PENGARUH DEBT COVENANT, PROFITABILITAS, EXCHANGE...
Transcript of PENGARUH DEBT COVENANT, PROFITABILITAS, EXCHANGE...
PENGARUH DEBT COVENANT, PROFITABILITAS, EXCHANGE RATE,
DAN MEKANISME BONUS PADA KEPUTUSAN PERUSAHAAN
MELAKUKAN TRANSFER PRICING
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI kecuali Sektor
Finance Tahun 2016 - 2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun Oleh:
Jodie Dwi Pamungkas
11150820000045
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2019 M
ii
PENGARUH DEBT COVENANT, PROFITABILITAS, EXCHANGE RATE,
DAN MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN
MELAKUKAN TRANSFER PRICING
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI kecuali Sektor
Finance Tahun 2016 - 2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh :
Jodie Dwi Pamungkas
NIM : 11150820000045
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Hepi Prayudiawan, SE., M.M, Ak., CA
NIP. 19720516 200901 1 006
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Ini Selasa, 9 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa/i
1. Nama : Jodie Dwi Pamungkas
2. NIM : 11150820000045
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange
Rate, Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang terdaftar di BEI kecuali sektor finance
tahun 2016 - 2018)
Setelah Mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 April 2019
1. Zuwesty Eka Putri, SE.,M.Ak (__________________)
NIP. 19800416 200901 2 006 Penguji 1
2. Nur Wachidah Yulianti, SE., M.S.AK (__________________)
NIDN. 2005078501 Penguji 2
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 28 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa/i:
1. Nama : Jodie Dwi Pamungkas
2. NIM : 11150820000045
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange
Rate, Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan
Perusahaan Melakukan Transfer Pricing (Studi
Empiris Pada Perusahaan yang terdaftar di BEI
kecuali sektor finance tahun 2016 - 2018)
Setelah Mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 November 2019
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (__________________)
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua Penguji
2. Yusro Rahma, SE., M.Si (__________________)
NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji Ahli
3. Hepi Prayudiawan, SE., M.M, Ak., CA (__________________)
NIP. 19720516 200901 1 006 Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Jodie Dwi Pamungkas
NIM : 11150820000045
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan Ini Menyatakan bahwa penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 November 2019
Jodie Dwi Pamungkas
11150820000045
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Jodie Dwi Pamungkas
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Februari 1997
3. Alamat : Jalan Tomang Tinggi VI RT. 011/006,
Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat
4. Telepon : 081283978345
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK Permata Bunda : Tahun 2002-2003
2. SDN Pesanggrahan 02 Pagi : Tahun 2003-2009
3. SMPN 235 Jakarta : Tahun 2009-2012
4. SMAN 86 Jakarta : Tahun 2012-2015
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2015-2019
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Nama Ayah : Drs. Supadi, M.Si.
2. Nama Ibu : Tasmi
3. Anak ke : 2
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Divisi Humas Datim HMJ Akuntansi
2. Panitia Gebyar Lomba Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Panitia Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi HMJ Akuntansi
4. Panitia Kejuaraan Lomba Akuntansi
5. Anggota KKN SINGGAH 190 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
V. SEMINAR, WORKSHOP, DAN COMPANY VISIT
1. Company Visit Goes To Astra International Tbk oleh HMJ Akuntansi 2016
vii
2. Seminar Tanda Tangan Digital Pada Transaksi Elektronik Kominfo 2016
3. Company Visit Goes To Komisi Pemberantasan Korupsi oleh HMJ
Akuntansi 2017
4. Training ESQ 165 New Chapter Batch 13 2019
viii
THE EFFECT OF DEBT COVENANT, PROFITABILITY, EXCHANGE
RATE, AND BONUS MECHANISM ON COMPANY DECISIONS IN
TRANSFER PRICING
(Empirical Study of Companies listed on the Stock Exchange except for the
financial sector in 2016 - 2018)
ABSTRACT
This study aims to analyzed the effect of Debt Covenant, Profitability,
Exchange Rate, and Bonus Mechanisms on the company's decision to do Transfer
Pricing. The independent variable in this study is transfer pricing which is proxied
by the sale of related parties. The independent variables in this study are Debt
Covenant, Profitability, Exchange Rate, and Bonus Mechanisms
This study used secondary data obtained from financial statements or
annual reports of companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The
population of this study are all companies listed on the Indonesia Stock Exchange
except for finance sector in 2016-2018. Using the Purposive Sampling method,
there were 138 samples collected from 46 sample companies. The analytical method
in this study uses logistic regression analysis with software SPSS Version 25
The results of the analysis of this study indicated that the Profitability
variable influences the company's decision to do Transfer Pricing, while Debt
Covenant, Exchange Rate and Bonus Mechanism indicated that the variable did not
affect the company's decision to do Transfer Pricing
Keywords: Debt Covenant, Profitability, Exchange Rate, Bonus Mechanisms,
Transfer Pricing
ix
PENGARUH DEBT COVENANT, PROFITABILITAS, EXCHANGE RATE,
DAN MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN
MELAKUKAN TRANSFER PRICING
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang terdaftar di BEI kecuali sektor finance
tahun 2016 - 2018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Debt Covenant,
Profitabilitas, Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus terhadap keputusan
perusahaan melakukan Transfer Pricing. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah Transfer pricing yang diproksikan dengan adanya penjualan kepada pihak
berelasi/mempunyai hubungan istimewa. Variabel Independen dalam penelitian ini
adalah Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari laporan
keuangan atau laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi Penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
kecuali sektor finance tahun 2016-2018. Menggunakan metode Purposive
Sampling, didapatkan total sampel yang terkumpul sebanyak 138 data dari 46
perusahaan sampel. Metode analisis didalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi logistik dengan bantuan software SPSS versi 25
Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas
berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan Transfer Pricing,
sedangkan Debt Covenant, Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus menunjukkan
bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan Transfer Pricing
Kata Kunci : Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, Mekanisme Bonus,
Transfer Pricing
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim. Assalammualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat,
inayah, taufik dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Debt Covenant,
Profitabilitas, Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan
Perusahaan Melakukan Transfer Pricing” dengan lancar. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Suri
tauladan bagi insan di muka bumi.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar
Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
hanturkan atas kekuatan Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu,
penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
proposal skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua Orang Tua (Bapak dan Ibu) yang telah menjadi penyemangat terbesar
dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada henti
baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis.
2. Kakak penulis, Ghali Ajie Suryo, S.Kom yang telah memberikan doa,
motivasi, dan saran yang tiada hentinya kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE.,. A.k., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, MM, Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah menyempatkan waktu, motivasi, saran, dan kesabaran atas
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Lebih dari
itu, terima kasih juga atas ilmu dan wawasan yang bermanfaat selama
perkuliahan yang Bapak berikan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Jurusan Akuntansi yang telah mendidik dengan sabar dan ikhlas
untuk ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Teman Seperjuangan Kuliah Terutama Masenk, Terima Kasih atas segala
kekompakan, canda tawa, motivasi dan menjadi teman yang baik. Terima
kasih juga telah mewarnai kehidupan perkuliahan penulis.
9. Seluruh teman Akuntansi 2015 yang telah berjuang bersama selama
perkuliahan, Terima kasih atas cerita selama masa perkuliahan dan menjadi
teman yang menyenangkan.
10. Bapak Agus Setiawan, Ak., M.H. yang telah membantu penulis dalam persiapan
menghadapi ujian komprehensif
11. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Dan juga besar harapan penulis bahwa
dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan penulis
dan pihak lain. Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 28 November 2019
Jodie Dwi Pamungkas
11150820000045
xii
DAFTAR ISI
COVER......................................... ......................................................................... i
SKRIPSI....................................... ....................................................................... ii
LEMBAR PENGASAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT................................. ...................................................................... viii
ABSTRAK............................................. ............................................................. ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI.............................................. ........................................................ xii
DAFTAR TABEL.............................. .............................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR.............. .......................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 9
D. Manfaat Penulisan……………………………………………….... ...... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 12
A. Landasan Teori ................................................................................... 12
1. Teori Agensi................................................................................... 12
2. Teori Akuntansi Positif................................................................. 15
3. Transfer Pricing ........................................................................... 16
4. Debt Covenant ............................................................................. 19
5. Profitabilitas.....................................................................................20
6. Exchange Rate ............................................................................. 23
7. Mekanisme Bonus ........................................................................ 25
xiii
B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 26
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ......................... 37
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 44
B. Metode Penetuan Sampel .................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 45
D. Metode Analisis Data.......................................................................... 46
1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 46
2. Analisis Regresi Logistik.............................................................. 47
E. Operasional Variabel .......................................................................... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 55
A. Gambaran Umum Penelitian ............................................................... 55
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ....................................................... 56
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif......................................................... 56
2. Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................... 59
C. Pembahasan ...................................................................................... 66
BAB V PENUTUP............................................................................................. .. 71
A. Kesimpulan ...................................................................................... 71
B. Implikasi................................................................................................ 72
C. Keterbatasan ...................................................................................... 72
D. Saran....................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
LAMPIRAN ...................................................................................... 80
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil – hasil Penelitian Terdahulu…………….…………...... 27
Tabel 3.1 Operasional Variabel……………………………………....... 54
Tabel 4.1 Tahap Penyeleksian Sampel Dengan Kriteria.......................... 56
Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif………………………………………..... 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Frekuensi Transfer Pricing…….………………… 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model………………...... 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi............................................ 61
Tabel 4.6 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi....................................... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Matriks Klasifikasi.................................................. 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik...................................... 64
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………...... 42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian 81
Lampiran 2 Pengukuran Debt Covenant………………………………... 83
Lampiran 3 Pengukuran Profitabilitas………………………………….. 89
Lampiran 4 Pengukuran Exchange Rate………………………………... 95
Lampiran 5 Pengukuran Mekanisme Bonus……………………………. 101
Lampiran 6 Pengukuran Transfer Pricing……………………………… 107
Lampiran 7 Output Hasil Data Penelitian………………………………. 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada zaman globalisasi saat ini membuat perekonomian berkembang
semakin cepat tanpa mengenal batas negara dan pergerakan ekonomi. Hal ini
disebabkan karena perubahan lingkungan bisnis secara pesat, baik secara
domestik maupun internasional. Perubahan tersebut mengharuskan para pelaku
bisnis untuk cepat merespon suatu proses adaptasi atau penyesuaian mengikuti
arus perubahan lingkungan bisnis tersebut.
Fenomena tersebut secara tidak langsung memicu munculnya
konglomerasi dan divisionalisasi/departementasi perusahaan. Dalam lingkungan
perusahaan multinasional dan konglomerasi serta divisionalisasi terjadi
bermacam-macam transaksi antar anggota (divisi) yang meliputi penjualan
barang dan jasa, lisensi hak dan harta tak berwujud lainnya, penyediaan
pinjaman dan lain sebagainya. Transaksi-transaksi yang terjadi dalam lingkup
perusahaan seperti ini nantinya akan merumitkan dalam penentuan harga yang
harus ditransfer.
Menurut Cecchini et al., (2013) bagi perusahaan multinasional yang telah
memiliki jaringan operasi di berbagai negara, skema transfer pricing merupakan
alternatif paling baik untuk mencapai keunggulan kompetitif perusahaan dalam
bidang mengolah resiko dan biaya yang muncul dari ketidaksempurnaan struktur
pasar di negara-negara partner kerjasama.
2
Awalnya, kebijakan transfer pricing tersebut dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan di setiap divisi atau departemen dalam satu
perusahaan (Suandy, 2009). Akan tetapi, apa yang terjadi sekarang ini,
penggunaan kebijakan transfer pricing bertransformasi sebagai isu pajak
internasional yang mana kebijakan transfer pricing digunakan sebagai alat
untuk mengurangi beban pajak secara keseluruhan bagi perusahaan
multinasional atau perusahaan yang berskala global (Klassen, et al., 2013).
Transfer pricing yang dilakukan perusahaan multinasional didorong
oleh alasan pajak maupun non pajak. Praktik transfer pricing sering kali
dilakukan untuk meminimalkan jumlah pajak yang mesti dibayar. Beban
pajak yang semakin besar memicu perusahaan untuk melakukan transfer
pricing dengan harapan dapat menekan beban pajak tersebut. Transfer pricing
dalam transaksi penjualan barang atau jasa dilakukan dengan cara
memperkecil harga jual antara perusahaan dalam satu grup dan mentransfer
laba yang diperoleh kepada perusahaan yang berkedudukan di negara yang
menerapkan tarif pajak rendah. Transfer pricing diyakini mengakibatkan
berkurang atau hilangnya potensi penerimaan pajak suatu negara karena
perusahaan multinasional cenderung menggeser kewajiban perpajakannya
dari negara-negara yang memiliki tarif pajak tinggi (high tax countries) ke
negara-negara yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries)
(Chandraningrum, 2014). Hal tersebut telah menyebabkan kerugian yang
besar bagi negara berkembang termasuk Indonesia, karena pajak merupakan
salah satu sumber APBN bagi negara.
3
Dengan demikian, manipulasi transfer pricing dapat dilakukan dengan
cara memperbesar biaya atau memperkecil penjualan melalui mekanisme
harga transfer dengan tujuan untuk meminimalkan pembayaran pajak.
Sehingga, manipulasi transfer pricing terjadi dengan cara menetapkan harga
transfer menjadi “terlalu besar atau terlalu kecil” dengan maksud untuk
memperkecil jumlah pajak yang terutang. Karena dengan memperkecil jumlah
pajak yang terutang, keuntungan yang diterima oleh perusahaan multinasional
akan semakin besar (Fitri et al., 2019).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
juga mempunyai aturan yang menangani masalah transfer pricing, yaitu Pasal
18. Aturan transfer pricing mencakup beberapa hal, yaitu: pengertian
hubungan istimewa, wewenang menentukan perbandingan utang dan modal,
dan wewenang untuk melakukan koreksi dalam hal terjadi transaksi yang
tidak arm’s length. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yang
diatur dalam Pasal 18 ayat 4 yaitu hubungan istimewa antara Wajib Pajak
Badan dapat terjadi karena kepemilikan atau penguasaan modal saham suatu
badan oleh badan lainnya sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih,
atau antara beberapa badan yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih
sahamnya dimiliki oleh suatu badan. Sedangkan menurut PSAK 7, pihak-
pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak
mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai
pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan
dan operasional. Apabila entitas induk, entitas anak, dan entitas anak
4
berikutnya saling terkait dengan entitas lainnya juga disebut dengan hubungan
istimewa (Cahyadi dan Noviari, 2018).
PT Adaro Energy Tbk adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia dalam sektor mining. Perusahaan tersebut memproduksi jumlah
batubara kedua terbesar di Tanah Air yang memiliki produk andalan Enviro
Coal, batubara berkalori rendah dan ramah lingkungan. Perusahaan tersebut
melakukan penggelapan pajak dengan cara transfer pricing dimana
perusahaan tersebut menjual batubara kepada anak perusahaannya yaitu
Coaltrade Service International Pte. Ltd di Singapura dengan harga dibawah
harga pasarnya. Seperti diketahui Singapura memiliki tarif pajak yang lebih
rendah yaitu 17% dari PKP, dibandingkan dengan Indonesia sebesar 25% dari
PKP. Lalu, Coaltrade Services International Pte. Ltd. Menjual batubara
tersebut ke pihak lain dengan harga pasar sehingga hal itu menyebabkan telah
terjadi pergeseran profit dimana seharusnya pajak yang dibayarkan ke
Indonesia cukup besar menjadi kecil dan PT. Adaro mendapatkan keuntungan
yang besar sebab pajak yang dibayarkan di Singapura (CNBC Indonesia).
Selain kasus transfer pricing di Indonesia, beberapa waktu yang lalu
kita dihebohkan dengan kasus yang menimpa Google di Inggris, Starbucks
Inggris, Amazon Inggris. Starbucks Inggris, pada tahun 2011 sama sekali
tidak membayar pajak korporasi padahal berhasil melakukan penjualan
sebesar £398 juta. Selain itu mereka juga mengaku rugi sejak tahun 2008,
dengan jumlah kerugiannya mencapai £112 juta atau sekitar Rp1,7 triliun.
Padahal dalam laporan kepada investornya di Amerika Serikat, Starbucks
5
mengatakan bahwa mereka memperoleh keuntungan yang besar di Inggris,
bahkan penjualannya selama 3 tahun (2008- 2011) mencapai £1,2 miliar atau
sekitar Rp18 triliun. Dengan kerugian ini, Starbucks Inggris tidak pernah
membayar pajak korporasi. Bahkan selama 14 tahun beroperasi di Inggris,
Starbucks hanya membayar pajak sebesar £8,6 juta.
Kasus berikutnya melibatkan Google Inggris yang pada tahun 2011
juga berhasil mencatat pendapatan sebesar £398 juta tetapi hanya membayar
pajak sebesar £6 juta. Hal yang sama terjadi di Amazon Inggris, di mana
mereka berhasil melakukan penjualan di Inggris sebesar £3,35 miliar selama
tahun 2011 tetapi hanya membayar pajak sebesar £1,5 juta. Hal ini terjadi
karena perusahaan-perusahan multinasional tersebut menggunakan praktik
transfer pricing untuk tujuan yang salah yaitu meminimalkan pembayaran
pajak mereka. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain termasuk di
Amerika Serikat. Bahkan saat ini Amazon sedang berhadapan dengan pihak
otoritas pajak Amerika Serikat (IRS) juga untuk kasus transfer pricing dengan
nilai $234 juta (Setiawan, 2014).
Penelitian mengenai debt covenant terhadap transfer pricing pun telah
dilakukan oleh (Rosa et al., 2017) Kontrak hutang jangka panjang (Debt
Covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari
tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian
dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas berada dibawah tingkat
yang telah ditentukan. Perjanjian ini membatasi segala aktivitas perusahaan
yang dapat merusak nilai pinjaman. Dengan adanya batasan-batasan ini dapat
6
memicu pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan karena tidak mampu
bergerak bebas. Untuk menghindari pelanggaran tersebut maka
kecenderungan salah satu praktek yang dilakukan perusahaan laba adalah
dengan melakukan transfer pricing. Sesuai dengan The Debt Covenant
Hypotesis dalam teori akuntansi positif, semakin cenderung suatu perusahaan
untuk melanggar perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih
prosedur akuntansi yang dapat mentransfer laba periode mendatang ke periode
berjalan. Berdasarkan teori akuntansi positif, debt covenant akan mendorong
para pemegang saham mayoritas untuk melakukan transfer pricing. Penelitian
terkait tentang debt covenant telah dilakukan oleh Rosa et al., (2017) yang
menunjukan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap transfer pricing.
Berikutnya yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan
transfer pricing adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, profitabilitas sendiri diukur kinerjanya
menggunakan return of asset (ROA). Perusahaan yang memiliki profitabilitas
tinggi akan cenderung untuk melakukan transfer pricing untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Ini sesuai dengan hasil penelitian dari Richardson et
al., (2013) dan Kusuma dan Wijaya (2017). namun hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ramadhan dan Kustiani (2017) dan Waworuntu dan
Hadisaputra (2016) menunjukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap keputusan transfer pricing.
Selain itu, yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing ialah nilai tukar kurs (exchange rate). Exchange
7
rate sangat berhubungan erat dengan perdagangan internasional, karena arus
kas perusahaan multinasional didenominasikan dalam beberapa mata uang
dimana nilai setiap mata uang relatif kepada nilai dolar akan berbeda seiring
dengan perbedaan waktu (fluktuatif). Exchange rate yang berbeda-beda inilah
yang nantinya akan mempengaruhi praktik transfer pricing pada perusahaan
multinasional (Marfuah dan Azizah, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh
Akhadya dan Arieftiara (2019) dan Cahyadi dan Noviari (2018) menyatakan
bahwa exchange rate berpengaruh terhadap transfer pricing. Sedangkan
penelitian dari Marfuah dan Azizah (2014) dan Cahyadi dan Kurniawan
(2018) menunjukkan bahwa exchange rate tidak berpengaruh terhadap
transfer pricing.
Mekanisme Bonus juga berpengaruh terhadap transfer pricing.
Mengingat mekanisme bonus pada hakekatnya berdasarkan pada
besarnya laba yang di peroleh oleh perusahaan. Dimana sistem dalam
pemberian kompensasi bonus ini akan memberikan pengaruh terhadap
manajemen dalam hal merekayasa laba (Fitri et al., 2019). Sesuai dengan
bonus plan hypothesis manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung
lebih menyukai untuk menggunakan metode akuntansi yang menaikkan laba
periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
sekarang bonus yang akan diterima (Indrasti, 2016). Penelitian dari Saifudin
dan Putri (2018), Rachmat (2019) dan Santosa dan Suzan (2018)
menunjukkan yaitu mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan
transfer pricing. Sedangkan penelitian dari Indrasti (2016) menyatakan bahwa
8
mekanisme bonus tidak berpengaruh terhadap transfer pricing.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan harga transfer. Hal tersebut karena praktek transfer pricing ini tidak
hanya terjadi pada perusahaan manufaktur (Miscellaneous Industry, Basic
Industry and Chemicals, & Consumer Goods Industry), namun juga terjadi pada
sektor-sektor lain seperti Mining.
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Cahyadi dan Noviari
(2018). Peneliti menggunakan variabel independen yang sama yaitu
profitabilitas, exchange rate dan variabel dependen yaitu keputusan transfer
pricing. Persamaan lain juga dalam objek ini adalah menggunakan
menggunakan populasi perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengganti
variabel independen pajak dan leverage menjadi debt covenant dan mekanisme
bonus, lalu peneliti menggunakan populasi perusahaan dari seluruh sektor yang
ada di Bursa Efek Indonesia kecuali sektor finance yang tadinya menggunakan
manufaktur (Miscellaneous Industry, Basic Industry and Chemicals, &
Consumer Goods Industry), kemudian penelitian ini meneliti periode 2016-
2018. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, dan
Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Latar Belakang Penelitian Diatas, Maka
9
Dirumuskan Perumusan Masalah Yaitu Sebagai Berikut :
1. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing?
3. Apakah exchange rate berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing?
4. Apakah mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah Diatas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh debt covenant terhadap keputusan
perusahaan melakukan transfer pricing
2. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap keputusan
perusahaan melakukan transfer pricing
3. Untuk menganalisis exchange rate pengaruh terhadap keputusan
perusahaan melakukan transfer pricing
4. Untuk menganalisis mekanisme bonus pengaruh terhadap keputusan
perusahaan melakukan transfer pricing
D. Manfaat Penulisan
10
Berdasarkan Tujuan Penulisan diatas, penilitian ini mempunyai manfaat
bagi pihak - pihak yang berkaitan diantaranya :
1. Manfaat Praktis
a. Regulator, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana Debt Covenant, Profitabilitas,
Exchange Rate dan Mekanisme Bonus mempengaruhi atau tidak
mempengaruhi perusahaan untuk mengambil keputusan melakukan
transfer pricing.
b. Eksekutif Perusahaan, sebagai tinjauan yang diharapkan dapat
dijadikan informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong
kebijakan manajemen dalam mengambil keputusan Transfer Pricing.
Sehingga akan membantu suatu pengambilan keputusan dan
menambah kesadaran akan pentingnya dalam etika berbisnis.
c. Masyarakat, sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan
akuntansi, khususnya mengenai Debt Covenant, Profitabilitas,
Exchange Rate dan Mekanisme Bonus terhadap keputusan transfer
pricing perusahaan di Indonesia.
2. Manfaat Teoritis dan Akademis
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai sarana referensi untuk
menambah ilmu pengetahuan terkait Debt Covenant, Profitabilitas,
Exchange Rate, Mekanisme Bonus, dan Transfer Pricing.
b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi peneliti yang akan
11
melaksanakan penelitian berikutnya berkaitan dengan topik ini.
c. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta ilmu
pengetahuan terutama mengenai Debt Covenant, Profitabilitas,
Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus terhadap keputusan Transfer
Pricing perusahaan di Indonesia.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi
Teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak yang saling terkait
dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak tertentu. Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan
pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.
Hubungan antara agen dan prinsipal didasari oleh kontrak antara keduanya.
Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk
bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen
diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan
terbaik dan mempertanggung jawabkan semua upayanya kepada pemegang
saham.
Teori ini juga mengungkapkan adanya kontrak antara pemilik
sumber daya yakni pemegang saham dan manajer untuk menggunakan serta
mengendalikan sumber daya tersebut. Penyerahan wewenang oleh prinsipal
kepada agen selaku pengelola perusahaan dapat menimbulkan masalah
informasi asimetris. Konflik yang timbul akibat ketidak sesuaian informasi
menyebabkan manajer memiliki informasi lebih banyak daripada pemegang
saham (Jafri dan Mustikasari, 2018).
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dua alasan yang dapat
13
mengarah pada terjadinya divergensi antara kepentingan diri sendiri dengan
perilaku yang kooperatif yaitu :
a. Seleksi yang Merugikan (Adverse Selection)
Seleksi yang merugikan sebagai suatu masalah informasi,
timbul ketika agen menggunakan informasi khusus yang tidak bisa
diverifikasi oleh prinsipal untuk menerapkan dengan baik suatu aturan
input-tindakan yang berbeda dengan yang diinginkan oleh prinsipal, dan
karenanya menyebabkan prinsipal tidak mampu menentukan apakah si
agen telah membuat pilihan yang tepat untuk perusahaanya.
b. Risiko Moral (Moral Hazard)
Risiko moral sebagai suatu masalah informasi ex-post, timbul
ketika terdapat masalah motivasional dan konflik sebagai akibat dari
mendasarkan kontrak kesepakatan pada perilaku pengganti yang tidak
sempurna, dalam hal ini agen tidak tidak melaksanakan hal-hal yang
telah disepakati dalam kontrak kerja.
Dalam upaya meminimalisir masalah keagenan ini, munculah biaya
keagenan (agency cost) yang akan ditanggung baik oleh principal maupun
agent. Jensen dan Meckling (1976) membagi biaya keagenan menjadi tiga
biaya yaitu Monitoring cost adalah biaya yang muncul dan ditanggung oleh
principal untuk mengawasi perilaku agent dengan cara mengamati,
mengukur, dan memonitor perilaku agent. Selanjutnya Bonding cost adalah
biaya yang ditanggung oleh agent untuk mematuhi mekanisme yang
menjamin agent akan bertindak sesuai kepentingan principal. Terakhir
14
Residual cost adalah kerugian berupa berkurangnya kemakmuran principal
akibat dari perbedaan keputusan agent dan principal (Godfrey et al., 1994).
Keputusan transfer pricing merupakan konsep yang didasarkan
pada teori keagenan, berkaitan dengan bagaimana para pemilik saham
mayoritas memberikan pengaruh kepada manajemen (selaku agen) untuk
mengelola aktiva perusahaan sehingga mempunyai insentif melakukan
transfer pricing dengan tujuan untuk menurunkan pajak yang harus dibayar
(Yuniasih, et al., 2012).
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori
keagenan merupakan hubungan antara pihak manajemen (agent) dengan
pihak investor (principal) yang dimana pihak yang menjalankan aktivitas
perusahaan merupakan manajemen, sedangkan investor merupakan pihak
yang mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan serta
menyerahkan dananya kepada manajemen untuk digunakan sesuai dengan
aktivitas perusahaan dengan harapan mendapatkan keuntungan, yaitu
dengan turunnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan
performa perusahaan yang baik. Pihak manajemen tersebut terdiri dari
dewan komisaris, dewan direksi, komisaris independen, dan lain-lain. Pihak
manajemen tersebut yang akan menjalankan wewenang dari pihak investor
dan mengendalikan perusahaan serta mengambil keputusan perusahaan.
Keputusan tersebut akan dibahas pada RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham).
15
2. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer memiliki
dorongan atau motivasi untuk dapat memaksimalkan kinerjanya. Teori ini
juga memprediksi bahwa manajer memiliki kecenderungan menaikkan laba
untuk menutupi kinerja yang buruk. Kecenderungan manajer untuk
menaikkan laba dapat didorong oleh adanya empat masalah pengontrakan
yaitu informasi asimetrik, masa kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas
manajer, dan asimetri pembayaran (Watts, 2003). Pemegang saham dan
kreditor berusaha menghindari pembayaran yang berlebih kepada manajer
dengan meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa manajer cenderung menyelenggarakan
akuntansi yang bersifat optimis, tetapi pemegang saham dan kreditor
cenderung meminta manajer menyelenggarakan akuntansi yang
konservatif.
Watts dan Zimmerman (1990) mengatakan ada tiga hipotesis dalam
teori akuntansi positif:
a. Bonus Plan Hypothesis (Hipotesis Rencana Bonus) Jika perusahaan
merencanakan bonus berdasarkan net income, maka perusahaan tersebut
akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser pelaporan earnings
masa datang ke periode sekarang. Dengan kata lain, dengan adanya
hipotesis ini manajer cenderung menaikkan laba sehingga menaikkan
bonus yang akan dia dapat.
b. Debt Covenant Hypothesis (Hipotesis Kontrak Utang) Perusahaan
16
cenderung untuk menurunkan rasio utang atau ekuitas dengan cara
meningkatkan laba sekarang dengan menggeser dari laba masa yang
akan datang. Motivasinya adalah untuk menghindari dekatnya batasan-
batasan pada perjanjian utang dan untuk mendapatkan suku bunga
pinjaman yang lebih rendah. Semakin rendah rasio utang atau ekuitas,
semakin rendah risiko perusahaan mengalami kebangkrutan.
c. Political Cost Hypothesis (Hipotesis Biaya Politis) Perusahaan
cenderung untuk menurunkan laba sekarang dengan menggeser ke laba
masa yang akan datang. Motivasinya adalah untuk menghindari tekanan
politik seperti tuduhan monopoli dengan menunjukkan laba perusahaan
yang tidak berlebihan, menghindari tuntutan serikat kerja dengan
menunjukkan bahwa laba perusahaan menurun, dan lain sebagainya.
3. Transfer Pricing
a. Definisi
Menurut Setiawan (2014), transfer pricing adalah suatu
kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu transaksi
baik itu barang, jasa, harta tak berwujud, atau pun transaksi finansial
yang dilakukan oleh perusahaan. Terdapat dua kelompok transaksi
dalam transfer pricing, yaitu intracompany dan intercompany transfer
pricing. Intracompany transfer pricing merupakan transfer pricing
antardivisi dalam satu perusahaan. Sedangkan intercompany transfer
pricing merupakan transfer pricing antara dua perusahaan yang
17
mempunyai hubungan istimewa. Transaksinya sendiri bisa dilakukan
dalam satu negara (domestic transfer pricing), maupun dengan negara
yang berbeda (international transfer pricing).
Pengertian transfer pricing dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pengertian bersifat netral dan bersifat peyoratif-negatif. Pengertian
netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni merupakan
strategi dan taktik bisnis tanpa pengurangan beban pajak. Sedangkan
pengertian peyoratif mengasumsikan bahwa harga transfer sebagai
upaya untuk menghemat beban pajak dengan taktik, antara lain
menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya lebih rendah (Suandy,
2014).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
transfer pricing adalaha keputusan yang diambil oleh perusahaan untuk
menentukan harga atas transaksi barang dan jasa yang terjadi dengan
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa sesuai dengan prinsip
kewajaran.
Tujuan penetapan transfer pricing adalah untuk
mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departemen atau
divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan
barang satu sama lain (Lingga, 2012). Sementara menurut Yuniasih et
al., (2012), tujuan dilakukan transfer pricing adalah untuk mengakali
jumlah laba perusahaan sehingga pajak yang dibayar dan dividen yang
dibagikan menjadi rendah. Hal ini membuktikan bahwa motivasi pajak
18
memiliki peran yang tinggi dalam mempengaruhi keputusan melakukan
transfer pricing.
b. Metode Transfer Pricing
Menurut Harimurti (2007) Beberapa metode transfer pricing
yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan konglomerasi dan
departementasi yaitu:
1. Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)
Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar
biaya menetapkan harga transfer atas biaya variabel dan tetap yang
bisa dalam tiga pemilihan bentuk yaitu: biaya penuh (full cost),
biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan
gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed
fee).
2. Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Basis Transfer
Pricing)
Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer
pricing atas dasar harga pasar inilah merupakan ukuran yang paling
memadai karena sifatnya yang independen. Namun keterbatasan
informasi pasar yang terkadang menjadi kendala dalam
mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar.
3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan
memperkenankan divisi - divisi dalam perusahaan yang
19
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan
harga transfer yang diinginkan. Harga transfer negosiasiasi
mencerminkan perspektif kontrolabilitas yang inheren dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang
berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung
jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan.
4. Debt Covenant
Debt Covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh
kreditur untuk membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman
dan recovery pinjaman (Rosa et al., 2017). Perjanjian ini membatasi
kemampuan manajer untuk berinvestasi, membayar dividen, menambah
pinjaman dan kemudian membatasi aktivitas yang berpotensi merugikan
manajer. Perjanjian juga membatasi pembagian dividen kepada pemegang
saham, misalnya, dapat secara efektif memaksa perusahaan - perusahaan
yang berpengaruh untuk menginvestasikan kembali arus kas mereka, dan
demikian mengurangi masalah overhang hutang terkait dengan
ketidakinginan manajer untuk melakukan proyek-proyek NPV positif
sebagai rasio hutang terhadap pertumbuhan ekuitas. Perjanjian juga
membatasi penjualan asset atau merger dan akuisisi yang kemungkinan
mengurangi penggantian asset, sementara pembatasan sewa dan transaksi
jual dan sewa kembali serta perjanjian negatif dalam pencairan tuntutan
(Nikolaev, 2010).
20
Teori akuntansi positif memprediksi bahwa manajer mempunyai
kecenderungan menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja buruk.
Kecenderungan manajer untuk menaikkan laba dapat didorong oleh adanya
empat masalah pengontrakan yaitu informasi asimetrik, masa kerja terbatas
manajer, kewajiban terbatas manajer, dan asimetri pembayaran (asymmetric
payoff). Pemegang saham dan kreditur berusaha menghindari kelebihan
pembayaran kepada manajer dengan meminta penyelenggaraan akuntansi
yang konservatif (Watts, 2003). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
manajer cenderung menyelenggarakan akuntansi liberal, tetapi kreditur
(dalam kontrak utang) dan pemegang saham (dalam kontrak kompensasi)
cenderung meminta manajer menyelenggarakan akuntansi konservatif.
5. Profitabilitas
a. Definisi
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2012). Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efekifitas manajemen suatu perusahaan. Hal
ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan.
Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas yaitu sebagai berikut:
1. Margin Laba atas Penjualan
Margin atas laba penjualan atau bisa disebut juga dengan
21
gross margin ratio adalah rasio yang menunjukan nilai relatif
antara nilai laba bersih terhadap nilai penjualan. Laba bersih
adalah nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan. Formula
untuk menghitung margin laba atas penjualan, yaitu:
Margin Laba atas Penjualan = Laba Bersih
Penjualan
Semakin besar nilai rasio, maka semakin besar laba bersih
yang diperoleh perusahaan. Artinya, apabila profitabilitas
perusahaan semakin tinggi, maka perusahaan memiliki tingkat
keuntungan dalam laba bersih yang tinggi. Hal tersebut menjadi bias
apabila Margin Laba atas Penjualan = Laba Bersih Penjualan hasil
margin laba atas pejualan suatu perusahaan lebih rendah dibanding
dengan rata-rata industri. Hasil dibawah standar ini terjadi karena
biaya yang terlalu tinggi disebabkan oleh operasi yang tidak efisien.
2. Pengembalian atas Total Aset
Rasio atas pengembalian total asset bisa disebut juga dengan
Return on Asset (ROA) yang merupakan rasio keuntungan bersih
setelah pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini
merupakan suatu ukuran untuk menilai besarnya presentase tingkat
pengembalian perusahaan dari setiap asset yang dimiliki maupun
digunakan. Formula untuk menghitung rasio ini, yaitu:
22
Return of Asset (ROA) = Laba Bersih
Total Aset
Semakin tinggi tingkat pengembalian atas aset suatu
perusahaan, maka semakin tinggi laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Namun, tingkat pengembalian atas aset yang rendah,
tidak selalu berarti buruk. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh
keputusan yang disengaja, misalnya penggunaan utang dalam
jumlah yang besar, beban bunga yang tinggi sehingga menyebabkan
laba bersih relatif rendah. Jadi, faktor-faktor lain harus
dipertimbangkan terlebih dahulu ketika akan menilai rasio-rasio
yang mencerminkan kinerja perusahaan.
3. Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba atau Basic
Earning Power (BEP) merupakan rasio yang menunjukan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari asset perusahaan,
sebelum adanya pengaruh pajak dan leverage. Rasio ini bermanfaat
ketika membandingkan perusahaan dengan berbagai tingkat
leverage keuangan dan situasi pajak. Formula yang digunakan untuk
menghitung rasio ini, adalah:
Basic Earning Power = EBIT
Total Aset
23
4. Pengembalian atas Ekuitas Biasa
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih setelah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio pengembalian
ekuitas, maka semakin baik. Adapun formula untuk mengukur rasio
ini adalah:
Return of Equity (ROE) = Laba Bersih
Total Ekuitas
6. Exchange Rate
a. Definisi
Pengertian nilai tukar mata uang (exchange rate) menurut
FASB adalah rasio antara suatu mata uang dengan sejumlah mata uang
lain yang bisa ditukar pada waktu tertentu. Perbedaan nilai tukar riil
dengan nilai tukar nominal penting untuk dipahami karena keduanya
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap risiko nilai tukar
(Sartono, 2001). Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh
perubahan harga yang sama yang menjadikan perubahan tersebut
tidak berpengaruh terhadap posisi persaingan relatif antara
perusahaan domestik dengan pesaing luar negerinya dan tidak ada
pengaruh terhadap aliran kas. Sedangkan perubahan nilai tukar
24
riil akan menyebabkan perubahan harga relatif (yaitu perubahan
perbandingan antara harga barang domestik dengan harga barang
luar negeri). Dengan demikian perubahan tersebut mempengaruhi
daya saing barang domestik.
b. Fungsi Nilai Tukar
Menurut Goeltom dan Zulverdi (1998) penentuan sistem nilai
tukar merupakan suatu hal penting bagi perekonomian suatu negara
karena hal tersebut merupakan satu alat yang dapat digunakan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengisolasi perekonomian
suatu negara dari gejolak perekonomian global. Pada dasarnya
kebijakan nilai tukar yang ditetapkan suatu negara mempunyai beberapa
fungsi utama yaitu:
1. Mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan
sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa.
2. Menjaga kestabilan pasar domestik.
3. Sebagai instrumen moneter khususnya bagi negara yang
menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional
kebijakan moneter.
Selain itu, menurut Kewal (2012) mengatakan bahwa nilai tukar
atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli
valuta asing, dikenal ada empat jenis, yaitu:
1. Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
25
2. Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs
beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh
Bank sentral pada suatu saat tertentu.
3. Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
4. Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli
bank notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs tersebut telah
diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain.
7. Mekanisme Bonus
Menurut Hartati et al., (2015), mekanisme bonus adalah komponen
penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik
perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota
direksi yang dianggap mempunyai kinerja baik. Purwanti (2010)
menegaskan bahwa skema bonus berdasarkan laba merupakan cara yang
paling populer dalam memberikan penghargaan kepada eksekutif
perusahaan, maka adalah logis bila manajer yang remunerasinya didasarkan
pada tingkat laba akan memanipulasi laba untuk memaksimalkan
remunerasinya serta hal tersebut menyangkut pula kesejahteraan para
eksekutif di internal perusahaan. Ada dua jenis dasar rencana kompensasi
untuk memberikan reward pada kinerja manajer yang diukur oleh angka-
angka akuntansi, yaitu rencana bonus dan rencana kinerja. Pemisahan
kinerja merupakan faktor yang memotivasi rencana kompensasi berbasis
26
laba akuntansi. Perencanaan bonus memberikan insentif pada manajer untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Indek kinerja dalam kalkulasi bonus
harus dikorelasi dengan efek tindakan manajer terhadap nilai perusahaan.
Oleh karena itu, semakin besar korelasi antara laba dan efek tindakan
manajer tertentu terhadap nilai perusahan, semakin cenderung rencana
bonus berbasis laba digunakan untuk memberikan reward pada manajer
(Gayatrie, 2014).
Menggunakan mekanisme bonus dalam teori keagenan, menjelaskan
bahwa kepemilikan manajemen di bawah 5% terdapat keinginan dari
manajer untuk melakukan manajemen laba agar mendapatkan bonus yang
besar. Kepemilikan manajemen 25%, karena manajemen mempunyai
kepemilikan yang cukup besar dengan hak pengendalian perusahaan, maka
asimetris informasi menjadi berkurang. Jika manajemen melakukan
pengelolaan laba secara oportunis, maka informasi laba tersebut dapat
menyebabkan pengambilan keputusan investasi yang salah bagi investor
(Wafiroh dan Hapsari, 2015).
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik
yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1
27
Tabel 2.1
Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Bersambung ke halaman berikutnya
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Radhi Abdul
Halim Rachmat
(2019)
Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing
Terdapat
Variabel
Mekanisme
Bonus dan
Transfer
Pricing,
Sumber Data
Penelitian
Tidak terdapat
Variabel Debt
Covenant,
Profitabilitas,
dan Exchange
Rate, Populasi
Penelitian
Perusahaan
Manufaktur,
dan Tahun
Pengambilan
Sampel
Hasil dari penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa pajak berpengaruh
signifikan terhadap transfer pricing dan
mekanisme bonus berpengaruh signifikan
terhadap transfer pricing. Dampak transfer
pricing berpotensi merugikan pendapatan
negara pada sektor perpajakan,
dikarenakan perusahaan akan mengalihkan
laba kena pajaknya pada negara yang
memiliki tarif pajak yang lebih rendah
28
Tabel 2.1
Lanjutan
Bersambung ke halaman berikutnya
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
2 Ronan Merle
, Bakr Al-
Gamrh and
Tanveer Ahsan
(2019)
Tax havens and transfer pricing intensity: Evidence from the French CAC-40 listed firms
Terdapat
Variabel
Transfer Pricing
Tidak terdapat
Variabel Debt
Covenant,
Profitabilitas,
dan Exchange
Rate,
Mekanisme
Bonus, Sumber
Data Penelitian
Populasi
Penelitian
Perusahaan
CAC-40
Prancis, dan
Tahun
Pengambilan
Sampel
Hasil regresi menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan dan leverage perusahaan terkait
sementara aset tidak berwujud dan tarif
pajak yang efektif dikaitkan secara negatif
dengan intensitas harga transfer.
29
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun)
Judul
Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Diah Fitri, Nur Hidayat, T. Arsono (2019)
The Effect Of Tax Management, Bonus Mechanism And Foreign Ownership On Transfer Pricing Decision (Studi Pada Bursa Efek Indonesia)
Terdapat Variabel Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing, Sumber Data Penelitian
Tidak terdapat Variabel Debt Covenant, Profitabilitas, dan Exchange Rate. Populasi Penelitian Perusahaan Manufaktur dan Tahun Pengambilan Sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pajak memiliki dampak pada Keputusan Harga Transfer. Mekanisme bonus telah dampak positif dan signifikan terhadap Keputusan Transfer Pricing, Kepemilikan Asing memiliki dampak positif dan signifikan terhadap Keputusan Harga Transfer dan semua variabel ini berpengaruh secara bersamaan pada Keputusan Harga Transfer.
Bersambung ke halaman berikutnya
30
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4 Siti Jasmine Dwi
Santosa, Leny
Suzan, S.E.,M.Si
(2018)
Pengaruh Pajak,
Tunneling
Incentive, dan
Mekanisme
Bonus Terhadap
Keputusan
Perusahaan
Melakukan
Transfer Pricing
Terdapat
Variabel
Mekanisme
Bonus dan
Transfer
Pricing,
Sumber Data
Penelitian
Tidak terdapat
variable
independen
Debt
Covenant,
Profitabilitas
Exchange
Rate,
. Populasi
Penelitian
Perusahaan
Sektor
Consumer
Goods
Industry dan
Tahun
Pengambilan
Sampel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan pajak, tunneling incentive dan
mekanisme bonus berpengaruh signifikan
terhadap keputusan transfer pricing.
Sedangkan secara parsial pajak dan
tunneling incentive berpengaruh positif
signifikan terhadap keputusan transfer
pricing dan mekanisme bonus tidak
berpengaruh terhadap keputusan transfer
pricing.
Bersambung ke halaman berikutnya
31
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5 Hasan Effendi Jafri, Elia Mustikasari (2018)
Pengaruh Perencanaan Pajak, Tunneling Incentive dan Aset Tidak Berwujud Terhadap Perilaku Transfer pricing pada Perusahaan Manufaktur yang Memiliki Hubungan Istimewa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016
Terdapat variabel Transfer Pricing, Sumber Data Penelitian
Tidak terdapat variabel Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, Mekanisme Bonus. Populasi Penelitian Perusahaan Manufaktur dan Tahun Pengambilan Sampel
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier berganda dengan signifikansi 5% maka hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) perencanaan pajak berpengaruh terhadap perilaku transfer pricing, (2) tunneling incentive berpengaruh terhadap perilaku transfer pricing, (3) aset tidak berwujud tidak berpengaruh terhadap transfer pricing.
Bersambung ke halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6 Saifudin, Luky Septiani Putri (2018)
Determinasi Pajak, Mekanisme Bonus, dan Tunneling Incentive terhadap Keputusan Transfer Pricing
Terdapat variabel Transfer Pricing, dan Mekanisme Bonus, Sumber Data Keuangan, Populasi perusahaan di BEI kecuali sektor keuangan
Tidak terdapat variabel Debt Covenant, Profitabilitas, dan Exchange Rate. Tahun Pengambilan Sampel
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pajak dan tunneling incentive tidak berpengaruh tehadap keputusan transfer pricing, sedangkan variabel mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
7 Nguyen Huu Anh, Nguyen Thanh Hieu, Doan Thanh Nga
(2018)
Tax strategy control: The case of transfer pricing tax risk management
Terdapat variabel Transfer Pricing.
Tidak terdapat variabel Debt Covenant, Profitabilitas, exchange rate, mekanisme bonus, populasi perusahaan di Vietnam
Menunjukkan bahwa perusahaan multinasional cenderung melakukan pengendalian terhadap pembayaran pajak melalui pengendalian harga dengan mekanisme transfer pricing.
Bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8 Anisa Sheirina
Cahyadi,
Naniek Noviari
(2018)
Pengaruh Pajak,
Exchange Rate,
Profitabilitas, Dan
Leverage Pada
Keputusan
Melakukan
Transfer Pricing
Terdapat
variabel
profitabilitas,
exchange rate,
Transfer
Pricing, dan
Mekanisme
Bonus, Sumber
data penelitian
Tidak terdapat
variabel Debt
Covenant,
Mekanisme Bonus.
Tahun
Pengambilan
Sampel, Populasi
penelitian
perusahaan
manufaktur
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa variabel pajak, profitabilitas,
dan leverage berpengaruh pada
keputusan perusahaan dalam
melakukan transfer pricing.
Sedangkan variabel exchange rate
tidak berpengaruh pada keputusan
perusahaan dalam melakukan transfer
pricing.
9 Ria Rosa, Rita
Andini, Kharis
Raharjo
(2017)
Pengaruh pajak,
tunneling incentive,
mekanisme bonus,
debt covenant dan
good corporate
governance (GCG)
terhadap transaksi
transfer pricing
Terdapat
variabel debt
covenant,
mekanisme
bonus, transfer
pricing, sumber
data penelitian
Tidak terdapat
variabel
profitabilitas,
exchange rate,
populasi
perusahaan
manufaktur, tahun
pengambilan
sampel
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa debt covenant dan good
corporate governance berpengaruh
terhadap transfer pricing. Sedangkan
untuk variabel pajak, tunneling
incentive dan mekanisme bonus tidak
berpengaruh terhadap transfer
pricing.
Bersambung ke halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
10 Waworuntu, S.
R, dan
Hadisaputra, R.
(2016)
Determinants of
Transfer
Pricing
Aggressivness
in Indonesia
(2016)
Terdapat
variabel
Profitabilitas,
dan Transfer
Pricing.
Sumber data
penelitian,
Populasi
penelitian
perusahaan di
Bursa Efek
Indonesia
Tidak terdapat
variabel Debt
Covenant
Exchange Rate,
Mekanisme
Bonus. Tahun
Pengambilan
Sampel
Berdasarkan hasil, penulis menemukan
perusahaan bahwa ukuran perusahaan dan
leverage terkait dengan agresivitas transfer
pricing, begitu juga dengan intangible
asset dan multinationality. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa profitabilitas dan
tax haven utilisation tidak terkait dengan
agresivitas transfer pricing.
Bersambung ke halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11 Anita Wahyu
Indrasti
(2016)
Pengaruh Pajak,
Kepemilikan
Asing, Bonus
Plan dan Debt
Covenant
Terhadap
Keputusan
Perusahaan
Untuk
Melakukan
Transfer Pricing
(Studi Empiris
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2012-2015)
Terdapat
variabel debt
covenant,
mekanisme
bonus,
Transfer
Pricing,
sumber data
penelitian
Tidak terdapat
variabel
profitabilitas,
exchange rate,
Tahun
pengambilan
sampel,
Populasi
perusahaan
manufaktur
Hasilnya menunjukkan bahwa pajak dan
kepemilikan orang asing miliki
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan perusahaan untuk melakukan
transfer pricing. Itu koefisien determinasi
adalah 0,379 yang berarti 37,9% harga
transfer dipengaruhi oleh Variabel
independen. Sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar
penelitian ini yang dapat menjelaskan
harga transfer.
Bersambung ke halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1
Lanjutan
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
12 Marfuah, Andri
Puren Noor
Azizah
(2014)
Pengaruh Pajak,
Tunneling
Incentive dan
Exchange Rate
pada keputusan
Transfer Pricing
Perusahaan
Terdapat
variabel
Transfer
Pricing serta
menggunakan
perusahaan
manufaktur
sebagai objek
penelitian.
Tidak terdapat
variabel Debt
Covenant,
Profitabilitas,
Exchange Rate,
Mekanisme
Bonus.
Hasilnya justru berlawanan arah dengan
yang diprediksi, yaitu pajak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan transfer
pricing perusahaan. Sementara pengujian
hipotesis ketiga tentang pengaruh
exchange rate terhadap transfer pricing
tidak berpengaruh signifikan.
13 Grant
Richardson,
Grantley
Taylor, Roman
Lanis
(2013)
Determinants of
transfer pricing
aggressiveness:
Empirical
evidence from
Australian
firms.
Terdapat
variabel
profitabilitas
dan transfer
pricing,
Tidak terdapat
variabel debt
covenant,
exchange rate,
dan mekanisme
bonus, Populasi
perusahaan
terbuka di
Australia, tahun
pengambilan
sampel
Hasil regresi menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, aset
tidak berwujud, dan multinasionalitas
terkait dengan agresivitas transfer pricing
setelah mengendalikan efek sektor
industri. Hasil regresi tambahan kami
juga menunjukkan hal ituperusahaan
menambah agresivitas penetapan harga
transfer mereka melalui efek bersama
dari tidak berwujud aset dan
multinasionalitas.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
37
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan
Transfer Pricing
Perusahaan yang mempunyai rasio leverage (debt/equity) yang
besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan
pelaporan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang. Dengan
memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan laba untuk
periode mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan mempunyai
rasio leverage yang kecil (Watts dan Zimmerman, 1986). Alasannya adalah
laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan kelalaian
teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa
pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian.
Dalam debt covenant hypothesis, makin dekat suatu perusahaan
terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan
utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan
manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba
yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.
Indrasti (2016) menemukan bahwa debt covenant tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer
pricing. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosa et al., (2017).
menunjukan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap transfer pricing.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis sebagai berikut:
38
𝐇𝟏 : Debt Covenant berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan
Transfer Pricing
Profitabilitas perusahaan menggambarkan efektivitas manajemen
perusahaan dalam mengelola perusahaan sehingga dapat mencapai target
yang diharapkan oleh pemilik perusahaan. Meningkatnya profitabilitas
suatu perusahaan menyebabkan kewajiban pada sektor perpajakan juga
akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi dan Noviari
(2018), menyatakan bahwa Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA
berpengaruh pada keputusan perusahaan dalam melakukan transfer pricing.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan
maka semakin besar insentif perusahaan dalam melakukan praktik transfer
pricing. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusuma dan
Wijaya (2017), dan Richardson, et al., (2013) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap praktik transfer pricing.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anh et al., (2018),
Ramadhan dan Kustiani (2017) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan praktik transfer
pricing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi dan Noviari
(2018), Kusuma dan Wijaya (2017), Richardson, et al., (2013), Anh et al.,
(2018), dan Ramadhan dan Kustiani (2017) maka hipotesis yang
39
dirumuskan adalah sebagai berikut:
𝐇𝟐 : Profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing
3. Pengaruh Exchange Rate Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing
Exchange rate mempengaruhi laba perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan multinasional menggunakan transfer pricing untuk mengurangi
risiko nilai tukar (exchange rate) dengan mentransfer dana ke mata uang
yang kuat (Chan et al., 2002). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Cravens dan Shearon (1996) yang menyatakan bahwa untuk
mengendalikan risiko dari keuntungan maupun kerugian transaksi
perusahaan dapat menggunakan transfer pricing sebagai pagar pelindung
untuk menghadapi perubahan nilai tukar. Transfer pricing dapat digunakan
untuk mengurangi eksposur transaksi perusahaan multinasional terhadap
risiko perubahan nilai tukar dengan memindahkan dana ke mata uang yang
kuat.
Penelitian yang dilakukan oleh Sarifah et al., (2019) yang
menunjukkan bahwa exchange rate berpengaruh terhadap keputusan
transfer pricing. Namun penelitian yang dilakukan oleh Cahyadi dan
Noviari (2018) dan Marfuah dan Azizah (2013) menunjukkan bahwa
exchange rate tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
40
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarifah et al., (2019), Cahyadi
dan Noviari (2018), dan Marfuah dan Azizah (2013) terdapat perbedaan
signifikansi mengenai pengaruh exchange rate sehingga perlu diuji
kembali. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
𝐇𝟑 : Exchange Rate berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing
4. Pengaruh Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing
Refgia (2017) menyatakan bahwa Mekanisme bonus adalah
kompensasi tambahan atau penghargaan yang diberikan kepada pegawai
atas keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang ditargetkan oleh
perusahaan Dalam menjalankan tugasnya, para direksi cenderung
menunjukkan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan untuk
memperoleh bonus dalam mengelola perusahaan. Pemilik perusahaan tidak
hanya memberikan bonus kepada direksi yang dapat mengahasilkan laba
untuk divisi atau sub unit, tetapi juga kepada direksi yang bersedia
bekerjasama demi kebaikan dan keuntungan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini didukung oleh pendapat Horngren (2008) yang
menyebutkan bahwa kompensasi (bonus) direksi dilihat dari kinerja
berbagai divisi atau tim dalam satu organisasi. Semakin besar laba
41
perusahaan secara keseluruhan yang dihasilkan, maka semakin baik citra
para direksi dimata pemilik perusahaan.
Oleh sebab itu, direksi mampu mengangkat laba pada tahun yang
diharapkan yaitu dengan menjual persediaan kepada antarperusahaan satu
grup dalam perusahaan multinasional dengan harga dibawah pasar. Hal ini
akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan meningkatkan laba pada
tahun tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri et al., (2019), Santosa
dan Suzan (2018) dan Melmusi (2016) menunjukkan bahwa mekanisme
bonus memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Sarifah et al., (2019), Rosa et al.,
(2017), dan Marisa (2017) menunjukkan bahwa mekanisme bonus tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing. Berdasarkan
penelitian-penelitian tersebut terdapat inkonsistensi mekanisme bonus
terhadap transfer pricing sehingga perlu diuji kembali. Oleh karena itu,
hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
𝐇𝟒 : Mekanisme Bonus berpengaruh terhadap keputusan perusahaan
melakukan transfer pricing
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1, sebagai berikut:
42
Gambar 2.1
Skema Kerangka Penelitian
Bersambung ke halaman selanjutnya
Perusahaan yang
berkeinginan mencapai
laba tertentu
bertransaksi dengan
perusahaan yang
mempunyai hubungan
istimewa
GAP
Terdapat peraturan
mengenai transaksi
antar perusahaan yang
mempunyai hubungan
istimewa di Indonesia
yaitu UU PPh No.36
tahun 2008 dan OECD
Guidelines
Adanya kemungkinan tindakan penyelewengan
dalam penggunaan
kebijakan transfer pricing pada perusahaan di
Indonesia berhubungan
dengan transaksi yang memiliki hubungan
istimewa
Pengaruh Debt Covenant, Profitabilitas,
Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus
terhadap keputusan perusahaan melakukan
transfer pricing
Landasan Teori :
Teori Agensi & Teori Akuntansi
Positif
43
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Variabel Independen Variabel Dependen
Debt Covenant (X1)
(Rosa et al, 2017)
Transfer Pricing (Y)
(Santosa et al., 2018)
Profitabilitas (X2)
(Cahyadi et al., 2018)
Exchange Rate (X3)
(Marfuah et al., 2014)
Mekanisme Bonus (X4)
(Santosa et al., 2018)
Model Analisis :
Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu Debt
Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, mekanisme bonus terhadap variabel
dependen yaitu Transfer Pricing. Populasi penelitian ini seluruh sektor kecuali
Finance meliputi Agriculture, Basic Industry and Chemicals, Consumer Goods
Industry, Infrastructure Utilities and Transportation, Mining, Miscellaneous
Industry, Property Real Estate and Building Construction, Trade Service and
Investment. yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018.
B. Metode Penetuan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh sektor yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) kecuali sektor finance periode 2016-2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive
sampling), dimana peneliti menentukan sampel sebagai objek penelitian dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesai (BEI) kecuali
sektor Finance pada periode 2016-2018.
2. Perusahaan sampel dikendalikan oleh perusahaan asing dengan persentase
kepemilikan 20% atau lebih. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 15 yang
45
menyatakan bahwa pemegang saham pengendali adalah pihak yang
memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih.
3. Data laporan keuangan perusahaan sampel selalu tersedia untuk tahun
pelaporan 2016-2018.
4. Perusahaan sampel tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan.
Karena jika perusahaan mengalami kerugian, perusahaan tidak diwajibkan
membayar pajak.
5. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tahunan dalam satu jenis
mata uang yaitu rupiah. Hal ini karena adanya peraturan yaitu berlakunya
Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban
Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Perusahaan sampel mempunyai data laba/rugi selisih kurs.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data sekunder.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode
dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan dan mengkaji catatan peristiwa yang
telah lalu. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
laporan keuangan. Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi
pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah, literatur yang memuat pembahasan berkaitan
dengan penelitian ini. Data diperoleh dari (http://www.idx.co.id) yang berupa
laporan keuangan atau tahunan yang telah diaudit (audited financial
report/annual report).
46
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis
kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif, analisis regresi logisik. Dalam
penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-
data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam
analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
logit atau regresi logistik (logistic regression) dengan bantuan program IBM
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 25. Alasan penggunaan
alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel
dependen bersifat dikotomi atau dummy, sehingga dapat dianalisis dengan
regresi logistik (logistic regression) Teknik analisis regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2018).
1. Uji Statistik Deskriptif
a. Uji Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Uji
deskriptif yang digunakan, antara lain rata-rata (mean), standar deviasi,
maksimum dan minimum. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-
ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel, sehingga secara
konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
b. Uji Frekuensi
Frekuensi deskriptif adalah susunan data menurut kelas-kelas
tertentu atau pengelompokkan data ke dalam kategori yang
47
menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data
tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori.
2. Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan
untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, dalam hal ini variabel dependennya dalam bentuk
variabel dummy (diantara 0 dan 1). Dalam analisis regresi logistik tidak
memerlukan uji asumsi klasik karena didalam analisis regresi logistik
dihasilkan suatu analisis model fit yang menggambarkan apakah data dari
penelitian ini baik untuk digunakan dalam penelitian. Uji yang dilakukan
dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut:
a. Menilai Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap
data. Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis
untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa
nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data
input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan
48
menjadi - 2LogL. Penurunan likelihood (-2LogL) menunjukkan model
regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesikan fit
dengan data.
b. Uji Koefisien Determinasi
Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba
meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga
sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi
dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya
bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara
membagi nilai Cox dan Snell R² dengan nilai maksimumnya. Nilai
nagelkerke’s R² dapat diintrepretasikan seperti nilai R² pada multiple
regression. Nilai nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat
sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
c. Uji Kelayakan Model Regresi
Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis
nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test statistics sama
dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
49
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai
observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness-of-
fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
d. Uji Matriks Klasifikasi
Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam
membuat keputusan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat
dinyatakan dalan persen.
e. Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood
Estimation (MLE).
Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0
Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ...≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan
(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:
1) Jika nilai probabilitas (sig) < α maka hipotesis alternatif didukung
2) Jika nilai probabilitas (sig) > α maka hipotesis alternatif tidak
50
didukung
f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
logistik dengan melihat pengaruh debt covenant, profitabilitas,
exchange rate, dan mekanisme bonus terhadap keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Adapun model regresi dalam
penelitian ini adalah:
Keterangan :
TP : Transfer Pricing, 1 untuk perusahaan yang melakukan
Penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan
penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa
𝛼 : Konstanta
β1− β4 : Koefisien variabel independen
DC : Debt Covenant
PROFIT : Profitabilitas
ER : Exchange Rate
BONUS : Mekanisme Bonus
E. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi masing-masing variabel yang
ln = (p
1-p) = TP = α + 𝛃𝟏DC + 𝛃𝟐PROFIT + 𝛃𝟑𝐄𝐂 + 𝛃𝟒MB + ε
51
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Debt Covenant
Kontrak hutang jangka panjang (Debt Covenant) merupakan
perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan
manajer terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian dividen
yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas berada dibawah tingkat
yang telah ditentukan. Debt covenant diproksikan dengan rasio hutang
atau rasio leverage (Rosa et al., 2017). Dalam penelitian ini jenis rasio
leverage yang digunakan adalah menggunakan rasio DER yaitu
perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas. Debt to Equity
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan
ekuitas. Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal
yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
2. Profitabilitas
Ada beberapa macam ukuran profitabilitas, namun yang
berhubungan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan
perusahaan salah satunya adalah ROA (Return On Assets). Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total
aset yang digunakan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif
Debt of Equity Ratio = Total Utang
Total Ekuitas
52
penggunaan seluruh aset dalam menghasilkan laba. Rasio ini diukur
dengan cara laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aset yang
dilaporkan dalam neraca. Return on assets merupakan variabel
mediasi dan dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut
(Cahyadi dan Noviari, 2018) :
3. Exchange Rate
Exchange rate adalah perjanjian yang dikenal sebagai nilai
tukar mata uang terhadap pembayaran saat ini atau dikemudian hari
antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah exchange rate. Dimana
variabel exchange rate dihitung berdasarkan skala rasio dari laba atau
rugi selisih kurs dibagi dengan laba atau rugi penjualan, dengan rumus
sebagai berikut (Marfuah dan Azizah, 2014) :
4. Mekanisme Bonus
Mekanisme bonus adalah pemberian imbalan diluar gaji
kepada direksi perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan dengan
Exchange Rate = Laba Rugi Selisih Kurs
Laba Rugi Sebelum Pajak
Return Of Asset (ROA) = Laba Bersih
Total Aset
53
melihat prestasi kerja direksi itu sendiri. Prestasi kerja yang dilakukan
dapat dinilai dan diukur berdasarkan suatu penilaian yang telah
ditentukan perusahaan secara objektif. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah adalah mekanisme bonus. Dimana variabel
mekanisme bonus diproksikan dengan indeks trend laba bersih
(ITRENDLB). Pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio
dengan rumus sebagai berikut (Santosa dan Suzan, 2018) :
5. Transfer Pricing
Transfer pricing dalam penelitian ini diproksikan melalui
keberadaan penjualan kepada pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa. Hal tersebut dianggap mampu memberikan kemungkinan
bahwa perusahaan tersebut melakukan transfer pricing kepada pihak
afiliasinya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah transfer
pricing. Transfer pricing merupakan dummy variabel dimana sampel
akan bernilai 1 jika perusahaan melakukan penjualan kepada pihak
yang memiliki hubungan istimewa, sedangkan sampel akan bernilai 0
jika perusahaan tidak melakukan penjualan kepada pihak yang
memiliki hubungan istimewa (Santosa dan Suzan, 2018)
ITRENDBL = Laba Rugi Tahun t
Laba Rugi Tahun t-1
54
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Debt Covenant
(X1)
(Rosa et al., 2019)
Debt of Equity Ratio = Total Utang
Total Ekuitas
Rasio
Profitabilitas
(X2) (Cahyadi dan
Noviari, 2018)
Return Of Asset (ROA) = Laba Bersih
Total Aset
Rasio
Exchange Rate
(X3) (Marfuah dan
Azizah, 2014)
Exchange Rate = Laba Rugi Selisih Kurs
Laba Rugi Sebelum Pajak
Rasio
Mekanisme Bonus
(X4) (Santosa dan Suzan, 2018)
ITRENDBL = Laba Rugi Tahun t
Laba Rugi Tahun t-1
Rasio
Keputusan
Melakukan
Transfer
Pricing (Y)
(Santosa dan
Suzan, 2018)
Perusahaan yang melakukan transaksi
penjualan dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
mendapat nilai 1 dan bagi yang tidak
melakukan mendapat nilai 0
Nominal
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) kecuali sektor finance periode 2016 hingga 2018.
Fokus penelitian ini adalah ingin mengetahui adanya pengaruh debt covenant,
profitabilitas, exchange rate, dan mekanisme bonus terhadap keputusan
perusahaan melakukan transfer pricing.
Seluruh Perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia terbagi kedalam
9 kategori yaitu Agriculture, Basic Industry and Chemicals, Consumer Goods
Industry, Finance, Infrastructure Utilities and Transportation, Mining,
Miscellaneous Industry, Property Real Estate and Building Construction,
Trade Service and Investment.
Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama
tiga tahun yaitu tahun 2016-2018. Penelitian secara purposive sampling
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan
penelitian.
Adapun langkah proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut.
56
Tabel 4.1
Tahap Penyeleksian Sampel dengan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Jumlah perusahaan terdaftar di BEI tahun 2016-2018 647
2 Perusahaan di sektor finance (90)
3 Perusahaan yang baru listed di tahun 2017-2018 atau
laporan keuangannya tidak lengkap (134)
4 Perusahaan yang sahamnya dimiliki asing kurang dari 20% (265)
6 Perusahaan yang mengalami kerugian periode 2016-2018 (75)
7 Perusahaan yang menggunakan mata uang selain Rupiah (20)
8 Tidak terdapat laba rugi selisih kurs (17)
Jumlah Sampel Terpilih 46
Jumlah Sampel dalam 3 Tahun 138
Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2019
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi logistik (Logistic Regression). Tujuannya untuk memperoleh
gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (Debt
Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus) terhadap
variabel dependen yakni Transfer Pricing.
a. Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
independen (Y) yaitu transfer pricing serta variabel dependen (X) yaitu
Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange Rate, dan Mekanisme Bonus.
Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif dapat dilihat
57
dalam tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DC 138 .10 2.77 .8282 .59153
PROFIT 138 .00 .96 .0863 .12655
ER 138 -3.92 3.00 -.0082 .46883
MB 138 -4.67 5775.58 43.4441 491.53612
Valid N
(listwise)
138
Sumber : Output SPSS
Tabel 4.2 menggambarkan hasil statistik deskriptif seluruh
variabel independen dalam penelitian. Tujuan dari hasil uji statistik
deskriptif adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditunjukan
dengan angka atau nilai yamg terdapat pada mean dan standar
deviation. Apabila mean menunjukkan angka yang lebih besar
dibandingkan standar deviasi, maka dapat dikatakan kualitas data
menjadi lebih baik.
Berdasarkan table 4.2 nilai statistik deskriptif untuk variabel
debt covenant (DC) menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar
0.8282 atau 82,8%. Hal tersebut menunjukan Debt Covenant yang
diproksikan dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER) punya rata-rata
perusahaan sampel memiliki DER sebesar 82,8%. Sedangkan untuk
nilai minimum sebesar 0.10 terdapat di perusahaan Nippon Indosari
Corpindo Tbk (ROTI) tahun 2016, maksimum sebesar 2.77 terdapat di
58
perusahaan Merck Tbk (MERK) tahun 2016, dan standar deviasi pada
variabel ini adalah 0,59153.
Variabel profitabilitas (PROFIT) menunjukkan bahwa nilai rata-
rata sebesar 0,0863 atau 8.6%. Hal itu menunjukkan bahwa
Profitabilitas yang diproksikan dengan rasio Return of Asset (ROA)
punya rata-rata perusahaan sampel memiliki ROA sebesar 8.6%.
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,0 terdapat di perusahaan
Hotel Sahid Jaya Tbk (SHID) tahun 2016, maksimum 2,77 terdapat di
perusahaan Voksel Electric Tbk (VOKS) tahun 2016, dan standar
deviasi pada variabel ini adalah 0.59153.
Variabel Exchange Rate (ER) menunjukkan nilai rata-rata -
0.0082 atau -0.8%. Hal ini menunjukkan bahwa Exchange Rate yang
diproksikan dengan ITRENDBL punya rata-rata sebesar -0.8%.
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar -3,92 terdapat di perusahaan
Malindo Feedmill Tbk (MAIN) tahun 2017, maksimum sebesar 3.00
terdapat di perusahaan Modernland Realty Ltd Tbk (MDLN) tahun
2018, dan standar deviasi pada variabel ini adalah 0.46883.
Variabel Mekanisme Bonus (MB) menunjukkan nilai rata-rata
sebsesar 43.4441 atau perusahaan laba nya naik tiap tahun dengan rata-
rata 43%. Sedangkan untuk nilai minimum sebesar -4,67 terdapat di
perusahaan Malindo Feedmill Tbk (MAIN) tahun 2016, maksimum
sebesar 5775.58 terdapat di perusahaan Voksel Electric Tbk (VOKS)
tahun 2016, dan standar deviasi pada variabel ini adalah 491.53612.
59
b. Hasil Uji Frekuensi
Tabel 4.3
Hasil Uji Frekuensi Transfer Pricing
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi untuk
variabel transfer pricing. Dari total 138 sampel perusahaan, ada 43
perusahaan yang tidak melakukan praktik transfer pricing atau sekitar
31.2% dan sisanya sebesar 95 perusahaan melakukan praktik transfer
pricing yang ditunjukkan dengan adanya penjualan dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa atau sekitar 68.8%. Perbandingan
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan manufakur
yang terdaftar di BEI menggunakan skema transfer pricing.
2. Hasil Analisis Regresi Logistik
Regresi Logistik digunakan untuk mengukur seberapa jauh
pengaruh variabel Debt Covenant, Profitabilitas, Exchange rate dan
Mekanisme Bonus terhadap variabel transfer pricing yang bersifat
dikotomus atau merupakan variabel dummy (adanya transaksi penjualan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 43 31.2 31.2 31.2
1 95 68.8 68.8 100.0
138 100.0 100.0
60
kepada pihak berelasi). Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Hosmer and
Lemeshow’s Godness Fit Test digunakan untuk menilai kelayakan model
regresi yang digunakan. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2018) :
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model fit
dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan
ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number =0) dengan
nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number =1). Adanya
pengurangan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) awal dengan -2 Log
Likelihood (-2LL) akhir menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data. Berikut ini disajikan data hasil pengujian
kesesuaian keseluruhan model :
Tabel 4.4
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
Keterangan -2 Log Likelihood
Block Number = 0 171.222
Block Number = 1 153.579
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai Block Number =
0 (nilai awal) model yang hanya memasukan konstanta mempunyai nilai
61
-2LL sebesar 171.222 Sedangkan pada Block Number = 1 (nilai akhir)
mengalami penurunan setelah masuknya beberapa variabel independen
dalam penelitian, nilai -2LL menjadi 153.579. Penurunan ini
menunjukan bahwa model regresi yang baik dengan kata lain model
yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya penambahan variabel
independen yaitu debt covenant, profitabilitas, exchange rate dan
mekanisme bonus akan memperbaiki model fit penelitian ini.
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabilitas dari variabel-variabel independen dapat memperjelas
variabilitas variabel independen. Koefisien determinasi pada regresi
logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Berikut hasil
pengujian koefisien determinasi:
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai Nagelkerke R
Square adalah 0,169 yang berarti variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen seperti debt covenant,
profitabilitas, exchange rate dan mekanisme bonus adalah sebesar
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 153.579a .120 .169
62
16.9% dan sisanya sebesar 83,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain
seperti pajak (Refgia, 2017), kepemilikan asing (Fitri et., al, 2019),
intangible asset (Anh et al., 2018), ukuran perusahaan (Merle et al.,
2019), tunneling incentive (Santosa dan Suzan, 2018), leverage
(Cahyadi dan Noviari, 2018), Good Coorporate Governance (Rosa et
al., 2017), Multinationality (Waworuntu dan Hadisaputra, 2016), Tax
Haven Utilitsation (Anh et al., 2018), serta variabel variabel lain yang
berada di luar model penelitian.
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test digunakan untuk
menilai kelayakan model regresi yang digunakan. Model ini untuk
menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak
ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit (Ghozali, 2018). Berikut ini disajikan data hasil pengujian
kelayakan model regresi :
Tabel 4.6
Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lameshow Test
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa Chi-Square sebesar
7,865 dengan signifikansi (p) sebesar 0,447. Hal tersebut dapat
Step Chi-square df Sig.
1 7.865 8 .447
63
disimpulkan bahwa model telah mampu memprediksi nilai
observasinya karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
d. Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan membuat
keputusan transfer pricing. Tabel klasifikasinya menghitung estimasi
yang benar (correct) dan salah (incorrect). Hasil uji matriks klasifikasi
ditunjukan pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa kekuatan model
regresi dalam memprediksi tingkat prediksi model adalah sebesar
68.8% dimana 18.6% tidak ada transfer pricing dan 91,6% ada transaksi
transfer pricing telah mampu diprediksi oleh model. Artinya
kemampuan prediksi dari model dengan variabel debt covenant,
profitabilitas, exchange rate, dan mekanisme bonus secara statistik
memprediksi sebesar 91,6%.
Observed
Predicted
TP Percentage
Correct .00 1.00
Step 1 TP
.00 8 35 18.6
1.00 8 87 91.6
Overall Percentage 68.8
64
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan terjadinya transaksi pada pihak berelasi adalah sebesar
91,6%. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan model regresi
yang digunakan terdapat 128 perusahaan (91,6%) diprediksi melakukan
transfer pricing dari 138 perusahaan. Kekuatan prediksi model
perusahaan yang dinyatakan tidak melakukan transaksi transfer pricing
adalah sebesar 18.6% yang berarti bahwa dengan model regresi yang
digunakan terdapat hampir tidak ada perusahaan yang tidak melakukan
transaksi transfer pricing. Sehingga secara keseluruhan ketepatan
klasifikasi sebesar 68,8%.
e. Hasil Uji Hipotesis dan Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan
antara nilai probabilitas (sig). Apabila angka signifikansi menunjukan
angka yang lebih kecil terlihat 0,05 maka koefisien regresi adalah
signifikan pada tingkat 5%. Hal tersebut berarti H0 ditolak dan H1
diterima, yang menunjukan bahwa variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap terjadinya variabel dependen.
Hasil pengujian memberikan model regresi logistik yang
terbentuk yang disajikan pada tabel dibawah ini.
65
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Sumber : Output SPSS
Hasil Pengujian terhadap koefisien regresi logistik
menghasilkan model berikut ini
Ln ( p
1 - p ) = - .731 + 0.650 DC + 16.406 PROFIT + .045 ER –
0.002 MB + ε
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa variabel debt
covenant sebagai variabel independen memiliki koefisien regresi positif
sebesar 0,650 dengan tingkat signifikansi 0,215 yang berada diatas 0,05
(5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5% maka
hipotesis kesatu (H1) ditolak yang berarti debt covenant tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer pricing.
Variabel profitabilitas sebagai variabel independen memiliki
koefisiensi regresi positif sebesar 16,406 dengan tingkat signifikansi
0,001 yang berada dibawah 0,05 (5%). Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari α = 5% maka hipotesis kedua (H2) diterima, artinya
Variabel B Sig.
Step 1a DC (Debt Covenant) .650 .125
PROFIT (Profitabilitas) 16.406 .001
ER (Exchange Rate) .045 .903
MB (Mekanisme Bonus) -.002 .825
Constant -.731 .482
66
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan transfer
pricing.
Variabel exchange rate memiliki koefisiensi regresi positif
sebesar 0,045 dengan tingkat signifikansi 0,903 yang berada diatas 0,05
(5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5% maka hipotesis
ketiga (H3) tidak diterima yang berarti exchange rate tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan transfer pricing.
Variabel mekanisme bonus memiliki koefisiensi regresi negatif
sebesar -0.002 dengan tingkat signifikansi 0,825 yang berada diatas 0,05
(5%). Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5% maka hipotesis
ketiga (H4) ditolak yang berarti mekanisme bonus tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan transfer pricing.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan
Transfer Pricing
Berdasarkan hasil uji regresi logistik diatas, dapat diketahui tingkat
signifikansi yang berada diatas 0,05 yaitu sebesar 0.125 (0.125 > 0.05).
artinya adalah debt covenant tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer
pricing. Oleh karena itu hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa
debt covenant berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing pada
perusahaan ditolak.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Indrasti
(2016) yang menyatakan bahwa debt covenant tidak berpengaruh terhadap
67
transfer pricing bahwa dimana pada perusahaan besar sistem pengontrolan
dan pengawasannya lebih ketat, dikarenakan laporan keuangannya akan
dipublikasikan dan Berdasarkan hasil penelitian ini, dalam perusahaan yang
dijadikan sampel, tidak melakukan transfer pricing yang ditujukan untuk
menaikkan laba guna mengendurkan batas perjanjian atau peraturan kredit
yang tercantum dalam debt covenant.
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Namun hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian Rosa et al., (2017) yang
menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap transfer pricing.
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori akuntansi positif yang
mengusulkan hipotesis perjanjian hutang bahwa makin dekat suatu
perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada
kesepakatan hutang, maka kecenderungannya adalah semakin besar
kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa
kini.
2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan
Transfer Pricing
Berdasarkan hasil uji regresi logistik diatas, dapat diketahui tingkat
signifikansi di bawah 0,05 (5%) yaitu sebesar 0,001. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari α = 5% (0.001 < 0.05). artinya adalah
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap keputusan transfer pricing. maka
68
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap keputusan transfer pricing diterima.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Sari dan Mubarok,
(2017), dan Cahyadi dan Noviari, (2018) hal ini berarti bahwa bahwa
perusahaan dengan keuntungan sebelum pajak yang tinggi memiliki
kecenderungan untuk menghindari pendapatan yang dapat dikenai pajak
penghasilan. Konsekuensinya, perusahaan yang pendapatannya tinggi akan
meningkatkan keuntungan ke perusahaan berelasi yang tarif pajak nya
rendah untuk meminimalkan pajak yang harus dibayarkan dan
meningkatkan laba setelah pajak yang dihasilkan (Waworuntu dan
Hadisaputra, 2016).
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Anh et al.,
(2018) dan Ramadhan dan Kustiani (2017) yang menyebutkan profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan terhadap transfer pricing. hal ini berarti
bahwa baik perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi maupun tingkat
profitabilitas rendah memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan
transfer pricing, dan ahli pajak juga memperhatikan bahwa sebagian besar
perusahaan multinasional di Vietnam belum mendapatkan keuntungan sejak
mengawali bisnisnya di negara tersebut. Namun mereka tetap
mengembangkan bisnis dan produksi (Anh et al., 2018).
3. Pengaruh Exchange Rate Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing
69
Berdasarkan hasil uji regresi logistik diatas, variabel exchange rate
memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 (5%) yaitu sebesar 0,903. Karena
tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ketiga (H3)
ditolak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa exchange rate tidak
berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Akhadya dan
Arieftiara (2019) dan Cahyadi dan Kurniawan (2018), yang menyebutkan
Exchange rate tidak berpengaruh pada keputusan perusahaan dalam
melakukan transfer pricing. Hal ini berarti bahwa fluktuasi exchange rate
tidak mempengaruhi pertimbangan perusahaan apakah perusahaan akan
memilih untuk melakukan keputusan transfer pricing atau tidak.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Chan et al., (2002) yang menyebutkan exchange rate berpengaruh terhadap
transfer pricing yang menemukan bahwa untuk mengurangi risiko nilai
tukar (exchange rate) perusahaan multinasional mungkin mencoba
memindahkan dana ke mata uang yang kuat melalui transfer pricing untuk
memaksimalkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Ditolaknya
hipotesis ketiga ini kemungkinan disebabkan karena dalam laporan
keuangan sampel perusahaan, banyak terdapat kerugian pada laba atau rugi
selisih mata uang asing sehingga exchange rate tidak menjadi sorotan
pokok dalam kecenderungan manajemen memanfaatkan transaksi transfer
pricing.
70
4. Pengaruh Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing
Berdasarkan hasil uji regresi logistik diatas, dapat diketahui tingkat
signifikansi yang berada diatas 0,05 yaitu sebesar 0.825. Oleh karena itu
hipotesis keempat (H4) yang berarti hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa mekanisme bonus berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing
pada perusahaan ditolak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa mekanisme
bonus tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Santosa dan Suzan
(2018) dan Marisa (2017), yang menyatakan bahwa mekanisme bonus tidak
berpengaruh terhadap transfer pricing, karena bonus yang dijanjikan
pemilik perusahaan terhadap direksi dengan harapan mampu meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan tidak membuat mereka termotivasi melakukan
tindakan transfer pricing.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Rachmat (2019)
dan Saifudin dan Putri (2018), artinya bonus yang direncanakan terhadap
direksi jika mampu meningkatkan laba perusahaan, justru memicu direksi
untuk meningkatkan laba dari tahun ke tahun dengan cara yang paling
mudah yaitu transfer pricing karena dalam menjalankan tugasnya, para
direksi cenderung ingin menunjukkan kinerja yang baik kepada pemilik
perusahaan.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia (BEI) kecuali sector finance tahun 2016-2018 dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Debt Covenant tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Indrasti (2016). Namun hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Rosa et al., (2017).
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Penelitian
ini konsisten dengan penelitian Cahyadi dan Noviari (2018) dan Sari dan
Mubarok (2017). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian Anh et al., (2018) dan Ramadhan dan Kustiani (2017).
3. Exchange Rate tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Akhadya dan Arieftiara (2019)
Cahyadi dan Kurniawan (2018). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Chan et al., (2002).
4. Mekanisme Bonus Rate tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer
pricing. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Santosa dan Suzan
(2018) dan Marisa (2017) dan. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Rachmat (2019) dan Saifudin dan Putri (2018).
72
B. Implikasi
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan
tambahan kontribusi berupa informasi terkait faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan transfer pricing pada perusahaan. Adapun faktor
yang mempengaruhi keputusan transfer pricing perusahaan pada penelitian ini
adalah profitabilitas.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi para
eksekutif perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong
kebijakan manajemen dalam mengambil keputusan transfer pricing. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai pengembangan
penelitian baru terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
transfer pricing perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
memicu kebiasan informasi atau ketidak akuratan hasil penelitian, diantaranya:
1. Penelitian ini hanya menguji variabel debt covenant, profitabilitas,
exchange rate dan mekanisme bonus. Variabel lain yang berpengaruh
terhadap keputusan transfer pricing perusahaan seperti pajak (Thesa, 2017),
tunneling incentive (Saifudin dan Putri, 2017), kepemilikan asing (Fitri et
al., 2019), leverage (Cahyadi dan Noviari, 2018), ukuran perusahaan
(Waworuntu dan Hadisaputra, 2016), good corporate governance (Rosa et
al., 2017), multinationality (Anh et al., 2019), tax haven utilisation
73
(Waworuntu dan Hadisaputra, 2016) dan lainnya tidak diuji dalam
penelitian ini.
2. Periode penelitian yang digunakan hanya tiga tahun yaitu dari tahun 2016
sampai 2018.
3. Penelitian ini hanya menggunakan proksi transfer pricing berupa ada atau
tidaknya penjualan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penelitian ini diharapkan memberikan
kontribusi pada ilmu terkait akuntansi dan manajemen mengenai transfer
pricing. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan transfer pricing
pada perusahaan yang terdapat di bursa efek Indonesia kecuali sektor finance.
Penelitian mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas dengan memperhatikan beberapa masukan sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel pengujian
lain faktor yang mempengaruhi keputusan transfer pricing seperti
multinationality, firm Size, tax haven utilisation dan good corporate
governance (GCG) serta menambah variabel lain yang berkaitan dengan
transfer pricing.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan rentang waktu yang lebih
lama dengan harapan memberikan hasil yang lebih baik.
3. Proksi yang digunakan dalam pengukuran transfer pricing pada penelitian
ini terbatas dengan ada atau tidaknya penjualan dengan pihak yang
74
mempunyai hubungan istimewa. Penelitian kedepannya diharapkan dapat
menggunkan proksi lain seperti rasio piutang pihak berelasi dengan total
piutang jika datanya dimungkinkan untuk tersedia.
75
DAFTAR PUSTAKA
Akhadya, Dwi Puspita, and Dianwicaksih Arieftiara. 3 (2019), Pengaruh Pajak,
Exchage Rate, Dan Kepemilikan Asingterhadap Keputusan Perusahaan
Melakukan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi Unesa 6, no.: 1–20.
Anh, N. H., Hieu, N. T., & Nga, D. T. (2018). Determinants Of Transfer Pricing
Aggresiveness: A Case Of Vietnam. South East Asia Journal of Contemporary
Business, Economics and Law, 16(5), 104–112.
Cahyadi, A. S., & Noviari, N. (2018). Pengaruh Pajak, Exchange Rate,
Profitabilitas, dan Leverage Pada Keputusan Melakukan Transfer Pricing. E-
Jurnal Akuntansi, 24(2), 1441–1473.
Cahyadi, S., & Kurniawan, B. (2018). Pengambilan Keputusan Transfer Pricing
Pada Perusahaan Multinasional Berdasarkan Tax Dan Exchange Rate. Jurnal
Akuntansi Bisnis, 11(1), 21–40.
Cecchini, M., Leitch, R., & Strobel, C. (2013). Multinational transfer pricing: A
transaction cost and resource based view. Journal of Accounting Literature,
31(1), 31–48.
Chan, C., Landry, S. P., & Jalbert, T. (2002). Effects of Exchange Rates On
International Transfer Pricing Decisions. International Business & Economics
Research Journal (IBER), 3(3), 35–48.
Chandraningrum, T. M. (2014). Pengaruh Transfer Pricing Terhadap Perencanaan
Pajak Bagi Perusahaan Multinasional. Universitas Negeri Surabaya, 1–20.
CNBC. Cnbcindonesia.com news, artikel diakses pada tanggal 12 September 2019,
dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20190704205102-482830/disebut-
terlibat-transfer-pricing-adaro-siapa-coaltrade
Cravens, K. S., & Shearon, W. T. (1996). An Outcome-Based Assessment of
International Transfer Pricing Policy. The international Journal of Accounting,
31(4), 419–443.
Fitri, D., Hidayat, N., & Arsono, T. (2019). The Effect Of Tax Management, Bonus
Mechanism And Foreign Ownership On Transfer Pricing Decision (Studi Pada
Bursa Efek Indonesia). Jurnal Aplikasi Ekonomi, Akuntansi Dan Bisnis, 1(1),
36–48.
Gayatrie, C. R. (2014). Skema Bonus Dalam Keputusan Akuntansi Manajer.
JABPI, 22(2), 203–210.
76
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25
(9th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Godfrey, J., Hodgson, Allan, Ann Tarca, Jane Hamilton, and S. H. (1994).
Accounting Theory 7 Edition. Sydney: John Willey and Sons.
Harimurti, F. (2007). Aspek Perpajakan dalam Praktik Transfer Pricing. Jurnal
Ekonomi Dan Kewirausahaan, 7(1), 53–61.
Hartati, W., Desmiyawati, & Julita. (2014). Tax Minimization , Tunneling Incentive
dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh
Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Universitas Riau.
Horngren, T, Charles, Srikant M, Datar, dan George Foster. (2008). Akuntansi
Biaya: dengan Penekanan Manajerial. Jakarta: Erlangga.
Indrasti, A. W. (2016). Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing, Bonus Plan dan Debt
Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan Transfer Pricing
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015). 9(3), 348–371.
Jafri, H. E., & Mustikasari, E. (2018). Pengaruh Perencaan Pajak, Tunnneling
Incentive dan Aset Tidak Berwujud Terhadap Perilaku Transfer Pricing pada
Perusahaan Manufaktur yang Memiliki Hubungan Istimewa yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Berkala Akuntansi Dan Keuangan
Indonesia, 3(2), 63.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory Of The Firm : Managerial
Behavior , Agency Costs And Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3, 305–360.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan Pdb
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, 8(1), 53–64.
Klassen, K. J., Lisowsky, P., & Mescall, D. (2016). Transfer Pricing: Strategies,
Practices, and Tax Minimization. School of Accounting and Finance,
University of Waterloo, 1(1).
Kurniawan, M. S., Sutjiatmo, B. P., & Wikansari, R. (2018). Pengaruh Pajak Dan
Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pakar,
235–240.
77
Kusuma, H., & Wijaya, B. (2017). Drivers of the Intensity of Transfer Pricing: An
Indonesian Evidence. New Central Library Cairo University Repository, 1–
14.
Lingga, I. S. (2012). Aspek Perpajakan Dalam Transfer Pricing dan Problematika
Praktik Penghindaran Pajak ( Tax Avoidance ). Zenit, 1(3), 1–14.
Marfuah, & Azizah, A. P. (2014). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan
Exchange Rate Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan. JAAI, 18(1),
156–165.
Marisa, R. (2017). Pengaruh Pajak, Bonus Plan, Tunneling Incentive, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Transfer Pricing. Universitas Negeri Surabaya.
Melmusi, Z. (2016). Pengaruh Pajak , Mekanisme Bonus, Kepemilikan Asing dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan Yang
Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012 - 2016. Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , 5(2), 1–12.
Merle, R., Al-Gamrh, B., & Ahsan, T. (2019). Tax havens and transfer pricing
intensity: Evidence from the French CAC-40 listed firms. Cogent Business &
Management, 6(1), 1–12.
Nikolaev, V. V. (2010). Debt Covenant and Accounting Conservatism. Journal of
Accounting Research, 48(1).
OECD. (2010). Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax.
Paris: OECD.
Peraturan Bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015 Tahun 2015 tentang Kewajiban
Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 Tahun (Revisi 2013)
tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 15 Tahun (Revisi 2013)
tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Purwanti, L. (2010). Kecakapan Managerial, Skema Bonus, Manajemen Laba, dan
Kinerja Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8(2), 430–436.
Rachmat, R. A. H. (2019). Pajak, Mekanisme Bonus dan Transfer Pricing. Jurnal
Pendidikan Akuntansi & Keuangan, 7(1), 21.
Ramadhan, Muhammad Rheza, and Nur Aisyah Kustiani. (2017). Faktor Penentu
Agresivitas Transfer Pricing. Politeknik Keuangan Negara-STAN,
78
Refgia, T. (2016). Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, Ukuran Perusahaan,
Kepemilikan Asing, Dan Tunneling Incentive Terhadap Transfer Pricing.
Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 4(1), 543–555.
Richardson, G., Taylor, G., & Lanis, R. (2013). Journal of Contemporary
Accounting & Economics Determinants of transfer pricing aggressiveness :
Empirical evidence from Australian firms. Journal Of Contemporary
Accounting And Economics, 9(2), 136–150.
Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. (2017). Pengaruh Pajak, Tunneling Insentive,
Mekanisme Bonus, Debt Covenant Dan Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Transaksi Transfer Pricing. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Pandanaran Semarang.
Saifudin, L. S. P. (2018). Determinasi Pajak, Mekanisme Bonus, Dan Tunneling
Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing Pada Emiten BEI.
AGREGAT: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 2(1), 32–43.
Santosa, S. J. D., & Suzan, L. (2018). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan
Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Kajian Akuntansi,
76–83.
Sari, Eling Pamungkas, and Abdullah Mubarok. (2018). Pengaruh Profitabilitas,
Pajak Dan Debt Convenant Terhadap Transfer Pricing.” Seminar Nasional I
Universitas Pamulang, Hal 1-6.
Sarifah, D. A., Probowulan, D., & Maharani, A. (2019). Dampak Effective Tax
Rate (ETR), Tunneling Incentive (TNC), Indeks Trend Laba Bersih
(ITRENDLB) Dan Exchange Rate Pada Keputusan Transfer Pricing
Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 9(2), 215–228.
Setiawan, H. (2014). Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara.
BKF Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 53(9).
Suandy, E. (2014). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Suciwati, D. P., & Machfoedz, M. (2002). Pengaruh Risiko Nilai Tukar Rupiah
terhadap Return Saham: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEJ. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia (Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Gadjah Mada), 17(4), 347–360.
Tjahyaningrum, A. R., Nurhidayati, & Junaidi. (2015). Pengaruh Pajak, Tunneling
Incentive dan Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing. Jurnal
Akuntansi & Investasi, 16(1), 62–73.
79
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
Watts, R. L. (2003). Conservatism in Accounting. University of Rochester
Watts, Ross L dan Zimmerman J.L, (1986) “Positive Accounting Theory”,
Prentice-Hall, London
Waworuntu, S.R., and R. Hadisaputra. (2016). Determinants of Transfer Pricing
Aggressiveness in Indonesia. Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 24: 95–110.
Yuniasih, N. W., Rasmini, N. K., & Wirakusuma, M. G. (2013). Pengaruh Pajak
Dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi, 1–23.
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian
Tahun 2016-2018
No. Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
3 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk.
4 ASII Astra International Tbk.
5 BAYU Bayu Buana Tbk
6 BHIT PT MNC Investama Tbk
7 BISI BISI INTERNATIONAL Tbk
8 CASS Cardig Aero Services Tbk
9 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
10 CLPI Colorpak Indonesia Tbk
11 CTTH Citatah Tbk
12 DILD Intiland Development Tbk
13 DLTA Delta Djakarta Tbk
14 DSFI Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk
15 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
16 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
17 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
19 INTD Inter-Delta Tbk
20 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
21 JECC Jembo Cable Company Tbk
22 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
23 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
24 KBLI KMI Wire & Cable Tbk.
25 KPIG MNC Land Tbk
26 LION Lion Metal Works Tbk
27 LMSH Lionmesh Prima Tbk
28 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
29 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
30 MERK Merck Tbk
31 MMLP Mega Manunggal Property Tbk.
Bersambung ke halaman selanjutnya
82
Daftar Nama Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian
Tahun 2016-2018 (lanjutan)
No. Kode Nama Perusahaan
32 PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk
33 PWON Pakuwon Jati Tbk
34 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
35 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
36 SHID Hotel Sahid Jaya Tbk
37 SKBM Sekar Bumi Tbk
38 SKLT Sekar Laut Tbk
39 SPMA Suparma Tbk
40 SRSN Indo Acidatama Tbk
41 TCID Mandom Indonesia Tbk
42 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
43 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
44 UNVR Unilever Indonesia Tbk
45 VOKS Voksel Electric Tbk
46 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
83
Lampiran 2
Pengukuran Debt Covenant 2016
No. Kode Total Hutang Total Ekuitas Debt Covenant
1 ADES 383,091,000,000 384,388,000,000 0.996625805
2 AMFG 1,905,626,000,000 3,599,264,000,000 0.529448798
3 AMIN 101,086,129,009 151,366,178,112 0.667825073
4 ASII 121,949,000,000,000 139,906,000,000,000 0.871649536
5 BAYU 280,845,654,069 373,236,393,185 0.752460530
6 BHIT 31,129,457,000,000 24,163,492,000,000 1.288284698
7 BISI 352,652,000,000 2,063,525,000,000 0.170897857
8 CASS 852,432,858,000 795,021,924,000 1.072213020
9 CEKA 504,208,767,076 887,920,113,728 0.567853751
10 CLPI 138,798,095,790 428,762,075,640 0.323718220
11 CTTH 301,007,248,281 314,754,751,984 0.956323126
12 DILD 6,782,581,912,231 5,057,478,024,211 1.341099631
13 DLTA 185,422,642,000 1,012,374,008,000 0.183156265
14 DSFI 179,812,737,663 148,901,994,619 1.207591195
15 DVLA 451,785,946,000 1,079,579,612,000 0.418483214
16 ICBP 10,401,125,000,000 18,500,823,000,000 0.562197963
17 IGAR 65,716,637,766 373,749,035,530 0.175830923
18 INDF 38,233,092,000,000 43,941,423,000,000 0.870092259
19 INTD 12,581,397,973 34,179,529,112 0.368097464
20 INTP 4,011,877,000,000 26,138,703,000,000 0.153484165
21 JECC 1,116,872,234,000 470,338,342,000 2.374614473
22 JPFA 9,878,062,000,000 9,372,964,000,000 1.053888823
23 JSPT 1,239,157,501,000 2,651,080,405,000 0.467416039
24 KBLI 550,076,575,595 1,321,345,840,449 0.416300229
25 KPIG 2,893,801,200,699 11,263,626,908,658 0.256915576
26 LION 215,209,902,816 470,603,093,171 0.457306605
27 LMSH 45,511,700,128 117,316,469,122 0.387939566
28 MAIN 2,082,189,069,000 1,837,575,425,000 1.133117607
29 MDLN 7,944,774,284,719 6,595,334,000,460 1.204605299
30 MERK 161,262,425,000 58,267,246,900 2.767634196
31 MMLP 681,509,496,000 3,284,259,945,000 0.207507782
Bersambung ke halaman selanjutnya
84
Pengukuran Debt Covenant 2016 (Lanjutan)
No. Kode Total Hutang Total Ekuitas Debt Covenant
32 PTSP 154,417,681,000 135,571,962,000 1.139008971
33 PWON 9,654,447,854,000 11,019,693,800,000 0.876108541
34 RICY 876,184,855,001 412,499,070,065 2.124089285
35 ROTI 147,889,086,692 1,442,751,772,026 0.102504873
36 SHID 497,188,884,322 946,351,461,691 0.525374456
37 SKBM 633,267,725,358 368,389,286,646 1.719017757
38 SKLT 272,088,644,079 296,151,295,872 0.918748788
39 SPMA 1,047,296,887,831 1,079,146,551,310 0.970486248
40 SRSN 315,096,071,000 402,053,633,000 0.783716512
41 TCID 401,942,530,776 1,789,158,507,325 0.224654512
42 TOTO 1,057,566,418,720 1,523,874,519,542 0.693998361
43 UNIT 188,891,259,540 244,021,820,832 0.774075281
44 UNVR 12,041,437,000,000 4,704,258,000,000 2.559688903
45 VOKS 999,166,542,590 559,043,551,888 1.787278539
46 WIIM 362,540,740,471 991,093,391,804 0.365798767
Bersambung ke halaman berikutnya
85
Pengukuran Debt Covenant 2017 (Lanjutan)
No. Kode Total Hutang Total Ekuitas Debt Covenant
1 ADES 397,225,000,000 423,011,000,000 0.939041774
2 AMFG 2,718,939,000,000 3,548,877,000,000 0.766140669
3 AMIN 178,767,779,764 182,138,438,811 0.981493972
4 ASII 139,317,000,000,000 156,329,000,000,000 0.891178220
5 BAYU 354,038,525,426 405,471,486,070 0.873152706
6 BHIT 32,437,621,000,000 24,066,190,000,000 1.347850283
7 BISI 442,226,000,000 2,200,110,000,000 0.201001768
8 CASS 1,108,203,297,000 7,980,831,533,000 0.138858124
9 CEKA 489,592,257,434 903,044,187,067 0.542157587
10 CLPI 148,740,863,516 438,958,152,125 0.338849758
11 CTTH 378,839,294,845 321,412,470,019 1.178670183
12 DILD 5,786,634,657,165 6,310,550,327,246 0.916977816
13 DLTA 196,197,372,000 1,144,645,393,000 0.171404501
14 DSFI 204,212,957,573 161,185,212,532 1.266945983
15 DVLA 524,586,078,000 1,116,300,069,000 0.469932855
16 ICBP 11,295,184,000,000 20,324,330,000,000 0.555746930
17 IGAR 71,075,842,431 441,946,749,143 0.160824449
18 INDF 41,182,784,000,000 46,756,724,000,000 0.880788483
19 INTD 13,516,620,591 36,229,707,114 0.373081144
20 INTP 4,307,169,000,000 24,556,507,000,000 0.175398276
21 JECC 1,380,623,870,000 547,361,482,000 2.522325584
22 JPFA 11,293,242,000,000 9,795,628,000,000 1.152885961
23 JSPT 1,335,008,459,000 2,785,080,453,000 0.479342871
24 KBLI 1,227,014,231,702 1,786,746,385,283 0.686731056
25 KPIG 2,963,166,929,942 12,363,989,346,801 0.239661071
26 LION 229,630,859,719 452,307,088,017 0.507687953
27 LMSH 31,541,423,763 129,622,003,077 0.243333871
28 MAIN 2,371,092,779,000 1,701,152,698,000 1.393815371
29 MDLN 7,522,211,606,109 7,077,457,731,242 1.062840909
30 MERK 231,569,103,000 615,437,441,000 0.376267493
31 MMLP 693,479,770,000 4,670,189,689,000 0.148490707
Bersambung ke halaman berikutnya
86
Pengukuran Debt Covenant 2017 (Lanjutan)
No. Kode Total Hutang Total Ekuitas Debt Covenant
32 PTSP 158,644,445,000 147,440,674,000 1.075988333
33 PWON 10,567,227,711,000 12,791,490,025,000 0.826113900
34 RICY 876,184,855,001 412,499,070,265 2.124089284
35 ROTI 1,739,467,993,982 2,820,105,715,429 0.616809499
36 SHID 571,982,949,562 946,640,217,266 0.604224223
37 SKBM 599,790,014,646 1,023,237,460,399 0.586168937
38 SKLT 328,714,435,982 307,569,774,228 1.068747528
39 SPMA 980,123,282,608 1,172,195,335,156 0.836143306
40 SRSN 237,220,555,000 415,505,899,000 0.570919825
41 TCID 503,480,853,006 1,858,326,336,424 0.270932421
42 TOTO 1,132,699,218,954 1,693,791,596,547 0.668735883
43 UNIT 181,126,294,572 245,258,328,306 0.738512310
44 UNVR 13,733,025,000,000 5,173,388,000,000 2.654551524
45 VOKS 1,296,044,190,202 814,122,306,393 1.591952683
46 WIIM 247,620,731,930 978,091,361,111 0.253167283
Bersambung ke halaman berikutnya
87
Pengukuran Debt Covenant 2018 (Lanjutan)
No. Kode Total Hutang Total Ekuitas Debt Covenant
1 ADES 399,361,000,000 481,914,000,000 0.828697651
2 AMFG 4,835,966,000,000 3,596,666,000,000 1.344569109
3 AMIN 197,498,325,699 207,223,761,255 0.953067952
4 ASII 170,348,000,000,000 174,363,000,000,000 0.976973326
5 BAYU 353,061,402,953 447,857,509,517 0.788334226
6 BHIT 31,925,209,000,000 24,496,764,000,000 1.303241889
7 BISI 455,080,000,000 2,309,930,000,000 0.197010299
8 CASS 1,174,852,293,000 836,031,177,000 1.405273302
9 CEKA 192,308,466,864 976,647,575,842 0.196906716
10 CLPI 255,443,671,503 453,144,624,117 0.563713344
11 CTTH 408,160,870,584 327,614,020,993 1.245858982
12 DILD 7,699,882,620,129 6,515,652,571,077 1.181751565
13 DLTA 239,353,356,000 1,284,463,814,000 0.186344958
14 DSFI 222,727,255,672 182,270,604,574 1.221959274
15 DVLA 482,559,876,000 1,200,261,863,000 0.402045496
16 ICBP 11,660,003,000,000 22,707,150,000,000 0.513494780
17 IGAR 87,283,567,361 482,914,243,337 0.180743411
18 INDF 46,620,996,000,000 49,916,800,000,000 0.933974053
19 INTD 13,389,632,251 38,803,374,975 0.345063600
20 INTP 4,566,973,000,000 23,221,589,000,000 0.196669272
21 JECC 1,472,379,829,000 609,241,164,000 2.416743838
22 JPFA 12,823,219,000,000 10,214,809,000,000 1.255355729
23 JSPT 1,811,783,519,000 3,236,813,754,000 0.559742900
24 KBLI 1,213,840,888,147 2,030,980,758,929 0.597662426
25 KPIG 4,581,999,271,798 12,939,364,276,965 0.354113168
26 LION 221,022,066,026 475,170,562,075 0.465142590
27 LMSH 27,335,071,863 132,392,208,290 0.206470397
28 MAIN 2,344,198,361,000 1,896,646,094,000 1.235970363
29 MDLN 8,397,680,558,019 6,829,799,424,211 1.229564741
30 MERK 744,833,288,000 518,280,401,000 1.437124164
31 MMLP 783,095,982,000 5,308,226,825,000 0.147524966
Bersambung ke halaman berikutnya
88
Pengukuran Debt Covenant 2018 (Lanjutan)
No. Kode Total Hutang Total Ekuitas Debt Covenant
32 PTSP 143,529,922,000 164,552,789,000 0.872242415
33 PWON 9,706,398,758,000 15,311,681,466,000 0.633921152
34 RICY 1,094,692,568,786 444,909,486,046 2.460483768
35 ROTI 1,476,909,260,772 2,916,901,120,111 0.506328189
36 SHID 555,209,764,151 947,889,135,960 0.585732807
37 SKBM 730,789,419,438 1,040,576,552,571 0.702292799
38 SKLT 408,057,718,435 339,236,007,000 1.202872661
39 SPMA 1,013,266,115,558 1,254,609,479,208 0.807634672
40 SRSN 208,989,195,000 477,788,016,000 0.437409872
41 TCID 472,680,346,662 1,972,463,165,139 0.239639632
42 TOTO 967,642,637,307 1,929,477,152,737 0.501505103
43 UNIT 173,753,567,080 245,948,082,067 0.706464412
44 UNVR 11,944,837,000,000 7,578,133,000,000 1.576224249
45 VOKS 1,562,752,955,234 922,629,622,776 1.693803143
46 WIIM 250,337,111,893 1,005,236,802,665 0.249032975
89
Lampiran 3
Pengukuran Profitabilitas 2016
No. Kode Laba Bersih Total Aset Profitabilitas
1 ADES 55,951,000,000 767,479,000,000 0.0748329163
2 AMFG 260,444,000,000 5,504,890,000,000 0.0473113904
3 AMIN 32,251,863,039 252,452,307,121 0.1277542812
4 ASII 18,302,000,000,000 261,855,000,000,000 0.0698936434
5 BAYU 27,209,604,516 654,082,047,254 0.0415996810
6 BHIT 847,943,000,000 55,292,949,000,000 0.0153354635
7 BISI 336,220,000,000 2,416,177,000,000 0.1391537127
8 CASS 296,376,558,000 1,647,454,782,000 0.1798996617
9 CEKA 249,697,013,626 1,425,964,152,418 0.1751074971
10 CLPI 6,303,365,541 567,560,171,430 0.0111060745
11 CTTH 20,881,438,764 815,962,000,265 0.0255911902
12 DILD 197,650,554,988 11,840,059,936,442 0.0166933745
13 DLTA 254,509,268,000 1,197,794,450,000 0.2124815890
14 DSFI 5,750,877,109 328,714,732,282 0.0174950391
15 DVLA 152,083,400,000 1,531,365,558,000 0.0993122767
16 ICBP 3,631,301,000,000 28,901,948,000,000 0.1256420847
17 IGAR 69,305,629,795 439,465,673,296 0.1577043078
18 INDF 5,266,906,000,000 82,174,515,000,000 0.0640941538
19 INTD 1,266,300,267 46,760,927,085 0.0270803071
20 INTP 3,870,319,000,000 30,150,580,000,000 0.1283663200
21 JECC 132,423,161,000 1,587,210,576,000 0.0834313751
22 JPFA 2,171,608,000,000 19,251,026,000,000 0.1128047928
23 JSPT 169,430,409,000 3,890,237,906,000 0.0435527115
24 KBLI 334,338,838,592 1,871,422,416,044 0.1786549289
25 KPIG 1,800,823,469,340 14,157,428,109,657 0.1271999021
26 LION 42,345,417,055 685,812,995,987 0.0617448449
27 LMSH 6,252,814,811 162,828,169,250 0.0384013088
28 MAIN 290,230,477,000 3,919,764,494,000 0.0740428353
29 MDLN 501,349,673,188 14,540,108,285,179 0.0344804635
30 MERK 153,842,847,000 743,934,894,000 0.2067961165
31 MMLP 399,206,997,000 3,965,769,441,000 0.1006631886
Bersambung ke halaman berikutnya
90
Pengukuran Profitabilitas 2016 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Total Aset Profitabilitas
32 PTSP 4,509,517,000 289,989,643,000 0.0155506140
33 PWON 1,780,154,981,000 20,674,141,654,000 0.0861053876
34 RICY 14,033,426,519 1,288,683,925,066 0.0108897351
35 ROTI 279,777,368,831 2,919,640,858,718 0.0958259534
36 SHID 763,198,004 1,443,540,346,013 0.0005025592
37 SKBM 22,545,456,050 1,001,657,012,004 0.0225081598
38 SKLT 20,646,121,074 568,239,939,951 0.0363334564
39 SPMA 81,063,430,679 2,158,852,415,950 0.0375493156
40 SRSN 11,056,051,000 717,149,704,000 0.0154166570
41 TCID 162,059,596,347 2,185,101,038,101 0.0741657221
42 TOTO 168,564,583,718 2,581,440,938,262 0.0652986405
43 UNIT 860,775,733 313,209,736,860 0.0027482407
44 UNVR 6,390,672,000,000 16,745,695,000,000 0.3816307415
45 VOKS 160,458,733,939 1,668,210,094,478 0.0961861665
46 WIIM 106,290,306,868 1,353,634,132,275 0.0785221829
Bersambung ke halaman berikutnya
91
Pengukuran Profitabilitas 2017 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Total Aset Profitabilitas
1 ADES 38,242,000,000 840,236,000,000 0.0455134034
2 AMFG 38,569,000,000 6,267,816,000,000 0.0061534991
3 AMIN 39,082,873,015 360,906,218,575 0.1082909382
4 ASII 23,165,000,000,000 295,646,000,000,000 0.0783538421
5 BAYU 32,945,602,411 759,510,011,496 0.0433774432
6 BHIT 524,708,000,000 56,523,811,000,000 0.0092829551
7 BISI 403,287,000,000 2,622,336,000,000 0.1537892169
8 CASS 323,071,667,000 1,907,034,830,000 0.1694104701
9 CEKA 160,979,863,453 1,392,636,444,501 0.1155936024
10 CLPI 40,128,767,372 587,699,015,641 0.0682811546
11 CTTH 4,716,765,807 700,251,764,864 0.0067358142
12 DILD 271,536,513,369 13,097,184,964,411 0.0207324333
13 DLTA 279,772,635,000 1,340,842,765,000 0.2086543197
14 DSFI 6,748,725,135 365,398,170,105 0.0184695099
15 DVLA 162,249,293,000 1,640,886,147,000 0.0988790681
16 ICBP 3,543,173,000,000 31,169,514,000,000 0.1136743101
17 IGAR 72,376,689,136 513,022,591,574 0.1410789512
18 INDF 5,415,063,000,000 87,939,488,000,000 0.0615771495
19 INTD 1,680,588,246 49,746,327,705 0.0337831620
20 INTP 1,859,818,000,000 28,863,676,000,000 0.0644345509
21 JECC 83,355,370,000 1,927,985,352,000 0.0432344415
22 JPFA 1,107,810,000,000 21,088,870,000,000 0.0525305528
23 JSPT 179,213,383,000 4,120,088,912,000 0.0434974552
24 KBLI 358,974,051,474 3,013,760,616,985 0.1191116671
25 KPIG 1,315,233,904,362 15,327,156,276,743 0.0858106932
26 LION 9,282,943,009 681,937,947,736 0.0136125919
27 LMSH 12,967,113,850 161,163,426,840 0.0804594076
28 MAIN 48,698,329,000 4,072,245,477,000 0.0119585937
29 MDLN 614,773,608,046 14,599,669,337,351 0.0421087351
30 MERK 144,677,294,000 847,006,544,000 0.1708101254
31 MMLP 293,064,581,000 5,363,669,399,000 0.0546388226
Bersambung ke halaman berikutnya
92
Pengukuran Profitabilitas 2017 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Total Aset Profitabilitas
32 PTSP 10,245,713,000 306,085,119,000 0.0334734110
33 PWON 2,024,627,040,000 23,358,717,736,000 0.0866754358
34 RICY 16,558,562,698 1,374,444,788,282 0.0120474557
35 ROTI 135,364,021,139 4,559,573,709,411 0.0296878677
36 SHID 1,458,068,918 1,518,623,166,828 0.0009601256
37 SKBM 25,880,464,791 1,623,027,475,045 0.0159457959
38 SKLT 22,970,715,348 636,284,210,210 0.0361013443
39 SPMA 92,280,117,234 2,175,660,855,114 0.0424147527
40 SRSN 17,698,567,000 652,726,454,000 0.0271148303
41 TCID 179,126,382,068 2,361,807,189,430 0.0758429320
42 TOTO 278,935,804,544 2,826,490,815,501 0.0986862590
43 UNIT 1,062,124,056 426,384,622,878 0.0024909999
44 UNVR 7,004,562,000,000 18,906,413,000,000 0.3704860356
45 VOKS 166,204,959,339 2,110,166,496,595 0.0787639078
46 WIIM 40,589,790,851 1,225,712,091,041 0.0331152733
Bersambung ke halaman berikutnya
93
Pengukuran Profitabilitas 2018 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Total Aset Profitabilitas
1 ADES 52,958,000,000 881,275,000,000 0.0600924796
2 AMFG 6,596,000,000 8,432,632,000,000 0.0007821994
3 AMIN 32,352,159,254 404,722,056,954 0.0799367336
4 ASII 27,372,000,000,000 344,711,000,000,000 0.0794056470
5 BAYU 39,648,863,027 800,918,912,470 0.0495042162
6 BHIT 945,195,000,000 56,421,973,000,000 0.0167522500
7 BISI 403,870,000,000 2,765,010,000,000 0.1460645712
8 CASS 196,632,736,000 2,010,883,470,000 0.0977842520
9 CEKA 92,649,656,775 1,168,956,042,706 0.0792584609
10 CLPI 31,538,833,680 708,588,285,620 0.0445093919
11 CTTH 5,205,032,919 735,774,891,577 0.0070742193
12 DILD 194,106,659,340 14,215,535,191,206 0.0136545446
13 DLTA 338,129,985,000 1,523,517,170,000 0.2219403835
14 DSFI 9,642,591,060 404,997,860,246 0.0238089926
15 DVLA 200,651,968,000 1,682,821,739,000 0.1192354266
16 ICBP 4,658,781,000,000 34,367,153,000,000 0.1355591195
17 IGAR 44,672,438,405 570,197,810,698 0.0783455102
18 INDF 4,961,851,000,000 96,537,796,000,000 0.0513980141
19 INTD 1,729,634,987 52,193,007,226 0.0331392092
20 INTP 1,145,937,000,000 27,788,562,000,000 0.0412377222
21 JECC 88,428,879,000 2,081,620,993,000 0.0424807779
22 JPFA 2,253,201,000,000 23,038,028,000,000 0.0978035533
23 JSPT 466,896,329,000 5,048,597,273,000 0.0924804067
24 KBLI 235,651,063,203 3,244,821,647,076 0.0726237337
25 KPIG 665,478,680,370 17,521,363,545,763 0.0379809870
26 LION 14,679,673,993 696,192,628,101 0.0210856499
27 LMSH 25,265,863,861 160,027,280,153 0.1578847296
28 MAIN 284,246,878,000 4,335,844,455,000 0.0655574435
29 MDLN 2,886,727,690 15,227,479,982,230 0.0001895736
30 MERK 1,163,324,165,000 1,263,113,689,000 0.9209971954
31 MMLP 281,313,117,000 6,091,322,807,000 0.0461825987
Bersambung ke halaman berikutnya
94
Pengukuran Profitabilitas 2018 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Total Aset Profitabilitas
32 PTSP 19,726,369,000 308,082,711,000 0.0640294580
33 PWON 2,826,936,213,000 25,018,080,224,000 0.1129957290
34 RICY 18,480,376,458 1,539,602,054,832 0.0120033462
35 ROTI 127,171,436,636 4,393,810,380,883 0.0289433147
36 SHID 1,716,844,066 1,503,098,900,111 0.0011422030
37 SKBM 15,954,632,472 1,771,365,972,009 0.0090069657
38 SKLT 31,954,131,252 747,293,725,435 0.0427598014
39 SPMA 82,232,722,269 2,282,845,632,924 0.0360220249
40 SRSN 38,735,092,000 686,777,211,000 0.0564012483
41 TCID 173,049,442,756 2,445,143,511,801 0.0707727141
42 TOTO 346,692,796,102 2,897,119,790,044 0.1196680915
43 UNIT 506,523,774 419,701,649,147 0.0012068663
44 UNVR 9,109,445,000,000 19,522,970,000,000 0.4666013931
45 VOKS 105,468,744,587 2,485,382,578,010 0.0424356176
46 WIIM 51,142,850,919 1,255,573,914,558 0.0407326485
95
Lampiran 4
Pengukuran Exchange Rate 2016
No. Kode Laba Rugi Selisih
Kurs
Laba Rugi Sebelum
Pajak
Exchange Rate
1 ADES 1,043,000,000 61,636,000,000 0.001692168
2 AMFG (26,200,000,000) 348,561,000,000 -0.075166183
3 AMIN (110,816,465) 43,285,170,463 -0.002560149
4 ASII (155,000,000,000) 22,253,000,000,000 -0.006965353
5 BAYU 721,839,198 33,949,808,446 0.021261952
6 BHIT 370,466,000,000 1,598,840,000,000 0.231709239
7 BISI 1,631,000,000 454,095,000,000 0.003591759
8 CASS (10,611,855,000) 428,531,745,000 -0.024763288
9 CEKA (1,035,822,973) 285,827,837,455 -0.003623940
10 CLPI 1,639,245,825 85,199,962,015 0.019239983
11 CTTH 2,250,573,210 26,764,367,473 0.084088414
12 DILD (5,200,952,440) 199,286,289,343 -0.026097894
13 DLTA 1,123,479,000 327,047,654,000 0.003435215
14 DSFI 2,054,897,985 7,695,828,438 0.267014526
15 DVLA (97,990,000) 216,617,056,000 -0.000452365
16 ICBP (32,947,000,000) 4,989,254,000,000 -0.006603592
17 IGAR (1,416,289,794) 95,774,588,017 -0.014787741
18 INDF (102,381,000,000) 7,385,228,000,000 -0.013862944
19 INTD 163,481,789 1,854,980,256 0.088131283
20 INTP (10,278,000,000) 4,145,632,000,000 -0.002479236
21 JECC (581,435,000) 175,425,515,000 -0.003314427
22 JPFA 10,741,000,000 1,766,591,000,000 0.006080072
23 JSPT (4,210,889,000) 231,576,836,000 -0.018183550
24 KBLI 1,259,042,047 386,129,743,485 0.003260671
25 KPIG 1,068,110,835 1,789,653,768,250 0.000596825
26 LION (2,956,378,714) 54,671,394,698 -0.054075422
27 LMSH (242,339,216) 9,424,028,642 -0.025715034
28 MAIN (30,253,924,000) 301,615,942,000 -0.100306117
29 MDLN 75,412,265,586 550,569,253,448 0.136971444
30 MERK (1,236,559,000) 214,916,161,000 -0.005753681
31 MMLP 3,294,596 399,224,997,000 0.000008252
Bersambung ke halaman berikutnya
96
Pengukuran Exchange Rate 2016 (Lanjutan)
No. Kode Laba Rugi Selisih
Kurs
Laba Rugi Sebelum
Pajak
Exchange Rate
32 PTSP 62,614,000 8,937,064,000 0.007006104
33 PWON 57,902,575,000 1,731,763,380,000 0.033435616
34 RICY 13,178,672,825 23,362,443,532 0.564096508
35 ROTI 6,567,453,190 369,416,841,698 0.017777893
36 SHID (599,366,307) 1,044,276,545 -0.573953624
37 SKBM (2,996,262,492) 60,809,950,308 -0.049272569
38 SKLT (238,065,995) 25,166,206,536 -0.009459749
39 SPMA 25,126,905,813 111,358,495,242 0.225639775
40 SRSN (717,513,000) 1,688,362,000 -0.424975805
41 TCID (3,637,317,659) 221,475,857,643 -0.016423089
42 TOTO 1,807,401,685 251,320,891,921 0.007191609
43 UNIT 275,364,597 1,915,481,905 0.143757347
44 UNVR 4,978,000,000 8,571,885,000,000 0.000580736
45 VOKS 2,451,371,933 224,343,824,106 0.010926853
46 WIIM (50,585,166) 134,383,691,062 -0.000376423
Bersambung ke halaman berikutnya
97
Pengukuran Exchange Rate 2017 (Lanjutan)
No. Kode Laba Rugi Selisih
Kurs
Laba Rugi Sebelum
Pajak
Exchange Rate
1 ADES 4,167,000,000 51,095,000,000 0.081553968
2 AMFG (7,432,000,000) 63,589,000,000 -0.116875560
3 AMIN (523,939,866) 51,284,231,355 -0.010216393
4 ASII (9,000,000,000) 29,196,000,000,000 -0.000308261
5 BAYU 793,707,160 42,496,773,007 0.018676881
6 BHIT (160,585,000,000) 1,205,454,000,000 -0.133215369
7 BISI 237,000,000 519,197,000,000 0.000456474
8 CASS 30,773,000 449,767,982,000 0.000068420
9 CEKA (508,123,495) 143,195,939,366 -0.003548449
10 CLPI (94,553,156) 51,539,411,028 -0.001834580
11 CTTH (651,021,021) 6,947,634,696 -0.093703980
12 DILD 1,711,900,983 172,672,760,091 0.009914135
13 DLTA (329,264,000) 369,012,853,000 -0.000892283
14 DSFI 2,797,794,103 9,155,401,920 0.305589435
15 DVLA 237,258,000 226,147,921,000 0.001049127
16 ICBP 36,001,000,000 5,206,561,000,000 0.006914545
17 IGAR (67,150,916) 95,764,791,063 -0.000701207
18 INDF 152,486,000,000 7,658,554,000,000 0.019910547
19 INTD (21,358,707) 2,622,348,041 -0.008144879
20 INTP 2,944,000,000 2,287,989,000,000 0.001286719
21 JECC (550,358,000) 111,623,313,000 -0.004930493
22 JPFA 12,612,000,000 1,740,595,000,000 0.007245798
23 JSPT (3,718,803,000) 210,383,313,000 -0.017676321
24 KBLI 12,445,693,458 428,884,879,225 0.029018728
25 KPIG 354,817,506 1,309,961,662,112 0.000270861
26 LION 1,142,949,984 54,671,394,398 0.020905814
27 LMSH 78,317,011 17,488,236,349 0.004478268
28 MAIN (17,091,223,000) 4,359,212,000 -3.920713881
29 MDLN (32,822,491,168) 676,791,362,305 -0.048497208
30 MERK 1,604,599,000 205,784,642,000 0.007797467
31 MMLP (864,835,000) 293,104,331,000 -0.002950605
Bersambung ke halaman berikutnya
98
Pengukuran Exchange Rate 2017 (Lanjutan)
No. Kode Laba Rugi Selisih
Kurs
Laba Rugi Sebelum
Pajak
Exchange Rate
32 PTSP (47,149,000) 14,659,621,000 -0.003216250
33 PWON (24,976,266,000) 2,071,691,771,000 -0.012055976
34 RICY (5,604,230,066) 25,808,846,585 -0.217143763
35 ROTI 1,320,699,224 186,147,334,530 0.007094913
36 SHID (23,310,077) 2,725,449,247 -0.008552747
37 SKBM (717,665,945) 31,761,022,154 -0.022595808
38 SKLT (154,332,940) 27,370,565,356 -0.005638646
39 SPMA (6,675,869,358) 121,308,934,629 -0.055031968
40 SRSN 175,600,000 18,969,208,000 0.009257108
41 TCID 1,272,931,765 243,083,045,787 0.005236613
42 TOTO (655,223,387) 377,660,867,510 -0.001734952
43 UNIT 157,633,306 1,539,428,122 0.102397315
44 UNVR (6,785,000,000) 9,371,661,000,000 -0.000723991
45 VOKS (3,135,797,191) 230,242,661,579 -0.013619532
46 WIIM 144,900,583 54,491,308,212 0.002659150
Bersambung ke halaman berikutnya
99
Pengukuran Exchange Rate 2018 (Lanjutan)
No. Kode Laba Rugi Selisih
Kurs
Laba Rugi Sebelum
Pajak
Exchange Rate
1 ADES 4,270,000,000 70,060,000,000 0.060947759
2 AMFG 16,909,000,000 11,184,000,000 1.511891989
3 AMIN (1,773,799,539) 44,656,540,624 -0.039720935
4 ASII 87,000,000,000 34,995,000,000,000 0.002486069
5 BAYU 1,009,892,578 50,997,511,760 0.019802781
6 BHIT 899,593,000,000 1,522,284,000,000 0.590949521
7 BISI (1,095,000,000) 505,499,000,000 -0.002166176
8 CASS (159,570,000) 298,258,600,000 -0.000535006
9 CEKA 523,158,557 123,394,812,359 0.004239713
10 CLPI (3,024,149,919) 32,364,663,354 -0.093439869
11 CTTH (497,550,508) 9,340,812,634 -0.053266298
12 DILD 11,639,287 90,350,432,325 0.000128824
13 DLTA (28,212,000) 441,248,118,000 -0.000063937
14 DSFI (4,691,642,005) 11,472,124,244 -0.408960181
15 DVLA 7,001,904,000 272,843,904,000 0.025662673
16 ICBP 179,190,000,000 6,446,785,000,000 0.027795250
17 IGAR (3,131,381,584) 61,747,960,127 -0.050712308
18 INDF 441,135,000,000 7,446,966,000,000 0.059236876
19 INTD (1,080,488,830) 2,755,865,468 -0.392068787
20 INTP (551,000,000) 1,400,228,000,000 -0.000393507
21 JECC (7,115,090,000) 122,048,569,000 -0.058297201
22 JPFA (88,266,000,000) 3,089,839,000,000 -0.028566537
23 JSPT (8,316,151,000) 486,698,932,000 -0.017086849
24 KBLI 853,512,337 308,977,208,238 0.002762380
25 KPIG (302,665,266) 696,180,093,193 -0.000434751
26 LION 6,135,511,588 20,175,438,794 0.304107963
27 LMSH 662,928,679 5,024,560,665 0.131937641
28 MAIN 8,226,584,000 398,187,122,000 0.020660096
29 MDLN 235,998,589,998 78,564,470,317 3.003884441
30 MERK 361,508,000 50,208,396,000 0.007200150
31 MMLP 9,198,338,000 281,345,367,000 0.032694116
Bersambung ke halaman berikutnya
100
Pengukuran Exchange Rate 2018 (Lanjutan)
No. Kode Laba Rugi Selisih
Kurs
Laba Rugi Sebelum
Pajak
Exchange Rate
32 PTSP 6,982,000 28,405,767,000 0.000245795
33 PWON (189,333,550,000) 2,853,882,334,000 -0.066342451
34 RICY (16,113,858,872) 29,841,866,355 -0.539974902
35 ROTI 941,335,772 186,936,324,915 0.005035596
36 SHID (141,426,477) 2,144,847,568 -0.065937775
37 SKBM (493,655,108) 20,887,453,647 -0.023634049
38 SKLT 467,622,365 39,567,679,343 0.011818291
39 SPMA (49,724,348,787) 109,673,317,782 -0.453386018
40 SRSN 330,221,000 50,845,763,000 0.006494563
41 TCID 4,304,434,542 234,625,954,664 0.018345944
42 TOTO (2,660,954,897) 451,998,563,901 -0.005887087
43 UNIT (648,646,555) 754,073,588 -0.860189994
44 UNVR 2,029,000,000 9,109,445,000,000 0.000222736
45 VOKS (23,285,926,110) 141,989,954,853 -0.163996996
46 WIIM (893,291,282) 70,730,637,719 -0.012629482
101
Lampiran 5
Pengukuran Mekanisme Bonus 2016
No. Kode Laba Bersih Tahun
t
Laba Bersih Tahun
t − 1
ITRENDBL
1 ADES 55,951,000,000 32,839,000,000 1.703797314
2 AMFG 260,444,000,000 341,346,000,000 0.762991217
3 AMIN 32,251,863,039 18,768,425,668 1.718410676
4 ASII 18,302,000,000,000 15,613,000,000,000 1.172228271
5 BAYU 27,209,604,516 26,137,626,931 1.041012812
6 BHIT 847,943,000,000 (570,323,000,000) -1.486776791
7 BISI 336,220,000,000 263,967,000,000 1.273719821
8 CASS 296,376,558,000 293,571,512,000 1.009554899
9 CEKA 249,697,013,626 106,549,446,980 2.343484839
10 CLPI 6,303,365,541 40,177,864,881 0.156886523
11 CTTH 20,881,438,764 1,949,752,745 10.70978811
12 DILD 197,650,554,988 419,044,195,464 0.471669951
13 DLTA 254,509,268,000 192,045,199,000 1.325257123
14 DSFI 5,750,877,109 13,540,600,094 0.424713607
15 DVLA 152,083,400,000 107,894,430,000 1.409557472
16 ICBP 3,631,301,000,000 2,923,148,000,000 1.242256978
17 IGAR 69,305,629,795 51,416,184,307 1.347934133
18 INDF 5,266,906,000,000 3,709,501,000,000 1.419842184
19 INTD 1,266,300,267 2,518,567,847 0.502785847
20 INTP 3,870,319,000,000 4,356,661,000,000 0.888368179
21 JECC 132,423,161,000 2,464,669,000 53.72857816
22 JPFA 2,171,608,000,000 524,484,000,000 4.140465677
23 JSPT 169,430,409,000 211,003,762,000 0.802973404
24 KBLI 334,338,838,592 115,371,098,970 2.897942739
25 KPIG 1,800,823,469,340 239,690,468,140 7.513120915
26 LION 42,345,417,055 46,018,637,487 0.920179722
27 LMSH 6,252,814,811 1,944,443,395 3.215735067
28 MAIN 290,230,477,000 (62,097,227,000) -4.673807367
29 MDLN 501,349,673,188 873,420,195,958 0.57400742
30 MERK 153,842,847,000 142,545,462,000 1.07925461
31 MMLP 399,206,997,000 114,653,502,000 3.481856115
Bersambung ke halaman berikutnya
102
Pengukuran Mekanisme Bonus 2016 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Tahun
t
Laba Bersih Tahun
t − 1
ITRENDBL
32 PTSP 4,509,517,000 (1,547,555,000) -2.913962347
33 PWON 1,780,154,981,000 1,400,554,118,000 1.271036198
34 RICY 14,033,426,519 13,465,713,464 1.042159894
35 ROTI 279,777,368,831 270,538,700,440 1.034149156
36 SHID 763,198,004 350,315,509 2.178601816
37 SKBM 22,545,456,050 40,150,568,620 0.561522709
38 SKLT 20,646,121,074 20,066,791,849 1.028870047
39 SPMA 81,063,430,679 (42,597,342,144) -1.903016165
40 SRSN 11,056,051,000 15,504,788,000 0.713073342
41 TCID 162,059,596,347 544,474,278,014 0.297644173
42 TOTO 168,564,583,718 285,236,780,659 0.590963702
43 UNIT 860,775,733 385,953,128 2.230259766
44 UNVR 6,390,672,000,000 5,851,805,000,000 1.092085604
45 VOKS 1,600,458,733,939 277,107,966 5775.578223
46 WIIM 106,290,306,868 131,081,111,587 0.810874317
Bersambung ke halaman berikutnya
103
Pengukuran Mekanisme Bonus 2017 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Tahun t Laba Bersih Tahun
t − 1
ITRENDBL
1 ADES 38,242,000,000 55,951,000,000 0.683490912
2 AMFG 38,569,000,000 260,444,000,000 0.148089417
3 AMIN 39,082,873,015 32,251,863,039 1.211802027
4 ASII 23,165,000,000,000 18,302,000,000,000 1.265708666
5 BAYU 32,945,602,411 27,209,604,516 1.210807838
6 BHIT 524,708,000,000 847,943,000,000 0.618801028
7 BISI 403,287,000,000 336,220,000,000 1.199473559
8 CASS 323,071,667,000 296,498,093,000 1.089624772
9 CEKA 160,979,863,453 318,559,366,987 0.50533709
10 CLPI 40,128,767,372 51,539,411,028 0.77860353
11 CTTH 4,716,765,807 20,881,438,764 0.225883181
12 DILD 271,536,513,369 297,650,554,988 0.912266108
13 DLTA 279,772,635,000 254,509,268,000 1.099263053
14 DSFI 6,748,725,135 5,750,877,709 1.173512197
15 DVLA 162,249,293,000 152,083,400,000 1.066844199
16 ICBP 3,543,173,000,000 3,631,301,000,000 0.975731012
17 IGAR 72,376,689,136 69,305,329,795 1.044316351
18 INDF 5,415,063,000,000 5,266,906,000,000 1.028129798
19 INTD 1,680,588,246 1,226,300,267 1.370454114
20 INTP 1,859,818,000,000 3,870,319,000,000 0.480533517
21 JECC 83,355,370,000 132,423,161,000 0.629462168
22 JPFA 1,107,810,000,000 2,171,608,000,000 0.510133505
23 JSPT 179,213,383,000 169,430,409,000 1.057740367
24 KBLI 358,974,051,474 334,338,838,592 1.073683372
25 KPIG 1,315,233,904,362 1,800,823,469,640 0.730351379
26 LION 9,282,943,009 42,345,417,055 0.219219544
27 LMSH 12,967,113,850 6,252,814,811 2.073804237
28 MAIN 48,698,329,000 211,960,537,000 0.229751866
29 MDLN 614,773,608,046 501,349,673,188 1.226237177
30 MERK 144,677,294,000 153,842,847,000 0.940422625
31 MMLP 293,064,581,000 399,206,997,000 0.734116845
Bersambung ke halaman berikutnya
104
Pengukuran Mekanisme Bonus 2017 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Tahun
t
Laba Bersih Tahun
t − 1
ITRENDBL
32 PTSP 10,245,713,000 4,509,517,000 2.272020041
33 PWON 2,024,627,040,000 1,780,254,981,000 1.13726801
34 RICY 16,558,562,698 14,033,426,519 1.17993725
35 ROTI 135,364,021,139 279,777,368,831 0.483827629
36 SHID 1,458,068,918 763,198,004 1.910472656
37 SKBM 25,880,464,791 22,545,456,050 1.147923765
38 SKLT 22,970,715,348 20,646,121,074 1.112592301
39 SPMA 92,280,117,234 81,063,430,679 1.138369256
40 SRSN 17,698,567,000 11,056,051,000 1.600803669
41 TCID 179,126,382,068 162,059,596,347 1.105311787
42 TOTO 278,935,804,544 168,564,583,718 1.654771117
43 UNIT 1,062,124,056 860,775,734 1.233914961
44 UNVR 7,004,562,000,000 6,390,672,000,000 1.09606032
45 VOKS 166,204,959,339 160,045,873,393 1.038483254
46 WIIM 40,589,790,851 106,290,306,868 0.381876693
Bersambung ke halaman berikutnya
105
Pengukuran Mekanisme Bonus 2018 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Tahun t Laba Bersih Tahun
t − 1
ITRENDBL
1 ADES 52,958,000,000 38,242,000,000 1.38481251
2 AMFG 6,596,000,000 38,569,000,000 0.171018175
3 AMIN 32,352,159,254 39,082,873,015 0.827783547
4 ASII 27,372,000,000,000 23,121,000,000,000 1.18385883
5 BAYU 39,648,863,027 32,945,602,411 1.203464503
6 BHIT 945,195,000,000 524,708,000,000 1.801373335
7 BISI 403,870,000,000 403,287,000,000 1.001445621
8 CASS 196,632,736,000 323,071,667,000 0.608635037
9 CEKA 92,649,656,775 107,420,886,839 0.862492012
10 CLPI 31,538,833,680 40,128,767,372 0.785940754
11 CTTH 5,205,032,919 4,716,765,807 1.103517353
12 DILD 194,106,659,340 271,536,513,369 0.714845517
13 DLTA 338,129,985,000 279,772,635,000 1.208588485
14 DSFI 9,642,591,060 6,748,725,135 1.428801865
15 DVLA 200,651,968,000 162,249,293,000 1.236689321
16 ICBP 4,658,781,000,000 3,543,173,000,000 1.314861284
17 IGAR 44,672,438,405 72,376,683,136 0.61722141
18 INDF 4,961,851,000,000 5,097,264,000,000 0.97343418
19 INTD 1,729,634,987 1,680,588,246 1.02918427
20 INTP 1,145,937,000,000 1,859,818,000,000 0.616155452
21 JECC 88,428,879,000 83,355,370,000 1.060866013
22 JPFA 2,253,201,000,000 1,043,104,000,000 2.160092378
23 JSPT 466,896,329,000 179,213,383,000 2.605253699
24 KBLI 235,651,063,203 358,974,051,474 0.656457096
25 KPIG 665,478,680,370 1,315,233,904,362 0.505977437
26 LION 14,679,673,993 9,282,943,009 1.581359918
27 LMSH 25,265,863,861 614,773,608,046 0.041097834
28 MAIN 284,246,878,000 42,943,995,000 6.619013392
29 MDLN 2,886,727,690 12,967,113,850 0.222619137
30 MERK 1,163,324,165,000 144,677,294,000 8.040820593
31 MMLP 281,313,117,000 193,064,581,000 1.45709335
Bersambung ke halaman berikutnya
106
Pengukuran Mekanisme Bonus 2018 (Lanjutan)
No. Kode Laba Bersih Tahun
t
Laba Bersih Tahun
t − 1
ITRENDBL
32 PTSP 19,726,369,000 10,245,713,000 1.925329062
33 PWON 2,826,936,213,000 2,024,627,040,000 1.396275046
34 RICY 18,480,376,458 16,558,562,699 1.116061629
35 ROTI 127,171,436,636 135,364,021,139 0.939477385
36 SHID 1,716,844,066 1,458,068,918 1.177477995
37 SKBM 15,954,632,472 25,880,464,791 0.616473954
38 SKLT 31,954,131,252 22,970,715,348 1.391081243
39 SPMA 82,232,722,269 92,280,117,234 0.891120696
40 SRSN 38,735,092,000 17,698,567,000 2.188600467
41 TCID 173,049,442,756 179,126,382,068 0.966074571
42 TOTO 346,692,796,102 278,935,804,544 1.242912493
43 UNIT 506,523,774 1,062,124,056 0.476896998
44 UNVR 9,109,445,000,000 7,004,562,000,000 1.30050173
45 VOKS 105,468,744,587 166,204,959,339 0.634570382
46 WIIM 51,142,850,919 40,589,790,851 1.259992965
107
Lampiran 6
Pengukuran Transfer Pricing 2016 - 2018
No Kode 2016 2017 2018
1 ADES 0 0 0
2 AMFG 1 1 1
3 AMIN 0 0 0
4 ASII 1 1 1
5 BAYU 0 0 0
6 BHIT 0 0 0
7 BISI 1 1 1
8 CASS 1 1 1
9 CEKA 1 1 1
10 CLPI 1 1 1
11 CTTH 0 0 0
12 DILD 0 0 0
13 DLTA 1 1 1
14 DSFI 0 0 0
15 DVLA 1 1 1
16 ICBP 1 1 1
17 IGAR 0 0 0
18 INDF 1 1 1
19 INTD 0 0 0
20 INTP 1 1 1
21 JECC 1 1 1
22 JPFA 1 1 1
23 JSPT 1 1 1
24 KBLI 0 1 1
25 KPIG 1 1 1
26 LION 1 1 1
27 LMSH 1 1 1
28 MAIN 1 1 1
29 MDLN 1 1 1
30 MERK 1 1 1
31 MMLP 0 0 0
Bersambung ke halaman berikutnya
108
Pengukuran Transfer Pricing 2016 - 2018
No Kode 2016 2017 2018
32 PTSP 0 0 0
33 PWON 1 1 1
34 RICY 1 1 1
35 ROTI 1 1 1
36 SHID 0 0 0
37 SKBM 1 1 1
38 SKLT 1 1 1
39 SPMA 1 1 1
40 SRSN 1 1 1
41 TCID 1 1 1
42 TOTO 1 1 1
43 UNIT 0 0 0
44 UNVR 1 1 1
45 VOKS 1 1 1
46 WIIM 0 0 0
109
Lampiran 7
Output Hasil Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
DC 138 .10 2.77 .8282 .59153
PROFIT 138 .00 .96 .0863 .12655
ER 138 -3.92 3.00 -.0082 .46833
MB 138 -4.67 5775.58 42.4441 491.53612
Valid N
(listwise)
138
Sumber : Data Sekunder yang diolah
2. Hasil Uji Frekuensi
TP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid .00 43 31.2 31.2 31.2
1.00 95 68.8 68.8 100.0
Total 138 100.0 100.0
Sumber : Output SPSS
Bersambung ke halaman berikutnya
110
Output Hasil Data Penelitian (Lanjutan)
3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 171.268 .754
2 171.222 .792
3 171.222 .793
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 171.222
c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates
changed by less than .001.
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant DC PROFIT ER MB
Step
1
1 161.902 0.290 0.157 4.082 0.040 0.000
2 155.254 -0.241 0.376 10.618 0.042 -0.001
3 153.645 -0.663 0.610 15.490 0.044 -0.002
4 153.587 -0.729 0.650 16.387 0.045 -0.002
5 153.581 -0.731 0.650 16.409 0.045 -0.002
6 153.579 -0.731 0.650 16.407 0.045 -0.001
7 157.579 -0.731 0.650 16.406 0.045 -0.001
8 157.579 -0.731 0.650 14.406 0.045 -0.001
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 171.222
d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Output SPSS
Bersambung ke halaman selanjutnya
111
Output Hasil Data Penelitian (Lanjutan)
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 153.579a .120 .169
a. Estimation terminated at iteration number 8 because
parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Output SPSS
5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 7.865 8 .447
Sumber : Output SPSS
6. Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Observed Predicted
TP Percentage
Correct .00 1.00
Step 1 TP .00 8 35 18.6
1.00 8 87 91.6
Overall
Percentage
68.8
a. The cut value is .500
Sumber : Output SPSS
Bersambung ke halaman selanjutnya
112
Output Hasil Data Penelitian (Lanjutan)
7. Hasil Uji Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step
1a
DC 0.650 0.424 2.348 1 0.215 1.916
PROFIT 16.406 4.969 10.899 1 0.001 3302545
.505
ER 0.045 0.368 0.015 1 0.903 1.046
MB -0.002 0.007 0.049 1 0.825 0.998
Constant -0.731 0.525 1.937 1 0.164 0.482
a. Variable(s) entered on step 1: DC, PROFIT, ER, MB.
Correlation Matrix
Constant DC PROFIT ER MB
Step 1 Constant 1.000 -0.807 -0.721 0.003 0.095
DC -0.807 1.000 0.364 0.005 -0.075
PROFIT -0.721 0.324 1.000 0.003 -0.135
ER 0.003 0.003 0.004 1.000 -0.001
MB 0.095 -0.075 -0.135 -0.001 1.000