PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

17
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) Dosen Penanggung Jawab Dr. Hesti Wahyuningsih, S. Pi, M.Si Indra Lesmana, S.Pi, M.Si Ir.Nurmatias, M,Si Oleh Tiur Natalia Manalu 120302028 II / B LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Transcript of PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

Page 1: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air

PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH

(Mystacoleucus padangensis)

Dosen Penanggung Jawab

Dr. Hesti Wahyuningsih, S. Pi, M.Si

Indra Lesmana, S.Pi, M.Si

Ir.Nurmatias, M,Si

Oleh

Tiur Natalia Manalu

120302028

II / B

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan ikan endemik yang

hidup di Danau Singkarak, Sumatera Utara. Introduksi ikan bilih ke Danau Toba,

Sumatera Utara dilakukan setelah ahli peneliti perikanan mempertimbangkan hasil

kajian ikan bilih di habitat aslinya, Danau Singkarak dan hasil kajian yang

dilakukan di Danau Toba sebagai kandidat perairan untuk introduksi ikan bilih.

Walaupun telah dilakukan kajian tentang bioekologi termasuk kesesuaian untuk

pemakanan, pemijahan, asuhan dan pembesaran ikan bilih sampai dengan

kemungkinan dampaknya terhadap populasi ikan asli dan hasil tangkapan tetapi

umumnya masyarakat mempertanyakan keberadaan dan pertumbuhan ikan bilih

yang sangat cepat apakah dapat merusak ekosistem perairan Danau Toba

mengingat ikan bilih bukan spesies ikan asli perairan Danau Toba. Pertanyaan

tersebut muncul akibat sangat terbatasnya informasi bioekologi ikan yang hidup di

perairan Danau Toba. Kajian bioekologi ikan bilih perlu dilakukan agar tercapai

pengelolaannya yang berkelanjutan di perairan Danau Toba (Panjaitan, 2010).

Bentuk badan ikan bilih sangat mirip dengan ikan genggehek (Jawa Barat)

atau wader (Jawa Tengah dan Timur), yaitu Mystacoleucus merginatus yang

banyak terdapat di perairan umum Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Juga mirip

dengan ikan wader cakul (Jawa Tengah dan Timur), beunteur (Jawa Barat) atau

pora-pora (Sumatera Utara), yaitu Pontius binotatus. Karena ikan pora-pora di

Danau Toba tidak pernah tertangkap lagi sejak tahun 1990-an, maka masyarakat

sekitar danau tersebut menyebut ikan bilih sebagai ikan pora-pora. Nama pora-

pora yang sebenarnya adalah ikan bilih terus melekat dan populer sampai

sekarang. Harga ikan bilih yang ekonomis tinggi menjadikan ikan ini sebagai

komoditas ekspor dalam bentuk kering ke negara jiran, Malaysia dan Singapura.

Ikan bilih melakukan reproduksi atau pemijahan dengan mengikuti aliran air di

sungai yang bermuara di danau. Induk jantan dan betina beruaya ke arah sungai

dengan kecepatan arus berkisar antara 0,3-0,6 m/detik dan kedalaman antara 10-

20 cm. Habitat pemijahan adalah perairan sungai yang jernih, dengan suhu air

Page 3: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

3

relatif rendah, berkisar 24.0-26.0°C, dasar sungai yang berbatu kerikil dan atau

pasir (Antoni, 2010).

Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab penurunan kepadatan

populasi ikan bilih adalah tingginya tingkat eksploitasi. Tingkat eksploitasi ikan

bilih telah mencapai 77,84% atau 416,90 ton dari stok ikan bilih yaitu 542,46 ton,

batas maksimum eksploitasi 60%. Tingginya tingkat eksploitasi ikan di perairan

dapat dilihat dari ukuran individu ikan yang tertangkap, terutama yang telah ma-

tang gonad, dimana ukurannya semakin kecil dari tahun ke tahun. Semakin tinggi

frekuensi dan intensitas penangkapan ikan betina dalam kondisi matang gonad

atau bertelur, maka penambahan individu baru ke dalam perairan semakin

berkurang. Jenis dan jumlah alat tangkap yang dioperasikan nelayan, juga

menentukan kepadatan populasi ikan di perairan. Jenis alat tangkap yang dominan

digunakan nelayan dalam kegiatan penangkapan adalah jaring insang atau jaring

langli. Ukuran mata jaring yang digunakan nelayan dalam kegiatan penangkapan

ikan bilih terlalu kecil sehingga ikan bilih banyak tertangkap dalam kondisi

bertelur dan pada ukuran ikan pertama kali matang gonad (Panjaitan, 2010).

Pertumbuhan dapat di defenisikan sebagai perubahan ukuran panjang,

berat dan volume dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ikan biasanya

ditunjukkan dari penambahan panjang dan berat yang biasanya bertujuan untuk

mengetahui pola pertumbuhan atau tampilan ikan di alam. Pola pertumbuhan

dalam pengelolaan sumberdaya perikanan sangat bermanfaat dalam penentuan

selektivitas alat tangkap agar ikan-ikan yang tertangkap hanya yang berukuran

layak tangkap. Dalam hubungannya dengan pertumbuhan, analisa hubungan

panjang-berat dimaksudkan untuk mengukur variasi berat harapan untuk panjang

tertentu dari ikan secara individual atau kelompok individu sebagai suatu petunjuk

tentang kegemukan, kesehatan, perkembangan gonad dan sebagainya. Tampilan

pertumbuhan diperoleh berdasarkan nilai „b‟ yang merupakan slope regresi antara

logaritma hubungan panjang dan berat (Nofrita, dkk., 2013).

Agar kelestarian populasi ikan Bilih tetap terjamin maka dibutuhkan

pengelolaannya. Aspek penting untuk kelestarian populasi ikan Bilih adalah aspek

reproduksi yang merupakan aspek dasar biologi ikan. Keberhasilan reproduksi

ikan akan menunjukkan kelangsungan populasi ikan tersebut dalam lingkungan

Page 4: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

4

ikan tersebut. Pengetahuan fekunditas dan indeks gonad somatik (IGS) merupakan

salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana

fekunditas berkaitan erat dengan studi dinamika populasi, produksi serta stock

recruitment, sedangkan nilai IGS digunakan untuk memprediksi kapan ikan

tersebut akan siap dilakukannya pemijahan. Nilai IGS tersebut akan mencapai

batas kisaran maksimum pada saat akan terjadinya pemijahan. Pemijahan sebagai

salah satu bagian dari reproduksi merupakan mata rantai daur hidup yang

menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung

pada keberhasilan. Ikan Bilih perlu dilestarikan melalui pengelolaan habitat serta

pemanfaatan yang memperhatikan reproduksi ikan Bilih (Patrioni, dkk., 2010).

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui secara langsung bagian-bagian (struktur) gonad ikan bilih

(Mystacoleucus padangensis).

2. Mampu mengamati dan mengidentifikasi telur secara histologi menggunakan

mikroskop.

3. Untuk mengetahui TKG (Tingkat Kematangan Gonad) ikan bilih

(Mystacoleucus padangensis) berdasarkan hasil identifikasi.

4. Mampu menjelaskan perbedaan ciri dan morfologi gonad ikan bilih

(Mystacoleucus padangensis) dari tahap awal perkembangan hingga

menjelang pemijahan.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti

praktikum Fisiologi Hewan Air serta sebagai sumber informasi bagi yang

membutuhkan.

Page 5: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis)

Menurut Antoni (2010), ciri-ciri morfologi ikan bilih adalah: sirip

punggung mempunyai jari-jari keras (berduri) yang rebah ke muka, kadang

kadang duri ini tertutup oleh sisik sehingga tidak kelihatan jika tidak diraba. Sirip

dubur tidak mempunyai jari-jari keras, hanya terdapat 8-9 jari-jari lemah. Badan

bulat panjang dan pipih, tinggi badan 2-3 cm, panjang badan maksimum 11.6 cm,

sisiknya kecil-kecil dan tipis, terdapat 37-39 baris antara tengah-tengah dasar sirip

punggung dan gurat sisi (lateral line). Tubuh ditutupi oleh sisik yang berwarna

keperak-perakan. Punggung dan ekor bagian sebelah sirip berwarna kehitam-

hitaman. Secara sistematik ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) termasuk ke

dalam klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Mystacoleucus

Species : Mystacoleucus padangensis

Panjang ikan Bilih dewasa berkisar antara 58.00-107.00 mm dengan

panjang rata-rata 89.00 mm. Berat badan ikan bilih sekitar 3.00-10.50 gr dengan

rata-rata 6.80 gr. Tinggi badan rata-rata 18.50 mm dan ekor bertipe “homocercal”.

Jari-jari pada sirip punggung, dada, dan perut masing-masing terdiri dari jari-jari

keras 1 buah dan jari-jari lemah 8-9 buah. Pada garis sisi (linea literalis) terdapat

sisi yang bersifat sikloid sebanyak 35 buah dan di atas garis sisi sebanyak 5 buah.

Sisik daerah perut sampai ekor bagian bawah berwarna putih keperakan.

Sedangkan sisik diatas garis sisi atau bagian punggung berwarna agak gelap

(kecoklatan) (Yanti, 2012).

Perkembangan populasi ikan bilih yang cepat selain didukung oleh

tersedianya makanan alami terutama fitoplankton dan dentritus juga tersedianya

Page 6: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

6

daerah pemijahan yang banyak tersebar di muara-muara sungai yang masuk ke

danau. Sesudah masa larva berakhir bentuk ikan hampir serupa dengan induk.

Beberapa bagian tubuhnya meneruskan pertumbuhannya. Pada umumnya

perubahan tadi hanya merupakan perubahan kecil saja seperti panjang sirip dan

kemontokan ikan. Selain itu terdapat pula perubahan yang bersifat sementara

misalnya perubahan yang berhubungan dengan kematangan gonad. Perubahan-

perubahan itu dinamakan pertumbuhan allometrik atau heterogenik. Apabila pada

ikan terdapat perubahan terus menerus secara proporsionil dalam tubuhnya

dinamakan pertumbuhan isometrik atau isogenik (Antoni, 2010).

2.2 Histologi Gonad Ikan Bilih

Histologi berarti suatu ilmu yang menguraikan struktur dari hewan secara

terperinci dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan serta

fungsi-fungsi yang mereka lakukan. Cara pembuatan preparat histologis disebut

mikroteknik. Pembuatan preparat dari suatu jaringan dimulai dengan operasi,

biopsi atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksasi yang

akan menjaga agar preparat tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau

rusak). Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol

(alkohol) bertingkat untuk menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi).

Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol

(dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel

jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang

berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi

keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan

dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer.

Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai (Rafael, 2011).

Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan

telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya

mempunyai sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah. Ikan memiliki

ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.

Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai

konsekuensi dari kelangsungan hidup yang rendah. Sebaliknya, ikan yang

Page 7: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

7

memiliki jumlah telur sedikit, ukuran butirnya besar dan kadang-kadang

memerlukan perawatan dari induknya. Perkembangan gonad yang semakin

matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan.

Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju kepada perkembangan gonad.

Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu

terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap individu-individu telur. Hal ini

menyebabkan perubahan-perubahan pada gonad. Umumnya pertambahan berat

gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan

sebesar 5-10% (Antoni, 2010).

Tingkat kematangan gonad adalah tahapan perkembangan gonad sebelum

dan sesudah ikan memijah. Informasi mengenai tingkat kematangan gonad

diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan yang matang gonad dengan ikan

yang belum matang gonad dari stok ikan di perairan, selain itu dapat mengetahui

waktu pemijahan, lama pemijahan dalam setahun, frekuensi pemijahan dan umur

atau ukuran ikan pertama kali matang gonad. Ukuran matang gonad tiap spesies

ikan berbeda-beda dan juga pada spesies yang sama jika tersebar pada lintang

yang berbeda lebih dari lima derajat akan mengalami perbedaan ukuran dan umur

pertama kali matang gonad. Faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan

matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor dalam

seperti umur, jenis kelamin, perbedaan spesies, ukuran dan sifat-sifat fisiologis

ikan seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan (Sheima, 2011).

Dalam Biologi Perikanan pencatatan perubahan atau tahap-tahap

kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang

akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan

gonad ini juga akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru

memijah atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali

gonadnya menjadi masak ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri

dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Ukuran dan umur ikan

menjadi tanda masak gonad, apakah ikan sudah dewasa atau belum, memijah atau

belum, kapan masa pemijahannya, berapa lama saat pemijahannya, berapa kali

pemijahannya dalam satu tahun dan sebagainya. Umumnya pertambahan berat

Page 8: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

8

gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan

sebesar 5-10% (Yanti, 2012).

Semakin tinggi tingkat perkembangan gonad telur yang terkandung di

dalamnya semakin membesar sebagai hasil dari akumulasi kuning telur, hidrasi,

dan pembentukan butir-butir minyak yang berjalan secara bertahap. Secara garis

besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap

pertumbuhan gonad ikan sampai ikan menjadi dewasa kelamin dan selanjutnya

adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai dari ikan menetas

hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua dimulai setelah ikan mencapai

dewasa dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap berjalan

normal. Pada saat menjelang ovulasi akan terjadi peningkatan diameter oosit

karena diisi oleh massa kuning telur yang homogen akibat adanya peningkatan

kadar estrogen dan vitelogenin. Ukuran telur juga berperan dalam kelangsungan

hidup ikan. Benih ikan yang berasal dari telur yang berukuran besar mempunyai

daya hidup yang lebih tinggi daripada benih ikan yang berasal dari telur yang

berukuran kecil. Hal ini terjadi karena kandungan kuning telur yang berukuran

besar lebih banyak sehingga larva yang dihasilkan mempunyai persediaan

makanan yang cukup untuk membuat daya tahan tubuh yang lebih tinggi

dibanding dengan telur-telur yang berukuran kecil (Sinjali, 2010).

Menurut Diana (2007), pengamatan kematangan gonad dapat dilakukan

dengan berbagai cara antara lain dengan membuat irisan gonad dan diamati

struktur histologisnya, melihat morfologi gonad secara visual. Pengamatan

morfologi gonad pada ikan betina berupa: bentuk ovarium, besar-kecilnya

ovarium, pengisian ovarium dalam rongga tubuh, warna ovarium, halus-tidaknya

ovarium, secara umum ukuran telur dalam ovarium, kejelasan bentuk dan warna

telur dengan bagian bagiannya, ukuran (garis tengah) telur, dan warna telur.

Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati berupa: bentuk testis, besar-kecilnya

testis, pengisian testis dalam rongga tubuh, warna testis, keluar-tidaknya cairan

dari testis (dalam keadaan segar). Tingkat kematangan gonad (TKG) secara umum

adalah sebagai berikut: TKG I (immature), TKG II (maturing), TKG III (maturing

ripe), TKG IV (ripe), dan TKG V (spent) dengan deskripsi:

Page 9: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

9

TKG Tahapan Visual Mikroskopis

I Immature Ovari kecil dan testis 1/3 dari

rongga badan, bentuk telur oval.

Warna ovari merah muda,

transparan, testis keputihan.

Telur kecil, tidak

nampak oleh mata

telanjang, diameter

telur 1-16 µm,

transparan.

II Maturing Ovari kecil dan testis 1/2 dari

rongga badan, memanjang.

Warna ovari merah muda,

transparan, testis keputihan agak

simetris.

Telur tidak tampak

oleh mata telanjang,

telur jernih, ukuran

diameter10-21 µm.

III Maturing Ripe Ovari kecil dan testis 1/2-2/3

dari rongga badan, kanan dan

kiri gonad tidak simetris. Warna

ovari kuning, tampak granula

dan pembuluh darah di

permukaan, testis warna

keputihan.

Telur dapat tampak

buram dan tidak

transparan, ukuran

diameternya antara

29-52 µm.

IV Ripe Ovari dan testis 2/3 sampai

penuh dalam rongga badan,

warna orange-merah muda,

pembuluh darah di permukaan,

testis abu-abu dan lembut.

Telur masak semi

transparan, ukuran

diameternya antara

45-70 µm.

V Spent Ovari dan testis 2/3 sampai

penuh dalam rongga badan,

warna orange-merah muda,

pembuluh darah di permukaan,

testis abu-abu dan lembut.

Telur masak semi

transparan, ukuran

diameternya antara

51- 93 µm.

Page 10: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

10

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Fisiologi Hewan Air dilaksanakan pada hari Senin, 20 Mei

2014, pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Fisiologi Hewan

Air Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah mikroskop

sebagai alat untuk mengamati gonad ikan bilih, objek gelas dan cover gelas

sebagai media sampel gonad, kamera digital sebagai dokumentasi foto hasil

pengamatan mikroskop, alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh, dan kain

lap/tissue untuk membersihkan peralatan yang dipakai.

Bahan yang digunakan adalah preparat histologi gonad ikan bilih yang

akan diamati.

3.3 Prosedur Praktikum

1. Diambil preparat histologi gonad contoh ikan bilih yang akan diamati dan

diletakkan diatas objek gelas kemudian ditutup dengan cover gelas yang

diberi pewarna.

2. Diberi tanda pada masing-masing preparat untuk membedakan antara gonad

jantan dan betina.

3. Diindentifikasi preparat dengan mata pada lensa okuler mikroskop dan mulai

diamati bentuk gonad contoh tersebut.

4. Diambil foto hasil pengamatan gonad yang ada dimikroskop dengan

menggunakan kamera digital untuk dokumentasi.

5. Ditentukan kematangan Gonad ikan bilih melalui hasil pengamatan.

6. Dicatat perbedaan dari setiap perkembangan gonad yang diperoleh dan

digambarkan.

Page 11: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis)

Klasifikasi ikan bilih adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Mystacoleucus

Species : Mystacoleucus padangensis

Tabel 1. Gonad Jantan ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)

No Gambar Keterangan

1 TKG I

- Sperma masih tampak bening dan

bertekstur halus

- Selnya belum berdiferensiasi

- Pinggiran selnya berbentuk gerigi

Page 12: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

12

2 TKG II

- Sel-sel sperma mulai tampak dan

membesar

- Lebih jelas dari TKG I, namun inti

belum tampak jelas

3 TKG III

- Inti sel mulai membesar dan terlihat

dengan jelas

- Mulai terlihat alur-alur di bagaian

dalam sel

4 TKG IV

- Ukuran sel tampak besar

- Alur-alur pada testis semakin jelas dan

nyata

- Ukuran mencapai maksimal

Page 13: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

13

Tabel 2. Gonad Betina ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)

No Gambar Keterangan

1 TKG 1

- Ovarium masih terlihat polos tanpa inti

- Ukuran gonad kecil

- Berbentuk seperti cairan

2 TKG II

- Ukuran gonad mulai membesar

- Lebih jelas dari TKG I

- Bentuk sel mulai terlihat dan tersusun

3 TKG III

- Inti sel pada gonad sudah terlihat dan

ada yang mulai matang namun

jumlahnya sedikit

- Ukuran belum mencapai maksimal

4 TKG IV

- Gonad membesar mencapai ukuran

maksimal

- Inti sel sudah terlihat jelas dan banyak

yang terlihat matang

- Mulai terlihat rongga-rongga tempat

pelepasan telur

Page 14: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

14

4.2 Pembahasan

Pada saat praktikum, pengamatan sampel gonad ikan yang digunakan

adalah sampel gonad ikan bilih yang berasal dari perairan tawar. Untuk

mengetahui tingkat kematangan gonad ikan bilih dilakukan dengan

mengidentifikasi preparat histologi gonadnya dibawah mikroskop. Menurut

literatur Rafael (2011), yang menjelaskan bahwa cara pembuatan preparat

histologis disebut mikroteknik. Pembuatan preparat dari suatu jaringan dimulai

dengan operasi, biopsi atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

dengan fiksasi yang akan menjaga agar preparat tidak akan rusak (bergeser

posisinya, membusuk, atau rusak). Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam

dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk menghilangkan air dalam jaringan

(dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk

menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah

memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi

jaringan. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai

(Rafael, 2011).

Pengamatan histologi pada saat praktikum menggunakan sampel preparat

gonad ikan bilih karena dalam gonad ikan bilih terjadi perkembangan-

perkembangan sel. Tahap-tahap perkembangan dari setiap sel gonad itu juga yang

akan mempengaruhi fungsi reproduksi ikan bilih dan berpengaruh terhadap

kondisi tubuh ikan. Menurut literatur Antoni (2010), yang menjelaskan bahwa

gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur

pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai

sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah. Ikan memiliki ukuran dan

jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan

memiliki jumlah telur banyak, namun berukuran kecil sebagai konsekuensi dari

kelangsungan hidup yang rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki jumlah telur

sedikit, ukuran butirnya besar dan kadang-kadang memerlukan perawatan dari

induknya (Antoni, 2010).

Dari hasil pengamatan preparat histologi gonad ikan bilih berasal dari

empat individu jantan dan betina yang terdiri atas tahap perkembangan gonad

awal atau pertama sampai yang terakhir atau yang keempat. Pada gonad ikan bilih

Page 15: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

15

yang diamati dibawah mikroskop memiliki bentuk serta ukuran yang berbeda.

Menurut literatur Sheima (2011), yang menyatakan bahwa ukuran matang gonad

tiap spesies ikan berbeda-beda dan juga pada spesies yang sama jika tersebar pada

lintang yang berbeda lebih dari lima derajat akan mengalami perbedaan ukuran

dan umur pertama kali matang gonad. Faktor yang mempengaruhi saat pertama

kali ikan matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor

dalam seperti umur, jenis kelamin, perbedaan spesies, ukuran dan sifat-sifat

fisiologis ikan seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.

Dari hasil pengamatan praktikum juga dapat dilihat perkembangan gonad

ikan bilih berada dalam TKG I, II, III dan IV. Gonad ikan bilih jantan pada tahap

awal atau TKG I memiliki bentuk sperma yang masih tampak bening dan selnya

belum berdiferensiasi dan pada TKG IV ukuran sel telah mencapai maksimal dan

alur-alur pada testis terlihat jelas. Sementara gonad ikan bilih betina pada TKG I

memiliki ovarium yang masih terlihat polos tanpa inti, ukuran gonad kecil serta

berbentuk seperti cairan dan pada TKG IV gonad telah membesar, kebanyakan

telah terlihat matang serta tampak rongga-rongga tempat pelepasan gonad.

Menurut literatur Diana (2007), yang menyatakan bahwa pada TKG I disebut

sebagai tahap immature, dimana jika dilihat pegamatan secara visualis maka akan

tampak ovari kecil dan testis 1/3 dari rongga badan, bentuk telur oval. Sementara

pada TKG IV disebut sebagai tahap Ripe dimana vari dan testis 2/3 sampai penuh

dalam rongga badan, warna orange-merah muda, pembuluh darah di permukaan,

testis abu-abu dan lembut

Hasil pengamatan gonad ikan bilih di laboratorium selain digunakan

sebagai penentu untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan bilih diperairan

juga sebagai menduga biologi reproduksinya. Hal ini sesuai dengan literatur

Natalia (2008), yang menyatakan bahwa pencatatan perubahan atau tahap-tahap

kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang

akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan

gonad ini juga akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru

memijah atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali

gonadnya menjadi masak ada hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri

dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya.

Page 16: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

16

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengamatan histologi pada saat praktikum menggunakan sampel preparat

gonad ikan bilih karena dalam gonad ikan bilih terjadi perkembangan-

perkembangan sel yang akan mempengaruhi fungsi reproduksi ikan bilih dan

berpengaruh terhadap kondisi tubuh.

2. Faktor yang mempengaruhi ikan pertama kali matang gonad yaitu faktor luar

seperti suhu dan arus serta faktor dalam seperti umur, jenis kelamin,

perbedaan spesies, ukuran dan sifat-sifat fisiologis ikan seperti kemampuan

beradaptasi dengan lingkungan.

3. Gonad ikan bilih jantan pada tahap perkembangan awal atau TKG I memiliki

bentuk sperma yang masih tampak bening dan selnya belum berdiferensiasi

dan pada TKG IV ukuran sel telah mencapai maksimal dan alur-alur pada

testis terlihat jelas.

4. Gonad ikan bilih betina pada TKG I memiliki ovarium yang masih terlihat

polos tanpa inti, ukuran gonad kecil serta berbentuk seperti cairan dan pada

TKG IV gonad telah membesar, kebanyakan telah terlihat matang serta

tampak rongga-rongga tempat pelepasan gonad.

5. Pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk

mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan

yang tidak dan dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan

didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah atau

sudah selesai memijah.

5.2 Saran

Sebelum memulai pelaksanaan praktikum sebaiknya praktikan sudah

terlebih dahulu mempelajari dan memahami materi yang akan disampaikan agar

proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.

Page 17: PENGAMATAN HISTOLOGI GONAD IKAN BILIH (Mystacoleucus padangensis)

17

DAFTAR PUSTAKA

Antoni, B. 2010. Biologi Reproduksi Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis).

[Skripsi] Jurusan Biologi Universitas Gunadarma, Bandung.

Diana, E. 2007. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Wader (Rasbora Argyrotaenia)

Di Sekitar Mata Air Ponggok Klaten Jawa Tengah. [Skripsi] Jurusan

Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sebelas Maret, Surakarta.

Junaidi, E., Enggar, P dan Fifi, S. 2009. Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih

(Mystacoleucus Padangensis Blkr.) yang Masuk ke Muara Sungai

Sekitar Danau Singkarak. Jurusan Biologi FMIPA Universitas

Sriwijaya, Palembang.

Nofrita, H. S., Dahelmi dan H. T., Djong. 2013. Hubungan Tampilan

Pertumbuhan Dengan Karakteris Habitat Ikan Bilih (Mystacoleucus

padangensis Blekeer). FMIPA Jurusan Biologi Universitas Bung Hatta,

Padang.

Panjaitan, P. 2010. Kajian Bio-Ekologi Populasi Ikan Bilih di Perairan Danau

Toba. [Jurnal] Visi. Volume XVIII, nomor 2 : 254-261. Fakultas Ilmu

Perikanan dan Kelautan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

Universitas Pattimura, Ambon.

Patriono, E., Endri, J dan Fifi, S. 2010. Fekunditas Ikan Bilih (Mystacoleucus

padangensis Blkr.) di Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak. Jurnal

Penelitian Sains. Volume XIII, nomor 3: 55-58. Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Sriwijaya, Palembang.

Rafael, A. 2011. Laporan Akhir Praktikum Histopatologi. Fakultas Perikanan dan

Ilmu kelautan. Universitas Padjadjaran, Makassar.

Sheima, I. A. P. 2011. Laju Eksploitasi dan Variasi Temporal Keragaan

Reproduksi Ikan Banban (Engraulis Grayi) Betina di Pantai Utara Jawa

Pada Bulan April – September. [Skripsi]. Departemen Manajemen

Sumberdaya Perairan. Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Sinjali, H. J. 2010. Biologi Reproduksi Ikan. [Modul] Program Pascasarjana

Universitas Andalas, Padang.

Yanti, K. 2012. Hubungan Bobot Tubuh dan panjang total Ikan Bilih

(Mystacoleucus padangensis). [Skripsi] Jurusan Biologi Universitas

Gunadarma, Bandung.