PENGARUH ASAM GIBERELAT (GA3) DAN KALIUM NITRAT …digilib.unila.ac.id/54479/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH ASAM GIBERELAT (GA3) DAN KALIUM NITRAT …digilib.unila.ac.id/54479/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH ASAM GIBERELAT (GA3) DAN KALIUM NITRAT (KNO3)
SERTA INTERAKSINYA TERHADAP PROSES SENESCENCE PADA
BUNGA POTONG MAWAR PUTIH ( Rosa.Sp)
(Skripsi)
Oleh
Nur Jannah Cortesa
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
PENGARUH ASAM GIBERELAT ( GA3 ) DAN KALIUM NITRAT (KNO3)
SERTA INTERAKSINYA PROSES SENESCENCE PADA BUNGA
POTONG MAWAR PUTIH ( ROSA Sp.)
Oleh
Nur Jannah Cortesa
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kombinasi larutan KNO3
dan GA3 lebih efektif dari larutan tunggal KNO3 atau GA3 dalam menjaga
kesegaran bunga potong. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
dari bulan November – Desember 2017. Penelitian dilaksanakan dalam percobaan
faktorial 2 x 3 dengan faktor A adalah larutan GA3 dengan 3 taraf konsentrasi :
0% b/v, 0,25% b/v, dan 0,5% b/v. Faktor B adalah larutan KNO3 dengan 2 taraf
konsentrasi : 0% b/v dan 5% b/v. Parameter dalam penelitian ini adalah berat
segar, berat kering, kadar air relatif, kandungan klorofil a,b dan klorofil total
daun, dan kandungan karbohidrat terlarut total bunga potong mawar. Pengukuran
dilakukan 7 hari setelah perendaman bunga potong dalam larutan KNO3 atau GA3,
dan campuran keduanya. Homogenitas ragam dan analisis ragam ditentukan pada
taraf nyata 5%. Simple effect KNO3 pada setiap taraf konsentrasi GA3 ditentukan
dengan uji F pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada
interaksi antara GA3 dan KNO3 terhadap berat segar, berat kering, kadar air relatif
dan kandungan klorofil a,b dan total bunga potong mawar putih, namun KNO3
menurunkan berat segar bunga potong sebesar 48,15% dan berat kering sebesar
58,60% . KNO3 meningkatkan kadar air relatif bunga potong mawar putih sebesar
6,85%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kombinasi GA3 dan KNO3 tidak
efektif untuk menjaga kesegaran bunga potong mawar putih.
Kata Kunci : KNO3, GA3, Bunga Potong Mawar Putih (Rosa.Sp).
ii
PENGARUH ASAM GIBERELAT ( GA3 ) DAN KALIUM NITRAT (
KNO3) SERTA INTERAKSINYA PROSES SENESCENCE PADA BUNGA
POTONG MAWAR PUTIH ( ROSA Sp.)
Oleh
Nur Jannah Cortesa
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS
pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nur Jannah Cortesa, dilahirkan di Banjar
Agung pada tanggal 12 april 1997 sebagai anak ketiga dari
empat saudara dari Ayah Hi. Kodri Bahusi dan Ibunda Hj.
Aminah.
Penulis mengawali pendidikan Taman Kanak- Kanak di TK
Dharma Wanita Menggal Tulang Bawang Pada Tahun 2001 dilanjutkan Sekolah
Dasar SDN 01 Ujung Gunung Ilir Pada Tahun 2002, kemudian Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMPN 01 Menggala Pada Tahun 2008 da Sekolaj
Menengah Atas (SMA) di SMA N 2 Menggala pada tahun 2011. Penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam , Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur Mandiri.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten prktikum mata kuliah
Genetika, Fisiologi Tumbuhan dan Fitohormon.
Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari- Maret 2018 di desa
Kebumen, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus. Pada bulan Juli-
September 2017 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih Bandar Lampung dengan judul ‘‘ Observasi
vi
Masa Dormansi Benih Padi Varietas Mekongga, Ciherang dan Inpari 30
dengan Perlakuan KNO3 Selama 24 Jam ”.
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim.......
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang engkau berikan selama ini. Seiring doa, rasa syukur dan segala
kerendahan hati. Dengan segala cinta dan kasih sayang kepersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang selalu
berharga dalam hidupku
Abi dan umah ku tercinta, yang sangat menyayangiku, mendoakan keberhasilanku, dan selalu memberikan segalanya yang terbaik
untuku.
Kakak-kakak dan adikku seluruh kelurga besarku, yang selalu memberikan doa, semangat,dan dukungan untuk keberhasilanku
hingga saat ini.
para pendidiku, atas bimbingan dan ajarannya, serta limpahan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan menemani
selama menjalini pendidikan.
Alammater tercinta Universitas Lampung.
viii
MOTTO
“Hidup awalnya hanya mempunyai dua warna, yaitu HITAM dan
PUTIH. Dari dua warna itulah bila dipadukan dengan bijaksana
akan menghasilkan berbagai warna dalam kehidupan. Tergantung
bagaimana setiap individu menyikapinya. Seperti halnya pelangi yang
datang setelah mendung dan hujan pergi”
( Anonim )
“Kebahagian itu bergantung pada dirimu sendiri”
( Aristoteles )
“Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan
kau akan mati hari ini”
( James Dean )
“Yakinlah kau bisa dan kau sudah separuh jalan menuju kesana”
( Theodore Roosevelt )
ix
SANWACANA
Asasalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Asam Giberelat (GA3) dan dan Kalium Nitrat (KNO3) Serta
Interaksinya Terhadap Proses Senescence pada Bunga Potong Mawar Putih
( Rosa Sp. )” tepat pada waktunya. Dalam melaksanakan penelitian dan
penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa masih ada kekirangan dan
penulisan mendapat banyak bantuan, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
ritemakasih kepada :
1. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P, selaku pembimbing 1 yang telah
memberikan perhatian, pengertian, bimbingan, kesabarn, serta dukungan
selama pembuatan skripsi ini dari proses awal hingga akhir.
2. Bapak Ir, Zulkifli, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing ke II yang telah
memberikan perhatian, pengertian, bimbingan, kesabaran, serta dukungan
masukan, kritik dan sarannya agar tulisan ini menjadi lebih baik.
x
3. Ibu Dra, Tundjung Tripeni Handayani, M.S, selaku Dosen Pembahas yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan kritik, koreksi dan masukan
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan saran, pengertian, nasihat, dan bimbingan selama penulis
menyelesaikan studi.
5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima
kasih atas ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di
Jurusan Biologi.
8. Kedua orang tua, Bapak Hi. Kodri dan Ibu Hj. Aminah, Sesia, Gusti, Cician,
Kak atu dan Adek Rahmat serta seluruh keluarga besarku terimakasih atas
doa, dukungan moril dan materil, kasih sayang, semangat, kepercayaan, dan
nasihat-nasihatnya salama ini.
9. Teman- teman seperjuangan selama penelitian Maulidina Agustin, Mentari
Primaresti Tunggul Van Roy Oksa trinanda dan Anniz Elisya Mutiah yang
selalu mendukung serta menilai tulisan saya, terimakasih atas bantuan kalian
semua.
10. Teman-teman Biologi Angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, terimakasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi dan semangat
untuk penulis.
xi
11. Kakak tingkat 2012, 2013, adik-adik tingkat 2015, 2016,2017 dan seluruh
Wadya Balad HIMBIO terimakasih atas dukungan dan kebersamaan bagi
penulis.
12. Sahabat-sahabat SMA Ashari, Nando dan sahabat-sahabat SMP Ovi , Rega,
Een dan Yurita Teriamakasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.
13. Almamater tercinta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi
ini dan masih dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, 15 Oktober 2018
Penulis
Nur Jannah Cortesa
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
SANWACANA ............................................................................................... ix
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 4
E. Hipotesis ................................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Bunga Mawar Putih (Rosa.Sp) .......................................... 9
1. Deskripsi Bunga Mawar Putih (Rosa.Sp) ..................................... 10
2. Morfologi Tanaman Mawar .......................................................... 11
B. Pengertian Senescence ......................................................................... 13
1. Pengertian Senescence .................................................................. 13
xiv
2. Pengertian Senescence Bunga ......................................... 14
3. Pengertian Senescence Daun ………………………………........ 15
C. Asam Giberelin (GA3) ......................................................................... 16
D. Kalium Nitrat (KNO3) .......................................................................... 17
III. METODELOGI PENILITIAN
A. Tempat dan Waktu .............................................................................. 20
B. Alat dan Bahan................................................................................... 20
C. Rancangan Percobaan ........................................................................ 21
D. Variabel dan Parameter ...................................................................... 22
E. Pelaksanaan ........................................................................................ 22
F. Pengamatan ........................................................................................ 23
G. Analisis Data ...................................................................................... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Berat Segar Bunga Mawar ............................................................. 28
2. Berat Kering Bunga Mawar ........................................................... 30
3. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Bunga .............................. 31
4. Kadar Air Relatif ........................................................................... 34
5. Kandungan Klorofil a ..................................................................... 36
6. Kandungan Klorofil b .................................................................... 37
7. Kandungan Klorofil Total .............................................................. 37
B. Pembahasan .......................................................................................... 39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43
LAMPIRAN .................................................................................................... 46
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Notasi Faktor, Taraf dan Kombinasi Perlakuan .................................. 21
Tabel 2.Rata-rata Berat Segar Bunga Mawar .................................................. 28
Tabel 3. Rata-rata Bersat Kering Bunga Mawar .............................................. 30
Tabel 4. Rata-rata Kandungan Karbohidrat Terlarut Total .............................. 32
Tabel 5. Rata-rata Kandungan Air Relatif Bunga ............................................ 34
Tabel 6. Rata-rata Klorofil a ............................................................................ 36
Tabel 7. Rata-rata Klorofil b ............................................................................ 37
Tabel 8. Rata-rata Klorofil Total ..................................................................... 38
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Mawar Putih (Rosa.Sp) .................................................. 10
Gambar 2. Struktur Kimia GA3........................................................................ 17
Gambar 3. Struktur Kalium Nitrat KNO3 ........................................................ 19
Gambar 4. Grafik Main Effect Berat Segar Bunga ......................................... 29
Gambar 5. Grafik Main Effect Berat Kering Bunga ....................................... 31
Gambar 6. Grafik Main Effect Kandungan Karbohidrat Terlarut Bunga ....... 33
Gambar 7. Grafik Main Effect Kandungan Air Relatif Bunga ....................... 35
Gambar 8. Proses Pemotongan Bunga Mawar ................................................ 46
Gambar 9. Pemisahan Larutan GA3 dan KNO3 ............................................... 46
Gambar 10. Pengamatan hari ke -1 perendaman ............................................. 47
Gambar 11. Pengamatan hari ke -2 perendaman ............................................. 48
Gambar 12. Pengamatan hari ke -3 perendaman ............................................. 49
Gambar 13. Pengamatan hari ke -4 perendaman ............................................. 50
Gambar 14. Pengamatan hari ke -5 perendaman ............................................. 51
Gambar 15. Pengamatan hari ke- 6 perendaman ............................................. 52
Gambar 16. Proses Penimbangan berat kering Bunga ..................................... 53
Gambar 17. Larutan Gula Pereduksi ................................................................ 53
Gambar 18. Larutan yang di pakai .................................................................. 53
Gambar 19. Ekstrak daun mawar putih ........................................................... 54
Gambar 20. Ekstrak bunga mawar putih .......................................................... 55
Gambar 21. Ekstrak bunga mawar putih yang telah diberi H2SO4 .................. 56
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Bunga mawar ( Rosa sp.) merupakan salah satu tanaman hias yang
memiliki penampilan, keragaman bentuk dan manfaat yang mampu
memikat banyak orang untuk menyukai dan memanfaatkannya.
Penampilan dan keragaman bentuk yang dimiliki bunga mawar berpotensi
tinggi sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat. Bunga mawar menjadi
kelompok tanaman hias yang banyak diminati oleh konsumen. Tanaman
mawar dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tanaman obat, dan
sumber vitamin C. Oleh sebab itu bunga mawar banyak dibudidayakan
oleh petani tanaman hias karena permintaan akan bunga mawar yang
tinggi menjadikan nilai jual bunga mawar meningkat.
Bunga mawar ( Rosa sp.) dipanen oleh petani dalam keadaan segar dan
harus segera didistribusikan menuju berbagai tempat untuk memenuhi
permintaan konsumen. Dalam proses pendistribusian ini, bunga potong
mawar rentan mengalami kerusakan misalnya perubahan bentuk dan
warna bunga ( Rina,2009).
2
Untuk menghindari kerusakaan bunga mawar saat proses distribusi perlu
penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga kualitas bunga potong
mawar. Hal ini bertujuan agar bunga potong mawar masih dalam kondisi
yang segar dan berkualitas baik ketika sampai di tangan konsumen.
Menunda kelayuan tanaman hias termasuk bunga potong dengan
menggunakan bahan-bahan preservatif (pengawetan) merupakan salah satu
cara penanganan pascapanen. Penundaan kelayuan bunga potong dapat
dilakukan dengan menambahkan hormon yang dapat menghambat
kelayuan pada bunga potong. Salah satu hormon yang dapat digunakan
dalam penundaan kelayuan bunga antara lain adalah giberelin
(Eason, 2002).
Kemampuan hormon giberelin dalam mempertahankan kualitas bunga
potong berkaitan erat dengan peranan hormon giberelin yang dapat
meningkatkan permeabilitas liposom ( lipid bilayer ) pada membran sel
terhadap glukosa ( Wood & Pleg, 1974), meningkatkan tekanan osmotik
sel dan penyerapan air sehingga berat segar bunga terpelihara. Selain itu,
hormon giberelin juga terlibat dalam mobilisasi fotoasimilat dan
pertahanan kapasitas air pada beberapa jaringan tanaman
(Srivastava, 2002).
Penanganan bunga potong mengunakan bahan-bahan preservatif baik
secara alami ataupun kimia diharapkan dapat mempertahankan kesegaran
bunga potong dan kualitas bunga potong . baik dalam proses distribusi
3
hingga ke tangan konsumen. Sehingga produksi tanaman hias semakin
bertambah, kualitas semakin meningkat dan permintaan akan bunga
potong bertambah serta meningkatkan nilai jual dari bunga potong
tersebut.
4
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi larutan GA3
dan KNO3 dapat menunda senescence daun dan bunga dari bunga potong
mawar putih, dan untuk mengetahui konsentrasi dari kombinasi larutan
GA3 dan KNO3 yang optimum untuk mempertahankan kesegaran bunga
potong mawar putih.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
larutan GA3, KNO3 dan interaksinya untuk mempertahankan kesegaran
bunga potong mawar putih pasca panen, dan dari sudut pandang budidaya
tanaman hias, Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
kontribusi ilmiah terhadap proses senescence.
D. Kerangka Pemikiran
Bunga mawar termasuk tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Bunga mawar sering digunakan sebagai bunga potong untuk penghias
ruangan dalam bentuk rangkaian bunga dan dekorasi. Namun, ketahan
simpan dan kulitas bunga mawar ( Rosa. Sp ) sebagai bunga potong tidak
sebaik ketahanannya sebagai tanaman hias dalam pot, karena setelah
panen bunga akan mengalami kelayuan lebih cepat dari biasanya. Oleh
karena itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan ketahanan simpan
5
bunga potong mawar putih agar kesegaran (vase life) dan kualitas bunga
mawar putih yang telah di panen ini dapat maksimal .
Menurut penelitian terdahulu menyatakan bahwa hormon sitokinin dan
giberelin dapat menunda penguningan daun pada bunga potong.
Penggunaan hormon giberelin yang dikombinasikan dengan thidiazuron
(sitokinin sintetis) pada konsentrasi 0 mM Gibberellin Acid (GA3), 5, 10
µM Thidiazuron (TDZ), dan 0,5 mM GA3, µM TDZ Serta penelitian
sebelumnya yang menggunakan air kelapa dengan konsentrasi 0%, 30%,
40%, 50%, dan 60% untuk menjaga kesegaran bunga potong mawar merah
(Rosa hybrida).
Ada bebagai macam tehnik aplikasi yang digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, salah satunya adalah perendaman.
Perendaman yang dilakukan pada tangkai bunga potong dengan larutan
GA3 dapat menggantikan sebagian atau seluruh fungsi nutrisi dan sintesis
yang dilakukan pada tanaman bunga sebelum dipotong. Hasil percobaan
Ferrante dkk, (2009) menyimpulkan bahwa bunga potong yang diberi
perlakuan GA3 memiliki masa simpan lebih lama.
Pada penelitian ini pengaruh pemberian kombinasi KNO3 dan GA3
terhadap senenscence di evaluasi berdasarkan kandungan klorofil a,b dan
total daun bunga potong, berat segar bunga, berat kering bunga,
6
kandungan karbohidtar terlarut total dan kadar air relatif bunga serta level
gula reproduksi.
Senyawa KNO3 di dalam air akan berionisasi menjadi ion K+ dan NO3-.
Ion K+ merupakan unsur makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Salah satu peran fisiologis ion kalium adalah berkenaan dengan status air
tanaman (plant – water relationship). Karena itu, aplikasi larutan KNO3
pada bunga potong dapat mempengaruhi kesegaran bunga potong. Dalam
penelitian ini efek perendaman bunga potong gerbera dalam larutan KNO3
5% b/v dievaluasi berdasarkan berat segar bunga dan kadar air relatif
bunga. Berat segar dan kadar air relatif merupakan indikator yang tepat
untuk menilai kesegaran bunga potong.
GA3 merupakan salah satu hormon tumbuhan yang penting dalam proses
pertumbuhan tanaman disamping auksin dan sitokinin. Efek fisiologi GA3
diantaranya adalah dalam mengontrol tinggi tanaman, proses
perkecambahan biji, biosintesis klorofil dan pembungaan. Karean itu,
aplikasi larutan GA3 pada bunga potong dapat mempengaruhi kesegaran
bunga potong yang ditunjukkan oleh perubahan berat segar dan kadar air
relatit, serta berat kering.
Berdasarkan peran ion K+ , NO3- dan GA3 dalam metabolisme tanaman
maka diduga kombinasi larutan KNO3 dan GA3 lebih efektif daripada
larutan tunggal KNO3 atau GA3 dalam menjaga kesegaran bunga potong
mawar
7
E. Hipotesis
1. Kombinasi larutan KNO3 dan GA3 dapat menunda senenscence daun
bunga potong mawar putih.
Hipotesis statistik
H0 : µ0 =µ1
H1 : µ0 < µ1
µ0 = nilai tengah kandungan klorofil ( a, b dan total ) daun bunga
potong mawar yang diberi perlakuan tunggal
µ1 = nilai tengah kandungan klorofil ( a,b dan total ) daun bunga
potong mawar yang diberi perlakuan kombinasi.
2. Kombinasi larutan KNO3 dan GA3 dapat mempengaruhi metabolisme
bunga potong mawar putih.
Hipotesis statistik
H0 : µ0 =µ1
H1 : µ0 ≠ µ1
µ0 = nilai tengah berat kering bunga dari bunga potong mawar yang
diberi perlakuan tunggal.
µ1 = nilai tengah berat kering bunga dari bunga potong mawar yang
diberi perlakuan kombinasi.
Hipotesis statistik
H0 : µ0 =µ1
H1 : µ0 ≠ µ1
8
µ0 = nilai tengah kandungan karbohidrat terlarut total bunga dari
bunga potong mawar yang diberi perlakuan tunggal.
µ1 = nilai tengah kandungan karbohidrat terlarut total bunga dari
bunga potong mawar yang diberi perlakuan kombinasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Bunga Mawar ( Rosa L. )
Klasifikasi tanaman Mawar (Rosa sp) menurut Natural Resources and
Conservation Service, USDA (2017) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Rosidae
Order : Rosales
Family : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa Sp.
10
Gambar Mawar Putih dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bunga Potong Mawar Putih ( Rosa L )
(Sumber : Dokumen pribadi, 2017).
1. Deskripsi Bunga Mawar
Tanaman mawar merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki ciri
khusus yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik tanamanya. Bunga
mawar biasanya digunakan sebagai tananam hias karena memiliki bentuk serta
warna yang indah. Tanaman bunga mawar merupakan kelompok tumbuhan
biji dengan batangnya berkayu, sebagai tumbuhan dikotil tanaman mawar
memiliki akar tunggang. Batang dan akar memiliki kambium sehingga dapat
membesar sebagai tanaman yang berbiji tertutup, tanaman mawar juga disebut
sebagai tumbuhan golongan tingkat tinggi. Ciri-ciri khusus tumbuhan mawar
dapat dilihat dari bunganya. Mahkota bunga mawar memiliki berbagai macam
Bunga
Daun
Kelopak
Tangkai
11
warna, mahkota bunga . Ciri-ciri bunga mawar yaitu ada duri-duri tajam
dibagian batangnya dengan kulit halus di bagian batangnya dan dapat
berkembangbiak dengan cara stek. Bunga mawar akan menghasilkan buah
yang dinamakan Rose Hips, dimana masing-masing akan menghasilkan buah
tunggal meskipun ada banyak sekali spesies mawar di dunia ini, tetapi
tanaman bunga mawar juga memiliki ciri khas tersendiri. Tanaman ini berduri
dibatangnya dan tingginya bervariasi, bunga mawar ada yang berbentuk
tunggal dan payung. Benang sari dan putiknya tersusun pada dasar bunga yang
berbentuk guci (Talita,1990)
2. Morfologi Tanaman Mawar
Menurut Fredikurniawan (1999), morfologi tanaman mawar sebagai berikut :
a. Akar
Bunga mawar memiliki akar yang berserabut dan memanjang kebagian
bawah, bentuk akar bunga mawar bulat memanjang dan berwarna
kecoklatan muda dan tua. Akar tanaman ini memiliki fungsi utama bunga
mawar yaitu untuk menyokong tanaman agar tetap tegak dan berdiri, serta
menyerap unsur hara dan air yang ada di dalam tanah dengan maksimal.
b. Batang
Bunga mawar memiliki batang bulat memanjang dan tidak beraturan.
Batang bunga mawar ini berduri, becabang-cabang berwarna kecoklatan,
kehijauan lumut dan juga abu-abu. Batang bunga mawar ini memiliki
peran yang sangat penting untuk tanaman yaitu menyokong cabang dan
12
bunga pada tanaman. Selain itu batang tanaman ini juga memiliki diameter
yang sangat kecil dan juga sangat tentan terhadap predator besar yang
menyerang.
c. Daun
Bunga mawar memiliki daun majemuk yang terdiri dari 5-6 anakan daun
yang terdapat dalam satu cabang. Daun pada bunga mawar memiliki
bentuk bulat kecil memanjang dengan ukuran 2-3 cm meruncing dan ada
juga yang bergerigi. Daun pada bunga mawar memiliki warna hijau muda
dan hijau tua yang menompang, pada tangakai batang yang terdapat di
ujung tangkai batang yang terdapat di ujung tangkai dengan panjang 1-2
cm.
d. Bunga
Bunga mawar ini adalah majemuk yang terkumpul atas benang dan putik,
bunga pada tanaman ini memiliki bentuk seperti bulat tetapi memiliki
lapisan-lapisan bunga yang terdiri dari 20-26 lapisan bahkan lebih
tergantung dengan besar bunga. Bunga pada tanaman ini memiliki warna
yang sangat bervariasi dan beragam mulai dari warna putih, merah dan
juga kekuningan. Bungan ini adalah salah satu tempat penyerbukan dan
pembuahan yang terjadi penyatuan antara benang sari dan putik hingga
akan membentuk bakal biji.
13
e. Buah
Biji pada bunga mawar ini terdapat di bagian bunga, sehingga tidak
tampak jelas jika melihatnya dari jauhan. Biji tanaman ini di lindungi oleh
buah yang membungkus biji, biji pada tanaman ini memiliki bentuk bulat
oval memanjang berukuran sangat kecil memiliki warna kecoklatan hingga
kehitaman, serta di bagian dalamnya berwarna keputihan dan kecoklatan.
B. Senescence
1. Pengertian Senescence
Senescence ( penuaan ) tanaman ialah proses penurunan kondisi dan
aktivitas metabolisme yang disertai pertambahan umur dan mengarah pada
kematian tanaman. Senescence dapat terjadi secara alami atau karena
pengaruh eksternal seperti lingkungan abiotik ( suhu ekstrem, keterbatasan
hara ) dan biotik ( patogen, naungan ). Senescence berkaitan dengan proses
absisi, dimana senescence dimulai dengan berkurangnya suplai nutrisi
pada suatu organ, penurunan aktivitas metabolisme dan pertambahan
umur. Senescence pada tanaman, baik pada bunga atau daun dipengaruhi
dan dikontrol oleh interaksi beberapa hormon yaitu etilen, asam absisat
( ABA ), dan sitokinin. Perubahan yang terjadi akibat adanya interaksi
ketiga hormon merupakan hasil interaksi signaling dalam proses penuan
(O’ Donoghue, 2006).
14
2. Senescence bunga
Senescence bunga merupakan tahap akhir dari perkembangan bunga yang
ditandai dengan kelayuan bunga dan gugurnya perhiasan bunga ( corolla ).
Proses senescence keseluruhan bunga diatur oleh mekanisme genetika dan
bergantung pada energi. Senencence petal diinduksi oleh peningkatan
aktivitas RNAase, kadar etilen yang memacu terjadinya perombakan
komponen sel dan degradasi antosianin sehingga warna bunga menjadi
pudar. Senescence bunga juga terjadi karena polinasi yang menyebabkan
degradasi makromoleku dan remobilisasi nutrisi untuk proses
perkembangan jaringan seperti ovarium ( O’ Donoghue, 2006 ).
Produksi etilen meningkat saat senescence dan perlakuan etilen eksogeno
akan mempercepat proses senescence mahkota bunga. Selain etilen, ABA
juga merupakan hormon pengatur utama dalam senescenece bunga, dan
penggunaan ABA secara eksogenous akan mempercepat gajala
senescenece dan mengatur transkripsi gen-gen senescense ( yang &
Hoffman, 2008 ).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa etilen dan ABA akan memicu adanya
senescence bunga. Sedangkan sitokinin memiliki peran yang berkebalikan
dengan etilen dan ABA. Sitokinin menunda senescence bunga. Level
sitokinin pada mahkota bunga anyelir menurun sejalan dengan
bertambahnya umur, dan penambahan sitokinin eksogen dapat
memperlambat proses penuaan. Namun tidak semua bunga potong akan
15
merespon adanya sitokinin eksogen untuk menanggulangi efek etilen yang
dihasilkan oleh bunga tersebut. Respon sitokinin terhadap bergantung pada
jenis bunga, tingkat perkembangan bunga dan konsentrasi sitokinin
(Woodson, 1991).
3. Senescence Daun
Sama halnya dengan senescence bunga, senescence pada daun ditandai
dengan menguningnya daun tersebut, hal ini karena daun mulai kehilangan
klorofil yang digantikan oleh pembentukan pigmen lain (xantofil atau
karoten),RNA, Protein, dan lipid dari membran plasma serta level HPR
dan rubisco menurut pada daun tua. HPR merupakan enzim-enzim yang
terlibat dalam proses fotosintesis, diantaranya plastidic Fru-1,6-
bisphosphatase, plastidic aldolase, NADP-dependent glyceraldehyde-3-
phosphate dehydrogenase, dan NADP-dependent malate dehydrogenase
(Wingler,2000).
Penurunan protein dan klorofil pada kondisi senescence dapat diinduksi
oleh meningkatnya gula. Gula berupa glukosa dan fruktosa meningkat
pada daun yang sudah tua dan disertai dengan pati yang rendah pada daun
tua. Level sukrosa lebih tinggi pada daun tua dari pada daun dewasa dan
daun muda. Akumulasi heksosa pada daun tua disebabkan oleh
penghambatan gen-gen fotosintesis, dan interaksi antara sitokinin dan gula
dalam pengaturan senescence. Selain akumulasi gula pada daun tua yang
menyebabkan senescence, paparan cahaya merah atau merah jauh yang
16
rendah juga dapat menginduksi senescenece. Hal ini berkaitan dengan
penerimaan cahaya merah atau cahaya merah jauh oleh fitokrom. Paparan
cahaya merah atau merah jauh yang rendah akan mengganggu proses
fotosintesis karena fitokrom merupakan penerima cahaya pada proses
fotosintesis. (Skutnik dkk, 2004).
C. Asam Giberelat (GA3)
Giberelat (GA3) merupakan senyawa tetrasiklik diterpenoid dengan sistem
cincin ent-giberelat yang ditemukan pada tahun 1926 ilmuwan Jepang.
GA3 ini merupakan salah satu ZPT yang diketahui dapat mendorong
terjadinya pembungaan.giberelin dapat menggantikan kondisi lingkungan
spesifik guna mengendalikan pembentukan bunga. Inisasi pembungaan
yang disebabkan oleh giberelin merupakan peran pengganti hari panjang
dan menginduksi pembungaan pada tanaman hari pendek
(Sponsel, 2000).
17
Struktur kimia dari GA3 pada gambar 2.
Gambar 3. Struktur Kimia GA3
(Sumber : Salisbury & Ross, 2000)
Semua molekul giberelin mengandung ‘Gibban Skeleton’. Giberelin dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah atom C, yaitu
yang mengandung 19 atom C dan 20 atom C. Sedangkan berdasarkan posisi
gugus hidroksil dapat dibedakan menjadi gugus hidroksil yang berada di atom
C nomor 3 dan nomor 13. Tindakan menambahkan giberelat mungkin
memang mengaktifkan meristem sub apikal dan karenanya menghasilkan
bolting (pelompatan dari batang untuk membentuk bunga) yang sebaliknya
memungkinkan mulai terjadinya pengeluaran bunga. Sejauh ini pengaruh GA3
yang paling nyata adalah memperpanjang batang dan tangkai bunga bukan
karena jumlah buku bertambah, melainkan oleh pembesaran dan pembelahan
sel (Wilkins, 2002).
18
D. Kalium Nitrat (KNO3)
Kalium Nitrat ( KNO3 ) merupakan salah satu senyawa garam yang
bersifat elektrolit kuat.Senyawa ini memiliki 2 buah ion yang terdiri dari
ion K+ dan ion NO3-. Kalium nitrat merupakan senyawa garam yang
menjadi salah satu sumber penting dari gas nitrogen yang ada di alam.
Biasanya mineral yang kaya akan kalium nitrat ialah mineral niter Kalium
Nitrat merupakan senyawa garam yang berwujud padat dalam suhu kamar,
senyawa ini berbentuk kristal metalik bewarna putih dan tidak berbau.
Tingkat kelarutan kalium nitrat di dalam air cukup baik, pada suhu 0 ºC
kalium nitrat dapat larut sebanyak 133 gr/l, pada suhu 20 ºC kalium nitrat
dapat larut sebanyak 316 gr/l dan pada suhu 100 oC kalium nitrat dapat
larut sebanyak 2460 gr/l ( Rama, 2002)
Jika diperhatikan,kelarutan kalium nitrat semakin tinggi seiring
bertambahnya suhu air, hal ini merupakan hal yang sangat lumrah
mengingat senyawa garam merupakan senyawa yang apabila suhu
pelarutnya dinaikkan maka kelarutanya akan juga bertambah karena
adanya energi kisi dari senyawa garam tersebut. Bila dilarutkan ke dalam
air, senyawa ini akan menyerap energi dari lingkungan alias reaksi
pelarutanya bersifat endoterm sehingga suhu air akan turun di saat
senyawa ini kita larutkan kedalamnya. pH dari larutan KNO3 berkisar
antara 6,2 - 7,0 , hal ini menunjukkan bahwa senyawa KNO3 bersifat netral
tidak seperti senyawa NaOH, Senyawa kalium nitrat tidak bersifat
higroskopik (Rukmana, 2003).
19
Gambar struktur kimia pada Gambar 3.
Gamabar 3. Struktur Kalium Nitrat KNO3
(Sumber : http://strukturkimiakaliumnitrat.com)
Kalium Nitrat merupakan senyawa elektrolit kuat, bila dilarutkan ke dalam air
maka kalium nitrat akan mengion menjadi ion K+ dan ion NO3-. Selain
menunjukkan sifatnya sebagai senyawa ion, kalium nitrat juga bersifat
"Oxidizer" alias agen pengoksidasi yang kuat. Artinya senyawa ini dapat
mengoksidasi zat lain,sementara dia sendiri mengalami reduksi. Bila
direaksikan dengan senyawa yang bersifat reduktor maka reaksinya dapat
menimbulkan ledakan. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap
senyawa yang bersifat oksidator. karena sewaktu-waktu pada pemanasan dan
pencampuran dengan senyawa reduktor, senyawa ini bisa menjadi tidak stabil.
20
Sifat oxidizer dari kalium nitrat ini dapat dimanfaatkan sebagai pengawetan
bunga atau pun sebagai pupuk (Iriani, F, 2009)
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Botani di ruang Fisiologi
Tumbuhan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lampung dari bulan November sampai Desember2017
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah. erlenmeyer, beaker
glass, tabung reaksi, gelas ukur, rak tabung reaksi, corong, batang
pengaduk, pipet volume, pipet tetes, spektrofotometer , cuvet, timbangan
digital, sentrifuge, oven, gunting, cutter, pinset dan kamera hp.
Bahan-bahan yang digunakan adalah bunga potong Mawar ( Rosa Sp.)
yang diperoleh dari toko bunga di Bandar Lampung, asam giberelat
(GA3), Kalium Nitrat (KNO3) , etanol (klorofil), 96%, kertas saring
Whatman no 1 , kapas, tissue, dan label.
21
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam percobaan faktorial 3 x 2. Faktor A
adalah GA3 dengan taraf 3 konsentrasi 0% (b/v) ) 0,5 % (b/v) dan 1%
(b/v). Faktor B adalah KNO3 dengan 2 taraf konsentrasi 0% (b/v) 5%
(b/v). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga
diperoleh jumlah satuan percobaan adalah 24. Notasi faktor, taraf
kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan percobaan faktorial
3x 3
Faktor A(GA3)
B(KNO3)
Taraf a1 a2 a3
b1 a1b1 a2b1 a3b1
b2 a1b2 a2b2 a3b2
Keterangan :
a1b1 : GA3 0% (b/v) , KNO3 0% (b/v)
a2b1 : GA3 0,25 % (b/v) , KNO3 0% (b/v)
a3b1 : GA3 0,5% (b/v) , KNO3 0% (b/v)
a1b2 : GA3 0% (b/v) , KNO3 5% (b/v)
a2b2 : GA3 0,25% (b/v) , KNO3 5% (b/v)
a3b2 : GA3 0,5% (b/v) , KNO3 5% (b/v)
22
D. Variabel dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah kandungan klorofil a,b dan klorofil
total daun bunga potong, berat segar bunga, berat kering bunga,
kandungan karbohidtar terlarut total dan kadar air relatif bunga. Parameter
kuantitatif dalam penelitian ini adalah semua nilai tengah (µ) variabel
penelitian, dan sebagai parameter kualitatif adalah level gula pereduksi
bunga .
E. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap yaitu penyiapan satuan
percobaan, pembuatan larutan GA3 serta larutan KNO3 , pengamatan dan
analisis data.
a. Penyiapan Satuan Percobaan
Bunga potong mawar sebanyak 24 potong dipilih dan diseleksi yang
seragam dalam ukuran dan mekar bunga. Tangkai bunga dipotong hingga
sepanjang 25 cm. Ujung tangkai bunga dipotong miring untuk
meningkatkan luas permukaan bidang penyerapan. Masing-masing bunga
potong dimasukkan kedalam gelas pelastik yang nanti akan di isi larutan
GA3 dan KNO3. Seluruh satuan percobaan diletakkan pada suhu kamar
(27ºC)
23
b. Pembuatan Larutan GA3
Masing-masing 0,5 gram GA3 dan 1 gram GA3 di laurtkan dalam 100 ml
aquades sehingga diperoleh konsentrasi larutan GA3 0,5% (b/v) dan 1%
(b/v). Sebagai kontrol (0% b/v) adalah aquades dengan volume 100 ml
c. Pembuatan Larutan KNO3
5 gram KNO3 di larutkan dalam 100 ml aquades sehingga di peroleh
konsentrasi KNO3 5% (b/v) sebagai kontrol adalah (0% b/v) adalah
aquades dengan volume 100 ml
d. Pemberian Perlakuan
Kedalam gelas plastik yang telah berisi bunga potong di masukkan
masing-masing 50 ml lauran GA3 dan 50 ml larutan KNO3 , sehingga
volume total larutan adalah 100 ml. Bunga potong di inkubasi selama 7
hari.
F. Pengamatan
a. Berat Segar Bunga
Berat segar bunga diukur dengan cara bunga dipisahkan dari batang dan
daun. Kemudian bunga ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan
dalam gram (g)
24
b. Berat Kering Bunga
Bunga yang sudah diukur berat segarnya, dikeringkan dalam oven pada
temperature 105-110 ºC selama 2 jam. Kemudian bunga yang sudah kering
ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan dalam garam (g).
c. Kadar Air Relatif
Kadar air relatif bunga ditentukan menurut Yamasaki dan Dillenburg
(1999) rumus berikut :
Keterangan :
BS = berat segar bunga
BK = berat kering bunga
d. Kandungan Klorofil ( klorofil a, klorofil b, klorofiltotal)
Penetuan kandungan klorofil menggunakan metode Wintermans dan De
Mots (1965). 0,5 gram daun bunga mawar dalam mortar, kemudian
ditambahkan 50 ml alkohol 95%. Ekstrak disaring ke dalam Erlenmeyer.
Sisa gerusan yang masih tertinggal di kertas saring digerus kembali,
kemudian disaring kembali ke dalam Erlenmeyer. Volume disesuaikan
menjadi 100% dengan menambahkan alkohol 95%. Ekstrak siap
ditentukan kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Kandungan
klorofil ditentukan dengan cara diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 649 dan 665 nm. Kandungan klorofil dinyatakan dalam
Kadar air relatif bunga =BS−BK
BSx 100
25
miligram/gram jaringan yang diekstrak dan dihitung berdasarkan
persamaan berikut :
Keterangan :
Chla : Klorofil a
Chlb : Klorofil b
Chltotal : Klorofil Total
A665 : Absorbansi pada panjang gelombang 665 nm
A649 : Absorbansi pada panjang gelombang 649 nm
V : Volume alkohol 95%
W : Berat daun
Chla = 13.7.A665-5.76.A649 (𝑣
𝑤 𝑥 1000)
Chltotal = 20,0.A649 + ,10.665 (𝑣
𝑤 𝑥 1000)
Chlb = 25,8.A649- 7,6.A665 (𝑣
𝑤 𝑥 1000)
26
e. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total
Kandungan karbohidrat terlarut total diukur dengan metode fenol-sulfur
(Witham et al., 1993). 100 mg bunga mawar ditimbang dengan neraca
digital. Selanjutnya, bunga dihaluskan dalam mortar dan ditambahkan 100
ml aquadest. Ekstrak disaring kedalam erlenmayer dengan kertas saring
Whatman no 1. 2 ml ekstrak dipipet kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan berturut-turut 2 ml H2SO4 pekat dan 1 ml larutan fenol.
Ekstrak diinkubasi pada suhu kamar sampai terbentuk warna coklat
kemerahan yang menunjukkan adanya karbohidrat terlarut total.
Absorbansi diukur pada panjang gelombang 490 nm dengan
spektrofotometer UV. Kandungan karbohidrat terlarut total dihitung
berdasarkan kurva standar glukosa.
Kurva standar glukosa
10 mg glukosa dilarutkan kedalam 100 ml aquades. Selanjutnya, 0,2; 0,4;
0,6; 0,8; dan 1 ml larutan glukosa dipipet kedalam 5 tabung reaksi sudah
dilabeli konsentrasi glukosa. Volume disesuikan menjadi 3 ml dengan
menambahkan aquade. Kemudian berturut-turut ditambahkan 2 ml asam
sulfat pekat dan 1 ml larutan fenol kedalam tabung reaksi. Tabung reaksi
diinkubasi pada suhu kamar sampai terbentuk warna coklat kemerahan.
Absorbansi diukur pada panjang gelombang 490 nm dengan
spektrofotometer UV. Kurva standar di plot dengan sumbu X sebagai
konsentrasi glukosa dan sumbu Y sebagai absorbansi.
27
d. Gula Pereduksi
Gula pereduksi dideteksi dengan metode Benedict. 5ml ekstrak dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan selanjutnya ditambahkan 3 ml reagent benedict
dan diinkubasi dalam air panas selama 10 menit. Endapan warna merah bata
yang terbentuk menunjukkan adanya gula pereduksi.
G. Analisis Data
Untuk Mengetahui pengaruh GA3 dan KNO3 beserta interaksinya maka
homogenitas ragam diuji berdasarkan uji Levene. Kemudian data yang
diperoleh dianilisis ragam pada taraf 5%. Jika interaksinya kedua faktor
(faktor A dan B) tidak nyata maka ditentukan main effect dengan uji BNT
pada taraf nyata 5%. Jika interaksi kedua faktor nyata maka dilanjutkan
dengan penentuan simple effect KNO3 pada setiap taraf konsentrasi GA3
dengan uji F pada taraf nyata 5%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pengujian hopotesis yang
dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. kombinasi GA3 dan KNO3 tidak efektif menjaga dan memperpanjang
kesegaran bunga potong mawar putih.
2. Kombinasi GA3 dan KNO3 tidak mempengaruhi secara nyata atau
signifikan terhadap metabolisme bunga potong mawar putih.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan kombinasi GA3 dan
garam mineral yang lain untuk meningkatkan masa hidup bunga potong
mawar putih atau campuran GA3, sukrosa dan KNO3 terhadap senenscence
bunga potong mawar putih.
DAFTAR PUSTAKA
Asadi Kamran, Vahid Abdoosi, Elham Sadat Mousavi and Aida Abdali.2014.
Evaluation the Effect of Sucrose and GA3 , Theatment on Vase Life
Carnation cutflower (Dianthus caryophyilus var Yellow)
Eason, J.R. 2002. Sandersonia aurantiaca: An evaluation of postharvest pulsing
solutions to maximise cut flower quality. New Zealand Journal Of Crop and Horticultural Science.
Eason, J.R. 2002. Sandersonia aurantiaca: An evaluation of postharvest pulsing.
Celikel F.G., Reid M.S., Protharvest handllling of stock (Matthiola incana),
HorSci.,2002,37,144-147
Fredikurniawan. 1999. Effect Of Thidiazuron and gibberellin acid on laef
yellowing of cut stock flowers. Department of Plant Production, Universita degli Studi di Milano. Italy.
Gan, S. 2007. Senescence Processes in Plants. USA : Blackwell Publishing Ltd.
Gan, S.,& Amasino, R. M. 1995. Inhibition of leaf senescence by autoregulated
production of cytokinin.
Haryadi & Pamenang.1983. Pengaruh sukrosa dan air kelapa pada kultur
jaringan anggrek bulan. Agron. UI Press. Jakarta.
Intan, R.D.A. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.
Iriani, F. 2009. Formulasi Lengkap Larutan Pengawet Bunga Potong Anyelir (Dyanthus caryophillus). Jurnal Agrikultura 20(3): 225-231
Jordi W., Stoopen G.M., Kelepouris K., Van Der Krieken W.M., Gibberelellin-
inducet delayof leaf senescence of Alstroemeria cut flowering srtems is
not caused by an increase in the endogenous cytokinin content, J. Plant
Growth Regul., 1995, 14, 121-127.
44
Marschner,M., 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. 2nd Edn., Academic
Press, London and New York, ISBN-10; 0124735436, pp; 200-255. Mayak, S., Halevy, A.H., Sagie, A., Baryoseph, A. & Bravdo, B. 1974. The water
balance of cut rose flower. Physiol Plant. O’Donoghue, E.M. 2006. Flower petal cell wall: changes associated with flower
opening and senescence. New Zealand Journal of Foresty Science. 36(1):
130-144.
Rama. 2002. Tanggapan Pertumbuhan dan produksi Bawang Merah (Allium ascalonium L.)Terhadap waktu aplikasi dan konsentrasi pupuk KNO3 . jurnal Agroteknologi.3(1):206-213
Rina. 2009. Penjelasan bunga mawar dan kesegaran bunga mawar ( Rosa Sp) jurnal Pertanian 1:404-410
Rukmana, R. dan A.E. Mulyana. 1997. Krisan (seri bunga potong). Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 108 hal.
Salisbury, F. B., and Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (diterjemahkan oleh Diah dan Sumaryono). Penerbit ITB Bandung. Bandung.
Skutnik, E., Rabiza-wider, J., Wachowicz, M., and Łukaszewska, A.J. 2004.
Senescence of cut leaves of Zantedeschia aethiopica and Z. elliottiana.
Part III. The reducing sugars content. Acta Scientiarum Polonorum,
Hortorum Cultus. 3: 219-227.
Salisbury & Ross. 2000. Struktur kimia giberellin acid
Sponsel, V.M. 2000. Giberelin Biosynthesis and Metabolism in Davies PJ 9 (Ed).
Plant Hormones Physiology, Biochemistry, and Molecular Biologi.
Kluwer, Doerdrecht.
Srivastava, L.M. 2002. Plant Growth and Development. Canada : Academic Press.
Talita.1990. Perbaikan varietas dan teknologi produksi bunga mawar. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Hias. Puslitbang Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
USDA. 2016. Klasifikasi Tanaman Mawar Putih. Natural Resources Conservation
Service.USA.
Wilkins, M.B., 2002. Fisiologi Tanaman. Penerjemah Sutedjo M.M dan Kartasapoetra A.G. penerbit Bumi Aksara: Jakarta.
45
Wingler, Astrid, Antje1 von Schaewen and Richard C. Leegood. 2000. Regulation
of Leaf Senescence by Cytokinin, Sugars, and Light. NCBI (Plant
Physiology).
Wintermans, J. F. G. M & De Mots, A. 1965. Spectrophotometric characteristics of Chlorophylls a and b their pheophytins in etanol. Biochimia Biophysica Acta, 109: 448-453.
Wood A. & Pleg L.G. 1974. Alteration of liposomal membrane fluidity by
gibberellic acid. Plant Physiol.
Woodson, William R. and Amanda S.B . 1991. Role of the Gynoecium in
Cytokinin-induced Carnation Petal Senescence. J. Amer Soc. Hort. Sci.
Yang, S.F. & Hoffman, N.E. 2008. Ethylene biosynthesis and its regulation in
higher plants. Ann. Review Plant Physiology. 35: 155-189.
Yamasaki, S.and L.R. Dillenburg.1999. Measurements Of Lear Relative Water
Content In Araucaria Angusitifolia Revista Brarleira de Fisiologis Fegetal.
11(2):69-75