PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, UKURAN …eprints.ums.ac.id/76418/1/NASPUB.pdf · 2019. 8....
Transcript of PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, UKURAN …eprints.ums.ac.id/76418/1/NASPUB.pdf · 2019. 8....
i
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, UKURAN
PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN
MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI Periode 2015-2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1
pada jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis
Oleh :
NOVIA DEWI ARIFIANI
B 200 150 059
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, UKURAN
PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN
MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh asimetri
informasi, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajerial
terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2015-2017. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi berganda, dengan metode purposive sampling. Sampel
dari 62 perusahaan selama 2015-2017 yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa leverage dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba, sementara asimeri informasi, ukuran
perusahaan dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci: Asimetri Informasi, Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Kepemilikan Manajerial
Abstract
The study aims to determine and analyze the effect of information asymmetry,
leverage, firm size, profitability and managerial ownership on earnings
management in manufacturing companies listed on the Bursa Efek Indonesia
(BEI) for the period 2015-2017. Data analysis method used is multiple regression,
with purposive sampling method. A sample of 62 companies during 2015-2017
that were in accordance with the research criteria. Based on the results of the
study, it is known that information leverage and profitability have no effect on
earnings management, while information asymmetry, firm size and managerial
ownership affect on earnings management.
Keywords: information asymmetry, leverage, firm size, profitability and
managerial ownership
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
2
pembuatan keputusan. Salah satu informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan adalah informasi laba. Laporan keuangan dapat
dikatakan sebagai hasil pertanggung jawaban yang dibuat oleh pihak
manajemen terhadap atas seluruh sumber daya yang ada.Informasi laba
merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan ataupun kinerja manajer. Apabila
suatu kondisi dimana pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target
laba yang ditentukan, maka manajemen akan memanfaatkan fleksibilitas yang
diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk
memodifikasi laba yang dilaporkan.
Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam
menghasilkan nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan, sehingga
manajemen cenderung memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat
memberikan informasi laba lebih baik, disinilah manajemen melakukan
manajemen laba. Tindakan manajemen ini untuk memaksimumkan
kepuasannya, tindakan tersebut diajukan dengan cara memilih kebijakan
tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikan atau diturunkan sesuai
keinginanya. Manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan yang
terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham
(principal) dan manajemen perusahaan (agent). Pihak prinsipal termotivasi
mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang
selalu meningkat sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya.
Salah satu yang memicu timbulnya tindakan manajemen laba adalah
asimetri informasi. Asimetri informasi terjadi saat manajer lebih mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
dibandingkan pemegang saham dan stakeholder. Keadaan tersebut memberikan
kesempatan kepada pihak manajemen untuk menggunakan informasi yang
diketahui untuk memanipulasi keuangan perusahaan guna memaksimalkan
kemakmurannya. Semakin banyak informasi perusahaan yang dimiliki oleh
3
manajer daripada pemegang saham maka manajer akan lebih banyak
mempunyai kesempatan untuk melakukan manajemen laba.
Hasil penelitian yang dilakukan Desmiyawati (2009), Mahawyahrti (2016),
dan Utari (2016) memberikan hasil bahwa asimetri informasi berpengaruh
terhadap manajemen laba. Namun, penelitian tersebut bertolak belakang
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barus (2015) dan Risdawati
(2015) dengan hasil bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini menggambarkan hubungan utang
perusahaan terhadap modal maupun aset. Semakin besar hutang suatu
perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi pemilik, sehingga
pemilik akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi agar
perusahaan tersebut tidak terancam default, karena perusahaan tidak dapat
memenuhi kewajiban membayar utang pada waktunya. Perusahaan yang
mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya utang dibandingkan dengan
aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan tindakan manajemen laba
(Mahawyahrti dan Budiasih, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan Pramesti (2017) memberikan hasil bahwa
leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun, penelitian tersebut
bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan Rice (2013), Juniarta
(2015) dan Gunawan (2015) dengan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Ukuran perusahaan dapat menunjukan bagaimana keadaan perusahaan
tersebut apakah tergolong perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus
dengan pengalaman dan perkembangannya atau bahkan sebaliknya.
perusahaan besar cenderung akan memerlukan dana yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Tambahan dana tersebut
bisa diperoleh dari penerbitan saham baru atau penambahan hutang. Motivasi
4
untuk mendapatkan dana tersebut akan mendorong pihak manajemen untuk
melakukan praktik manajemen laba, sehingga dengan pelaporan laba yang
tinggi maka calon investor maupun kreditur akan tertarik untuk menanamkan
danannya (Agustia, 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan Fatmawati (2015), Murni (2017) danPutra
(2014) memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba. Namun, penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang dilakukan Risdawati (2015), Gunawan (2015) dengan hasil
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Profitabilitas menjadi salah satu yang memicu pihak manajemen melakukan
tindakan manajemen laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Laba sering kali menjadi ukuran kinerja perusahaan,
dimana ketika perusahaan tersebut baik dan juga sebaliknya. Manajemen laba
akan memberikan dampak secara langsung terhadap kemampuan prediktif
informasi laporan keuangan atas future profitability perusahaan. Dampak yang
timbul bisa mengurangi kemampuan prediktif dari laporan keuangan atau
oportunistik dimana bagi pihak manajemen yang melaporkan laba perusahaan
sesuai dengan keinginan mereka untuk memaksimumkan keuntungan pribadi
mengakibatkan keputusan yang diambil dapat merugikan investor (Hasti dan
Herawati, 2017).
Hasil penelitian yang dilakukan Murni (2017) Fatmawati (2015) dan Hasti
(2017) memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
manajemen laba. Namun, penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang dilakukan Gunawan (2015) dan Amelia (2016) dengan hasil
bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kepemilikan manajerial merupakan pemisahaan kepemilikan antara pihak
outsider dengan pihak insider. Kepemilikan manajerial akan berada diarah
yang sama untuk menekan pemanfaatan akrual diskresioner (manajemen laba)
oleh pihak manajemen. peningkatan kepemilikan saham oleh manajer dalam
perusahaan akan mampu untuk menciptakan kinerja perusahaan secara optimal
5
dan memotivasi manajer dalam bertindak agar lebih berhati-hati, karena
mereka ikut menanggung konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukannya
(Mahariana dan Ramantha, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan Larastomo et.al (2016), Fanani (2014)
memberikan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
manajemen laba. Namun, penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil
penelitian yang dilakukan Mahariana dan Ramantha (2014), Nugroho dan Eko
(2011) yang menyatakan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Mahawyahrti dan Budiasih (2016) dengan variabel independen
Asimetri Informasi, Leverage, Ukuran Perusahaan. Serta menambahkan
variabel independen Profitabilitas (Aprina dan Khairunnisa, 2015) dan
Kepemilikan Manajerial (Mahariana dan Ramantha, 2014). Tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis pengaruh asimetri informasi, leverage,
ukuran perusahaan, profitabilitas dan kepemilikan manajerial terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2015-2017.
2. METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017. Metode pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan
dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2015-2017 yang diperoleh melalui situs
www.idx.co.id dan website perusahaan terkait. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda Analisis regresi ini dapat digunakan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antar variabel
dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau parsial.
Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode mensyaratkan untuk
melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Serta pada
6
pengujian ketetapan model menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji t
dan uji F.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Asimetri Informasi Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Akrual
Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa asimetri informasi berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual. Diketahui bahwa asimetri informasi
mempunyai koefisien regresi sebesar negatif 0,084, dengan thitung negatif
2,104, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,040 dinyatakan kurang dari
nilai signifikansi alpha 0,05, sehingga membuat H1 diterima karena telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin tinggi asimetri informasi maka manajemen laba cenderung
meningkat pada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan ketika asimetri
informasi tinggi, stakeholder tidak memiliki sumber daya yang cukup atas
informasi yang relevan dalam memonitor tindakan manajer sehingga akan
memunculkan praktik manajemen laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Wibiksono dan Rudiawarni (2015),
Veno & Sasongko (2016) yang menyatakan bahwa asimetri informasi
berpengaruh terhadap manajemen laba.
3.1.2 Leverage Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Akrual
Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa leverage tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual. Diketahui bahwa leverage mempunyai
koefisien regresi sebesar positif 0,072 dengan thitung sebesar positif 1,646
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,105 dinyatakan lebih besar dari alpha
0,05, sehingga membuat H2 ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang
ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin rendah ataupun tinggi leverage tidak akan mempengaruhi
tindakan manajemen laba pada perusahaan. Karena semakin besar utang
suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi resiko yang dihadapi
7
perusahaan. Perusahaan yang melakukan manajemen laba tidak
bergantung dari tingkat leverage. Adanya kemungkinanan bahwa
tingginya tingkat leverage atau utang perusahaan, pengawasan dari pihak
luar atau pemilik modal seperti lembaga keuangan akan semakin ketat
sehingga manajemen tidak memiliki kesempatan untuk melakukan
perataan laba (Juniarta dan Sujana, 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Gunawan et.al (2015) yang
menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Wibiksono dan Rudiawarni
(2015) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap
manajemen laba.
3.1.3 Ukuran Perusahaan Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Akrual
Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual. Diketahui bahwa ukuran perusahaan
mempunyai koefisien regresi sebesar negatif 0,011, dengan thitung negatif
2,066, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,044 dinyatakan kurang dari
nilai signifikansi alpha 0,05, sehingga membuat H3 diterima karena telah
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin besar ukuran perusahaan maka manajemen laba cenderung
meningkat pada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan, ukuran
perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan
manajemen laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil, karena
perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak
luar. Perusahaan besar memiliki basis investor yang lebih besar, sehingga
mendapat tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan
yang kredibel.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Wibiksono dan Rudiawarni (2015)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Gunawan et.al
8
(2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
3.1.4 Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Akrual
Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba akrual. Diketahui bahwa profitabilitas
mempunyai koefisien regresi sebesar positif 0,042 dengan thitung sebesar
positif 0,446 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,657 dinyatakan lebih
besar dari alpha 0,05, sehingga membuat H4 ditolak karena tidak
memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin rendah ataupun tinggi profitabilitas tidak akan mempengaruhi
terjadinya manajemen laba. Hal ini dikarenakan semakin tingginya
profitabilitas suatu perusahaan akan menunjukkan kinerja perusahaan yang
baik dan para pemegang saham akan menerima keuntungan yang semakin
meningkat. Kinerja suatu perusahaan dikatakan baik maka manajer juga
akan mendapatkan keuntungan, sehingga cenderung tidak melakukan
praktik manajemen laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Gunawan et.al (2015) yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
3.1.5 Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Akrual
Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap manajemen laba akrual. Diketahui bahwa
kepemilikan manajerial mempunyai koefisien regresi sebesar positif 0,056,
dengan thitung positif 2,713, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009
dinyatakan kurang dari nilai signifikansi alpha 0,05, sehingga membuat H5
diterima karena telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa,
semakin besar kepemilikan manajerial maka manajemen laba cenderung
meningkat pada perusahaan tersebut. Adanya manajerial yang rendah,
maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik
9
manajer akan meningkat (Mahariana dan Ramantha, 2014). Manajer yang
memegang saham perusahaan akan ditinjau oleh pihak-pihak yang terkait
dalam kontrak seperti pemilihan komite audit yang menciptakan
permintaan untuk pelaporan keuangan berkualitas oleh pemegang saham,
kreditur, dan pengguna laporan keuangan untuk memastikan efisiensi
kontrak yang dibuat. Dengan demikian, manajemen akan termotivasi untuk
mempersiapkan laporan keuangan yang berkualitas. Oleh karena itu,
kemungkinan bahwa tingkat kepemilikan manajerial akan berada di arah
yang sama untuk menekan pemanfaatan akrual diskresioner (manajemen
laba) oleh pihak manajemen. Sehingga semakin besarnya kepemilikan
manajerial maka akan meningkatkan terjadinya manajemen laba
perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Larastomo et.al (2016), Fanani
(2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap manajemen laba tetapi bertentangan dengan hasil penelitian
Mahariana dan Ramantha (2014), Nugroho dan Eko (2011) yang
menyatakan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh
terhadap manajemen laba. Asimetri informasi terjadi ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa
yang akan datang dibanding pemegang saham.(Mahawyahrti dan Budiasih,
2016). Perusahaan yang mempunyai asimetri informasi yang tinggi
cenderung akan meningkatkan terjadinya manajemen laba, karena ketika
asimetri informasi tinggi, stakeholder tidak memiliki sumber daya yang
cukup atas informasi yang relevan dalam memonitor tindakan manajer
sehingga akan memunculkan praktik manajemen laba. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Wibiksono dan Rudiawarni (2015), Veno & Sasongko
(2016) yang menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap
manajemen laba.
10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan
maka manajemen laba cenderung meningkat pada perusahaan tersebut,
karena ukuran perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan
untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan-perusahaan
kecil, karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang
saham dan pihak luar. Perusahaan besar memiliki basis investor yang lebih
besar, sehingga mendapat tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan
pelaporan keuangan yang kredibel.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Wibiksono dan Rudiawarni (2015)
yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba tetapi bertentangan dengan hasil penelitian Gunawan et.al
(2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial
merupakan suatu mekanisme pengawasan yang bertujuan untuk
menyelaraskan berbagai kepentingan dalam perusahaan (Mahariana dan
Ramantha, 2014). Semakin besar kepemilikan manajerial maka
manajemen laba cenderung meningkat pada perusahaan tersebut.
Manajerial yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya
perilaku oportunistik manajer akan meningkat (Mahariana dan Ramantha,
2014). Manajer yang memegang saham perusahaan akan ditinjau oleh
pihak-pihak yang terkait dalam kontrak seperti pemilihan komite audit
yang menciptakan permintaan untuk pelaporan keuangan berkualitas oleh
pemegang saham, kreditur, dan pengguna laporan keuangan untuk
memastikan efisiensi kontrak yang dibuat. Dengan demikian, manajemen
akan termotivasi untuk mempersiapkan laporan keuangan yang
berkualitas. Oleh karena itu, kemungkinan bahwa tingkat kepemilikan
manajerial akan berada di arah yang sama untuk menekan pemanfaatan
11
akrual diskresioner (manajemen laba) oleh pihak manajemen. Sehingga
semakin besarnya kepemilikan manajerial maka akan meningkatkan
terjadinya manajemen laba perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Larastomo et.al (2016), Fanani
(2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap manajemen laba tetapi bertentangan dengan hasil penelitian
Mahariana dan Ramantha (2014), Nugroho dan Eko (2011) yang
menyatakan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa asimetri informasi, ukuran peusahaan dan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan leverage dan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Terdapat beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini antara lain (1) Pemilihan objek penelitian
hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2017, sehingga hasil yang didapat belum bisa mewakili secara
keseluruhan, (2) Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada variabel
asimetri informasi, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
kepemilikan manajerial, sehingga hanya mampu menjelaskan manajemen
laba sebesar 19,7%.
4.2 Saran
Atas dasar simpulan dan keterbatan dalam penelitian ini, peneliti memberikan
rekomendasi sebagai berikut (1) bagi penelitian selanjutnya diharapkan
memperluas objek penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur saja, misal
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, (2) peneliti
selanjutnya diharapkan menambah variabel lain karena mungkin memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba seperti good corporate governance, free
cash flow, struktur modal.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aprina, Desi Nur dan Khairunnisa. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba. Jurnal e-
Proceeding of Management. ISSN 2355-9357, 2 (3): 3251-2358.
Barus, Andreani Caroline dan Kiki Setiawati. 2015. Pengaruh Asimetri Informasi,
Corporate Governance, dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. 10 (5): 1-10.
Desmiyawati, Nasrizal dan Yessi Fitriana. 2009. Pengaruh Asimetri Informasi dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pekbis Jurnal. 1 (3):
180-189.
Fanani, Zaenal. 2014. Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba: Studi Analisis Meta. Jurnal Keuangan dan
Perbankan Universitas Airlangga. 18 (2): 181-200.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunawan, Ketut, Nyoman Ari Surya Darmawan dan Gusti Ayu Purnamawati.
2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. E-
Jurnal S1 Universitas Pendidikan Gaanesha Jurusan Akuntansi Program S1,
Vol.03,No. 01.
Hasty, Ayu Dwi dan Vinola Herawaty. 2017. Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Manajemen Laba
dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Media Riset
Akuntansi, Auditing dan Informasi. ISSN 2442-9708, 17 (1): 1-16
Juniarta, I Wayan Agus, dan I Ketut Sujana, Ketut. 2015. Pengaruh Financial
Leverage pada Income Smoothing dengan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN
2302-8556, 23 (11): 921-939.
Larastomo, Juoro, Halim Dedy Perdana, Hanung Triatmoko, dan Eko Arief
Sudaryono., 2016. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Penghindaran
Pajak terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di
Indonesia.Jurnal Bisnis dan Manajemen. E-ISSN 2461-1182, 6 (1): 63-74.
Mahariana, I Dewa Gede Pingga dan I Wayan Ramantha.2014. Pengaruh
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Manajemen
Laba Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.E-Jurnnal Akuntansi
Universitas Udayana.7 (2): 519-528.
13
Mahawyahrti, Putu Tiya dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih. 2016. Asimetri
Informasi,Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada Manajemen Laba. Jurnal
Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Universitas Udayana. 11 (2): 100-110.
Nugroho, Bernadus Y., dan Umanto Eko. 2011. “Board Characteristic an Earning
Management”. Jurnal of Administrative Science and Organization.ISSN, 18
(1): 1-10.
Pramesti, Ida Ayu Jayatri dan Budiasih, Nyoman. 2017. Pengaruh Asimetri
Informasi, Leverage, dan Kepemilikan Manajerial Pada Manajemen Laba.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN 2302-8556, 21 (1): 200-226.
Rice. 2013. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Ukuran, dan Nilai
Perusahan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskill.10
(3): 1-10.
Ulya, Nasihah dan Khairunnisa. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Financial Leverage dan Kualitas Audit Terhadap Praktik
Manajemen Laba. E-Proceeding of Management. ISSN 2355-9357, 2(1):
324-331.
Utari, Ayu dan Sari, Ratna. 2016. Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage,
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi Udayana. ISSN 2302-8556, 29 (15): 1-29.
Veno, Andri dan Noer Sasongko. 2016. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap
Manajemen Laba dengan Good Corporate Governance Sebagai Vriabel
Moderasi. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya. 18: 64-78.
Wibiksono, Rosalia Anita dan Felizia Arni Rudiawarni. 2015. Pengaruh
Premanaged Earnings dan Dividen yang Diharapkan Terhadap Praktik
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Universitas
Surabaya. 12 (1): 1-18.