PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN TINGKAT...
Transcript of PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN TINGKAT...
i
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN TINGKAT DISCLOSURE
TERHADAP BIAYA EKUITAS DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RATRI NURJANATI
NIM: 1111082000115
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Ratri Nurjanati
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Januari 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Pinang Emas XII Rt. 010/003 No. 26
Kel. Pondok Pinang, Kec. Kebayoran Lama
Jakarta Selatan, 12310
6. Telepon : 0882 1144 3699 (HP)
7. Email : [email protected]
8. Ayah : Muhammad Saebani
9. Ibu : Sudaryanti
10. Anak ke-, dari : 1 dari 2 bersaudara
II. PENDIDIKAN
1. Tahun 1999 – 2005 : SD Negeri 09 Pagi Manggarai Jakarta
2. Tahun 2005 – 2008 : SMP Negeri 3 Jakarta
3. Tahun 2008 – 2011 : SMA Negeri 87 Jakarta
4. Tahun 2011 – 2015 : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pengurus Bidang Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Periode 2012 – 2013.
2. Sekretaris Koordinator Bidang Seni dan Budaya Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi Periode 2013 – 2014.
vii
3. Sekretaris Bidang 3 (Hubungan Masyarakat dan Data dan Informasi)
Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2013 – 2014.
4. Ketua SEISDANCE (Tari Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Periode
2013 – 2014.
5. Wakil Bendahara Umum Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pergerakan Mahsiswa Islam Indonesia (PMII) Periode 2013 – 2014.
IV. PENGALAMAN KEPANITIAAN
1. Koordinator Divisi Bazaar Milad Fakultas Ekonomi dan Bisnis Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2012.
2. Bendahara Umum Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) Komisariat
Fakultas Ekonomi dan Bisnis PMII Tahun 2012.
3. Wakil Sekretaris Dekan Cup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun 2012.
4. Ketua TRIVIA (Togetherness in Adventure with Accounting) atau Makrab
(Malam Keakraban) Akuntansi Himpunan Jurusan Akuntansi Tahun 2013.
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Sebagai peserta dalam “Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi:, 23
September 2013, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Sebagai peserta dalam “ Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan”, 17 April
2014, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Sebagai peserta dalam “Kredibilitas Seorang Akuntan dalam Menghadapi
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, 14 Maret 2014, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Sebagai peserta dalam “ Akuntansi Keuangan Syariah”, 6 Mei 2014,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
THE INFLUENCE OF INFORMATION ASYMMETRY AND LEVEL OF
DISLCOSURE TO COST OF EQUITY WITH MANAGERIAL OWNERSHIP
AS MODERATING VARIABLE
(Study on Manufacturing Companies listed in the Indonesian Stock Exchange
During Years 2010-2013)
ABSTRACT
This study aimed to: (1) analyze the information asymmetry to cost of
equity, (2) to analyze the level of disclosure to cost of equity, (3) to analyze the
managerial ownership to cost of equity of the manufacturing industry which are
listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2010-2013. The cost of equity
practices used in this study is the development of research from Indayani and
Mutia (2013), which measures the cost of equity using 2 perspectives, that is:
information asymmetry and voluntary disclosure. And this research adds
perspective managerial ownership as moderating variable.
This research is a quantitative study, it was also using positive economics
scientific research. Type of this research is descriptive method used is based on
literature survey. This research used samples of 35 manufacturing industry which
are listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2010-2013. The sample
selection method used purposive sampling method. The type of data used in this
research was secondary data in the form of annual reports and financial
statements of the company. Hypothesis in this research were tested by Partial
Least Square (PLS) with SmartPLS version 2.0.M3.
Result of research conducted by Indayani and Mutia (2013), indicate that
information asymmetry and voluntary disclosure influences to cost of equity,
which means that any increasing in information asymmetry and voluntary
disclosure will increase the cost of equity, and conversely any decreasing
information asymmetry and voluntary disclosure would decrease the cost of
equity. Result of this study indicate that: (1) information asymmetry influences to
cost of equity, (2) level of disclosure does not influences to cost of equity, (3)
managerial ownership influences to cost of equity.
Keyword: Information asymmetry, disclosure level, managerial ownership, cost of
equity, Capital Asset Pricing Model (CAPM), bid-ask-spread, and Partial Least
Square (PLS).
ix
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN TINGKAT DISCLOSURE
TERHADAP BIAYA EKUITAS DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pengaruh asimetri
informasi terhadap biaya ekuitas, (2) menganalisis pengaruh tingkat disclosure
terhadap biaya ekuitas, (3) menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap biaya ekuitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indnesia (BEI) tahun 2010-2013. Biaya ekuitas yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Indayani dan Mutia
(2013), yang mengukur biaya ekuitas dengan 2 perspektif, yaitu: informasi
asimetri dan voluntary disclosure. Dan dalam penelitian ini menambahkan
kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan
keilmuan berupa ekonomi positif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
metode yang digunakan berdasarkan survey literatur. Penelitian ini menggunakan
35 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama tahun 2010-2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan
perusahaan. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Partial Least
Square (PLS) dengan bantuan software SmartPLS versi 2.0.M3.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indayani dan Mutia (2013),
menunjukkan bahwa informasi asimetri dan voluntary disclosure berpengaruh
terhadap biaya ekuitas, yang berarti setiap peningkatan asimetri informasi dan
voluntary disclosure akan meningkatkan biaya ekuitas dan sebaliknya setiap
penurunan informasi asimetri dan voluntary disclosure akan menurunkan biaya
ekuitas. Sedangkan, hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
(1) asimetri informasi berpengaruh terhadap biaya ekuitas, (2) tingkat disclosure
tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas, (3) kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap biaya ekuitas.
Kata kunci: Asimetri informasi, tingkat disclosure, kepemilikan manajerial, biaya
ekuitas, Capital Asset Pricing Model (CAPM), bid-ask-spread, dan Partial Least
Square (PLS).
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya
menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Ayahanda Muhammad Saebani
dan Ibunda Sudaryanti yang dengan ikhlas memberikan dukungan dengan
penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat,
serta dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Adik saya Rino Adi Pangestu yang senantiasa memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis, dan selalu mengantar jemput ke kampus.
3. Dr. M. Arief Mufraeni, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Dosen Pembimbing I, terimakasih atas
waktu yang telah diluangkan untuk ilmu, arahan dan nasehatnya selama
penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran yang telah Bapak
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing II,
terimakasih atas waktu yang telah diluangkan untuk ilmu, arahan dan
nasehatnya selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas semua saran
yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai akhir
terlaksananya sidang skripsi.
xi
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
8. Seluruh staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat tercinta Nur Vitriani, Fitriyanti, Vania Eka Putri, Najmiyatul
Husna, Na’ama Iklila Aelia, Liliek Khanah Aisyah, dan Eva Musyarofah yang
tidak pernah lelah untuk memberikan semangat, dorongan, nasihat, dan
doanya.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan Akuntansi B 2011, Irlan, Rafiq, Haekal,
Ichwan, Yudho, Rian, Vicky, Nunu, dan seluruh Akuntansi B yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu. Terimakasih telah menjadi teman seperjuangan.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Akuntansi 2011, terimakasih banyak atas
bantuan, support, doa, serta kenangan yang telah diberikan selama menempuh
perjalanan selama kuliah. See u on top Guys!
12. Sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka dan duka, Gita Syardiana,
Monawaroh, Rika Pratiwi, Indana Mutiara, M. Ilham Abrar, Muhammad
Caesar (Eca), dan Rizky Badilla Akbar (Bea), terimakasih telah memberikan
canda dan tawanya selama perjalanan kuliah.
13. Terimakasih untuk partner yang selalu memberikan semangat dalam
pembuatan skripsi ini, Fahmi Nur Islami. Terimakasih atas waktu, tenaga,
fikiran, doa, dan dukungan, serta memberikan canda tawanya.
14. Sahabat-sahabat yang telah memberikan semangat, Dhea, Aya, Nita, Cuplis,
Kahfi, Ipul. Terimakasih telah memberikan dorongan dan canda tawanya.
15. Sahabat-sahabati di HMJ Akuntansi dan PMII KOMFEIS, Wahyu, Mufti, Try,
Ujang, Adi, Arghea, dan semua anggota HMJ Akuntansi dan kader PMII.
Terimakasih atas semua pembelajaran dan kebersamaannya selama kuliah.
16. Sahabat-sahabati BPH PMII KOMFEIS, Ketum Anggit, Sekum Bashir,
Wasekum Bilal, Bendum Isal, Kabid dan Sekbid Jambul, Rohman, Yusran,
xii
Walad, Haikal, Eki, Ipul, dan Isti. Terimakasih atas semua pengalaman dan
pembelajaran organisasi yang telah dibangun bersama.
17. Teman-teman KKN SINEMA, Andin, Any, Hanum, Putri, Rifqi, Mawan,
Adhi, Firman, Gilang, Dodo, Kholid, dan Ipang. Terimakasih atas canda tawa
dan pembelajaran bersamanya selama sebulan penuh di Desa Tapos 2.
18. Terimakasih untuk Kak Alif dan Kak Umi atas waktu dan ilmu yang telah
diberikan yang pasti sedikit banyak berkontribusi dalam skripsi ini.
19. Sahabat-sahabati, Kakak-kakak, dan Adik-adik di Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi dan PMII Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
terimakasih sebanyak-banyaknya atas dukungan dan doanya untuk penulis.
20. Seluruh anggota Tim SEISDANCE yang telah menorehkan banyak prestasi
dalam bidang tari saman. Terimakasih teman-teman dan adik-adik yang telah
mengisi kebersamaan dalam melakukan hobi bersama, Nia, Dina, Ella, Anek,
Fizah, Vivi, Riri, Latul, dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Keep
dancing! Dan lanjutkan perjuangkan SEISMOGRAF!
21. Dan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarekanan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Wasslamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 25 September 2015
Ratri Nurjanati
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 15
1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 15
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 17
A. Landasan Teori .................................................................................. 17
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ............................................... 17
2. Biaya Ekuitas .............................................................................. 19
xiv
a. Pengertian dan Fungsi Biaya Ekuitas ................................... 19
b. Komponen Biaya Ekuitas ..................................................... 20
c. Capital Asset Pricing Model (CAPM) .................................. 21
3. Asimetri Informasi ...................................................................... 25
a. Tipe Asimetri Informasi ........................................................ 27
b. Bid-Ask Spread ...................................................................... 27
4. Tingkat Disclosure ...................................................................... 29
a. Disclosure Index ................................................................... 31
5. Kepemilikan Manajerial .............................................................. 32
B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 36
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 41
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ..................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 48
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................ 49
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 50
D. Metode Analisis Data ........................................................................ 52
1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 52
2. Uji Hipotesis ............................................................................... 52
a. Spesifikasi Model .................................................................. 54
1. Inner Model ..................................................................... 55
2. Outer Model .................................................................... 56
b. Kriteria Penilaian .................................................................. 58
xv
1. Convergent Validity ........................................................ 58
2. Discriminant Validity ...................................................... 58
3. Composite Reliability ...................................................... 59
4. R-Squared (R2) ................................................................ 60
E. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis .................................. 60
F. Operasional variabel Penelitian ........................................................ 67
1. Variabel Dependen ...................................................................... 67
2. Variabel Independen ................................................................... 70
3. Variabel Moderating ................................................................... 72
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 74
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 74
1. Deskripsi Objek Penelitian.......................................................... 74
B. Deskripsi Sampel .............................................................................. 75
C. Hasil Uji Analisis Data ..................................................................... 77
1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 77
2. Partial Least Square (PLS) ......................................................... 78
3. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 88
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 96
A. Kesimpulan ....................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................. 102
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI 2010-2013 ............ 3
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 36
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ............................................................. 73
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................... 75
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Manufaktur ..................................................... 76
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif ........................................... 77
Tabel 4.4 Nilai AVE Variabel Asimetri Informasi ....................................... 81
Tabel 4.5 Nilai Composite Reliability Variabel Asimetri Informasi ............ 81
Tabel 4.6 Nilai AVE Variabel Tingkat Disclosure ....................................... 83
Tabel 4.7 Nilai Composite Reliability Variabel Tingkat Disclosure ............ 83
Tabel 4.8 Nilai AVE Variabel Kepemilikan Manajerial............................... 85
Tabel 4.9 Nilai Composite Reliability Variabel Kepemilikan Manajerial .... 85
Tabel 4.10 Nilai AVE Variabel Biaya Ekuitas ............................................. 87
Tabel 4.11 Nilai Composite Reliability Variabel Biaya Ekuitas ................... 87
Tabel 4.12 Nilai R-Square ............................................................................ 88
Tabel 4.13 Result for Inner Weights ............................................................. 89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 41
Gambar 3.1 Hipotesis Pertama Hubungan Asimetri Informasi Terhadap
Biaya Ekuitas ............................................................................ 61
Gambar 3.2 Hipotesis Kedua Hubungan Tingkat Disclosure Terhadap
Biaya Ekuitas ............................................................................ 62
Gambar 3.3 Hipotesis Ketiga Hubungan Kepemilikan Manajerial Terhadap
Biaya Ekuitas ............................................................................ 63
Gambar 3.4 Hipotesis Keempat Hubungan Asimetri Informasi Terhadap
Biaya Ekuitas dengan Kepemilikan Manajerial sebagai
Variabel Moderating ................................................................. 64
Gambar 3.5 Hipotesis Kelima Hubungan Tingkat Disclosure Terhadap
Biaya Ekuitas dengan Kepemilikan Manajerial sebagai
Variabel Moderating ................................................................. 66
Gambar 4.1 Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Asimetri
Informasi ................................................................................... 80
Gambar 4.2 Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Tingkat
Disclosure ................................................................................. 82
Gambar 4.3 Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Kepemilikan
Manajerial ................................................................................. 84
Gambar 4.4 Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Biaya
Ekuitas ....................................................................................... 86
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Item Pengungkapan ........................................................ 103
Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan ......................................................... 108
Lampiran 3 Daftar Rincian Data Perusahaan 2010-2013 ............................. 110
Lampiran 4 Hasil Output PLS ....................................................................... 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan. Ringkasan tersebut terdiri dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Sebagaimana yang
dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1, laporan
keuangan untuk tujuan umum disusun dengan tujuan untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung
jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Pada laporan keuangan, modal
perusahaan dicatat di sisi pasiva yang menunjukkan sumber dana
perusahaan. Di sisi lain, perusahaan sebagai pihak yang menerbitkan
statemen keuangan menggunakan statemen tersebut sebagai media untuk
mendapatkan pendanaan, baik pendanaan kewajiban maupun ekuitas.
Dalam melakukan pemenuhan dana, perusahaan dapat memperoleh dana
tersebut dari dalam perusahaan (modal sendiri) dan dari luar perusahaan
(modal asing) (Mayangsari, 2003: 1255).
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
dinyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang
2
berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lain dalam pengambilan
keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis dan rasional.
Menurut Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. SE-
02/PM/2002, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, laporan keuangan yang
dibuat haruslah relevan agar tidak menyesatkan pengguna laporan
keuangan dalam membuat keputusan, salah satunya yaitu keputusan
investasi.
Era globalisasi ini memunculkan persaingan bebas yang membuat
persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Semakin ketatnya
persaingan antar perusahaan ini membuat perusahaan melakukan
perluasan usaha agar dapat bertahan dan mampu bersaing. Perluasan usaha
berdampak pada kebutuhan dana yang semakin meningkat. Kebutuhan
dana yang terus meningkat seiring dengan peningkatan operasi perusahaan
akan menyulitkan perusahaan tersebut untuk memenuhinya. Oleh sebab
itu, dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan membutuhkan
dana tambahan dari pihak lain seperti investor dan kreditur. Pihak
eksternal membutuhkan informasi yang dapat menggambarkan kondisi
perusahaan, informasi tersebut disajikan di dalam laporan keuangan.
Bursa efek atau Pasar modal adalah satu tempat yang menyediakan
fasilitas untuk melakukan transaksi terkait jual beli sekuritas, baik obligasi
3
maupun saham atau sekuritas lain, dengan masa berlaku lebih dari satu
tahun. Artinya bursa efek atau pasar modal merupakan media yang
menyediakan fasilitas yang dapat mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) yang akan memberikan
dana dengan pihak yang membutuhkan dana (issuer), sehingga perusahaan
dapat memperoleh tambahan dana yang dibutuhkan melalui pasar modal
dengan penerbitan saham atau obligasi yang akan diperjual belikan di
pasar modal (Gumanti, 2011).
Berkembangnya pasar modal di Indonesia, ditandai dengan
semakin banyaknya perusahaan yang listing di BEI dan kebutuhan
informasi yang semakin meningkat. Informasi dibutuhkan investor karena
berhubungan dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh investor dalam
berinvestasi atau menanamkan modalnya. Perusahaan manufaktur adalah
salah satu sektor industri yang paling dilirik oleh investor untuk
menanamkan modalnya, karena perusahaan manufaktur tidak terikat pada
aturan pemerintah, serta perusahaan manufaktur merupakan salah satu
asset yang memiliki peranan penting dalam menghadapi era persaingan
bebas, karena perusahaan manufaktur dituntut untuk semakin efektif
dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Dan selain itu karena
biasanya perusahaan manufaktur menjanjikan pengembalian saham yang
tinggi. Berikut disajikan data mengenai perkembangan harga saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013.
4
Tabel 1.1
Harga Saham Perusahaan Manufaktur dan IHSG di BEI
Tahun 2010-2013
Indikator Tahun Keterangan
2010 2011 2012 2013
IHSG 3,095.13 3,746.07 4,118.83 4,606.25 Berfluktuasi
CTBN 2,618.18 3,108.33 4,527.08 4,595.83 Berfluktuasi
INDF 4,345.83 5,252.08 5,300.00 6900.00 Berfluktuasi
SMSM 1,036.67 1,244.17 2,103.33 2,793.75 Berfluktuasi
Sumber: www.SahamOK.com
Sesuai dengan data yang disajikan dalam table 1.1 harga saham
terus berfluktuasi setiap tahunnya. Adanya fluktuasi ini disebabkan karena
adanya respon yang berbeda dari setiap investor terhadap informasi-
informasi yang terdapat di pasar.
Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan
penyalur informasi yang bermanfaat baik bagi perusahaan yang listing di
BEI maupun bagi stakeholder. Investor lebih menyukai perusahaan yang
mengungkapkan lebih banyak informasi tentang perusahaannya, dengan
demikian mereka menganggap risiko perusahaan tersebut rendah. Apabila
risiko perusahaan dianggap rendah oleh investor, maka tingkat
pengembalian yang diminta juga rendah. Dengan demikian tingkat biaya
modal yang dikeluarkan perusahaan juga rendah (Tandelilin, 2001).
Sehingga biaya modal dapat diidentifikasikan sebagai tingkat return
minimum yang disyaratkan oleh pengguna modal ekuitas atas investasi.
Semakin tinggi tingkat pengembalian yang disyaratkan maka biaya modal
akan semakin meningkat. Namun, dilihat dari perekonomian Indonesia
saat ini, fenomena yang terjadi adalah semakin tingginya biaya modal
pada suatu perusahaan maka dampaknya cukup besar untuk investasi, di
5
mana sedikitnya perusahaan yang melakukan penawaran umum saham,
dan rendahnya aktivitas perusahaan untuk mencari dana. Secara umum,
keputusan investasi sangat tergantung pada kemampuan investasi tersebut
untuk memenuhi biaya modal yang ditanggung dari dana yang
diinvestasikan tersebut (Indayani dan Mutia, 2013:373).
Biaya modal ini berkaitan dengan risiko investasi saham
perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh modal ekuitas dengan dua cara
yaitu, dengan laba perusahaan dan dengan mengeluarkan saham baru.
Manajemen tidak boleh menginvestasikan uang pemegang saham jika
mereka tidak dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang sekurangnya
sama dengan apa yang diperoleh pemegang saham apabila melakukan
investasi di tempat lain dengan risiko yang sama.
Biaya modal perusahaan keseluruhan akan mencerminkan biaya-
biaya yang dikombinasikan dari semua sumber keuangan yang digunakan
perusahaan. Biaya tersebut mencerminkan proporsi pembiayaan total dari
masing-masing sumber, dan merupakan tingkat pengembalian yang harus
di dapatkan perusahaan, sehingga dapat memberikan kompensasi kepada
kreditur dan pemegang saham dengan tingkat pengembalian hasil yang
dibutuhkan. Perusahaan perlu menghitung biaya modalnya untuk membuat
keputusan investasi dan untuk menentukan kompensasi insentif dan
mencoba menjaganya untuk tetap sederhana (Khomsiyah, 2003:1008).
Terdapat biaya modal yang berasal dari ekuitas (cost of equity).
Sartono (2000) dalam Murni (2003:316) mengemukakan biaya ekuitas
6
(cost of equity) dapat didefinisikan sebagai rate of return minimum yang
disyaratkan oleh pengguna modal sendiri atas suatu investasi agar harga
saham tidak berubah. Biaya ekuitas diakui sebagai tingkat pengembalian
yang diperlukan untuk memenuhi komitmen yang dibuat kepada
pemegang saham umum korporasi. Umumnya, biaya ekuitas diharapkan
sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dari modal yang
dipasok. Untuk menentukan biaya ekuitas perlu diketahui nilai pasar saat
ini berhubungan dengan saham.
Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Indonesia (2002),
misalnya, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan ekuitas sebagai
berikut (pasal 49): ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban. Pada umumnya, tujuan pelaporan
informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada
yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship)
manajemen.
Biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang harus dicapai
oleh perusahaan untuk memenuhi tingkat pengembalian harapan (expected
return) para pemegang saham (Bodie et al., 2008). Biaya ekuitas yang
rendah dalam suatu perusahaan menunjukkan rendahnya tingkat risiko
yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga tingkat pengembalian risiko yang
diharapkan oleh investor pun akan rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip
high risk high return dan low risk low return yang secara umum dikenal
oleh investor dalam melakukan investasi. Oleh karena itu, biaya ekuitas
7
merupakan salah satu faktor penentu estimasi besarnya tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor dalam melakukan investasi
dan merupakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk bisa memperoleh dana dari investor.
Biaya ekuitas salah satunya dipengaruhi oleh asimetri informasi
yang membahas masalah keagenan. Komalasari (2000) menyebutkan
bahwa dalam teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya
asimetri informasi antara manajer sebagai agent dan pemilik (pemegang
saham) sebagai principal. Hubungan agensi muncul karena adanya suatu
kontrak yang dilakukan oleh satu orang atau lebih principal yang
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent.
Manajer sebagai pihak pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Kreditur dan pemegang saham merupakan kelompok pemakai
informasi akuntansi yang dominan. Setiap informasi yang bermanfaat bagi
para pemakai dan kreditur juga sangat besar kemungkinannya akan
bermanfaat bagi pihak-pihak eksternal lainnya. Oleh karena itu, manajer
berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan yang
sesungguhnya kepada pemilik. Akan tetapi, adanya perbedaan kepentingan
antara manajemen dengan kreditur dan investor (pemegang saham),
mengakibatkan manajemen cenderung menyembunyikan atau tidak
8
mengungkapkan informasi yang diketahuinya kepada kreditur dan investor
dan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya (Ifonie,
2012:103). Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu
munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi.
Asimetri informasi terjadi karena adanya perbedaan kepentingan
antara manajemen dengan pemilik modal. Menurut Suwardjono (2005:74),
mengatakan bahwa karena manajemen dan investor/kreditur merupakan
pihak-pihak yang hubungan kedua pihak tersebut dipandang sebagai
hubungan keagenan, dikhawatirkan akan terjadi asimetri informasi antara
kedua pihak tersebut dengan manajemen sebagai pihak yang lebih
menguasai informasi. Menurut Supriyono (2000:186), Asimetri Informasi
adalah situasi yang terbentuk karena principal (pemegang saham) tidak
memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja agent (para manajer)
sehingga principal tidak pernah dapat menentukan kontribusi usaha-usaha
agent terhadap hasil-hasil perusahaan yang sesungguhnya.
Penurunan asimetri informasi yang lebih besar dialami oleh
perusahaan besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga
penurunan/kenaikan biaya modal untuk perusahaan besar adalah lebih
besar dibandingkan perusahaan kecil sebagai akibat penurunan/kenaikan
asimetri informasi (Adriani, 2013:4). Asimetri informasi menyebabkan
risiko yang akan dihadapi oleh investor juga semakin tinggi, sehingga
ketidakpastian investor dimasa yang akan datang semakin besar dan biaya
modal juga tinggi. Semakin kecil asimetri informasi yang terjadi di antara
9
manajer dengan pemegang saham atau stakeholder lainnya, maka semakin
kecil biaya modal sendiri yang ditanggung oleh perusahaan (Yelly, 2008).
Selain itu, disebutkan pula aktivitas yang dilakukan oleh investor
di pasar modal ditentukan oleh informasi yang mereka peroleh baik secara
langsung (laporan publik) maupun tidak langsung (insider trading). Oleh
karena itu pelaku pasar modal mempunyai kemampuan yang terbatas
terhadap persepsi masa yang akan datang, maka adanya asimetri informasi
menimbulkan masalah adverse selection yang mendorong dealer untuk
menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan
spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi, dapat dikatakan bahwa
asimetri informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi
tercermin pada spread yang ditentukannya (Indayani dan Mutia,
2013:374).
Komalasari (2000) menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan
informasi privat maka, tuntutan investor terhadap kompensasi menurun
karena biaya transaksi juga turun sehingga komponen adverse selection
dan bid-ask spread berkurang dan pada akhirnya cost of equity capital
juga turun. Apabila dihubungkan dengan peningkatan kinerja perusahaan,
ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal
mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai
perusahaan. Sinyal yang diberikan adapat dilakukan melalui
pengungkapan informasi akuntansi.
10
Investor perlu menilai ekuitas mereka yang ada pada perusahaan
melalui laporan keuangan yang disampaikan perusahaan. Pentingnya
perbaikan sistem pelaporan keuangan dan disclosure dinyatakan oleh U.S.
Securities and Exchange Commission (SEC), sebagaimana dikutip oleh
Stanko (2001) dalam Business and Economic Review (BER) bahwa
peranan pelaporan keuangan dan disclosure adalah untuk
mengkomunikasikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan
bisnis termasuk keputusan investasi oleh investor. Oleh karena itu
informasi yang disampaikan harus relevan, tepat waktu dan bernilai.
Stanko (2001) juga mengatakan bahwa misi utama SEC dalam peraturan
mengenai fair disclosure adalah untuk memproteksi investor dan
mempertahankan integritas pasar sekuritas. Pendapat yang sama juga
diutarakan oleh Healy dan Palepu (2001), yang menyatakan perlunya
komunikasi yang lebih baik antara investor dan pihak manajemen dengan
membangun strategi-strategi disclosure guna mengurangi adanya asimetri
informasi yang timbul dalam hubungan kedua pihak.
Laporan keuangan merupakan signal untuk mengkomunikasikan
informasi “penting” yang dimiliki manajemen perusahaan, misalnya
perkiraan manajemen dan profitabilitas perusahaan. Laporan keuangan
yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian
investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko. Apabila
investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan
keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang diharapkan oleh
11
investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya
biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Clarkson et al.
1996:69,79)
Pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas ini, sebelumnya
telah banyak diteliti, diantaranya oleh Financial Reporting of the American
Institute of Certified Public Accountants (Jenkin Committee) sebagaimana
dikutip oleh Botosan (1997:324) yang menyatakan bahwa keuntungan
pentingnya disclosure adalah biaya yang rendah untuk equity capital.
Demikian pula hasil penelitian yang disimpulkan oleh Botosan (1997:346)
mendukung adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya
ekuitas perusahaan. Meskipun memang pengaruh tingkat disclosure
terhadap biaya ekuitas perusahaan dirasa kurang signifikan pada
perusahaan yang menjadi pusat perhatian sejumlah besar analis keuangan.
Ketika perusahaan ternyata mempunyai banyak “masalah”, maka
dengan tingkat disclosure yang tinggi, semakin banyak informasi yang
riskan akan diketahui oleh investor sehingga investor meminta return yang
tinggi dan akibatnya tingkat biaya ekuitas yang harus ditanggung oleh
perusahaan semakin tinggi. Financial Executive Institute juga menyatakan
bahwa bila informasi yang dilaporkan dalam disclosure tersebut adalah
ditujukan pada pedagang saham (stock trader), maka hanya akan
menambah ketidakstabilan harga saham, sehingga menaikkan risiko dan
membawa biaya ekuitas yang lebih tinggi.
12
Meskipun masih mengundang perdebatan apakah disclosure yang
tinggi akan menurunkan biaya ekuitas atau sebaliknya, tampaknya semua
sepakat bahwa terdapat pengaruh tingkat disclosure yang cukup signifikan
terhadap biaya ekuitas. Menentukan tingkat disclosure atau pengungkapan
laporan keuangan suatu perusahaan yang diduga berpengaruh terhadap
tingkat biaya ekuitas perusahaan yang bersangkutan tidaklah mudah.
Pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas adalah suatu
masalah yang menarik dan penting bagi komunitas pelaporan keuangan.
Berbagai penelitian lain yang meneliti pengaruh tingkat disclosure
terhadap biaya modal dengan metode yang berbeda-beda dan pendekatan
secara tidak langsung dilakukan oleh Botosan (1997), Komalasari dan
Baridwan (2001), Juniarti dan Junita (2003), Adriani (2013), Petrova et
al., (2014).
Suatu kajian lain yang perlu diteliti adalah kepemilikan manajerial
dan dampaknya terhadap biaya ekuitas. Karena adanya hasil pro dan
kontra seputar penelitian pengaruh asimetri informasi dan tingkat
disclosure terhadap biaya ekuitas, peneliti memasukkan kepemilikan
manajerial sebagai variabel moderating, yaitu variabel yang memperkuat
atau memperlemah hubungan antara asimetri informasi dan tingkat
disclosure terhadap biaya ekuitas. Yao dan Sun (2008) menunjukkan
bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai pemegang
saham mayoritas memiliki biaya ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan
perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan karena kontrol yang dimiliki oleh
13
pemegang saham mayoritas dan peluang untuk memperoleh keuntungan
pribadi lebih besar sehingga investor menginginkan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko tersebut. Di satu sisi,
kepemilikan manajerial dapat mengurangi asimetri informasi antara
manajer dan pemegang saham. Namun disisi lain, kepemilikan manajerial
juga meningkatkan insentif untuk memperoleh keuntungan pribadi yang
lebih besar.
Byun et al., (2008:140) menyatakan bahwa ketika perusahaan
dimiliki secara mayoritas oleh dewan direksi tertentu, risiko informasi
menjadi lebih besar dan menyebabkan biaya ekuitas perusahaan menjadi
lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan
kepemilikan manajerial sebagai pemegang saham mayoritas dimana risiko
informasi cenderung lebih besar akan memiliki biaya ekuitas yang lebih
tinggi.
Perusahaan dengan pemegang saham yang terdiversifikasi
menuntut adanya mekanisme untuk memantau manajemen karena tidak
satupun pemegang saham yang memiliki insentif untuk mengawasi
manajemen (Asbaugh et al., 2004:2). Dengan kata lain, terdapat masalah
free rider. Namun, seiring dengan meningkatnya kepemilikan saham,
insentif untuk melakukan pengawasan semakin besar.
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya masih perlu diteliti lebih
lanjut mengenai pengaruh asimetri informasi dan tingkat disclosure
terhadap biaya ekuitas. Karena biaya ekuitas merupakan salah satu faktor
14
penentu estimasi besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan oleh
investor dalam melakukan investasi dan merupakan besarnya biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk bisa memperoleh dana dari
investor. Maka dari itu diperlukan kepemilikan manajerial sebagai variabel
moderating untuk menurunkan asimetri informasi dan masalah keagenan
antara pemegang saham dan manajemen. Berdasarkan pemaparan yang
telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Asimetri Informasi dan Tingkat Disclosure Terhadap
Biaya Ekuitas dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel
Moderating” Yang dalam hal ini penelitian akan dilakukan pada
perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yaitu pada tahun 2010-2013 yang selanjutnya akan dipaparkan peneliti
lebih lanjut pada bab selanjutnya.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Indayani dan Mutia (2013) yang menganalisa Pengaruh Informasi
Asimetri dan Voluntary Disclosure terhadap Cost of Capital pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Namun
terdapat beberapa perbedaan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Peneliti terdahulu menggunakan variabel independen Voluntary
disclosure, sedangkan pada penelitian ini menggunakan tingkat
disclosure.
2. Menggunakan variabel tambahan yaitu Kepemilikan Manajerial
sebagai Variabel Moderating.
15
3. Tahun pemilihan populasi dan sampel yang dilakukan penelitian
sebelumnya yaitu dari tahun 2007-2010. Sedangkan pada penelitian ini
menggunakan tahun 2010-2013.
4. Metode Analisis data pada penelitian sebelumnya menggunakan
regresi berganda dengan software SPSS, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan PLS (Partial Least Square) dengan software SmartPLS.
B. Rumusan Masalah
Setelah menguraikan latar belakang masalah diatas, maka dapat
diambil permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap biaya ekuitas?
2. Bagaimana pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas?
3. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas?
4. Bagaimana pengaruh interaksi antara asimetri informasi dan
kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas?
5. Bagaimana pengaruh interaksi antara tingkat disclosure dan
kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka penelitian bertujuan
untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh asimetri informasi terhadap biaya ekuitas.
b. Menganalisis pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas.
16
c. Menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap biaya
ekuitas.
d. Menganalisis pengaruh interaksi antara asimetri informasi dan
kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas.
e. Menganalisis pengaruh interaksi antara tingkat disclosure dan
kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini
adalah:
a) Manfaat Teoritis
1) Memahami dan menambah pengetahuan tentang pengaruh
asimetri informasi, tingkat disclosure, dan kepemilikan
manajerial terhadap biaya ekuitas
2) Sebagai bahan untuk mengembangkan materi perkuliahan dan
sebagai tambahan ilmu dari realita yang ada.
3) Sebagai sumbangan ilmiah dalam khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang akuntansi dan sebagai bahan
informasi bagi peneliti selanjutnya dalam mengkaji
permasalahan.
b) Manfaat Praktis
1) Bagi perusahaan: menambah informasi mengenai biaya modal
untuk pertimbangan biaya-biaya dalam pendanaan
eksternalnya.
17
2) BAPEPAM dan Komite Penyusunan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK): membantu regulator dalam mengevaluasi
regulasi-regulasi dan standar akuntansi yang telah dikeluarkan.
Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam
mengeluarkan regulasi-regulasi dan standar akuntansi dimasa
yang akan datang.
3) Investor: memberikan masukan dalam rangka pengambilan
keputusan investasi atas saham-saham yang diperdagangkan di
bursa.
4) Bagi Peneliti: Memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menerapkan teori-teori yang telah dipelajari selama ini
sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang penelitian
dan menambah wawasan serta pemahaman tentang pengaruh
asimetri informasi dan tingkat disclosure terhadap biaya
ekuitas dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel
moderating.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Dasar perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh
manajemen kepada pemegang saham atau investor dijelaskan dalam
agency theory. Menurut Jensen dan Meckling (1976:5) menyatakan
bahwa hubungan keagenan adalah hubungan kontraktual antara pihak
yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu (pemilik atau
pemegang saham sebagai principal) dengan pihak yang menerima
pendelegasian tersebut (direksi atau manajemen sebagai agent).
Agency theory muncul setelah fenomena terpisahnya kepemilikan
perusahaan dengan pengelolaan yang terdapat di perusahaan-
perusahaan besar yang modern, sehingga teori perusahaan yang klasik
tidak bisa lagi dijadikan basis analisis perusahaan seperti itu. Pada
teori perusahaan klasik, pemilik perusahaan yang berjiwa wiraswasta,
mengendalikan sendiri perusahaannya, mengambil keputusan demi
kelangsungan hidup perusahaannya sehingga yang diharapkan adalah
maksimum profit sebagai syarat utama untuk bisa bertahan hidup dan
berkembang. Dalam konteks pemisahan kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan, selalu muncul masalah dimana kepentingan para pengelola
tidak selalu selaras dengan kepentingan pemilik modal. Di sinilah
19
peran agency theory yang mengidentifikasi potensi konflik
kepentingan antara pihak-pihak dalam perusahaan yang mempengaruhi
perilaku perusahaan dalam berbagai cara yang berbeda (Jensen dan
Warner, 1988:25).
Eisenhardt (1989:63) menyatakan bahwa teori agensi
menggunakan tiga asumsi sifat manusia: (1) manusia pada umumnya
mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya
pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk adverse).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut, manajer sebagai
agent akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan
pribadinya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan konflik dalam
hubungan antara principal dan agent (agency conflict). Konflik ini
timbul sebagai akibat keinginan manajemen (agent) untuk melakukan
tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat
mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) untuk
memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan. Dengan
demikian, terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan
dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Ali, 2002).
Kesenjangan antara kepentingan pemegang saham sebagai pemilik dan
manajemen sebagai pengelola ini disebut juga dengan agency problem.
20
Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu
manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan
bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Manajemen sebagai
pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik
(pemegang saham). Oleh karena itu, manajemen wajib
mempertanggung jawabkan semua upayanya dan memberikan
informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemegang saham
berupa laporan periodik tentang usaha yang dijalankan. Dan principal
akan menilai kinerja agent-nya melalui laporan keuangan yang
disampaikan kepadanya. Laporan keuangan tersebut penting bagi para
pengguna eksternal, terutama karena kelompok ini berada salam
kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002).
2. Biaya Ekuitas (cost of equity)
a. Pengertian dan Fungsi Biaya Ekuitas
Biaya ekuitas/biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari
hutang, saham preferen, dan saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya
biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya
21
riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.
Menurut Bodie et al. (2008), biaya ekuitas adalah suatu rate
tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan untuk dapat memenuhi
imbalan yang diharapkan (expected return) oleh para pemegang saham
biasa (common stockholders) atas dana yang telah ditanamkan pada
perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterimanya.
Biaya ekuitas erat hubungannya dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of
return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat
dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor,
tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat
keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat risiko dari
aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan
dana (modal), besarnya reuired rate of return merupakan biaya modal
(cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal
tersebut.
Biaya ekuitas biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi atau
tingkat diskonto (discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya
modalnya atau dari arus kas masa depan yang diharapkan (epected
future cash flows) oleh pemegang saham biasa (Yao dan Sun, 2008).
22
b. Komponen Biaya Ekuitas
1. Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
2. Preferred (Saham Preferen)
3. Common Equity (Saham biasa atau Laba ditahan)
Biaya ekuitas mencerminkan besar ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Semakin besar biaya ekuitas yang ditanggung perusahaan
maka semakin tinggi pula ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Pada
kondisi seperti ini biasanya perusahaan tidak akan menutup-nutupi
keadaan yang sebenarnya, perusahaan cenderung mengungkap laporan
keuangannya tanpa ragu-ragu. Akan tetapi, jika biaya ekuitas kecil
perusahaan cenderung menutupi laporan keuangannya. Tetapi di lain
pihak, investor ingin mengetahui kondisi perusahaan pada saat itu
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasinya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah biaya
ekuitas yang ditanggung perusahaan maka perusahaan dituntut untuk
mengungkapkan laporan keuangannya secara lebih luas.
c. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Biaya ekuitas dapat diukur dengan menggunakan beberapa
pendekatan, di antaranya adalah Dividend Growth Model dan Capital
Asset Pricing Model (CAPM). Biaya ekuitas sulit diukur karena tidak
ada cara untuk mengamati atau mengetahui secara langsung tingkat
return yang diharapkan oleh investor. Apabila menggunakan Dividend
Growth Model sebagai proksi dari biaya ekuitas, maka penelitian
23
hanya akan menggunakan perusahaan-perusahaan yang membagikan
dividen setiap tahun sehingga membatasi jumlah sampel yang dapat
diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, pendekatan kedua atau
CAPM akan digunakan untuk mengukur biaya ekuitas. Penggunaan
CAPM ini dipilih tidak terlepas dari ketersediaan data-data yang ada di
pasar modal Indonesia dan cara penghitungan CAPM yang relatif lebih
mudah dibandingkan metode lainnya. Hingga saat ini CAPM masih
tetap banyak digunakan sebagai ukuran dari biaya ekuitas.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) dikembangan oleh William
Sharpe, John Lintner, dan Jan Mossin dua belas tahun setelah Harry
Markowitz mengemukakan teori portofolio modern pada tahun 1952
(Warsono, 2000). CAPM adalah sebuah model keseimbangan antara
risiko dan expected return suatu sekuritas atau portofolio. Model
tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga dari asset yang
berisiko. Menurut pendekatan CAPM, risiko yang dinilai oleh investor
yang rasional hanyalah systematic risk karena risiko tersebut tidak
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. CAPM menyatakan
bahwa expected return sebuah sekuritas atau portofolio sama dengan
return sekuritas bebas risiko (risk-free asset) ditambah dengan risk
premium dikalikan dengan systematic risk sekuritas tersebut diukur
dengan beta.
Berbeda dengan model portofolio Markowitz yang menggunakan
varian atau deviasi standar sebagai ukuran risiko, yang digunakan
24
dalam CAPM adalah beta. Beta digunakan karena mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan varian atau deviasi standar.
Kelebihan utama beta terletak pada stabilitasnya (Warsono, 2000).
Biaya ekuitas dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
COE = Rf + βi (Rm - Rf)
Dimana:
COE = cost of equity atau expected return perusahaan
Rf = Return bebas risiko yang diproksikan dengan tingkat
suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia rata-rata selama satu
tahun
Rm = Return pasar yang diperoleh dari Indeks Harga Saham
Gabunga (IHSG) pada hari t ditambah IHSG pada hari t-1
dibagi dengan IHSG pada hari t-1
βi = Risiko tidak sistematis untuk setiap saham perusahaan i,
nilai β merupakan risiko tidak sistematis
Market risk premium atau (Rm - Rf) diartikan sebagai return
tambahan (additional return) yang diinginkan oleh investor karena
berinvestasi pada sekuritas yang berisiko. Pendekatan CAPM
mengasumsikan beberapa kondisi sebagai berikut:
25
1. Tidak ada biaya transaksi, yaitu biaya-biaya pembelian dan
penjualan saham, seperti biaya broker, biaya penyimpanan saham
(custodian), dan lain-lain.
2. Tidak ada pajak pendapatan pribadi sehingga bagi investor tidak
masalah apakah mendapatkan return dalam bentuk dividend atau
capital gain.
3. Seseorang tidak dapat mempengaruhi harga saham melalui
tindakan membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Informasi
tersedia untuk semua investor dan dapat diperoleh dengan bebas
tanpa biaya sehingga harga saham sudah mencerminkan semua
informasi yang ada. Asumsi ini mengindikasikan bahwa pasar
modal analog dengan bentuk pasar persaingan sempurna.
4. Investor adalah orang yang rasional. Mereka membuat keputusan
investasi hanya berdasarkan risiko dan expected return portofolio.
Investor mempunyai input yang sama dalam membentuk portfolio
yang efisien. Asumsi ini disebut juga sebagai homogeneus
expectations. Semua investor mendefinisikan periode investasinya
dengan cara yang persis sama (one-period horizon) sehingga
expected return dan risiko portofolio pada periode tersebut akan
sama untuk setiap investor.
5. Investor adalah risk adverse sehingga jika diberikan pilihan antara
dua portofolio dengan expected return yang identik, maka mereka
akan memilih portofolio dengan risiko yang lebih rendah.
26
6. Short-sale dibolehkan dan tidak terbatas. Artinya , semua invetor
dapat menjual saham yang tidak dimilikinya sebanyak yang
diinginkannya.
7. Lending dan borrowing pada tingkat bunga bebas risiko dapat
dilakukan dalam jumlah yang tidak terbatas. Investor dapat
meminjamkan (lending) dan meminjam (borrowing) sejumlah dana
yang diinginkannya pada tingkat bunga yang sama dengan tingkat
bunga bebas risiko.
Asumsi-asumsi yang diuraikan di atas memang terlihat kurang
realistis karena tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. CAPM
mengasumsikan bahwa pasar saham dan sekuritas lainnya adalah pasar
yang berbentuk sempurna sehingga tidak terdapat pajak, tidak ada
biaya transaksi, dan tingkat bunga lending sama dengan borrowing.
Dalam prakteknya, jual-beli saham dikenakan biaya transaksi, dividend
dan capital gain dikenakan pajak, serta lending dan borrowing rate
lebih tinggi daripada tingkat bunga bebas risiko (risk-free rate). Selain
itu, Elton (1999) dan Chen et al. (2003) juga menyatakan bahwa
realized return yang digunakan dalam pendekatan CAPM merupakan
ukuran yang kurang tepat dari expected return. Namun, hingga saat ini,
belum ditemukan alternatif model yang tepat untuk menggantikan
CAPM (Yao dan Sun, 2008). Oleh karena itu, pendekatan CAPM
masih sering digunakan untuk menghitung biaya ekuitas dari suatu
perusahaan.
27
3. Asimetri Informasi
Menurut Supriyono (2000:186), asimetri informasi adalah situasi
yang terbentuk karena principal tidak memiliki informasi yang cukup
mengenai kinerja agent sehingga principal tidak pernah dapat
menentukan kontribusi usaha-usaha agent terhadap hasil-hasil
perusahaan yang sesungguhnya. Asimetri informasi merupakan suatu
keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek
perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Agency
theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer
(agent) dan pemilik (principal). Kondisi ini memberikan kesempatan
kepada agent menggunakan informasi yang diketahuinya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan.
Menurut Ifonie (2012:103), perspektif asimetri informasi
mengimplikasikan bahwa manajer berupaya untuk mengurangi
asimetri informasi guna memaksimumkan nilai perusahaan dengan
cara yang dikehendaki. Ketika terdapat asimetri informasi, keputusan
pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga
saham karena asimetri informasi antara investor yang lebih informed
dan kurang informed akan menimbulkan biaya transaksi dan
mengurangi likuiditas dalam pasar saham suatu perusahaan.
Pengukuran tingkat asimetri informasi seringkali diproksi dengan
likuiditas. Likuiditas dalam suatu pasar mempunyai berbagai definisi
28
dan interpretasi. Pengertian likuiditas yang paling sederhana adalah
kemampuan untuk melakukan transaksi tanpa mengeluarkan biaya
yang signifikan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa asimetri
informasi adalah suatu kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan
perolehan informasi antara manajemen sebagai penyedia informasi
dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
sebagai pengguna informasi.
Menurut Supriyono (2000:186) asimetri informasi dapat timbul
dalam beberapa bentuk, yaitu:
a. Tanpa pemantauan, hanya agent yang mengetahui apakah
bekerja dengan baik demi kepentingan principal.
b. Agent mungkin mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan
daripada principalnya.
c. Agent dalam melaksanakan tugasnya mungkin diarahkan oleh
informasi pribadi.
a. Tipe Asimetri Informasi
Ada 2 tipe asimetri informasi, yaitu (Yelly, 2008):
1. Adverse selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi yang mana satu
pihak atau lebih yang melangsungkan suatu transaksi usaha atau
transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak
lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer
29
perusahaan dan para pihak dalam lainnya lebih mengetahui kondisi
kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor
luar.
2. Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi yang mana satu pihak
atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu
transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka
dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak
lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan
pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik
kebanyakan perusahaan besar.
b. Bid-Ask Spread
Bid-ask spread adalah perbedaan harga penawaran dan permintaan
terhadap saham (Arifin, 2005:161). Ketika seorang investor
berkeinginan untuk membeli saham, maka broker akan mengajukan
harga yang dimintanya (disebut dengan permintaan atau ask). Dan bila
seorang investor berkeinginan menjual sahamnya, broker akan
memberikan harga penawaran (disebut harga penawaran atau bid).
Dua jenis bid ask spread menurut Arifin (2005:162) yaitu : (1)
Quoted spreed, yaitu perbedaan harga penawaran dan permintaan yang
ditawarkan oleh market maker kepada pelanggan potensial. (2)
Effective spread, yaitu perbedaan antara yang sebenarnya diterima dan
sebenarnya dibayarkan market maker atas suatu saham.
30
Bid-ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya yang
berasal dari:
1. Pemilikan saham
Biaya pemilikan saham menunjukkan trade off antara memiliki
terlalu banyak saham dan terlalu sedikit saham, atas biaya pemilikan
saham tersebut akan menimbulkan oportunity cost.
2. Pemrosesan pesanan
Biaya pemrosesan pesanan meliputi biaya administrasi, pelaporan
proses komputer, telepon, dan lain-lain.
3. Asimetri informasi
Biaya asimetri informasi lahir karena adanya dua pihak trader yang
tidak sama dalam memiliki dan mengakses informasi.
Penelitian ini memfokuskan pada fungsi ketiga yaitu asimetri
informasi. Pengukuran terhadap asimetri informasi seringkali
diproyeksikan dengan bid ask spread disebabkan asimetri informasi
tidak dapat diobservasi secara langsung. Pihak pertama adalah
informed trader yang memiliki informasi superior dan pihak lain yaitu
uninformed trader yang tidak memiliki informasi. Jika kedua belah
pihak bertransaksi maka uninformed trader menghadapi risiko rugi
jika bertransaksi dengan informed trader, upaya mengurangi risiko
tersebut tercermin dalam bid-ask spread.
31
Pengukuran asimetri informasi dilakukan dengan menggunakan
relative bid-ask spread yang dioperasikan sebagai berikut (Ifonie,
2012):
RBAt = (HAt – HBt) . 100%
1/2 (HAt + HBt)
Dimana :
RBAt = Bid-ask spread pada periode t
HAt = Harga penawaran penjualan pada periode t
HBt = Harga penawaran pembelian pada periode t
4. Tingkat Disclosure
Menurut Suwardjono (2005:578), pengungkapan secara konseptual
merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis,
pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu
penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen
keuangan.
Menurut Hendriksen (1982:203) dalam Adriani (2013:7),
pengungkapan (disclosure) adalah penyajian informasi yang
diperlukan dalam laporan keuangan untuk mencapai operasi optimal
pasar modal yang efisien. Pengungkapan informasi keuangan dan
informasi relevan lainnya dalam laporan tahunan suatu perusahaan
merupakan aspek penting akuntansi keuangan (Khomsiyah,
2003:1008). Informasi tersebut berguna bagi investor, kreditor, calon
32
investor yang potensial dan pemakai lain terutama dalam pengambilan
keputusan.
Menurut Juniarti dan Yunita (2003:151), peranan pelaporan
keuangan dan pengungkapan adalah untuk mengkomunikasikan
informasi yang mendukung pengambilan keputusan bisnis. Oleh
karena itu, informasi yang disampaikan harus relevan, tepat waktu, dan
bernilai. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh
perusahaan untuk mengungkapkan kinerja perusahaannya melalui
laporan tahunan. Laporan tahunan digunakan oleh investor untuk
mengambil keputusan untuk menilai perusahaan mana yang memiliki
prospek yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Tingkat disclosure adalah tingkat pengungkapan atas informasi
yang diberikan sebagai lampiran pada laporan keuangan dalam bentuk
catatan kaki atau tambahan. Informasi ini menyediakan penjelasan
yang lebih lengkap mengenai posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan. Informasi penjelasan mengenai kesehatan keuangan dapat
juga diberikan dalam laporan pemeriksaan. Semua materi harus
diungkapkan termasuk informasi kuantitatif dan kualitatif yang akan
sangat membantu pengguna laporan keuangan (Siegel dan Shim,
2000:147 dalam Karamoy dan Wokas, 2011:20) .
Dalam tingkat disclosure terdapat beberapa bagian yaitu, Adequate
disclosure mengandung arti disclosure yang minimal harus ada
33
sehingga laporan tidak menyesatkan. Fair disclosure menyatakan
tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama bagi semua
pembaca potensial. Full disclosure berarti penyajian semua informasi
yang relevan. Bagi beberapa orang, full disclosure berarti penyajian
informasi secara melimpah, sehingga disclosure menjadi tidak tepat.
Informasi yang terlalu melimpah akan menyembunyikan informasi
yang penting dan membuat laporan keuangan sulit diinterpretasikan.
Namun demikian, disclosure yang tepat atas informasi yang penting
bagi investor dan pemakai laporan lainnya harus disajikan dengan
adequate, fair, and full. Tidak ada perbedaan riil di antara ketiga
konsep tersebut bila mereka digunakan dalam konteks yang tepat.
a. Disclosure Indeks
Pengungkapan diukur dengan menggunakan indeks disclosure
yang dianjurkan oleh PSAK serta SK Bapepam No. Kep-06/PM/2000
yang menyatakan bahwa skoring indeks disclosure adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian skor untuk setiap pengungkapan dilakukan secara
dikotomis. Item yang diungkapkan diberi nilai 1 dan apabila tidak
diungkapkan maka diberi 0. Pemberian skor ini tidak ada
pembobotan atas item pengungkapan.
b. Skor yang diperoleh tiap perusahaan dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total.
34
c. Pengukuran indeks pengungkapan tiap perusahaan dilakukan
dengan membagi skor total setiap perusahaan dengan skor total
yang diharapkan.
Variabel ini dukur dengan Disclosure Index yaitu indeks Wallace
dengan rumusan sebagai berikut (Adriani, 2013):
DI = n x 100%
K
Dimana:
DI = Disclosure Index
n = Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
K = Jumlah item yang seharusnya diungkapkan
5. Kepemilikan Manajerial
Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di manajemen
perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris
disebut sebagai kepemilikan manajerial (managerial ownership).
Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan
suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan
sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur
perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode
pengamatan.
35
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh
manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham
yang dimiliki oleh manajemen (Sujono dan Soebiantoro, 2007 dalam
Yenti dan Sofyan, 2013:205). Struktur kepemilikan manajerial dapat
dijelaskan melalui dua sudut pandang, yaitu pendekatan keagenan dan
pendekatan ketidakseimbangan. Pendekatan keagenan menganggap
struktur kepemilikan manajerial sebagai suatu instrument atau alat
yang digunakan untuk mengurangi konflik keagenan diantara beberapa
klaim terhadap sebuah perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan
informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan manajerial
sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi
antara insider dengan outsider melalui pengungkapan informasi
didalam perusahaan.
Masalah teknis tidak akan timbul jika kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan tidak dijalankan secara terpisah. Pemilik (pemegang
saham) bertujuan untuk memaksimumkan kekayaannya dengan
melihat nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan oleh investasi
perusahaan sedangkan manajer bertujuan pada peningkatan
pertumbuhan dan ukuran perusahaan. Tujuan manajer ini dilandasi
oleh dua alasan, yaitu: 1). Pertumbuhan yang meningkat akan
memberikan peluang bagi manajer bawah dan menengah untuk
dipromosikan. Selain itu, manajer dapat membuktikan diri sebagai
karyawan yang produktif sehingga dapat diperoleh penghargaan lebih
36
dari wewenang untuk menentukan pengeluaran (biaya-biaya), 2).
Ukuran perusahaan yang semakin besar memberikan keamanan
pekerjaan atau mengurangi kemungkinan lay-off dan kompensasi yang
semakin besar.
Meningkatkan kepemilikan manajerial digunakan sebagai salah
satu cara untuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan. Dengan
meningkatnya kepemilikan manajerial maka manajer akan termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dalam hal ini akan
berdampak baik kepada perusahaan serta memenuhi keinginan dari
para pemegang saham. Kepemilikan saham manajerial akan membantu
penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham.
Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka
manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena
manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan
dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri.
Manajemen akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan,
karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari
keputusan yang diambil. Selain itu manajemen juga ikut menanggung
kerugian apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah. Argumen
tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya kepemilikan
manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.
37
Namun, tingkat kepemilikan manajerial yang terlalu tinggi juga
dapat berdampak buruk terhadap perusahaan. Dengan kepemilikan
manajerial yang tinggi, manajer mempunyai hak voting yang tinggi
sehingga manajer mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan
perusahaan, hal ini dapat menimbulkan masalah pertahanan, dalam
artian, adanya kesulitan bagi para pemegang saham eksternal untuk
mengendalikan tindakan manajer.
Agency problem bisa dikurangi bila manajer mempunyai
kepemilikan saham dalam perusahaan, semakin meningkat proporsi
kepemilikan saham manajerial maka akan baik kinerja perusahaan.
Kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya memiliki
insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan
manajerial rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya
oportunistik manajemen akan meningkat. Kepemilikan manajerial
terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi
perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan
manajemen. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan
hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang
pemilik.
Kepemilikan manajerial dapat diperoleh dari jumlah saham yang
dimiliki oleh direksi dan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang
beredar.
38
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dari
tabel. 2.1
Tabel. 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Ifonie
(2012)
Pengaruh
Asimetri
Informasi
dan
Manajemen
Laba
Terhadap
Cost Of
Equity
Pada
Perusahaan
Real Estate
yang
Terdaftar
di BEI
Variabel:
Asimetri
Informasi
sebagai
variabel
independen
dan Biaya
Ekuitas
sebagai
variabel
dependen.
Obyek
penelitian:
tidak
terdapat
variabel:
Manajemen
Laba.
Sampel
penelitian
adalah
perusahaan
Real Estate.
Asimetri
Informasi
menghasilkan
arah positif tidak
signifikan
terhadap cost of
equity 29
perusahaan real
estate yang
terdaftar di BEI
dalam kurun
waktu 2007-
2009. Hal ini
dikarenakan
investor menilai
pada saat ini,
emiten atau
perusahaan yang
mengeluarkan
saham biasa baru
adalah untuk
menutupi hutang
operasional
maupun
investasinya,
sehingga
perusahaan
kurang diminati
oleh investor.
Bersambung pada halaman selanjutnya
39
Tabel. 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
2. Natalia
dan Sun
(2013)
Analisis
Pengaruh
Wajibnya
Penerapan
Good
Corporate
Governance
Terhadap
Biaya
Ekuitas
Pada Badan
Usaha Milik
Negara
Yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Tahun
2009-2012
Variabel:
Kepemilika
n Manajerial
sebagai
variabel
independen
dan Biaya
Ekuitas
sebagai
variabel
dependen.
Obyek
penelitian,
tidak terdapat
variabel:
Corporate
Governance
Index,
Kepemilikan
Institusional,
dan Kualitas
Audit.
Sampel
penelitian
adalah tahun
2009-2012
Kepemilikan
manajerial
terbukti memiliki
pengaruh positif
tidak signifikan
terhadap biaya
ekuitas
perusahaan. Hal
ini dapat
disebabkan
karena
persentase
kepemilikan
manajerial yang
relatif kecil pada
sampel yang
diuji.
Kepemilikan
manajerial yang
dominan dalam
perusahaan
dengan
penerapan GCG
yang belum
optimal juga
dapat menaikkan
biaya ekuitas
perusahaan
karena manajer
merupakan pihak
yang paling
memahami
informasi dalam
perusahaan,
sehingga control
manajemen yang
berlebihan
dikhawatirkan
dapat
meningkatkan
permasalahan
keagenan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
40
Tabel. 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil
Penelitian
3. Putri
(2013)
Pengaruh
Luas
Pengungkapan
Sukarela
Terhadap
Biaya Modal
dengan
Asimetri
Informasi
Sebagai
Variabel
Intervening
Variabel:
Biaya
Modal
sebagai
variabel
dependen.
Obyek
penelitian:
tidak terdapat
variabel: Luas
Pengungkapan
Sukarela
Sampel
penelitian
adalah tahun
2007-2011.
Terdapat
pengaruh
signifikan
negative antara
luas
pengungkapan
sukarela dengan
biaya modal.
Tidak terdapat
pengaruh
signifikan
positif antara
asimetri
informasi
dengan biaya
modal
Terdapat
hubungan
signifikan
negative antara
luas
pengungkapan
sukarela dengan
asimetri
informasi.
4. Adriani
(2013)
Pengaruh
Tingkat
Disclosure,
Manajemen
Laba,
Asimetri
Informasi
Terhadap
Biaya Modal
Variabel:
Tingkat
Disclosure
dan
Asimetri
Informasi
sebagai
variabel
independen
dan Biaya
Modal
sebagai
variabel
dependen.
Obyek
penelitian:
tidak terdapat
variabel:
Manajemen
Laba.
Sampel
penelitian
adalah tahun
2009-2011.
Tingkat
Disclosure tidak
berpengaruh
terhadap biaya
modal.
Asimetri
Informasi yang
diukur dengan
spread,
berpengaruh
positif terhadap
biaya modal.
Bersambung pada halaman selanjutnya
41
Tabel. 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
5. Yenti dan
Sun
(2013)
Pengaruh
Konservati
sme
Akuntansi
Terhadap
Penilaian
Ekuitas
dengan
Good
Corporate
Governanc
e Sebagai
Variabel
Pemoderasi
Variabel:
Kepemilika
n Manajerial
sebagai
variabel
pemoderasi.
Obyek
penelitian,
tidak
terdapat
variabel:
Konservati
sme
Akuntansi
dan Jumlah
Dewan
Komisaris.
Kepemilikan
manajerial bukan
variabel
pemoderasi atau
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
hubungan
konservatisme
akuntansi dengan
penilaian ekuitas
pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di PT
BEI.
6. Indayani
dan Mutia
(2013)
Pengaruh
Informasi
Asimetri
dan
Voluntary
Disclosure
terhadap
Cost of
Capital
pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar
di BEI
Variabel:
Informasi
Asimetri
sebagai
variabel
independen
dan Biaya
Modal
sebagai
variabel
dependen.
Obyek
Penelitian
tidak
terdapat
variabel:
Voluntary
Disclosure.
Sampel
penelitian
adalah
tahun
2007-2010.
Infromasi
asimetri dan
voluntary
disclosure secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap cost of
capital pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Informasi
asimetri secara
individual dan
voluntary
disclosure secara
individual
berpengaruh
terhadap cost of
capital pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
Bersambung pada halaman selanjutnya.
42
Tabel. 2.1 (Lanjutan)
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
7. Petrova
et al.,
(2012)
Relationship
between
Cost of
Equity
Capital And
Voluntary
Corporate
Disclosures
Variabel:
Disclosure
dan biaya
ekuitas
Obyek
penelitian,
tidak
terdapat
variabel:
Pengungka
pan
Sukarela
Hasil
menunjukkan
bahwa
perusahaan di
Swiss dapat
mengurangi
biaya modal
ekuitas dengan
meningkatkan
tingkat
pengungkapan
sukarela. Tetapi
terdapat
hubungan negatif
antara kualitas
pengungkapan
dengan biaya
modal ekuitas.
8. Kazemi
dan
Rahmani
(2013)
Relationship
between
Information
Asymmetry
and Cost of
Capital
Variabel:
Informasi
Asimetri
Obyek
Penelitian
tidak
terdapat
variabel:
Tingkat
Disclosure.
Adanya
hubungan yang
positif dan
signifikan antara
asimetri
informasi dan
biaya modal.
Bahwa di Bursa
Efek Teheran,
perusahaan
dengan Asimetri
Informasi yang
tinggi memiliki
biaya ekuitas
yang lebih besar
dibandingkan
dengan asimetri
informasi yang
rendah. Maka,
dapat dikatakan
bahwa asimetri
informasi
berdampak pada
biaya modal.
43
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Moderating
Adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan
perusahaan yang berpengaruh terhadap biaya ekuitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya ekuitas
Basis Teori : Agency Theory
Asimetri Informasi (X1)
Kepemilikan Manajerial
(X3)
Tingkat Disclosure (X2)
Biaya Ekuitas
(Y)
Pengaruh Asimetri Informasi dan Tingkat Disclosure Terhadap
Biaya Ekuitas dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel
Moderating
44
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Kerangka Pemikiran
Metode Analisis: SEM based
PLS
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
45
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Biaya Ekuitas
Semakin besar asimetri informasi yang terjadi antara partisipan
maka biaya modal akan semakin besar pula, begitu sebaliknya. Hal ini
konsisten dengan teori keagenan yaitu, semakin banyak informasi yang
disembunyikan pihak agen, maka akan semakin tinggi risiko yang
harus ditanggung oleh pemilik modal. Asimetri informasi
menyebabkan risiko informasi semakin tinggi, tingginya risiko
informasi akan berdampak pada tingginya biaya ekuitas yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan.
Asimetri informasi dimana perusahaan lebih mengetahui prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan investor, apabila
harga saham perusahaan sekarang tinggi yang menandakan bahwa
kinerja perusahaan lebih baik, maka investor memiliki keputusan
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, akan tetapi investor
tidak mengetahui lebih pasti prospek perusahaan dimasa yang akan
datang, apakah lebih baik atau bahkan lebih buruk. Apabila kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang lebih buruk yang hanya diketahui
oleh manajemen perusahaan, maka perusahaan akan mengeluarkan
biaya yang lebih besar atas tindakannya. Selain itu, itu investor juga
akan menganggung kerugian atas investasinya, seperti kemungkinan
dividen tidak akan diterimanya kembali, sehingga biaya modal akan
semakin tinggi.
46
Oleh karena itu, perusahaan harus menurunkan tingkat asimetri
informasi agar biaya ekuitas pun menjadi rendah. Hal ini dibuktikan
oleh penelitian Khomsiyah (2003) dan Indayani dan Mutia (2013).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut:
Ha1: Asimetri Informasi berpengaruh terhadap Biaya Ekuitas.
2. Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas
Pengungkapan laporan keuangan secara lengkap berguna bagi
manajemen, investor, dan pihak-pihak yang membutuhkan laporan
keuangan untuk mengambil keputusan yang tepat sehingga menekan
biaya modal. Pengungkapan yang lebih dapat menaikkan likuiditas
pasar saham, dengan demikian akan menurunkan biaya modal melalui
meningkatnya permintaan sekuitas. Semakin tinggi tingkat
pengungkaoan akan menyebabkan semakin rendah biaya modal yang
dibebankan kepada investor, karena pengugkapan informasi keuangan
dan informasi lainnya dalam laporan tahunan suatu perusahaan
meruapakan aspek penting akuntansi keuangan.
Dengan meningkatnya disclosure yang tinggi dalam suatu
perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian investor maupun kreditor
atas risiko informasi sehingga biaya modal akan semakin kecil.
Pengungkapan yang lebih luas yang tergambar dalam pengungkapan
wajib maupun pengungkapan sukarela membantu investor untuk
memahami risiko yang akan dihadapi oleh investor atas dana yang
telah ditanamkannya kepada perusahaan sehingga investor dapat
mengolah dan menganalisis informasi tersebut dengan cermat.
47
Semakin besar risiko maka semakin besar tuntutan kompensasi
investor atas investasinya, jadi pengungkapan yang lebih tinggi juga
akan menyebabkan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh
investor akan semakin rendah, karena risiko yang akan dihadapi oleh
investor juga semakin rendah, sehingga biaya modal dalam hal ini
akan semakin rendah juga. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Murni
(2003) dan Adriani (2013).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut:
Ha2: Tingkat Disclosure berpengaruh terhadap Biaya Ekuitas.
3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Biaya Ekuitas
Kepemilikan manajerial diartikan sebagai proporsi pemegang
saham dari pihak manajemen yang aktif dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat menyatukan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manajer
ikut memperoleh langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan
menanggung konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, risiko
informasi cenderung lebih tinggi karena adanya kemungkinan bahwa
seluruh informasi tentang perusahaan hanya dikuasai oleh pihak-pihak
tertentu saja. Risiko-risiko tersebut dapat berdampak negatif terhadap
nilai perusahaan dan mengakibatkan biaya ekuitas menjadi lebih
tinggi. Namun diduga kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
biaya ekuitas perusahaan karena kepemilikan manajerial dapat
mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap sebuah
48
perusahaan. Dan kepemilikan manajerial dipandang dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham
luar dengan manajemen. Selain itu, manajemen memegang banyak
banyak peranan penting dalam perusahaan, seperti pengelolaan
operasional, pengambilan keputusan, penyajan laporan keuangan, dan
memonitor tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini dibuktikan oleh
penelitian Natalia dan Sun (2013).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut:
Ha3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Biaya
Ekuitas.
4. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Biaya Ekuitas dengan
Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating
Kepemilikan manajerial sebagai pemegang saham mayoritas
memiliki biaya ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan
lainnya. Hal ini disebabkan karena kontrol yang dimiliki oleh
pemegang saham mayoritas dan peluang untuk memperoleh
keuntungan pribadi lebih besar sehingga investor menginginkan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk mengkompenasasi risiko
tersebut. Tapi di sisi lain, kepemilikan manajerial dapat mengurangi
asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham. Karena
mekanisme struktur kepemilikan manajerial dianggap sebagai suatu
instrument untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara
insider dengan outsider melalui pengungkapan informasi di dalam
perusahaan. Kepemilikan manajerial akan membantu penyatuan
49
kepentingan antar manajer dengan pemegang saham. Dan dengan itu
kesenjangan asimetri informasi yang terjadi antara manajer dengan
pemegang saham menjadi rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut:
Ha4: Asimetri Informasi berpengaruh terhadap biaya ekuitas
dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating.
5. Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas dengan
Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating
Perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai pemegang
saham mayoritas memudahkan bagi manajemen dalam pengungkapan
laporan keuangan. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer
ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil
dan ikut pula menanggung keuntungan/kerugian konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang diambil. Semakin besar kepemilikan
manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan semakin
meningkatkan kinerjanya, salah satunya dengan meningkatkan
pengungkapan laporan keuangan. Semakin tingginya tingkat
pengungkapan laporan keuangan maka risiko yang akan dihadapi oleh
perushaan juga semakin rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dihasilkan hipotesis berikut:
Ha5: Tingkat Disclosure berpengaruh terhadap biaya ekuitas
dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang membutuhkan pengujian untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Menurut
Indriantoro & Supomo (1999:12), penelitian kuantitatif
menitikberatkan pada pengujian teori-teori yang diukur melalui
hubungan antar variabel dan dianalisis dengan prosedur statistik.
Pendekatan kuantitatif ini berasal dari data yang diperoleh dari
laporan tahunan dan laporan keuangan sehingga data yang diukur
dalam suatu skala numeric (angka). Sifat dan jenis dari penelitian ini
adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan survei
literatur. Penelitian keilmuan yang digunakan adalah ekonomi positif.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh
interaksi antara variabel independen (asimetri informasi dan tingkat
disclosure) dengan variabel moderating (kepemilikan manajerial) terhadap
variabel dependen (biaya ekuitas). Yang menjadi unit analisis pada
penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan mengumpulkan data per tahun selama 4 tahun berturut-
turut yaitu tahun 2010-2013 di BEI.
51
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
yang mempunyai karakteristik tertentu. Jadi, populasi bukan hanya
orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berjumlah 145 perusahaan selama periode 2010-2013. Pertimbangan
pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel adalah homogenitas
dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue producing
activities) (Syofyan dan Yenti, 2013) serta sebagian besar perusahaan
di Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur dan banyak dilirik oleh investor. Ini juga bertujuan untuk
menghindari bias karena perbedaan industri, dan sektor manufaktur
mempunyai akun relative besar yang tentunya mempunyai ekuitas
yang besar pula sehingga menjanjikan pengembalian saham yang lebih
tinggi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut atau sebagian dari elemen-elemen populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan mempelajari semua
52
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dan tenaga,
serta waktu.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
dengan kriteria-kriteria yang telah diterapkan sebelumnya agar
diperoleh sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun
kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2010-2013.
b. Perusahaan manufaktur yang tidak menghentikan aktivitasnya di
pasar bursa, tidak menghentikan operasinya dan tidak melakukan
penggabungan usaha dan tidak berubah status sektor industrinya.
c. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan data laporan tahunan
(annual report) dan data laporan keuangan auditan berturut-turut
dan lengkap untuk laporan tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
d. Data struktur kepemilikan saham perusahaan yang dibutuhkan
untuk penelitian ini tersedia.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa:
53
a. Data laporan keuangan publikasi tahunan (annual report) untuk
periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh dari
website BEI (www.idx.co.id), website perusahaan, dan
www.sahamok.co.id.
b. Data transaksi harian berupa historis harga saham (high and low),
data transaksi bulanan berupa historis harga saham (close), IHSG,
dan tingkat suku bunga SBI. Data ini diambil dari www.idx.co.id
dan www.yahoofinance.co.id.
2. Teknik dan Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi yang dimaksudkan sebagai cara untuk mengumpulkan
data dengan mempelajari dan mencatat bagian yang dianggap penting
dari berbagai sumber yang resmi. Teknik dokumentasi ditujukan untuk
memperoleh data langsung terutama seluruhnya dari kepustakaan
(buku, dokumen, artikel, laporan, jurnal, dll).
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan Auditan Perusahaan Emitten yang
dijadikan sampel, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2013.
54
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan
agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta
penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara
grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai
maksimum dan minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali,
2011:19).
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan Structural
Equation Model (SEM) dengan menggunakan Partial Least Square (PLS)
yang dikembangan oleh Herman Wold (1985) sebagai teknik analisis data
dengan software SmartPLS versi 2.0.M3 yang dapat diunduh dari
http://www.smartpls.de.
Pada awalnya PLS dikembangkan sebagai metode umum untuk
mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan
multiple indicator. PLS awalnya diberi nama NIPALS (Nonlinear Iterative
Partial Least Square) karena PLS menggunakan dua prosedur iterative
yaitu metode estimasi least squares (LS) untuk single dan multi
component model untuk conanical correlation. Pendekatan PLS adalah
distribution fee yang artinya data tidak dapat berdistribusi tertentu, dapat
55
berupa nominal, kategori, ordinal, interval, dan rasio. Dalam
pengembangannya, model PLS diselesaikan oleh Herman Wold pada
tahun 1977 yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lohmoller
pada tahun 1984 dan 1989, dan kemudian dikembangan oleh Chin pada
tahun 1996 (Ghozali, 2011:18).
Sirohi e.t al. (1998:232) berpendapat bahwa PLS merupakan
tekhnik yang kuat dalam menganalisis variabel laten yang memiliki
beberapa indikator pada SEM. Chin (1998) menambahkan bahwa PLS
menggunakan prosedur estimasi berbasis minimum squares, dimana tidak
memiliki tekanan pada skala pengukuran, distribusi data, ataupun ukuran
sampel. Ghozali (2011:19) menyimpulkan bahwa PLS adalah sebuah
pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis
covariance menjadi berbasis variance. Desain PLS dimaksudkan untuk
mengatasi keterbatasan metode SEM lainnya ketika data mengalami
masalah seperti pengukuran data dengan skala tertentu, jumlah sampel
yang kecil, adanya missing value, data tidak normal dan adanya
multikolinearitas. Selain itu PLS dapat digunakan pada setiap jenis skala
data (nominal, ordinal, interval, rasio, serta syarat asumsi yang lebih
fleksibel).
Terdapat tiga kategori dalam melakukan estimasi parameter pada
PLS, yaitu weight estimate, path estimate, dan means dan lokasi
parameter. Weight estimate digunakan untuk menciptakan skor dari
variabel laten. Path estimate (estimasi jalur) digunakan untuk
menghubungkan antar variabel laten dan juga menguhubungkan variabel
56
laten dengan blok indikatornya (loading). Means dan lokasi parameter
sebagai nilai konstanta regresi dari indikator dan variabel lain. Selain itu,
PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap menghasilkan
estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua
menghasilkan inner model dan outer model, dan tahap ketiga
menghasilkan means dan lokasi (konstanta).
Pada tahap pertama dan kedua, komponen skor estimasi untuk
setiap variabel laten dapat menggunakan dua cara, yaitu melalui outside
approximation dan menggunakan inside approximation. Outside
approximation menggambarkan weighted agregat dari indikator konstruk,
sedangkan inside approximation menggunakan weighted agregat
component socre lain yang berhubungan dnegan konstruk dalam model
teoritis.
Pada tahap ketiga, dilakukan perhitungan mean setiap indikator
dengan menggunakan data asli untuk mendapatkan parameter mean,
kemudian melakukan perhitungan means dari nilai weight pada variabel
laten yang didapat dari tahap satu. Dengan nilai mean untuk setiap variabel
laten dan path estimate dari tahap dua, maka lokasi parameter untuk setiap
variabel laten dependen dihitung sebagai perbedaan antara mean yang baru
dihitung dengan systematic part accounted oleh variabel laten yang
mempengaruhinya.
a. Spesifikasi Model
Terdapat tiga model analisis jalur dalam PLS, yaitu inner model
yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten, outer model yang
57
menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan variabel
manifest, weight relation yang mengestimasi nilai dari variabel laten.
1. Inner Model
Inner Model merupakan model yang menggambarkan hubungan
yang ada di antara variabel laten berdasarkan pada substantive theory.
Inner model biasa disebut sebagai inner relation atau structural model.
Model persamaan inner model
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
ε = vektor variabel laten endogen (dependen)
ξ = vektor variabel laten eksogen (independen)
δ = vektor residual (unexplained variance)
Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, atau sering disebut
causal chain system, maka model rekrusif dari PLS adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
βji = koefisien jalur yang menghubungkan predictor endogen
γjb = koefisien jalur yang emnghubungkan predictor eksogen
i…b = indeks range sepanjang I dan b
j = jumlah variabel laten endogen
ε = β0 + βε + Γξ + δ
εj = Σiβjiεi + Σi γjbξb + δ j
58
δ j = inner residual variable
2. Outer Model
Outer model adalah model yang menggambarkan hubungan antara
variabel laten dengan indikatornya. Outer model biasa disebut sebagai
outer relation atau measurement model. Pada outer model terdapat dua
model yaitu model indikator refleksif dan model indikator formatif.
Model refleksif sering disebut sebagai principal factor model yang
berarti variabel manifest dipengaruhi oleh variabel laten. Persamaan
model indikator refleksif adalah sebagai
berikut:
Dimana x dan y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ)
dam variabel laten endogen (ε). Sedangkan λ dan λ y merupakan
matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien regresi
sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya.
Model formatif merupakan kebalikan dari model reflektif dimana
model formatif mengasumsikan bahwa variabel manifes
mempengaruhi variabel laten. Arah hubungan kausalitas mengalir dari
variabel manifes ke variabel laten. Persamaan model indikator formatif
adalah sebagai berikut:
x = λ xξ + εx
y = λ yε + εy
ξ = ΠξXi + δξ
ε = ΠεYi + εε
59
Dimana ξ, ε, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya.
Dengan Πx dan Πy adalah seperti koefisien regresi berganda dari
variabel laten terhadap indikator, sedangkan δξ dan εε adalah residual
dari regresi.
Menurut Jarvis, Mackanzie dan Podsakoff (2003) dalam Ghozali
(2011: 13), terdapat beberapa kriteria untuk menentukan formatif
model atau refleksif model, yaitu:
a) Apabila terjadi perubahan pada variabel laten, maka variabel
manifes pada model formatif tidak akan mengalami perubahan,
sedangkan pada model refleksif akan mengakibatkan adanya
perubahan pada variabel manifes,
b) Apabila terjadi perubahan pada variabel manifes, maka variabel
laten pada model formatif mengalami perubahan, sedangkan pada
model refleksif tidak akan mengakibatkan adanya perubahan pada
variabel laten,
c) Arah kausalitas pada model formatif dari variabel manifes ke
variabel laten sedangkan arah kausalitas pada variabel refleksif dari
variabel laten ke variabel manifes,
d) Kemiripan content pada variabel manifest di model formative tidak
harus sama atau mirip, sedangkan variabel manifest pada model
refleksif harus memiliki content yang sama atau mirip.
60
e) Pada model formatif tidak memiliki kovarian antar variabel
manifest, sedangkan pada model refleksif diharapkan ada kovarian
antar variabel manifes.
b. Kriteria Penilaian
Dalam penggunaannya, PLS memiliki beberapa evaluasi terhadap
model struktural dan model pengukuran yang ada. Dalam evaluasi
model pengukuran, dilakukan uji convergent validity, discriminant
validity, composite reliability, dan Average Variance Extracted.
Sedangkan dalam evaluasi model pengukuran dilakukan uji R-squared
(R2) dan uji estimasi koefisien jalur.
1. Convergent Validity
Convergent Validity digunakan untuk mengukur besarnya korelasi
antara variabel laten dengan variabel manifest pada model pengukuran
refleksif. Dalam evaluasi convergent validity dapat dinilai berdasarkan
korelasi antara item score / component score dengan construct score.
Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2011: 25), suatu korelasi dapat
dikatakan memenuhi convergent validity apabila memiliki nilai
loading sebesar lebih besar dari 0,5 sampai 0,6.
2. Discriminant Validity
Dsicriminant Validity dari model pengukuran refleksif dapat
dihitung berdasarkan nilai cross loading dari variabel manifes
terhadap masing-masing variabel laten. Jika korelasi antara variabel
laten dengan sikap indikatornya (variabel manifes) lebih besar
daripada korelasi dengan variabel laten lainnya, maka variabel laten
61
tersebut dapat dikatakan memprediksi indikatornya lebih baik daripada
variabel laten lainnya.
Selain itu, discriminant validity juga dapat dihitung dengan
membandingkan nilai square root of average variance extracted
(AVE). Apabila nilai √AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi di
antara variabel laten, maka discriminant validity dapat dianggap
tercapai. Discriminant validity dapat dikatakan tercapai apabila nilai
AVE lebih besar dari 0,5. Cara untuk menghitung nilai AVE adalah
sebagai berikut:
Dimana λi adalah loading factor (convergent validity), dan var ε(i)
= 1- λi2.
3. Composite Reliability
Variabel laten dapat dikatakan memiliki reabilitas yang baik
apabila nilai composite reliability lebih besar dari 0,6. Cara untuk
composite reliability adalah sebagai berikut:
Dimana λi adalah loading factor (convergent validity), dan var ε(i)
= 1- λi2 (Ghoxali: 26) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat
AVE = Σ λi2
Σ λi2 +
Σivar
ε(i)
PC = (Σ λi)2
(Σ λi)2 +
Σivar
ε(i)
62
digunakan untuk mengukur realibilitas dan hasilnya telah konservatif
dibandingkan nilai composite reliability.
4. R-squared (R2)
Pengujian R-squared (R2) merupakan cara untuk mengukur tingkat
Goodness of Fit (GOF) suatu model struktural. Nilai R-squared (R2)
digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel laten
independen tertentu terhadap variabel laten dependen. Menurut Chin
(1988) dalam Ghozali (2011: 27), hasil (R2) sebesar 0,67
mengindikasikan bahwa model dikategorikan baik. Hasil (R2) sebesar
0,33 mengindikasikan bahwa model dikategorikan moderat.
Sedangkan hasil (R2) sebesar 0,19 mengindikasikan bahwa model
dikategorikan lemah.
E. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus dibuktikan
kebenarannya atau dapat dikatakan proposisi tentatif tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
maka harus diketahui Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (Ha).
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis pada penlitian ini
adalah dengan menilai nilai t-statistik dan R-square. Nilai t-statistik (t-
hitung) diperbandingkan dengan nilai t-tabel. Nilai t-tabel yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah sebesar 1,976 dengan tingkat signifikansi 0,05
(two-tailed) dan df sebesar 141 (145 sampel – 4 tahun penelitian).
Selanjutnya nilai t-tabel tersebut dijadikan sebagai nilai cut off untuk
63
penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan. Kriteria penerimaan
atau penolakan hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut:
Uji Hipotesis 1: Asimetri Informasi berpengaruh terhadap Biaya Ekuitas.
Jika nilai t-statistik > t-tabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (two
tailed), maka menolak H0 dan menerima Ha.
Gambar 3.1
Hipotesis Pertama
Keterangan:
ξ1 = Variabel laten eksogen asimetri informasi
X1.1-X1.4 = Indikator asimetri informasi
λx1.1- λx1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen
asimetri informasi
δ1 - δ4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen
asimetri informasi
ε1 = Variabel endogen biaya ekuitas
Y1.1-Y1.4 = Indikator biaya ekuitas
δ1 ε1
λx1.1 λy1.1
δ2 λx1.2 λy1.2 ε2
λx1.3 λy1.3
δ3 ε3
λx1.4 λy1.4
δ4 ε4
ε1 ξ1
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
64
λy1.1- λy1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
biaya ekuitas
ε1 – ε4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen
biaya ekuitas.
Uji Hipotesis 2: Tingkat Disclosure berpengaruh terhadap Biaya Ekuitas.
Jika nilai t-statistik > t-tabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (two
tailed), maka menolak H0 dan menerima Ha.
Gambar 3.2
Hipotesis Kedua
Keterangan:
ξ2 = Variabel laten eksogen tingkat disclosure
X2.1-X2.4 = Indikator tingkat disclosure
λx2.1- λx2.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen
tingkat disclosure
δ1 - δ4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen
tingkat disclosure
ε1 = Variabel endogen biaya ekuitas
δ1 ε1
λx2.1 λy1.1
δ2 λx2.2 λy1.2 ε2
λx2.3 λy1.3
δ3 ε3
λx2.4 λy1.4
δ4 ε4
ε1 ξ2
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
65
Y1.1-Y1.4 = Indikator biaya ekuitas
λy1.1- λy1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
biaya ekuitas
ε1 – ε4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen
biaya ekuitas
Uji Hipotesis 3: Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Biaya
Ekuitas.
Jika nilai t-statistik > t-tabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (two
tailed), maka menolak H0 dan menerima Ha.
Gambar 3.3
Hipotesis Ketiga
Keterangan:
ξ3 = Variabel laten eksogen kepemilikan manajerial
X3.1-X3.4 = Indikator kepemilikan manajerial
λx3.1- λx3.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen
kepemilikan manajerial
δ1 - δ4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen
kepemilikan manajerial
δ1 ε1
λx3.1 λy1.1
δ2 λx3.2 λy1.2 ε2
λx3.3 λy1.3
δ3 ε3
λx3.4 λy1.4
δ4 ε4
ε1 ξ3
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
66
ε1 = Variabel endogen biaya ekuitas
Y1.1-Y1.4 = Indikator biaya ekuitas
λy1.1- λy1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
biaya ekuitas
ε1 – ε4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen
biaya ekuitas.
Uji Hipotesis 4: Asimetri Informasi berpengaruh terhadap biaya ekuitas
dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating.
Jika nilai t-statistik > t-tabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (two
tailed), maka menolak H0 dan menerima Ha.
ε5 ε6 ε7 ε8
λz1.1 λz1.2 λz1.3 λz1.4
δ1 ε1
λx1.1 λy1.1
δ2 λx1.2 λy1.2 ε2
λx1.3 λy1.3
δ3 ε3
λx1.4 λy1.4
δ4 ε4
ε1 ξ1
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
ξ3
Z1.4 Z1.3 Z1.2 Z1.1
67
Gambar 3.4
Hipotesis Keempat
Keterangan:
ξ1 = Variabel laten eksogen asimetri informasi
X1.1-X1.4 = Indikator asimetri informasi
λx1.1- λx1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen
asimetri informasi
δ1 - δ4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen
asimetri informasi
ξ3 = Variabel laten endogen kepemilikan manajerial
Z1.1-Z1.4 = Indikator kepemilikan manajerial
λz1.1- λz1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
kepemilikan manajerial
ε5 – ε8 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen
kepemilikan manajerial
ε1 = Variabel endogen biaya ekuitas
Y1.1-Y1.4 = Indikator biaya ekuitas
λy1.1- λy1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
biaya ekuitas
ε1 – ε4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen biaya
ekuitas
68
Uji Hipotesis 5: Asimetri Informasi berpengaruh terhadap biaya ekuitas
dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating.
Jika nilai t-statistik > t-tabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (two
tailed), maka menolak H0 dan menerima Ha.
Gambar 3.5
Hipotesis Kelima
Keterangan:
ξ2 = Variabel laten eksogen tingkat disclosure
X1.1-X1.4 = Indikator tingkat disclosure
λx1.1- λx1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten eksogen
tingkat disclosure
δ1 - δ4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten eksogen
tingkat disclosure
ε5 ε6 ε7 ε8
λz1.1 λz1.2 λz1.3 λz1.4
δ1 ε1
λx2.1 λy1.1
δ2 λx2.2 λy1.2 ε2
λx2.3 λy1.3
δ3 ε3
λx2.4 λy1.4
δ4 ε4
ε1 ξ2
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
Y1.1
Y1.2
Y1.3
Y1.4
ξ3
Z1.4 Z1.3 Z1.2 Z1.1
69
ξ3 = Variabel laten endogen kepemilikan manajerial
Z1.1-Z1.4 = Indikator kepemilikan manajerial
λz1.1- λz1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
kepemilikan manajerial
ε5 – ε8 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen
kepemilikan manajerial
ε1 = Variabel endogen biaya ekuitas
Y1.1-Y1.4 = Indikator biaya ekuitas
λy1.1- λy1.3 = Koefisien pengaruh langsung variabel laten endogen
biaya ekuitas
ε1 – ε4 = Kekeliruan pengukuran indikator variabel laten endogen
biaya ekuitas
F. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan deifinisi dari masing-masing
variabel yang digunakan disertai dengan operasional serta cara
pengukurannya. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
besarnya biaya ekuitas perusahaan (cost of equity). Perhitungan biaya
ekuitas diukur dengan menggunakan model Capital Asset Pricing
Model (CAPM), seperti yang juga digunakan oleh Indayani dan Mutia
(2013). Penggunaan CAPM ini tidak terlepas dari ketersediaan data-
70
data yang ada di pasar modal Indonesia dan cara penghitungan CAPM
yang relative lebih mudah dibandingkan dengan metode lainnya.
Perhitungan biaya ekuitas dengan menggunakan CAPM dapat
dirumuskan sebagai berikut:
COE = Rf +βi (Rm - Rf)
Dimana:
COE = cost of equity atau expected return perusahaan i
Rf = Return bebas risiko yang diproksikan dengan tingkat
suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia selama 1 tahun
Rm = Return pasar yang diperoleh dari Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada hari t ditambah IHSG pada hari t-
1
dibagi dengan IHSG pada hari t-1
βi = Risiko tidak sistematis untuk setiap saham perusahaan i,
nilai β merupakan risiko tidak sistematis
Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau
portofolio relatif terhadap risiko pasar. Covarian menunjukkan
gambaran dari hubungan antara return saham tertentu dengan return
pasar. Covarian bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah
antara return saham dengan return pasar, dan sebaliknya. Hubungan
(covarian) ini digunakan untuk mencari besarnya β saham. β adalah
ukuran kepekaan return saham terhadap perubahan pasar. Apabila return
saham tertentu peka terhadap segala perubahan pasar yang terjadi sekecil
apapun maka β akan menunjukkan nilai yang tinggi (β > 1) dan saham itu
71
disebut saham agresif (agresive stock). Bila return saham tersebut
menunjukkan nilai yang stabil walaupun pasar mengalami perubahan
maka β pun akan bernilai tetap (β=1) dan saham itu disebut saham netral,
sedangkan untuk return tertentu yang memiliki kepekaan lebih kecil dari
fluktuasi pasar maka β akan menunjukkan nilai yang rendah (β < 1) dan
saham itu dinamakan saham lemah (defensive stock).
Perhitungan untuk covarian dan beta saham adalah sebagai berikut:
Cov (Ri.Rm) = Σƞ
i.m=1 [Rm-E(Rm)] x [Ri-E(Ri)]
n-1
dan
βi = Cov (Ri-Rm)
σm2
Dimana:
βi = Beta (risiko)
Rm-E(Rm) = Rata-rata return pasar dalam satu periode
Ri-E(Ri) = Rata-rata return saham dalam satu periode
Untuk mencari Return Saham (Ri) maka digunakan rumus sebagai
berikut:
Rit = Pit-Pit-1
Pit-1
Dimana:
Pit = Harga saham periode ini
Pit-1 = Harga saham periode sebelumnya
Untuk mencari Return Market (Rmt) maka digunakan rumus sebagai
berikut:
Rmt = IHSGt - IHSGt-1
IHSGt
72
Dimana:
IHSGt = Nilai IHSG periode ini
IHSGt-1 = Nilai IHSG periode sebelumnya
2. Variabel Independen
Beberapa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
a. Asimetri Informasi
Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah
asimetri informasi. Biaya asimetri informasi lahir karena adanya
dua pihak trader yang tidak sama dalam memiliki dan mengakses
informasi.
Pengukuran terhadap asimetri informasi seringkali
diproyeksikan dengan bid ask spread disebabkan asimetri
informasi tidak dapat diobservasi secara langsung. Pihak pertama
adalah informed trader yang memiliki informasi superior dan pihak
lain yaitu uninformed trader yang tidak memiliki informasi. Jika
kedua belah pihak bertransaksi maka uninformed trader
menghadapi risiko rugi jika bertransaksi dengan informed trader,
upaya mengurangi risiko tersebut tercermin dalam bid ask spread.
Pengukuran asimetri informasi dilakukan dengan menggunakan
relative bid ask spread yang dioperasikan sebagai berikut (Ifonie,
2012):
RBAt = (HAt – HBt) . 100%
1/2 (HAt + HBt)
73
Dimana :
RBAt = Bid-ask-spread pada periode t
HAt = Harga penawaran penjualan pada periode t
HBt = Harga penawaran pembelian pada periode t
b. Tingkat Disclosure
Penelitian ini memiliki variabel independen yaitu tingkat
disclosure. Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat disclosure
menggunakan metode scoring yang sangat sederhana. Dan untuk
mengukur kelengkapan pengungkapan dapat dinyatakan dalam
bentuk indeks kelengkapan pengungkapan. Sesuai dengan yang
dianjurkan oleh PSAK serta SK Bapepam No.Kep-06/PM/2000
yang menyatakan bahwa skoring indeks disclosure adalah sebagai
berikut:
a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara
dikotomi, dimana jika suatu item diungkapkan diberi nilai satu
dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai nol.
b. Skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total.
c. Menghitung indeks kelengkapan dengan cara membagi total
skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat
diperoleh oleh perusahaan.
Variabel ini dapat diukur dengan Disclosure Index yaitu indeks
Wallace dengan rumus sebagai berikut (Adriani, 2013):
DI = n x 100%
K
74
Dimana:
DI = Disclosure Index
n = Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
K = Jumlah item yang seharusnya diungkapkan
3. Variabel Moderating
Variabel Moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh
ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan
variabel dependen dan variabel independen. Variabel ini dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel
independen dan variabel dependen. Variabel moderating yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial.
Kepemilikan Manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh
direksi, manajamemen, komisaris maupun setiap pihak-pihak yang
terkait secara langsung dalam pembuatan keputusan. Variabel ini
digunakan untuk mengetahui manfaat kepemilikan manajemen dalam
mekanisme pengurangan konflik agensi. Kepemilikan manajemen
dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Natalia dan Sun, 2013):
% Kepemilikan Manajerial =
Saham yang dimiliki oleh manajer, direksi dan komisaris x 100%
Total saham beredar
75
Tabel 3.1
Tabel Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Asimetri
Informasi
(Ifonie, 2012)
Asimetri Informasi diukur dengan
menggunakan relative bid ask spread.
RBAt = (HAt – HBt) . 100%
1/2 (HAt + HBt)
RBAt = Bid-ask-spread pada periode t
HAt = Harga penawaran penjualan pada
periode t
HBt = Harga penawaran pembelian pada
periode t
Skala Rasio
Tingkat
Disclosure
(Adriani,
2013)
Tingkat disclosure diukur dengan
menggunakan metode scoring.
DI = n x 100%
K
DI = Disclosure Index
n = Jumlah item yang diungkapkan oleh
perusahaan
K = Jumlah item yang seharusnya
diungkapkan
Skala Rasio
Kepemilikan
Manajerial
(Natalia dan
Sun, 2013)
Kep. Manajerial diukur dari saham yang
dimiliki oleh manajer, dewan direksi dan
komisaris dibagi dengan total saham
beredar.
% Kepemilikan Manajerial =
Saham direksi & komisaris x 100%
Total saham beredar
Skala Rasio
Biaya Ekuitas
(Indayani dan
Mutia, 2013)
Biaya ekuitas diukur dengan
menggunakan rumus CAPM.
COE = Rf +βi (Rm - Rf)
COE = cost of equity atau expected
return perusahaan
Rft = Return bebas risiko yang
diproksikan dengan tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia rata-rata
selama satu tahun
Rmt = Return pasar yang diperoleh dari
Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG)
pada hari t ditambah IHSG pada hari t-1
dibagi dengan IHSG pada hari t-1
βi : Risiko tidak sistematis untuk setiap
saham perusahaan i, nilai β merupakan
risiko tidak sistematis
Skala Rasio
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI atau perusahaan yang telah go public. Sampel
perusahaan yang berhasil diperoleh dan memenuhi kriteria adalah
sebanyak 35 perusahaan, dimana penelitian dilakukan selama 4 tahun
yaitu tahun 2010 hingga tahun 2013, sehingga terkumpul sebanyak 140
sampel. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan dan
laporan tahunan perusahaan, ICMD, tingkat suku bunga SBI, dan
harga saham yang terdapat di situs resmi Indonesia Stock Exchange
yaitu www.idx.co.id, www.sahamok.com, dan
www.yahoofinance.com. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Asimetri Informasi dan Tingkat Disclosure terhadap Biaya
Ekuitas dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating,
yang dalam penelitian ini pengukuran Asimetri Informasi
diproyeksikan dengan menggunakan bid-ask spread dan tingkat
disclosure dihitung dengan menggunakan metode disclosure index
terhadap Biaya Ekuitas yang diwakili oleh model CAPM (Capital
Asset Pricing Model) dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel
moderating yang dihitung dengan jumlah persentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh dewan direksi, manajemen, maupun
komisaris.
77
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
dan ditampilkan dalam table. Berikut tabel yang ditampilkan:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No. Kriteria Jumlah
1.
Perusahaan manufaktur yang
tercatat di BEI dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2013
145
2.
Perusahaan yang listing diatas tahun
2010 dan perusahaan yang delisting
selama tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013
(19)
3.
Perusahaan yang tidak tersedia data
laporan keuangan dan laporan
tahunannya pada website BEI mulai
tahun 2010-2013
(19)
4.
Perusahaan yang tidak
mencantumkan saham kepemilikan
manajerial
(58)
5.
Perusahaan yang memiliki saham
split selama tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013
(14)
6. Jumlah Perusahaan yang memenuhi
criteria 35
Total sampel data selama empat
tahun penelitian dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2013
140
Sumber: data yang diolah
B. Deskripsi Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan
perusahaan manufaktur yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti laporan keuangan perusahaan dan
laporan tahunan perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahan
yang menjadi objek penelitian ini:
78
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Manufaktur
No Kode Nama Perusahaan
1 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
2 ARGO PT. Argo Pantes Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 AUTO PT.Astra Otoparts Tbk
5 BPRT PT. Barito Pacific Tbk
6 BTON PT. Indo Kordsa Tbk
7 CTBN PT. Berlina Tbk
8 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk
9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
10 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
11 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk
12 INAI PT. Indal Alumunium Industry Tbk
13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
14 INDS PT. Indospring Tbk
15 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk
16 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
17 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk
18 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
19 LION PT. Lion Metal Works Tbk
20 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk
21 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk
22 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk
23 PBRX PT. Pan Brothers Tex Tbk
24 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
25 PRAS PT. Prima Alloy Steel Tbk
26 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
27 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
28 SSTM PT. Sunson Textile Manufacuture Tbk
29 SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
31 TPIA PT. Chandra Asri Pterochemical Tbk
32 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
33 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk
34 VOKS PT. Voksel Electric Tbk
35 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
Sumber: SahamOK.com
79
C. Hasil Uji Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel meliputi
variabel laten dan variabel manifest. Variabel laten terdiri atas asimetri
informasi, tingkat disclosure, kepemilikan manajerial, dan biaya
ekuitas. Dan variabel manifest terdiri dari bid-ask spread, disclosure
index, % kepemilikan manajrial, Capital Asset Pricing Model
(CAPM).
Tabel 4.3
Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif
Variabel Min Max Mean Standar
Deviasi
Asimetri
Informasi
Bid-Ask
Spread 0,04 1,81 0,6863 0,3485
Tingkat
Disclosure
Disclosure
Index 0,49 0,78 0,6153 0,0663
Kepemilikan
Manajerial
%
Kepemilikan
Manajerial
0,01 10,20 1,8509 2,8382
Biaya
Ekuitas
Capital
Asset
Pricing
Model
(CAPM)
-1,83 0,47 -0,0690 0,2119
Sumber: Output diolah dengan Microsoft Excel (2015)
Tabel 4.3 menunjukkan hasil dari statistik deskriptif penelitian
masing-masing variabel. Hasil uji statistik deskriptif terhadap bid-ask
spread menunjukkan nilai minimal sebesar 0,04, nilai maksimal
sebesar 1,81 dengan rata-rata (mean) sebesar 0,6863 dan memperoleh
nilai standar deviasi sebesar 0,3485. Hasil uji statistik deskriptif
terhadap disclosure index menunjukkan nilai minimum sebesar 0,49,
nilai maksimum sebesar 0,78 dengan rata-rata (mean) sebesar 0,6153
80
dan memperoleh standar deviasi sebesar 0,0663. Hasil uji statistik
deskriptif terhadap % kepemilikan manajerial menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,01, nilai maksimum sebesar 10,20 dengan rata-rata
(mean) sebesar 1,8509 dan memperoleh nilai standar deviasi sebesar
2,8382. Hasil uji statistik deksriptif terhadap Capital Asset Pricing
Model (CAPM) menunjukkan nilai minimum sebesar -1,83, nilai
maksimum sebesar 0,47 dengan rata-rata (mean) -0,0690 dan
memperoleh nilai standar deviasi sebesar 0,2119.
2. Partial Least Square (PLS)
Teknik pengolahan data dengan menggunakan pendekatan SEM
yang berbasis Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap untuk
menilai Fit Model pada sebuah model penelitian. Tahap-tahap tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Menilai Outer Model Atau Measurement Model
Outer Model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten
dengan indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau
measurement model, mendefinisikan karakteristik konstruk dengan
variabel manifesnya. Teknik analisa data dengan menggunakan
SmartPLS ada tiga kriteria untuk menilai outer model refleksif
yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Composite
Reliability. Convergent Validity dari model pengukuran dengan
refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item
score/component score yang diestimasi dengan software PLS.
81
Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih
dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun menurut Chin
(1998) dalam (Ghozali 2011:25) untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6
dianggap cukup memadai.
Discriminant Validity dari model pengukuran dengan refleksif
indikator dinilai dengan membandingkan nilai Root of Average
Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara
kosntruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika AVE setiap
konstruk lebih besar dari pada nilai korelasi antara kostruk dengan
konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
Discriminant Validity yang baik (Fornell dan Lacker, 1981 dalam
Ghozali, 2011:25). Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar
dari 0,50. Composite Reliability blok indikator yang mengukur
suatu konstruk dapat dievaluasi dengan menggunakan internal
consistency yang dikembangkan oleh Wert et. Al (1979) dalam
Ghozali (2011). Variabel memiliki reliabilitas komposit yang baik
jika memiliki composite reliability ≥ 0,70, walaupun bukan
merupakan standar absolut.
1) Outer Model atau Measurement Model Variabel Asimetri
Informasi
Variabel Asimetri Informasi diukur oleh satu indikator
yaitu bid-ask spread. Dalam penelitian ini asimetri informasi
merupakan model reflektif. Uji terhadap outer loading
82
bertujuan untuk melihat korelasi antara score item atau
indikator dengan konstruknya. Indikator dianggap reliable jika
memiliki nilai korelasi diatas 0,70, namun dalam taham
pengembangan korelasi 0,50 msaih dapat diterima (Gozali,
2011:25). Untuk lebih jelas hasil pengolahan data dapat dilihat
pada lampiran, gambar berikut ini adalah ringkasan pengolahan
d
a
t
a
d
e
ngan menggunakan SmartPLS.
Sumber: Output SmartPLS (2015)
Gambar 4.1
Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Asimetri
Informasi
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS
memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara indikator
dengan variabel laten tidak memenuhi convergent validity.
karena nilai korelasi untuk beberapa indikator tersebut berada
dibawah 0,5, yakni pada indikator AI3 dan AI4 nilai korelasi
hanya sebesar 0,268 dan 0,433, sedangkan pada indikator AI1
dan AI2 nilai korelasi sebesar 0,842 dan 0,700. Sehingga dapat
0,842
0,700
0,268
0,433
Asimetri
Informasi
AI1
AI2
AI3
AI4
83
disimpulkan bahwa variabel asimetri informasi dengan
indikator AI3 dan AI4 tersebut dikatakan tidak bagus.
Sedangkan untuk indikator AI1 dan AI2 tersebut dapat
dikatakan layak dan bagus.
Tabel 4.4
Nilai AVE Variabel Asimetri Informasi
AVE
AI 0,364211
TD 0.942331
KM 0.918492
BE 0.332617
AI * KM 0.294133
TD * KM 0.907080
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai Ave untuk variabel asimetri informasi yaitu sebesar
0,364. Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang
direkomendasikan yaitu sebesar 0,5, yang berarti bahwa
variabel asimetri informasi adalah tidak valid dan tidak
memiliki nilai discriminant validity yang baik.
Tabel 4.5
Composite Reliability Variabel Asimetri Informasi
Composite
Reliability
AI 0,664036
TD 0.984929
KM 0.978272
BE 0.612277
AI * KM 0.160873
TD * KM 0.993634
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai composite reliability dari variabel asimetri informasi
adalah sebesar 0,664. Dari hasil perhitungan tersebut nilai
composite reliability ≤ 0,7, hasil ini masih dapat ditolerir
84
karena model masih dalam tahap pengembangan. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel asimetri informasi cukup reliabel.
2) Outer Model atau Measurement Model Variabel Tingkat
Disclosure
Variabel tingkat disclosure perusahaan diukur dengan satu
indikator yaitu dislcoure index menggunakan model reflektif.
Uji terhadap outer loading bertujuan untuk melihat korelasi
antara score item atau indikator dengan konstruknya. Indikator
dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi diatas 0,70,
namun dalam taham pengembangan korelasi 0,50 msaih dapat
diterima (Gozali, 2011: 25). Untuk lebih jelas hasil pengolahan
data dapat dilihat pada lampiran, gambar berikut ini adalah
ringkasan pengolahan data dengan menggunakan SmartPLS.
Sumber: Output SmartPLS (2015)
Gambar 4.2
Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Tingkat
Disclosure
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS
memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara indikator
dengan variabel laten yang secara umum sudah memenuhi
0,951
0,976
0,977
0,978
Tingkat
Disclosure
TD3
TD4
TD2
TD1
85
convergent validity. Nilai korelasi untuk indikator tersebut
diatas 0,5 yakni sebesar 0,951, 0,976, 0,977, 0,978, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut dapat dikatakan
layak atau bagus.
Tabel 4.6
Nilai AVE Variabel Tingkat Disclosure
AVE
AI 0,364211
TD 0.942331
KM 0.918492
BE 0.332617
AI * KM 0.294133
TD * KM 0.907080
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai AVE untuk variabel tingkat disclosure yaitu sebesar
0,942. Hasil ini lebih besar dari nilai yang direkomendasikan
yaitu sebesar 0,5, yang berarti bahwa variabel tingkat
disclosure adalah valid dan memiliki nilai discriminant validty
yang baik.
Tabel 4.7
Composite Reliability Variabel Tingkat Disclosure
Composite
Reliability
AI 0,664036
TD 0.984929
KM 0.978272
BE 0.612277
AI * KM 0.160873
TD * KM 0.993634
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai composite reliability dari variabel tingkat disclosure
adalah sebesar 0,985. Dari hasil perhitungan tersebut nilai
composite reliability ≥ 0,7, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel tingkat disclosure adalah reliabel atau dapat dipercaya.
86
3) Outer Model atau Measurement Model Variabel Kepemilikan
Manajerial
Variabel kepemilikan manajerial diukur dengan satu
indikator yaitu % kepemilikan manajerial menggunakan model
reflektif. Dari konstruk tersebut akan dinilai loading factornya
apakah memenuhi nilai Convergent Validity atau dibawah nilai
yang dianjurkan. Hasil pengolahan data dengan menggunakan
SmartPLS untuk Loading Factor untuk variabel kepemilikan
manajerial dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Sumber: Output SmartPLS (2015)
Gambar 4.3
Outer Loadings (Measurement Model) Variabel
Kepemilikan Manajerial
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS
memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara indikator
dengan variabel laten yang secara umum sudah memenuhi
convergent validity. Nilai korelasi untuk indikator tersebut
0,954
0,983
0,988
0,906
Kepemilikan
Manajerial
KM1
KM2
KM3
KM4
87
diatas 0,5, yakin sebesar 0,954, 0,983, 0,988, 0,906, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut dapat dikatakan
layak atau bagus.
Tabel 4.8
Nilai AVE Variabel Kepemilikan Manajerial
AVE
AI 0,364211
TD 0.942331
KM 0.918492
BE 0.332617
AI * KM 0.294133
TD * KM 0.907080
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai AVE untuk variabel kepemilikan manajerial yaitu
sebesar 0,918. Hasil ini lebih besar dari nilai yang
direkomendasikan yaitu sebesar 0,5, yang berarti bahwa
variabel kepemilikan manaejerial adalah valid dan memiliki
nilai discriminant validiy yang baik.
Tabel 4.9
Composite Reliability Variabel Kepemilikan Manajerial
Composite
Reliability
AI 0,664036
TD 0.984929
KM 0.978272
BE 0.612277
AI * KM 0.160873
TD * KM 0.993634
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai composite reliability dari variabel kepemilikan
manajerial adalah sebesar 0,978. Dari hasil perhitungan
tersebut nilai composite reliability ≥ 0,7, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial adalah
reliabel atau dapat dipercaya.
88
4) Outer Model atau Measurement Model Biaya Ekuitas
Variabel biaya ekuitas diukur dengan satu indikator yaitu
Capital Asset Pricing Model (CAPM) menggunakan model
reflektf. Hasil pengolahan data dengan menggunakan
SmartPLS untuk Loading Factor untuk variabel biaya ekuitas
dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:
Sumber: Output SmartPLS (2015)
Gambar 4.4
Outer Loadings (Measurement Model) Variabel Biaya
Ekuitas
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS
memperlihatkan nilai outer model atau korelasi antara indikator
dengan variabel laten tidak memenuhi convergent validity.
karena nilai korelasi untuk beberapa indikator tersebut berada
dibawah 0,5, yakni pada indikator BE2 dan BE3 nilai korelasi
hanya sebesar 0,404 dan 0,177, sedangkan pada indikator BE1
dan BE4 nilai korelasi sebesar 0,898 dan 0,574. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel biaya ekuitas dengan indikator
BE2 dan BE3 tersebut dikatakan tidak bagus. Sedangkan untuk
indikator BE1 dan BE4 tersebut dikatakan layak dan bagus.
0,898
0,404
0,177
0,574
Biaya
Ekuitas
BE1
BE2
BE3
BE4
89
Tabel 4.10
Nilai AVE Variabel Biaya Ekuitas
AVE
AI 0,364211
TD 0.942331
KM 0.918492
BE 0.332617
AI * KM 0.294133
TD * KM 0.907080
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai Ave untuk variabel biaya ekuitas yaitu sebesar 0,333.
Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang
direkomendasikan yaitu sebesar 0,5, yang berarti bahwa
variabel biaya ekuitas adalah tidak valid dan tidak memiliki
nilai discriminant validity yang baik.
Tabel 4.11
Composite Reliability Variabel Biaya Ekuitas
Composite
Reliability
AI 0,664036
TD 0.984929
KM 0.978272
BE 0.612277
AI * KM 0.160873
TD * KM 0.993634
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Nilai composite reliability dari variabel biaya ekuitas
adalah sebesar 0,612. Dari hasil perhitungan tersebut nilai
composite reliability ≤ 0,7, hasil ini masih dapat ditolerir
karena model masih dalam tahap pengembangan. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel biaya ekuitas cukup reliabel.
90
b. Menilai Inner Model atau Structural Model
Pengujian inner model atau model structural dilakukan untuk
melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square
dari model penelitian. Penilaian model PLS dimulai dengan
melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Perubahan
nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel
laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah
mempunyai pengaruh yang subtantif. Tabel berikut ini merupakan
hasil estimasi R-square dengan menggunakan SmartPLS.
Tabel 4.12
Nilai R-SQUARE
R Square
AI
TD
KM
BE 0,579156
AI * KM
TD * KM
Sumber: Output SMartPLS (2015), sig*5%
Tabel 4.11 ini menunjukkan nilai R-square konstruk BE (biaya
ekuitas) sebesar 0,579. Semakin tinggi nilai R-square, maka
semakin besar kemampuan variabel independen tersebut dapat
menjelaskan variabel dependen sehingga semakin baik persamaan
struktural. Variabel BE (biaya ekuitas) memiliki nilai R-square
sebesar 0,579 yang berarti 57,9% variance AI (asimetri informasi),
TD (tingkat disclosure), dan KM (kepemilikan manajerial) mampu
dijelaskan oleh variabel BE (biaya ekuitas).
91
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya nilai t-
statistik. Nilai t-statistik diperbandingkan dengan nilai t-tabel yang
ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,9776 dimana
diketahui nilai df sebesar 136 (jumlah sampel dikurangi tahun
penelitian: 140-4) dan α sebesar 0,05 (two tailed). Batas untuk
menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ± 1,9776,
dimana apabila nilai t berada pada rentang nilai -1,9776 dan 1,9776
maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis
nol (H0). Tabel 4.6 memberikan output estimasi untuk pengujian
model struktural.
Tabel 4.13
Result For Inner Weights
Hipotesis Variabel
Original
Sample
Estimate
Standard
Deviation T-Statistic Kesimpulan
Ha1 AI → BE -0.380793 0.066214 5.750926* Diterima
Ha2 TD → BE -0.109953 0.084836 1.296059 Ditolak
Ha3 KM → BE 0.225384 0.084742 2.659637* Diterima
Ha4 AI * KM → BE 0.457677 0.071999 6.356720* Diterima
Ha5 TD * KM → BE -0.111340 0.078757 1.413723 Ditolak
Sumber: Output SmartPLS (2015), *Sig 5%
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh AI (asimetri informasi)
terhadap BE (biaya ekuitas) sebesar -0,380793 dan signifikan pada
0,05 (5,750926 >1,9776). Pengaruh TD (tingkat disclosure) terhadap
BE (biaya ekuitas) sebesar -0,109953 dan tidak signifikan pada 0,05
(1,296059<1,9776). Pengaruh KM (kepemilikan manajerial) terhadap
BE (biaya ekuitas) sebesar 0,225384 dan signifikan pada 0,05
(2,659637>1,9776). Pengaruh AI (asimetri informasi) dengan KM
92
(kepemilikan manajerial) terhadap BE (biaya ekuitas) sebesar
0,457677 dan signifikan pada 0,05 (6,356720>1,9776). Pengaruh TD
(tingkat disclosure) dengan KM (kepemilikan manajerial) terhadap BE
(biaya ekuitas) sebesar -0,111340 dan tidak signifikan pada 0,05
(1,413723<1,9776).
a. Hipotesis 1 (Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Biaya Ekuitas)
Hipotesis pertama (Ha1) menyatakan bahwa asimetri informasi
berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Hasil uji terhadap koefisien
parameter antara asimetri informasi terhadap biaya ekuitas
menunjukkan adanya pengaruh negatif sebesar -0,380793 dengan
nilai t-statistik 5.750926 dan signifikan pada 0,05. Nilai statistik
tersebut diatas 1,9776, dengan demikian hipotesis pertama (Ha1)
dapat diterima.
Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa
asimetri informasi yang diukur dengan menggunakan bid-ask-
spread berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas yang
diproksikan dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada
periode 2010-2013. Pembuktian ini berhasil mendukung teori
keagenan (Agency Theory), yang menyatakan bahwa semakin
banyak informasi yang disembunyikan oleh pihak agen, maka akan
semakin tinggi risiko yang harus ditanggung oleh pemilik modal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putri (2013) dan Indayani dan Mutia (2013), yang
menunjukkan asimetri informasi mempunyai pengaruh negatif
93
terhadap biaya ekuitas perusahaan, yang berarti setiap peningkatan
asimetri informasi akan menurunkan biaya ekuitas, dan sebaliknya
setiap penurunan asimetri informasi akan meningkatkan biaya
ekuitas perusahaan. Dimana ketika terdapat asimetri informasi
maka keputusan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi
harga saham. Semakin meningkat kesenjangan antara manajer
dengan investor maka harga saham menjadi tidak stabil karena
keputusan yang diambil oleh manajer. Dan karena asimetri
informasi terjadi antara investor yang lebih informed. Informed
akan menimbulkan biaya transaksi dan menurunkan likuiditas
sehingga biaya ekuitas juga akan menurun. Tetapi hasil penelitian
ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Murni
(2003) dan Purwanto (2013), yang menunjukkan bahwa adanya
pengaruh hubungan positif antara asimetri informasi dengan biaya
ekuitas perusahaan.
b. Hipotesis 2 (Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas)
Hipotesis kedua (Ha2) menyatakan bahwa tingkat disclosure
berpengaruh negatif terhadap biaya ekuitas. Hasil uji terhadap
koefisien parameter antara tingkat disclosure terhadap biaya
ekuitas menunjukkan adanya pengaruh negatif sebesar -0,109953
dengan nilai t-statistik sebesar 1,296059 tetapi tidak signifikan
pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari 1,9776, dengan
demikian hipotesis kedua (Ha2) tidak dapat diterima.
94
Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa tingkat
disclosure yang diukur dengan disclosure index tidak berpengaruh
terhadap biaya ekuitas yang diproksikan dengan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) pada periode 2010-2013. Pembuktin ini
tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat pengungkapan laporan
keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya
tingkat pengembalian saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Adrian (2013) yang menyatakan bahwa tingkat disclosure
tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas. Tetapi, hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Murni (2003), yang menyatakan bahwa semakin luas
pengungkapan maka semakin rendah tingkat biaya ekuitas, karena
manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika
manfaat yang diperoleh dari pengungkapan informasi tersebut
lebih besar dari biayanya.
c. Hipotesis 3 (Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya
Ekuitas)
Hipotesis ketiga (Ha3) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Hasil uji terhadap
koefisien parameter antara kepemilikan manajerial terhadap biaya
ekuitas menunjukkan pengaruh sebesar 0,225384 dengan nilai t-
statistik sebesar 2,659637 dan signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik
95
tersebut diatas 1,9776, dengan demikian hipotesis ketiga (Ha3)
dapat diterima.
Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa
kepemilikan manajerial yang diukur dengan % kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas yang
diproksikan dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM) pada
periode 2010-2013. Pembuktian ini berhasil mendukung teori
apabila kepemilikan manajerial sebagai pemegang saham
mayoritas/tertinggi maka akan memiliki biaya ekuitas yang lebih
tinggi. Hal ini disebabkan karena control yang dimiliki dipegang
oleh pemegang saham mayoritas dan peluang untuk memperoleh
keuntungan pribadi menjadi lebih besar sehingga pemegang saham
menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk
mengkompensasi risiko tersebut.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Natalia dan Yen Sun (2013). Dalam penelitiannya
kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif yang tidak
signifikan terhadap biaya ekuitas karena persentase kepemilikan
manajerial yang relatif lebih kecil pada sampel yang diuji.
d. Hipotesis 4 (Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Biaya Ekuitas
dengan Kepemilikan Manajeral sebagai Variabel Moderating)
Hipotesis keempat (Ha4) menyatakan bahwa asimetri informasi
dengan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap biaya
ekuitas. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara asimetri
96
informasi dengan kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas
menunjukkan pengaruh sebesar 0,457677 dengan nilai t-statistik
sebesar 6,356720 dan signifikan pada 0,05. Nilai t-statistik tersebut
diatas 1,9776, dengan demikian hipotesis keempat (Ha4) dapat
diterima.
Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa asimetri
informasi yang diukur dengan menggunakan bid-ask spread
dengan kepemilikan manajerial yang diukur dengan % kepemilikan
manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap biaya ekuitas
yang diproksikan dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
pada periode 2010-2013. Pembuktian ini berhasil mendukung teori
keagenan (Agency Theory), yang membahas hubungan antara
principal (pemilik dan pemegang saham) dan agen (manajemen),
dimana teori keagenan menganggap kepemilikan manajerial
sebagai suatu instrument atau alat yang dapat digunakan untuk
mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap
perusahaan seperti tingkat pengembalian. Karena tujuan
manajemen adalah untuk mengutamakan kepentingan pribadinya,
dan dengan kepemilikan manajerial diyakini dapat mengurangi
ketidakseimbangan informasi antara insider dan outsider.
e. Hipotesis 5 (Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas
dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderating)
Hipotesis kelima (Ha5) menyatakan bahwa tingkat disclosure
dengan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap biaya
97
ekuitas. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara tingkat
disclosure dengan kepemilikan manajerial terhadap biaya ekuitas
menunjukkan adanya negatif sebesar -0,111340 dengan nilai t-
statistik sebear 1,413723 tetapi tidak signifikan pada 0,05. Nilai t-
statistik tersebut lebih kecil dari 1,9776, dengan demikian hipotesis
kelima (Ha5) tidak dapat diterima.
Hasil pengujian hipotesis kelima membuktikan bahwa tingkat
disclosure yang diukur dengan disclosure index dengan
kepemilikan manajerial yang diukur dengan % kepemilikan saham
sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh terhadap biaya
ekuitas yang diproksikan dengan Capital Asset Pricing Model
(CAPM) pada periode 2010-2013. Pembuktin ini tidak berhasil
membuktikan bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan
perusahaan dengan kepemilikan manajerial dapat memperkuat
pengaruh terhadap tinggi-rendahnya tingkat pengembalian saham.
Dengan kata lain, kepemilikan manajerial sebagai variabel
moderasi dinyatakan memperlemah hubungan antara tingkat
disclosure dengan biaya ekuitas.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asimetri
informasi dan tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas dengan
kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating. Sampel penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Total sampel yang
digunakan sebanyak 35 perusahaan dengan 140 data perusahaan selama 4
tahun. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya,
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa asimetri
informasi yang diukur dengan menggunakan bid-ask spread
berpengaruh terhadap biaya ekuitas yang diproksikan dengan capital
asset pricing model (CAPM).
2. Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa tingkat
disclosure yang diukur dengan disclosure index tidak berpengaruh
terhadap biaya ekuitas yang diproksikan dengan capital asset pricing
model (CAPM).
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa kepemilikan
manajerial yang diukur dengan menggunakan % kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap biaya ekuitas yang diproksikan
dengan capital asset pricing model (CAPM).
99
4. Hasil pengujian hipotesis keempat membuktikan bahwa kepemilikan
manajerial yang diukur dengan % kepemilikan manajerial sebagai
variabel moderating mampu memperkuat hubungan antara asimetri
informasi yang diukur dengan bid-ask spread dengan biaya ekuitas
yang diproksikan dengan capital asset pricing model (CAPM).
5. Hasil pengujian hipotesis kelima membuktikan bahwa kepemilikan
manajerial yang diukur dengan % kepemilikan manajerial sebagai
variabel moderating tidak mampu memperkuat hubungan antara
tingkat disclosure yang diukur dengan disclosure index dengan biaya
ekuitas yang diproksikan dengan capital asset pricing model (CAPM).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian diatas, saran
untuk penelitian selanjutnya yaitu:
1. Bagi investor, sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia di
pasar modal untuk digunakan secara efektif dan efisien, sehingga dapat
menurunkan risiko investasi yang akan ditanggung dimasa yang akan
datang menjadi lebih kecil.
2. Bagi penelitian selanjutnya.
a. Penggunaan variabel-variabel lain yang kemungkinan bisa menjadi
faktor yang berpengaruh terhadap biaya ekuitas seperti
pertumbuhan dan ukuran perusahaan.
b. Menggunakan proksi lainnya dalam mengukur biaya ekuitas,
seperti Residual Income atau Dividend Growth.
100
c. Penelitian berikutnya dapat menambah sampel penelitian dengan
memasukkan industri-industri lain yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sehingga hasil penelitian dapat lebih representative.
d. Penelitian berikutnya dapat menambah periode penelitian dengan
menggunakan waktu tahun yang lebih panjang sehingga total
observasi yang diperoleh lebih banyak.
101
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, 2013. Pengaruh Tingkat Disclosure, Manajemen Laba, Asimetri
Informasi terhadap Biaya Modal. Universitas Negeri Padang.
Ali, Irfan, 2002. Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan
Agensi. Lintasan Ekonomi Vol. XIX. No. 2. Juli. 2002.
Asbaugh, H., D.W. Collins, and, R. LaFond. 2004. Corporate governance and the
cost of equity capital. Working paper, University of Wisconsin.
Bodie, Kane & Marcus. 2008. Investments. Salemba Empat. Jakarta.
Botosan, Christine, A., 1997. Disclosure Level and The Cost of Equity Capital.
The Accounting Review; Vol. 72, No. 3: 323-349. Wahington University.
Boujelbene, Younes, and, Besbes, Lobna, 2012. The Determinants of Information
Asymmetry between Managers and Investors: A Study on Panel Data.
IBIMA Business Review; No. 11: 1-11. University of Sfax, Tunisia.
Byun, H., L. Hwang, and S. Kwak. 2008. The Implied Cost of Equity Capital and
Corporate Governance Practices. Asia-Pacific Journal of Financial
Studies 37, 139–184.
Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. 2005. “An Empirical Investigation of the
Relationship Between Intellectual Capital and firms’ Market Value and
Financial Performances”. Journal of Intellectual Capital Vol. 6 No. 2.pp.
159-176.
Dedy, Adnyana, I., Komang, Putra, dan, Ni, Gusti, Putu, Wirawati, 2013.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Hubungan Antara Kinerja
dengan Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana; Vol
5, No. 3: 639-651.
Dewi, Wahyu, Erlinda, 2013. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial
sebagai Variabel Moderating. Universitas Dian Nuswantoro.
Diamond, D., dan R. Verrecchia. 1991. Disclosure, Liquidity and the cost of
Equity Capital. The Journal of Finance (September), 1325-1360.
Eisenhardt, Kathleem, M. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review,
Academy of Management Review, 14, 57-74.
Elton, E.J., 1999. Expected Return, Realized Return, and Asset Pricing Test.
Journal of Finance 54, 1199-1220.
102
Ghozali, Imam. 2011. “Structural Equation Modelling: Metode Alternatif Dengan
Partial Least Square PLS” Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gumanti, Tatang Ary. 2011. Manajemen Investasi Konsep Teori dan Aplikasi.
Edisi 1. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Healy, P. M., & Krishna G. Palepu. (1993), “The effect of Firms’s Financial
Disclosures Strategies on Stock Prices”. Accounting Horizons, vol. 7 (1),
hal. 1-11.
Heriyanthi, I., G., A., Raka, 2013. Pengaruh Pengungkapan Sukarela dan
Manajemen Laba pada Cost of Equity Capital dengan Asimetri Informasi
sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana;
Vol. 5, No. 2: 398-416.
Hwa, Sian, 2005. Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi
terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia.
Universitas Katolik Soegijapranata.
Ifonie, Regina, Reizky, 2012. Pengaruh Asimetri Informasi dan Manajemen Laba
terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Real Estate yang
Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi; Vol. 1, No. 1,
Januari 2012.
Indayani, dan Dewi, Mutia, 2013. Pengaruh Informasi Asimetri dan Voluntary
Disclosure terhadap Cost of Capital pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan; Vol. 3, No. 1:
373-382. Universitas Syiah Kuala.
Jensen & Meckling. 1976. “Theory of the firm: managerial behavioral, agency
cost and ownership structure”. Journal of Financial Economics.
Jensen, M.C. dan Warner, J.B. 1988. The Distribution of Power Among Corporate
Managers, Shareholders, and Directors. Journal of Financial Economics,
20, 3-24.
Juniarti, dan, A., A., Sentosa, 2009. Pengaruh Good Corporate Governance,
Voluntary Disclosure terhadap Biaya Utang (Cost of Debt). Jurnal
Akuntansi Keuangan; Vol. 11, No. 2, November, 88-100.
Juniarti, dan, Yunita, Frency, 2003. Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya
Ekuitas. Jurnal Akuntasi & Keuangan; Vol. 5, No. 2, November 2003:
150-168.
Karamoy, Herman, dan, Heince, Wokas, 2011. Peranan Tingkat Disclosure
terhadap Biaya Ekuitas pada Perusahaan Manufaktur Rokok Go Public.
Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing; Vol. 2, No. 2: 18-30, Desember
2011.
103
Khomsiyah, 2003. Pengungkaoan Asimetri Informasi dan Cost of Capital.
Simposium Nasional Akuntansi, vol. 4, hal 1008-1021.
Komalasari, P. T., & Zaki Baridwan. (2001), “Asimetri Informasi dan Cost of
equity capital”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 1 (4), hal. 64-81.
Mayangsari. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta
Mekanisme Corporate Governance, Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi IV.
Murni, Siti Asiah. 2003. Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri
Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol, 7, No. 2: 192-206.
Natalia, Dessy, dan, Yen, Sun, 2013. Analisis Pengaruh Wajibnya Penerapan
Good Corporate Governance terhadap Biaya Ekuitas Pada Badan Usaha
Milik Negara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012.
Jurnal Akuntansi 2013.
Nuryaman, 2014. The Influence of Asymmetric Information on the Cost of Capital
with the Earnings Management as Intervening Variable. Journal of
Advanced Management Science; Vol. 2, No. 1; March 2014. Widyatama
University, Bandung, Indonesia.
Petrova, Elena, dkk, 2012. Relationship Between Cost of Equity Capital And
Voluntary Corporate Disclosures. International Journal of Economics and
Finance; Vol. 4, No. 3; March 2012. Amsterdam Business School,
University of Amsterdam, Netherlands.
Pudjiastuti, Enny dan Suad Husnan, 1993. Konsistensi Beta: Pengamatan di
Bursa Efek Jakarta. Manajemen Usahawan Indonesia No. 12/Th.
XXII/Desember, 2-5.
Purwanto, Agus, 2010. Pengaruh Manajemen Laba, Asymmetry Information, dan
Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Modal. Universitas Diponegoro.
Putri, Eliza, 2013. Pengaruh Luas Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Modal
dengan Asimetri Informasi sebagai Variabel Intervening. Universitas
Negeri Padang.
Rebecca, Yulisa, dan, Sylvia, Veronica, Siregar, 2012. Pengaruh Corportae
Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institusional
terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi 2012, Universitas
Indonesia.
104
Stanko, B. B. 2001. Improving Financial Reporting and Disclosure, Business and
Economic Review (BER) vol. 47 (4) hal. 21.
Supriyono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE.
Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE.
Yogyakarta.
Tarjo, 2010. Mekanisme Tata Kelola Korporat: Mampukah Menurunkan Cost of
Equity Capital?. Jurnal Investasi; Vol. 6, No. 1: 47-59, Juni 2010.
Universitas Trunojoyo.
Warsono, 2000. Penerapan CAPM dalam Pengambilan Keputusan Investasi di
Pasar Modal. Usahawan No. 09/Th. XXIX/September: Jakarta.
www.idx.co.id
www.SahamOk.com
www.YahooFinance.com
Yao, J., A., and, S., Y., J., Sun, 2008. Ownership Structure and Cost of Equity
Capital in East Asian Corporations. School of Accounting and Finance,
The Hong Kong Polytechnic University.
Yelly Anggraini. 2008. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Rekayasa Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur
Tercatat di BEJ. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Yenti, Efri, Yona, dan, Efrizal, Syofyan, 2013. Pengaruh Konservatisme
Akuntansi terhadap Penilaian Ekuitas dengan Good Corporate
Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal WRA; Vol. 1, No. 2,
Oktober 2013.
105
LAMPIRAN
106
LAMPIRAN 1
DAFTAR ITEM
PENGUNGKAPAN
107
Lampiran 1: Daftar Item Pengungkapan Informasi Laporan Keuangan
I. Komponen Utama Neraca
1. Aktiva Lancar
a. Kas dan setara kas
b. Investasi jangka pendek
c. Wesel tagih
d. Piutang usaha
e. Piutang lain-lain
f. Persediaan
g. Pajak dibayar dimuka
h. Biaya dibayar dimuka
i. Aktiva lancar lain-lain
2. Aktiva Tidak Lancar
a. Piutang hubungan istimewa
b. Aktiva pajak tangguhan
c. Investasi pada perusahaan asosiasi
d. Investasi jangka panjang lain
e. Aktiva tetap
f. Aktiva tidak berwujud
g. Aktiva lain-lain
3. Kewajiban Lancar
a. Pinjaman jangka pendek
b. Wesel bayar
c. Hutang usaha
d. Hutang pajak
e. Beban yang masih harus dibayar
f. Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun
g. Kewajiban lancar lain-lain
108
4. Kewajiban Tidak Lancar
a. Hutang hubungan istimewa
b. Kejawiban pajak tangguhan
c. Pinjaman jangka panjang
d. Hutang sewa guna usaha
e. Hutang obligasi
f. Kewajiban tidak lancar lainnya
g. Hutang subordinasi
h. Obligasi konversi
i. Hak minoritas, yang merupakan aktiva neto dari anak perusahaan yang
tidak dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk
perusahaan
5. Ekuitas
a. Modal saham
b. Tambahan modal disetor
c. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
d. Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan atau perusahaan
asosiasi
e. Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
f. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi dari efek tersedia untuk
dijual
g. Selisih penilaian kembali aktiva tetap
h. Saldo laba
i. Modal saham diperoleh kembali
II. Komponen Utama Laporan Laba Rugi
a. Penjualan bersih atau pendapatan usaha
b. Beban pokok penjualan
c. Laba (rugi) kotor
109
d. Beban usaha
e. Laba (rugi) usaha
f. Penghasilan (beban) lain-lain
g. Bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi
h. Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
i. Beban (penghasilan) pajak
j. Laba (rugi) dari aktivitas normal
k. Pos luar biasa
l. Laba (rugi) sebelum hak minoritas
m. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih anak perusahaan
n. Laba (rugi) bersih
o. Laba (rugi) per saham dasar
p. Laba (rugi) per saham dilusian
III. Komponen Laporan Perubahan Ekuitas
a. Laba (rugi) bersih periode pelaporan
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian yang
diakui secara langsung dalam ekuitas
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
atas kesalahan mendasar
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, antara
lain berupa penyetoran modal saham dan pembagian dividen
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahan yang telah ditentukan penggunaannya
f. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahan yang belum ditentukan penggunaannya
g. Rekonsiliasi antara lain tercatat dari masing-masing jenis modal
ditempatkan dan disetor penuh, tambahan modal disetor, dan pos-pos
ekuitas lainnya pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan
seara terpisah setiap perubahan
110
IV. Komponen Utama Laporan Arus Kas
a. Arus kas dari aktivitas operasi
b. Arus kas dari aktivitas investasi
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan
V. Catatan atas laporan keuangan
a. Aktiva tetap
b. Biaya dibayar dimuka
c. Dasar penyajian atas laporan keuangan / atas laporan keuangan
konsolidasian
d. Pengakuan pendapatan dan beban
e. Persediaan
f. Prinsip konsolidasi
g. Laba (rugi) per saham
h. Kas dan setara kas
i. Sewa guna usaha
j. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
k. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
l. Penyisihan piutang ragu-ragu
111
LAMPIRAN 2
DAFTAR SAMPEL
PERUSAHAAN
112
LAMPIRAN 2: Data Sampel Perusahaan
Daftar Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2013 Yang Menjadi Objek
Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
2 ARGO PT. Argo Pantes Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
5 BPRT PT. Barito Pacific Tbk
6 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk
7 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk
8 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk
9 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
10 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
11 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk
12 INAI PT. Indal Alumunium Industry Tbk
13 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
14 INDS PT. Indospring Tbk
15 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk
16 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
17 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk
18 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
19 LION PT. Lion Metal Works Tbk
20 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk
21 MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk
22 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk
23 PBRX PT. Pan Brothers Tex Tbk
24 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
25 PRAS PT. Prima Alloy Steel Tbk
26 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
27 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
28 SSTM PT. Sunson Textile Manufacture Tbk
29 SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
30 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
31 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk
32 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
33 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk
34 VOKS PT. Voksel Electric Tbk
35 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
Sumber: SahamOk.com
113
LAMPIRAN 3
DAFTAR RINCIAN
DATA PERUSAHAAN
2010-2013
114
Lampiran 3: Data Perusahaan
Hasil Olah Data bid-ask spread (Asimetri Informasi)
No Kode 2010 2011 2012 2013
Ask Bid Spread Ask Bid Spread Ask Bid Spread Ask Bid Spread
1 ALMI 1030 500 0.69 1500 630 0.82 1200 600 0.67 800 570 0.34
2 ARGO 1300 1200 0.08 1300 900 0.36 1300 900 0.36 1200 990 0.19
3 ASII 60750 32750 0.60 75950 42250 0.51 79650 6250 1.71 8300 5100 0.48
4 AUTO 17741 5418 1.06 16494 2661 1.44 3860 2925 0.28 4775 3325 0.36
5 BPRT 1440 830 0.54 1190 740 0.47 870 375 0.80 590 370 0.46
6 BTON 465 200 0.48 390 265 0.52 1100 325 0.16 890 520 0.10
7 CTBN 3250 2000 0.80 4250 2500 0.38 5000 4250 1.09 4950 4500 0.52
8 ETWA 285 180 0.45 530 200 0.90 520 280 0.60 450 285 0.45
9 GGRM 52500 20650 0.87 66400 33300 0.66 63800 45900 0.33 57800 32000 0.57
10 GJTL 2675 425 1.45 3475 2000 0.54 3100 2100 0.38 3675 1670 0.75
11 IKBI 1900 730 0.89 1860 680 0.93 1650 650 0.87 1700 920 0.60
12 INAI 425 181 0.81 770 280 0.93 760 410 0.60 700 445 0.45
13 INDF 5800 3300 0.55 6800 4150 0.48 6200 4400 0.34 8000 5350 0.40
14 INDS 3474 172 1.81 4931 1452 1.09 5226 2466 0.72 3680 2325 0.45
15 KBRI 345 50 1.49 97 50 0.64 71 50 0.35 52 50 0.04
16 KDSI 265 110 0.83 275 150 0.59 760 205 1.15 640 270 0.81
17 KICI 250 50 1.33 220 166 0.28 385 168 0.78 405 230 0.55
18 KLBF 4100 1290 1.04 3725 2450 0.41 4975 910 1.38 1560 1000 0.44
19 LION 5450 1600 1.09 6500 3600 0.57 11000 4800 0.78 16000 9600 0.50
20 LMPI 440 180 0.84 415 170 0.84 425 200 0.72 830 215 1.18
Bersambung pada halaman selanjutnya
115
Hasil Olah Data bid-ask spread (Asimteri Informasi) (Lanjutan)
No Kode 2010 2011 2012 2013
Ask Bid Spread Ask Bid Spread Ask Bid Spread Ask Bid Spread
21 MLIA 450 250 0.57 640 340 0.61 510 205 0.85 740 210 1.12
22 NIKL 530 230 0.79 455 210 0.74 295 200 0.38 265 150 0.55
23 PBRX 1309 79 1.77 1786 310 1.41 485 327 0.39 663 302 0.75
24 PICO 370 163 0.78 250 116 0.73 385 193 0.66 305 140 0.74
25 PRAS 180 81 0.76 185 70 0.90 270 102 0.90 690 155 1.27
26 PSDN 148 80 0.60 320 59 1.38 310 120 0.88 350 150 0.80
27 SMSM 1430 710 0.67 1490 980 0.41 2725 1360 0.67 3950 2325 0.52
28 SSTM 285 195 0.38 410 126 1.06 230 125 0.59 190 79 0.83
29 SULI 303 80 1.16 162 102 0.45 142 50 0.96 121 50 0.83
30 TCID 8500 7000 0.19 9400 7000 0.29 11000 7700 0.35 13500 10000 0.30
31 TPIA 3900 1600 0.84 4750 2100 0.77 4375 1670 0.89 4900 2225 0.75
32 TRST 320 180 0.56 780 230 1.09 445 280 0.46 380 220 0.53
33 UNIC 3100 1710 0.58 2100 1350 0.43 2050 1510 0.30 2050 1730 0.17
34 VOKS 570 310 0.59 870 410 0.72 1650 650 0.87 1800 660 0.93
35 YPAS 680 510 0.29 720 580 0.22 700 630 0.11 770 620 0.22
Keterangan:
Ask : Harga jual tertinggi (High)
Bid : Harga beli terendah (Bid)
Spread : (Ha – Hb) x 100%
½ (Ha + Hb)
116
Hasil Olah Data disclosure index (Tingkat Disclosure)
No Kode 2010 2011 2012 2013
N K DI N K DI N K DI N K DI
1 ALMI 48 79 0.61 49 79 0.62 48 79 0.61 48 79 0.61
2 ARGO 52 79 0.66 49 79 0.62 49 79 0.62 47 79 0.59
3 ASII 62 79 0.78 60 79 0.76 59 79 0.75 59 79 0.75
4 AUTO 58 79 0.73 57 79 0.72 57 79 0.72 57 79 0.72
5 BPRT 60 79 0.76 55 79 0.70 57 79 0.72 52 79 0.66
6 BTON 41 79 0.67 42 79 0.65 39 79 0.65 39 79 0.63
7 CTBN 53 79 0.52 51 79 0.53 51 79 0.49 50 79 0.49
8 ETWA 50 79 0.63 50 79 0.63 49 79 0.62 49 79 0.62
9 GGRM 51 79 0.65 47 79 0.59 45 79 0.57 45 79 0.57
10 GJTL 51 79 0.65 54 79 0.68 55 79 0.70 53 79 0.67
11 IKBI 42 79 0.53 42 79 0.53 44 79 0.56 42 79 0.53
12 INAI 51 79 0.65 52 79 0.66 52 79 0.66 52 79 0.66
13 INDF 62 79 0.78 58 79 0.73 57 79 0.72 58 79 0.73
14 INDS 52 79 0.66 47 79 0.59 46 79 0.58 46 79 0.58
15 KBRI 48 79 0.61 48 79 0.61 42 79 0.53 45 79 0.57
16 KDSI 46 79 0.58 46 79 0.58 46 79 0.58 47 79 0.59
17 KICI 44 79 0.56 44 79 0.56 43 79 0.54 43 79 0.54
18 KLBF 57 79 0.72 55 79 0.70 54 79 0.68 54 79 0.68
19 LION 43 79 0.54 43 79 0.54 43 79 0.54 43 79 0.54
20 LMPI 47 79 0.59 46 79 0.58 46 79 0.58 46 79 0.58
Bersambung pada halaman selanjutnya
117
Hasil Olah Data disclosure index (Tingkat Disclosure) (Lanjutan)
No Kode 2010 2011 2012 2013
N K DI N K DI N K DI N K DI
21 MLIA 48 79 0.61 45 79 0.57 47 79 0.59 48 79 0.61
22 NIKL 42 79 0.53 41 79 0.52 42 79 0.53 42 79 0.53
23 PBRX 52 79 0.66 52 79 0.66 54 79 0.68 54 79 0.68
24 PICO 39 79 0.49 41 79 0.52 42 79 0.53 42 79 0.53
25 PRAS 43 79 0.54 48 79 0.61 48 79 0.61 47 79 0.59
26 PSDN 50 79 0.63 47 79 0.69 49 79 0.62 49 79 0.62
27 SMSM 53 79 0.67 50 79 0.63 52 79 0.6 51 79 0.65
28 SSTM 42 79 0.53 41 79 0.52 42 79 0.53 42 79 0.53
29 SULI 52 79 0.66 52 79 0.66 54 79 0.68 51 79 0.65
30 TCID 43 79 0.54 44 79 0.56 44 79 0.56 44 79 0.56
31 TPIA 48 79 0.61 51 79 0.65 49 79 0.62 48 79 0.61
32 TRST 48 79 0.61 49 79 0.62 49 79 0.62 49 79 0.62
33 UNIC 56 79 0.71 54 79 0.68 51 79 0.65 50 79 0.63
34 VOKS 47 79 0.59 46 79 0.58 47 79 0.59 49 79 0.62
35 YPAS 43 79 0.54 44 79 0.56 44 79 0.56 44 79 0.56
Keterangan:
N : Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
K : Jumlah item yang seharusnya diungkapkan
DI : N x 100%
K
118
Hasil Olah Data 𝛽i (Beta Saham)
No Kode 2010 2011
Ri Rm Cov Var 𝛽i Ri Rm Cov Var 𝛽i
1 ALMI 0.3391 0.3399 0.0105 0.0029 3.5710 0.2767 0.0439 0.0011 0.0027 0.4116
2 ARGO 0.0764 0.3399 0.0024 0.0029 0.8044 -0.0783 0.0439 -0.0003 0.0027 -0.1165
3 ASII 0.6849 0.3399 0.0212 0.0029 7.2123 0.6282 0.0439 0.0025 0.0027 0.9344
4 AUTO 1.2649 0.3399 0.0391 0.0029 13.3202 0.3889 0.0439 0.0016 0.0027 0.5785
5 BPRT -0.0103 0.3399 -0.0003 0.0029 -0.1089 -0.3529 0.0439 -0.0014 0.0027 -0.5249
6 BTON 0.2857 0.3399 0.0088 0.0029 3.0088 0.0256 0.0439 0.0001 0.0027 0.0381
7 CTBN -0.2188 0.3399 -0.0068 0.0029 -2.3046 0.5800 0.0439 0.0023 0.0027 0.8627
8 ETWA 0.1366 0.3399 0.0042 0.0029 1.4388 0.7333 0.0439 0.0029 0.0027 1.0907
9 GGRM 0.5704 0.3399 0.0176 0.0029 6.0067 0.4670 0.0439 0.0019 0.0027 0.6946
10 GJTL 1.7356 0.3399 0.0536 0.0029 18.2778 0.3146 0.0439 0.0013 0.0027 0.4679
11 IKBI -0.0951 0.3399 -0.0029 0.0029 -1.0015 -0.2656 0.0439 -0.0011 0.0027 -0.3951
12 INAI 0.5483 0.3399 0.0169 0.0029 5.7742 0.4953 0.0439 0.0020 0.0027 0.7368
13 INDF 0.3401 0.3399 0.0105 0.0029 3.5817 0.0073 0.0439 0.00003 0.0027 0.0109
14 INDS 4.7814 0.3399 0.1478 0.0029 50.3526 0.3225 0.0439 0.0013 0.0027 0.4798
15 KBRI -1.2313 0.3399 -0.0381 0.0029 -12.9667 -0.5534 0.0439 -0.0022 0.0027 -0.8233
16 KDSI 0.4769 0.3399 0.0147 0.0029 5.0226 0.1508 0.0439 0.0006 0.0027 0.2243
17 KICI 1.8013 0.3399 0.0334 0.0029 11.3866 -0.0078 0.0439 -0.00003 0.0027 -0.0116
18 KLBF 0.8250 0.3399 0.0255 0.0029 8.6876 0.1686 0.0439 0.0007 0.0027 0.2508
19 LION 0.7878 0.3399 0.0243 0.0029 8.2964 0.4311 0.0439 0.0017 0.0027 0.6412
20 LMPI 0.3828 0.3399 0.0118 0.0029 4.0313 -0.1853 0.0439 -0.0007 0.0027 -0.2756
Bersambung pada halaman selanjutnya
119
Hasil Olah Data 𝛽i (Beta Saham) (lanjutan)
No Kode 2010 2011
Ri Rm Cov Var 𝛽i Ri Rm Cov Var 𝛽i
21 MLIA 0.5493 0.3399 0.0170 0.0029 5.7850 0.1011 0.0439 0.0004 0.0027 0.1504
22 NIKL 0.2651 0.3399 0.0082 0.0029 2.7921 -0.3909 0.0439 -0.0016 0.0027 -0.5814
23 PBRX 2.8917 0.3399 0.0894 0.0029 30.4522 0.1905 0.0439 0.0008 0.0027 0.2833
24 PICO 0.1032 0.3399 0.0032 0.0029 1.0864 0.0306 0.0439 0.0001 0.0027 0.0456
25 PRAS -0.1051 0.3399 -0.0032 0.0029 -1.1065 0.4244 0.0439 0.0017 0.0027 0.6313
26 PSDN -0.4445 0.3399 -0.0137 0.0029 -4.6811 1.9903 0.0439 0.0079 0.0027 2.9606
27 SMSM 0.4489 0.3399 0.0139 0.0029 4.7269 0.3168 0.0439 0.0013 0.0027 0.4713
28 SSTM -0.0583 0.3399 -0.0018 0.0029 -0.6137 -0.1234 0.0439 -0.0005 0.0027 -0.1826
29 SULI -0.0351 0.3399 -0.0011 0.0029 -0.3695 0.0460 0.0439 0.0002 0.0027 0.0684
30 TCID -0.0247 0.3399 -0.0008 0.0029 -0.2603 0.1160 0.0439 0.0005 0.0027 0.1726
31 TPIA 0.5616 0.3399 0.0174 0.0029 5.9140 -0.1732 0.0439 -0.0007 0.0027 -0.2576
32 TRST 0.4062 0.3399 0.0126 0.0029 4.2774 0.6060 0.0439 0.0024 0.0027 0.9014
33 UNIC -0.1377 0.3399 -0.0043 0.0029 -1.4504 0.1138 0.0439 0.0005 0.0027 0.1693
34 VOKS 0.1341 0.3399 0.0041 0.0029 1.4120 0.6017 0.0439 0.0024 0.0027 0.8951
35 YPAS 0.2195 0.3399 0.0068 0.0029 2.3116 0.0025 0.0439 0.0005 0.0027 0.0038
Keterangan:
Ri : Rata-rata return saham perusahaan dalam satu periode
Rm : Rata-rata return pasar dalam satu periode
Cov : { Rm – E(Rm) x Ri – E(Ri) } / n-1
Var : Varians rata-rata return pasar dalam satu periode
𝛽i : Covarians / Varians
120
Hasil Olah Data 𝛽i (Beta Saham)
No Kode 2012 2013
Ri Rm Cov Var 𝛽i Ri Rm Cov Var 𝛽i
1 ALMI -01473 0.1192 -0.0016 0.0012 -12830 -0.1473 0.0033 -0.00004 0.0022 -0.0201
2 ARGO -0.0851 0.1192 -0.0009 0.0012 -0.7412 0.1834 0.0033 0.0001 0.0022 0.0250
3 ASII 0.2650 0.1192 0.0029 0.0012 2.3073 -0.0496 0.0033 -0.00002 0.0022 -0.0068
4 AUTO 0.0650 0.1192 0.0007 0.0012 0.5657 0.1314 0.0033 0.00004 0.0022 0.0179
5 BPRT -0.4895 0.1192 -0.0053 0.0012 -4.2628 0.0458 0.0033 0.00001 0.0022 0.0062
6 BTON 0.9050 0.1192 0.0098 0.0012 7.8808 -0.1364 0.0033 -0.00004 0.0022 -0.0186
7 CTBN 0.0419 0.1192 0.0005 0.0012 0.3648 0.0274 0.0033 0.00001 0.0022 0.0037
8 ETWA -0.2815 0.1192 -0.0030 0.0012 -2.4513 0.2162 0.0033 0.0001 0.0022 0.0295
9 GGRM -0.0442 0.1192 -0.0005 0.0012 -0.3851 -0.2120 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0289
10 GJTL -0.2703 0.1192 -0.0029 0.0012 -2.3537 -0.1013 0.0033 -0.00003 0.0022 -0.0138
11 IKBI 0.7985 0.1192 0.0086 0.0012 6.9535 -0.3284 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0448
12 INAI -0.0870 0.1192 -0.0009 0.0012 -0.7578 0.4487 0.0033 0.0001 0.0022 0.0612
13 INDF 0.2656 0.1192 0.0029 0.0012 2.3132 0.1611 0.0033 0.00005 0.0022 0.0220
14 INDS 0.6266 0.1192 0.0068 0.0012 5.4563 0.2386 0.0033 0.0001 0.0022 0.0326
15 KBRI 0.0544 0.1192 0.0006 0.0012 0.4734 0.0000 0.0033 0.0000 0.0022 0.0000
16 KDSI 0.8488 0.1192 0.0092 0.0012 7.3912 -0.2863 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0391
17 KICI 0.5026 0.1192 0.0054 0.0012 4.3763 0.0491 0.0033 0.00001 0.0022 0.0067
18 KLBF 0.5389 0.1192 0.0058 0.0012 4.6928 0.2301 0.0033 0.0001 0.0022 0.0314
19 LION 0.7881 0.1192 0.0085 0.0012 6.8628 0.2247 0.0033 0.0001 0.0022 0.0307
20 LMPI 0.2389 0.1192 0.0026 0.0012 2.0803 0.1920 0.0033 0.0001 0.0022 0.0262
Bersambung pada halaman selanjutnya
121
Hasil Olah Data 𝛽i (Beta Saham) (lanjutan)
No Kode 2012 2013
Ri Rm Cov Var 𝛽i Ri Rm Cov Var 𝛽i
21 MLIA -0.4429 0.1192 -0.0048 0.0012 -3.8567 1.0762 0.0033 0.0003 0.0022 0.1468
22 NIKL -0.1239 0.1192 -0.0013 0.0012 -1.0792 -0.2475 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0338
23 PBRX -0.0230 0.1192 -0.0002 0.0012 -0.2005 0.1732 0.0033 0.0001 0.0022 0.0236
24 PICO 0.3725 0.1192 0.0040 0.0012 3.2435 -0.4308 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0588
25 PRAS 0.7552 0.1192 0.0082 0.0012 6.5776 0.0582 0.0033 0.00002 0.0022 0.0079
26 PSDN -0.2375 0.1192 -0.0026 0.0012 -2.0678 -0.0473 0.0033 -0.00001 0.0022 -0.0065
27 SMSM 0.6461 0.1192 0.0070 0.0012 5.6259 0.4323 0.0033 0.0001 0.0022 0.0590
28 SSTM -0.1997 0.1192 -0.0022 0.0012 -1.7390 -0.3803 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0519
29 SULI -0.0678 0.1192 -0.0007 0.0012 -0.5906 -0.2497 0.0033 -0.0001 0.0022 -0.0341
30 TCID 0.3913 0.1192 0.0042 0.0012 3.4072 0.1279 0.0033 0.00004 0.0022 0.0174
31 TPIA 0.3694 0.1192 0.0040 0.0012 3.2169 -0.0146 0.0033 -0.00004 0.0022 -0.0020
32 TRST -0.0784 0.1192 -0.0008 0.0012 -0.6830 -0.1481 0.0033 -0.00004 0.0022 -0.0202
33 UNIC 0.0546 0.1192 0.0006 0.0012 0.4752 -0.0076 0.0033 -0.00002 0.0022 -0.0010
34 VOKS 0.5073 0.1192 0.0055 0.0012 4.4173 -0.1166 0.0033 -0.00004 0.0022 -0.0159
35 YPAS -0.0222 0.1192 -0.0022 0.0012 -0.1934 0.0018 0.0033 0.00001 0.0022 0.0003
Keterangan:
Ri : Return saham perusahaan rata-rata dalam satu periode
Rm : Return pasar rata-rata dalam satu periode
Cov : { Rm – E(Rm) x Ri – E(Ri) } / n-1
Var : Varians return pasar rata-rata dalam satu periode
𝛽i : Covarians / Varians
122
Hasil Olah Data capital asset pricing model (Biaya Ekuitas)
No Kode 2010 2011
Rf Rm 𝛽i COE Rf Rm 𝛽i COE
1 ALMI 0.0672 0.0309 3.5710 -0.1322 0.0652 0.0040 0.4116 -0.0292
2 ARGO 0.0672 0.0309 0.8044 -0.0317 0.0652 0.0040 -0.1165 0.0031
3 ASII 0.0672 0.0309 7.2123 -0.2645 0.0652 0.0040 0.9344 -0.0611
4 AUTO 0.0672 0.0309 13.3202 -0.4865 0.0652 0.0040 0.5785 -0..0394
5 BPRT 0.0672 0.0309 -0.1089 0.0015 0.0652 0.0040 -0.5249 0.0281
6 BTON 0.0672 0.0309 3.0088 -0.1118 0.0652 0.0040 0.0381 -0.0063
7 CTBN 0.0672 0.0309 -2.3046 0.0813 0.0652 0.0040 0.8627 -0.0568
8 ETWA 0.0672 0.0309 1.4388 -0.0547 0.0652 0.0040 1.0907 -0.0707
9 GGRM 0.0672 0.0309 6.0067 -0.2207 0.0652 0.0040 0.6946 -0.045
10 GJTL 0.0672 0.0309 18.2778 -0.6666 0.0652 0.0040 0.4679 -0.0326
11 IKBI 0.0672 0.0309 -1.0015 0.0340 0.0652 0.0040 -0.3951 0.0202
12 INAI 0.0672 0.0309 5.7742 -0.2123 0.0652 0.0040 0.7368 -0.0491
13 INDF 0.0672 0.0309 3.5817 -0.1326 0.0652 0.0040 0.0109 -0.0047
14 INDS 0.0672 0.0309 50.3526 -1.8322 0.0652 0.0040 0.4798 -0.0333
15 KBRI 0.0672 0.0309 -12.9667 0.4688 0.0652 0.0040 -0.8233 0.0464
16 KDSI 0.0672 0.0309 5.0226 -0.1850 0.0652 0.0040 0.2243 -0.0177
17 KICI 0.0672 0.0309 11.3866 -0.4162 0.0652 0.0040 -0.0116 -0.0033
18 KLBF 0.0672 0.0309 8.6876 -0.3181 0.0652 0.0040 0.2508 -0.0193
19 LION 0.0672 0.0309 8.2964 -0.3039 0.0652 0.0040 0.6412 -0.0432
20 LMPI 0.0672 0.0309 4.0313 -0.1489 0.0652 0.0040 -0.2756 0.0129
Bersambung pada halaman selanjutnya
123
Hasil Olah Data capital asset pricing model (Biaya Ekuitas) (Lanjutan)
No Kode 2010 2011
Rf Rm 𝛽i COE Rf Rm 𝛽i COE
21 MLIA 0.0672 0.0309 5.7850 -0.2127 0.0652 0.0040 0.1504 -0.0132
22 NIKL 0.0672 0.0309 2.7921 -0.1039 0.0652 0.0040 -0.5814 0.0316
23 PBRX 0.0672 0.0309 30.4522 -1.1091 0.0652 0.0040 0.2833 -0.0213
24 PICO 0.0672 0.0309 1.0864 -0.0419 0.0652 0.0040 0.0456 -0.0068
25 PRAS 0.0672 0.0309 -1.1065 0.0378 0.0652 0.0040 0.6313 -0.0426
26 PSDN 0.0672 0.0309 -4.6811 0.1677 0.0652 0.0040 2.9606 -0.1851
27 SMSM 0.0672 0.0309 4.7269 -0.1742 0.0652 0.0040 0.4713 -0.0328
28 SSTM 0.0672 0.0309 -0.6137 0.0199 0.0652 0.0040 -0.1826 0.0072
29 SULI 0.0672 0.0309 -0.3695 0.0110 0.0652 0.0040 0.0684 -0.0082
30 TCID 0.0672 0.0309 -0.2603 0.0070 0.0652 0.0040 0.1726 -0.0145
31 TPIA 0.0672 0.0309 5.9140 -0.2174 0.0652 0.0040 -0.2576 0.0118
32 TRST 0.0672 0.0309 4.2774 -0.1579 0.0652 0.0040 0.9014 -0.0591
33 UNIC 0.0672 0.0309 -1.4504 0.0503 0.0652 0.0040 0.1693 -0.0143
34 VOKS 0.0672 0.0309 1.4120 -0.0538 0.0652 0.0040 0.8951 -0.0587
35 YPAS 0.0672 0.0309 2.3116 -0.0864 0.0652 0.0040 0.0038 -0.0042
Keterangan:
Rf : Rata-rata tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dalam satu periode
Rm : Rata-rata return pasar dalam satu periode (IHSG)
𝛽i : Risiko tidak sistematis untuk setiap perusahaan i
COE : Rf + 𝛽i (Rm – Rf)
124
Hasil Olah Data capital asset pricing model (Biaya Ekuitas)
No Kode 2012 2013
Rf Rm 𝛽i COE Rf Rm 𝛽i COE
1 ALMI 0.0442 0.0108 -12830 0.0413 0.0579 0.0003 -0.0201 -0.0022
2 ARGO 0.0442 0.0108 -0.7412 0.0232 0.0579 0.0003 0.0250 -0.0048
3 ASII 0.0442 0.0108 2.3073 -0.0784 0.0579 0.0003 -0.0068 -0.0029
4 AUTO 0.0442 0.0108 0.5657 -0.0203 0.0579 0.0003 0.0179 -0.0044
5 BPRT 0.0442 0.0108 -4.2628 0.1406 0.0579 0.0003 0.0062 -0.0037
6 BTON 0.0442 0.0108 7.8808 -0.2642 0.0579 0.0003 -0.0186 -0.0023
7 CTBN 0.0442 0.0108 0.3648 -0.0136 0.0579 0.0003 0.0037 -0.0036
8 ETWA 0.0442 0.0108 -2.4513 0.0803 0.0579 0.0003 0.0295 -0.0050
9 GGRM 0.0442 0.0108 -0.3851 0.0114 0.0579 0.0003 -0.0289 -0.0017
10 GJTL 0.0442 0.0108 -2.3537 0.0770 0.0579 0.0003 -0.0138 -0.0025
11 IKBI 0.0442 0.0108 6.9535 -0.2333 0.0579 0.0003 -0.0448 -0.0008
12 INAI 0.0442 0.0108 -0.7578 0.0238 0.0579 0.0003 0.0612 -0.0069
13 INDF 0.0442 0.0108 2.3132 -0.0786 0.0579 0.0003 0.0220 -0.0046
14 INDS 0.0442 0.0108 5.4563 -0.1834 0.0579 0.0003 0.0326 -0.0052
15 KBRI 0.0442 0.0108 0.4734 -0.0173 0.0579 0.0003 0.0000 -0.0033
16 KDSI 0.0442 0.0108 7.3912 -0.2479 0.0579 0.0003 -0.0391 -0.0011
17 KICI 0.0442 0.0108 4.3763 -0.1474 0.0579 0.0003 0.0067 -0.0037
18 KLBF 0.0442 0.0108 4.6928 -0.1579 0.0579 0.0003 0.0314 -0.0051
19 LION 0.0442 0.0108 6.8628 -0.2303 0.0579 0.0003 0.0307 -0.0051
20 LMPI 0.0442 0.0108 2.0803 -0.0708 0.0579 0.0003 0.0262 -0.0048
Bersambung pada halaman selanjutnya
125
Hasil Olah Data capital asset pricing model (Biaya Ekuitas) (Lanjutan)
No Kode 2012 2013
Rf Rm 𝛽i COE Rf Rm 𝛽i COE
21 MLIA 0.0442 0.0108 -3.8567 0.1271 0.0579 0.0003 0.1468 -0.0118
22 NIKL 0.0442 0.0108 -1.0792 0.0345 0.0579 0.0003 -0.0338 -0.0014
23 PBRX 0.0442 0.0108 -0.2005 0.0052 0.0579 0.0003 0.0236 -0.0047
24 PICO 0.0442 0.0108 3.2435 -0.1096 0.0579 0.0003 -0.0588 0.00005
25 PRAS 0.0442 0.0108 6.5776 -0.2208 0.0579 0.0003 0.0079 -0.0038
26 PSDN 0.0442 0.0108 -2.0678 0.0675 0.0579 0.0003 -0.0065 -0.0030
27 SMSM 0.0442 0.0108 5.6259 -0.1890 0.0579 0.0003 0.0590 -0.0067
28 SSTM 0.0442 0.0108 -1.7390 0.0565 0.0579 0.0003 -0.0519 -0.0003
29 SULI 0.0442 0.0108 -0.5906 0.0182 0.0579 0.0003 -0.0341 -0.0014
30 TCID 0.0442 0.0108 3.4072 -0.1151 0.0579 0.0003 0.0174 -0.0043
31 TPIA 0.0442 0.0108 3.2169 -0.1087 0.0579 0.0003 -0.0020 -0.0032
32 TRST 0.0442 0.0108 -0.6830 0.0213 0.0579 0.0003 -0.0202 -0.0022
33 UNIC 0.0442 0.0108 0.4752 -0.0173 0.0579 0.0003 -0.0010 -0.0033
34 VOKS 0.0442 0.0108 4.4173 -0.1487 0.0579 0.0003 -0.0159 -0.0024
35 YPAS 0.0442 0.0108 -0.1934 0.0050 0.0579 0.0003 0.0003 -0.0034
Keterangan:
Rf : Rata-rata tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dalam satu periode
Rm : Rata-rata return pasar dalam satu periode (IHSG)
𝛽i : Risiko tidak sistematis untuk setiap perusahaan i
COE : Rf + 𝛽i (Rm – Rf)
126
Hasil Olah Data % kepemilikan manajerial
No Kode 2010 2011 2012 2013
1 ALMI 1.60 1.60 1.60 1.60
2 ARGO 2.40 2.47 2.47 2.47
3 ASII 0.04 0.04 0.04 0.04
4 AUTO 0.08 0.08 0.07 0.06
5 BPRT 0.49 0.49 0.49 0.49
6 BTON 9.58 9.58 9.58 9.58
7 CTBN 0.03 0.03 0.03 0.04
8 ETWA 0.04 0.08 0.08 0.08
9 GGRM 0.80 0.85 0.92 0.92
10 GJTL 0.08 0.08 0.08 0.10
11 IKBI 0.10 0.10 0.10 0.10
12 INAI 0.03 0.19 0.19 0.19
13 INDF 0.05 0.05 0.02 0.02
14 INDS 0.59 0.41 0.41 0.44
15 KBRI 6.64 10.20 8.06 5.48
16 KDSI 0.03 0.03 0.03 4.84
17 KICI 4.60 4.60 0.23 0.23
18 KLBF 0.02 0.02 0.01 0.01
19 LION 0.23 0.23 0.25 0.25
20 LMPI 0.01 0.01 0.01 0.01
21 MLIA 0.04 0.06 0.06 0.06
22 NIKL 0.04 0.03 0.03 0.03
23 PBRX 0.72 0.42 0.42 0.41
24 PICO 0.08 0.08 0.08 0.08
25 PRAS 5.91 6.27 5.91 4.95
26 PSDN 0.25 1.65 1.65 1.65
27 SMSM 6.04 6.04 6.04 8.34
28 SSTM 7.50 8.06 8.06 8.06
29 SULI 1.21 1.21 1.21 0.96
30 TCID 0.15 0.14 0.14 0.14
31 TPIA 6.28 6.25 6.34 6.50
32 TRST 3.81 1.57 1.91 1.50
33 UNIC 0.04 0.04 0.04 0.04
34 VOKS 0.78 4.38 4.39 9.45
35 YPAS 0.35 0.35 0.35 0.35
127
LAMPIRAN 4
HASIL OUTPUT
PLS
128
Lampiran 4: Hasil Perhitungan Manual dengan SmartPLS 2.0.M3
Diagram Jalur
Keterangan:
AI: Asimetri Informasi
AI1: Asimetri Informasi tahun 2010
AI2: Asimetri Informasi tahun 2011
AI3: Asimetri Informasi tahun 2012
AI4: Asimetri Informasi tahun 2013
TD: Tingkat Disclosure
TD1: Tingkat Disclosure tahun 2010
TD2: Tingkat Disclosure tahun 2011
TD3: Tingkat Disclousre tahun 2012
TD4: Tingkat Discosure tahun 2013
KM: Kepemilikan Manajerial
KM1: Kepemilikan Manajerial tahun 2010
129
KM2: Kepemilikan Manajerial tahun 2011
KM3: Kepemilikan Manajerial tahun 2012
KM4: Kepemilikan Manajerial tahun 2013
BE: Biaya Ekuitas
BE1: Biaya Ekuitas tahun 2010
BE2: Biaya Ekuitas tahun 2011
BE3: Biaya Ekuitas tahun 2012
BE4: Biaya Ekuitas tahun 2013
130
Composite Reliability Cronbachs Alpha
AV
E
R Square
Composite
Reliability
AI 0.664036
TD 0.984929
KM 0.978272
BE 0.612277
AI * KM 0.160873
TD * KM 0.993634
Cronbachs
Alpha
AI 0.485944
TD 0.979725
KM 0.970282
BE 0.335479
AI * KM 0.720537
TD * KM 0.993739
AVE
AI 0.364212
TD 0.942331
KM 0.918492
BE 0.332617
AI * KM 0.294133
TD * KM 0.907080
R Square
AI
TD
KM
BE 0.579156
AI * KM
TD * KM
131
Diagram Jalur setelah Bootstrapping
Keterangan:
AI: Asimetri Informasi
AI1: Asimetri Informasi tahun 2010
AI2: Asimetri Informasi tahun 2011
AI3: Asimetri Informasi tahun 2012
AI4: Asimetri Informasi tahun 2013
TD: Tingkat Disclosure
TD1: Tingkat Disclosure tahun 2010
TD2: Tingkat Disclosure tahun 2011
TD3: Tingkat Disclousre tahun 2012
TD4: Tingkat Discosure tahun 2013
KM: Kepemilikan Manajerial
KM1: Kepemilikan Manajerial tahun 2010
KM2: Kepemilikan Manajerial tahun 2011
KM3: Kepemilikan Manajerial tahun 2012
132
KM4: Kepemilikan Manajerial tahun 2013
BE: Biaya Ekuitas
BE1: Biaya Ekuitas tahun 2010
BE2: Biaya Ekuitas tahun 2011
BE3: Biaya Ekuitas tahun 2012
BE4: Biaya Ekuitas tahun 2013
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample (O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
AI → BE -0.380793 -0.395280 0.066214 0.066214
TD → BE -0.109953 -0.097709 0.084836 0.084836
KM → BE 0.225384 0.202681 0.084742 0.084742
AI * KM →
BE 0.457677 0.424859 0.071999 0.071999
TD * KM →
BE -0.111340 -0.093788 0.078757 0.078757
T Statistics
(|O/STERR|)
AI → BE 5.750926
TD → BE 1.296059
KM → BE 2.659637
AI * KM → BE 6.356720
TD * KM → BE 1.413723