Pengaruh Manajemen Laba Dan Keterbukaan Informasi Pada Asimetri
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP HARGA ...repository.stieykpn.ac.id/886/1/JURNAL Nurlita...
Transcript of PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP HARGA ...repository.stieykpn.ac.id/886/1/JURNAL Nurlita...
i
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP HARGA SAHAM
SESAAT SETELAH IPO PERUSAHAAN YANG LISTED DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2017-2019
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S2
Program Magister Akuntansi
Disusun Oleh:
NURLITA TINGARTI WURI UTAMI
121700587
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2019
57
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP HARGA SAHAM IPO
PERUSAHAAN YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2017-2019
Nurlita Tingarti Wuri Utami
STIE YKPN YOGYAKARTA
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini meneliti pengaruh faktor asimetri informasi yang terdiri dari
beberapa variabel yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan, , underwriter, volume IPO,
period of IPO offer size, return on asset dan financial leverage terhadap harga saham
sesaat setelah IPO. Disamping itu peneliti juga ingin mengetahui apakah fenomena perang
dagang AS-China juga berdapak pada harga saham perusahaan yang melaksanakan IPO.
Data penelitian diperoleh dengan mendokumentasikan data sekunder perusahaan IPO
periode 2017-2019 menggunakan prospektus yang diakses melalui www.idx.co.id. Hasil
penelitian menunjukan bahawa variabel ukuran perusahaan, underwriter dan offer size
memiliki pengaruh positif terhadap harga saham sesaat setalah IPO, sedangkan variabel
lainya tidak berpengaruh terhadap harga saham IPO. Namum fenomena perang dagang AS-
China memberika dampak yang signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci: Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Period of IPO, Offer Size,
Underwriter, Volume IPO, Return On Asset dan Financial Leverage,
Harga Saham, Perang dagang AS-China.
ABSTRACT
This study examines the influence of information asymmetry factors that consist of
several variables like firm age, firm size, underwriter, IPO volume, period of IPO, offer
size, return on asset and financial leverage on IPO stock price. Furthermore, the
researcher also wanted to know that phenomenon of US-China trade war also affected the
stock price after IPO. Researcher data obtained by collecting secondary data from IPO
company for 2017-2019 period by accessing trough prospectus from www.idx.co.id. The
researcher performed the data using multiple linear regression methods using SPSS 23
software.The results showed that the firm size, underwriter and offer size variables had a
positive effect on the IPO stock price, while the other variables had no effect on the stock
price after IPO. But the US-China trade war phenomenon has a significant impact on stock
prices.
Keywords: Firm Age, Firm Size, Underwriter, IPO Volume, Period Of IPO, Offer Size,
Return On Asset, Financial Leverage, IPO Stock Price, US-China trade
war.
I. Pendahuluan
Kondisi bisnis yang cukup cepat berubah dan semakit kompetitif, dan memaksa
perusahaan tidak hanya sehat dan berinovasi, tetapi juga harus mampu menambah
asetnya. Salah satu tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan dana agat dapat
mendanai perusahaannya adalah pasar modal. Fungsi utama pasar modal adalah
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di suatu negara (Tahtamouni, et al.,
2016). Pasar modal mengikutsertakan masyarakat secara langsung dalam
memaksimalkan pendanaan untuk perusahaan, yaitu dengan berinvestasi ke suatu
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
58
perusahaan. Dari pasar modal perusahaan dapat mengumpulkan dana yang dapat
digunakan untuk melakukan ekspansi (Martalena, 2011).
Banyak perusahaan memilih untuk melakukan ekspansi bisnis untuk
memaksimakan pendanaan perusahaan. Initial Public Offering (IPO) adalah upaya
perusahaan untuk masuk ke pasar publik agar mendapatkan pendanaan langsung
dari pasar modal. Untuk memperoleh modal dengan go public, masalahan yang
sering timbul adalah pada saaat menentukan besarnya harga penawaran perdana
(Adjasi & Charles, 2018). Para investor biasanya hanya memiliki informasi yang
dapat dilihat dari prospektus penawaran yang disediakan oleh penjamin emisi.
Informasi yang didapatkan melalu prospektus sangat membantu investor untuk
memilih dan mengambil keputusan yang rasional mengenai risiko yang akan
dihadapi.
Harga saham pada saat IPO dianggap sulit untuk ditentukan, hal ini
disebabkan tidak memiliki pasar saham yang dapat diobservasi sebelumnya yang
bisa digunakan sebagai penetapan. Penentuan harga penawaran di pasar perdana
dilakukan atas keputusan yang dibuat antara perusahaan dan penjamin emisi.
Untuk menghadapi IPO, biasanya publik akan mencari tahu siapa yang menjadi
penjamin emisi (underwriter). Penjamin emisi dianggap memiliki peranan penting
di dalam proses penawaran umum perdana dan merupakan unsur utama untuk
keberhasilan go public di pasar perdana. Penjamin emisi dipercayaai mempunyai
informasi lebih banyak mengenai pasar modal, dibandingkan perusahaan. Penjamin
emisi juga harus bisa meyakinkan para investor perihal manfaat dari pembelian
saham. Dengan menggunakan penjanmin emisi yang bereputasi baik perusahaan
akan mengurangi tingkat asimteri informasi yang mungkin dilaporkan pada
prospektus dan menandai jika informasi privasi perusahaan mengenai prospektus
tidak menyesatkan. Ada dua metode penentuan harga saham perdana yang biasa
digunakan oleh penjamin emisi yaitu Best Effort dan Firm Commitment. Saat
penjamin emisi dan emiten menggunakan metode “firm commitment” dalam
penentuan harga saham perdana maka penjamin emisi akan merendahkan harga
saham, karena adanya ketidakseimbangan informasi yang tercipta antara
perusahaan dan penjamin emisi.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
59
Asimetri informasi merupakan situasi yang mencerminkan sebagian
investor memiliki informasi lebih yang belum tentu dimiliki oleh investor lainnya
(Jogiyanto, 2010). Asimetri informasi bisa timbul karena ada informasi yang tidak
diinformasikan secara baik dan merata kepada seluruh pihak yang memiliki
kepentingan dengan eksistensi perusahaan. Shiri, et al,. (2012) berpendapat bahwa
asimetri informasi bisa terjadi karena manajemen perusahaan yang tidak melakukan
secara penuh penyampaian informasi penting mengenai semua hal yang mungkin
mempengaruhi nilai perusahaan. Sejalan dengan itu Yaakub & Sherif (2019)
mengatakan bahwa pengungkapan informasi dalam prospektus dianggap sangat
bermanfaat bagi investor, khususnya ketika investor sangat memperhatikan kinerja
perusahaan dan menganggap informasi tersebut sebagai manfaat untuk melakukan
penawaran dan mendapatkan keuntungan tinggi. Perusahaan wajib memberikan
informasi kepada masyarakat mengenai seluruh kegiatan usaha, kondisi keuangan,
manajemen maupun masalah hukum yang sedang dihadapi oleh perusahaan agar
informasi dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan.
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang masih
berlangsung sampai saat ini berdampak cukup signifikan terhadap perdagangan
global, salah satunya pada pasar modal Indonesia. Hal tersebut diketahui melalui
aliran modal asing yang semakin tertekan karena risiko berinvestasi yang semakin
meningkat dan harga saham ikut mengalami perubahan yang tidak rasional. PT
Nusantara Properti Tbk (NATO), PT Trinita Metals dan Minerals Tbk (PURE) dan
PT Citra Reality Tbk (CLAY) merupakan perusahaan yang baru saja tercatat di BEI
dan terus mengalami kenaikan harga saham yang cukup signifikan
(CNBCindonesia, 2019). Kecenderungan harga saham yang tidak rasional sesaat
sampai dengan beberapa hari setelah IPO dapat menimbulkan auto rejection. Auto
Reject adalah pembatasan maksimum untuk kenaikan dan minimum untuk
penurunan harga suatu saham di BEI yang tujuan untuk menciptakan perdagangan
wajar. Kenaikan dan penurunan harga saham yang irasional tersebut tidak hanya
terlihat pada hari pertama tetapi hingga hari kedua dan ketiga bahkan semakin
meningkat setiap harinya. Fenomena ini memunculkan sikap optimis dari para
investor sehingga harga saham menjadi overprice pada awal perdagangan. Harga
saham yang bersifat fluktuatif dianggap sebagai seni dalam berinvestasi di pasar
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
60
modal. Perubahan harga saham yang bisa naik ataupun turun ini menjadi sebuah
potensi untuk mendapatkan capital gain (Pastusiak, et al., 2016). Sebaliknya jika
pasar statis, minat investor akan menurun khusunya para trader. Oleh karena itu,
peneliti termotivasi untuk menguji pengaruh asimetri infromasi terhadap harga
saham IPO, dan dampak dari fenomena perang dagang AS dan China terhadap
harga saham perusahaan yang melaksanakan IPO.
II. Tinjauan Teori dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Tinajauan Teori
2.1.1 Teori Agensi
Jensen & Meckling (1976) menjelaskan bahwa teori agensi merupakan hubungan
yang terjadi antara principal dan agent saat melakukan kerjasama dalam membuat
keputusan atau kebijakan yang menguntungkan bagi principal. Terbentuknya teori
keagenan karena individu memiliki kepentingan pribadi sehingga menimbulkan
konflik antara pihak manajemen dan investor. Manajemen adalah pihak yang
diminta atau ditugasi oleh pemilik saham untuk bekerja demi kepentingan pemilik
saham.
Hubungan keagenan tidaklah luput dari timbulnya masalah. Konflik antara
investor dan pihak manajemen sering disebut dengan masalah keagenan dan hal ini
dapat dikurangi dengan mensejahterakan kepentingan antara kedua belah pihak,
yang terkait dengan kontrak dan dijelaskan dalam teori keagenan.
2.1.2 Teori Sinyal
Spence & Michael (1973) menyatakan bahwa adanya keterlibatan dua pihak yang
memiliki kepentingan yang berbeda, yaitu pihak manajemen yang memberikan
sinyal dan pihak investor yang menerima sinyal. Bagi investor informasi
merupakan hal yang penting karena pada dasarnya informasi mampu meberikan
keterangan, catatan dan gambaran baik yang mencerminkan keadaan masa lalu, saat
ini maupun masa mendatang suatu perusahaan.
Investor bisa mendapatkan sinyal positif maupun negatif dari informasi
yang ada. Informasi yang diberikan dan dipublikasikan akan menghasilkan sinyal
bagi investor dalam memilih dan mengambil keputusan investasi. Perusahaan yang
akan melakukan IPO diharapkan dapat memberikan sinyal kepada investor dalam
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
61
bentuk informasi yang dapat dipertimbangkan pada saat IPO. Dengan cara ini,
perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para investor dengan cara
menghilangkan asemetri informasi.
2.1.3 Initial Public Offering (IPO)
IPO merupakan kegiatan perusahaan yang dilperuntukkan untuk menawarakan
saham atau efek lainnya yang baru saja akan go public. Carter & Manaster (1990)
berpendapat bahwa IPO merupakan situasi dimana perusahaan mendapatkan dana
dengan cara menawarkan saham baru dan menjualnya untuk pertama kali kepada
public melalui pasar modal.
Dana yang terkumpul pada saat IPO merupakan hasil perdagangan saham
di pasar perdana. Setelah saham terjual, barulah saham akan diperjualbelikan
dipasar sekunder oleh investor (Tandelilin, 2010). Perusahaan tidak akan menerima
dana tambahan lagi ketika transaksi yang dilakukan investor dilakukan di pasa
sekunder, karena transaksi ini hanya berlangsung antar investor.
2.1.4 Harga Saham
Harga saham merupakan nilai harga yang muncul di pasar modal pada saat
penutupan hari bursa selama periode pengamatan yang dilakukan oleh investor.
Manajemen keuangan beranggapan bahwa tujuan dari penentuan harga saham
adalah ingin memaksimalkan nilai perusahaan. Cara yang dapat dilakukan
perusahan go public adalah memaksimal nilai pasar saham. Dengan kata lain harga
saham akan mencerminkan indikator ada atau tidaknya keberhasilan dalam
mengelola perusahaan. Ketika harga saham perusahaan naik, hal ini akan
menimbulkan kepercayaan investor jika perusahaan memiliki kemampuan dan
berhasil dalam mengelola usahanya.
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Saham
a. Umur Perusahaan
Umur perusahaan menggambarkan eksistensi kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan usahanya. Perusahaan yang telah lama berdiri, kemungkinan
telah mendapatkan banyak pengalaman. Kian banyak pengalaman yang didapatkan,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
62
kian banyak juga berita yang bisa diberi oleh perusahaan. Dalam hal ini akan
memunculkan kepercayaan ebih pemberi modal kepada perusahaan.
b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
kepercayaan investor. Semakin besar ukuran perusahaan semakin besar tingkat
kepercayaan investor yang akan tercipta dan sebaliknya. Ukuran perusahaan dapat
dilihat dari total aktiva perusahaan yang dimiliki. Dimana total aktiva dianggap
lebih stabil serta dapat menunjukan kekayaan perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Hal ini menimbulkan kepercayaan lebih investor terhadap perusahaan
tersebut.
c. Underwriter
Penjamin emisi (underwriter) dapat merupakan faktor pertimbangan investor
dalam memilih dan mengambil keputusan untuk berinvestasi. Underwriter adalah
penjamin dari sekuritas yang akan di perdagangkan di bursa efek. Reputasi yang
dimiliki oleh underwiter bisa menjadi ukuran kepercayaan yang bisa didapatkan
oleh investor. Dalam hal ini jika reputasi underwiter baik, maka semakin tinggi
kepercayaan yang akan di dapat dari investor terhadap perusahaan tersebut, dan
begitu juga Sebaliknya.
d. Volume IPO
Volume IPO merupakan jumlah saham yang di emisikan dalam satu tahun yang
bisa mengindikasikan tingkat aktivitas IPO yang terjadi di dalam satu periode.
Semkain banyak jumlah saham yang di perdangkan pada saat IPO bisa dianggap
jika perusahaan yang bersangkutan lebih likuid. Dalam hal ini akan menyebabkan
kepercayaan lebih yang akan dirasakan oleh investor akan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibabnya dan akan mempengaruhi penentuan harga saham
perdana yang ditawarkan.
e. Period of IPO
Period of IPO merupakan periode dimana perusahaan sebelum listing di BEI akan
membuka penawaran dan menjual sahamnya dipasar primer dengan cara
memasarkan di media masa dan mempresentasikan ke calon investor. Jika periode
penjualan yang dilakukan perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menjual sahamnya, hal ini dapat menyebabkan investor berpikir kembali untuk
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
63
membeli sahamnya. Karena investor akan berasumsi jika saham tersebut tidak laku
dijual sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Dan dalam hal ini period of
IPO yang semakin lama akan menimbulkan kurangnya kepercayaan investor
terhadap perusahaan tersebut.
f. Offer Size
Offer size merupakan hasil yang akan diterima dari pengeluaran harga saham.
Ukuran penawaran yang tinggi dari perusahaan akan mencerminkan seberapa
besar kemungkinan perusahaan menerima modal yang bisa didaparkan melalui
harga saham yang ditetapkan. Jika offer size suatu perusahaan besar bisa
mencerminkan indikator keberhasilan dari penawaran yang dilakukan oleh
perusahaan dan hal ini akan menyebabkan kepercayaan lebih yang akan dirasakan
oleh investor untuk melakukan menanamkan modalnya serta akan mempengaruhi
harga saham yang ditawarkan.
g. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan perbandingan antara laba dan asset yang mengambarkan efisien
pengelolaan asset suatu entitas. Tingginya nilai ROA mencerminan semakin baik
kinerja perushaan. Apabila profitabilitas suatu perusahaan dalam keadaan baik,
akan mencerminkan kinerja perusahaan yang bagus. Hal tersebut mampu
berdampak positif terhadap kepercayaan pemberi modal untuk mempercayakan
modalnya dalam bentuk penyertaan modal.
h. Financial Leverage (DER)
Financial leverage merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas yang menjadi
pertimbangan investor dalam menilai sejauh mana utang yang mungkin dapat
dipenuhi perusahaan dengan modalnya sendiri. Dimana rasio DER yang rendah
mencerminkan seberapa baik kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
kewajiban jangka panjangnya. Hal tersebut meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan.
2.2 Pengembangan Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Harga Saham IPO
Perusahaan dianggap mampu bersaing dalam mengambil kesempatan bisnis diukur
dari lamanya perusahaan bertahan. Perusahaan dianggap memiliki pengalaman
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
64
yang lebih untuk mengelola bisninya ketida sudah lama berdiri. Pengalaman yang
semakin banyak mengakibatkan semakin banyak informasi yang akan diberikan
oleh perusahaan tersebut. Hal tersebut akan menciptakan kepercayaan lebih dari
investor terhadap perusahaan tersebut untuk dijadikan pertimbangan dalam
berinvestasi. Sejalan dengan penelitian Beet (2013) menyatakan perusahan yang
lebih tua dianggap memiliki invetasi yang sedikit berisiko pada keputusan investasi
H1: Umur Perusahaan mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham IPO
Ukuran perusahaan yang dievalusi berdasarkan total aset adalah faktor yang dapat
menjadi pertimbangan investor sebagai bahan pertimbangan. Kian besar ukuran
suatu perusahaan, besarnya asset yang dimiliki perusahaan mencermintkan
besarnya perputaran uang perusahaan dan berdampak pada nama perusahaan yang
akan dikenal. Hal ini akan mengasilkan kepercayaan masyarakat atau investor
terhadap kecakapan perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki. Pradhan &
Shrestha (2016) menunjukan bahwa firm size berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Sejalan dengan itu, Adjasi & Charles (2018) mengungkapkan bahwa
ukuran perusahaan merupakan unsur penting yang mampu mempengaruhi harga
saham suatu perusahaan.
H2: Ukuran Perusahaan mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.3 Pengaruh Underwriter terhadap Harga Saham IPO
Underwriter adalah penjamin dari sekuritas yang akan di perdagangkan di bursa
efek. Reputasi yang dimiliki oleh underwiter bisa menjadi ukuran kepercayaan
yang bisa didapatkan oleh investor. Dalam hal ini jika reputasi underwiter baik,
maka semakin tinggi kepercayaan yang akan di dapat dari investor terhadap
perusahaan tersebut, dan begitu juga Sebaliknya. Hal tersebut akan mencipkatan
kepercayaan lebih investor mengenai informasi yang mungkin bisa di ketahui dari
underwriter yang digunakan perusahaan tersebut. Pradhan & shrestha (2016),
Mahatidana, et al., (2017) menunjukan underwriter berpengaruh positif terhadap
harga saham IPO. Sedangkan Yuliani, et al., (2019) menyatakan bahwa underwriter
memiliki pengaruh negartif tehadap harga saham.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
65
H3: Underwiter mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.4 Pengaruh Volume IPO terhadap Harga Saham IPO
Volume IPO merupakan jumlah saham yang di emisikan dalam satu tahun yang bisa
mengindikasikan tingkat aktivitas IPO yang terjadi di dalam satu periode. Semkain
banyak jumlah saham yang di perdangkan pada saat IPO maka perusahaan diangap
lebih likuid. Hal tersebut menyebabkan kepercayaan lebih yang akan dirasakan oleh
investor akan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibabnya dan akan
mempengaruhi penentuan harga saham perdana yang ditawarkan. Nasution (2016)
dan Li & Liu (2018) menunjukan bahwa harga saham diperngaruhi oleh volume
IPO.
H4: Volume IPO mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.5 Pengaruh Period of IPO terhadap Harga Saham IPO
Period of IPO merupakan periode dimana perusahaan sebelum listing di BEI akan
membuka penawaran dan menjual sahamnya dipasar primer dengan cara
memasarkan di media masa dan mempresentasikan ke calon investor. Jika periode
penjualan yang dilakukan perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menjual sahamnya, hal ini dapat menyebabkan investor berpikir kembali untuk
membeli sahamnya. Ibbotson dan Jaffe (1975) mengatakan bahwa Period of IPO
perusahaan dalam menutuska untuk go public mampu mempengaruhi penentuan
harga saham suaru perusahaan.
H5: Period of IPO mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.6 Pengaruh Offer Size terhadap Harga Saham IPO
Offer size merupakan hasil yang akan diterima dari pengeluaran harga saham. Jika
offer size suatu perusahaan besar bisa mencerminkan indikator keberhasilan dari
penawaran yang dilakukan oleh perusahaan dan hal tersebut akan memunculkan
kepercayaan lebih yang akan dirasakan oleh investor yang adapat mempengaruhi
harga saham yang ditawarkan. Carter & manaster (1990) membuktikan bahwa offer
size mempengaruhi harga saham, dan mengatakan bahwa investor
memperhitungkan ukuran masalah ketika menilai IPO. Sejalan dengan Pradhan &
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
66
Shrestha (2016) menunjukan bahwa offer size juga berpengaruh negatif terhadap
harga saham.
H6: Offer size mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.7 Pengaruh ROA terhadap Harga Saham IPO
ROA yang berfungsi untuk menilai seberapa besar return dari suatu perusahaan
terhadap pemakaian asset sehingga dapat mengetahui seberapa effisiennya
pengelolaan aset suatu entitas. Tingginya nilai ROA berarti semakin baik dalam
mencerminkan kinerja perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik, maka
akan berdampak pada kepercayaan investor di pasar modal untuk berinvestasi
dalam bentuk penyertaan modal. Pasaribu (2008) da Ruhani (2011) menunjukan
bahawa ROA memiliki hubungan positif terhadap harga saham.
H7: ROA mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
2.2.8 Pengaruh Financial Leverage terhadap Harga Saham IPO
Financial leverage merupakan salah satu pertimbangan yang diamati oleh investor
yang kaitannya dengan kemampuan perusahaan dalam melakukan pendanaan bagi
perusahaannya. Rasio ini mengukur sejauh mana bersarnya utang yang mungkin
dipenuhi perusahaan dengan modalnya sendiri. Nilai rasio yang rendah akan
mencerminkan kemampuan perusahaan yang semakin cakap dalam menyelesakan
kewajibannya. Hal tersebut akan menimbulkan kepercayaan lebih investor.
Pasaribu (2008) dan Johan (2017) menunjukan bahawa financial leverage memiliki
pengaruh terhadap penentuan harga saham.
H8: Financial Leverage mempengaruhi harga saham pada saat IPO.
Kemudian peneliti juga ingin melihat bagaimana fenomena perang dagang AS dan
China mampu memberikan dampak pada harga saham pada saat IPO di Bursa Efek
Indonesiaa.
2.6 Kerangka Penelitian
AGE
SIZE
H1
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
67
III. Metodde Penelirian
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi diartikan sebagai kumpulan seluruh elemen yang diteliti (Cooper &
Schindler, 2014). Populasi yang digunakan merupakan perusahan go public yang
listed di BEI pada periode 2017-2019. Berikutnya, sampel dipilih dengan kriteria
tertentu yang ditetukan oleh peneliti. Kriteria sampel yang dipakai dalam penelitian
ini sebagai berukut:
4. Perusahaan yang melaksanakan IPO.
5. Perusahaan yang menyediakan prospektus secara lengkap di BEI.
6. Perusahaan yang menyediakan LKT dengan tanggal tutup buku 31 desember
secara lengkap t-1 sebelum melakukan IPO untuk melihat data yang akan
digunakan untuk menghitung rasio ROA dan financial Leverage
6.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian merupakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah
data sekunder. Data diunduh dari www.idx.co.id dan dari setiap perusahaan sampel.
UDW
ROA
OFSIZE
IPOP
VIPO
DER
HARGA SAHAM IPO
H2
H3
H4
H5
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
68
6.3 Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
6.3.1 Variabel Dependen
Variabel harga saham digunakan sebagai variabel dependen. Harga saham
merupakan harga yang tercipta di bursa saat penutupan (Clarensia, 2011). Dengan
melihat closing price sebagai nilai harga saham.
6.3.2 Variabel Independen
Variabel indepen yang dipilih dalam penelitian ini mencakup: Umur Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, Underwriter, Volume IPO, Period of IPO, Offer Size, ROA,
dan Financial Leverage (DER).
VARIABEL
Umur Perusahaan 𝐴𝐺𝐸 = 𝑇𝑎h𝑢𝑛 𝐼𝑃𝑂 − 𝑇𝑎h𝑢𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎h𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖 (Handayani, 2008)
Ukuran perusahaan 𝑆𝐼𝑍𝐸 = Log 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑡𝑖𝑣𝑎 (Kurniasih, 2012)
Underwriter Pengukuran variabel ini dilakukan dengan memberikan peringkat sesuai
dengan ukuran underwriter Carter Manaster 1990. (Wiguna, 2015)
Offer Size 𝑂𝑓𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑠𝑎h𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑥 h𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛 (Croes, 2017)
Period of IPO 𝐼𝑃𝑂𝑃 =
𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑤𝑎𝑟𝑎𝑛
30 ℎ𝑎𝑟𝑖. (Croes, 2017)
Volume IPO melihat sebara banyak jumlah lembar saham yang diperdagangkan di pasar
primer pada saat IPO. (Li dan Liu, 2018)
Return On Asset
𝑅𝑂𝐴 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100% (Mahatidana, 2017)
Financial Leverage
𝐷𝐸𝑅 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 100% (Mahatidana, 2017).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
69
IV. Analisis dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian Sampel
Rincian hasil purposive sampling disajikan dalam Tabel 4.1
Tabel 4.1
Ringkasan Prosedur Pemilihan Sampel
Setelah melalui tahap seleksi pemilihan sampel, dari 145 perusahaan
diperoleh 97 yang sesuai dengan kriteria sampel. Namun karena pada saat peneliti
melakukan uji asumsi klasik ada beberapa uji yang tidak lolos, peneliti akhirnya
melakukan outlier data agar dapat memenusi uji asumsi klasik. Screening data
dipakai untuk mengetahui ada atau tidaknya data outlier. Ghozali (2013)
menunjukkan bahwa untuk deteksi data outlier dilakukan dengan mengngubah data
ke dalam skor standardized (z-score). Data dikategorikan sebagai data outlier jika
nilai z-score > 3 atau < -3 dari masing-masing variabel. Setelah melakukan
screening, ditemukan data outlier sebanyak 15 data sampel, sehingga total akhir
sampel yang digunakan adalah 82.
4.2 Stastitik Deskriptif
Deskripsi gambaran variabel penelitian dsajikan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maksimum Mean Std. deviasi
AGE 82 3,00 94,00 18,4390 16,01704
SIZE 82 10,21 13,21 11,6310 0,65980
UDW 82 1,00 7,00 3,3049 2,47800
VIPO 82 0,00007521 0,07537 0,007492 0,0123
IPOP 82 0,03 0,23 0,0919 0,04273
OFSIZE 82 0,01 4,31 0,5651 0,77685
No Kriteria Pemelihan Sampel Jumlah
Sample
1. Perusahaan yang melaksanakan IPO.
145
2 Perusahaan yang tidak menyediakan prospektus secara
lengkap dI BEI.
(13)
3 Perusahaan yang tidak menyediakan laporan keuangan
dengan tanggal tutup buku 31 desember secara lengkap t-1
sebelum melakukan IPO
(35)
Sampel final 97
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
70
ROA 82 -0,39 1,02 0,0940 0,19546
DER 82 0,0022 78,42 5,0063 13,37228
SP 82 100,00 3850,00 460,9146 704,13774
Hasil uji pada Tabel 4.2 dengan menggunakan 82 observasi menunjukkan
bahwa AGE memiliki rentang nilai 3,00 hingga 94,00 dengan rata-rata 18,4390.
Variabel SIZE memiliki rentang nilai 10,21 hingga 13,21 dengan rata-rata 11,6310.
Variabel UDW memiliki rentang nilai 1,00 hingga 7,00 dengan rata-rata 3,3049.
Variabel VIPO memiliki rentang nilai 0,00007521 hingga 0,07537 dengan rata-rata
0,007492. Variabel IPO memiliki rentang nilai 0,03 hingga 0,23 dengan rata-rata
0,919. Variabel OFSIZE memiliki rentang nilai 0,01 hingga 4,31 dengan rata-rata
0,5651. Variabel ROA memiliki rentang nilai -0,39 hingga 1,02 dengan rata-rata
0,0940. Variablel DER memiliki rentang nilai 0,0022 hingga 78,42. Variabel SP
memiliki rentang nilai 100,00 hingga 3850,00 dengan rata-rata 460,9146.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Tabel 4.3
Uji Normalitas
Keterangan
Kolmogorov-
Smirnov Z
1,121
Residual terdistribusi normal
Asymp. Sig 0.162
Uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnow (K-S)
dengan nilai sig. > 0.05. Tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil uji normalitas telah
terpenuni dan nilai residual berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Keterangan VIF TOL
AGE 1,052 0,950 Bebas Multikolinearitas
SIZE 2,301 0,435
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
71
UDW 1,124 0,890
LN_VIPO 2,290 0,437
IPOP 1,126 0,888
OFSIZE 1,539 0,650
ROA 1,136 0,881
DER 1,109 0,902
Tabel 4.4 Menunjukan bahwa hasil uji multikolinearitas telah memenuhi
uji asumsi. Hal tersebut diketahui melalui nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas Setelah Outlier
Sig. Keterangan
AGE 0,302
Tidak terjadi heteroskedastisitas
SIZE 0,255
UDW 0,064
VIPO 0,707
IPOP 0,586
OFSIZE 0,055
ROA 0,570
DER 0,954
Tabel 4.5 Menunjukan bahwa uji heteroskedastisitas telah memenuni uji
asumsi. Hal ini dapat diketahui melalui nilai Sig. > 0,05.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi Setelah Outlier
Nilai D-W Keterangan
1,963 Tidak Ada Autokorelasi
Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasul auito korelasi telah memenuhi uji
asumsi, hasil dapat diketahu dengan ketentuan 1,4346 < 4-DW = 2,048 > 1,8596
4.4 Pengujian Kesesuaian Model dan Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
72
Uji F
Nilai Keterangan
F 7,094 Terpenuhi
Sig. ,000
Hasil menunjukkan nilai sig. < 0,05 sehingga disimpulkan bahwa uji
kesesuaian model telah terpenuhi. Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi
untuk melihat seberapa mampu variabel independen menjelaskan variasi variabel
dependen. Model dikatakan kokoh (robust) jika nilai R2 mendekati 1.
Tabel 4.8
Uji Koefisien Determinasi
Nilai
Adjusted R2
0,376
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji koefisien determinasi memiliki nilai adjusted
R2 senilai 0,376. Angka tersebut menjelaskan bahwa variabel independen
mengambarkan variasi dalam variabel dependen sebesar 37,6%, sementara sisanya
dijelaskan oleh variabel lain.
4.5 Pengujian Hipotesis
Tabel 4.9
Uji Regresi Linier Berganda
Independen Koefisien t-statistik signifikansi
(Constant) -8567,136 -5,036 0,000
AGE -0,085 -,021 0,983
SIZE 740,384 5,210 0,000
UDW 68,996 2,609 0,011
VIPO 4420,736 0,582 0,562
IPOP 88,065 0,057 0,954
OFSIZE 412,677 4,180 0,000
ROA -591,223 -1,754 0,084
DER -5,722 -1,176 0,244
Variabel Dependen: SP
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
73
4.6 Pembahasan
4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Pertama
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa AGE memiliki nilai sig. > 0,05, yaitu 0,983.
Hasil tersebut menunjukan bahwa harga saham IPO tidak dipengaruhi oleh AGE.
Lama tidaknya perusahaan berdiri tidak selalu mencerminkan eksistensi dan
kecapakan perusahaan dalam mengelola usahanya dan hal tersebut tidak dapat
dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
4.6.2 Hasil Uji Hipotesis Kedua
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa SIZE memiliki nilai sig. < 0,05, yaitu 0,000.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa SIZE berpengaruh positif terhadap harga saham
IPO. SIZE yang semakin besar meciptakan keyakinan lebih pada investor dan akan
mempengaruhi penentuan harga saham IPO tepat untuk perusahaan. Hasil uji ini
mendukung penelitian Adjasi, et al,. (2018) dan Yuliza (2018) yang menjelaskan
bahwa SIZE menrupakan faktor penting dalam menentukan harga saham
perusahaan pada saat IPO.
4.6.3 Hasi Uji Hipotesis Ketiga
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa UDW memiliki nilai sig. < 0,05, yaitu 0,011.
Hasil tersebut berarti bahwa UDW berpengaruh terhadap harga saham IPO.
Semakin baik reputasi UDW, kepercayaan investor akan bertambah kepada
perusahaan karena dinilai memiliki informasi lebih. Sehingga mampu
meningkatkan permintaan yang akan memberikan dampak pada harga saham
perusahaan karna pasar yang tercipta. Pengujian hipotesis ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pradhan & Shrestha (2016) dan Yuliani, et al,.
(2018) membuktikan bahwa UDW berpengaruh yang signifikan dalam menentukan
harga saham sesaat setalah IPO.
4.6.4 Hasil Uji Hipotesis Keempat
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa VIPO memiliki nilai sig. > 0,05, yaitu 0,562.
Hasil tersebut berarti bahwa VIPO tidak berpengaruh terhadap harga saham IPO.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
74
Pengujian hipotesis ini menunjukan bahwa hipotesis yang dibuat peneliti tidak
didukung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa volume IPO tidak dapat dijadikan
faktor penentu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan terciptanya harga
saham perusahaan yang tinggi atau rendah pada saat IPO. Hal tersebut sejalan
dengan Li dan Liu (2018) yang menunjukan bahwa IPO volume tidak
mempengaruhi harga saham sesaat setelah IPO.
4.6.5 Hasil Uji Hipotesis Kelima
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa IPOP memiliki nilai sig. > 0,05, yaitu 0,954.
Hasil tersebut berarti bahwa IPOP tidak berpengaruh terhadap harga saham IPO.
Uji ini menjunkan bahwa IPOP tidak memiliki pengaruh dan tidak dapat dijadikan
sebagai faktor dari asimetri informasi yang mungkin terjadi dalam penentuan harga
saham sesaat setelah IPO suatu perusahaan. Sejalan dengan Croes (2017) yang
menunjukan bahwa lama waktu periode IPO tidak mempengaruhi harga saham
4.4.6 Hasil Uji Hipotesis Keeneam
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa OFSIZE memiliki nilai sig. < 0,05, yaitu 0,000.
Hasil tersebut berarti bahwa OFSIZE berpengaruh terhadap harga saham IPO.
Semakin tinggi ukuran penawaran yang dilakukan perusahaan semakin
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal yang mungkin
di dapat dari harga saham yang dikeluarkan perusahaan. Li dan Liu (2018)
menyatakan bahwa para investor membutuhkan banyak informasi guna
mempertimbangkan keputusan untuk membeli atau tidak saham yang dikeluarkan
perusahaan tertentu.
4.6.6 Hasil Uji Hipotesis Ketujuh
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa ROA memiliki nilai sig. > 0,05, yaitu 0,084.
Hasil tersebut berarti bahwa harga saham IPO tidak dipengaruhi oleh ROA. ROA
tidak dapat dijadikan sebagai ukuran dalam menilai effesiensi perusahaan dalam
mengelola asetnya dan ROA juga dianggap tidak bisa menjadi tolak ukur investor
dalam memutuskan untuk berivestasi dan hal ini tidak mempengaruhi harga saham
yang akan muncul pada saat IPO. Hasil tersebut sejalan dengan Mahatidana (2017)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
75
yang menunjukan bahwa ROA tidak mempengaruhi harga saham sesaat setelah
IPO.
I.6.8 Hasil Uji Hipotesis Kedelapan
Tabel 4.9 menunjukan hasil bahwa DER memiliki nilai sig. > 0,05, yaitu 0,244.
Hasil tersebut berarti bahwa harga saham IPO tidak dipengaruhi oleh DER. Rasio
tersebut tidak dapat dijadikan ukuran untuk menilai kecakapan perusahaan dalam
menyelesaika kewajibannya. Dari hasil penelitian ini juga DER dianggap tidak
dapat mendjadi pentimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk
beriventasi dan hal ini tidak mempengaruhi harga saham yang akan muncul pada
sesaat setelah IPO.
Tabel 4.10
Uji Independent Sample t-Test
SP N Mean
Pra 56 829,33388
Current 26 158,07282
Levene’s Tets
F : 10,800
Sig : 0,002
Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa tren perang dagang AS-China memberikan
dampak terhadap perbedaaan haraga saham perusahaan yang melakukan IPO. Hal
tersebut diketahui dengan rata-rata harga saham pada saat sebelum terjadinya
perang dagang AS dan China adalah 829,33388 sedangkan rata-rata selama perang
dagang tersebut adalah 158,07282 dan hasil output juga menunjukan bahwa nilai
F-hitung levene test sebebesar 10,800 dengan nilai sig. < 0,05 yaitu sebesar 0,002
V. Kesimpulan, Keterbatasan, Saran dan Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bawah umur
perusahaan, volume IPO, period of IPO, ROA dan DER tidak membawa dampak
pada penentuan harga saham pada saat IPO. Sedangkan ukuran perusahaan, reputasi
underwriter dan Offer size memiliki dampak yang signifikan terhadap penentuan
harga saham pada saaat IPO. Kegian IPO yang dilakukan perusahaan juga bisa
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
76
dipengaruhi dengan adanyan ondisi perang dagang anatara AS dan China yang
masih berlangsung, dimana kondisi tersebut meliki dampak yang signifikan
terhadap harga saham yang tercipta pada saat perusahaan melaksanakan IPO.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu Jumlah sampel perusaan yang
melakukan IPO sangat terbatas. Kondisi ini disebabkan karena tidak semua
perusahaan menyediakan prospektus di BEI dan tidak melakukan tutup buku pada
31 Desember. Kondisi tersebut disebabkan karena semua perusahaan diwajibkan
untuk melampirkan laporan keuangan perusahaan pada saat akan melaksanakan
IPO walaupun belum sampai dengan tanggal tutup buku pada 31 Desember.
penelitian dapat memberikan informasi kepada perusahaan dalam
mengambil keputusan dan penentuan harga saham saat akan melaksanakan IPO di
pasar modal. Sebab ada beberapa unsur asimetri informasi yang mugkin bida
dijadikan bahan pertimbangan investor untuk berinvestasi dan hal tersebut bisa
digunakan sebagai obeservsi untuk memastikan seberapa besar nilai harga saham
yang akan dikeluarkan pada saat sesaat setelah IPO.
Daftar pustaka:
Adjasi, E., & Charles, K. (2018). Underpricing of Initial Public Offerings on
African Stock Markets: Ghana And Nigeria . The African Economics
Research.
Beet, E. (2013). Influence Of Firm Age At Ipo On Long Term Performance Of High
And Low-Tech-Firms.
Brigham, & Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Carter , R., & Manaster , S. (1990). Initian Public Offerings and Underwriter
Reputation. The Journal of Finance.
Croes, L. (2017). IPO Underpricing in the US The impacr of Information Asymetry
on Today's IPO Market.
Clarensia, J. (2011). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan,
dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di
BEI tahun 2007-2010.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, M. (2013). Manajemen Keuangan (Pertama ed.). Yogyakarta: BPFE.
Handayani, & Muharam. (2019). Determinant of the Stock Price Volatility in the
Indonesian Manufacturing Sector.
ibboston, R., & Jeffe, J. (1975). "Hot Issue" Market. The journal of Finance.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
77
Jensen, & Meckling. (1976). The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour,
Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial and
Economics.
Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (7 ed., Vol. Pertama).
Yogyakarta: BPFE.
Johan, R. (2017). The Effect Of Leverage, Return On Equity And Current Ratio
Levels On The Stock Price Of Feed Animal Husbandary Company In
Indonesia Stock Exchange. Journal Of Applied Business And Economics, 3.
Li, R., & Liu, W. (2018). IPO Underpricing After the 2008 Financial Crisis: A
Study of The Chinese Stock Markets.
Mahatidana, M., & Yunita, I. (2017). An Examination Factors Influencing
Underpricing of IPOs in Financial and Manufacturing Industries on The
Indonesia Stock Exchange over The Period of 2011-2016. International
Journal of Scientific and Research Publication, 7.
Martalena. (2011). Pengantar Pasar Modal (Pertama ed.). Yogyakarta: Andi.
Nasution, L., Sulistyo, & Halim, A. (2016). Pengaruh Volume Perdagangan Saham,
Frekuensi Perdagangan Saham, Volatilitas Harga Saham, Dan Kapitalsiasi
Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Makananan Dan Minuman Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Pasaribu, R. F. (2008). The Influence Of Corporate Fundamental To Stock Price In
Indonesian Public Companies. Munich Personal Repec Archive , 2.
Pastusiak, R., Bolek, M., Malaczewski, M., & Kacprzyk, M. (2016). Company
Profitability Before And After Ipo. Is It A Windows Dressing Or Equity
Dilution Effect? Prague Economic Papers.
Pradhan, R., & Shrestha, K. (2016). Performance Of The Initial Public Offering
(Ipo) In The Nepalese Stock Market.
Ruhani. (2011). Stock Market Overreaction And Trading Volume: Evidence From
Malaysia. Asian Academy Of Management Journal Of Accounting And
Finance (Online), 7.
Shiri, M., & Narmin Ebrahimi. (2012). The Relantionship Between Information
Asymmetry And Tobin’s Q Ratio In Tehran Stock Exchange. Journal Of
Contenporary Reasearch In Bussiness, 6.
Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal Of Economic.
Tahtamouni, A., Al Qaisi, F., & Al-Qudah, M. (2016). Factors Affecting The
Market Stock Price - The Case Of The Insurance Companies Listed In
Amman Stock Exchange.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio Dan Investasi Teori Dan Aplikasi (Pertama Ed.).
Yogyakarta: Kanisius.
Waddock, S. (2004). “Parallel Universes: Companies, Academics, And The
Progress Of Corporatecitizenship”. Business Dan Society Review, 109.
Wiguna, I., & Yadnyana, K. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Initial Return Pada Penawaran Saham Perdana. E-Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Udayana.
Yaakub, N., & Sherif, M. (2019). Performance Of Initial Public Offerings (Ipos):
The Case Of Shariah-Compliant Companies. Islamic Economic Studies, 27.
Yuliani, Wahyuni, D., & Bakar, S. (2019). The Influence Of Financial And Non-
Financial Information To Underpricing Of Stock Prices In Companies That
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
78
Conduct Initial Public Offering. Ekspektra: Jurnal Bisnis Dan Manajemen,
3.
Yuliza, A. (2018). The Effects of Earnings Per Share and Firm Size to Stock Price LQ45 Company Listed in Indonesian Securities. nternational Journal of Engineering & Technology.
Zouari, S., & Taktak, N. (2011). Determinants Of Ipo Underpricing: Evidence From
Tunisia. The International Journal Of Business And Finance Research, 5.
Website:
https://www.idx.co.id
https://www.cnbcindonesia.com/market
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id