhadap keragaman data hasil percobaan atau untuk menyelidiki ada tidaknya

pengaruh perlakuan. Analisis ragam pertumbuhan semai damar mata kucing

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis ragam pertumbuhan semai damar mata kucing

SK DK JK KNT Fhitung Ftabel 0,05 0,01

Perlakuan p-1 JKP JKP/DK KNTP/KNTG Galat (up-1)-(p-1) JKG JKG/DK

Total up-1 JKT

Keterangan: SK : Sumber Keragaman

DK : Derajat Kebebasan

JK : Jumlah Kuadrat

JKP : Jumlah Kuadrat Perlakuan

JKG : Jumlah Kuadrat Galat

JKT : Jumlah Kuadrat Total

KNT : Kuadrat Nilai Tengah

KNTP : Kuadrat Nilai Tengah Perlakuan

KNTG : Kuadrat Nilai Tengah Galat

p : Jumlah perlakuan yang terdapat pada penelitian

u : Jumlah ulangan yang terdapat pada penelitian.

Jika F hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh nyata dari perlakuan yang

diberikan, dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah menggunakan Uji Beda

Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Namun jika F hitung < F tabel maka

tidak ada pengaruh nyata dari perlakuan yang diberikan, sehingga tidak perlu

dilakukan uji lanjut.

Page 45: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

29 29

3. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Untuk mengetahui dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan damar mata

kucing dilakukan uji perbandingan nilai tengah dengan Uji Nyata Terkecil

(BNT). Semua perhitungan dilakukan pada taraf nyata 5% (Hanafiah, 2011).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

BNT : tα(v). Sd

Sd : √2KNT

r

Keterangan : tα(v) : nilai baku student pada taraf α dan drajat bebas galat v.

Page 46: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

38

35

V. SIMPULAN

A. Simpulan

Hasil pengamatan terhadap pengaruh dosis inokulum ektomikoriza adalah sebagai

berikut.

1. Pemberian inokulum ektomikoriza pada semai damar mata kucing berpengaruh

terhadap persen kolonisasi ektomikoriza sebesar 45,81% - 76,94%. Pemberian

ektomikoriza tertinggi untuk persen kolonisasi terdapat pada dosis 10 ml/

polibag.

2. Pemberian ektomikoriza pada dosis 10 ml/polibag dan 20 ml/polibag

memberikan pengaruh terbaik pada parameter pertambahan tinggi, berat kering

pucuk, berat kering total, dan luas daun.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian adalah pemberian dosis terbaik

untuk pertumbuhan tanaman damar mata kucing pada dosis 10 ml/polibag dan

20 ml/polibag dapat dilihat dari pertambahan berat kering pucuk, berat kering

total, luas daun, dan persen kolonisasi.

Page 47: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

DAFTAR PUSTAKA

Page 48: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

41

41

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, H. 2008. Belajar dari Bungo : Mengelola Sumberdaya Alam di Era

Desentralisasi. Buku. Center For International Forestry Research (CIFOR).

Bogor. 495p.

Alamsjah, F. 2010. Keanekaragaman fungi ektomikoriza di rizosfer tanaman

meranti (Shorea sp) di Sumatera Barat. Jurnal Biospectrum. 6 (3) : 155—

160.

. 2015. Effects of indigenous fagaceae-inhabiting ectomycorrhizal

fungi scleroderma spp., on growth of lithocarpus urceolaris seedling in

greenhouse studies. Pakistan Journal of Biological Sciences. 18 (3) :

135—140.

Appanah, S., dan Turnbull J.M., 1998. A Review of Dipterocarps: Taxonomy,

Ecology and Silviculture. Buku. Centre for International Forestry Research

(CIFOR). Bogor. 219p.

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf., dan Winarni, E.W. 2006. Biologi 1. Buku.

Erlangga. Jakarta. 341p.

Bintoro, A. 1995. Pengaruh Cara Penyapihan dan Inokulasi Tanah Bermikoriza

pada Beberapa Medium Campuran Tanah Latosol terhadap Pertumbuhan

Semai Merawan (Hopea dryobalanoides Miq). Tesis. Universitas Gajah

Mada. 7—24p.

Brundrett, M., Boughter, N., Dell, B., Grove T., dan Malajcjuk, N. 1996.

Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. Buku. Australian

Centre for International Agricultural Research. Canberra. Australia. 374p.

Budi, S.W. 2012. Pengaruh sterilisasi media dan dosis inokulum terhadap

pembentukan ektomikoriza dan pertumbuhan Shorea selanica Blume.

Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (2) : 76—80.

Darwo dan Sugiarti. 2008. Beberapa jenis cendawan ektomikoriza di kawasan

Hutan Sipirok, Tongkoh, dan Aek Nauli, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian

Hutan dan Konservasi Alam. 5 (2) : 157—173.

Page 49: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

41

42

Davis, L.S., and Jhonson, K.E.N. 1987. Forest Management. Buku. Mc. Grow.

Hill Book Company. New York. 790p.

Delvian. 2004. Aplikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula dalam Reklamasi Lahan

Kritis Pasca Tambang. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. 21p.

. 2010. Keberadaan cendawan mikoriza arbuskula di hutan pantai

berdasarkan gradien salinitas. Jurnal Ilmu Dasar. 11 (2) : 133—142.

Edriana, E., Dahlian, E., dan Sumadiwangsa, E.S. 2004. Teknik pembuatan

pernis dari damar untuk usaha kecil. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 22 (4)

: 205—213.

Fakuara ,Y., dan Setiadi, Y. 1990. Aplikasi mikroba dalam pembangunan hutan

tanaman industri. Prosiding. Prosiding Seminar Bioteknologi Hutan. 12-

13 Februari 1990. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Garpersz, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Buku. Armico. Bandung.

472p.

Gusmiaty. 2012. Pengaruh dosis inokulan alami (ektomikoriza) terhadap

pertumbuhan semai tengkawang (Shorea pinanga). Jurnal Perennial. 8 (2)

: 69—74.

Hadi, S. 1999. Status ektomikoriza pada tanaman hutan di Indonesia. Prosiding.

Prosiding Seminar Nasional Mikoriza I, Bogor 15—16 November 1999. Asosiasi Mikoriza Indonesia. Bogor.

. 2001. Patologi Hutan : Perkembangannya di Indonesia. Buku. Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 516p.

Hanafiah, K.A. 2011. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Buku. PT

Rajagrafindo Persada. Jakarta. 259p.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Buku. Bumi Aksara. Bandar

Lampung. 234p.

. 2013. Teknik dan Manajemen Persemaian. Buku. Lembaga

Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. 267p.

Jannah, H. 2011. Respon tanaman kedelai terhadap asosiasi fungi mikoriza

arbuskular di lahan kering. Jurnal Ganec Swara. 5 (2) : 28—31.

Karmilasanti dan Fernandes, A. 2012. Pengaruh dosis inokulan alami terhadap

pertumbuhan cabutan Shorea macrophylla Asal PT. Gunung Gajah Abadi

Kalimantan Timur di persemaian. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 6 ( 2) :

111—119.

Page 50: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

43

Killham, K. 1996. Soil Ecology. Buku. Cambridje University Press. United

Kingdom. 242p.

Kuswanto. 1990. Teknologi produksi inokulan ektomikoriza dan peranan

mikoriza di kehutanan. Makalah Seminar Bioteknologi Hutan 12—13

Februari 1990. Yogyakarta. 1-8p.

Maharani, R., Handayani P., dan Hardjana A.K. 2013. Panduan Identifikasi

Jenis Pohon Tengkawang. Buku. Balai Besar Penelitian Dipterokarpa,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan,

ITTO Project PD 586/10 Rev.1 (F). Samarinda. 66p.

Margarettha. 2010. Pemanfaatan tanah bekas tambang batubara dengan pupuk

hayati mikoriza sebagai media tanam jagung manis. Jurnal Hidrolitan. 1

(3) : 1—10.

Miska, M.E.E. 2015. Respon Pertumbuhan Bibit Aren (Arenga pinnata (Wurmb)

Merr.) terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Indigenous. Tesis.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52p.

Noor, M., dan Abdurachman. 2014. Pengaruh pemberian inokulum spora

Scleroderma verrucosum terhadap pertumbuhan bibit Shorea spp. di rumah

kaca. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 8 (2) : 89—96.

Novi dan Rizki. 2014. Tingkat kolonisasi perakaran bibit pisang jantan yang

diinokulasi dengan beberapa dosis inokulan fungi mikoriza arbuskula serta

lama pemberian fosfat. Jurnal Pelangi. 6 (2) : 99—108.

Prawiranata, W., Harran, S dan Tjondronegoro, H. 1995. Dasar-dasar Fisiologi

Tumbuhan. Jilid II. Buku. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 138p.

Riniarti, M. 2002. Perkembangan Kolonisasi Ektomikoriza dan Pertumbuhan

Semai Dipterocarpaceae dengan Pemberian Asam Oksalat dan Asam

Humat serta Inokulasi Ektomikoriza. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Bogor. 46p.

. 2005. Pemberian asam organik dan inokulasi ektomikoriza untuk

meningkatkan pertumbuhan semai Shorea mecistopteryx. Prosiding

Seminar Nasional dan Workshop Mikoriza, 9 – 10 Mei 2005. Universitas

Jambi. Jambi. 111—119p.

. 2009. Uji teknologi inokulum fungi ektomikoriza dan penambahan

asam oksalat untuk meningkatkan pertumbuhan Hopea mengarawan.

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 14 (3) : 170—176.

. 2010. Dinamika Kolonisasi Tiga Fungi Ektomikoriza Scleroderma

spp. dan Hubungannya dengan Pertumbuhan Tanaman Inang. Disertasi.

Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 104p.

Page 51: PENGARUH DOSIS INOKULUM SPORA Scleroderma …digilib.unila.ac.id/25102/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Damar Mata Kucing” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

44

Smith, S.E, dan Read, D.J. 2008. Mycorrhizal Symbiosis. Buku. Elsevier.

Amsterdam. 803p.

Soegiharto, S., Kholik, A., Rachman, A., dan Supriyanto, A. 2010. Faktor

Kesesuaian Ectomycorrhiza 01 Berbagai Tipe Ekosistem Dipterocarpaceae.

Laporan Akhir Penelitian. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kehutanan Balai Besar Penelitian Dipterokarpa. Samarinda.

35p.

Sudjadi, B dan Laila , S. 2006. Biologi SMA/MA Kelas X. Buku. Yudhistira.

Jakarta. 159p.

Sufaati, S. 2011. Endomikoriza yang berasosiasi dengan tanaman pertanian non

legum di lahan pertanian daerah transmigrasi Koya Barat, Kota Jayapura.

Jurnal biologi papua. 3(1) : 1—8.

Suhardi. 1989. Pedoman Kuliah Mikoriza Vesikular Arbuskular. Buku.

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 178p.

. 1991. Ektomikoriza. Bahan Kuliah Kursus Bioteknologi Kehutanan.

PAU. Universitas Gajah Mada Juli-Agustus 1991. Yogyakarta. 1—19p.

Sumadiwangsa, E.S., dan Gusmailina. 2006. Teknologi Budidaya, Pemanfaatan,

dan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu. Buku. Departemen

Kehutanan. Bogor. 164p.

Supriyanto. 1999. The effectiveness of some ectomycorrhizal fungi in alginate

beads in promoting the growth of several Dipterocarp seedlings. Jurnal

Biotropika. 5 (12) : 59—77.

Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan

Pengembangannya. Buku. Kanisius. Yogyakarta. 221p.

Syamsiyah, S. 2008. Respon Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.) terhadap

Stres Air dan Inokulasi Mikoriza. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

58p.

Syarif, A. 2001. Infektivitas dan efektivitas terhadap pertumbuhan bibit manggis.

Jurnal Stigma an Agricultural Science Journal. 5 (2) : 137.

Widyastuti, S.M. 2007. Peran Trichoderma spp. dalam Revitalisasi Kehutanan

di Indonesia. Buku. UGM University Press. Yogyakarta. 255p.