pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE (STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: NURALIFMIDA AYU ANNISA NIM.F0307108 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

Page 1: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

TAX AVOIDANCE

(STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

NURALIFMIDA AYU ANNISA

NIM.F0307108

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

TAX AVOIDANCE

(STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008)

Surakarta, 25 Februari 2011

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

(Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak.)

NIP. 19800530 200501 2 016

Page 3: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Surakarta, 29 Maret 2011

Tim Penguji Skripsi

1. Drs. Yacob Suparno, M.Si., Ak. ( .................................. ) NIP. 19521011 198003 1 002 Ketua

2. Lulus Kurniasih, S.E., M.Si., Ak. ( .................................. ) NIP. 19800530 200501 2 016 Pembimbing

3. Sri Suranta, S.E., M.Si., Ak. ( .................................. ) NIP. 19720305 199702 1 001 Anggota

Page 4: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku

dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan (Yasin : 22).

Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka

itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah,

(yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid

dan orang-orang saleh. Maka itulah teman yang sebaik-baiknya.

(An-Nisa : 69)

"Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang kita miliki, tetapi selalu menyesali apa yang belum kita capai"

(Schopenhauer)

Kita sering berpura-pura menemui kesulitan dalam mencapai cita-cita.

Padahal sebenarnya, sangat suit menghindar dari kesempatan yang

datang silih berganti. (Julia Cameron)

Seberapa lamapun aku hidup, tidak akan pernah ada masa yang

membosankan. (Harriet Doerr)

PERSEMBAHAN

Page 5: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Aku persembahkan karya kecilku ini untuk:

^^Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya--

^^Papa , Mama, dan keluargaku--

^^My LitSist Sheila--

^^My Boo Looneeto”--

^^All My Friends --

^^Almamaterku-UNS--

KATA PENGANTAR

Page 6: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP TAX AVOIDANCE.

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan

dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Lulus Kurniasih, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Yacob Suparno, M.Si., Ak. dan Bapak Sri Suranta, S.E., M.Si.,

Ak. selaku tim penguji skripsi.

5. Papa dan Mama tercinta, terima kasih buat doa dan kepercayaan yang telah

diberikan, Ayu akan berusaha melakukan yang terbaik untuk membahagiakan

kalian.

Page 7: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

6. Eyang putri yang selalu mendoakan Ayu dan mengingatkan sholat sehingga

bisa jadi manusia yang soleha dan bertakwa kepada Allah SWT..

7. Adikku tercinta, Sheila terima kasih karena selalu menemani berkeluh kesah,

jalan-jalan, nonton film korea, belanja buat refreshing biar gak jenuh

menjalani rutinitas.

8. Someone Spc, Tomi, terima kasih atas pengertian, perhatian dan curahan

kasih sayang hingga aku bisa seperti sekarang -18.07.06- .

9. Dewi, Wulan, Nia, Katrin, Lidya, dll sahabatku dimasa sekolah, yang telah

membantu menghilangkan penatku dan segalanya sehingga aku bisa selesai

kuliah sampai saat ini..

10. Irla, Nhani, dan Anis sahabatku semoga kita sukses bersama, terima kasih

buat bantuannya selama ini, tanpa ada kalian bertiga, mungkin aku ga akan

bisa seperti ini..

11. Peka, Angga, Adhi, Rudi, dan Handoko (KTB-ers) terima kasih atas canda

tawa dan kebersamaannya..

12. Kakak-kakakuu Cece Putcy, Coco Denny, dll yang udah minjemin buku, share

data dan gak bosen aku tanyain, terima kasih atas bantuan kalian dan semoga

sukses menggapai masa depan..

13. Teman-teman jauhku Achie dan Maria yang selalu nemenin ngobrol saat

menunggu lama untuk men-download data.

14. Teman-teman Accounting Society Agen 007 yang tak pernah bisa kulupakan,

tetap semangat dan jangan lupakan slogan kita semua “Who is the Best?”

15. Semua sobat-sobatku yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran

dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

Page 8: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 9: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ...................................................................................................... i

PERSETUJUAN ....................................................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................ iii

MOTTO .................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ..................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xiv

BAB

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

D. Motivasi Penelitian ........................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian…...................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan……………………………………………. 10

II. TELAAH LITERATUR

A. Pengertian Corporate Governance............................................... 12

Page 10: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

B. Pengertian Tax Avoidance.............................................................. 15

C. Pengukuran Corporate Governance............................................... 20

1. Kepemilikan Institusional......................................................... 21

2. Struktur Dewan Komisaris........................................................ 23

3. Komite Audit............................................................................. 25

4. Kualitas Audit............................................................................ 27

D. Pengukuran Tax Avoidance............................................................. 30

1. Book Tax Gap............................................................................ 30

2. Akuntansi Pajak Penghasilan di Indonesia dan PSAK No. 46.. 31

E. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis.......... 32

III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 41

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data........................... 41

C. Jenis dan Sumber Data..................... ............................................... 43

D. Definisi Variabel dan Pengukurannya............................................. 44

1. Variabel Independen................................................................... 44

a. Kepemilikan Institusional..................................................... 44

b. Struktur Dewan Komisaris................................................... 45

c. Komite Audit....................................................................... 45

d. Kualitas Audit...................................................................... 46

2. Variabel Dependen.................................................................... 46

E. Metode Analisis Data .................................................................... 47

1. Statistik Deskriptif.................................................................... 47

2. Pengujian Asumsi Klasik ........................................................ 47

Page 11: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a) Pengujian Normalitas .................................................... 47

b) Pengujian Multikolinearitas .......................................... 47

c) Pengujian Autokorelasi ................................................. 48

d) Pengujian Heteroskedastisitas ....................................... 49

3. Uji Hipotesis............................................................................. 50

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data……….. ................................................................ 51

1. Seleksi Sampel.................................................................... 51

2. Statistik Deskriptif.............................................................. 53

B. Uji Asusmsi Klasik ....................................................................... 55

1) Uji Normalitas ........................................................................ 55

2) Uji Multikolinearitas ………………………………….....…. 57

3) Uji Autokorelasi …………………………………….……… 57

4) Uji Heteroskedastisitas ……………………………………… 59

C. Uji Hipotesis ................................................................................. 59

1) Uji Ketepatan Perkiraan (R2)................................................... 59

2) Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F) .................................. 60

3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t ) …………..….. 61

V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 67

B. Keterbatasan ................................................................................ 68

C. Rekomendasi................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 70

Page 12: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Seleksi Pemilihan Sampel ......................................................... 52

IV.2 Statistik Deskriptif ................................................................... 53

IV.3 Hasil Uji Normalitas Data ........................................................ 56

IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 57

IV.5 Hasil Uji Autokorelasi................................................................ 58

IV.6 Hasil Ketepatan Perkiraan (Uji R2)............................................ 60

IV.7 Hasil Uji Signifikansi-F ............................................................. 61

IV.8 Hasil Uji Signifikansi-t .............................................................. 61

Page 13: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II.1 Kerangka Teoritis Hubungan Antar Variabel............................ 39

IV.1 Uji Heteroskedasitas (Skatterplot) ............................................. 59

Page 14: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Tahun 2008

Lampiran 2 Hasil Uji Analisis Regresi SPSS 16.0

Lampiran 3 Book Tax Gap (Tax Avoidance)

Page 15: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

NURALIFMIDA AYU ANNISA

NIM. F0307108

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE

(STUDI PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008)

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari corporate governance terhadap aktivitas tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008. Sampel penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sebanyak 200 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis data dan analisis regresi dari elemen-elemen corporate governance dan tax avoidance.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa elemen corporate governance yang terdiri dari kualitas audit dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas tax avoidance yang diproksikan dengan book tax gap. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa aktivitas tax avoidance tidak dipengaruhi secara signifikan oleh kepemilikan institusional dan dewan komisaris. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak mengunakan variabel jenis industri sebagai variabel control sehingga tidak dapat mengidentifikasi pengaruh langsung jenis industri terhadap tax avoidance. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah penggunaan proksi corporate governance secara terpisah sehingga tidak dapat menangkap pengaruh corporate governance secara utuh.

Kata kunci : corporate governance, tax avoidance, book tax gap

Page 16: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

NURALIFMIDA AYU ANNISA

NIM. F0307108

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE ON TAX AVOIDANCE

(STUDIES ON COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2008)

This study aims to find out how the influence of the corporate governance of tax avoidance activity in companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2008. The samples are publicly traded company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008 as many as 200 companies. This study uses data analysis and regression analysis of the elements of corporate governance and tax avoidance.

The results of this study show that the elements of corporate governance that consist of audit quality and audit committee significantly influence the activity of tax avoidance as measured using proxy book tax gap. Other results show that the tax avoidance activity as measured with proxy book tax gap are not affected significantly by institutional ownership and board of commissioners. Limitation of this study is not to use each type of industries as control variable so can’t identify the direct effect from type of industry on tax avoidance. Another limitation of this study is use corporate governance’s proxy separately, so it can’t capture the full effect of corporate governance.

Key words : corporate governance, tax avoidance, book tax gap

Page 17: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua sektor mengalami perubahan yang signifikan di era globalisasi

sekarang ini terutama adalah sektor ekonomi dan bisnis. Beberapa perubahan

yang terjadi menuntut perusahaan-perusahaan berusaha untuk memperbaiki

dan meningkatan kinerjanya. Sulistyanto & Lidyah (2002) dalam artikelnya

memaparkan bahwa dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia

dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan konsep good

corporate governance (GCG) sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat.

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang

menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang

menentukan arah kinerja perusahaan (Haruman, 2008). Isu mengenai

corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun

1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak

yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh

sangat lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan di

Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan

perhatian yang cukup signifikan dalam praktek corporate governance.

Secara definisi corporate governance merupakan suatu sistem yang dapat

meningkatkan nilai tambah (value added) bagi para pemegang saham. Hal ini

Page 18: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengindikasikan bahwa semakin baik mekanisme corporate governance

yang dilakukan perusahaan maka nilai tambahnya semakin besar. Indonesia

mulai menerapkan corporate governance setelah menandatangani Letter of

Intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah

pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan-perusahaan di

Indonesia (YPPMI & SC, 2002). Sejalan dengan hal tersebut, Komite

Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa

perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk

menerapkan standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional.

Sebuah perusahaan merupakan Wajib Pajak sehingga kenyataannya bahwa

suatu aturan struktur corporate governance mempengaruhi cara sebuah

perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya, tetapi di sisi lain

perencanaan pajak tergantung pada dinamika corporate governance dalam

suatu perusahaan (Friese, Link dan Mayer, 2006).

Mengukur penghindaran pajak sulit dilakukan dan data untuk pembayaran

pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak sulit didapat untuk itu perlu

pendekatan untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya dibayar perusahaan

kepada pemerintah, oleh karena itu dalam penelitian mereka mengadopsi

pendekatan tidak langsung untuk mengukur variabel dependen penghindaran

pajak yaitu dengan memulai menghitung perbedaan laba akuntansi dengan

penghasilan / laba kena pajak (gap between financial and taxable income),

perbedaan yang dilaporkan ke pemegang saham atau investor menggunakan

GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan Peraturan

Page 19: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perpajakan, perbedan ini terkenal dengan sebutan book tax gap (Desai dan

Dharmaphala, 2007).

Menurut prinsip-prinsip Organization for Economic Cooperation and

Development atau OECD (2004) 31, IC Annotations state

“Corporate governance requirements and practices are typically influenced by an array of legal domains, such as company law, securities regulation, accounting and auditing standards, insolvency law, contract law, labor law and tax law. Under these circum-stances, there is a risk that the variety of legal influences may cause unintentional overlaps and even conflicts, which may frustrate the ability to pursue key corporate governance objectives. It is important that policy-makers are aware of this risk and take measures to limit it."

Menurut kutipan diatas maka Friese, Link dan Mayer (2006) menjelaskan

bahwa betapa pentingnya untuk menganalisis interaksi antara corporate

governance dengan sistem pajak. Secara spesifik, yang ingin diketahui antara

lain pengaruh corporate governance terhadap strategi perpajakan yang

dilakukan oleh perusahaan.

Aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan

dalam upaya semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan

(Khurana dan Moser, 2009). Tax avoidance merupakan suatu strategi pajak

yang agresif yang dilakukan oleh perusahaan dalam memimalkan beban pajak,

sehingga kegiatan ini memunculkan resiko bagi perusahaan antara lain denda

dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik. Dilakukannya tax avoidance

oleh Friese, Link dan Mayer (2006) sebagai suatu kesalahan alokasi yang

Page 20: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadi di dunia nyata, kemerosotan etika bisnis, hilangnya independensi

auditor dan interferensi dengan suatu sistem kendali.

Kegiatan tax avoidance ini akhir-akhir ini diperkirakan akan menjadi hal

penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Menurut Desai dan

Dharmapala (2007) pertanyaan terkait kegiatan tax avoidance kini antara lain

apakah kegiatan ini menarik minat para pemegang saham atau tidak, jika

aktivitas tax avoidance ini meningkatkan biaya, maka pertanyaan yang relevan

adalah apakah ada transfer nilai dari perusahaan ke pemegang saham. Hal ini

memunculkan anggapan luasnya literatur terkait dengan efek corporate

governance terkait penghindaran pajak ini terhadap pengambilan keputusan

keuangan.

Corporate governance memiliki karakteristik meliputi beberapa disiplin

ilmu antara lain : ilmu keuangan, ekonomi, akuntansi dan manajemen. Dalam

beberapa analisanya corporate governance dibagi menjadi dua yaitu corporate

governance internal dan eksternal (Sartori, 2010). Internal corporate

governance mengacu pada interaksi dari perusahaan dengan para dewan

direksi, manajemen senior dan auditor eksternal. Eksternal corporate

governance berkaitan dengan hubungan antara perusahaan dengan para

pemegang saham.

Penelitian terhadap hubungan langsung antara corporate governance

dengan tax avoidance masih jarang dijumpai di Indonesia karena keterbatasan

data mengenai pajak badan usaha (corporate tax) yang dibayar perusahaan

Page 21: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dilaporkan pada laporan keuangan khususnya laporan arus kas belum

mencerminkan keadaan yang sebenarnya, karena laporan arus kas untuk

pembayaran pajak bercampur dengan pajak-pajak yang lain yang menjadi

kewajiban perusahaan seperti pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan

bangunan, denda dan sangsi pajak (Pohan, 2008). Dalam tulisan ini penulis

berusaha menginvestigasi sejauh mana aktivitas corporate governance

mempengaruhi perilaku perusahaan dalam menentukan strategi perpajakannya

melalui kegiatan tax avoidance dengan sampel perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008.

Penelitian Desai dan Dharmapala (2007) menjelaskan bahwa dari segi

tradisional, mekanisme tax avoidance harus meningkatkan nilai pemegang

saham dan sebuah perspektif agency menyatakan bahwa tax avoidance

menyediakan prediksi yang berbeda. Secara spesifik corporate governance

menjadi determinan yang penting dari penilaian yang dimaksudkan untuk

penghematan pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Sartori (2010) terkait

pengaruh strategi perpajakan terhadap corporate governance menjelaskan

bahwa apabila suatu perusahaan memiliki suatu mekanisme corporate

governance yang terstruktur dengan baik maka akan berbanding lurus dengan

kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pajak tidak hanya mempengaruhi corporate governance, ada juga efeknya

yang mengacu ke arah yang lain. Sistem corporate governace dan budaya

perusahaan memiliki efek pada cara perusahaan menangani urusan pajaknya,

Page 22: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terutama pengaruh pendekatan perusahaan terkait perencanaan pajak dan

kepatuhan terhadap pajak (Sartori, 2010).

Dilihat perspektif ekonomi makro menurut Friese, Link dan Mayer (2006)

menginginkan agen ekonomi melakukan segala sesuatunya sesuai dengan

hukum, jika tidak sesuai dengan hukum, maka pemerintah tidak mampu

memberikan dasar yang stabil bagi pasar untuk dapat beroperasi sebagaimana

mestinya. Adanya celah dari suatu hukum pajak yang dianggap ambigu

membuat perusahaan secara tidak langsung memanfaatkan celah yang

dihasilkan oleh ambiguitas tersebut, terlepas dari paham atau tidaknya Wajib

Pajak yang telah melakukan pelanggaran hukum dengan menggunakan celah

dari peraturan perpajakan untuk meminimalkan beban pajaknya.

Dalam beberapa tahun terakhir otoritas pajak tampaknya telah berusaha

dengan semaksimal mungkin tidak hanya menegakkan batas yang jelas antara

penghindaran pajak dan penggelapan pajak dalam upaya perencanaan pajak,

tetapi juga untuk mencegah Wajib Pajak masuk kedalam celah ambiguitas

yang ditimbulkan oleh peraturan perpajakan (Bovi, 2005). Tujuannya untuk

mencegah Wajib Pajak menggunakan struktur penilaian terhadap status

hukum yang tampak ambigu tersebut sehingga dapat diterima sebagai upaya

perencanaan pajak tetapi ternyata malah melanggar peraturan itu sendiri.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut maka dilakukan berbagai macam

tindakan antara lain diadakannya audit intensif, tekanan prosedural, publisitas

yang mempengaruhi reputasi, dll. Untuk mencegah tax payer tidak

memanfaatkan peluang perencanaan dari hukum pajak, maka kekuasaan

Page 23: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

otoritas pajak yang menentukan sudut pandang perilaku pajak yang dapat

diterima. Otoritas pajak mendasarkan definisi tersebut pada interpretasi

mereka terhadap hukum pajak yang ada. Menggunakan cara ini otoritas pajak

mengambil alih kompetensi pengadilan yang menentukan interperetasi

otoritatif dari hukum pajak yang dapat menghalangi Wajib Pajak dari

penyimpangan interpretasi dari otoritas pajak.

Penelitian ini merupakan modifikasi dari penelitian terkait dengan

pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance. Menggunakan

referensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Hal ini

dilakukan mengingat minimnya penelitian terkait dengan corporate

governance dan tax avoidance yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti

yang ada di luar negeri dan di dalam negeri yaitu di Indonesia maka masalah

yang hendak dijawab melalui penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan

kepemilikan institusional terhadap tindakan tax avoidance?

2. Bagaimana pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan

prosentase dewan komisaris independen terhadap tindakan tax avoidance?

3. Bagaimana pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan

jumlah dewan komisaris terhadap tindakan tax avoidance?

Page 24: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Bagaimana pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan

komite audit terhadap tindakan tax avoidance?

5. Bagaimana pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan

kualitas audit terhadap tindakan tax avoidance?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengetahui

bagaimana pengaruh dari corporate governance terhadap aktivitas tax

avoidance pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008.

D. Motivasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan motivasi karena beberapa penelitian

mengenai pengaruh dari corporate governance terhadap kegiatan tax

avoidance masih minim dilakukan di Indonesia. Saat ini isu mengenai

corporate governance dan tax avoidance masih merupakan isu menarik untuk

diperbincangkan, karena Indonesia menerapkan self assessment system dalam

pembayaran pajaknya, yaitu Wajib Pajak berkewajiban untuk menghitung

sendiri, membayar sendiri dan melaporkan sendiri pajaknya, sehingga ada

kemungkinan bahwa Wajib Pajak menyimpulkan sendiri arti atau interpretasi

dari peraturan pajak yang ada, sehingga secara sengaja atau tidak, ada

kemungkinan bahwa Wajib Pajak dapat memanfaatkan celah dari peraturan

perpajakan kedalam tindakan perencanaan pajak. Ternyata menurut

Page 25: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interpretasi oleh otoritas pajak merupakan tindakan penghindaran pajak atau

penggelapan pajak. Resiko yang ditimbulkan dapat merugikan dari segi

financial karena besarnya denda bisa lebih besar dari besarnya beban pajak

yang seharusnya dibayarkan dan membuat citra buruk perusahaan di mata

khalayak apabila dipublikasikan.

Motivasi lain dalam melaksanakan penelitian ini adalah memberikan suatu

gambaran baru terkait pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

di Indonesia. Mengingat sulit diperolehnya referensi terkait pengaruh

corporate governance terhadap tax avoidance, menunjukkan masih sedikit

pengkajian yang dilakukan oleh peneliti yang ada di Indonesia terkait

pengaruh corporate governance terhadap aktivitas tax avoidance.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian mengenai corporate governance dan tax avoidance ini

diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Dapat menjadi tambahan referensi dan bahan pengembangan penelitian

selanjutnya terkait pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

di Indonesia.

2. Bagi manajemen perusahaan di Indonesia dapat menjadi masukan dan

dorongan bahwa betapa pentingnya pengaruh penerapan corporate

governance terhadap kegiatan tax avoidance dalam kegiatan operasional

perusahaan, sehingga dapat mencegah perusahaan terjerumus dalam

Page 26: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lingkar ambiguitas yang terdapat dalam peraturan perpajakan antara

kegiatan yang legal maupun ilegal dalam perencanaan pajaknya. Hal ini

dapat meminimalkan resiko yang diterima oleh perusahaan terkait hal

tersebut, jadi manajemen dapat merancang suatu mekanisme corporate

governance yang sesuai dengan perusahaannya dan dapat terhindar dari

penyimpangan hukum pajak dalam kegiatan menetukan besarnya pajak

yang harus dibayarkan pada negara.

3. Bagi investor di Indonesia dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

menilai bagaimana kecenderungan tax avoidance dilihat dari sisi

corporate governance dari suatu perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun secara teratur dalam bab per bab yang mana

masing-masing bab telah terbagi menjadi beberapa subbab, tujuannya untuk

mempermudah pembahasan dan pembaca dalam memahami garis besar

penelitian ini. Isi dan pembahasan ini disajikan dalam bentuk sistematika

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan, motivasi dan manfaat penelitian.

BAB II TELAAH LITERATUR

Page 27: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bab ini menguraikan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan

untuk memecahkan masalah yang dibahas dan perumusan hipotesis

dalam penyusunan skripsi ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan landasan metodologi penelitian, yang merupakan

acuan analisis ilmiah dalam mewujudkan hasil penelitian yang

mencakup pemilihan sampel, sumber data, variabel penelitian, metode

analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menganalisis pengaruh corporate governance

terhadap tax avoidance berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan

dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini penulis memberikan kesimpulan dari seluruh bahasan

penulisan, keterbatasan dan juga rekomendasi yang dapat digunakan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 28: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TELAAH LITERATUR

A. Pengertian Corporate Governance

Good corporate governance (GCG) menurut Komite Nasional

Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi

pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap

perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu

negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan

iklim usaha yang kondusif (Sulistyanto dan Lidyah, 2002). Oleh karena itu

diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting

untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang

berkesinambungan. Saat ini Pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan

good corporate governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan

pemerintah yang bersih dan berwibawa (Sulistyanto dan Lidyah, 2002).

Dalam arikelnya Sartori (2010) meringkas prinsip-prinsip corporate

governance yang baik adalah sebagai berikut :

1. Kerangka corporate governance harus menggambarkan pasar yang

transparan dan efisien, konsisten dengan aturan hukum dan dengan jelas

menggambarkan pembagian tanggung jawab antara otoritas pengawas,

pembuat peraturan dan penegak hukum;

Page 29: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kerangka corporate governance harus melindungi dan memfasilitasi

pelaksanaan hak-hak pemegang saham;

3. Kerangka corporate governance harus menjamin perlakuan yang sama

dari semua pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan

asing. Semua pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk

mendapatkan ganti rugi yang sesuai atas pelanggaran hak-hak mereka;

4. Kerangka corporate governance harus mengakui hak-hak stockholder

yang ditetapkan oleh hukum atau melalui kesepakatan bersama dan

mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan stockholder dalam

menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan kelanjutan keuangan

perusahaan;

5. Kerangka corporate governance harus memastikan bahwa pengungkapan

tepat waktu dan akurat dibuat tentang semua hal menyangkut korporasi,

termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata kelola

perusahaan;

6. Kerangka corporate governance harus memastikan pedoman strategis

perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen oleh dewan dan

akuntabilitas dewan terhadap perusahaan serta para pemegang saham.

Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang

mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah

(value added) untuk semua stockholder (Desai dan Dharmapala, 2007). Secara

singkat, ada empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep good

corporate governance ini, yaitu fairness, transparancy, accountability, dan

Page 30: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

responsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip

good corporate governance secara konsisten terbukti dapat meningkatkan

kualitas laporan keuangan (Beasly, 1996 dalam Sulistyanto dan Wibisono,

2003).

Dengan adanya penerapan corporate governance yang baik dalam suatu

perusahaan menghasilkan suatu manfaat yang diperoleh, yaitu :

1. Meningkatkan kinerja perusahaan;

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan sehingga meningkatkan

nilai perusahaan;

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia;

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan.

Kehadiran suatu corporate governance yang baik bagi suatu perusahaan

akan menunjang aktivitas operasional perusahaan (Haruman, 2008), selain itu

mekanisme pelaksanaan corporate governance suatu perusahaan harus

menjadi perhatian utama perusahaan demi kelancaran kegiatan dalam

perusahaan. Mekanisme corporate governance yang baik memiliki keterkaitan

dengan kemakmuran perusahaan dan para pemegang saham, sehingga

penerapannya diharapkan memberikan kontribusi positif bagi perusahaan

secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini yang akan dikaji terkait corporate governance

antara lain struktur kepemilikan, transparansi informasi dan struktur dewan di

Page 31: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mana akan dikaji sejauh mana keberadaannya berpengaruh terhadap kebijakan

perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan.

B. Pengertian Tax Avoidance (TA)

Dalam bukunya Hukum Pajak (2007), Illyas dan Burton menyebutkan

definisi pajak dari berbagai sumber. Pajak menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets

adalah prestasi kepada pihak pemerintah yang terhutang melaui norma-norma

umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra-prestasi yang

dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk

membiayai pengeluaran pemerintah. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,

S.H. pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa (kontra-prestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

Berdasarkan pengertian pajak di atas maka Illyas dan Burton

menyimpulkan bahwa ada lima unsur yang melekat dalam pengertian pajak,

yaitu :

1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang;

2. Sifatnya dapat dipaksakan;

3. Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan oleh

pembayar pajak;

4. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah (tidak boleh dipungut oleh swasta); dan

Page 32: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

(rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.

Meminimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara,

mulai dari yang masih berada dalam bingkai peraturan perpajakan sampai

dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya meminimalkan pajak

secara eufimisme sering disebut dengan perencanaan pajak (tax planning).

Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan

transaksi Wajib Pajak (WP) supaya utang pajak berada dalam jumlah minimal

tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan (Suandy, 2008).

Dalam bukunya Perencanaan Pajak (2008) Suandy memaparkan

beberapa faktor yang memotivasi Wajib Pajak untuk melakukan penghematan

pajak dengan ilegal, antara lain :

1. Jumlah pajak yang harus dibayar. Besarnya jumlah pajak yang harus

dibayar oleh Wajib Pajak, semakin besar pajak yang harus dibayar,

semakin besar pula kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan

pelanggaran;

2. Biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya untuk menyuap fiskus,

semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan pelanggaran;

3. Kemungkinan untuk terdeteksi, semakin kecil kemungkinan suatu

pelanggaran terdeteksi maka semakin besar kecenderungan Wajib Pajak

untuk melakukan pelanggaran; dan

Page 33: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Besar sanksi, semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran,

maka semakin besar kecenderungan Wajib Pajak untuk melakukan

pelanggaran.

Dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan

melalui manajemen pajak. Meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan

dengan berbagai cara, baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan

maupun yang melanggar peraturan perpajakan. Istilah yang sering digunakan

adalah tax evasion dan tax avoidance. Sophar Lumbantoruan dalam bukunya

akuntansi pajak ( 1996: 489 ) memaparkan definisi terkait dua istilah tersebut.

Tax evasion (penggelapan pajak) adalah penghindaran pajak dengan

melanggar ketentuan peraturan perpajakan. Tax avoidance (penghindaran

pajak) adalah penghindaran pajak dengan menuruti peraturan yang ada.

Zain (2005) dalam bukunya Manajemen Perpajakan, mengutip beberapa

defenisi dari para ahli tentang penyelundupan pajak dan penghindaran pajak.

Penggelapan pajak adalah usaha yang dilakukan Wajib Pajak apakah berhasil

atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang

berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-

undangan perpajakan. Penghindaran pajak merupakan usaha yang sama, yang

tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan (Harry Graham

Balter). Penggelapan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan

berkenaan dengan kegiatan Wajib Pajak untuk lari atau menghindar diri dari

dari pengenaan pajak (Ernest R.Mortenson). Penghindaran Pajak berkenaan

dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimumkan

Page 34: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya

akibat-akibat yang ditimbulkan, oleh karena itu penghindaran pajak tidak

merupakan pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan atau secara etik

tidak dianggap salah dalam rangka usaha Wajib Pajak untuk mengurangi,

menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara–cara

yang dimungkinkan oleh undang-undang pajak (Pohan, 2008).

Penghindaran pajak merupakan rekayasa tax affairs yang masih berada

dalam bingkai ketentuan perpajakan. Penghindaran pajak dapat terjadi di

dalam bunyi ketentuan atau tertulis di undang-undang dan berada dalam jiwa

dari undang-undang atau dapat juga terjadi dalam bunyi ketentuan undang-

undang tetapi berlawanan dengan jiwa undang-undang (Suandy, 2008).

Strategi-strategi atau cara-cara yang legal sesuai dengan aturan undang-

undang yang berlaku, biasanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang

sifatnya ambigu dalam undang-undang sehingga dalam hal ini Wajib Pajak

memanfaatkan celah-celah yang ditimbulkan oleh adanya ambiguitas dalam

undang-undang perpajakan (Suandy, 2008). Strategi penghematan pajak

tersebut disebut juga sebagai suatu strategi pajak yang agresif (Crocker dan

Slemrod, 2003). Strategi pajak seperti ini terkadang kurang disukai oleh para

pemegang saham dan investor karena dianggap memiliki resiko yang relatif

tinggi tetapi tidak dapat diungkapkan (Khurana dan Moser, 2009). Hal ini

didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Desai dan Dharmapala

(2007), yang hasilnya menunjukkan tidak adanya transfer nilai dari kegiatan

Page 35: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut kepada pemegang saham dan juga adanya respons negatif dari para

investor terkait kebijakan pajak tersebut.

Komite urusan fiskal dari Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD) menyebutkan tiga karakter penghindaran pajak :

1. Adanya unsur artifisial di mana berbagai pengaturan seolah-olah terdapat

di dalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan karena ketiadaan faktor

pajak;

2. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari undang-undang

atau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan, padahal

bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang-undang;

3. Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini di mana umumnya para

konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan penghindaran pajak

dengan syarat Wajib Pajak menjaga serahasia mungkin (Council of

Executive Secretaries of Tax Organization, 1991).

Pertumbuhan aktivitas tax avoidance diharapkan melahirkan dua

perspektif alternatif mengenai motivasi dan efek dari aktivitas ini, beberapa

studi perusahaan tentang tax avoidance sebagai perluasan dari kegiatan

penghematan pajak (Graham dan Tucker, 2006 dalam Desai dan Dharmapala,

2007). Dalam penelitiannya Friese, Link dan Mayer (2006) meyebutkan

beberapa resiko yan ditimbulkan oleh kegiatan tax avoidance antara lain :

denda, publisitas dan reputasi.

Sebuah pendekatan teoritis menekankan interaksi dari aktivitas tax

avoidance dan problem agensi yang merekat pada perusahaan go public

Page 36: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Sartori, 2010), oleh karena itu aktivitas tax avoidance dapat menciptakan

suatu alternatif pilihan dalam perencanaan pajak yang bisa menghemat

besarnya pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. Sekat yang membatasi legal

dan ilegalnya suatu tindakan penghematan pajak dalam upaya tax planning

masih sulit untuk dibedakan (Bovi, 2005), sehingga diharapkan perusahaan

lebih baik mematuhi peraturan perpajakan dan tidak memanfaatkan

ambiguitas dari peraturan perpajakan untuk kebaikan perusahaan di masa yang

akan datang, karena dengan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan kepada

negara akan digunakan untuk memfasilitasi masyarakat sehingga dapat

menaikan derajat kehidupan masyarakat Indonesia.

C. Pengukuran Corporate Governace

Di Indonesia Corporate Governance Index telah dikembangkan oleh

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Pemeringkatan

corporate governance oleh IICG tersebut tidak dilakukan untuk semua

perusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga sampel penelitian hanya terbatas

(Kurniasih dan Siregar, 2007). Adanya keterbatasan Corporate Governance

Index, dalam berbagai penelitian seringkali terkait corporate governance akan

menggunakan proksi sebagai alat ukur (Arifin, 2003; Khomsiyah, 2003).

Variabel yang digunakan sebagai proksi corporate governance dalam

beberapa penelitian, adalah struktur kepemilikan institusional (Midiastuty dan

Machfoedz, 2003; Boediono, 2006). Proksi yang digunakan untuk mengukur

struktur dewan digunakan jumlah dewan komisaris dan prosentase dewan

Page 37: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

komisaris independen, jumlah komite audit, sedangkan untuk transparansi

informasi adalah kualitas audit (Mayangsari, 2003).

1. Kepemilikan Institusional

Beberapa praktisi, akademisi dan regulator menyaksikan peningkatan

dramatis selama 20 tahun terakhir terkait perbedaan antara laba komersial

dengan laba kena pajak yang dilaporkan kepada pemerintah (Khurana dan

Moser, 2009). Hal ini membuktikan adanya peningkatan agresifitas

terhadap strategi perpajakan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Shleifer dan Vishney (1986) menyatakan

bahwa pemilik institusional memainkan peran penting dalam memantau,

mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer. Mereka berpendapat bahwa

seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang

dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi

dan menghindari peluang untuk perilaku mementingkan diri sendiri.

Adanya tanggung jawab perusahaan kepada fidusia, maka pemilik

institusional memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen

perusahaan membuat keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan

pemegang saham.

Agresifitas pajak mengarah pada penghematan pajak, itu juga

menyebabkan sebuah perusahaan potensial dikenakan sanksi oleh IRS

terkait biaya pelaksanaan dan biaya agency (Chen er al. 2008). Fokus pada

pengungkapan suka rela menemukan bahwa perusahaan dengan

kepemilikan institusional yang lebih besar lebih memungkinkan untuk

Page 38: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengeluarkan, meramalkan dan memperkirakan sesuatu lebih spesifik,

akurat dan optimis (Ajinkya 2005 dalam Khurana dan Moser, 2009)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khurana dan Moser ( 2009)

adalah besar kecilnya konsentrasi kepemilikan institusional maka akan

mempengaruhi kebijakan pajak agresif oleh perusahaan, dan semakin

besarnya konsentrasi short-term shareholder institusional akan

meningkatkan kebijakan pajak agresif, tetapi semakin besar konsentrasi

kepemilikan long-term shareholder maka akan semakin mengurangi

tindakan kebijakan pajak yang agresif.

Durnev dan Kim (2003) dalam Darmawati (2006) menyatakan bahwa

dengan besarnya kepemilikan yang dimiliki oleh pemegang saham

pengendali, maka hal tersebut akan meningkatkan kualitas corporate

governance. Darmawati (2006) dalam jurnalnya juga menjelaskan bahwa,

Drobetz dkk. (2004) menyatakan terdapat dua dampak utama dari

besarnya saham yang dimiliki oleh pihak tertentu. Pertama, dengan

meningkatnya hak atas aliran kas dari pemegang saham terbesar, maka

akan menimbulkan dampak positif, dengan memiliki pemeringkatan

corporate governance yang baik, maka pasar akan mengapresiasi,

sehingga nilai perusahaan akan meningkat dan selanjutnya akan

berdampak positif pada nilai saham yang mereka miliki (pemegang saham

terbesar). Pemegang saham tersebut akan memiliki insentif dalam

meningkatkan kualitas corporate governance perusahaan yang

bersangkutan. Pandangan kedua, merupakan kebalikan dari pandangan

Page 39: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pertama, jadi semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan, maka

pemegang saham mayoritas akan semakin menguasai perusahaan dan

semakin dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

2. Struktur Dewan Komisaris

Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang tidak

terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham pengendali, tidak

memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau dewan komisaris serta

tidak menjabat sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait dengan

perusahaan pemilik menurut peraturan yang dikelurkan oleh BEI, jumlah

komisaris independen proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki

oleh pemegang saham yang tidak berperan sebagai pengendali dengan

ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya tiga puluh

persen (30%) dari seluruh anggota komisaris, disamping hal itu komisaris

independen memahami undang-undang dan peraturan tentang pasar modal

serta diusulkan oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang

saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham (Pohan, 2008).

Menurut Kurniasih dan Siregar (2007) ukuran dan komposisi dewan

memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Ukuran dan komposisi

dewan mempengaruhi efektifitas aktifitas monitoring. Peneliti lain

memiliki pendapat yang berbeda. Penelitian yang dilakukan Yermack

(1996) dalam Kurniasih dan Siregar (2007), menemukan bahwa

perusahaan yang memiliki jumlah anggota dewan sedikit mendapat

penilaian yang lebih positif dari pasar, selain itu, kinerja keuangan juga

Page 40: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih baik dijumpai pada beberapa perusahaan yang memiliki jumlah

anggota dewan komisaris yang jumlahnya sedikit.

Di Indonesia, penelitian yang menggunakan struktur dewan sebagai

cermin mekanisme corporate governance diantaranya dilakukan oleh

Setyaningrum (2005) dalam Kurniasih dan Siregar (2007). Dalam

penelitiannya, struktur dewan diproksikan dengan jumlah dewan komisaris

dan presentase komisaris independen. Hasil penelitian ditemukan bahwa

jumlah dewan komisaris dan proporsi komisaris independen tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat surat utang.

Proksi lain yang digunakan adalah prosentase dewan komisaris

independen. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan

dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan

terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang

terkait. Dengan demikian keberadaan komite audit dan komisaris

independen pada suatu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan

integritas laporan keuangan (Mayangsari, 2003).

Vafeas (2000) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) mengatakan

bahwa selain konsentrasi kepemilikan, peranan dewan komisaris juga

diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat

manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan.

Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh

jumlah atau ukuran dewan komisaris, sehingga dalam penelitiannya

Page 41: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siallagan dan Machfoedz menggunakan proksi komposisi dewan

komisaris untuk mengukur corporate governance.

3. Komite Audit

Daniri (2006) dalam Pohan (2008) menyebutkan sejak

direkomendasikan GCG di Bursa Efek Indonesia tahun 2000, komite audit

telah menjadi komponen umum dalam struktur corporate governance

perusahaan publik. Pada umumnya, komite ini berfungsi sebagai pengawas

proses pembuatan laporan keuangan dan pengawasan internal, karena BEI

mengharuskan semua emiten untuk untuk membentuk dan memiliki

komite audit yang diketuai oleh komisaris independen.

Mayangsari (2003) menjelaskan bahwa komite audit berfungsi untuk

memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan

dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Tujuan

pembentukan komite audit adalah:

a. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan

dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum;

b. Memastikan bahwa kontrol internalnya memadai;

c. Tindak lanjut terhadap dugaan adanya penyimpangan yang material

dibidang keuangan dan implikasi hukumnya;

d. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

Pohan (2008) dalam penelitiannya memaparkan bahwa dewan

komisaris wajib membentuk komite audit yang beranggotakan sekurang-

kurangnya tiga orang anggota, diangkat dan diberhentikan serta

Page 42: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite audit yang

beranggotakan sedikit, cenderung dapat bertindak lebih efisien, namun

juga memililki kelemahan, yakni minimnya ragam pengalaman anggota,

sehingga anggota komite audit seharusnya memiliki pemahaman memadai

tentang pembuatan laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan

internal. Kualifikasi terpenting dari anggota komite audit terletak

pada common sense, kecerdasan dan suatu pandangan yang independen.

Siallagan dan Machfoez (2006) menjelaskan komite audit

meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui:

a. Pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian

internal;

b. Penggunaan prinsip akuntansi berterima umum; dan

c. Mengawasi proses audit secara keseluruhan.

Hasilnya mengindikasikan bahwa adanya komite audit memiliki

konsekuensi pada laporan keuangan yaitu:

a. Berkurangnya pengukuran akuntansi yang tidak tepat;

b. Berkurangnya pengungkapan akuntansi yang tidak tepat; dan

c. Berkurangnya tindakan kecurangan manajemen dan tindakan

ilegal.

Page 43: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Kualitas Audit

Salah satu elemen penting dalam corporate governance adalah

transparansi. Transparansi mensyaratkan adanya pengungkapan yang

akurat. Salah satu bentuk monitoring yang dapat menurunkan biaya agensi

adalah audit (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Kurniasih dan Siregar,

2007). Transparansi terhadap pemegang saham dapat dicapai dengan

melaporkan hal-hal terkait perpajakan pada pasar modal dan pertemuan

para pemegang saham. Peningkatan transparansi terhadap pemegang

saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori,

2010). Alasannya adalah adanya asumsi bahwa implikasi dari perilaku

pajak yang agresif, pemegang saham tidak ingin perusahaan mereka

mengambil posisi agresif dalam hal pajak dan akan mencegah tindakan

tersebut jika mereka tahu sebelumnya.

Deis dan Giroux (2002) dalam Suartana (2007) memaparkan hal-hal

yang berhubungan dengan kualitas audit antara lain :

a. Lamanya auditor / umur audit, semakin lama maka semakin rendah

kualitas auditnya.

b. Jumlah klien, semakin banyak maka semakin baik kualitas

auditnya.

c. Kesehatan keuangan klien, makin sehat ada kecenderungan kien

menekan auditor untuk mengikuti standar yang berlaku.

d. Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila

direview oleh pihak ketiga.

Page 44: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kualitas audit juga dapat diukur dengan menggunakan proksi

ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), apakah KAP tersebut masuk dalam

KAP The Big Four atau tidak (Susiana dan Herawaty, 2007). Craswell

(1995) dalam Praptitorini dan Januarti (2007) menggunakan spesialisasi

industri untuk mengukur kualitas audit yaitu dengan prosentase jumlah

perusahaan yang diaudit oleh sebuah KAP dalam satu jenis industri.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Mayangsari (2003) dan hasilnya

tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Salah satu prinsip utama yang disarankan oleh OECD untuk pembuat

kebijakan corporate governance adalah didasarkan pada keterbukaan dan

transparansi. Beberapa literatur telah membuktikan bahwa tingkat pajak

yang tinggi akan diikuti dengan meningkatnya tingkat penghindaran dan

penggelapan pajak. Seperti telah diungkapkan bahwa strategi penghematan

pajak mendorong manajer untuk mengaburkan beberapa transaksi atau

keperluan dari beberapa transaksi tersebut (Chai dan Liu, 2010). Dalam

artikelnya Sartori (2010) mengungkapkan bahwa tindakan manajemen

tersebut berdampak buruk pada keakuratan pengungkapan, karena para

manajer dipaksa untuk memanipulasi hasil keuangan dan operasional

dalam rangka untuk mengaburkan transaksi tertentu, selain itu strategi

penghematan pajak yang agresif menimbulkan resiko yang tidak dapat

diungkapkan (Khurana dan Moser, 2009).

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar lebih independen karena

lebih dapat bertahan dari tekanan manajer untuk tidak melaporkan adanya

Page 45: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelanggaran (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Kurniasih dan Siregar,

2007), sehingga mengindikasikan bahwa kualitas audit meningkat dengan

ukuran KAP.

Selama bertahun-tahun penelitian-penelitian yang ingin menguji

apakah kualitas audit berhubungan dengan variabel dependen tertentu,

para peneliti menggunakan ukuran walau bukan satu-satunya, yaitu ukuran

dari kantor akuntan publik sebagai proksi dari variabel kualitas audit

(Widiastuty dan Febrianto, 2010).

Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four

menurut beberapa referensi dipercaya lebih berkualitas sehingga

menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya, oleh karena itu diduga

perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four (PriceWaterhouseCooper

- PWC, Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young-E&Y)

memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan dengan

perusahaan yang diaudit oleh KAP non The Big Four.

KAP The Big Four adalah oligopoly industry akuntansi dan jasa

profesional karena mereka menguasai sebagian besar pasar, yaitu

perusahaan go public (terdaftar di pasar modal) di seluruh dunia, dan

perusahaan privat besar lainnya.

D. Pengukuran Tax Avoidance

1. Book Tax Gap

Page 46: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peneitian terkait tax avoidance sebelumnya telah dilakukan oleh Desai

dan Dharmapala (2007); Sartori (2010); Friese, Link dan Mayer (2006);

Chen dan Chu (2010); Bovi (2005); Chai dan Liu (2010); Kim, Li dan Li*

(2010); Crocker dan Slemrod (2003); dll. Pengukuran terkait tax

avoidance dilakukan dengan menggunakan proksi book tax gap sebagai

alat ukur. Book tax gap merupakan kesenjangan atau perbedaan antara

laba komersial yang dilaporkan dalam laporan laba rugi menurut peraturan

akuntansi dengan laba fiskal atau laba yang dilaporkan dalam laporan laba

rugi untuk kepentingan perpajakan yang disusun berdasarkan peraturan

perpajakan negara yang bersangkutan Bovi (2005).

Metode pengukuran ini menarik minat para peneliti untuk

mendalaminya dan telah menjadi proksi untuk mengukur tax avoidance

karena pajak yang dibayar ke pemerintah tidak dapat diketahui secara

langsung maka diperlukan suatu taksiran dengan pendekatan “grossup”

(Manzon dan Plesko, 2002) yang juga dilakukan oleh Desai dan

Dharmapala (2007), metode ini mengrossup beban pajak (tax expense)

atau utang pajak (tax liability) dengan memakai tarif pajak. Selanjutnya

untuk mencari estimasi book tax gap, dilakukan dengan cara

mengurangkan penghasilan kena pajak (taxable income) dari laba sebelum

pajak yang di laporkan di laporan laba rugi (pretax financial income).

Perbedaan antara laporan keuangan dan fiskal disebabkan karena

dalam penyusunan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan

Page 47: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan asumsi

akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan pajak.

2. Akuntansi Pajak Penghasilan di Indonesia dan PSAK No. 46

Dikutip dari penelitian Pohan (2008), di Indonesia dengan

dikeluarkannya PSAK No.46 mengenai Akuntansi Pajak Penghasilan

yang mulai berlaku 1 Januari 1999 telah membawa perubahan yang berarti

tentang tata cara penyajian pajak pada laporan keuangan. Pada tahun-tahun

sebelumnya pajak yang dilaporkan adalah pajak yang dibayar dimuka

sampai dikeluarkan SKP Rampung oleh Kantor Pelayanan Pajak, oleh

karena itu laba sebelum pajak selalu menjadi bottom line laporan laba rugi.

Harnanto (2003) dalam Pohan (2008), menyatakan perubahan sistem

pemungutan pajak dari sistem MPS-MPO menjadi self assessment pada

tahun 1984, mendorong praktek pelaporan keuangan untuk mulai

menyajikan beban PPh dalam laporan laba rugi tetapi dengan jumlah yang

ditaksir, diikuti dengan pelaporan taksiran utang PPh di neraca. Praktik

pelaporan Pajak Penghasilan tersebut terus dilakukan hingga PSAK No.16

diterbitkan (khususnya paragraf 77). PSAK No.16 paragraf 77

memberikan kebebasan perusahaan untuk melaporkan beban pajak

penghasilan dalam laporan laba rugi : (a) sebesar jumlah yang dihitung

berdasarkan laba fiskal (tanpa alokasi pajak antar periode), atau (b)

sebesar jumlah yang dihitung berdasarkan laba akuntansi (Pohan 2008).

Alokasi pajak antar periode menurut PSAK No.46 diawali dengan

adanya keharusan bagi perusahaan untuk mengakui aktiva dan kewajiban

Page 48: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pajak tangguhan yang harus dilaporkan di neraca. Konsekuensi pajak di

masa mendatang atas efek kumulatif perbedaan temporer pengakuan

penghasilan dan beban untuk tujuan akuntansi dan tujuan fiskal adalah

dengan pengakuan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan. Efek perubahan

perubahan temporer yang terefleksi pada kenaikan atau penurunan aktiva

dan kewajiban pajak tangguhan harus diperlakukan sebagai beban pajak

tangguhan (deferred tax expenses) atau penghasilan pajak tangguhan

(deferred tax income) dan dilaporkan dalam laporan laba-rugi tahun

berjalan bersama-sama beban pajak kini (current tax expenses), dengan

penyajian secara terpisah (Pohan, 2008). Berdasarkan PSAK No.46, Pajak

Penghasilan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi akan menunjukkan :

a. Beban pajak kini ditambah beban pajak tangguhan, atau

b. Beban pajak kini dikurangi penghasilan pajak tangguhan.

E. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Sejumlah penelitian telah dilakukan tentang pengaruh corporate

governance terhadap tax avoidance kesimpulannya yang sangat meyakinkan.

Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Sartori (2010); Friese, Link dan

Mayer (2006); Chen dan Chu (2010); Bovi (2005); Chai dan Liu; Kim, Li dan

Li* (2010); Crocker dan Slemrod (2003); Khurana dan Moser (2009); Ralf

dan Chatelain(2010); dll. Beberapa diantaranya menyimpulkan bahwa ada

hubungan negatif antara corporate governance dan tax avoidance. Sesekali

lain menyimpulkan bahwa hubungan yang ada antara corporate governance

Page 49: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan tax avoidance adalah positif jika dan hanya jika diikuti dengan rendahnya

biaya agensi dan biaya transaksi (Sartori, 2010). Sejumlah penelitian yang

dilakukan di luar negeri telah menunjukkan bahwa dampak corporate

governance yang efektif negatif pada aktivitas tax avoidance.

Tindakan penghematan pajak yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan

di Indonesia dimaksudkan bukan untuk menggelapkan pajak, tapi lebih pada

tujuan penghematan besarnya beban pajak yang dibayar oleh perusahaan

dengan cara memanfaatkan celah pada peraturan perpajakan yang ada di

Indonesia (Suandy 2008). Beberapa negara termasuk Indonesia, celah antara

legal dan ilegalnya suatu tindakan penghematan pajak ini masih ambigu,

sehingga tidak disarankan bagi Wajib Pajak untuk menarik kesimpulan sendiri

terkait dengan undang-undang perpajakan. Lebih baik jika Wajib Pajak

melakukan crossceck terkait pemahaman undang-undang dengan otoritas

perpajakan (Khurana dan Moser, 2009). Sehingga meminimalkan

kemungkinan Wajib Pajak terjerumus dalam lingkaran ambiguitas yang

merugikan di masa yang akan datang.

Corporate governance secara komperhensif (bersama-sama) biasanya

diukur menggunakan proksi Corporate Governance Indeks (CGI) seperti yang

dilakukan oleh Arifin (2003) dan Khomsiyah (2003). Menurut Shen dkk

(2006) dalam Kurniasih dan Siregar (2007) menyebutkan bahwa corporate

governance dibagi dalam tiga area, yaitu : struktur kepemilikan, transparansi

informasi dan struktur dewan. Banyak penelitian terkait corporate governance

diantaranya dilakukan oleh Midiastuty dan Machfoedz (2003); Boediono

Page 50: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2006), variabel yang digunakan sebagai proksi corporate governance secara

partial (terpisah) untuk struktur kepemilikan yaitu kepemilikan institusional

dan kepemilikan manajerial untuk struktur dewan digunakan jumlah dewan

komisaris. Fala, (2007) juga menggunakan proksi yang sama terkait struktur

dewan. Jumlah komite audit juga digunakan sebagai proksi corporate

governance mengacu pada penelitian yang dilakukan Mayangsari (2003).

Transparansi informasi dapat diukur dengan kualitas audit. Dalam

penelitiannya Mayangsari (2003) mengungkapkan bahwa pengukuran kualitas

audit dapat dilakukan dengan menggunakan proksi spesialisasi industri dan

ukuran KAP. Tax avoidance diukur dengan menyimpulkan perbedaan terkait

laba yang dilaporkan ke pasar modal atau laba komersial dengan laba yang

dilaporkan dalam otoritas perpajakan atau laba fiskal atau book tax gap

(Desai dan Dharmapala, 2007; Bovi 2005; Chai dan Liu, 2010; Kim, Li dan

Li*, 2010).

Pengukuran ini menjadi hal yang sulit ketika data-data terkait proksi

corporate governance dan tax avoidance tidak disediakan oleh perusahaan.

Data-data yang dibutuhkan untuk mengukur corporate governance diperoleh

dari laporan tahunan perusahaan (annual report) yang terdaftar di BEI tahun

2008, apabila datanya tidak terdapat dalam website resmi BEI (www.idx.co.id)

maka dapat mencarinya di website resmi perusahaan terkait. Data laba fiskal

perusahaan diperoleh dari informasi yang terdapat pada laporan keuangannya,

sehingga seharusnya tidak ditemui kesulitan yang berarti terkait dengan laba

fiskal. Data yang harus dikumpulkan antara lain laporan keuangan (financial

Page 51: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

report) perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008 yang dapat di download

melalui website resmi BEI (www.idx.co.id) atau website resmi perusahaan

terkait, jika keduanya tidak menyajikan data tersebut maka dapat mencari data

tersebut di Indonesian Captial Market Directory (ICMD) untuk tahun 2008.

Penelitian terkait corporate governance telah banyak dilakukan di

Indonesia, antara lain dilakukan oleh Arifin (2003); Khomsiyah (2003);

Midiastuty dan Machfoedz (2003); Boediono (2006), menunjukkan betapa

pentingnya aktivitas ini dalam suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya

ketertarikan terhadap pemahaman terkait corporate governance sudah mulai

berkembang. Dalam artikelnya Sulistyanto dan Wibisono (2003) tentang

mekanisme corporate governance di Indonesia, mengkaji tentang berhasilkah

mekanisme good corporate governance ini apabila diterapkan di Indonesia

dan secara signifikan apakah akan mengurangi upaya rekayasa keuangan yang

dilakukan manajemen. Dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan

dugaan tersebut, karena dari hasil uji beda terbukti tidak adanya perbedaan

tingkat rekayasa antara sebelum dan sesudah kewajiban penerapan prinsip

tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa corporate governance yang baik

belum berhasil diterapkan di Indonesia. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh

Haruman (2008) yang mengkaji terkait pengaruh struktur kepemilikan

terhadap keputusan keuangan dan nilai perusahaan, tetapi analisis keterkaitan

antara mekanisme corporate governance terhadap kebijakan strategi

perpajakan agresif melalui tax avoidance belum banyak dikaji. Dibuktikan

dengan sulitnya mencari referensi dari Indonesia terkait interaksi dua variabel

Page 52: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengkaji interaksi antara

kedua variabel tersebut melalui penelitian ini.

Penelitian terkait corporate governance dan tax avoidance telah banyak

dilakukan di luar negeri. Penelitian yang dilakukan oleh Sartori (2010) tentang

Effects of Strategic Tax Behaviors on Corporate Governance menunjukkan

hasil yang signifikan bahwa strategi pajak strategis memiliki dampak yang

negatif terhadap corporate governance, karena cenderung meningkatkan biaya

agensi, biaya transaksi dan memiliki dampak negatif terhadap transparansi,

oleh karena itu tindakan anti tax avoidance memiliki dampak yang positif

terhadap corporate governance itu sendiri. Penelitian lain dilakukan oleh

Friese, Link dan Mayer (2006) mengenai Taxation and Corporate Governace.

Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa corporate governance berinteraksi

dengan perpajakan melalui bebagai cara. Hukum perpajakan mempengaruhi

struktur corporate governance suatu perusahaan dengan menawarkan hak

istimewa atas pajak. Di sisi lain struktur corporate governance memiliki

dampak pada cara suatu perusahaan mengelola urusan pajak mereka (Khurana

dan Moser, 2009). Hingga saat ini tidak ada analisis yang komprehensif

dilakukan terkait hal ini. Hasil dari penelitian ini yaitu peraturan pajak

cenderung untuk mendorong kompleksitas dan mengurangi transparansi.

Penelitian di Indonesia terkait pengaruh corporate governance terhadap

tax avoidance dilakukan oleh Pohan (2008). Dalam penelitiannya, variabel

tobin’s q dan perataan laba juga ikut disertakan. Penelitian ini mengkaji

pengaruh komponen corporate governance, tobin’s q dan perataan laba

Page 53: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap tax avoidance secara partial (terpisah) dan komperhensif (bersama-

sama).

Penelitian terkait tax avoidance masih sangat minim dilakukan di

Indonesia. Di luar negeri beberapa penelitian terkait tax avoidance adalah

terkait dengan etika tax avoidance dari sisi hukum, agama, ataupun

akuntansinya telah dilakukan. Penelitian terkait tax avoidance yang dilakukan

di luar negeri antara lain dilakukan Mc. Gee (2006 dan 2009). Dalam beberapa

jurnalnya Mc. Gee memaparkan tentang etika tax avoidance dari beberapa

sudut pandang, misalnya praktisi, perusahaan, mahasiswa hukum dan

ekonomi. Penelitian terkait pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan

dilakukan oleh Desai dan Dharmapala (2007). Dalam penelitiannya mereka

mengkaji sejauh mana pengaruh tax avoidance mempengaruhi tidakan dan

nilai dari investor dan pemegang saham. Hasilnya menunjukkan tidak

ditemukannya transfer nilai dari kegiatan tersebut terhadap para pemegang

saham. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada respons yang baik dari para

pemegang saham terkait dengan kegiatan tersebut, sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa tindakan tax avoidance tersebut tidak disukai oleh para

pemegang saham.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa corporate governance

adalah proses di mana pelaksanaan perusahaan dikendalikan dan diawasi.

Ketika diskusi pelaksanaan usaha, maka perlu untuk memiliki sebuah gagasan

tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan utama perusahaan.

Dalam diskusi umum tentang corporate governance beberapa pertanyaan akan

Page 54: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

muncul terkait apakah pemegang saham hanya harus menjadi patokan utama

dalam melakukan usaha atau apakah kepentingan stockholder harus

diperhitungkan juga.

Sebuah aspek khusus dari pertanyaan adalah apakah Wajib Pajak ini tahu

bahwa telah melanggar hukum pajak adalah salah satu pendapat yang sering

dikemukakan oleh para profesional pajak (Sartori, 2010). Chen dan Chu

(2010) juga menjelaskan bahwa tindakan tax avoidance akan membawa resiko

tersendiri bagi perusahaan yang mengakibatkan manajer harus bertanggung

jawab terhadap resiko tersebut, sehingga untuk meminimalkan resiko yang

ditimbukan oleh ketidaktahuan Wajib Pajak terkait tindakan tax avoidance

yang dilakukan maka analisis ini dilakukan. Menganalisis mekanisme struktur

corporate governance terkait tax avoidance dilakukan untuk meminimalisasi

ketidaktahuan tersebut, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip corporate

governance yang sesuai. Secara khusus, corporate governance menjadi faktor

denominator penting dalam penilaian yang mengharapkan adanya

penghematan pajak (Desai dan Dharmapala, 2007).

Sesuai dengan telaah literatur yang telah dikemukakan di atas dan dengan

melihat hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh corporate

governance terhadap tax avoidance, maka penulis mengembangkan kerangka

teoritis terkait penelitian tentang pengaruh corporate governance terhadap tax

avoidance sebagai dasar penentuan hipotesis, dalam bentuk diagram

sistematik melalui bagan yang digambarkan sebagai berikut ini :

Page 55: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar II. 1 Kerangka Teoritis Hubungan antar Variabel

Variable Independen Variabel Dependen

Berdasarkan kerangka teoritis hubungan antar variabel di atas, maka

hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari konsentrasi kepemilikan

institusional terhadap aktivitas tax avoidance;

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari prosentase dewan

komisaris independen terhadap tax avoidance;

Corporate Governance :

1. Kepemilikan Institusional

2. Dewan Komisaris

· Prosentase Dewan Komisaris

Independen

· Jumlah Dewan Komisaris

3. Kualitas Audit

4. Komite Audit

Tax Avoidance

(Book Tax Gap)

Page 56: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah dewan komisaris

terhadap tax avoidance;

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari jumlah komite audit

terhadap tax avoidance;

H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas audit terhadap

aktivitas tax avoidance.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing study)

yaitu menjelaskan sifat dari hubungan tertentu atau juga bisa menetapkan

Page 57: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perbedaan antara dua faktor independen atau lebih dalam sebuah situasi

(Sekaran, 2006). Pengujian ini mencoba menjelaskan pengaruh corporate

governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, komite audit,

kualitas audit dan dewan komisaris terhadap tax avoidance yang diproksikan

dengan book tax gap yaitu beda antara laba komersial yang dilaporkan dalam

laporan laba rugi komersial terhadap laba fiskal yaitu laba yang dilaporkan

dalam laporan laba rugi untuk tujuan perpajakan.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data

Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal

minat yang ingin diinvestigasi oleh peneliti (Sekaran, 2006). Populasi

penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2008. Seluruh data yang digunakan dalam

penelitian merupakan data sekunder dan diambil dari laporan keuangan

(financial report), dan laporan tahunan (annual report) perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008.

Sampel adalah sebagian dari populasi (Mustafa, 2000), artinya tidak

akan ada sampel jika tidak ada populasi. Ukuran sampel yang digunakan

dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pendapat Slovin dalam hal jumlah

sampel (Suliyanto, 2006).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

disproportionate stratified random sampling, karena unsur populasi

berkarakteristik heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang

Page 58: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil

sampel dengan stratified random sampling (Mustafa, 2000). Disproportionate

stratified random sampling merupakan teknik yang digunakan jika populasi

memiliki strata, tetapi anggota setiap strata memiliki jumlah yang tidak

proporsional (Suliyanto, 2006), oleh karena itu perwakilan setiap strata dalam

sampel secara proporsional akan mengakibatkan strata dengan jumlah yang

terlalu kecil tidak dapat terwakili.

Penelitian ini menggunakan data semua jenis perusahaan untuk tahun

2008 karena alasan agar penelitian ini dapat mewakili semua karakteristik

industri pada hasil penelitiannya, selain itu semua jenis perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasti melakukan kegiatan perpajakan,

sehingga memungkinkan dapat diperoleh jumlah sampel yang representative

dan hasil penelitian yang baik dalam aspek statistiknya. Penelitian ini

menggunakan variabel independen corporate governance dan variabel

dependennya adalah tax avoidance, oleh karena itu 2008 dipilih sebagai tahun

yang digunakan dalam penelitian ini karena melihat kelengkapan data yang

tersedia dalam website masing-masing perusahaan maupun website resmi

Bursa Efek Indonesia atau BEI (www.idx.co.id).

C. Jenis dan Sumber Data

Data penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder (Cooper dan Schindler, 2006). Data primer adalah merupakan data

yang berasal langsung dari responden terkait bisa dilakukan dengan kuisioner

Page 59: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ataupun wawancara. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung dari responden yaitu berdasarkan informasi yang tersedia. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan cara mencatat

data yang tersedia dalam laporan-laporan, catatan dan arsip yang diperoleh

dari beberapa sumber seperti perpustakaan FE UNS, internet dan sumber-

sumber lain yang berkaitan. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Data perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2008. Data berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan

keuangan (financial report) diperoleh dari website resmi BEI yaitu

www.idx.co.id dan dari website resmi masing-masing perusahaan apabila

data tidak tersedia di website resmi BEI .

2. Data non-keuangan terkait dengan corporate governance diperoleh dari

annual report yang diperoleh dari hasil download pada website resmi

Bursa Efek Indonesia atau BEI (www.idx.co.id) dan website resmi

masing-masing perusahaan. Data keuangan untuk keperluan penghitungan

book tax gap diperoleh dari laporan keuangan (financial report)

perusahaan yang di download dari website resmi Bursa Efek Indonesia

atau BEI (www.idx.co.id) dan website resmi masing-masing perusahaan.

D. Definisi Variabel dan Pengukurannya

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Page 60: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

corporate governance. Pengukuran corporate governance menggunakan

proksi antara lain kepemilikan institusional, komite audit, kualitas audit

dan dewan komisaris. Pengukuran terhadap corporate governace dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Kepemilikan Institusional

Besar kecilnya pengaruh variabel kepemilikan institusional sebagai

proksi corporate governance dalam penelitian ini akan diukur

menggunakan prosentase kepemilikan institusional terhadap

perusahaan secara keseluruhan. Menurut Khurana dan Moser (2009)

besar kecilnya kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi

kebijakan agresif yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian

ini kepemilikan institusional diukur menggunakan prosentase

kepemilikan institusional dan akan dilambangkan dengan INSTit.

b. Struktur Dewan Komisaris

Keberadaan variabel dewan komisaris yang menunjang kinerja

perusahaan dan meningkatkan efektifitas aktifitas monitoring diukur

dengan menggunakan jumlah dewan komisaris yang ada dalam suatu

perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Data terkait jumlah

dewan komisaris dapat ditemukan dalam laporan tahunan (annual

report) perusahaan yang diperoleh melalui download pada situs resmi

Page 61: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bursa Efek Indonesia atau BEI (www.idx.co.id) dan website resmi

masing-masing perusahaan. Dalam penelitian ini jumlah dewan

komisaris dilambangkan dengan DKit.

Dalam penelitian ini variabel struktur dewan komisaris juga

diproksikan dengan prosentase keberadaan dewan komisaris

independen dalam suatu perusahaan terhadap jumlah total dewan

komisaris sebagai proksi corporate governance (Mayangsari, 2003).

Dalam penelitian ini variabel dewan komisaris independen

dilambangkan dengan INDPit.

c. Komite Audit

Kehadiran komite audit diharapkan dapat memberikan pandangan

mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan kebijakan

keuangan, akuntansi dan pengendalian intern (Mayangsari, 2003).

Dalam penelitian ini digunakan jumlah komite audit dalam suatu

perusahaan sebagai alat ukur dan dilambangkan dengan KOMITEit.

d. Kualitas Audit

Kualitas audit biasa diukur berdasarkan besar kecilnya ukuran

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit pada suatu

perusahaan (Widiastuty dan Febrianto), jika perusahaan diaudit oleh

Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four, maka akan lebih

independen karena lebih dapat bertahan dari tekanan manajer untuk

Page 62: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melaporkan adanya pelanggaran (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam

Kurniasih dan Siregar, 2007).

Untuk penelitian ini perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan

Publik (KAP) The Big Four yaitu PriceWaterhouseCooper-PWC,

Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young-E&Y akan diberi

nilai 1, dan apabila tidak diaudit oleh keempat Kantor Akuntan Publik

(KAP) di bawah lisensi KAP The Big Four akan diberi nilai 0. Dalam

penelitian ini kualitas audit dilambangkan dengan AUDITit.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan penelitian ini adalah tax

avoidance. Pengukuran aktivitas tax avoidance diukur dengan

menggunakan proksi kesenjangan atau beda dari laba akuntansi dan laba

fiskal (book tax gap). Dalam menghitung book tax gap digunakan

perhitungan matematis sederhana dari laba sebelum pajak dalam laporan

laba rugi komersial terhadap laba fiskal perusahaan. BTGit digunakan

dalam penelitian ini untuk melambangkan proksi book tax gap.

Book Tax Gap = EBIT – Laba Kena Pajak

E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai

mean, minimum, maksimum dan standar deviasi dari variabel-variabel

penelitian.

Page 63: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas Data

Tujuan dari uji normalitas data adalah untuk menguji

kenormalan distribusi data dalam model regresi pada variabel

penganggu atau variabel residual (Ghozali, 2009). Pengujian ini

bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen

dan independen memiliki distribusi normal.

Pengujian terhadap normalitas data menggunakan uji

Kolmogrov Smirnov, dengan membandingkan nilai p value dengan

tingkat signifikansi 5%. Jika p value > 5% maka data berdistribusi

normal.

b. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan uji yang digunakan dengan tujuan

menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel

independen (Ghozali, 2009). Tidak adanya korelasi antar variabel

independen menunjukkan model regresi yang baik. Problem

multikolinieritas terjadi ketika ada hubungan korelasi antar

variabel independen.

Untuk membantu penghitungannya maka digunakan SPSS 16

sebagai alat bantu penilaian tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Pengukuran terhadap variabilitas variabel

Page 64: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

indepenen lainnya menggunakan fungsi tolerance. Nilai tolerance

yang rendah maka sama dengan nilai VIF tinggi karena nilai

tolerance berbanding terbalik terhadap VIF (VIF = 1/tolerance).

Nilai cutoff yang digunakan adalah nilai tolerance < 0,10 atau

sama dengan nilai VIF > 10. Variabel independen yang memiliki

nilai tolerance kurang dari 0.10, dan ada variabel independen yang

memiliki nilai VIF lebih dari 10, maka terjadi problem

multikolinieritas begitu juga sebaliknya.

c. Autokorelasi

Pengujian autokorelasi menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya), jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Pengujian ada tidaknya autokorelasi, menggunakan uji Durbin-

Watson. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

adanya autokorelasi (Ghozali, 2009).

Alat bantu SPSS 16 digunakan oleh peneliti untu melakukan uji

Durbin-Watson, dengan buku Ghozali (2009) sebagai acuannya,

ketentuannya bahwa sebuah model regresi telah terbebas dari

autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson berada lebih dari nilai dU

dan lebih kecil dari nilai 4 – dU.

dU < Durbin-Watson < 4 - dU

Page 65: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas digunakan untuk melihat apakah

spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak sehingga

diperoleh informasi apakah fungsi yang digunakan sebaiknya

memiliki bentuk linier, kuadrat atau kubik. Pengujian yang

digunakan adalah menggunakan grafik scatterplot. Grafik

scatterplot ini dihasilkan dengan menggunakan program aplikasi

SPSS 16. Pola tertentu pada grafik scatterplot marupakan alat

deteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas, jika ada pola tertentu

seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur

maka hal itu mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas, jika

tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas atau

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedasitas.

3. Uji Hipotesis

Sesuai dengan kerangka teoritis serta hipotesis yang sudah

dijelaskan sebelumnya, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan metode analisis regresi linier sederhana. Program

aplikasi SPSS 16 digunakan sebagai alat bantu dalam pengujian ini.

Koefisien korelasi diperoleh dari hasil regresi yang ditunjukkan oleh

output yang disebut coefficient atau nilai beta. Pengaruh variabel

independen terhadap variabel depenen dapat dijelaskan melalui

Page 66: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

koefisien tiap regresi. Besarnya koefisien regresi diperoleh dari

persamaan regresi sebagai berikut :

BTGit = a0 + a1INSTit + a2INDPit + a3DKit + a4KOMITEit + a5AUDITit + ε

Di mana :

BTG = Book tax gap.

INST = Kepemilikan institusional.

INDP = Prosentase dewan komisaris independen.

DK = Jumlah dewan komisaris.

KOMITE = Jumlah komite audit.

AUDIT = Kualitas audit

ε = Error term

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate

governance terhadap tax avoidance pada semua jenis perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008. Pengujian dilakukan dengan menguji

pengaruh nilai corporate governance sebagai variabel independen yang

diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite audit dan

kualitas audit terhadap variabel dependen yang diproksikan dengan book tax gap.

Page 67: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ukuran sampel menggunakan ukuran sampel menurut pendapat Slovin. Teknik

sampling menggunakan metode disproportionate stratified random sampling.

Pada bab ini akan diuraikan deskripsi data, pengujian hipotesis dan

pembahasannya. Pengujian data dengan model analisis regression menggunakan

software SPSS 16.

A. Deskripsi Data

Deskripsi mengenai data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

seleksi sampel dan analisis deskriptif.

1. Seleksi Sampel

Populasi penelitian merupakan semua jenis perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008. Penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan (financial report)

dan laporan tahunan (annual report) untuk tahun 2008 yang

dipublikasikan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)

www.idx.co.id dan atau website resmi masing-masing perusahaan. Ada

393 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008.

Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan pendapat Slovin

(Suliyanto, 2006) sebagai patokan dengan perhitungan jumlah sampel.

Perhitungannya sebagai berikut :

Page 68: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah sampel minimal yang harus diambil adalah 198. Dalam penelitian

ini dilakukan pembulatan, sehingga menggunakan 200 sampel perusahaan.

Seleksi pemilihan sampel menggunakan metode disproportionate

stratified random sampling.

TABEL IV.1

Seleksi Pemiihan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan di BEI

Jumlah Sampel

o Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008

o Sampel dikeluarkan karena menggunakan satuan selain Rupiah

o Jenis Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008 : 1. Agriculture, forestry and fishing 2. Animal feed and husbandry 3. Mining and mining service 4. Constructions 5. Manufacturing 6. Transportation service 7. Telecommunication 8. Whole sale and retail trade 9. Banking

10. Credit, agencies other than bank 11. Securities 12. Insurance 13. Real estate and property 14. Hotel and travel service 15. Holding and other investment

companies 16. Other

Total Sampel

393

(11)

282 10 6 14 9

149 12 6 23 30 16 15 10 46 10 5 20

393

6 4 8 7 62 8 5 13 16 9 8 6 26 7 3 12 200

Page 69: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Statistik Deskriptif

Descriptive statistic yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

nilai mean, maksimum, minimum dan standar deviasi dari variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti ditunjukkan dalam

tabel di bawah ini.

TABEL IV.2 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BTG 200 -7.243E12 1.0875E13 1.963E11 1.48512E12

INST 200 .00 .99 .6815 .20802

INDP 200 .26 .54 .3877 .07380

DK 200 2.00 10.00 6.0150 2.19519

KOMITE 200 .00 8.00 3.2300 .80019

AUDIT 200 .00 1.00 .4500 .49874

Valid N (listwise) 200

Dari hasil statistik deskriptif di atas, dapat dilihat bahwa untuk

variabel dependen book tax gap (BTGit) rata-rata perusahaan memiliki

nilai BTGit sebesar 1.963E11. Perusahaan yang memiliki nilai BTGit

terbesar adalah PT. Yulie Sekurindo Tbk., yaitu sebesar 1.0875E13.

Perusahaan yang memiliki nilai BTGit terendah adalah PT. Bank Mandiri

Tbk. yaitu sebesar -7.243E12. Nilai BTGit merupakan taksiran besar

kecilnya kebijakan pajak agresif yang dilakukan perusahan (Pohan, 2008).

Variabel independen pertama kepemilikan institusional (INSTit)

nilai paling besar dimiliki oleh PT. Courts Indonesia Tbk., yaitu sebesar

99%. Nilai INSTit yang paling rendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif

Page 70: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Internasional Tbk. sebesar 0 %. Rata-rata nilai INSTit yang dimiliki oleh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008

adalah sebesar 68,15 %.

Nilai prosentase keberadaan dewan komisaris independen (INDPit)

paling tinggi dimiliki oleh PT. Bakrie Telkom Tbk, yaitu sebesar 54 %.

Nilai INDPit yang paling rendah dimiliki oleh Bank Eksekutif

Internasional Tbk. sebesar 26 %, sedangkan rata-rata nilai INDPit yang

dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2008 adalah sebesar 38,77 %.

Variabel jumlah dewan komisaris (DKit) yang paling tinggi antara

lain dimiliki oleh PT. International Nickel,PT. Astra Internasional, PT.

Indofood Sukses Makmur, PT. Exelcomindo, PT. Indosat, PT. Singer

Indonesia, PT. Bank Agro Niaga, PT. Asuransi Bintang, dan PT. Island

Concept, yaitu sebanyak 10. PT. Median Nusantara, PT. Anta Express and

Travel, PT. Lippo Karawaci, PT. Bhuwanatala Indah Permai, PT. Panca

Global Securities, PT. Bank UOB Buana, PT. Bank Artha Graha

Internasional, PT. Pelayaran Emas Tempuran, PT. Humpuss Intermoda

Transport, PT. Titan Kimia Nusantara, PT. Intikeramik Alamsari

Industry,dan PT. Asahimas Flat Glass memiliki nilai DKit paling rendah,

yaitu hanya sebanyak 2. Nilai rata-rata (mean) untuk DKit yang dimiliki

oleh perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebesar 6,0150.

Page 71: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jumlah komite audit (KOMITEit) paling besar yaitu sebesar 8.

Sementara nilai KOMITEit yang paling rendah sebesar 0. Untuk rata-rata

nilai KOMITEit yang dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun

2008 adalah 3,23.

Variabel independen terakhir adalah kualitas audit (AUDITit),

variabel ini merupakan variabel dummy yang nilainya hanya 1 dan atau 0,

sehingga nilai maksimumnya adalah 1 dan minimumnya adalah 0.

Perusahaan yang di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big

Four adalah sebesar 45% dan sisanya sebanyak 65% diaudit oleh KAP

selain The Big Four.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui alat uji analisis yang

digunakan untuk melakukan uji coba (parametric atau non parametric)

disebut uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pengujian ini memiliki

tujuan untuk menguji suatu model regresi apakah dalam model tersebut

variabel dependen dan independen telah memiliki distribusi normal. Uji

normalitas tersebut ditunjukan pada tabel berikut.

TABEL IV.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 200

Normal Parametersa Mean .0000000

Page 72: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Std. Deviation 4.65443155

Most Extreme Differences

Absolute .079

Positive .079

Negative -.049

Kolmogorov-Smirnov Z 1.120

Asymp. Sig. (2-tailed) .163

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel IV.3 dapat dilihat besarnya nilai statistik Kolmogorov-

Smirnov untuk variabel book tax gap (BTGit) adalah KS = 1.120 dengan p

= 0,163. Jika digunakan tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05; ternyata

nilai p untuk variabel BTGit yaitu (0,163) adalah lebih besar dari α (0,05);

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel BTGit memiliki distribusi

normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan

menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen

(Ghozali, 2009:95). Berdasarkan hasil analisis regresi dengan program

SPSS 16 diperoleh nilai Tolerance dan VIF untuk masing-masing variabel

bebas sebagai berikut.

Tabel IV.4

Tabel Uji Multikolineritas

Page 73: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Model

Collinierity Statistic

Tolerance VIF

INST .938 1.066 INPD .937 1.067 DK .955 1.048 KOMITE .883 1.133 AUDIT .857 1.167

Melalui tabel uji multikolinieritas (Tabel IV.4) dapat dilihat bahwa,

Tolerance variabel bebas > 0,10 dan VIF variabel bebas < 10, sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak saling berkorelasi secara

signifikan. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa, data yang dianalisis

memenuhi asumsi multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Ghozali (2009) menjelaskan bahwa tujuan uji autokorelasi adalah

untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Hasil uji autokorelasi terhadap model regresi, dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL IV.5 Tabel Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .393a .154 .133 4.037E11 1.956

Page 74: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .393a .154 .133 4.037E11 1.956

a. Predictors: (Constant), AUDIT, INPD, DK, INST, KOMITE

b. Dependent Variable: BTG

Tabel uji IV.5 menunjukkan besarnya nilai Durbin-Watson hasil

uji autokorelasi untuk variabel BTGit adalah (1.956). Menggunakan lima

proksi variabel independen dan sampel berjumlah 200, maka didapatkan

nilai dL = 1,623 dan nilai dU = 1,725. Nilai dw yang berada pada daerah dU

< dw < 4-dU dapat disimpulkan model regresi terbebas dari problem

autokorelasi dan layak digunakan. Dalam penelitian ini, nilai Durbin-

Watson harus berada diantara 1,725 (dU) dan 2,275 (4-dU), agar tidak

mengalami masalah autokorelasi. Hasil analisis menunjukkan nilai

Durbin-Watson untuk variabel dependen BTGit telah berada diantara 1,725

(dU) dan 2,275 (4-dU), sehingga dapat disimpulkan model regresi terbebas

dari problem autokorelasi dan layak digunakan.

4. Uji Heteroskedasitas

Model regresi dikatakan baik jika homokedastisitas yaitu varian

residual satu pengamatan ke pengamatan lain jumlahnya tetap (Ghozali,

2009). Asumsi ini diuji menggunakan grafik Scatterplot. Grafik

Scatterplot menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar

Page 75: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan

tidak terjadi heterokedastisitas.

GAMBAR IV.1

Gambar IV.1 memperlihatkan grafik-grafik scatterplot dari

variabel dependen yaitu BTGit. Dari grafik scatterplot tersebut dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, hal ini berarti bahwa model penelitian ini telah terbebas dari

heteroskedastisitas.

C. Uji Hipotesis

1. Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2)

Untuk mengukur besarnya prosentase sumbangan variabel-variabel

independen (INSTit, INDPit, DKit, KOMITEit, AUDITit) terhadap naik

turunnya variabel dependen book tax gap (BTGit) digunakan nilai

koefisien Adjusted R2. Dari hasil uji menggunakan SPSS 16.0 yang

diperlihatkan oleh tabel dibawah ini, dapat dilihat besarnya nilai Adjusted

R2 adalah 0,133 hal ini berarti variabel-variabel independen dapat

menjelaskan variasi variabel book tax gap (BTGit) sebesar 13%. Sisanya

Page 76: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebesar 87% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain di luar model

regresi.

TABEL IV.6

2. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Dari uji koefisien regresi simultan (uji F), dapat dilihat pada tabel

anova di bawah bahwa didapatkan nilai F sebesar 8.840 dengan tingkat

probabilitas 0,000 (signifikansi). Nilai p-value lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5%, artinya bahwa variabel-variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

TABEL IV.7

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1714053.960 5 342810.792 8.840 .000a

Residual 7523033.299 194 38778.522

Total 9237087.258 199

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .393a .154 .133 4.037E11 1.956

a. Predictors: (Constant), AUDIT, INPD, DK, INST, KOMITE

b. Dependent Variable: BTG

Page 77: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1714053.960 5 342810.792 8.840 .000a

Residual 7523033.299 194 38778.522

Total 9237087.258 199

a. Predictors: (Constant), AUDIT, INPD, DK, INST, KOMITE

b. Dependent Variable: BTG

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

TABEL IV.8

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 160.381 124.052 1.293 .198

INST -119.244 69.291 -.115 -1.721 .087 .938 1.066

INPD -39.463 195.380 -.014 -.202 .840 .937 1.067

DK 7.507 6.509 .076 1.153 .250 .955 1.048

KOMITE 67.458 18.566 .251 3.633 .000 .883 1.133

AUDIT 119.754 30.235 .277 3.961 .000 .857 1.167

a. Dependent Variable: BTG

Temuan penelitian ini adalah bahwa variabel kepemilikan

institusional (INSTit) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel book

tax gap (BTGit). INSTit memiliki nilai signifikansi (0,008) yaitu INSTit >

5%. Keberadaan pemilik institusional tersebut mengindikasikan adanya

Page 78: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tekanan dari pihak institusional kepada manajemen perusahaan untuk

melakukan kebijakan pajak yang agresif untuk memaksimalkan perolehan

laba untuk investor institusional (Khurana dan Moser, 2009). Hal ini

sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu seperti yang dipaparkan oleh

Pohan (2008) dalam artikelnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian sebelumnya, antara lain penelitian Shleifer dan Vishney (1986),

dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemilik institusional memainkan

peran penting dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi

manajer. Seharusnya hal ini dapat memaksa manajemen untuk

menghindari perilaku mementingkan diri sendiri, tapi pemilik institusional

ini juga memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen membuat

keputusan yang dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham

institusional, karena terkonsentrasinya struktur kepemilikan belum mampu

memberikan kontrol yang baik terhadap tindakan manajemen atas sikap

opportunitiesnya dalam melakukan manajemen laba (Isnanta, 2008). Jasen

dan Meckling (1976) dalam Sujoko (2006) memaparkan bahwa hasil

temuan penelitian ini menjadi tidak mendukung agency theory, karena

berdasarkan agency theory diprediksi terjadi pemisahan dengan fungsi

pengelolaan, tetapi hasil penemuan menunjukkan peranan pendiri

perusahaan sangat dominan dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Nilai signifikansi variabel dewan komisaris independen (INDPit)

terhadap book tax gap (BTGit) adalah (0,840), sehingga hipotesis kedua

(H2) ditolak karena INDPit > 5%. Temuan penelitian ini adalah semakin

Page 79: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

besar prosentase variabel INDPit yang berasal dari luar perusahaan

menuntut manajemen bekerja lebih efektif dalam pengawasan dan

pengendalian pengelolaan perusahaan oleh direksi dan manajer, sehingga

keberadaan mereka tidak hanya menjadi simbol semata. Hasilnya kenaikan

prosentase dewan komisaris independen terhadap jumlah dewan komisaris

secara keseluruhan tidak signifikan mempengaruhi kebijakan tax

avoidance yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Penelitian Antonia

(2008) menunjukkan bahwa dewan komisaris independen yang

merupakan bagian dari komisaris perseroan tidak melakukan fungsi

pengawasan secara baik terhadap manajemen. Hasil penelitian

Widianingdyah (2002) dalam Antonia (2008) juga yang menyatakan

bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak signifikan

mempengaruhi manajemen laba, sehingga adanya manipulasi dalam

menyajikan laporan keuangan yang mungkin dilakukan manajemen tidak

dapat dikendalikan oleh jumlah anggota dewan komisaris independen

yang semakin besar. Hal ini memberikan kesempatan bagi manajer untuk

melakukan aktivitas manipulasi laba dan nantinya akan menguntungkan

perusahaan dalam hal perpajakan.

Signifikansi variabel jumlah dewan komisaris (DKit) terhadap book

tax gap (BTGit) adalah (0,250), yaitu DKit > 5%. Hasil pengujian ini dapat

ditarik kesimpulan bahwa hipotesis ketiga (H3) ditolak. Hasil data statistik

terkait jumlah dewan komisaris adalah tidak signifikan menunjukkan

bahwa banyak sedikitnya jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan

Page 80: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak secara signifikan mempengaruhi penurunan aktivitas tax avoidance.

Berdasarkan 200 sampel yang diteliti, 56% perusahaan yaitu 112

perusahaan, sebagian saham yang beredar dimiliki oleh insider ownership

yaitu dewan komisaris. Dewan komisaris yang berperan sebagai pemegang

saham cenderung menginginkan hasil yang lebih besar, dengan kewajiban

pajak yang lebih kecil. Dalam penelitian Sefiana (2010) jumlah dewan

komisaris pada perusahaan sampel tidak berpengaruh untuk mengurangi

manajemen laba. Hal ini memberikan kesempatan bagi manajer untuk

melakukan aktivitas manipulasi laba dan nantinya akan menguntungkan

perusahaan dalam hal perpajakan. Penelitian yang dilakukan Nasution dan

Setyawan (2007) dalam Sefiana (2010) memaparkan bahwa kondisi

tersebut dapat disebabkan karena sulitnya koordinasi antar anggota dewan

tersebut dan hal ini menghambat proses pengawasan yang harusnya

menjadi tanggung jawab dewan komisaris. Banyak atau sedikitnya

jumlah dewan komisaris dalam suatu perusahaan bukanlah menjadi

faktor penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen

perusahaan, sehingga dapat ditarik garis merah bahwa efektivitas

mekanisme pengendalian aktivitas tax avoidance tergantung pada nilai,

norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu perusahaan serta

peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendalian terhadap

manajemen.

Hipotesis keempat (H4) ini diterima karena nilai probabilitas

KOMITEit < 5% yaitu (0,000). BEI mensyaratkan paling sedikit komite

Page 81: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

audit harus tiga orang, kurang dari tiga orang maka tidak sesuai dengan

peraturan BEI (Pohan, 2008), jadi jika jumlah komite audit dalam suatu

perusahaan tidak sesuai dengan peraturan BEI maka akan meningkatkan

tindakan manajemen dalam melakukan minimalisasi laba untuk

kepentingan pajak (Pohan, 2008). Komite audit berfungsi memberikan

pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan

kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal perusahaan

(Mayangsari, 2003). Sriwedari (2009) dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa keberadaan komite audit yang fungsinya untuk meningkatkan

integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan tidak dapat berjalan dengan

baik apabila tidak ada dukungan dari seluruh elemen dari dalam

perusahaan.

Hipotesis kelima (H5) ini diterima dengan nilai signifikansi 0,000

di mana nilai probabilitas AUDITit < 5%. Hasil dari penelitian ini adalah

signifikan jadi apabila suatu perusahaan diaudit oleh Kantor Akuntan

Publik (KAP) The Big Four akan semakin sulit melakukan kebijakan pajak

agresif. Jika nominal pajak yang harus dibayar terlalu tinggi biasanya akan

memaksa perusahaan untuk melakukan penggelapan pajak, maka semakin

berkualitas audit suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung

tidak melakukan manipulasi laba untuk kepentingan perpajakan (Chai dan

Liu, 2010). Penelitian Antonius dalam Luhgiatno (2008) menjelaskan

bahwa kredibilitas pelaporan keuangan eksternal menjadi suatu

permasalahan bagi para pemakai informasi keuangan yang disebabkan

Page 82: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

oleh audit failures. Contohnya pada kasus Enron tahun 2000 yang

melaporkan pendapatannya lebih dari yang seharusnya dan dibenarkan

oleh Arthur Andersen sebagai auditor eksternalnya. Adanya manipulasi

pendapatan yang dilakukan nantinya juga dapat menguntungkan

perusahaan dalam hal pajak yang harus dibayar oleh Enron, sehingga tidak

menutup kemungkinan bahwa KAP yang bereputasi baik tidak melakukan

suatu tindak kecurangan. Kasus ini menjadi perhatian karena akibatnya

menjatuhkan reputasi Arthur Anderson (Luhgiatno, 2008).

Page 83: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV,

maka pada Bab V ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian,

keterbatasan, dan rekomendasi yang diberikan peneliti.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian

ini, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik terbukti

tidak terdapat pengaruh signifikan kepemilikan institusional terhadap tax

avoidance perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008, dengan

demikian berarti H1 ditolak.

2. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik terbukti

tidak terdapat pengaruh signifikan komposisi dewan komisaris

independen terhadap tax avoidance perusahaan yang terdaftar di BEI

tahun 2008, dengan demikian berarti H2 ditolak.

3. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik tidak

terbukti terdapat pengaruh signifikan dewan komisaris terhadap tax

avoidance perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008, dengan

demikian berarti H3 ditolak.

4. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik terbukti

terdapat pengaruh signifikan komite audit terhadap tax avoidance

Page 84: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008, dengan demikian berarti

H4 diterima.

5. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik terbukti

terdapat pengaruh signifikan kualitas audit terhadap tax avoidance

perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008, dengan demikian berarti

H5 diterima.

B. Keterbatasan

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan

oleh peneliti berikutnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah sebagai

berikut ini :

1. Penelitian ini tidak menggunakan variabel jenis industri sebagai variabel

kontrol, sehingga tidak dapat mengidentifikasi pengaruh tiap jenis industri

terhadap tax avoidance.

2. Pada penelitian ini pengujian hanya dilakukan dengan menguji pengaruh

tiap-tiap komponen corporate governance secara terpisah (partial)

terhadap tax avoidance sehingga tidak dapat menangkap pengaruh

komponen corporate governance secara utuh.

3. Pengukuran tax avoidance masih bersifat taksiran dan pendekatan, bukan

angka yang sebenarnya karena alasan untuk mendapatkan data pajak yang

dibayar sebenarnya adalah sulit dan pengukuran tersebut dikalangan ahli

masih diperdebatkan serta oleh para peneliti masih dicari kemungkinan

alternatif proksi untuk ukuran tax avoidance.

Page 85: pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Rekomendasi

Tema pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance merupakan

tema penelitian yang masih jarang dilakukan di Indonesia. Beberapa

rekomendasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh

corporate governance terhadap tax avoidance, antara lain:

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memasukan variabel jenis industri,

sehingga dapat diketahui pengaruh corporate governance terhadap tax

avoidance pada tiap-tiap jenis industri.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi pengukuran corporate

governance secara comprehensive (bersama-sama) terhadap tax

avoidance, misalnya menggunakan corporate governance indeks, sehingga

dapat dilihat pengaruh corporate governance secara utuh.

3. Penelitian selanjutnya apabila data pajak penghasilan perusahaan

memungkinkan untuk diperoleh, maka data tersebut dapat digunakan

sebagai proksi tax avoidance yang lebih akurat.