PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio)

17
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio) Dosen Penanggung Jawab Dr. Hesti Wahyuningsih, S. Pi, M.Si Indra Lesmana, S.Pi, M.Si Ir.Nurmatias, M,Si Oleh Tiur Natalia Manalu 120302028 II/B LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Transcript of PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Page 1: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air

PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP

IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Dosen Penanggung Jawab

Dr. Hesti Wahyuningsih, S. Pi, M.Si

Indra Lesmana, S.Pi, M.Si

Ir.Nurmatias, M,Si

Oleh

Tiur Natalia Manalu

120302028

II/B

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan penulisan laporan yang

berjudul “Pengambilan Hipofisa Ikan Mas (Cyprinus carpio)”. Laporan salah

satu syarat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Program Studi Manajemen

Sumber daya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Indra Lesmana, S.Pi,

M.Si, Hesti Wahyuningsih, S.Pi, M.Si dan Riri Ezranetti, S.Pi, M.Si selaku

dosen pembimbing mata kuliah Fisiologi Hewan Air. Ucapan terima kasih juga

penulis sampaikan kepada teman, orang tua dan asisten laboratorium.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, Semoga laporan ini bermanfaat

bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2014

Penulis

Page 3: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) ...................................................... 3

2.2 Kelenjar Hipofisa...................................................................... 5

BAB III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat.................................................................... 9

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 9

3.3 Prosedur Praktikum .................................................................. 9

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ......................................................................................... 10

4.2 Pembahasan .............................................................................. 11

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 14 5.2 Saran ........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan yang banyak

dibudidayakan oleh masyarakat. Daerah yang sesuai untuk mengusahakan

pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150 – 1000 meter, suhu

optimum 25-30 oC, pH perairan berkisar antara 7-8. Ikan mas mempunyai daya

adaptasi dan laju pertumbuhan yang tinggi dengan pemberian pakan buatan yang

sesuai. Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah salah satu ikan perairan tawar yang

hidup di danau, sungai yang perairannya tidak dalam, tidak begitu deras dan berair

hangat. Ikan mas (Cyprinus carpio) termasuk dalam jenis ikan pemakan hewan

dan tumbuhan (omnivora). Ikan mas (Cyprinus carpio) bersifat pemakan jasad

dasar (bottom feeders), hal ini menyebabkan air keruh dan rusaknya pematang

tanah kolam (Antoni, 2012).

Dalam upaya meningkatkan produksi ikan salah satu hambatan yang

sering ditemui adalah tidak mencukupinya benih yang ada. Untuk mengatasi hal

ini dilakukan upaya dalam meningkatkan produksi benih ikan bawal air tawar

dengan menggunakan Hormon Ovaprin sebelum dilakukan teknik induced

spawning. Proses perkembangan gonad dan ovulasi pada ikan diatur oleh sistem

hormon. Hormon estrogen, terutama estradiol 17β mempengaruhi sintesis

vitelogenin di hati dan hormon gonadotropin berfungsi mempercepat proses

kematangan akhir oosit dalam persiapan ovulasi atau pun spermiasi. Agar supaya

ikan mau memijah, maka dalam prosesnya akan lebih baik jika menggunakan

manipulasi hormon yaitu melalui penyuntikan beberapa macam hormon. Hormon-

hormon yang telah dicoba untuk merangsang pemijahan pada ikan baik betina

maupun jantan (Aryanto, dkk., 2013).

Reproduksi pada ikan, sebagaimana pada ikan-ikan yang lain sangat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungan termasuk feromon

diterima oleh sistem syaraf pusat dan dilanjutkan ke hipotalamus. Sel-sel

neuroendokrin pada hipotalamus mensintesis dan mensekresikan gonadotropin

releasing hormone (GnRH) yang akan mengaktivkan hipofisis untuk mensintesis

Page 5: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

dan mensekresikan gonadotropin. Gonadotropin diperlukan untuk aktivitas

gametogenesis dan pembentukan hormone-hormon gonad seperti estradiol,

progesterone testosteron dan 11-ketotestosteron. Pada ikan dikenal adanya tiga

macam GnRH, akan tetapi pada kebanyakan ikan hanya satu GnRH yang berperan

dalam sekresi gonadotropin. Gonadotropin yang disekresikan oleh hipofisis

anterior memacusel-sel theca untuk memproduksi testosteron. Testosteron

berdifusi ke sel-sel granulosa dan diaromatisasi menjadi estradiol-17β. Estradiol-

17β dibawa oleh aliran darah menuju hepar untuk memacu organ tersebut

membentuk vitelogenin yaitu prekursor protein yolk (Wijayanti, dkk., 2009).

Hormon atau zat perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang

ovulasi pada ikan adalah Antitestosteron, Gonadotropin Releasing Hormon

(GnRH), Dopamin Antagonis, Gonadotropin, Steroid dan Prostaglandin.

Penggunaan hormon sintetis sebagai pengganti kelenjar hipofisa untuk pemijahan

sudah banyak dilakukan. Dalam hal ini penggunaan hormon sintetis mempunyai

beberapa keuntungan yaitu: 1. Selalu tersedia dalam kemasan mantap dan terukur,

2. Tersimpan dengan baik dan aman, 3. Mencegah pembunuhan ikan sebagai

donor, 4. Mengurangi proses koleksi (penggerusan dalam penggunaan hipofisa

ikan), 5. Biaya, waktu dan tempat dapat lebih hemat (Ernawati, 1990). Oleh

karena itu penelitian tentang pemberian rangsangan hormonal terhadap jenis-jenis

ikan yang bernilai ekonomis tinggi sangat perlu dilakukan untuk memperoleh

benih yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya (Ahlina, 2011).

Pada ikan yang telah dewasa, hormon ini diproduksi lebih banyak daripada

ikan yang masih muda dan jumlahnya meningkat pada saat menjelang musim

pemijahan. Hormon yang telah diproduksi dicurahkan langsung ke dalam

pembuluh darah. Melalui sistem sirkulasi darah inilah akhirnya gonadotropin

sampai ke organ sasarannya (gonad). Di sini gonadotropin memainkan aksinya,

yakni menginduksi jaringan gonad dalam memproduksi steroid-steroid kelamin

seperti androgen, estrogen dan progesteron yang secara langsung berperan

terhadap perkembangan gonad. Melihat kenyataan bahwa hipofisa mengandung

hormon gonadotro- pin, para ahli telah tertarik untuk memanfaatkan kelenjar

tersebut sebagai bahan perangsang pemijahan pada ikan. Beberapa percobaan

telah dilakukan dan terbukti bahwa penyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa dapat

Page 6: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

merangsang pematangan gamet (sel kelamin), ovulasi dan pemijahan. Dengan

berhasilnya pemanfaatan hipofisa sebagai bahan perangsang pemijahan, dewasa

ini kelenjar tersebut banyak digunakan orang dalam industri pembenihan

(Sutomo, 1998).

Pemijahan buatan dilakukan dengan cara penyuntikan ekstrak kelenjar

hipofisa ikan terhadap ikan lain yang ingin dipijahkan. Teknik ini telah dikenal

sejak Houssey pada tahun 1931, yang selanjutnya dikembangkan oleh Von Hering

di Brazilia dan dikenal dengan istilah hipofisasi. Hipofisasi adalah teknik yang

dipakai untuk merangsang ikan yang matang kelamin untuk memijah atau ovulasi

dengan suntikan ekstrak kelenjar hipofisa. Namun teknik hipofisasi memiliki

beberapa kelemahan, antara lain: 1) hilangnya ikan donor karena diambil

hipofisanya, 2) standarisasi ekstrak kelenjar hipofisa ikan sebagai bahan suntikan

untuk induksi ovulasi atau pematangan gonad pada ikan sukar dilakukan, 3) tidak

diketahui dengan pasti hormone mana yang sebenarnya berpotensi untuk ovulasi

dan kematangan gonad dan 4) penyakit dapat menular dengan mudah dari ikan

donor ke ikan resipien (Ahlina, 2011).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Fisiologi Hewan Air ini adalah :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis kelenjar Hipofisa pada ikan beserta fungsinya

2. Untuk mengetahui langsung cara kerja pengambilan Hipofisa ikan mas

(Cyprinus carpio) pada bagian kepala di belakang operculum.

3. Untuk memahami langkah-langkah atau metode yang digunakan dalam

pengawetan Hipofisa ikan.

4. Mengetahui kegunaan kelenjar hipofisis dan mampu mengaplikasikan

kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Manfaat Praktikum

Sebagai syarat masuk dalam mengikuti praktikum Fisiologi Hewan Air

dan sebagai bahan bacaan bagi kalangan yang membutuhkan.

Page 7: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Menurut Adliah (2012), ikan mas memiliki tubuh agak memanjang dan

memipih tegak (compressed). Mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat

disembulkan (protaktil). Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara

umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Sisik ikan mas

berukuran relative besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid. Selain itu,

tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip, sirip punggung (dorsal) berukuran

relatif panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir, yaitu

sirip ketiga dan keempat, bergerigi. Letak permukaan sirip punggung

berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) yang

terakhir bergerigi. Linnea lateralis (gurat sisi) terletak di pertengahan tubuh,

melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. Pharynreal

teeth (gigi kerongkongan) terdiri dari 3 baris yang berbentuk gigi geraham.

Adapun klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Cyprinifarmes

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio L.

Garis rusuk (Linea lateralis atau gurat sisi) ikan mas tergolong lengkap,

berada di pertengahan tubuh melintang dari tutup insang sampai ke ujung

belakang pangkal ekor. Kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir, tertutup

oleh sisik, sirip dan ekor yang simetris, insang tertutup tutup insang. Warna

tubuhnya bermacam-macam ada yang merah, hijau, biru keperakan, hitam, kuning

muda, coklat keemasan dan berbelang-belang campuran dari beberapa warna.

Sirip Ikan mas (C. carpio) adalah salah satu ikan perairan tawar yang hidup di

danau, sungai yang perairannya tidak dalam, tidak begitu deras dan berair hangat.

Page 8: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Ikan mas (C. carpio) termasuk dalam jenis ikan pemakan hewan dan tumbuhan

(omnivora). Ikan mas (C. carpio) bersifat pemakan jasad dasar (bottom feeders),

hal ini menyebabkan air keruh dan rusaknya pematang tanah kolam. Daerah yang

sesuai untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada antara

150 – 1000 meter, suhu optimum 25-30 oC, pH perairan berkisar antara 7-8. Ikan

mas mempunyai daya adaptasi dan laju pertumbuhan yang tinggi dengan

pemberian pakan buatan yang sesuai (Bagus, 2012).

2.2 Kelenjar Hipofisa

Hipofisa atau kelenjar pituitaria adalah suatu kelenjar endokrin penting

pada semua hewan vertebrata (bertulang belakang). Karena letaknya di bawah

otak, maka kelenjar ini sering disebut sebagai kelenjar bawah otak. Pada ikan,

hipofisa terletak di sebelah belakang "chiasma nervi optici", yakni persilangan

nervus opticus yang menuju ke mata. Bagian adenohipofisa terbagai lagi atas tiga

bagian yaitu proadenohipofisa, mesoadenohipoflsa dan metaadenohipofisa.

Bagian mesoadenohipofisa mampu memproduksi gonadotropin, yakni suatu

hormon yang mempunyai peranan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini

dapat merangsang perkembangan dan pematangan testis dan ovarium. Pada ikan

yang telah dewasa, hormon ini diproduksi lebih banyak daripada ikan yang masih

muda dan jumlahnya meningkat pada saat menjelang musim pemijahan. Hormon

yang telah diproduksi dicurahkan langsung ke dalam pembuluh darah. Melalui

sistem sirkulasi darah inilah akhirnya gonadotropin sampai ke organ sasarannya

(gonad) (Sutomo, 1988).

Kelenjar endokrin sebagai sebuah kelenjar yang tidak memiliki saluran

dan berperan dalam proses sintesa dan kemudian, terhadap stimulasi yang cepat,

melepaskan ke dalam aliran darah sebuah agen kimia atau hormon. Hormon –

hormone yang dihasilkan kelenjar endokrin antara lain: Hipotalamus : untuk

memonitoring dan mengontrol aktivitas tubuh, Pituitary : untuk pertumbuhan dan

menstimulasi tiroid, Tiroid : untuk mengontrol reproduksi, Paratirod : untuk

mengintrol kalsium dan fosfor, Adrenal : untuk merespon stress, Gonad : untuk

mempengaruhi sel kelamin, Pineal : untuk mengontrol rangsangan cahaya,

Pancreas : menghasilkan hormone insulin untuk mensintesa karbohidrat, lemak

dan protein, Timus : untuk kekebalan tubuh. Ikan resipien umum yang digunakan

Page 9: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

adalah ikan mas betina yang sudah matang gonad. Tujuan menggunakan ikan mas

karena hipofisa ikan mas bersifat donor universal yang dapat didonorka ke semua

spesies ikan (Ahlina, 2011).

Pembenihan secara intensif biasanya dibantu dengan hormon hipofisa

untuk merangsang pematangan gonad agar lebih cepat matang. Pemijahan dengan

menggunakan teknik hipofisasi adalah pemijahan yang dengan cara penyuntikan

ekstrak kelenjar hipofisa ke induk yang akan dipijahkan, penggunaan ekstrak

kelenjar hipofisa ini lebih diutamakan untuk induk betina sedangkan induk jantan

tidak terlalu membutuhkan. Teknik hipofisasi dilakukan jika pemijahan secara

alami sulit dilakukan. Tujuan penggunaan ekstrak hipofisa ini adalah

mempercepat proses pemijahan, memperkecil resiko gagalnya proses pemijahan

dan merancang terjadinya proses pemijahan sesuai waktu yang diinginkan yaitu

pagi, siang, sore atau malam hari. Dosis 1-1,5 ml/kg ikan artinya 1-1,5 ml ekstrak

kelenjar hipofisa untuk 1 kg induk atau setiap 1 kg induk resipien membutuhkan

1-1,5 kg induk donor. Kelenjar hipofisa dapat diperoleh dari hipofisa ikan mas,

namun apabila menginginkan lebih mudah dapat membeli ekstrak kelenjar

hipofisa yang sudah jadi sehingga kita bisa langsung menggunakan.Ekstrak

hipofisa diambil dari ikan sejenis dan tanpa mempertimbangkan jantan dan betina

(Pusluh, 2012).

Untuk mengambil hipofisa kepala ikan donor terlebih dahulu dipotong.

Metode pengambilannya ada dua cara, pertama melalui bagian atas tulang kepala

(tengkorak). 1) potong tulang kepala bagian atas dengan pisau tajam sepanjang

garis yang bertitik, 2) singkapkan seluruh bagian otak dan potong "notocord" (utat

syaraf tulang belakang) sepanjang garis yang bertitik, 3) angkat bagian ujung

notocord yang terpotong maka akan tampak hipofisa tertinggal di dasar tulang

tengkorak yang berupa tulang rawan. Kedua melalui bagian bawah tulang

tengkorak. 1) kepala dibelah melalui lubang mulut sampai ke bagian belakang, 2)

letakkan kepada bagian atas dengan posisi terbalik, 3) gunting dan pindahkan

jaringan yang lunak dan potong tulang "basioccipital" sepanjang garis bertitik, 4)

gunting jaringan yang terdapat di kedua sisi tulang basioccipital. 5) angkatlah

tulang tersebut. untuk menyingkapkan kelenjar hipofisa (Sutomo, 1988).

Page 10: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Selama pelaksanaan hipofisis, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu persyaratan ikan donor hipofisis, ketepatan dosis ekstrak

hipofisis dan kematangan gonad induk resipien. Ikan donor yang digunakan

haruslah ikan yang sehat dan sudah matang kelamin serta tidak habis memijah.

Hal ini perlu diperhatikan agar kadar hormon gonadotropin yang ada di dalam

kelenjar hipofisis mencukupi untuk mengindukasi maturnasi dan pemijahan. Berat

tubuh ikan donor yang digunakan sekurang-kurangnya sama dengan berat tubuh

ikan resipien. Induk yang siap dipijahkan adalah induk yang telah menyelesaikan

tahap vitelogenesis. Evaluasi perkembangan sel telur pada sat seleksi intuk dapat

dilakukan dengan mengambil sampel sel telur menggunakan kanula dan

mengevaluasi posisi inti sel telur menggunakan larutan penjemih dan diamati di

bawah mikroskop. Induk dengan sebagian sel telur telah memiliki inti dengan

posisi migrasi memiliki peluah terinduksi lebih baik disbending indul dengan inti

seluruh sel telur masih berasa di tengah sel (Wijayanti, 2013).

Hipofisa dapat diawetkan baik dalam keadaan utuh, berbentuk tepung

(powder) ataupun dalam bentuk ekstrak. Hipofisa dalam keadaan utuh dapat

diawetkan dengan alkohol absolut atau aceton. Caranya adalah sebagai berikut :

Setelah hipofisa dikeluarkan dari kepala ikan, kelenjar dibersihkan dengan kertas

hisap. Kemudian di masukkan ke dalam botol kecil yang berisi alkohol atau

aceton. Setiap 24 jam sekali larutan dibuang dan diganti dengan larutan yang baru.

Hal ini diulangi sampai tiga kali agar dehidrasi (penghilangan air) dan

"defattening" (penghilangan lemak) telah sempurna. Setelah itu hipofisa

dipindahkah ke dalam botol gelap yang telah berisi cairan alkohol atau aceton

baru dan di simpan dalam lemari es (refrigerator). Cara pengawetan hipofisa

dalam bentuk ekstrak digunakan larutan gliserin. Metodenya yaitu meliputi

ekstraksi kelenjar dengan air suling, kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol

kecil dan di simpan dalam lemari es selama 24 jam – 48 jam (Sutomo, 1988).

Page 11: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Air ini dilaksanakan pada tanggal 29 April

2014, pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium

Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain baki

sebagai tempat ikan mas pada saat pengamatan, alat bedah untuk membedah

bagian tubuh ikan mas, parang tajam untuk memotong bagian kepala ikan mas,

tissue untuk membersihkan lemak-lemak pada otak, tusuk gigi untuk mengorek

otak ikan mas dan kain serbet untuk membersihkan peralatan yang dipakai.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah ikan mas (Cyprinus

carpio) yang akan diambil kelenjar hipofisanya, larutan alcohol untuk pengawetan

basah hipofisa dan larutan aseton sebagai pengawet kelenjar hipofisis dengan

metode kering.

3.3 Prosedur Praktikum

1. Dipotong kepala ikan mas (Cyprinus carpio) di belakang operculum sampai

tulang vertebrae terputus.

2. secara horizontal dan kepala dibelah bagian atas mata sampai kelihatan

otaknya dengan hati-hati.

3. Dibersihkan lemak yang ada pada otak ikan dengan tissue dan diambil

otaknya dengan tusuk gigi dengan menghadapkan ikan ke atas dan jari

telunjuk dimasukkan kedalam mulut ikan untuk memudahkan kerja.

4. Dibersihkan lagi sisa-sisa lemak dengan tissue dan diambil hipofisa dengan

tusuk gigi secara perlahan dan jagan sampai pecah.

Page 12: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambar ikan mas (Cyprinus carpio)

4.1.2 Kepala ikan mas (Cyprinus carpio)

4.1.3 Kelenjar Hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio)

Page 13: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

4.1.4 Data morfometrik

No Morfometrik Ukuran

1 Panjang Total (TL) 35 cm

2 Berat 850 gram

Keterangan :

1. Kelenjar hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak di dalam sella

tursika yaitu pada lekukan tulang sfenoid.

2. Kelenjar hipofisa berwarna putih kemerahan dan berbentuk menyerupai

segitiga berpasangan.

3. Praktikum ini menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) karena hipofisa ikan

tersebut bersifat donor universal yang dapat digunakan oleh semua individu

spesies lain.

4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum, pengambilan hipofisa ikan mas dilakukan dengan

cara membelah bagian kepalanya. Pembelahan dilakukan dengan hati-hati agar

otak ikan mas tidak mengalami kerusakan akibat terkena bendatajam. Pada saat

praktikum diketahui bahwa pengambilan kelenjar Hipofisis ikan mas memiliki

keunggulan dan sejumlah manfaat dalam kegiatan budidaya maupun dalam

menambah pengetahuan praktikan. Menurut literatur Ahlina (2011), yang

menjelaskan bahwa tujuan menggunakan ikan mas adalah karena hipofisa ikan

mas bersifat donor universal yang dapat didonorkan ke semua spesies ikan.

kelenjar hipofisis sebagai sebuah kelenjar yang tidak memiliki saluran dan

berperan dalam proses sintesa dan kemudian, terhadap stimulasi yang cepat,

melepaskan ke dalam aliran darah sebuah agen kimia atau hormon. Ikan resipien

umum yang digunakan adalah ikan mas betina yang sudah matang gonad.

Kelenjar hipofisis yang diperoleh dari ikan donor (ikan mas) pada saat

praktikum berasal dari induk ikan mas yang telah matang gonad. Panjang total

ikan mas yang digunakan adalah 35 cm dan bobot tubuh 850 gram. Ciri-ciri ikan

Page 14: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

mas matang gonad yang digunakan pada saat praktikum seperti ukuran tubuh atau

panjang total yang lebih besar, seiring dengan perubahan tersebut bobot tubuh

ikan mas juga mengalami peningkatan. Perut ikan mas yang digunakan juga

buncit yang menandakan ciri seksual sekunder yang dimiliki ikan betina pada saat

sedang matang gonad. Sesuai dengan literatur Wijaya (2013), yang menjelaskan

bahwa ikan donor yang digunakan haruslah ikan yang sehat dan sudah matang

kelamin serta tidak habis memijah. Hal ini perlu diperhatikan agar kadar hormon

gonadotropin yang ada di dalam kelenjar hipofisis mencukupi untuk

mengindukasi maturnasi dan pemijahan. Berat tubuh ikan donor yang digunakan

sekurang-kurangnya sama dengan berat tubuh ikan resipien. Induk yang siap

dipijahkan adalah induk yang telah menyelesaikan tahap vitelogenesis. Induk

dengan sebagian sel telur telah memiliki inti dengan posisi migrasi memiliki

peluah terinduksi lebih baik disbending indul dengan inti seluruh sel telur masih

berasa di tengah sel.

Pengambilan hipofisa ikan mas pada saat praktikum dilakukan pada tiga

buah ikan mas indukan yang terjamin kualitas dan kesehatannya. Sebelum

mengambil kelenjar hipofisa tersebut praktikan sudah mengetahui terlebih dahulu

bahwa dalam kelenjer hipofisa tersebut terdapat sejumlah hormon yang digunakan

untuk merangsang pemijahan ikan. Kelenjar hipofisa yang diperoleh berukuran

kecil dan menyerupai segitiga, serta berwarna putih kemerahan. Menurut literature

Ahlina (2011), yang menjelaskan bahwa Pemijahan buatan yaitu dengan cara

penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa ikan terhadap ikan lain yang ingin

dipijahkan. Teknik hipofisasi memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1)

hilangnya ikan donor karena diambil hipofisanya, 2) standarisasi ekstrak kelenjar

hipofisa ikan sebagai bahan suntikan untuk induksi ovulasi atau pematangan

gonad pada ikan sukar dilakukan, 3) tidak diketahui dengan pasti hormone mana

yang sebenarnya berpotensi untuk ovulasi dan kematangan gonad dan 4) penyakit

dapat menular dengan mudah dari ikan donor ke ikan resipien.

Dalam kegiatan praktikum, alasan penggunaan ikan mas untuk diambil

kelenjar hipofisisnya adalah karena ikan mas bersifat donor universal yang dapat

didonorkan kesemua spesies jenis lainnya. Alat-alat yang digunakan pada saat

pembelahan kepala ikan mas harus terjamin kebersihan dan keselamatan kerjanya.

Page 15: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Pengambilan kelenjar hipofisa yang terdapat di bawah otak ikan mas tidaklah sulit

namun membutuhkan ketrampilan dan keahlian yang khusus. Pengambilan

hipofisa dengan menggunakan tusuk gigi untuk mempermudah pengerikan hingga

diperoleh kelenjar hipofisa ikan mas tersebut. Menurut literature Sutomo (1988),

yang menjelaskan bahwa dalam pengambilan hipofisa kepala ikan donor terlebih

dahulu dipotong. Metode pengambilannya ada dua cara, pertama melalui bagian

atas tulang kepala (tengkorak). 1) potong tulang kepala bagian atas dengan pisau

tajam sepanjang garis yang bertitik, 2) singkapkan seluruh bagian otak dan potong

"notocord" (utat syaraf tulang belakang) sepanjang garis yang bertitik, 3) angkat

bagian ujung notocord yang terpotong maka akan tampak hipofisa tertinggal di

dasar tulang tengkorak yang berupa tulang rawan. Kedua melalui bagian bawah

tulang tengkorak. 1) kepala dibelah melalui lubang mulut sampai ke bagian

belakang, 2) letakkan kepada bagian atas dengan posisi terbalik, 3) gunting dan

pindahkan jaringan yang lunak dan potong tulang "basioccipital" sepanjang garis

bertitik, 4) gunting jaringan yang terdapat di kedua sisi tulang basioccipital. 5)

angkatlah tulang tersebut. untuk menyingkapkan kelenjar hipofisa.

Setelah hipofisa ikan mas diperoleh dari hasil praktikum dapat diawetkan

untuk memperpanjang masa simpannya. Pengawetan kelenjar hipofisa ini dapat

diaplikasikan langsung pada ikan yang mempunyai kemampuan reproduksi

rendah atau dalam kegiatan budidaya untuk mempercepat proses pemijahan ikan

tersebut. Ada beberap cara atau teknik yang biasa digunakan untuk mengawetkan

hipofisa tersebut. Sesuai literatur Sutomo (1988), yang menjelaskan bahwa

hipofisa dapat diawetkan baik dalam keadaan utuh, berbentuk tepung (powder)

ataupun dalam bentuk ekstrak. Hipofisa dalam keadaan utuh dapat diawetkan

dengan alkohol absolut atau aceton. Caranya adalah sebagai berikut : Setelah

hipofisa dikeluarkan dari kepala ikan, kelenjar dibersihkan dengan kertas hisap.

Kemudian di masukkan ke dalam botol kecil yang berisi alkohol atau aceton.

Setiap 24 jam sekali larutan dibuang dan diganti dengan larutan yang baru. Hal ini

diulangi sampai tiga kali agar dehidrasi (penghilangan air) dan "defattening"

(penghilangan lemak) telah sempurna. Setelah itu hipofisa dipindahkah ke dalam

botol gelap yang telah berisi cairan alkohol atau aceton baru dan di simpan dalam

lemari es (refrigerator).

Page 16: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah :

1. Hormon-hormon yang terdapat dalam kelenjar Hipofisis adalah : hipotalamus,

pituitary, tiroid , paratirod, adrenal, pineal, pancreas dan timus.

2. Ikan mas (Cyprinus carpio) yang telah matang gonad pada saat praktikum

mempunyai panjang total (TL) 35 cm dan bobot tubuh 850 gram, dengan ciri

seksual sekunder ikan mas ditandai dengan bagian perut yang membuncit pada

induk betina.

3. Hipofisa yang diperoleh pada saat praktikum merupakan kelenjar endokrin

yang ditemukan terletak di dalam sella tursika yaitu pada lekukan tulang

sphenoid ikan mas (Cyprinus carpio).

4. Kelenjar hipofisa ikan mas (Cyprinus carpio) yang ditemukan pada saat

praktikum berwarna putih kemerahan dan berbentuk menyerupai segitiga

berpasangan dan mempunyai tekstur halus dan lembab.

5. Praktikum ini menggunakan ikan mas (Cyprinus carpio) karena hipofisa ikan

tersebut bersifat donor universal yang dapat digunakan oleh semua individu

spesies lain.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya peralatan dan bahan yang

digunakan harus lengkap dan sesuai dengan prosedur kerja agar pelaksanaan

praktikum dapat berjalan dengan baik dan hasil yang diperoleh lebih maksimal.

Page 17: PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP-SIRIP  IKAN MAS (Cyprinus carpio)

DAFTAR PUSTAKA

Adliah, N. 2012. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Mas (Cyprinus

carpio) Studi Kasus pada Usaha Limbung Mas Indah, Kelurahan

Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. [SKRIPSI] Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Ahlina, H. F. 2011. Pengaruh Kombinasi Penyuntikan Ovaprim Dan

Prostaglandin F2 Α (Pgf2 Α) Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan

Kelulushidupan Larva Ikan Selais (Ompok Hypopthalmus). [SKRIPSI]

Universitas Riau, Pekanbaru.

Antoni, A. 2012. Biologi Ikan Mas (Cyprinus carpio). Laborarium Kimia Fisik.

Universitas Diponegoro, Semarang.

Aryanto, A..R., Hafrijal, S dan Nawir, M. 2013. Penggunaan Kombinasi Hormon

Ovaprim Dan Ekstrak Hipofisa Ikan Mas Untuk Merangsang Pemijahan

Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma pomum). Universitas Bung Hatta,

Surakarta.

Bagus, H. 2012 . Teknik Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dalam Skala

terkontrol. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

Niboy. 2011. Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas Setia Budi, Jakarta.

Pusluh, M. 2012. Penyuluhan Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio). Universitas

Sriwijaya, Palembang.

Sutomo. 1988. Peranan Hipofisa Dalam Produksi Benih Ikan. Jurnal Oseana.

Volume XIII, Nomor 3 : 109 – 123. Oseanografi Lembaga Penelitian

Perikanan Indonesia, Jakarta.

Wijayanti, G.E. 2013. Panduan Teknis Pembenihan Ikan Nilem Secara Intensif.

Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Wijayanti, G. E., Soeminto dan Sorta, B. I. S. 2009. Profil Hormon Reproduksi

dan Gametogenesis Pada Gurame (Osphronemus Gouramy Lac) Betina.

Jurnal Akuakultur Indonesia. Volume VIII, Nomor 11 : 9737-18095.

Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.