Pengajaran Dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup-Matematika
-
Upload
tasihat-aman-jaya -
Category
Documents
-
view
230 -
download
35
Transcript of Pengajaran Dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup-Matematika
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui
United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi
pembelajaran ini merupakan tanggung jawab konsorsium proyek Decentralized Basic
Education 3 (DBE3) dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika
Serikat.
USAID DBE3 Life Skills for Youth 1
PPeennggaannttaarr PPrrooggrraamm PPeellaattiihhaann KKeeccaakkaappaannHHiidduupp
GGaammbbaarraann UUmmuumm
Sistem pendidikan formal di Indonesia sedang mengalami proses transformasi yang
cukup besar. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menuntut adanya
peningkatan kualitas dan menetapkan bahwa Standar Nasional Pendidikan (PP 19
Tahun 2005) yang meliputi delapan standar dalam bidang pendidikan sebagai
berikut:
Standar Isi Standar Proses
Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan
Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Standar Pembiayaan Pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan Standar Penilaian Pendidikan Sejak tahun 2003 Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk
mengembangkan standar ini khususnya mengenai guru. PP 19 /2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan
Mendiknas No 16/2007 tentang Standar Kompetensi Guru, dan Peraturan Mendiknas
No 18/2007 tentang Sertifikasi Guru memerinci kualifikasi dan kompetensi minimum
yang harus dimiliki oleh guru dan proses penilaiannya. Menteri Pendidikan Nasional
dan khususnya Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi sekarang mendapat tugas
yang sangat besar untuk menjamin bahwa 3,000,000 guru yang sudah bekerja dan
semua guru baru agar memenuhi standar ini. Hal ini bukanlah pekerjaan yang
mudah di negara yang besar dan beragam seperti Indonesia.
Decentralized Basic Education Three (DBE3) Project, yang didanai USAID, bertujuan
untuk mendukung Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama untuk
meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama dan pendidikan
non formal. Untuk mencapai tujuan ini, DBE3 telah mengembangkan dan
melaksanakan program pelatihan guru yang disebut dengan Program Pelatihan
Kecakapan Hidup.
AAppaa yyaanngg DDiimmaakkssuudd ddeennggaann PPrrooggrraamm PPeellaattiihhaann KKeeccaakkaappaann HHiidduupp
Program Pelatihan Kecakapan Hidup adalah program pelatihan guru yang secara
khusus dirancang untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan untuk memenuhi standar nasional pendidikan dalam
hubungannya dengan guru, muatan dan proses. Peraturan perundangan yang
disebutkan di atas telah digunakan sebagai basis untuk pengembangan bahan-
bahan pelatihan.
USAID DBE3 Life Skills for Youth 2
BBaaggaaiimmaannaa PPrrooggrraamm iittuu DDaappaatt MMeenndduukkuunngg PPeenniinnggkkaattaann MMuuttuu
PPeennddiiddiikkaann ddii IInnddoonneessiiaa??Tujuh buah modul telah dikembangkan untuk mendukung peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia sebagaimana digambarkan secara detil berikut ini. Tiga
modul pertama adalah modul dasar. Ketiganya memperkenalkan beberapa prinsip
dan konsep utama tentang mutu pendidikan dalam konteks bangsa Indonesia. Modul
tersebut dapat digunakan oleh guru semua mata pelajaran.
Modul & Isi Bagaimana Modul tersebut mendukung Peningkatan
Mutu Pendidikan di Indonesia
1. Pengajaran Profesial dan
Pembelajaran Bermakna
Modul ini adalah modul pengantar
untuk Program Pelatihan Kecakapan
Hidup. Modul ini menyajikan prinsip
dan konsep dasar tentang
pengajaran dan pembelajaran yang
efektif melalui paparan “siapa” (guru
dan siswa), “apa” (isi dan
perencanaan) “mengapa” (tujuan),
“bagaimana” (metode) dan “sejauh
mana” (penilaian) pendidikan.
Prinsip-prinsip dan konsep ini
diperkuat dan dijadikan dasar bagi
modul program berikutnya.
⇒ Modul ini akan membantu guru dalam memenuhi
standar nasional tentang kompetensi guru. Dengan
menggunakan modul ini, guru-guru akan lebih dapat
mengembangkan kompetensi inti pedagogik 1–10 yang
meliputi kompetensi kepribadian, profesional, dan
sosial. Selama pelatihan, guru-guru akan mengenal
peraturan perundangan tentang pendidikan dan dilatih
menggunakan beberapa format resmi yang disiapkan
oleh Depdiknas (misalnya, rencana pelaksanaan
pembelajaran). Melalui modul ini, guru-guru akan
belajar bagaimana mengembangkan portfolio
profesional sesuai dengan petunjuk teknis dari
Depdiknas tahun 2007 dan akan mendapatkan bantuan
untuk mulai menyusun portfolio
2.Mengintegrasikan Kecakapan
Hidup ke dalam Pembelajaran di
Kelas
Konsep pendidikan sebagai
persiapan hidup, belajar dan bekerja
pada masa yang akan datang
diperkenalkan dalam modul
Pengajaran profesional dan
pembelajaran bermakna. Modul ini
menelaah pendidikan kecakapan
hidup yang lebih terperinci untuk
membantu guru dalam memahami
“apa” (definisi) “mengapa”
(pentingnya) dan “bagaimana”
(proses) Pendidikan Kecakapan
Hidup.
⇒ Modul ini akan membantu guru-guru dalam memenuhi
standar nasional pendidikan tentang kompetensi guru.
Modul ini membantu guru-guru untuk memahami
bagaimana mengintegrasikan Kecakapan Hidup ke
dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari sebagaimana
dituntut oleh peraturan perundangan di Indonesia.
Guru-guru akan mengenal definisi yang dikemukakan
oleh Depdiknas dan kategori Kecakapan Hidup
(Personal, Sosial, Akademik dan Vokasional) dan
standar kompetensi untuk masing-masing kategori.
Guru-guru belajar teknik yang berbeda untuk
mengintegrasikan Kecakapan Hidup dan sepanjang
pelatihan modul ini akan lebih mengembangkan
kompetensi inti 2, 4, 6, 8 dan 10.
3. TIK untuk Pendidikan Kecakapan
Hidup
TIK sebagai Kecakapan hidup pokok
dan sebagai perangkat
⇒ Modul ini akan membantu guru dalam memenuhi
standar nasional kompetensi guru. TIK dimasukkan
sebagai kompetensi kecakapan hidup yang utama bagi
siswa. Semua guru diharapkan memiliki kompetensi
USAID DBE3 Life Skills for Youth 3
pembelajaran diperkenalkan di
dalam Modul Pengajaran Profesional
dan Pembelajaran yang Bermakna
dan mengintegrasikan Kecakapan
Hidup ke dalam proses Pembelajaran
di Kelas. Modul ini akan
memadukan beberapa modul ini dan
membantu guru dalam memahami
“apa” (definisi) “mengapa”
(pentingnya) dan yang paling
penting “bagaimana” (proses) TIK
untuk Pendidikan.
“Memanfaatkan TIK untuk Kepentingan Pembelajaran”
(kompetensi inti 5) dan kompetensi “profesional”
(kompetensi inti 24). Modul ini akan menjadikan guru
lebih kompeten dalam menggunakan TIK untuk
pengembangan pembelajaran dan profesional.1.
Empat modul (modul 4-8) berikutnya menggunakan konsep, kecakapan, dan
pengetahuan yang dikembangkan pada ketiga modul sebelumnya dan menelaah
lebih mendalam bagaimana konsep, kecakapan, dan pengetahuan itu dapat
diterapkan pada mata pelajaran tertentu, Oleh karena itu, modul-modul ini harus
digunakan oleh guru-guru mata pelajaran.
3.PKN/Bahasa Inggris/Matematika
untuk kehidupan, Pembelajaran
dan PekerJaan
Modul Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran Bermakna
mengidentifikasi beberapa orang
kunci yang terlibat dalam pengajaran
dan pembelajaran yang efektif.
Modul ini Mengintegrasikan
Kecakapan Hidup ke dalam
Pembelajaran di Kelas, tujuan
pendidikan adalah menyiapkan anak
untuk mengarungi kehidupan,
belajar, dan bekerja. Modul ini
memperluas konsep-konsep ini dan
menganalisis bagaimana kecakapan
yang dipelajari di kelas relevan untuk
kehidupan sesudah sekolah, dan
masyarakat dapat digunakan sebagai
konteks serta sumber bagi
pendidikan anak muda.2
⇒ Modul ini akan membantu guru-guru dan sekolah
untuk memenuhi standar nasional tentang kompetensi
guru . Modul ini akan membantu guru dalam
memahami bagaimana mereka dapat melakukan proses
pembelajaran di “lapangan” dan “menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik” (kompetensi inti 4).
Modul ini akan mendorong guru-guru untuk
membangun hubungan yang lebih erat dengan
masyarakat (kompetensi inti 17). Melalui perencanaan
bagaimana bekerja bersama masyarakat untuk
mendukung kegiatan pembelajaran, guru-guru juga
akan “menguasai materi, struktur konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung matapelajaran yang
diampu” (kompetensi inti 20) dan ”mengembangkan
materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.”
(kompetensi inti 22)
.
1 Modul ini didukung strategi TIK DBE3 yang lebih luas yang membekali guru dengan perangkat TIK
secara terbatas, kecakapan untuk mengoperasikan dan memeliharanya dan buku-buku yang terkait
dengan kegiatan TIK untuk digunakan dalam kelas dan kegiatan ekstrakurikuler. 2 Modul ini didukung oleh modul Kemitraan DBE3 yang membantu sekolah dan guru memahami
bagaimana Sektor Swasta juga dapat dilibatkan untuk mendukung pendidikan bagi remaja.
USAID DBE3 Life Skills for Youth 4
4.Mengintegrasikan Kecakapan
Hidup ke dalam Standar Nasional
Pendidikan
Standar Isi dan komponen-
komponen kurikulum diperkenalkan
dalam modul Pengajaran profesional
dan Pembelajaran Bermakna. Modul
ini membahas lebih mendalam
standar kompetensi untuk masing-
masing mata pelajaran. Modul ini
menguraikan apa yang dimaksud
dengan standar kompetensi dan
bagaimana guru-guru
menggunakannya untuk
mengembangkan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memadukan Kecakapan Hidup
dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
⇒ Modul ini membantu mengembangkan keterampilan
guru untuk menyusun kurikulum tingkat satuan
pendidikan/KTSP berdasarkan standar isi, mengacu
pada pedoman pengembangan KTSP (BSNP 2006 butir
2). Modul ini akan menambah kecakapan guru
“mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
matapelajaran diampu” (kompetensi inti 3) dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) (kompetensi inti 4) di
samping kompetensi profesional dasar 20, 21 dan 22
yang mewajibkan para guru untuk menguasai materi
mata pelajaran yang mereka ajarkan. Selama
mempelajari modul, guru akan memiliki kesempatan
lebih luas untuk berlatih menyusun silabus dan RPP
dengan menggunakan berbagai format termasuk yang
disarankan oleh Depdiknas (Depdiknas 2007), yang
dapat melengkapi portfolio mereka.
5. Pengajaran dan Pembelajaran
Pendidikan Kecakapan Hidup
Metode Pengajaran dan
Pembelajaran Efektif diperkenalkan
dalam modul Pengajaran Profesional
dan Pembelajaran Bermakna. Modul
ini dikembangkan atas konsep
tersebut dan membahas metode
pengajaran dan pembelajaran yang
cocok untuk setiap mata pelajaran.
Modul ini memperkenalkan berbagai
macam pendekatan pengajaran dan
memberikan guru kesempatan untuk
mengujicobakan beberapa teknik
melalui pengajaran mikro
⇒ Modul ini akan membantu guru dalam memenuhi
standar nasional tentang proses pendidikan, y‘Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif …”
(Pasal 19 PP 19/2005). Modul ini akan membantu
membantu guru untuk mengembangkan kompetensi
inti 2, 20, 21 dan 22. Melalui pengajaran mikro akan
merefleksikan penampilan mereka dan
mengembangkan kompetensi inti 10 dan 23.
7. Menilai Kecakapan Hidup
Prinsip dan metode penilaian
formatif diperkenalkan dalam modul
Pengajaran Profesional dan
Pembelajaran Bermakna. Modul ini
akan lebih lanjut mengembangkan
kemampuan guru untuk menilai hasil
belajar siswa dan menggunakan
hasilnya untuk merencanakan
pembelajaran berikutnya dengan
memusatkan pada berbagai jenis
penilaian formatif berbasis kelas dan
rancangan dan pengembangan
penilaian seperti rubrik unjuk kerja.
⇒ Modul ini akan mendukung guru memenuhi standar
nasional tentang penilaian. Standar Nasional
mewajibkan guru “secara terus menerus melakukan
pemantauan terhadap proses, peningkatan dan
perbaikan hasil belajar” (pasal 64 PP 19/2003). Modul
ini akan mendukung guru mencapai standar ini dengan
mengembangkan kompetensi inti 8 “menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar” dan
kompetensi inti 9 “memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.” Selama
mempelajari modul ini, guru akan memiliki kesempatan
untuk berlatih mengembangkan instrumen penilaian,
yang dapat dimasukkan dalam portfolio mereka.
USAID DBE3 Life Skills for Youth 5
Sebagai hasil setelah mengikuti Program Pelatihan Kecakapan Hidup, guru akan lebih
mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, artinya mereka
lebih dapat menjamin siswa mencapai standar kelulusan. Lebih lanjut, guru yang
sukses mengikuti dan menyelesaikan Program Pelatihan Kecakapan Hidup akan lebih
siap menghadapi dan lulus dalam penilaian sertifikasi profesi guru.
SSiiaappaa YYaanngg DDaappaatt MMeennggaammbbiill MMaannffaaaatt ddaarrii PPrrooggrraamm PPeellaattiihhaann
KKeeccaakkaappaann HHiidduupp??Modul Kecakapan Hidup secara khusus dirancang untuk melatih guru yang sudah
bekerja. Namun demikian, banyak dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang dikemukakan dalam modul ini juga dapat diterapkan untuk program pelatihan
calon guru dan dengan beberapa penyesuaian modul ini, dapat digunakan untuk
melatih guru-guru pada jenjang pendidikan lain, termasuk Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Umum.
BBaaggaaiimmaannaa PPrrooggrraamm PPeellaattiihhaann GGuurruu DDiissuussuunn??Ketika digunakan untuk pelatihan guru-guru yang sudah bekerja, modul ini dibagi
menjadi tiga lokakarya yang berlangsung seluruhnya selama empat belas hari.
Pengaturannya adalah sebagai berikut:
Lokakarya Guru Pertama
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima Hari Keenam
Pengajaran
Profesional
dan
Pembelajaran
Bermakna
Pengajaran
Profesional
dan
Pembelajaran
Bermakna
Mengintegrasikan
Kecakapan Hidup
ke dalam
Pembelajaran di
Kelas
Mengintegrasi-
kan Kecakapan
Hidup ke dalam
Pembelajaran di
Kelas
TIK untuk
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Pengajaran
Profesional
dan
Pembelajaran
Bermakna
Sesi 12
Lokakarya Guru Kedua
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat
PKN/Bahasa
Inggris/
Matematika
untuk
kehidupan,
Pembelajaran
dan
PekerJaan
Mengintegrasikan
Pendidikan
Kecakapan Hidup
ke dalam Standar
Nasional
Mengintegrasikan
Pendidikan
Kecakapan Hidup
ke dalam Standar
Nasional
Mengintegrasikan
Pendidikan
Kecakapan Hidup
ke dalam Standar
Nasional
USAID DBE3 Life Skills for Youth 6
Lokakarya Guru Ketiga
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat
Pengajaran
dan
Pembelajaran
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Pengajaran
dan
Pembelajaran
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Menilai
Perkembangan
Kecakapan
Hidup
Pengajaran
dan
Pembelajaran
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Setiap modul berisi jadwal yang disarankan untuk diikuti untuk setiap lokakarya.
Supaya guru memperoleh manfaat maksimal dari Program Pelatihan Kecakapan
Hidup, anda sangat dianjurkan untuk mengikuti rencana jadwal ini.
SSiiaappaa YYaanngg MMeenngggguunnaakkaann MMoodduull iinnii UUnnttuukk MMeellaattiihh PPaarraa GGuurruu??
Modul Kecakapan Hidup telah disusun secara spesifik untuk para pelatih guru untuk
digunakan sebagai panduan dalam melatih guru-guru tingkat Sekolah Menengah
Pertama di Indonesia. Namun, untuk dapat benar-benar menerapkan Program
Pelatihan Kecakapan Hidup, banyak pelatih guru di Indonesia yang juga perlu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mereka tidak hanya
mengenai program melainkan juga bagaimana melatih pelajar dewasa secara efektif
yang mana sebagai guru yang sudah bekerja membawa banyak pengetahuan yang
utama, pengalaman dan mengembangkan tingkah laku dan latihan-latihan dengan
mereka. Oleh karena itu, DBE3 telah mengembangkan sebuah program untuk
melatih para pelatih guru. Dasar dari program pelatihan ini adalah modul
”Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna”. Modul ini mendukung para
pelatih untuk melakukan pembelajaran dewasa dan proses belajar dalam rangka
mencapai hasil akhir pembelajaran yang diharapkan dengan sukses.
BBaaggaaiimmaannaa PPrrooggrraamm PPeellaattiihhaann PPeellaattiihh DDiissuussuunnPara pelatih guru dilatih melalui suatu rangkaian pelatihan yang berlangsung selama
15 hari. Selama pelatihan, mereka dilatih mengenai ’apa’ (isi) dan ’bagaimana’
(proses) dari Program Pleatihan Kecakapan Hidup
USAID DBE3 Life Skills for Youth 7
Lokakarya Pelatih Pertama
Hari
Pertama
Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima Hari
Keenam
Hari Ketujuh
Menjadi
Fasilitator
yang
Efektif:
Sesi 1, 3,
4, 5,
Pengajaran
Profesional
dan
Pembelajaran
Bermakna
Pengajaran
Profesional
dan
Pembelajaran
Bermakna
Mengintegrasikan
Kecakapan Hidup
ke dalam
Pembelajaran di
Kelas
Mengintegrasi-
kan Kecakapan
Hidup ke
dalam
Pembelajaran
di Kelas
TIK untuk
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Menjadi
Fasilitator
yang Efektif:
Sesi 10
Simulasi
Pembelajaran
(Micro
Training)
Lokakarya Pelatih Kedua
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat
PKN/Bahasa
Inggris dan
Matematika
untuk
kehidupan,
Pembelajaran
dan
PekerJaan
Mengintegrasikan
Pendidikan
Kecakapan Hidup
ke dalam Standar
Nasional
Mengintegrasikan
Pendidikan
Kecakapan Hidup
ke dalam Standar
Nasional
Menjadi
Fasilitator
yang Efektif:
Sesi 2, 6, 7,
dan 10
Lokakarya Pelatih Ketiga
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat
Pengajaran
dan
Pembelajaran
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Pengajaran
dan
Pembelajaran
Pendidikan
Kecakapan
Hidup
Menilai
Perkembangan
Kecakapan
Hidup
Menjadi
Fasilitator
yang Efektif:
Sesi 8, 9 dan
10
PPeennddeekkaattaann PPeellaattiihhaann AAppaa yyaanngg DDiigguunnaakkaann ddii ddaallaamm MMoodduull??Modul ini menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan guru. Berbagai
macam metode pembelajaran interaktif telah digunakan dalam tiap modul tidak
hanya untuk memotivasi guru-guru dalam pelatihan, namun juga untuk
menyediakan model berbagai metode yang dapat digunakan oleh guru di dalam
kelas. Untuk menyusun pembelajaran di tiap sesi, modul ini menggunakan kerangka
sederhana yang disebut ICARE. Sistem ICARE meliputi lima unsur kunci dari
pengalaman pembelajaran (baik dengan anak-anak, orang muda atau orang dewasa)
yaitu Introduction, Connection, Application, Reflection, dan Extension. Penggunaan
USAID DBE3 Life Skills for Youth 8
sistem ICARE untuk memastikan bahwa para peserta memiliki kesempatan untuk
mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kerangka ICARE dijelaskan secara
terperinci di bawah ini.
IInnttrroodduuccttiioonnPada tahap pengalaman pembelajaran ini, para guru atau fasilitator menanamkan
pemahaman tentang isi dari pelajaran/sesi kepada para peserta. Bagian ini harus
berisi penjelasan tujuan pelajaran/sesi dan apa yang akan dicapai—hasil selama
pelajaran/sesi tersebut. Introduction (pendahuluan) harus singkat dan sederhana.
CCoonnnneeccttiioonnSebagian besar pembelajaran merupakan rangkaian dengan satu kompetensi yang
dikembangkan berdasarkan kompetensi sebelumnya. Oleh karena itu, semua
pengalaman pembelajaran yang baik perlu dimulai dari apa yang sudah diketahui,
dapat dilakukan oleh peserta, dan mengembangkannya. Pada tahap connection dari
pelajaran/sesi, anda berusaha menghubungkan bahan ajar yang baru dengan
sesuatu yang sudah dikenal para peserta dari pembelajaran atau pengalaman
sebelumnya. Anda dapat melakukan hal ini dengan mengadakan latihan
brainstorming yang sederhana untuk memahami apa yang telah diketahui para
peserta, dengan meminta mereka untuk memberitahu anda apa yang mereka ingat
dari pelajaran/sesi sebelumnya atau dengan mengembangkan sebuah kegiatan yang
dapat dilakukan peserta sendiri. Sesudah itu, anda dapat menghubungkan para
peserta dengan informasi baru. Ini dapat dilakukan melalui presentasi atau
penjelasan yang sederhana. Akan tetapi, perlu diingat bahwa presentasi seharusnya
tidak terlalu lama dan paling lama hanya berlangsung selama sepuluh menit.
AApppplliiccaattiioonn
Tahap ini adalah yang paling penting dari pelajaran/sesi. Setelah peserta
memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap connection, mereka perlu
diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan serta
kecakapan tersebut. Bagian application harus berlangsung paling lama dari
pelajaran/sesi di mana peserta bekerja sendiri, tidak dengan instruktur, secara
pasangan atau dalam kelompok untuk menyelesaikan kegiatan nyata atau
memecahkan masalah nyata menggunakan informasi dan kecakapan baru yang telah
mereka peroleh.
RReefflleeccttiioonn
Bagian ini merupakan ringkasan dari pelajaran/sesi, sedangkan peserta memiliki
kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Tugas intruktur
adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Kegiatan refleksi atau
ringkasan dapat melibatkan diskusi kelompok dimana instruktur meminta peserta
untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari.
Mereka juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri dimana peserta menulis
sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis
C
R
A
I
USAID DBE3 Life Skills for Youth 9
singkat dimana instruktur memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaran/sesi. Poin
penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa instruktur perlu menyediakan
kesempatan bagi para peserta untuk mengungkapkan apa yang telah mereka
pelajari.
EExxtteennssiioonn
Karena waktu pelajaran/sesi telah selesai, bukan berarti semua peserta yang telah
mempelajari dapat secara otomatis menggunakan apa yang telah mereka pelajari.
Kegiatan bagian Extension adalah kegiatan dimana fasilitator menyediakan kegiatan
yang dapat dilakukan peserta setelah pelajaran/sesi berakhir untuk memperkuat dan
memperluas pembelajaran. Di sekolah, kegiatan extension biasanya disebut
pekerjaan rumah. Kegiatan Extension dapat meliputi penyediaan bahan bacaan
tambahan, tugas penelitian atau latihan.
Lihat kembali beberapa sesi di modul anda untuk melihat beberapa contoh dari
kerangka ICARE yang digunakan untuk mendapatkan ide tentang berbagai kegiatan
connection, application, reflection, dan extension.
BBaaggaaiimmaannaa MMoodduull DDiissuussuunn??Modul Program Pelatihan Kecakapan Hidup disusun secara khusus karena alasan
tertentu. Sesi-sesi yang dimasukkan dalam modul semuanya menggunakan tata
letak dan pendekatan yang sama dalam pengaturan proses per sesi, sehingga anda
mengetahui bagaimana cara menggunakannya, maka anda akan dapat menggunakan
semuanya. Setiap sesi berisi hal-hal sebagai berikut:
JJuudduull SSeessii
Judul ditulis dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan merujuk langsung pada isi sesi
dan pada akhir sesi, para guru harus dapat menjawab pertanyaan tersebut.
PPeennddaahhuulluuaann
Bagian pendahuluan sesi akan menjelaskan informasi latar belakang tentang isi sesi
dan alasan mengapa bahan ini dimasukkan ke dalam modul.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarr
Bagian ini menjelaskan tujuan sesi dan apa yang harus dikuasai peserta pada akhir
sesi. Ini akan menunjukkan kepada anda bagaimana keterkaitan hasil belajar dengan
peraturan perundangan bidang pendidikan dan standar nasional pendidikan.
PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii
Pertanyaan kunci berkaitan dengan hasil belajar pada masing-masing sesi.
Pertanyaan itu harus disampaikan kepada guru pada awal sesi.
E
USAID DBE3 Life Skills for Youth 10
CCaattaattaann uunnttuukk FFaassiilliittaattoorr
Bagian ini menyajikan gagasan dan petunjuk kepada fasilitator untuk menyiapkan
dan menyampaikan materi dalam sesi.
Anda seharusnya membaca catatan ini secara cermat bahkan sebelum anda mulai
merencanakan pelaksanaan sesi tersebut. Penjelasan itu akan membantu anda k
memastikan sesi berhasil dan guru-guru mempelajari apa yang telah anda tetapkan.
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaann
Bagian ini akan berisi daftar barang-barang yang anda perlukan untuk melaksanakan
sesi tersebut. Persiapkan barang-barang tersebut sebelum anda melaksanakan sesi
tersebut.
WWaakkttuu
Bagian ini memberitahu anda batas waktu minimal yang akan anda perlukan untuk
melaksanakan sesi tersebut. Ingatlah bahwa ini adalah batas minimal.
IICCTT
Bagian ini menyediakan beberapa saran bagaimana anda dapat menggunakan
berbagai macam aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
mendukung pembelajaran di sesi tersebut. Penggunaan TIK tidak wajib dan akan
tergantung pada fasilitas dan sumber yang tersedia bagi anda di tempat pelatihan
RRiinnggkkaassaann SSeessii
Bagian ini berisi ringkasan dalam bentuk bagan alur bagi anda tentang bagaimana
sesi tersebut akan berjalan. Bagian ini dibagi dalam tahap-tahap ICARE.
EEnneerrggiizzeerr
Bagian ini berisi ide-ide bagaimana anda dapat menyegarkan guru-guru sepanjang
pelatihan. Semua energizer berhubungan dengan tema dari sesi tersebut namun
tidak menyatu dengan sesi tersebut sehingga tidak wajib untuk dilakukan. Gunakan
penilaian Anda untuk menentukan apakah energizer akan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kebutuhan guru-guru dalam pelatihan
Introduction
5 menit
Connection20 menit
Application200 menit
Reflection10 menit
Extension
USAID DBE3 Life Skills for Youth 11
RRiinncciiaann LLaannggkkaahh--LLaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Bagian ini berisi petunjuk secara bertahap dalam melaksanakan semua kegiatan
pada sesi tersebut. Langkah-langkah tersebut dibagi dalam kerangka ICARE yang
digambarkan dan dijelaskan secara terperinci pada bagian yang berikutnya. Ikuti
langkah-langkah tersebut sebagaimana dituliskan dalam modul.
1
CCaattaattaann FFaassiilliittaattoorr
Kotak ini berisi informasi khusus hanya bagi anda (pelatih atau fasilitator). Pada
kotakini, anda akan menemukan saran-saran bagaimana menyelesaikan kegiatan-
kegiatan, ide untuk menyediakan masukan bagi peserta, rekomendasi bagaimana
menyimpulkan sebuah diskusi, dan informasi utama yang anda perlu digunakan
sebelum menyiapkan presentasi. Baca informasi dalam kotak ini dengan cermat.
PPeessaann UUttaammaa
Bagian ini berisi ringkasan sesi yang dengan singkat menyebutkan pokok utama
yang seharusnya sudah dikuasai oleh peserta dari sesi tersebut. Anda sebaiknya
memberikan pesan utama ini kepada guru-guru setelah mereka menyerahkan
ringkasan mereka sendiri kepada anda.
GGlloossaarriiuumm
Beberapa sesi memuat beberapa konsep yang menggunakan isitilah-istilah teknis.
Konsep ini mungkin baru bagi para guru. Glosarium akan berisi daftar kata-kata dan
artinya.
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaann
Bagian ini akan mengidentifikasi beberapa sumber yang mungkin ingin anda baca
untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman anda tentang konsep yang
terdapat pada sesi tersebut. Anda juga dapat memberikan daftar ini kepada guru-
guru di lokakarya jika mereka tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut.
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa
Handout adalah alat pembelajaran yang dapat digunakan para guru untuk membantu
mereka menyelesaikan beberapa kegiatan di sesi tersebut. Handout ini terdapat pada
akhir tiap sesi dan perlu difotokopi sebelum pelatihan.
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann
Informasi tambahan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Ini dapat digunakan
oleh fasilitator untuk memperluas pengetahuan mereka tentang konsep yang
USAID DBE3 Life Skills for Youth 12
diberikan di dalam sesi atau untuk difotokopi dan disediakan bagi guru-guru
sebagai bahan bacaan tambahan atau kegiatan lanjutan (extension).
BBaaggaaiimmaannaa SSeehhaarruussnnyyaa MMoodduull iinnii DDiigguunnaakkaann??Modul-modul ini dimaksudkan sebagai panduan pelatihan. Modul-modul ini dapat
membantu para pelatih dalam melaksanakan lokakarya partisipatif yang berhasil
dengan pembelajar dewasa. Modul-modul ini bukanlah seperangkat instruksi yang
harus seluruhnya dilakukan dengan tepat. Yang terbaik adalah, kebanyakan
fasilitator yang efektif adalah seoarng pemikir yang kritis dan kreatif, mampu
bereaksi dengan situasi di ruang pelatihan dan fleksibel dalam melakukan
pendekatan dan muatan training ini. Oleh karena itu, setiap fasilitator yang
menggunakan modul Pelatihan Kecakapan Hidup ini dianjurkan secara aktif untuk
dapat memodifikasi dan mengadaptasikan kegiatan-kegiaran yang terdapat dalam
modul ini dan menyesuaikannya dengan peserta dan situasi pelatihan.
Meskipun demikian, karena setiap sesi dalam setiap modul dan setiap modul adalah
bagian dari pemikiran yang hati-hati mengenai program pelatihan ini, maka
pentinglah kiranya untuk tetap mempertahankan tujuan, hasil pembelajaran dan
pesan utama. Oleh karena itu, setiap kegiatan yang anda lakukan harus ditujukan
pada pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran. Selain itu, ingatlah bahwa muatan
dari modul-modul ini ditujukan bagi guru (bukan pelatih). Hal ini dimaksudkan
untuk membangun pengetahuan, keterampilan, tingkah laku dan sikap dari pada
guru-guru di dalam kelas. Jadi, hanya karena anda berfikir bahwa sesuatu itu
sederhana, tidak lantas guru-guru akan berpendapat sama.
AAppaa yyaanngg TTeerrjjaaddii SSeetteellaahh PPeellaattiihhaann IInnii ??Ingatlah bahwa apa yang terjadi setelah pelatihan ini adalah penting juga. Seringkali
guru-guru memerlukan dukungan tindak lanjut untuk mengalihkan apa yang telah
mereka pelajari di pelatihan pada kegiatan di dalam kelas. Pada intinya, hal ini lebih
penting dibandingkan pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Bacalah DBE3 ”Melampaui
Pelatihan: Panduan untuk Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Setelah Pelatihan”
untuk memberikan beberapa gagasan tentang bagaimana mendukung guru-guru di
dalam kelas.
BBeebbeerraappaa PPeennddaappaatt TTeerraakkhhiirr
Ingatlah bahwa tujuan dari program Pelatihan Kecakapan Hidup ini adalah untuk
meningkatkan kualitas guru-guru di Indonesia. Tidak untuk mempertahankan
kondusi yang sama. Oleh karena itu, modul-modul Pelatihan Kecakapan Hidup
meliputi beberapa muatan dan konsep yang sangat menuntut dan yang akan
menguji dan menantang cara-cara dan tingkah laku guru-guru yang selama ini
digunakan. Hal ini bukan berarti bahwa apa yang selama ini mereka gunakan adalah
salah, hanya saja sekarang ini ada beberapa cara yang secara umum dapat dikatakan
lebih baik. Pastikan anda membahas semua konsep dan muatan yang sulit.
Tantanglah semua guru untuk berefleksi dan meningkatkan kemampuan diri.
USAID DBE3 Life Skills for Youth 13
PPeennggaajjaarraann ddaann
PPeemmbbeellaajjaarraann
PPeennddiiddiikkaann
KKeeccaakkaappaann HHiidduupp
UUnnttuukk MMaattaa PPeellaajjaarraann
MMaatteemmaattiikkaa
USAID DBE3 Life Skills for Youth 14
DDaaffttaarr IIssii
Halaman
Pengantar Program Pelatihan Kecapakan Hidup 1
Daftar Isi 14
Pengantar pada Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan
Hidup Untuk Mata Pelajaran Matematika
15
Kapan dan Bagaimana Menggunakan Modul Pengajaran dan Pembelajaran
Pendidikan Kecakapan Hidup
18
Sesi Satu : Apakah Strategi Belajar Mengajar Matematika itu? 22
Sesi Dua : Apakah yang Sebaiknya Guru Pikirkan Ketika Memilih
Strategi Belajar Mengajar Untuk Siswa? 33
Sesi Tiga :
Apakah yang Sebaiknya Guru pikirkan Ketika
Menentukan Strategi Pembelajaran untuk Mata Pelajaran
Mereka?
48
Sesi Empat : Bagaimana Guru Merangsang Partisipasi Aktif Siswa di
dalam Proses Belajar Mengajar?61
Sesi Lima : Bagaimana Guru dapat Menghubungkan Proses Belajar
Mengajar Matematika dengan Kehidupan Nyata?84
Sesi Enam : Bagaimana Guru dapat Menciptakan Suasana Belajar-
Mengajar yang Efektif?103
Sesi Tujuh : Bagaimana Anda Memilih Sumber-Sumber untuk
Mendukung Proses Belajar Mengajar?118
Sesi Delapan:Dapatkah Anda Membuat Strategi Pembelajaran yang
Mengintegrasikan Seluruh Aspek Pembelajaran?137
Sesi Sembilan: Micro Teaching 158
USAID DBE3 Life Skills for Youth 15
PPeennggaannttaarr ppaaddaa PPeennggaajjaarraann ddaann PPeemmbbeellaajjaarraann
PPeennddiiddiikkaann KKeeccaakkaappaann HHiidduupp UUnnttuukk MMaattaa PPeellaajjaarraann
MMaatteemmaattiikkaa
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum, pedagogi, dan
penilaian, menekankan pada standar atau hasil (Wilson, 2001). Kurikulum berisi
bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi
mengajar atau metode mengajar, sedangkan tingkat keberhasilan yang dicapai
peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian, yang mencakup penilaian, tugas-
tugas, dan pengamatan.
Permen Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, khususnya kompetesi Paedagogik mengharuskan guru menguasai
dan mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
Disamping itu secara profesional guru dituntut untuk mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif, melalui pemilihan materi pembelajaran
serta mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada satuan pendidikan
SMP/MTs khususnya mata pelajaran matematika, disamping memuat kompetensi
yang harus dicapai juga memuat pendidikan kecakapan hidup yang dapat diberikan
secara integrated dengan mata pelajaran matematika. Pendidikan kecakapan hidup
tersebut mencakup kecakapan kepribadian, sosial, akademik, dan atau kecakapan
vokasional. Pada hakekatnya, integrasi pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata
pelajaran matematika bertujuan untuk membekali peserta didik (generasi muda)
dengan seperangkat kemampuan tertentu yang relevan dengan kehidupan dunia
nyata yang sangat berguna bagi mereka untuk hidup di masyarakat, bekerja dan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Membekali siswa dengan seperangkat kompetensi matematika yang terintegrasi
dengan kecakapan hidup membutuhkan strategi pembelajaran yang bermutu,
bermakna dan relevan dengan tingkat perkembangan siswa pada jenjang usia
SMP/MTs. Dalam hal ini fokus utama dari kegiatan pembelajaran adalah membantu
siswa mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya. Oleh karena itu guru sebagai
agen pembelajaran perlu mempersiapkan strategi pembelajaran dengan
mempertimbangkan seluruh dimensi pembelajaran, meliputi: karakteristik dan gaya
belajar siswa, karakterstik dan tujuan mata pelajaran matematika, partisi aktif siswa,
relevansi pembelajaran matematika dengan kehidupan nyata, suasana belajar baik
fisik maupun emosional, sumber-sumber belajar yang relevan, serta
USAID DBE3 Life Skills for Youth 16
meramu/mengemas semua dimensi ini menjadi sebuah strategi pembelajaran yang
bermakna bagi guru dan siswa.
Pembahasan dalam modul dimulai dengan menyajikan sesi-sesi, yang secara umum
mencoba mengembangkan Permen Nomor 16 Tahun 2007, meliputi: (1) Prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik, (2) Menentukan pengalaman belajar yang dapat
mendorong siswa untuk mencapai prestasi, potensi, dan kreativitas, (3) Menentukan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran, (4) Menentukan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, prestasi, potensi, kreativitas secara
optimal, (5) Berkomunikasi secara efektif, empatik, santun dengan siswa, (6)
Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh, (7) Menyusun rancangan dan melaksanakan pembelajaran
yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan,
(8) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran serta
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
Akhirnya dengan modul ini diharapkan, guru matematika akan lebih termotivasi
untuk untuk meningkatkan proses belajar aktif siswa melalui rancangan dan
penerapan berbagai strategi, pendekatan, dan metode yang beragam dalam
pengajaran dan pembelajaran matematika yang terintegrasi pendidikan kecakapan
hidup.
AAppaa TTuujjuuaann MMoodduull PPeennggaajjaarraann ddaann PPeemmbbeellaajjaarraann
PPeennddiiddiikkaann KKeeccaakkaappaann HHiidduupp UUnnttuukk MMaattaa PPeellaajjaarraann
MMaatteemmaattiikkaa??
Tujuan dari modul ini adalah untuk membantu guru mengembangkan Permen
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, yang membutuhkan guru untuk
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Permen No. 14 Tahun 2007, hal
10). Modul ini juga akan membantu guru untuk menyiapkan diri menghadapi proses
Sertifikasi Guru dengan mengembangkan kompetensi guru sesuai Permen No. 16
Tahun 2007 dan mendukung pengembangan portofolio guru sesuai Permen Nomor
!8 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
USAID DBE3 Life Skills for Youth 17
AAppaa HHaassiill PPeemmbbeellaajjaarraann yyaanngg DDiihhaarraappkkaann DDaappaatt
DDiiccaappaaii DDaarrii MMoodduull iinnii??
MMoodduull aakkaann mmeennccaappaaii ssaassaarraann oolleehh dduukkuunnggaann gguurruu uunnttuukk mmeennggeemmbbaannggkkaann lleebbiihh
jjaauuhh kkoommppeetteennssii ddaassaarr ddaann iinnttii mmeellaalluuii ssttaatteeggii aattaauu mmeettooddee ppeennggaajjaarraann ddaann bbeellaajjaarr
yyaanngg sseessuuaaii,, uunnttuukk iittuu hhaassiill ppeemmbbeellaajjaarraann ddaarrii mmoodduull iinnii aaddaallaahh gguurruu ddaappaatt
mmeenngguuaassaaii::
1. Kompetensi 2.1 “Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu”.
2. Kompetensi 2.2 “Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu”.
3. Kompetensi 3.3 “Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diampu”.
4. Kompetensi 4.3 “Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan”.
5. Kompetensi 4.4 “Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di
laboratorium, dan di lapangan”.
6. Kompetensi 4.5 “Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.”
7. Kompetensi inti 5 ”Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.”
8. Kompetensi 6.1 “Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi secara optimal”.
9. Kompetensi 6.2 “Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.”
Melalui mikro teaching, peserta akan melakukan refleksi terhadap kinerja mereka
mendukung mereka untuk mendukung mengembangkan kompetensi inti:
10. Kompetensi inti 7. “Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik”, dan kompetensi inti
23.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
Modul ini juga didesain untuk mendukung para guru untuk secara sukses
menyiapkan diri dan meningkatkan serta memperoleh kesempatan menghadapi
sertifikasi profesional. Selama modul ini, guru memperoleh kesempatan untuk
berlatih mengembangkan instrumen penilaian, yang terdapat dalam portfolio
profesional. Lebih dari itu modul ini akan mendukung untuk secara sukses menilai
rencana pelajaran terutama (indikator 4.1, 4.2, 4.3, 5.2, 5.4) juga menilai
pelaksanaan pembelajaran (indikator 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, dan 23)
dari portfolio mereka.
USAID DBE3 Life Skills for Youth
KKaappaann ddaann BBaaggaaiimmaannaa MMeenngggguunnaakkaann MMoodduull PPeennggaajjaarraann ddaann PPeemmbbeellaajjaarraann
PPeennddiiddiikkaann KKeeccaakkaappaann HHiidduupp UUnnttuukk MMaattaa PPeellaajjaarraann MMaatteemmaattiikkaa
Modul TIK sebagai Kecakapan Hidup adalah merupkan modul mata pelajaran. Modul ini digunakan pada pelatihan ketiga. Modul ini digunakan hari pertama dan hari kedua. Seperti berikut:
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat
Pengajaran dan
Pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup
Sesi 1 - 4
Pengajaran dan
Pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup
Sesi 5 - 8
Menilai Perkembangan
Kecakapan Hidup
Pengajaran dan
Pembelajaran Pendidikan
Kecakapan Hidup:
Sesi 9 Mikro Teaching
USAID DBE3 Life Skills for Youth
Hari Pertama
Waktu Sesi Hasil Belajar
08:00 – 08:30 Persiapan/Perkenalan Pelatihan siap dilaksanakan dan peserta telah mempekenalkan identitas mereka
08:30 – 10:00 Sesi 1:
Apakah Strategi Belajar Mengajar
Matematika itu?
Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran.
Mengidentifikasi berbagai strategi pembelajaran matematika.
Menyebutkan kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran matematika yang ada.
Menjelaskan pentingnya guru memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran matematika.
10:30 – 10:30 Istirahat
10:30 – 12:00 Sesi 2:
AAppaakkaahh yyaanngg SSeebbaaiikknnyyaa GGuurruu
PPiikkiirrkkaann KKeettiikkaa MMeemmiilliihh SSttrraatteeggii
BBeellaajjaarr MMeennggaajjaarr UUnnttuukk SSiisswwaa??
Mengidentifikasi karakteristik umum dan perbedaan gaya belajar siswa.
Menentukan jenis-jenis strategi pembelajaran belajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
Menentukan pengalaman belajar atau kegiatan pembelajaran yang dapat diberikan kepada
siswa sesuai dengan perkembangan dan potensi kreativitas mereka.
12:00 – 13.30 Makan Siang
13.30 – 15.00 Sesi 3:
Apakah yang sebaiknya guru
pikirkan ketika menentukan
strategi pembelajaran untuk mata
pelajaran mereka?
Mengidentifikasi berbagai kompetensi mata pelajaran matematika.
Menentukan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai.
Menentukan beberapa kegiatan pembelajaran atau pengalaman belajar yang sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai.
15.00 – 15.30 Istirahat
15:30 – 17.00 Sesi 4:
Bagaimana guru meransang
partisipasi aktif siswa di dalam
proses belajar mengajar?
Mengidentifikasi ciri-ciri proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif.
Mengindentifikasi cara-cara menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
Mempraktekan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
USAID DBE3 Life Skills for Youth
Hari Kedua
Waktu Sesi Hasil Belajar
08:00 – 09:30 Ses 5:
Bagaimana Guru dapat Meng-
hubungkan Proses Belajar
Mengajar Matematika dengan
Kehidupan Nyata?
Memahami bahwa salah satu indikator perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
matematika yang baik adalah jika ada hubungan pembelajaran di kelas dengan kehidupan
nyata.
Mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari peserta didik.
Mengidentifikasi topik pembelajaran matematika (fakta, konsep, dan keterampilan) yang
relevan dengan situasi kehidupan nyata.
Menjabarkan aspek kunci dari pembelajaran kontekstual dan menjelaskan mengapa
penting bagi siswa untuk mendapatkan makna dalam pembelajaran matematika.<
09:30 – 10:00 Istirahat
10:00 – 12:00 Sesi 6:
Bagaimana Guru dapat
Menciptakan Suasana Belajar-
Mengajar yang Efektif?
Mengidentifikasi karakteristik lingkungan fisik belajar yang kondusif dan bermakna.
Mengidentifikasi karakteristik lingkungan emosional belajar yang kondusif dan bermakna.
Mendisain lingkungan belajar yang kondusif dan bermakna.
12:00 – 13.30 Makan Siang
13.30 – 15.00 Sesi 7:
BBaaggaaiimmaannaa AAnnddaa MMeemmiilliihh
SSuummbbeerr--SSuummbbeerr uunnttuukk
MMeenndduukkuunngg PPrroosseess BBeellaajjaarr
MMeennggaajjaarr??
Menjelaskan pengertian sumber belajar (median dan alat) pembelajaran.
Menjelaskan prinsif-prinsif penggunaan media dan peralatan (alat peraga) dalam
pembelajaran.
Memilih media dan peralatan (alat peraga) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika.
15.00 – 15.30 Istirahat
15:30 – 17.00 Sesi 8:
Dapatkah Anda Membuat
Strategi Pembelajaran yang
Menyusun garis besar (outline) pelajaran yang mengintegrasikan seluruh aspek
pembelajaran.
USAID DBE3 Life Skills for Youth
Mengintegrasi-kan seluruh
aspek pembelajaran?
Hari Ketiga
Waktu Sesi Hasil Belajar
08:30 – 10:00 Sesi 9:
Mikro Teaching
Melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika (model ICARE) dengan menggunakan
strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensi.
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari suatu praktik pengajaran dan
pembelajaran matematika dengan penerapan strategi pembelajaran tertentu.
Melakukan perbaikan dari suatu praktik strategi pembelajaran pembelajaran matematika
yang telah dilakukan.
Melakukan penilaian strategi pembelajaran metematika dengan menggunakan instrumen
sertifikasi guru.
10:00 – 10:30 Istirahat
10:30 – 12:30 Sesi 9: Lanjutan Lanjutan
12:30 – 14.30 Makan Siang
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 22
Sesi 1
Apakah Strategi Belajar Mengajar Matematika itu?
PPeennddaahhuulluuaann
Dalam bidang kemiliteran, sebelum pasukan menggempur musuh terlebih dahulu
para pemimpin tentara mengatur strategi perang. Strategi tersebut antara lain:
mengatur siasat, menentukan dan memilih pendekatan ketempat musuh,
menentukan dan memilih cara dan teknik menaklukan musuh serta mengerahkan
personil dan segala fasilitas yang dibutuhkan. Begitupula bidang-bidang lain pasti
menggunakan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jika direnungkan, hampir tidak ada kegiatan manusia yang dilakukan tanpa
menggunakan strategi atau persiapan khusus. Demikian pula dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari, setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas
akan memilih strategi tertentu agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan
lancar dan hasilnya optimal. Setiap guru mempunyai nurani yang peka terhadap
karakteristik anak didiknya dan selalu berupaya menanamkan prinsip-prinsip yang
mendidik kepada anak didiknya. Setiap guru akan mempersiapkan strategi
pembelajaran yang matang dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Dengan demikian, strategi pembelajaran dalam kaitannya dengan pembelajaran
matematika adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru agar
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan yang diperlihatkan
dalam hasil belajar tercapai secara optimal. Strategi pembelajaran yang dilakukan
guru sebelum melaksanakan pembelajaran matematika di kelas, biasanya dibuat
secara tertulis berupa telaah kurikulum, penyusunan silabus, dan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP berisi uraian tentang
strategi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk sekali tatap muka yang
melibatkan pemilihan pendekatan, metode, teknik pembelajaran, model dan fasilitas
yang digunakan yang dijabarkan secara rinci dan fungsional dalam skenario kegiatan
belajar mengajar serta evaluasinya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, terdapat berbagai strategi atau metode
pembelajaran yang dapat digunakan. Guru matematika yang efektif diharapkan
memahami pentingnya berbagai strategi pembelajaran, memilih strategi
pembelajaran yang tepat, mengapa strategi digunakan, kapan serta bagaimana
mereka menggunakan strategi itu untuk mata pelajaran matematika yang mereka
akan ajarkan di kelas.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 23
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarr
Tujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih
mengembangkan kompetensi pedagogik inti sesuai Permen No. 16 tahun 2007 yakni
pada kompetensi inti guru ke-2 yaitu Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu
(komptensi inti-2.1) dan seorang guru dituntut memiliki kompetensi untuk
menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu (kompetensi inti 2.2).
Sehingga peserta diharapkan dapat mengidentifikasi strategi pembelajaran dan
pentingnya bagi guru untuk mengetahui dan menguasai strategi tersebut.
Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal
mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat
Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran.
Mengidentifikasi berbagai strategi pembelajaran matematika.
Menyebutkan kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran
matematika yang ada.
Menjelaskan pentingnya guru memilih strategi yang tepat untuk pembelajaran
matematika.
PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii
Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
Strategi pembelajaran apa saja yang anda ketahui pada mata pelajaran
matematika?
Apa saja kelebihan dan kelemahan berbagai strategi pembelajaran yang anda
ketahui?
Mengapa guru perlu mengetahui dan memilih strategi pembelajaran dalam
pembelajaran matematika?
. PPeettuunnjjuukk UUmmuummFasilitator harus mempersiapkan dengan baik, penuh percaya diri, perlu
diperhatikan bahwa peserta pelatihan adalah mitra kerja atau kolega.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi
ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti yakni agar
guru menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Laksanakan semenarik mungkin kegiatan menentukan “strategi pembelajaran”.
Kegiatan ini sangat baik untuk membangun pemahaman peserta pentingnya arti
strategi pembelajaran matematika yang dipilih.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 24
Periksa sumber dan alat yang akan digunakan pada sesi ini. Ingatkan kembali
kepada peserta untuk selalu menuliskan hasil belajarnya pada jurnal mereka
masing-masing.
Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan di sesi ini.
Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam
kegiatan.
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannDaftar sumber atau alat bahan yang diperlukan
Kertas flipchart
Handout 1.1 berisi ”Definisi dan deskripsi strategi pembelajaran utama”.
Handout 1.2: berisi ”tujuan, alasan, kelebihan dan kelemahan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika”
Informasi tambahan: ” Strategi dalam pemecahan masalah matematika”
Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.
WWaakkttuu60 Menit
IICCTTBeberapa penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bersifat opsional bergantung
pada peralatan yang tersedia. Beberapa kemungkinan penggunaan TIK antara lain:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 25
RRiinnggkkaassaann SSeessii
EEnneerrggiizzeerrEnergizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka
membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan
peserta.
Energizer pada sesi ini adalah ” Menebak Bulan, Tanggal, dan Hari Lahi” yang dapat
dilakukan selama 5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tanyakan pada teman anda pada bulan keberapa dia dilahirkan, tuliskan dengan
angka dari januari angka 1 sampai Desember angka 12. begitu pula hari lahir
Minggu dianggap 1 dan sabtu = 7.
Perhatikan petunjuk berikut:
a. Tulislah bulan kelahiran dengan angka pada secarik kertas
b. Kalikan angka bulan kelahiran ini dengan 5
c. Tambahkan hasilnya dengan 6, tulis hasilnya.
d. Hasilnya supaya dikalikan dengan 4 dan ditambah lagi dengan 9
e. Hasilnya dikalikan lagi dengan 5
f. Hasil terakhir ditambah dengan bulan lahir.
g. Jelaskan konsep matematikanya.
Introduction
5 menit
Paparan tema,
tujuan, dan hasil
belajar, serta
pertanyaan
kunci.
Connection
20 menit
Curah pendapat,
peserta
menuliskan
macam-macam
pendekatan,
metode, teknik,
model
Peserta menyele
-saikan handout
1.1 tentang
definisi dan
deskripsi
beberapa
strategi pembel-ajaran
Application
30 menit
Peserta bekerja
dalam kelompok
Untuk
mendiskusikan
dan mengerjakn
handout 1.2
dilanjutkan
dengan
presentase hasil
masing-masing kelompok
Reflection
5 menit
Menanyakan
kepada peserta
mengenai
ketercapaian
tujuan sesi ini.
Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk menulis
hasil belajar sesi
ini ke dalam jurnalnya.
Extension
Peserta
mempelajari
semua informasi
tambahan sesi 1
dan membuat
analisa kasus
berdasarkan
pengalaman di
kelas pemecahannya
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 26
RRiinncciiaann LLaannggkkaahh--LLaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit )
(1) Fasilitator memaparkan tema, menyampaikan tujuan, hasil belajar dan
pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator keberhasilan jika peserta telah
mampu menjawab pertanyaan kunci.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
Catatan untuk Fasilitator
Melalui sesi ini, dengan menyampaikan kepada peserta tentang pentingnya
mengetahui strategi pembelajaran sebagaimana yang termuat dalam permen No.16
Tahun 2007 yaitu kompetensi inti 2.1 dan 2.2 . Berikan motivasi kepada peserta
untuk mengemukakan ide-ide kreatif mereka.
Connection (20 menit )
(1) Organisasikan peserta menjadi beberapa kelompok dengan jumlah peserta setiap
kelompok 4 atau 5 orang. Berikan kesempatan agar mereka sendiri yang
menentukan nama kelompoknya. Agar lebih focus sebaiknya nama kelompok
berdasarkan nama tokoh atau fakar dalam bidang matematika.
(2) Curah pendapat tentang pengertian strategi pembelajaran.
(3) Berikan waktu 5 menit kepada peserta untuk menuliskan pada kertas flipchart
macam-macam pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran dalam
pembelajaran matematika dengan cara melengkapi daftar berikut.
No Pendekatan Metode Teknik Model
1 Problem based
learning
Discovery based
learning
……………………. Cooperative
learning
2 Aktif learning ………………………. …………………… ……………………...
3 Contextual
learning
……………………… …………………… ……………………..
4 Project based
learning
………………………. Teknik bertanya ……………………..
5 Service learning Ekspositori …………………… ……………………..
… …………………….. ……………………….. ………………………. ……………………..
C
I
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 27
Catatan untuk Fasilitator
i. Sampaikan kepada peserta bahwa tugas mereka adalah mendaftar sebanyak
mungkin apa mereka ketahui pada setiap kolom pendekatan, metode, teknik,
dan model.
ii. Isian pada kolom pendekatan, metode, teknik, dan model tidak saling
berhubungan
(4) Minta peserta, menemukan definisi dan deskripsi strategi pembelajaran
matematika yang telah mereka tuliskan diberikan pada kertas flipchart di atas.
Hidupkan kelas dengan diskusi antar teman dalam kelompoknya.
(5) Berikan waktu 10 menit kepada peserta untuk membuat ringkasan tentang
definisi dan strategi kunci pada pendekatan pada handout 1.1.
Catatan untuk Fasilitator
iii. Yakinkan kepada peserta apa makna dari strategi belajar mengajar dan mengapa
ini penting.
iv. Lakukan sebuah kegiatan (brainstorming, memasangkan pendekatan, metode,
dan teknik) untuk memperbaiki perbedaan strategi belajar mengajar yang
peserta miliki.
v. Jamin pengetahuan peserta untuk dapat menjelaskan apakah mereka memahami
atau istilah atau terminology dalam strategi belajar mengajar, misalnya beda
pendekatan, metode, dan teknik
vi. Minta kepada peserta untuk menyebutkan strategi belajar mengajar yang biasa
mereka lakukan.
Application (30 menit)
(1) Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok.
(2) Minta mereka mengerjakan handout 1.2
(3) Presentasikan hasil yang mereka telah peroleh dalam diskusi pleno.
Catatan untuk Fasilitator
1. Minta peserta mengemukakan kelebihan dan kelemahan berbagai strategi
pembelajaran yang mereka ketahui.
2. Katakan kepada peserta untuk memikirkan, strategi belajar mengajar yang mana
yang akan mereka gunakan di dalam kelas mereka.
3. Peserta diinginkan untuk memilih yang paling tepat untuk mata pelajaran
mereka ajarkan dan mengapa mereka menggunakan strategi belajar mengajar
itu.
Reflection (5 menit)
(1) Tampilkan melalui LCD atau bacakan kembali pertanyaan kunci.
R
A
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 28
(2) Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk menjawab pertanyaan kunci
tersebut dan cek seluruh peserta apakah telah mampu menjawabnya.
(3) Minta kepada peserta untuk membuat menuliskan pesan kunci serta hasil
pembelajaran yang mereka peroleh di sesi ini pada jurnalnya masing-masing.
Extension
Di luar sesi, minta setiap peserta mempelajari kembali seluruh informasi tambahan
dalam sesi ini. Berdasarkan hal itu, minta mereka menuliskan kasus yang pernah
mereka alami di kelas yang berhubungan dengan strategi belajar mengajar serta
bagaimana seharusnya solusi dari kasus tersebut.
PPeessaann KKuunncciiTerdapat beragam atau bermacam-macam metode/strategi belajar mengajar yang
dapat dipilih. Tidak ada satupun metode yang benar atau salah, baik atau buruk.
Guru yang efektif adalah guru yang dapat mengetahui kapan dan bagaimana
menggunakan metode yang berbeda-beda tersebut.
Bacaan Tambahan
Degeng, I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:
Depdikbud. Proyek P2LPTK, 1989.
Gagne, Robert M. & Medsker, Karen L. The Conditioning of Learning Training
Applications. Orlando: Harcourt Brace Company, 1996.
Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara
Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Nur, Mohamad. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: UNESA, 2000.
Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon &
Schuster Company, 1966.
Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito, 1991.
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
UPI, 2003.
E
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 29
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 11..11
Berikan definisi dan deskripsi dari strategi pembelajaran dengan cara melegkapi
daftar dibawah ini.
Jenis Strategi/Pendekatan Definisi Deskripsi kunci
Collaborative/Cooperative
learning
Pembelajaran kooperatif
adalah merupakan suatu
model pengajaran dimana
siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil
yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda.
Discovery based learning
Problem based learning Strategi yang menyajikan
kepada siswa situasi
masalah yang otentik dan
bermakna yang dapat
memberikan kemudahan
kepada mereka untuk
melakukan penyelidikan
dan inkuiri.
- Orientasi pada masalah
- Membimbing siswa
untuk menemukan
strategi-strategi
pemecahan masalah
- menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Active learning
Contextual learning
Project based learning
Service learning
Sebuah strategi mengajar
yang melibatkan remaja
ke dalam masyarakat
untuk menyediakan
pelayanan namun pada
saat yang sama
meningkatkan dan
menerapkan apa yang
telah mereka pelajari.
Pembelajaran melalui
Pelayanan berkaitan
dengan segi akademis.
Pelayanan yang
diberikan diperlukan
masyarakat.
Remaja juga memiliki
suara untuk
menentukan kegiatan
pembelajaran melalui
pelayanan.
Remaja berinteraksi
dengan komunitas
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 30
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 11..22
Pilih minimal satu jenis stategi (pendekatan, metode, teknik, dan model) pada bagian
koneksi, selanjutkan tuliskan dalam tabel kelebihan dan kekurangan dari strategi
tersebut.
Jenis Strategi Definisi/Tujuan/
Alasan penggunaan
Kelebihan Kelemahan
Pendekatan open-
ended
Pembelajaran dengan
pendekatan open-
ended adalah yang
dimulai dengan
memberikan soal
yang memiliki banyak
jalaban benar
Tujuannya adalah
untuk membantu
siswa melakukan
penyelesaian masalah
secara kreatif dan
menghargai
keragaman berpikir
selama mengerjakan
soal
Siswa ber-
partisipasi aktif
Siswa dapat
menggunakan
pengetahuan dan
keterampilannya
secara
komprehensif
Siswa dapat
menjawab
pertanyaan sesuai
dengan
kecepatan belajar
nya
Siswa termotivasi
untuk
memberikan
bukti-bukti cara
menjawab yang
mereka kembang-
kan sendiri.
Siswa mendapat
pengalaman dari
proses penemuan
yang dilakukan
dari ide-ide
teman-temana
sekelasnya.
Sulit membuat
soal matematika
yang situasional,
kontekstual dan
bermakna
Kadang-kadang
siswa kesulitan
bagaimana
memberikan
jawaban yang
berarti secara
matematika.
Siswa pandai akan
mengalami
kegelisahan
dalam menyikapi
jawabannya
Siswa mungkin
merasa proses
belajarnya tidak
memuaskan,
karena kesulitan
membuat
ringkasan.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 31
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann
STRATEGI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Oleh: Prof. Josua Sabandar, MA., Ph.D.
Dalam penyelesan soal matematika seringkali terjadi bahwa seseorang tidak dengan
segera dapat mencari solusi dari masalah itu, bahkan dalam proses penyelesaiannya pun
ia mengalami kemacetan atau kebuntuan. Namun ketika ia bersikeras untuk berusaha
menyelesaikan soal tersebut, maka dikatakan bahwa ia sedang menghadapi situasi
pemecahan masalah (problem solving situation). Jika ia tidak tertarik untuk memecahkan
soal itu, maka ia tidak berada dalam situasi pemecahan masalah. Sesungguhnya,
keperluan untuk menyelesaikan suatu masalah kita jumpai juga dalam kehidupan
keseharian. Karena itu orang harus memiliki kiat atau strategi khusus, ataupun
pengalaman untuk dapat menyelesaikan soal yang ia hadapi. Hal yang sama juga
terdapat dalam menyelesaikan masalah matematika, yang sering kali tidak mudah.
Sebagian besar yang kita lakukan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
keseharian ataupun dalam masalah metematika amatlah bergantung pada pengalaman
kita. Dan karena pengalaman kita berbeda-beda, maka dengan sendirinya terdapat pula
berebagai cara atau strategi dalam memecahkan masalah. Pengalaman ini memang
beragam, dapat dimulai dari mengenal masalah itu serupa dengan soal yang pernah
diselesaikan sebelumnya. Namun, jika itu yang dilakukan, sesungguhnya ia tidak
menyelesaikan masalah, ia hanya mencontoh apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Hal
ini yang sering terlihat dalam pembelajaran matematika di kelas. Tetapi disisi lain,
berlatih untuk menggunakan suatu ketrampilan secara berulang sangat diperlukan untuk
mempertahankan kemampuan tersebut.
Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang tidak asing lagi dalam kita
berurusan dengan soal-soal yang sulit sering terlihat sebagai situasi-situasi yang semu
yang diciptakan khusus untuk pelajaran matematika sesungguhnya tidak langsung
menampilkan gagasan mengenai pemecahan masalah sebagai suatu proses yang harus
dipelajari, dan bukan hanya sekadar sesuatu yang berperan sebagai fasilitator. Orang
tidak menyelesaikan masalah-masalah yang usang, tetapi biasanya orang menyelesaikan
masalah-masalah yang baru. Karena itu mereka perlu terlatih.
Siswa haruslah memandang pemecahan masalah sebagai suatu tujuan yang harus
dicapai, dan bukan hanya sekadar suatu alat untuk mencapai tujuan, sehingga mereka
tidak hanya akan berhasil dalam pelajaran matematika di kelas, tetapi juga akan berhasil
dalam kehidupan mereka di luar kelas. Demikian juga pemecahan masalah dapat
dipandang sebagai suatu kendaraan yang dapat mengantarkan siswa untuk menyadari
keindahan matematika, sekaligus berperan untuk mengikat pengalaman matematika
mereka dengan kebermaknaan dari matematika yang mereka pelajari.
Oleh karena itu, siswa harus menjadi tidak asing (familiar) dengan berbagai strategi dan
berlatih secara teratur menggunakan strategi-strategi itu. Prosedur penggunaan strategi
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 32
ini berawal pada saat mereka coba menyelesaikan masalah dan akhirnya dapat
menemukan jawab terhadap masalah itu. Dengan tetap berlatih secara teratur dalam
menggunakan strategi tersebut, siswa tidak hanya berhasil menyelesaikan soal
matematika, tetapi mereka juga akan berhasil dalam kehidupan keseharian mereka.
Seringkali ditemui bahwa setelah orang menggunakan suatu cara sederhana untuk
menyelesaikan suatu soal yang rumit, muncul komentar bahwa: “saya sama sekali tidak
mengira pendekatan ini akan memberikan solusi”. Namun seringkali keberhasilan
tersebut dianggap remeh, seakan-akan prosedur atau trik tersebut hanyalah hal yang
biasa saja, dan tidak terlalu penting. Dalam hal ini guru harus membantu siswa agar tidak
memiliki anggapan yang seperti itu.
Di sisi lain, jika guru menghendaki agar siswa mampu menyelesaikan masalah, maka
guru seyogyanya harus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah, serta memiliki
styrategi-strategi yang tepat. Mereka tidak hanya menerapkan strategi ini dalam
memecahkan masalah matematika, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan
keseharian, karena itu mereka harus terlatih. Seringkali, strategi-strategi ini dapat
diterapkan dalam soal-soal yang sederhana. Tentu saja, ada soal-soal matematika yang
menantang, yang akan mengandalkan kekuatan dari strategi-strategi ini dalam upaya
mencari solusi dari soal itu.
Dengan mempelajari strategi-strategi ini, dimulai dengan aplikasi yang sederhana dari
strategi ini dan berangsur-angsur menuju menyelesaikan soal-soal yang menantang,
guru maupun siswa akan memiliki peluang untuk bertumbuh dalam penggunaan
strategi-strategi ini. Dalam hal ini, sangat diperlukan kesabaran ketika siswa maupun
guru memasuki pengembaraan yang baru dalam matematika.
Sangat jarang, bahwa dalam menyelesaikan suatu soal, hanya terdapat satu cara, ataupun
hanya digunakan satu strategi saja. Tetapi, umumnya, dalam penyelesaian suatu soal,
berbagai strategi dapat digunakan sekali gus.Oleh karena itu, guru maupun siswa harus
familiar dengan berbagai strategi. Berikut ini disajikan beberapa strategi, yang pada
umumnya selalu digunakan dalam pemecahan masalah matematika.
1. Bekerja mundur
2. Eliminasi kemungkinan-kemungkinan yang ada
3. Pertimbangkan kasus-kasus ekstrim
4. Membuat sketsa
5. Membuat daftar yang tereorganisasi
6. Menebak secara cerdik
7. Menemukan pola
8. Menyederhanakan masalah
9. Bernalar secara logis
10. Pecahkan kasus per kasus.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 33
SSeessii 22
AAppaakkaahh yyaanngg SSeebbaaiikknnyyaa GGuurruu PPiikkiirrkkaann KKeettiikkaa
MMeemmiilliihh SSttrraatteeggii BBeellaajjaarr MMeennggaajjaarr uunnttuukk SSiisswwaa??
PPeennddaahhuulluuaannKondisi kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) nampak kurang hidup, hal ini terlihat dalam pembelajaran, guru pada
umumnya menggunakan metode ceramah. Strategi pembelajaran yang diterapkan
guru kurang mendorong siswa untuk aktif dan kreatif. Siswa kurang serius
memperhatikan pelajaran sehingga guru seringkali menegur supaya
memperhatikannya. Bila guru mengajukan pertanyaan, siswa lebih sering tidak
menjawab dengan baik bahkan tidak menjawab sama sekali. Kalau pertanyaan guru
mudah atau bersifat melengkapi, maka siswa menjawabnya secara beramai-ramai.
Di sisi lain, hasil belajar matematika siswa umumnya masih rendah. Hasil belajar
yang dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti matematika sebagai
pengetahuan (cognitive) tetapi juga aspek sikap (attitude) terhadap matematika.
Salah satu indikator yang dapat digunakan adalah rangking skor matematika siswa
sekolah lanjutan pada kompetisi berlevel internasional dan nasional. Secara
internasional, The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)
melaporkan bahwa, siswa Indonesia hanya menempati rangking ke-39 dari 42
negara partisipan TIMSS dengan perolehan skor rata-rata 397 dari skor maksimal
1000.4 Begitupula secara nasional, rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) siswa SMU
berada di bawah 5,0 dalam skala 0 sampai dengan 10. Selanjutnya untuk aspek
sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika di sekolah dapat diketahui dari
opini siswa di sekolah bahwa mereka tidak suka atau bahkan takut pada pelajaran
matematika.
Agar pengalaman belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi inti 3.3),
mendorong siswa mencapai prestasi secara optmal (kompetensi inti 6.1) dan untuk
mengaktualisasikan potensi dan kreativitas siswa (kompetensi inti 6.2), perlu
dikembangkan strategi belajar mengajar matematika yang tidak hanya mentransfer
pengetahuan kepada siswa tetapi juga membantu siswa untuk mencerna dan
membentuk pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan gaya belajar (learning
style) siswa masing-masing. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
tersebut tidak mungkin bisa dicapai hanya dengan hafalan, latihan soal secara
mekanistik, rutin, dan algoritmis, serta proses pembelajaran yang berpusat
kepada guru (teacher centered) yang akan menimbulkan budaya konsumtif antara
lain, kebiasaan menerima informasi secara pasif, seperti mencatat, mendengarkan,
dan meniru. Diperlukan sebuah strategi belajar mengajar yang membelajarkan siswa,
sehingga dapat mengubah dari situasi guru mengajar kepada situasi siswa belajar,
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 34
dari pengalaman ber-matematis guru kepada pengalaman ber-matematis siswa, dari
alam berfikir guru ke alam berfikir siswa. Mengorganisasi pembelajaran bukan untuk
guru mengajar tetapi untuk siswa-siswa belajar. Guru matematika yang efektif
adalah guru mengayomi proses belajar siswa dan melaksanakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered), dan mempersiapkan berbagai strategi
pembelajaran yang tepat dengan gaya belajar siswa. Ciri-ciri pembelajaran seperti ini
dapat menumbuhkan budaya produktif, seperti menulis gagasan, merancang model,
meneliti, memecahkan masalah, menemukan pola, mengkomunikasikan gagasan
baru baik secara individual maupun kelompok.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrFokus dari sesi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang
gaya belajar siswa serta pentingnya sebuah strategi pembelajaran matematika yang
cocok dengan gaya belajar tersebut. Secara khusus tujuan dari sesi ini adalah untuk
mengembangkan lebih jauh Permen No. 16 tahun 2007 yakni pada kompetensi inti
guru: menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu (komptensi inti-3.3), menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal
(kompetensi inti 6.1), dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya (kompetensi inti
6.2).
Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal
mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta dapat:
Mengidentifikasi karakteristik umum dan perbedaan gaya belajar siswa.
Menentukan jenis-jenis strategi pembelajaran belajar yang sesuai dengan gaya
belajar siswa.
Menentukan pengalaman belajar atau kegiatan pembelajaran yang dapat
diberikan kepada siswa sesuai dengan perkembangan dan potensi kreativitas
mereka.
PPeerrttaannyyaaaann KKuunncciiKarakteristik umum dan gaya belajar seperti apa yang anda jadikan acuan untuk
memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan siswa?
Jenis-jenis strategi belajar apa sajakah yang cocok dengan gaya belajar siswa?
Pengalaman belajar atau kegiatan pembelajaran apa yang dapat diberikan kepada
siswa untuk mendukung potensi kreativitas siswa?
PPeettuunnjjuukk UUmmuumm
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 35
Mulailah sesi ini dengan mendiskusikan apa yang sebaiknya dipikirkan guru
dalam memilih strategi belajar mengajar bagi siswa. Berikan kesempatan kepada
kelompok untuk berdiskusi dan melakukan brainstorming diantara mereka.
Minta kepada peserta menuliskan karakteristik umum/gaya belajar siswa.
Minta kepada peserta untuk melihat tujuan umum pembelajaran matematika
jenjang SMP dalam kurikulum, dan menuliskan hasil belajar yang dicapai dari
tujuan tersebut
Minta peserta untuk menentukan pengalaman belajar yang dapat diberikan
kepada siswa berkaitan dengan potensi dan kreativitas siswa.
Berikan agar kelompok memiliki peran yang lebih besar dalam menemukan atau
memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannDaftar sumber atau alat bahan yang diperlukan
Kertas flipchart
Handout 2.1 berisi ”tipe pelajar seperti apakah anda?”
Handout 2.2: ”Gaya Belajar”
Informasi tambahan
Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.
WWaakkttuu90 Menit
IICCTTBeberapa penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bersifat opsional bergantung
pada peralatan yang tersedia. Beberapa kemungkinan penggunaan TIK antara lain:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 36
RRiinnggkkaassaann SSeessii
EEnneerrggiizzeerr
Energizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka
membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan
peserta dalam hal ini.
Energizer pada sesi ini adalah ”Mathematical Mistake” yang dapat dilakukan selama
5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Minta mereka mencermati kesalahan ”Matematikal Mistake” berikut:
4
1
64
16
2. Minta peserta menjelaskan mengapa siswa melakukan pengerjaan
sesederhana itu.
3. Apakah proses penyederhanaan tersebut benar? Jika tidak berikan penjelasan
4. Cari bentuk pecahan lain yang pengerjaannya bisa dilakukan dengan cara
tersebut. Jika ada bagaimana membuatnya lebih umum.
5. Berikan kesempatan kepada peserta memberikan refleksi masing-masing dari
” Matematical Mistake” tersebut.
Introduction
10 menit
Penjelasan latar
belakang,
tujuan, dan hasil
belajar, serta
pertanyaan
kunci.
Connection
25 menit
Informasi
berbagai
karakteristik
individual siswa,
peserta
mengerjakan
handout 2.1
berisi tipe atau
gaya belajar siswa
Application
45 menit
Bekerja dalam
kelompok untuk
mendiskusikan
dan
menyelesaikan
handout 2.3
yang berisi
tentang strategi
pembelajaran
yang sesuai
dengan
karakateristik
umum atau gaya
belajar siswa
dilanjutkan
dengan presentasi klp
Extension
Peserta
mempelajari
semua informasi
tambahan sesi 2
dan membuat
diagram gaya
belajar
berdasarkan
pengalaman di
kelas
pemecahannya
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 37
RRiinncciiaann LLaannggkkaahh--LLaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit )
(1) Fasilitator menyampaikan informasi tentang tujuan dan hasil yang diharapkan
dapat dicapai dari sesi ini.
(2) Menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kunci dan tugas utama yang harus
terjawab setelah peserta selesai mengikuti sesi ini.
Catatan untuk Fasilitator
Tekankan kepada peserta agar strategi belajar mengajar yang dikembangkan
sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar siswa..
Connection (25 menit )
(1) Berikan handout 2.1 yang berisi quiz tentang tipe atau gaya belajar siswa.
(2) Minta kepada peserta menyelesaikan quiz tersebut secara individual.
(3) Minta kepada peserta untuk melihat deskripsi tipe belajar setelah mereka
menyelesaikan quiz.
(4) Diskusikan dengan peserta apa yang mereka peroleh atau yang ditunjukan dari
quiz tersebut.
Catatan untuk Fasilitator
1. Peserta harus menyadari bahwa setiap siswa memiliki tipe belajar yang
berbeda-beda(Visual, Auditori, dan Kinestetik). Setiap tipe pelajar
membawa implikasi tersendiri terhadap penyelenggaraan pelatihan agar
semua tipe pelajar dapat belajar dengan baik. Konsekuensi tersebut
antara lain penggunaan metode fasilitasi dan media yang bervariasi.
2. Yakinkan peserta bahwa walaupun siswa mempunyai gaya belajar
berbeda tapi terdapat beberapa dasar kesamaan antara siswa tentang
gaya belajar yang mereka lebih sukai atau sering gunakan:
Sebagian besar siswa lebih suka memulai dari konkret ke abstrak
Sebagian besar siswa lebih suka belajar dengan kegiatan secara aktual
Pada umumnya remaja seusia SMP mempunyai kelemahan untuk
belajar dengan mendengar.
3. Peserta diharapkan memikirkan hal ini untuk memilih strategi relajar
mengajar bagi siswa mereka.
(5) Berikan penjelasan kepada kelompok untuk menyimpulkan karakteristik atau
tipe/ gaya belajar yang dimiliki siswa.
C
I
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 38
Application (45 menit)
1. Mintalah kepada peserta untuk bekerja dalam kelompok.
2. Minta kelompok mengerjakan handout 2.3
3. Katakan pada kelompok untuk memahami deskripsi dari setiap tipe/gaya belajar
pada handout 2.3.
4. Minta kelompok menentukan jenis strategi pembelajaran matematika yang cocok
dengan deskripsi tipe belajar pada handout 2.3.
Catatan untuk Fasilitator
a. Gunakan quis pada awal kegiatan untuk mengingatkan kembali peserta
beberapa perbedaan gaya belajar dimana untuk orang yang berbeda
juga memilih gaya yang berbeda.
b. Lihat secara rinci pada beberapa gaya belajar dan apakah maknaanya
(misalnya pembelajar visual membutuhkan diagram dll).
c. Katakan kepada peserta untuk menggunakan quis tersebut di beberapa
kelas yang mereka ajar ketika mereka kembali ke sekolah.
d. Tulis portofolio: Apa artinya untuk ketika merencanakan pembelajaran?
e. Presentasikan hasil dan kesimpulan yang mereka peroleh dalam diskusi pleno
kelompok.
Reflection (10 menit)
(1) Bacakan kembali pertanyaan kunci atau tampilkan melalui LCD.
(2) Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk menjawab pertanyaan kunci
tersebut dan cek seluruh peserta apakah telah mampu menjawabnya.
(3) Minta kepada peserta untuk membuat menuliskan hasil pembelajaran yang
mereka peroleh di sesi ini pada jurnalnya masing-masing.
Extension
Di luar sesi, minta setiap peserta mempelajari kembali seluruh informasi tambahan
dalam sesi ini. Berdasarkan hal itu, minta mereka menuliskan kasus yang pernah
mereka lakukan di kelas terutama apa yang mereka pikirkan atau lakukan pada saat
mengembangkan strategi untuk siswa mereka.
PPeessaann KKuunncciiSiswa di dalam kelas adalah beragam. Guru harus memahami perbedaan kebutuhan
individual siswa, gaya dan kecepatan belajar masing-masing siswa. Ruangan kelas
guru yang paling efektif adalah yang dapat memilih dan mengadaptasi strategi dan
metode pengajaran untuk siswa mereka. Pembelajaran yang menggunakan sebuah
R
E
A
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 39
pendekatan tunggal seperti auditory (guru menceritakan kepada siswa),
membelenggu para siswa yang menyukai pelajaran dengan cara yang lain (misalnya
secara visual). Para guru efektif bisa menvariasikan metode mengajar dan belajar di
dalam pelajaran untuk memenuhi kebutuhan dari semua siswa mereka
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannBobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching
Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001.
Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan
Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004
Degeng, I Nyoman Sudana, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:
Depdikbud. Proyek P2LPTK, 1989.
Gagne, Robert M. & Medsker, Karen L. The Conditioning of Learning Training
Applications. Orlando: Harcourt Brace Company, 1996.
Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara
Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Nur, Mohamad. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: UNESA, 2000.
Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon &
Schuster Company, 1966.
Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito, 1991.
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
UPI, 2003.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 40
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 22..11
TTiippee PPeellaajjaarr SSeeppeerrttii AAppaakkaahh AAnnddaa??
Baca pertanyaan dan pilihlah jawaban yang pertama kali masuk dalam pikiran anda!
Jangan menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan satu pertanyaan saja!
1. Ketika anda belajar untuk menyiapkan sebuah tes, anda akan memilih:
A. Membaca catatan
B. Mengulang fakta-fakta dengan cara berbisik pada diri sendiri
C. Menuliskannya
2. Apa yang Anda lakukan ketika mendengarkan musik?
A. Berkhayal
B. Ikut bersenandung
C. Bergoyang mengikuti irama musik
3. Ketika anda berusaha memecahkan sebuah soal anda akan:
A. Membuat sebuah daftar dan mengatur langkah-langkah
B. Menanyakan kepada teman dan para ahli
C. Membuat sebuah model permasalahan dan memecahkannya dalam
pikiran anda
4. Ketika anda membaca untuk hiburan, Anda lebih menyukai:
A. Sebuah buku dengan banyak gambar di dalamnya
B. Sebuah buku misteri
C. Sebuah buku dimana anda menjawab pertanyaan dan memecahkan
soal
5. Untuk mempelajari bagaimana kerja komputer, anda lebih memilih:
A. Menonton film tentang komputer itu
B. Mendengarkan seseorang menjelaskannya
C. Bekerja dengan komputer dan mempelajarinya sendiri
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 41
6. Anda baru memasuki museum, apa yang akan anda lakukan pertama kali?
A. Melihat sekeliling dan mencari peta yang menunjukkan lokasi
berbagai barang atau koleksi.
B. Berbicara kepada pemandu museum dan menanyakan tentang barang
atau koleksi yang dipamerkan
C. Pergi ke pameran atau pajangan pertama yang kelihatan menarik
7. Restoran seperti apa yang tidak ingin anda kunjungi?
A. Restoran dengan pencahayaan terlalu terang
B. Restoran dengan musik yang terlalu keras
C. Restoran dengan tempat duduk yang tidak nyaman
8. Kelas mana yang anda pilih?
A. Kelas seni
B. Kelas musik
C. Kelas olah raga
9. Apa yang anda lakukan ketika anda merasakan bahagia?
A. Tersenyum
B. Berteriak
C. Meloncat
10. Jika anda berada dalam sebuah pertemuan, biasanya yang anda ingat di hari
berikutnya adalah:
A. Wajah-wajah orang, tetapi bukan nama mereka
B. Nama-nama orang, bukan wajah mereka
C. Hal-hal yang anda katakan dan lakukan dalam pertemuan tersebut
11. Ketika anda membaca atau melihat kata “SISWA”, apa yang pertama anda
lakukan?
A. Memikirkan tentang gambar dari siswa tertentu.
B. Mengucapkan kata “siswa” secara pelan-pelan pada diri sendiri
C. Merasakan perasaan berada di dalam kelas bersama siswa anda
12. Ketika anda bercerita, anda akan lebih suka untuk:
A. Menuliskannya
B. Menceritakannya dengan nyaring
C. Memerankannya (akting/drama)
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 42
13. Ketika anda mencoba untuk berkonsentrasi, apa yang paling mengganggu
usaha anda tersebut?
A. Gangguan visual
B. Suara-suara/bunyi
C. Hal lain seperti lapar, sepatu yang sempit
14. Apa yang biasanya anda lakukan ketika anda marah?
A. Cemberut
B. Berteriak
C. Menghentakkan kaki dan membanting pintu
15 Ketika belajar mengeja kata-kata baru, cara mana yang cenderung anda
lakukan?
A. Menuliskannya dan melihat apakah terlihat benar
B. Menyuarakannya
C. Menuliskan untuk melihat apakah terasa benar
Hitung jawaban Anda. Apakah jawaban Anda kebanyakan A, B, atau C?
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 43
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 22..22
JJaawwaabbaann:: TTiippee PPeellaajjaarr SSeeppeerrttii AAppaakkaahh AAnnddaa??
Tipe A
Jika skor anda sebagian besar adalah A, maka anda memiliki gaya belajar visual.
Anda belajar dengan penglihatan dan melihat. Karakteristik pelajar gaya visual
adalah:
Membuat banyak catatan yang terperinci.
Cenderung duduk di depan.
Biasanya rapi dan bersih.
Sering menutup mata untuk memvisualisasikan atau untuk mengingat sesuatu.
Mencari sesuatu untuk ditonton jika merasa bosan.
Senang melihat apa yang mereka pelajari.
Diuntungkan oleh ilustrasi dan presentasi yang menggunakan warna-warni.
Tertarik pada bahasa tulis atau lisan yang kaya akan gambar.
Lebih menyukai rangsangan (stimuli) yang terisolasi dari gangguan auditori dan
kinestetik.
Menganggap lingkungan pasif adalah yang paling ideal.
Tipe B
Jika skor anda sebagian besar adalah B, maka anda memiliki gaya belajar auditori.
Anda belajar dengan pendengaran dan mendengarkan. Karakteristik pelajar tipe
auditori dalah:
Duduk di tempat dimana dapat mendengar tapi tidak perlu memperhatikan apa
yang terjadi di depan.
Kemungkinan Anda tidak pernah menyerasikan pakaian dan warna, tetapi Anda
dapat menjelaskan mengapa Anda memakai pakaian seperti itu?
Bersenandung atau berbicara kepada diri sendiri atau kepada orang lain jika
merasa bosan.
Mendapatkan pengetahuan dengan membaca nyaring.
Mereka mengingat pelajaran dengan cara melakukan verbalisasi kepada diri
sendiri (jika tidak melakukannya, mereka mengalami kesulitan dalam membaca
peta, diagram, atau menyelesaikan tugas konseptual, seperti matematika).
Tipe C
Jika skor anda kebanyakan adalah C anda memiliki gaya belajar kinestetik. Anda
belajar dengan meraba dan melakukan. Karakteristik pelajar dengan tipe kinestetik
adalah sebagai berikut:
Harus aktif dan sering istirahat.
Berbicara dengan tangan anda dan dengan bahasa tubuh.
Ingat apa yang telah dilakukan, tapi mengalami kesulitan untuk mengingat apa
yang telah dikatakan atau dlihat.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 44
Mencari alasan untuk dapat bermain-main dengan sesuatu atau pergi ketika
merasa bosan.
Mengandalkan pada apa yang dapat mereka alami atau lakukan secara langsung.
Kegiatan yang berhubungan dengan memasak, bangunan, teknik, dan seni
membantu mereka dalam memahami dan belajar sesuatu.
Menyenangi kunjungan lapangan dan tugas-tugas yang berhubungan dengan
rekayasa bahan.
Duduk dekat pintu atau tempat lain dimana mereka dapat mudah bangun dan
bergerak ke sana ke mari.
Tidak betah di kelas yang kurang dalam memberikan pengalaman praktek.
Berkomunikasi dengan cara menyentuh dan lebih menghargai motivasi yang
diekspresikan secara fisik, seperti tepukan di bahu.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 45
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 22..33Diskusikan tugas-tugas berikut ini di dalam kelompok masing-masing.
Tipe Pembelajar Strategi (pendekatan,
metode, teknik, model)
Pembelajaran yang
sesuai
Pengalaman
belajar/Keterampilan
matematika yang dapat
dikembangkan
Alasan
Tipe A
(Gaya belajar
visual)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tipe B
(Gaya belajar
auditori)
1. Metode Ekspositori
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tipe C
(Gaya belajar
kinestetik)
1. Metode Penemuan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1. Menemukan pola
bilangan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1. Bereksperimen atau
mencoba-coba
bilangan dengan
berbagai cara
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 46
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 22..11 ((aafftteerr tthhee qquuiizz))
Type of Learning Type of Learning
Visual LearnersVisual Learners -- seesee Auditory LearnersAuditory Learners -- hearhear Kinesthetic LearnersKinesthetic Learners -- involveinvolve
Dengan ketiganya :Dengan ketiganya : 22 dari 30 siswa siswa dapat belajar 22 dari 30 siswa siswa dapat belajar
dengan efektifdengan efektif 8 orang lebih menyenangi salah satu8 orang lebih menyenangi salah satu
Sumber: Nana Jumhana dan Moh. Nur Arifin. Bahan Presentase Active
Learning
KegiatanKegiatan dandan InformasiInformasi yang yang DiperolehDiperoleh
Sumber: (Sheal, Peter (1989) How to Develop and Present Staff Training
Courses. London: Kogan Page Ltd.)
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 47
SAVISomatic, Auditori, Visual, Intelektual
Learning Learning Learning Learningby moving by listening by observing by problemdoing speaking & describing solving &
imagining
Activating Body & All Sensory Modals
Sumber: Dave Meier (2002). The Accelerated Learning: Hand Book.
Bandung: Kaifa
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 48
SSeessii 33
Apakah yang Sebaiknya Guru Pikirkan Ketika
Menentukan Strategi Pembelajaran untuk Mata
Pelajaran Mereka?
PPeennddaahhuulluuaannPemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terutama pada jenjang
SMP, menuntut usaha-usaha guru untuk secara kreatif mengembangkan kurikulum
mata pelajaran yang diampunya. Esensi dari KTSP adalah otonomi yang lebih besar
diberikan kepada sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum secara mandiri.
Dalam konteks KTSP ini tidak dikenal lagi adanya Kurikulum Nasional (Kurnas), yang
menjadi acuan nasional adalah Standar Isi (SI) terutama Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD). Dengan demikian adalah tugas guru untuk menyusun
indikator, menyiapkan materi pelajaran, menyiapkan strategi dan pengalaman
belajar, sistem evaluasi dan menetapkan sumber-sumber belajar yang relevan dan
SK dan KD.
Bagian ini akan membahas strategi belajar mengajar yang berkenaan dengan tujuan
kurikuler atau tujuan dari mata pelajaran. Untuk mencapai tujuan ini guru
memikirkan topik-topik atau materi pembelajaran tertentu yang akan disampaikan di
kelas. Bagaimana konsep-konsep yang ada dalam SK/KD atau kurikulum dapat
disampaikan dengan berbagai pendekatan, metode dan teknik untuk mencapai
target kompetensi tertentu merupakan hal yang harus dipikirkan dalam memilih
strategi belajar mengajar berkenaaan dengan mata pelajaran yang di ampu.
Secara umum strategi belajar mengajar untuk mata pelajaran mencakup urutan
kegiatan pembelajaran, metode atau pendekatan, media, dan waktu yang digunakan
pengajar dan siswa dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Misalnya, bila guru
akan melaksanakan pembelajaran dengan prinsip aktif learning, materi yang sesuai
dengan SK/KD harus diatur sedemikian rupa sehingga prinsip itu terlaksana,
misalnya siapa pembawa materi apakah guru atau siswa, siapa yang mengajarkannya
apakah kelompok (team teaching) atau perorangan, bagaimana pendekatan yang
digunakan dalam menyajikan materi apakah induktif, atau induktif dilanjutkan
deduktif, atau deduktif saja, serta bagaimana siswa dikelompokkan apakah
kelompok besar, kelompok-kelompok kecil koperatif atau perorangan.
Inti dari sesi ini adalah untuk membekali peserta dengan kemampuan menyiapkan
strategi belajar mengajar tertutama pada penyiapan pengalaman belajar (learning
experiences) yang sesuai untuk menjcapai tujuan pembelajaran dari mata pelajaran
yang diampu oleh guru matematika.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 49
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrSesi ini menekankan pemahaman kepada peserta tentang strategi belajar mengajar
matematika yang behubungan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai dalam mata pelajaran matematika. Tujuan utama sesi ini adalah untuk
memberikan keterampilan kepada peserta sesuai Permen No. 16 tahun 2007 yakni
untuk mengembangkan kompetensi pedagogik inti guru ke-3.3 yaitu menentukan
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
Pada akhir sesi ini, peserta diharapkan dapat:
Mengidentifikasi berbagai kompetensi mata pelajaran matematika.
Menentukan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai.
Menentukan beberapa kegiatan pembelajaran atau pengalaman belajar yang
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai.
PPeerrttaannyyaaaann KKuunncciiApa saja kompetensi yang harus dicapai dalam mata pelajaran matematika?
Apa saja strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai peserta didik dalam pembelajaran matematika?
Pengalaman belajar yang bagaimana yang dapat dilaksanakan untuk mencapai
kompetensi pada pelajaran matematika?
PPeettuunnjjuukk UUmmuummMulailah sesi ini dengan mengidentifikasi kompetensi-kompetensi dan strategi
pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi tersebut. Berikan kepada
kelompok untuk berdiskusi dan brainstorming diantara mereka.
Berikan agar kelompok memiliki peran yang lebih besar dalam menjabarkan
kompetensi ke dalam pengalaman belajar yang sesuai.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi
ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi pedagogik inti
ke-3.3.
Minta kelompok untuk mendiskusikan langkah-langkah yang diambil atau
dipikirkan dalam memilih strategi belajar mengajar pada mata pelajaran
matematika.
Berikan kesempatan kepada kelompok untuk mendiskusikan berbagai bentuk
strategi pembelajaran yang efektif untuk beberapa komptensi pelajaran
matematika
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 50
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannDaftar sumber atau alat bahan yang diperlukan
Kertas flipchart
Spidol marker besar
Penggaris panjang
Handout untuk peserta 3.1: ” tabel mencocokkan kompetensi dan strategi
pembelajaran”.
WWaakkttuuSesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
IICCTTPenggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada
peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
RRiinnggkkaassaann SSeessii
Introduction
5 menit
Fasilitator
memberi
informasi ,
pertanyaan
kunci, dan
pentingnya
materi dan
hasil-hasil
pembelajaran
yang akan
dicapai
Connection
25 menit
Melalui kegiatan
pada handout
3.1 berisi daftar
kompetensi dan
strategi/metode
yang salah,
peserta memberi
alasan mengapa
daftar
kompetensi dan
strategi belajar
mengajar dari
hand out salah,
dan bagaimana seharusnya
Application
55 menit
Peserta dibagi
dalam beberapa
kelompok dan
diberi
kesempatan
menganalisis
berbagai
perbedaan
kompetensi
untuk jenjang
dan semester
SMP/MTs,
memilih stategi
pembelajaran
dan gaya belajar
yang sesuai utk
megembangkan
komptensi tsb pada diri siswa
Reflection
5 menit
Memeriksa
ketercapaian
hasil belajar dan
meminta peserta
mencatat hasil
belajar yang
diperoleh
dijurnalnya
masing-masing
Extension
Di luar sesi,
peserta diminta
membaca
informasi
tambahan 3.1 &
3.2 yang akan
menjadi dasar
dalam kegiatan
penyusunan
strategi belajar
mengajar untuk
mencapai tujuan
pembelajaran.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 51
EEnneerrggiizzeerrEnergizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka
membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan
peserta.
Energizer pada sesi ini adalah ”mengeluarkan uang dari dalam cangkir” yang dapat
dilakukan selama 5-8 menit. Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Minta kepada peserta untuk duduk dan membuat jarak dengan peserta lain.
2. Bagikan kepada setiap peserta 3 buah batang korek api dan sebuah uang logam
Rp50.
3. Tampilkan melalui LCD atau pada kertas flipchart gambar berikut:
4. Minta kepada setiap peserta untuk membuat model seperti gambar dengan
menggunakan batang korek api dan uang logam sehingga menggambarkan
”uang logam dalam cangkir”
5. Minta kepada setiap peserta untuk membuat koinnya berada di luar cangkir
hanya dengan memindahkan dua batang korek api untuk membentuk cangkir
yang kongruen pada posisi yang berbeda.
6. Peserta yang lebih dahulu menemukan solusinya menjadi pemenang dan berhak
memperoleh hadiah yang disediakan
Peerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit)
(1) Sampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator
keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
I
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 52
1
Catatan untuk Fasilitator
Menetapkan strategi belajar mengajar untuk mencapai komptensi
tertentu membutuhkan keterampilan khusus dari seorang guru karena baik
atau buruk, tercapai atau gagal sebuah kompetensi sangat ditentukan oleh
strategi atau metode yang telah disusun.
Pemerintah mewajibkan guru memiliki kompetensi dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran melalui Permen No. 16 tahun 2007
pada kompetensi inti ke-3.3
Connection (25 menit )
(1) Bagikan kepada setiap kelompok copy dari handout 3.1 berisi sebuah daftar
kompetensi dan strategi belajar mengajar yang akan dikomentari atau diperbaiki.
(2) Jelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk menentukan strategi pembelajaran
yang tepat untuk mencapai kompetensi pelajaran matematika.
(3) Minta komentar setiap peserta mendiskusikan daftar tersebut dengan berdasar
kepada:
Kesalahan dari strategi atau metode yang dipiih untuk mencapai kompetensi.
Alasan-alasan atau argument bagaimana seharusnya.
Perbaiki strategi atau metode yang salah atau keliru sehingga menjadi
sebuah daftar yang baik
(4) Katakan kepada peserta agar mengingat kembali metode atau teknik yang
mereka biasa gunakan untuk mencapai SK/KD pada pelajaran yang mereka
ampu.
Catatan untuk Fasilitator
Berikan sebuah daftar kompetensi dan strategi belajar mengajar yang
secara jelas salah (misalnya siswa akan mengembangkan keterampilan
menyelesaikan soal cerita tetapi strategi pembelajarannya adalah dengan
metode ceramah).
Peserta akan mengatakan apakah salah dan mengapa.
Bekerjalah melalui sebuah proses dengan peserta sehingga dapat
memikirkan pemadanan antara kompetensi dan metode atau strategi
pembelajaran.
Application (55 menit)
(1) Bagi peserta ke dalam kelompok, satu kelompok untuk setiap tingkatan kelas
dan semester SMP/MTs.
(2) Setiap kelompok memilih sebuah kompetensi dari tingkatan dan semesternya.
(3) Katakan pada peserta untuk melihat kompetensi berbeda yang mereka harus
kembangkan pada diri siswa sesuai tingkatan kelas dan materi pelajaran
A
C
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 53
(4) Katakan kepada mereka untuk memilih beberapa pengajaran dan gaya belajar
yang tepat dari sesi 1 untuk beberapa kompetensi tersebut.
(5) Umpan balik (Feedback)
Catatan untuk Fasilitator
Katakan kepada partisipan untuk melihat pada perbedaan kompetensi
yang dibutuhkan untuk dikembangkan pada siswa diberbagi tingkatan kelas
dan pelajaran.
Katakan kepada mereka untuk memadankan beberapa gaya belajar
mengajar dari sesi 1 dengan beberapa kompetensi.
Beri kesempatan peserta untuk mengeksplorasi strategi untuk berbagai
kompetensi di tingkatan kelas dan semester.
Minta kepada peserta untuk mengerjakan atau menuliskan pemadanan ini
pada Kertas flipchart
Lakukan umpan balik dari hasil pekerjaan mereka
Reflection (5 menit)
(1) Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan
kunci
(2) Minta kepada peserta mencatat pada buku catatannya hasil-hasil pembelajaran
yang mereka peroleh pada sesi 3 pada jurnalnya masing-masing.
Extension
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab
itu peserta diminta membaca informasi tambahan 3.1 yang akan menjadi dasar
dalam kegiatan penyusunan strategi belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
PPeessaann KKuunncciiDisamping guru memikirkan siapa siswa yang diberi pengajaran, guru juga harus
memikirkan apa yang direncanakan untuk diajarkan ketika memilih strategi belajar
mengajar. Strategi atau metode belajar mengajar seharusnya mendukung
kompetensi yang telah ditargetkan akan dicapai.
E
R
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 54
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannBobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching
Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001.
Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan
Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004
Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara
Dewi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon &
Schuster Company, 1966.
BSNP. Permen No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi
BSNP. Permen No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusa
Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito, 1991.
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
UPI, 2003.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 55
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 33..11
Kompetensi Strategi/Pendekatan/
Metode
Benar atau
Salah
Mengapa? Strategi
apa yang tepat?
Menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
Metode ceramah
Menyajikan himpunan
dengan diagram VennMetode penemuan
Memahami sifat-sifat
sudut yang terbentuk jika
dua garis berpotongan
atau dua garis sejajar
berpotongan dengan
garis lain
Pendekatan deduktif
Membuat sketsa grafik
fungsi aljabar sederhana
pada sistem koordinat
Cartesius
Metode ekspositori
Memecahkan masalah
pada bangun datar yang
berkaitan dengan
Teorema Pythagoras
Metode demonstrasi
Melukis lingkaran dalam
dan lingkaran luar suatu
segitiga
Pendekatan
pemecahan masalah
Membuat jaring-jaring
kubus, balok, prisma dan
limas
Metode drill
Menyajikan data dalam
bentuk tabel dan diagram
batang, garis, dan
lingkaran
Metode inkuiri
Menentukan ruang
sampel suatu percobaanMetode tanya jawab
Menentukan pola barisan
bilangan sederhana
Pendekatan spiral
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 56
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 33..11
Iwan Pranoto Iwan Pranoto ©© 20062006
StandarStandar MatematikaMatematika SekolahSekolah
SSttaannddaarr KKoommppeetteessii ddaann KKoommppeetteennssii DDaassaarr JJeennjjaanngg SSMMPP//MMTTss
Kelas VII, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Bilangan
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan
dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
dan pecahan
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur-
unsurnya
2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar
2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu
variabel
2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan linear
satu variabel
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 57
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Aljabar
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram
Venn dalam pemecahan masalah
4.1 Memahami pengertian dan notasi
himpunan, serta penyajiannya
4.2 Memahami konsep himpunan bagian
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan,
kurang (difference), dan komplemen pada
himpunan
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram
Venn
4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam
pemecahan masalah
Geometri
5. Memahami hubungan garis dengan garis,
garis dengan sudut, sudut dengan sudut,
serta menentukan ukurannya
5.1 Menentukan hubungan antara dua garis,
serta besar dan jenis sudut
5.2 Memahami sifat-sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis berpotongan
atau dua garis sejajar berpotongan
dengan garis lain
5.3 Melukis sudut
5.4 Membagi sudut
Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Aljabar
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus
1.1 Melakukan operasi aljabar
1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya
1.3 Memahami relasi dan fungsi
1.4 Menentukan nilai fungsi
1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar
sederhana pada sistem koordinat
Cartesius
1.6 Menentukan gradien, persamaan dan
grafik garis lurus
Geometri dan Pengukuran
3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam
pemecahan masalah
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk
menentukan panjang sisi-sisi segitiga
siku-siku
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar
yang berkaitan dengan Teorema
Pythagoras
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 58
Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Geometri dan Pengukuran
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya
4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian
lingkaran
4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran
4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat,
panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah
4.4 Menghitung panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran
4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran
luar suatu segitiga
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma,
limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok,
prisma dan limas
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas
Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Statistika dan Peluang
3. Melakukan pengolahan dan penyajian data
3.1Menentukan rata-rata, median, dan
modus data tunggal serta penafsirannya
3.2Menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram batang, garis, dan lingkaran
4. Memahami peluang kejadian sederhana 4.1 Menentukan ruang sampel suatu
percobaan
4.2 Menentukan peluang suatu kejadian
sederhana
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 59
Kelas IX, Semester 2
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Bilangan
5. Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat
dan bentuk akar serta penggunaannya dalam
pemecahan masalah sederhana
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan
berpangkat dan bentuk akar
5.2 Melakukan operasi aljabar yang
melibatkan bilangan berpangkat bulat
dan bentuk akar
5.3 Memecahkan masalah sederhana yang
berkaitan dengan bilangan berpangkat
dan bentuk akar
6. Memahami barisan dan deret bilangan serta
penggunaannya dalam pemecahan masalah
6.1 Menentukan pola barisan bilangan
sederhana
6.2 Menentukan suku ke-n barisan aritmatika
dan barisan geometri
6.3 Menentukan jumlah n suku pertama deret
aritmatika dan deret geometri
6.4 Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan barisan dan deret
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 60
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 33..22
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs
1. Memahami konsep bilangan real, operasi hitung dan sifat-sifatnya (komutatif,
asosiatif, distributif), barisan bilangan sederhana (barisan aritmetika dan sifat-
sifatnya), serta penggunaannya dalam pemecahan masalah
2. Memahami konsep aljabar meliputi: bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, persamaan
dan pertidaksamaan linear serta penyelesaiannya, himpunan dan operasinya, relasi,
fungsi dan grafiknya, sistem persamaan linear dan penyelesaiannya, serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
3. Memahami bangun-bangun geometri, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, ukuran dan
pengukurannya, meliputi: hubungan antar garis, sudut (melukis sudut dan membagi
sudut), segitiga (termasuk melukis segitiga) dan segi empat, teorema Pythagoras,
lingkaran (garis singgung sekutu, lingkaran luar dan lingkaran dalam segitiga dan
melukisnya), kubus, balok, prisma, limas dan jaring-jaringnya, kesebangunan dan
kongruensi, tabung, kerucut, bola, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah
4. Memahami konsep data, pengumpulan dan penyajian data (dengan tabel, gambar,
diagram, grafik), rentangan data, rerata hitung, modus dan median, serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah
5. Memahami konsep ruang sampel dan peluang kejadian, serta memanfaatkan dalam
pemecahan masalah
6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan
7. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
mempunyai kemampuan bekerja sama
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 61
Sesi 4
Bagaimana Guru Merangsang Partisipasi Aktif
Siswa di dalam Proses Belajar Mengajar?
PPeennddaahhuulluuaannMengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi
otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata
tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil
belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka
harus menggunakan otak melalui: mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan
menerapkan apa yang mereka telah pelajari. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan
tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan
thinking aloud).
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengarnya,
melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan teman
(secara koperatif) dan guru. Bukan cuma itu, siswa perlu “mengerjakan”- yakni
menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktikkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Melvin L. Silberman mengemukakan “Paham Belajar Aktif”, yang dikutip sebagai
modifikasi dari kata-kata bijak Konfusius, yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan, atau diskusikan dengan orang lain, saya
mulai pahami.
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
Kata-kata bijak di atas, yaitu dengar, lihat, pertanyakan, diskusikan, terapkan, dan
ajarkan adalah hal-hal pokok yang paling mendasar dan sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia
menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk
memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. Kegiatan belajar
aktif tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa. Belajar aktif tidak hanya
diperlukan untuk menambah kegairahan, namun juga untuk menghargai perbedaan
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 62
individual dan beragamnya kecerdasan. Oleh karena itu kemampuan merangsang
(menstimulate) partisipasi aktif siswa di dalam proses pembelajaran adalah
kompetensi inti yang harus dikuasai guru.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrFokus dari sesi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta bagaimana
guru meransang partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mengajar. Secara
khusus tujuan dari sesi ini adalah untuk mengembangkan kompetensi guru sesuai
Permen No. 16 tahun 2007 yakni pada kompetensi pedagogik inti guru: menentukan
pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu
(komptensi inti-3.3), menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal (kompetensi inti 6.1),
dan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya (kompetensi inti 6.2).
Faslitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini sehingga pada
akhir sesi, peserta dapat:
Mengidentifikasi ciri-ciri proses pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
untuk berpartisipasi secara aktif.
Mengindentifikasi cara-cara menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
Mempraktekan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
proses belajar mengajar.
PPeerrttaannyyaaaann KKuunncciiBagaimana ciri-ciri pembelajaran yang dapat memotivasi partisipasi aktif siswa di
kelas?
Cara-cara atau tugas apa sajakah yang dikembangkan guru untuk menstimulasi
partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran?
Model pembelajaran apa saja yang dapat diterapkan untuk melibatkan partisipasi
aktif siswa dalam pembelajaran?
PPeettuunnjjuukk UUmmuummMulailah sesi ini dengan meminta peserta mengamati perbedaan pembelajaran
aktif dengan pembelajaran secara tradisional melalui analisa gambar.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi
ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-3.3,
kompetensi inti 6.1, dan kompetensi 6.2.
Periksa sumber dan alat yang akan digunakan pada sesi ini. Ingatkan kembali
kepada peserta menuliskan hasil belajarnya pada jurnal mereka masing-masing.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 63
Beri kesempatan kepada setiap peserta mengidentifikasi ciri-ciri pembelajaran
yang dapat memotivasi siswa berpartisipasi secara aktif.
Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam
kegiatan.
Minta kelompok untuk mendiskusikan cara-cara atau teknik-teknik menstimualsi
siswa agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Bimbing peserta untuk menerapkan pembelajaran partisipatif dan interaksi aktif
siswa melalui bermain peran (role play).
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannDaftar sumber atau alat bahan yang diperlukan
Kertas flipchart
Spidol marker besar
Handout 4.1 berisi ”perbandingan aktivitas pembelajaran dengan
strategi/metode tradisional dan aktif learning di dalam kelas”.
Informasi tambahan 4.1: berisi informasi ”menggagas pembelajaran aktif”
Informasi tambahan 4.2: Power Point ”tentang cara-cara atau teknik dalam
pembelajaran aktif”
Hadiah permen/cemilan sebanyak 5-6 bungkus dalam kemasan menarik.
WWaakkttuuSesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
IICCTTPenggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada
peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 64
RRiinnggkkaassaann SSeessii
EEnneerrggiizzeerrEnergizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka
membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan
peserta dalam hal ini.
Energizer pada sesi ini adalah ” Emergency” yang dapat dilakukan selama 5-8 menit.
Adapun langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
Perhatikan gambar di bawah ini:
B
A
g
Dalam suatu kegiatan kemah bakti sosial, sekelompok anak pramuka sedang
melakukan karya bakti di Kantor Lurah (A). Setelah semua anggota pramuka berada
Introduction
-5 menit
Fasilitator
memaparkan
tema, tujuan
dan hasil
pembelajaran,
serta
pertanyaan-
pertanyaan
kunci kepada
peserta
Connection
- 25 menit
Peserta
membentuk
kelompok,
mengerjakan
berikan handout
4.1. berisi per-
bandingan
pembelajaran
tradisional dan
pembelajaran
aktif.
Mendeskripsikan
yang ” interaktif,
inspirasional,
menyenangkan,.
Application
- 50 menit
Kelompok,
mempraktekkan
suatu proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
salah satu teknik
pada informasi tambahan 4.2
Reflection
- 10 menit
Menanyakan
kepada peserta
mengenai
ketercapaian
tujuan sesi ini.
Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk menulis
hasil belajar sesi
ini ke dalam
jurnalnya masing-
masing
Extension
Peserta
mempelajari
bahan bacaan
dan semua
informasi
tambahan 4.1
dan 4.2 pada
sesi 4
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 65
di Kantor Lurah untuk melakukan karya bakti tersebut tiba-tiba terjadi kebakaran
pada kemah-kemah mereka di lokasi B. Tidak begitu jauh dari Masjid tempat karya
bakti, terdapat sungai (lihat garis g). Minta peserta menentukan satu titik (tempat)
pada sungai untuk mengambil air buat memadamkan api yang berkobar pada
lokasi perkemahan mereka.
PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit)
(1) Fasilitator memaparkan tema, tujuan dan hasil pembelajaran, serta pertanyaan-
pertanyaan kunci kepada peserta.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
(3) Mintalah para peserta untuk melihat materi kompetensi pedagogik inti guru
yang mengacu pada kompetensi inti 3.3, 6.1, dan 6.2. Jelaskanlah bahwa sesi
ini akan membantu mereka untuk mengembangkan berbagai kompetensi
tersebut.
Connection (30 menit )
(1) Organisasikan peserta menjadi beberapa kelompok. Anggota kelompok
diusahakan seheterogen mungkin.
(2) Minta kelompok mempelajari handout 4.1 yang berisi gambar atau foto
pembelajaran secara tradisional dan pembelajaran aktif.
(3) Minta peserta untuk membandingkan dan menganalisa kedua gambar di dalam
handout 4.1 tersebut.
(4) Minta peserta menemukan ciri-ciri masing-masing pembelajaran tersebut.
(5) Motivasi peserta agar memahami makna: partisipasi, interaktif, dan inspirasional,
serta minta mereka mengidentifikasi ciri-ciri dari makna-makna tersebut dari
gambar yang diberikan.
(6) Beri kesempatan kepada peserta untuk memperkenalkan metode-metode yang
mendorong partisipasi dan interaksi siswa.
(7) Pada akhir dari bagian connection ini, minta peserta menyimpulkan apa makna
partisipasi, interaktif, dan inspirasional dalam pembelajaran.
1
Catatan untuk Fasilitator
Guru harus memahami sebuah proses pembelajaran yang ” interaktif,
inspirasional, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara
aktif.
Peserta diharapkan mempelajari strategi pembelajaran yang dapat mendorong
partsipasi siswa di dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada jiwa atau ciri-ciri metode
C
I
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 66
pembelajaran aktif.
Fokus pemamahan strategi pembelajaran aktif adalah pada ketepatan strategi
tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pelajaran di kelas.
Bagaimana guru dapat mengorganisasi dan mengelola kelas dengan berbagai
cara antara lain dengan kerja kelompok kecil di dalam pelajaran.
Application (50 menit )
(1) Peserta bekerja di dalam kelompok masing-masing.
(2) Minta peserta mempraktekkan sebuah proses pembelajaran yang ” interaktif,
inspirasional, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara
aktif dengan cara memilih salah satu teknik pada informasi tambahan 4.2.
(3) Katakan kepada peserta melakukan teknik tersebut di dalam proses
pembelajaran.
(4) Strategi role play diserahkan kepada masing-masing kelompok.
1
Catatan untuk Fasilitator
Seorang guru matematika yang baik harus mampu memahami cara menstimulasi
siswa agar mereka dapat terlibat dalam pembelajaran.
Interaksi efektif, menyenangkan dan menantang akan membangun partisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
Semakin baik seorang guru dalam menstimulasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran akan semakin partisipatif siswa dalam pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran aktif dapat
digunakan membangun partisipasi aktif, yakni:
1. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri
2. Peserta didik menentukan sumber pembelajaran dan cara mencarinya
3. Peserta didik mampu memecahkan masalah
4. Peserta didik mampu mengevaluasi hasil belajar
Beberapa strategi:
BBAAGGAAIIMMAANNAA MMEENNJJAADDIIKKAANN SSIISSWWAA AAKKTTIIFF SSEEJJAAKK AAWWAALL
SSttrraatteeggii ppeemmbbeennttuukkaann ttiimm
SSttrraatteeggii ppeenniillaaiiaann sseeddeerrhhaannaa
SSttrraatteeggii ppeelliibbaattaann bbeellaajjaarr llaannggssuunngg
BBAAGGAAMMAANNAA MMEEMMBBAANNTTUU SSIISSWWAA MMEENNDDAAPPAAKKAANN PPEENNGGEEAAHHUUAANN,, KKEETTEERRAAMMPPIILLAANN
DDAANN SSIIKKAAPP SSEECCAARRAA AAKKTTIIFF
KKeeggiiaattaann bbeellaajjaarr ddaallaamm ssaattuu kkeellaass--ppeennuuhh
MMeennssiimmuullaassii ddiisskkuussii kkeellaass
PPeennggaajjuuaann ppeerrttaannyyaaaann
BBeellaajjaarr bbeerrssaammaa
PPeennggaajjaarraann sseessaammaa ssiisswwaa
A
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 67
BBeellaajjaarr sseeccaarraa mmaannddiirrii
BBeellaajjaarr yyaanngg eeffeekkttiiff
PPeennggeemmbbaannggaann kkeetteerraammppiillaann
BBAAGGAAIIMMAANNAA MMEENNJJAADDIIKKAANN BBEELLAAJJAARR TTIIDDAAKK TTEERRLLUUPPAAKKAANN
SSttrraatteeggii ppeenniinnjjaauuaann kkeemmbbaallii
PPeenniillaaiiaann sseennddiirrii
PPeerreennccaannaaaann MMaassaa DDeeppaann
UUccaappaann ppeerrppiissaahhaann
Reflection (5 menit )
(1) Lihat lagi pada pokok-pokok pertanyaan yang diberikan pada awal sesi.
Tanyakan kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut dan minta peserta untuk
menjawab dengan menggunakan apa yang telah mereka pelajari selama sesi.
Tanyakan apa lagi selain itu yang mereka pelajari.
(2) Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan
kunci dan menuliskannya dalam jurnal refleksi pembelajaran.
EExxtteennssiioonn
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab
itu peserta diminta membaca kembali seluruh informasi tambahan pada sesi ini
sebagai bahan untuk pengembangan silabus lebih lanjut.
PPeessaann KKuunnccii
Seluruh strategi atau metode pembelajaran yang guru gunakan seharusnya
merangsang partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar mereka. Ketika kegiatan
belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu, misalnya menemukan pola,
mengajukan pertanyaan, memecahkan masalah, membuat pemetaan, dan memberi
alasan logis. Kegiatan belajar aktif tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa.
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannBobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching
Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001.
Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan
Metode Alissa. Kaifa: Bandung, 2004
R
E
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 68
Galvin & Cooper, The Basic of Speech, Learning to Be a Competent
Communicator, National Textbook Company. Illionis USA, 2004
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 69
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 44..11
FFoottoo AA::
FFoottoo BB::
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 70
Petunjuk:
Perhatikan dengan seksama kedua gambar di atas. Foto A mengilustrsikan metode tradisional di
dalam kelas. Foto B mendemonstrasikan para siswa yang belajar dengan pendekatan aktif.
Silahkan membandingkan kedua gambar tersebut.
Fokus Foto A Foto B
Apa yang siswa sedang
lakukan?
Apakah yang siswa gunakan?
Dimanakah siswa sedang
duduk?
Bagaimana siswa duduk?
Siapa siswa yang berbicara?
Apa pendapat anda tentang
perasaan siswa? (mis: bosan,
bergairah?
Apakah berpikir bahwa guru
sedang melakukan sesuatu?
Mengapa anda berpikir
demikian?
Apakah anda berpikir bahwa
guru sedang berbicara?
Kepada siapa? Mengapa anda
berpikir demikian?
Menurut anda, dimanakah
guru berada? Mengapa anda
berpikir demikian?
Kesimpulan:
Apa kata-kata yang kamu akan gunakan untuk menguraikan keseluruhan suasana dan
lingkungan pada setiap foto? Adakah proses pembelajaran yang ” interaktif, inspirasional,
menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif?
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 71
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 44..11
Menggagas Pembelajaran Aktif
Taufik Asmiyanto
Teachers need time to reflect upon
and discuss ideas, they need
opportunities to try out and practice
new strategies, to begin to change
their own attitudes and behaviors in
order to change those of their
students, to observe themselves and
their colleagues – and then they need
more time to reflect upon and
internalize these concepts. (Paul,
1990: 352) Pembelajaran Sebelum
masuk pada permasalahan seputar pembelajaran aktif, alangkah baiknya kita
menyatukan persepsi terlebih dahulu mengenai makna pembelajaran. Masih
banyaknya pandangan yang menganggap sama makna belajar dan
pembelajaran, menuntut perlu dilakukanya upaya pendefinisian istilah
pembelajaran. Karena, boleh jadi, ada beragam pula makna pembelajaran itu
sendiri. Pembelajaran didefinisikan dengan berbagai ragam pengertian
(polisemi). Dalam tulisan ini, meminjam definisi Jerrold E. Kemp (1977),
pembelajaran dimaknai sebagai suatu proses yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang relatif permanen. Diperoleh melalui berpikir (thinking),
merasakan (feeling), dan tindakan (doing). Jadi, pembelajaran seharusnya
mengubah individu dari tidak tahu menjadi tahu; dari tidak tanggap menjadi
tanggap; dan dari tidak mampu menjadi mampu. Sehingga dapat dikatakan
bahwa dalam proses
pembelajaran, harus terjadi perubahan yang signifikan mencakup domain
kognitif, psikomotor dan afektif. Atau dengan kata lain aktifitas
pembelajaran yang baik, setidaknya pada akhir proses pembelajarannya
mencapai salah satu dari ketiga domain tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya,
dalam setiap perumusan sasaran pembelajaran dan setiap kali pengajar
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 72
melakukan evaluasi hasil pembelajaran, haruslah memperhatikan ketiga
ranah kunci itu.
Ketiga ranah sasaran pembelajaran tersebut di atas atau yang juga dikenal
dengan istilah taksonomi proses intelektual seharusnya tercermin dalam
setiap sasaran pembelajaran. Sehingga pada akhir proses pembelajaran,
penilaian keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan berpatokan pada
degree atau derajat kemampuan yang telah ditetapkan dalam sasaran
pembelajaran. Istilah derajat kemampuan ini akan dibahas lebih lanjut dalam
bagian mengenai sasaran pembelajaran.
Efektifitas pembelajaran tentu saja tidak hanya termaknai pada kalimat yang
dituliskan pada sasaran pembelajarannya saja. Ada segenap faktor yang juga
turut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Minat dan kemampuan
intelektual peserta ajar di satu sisi sangat mendukung keberhasilan. Seorang
yang memiliki minat pada bidang tertentu, sudah dapat dipastikan akan
mempunyai motivasi lebih tinggi untuk menguasai bidang yang diminatinya.
“Kerja keras” tentu menjadi bagian dalam proses penguasaan bidangnya
tersebut. Sementara, seorang yang tidak mempunyai minat terhadap satu
bidang, akan tetapi adanya keharusan untuk menguasainya, tentu yang ada
hanyalah “kerja paksa” menjadi bagian dalam proses penguasaannya.
Sistem pendidikan atau kurikulum juga menjadi bagian yang tak perpisahkan
dalam pencapaian efektifitas pembelajaran. Sementara itu, faktor-faktor
seperti metode pengajaran, kemampuan pengajar, pengelolaan pendidikan,
dan alat bantu juga tak sedikit membuat pengaruh dalam proses
keberhasilan pembelajaran.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 73
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif atau yang diistilahkan oleh Candy (1994) adalah
pembelajaran yang sengaja didesain agar peserta didik dapat secara aktif
dan bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya. Pembelajaran di sini
tidak lagi menempatkan peserta didik sebagai objek pembelajaran,
sebagaimana yang selama ini terjadi, namun diposisikan sebagai subjek
pembelajaran yang memiliki tanggung jawab sendiri dalam keberhasilan
proses pembelajarannya. Sistem ini tidak lagi memposisikan pengajar
sebagai pusat (teacher- centred), akan tetapi peserta didik harus mampu
mengembangkan pembelajarannya sendiri (self directed learning). Pengujian
seberapa besar peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran juga
dilakukan oleh peserta didik sendiri. Jadi, peserta didik sebagai peserta didik
merupakan “arsitek” pendidikannya sendiri yang bertanggung jawab
terhadap isi dan struktur kurikulum. (Candy, 1994: 127-128)
Tahapan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses aktif yang harus ditempuh oleh peserta ajar
dalam memahami suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam sistem
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 74
pembelajaran aktif, dengan mengutip teori pendidikan Gal’perin dalam
Utomo (1991: 36-39), terdapat empat tahapan pembelajaran.
1. Orientasi
Pada tahap ini, peserta didik beroritentasi terhadap unsur-unsur ilmu
yang penting, termasuk cara-cara penalaran yang khas untuk bidang itu.
Kaitan antara unsur-unsur ilmu harus diperlihatkan. Di sini peserta didik
juga diberitahukan mengenai hubungan masing-masing mata ajar dalam
kerangka kurikulum dan kegunaan mata ajar tersebut. Bila peserta didik
diharapkan memahami dan mampu menerapkan suatu mata ajar, maka
prosedur pengoperasian dan contoh penerapan juga harus diberikan.
2. Latihan
Latihan dilakukan dalam rangka mengukur sejauh mana pengetahuan
atau pemahaman peserta didik terhadap bahan yang diberikan. Di sini
peserta didik didorong untuk menggunakan pengetahuan itu dan
mempelajari semua sifatnya. Latihan ini dapat saja dilakukan dalam
bentuk pembahasan teori (tanya-jawab), tugas-tugas, soal-soal ataupun
praktikum. Latihan ini akan berhasil bila selama latihan didampingi dan
proses belajar dipelihara.
3. Umpan-balik
Umpan-balik ini berperan sebagai cermin atas proses pembelajaran yang
telah dilaluinya. Di sini, peserta didik mendapat kesadaran tentang hasil
belajar yang telah dicapainya. Mengetahui kesalahan, yang biasanya
disebabkan oleh cara pendekatan yang tidak sistematis.
4. Lanjutan
Di sini peserta didik melanjutkan proses belajarnya dengan cara
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Jadi,
tidak cukup jika suatu kuliah diakhiri dengan suatu ujian, tanpa adanya
kesempatan bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahannya.
Metode Pembelajaran
Pemilihan metode pembelajaran tentu disesuaikan dengan sasaran
pembelajaran. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran aktif, yakni:
1. Instruction methods
Metode yang juga dikenal dengan istilah kuliah (ceramah), pengajar
memberikan materi ajar kepada peserta didik dengan satu arah. Metode
ini tidak memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan pengajarnya.
Peserta didik menjadi pasif, tidak terlatih untuk mengeluarkan pendapat
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 75
dan menerima pendapat orang lain. Peserta didik juga tidak terlatih
dalam memecahkan masalah. Namun, metode ini lebih bisa menghemat
waktu, sumber daya pengajar yang diperlukan juga tidak banyak.
Sehingga metode ini jelas lebih dapat menghemat biaya. Contoh metode
ini, antara lain: ceramah, demonstrasi, dan excursion.
2. Interaction methods
Metode ini memungkinkan Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Dengan metode ini Peserta didik akan terbiasa untuk
mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat orang lain. Peserta didik
juga akan terbiasa memecahkan masalah. Contoh metode ini, yakni:
discussion, carroussel discussion, wall or blackboard discussion, panel
discussion, discussion with an open chair, open questioning,
brainstorming, class conversation, pro-contra methods, role-playing,
case-study.
3. Independent study methods
Metode belajar mandiri memungkinkan peserta didik mengembangkan
wawasannya. Sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif, peserta didik
dapat menentukan metode pembelajarannya sendiri. Peserta didik juga
akan secara aktif menentukan sumber pembelajarannya dan cara
mencarinya. Peserta didik mampu mengenali masalah dan mencari sendiri
solusi dari masalahnya tersebut. Contoh dari metode ini, yakni:
homework, literature study, make an exhibition, interview, learning
inquary, practicum, write an essay, write on observation study
Sumber: Diadaptasi dari Taufik Asmiyanto, Menggagas
Pembelajaran Aktif CEDS.htm
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 76
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 44..22Teknik-Teknik Mengaktifkan Siswa
(Sumber: Nana Jumhana dan Moh. Nur Arifin. Bahan Presentase Active Learning)
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 31
MEDIA :MEDIA :* * BuatBuat kotakkotak sesuaisesuai keperluankeperluan
* * BuatBuat soalsoal sesuaisesuai SK/KDSK/KD
Langkah-langkah :1. Sampaikan materi sesuai SK/KD
2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir hurufdalam kotak sesuai jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 32
LanjutanLanjutan
CONTOH :
TIGGNIRI
SOBKECAS
LRSIAALK
AIASLNOA
NGTIIGDS
ISRRINAN
MRETRABA
OUKNAUAR
NKOINEYT
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 77
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 33
Lanjutan: CONTOH SOAL1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan
cara …….
2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang ataujasa disebut nilai …….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asingdisebut …….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual belidisebut motif …….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening kebank untuk membayar sejumlah uang disebut …….
Index cards matchIndex cards match
Siapkan kartuSiapkan kartu--kartu yang berisi pertnyaan pada satu kartu dan kartu yang berisi pertnyaan pada satu kartu dan jawaban pada kartu lainnya.jawaban pada kartu lainnya.
Kocok kartuKocok kartu--kartu tersebut, dan bagikan kepada para siswakartu tersebut, dan bagikan kepada para siswa Minta siswa untuk bergerak mencari pasanga dari kartu yang dia Minta siswa untuk bergerak mencari pasanga dari kartu yang dia
miliki, miliki, Setelah menemukan pasangannya, minta mereka duduk Setelah menemukan pasangannya, minta mereka duduk
berdampinganberdampingan Tunjuk beberapa pasangan untuk membacakan pertanyaan dan Tunjuk beberapa pasangan untuk membacakan pertanyaan dan
jawaban yang telah mereka jodohkanjawaban yang telah mereka jodohkan Guru mengklarifikasi match dan tidaknya kartuGuru mengklarifikasi match dan tidaknya kartu--kartu itukartu itu Berikan hukuman yang bersifat menghibur bagi pasangan yang Berikan hukuman yang bersifat menghibur bagi pasangan yang
salah menjodohkan kartusalah menjodohkan kartu
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 78
Sinergetic TeachingSinergetic Teaching
Bagi kelas ke dalam dua kelompokBagi kelas ke dalam dua kelompok Minta satu kelompok untuk tinggal di dalam kelas dan kelompok laMinta satu kelompok untuk tinggal di dalam kelas dan kelompok lain in
diberi teks bacaan dan diminta untuk membaca di luar kelasdiberi teks bacaan dan diminta untuk membaca di luar kelas Berikan materi bagi siswa yang berada di kelas, dengan ceramahBerikan materi bagi siswa yang berada di kelas, dengan ceramah Setelah selesai ceramah, minta siswa yang berada di luar untuk Setelah selesai ceramah, minta siswa yang berada di luar untuk
memasuki ruangan kembali dan dibasangkan dengan siswa yang memasuki ruangan kembali dan dibasangkan dengan siswa yang ada di dalam kelasada di dalam kelas
Minta mereka, untuk mendiskusikan materi yang dibaca dari teks Minta mereka, untuk mendiskusikan materi yang dibaca dari teks bacaan dan yang didapat dari ceramah gurubacaan dan yang didapat dari ceramah guru
Guru memberikan pertanyaanGuru memberikan pertanyaan--pertanyaan pada siswa secara pertanyaan pada siswa secara random mengenai materi yang didiskusikanrandom mengenai materi yang didiskusikan
Klarifikasi dari guru.Klarifikasi dari guru.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 79
JIGSAW LEARNINGJIGSAW LEARNING
PilihPilih materimateri pelajaranpelajaran yang yang dapatdapat dibagidibagi menjadimenjadi beberapabeberapa segmensegmen BagilahBagilah siswasiswa menjadimenjadi beberapabeberapa kelompokkelompok sesuaisesuai dengandengan jumlahjumlah
segmensegmen yang yang adaada SetiapSetiap kelompokkelompok mendapatmendapat tugastugas membacamembaca topiktopik materimateri pelajaranpelajaran
yang yang berbedaberbeda SetiapSetiap kelompokkelompok mengirimkanmengirimkan anggotanyaanggotanya keke kelompokkelompok lain lain untukuntuk
menyampaikanmenyampaikan apaapa yang yang telahtelah dipelajaradipelajara didi kelompokkelompok KembalikanKembalikan suasanasuasana kelaskelas sepertiseperti semulasemula kemudiankemudian tanyakantanyakan
sekiranyasekiranya adaada persoalanpersoalan yang yang tidaktidak terpecahkanterpecahkan dalamdalam kelmpokkelmpok SampaikanSampaikan beberapabeberapa pertanyaanpertanyaan kepadakepada siswasiswa untukuntuk mengecekmengecek
pemahamanpemahaman merekamereka terhadapterhadap materimateri
TEKS ACAKTEKS ACAK PilihPilih bacaanbacaan yang yang akanakan disampaikandisampaikan PotongPotong bacaanbacaan tersebuttersebut menjadimenjadi beberapabeberapa bagianbagian PotonganPotongan bisabisa dilakukandilakukan perkalimatperkalimat atauatau perduanperduan
kalimatkalimat BagiBagi siswasiswa menjadimenjadi beberapbeberap kelompokkelompok kecilkecil BeriBeri setiapsetiap kelompokkelompok satusatu bacaanbacaan yang yang sudahsudah dipotongdipotong--
potongpotong TugasTugas siswasiswa adalahadalah menyusunmenyusun bacaanbacaan sehinggasehingga dapatdapat
dibacadibaca dengandengan uruturut PelajariPelajari dandan diskusikandiskusikan teksteks bacaanbacaan dengandengan siswasiswa, ,
dengandengan caracara yang yang andaanda kehendakikehendaki
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 80
DEBAT AKTIFDEBAT AKTIF KembangkanKembangkan sebuahsebuah pernyataanpernyataan yang yang kontroversialkontroversial yang yang sesuaisesuai dengandengan materimateri
pelajaranpelajaran BagiBagi kelaskelas keke dalamdalam duadua team, team, MintalahMintalah satusatu kelompokkelompok berperanaberperana sebagaisebagai kelompokkelompok
yang pro yang pro dandan kelompokkelompok lain lain sebagaisebagai kelompokkelompok yang yang kontrakontra BuatBuat duadua sampaisampai empatempat sub sub kelompokkelompok dalamdalam masingmasing--masingmasing kelompokkelompok debatdebat, , setiapsetiap
lelompoklelompok dimintadiminta mengembangkanmengembangkan argumenargumen yang yang mendukungmendukung masingmasing--masingmasing posisiposisi, , diakhirdiakhir diskusidiskusi setiapsetiap kelompokkelompok memilihmemilih jurujuru bicarabicara
SiapkanSiapkan duadua sampaisampai empatempat kursikursi untukuntuk jurujuru bicarabicara yang pro yang pro dandan jumlahjumlah kursikursi yang yang samasama untukuntuk kelompokkelompok yang yang kontrakontra
SiswaSiswa yang lain yang lain dudukduduk dibelakangdibelakang parapara jurujuru bicarabicara MulailahMulailah debatdebat dengandengan caracara jurujuru bicarabicara mempresentasikanmempresentasikan pandanganpandangan merekamereka SetelahSetelah mendengarmendengar argumenargumen pembukapembuka hentikanhentikan debatdebat dandan kembalikembali keke sub sub kelompokkelompok SetiapSetiap kelompokkelompok dimintadiminta untukuntuk mempersiapkanmempersiapkan argumenargumen lanjutanlanjutan yang yang menolakmenolak
argumenargumen pembukapembuka daridari kelompokkelompok lainlain LanjutkanLanjutkan debatdebat dengandengan jurujuru bicarabicara yang yang barubaru, , dandan dimintadiminta untukuntuk memberikanmemberikan
argumenargumen penentangpenentang SiswaSiswa diperbolehkandiperbolehkan bersorakbersorak atasatas argumenargumen kelompokkelompok merekamereka.. PadaPada saatsaat yang yang tepattepat akhiriakhiri debatdebat, , tidaktidak perluperlu menentukanmenentukan kelompokkelompok manamana yang yang
menangmenang, , pastikanpastikan bahwabahwa kelaskelas terintregasiterintregasi kembalikembali antaraantara kelompokkelompok yang yang berlawananberlawanan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 2
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KDDENGAN KD
Langkah-langkah :1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP3.Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar4.Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas5.Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai7.Kesimpulan
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 81
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 3
Langkah-langkah :1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai2.Menyajikan materi sebagai pengantar3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambartersebut
6.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkankonsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.Kesimpulan/rangkuman
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 4
(KEPALA BERNOMOR)(KEPALA BERNOMOR)(SPENCER KAGAN, 1992)(SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain6.Kesimpulan
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 82
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 7
(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap
tugas yang berangkaiMisalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor duamengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan danseterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruhkeluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomorsama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain5. Kesimpulan
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 11
Langkah-langkah :1.Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2.Guru menyajikan materi sebagaimana biasa3.Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang4.Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambilmembuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitujuga kelompok lainnya
5.Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasilwawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagiansiswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranyabelum dipahami siswa
7.Kesimpulan/penutup
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 83
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 13
(MENCARI PASANGAN)(MENCARI PASANGAN)(Lorna Curran, 1994)(Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagianlainnya kartu jawaban
2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin6.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya7.Demikian seterusnya8.Kesimpulan/penutup
Materi 10 - Model-model Pembelajaran 40
Langkah-langkah :1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative
learning / CL) 2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik.
Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa
diserahkan. Setiap bebicara satu kupon4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis5. Dan seterusnya
StrukturStruktur yang yang dapatdapat digunakandigunakan untukuntuk mengajarkanmengajarkanketerampilanketerampilan sosialsosial, , untukuntuk menghindarimenghindari siswasiswa mendominasimendominasi
pembicaraanpembicaraan atauatau siswasiswa diamdiam samasama sekalisekali
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 84
Sesi 5
Bagaimana Guru dapat Menghubungkan Proses
Belajar-Mengajar Matematika dengan Kehidupan
Nyata?
PPeennddaahhuulluuaannDalam mindset beberapa siswa, seringkali matematika dianggap sebagai mata
pelajaran yang menyulitkan, menakutkan, ribet karena banyak rumus, dan tidak
bermanfaat atau tidak akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mustahil,
sebagian orang dewasa pun beranggapan seperti itu. Padahal, dalam penggunaan
handphone – yang sekarang ini di masyarakat – terdapat aplikasi konsep matematika
sistem biner. Bahkan, dari mulai bangun tidur sampai kembali tidur, konsep-konsep
matematika dari yang sederhana sampai yang rumit digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Begitu pun sebaliknya, sebagian konsep-konsep matematika – pada
dasarnya - diperoleh dari hasil pengamatan dan analisis para ahli terhadap adat
budaya atau hal-hal yang terjadi dalam masyarakat. Keterkaitan antara matematika
(mathematics) dan masyarakat (community) ini pernah dibahas dalam Modul 4.
Dengan demikian, perlu ada upaya dari guru untuk merubah mindset di atas.
Misalnya dengan menghubungkan (connection) matematika dengan kehidupan nyata
yang dialami siswa sehari-hari. Hal ini merupakan salah satu indikator seorang siswa
memiliki kemampuan koneksi sebagai hasil proses belajar matematika seperti yang
diungkapkan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).
Secara garis besarnya, beberapa indikator - yang digariskan oleh NCTM - tentang
kemampuan siswa SMP dalam koneksi matematik dirangkum oleh Arthur F. Coxford
sebagai berikut: ”menghubungkan pengetahuan konsep dan prosedur;
menggunakan matematika dalam daerah kurikulum lainnya; menggunakan
matematika dalam aktifitas hidup sehari-hari; memandang matematika sebagai
sebuah keutuhan yang terintegrasi; menerapkan pemikiran dan pemodelan
matematika untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam disiplin ilmu lainnya
seperti seni, musik, psikologi, sains, dan bisnis; menggunakan dan menilai
hubungan di antara topik-topik matematik; menilai aturan-aturan matematika dalam
budaya dan masyarakat; serta mengenali representasi yang ekuivalen dari konsep-
konsep yang sama”.
Dengan demikian, upaya guru untuk menghubungkan proses belajar-mengajar
matematika dengan kehidupan nyata dapat memberi dua dampak positif yaitu
menghilangkan keterasingan matematika dari kehidupan siswa yang diharapkan
merubah kesan matematika menjadi lebih familiar untuk dipelajari serta
memunculkan dan mengasah kemampuan siswa dalam koneksi matematik. Dengan
kedua dampak ini, diharapkan materi sesi ini dapat mengembangkan kompetensi inti
guru ke-3.3 yaitu menentukan pengalaman pembelajaran yang memadai untuk
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 85
mencapai tujuan pembelajaran, kompetensi inti guru ke-6.1 yaitu menyediakan
aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk mendukung siswa dalam mencapai
hasil secara optimal, serta kompetensi inti guru ke-6.2 yaitu menyediakan aktivitas
pembelajaran yang bervariasi untuk mengaktualisasikan potensi siswa termasuk
kreativitasnya.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrTujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih
mengembangkan kompetensi pedagogik inti 3.3 menentukan pengalaman
pembelajaran yang memadai untuk mencapai tujuan pembelajaran, kompetensi inti
guru ke-6.1 yaitu menyediakan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk
mendukung siswa dalam mencapai hasil secara optimal, serta kompetensi inti guru
ke-6.2 yaitu menyediakan aktivitas pembelajaran yang bervariasi untuk
mengaktualisasikan potensi siswa termasuk kreativitasnya. Pada sesi ini peserta akan
mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi
peserta didik dengan menghubungkan hal-hal yang mereka pelajari di kelas dengan
kehidupan nyata mereka sebagai keluarga, anggota masyarakat, pembelajar, dan
pekerja. Pada akhir sesi ini peserta dapat:
Memahami bahwa salah satu indikator perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran matematika yang baik adalah jika ada hubungan pembelajaran di
kelas dengan kehidupan nyata.
Mengidentifikasi beberapa strategi pembelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik.
Mengidentifikasi topik pembelajaran matematika (fakta, konsep, dan
keterampilan) yang relevan dengan situasi kehidupan nyata.
Menjabarkan aspek kunci dari pembelajaran kontekstual dan menjelaskan
mengapa penting bagi siswa untuk mendapatkan makna dalam pembelajaran
matematika.
PPeerrttaannyyaaaann kkuunncciiStrategi pembelajaran matematika apa saja yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari peserta didik?
Topik-topik apa saja dalam pembelajaran matematika yang relevan dengan
situasi kehidupan nyata?
Apa saja manfaat pembelajaran matemátika yang berhubungan dengan
kehidupan nyata peserta didik?
.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 86
PPeettuunnjjuukk UUmmuummMulailah kegiatan ini dengan brainstorming tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Misalnya, materi pada modul 4 atau modul BTL sesi 5.
Lihat kembali prinsip-prinsip kunci pembelajaran dan pendahuluan mengenai
pendekatan pembelajaran kontekstual. Sesi ini dirancang agar para guru berpikir
mengenai mengapa isi dan kompetensi mata pelajaran mereka relevan dengan
berbagai jenis situasi kehidupan nyata yang berbeda yang dapat digunakan di
dalam kelas untuk memberikan makna pembelajaran matematika kepada siswa.
Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pengalaman mereka
dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika di kelas yang menerapkan
aktivitas siswa sehari-hari ke dalam.
Eksplorasi secara lisan tentang ide-ide yang dapat dikembangkan dalam
menghubungkan proses pembelajaran matematika dengan kehidupan nyata.
Kemudian, antarkan peserta untuk memasuki materi sesi ini.
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannKertas flipchart
Spidol marker besar
Lem kertas
Hand-out 5.1: Himpunan (Himpunan Bagian dan Operasi-operasi dalam
Himpunan)
Hand-out 5.2: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV dan SPLDV)
Hand-out 5.3: Peluang (Ruang Sampel dan Titik Sampel)
WWaakkttuuSesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
IICCTTPenggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada
peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 87
RRiinnggkkaassaann SSeessii
EEnneerrggiizzeerrPada gambar di bawah ini terbentuk 7 bujursangkar yang dibentuk dari 20 batang
korek api. Tugas kalian ialah mengambil 3 batang dari sisi 7 bujur sangkar. Tiga
batang ini supaya dipasangkan kembali pada bentukan tadi sehingga bentukan baru
menjadi 5 buah bujur sangkar saja.
Introduction (I)
5 menit
Pemaparan
tujuan, hasil
belajar, dan
pertanyaan
kunci.
Memotivasi
peserta untuk
menghubungkan
proses belajar-
mengajar
matematika
dengan
kehidupan nyata.
Connection (C)
30 menit
Brainstorming
tentang CTL
dalam pelajaran
matematika.
Mengerjakan tes
diri yang berisi
pandangan
peserta tentang
penggunaan CTL
dalam
pembelajaran
matematika
Application (A)
50 menit
Peserta
dkelompokkan
menjadi 3
kelompok.
Masing-masing
kelompok
mendiskusikan
hand-out yang
berisi materi
matematika
berbeda.
Hasil diskusi
kelompok
dipresentasikan.
Sharing antar kelompok.
Reflection (R)
5 menit
Mengukur
ketercapaian
tujuan
pembelajaran
dari sesi ini dan
menuliskan hasil
belajar dalam jurnal.
Extension (E)
menit
Peserta diminta
menuliskan
beberapa
hubungan
proses belajar-
mengajar
matematika
dengan
kehidupan nyata
yang akan
diterapkan
dalam
pembelajaran.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 88
PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit)
(1) Sampaikan tujuan, hasil pembelajaran, dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa
indikator keberhasilannya adalah jika peserta mampu menjawab pertanyaan
kunci.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
1
Catatan untuk Fasilitator
Hubungan antara pembelajaran di kelas dan kehidupan nyata merupakan
indikator sebuah perencanaan dan pembelajaran yang baik sebagai
direkomendasikan oleh Depdiknas.
Pemerintah mewajibkan guru memiliki kompetensi ini melalui Permen No.
16 tahun 2007 pada kompetensi pedagogik inti ke-3.3, 6.1 dan 6.2.
Connection (25 menit)
(1) Mulailah sesi ini brainstorming diantara peserta. Minta mereka memberi
definisi umum CTL.
(2) Minta peserta merevisi CTL secara umum ke dalam CTL yang lebih khusus di
dalam mata pelajaran matematika.
(3) Beri peserta sebuah tes diri (seperti di bawah ini) yang berisi penggunaan CTL,
untuk melihat seberapa jauh pandangan mereka tentang CTL dalam
pembelajaran matematika.
(4) Tanyakan setiap pertanyaan kepada peserta yang mendapat giliran dari seluruh
kelompok.
(5) Katakan kepada peserta untuk mengacungkan tangan jika mereka menjawab
”Ya” dari pertanyaan yang diberikan. Pilih satu orang peserta yang
mengacungkan tangan untuk memberikan mereka.
(6) Setelah semua pertanyaan diajukan, minta peserta untuk mendaftar cara-cara
yang dapat mereka menggunakan CTL.
(7) Tulis tanggapan mereka pada kertas flipchart diikuti prinsip-prinsip yang
tercakup dalam pertanyaan tersebut. Contoh: mengajarkan konsep Matematika
dalam situasi dan kejadian di kehidupan nyata (diluar kelas) yang biasa dialami
oleh siswa.
AAPPAAKKAAHH AANNDDAA MMEENNGGAAJJAARRKKAANN MMAATTEEMMAATTIIKKAA SSEECCAARRAA KKOONNTTEEKKSSTTUUAALL ??
Kerjakanlah tes berikut ini dan temukan jawabannya:
Apakah anda mengajarkan matematika secara kontekstual dalam kelas anda?
Jawablah dengan jujur
C
I
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 89
Apakah anda mengajarkan konsep Matematika dalam situasi dan kejadian
di kehidupan nyata (diluar kelas) yang biasa dialami oleh siswa? Bila anda
menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah konsep Matematika yang terdapat pada contoh-contoh serta
latihan-latihan siswa ditampilkan sesuai dengan konteks penggunaannya?
Bila anda menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah anda menampilkan konsep Matematika dalam konteks yang telah
diketahui oleh siswa? Bila anda menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah anda memberikan contoh-contoh serta latihan-latihan siswa yang
mencakup berbagai situasi pemecahan masalah yang nyata serta mudah
dipercaya sehingga siswa dapat menganggapnya sebagai penting bagi
kehidupan mereka di saat ini maupun di masa depan? Bila anda menjawab
“ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah contoh-contoh serta latihan-latihan siswa yang anda berikan
menumbuhkan sikap pada diri siswa untuk merasa,”saya perlu
mempelajari ini”? Bila anda menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah anda memberikan kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan
serta menganalisa data Matematika mereka sebagai bahan untuk
pengayaan dan tambahan? Bila anda menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah pelajaran anda memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep-
konsep dan informasi Matematis ke dalam konteks yang berguna,
mengajak siswa untuk membayangkan masa depan (misal: karir) dan
lokasi (misal: tempat kerja)? Bila anda menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah siswa diharapkan untuk berpartisipasi secara rutin dalam interaksi
kelompok dimana terjadi proses berbagi pengalaman, komunikasi, dan
merespon terhadap konsep yang penting serta pengambilan keputusan?
Bila anda menjawab “ya”, mohon beri contoh
Ya Tidak
Apakah pelajaran, latihan, serta praktikum meningkatkan kecakapan
komunikasi siswa, baik secara lisan maupun tulisan, selain dari
Ya Tidak
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 90
meningkatkan pemikiran beserta prestasi matematika? Bila anda
menjawab “ya”, mohon beri contoh
Sumber: Diadaptasi dari “Collaborative for Teaching Exellence” www.texaScollaborative.org
Application (50 menit)
(1) Membagikan hand-out 5.1, 5.2, atau 5.3 kepada peserta yang dibentuk dalam
3 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan satu hand-out.
(2) Mendiskusikan hand-out 5.1 berisi situasi masalah yang menghubungkan
proses belajar-mengajar matematika dalam materi himpunan (himpunan
bagian dan operasi-operasi dalam himpunan) di kelas VII dengan kehidupan
nyata.
Catatan Untuk Fasilitator
Peserta dapat menggunakan aturan pengisian tempat (filling slots) atau konsep
himpunan bagian untuk menyelesaikan situasi masalah 1. Kunci jawaban: 31 cara.
Peserta dapat menggunakan diagram Venn atau formula penyelesaian untuk
situasi masalah 2.
(3) Mendiskusikan hand-out 5.2 berisi situasi masalah yang menghubungkan
proses belajar-mengajar matematika dalam materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel (PLDV dan SPLDV) di kelas VIII dengan kehidupan nyata.
Catatan Untuk Fasilitator
Peserta dapat menggunakan berbagai macam representasi matematik (multiple
representation) untuk menyelesaikan situasi-situasi masalah yang ada dalam
hand-out 5.2 seperti grafik, tabel, notasi/ekspresi matematik, atau kata-kata.
(4) Mendiskusikan hand-out 5.3 berisi situasi masalah yang menghubungkan proses
belajar-mengajar matematika dalam materi Peluang (Ruang Sampel dan Titik
Sampel) di kelas IX dengan kehidupan nyata.
Catatan Untuk Fasilitator
Peserta dapat membedakan pengertian ruang sampel dan titik sampel dari suatu
percobaan; menuliskan ruang sampel dengan berbagai representasi seperti aturan
pengisian tempat (filling slots), himpunan pasangan berurutan, atau tabel; serta
dapat menentukan susunan yang sama (kombinasi) atau berbeda (permutasi) dari
situasi masalah yang disajikan.
(5) Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya ke kertas flipchart dan
menempelkan karyanya di tempat yang strategis.
(6) Setiap kelompok diminta untuk menilai hasil kerja kelompok lainnya dan
memberikan pertanyaan atau pernyataan yang sesuai dengan materi masing-
masing kelompok.
(7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan menjawab pertanyaan
atau mengomentari pernyataan kelompok lain.
A
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 91
Reflection (5 menit)
(1) Memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab pertanyaan kunci.
(2) Memberi kesempatan kepada peserta untuk membuat kesimpulan.
(3) Minta kepada peserta mencatat pada buku catatannya hasil-hasil pembelajaran
yang mereka peroleh pada sesi 5 pada jurnalnya masing-masing.
Extension
Kegiatan berikut ini dilakukan peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu
peserta diminta membaca informasi tambahan 5.1 dan informasi 5.2 yang akan
menjadi dasar dalam kegiatan penyusunan strategi belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
PPeessaann KKuunncciiSeluruh mata pelajaran hendaknya didasarkan kepada metode-metode Contextual
Teaching and Learning. Guru-guru perlu menghubungkan aktivitas dan metode
belajar-mengajar yang membuat pembelajaran lebih bermakna untuk siswa dengan
menghubungkan hal-hal yang mereka pelajari di dalam kelas ke kehidupan mereka
sekarang dan yang akan datang sebagai anggota keluarga dan masyarakat,
peradaban, dan pekerjaan.
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannBeberapa sumber yang dapat peserta baca untuk memperdalam pengetahuan
pemahaman tentang hubungan proses belajar-mengajar matematika dengan
kehidupan nyata adalah:
- Baroody, A. J. dan Niskayuna, R. T. C. (1993). Problem Solving, Reasoning, and
Communicating, K-8. Helping Children Think Mathematically. New York: Merill.
- Dris, J. (2006). Matematika. Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama.
- House, P. A. dan Coxford, A. F. (1995). Connecting Mathematics Across The
Curriculum. Reston, Va: The Council.
- Mason, J., Burton, L., dan Stacey, K. (1985). Thinking Mathematically. England:
Prentice Hall.
- Mudzakkir, H. S. (2006). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Tesis pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Ditebitkan.
- National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation
Standards for School Mathematics. Reston, Va: The Council.
E
R
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 92
- Sears, S. (2002) Belajar dan Pembelajaran Kontekstual: Dasar-Dasar Pembelajaran
yang Efektif
- Sudirman. (2005). Cerdas Aktif Matematika. Bandung: Ganeca Exact.
- Tampomas, H. (2005). Matematika. Jakarta: Yudhistira
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 93
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 55..11
Situasi Masalah 1:
Pak Ahmad memiliki dua toko. Toko pertama menjual makanan dan toko kedua
menjual cinderamata ciri khas daerahnya. Pak Ahmad mempekerjakan enam orang
pegawai untuk menjaga kedua tokonya dengan gaji yang sama besar dalam setiap
minggunya. Keenam pegawai tersebut bernama Eman, Dudung, Ajang, Eli, Eneng,
dan Midah. Jika satu toko harus dijaga minimal oleh satu orang pegawai, maka
bantulah Pak Ahmad untuk menentukan banyak cara penjagaan kedua toko tersebut
dengan menggunakan dua representasi.
Jawab:
Representasi1:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Representasi 2:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Konsep matematika apa dan di kelas berapa yang digunakan dalam representasi 1
dan 2? Pendekatan konsep manakah yang lebih tepat untuk menyelesaikan situasi
masalah 1 ini?
Situasi Masalah 2:
Sekarang ini, beberapa orang tidak hanya memiliki satu kartu HP akibat perang
harga voucher pulsa. Hasil survey yang dilakukan oleh Pak Kusro –seorang penjual
voucher pulsa- terhadap 40 orang pelanggan tetap dalam satu minggu diperoleh
data sebagai berikut: 20 orang menggunakan kartu 3, 16 orang menggunakan kartu
As, dan 10 orang menggunakan kartu lain. Jika Pak Kusro ingin menyediakan
voucher dalam bentuk fisik untuk keempat puluh pelanggan tetapnya tersebut, maka
gunakan 2 cara untuk menentukan:
a. Jumlah pelanggan yang akan membeli kedua jenis voucher.
b. Jumlah pelanggan yang akan membeli voucher kartu 3 tetapi tidak
menggunakan kartu As
c. Jumlah pelanggan yang akan membeli voucher kartu As tetapi tidak
menggunakan kartu 3.
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut?
Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat
digunakan dalam konsep tersebut?
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 94
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 55..22
SSiittuuaassii MMaassaallaahh 11::
Perhatikan diagram batang yang menggambarkan perbandingan antara jarak tempuh
(x) dan banyaknya bensin yang diperlukan (y) dari sebuah motor berikut ini:.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 6 7
Bensin (liter)
Jara
k (k
m)
a. Sajikan kembali data dari diagram batang di sebelah kiri dalam dua
representasi yang berbeda.
b. Tuliskan persamaan yang menghubungkan x dan y. Tuliskan pula langkah-
langkah untuk memperoleh persamaan itu.
c. Nyatakan interpretasi dari persamaan yang diperoleh pada jawaban (b) dengan
kata-kata.
d. Misalkan perjalanan ke suatu tempat membutuhkan waktu 1,5 jam dengan
kecepatan rata-rata motor 50 km/jam. Untuk perjalanan tersebut tersedia
bensin sebanyak 6 liter. Berapa banyak bensin lagi yang dibutuhkan?
Jawab:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
Konsep matematika apa dan di kelas berapa situasi masalah 1 tersebut?
KKeemmuukkaakkaann aakkttiivviittaass ssiisswwaa aattaauu mmaassyyaarraakkaatt sseehhaarrii--hhaarrii yyaanngg llaaiinn yyaanngg ddaappaatt
ddiigguunnaakkaann ddaallaamm kkoonnsseepp tteerrsseebbuutt??
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 95
SSiittuuaassii MMaassaallaahh 22
Alfin dan Amalia membeli kue donat dan minuman seperti pada gambar di bawah
ini:
Alfin membayar makanan dan minum- Amalia membayar makanan dan
minuman man tersebut sebesar Rp 16.000,00. tersebut sebesar
Rp14.000,00.
1. Tanpa mengetahui harga satuan kue donat atau segelas minuman, coba tebak
manakah yang harganya lebih mahal? Jelaskan jawabannya lengkap dengan
representasinya,
2. Jika Amalia ingin menukar sebuah kue donat dengan segelas minuman yang
dibeli Alfin, apakah pertukaran ini adil? Mengapa?.
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………….
.
…………………………………………………………………………………………………………….
Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut?
Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat
digunakan dalam konsep tersebut?
Apakah persamaan dan perbedaan dari kedua situasi masalah tersebut? Jelaskan
secara detail
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 96
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 55..33
Situasi Masalah 1:
Praktekkan percobaan berikut:
Setiap orang bersalaman dengan semua anggota kelompoknya. (tolong sisipkan
gambar kumpulan orang-orang)
Berdasarkan percobaan tersebut, tentukan:
a. Susunan semua inisial nama dari urutan salaman (titik sampel).
Jelaskan pemilihan urutan tersebut.
b. Setiap orang menuliskan ruang sampel dengan 3 cara
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut?
Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat
digunakan dalam konsep tersebut?
Situasi Masalah 2:
Bu Ina memiliki 3 rok berwarna hitam, putih, dan krem serta 4 blazer berwarna pink,
hijau muda, ungu, dan kuning muda. Bantulah Bu ina untuk membuat mix and match
dari rok dan blazer yang dimilikinya dalam tiga representasi berbeda. Tentukanlah
titik sampel dan ruang sampel dari percobaan tersebut.
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Konsep apa dan di kelas berapa, situasi masalah tersebut?
Kemukakan aktivitas siswa atau masyarakat sehari-hari yang lain yang dapat
digunakan dalam konsep tersebut?
Apakah persamaan dan perbedaan dari kedua situasi masalah tersebut? Jelaskan
secara detail
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 97
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 55..11
1919
PRINSIP DASARPRINSIP DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUALKONTEKSTUAL (CTL)(CTL) Menekankan pada pemecahan masalah Mengenal kegiatan mengajar yang terjadi di berbagai
konteks seperti rumah, masyarakat, dan tempat kerja. Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan
belajarnya sehingga menjadi pembelajar yang aktif danterkendali
Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupansiswa
Mendorong siswa belajar dari satu dengan lainnya danbelajar bersama, dan
Menggunakan penilaian otentik
PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL
1. Apa perbedaan dari strategi, pendekatan, metode dan metodel pembelajaran?
2. Apa ciri-ciri pembelajaran matematikakontekstual?
3. Apa pendekatan pembelajaran yang relevanuntuk pembelajaran matematikakontekstual?
4. Bagaimana penilaian yang relevan untukpembelajaran matematika kontekstual?
Matematisasi Horisontal Matematika informal
Matematisasi Vertikal Matematika formal
Matematisasi Horisontal Matematika informal
Matematisasi Vertikal Matematika formal
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 98
Pendekatan MekanisPendekatan Mekanis
Pendekatan EmpirisPendekatan Empiris
Pendekatan StrukturalisPendekatan Strukturalis
Pendekatan KontekstualPendekatan Kontekstual
YaYaRealistik/ Kontekstual
YaTidakStruturalis
TidakYaEmpiristik
TidakTidakMekanistik
MATEMATIKA VERTIKAL
MATEMATIKA HORISONTALPENDEKATAN
Ciri-ciripembelajaran matematika kontekstual
Ciri-ciripembelajaran matematika kontekstual
Ada masalah kontekstual untuk siswa sejakawal proses pembelajaran.
Ada masalah kontekstual untuk siswa sejakawal proses pembelajaran.
Dikembangkan cara, alat atau model matematis untuk memperoleh jawabaninformal dari masalah.
Dikembangkan cara, alat atau model matematis untuk memperoleh jawabaninformal dari masalah.
Terjadi interaksi antara guru dan siswa atauantara siswa dan siswa atau antara siswa-pakar dalam suasana demokratif.
Terjadi interaksi antara guru dan siswa atauantara siswa dan siswa atau antara siswa-pakar dalam suasana demokratif.
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 99
Ada keseimbangan antara prosesmatematisasi horisontal dan prosesmatematisasi vertikal
Ada keseimbangan antara prosesmatematisasi horisontal dan prosesmatematisasi vertikal
Ada kesempatan yang cukup bagi siswa untukmerefleksi, menginterpretasi danmenginternalisasi proses dan hasil belajar
Ada kesempatan yang cukup bagi siswa untukmerefleksi, menginterpretasi danmenginternalisasi proses dan hasil belajar
Tidak semata-mata menekankan komputasidan langkah-langkah prosedural penyelesaiansoal
Memberi penekanan pada pemahaman konsepdan pemecahan masalah
Tidak semata-mata menekankan komputasidan langkah-langkah prosedural penyelesaiansoal
Memberi penekanan pada pemahaman konsepdan pemecahan masalah
Memuat tanggung jawab guru dalammerencanakan, melaksanakan danmengevaluasi kegiatan pembelajaran
Memuat tanggung jawab guru dalammerencanakan, melaksanakan danmengevaluasi kegiatan pembelajaran
Model pembelajaran adalah pedomanberisi program atau petunjuk strategipembelajaran yang dirancang untukmencapai suatu tujuan pembelajaran
Model pembelajaran adalah pedomanberisi program atau petunjuk strategipembelajaran yang dirancang untukmencapai suatu tujuan pembelajaran
MODEL PEMBELAJARANMODEL PEMBELAJARANMODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah pedoman
Memuat tanggung jawab guru dalammerencanakan, melaksanakan danmengevaluasi kegiatan pembelajaran
Melakukan refleksi terhadap setiaplangkah yang ditempuh atau
terhadap hasil pelajaran
Melakukan refleksi terhadap setiaplangkah yang ditempuh atau
terhadap hasil pelajaran
Siswa mengembangkan ataumenciptakan model-model matematissimbolik secara informal
Kegiatan pembelajaran berlangsungsecara interaktif
Siswa mengembangkan ataumenciptakan model-model matematissimbolik secara informal
Kegiatan pembelajaran berlangsungsecara interaktif
Memulai pelajaran denganmengajukan masalah
Permasalahan yang diberikan sesuaidengan tujuan
Memulai pelajaran denganmengajukan masalah
Permasalahan yang diberikan sesuaidengan tujuan
Aspek-aspek yang tercakup dalammodel pembelajaran matematika kontekstual
Aspek-aspek yang tercakup dalammodel pembelajaran matematika kontekstual
Pendahuluan
Pengembangan
Penutup/penerapan
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 100
Pendekatan pembelajaranuntuk melaksanakan pembelajaranmatematika kontekstual
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction)Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction)
Pembelajaran berbasis pemecahan masalahPembelajaran berbasis pemecahan masalah
Pembelajaran berbasis penemuanPembelajaran berbasis penemuan
Pembelajaran berbasis proyekPembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Penilaian pembelajaran yang relevanPenilaian pembelajaran yang relevan
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Pengamatan (sistematis)Pengamatan (sistematis)
PortofolioPortofolio
JournalJournal
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 101
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 55..22
Rubrik Penilaian: Instrumen Sertifikasi Guru:
Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Gunakan rubrik berikut untuk membantu anda menentukan nilai yang akan diberikan ketika anda mengobservasi pelajaran
No Indikator/ Aspek
yang diamati
Beri nilai 1 jika …… Beri nilai 2 jika …. Beri nilai 3 jika……. Beri nilai 4 jika…. Hanya beri nilai 5 jika..
6 Mengaitkan materi
dengan realitas
kehidupan
Tidak terdapat
kaitan dengan
realitas kehidupan
Terdapat kaitan yang sedikit
atau tidak jelas antara materi
(fakta, konsep atau
kecakapan) dengan realitas
kehidupan (misal: guru
menerangkan tentang kapan
kecakapan tersebut
diperlukan dalam situasi
kehidupan nyata, seperti
ketika bekerja, namun tidak
melatih kecakapan tersebut)
Terdapat kaitan yang
baik antara materi
(fakta, konsep dan
kecakapan) dengan
realitas kehidupan dan
para siswa diharuskan
untuk berlatih
menggunakan
kecakapan tersebut
dalam situasi maupun
konteks kehidupan
nyata namun kurang
relevan dengan
kehidupan siswa dan
masyarakat atau tidak
berdasarkan profesi
yang sesungguhnya
Terdapat kaitan yang
kuat dengan realitas
kehidupan dan para
siswa diharuskan
untuk berlatih
menggunakan
kecakapan tersebut
dalam situasi
kehidupan nyata yang
relevan dengan
kehidupan mereka dan
masyarakat atau
berdasarkan profesi
sesungguhnya
Semua kriteria untuk
nilai 4 telah terpenuhi
PLUS
Guru meminta para
siswa untuk berpikir
tentang materi yang
mereka pelajari (fakta,
konsep dan kecakapan)
dan kemudian
mengaitkannya dengan
situasi kehidupan
nyata yang relevan
10 Melaksanakan
pembelajaran yang
Tidak terdapat
pembelajaran yang
Pelajaran mencakup
pembelajaran yang bersifat
Pelajaran didasari oleh
pembelajaran yang
Pelajaran didasari oleh
pembelajaran yang
Pelajaran direncanakan
berdasarkan
USAID: DBE3 Life Skills for Youth 102
bersifat
kontekstual
bersifat
kontekstual. Guru
tidak membuat
pelajaran menjadi
bermakna
kontekstual. Guru membuat
pelajaran menjadi bermakna
bagi para siswa dengan cara
memberi beberapa contoh
sederhana mengenai kaitan
antara apa yang mereka
pelajari dengan kehidupan
mereka sebagai keluarga dan
anggota masyarakat, warga
negara dan pekerja
bersifat kontekstual.
Guru membuat
pelajaran menjadi
bermakna bagi para
siswa dengan cara
mengadakan kegiatan
dimana mereka dapat
mengaitkan apa yang
mereka pelajari dengan
kehidupan mereka
sebagai keluarga dan
anggota masyarakat,
warga negara dan
pekerja
bersifat kontekstual.
Guru meminta para
siswa untuk membuat
pelajaran menjadi
bermakna bagi diri
mereka sendiri dengan
cara mengaitkan apa
yang mereka pelajari
dengan kehidupan
mereka sebagai
keluarga dan anggota
masyarakat, warga
negara dan pekerja
pembelajaran yang
bersifat kontekstual.
Guru menyediakan
pengalaman di luar
kelas yang
berdasarkan kehidupan
nyata dimana para
siswa dapat
menerapkan
pengetahuan serta
kecakapan mereka
Rubrik Penilaian: Instrumen Penilaian Kinerja Guru: Rencana Pelajaran
No Komponen Beri nilai 1 jika…. Beri nilai 2 jika…. Beri nilai 3 jika…. Beri nilai 4 atau 5 jika….
2.1 Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Materi ajar tidak
disebutkan, tidak jelas atau
tidak lengkap
Materi ajar jelas namun
tidak relevan dengan
tujuan pembelajaran
Materi ajar telah dipilih
berdasarkan tujuan
pembelajaran namun tidak
memiliki hubungan dengan
kehidupan nyata (contoh:
menyertakan contoh atau
kegiatan dimana kecakapan
tersebut dapat digunakan
dalam konteks kehidupan
sebenarnya)
Materi ajar telah dipilih
berdasarkan tujuan
pembelajaran dan memiliki
hubungan dengan
kehidupan nyata (contoh:
materi-materi menyertakan
contoh atau kegiatan
dimana kecakapan tersebut
dapat digunakan dalam
konteks/situasi kehidupan
sebenarnya)
103
Sesi 6
Bagaimana Guru dapat Menciptakan Suasana
Belajar-Mengajar yang Efektif?
PPeennddaahhuulluuaann
Pembelajaran matematika yang bermakna, menyenangkan, interaktif, dan menantang
membutuhkan suasana belajar mengajar yang efektif. Suasana pembelajaran mencakup
pengaturan lingkungan ruangan kelas dan faktor-faktor situasional. Secara umum
lingkungan pembelajaran kelas terdiri dari lingkungan fisik kelas dan lingkungan
emosional-pskologi.
Pengaturan lingkungan fisik kelas dalam penataan yang baik akan merangsang siswa
untuk termotivasi dalam belajar karena para siswa merasa nyaman berada di dalam
kelas tersebut. Sebaliknya lingkungan fisik kelas yang tidak ditata dengan baik seperti
posisi meja kursi yang tidak teratur, gelap, pengap, dan panas akan membuat siswa
tidak betah tinggal di kelas. Oleh karena itu pengaturan ruangan kelas seperti meja
belajar, penerangan, pajangan, peralatan, sirkulasi udara harus dilakukan atau diseting
secara baik sebelum pembelajaran dimulai.
Selain lingkungan pembelajaran fisik kelas yang tidak kalah pentingnya adalah
lingkungan non-fisik (emosional) yang terjadi di kelas melaui proses interaksi siswa
dengan guru. Siswa dan guru akan merasa nyaman di kelas jika suasana atau atmosfir
kelas berada dalam kondisi yang dinamis, fleksibel, dan menyenangkan. Untuk
mencapai suasana ini maka rasa simpati dan empati serta kedekatan emosional siswa-
guru perlu dibina. Siswa adalah mitra guru di dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu apa yang ditampilkan siswa dalam bentuk sikap, tingkah laku, tutur
kata, harapan, keingintahuan sedapat mungkin mencerminkan suasana yang kondusif
bagi pembelajaran. Begitupula pada pihak guru harus menampilkan keteladanan melalui
bahasa yang santun, kedisiplinan, kecintaan, dan kedekatannya dengan siswa yang
kondusif bagi pembelajaran di kelas. Akhirnya untuk mencapai suasana emosional yang
positif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif diperlukan adanya
hubungan kerja sama dan komunikasi yang harmonis antar guru dan siswa.
Hal di atas sesuai dengan tuntutan bahwa guru yang professional memiliki kemampuan
berkomunikasi seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no
16/2007 yang menyuratkan kompetensi inti guru ke-7, yaitu: berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
104
Berkaitan dengan pencapaian kompetensi inti guru ke-7, maka dalam sesi ini akan
digambarkan cara-cara bagaimana guru dapat menciptakan suasana belajar-mengajar
yang efektif.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrTujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih mengembangkan
kompetensi pedagogik inti ke-7 yaitu memiliki kompetensi berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Pada sesi ini peserta akan
mengidentifikasi lingkungan belajar yang mendorong terciptanya suasana belajar
matematika yang kondusif dan bermakna. Pada akhir sesi ini peserta dapat:
Mengidentifikasi karakteristik lingkungan fisik belajar yang kondusif dan bermakna.
Mengidentifikasi karakteristik lingkungan emosional belajar yang kondusif dan
bermakna.
Mendisain lingkungan belajar yang kondusif dan bermakna.
PPeerrttaannyyaaaann kkuunncciiKarakteristik lingkungan fisik belajar seperti apa yang dikategorikan kondusif dan
bermakna?
Karakteristik lingkungan emosional belajar seperti apa yang dikategorikan kondusif
dan bermakna?
Seperti apakah disain lingkungan belajar yang kondusif dan bermakna itu?
PPeettuunnjjuukk UUmmuummMulailah kegiatan ini dengan mendefinisikan suasana lingkungan pembelajaran
efektif. Berikan kesempatan peserta untuk berdiskusi dan brainstorming diantara
mereka.
Berikan agar kelompok memiliki peran yang lebih besar dalam mengidenfikasi
karakteristik lingkungan fisik dan emosional pembelajaran.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini
sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi pedagogik inti ke-7.
Minta kelompok untuk mendiskusikan langkah-langkah yang diambil untuk
menciptakan sebuah lingkungan belajar yang positif.
Melalui sesi ini peserta diharapkan memahami dan dapat menciptkan lingkungan
fisik dan emosional yang mendukung kegiatan pembelajaran.
Peserta diharapkan memahami bahwa lingkungan baik fisik dan emosional dimana
siswa belajar/bekerja mempunyai dampak yang kuat pada pembelajaran.
.
105
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannKertas HVS
Kertas flipchart
Spidol marker besar
Penggaris panjang
Handout 6.1, 6.2, 6.3, dan 6.4.
WWaakkttuu120 menit
IICCTT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada
peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
RRiinnggkkaassaann SSeessii
Introduction (I)
10 menit
Pemaparan
tujuan, hasil
belajar, dan
pertanyaan –
pertanyan kunci
kepada peserta.
Connection (C)
45 menit
Brainstorming
tentang
lingkungan
belajar ”fisik”
dan ”emosional”.
Peserta
mengerjakan
handoud 6.1
berisi foto
lingkungan fisik
& pembelajaran
kelas yang akan
ditayankan dgn
VCD. Selanjut-
nya peserta
mengerjakan
handout 6.2
berisi ciri-ciri
lingk fisik dan
emosional
Application (A)
60 menit
Peserta
dikelompokkan
menjadi 2
kelompok.
Peserta
kelompok I
mengerjakan
handout 6.3
berisi penataan
tempat duduk
(lingkungan
fisik) sesuai
deskripsi yang
diberikan.
Selanjutnyan
kelompok II
mengerjakan
handoud 6.4
berisi skenario bermain peran
Reflection (R)
5 menit
Peserta
merangkum
pembelajaran
selama sesi,
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
kunci dan
menuliskannya dalam jurnal.
Extension (E)
Peserta mencari
bahan yang
tertera dalam
bacaan
tambahan dan
membaca
informasi
tambahan
106
EEnneerrggiizzeerrMembagi warisan tanah
Seorang petani mempunyai sebidang tanah yang berbentuk bujursangkar. Dekat sudut
tanahnya terdapat rumah dan halamannya berupa bujursangkar. Pada halaman dan
tanahnya ditanami 15 batang pohon yang ditanam tidak beraturan. Pak Tani mempunyai
5 orang anak. Tanah miliknya dan batang pohon-pohon ini hendak diwariskan kepada
ke 5 orang anaknya. Cobalah tolong bagaimanakah caranya agar tanah ini dapat dibagi
lima bagian dengan sama luasnya dan setiap anak (rumah) memiliki 3 batang pohon.
Para pembaca tolonglah Pak Tani ini.
: Rumah
: Pohon
PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (10 menit)
1. Sampaikan tujuan, hasil pembelajaran, dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa
indikator keberhasilannya adalah jika peserta mampu menjawab pertanyaan kunci.
2. Sampaikan point atau hal-hal penting dari sesi ini.
Catatan Untuk Fasilitator
1. Melalui sesi ini peserta seharusnya memahami dan dapat menciptakan
lingkungan belajar baik secara fisik maupun emosional untuk mendukukung
keragaman kegiatan belajar mengajar.
2. Peserta diharapkan memahami bahwa lingkungan (baik fisik maupun
emosional) di dalam mana siswa bekerja mempunyai dampak yang kuat pada
pembelajaran.
I
107
Connection (45 menit)
1. Katakan kepada peserta untuk mendefinisikan lingkungan belajar ”fisik” dan
”emosional” minta mereka melakukan brainstorming seperti apa lingkungan fisik
yang baik atau tidak dan seperti apa lingkungan ”emosional” yang baik atau tidak.
2. Minta peserta untuk membedakan antara lingkungan fisik dan lingkungan
emosional.
Catatan Untuk Fasilitator
1. Lingkungan pembelajaran fisik adalah tempat/daerah dimana guru mengajar
dan siswa belajar. Lingkungan ini mencakup ruangan kelas dan segala sesuatu
di dalamnya, seperti:
Mebel
Pencahayaan atau penerangan
Pajangan
Tempat duduk
Peralatan
2. Lingkungan pembelajaran emosional atau psikologi adalah apa yang para siswa
rasakan ketika mereka sedang belajar. Lingkungan ini mencakup:
Bahasa dan suara guru
Harapan dan sikap
Suasana ruangan kelas
Perilaku siswa
Harga diri siswa
3. Berikan peserta handout 6.1 yang berisi (a) sebuah foto suatu ruangan kelas, and
(b) suatu skenario suatu kelas yang mana melukiskan situasi yang emosional
(dalam CD).
4. Katakan kepada peserta untuk mendaftar apa yang mereka pikirkan menjadi
karakateristik positif lingkungan belajar fisik dari foto dan lingkungan emosional
positif dari skenario. Beri waktu kepada mereka 10 menit.
5. Umpan balik: Daftarkan ide-ide mereka pada kertas flipchart.
Fisik Emosional
C
108
6. Meyakinkan peserta memahami lingkungan emosional dan lingkungan phisik
tidaklah otomatis berhubungan. Dapat terjadi bahwa suatu lingkungan fisik yang
baik tetapi lingkungan emosionalnya negatif.
7. Beri peserta handout 6.2 yang berisi daftar karakteristik positif lingkungan fisik
dan emosional.
8. Minta peserta menyimpulkan bagaimana menciptkan lingkungan belajar baik fisik
dan emosional dengan baik.
Application (60 menit)
1. Bagi peserta dalam beberapa kelompok. Beri 50% dari kelompok mengerjakan
handoud 6.3, selanjutnya 50% lagi mengerjakan handout 6.4.
2. Pada akhir sesi ini minta kelompok memaparkan hasil kerja masing-masing.
Catatan Untuk Fasilitator
1. Kegiatan dari sesi ini sebaiknya membuat peserta melihat pada bagaimana
tampilan fisik ruangan kelas dapat mempromosikan atau menghalangi belajar
(misalnya pengelompokan meja) dan bagaimana ruangan kelas seharusnya
diatur agar memberi suasana fleksibel.
2. Peserta harus tahu apa yang dilakukan untuk mencipatkan lingkungan
emosional positif yang dibutuhkan untuk menfokuskan pada suasana di dalam
untuk mendukung siswa belajar dengan baik (misal menjadi lebih optimistik,
tidak bias, memotivasi seluruh siswa dll) dan bagian dari sebuah hubungan
guru siswa yang positif .
Reflection (5 menit)
1. Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-
pertanyaan kunci
2. Peserta diminta untuk menuliskan hasil belajar pada jurnal masing-masing.
Extension
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, peserta
diminta membaca dan bacaan tambahan dan informasi tambahan 6.1 yang akan
menjadi dasar dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif.
A
E
R
109
PPeessaann KKuunnccii
Ruang kelas yang menyenangkan, positif, menantang, mendukung siswa menolongnya
untuk belajar dan memiliki perilaku yang lebih baik serta mengembangkan pemahaman
yang bermakna. Para guru perlu mempertimbangkan secara berhati-hati tata ruang fisik
mengenai kelas dan penciptaan atmosfir (suasana) yang positif.
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannAnonim. The classroom environment and situational factor.
Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung, 2000.
Bobby DePorter, Mark Reardon & sarah Singer Nourie. Quantum Teaching
Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Kaifa: Bandung, 2001.
Dave Meier, The Accelerated Learning Optimalkan Kemampuan Anda dengan Metode
Alissa. Kaifa: Bandung, 2004.
DBE3. Pengajaran professional dan pembelajaran bermakna. Modul Pelatihan 1.
Gagne, Robert M. & Medsker, Karen L. The Conditioning of Learning Training
Applications. Orlando: Harcourt Brace Company, 1996.
Gordon, Thomas. Teacher Effectiveness Training, terjemahan Aditya Kumara Dewi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Joyce, Bruce. & Weil Marsha. Model of Teaching. Needham Heights: Asimon &
Schuster Company, 1966.
MBE and Depdiknas. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Baik. Paket Pelatihan 1.
Ruseffendi, E. T. Pengajaran Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:
Tarsito, 1991.
Silberman, Melvin L., Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif, terjemahan Raisul
Muttaqien. Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2006)
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI,
2003.
110
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 66..11
AA:: FFoottoo RRuuaannggaann KKeellaass ((FFiissiikk))
BB:: SSkkeennaarriioo SSiittuuaassii EEmmoossiioonnaall ddii KKeellaass
111
112
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 66..22
Bagaimana menciptakan sebuah lingkungan belajar positif
Lingkungan Fisik Lingkungan Emosional
Pajangan ruangan kelas (jelaskan)
Tempat duduk (jelaskan)
Sumber belajar (jelaskan)
Penerangan (jelaskan)
Mebeuler (jelaskan)
Peralatan (jelaskan)
Bahasa dan suara guru (jelaskan)
Harapan dan sikap (jelaskan)
Suasana ruangan kelas (jelaskan)
Perilaku siswa (jelaskan)
Harga diri siswa (jelaskan)
Kesematan (jelaskan)
113
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 66..33
LLiinnggkkuunnggaann FFiissiikk
Gambarkan posisi tempat duduk siswa di dalam kelas pada kolom B, yang menurut
Anda paling baik untuk melaksanakan kegiatan yang dideskripsikan pada kolom A.
A: Deskripsi Kegiatan Matematika B: Pengaturan Tempat Duduk
Kelas IX terdiri atas 40 orang siswa bekerja
secara perpasangan:
“Diberikan sebuah masalah atau tugas
matematika yang belum lengkap tentang
KD : Menentukan pola barisan bilangan
sederhana” Dari KD tersebut para siswa
diminta membuat soal sebanyak mungkin.
Sebuah kelas yang terdiri dari 45 siswa
berumur 13 tahun bekerja secara
berkelompok (4 orang per-kelompok)
untuk membuat bermacam diagram
sembarang data.
114
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 66..44
SSeebbuuaahh LLiinnggkkuunnggaann EEmmoossiioonnaall YYaanngg PPoossiittiiff
BBeerrmmaaiinn PPeerraann::
BBuuaattllaahh aattuurraann mmaaiinn aattaauu ggaammbbaarraann kkeeggiiaattaann yyaanngg ddaappaatt
ddiillaakkuukkaann gguurruu uunnttuukk mmeenncciippttaakkaann kkoonnddiissii//lliinnggkkuunnggaann
eemmoossiioonnaall yyaanngg ppoossiittiiff ddii ddaallaamm kkeellaass bbeerrddaassaarrkkaann sskkeennaarriioo
yyaanngg aaddaa..
Skenario Satu
Saya tidak menyukai belajar Matematika karena gurunya. Guru tersebut berasal dari daerah yang
aksen dan tekanan bahasanya lebih cepat dibanding di daerah kami. Suaranya yang pelan dan
bahasanya yang terlalu cepat susah untuk saya mengerti. Semangat untuk belajar yang berusaha
saya kumpulkan sebanyak mungkin dari rumah hilang bersamaan dengan masuknya guru
tersebut ke kelas kami. Saya menjadi malas mengikuti pelajaran Matematika. Pernah suatu ketika,
saya diminta untuk mengerjakan soal, tapi dengan ogah-ogahan saya maju dan berpura-pura
menyelesaikan soal itu. Saya tidak peduli, benar atau pun salah. Akhirnya saya menyerah dan
tidak mau lagi belajar.
Skenario Dua
Kelas VII SMP Al-Fajar terdiri atas 15 laki-laki dan 18 perempuan. Hanya 3 perempuan dan satu
laki-laki yang menunjukkan perhatiannya dalam pembelajaran Matematika di kelas. Keempat
siswa tersebut lebih bersemangat dalam belajar Matematika. Sedangkan yang lain terkesan hanya
sekedar ikut saja dalam kelas. Mereka tidak menunjukkan minat yang baik terhadap pembelajaran
Matematika.
Skenario Tiga
Rahmad adalah siswa yang punya motivasi tinggi untuk belajar Matematika di kelas VII SMP Al-
Fajar. Walau begitu bersemangat, terkadang dia bisa menimbulkan kegaduhan yang mengganggu
bagi 31 teman yang lain di kelasnya. Beberapa guru menyebutnya hyperaktif. Terlebih lagi, posisi
duduknya yang ada di bagian tengah. Sehingga ketika pembelajaran Matematika berlangsung,
seakan siswa di kelas tersebut hanyalah seorang Rahmad saja. Akhirnya, teman-temannya yang
lain tidak lagi bersemangat untuk belajar. Bahkan ketika mereka diminta menyelesaikan soal di
papan tulis misalnya, mereka enggan untuk mengerjakannya. Hal ini semakin memperbesar rasa
“keakuan” Rahmad. Hanya dia “siswa” dalam kelas tersebut, pikirnya.
115
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann
Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran adalah agen pengetahuan (bukan pemilik
pengetahuan). Ia memastikan siswa memperoleh cukup informasi dan pengetahuan,
baik melalui penjelasan atau kegiatan yang dirancangnya maupun melalui sources yang
ia rekomendasikan (misalnya buku-buku penunjang). Guru sebagai fasilitator berarti
guru merancang situasi sehingga siswa berperan dalam mengarahkan pembelajaran.
Guru perlu hadir dalam pelaksanaan pembelajaran, memberikan bimbingan dan support
sehingga siswa mau mengeluarkan seluruh potensinya untuk menemukan cara meraih
pengetahuan.
Ketika masuk ke dalam kelas, guru sebaiknya menyapa para siswa dengan ramah dan
menarik minat siswa. Suara yang lantang dan nyaring dengan bahasa yang jelas
terdengar dapat membuat siswa memperhatikan guru. Ketika menanyakan sesuatu
kepada siswa, guru memperlihatkan gesture yang baik sehingga siswa memperhatikan
permasalahan yang disampaikan. Guru tidak perlu tergesa-gesa dalam menjelaskan
materi. Disamping pengaturan ruangan kelas juga perlu diperhatikan, berikut contoh
pengaturan tempat duduk (Melvin L. Silberman, 1996).
Gambar di atas merupakan alternatif bentuk penataan tempat duduk siswa yang
diberikan oleh Melvin L. Silberman. Bentuk U (gambar (a)), bentuk setengah lingkaran
(gambar (b)), bentuk tanda pangkat (gambar (c)), bentuk meja konferensi (gambar (d)),
bentuk lingkaran (gambar (e)), bentuk lingkaran kursi (gambar (f)), dan bentuk lingkaran
116
(formasi alternatif untuk diskusi kelompok) (gambar (g), dapat diterapkan dalam kelas-
kelas pembelajaran Matematika.
Pandangan tentang Pembelajaran MatematikaOleh: Prof. Dr. Utari Sumarmo
Pandangan dan pemahaman guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi cara
guru melaksanakan proses pembelajaran dan proses evaluasi hasil belajar siswa. Pada
guru yang kurang menekankan belajar pada aspek “proses” tetapi lebih kepada
“produk”, pembelajaran akan lebih berpusat kepada guru melalui pengulangan kegiatan
rutin seperti penjelasan singkat materi baru, pemberian pekerjaan rumah, pemeriksaan
di kelas sambil berkeliling kelas atau menjawab pertanyaan siswa. Namun guru dengan
pandangan belajar sebagai proses mengkonstruksi informasi dan pengalaman baru
menjadi pemahaman siswa yang bermakna, guru akan berusaha melakukan kegiatan
dengan melibatkan siswa secara aktif.
Guru dengan pandangan belajar sebagai proses mengkonstruksi informasi dan
pengalaman baru menjadi pemahaman siswa yang bermakna, guru akan berusaha
melakukan kegiatan sebagai berikut:
(2) Memilih tugas-tugas matematika sedemikian sehingga memotivasi minat siswa dan
meningkatkan keterampilan intelektual siswa.
(3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendalami pemahaman mereka terhadap
produk dan proses matematika serta penerapannya.
(4) Menciptakan suasana kelas (lingkungan fisik dan emosional) yang mendorong
dicapainya penemuan dan pengembangan idea matematika,
(5) Menggunakan dan membantu pemahaman siswa, alat-alat teknologi, serta sumber-
sumber lain untuk menigkatkan penemuan matematika,
(6) Mencapai dan membantu siswa untuk mencari hubungan antara pengetahuan
semula dengan pengetahuan baru;
(7) Membimbing secara individual, secara kelompok dan secara klasikal.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan di atas, selain guru matematika harus
menguasai matematika dengan baik, guru juga harus mempunyai pandangan terhadap
pembelajaran matematika yang lebih menekankan kepada:
(1) Pengertian kelas sebagai komunitas matematika daripada hanya sebagai
sekumpulan individu,
(2) Pengertian logika dan kejadian matematika sebagai verifikasi daripada guru sebagai
penguasa tunggal dalam memperoleh jawaban benar,
(3) Pandangan terhadap penalaran matematika daripada sekadar mengingat prosedur
atau algoritma saja,
(4) Penyusunan konjengtur, penemuan dan pemecahan masalah daripada penemuan
jawaban secara mekanik, dan
117
(5) Mencari hubungan antara ide-ide matematika dan penerapannya daripada
matematika sebagai sekumpulan konsep yang saling terpisah.
Sumber: Utari Sumarmo, Impelementasi Kurikulum Matematika, PMIPA IKIP Bandung,
1999
118
SSeessii 77
BBaaggaaiimmaannaa AAnnddaa MMeemmiilliihh SSuummbbeerr--SSuummbbeerr uunnttuukk
MMeenndduukkuunngg PPrroosseess BBeellaajjaarr MMeennggaajjaarr??
PPeennddaahhuulluuaannPerkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesatnya telah
memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap seting pembelajaran. Henich dkk
(1996) dalam bukunya Instructional Media and Technology for Learning, menyatakan
bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan.
Media dan alat-alat menawarkan peluang yang lebih baik dalam proses belajar
mengajar. Pembelajaran merupakan susunan dari informasi dan lingkungan untuk
menfasilitasi belajar. Penggunaan lingkungan dimaksudkan bukan hanya pada saat
pembelajaran berlangsung, melainkan juga metode, media, peralatan yang diperlukan
untuk memberikan informasi, dan membimbing siswa belajar. Pendekatan pembelajaran
dapat terbentang dari belajar yang dikontrol oleh siswa sendiri sampai ke pendekatan
yang dikontrol oleh guru.
Apakah peranan guru akan menjadi berbeda ketika mengintegrasikan media dan alat-
alat dalam pengajarannya? Peranan guru dan siswa jelas menjadi berubah karena media
dan teknologi di dalam kelas. Guru dan buku bukan lagi menjadi satu-satunya sumber
belajar (learning resources) atau sumber ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini peran
yang dapat diambil guru adalah senantiasa merencanakan proses pembelajaran, bekerja
sama dengan guru lain dan ahli media, guru dapat mengintegrasikan media ke dalam
proses pembelajaran sehingga dapat memperbesar perolehan (hasil belajar) yang
berdampak pada peningkatan prestasi siswa.
Sehubungan bagaimana memilih sumber belajar, media dan peralatan dalam
pembelajaran, Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) No. 16 Tahun 2007 khususnya pada
kompetensi inti guru 4.5 yang mengharuskan guru menggunakan media pembelajaran
dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran
yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. Khususnya dalam
kompetensi inti guru ke-5 dikemukakan bahwa guru dituntut memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
Peraturan tersebut mengandung arti bahwa guru, termasuk guru matematika harus
berusaha dan meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan media dan peralatan dalam
119
mengajarkan matematika serta memanfaatkannya dalam meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrTujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih mengembangkan
kompetensi guru dalam Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti 4.5, yaitu
menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh dan kompetensi inti ke-5 guru mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkannya.
Fasilitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal
mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat:
Menjelaskan pengertian sumber belajar (median dan alat) pembelajaran.
Menjelaskan prinsif-prinsif penggunaan media dan peralatan (alat peraga) dalam
pembelajaran.
Memilih media dan peralatan (alat peraga) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika.
PPeerrttaannyyaaaann kkuunncciiApa yang dimaksud dengan sumber belajar (media dan alat) pembelajaran?
Apa saja prinsif-prinsif yang harus diperhatikan dalam menggunakan penggunaan
media dan peralatan (alat peraga)?
Apa saja penggunaan media dan peralatan (alat peraga) yang sesuai tujuan
pembelajar matematika?
PPeettuunnjjuukk UUmmuummSelalu mengingat bahwa peserta pelatihan adalah mitra kerja atau kolega.
Perlakukan peserta sebagai pembelajar dewasa.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini
sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti 4.5 dan 5 tentang
kompetensi penguasaan media, sumber belajar dan TIK yang harus dimiliki guru
untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
120
Jangan terjebak kepada pengertian media, alat peraga terutama TIK yang
berorientasi kepada penggunaan teknologi canggih semata. Ingat definisi TIK pada
modul dasar DBE3 yakni modul TIK.
Baca dengan seksama catatan untuk fasilitator pada sesi ini dan lakukan dengan
fleksibel.
Perhatikan ketersediaan media, sumber belajar dan perangkat TIK diantaranya media
gambar, model-model, sumber belajar yang ada di kelas dan dilingkungan sekolah,
laptop, OHP, LCD dan kalkulator.
Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan pada sesi ini.
Pantau seluruh kegaiatan dalam sesi ini agar tujuan dan hasil belajar dan tercapai
secara optimal.
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaann
Kertas flipchart
Spidol marker besar
Lem kertas
Hadiah permen atau cemilan dalam bungkus yang menarik sebanyak 1 buah.
Handout untuk peserta 7.1 : ”Gambar/daftar sumber belajar (media dan alat) dalam
matematika”
Informasi tambahan 7.1: ”Penentuan Sumber Belajar dan Media Pembelajarani”
Informasi tambahan 7.2: ”Rubrik pelaksanaan pembelajaran berisi kriteria
pembelajaran yang menggunakan media secara efektif.
WWaakkttuuSesi ini berlangsung selama 90 menit. Fasilitator dapat mengikuti urutan waktu yang
ditetapkan secara fleksibel untuk tiap tahap kegiatan seperti yang ditunjukkan.
IICCTTPenggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada
peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
Kalkulator untuk peragaan
121
RRiinnggkkaassaann SSeessii
EEnneerrggiizzeerrEnergizer pada sesi ini merupakan pilihan dan diberikan kepada peserta jika mereka
membutuhkan adanya penyegaran. Fasilitator harus mampu melihat kebutuhan peserta
dalam hal ini.
Warisan yang adil
Tiga orang bersaudara mendapatkan surat wasiat pembagian harta peninggalan 17
domba yang hanya berupa surat. Adapun bunyi surat peninggalan itu berbunyi
demikian; si sulung harus mendapatkan bagian setengahnya. Sedang Si Tengah
mendapat bagian sepertiganya. Dan Si Bungsu mendapat bagian sepersembilannya.
Untuk peninggalan harta warisan yang lainnya, dibagi sama rata. Khusus untuk
pembagian domba ini harus dalam keadaan hidup dan tidak boleh dijual dulu. Pada
pembagian 17 ekor dombanya inilah yang menjadi pertengkaran karena jelasnya domba
tidak boleh dipotong. Karena tidak menemukan strategi (siasat) bagaimana cara
membaginya, mereka bertiga pergi kepengadilan untuk membaginya secara adil sesuai
Introduction
5 menit
Fasilitator
memaparkan
tema, tujuan
dan hasil
pembelajaran,
serta
pertanyaan-
pertanyaan
kunci kepada peserta
Connection
35 menit
Peserta
menuliskan
beberapa
perbedaan
media dan alat
disertai contoh
pada kertas flip
chart. Peserta
menjawab
pertanyaan
(benar/salah)
tentang prinsip
penggunaan
media dan alat
pembelajaran
yang ditayankan
melalui power point.
Application
45 menit
Peserta bekerja
dalam
kelompok.
Peserta memilih
SK/KD sesuai
jenjang dan KD
yang akan
dikembangkan.
Selanjutnya
peserta
mengerjakan
handout 7.1
berisi media dan
alat pembelajar-
an selanjutnya
memilih mana
yang paling
tepat untuk
mengajarkan
SK/KD. Umpan
balik
Reflection
5 menit
Peserta
merangkum
pembelajaran
selama sesi,
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
kunci dan
menuliskannya
dalam jurnal
refleksi
pembelajaran.
Extension
Di luar sesi,
peserta diminta
Membaca
seluruh
informasi pada
bacaan
tambahan dan
informasi
tambahan 7.1
dan 7.2.
122
dengan surat wasiatnya. Ternyata dipengadilanpun tidak dapat diatasi. Pada waktu itu
muncullah seorang yang terkenal pandai di desanya. Setelah membaca isi surat wasiat
itu, dia dapat membaginya secara adil dan sama sesuai dengan surat wasiatnya. Nah
bagaimanakah strategi pembagian yang adil ini dilaksanakan seandainya saudara
diminta tolong?
PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit)
(3) Sampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator
keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
(4) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
1
Catatan untuk Fasilitator
Berbagai sumber belajar yang dapat mendukung pembelajaran matematika di
kelas, mulai dari guru, buku, jurnal, lingkungan, media, TIK, dll. Guru perlu
memilih sumber yang dapat mendukung strategi belajar mengajar.
Penguasaan dan penggunaan media, sumber belajar dan TIK untuk mendukung
tujuan pembelajaran matematika yang dituntut dalam Permen No. 16 tahun 2007
pada kompetensi inti ke-4.5 dan ke-5.
Connection (35 menit)
(1) Tuliskan kata “ Pendukung pembelajaran/sumber belajar “ pada papan tulis.
(2) Minta peserta untuk menyebut beberapa sumber (media dan alat) pembelajaran.
Tuliskan pada kertas flipchart.
(3) Daftar sumber pembelajaran sebanyak peserta yang menyebutkannya di dalam 5
menit.
(4) Buatlah tabel seperti di bawah ini pada kertas flipchart.
(5) Minta peserta untuk menjelaskan perbedaan antara judul (media dan alat) di
dalam kolom dengan memberi beberapa contoh.
(6) Beri peserta 5 menit untuk menggolongkan daftar sumber (media dan alat)
pembelajaran ke dala dua kolom
Media Pembelajaran Alat Pembelajaran
C
I
123
2
Catatan untuk Fasilitator
Guru perlu memikirkan bagaimana memilih sumber pemebalajaran (bukan hanya
buku teks) untuk mendukung stratetgi pembelajaran.
Yakinkan bahwa TIK adalah tercakup di dalam sesi ini dan digunakan sebagai
sumber untuk mendukung pembelajaran, yang selama ini tidak diintegrasikan
dari strategi pembelajaran.
(7) Jelaskan kepada peserta bahwa hal yang terpenting tentang sumber (media dan
alat) pembelajaran adalah bukan menyebutkan atau menggolongkannya tapi
bagaimana guru menggunakan sumber tersebut di dalam kelas.
(8) Beri peserta dua buah kartu, minta mereka menulis BENAR pada sebuah kartu dan
SALAH yang lainnya.
(9) Bacakan pertanyaan berikut tentang prinsif penggunaan sumber pembelajaran
kepada peserta dan minta mereka untuk mengatakan apakah benar atau salah
sesuai meningkatnya nomor kartu.
Pernyatan diperlihatkan dengan power point
Slide 1:
Alat dan media pembelajaran sebaiknya asli dan imanajinatif serta menciptakan pesan
menarik yang menghubungkan siswa dengan proses belajarnya.
Slide 2:
Para guru sebaiknya menyediakan beberapa alternatif peralatan untuk mengantisipasi
hal yang terduga (misalnya listrik mati).
Slide 3:
Peralatan pembelajaran sebaiknya digunakan oleh para guru untuk membantu mengajar
dan tidak oleh siswa.
Slide 4:
Media dan peralatan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan membantu siswa
untuk mengembangkan tujuan pembelajaran lebih baik.
Slide 5:
Media dan peralatan pembelajaran tidak perlu tepat untuk jenjang perkembangan
mental siswa (misalanya siswa kelas VII dapat diberi dasar-dasar teori limit)
Slide 6:
Sumber pembelajaran tidak perlu mengacu kepada rencana pelakasanaan pembelajaran
Slide 7:
Dengan menggunakan alat peraga maka proses belajar termotivasi, sehingga baik siswa
124
maupun guru, dan terutama siswa minatnya akan timbul. Ia akan senang, teransang,
tertarik, dan karena itu bersikap positif tertahadap pengajaran matematika.
Slide 8:
Alat peraga pembelajaran matematika membuat bentuk kongkrit menjadi konsep yang
lebih abstrak
Slide 9:
Alat peraga yang digunakan hanya sekadar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang
tidak menunjang konsep-konsep dalam matematika
Slide 10:
Dengan alat peraga, konsep-konsep abstrak dapat disajikan dalam bentuk kongkrit
yaitu dalam bentuk model-model matematika yang dipakai objek penelitian.
(10) Fasilitator harus meyakinkan bahwa peserta mengoreksi pernyataan yang salah.
(11) Siapkan dan berikan peserta handout yang meringkas pentuntun untuk
menggunakan pendukung pembelajaran atau sumber yang didasarkan pada
pernyataan dari quiz benar-salah.
(12) Lihat kembali daftar sumber pembelajaran. Minta peserta, sumber yang mana yang
paling sesuai dengan pelajaran matematika.
Application (45 menit)
(1) Bagi peserta ke dalam beberapa kelompk.
(2) Beri setiap kelompok KD/Indikator sesuai jenjang kelas dan semester. Printahkan
mereka untuk memilih beberapa jenjang dan semester yang akan ajarkan.
(3) Beri peserta handout 7.1 yang berisi gambar (daftar) dari sumber pembelajaran
(media dan alat) yang berbeda.
(4) Tugas meraka adalah memilih pendukung/sumber pembelajaran yang paling tepat
dari handout untuk mendukung pengajaran, sediakan waktu presentase 5 menit
untuk menjelaskan:
Apakah tujuan dari pelajaran atau kegiatan ini?
Yang mana sumber pembelajaran yang mereka pilih?
Mengapa mereka memilih sumber pembelajaran itu?
Bagaimana sumber pembelajaran ini mendukung siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran?
Bagaimana mereka akan menggunakan sumber ini di dalam pelajaran?
Apakah yang mereka pikirkan ketika menggunakan sumber ini?
(5) Umpan balik dari facilitator dan beberapa peserta.
A
125
3
Catatan untuk Fasilitator
Penggunaan sumber pembelajaran (media dan alat) dapat diakitkan dan
dihubungkan dengan salah satu atau beberapa dari:
a. Pembentukan konsep
b. Pemahaman konsep
c. Latihan dan penguatan
d. Pelayan terhadap perbedaan individual, termasuk pelayananan terhadap anak
lemah dan anak berbakat.
e. Pengukuran: alat peraga dipakai sebagai alat ukur
f. Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulan
seacar umum, alat peraga sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat
untuk meneliti.
g. Pemecahan masalah matematika.
Reflection (5 menit)
Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan
kunci dan menuliskannya dalam jurnal refleksi pembelajaran.
Extension
Kegiatan berikut ini diperuntukkan bagai peserta di luar sesi pelatihan, oleh sebab itu
peserta diminta melakukan:
(2) Menelusuri sumber bacaan dari internet sebagaimana disebutkan dalam bacaan
tambahan
(3) Membaca informasi tambahan 7.1 dan informasi tambahan 7.2.
PPeessaann KKuunncciiSumber belajar sebaiknya dipilih secara hati-hati untuk mendukung siswa
mengembangkan kompetensi yang telah ditargetkan atau akan dicapai. Sumber-sumber
tersebut sebaiknya imajinatif dan menciptakan sebuah pesan yang menarik untuk siswa.
Sumber-sumber sebaiknya digunakan oleh siswa untuk mendukung pembelajaran.
E
R
126
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannMax Sobel & Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika; Sebuah Buku Sumber Alat Peraga,
Aktivitas dan Stategi. Erlangga, Jakarta, 2003
Dari internet:
Membuat dan mengedit laporan dan presentasi
http://ikc.cbn.net.id/umum/deddy-word.php
http://www.oke.or.id/tutorial/7Mencetak%20Dokumen.doc
http://www.oke.or.id/tutorial/6Membuat%20MailMaerge.doc
http://www.oke.or.id/tutorial/5Membuat%20tabel%20dan%20kolom.doc
http://www.oke.or.id/tutorial/4Mengunakan%20Tabulasi.doc
http://www.oke.or.id/tutorial/3Melakukan%20editing%20sederhana.doc
http://www.oke.or.id/tutorial/2Mengoperasikan%20Software%20Pengolah%20Kata.doc
http://www.oke.or.id/tutorial/1Mengoperasikan%20Software%20Pengolah%20
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc
http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/tutorial/Membuat%20Slide%20Presentasi.pdf
http://ikc.cbn.net.id/umum/yuhefizar-office.php
Menggunakan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain
http://www.oke.or.id/tutorial/Yamta~Email%20OKE.pdf
http://belajarblog.tk/
http://bebas.vlsm.org/v10/onno-ind-2/application/education/belajar-internet-
melalui-istilah-internet-04-2001.rtf
Penggunaan komputer untuk pembelajaran matematika
(http://www.nctm.org)
(http://imo.math.ca)
(http://forum.swarthmore.edu)
(http://turnbull.mcs.st-and.ac.uk/~history/Indexes/HistoryTopics.html)
127
Handout UUnnttuukk PPeesseerrttaa 77..11
SUMBER BELAJAR (MEDIA DAN ALAT) DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Petunjuk:
1. Cermati kompetensi dalam SK/KD sesuai jenjang dan semester SMP
2. Pilih pendukung pembelajaran (sumber, media, dan alat) yang paling tepat untuk
mengajarkan kompetensi pada point (1).
Media Alat Peraga
128
129
130
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 77..11
Sosialisasi KTSP
MENENTUKAN SUMBER BELAJAR
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
ANALISIS SUMBER BAHAN/ALAT
ANALISIS SUMBER ANALISIS SUMBER BAHAN/ALATBAHAN/ALAT
• Buku teks, buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian, dokumen negara, penerbitanberkala (majalah, tabloid, koran, dsb)
• Alat Praktek, alat peraga• Bahan praktek
131
MEDIA PEMBELAJARAN
MEDIA ADALAH SEGALA SESUATU YANG DAPAT MENYALURKAN PESAN, DAPAT MERANGSANG PIKIRAN, PERASAAN, KEMAUAN, SEHINGGA MENDORONG TERJADINYA BELAJAR PADA SISWA
MEDIA ARE ANYTHING THAT CARRIES INFORMATION BETWEEN A SOURCE AND RECEIVER
(HEINICH 86)
MEDIA DAPAT MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN PAI
1. DAPAT DILIHAT DAN ATAU DIDENGARModel, rekaman video, powerpoint, flash
2. ALAT BANTU PEMBELAJARANAlat bantu bukan pengganti guru
3. MEDIUM PERANTARA INFORMASIPenyampai informasi
4. ALAT BELAJAR (MODUL, REKAMAN, Bahan ajar)
132
FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
1. MENARIK PERHATIAN SISWA, SEHINGGA MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR
2. MEMBERIKAN PENGALAMAN NYATA
3. MENGATASI KETERBATASAN
4. BAHAN AJAR LEBIH BERMAKNA DAN DAPAT DIPAHAMI SISWA
5. MENGAJAR LEBIH BERVARIASI KARENA TIDAK HANYA VERBAL DAN MEMBOSANKAN
LANJUTAN
6. SISWA LEBIH BANYAK BELAJAR, TIDAK HANYA MENDENGARKAN
7. MENGEMBANGKAN MINAT DAN MOTIVASI
8. MENUNTUN BERPIKIR KONGKRIT
9. MEMBERIKAN PENGALAMAN YANG TAK MUDAH DIDAPAT
10. MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN DAN BELAJAR
KRITERIA PEMILIHAN MEDIA
SESUAI KOMPETENSI, SISWA, KEBUTUHAN, DAERAH, DAN BIAYA
KEADAAN SARANA PENDUKUNG
KEMAMPUAN PENGELOLAAN
KETEPATGUNAAN/EFISIENSI
MUTU TEKNIS
133
MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
* MEDIA GRAFISFOTO, GAMBAR, SKETSA, DIAGRAM, GRAFIK, PAPAN PLANEL, BULETIN
* MEDIA AUDIORADIO, TAPE RECORDER, LAB BHS, CD, MP3
* MEDIA PROYEKSISLIDE, OHP, LCD
* MEDIA AUDIO VISUALVCD, DVD, FILM, TV, DAN KOMPUTER
MACAM MEDIA PEMBELAJARAN(Lanjutan)
MEDIA DUA DIMENSIGAMBAR, FOTO, DIAGRAM, SKETSA DLL
MEDIA TIGA DIMENSIMODEL, MAKET, REPRO DLL
MEDIA PROYEKSISLIDE, OHP, FILM, VCD, DVD,
MEDIA LINGKUNGANBENDA, BINATANG, TUMBUHAN, DAN ALAM
JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
BENDA SEBENARNYA: OBJEK, BENDA, ALAM
BENDA TIRUAN: MODEL, MINIATUR, MAKET, REPRO
SIMULASI
SARANA PENGAJARAN VERBAL: KATA, KALIMAT
SARANA PENGAJARAN GRAFIS
GAMBAR DIAM DAN BERGERAK
REKAMAN GAMBAR SUARA/GBR DAN SUARA PROGRAM
134
MEDIA PEMBELAJARAN YANG BAIK
UKURAN HARUS BESAR, ARTINYA DPT DIBACA SISWA SELURUH KELAS
PESAN JELAS TIDAK TIMBUL MAKNA GANDA
GAMBAR BERWARNA LEBIH BAIK DARIPADA HITAM PUTIH
BENTUK ATAU GAMBAR HARUS REALISTIK, ARTINYA MEMBERIKAN PEMAHAMAN NYATA
LANJUTAN
GAMBAR ATAU FOTO YG BAIK SEBAGAI MEDIA YANG MENGANDUNG GERAK DAN BERWARNA
TAMPILAN SEDERHANA TIDAK KOMPLEKS, MUDAH DIPAHAMI, TIDAK MENIMBULKAN MAKNA GANDA, TULISAN, GAMBAR, WARNA, BENTUK, KOMPOSISI, KESEIMBANGAN HARUS BAGUS
DAPAT MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
135
IInnffoorrmmaassii TTaammbbaahhaann 77..22
Rubrik Penilaian: Instrumen Sertifikasi Guru: Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Gunakan rubrik berikut untuk membantu anda menentukan nilai yang akan diberikan ketika anda mengobservasi pelajaran
# Indikator/ Aspek yang
diamati
Beri nilai 1 jika …… Beri nilai 2 jika …. Beri nilai 3 jika……. Beri nilai 4 jika…. Hanya beri nilai 5 jika..
C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
13 Menggunakan media
secara efektif dan
efisien
Tidak ada media
pembelajaran yang
digunakan
ATAU
Buku pelajaran
merupakan satu-
satunya media
pembelajaran yang
digunakan
Media pembelajaran
digunakan namun guru
tidak menggunakannya
secara efisien (misal:
guru tidak dapat
menemukan handout,
pemutar video tidak
berfungsi, guru tidak
bisa mengoperasikan
OHP/proyektor)
maupun efektif (misal:
media yang digunakan
tidak membantu
peserta ajar dalam
meningkatkan
pemahaman,
ketrampilan atau ide-
ide mereka)
Media pembelajaran
telah dipersiapkan dan
digunakan secara
efisien oleh guru,
namun tidak secara
efektif (misal: media
telah terorganisir
secara baik namun
tidak membantu
peserta ajar untuk
memperbaiki
pemahaman,
ketrampilan atau ide-
ide mereka)
ATAU
Media pembelajaran
telah dipersiapkan dan
digunakan secara
efektif oleh guru,
namun tidak secara
Media pembelajaran
telah dipersiapkan dan
digunakan secara
efisien dan efektif oleh
guru (misal: semua
handout telah
dipersiapkan, pemutar
video berfungsi
dengan baik dan guru
telah memeriksa kaset
videonya dan juga
berguna untuk
membantu para siswa
memperbaiki
pemahaman,
ketrampilan atau ide-
ide mereka)
Semua kriteria untuk
nilai 4 telah terpenuhi
PLUS
Guru telah menyiapkan
beberapa media
alternatif sebagai
cadangan bila terjadi
hal yang tak terduga
136
efisien (misal: tidak
terorganisir secara
baik namun mampu
membantu peserta ajar
untuk memperbaiki
pemahaman,
ketrampilan atau ide-
ide mereka)
15 Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media
Tidak ada media
pembelajaran yang
digunakan
ATAU
Siswa menggunakan
sebagian dari media
pembelajaran namun
terlalu tradisional dan
kurang memancing
inspirasi (misal: buku
pelajaran)
Media pembelajaran
telah dipersiapkan
namun yang
menggunakan adalah
guru untuk membantu
mereka dalam
mengajar dan tidak
melibatkan para siswa
(misal: guru
menggunakan boneka
model kerangka tulang
manusia untuk
mengenali bagian-
bagian tubuh)
Beberapa media
pembelajaran telah
dipersiapkan namun
yang menggunakan
hanyalah sebagian
kecil saja dari siswa
(misal: beberapa siswa
maju ke depan kelas
dan menggunakan
boneka model
kerangka untuk
mengenali bagian-
bagian tubuh)
Media pembelajaran
telah dipersiapkan dan
digunakan oleh
seluruh siswa untuk
membantu mereka
belajar (misal: para
siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok
dan masing-masing
kelompok
menggunakan boneka
model kerangka untuk
mengenali bagian-
bagian dari tubuh)
Semua kriteria untuk
nilai 4 telah terpenuhi
PLUS
Guru telah menyiapkan
beragam media yang
kreatif dan menarik
untuk melibatkan para
siswa dalam
pembelajaran mereka
137
SSeessii 88Dapatkah Anda Membuat Strategi Pembelajaran yang
Mengintegrasikan Seluruh Aspek Pembelajaran?
PPeennddaahhuulluuaannKerangka dasar kurikulum berbasis kompetensi menyatakan bahwa kompetensi adalah
perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman
belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual
dengan kehidupan nyata. Pencapaian kompetensi melalui pengalaman belajar yang
sesuai ditentukan oleh strategi belajar mengajar yang tepat. Ketepatan strategi belajar
mengajar yang dimaksudkan di sini tidak hanya mencakup strategi guru dalam
mencapai kompetensi dari mata pelajaran matematika tetapi juga strategi mengajarkan
siswa bagaimana seharusnya belajar.
Siswa adalah subyek pembelajaran, karena itu karakteristik dan gaya belajar mereka
harus dipikirkan atau dipertimbangkan ketika merencanakan strategi belajar mengajar
di kelas. Untuk mengakomodasi karakteristik siswa yang beragam, strategi belajar
mengajar harus di susun sedemikian rupa sehingga dapat memberi suasana yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif.
Untuk mendukung strategi belajar mengajar yang efektif dibutuhan pencipataan
lingkungan belajar baik fisik dan emosional. Lingkungan belajar yang kondusif
mempunyai dampak yang kuat terhadap pembelajaran karena dapat mempromosikan
atau mengahalangi proses pembelajaran. Lingkungan belajar perlu disediakan agar lebih
memberi suasana terutama di kelas yang fleksibel untuk mendukung siswa belajar
dengan baik.
Strategi belajar mengajar yang mempertibangkan karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran, relevansi dengan kehidupan nyata, dan lingkungan belajar baik fisik dan
emosional akan berjalan dengan baik jika ditunjang oleh adanya sumber belajar yang
memadai. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat menempatkan peran
guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Terdapat bentangan sumber
belajar mulai dari yang paling sederhana misalnya buku teks sampai pada yang canggih
misalnya komputer/internet dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran yang
lebih baik.
138
Cakupan materi pada standar kompetensi sifatnya masih luas. Untuk memudahkan guru
dalam mengembangkan kurikulum, standar kompetensi diuraikan menjadi sejumlah
kompetensi dasar. Kompetensi dasar memiliki cakupan materi yang relatif lebih sempit,
dan menggunakan kata kerja operasional yang mudah diukur. Kata kerja yang
digunakan terkait dengan tingkat berpikir yang diperlukan untuk mempelajari suatu
mata pelajaran.
Implikasi penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan garis-garis
pembelalajaran (silabus, RPP,). RPP merupakan acuan untuk merencanakan dan
melaksanakan program pembelajaran. Tingkat pencapaian kompetensi dasar sangat
ditentukan oleh minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Mereka yang berminat
dapat diharapkan akan mencapai prestasi hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu,
tugas guru adalah membangkitkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran melalui
suatu strategi belajar mengajar yang efektif yang mengintegrasikan seluruh aspek
pembelajaran . Hal ini sesuai Permen No 16 Tahun 2007 tentang standar kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya kompetensi inti 4.3 yaitu guru mampu
menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrTujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong para peserta untuk lebih mengembangkan
kompetensi pedagogik inti yang dibahas pada sesi-sesi sebelumnya (sesi 1- 7), yaitu:
11. Kompetensi inti 2.1 “Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu”.
12. Kompetensi inti 2.2 “Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu”.
13. Kompetensi inti 3.3 “Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diampu”.
14. Kompetensi inti 4.5 “Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.”
15. Kompetensi inti 5 ”Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.”
16. Kompetensi inti 6.1 “Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal”.
17. Kompetensi inti 6.2 “Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.”
18. Kompetensi inti 7. “Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik”.
139
Fokus dari sesi ini adalah untuk membantu peserta mengembangkan kompetensi inti
4.3 yaitu “menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan ” sebagai persiapan melakukan mikro
teaching.
Karena pentingnya sesi ini maka fasilitator hendaknya menfasilitasi kegiatan-kegiatan
pada sesi ini semaksimal mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat:
Menyusun garis besar pelajaran yang mengintegrasikan seluruh aspek pembelajaran.
PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii
Strategi belajar mengajar apa yang akan digunakan dalam pelajaran?
Mengapa atau apakah strategi yang digunakan sudah tepat untuk siswa?
Bagaimana strategi yang digunakan mendukung pengembangan kompetensi?
Bagaimana menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata?
Penataan ruang kelas seperti apa yang akan digunakan di dalam pelajaran ini?
Mengapa menggunakan tata ruang kelas? Bagaimana tata ruang ini mendukung
pembelajaran?
Sumber-sumber belajar apa yang digunakan di dalam pelajaran ini?
Bagaimana sumber-sumber tersebut mendukung strategi pembelajaran?
PPeettuunnjjuukk UUmmuummSelalu mengingat bahwa peserta pelatihan adalah mitra kerja atau kolega.
Perlakukan peserta sebagai pebelajar dewasa.
Jelaskan secara seksama tujuan dan hasil belajar. Jelaskan pula tujuan utama sesi ini
sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007 pada kompetensi inti ke-4.3.
RPP yang dimaksud dalam sesi ini adalah RPP mata pelajaran matematika. Jadi
jangan terjebak dengan pengertian umum. Ingat bahwa informasi umum perihal RPP
telah diperoleh peserta pada pelatihan modul dasar 2 BTL.
Baca dengan seksama catatan untuk fasilitator pada sesi ini dan lakukan dengan
fleksibel.
Perhatikan ketersediaan perangkat TIK diantaranya laptop, OHP, dan LCD sebelum
memasuki sesi ini. Manfaatkan peralatan yang tersedia semaksimal mungkin.
Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan di sesi ini.
Beri perhatian dan kesempatan jika ada peserta yang kurang terlibat dalam kegiatan.
Pantau dan arahkan seluruh aktivitas dalam sesi ini agar tujuan dan hasil belajar dan
tercapai secara optimal.
140
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannKertas flipchart
Spidol marker besar
Penggaris panjang.
Dokumen standar isi matematika
Handout untuk peserta 8.1: ”Konstelasi hubungan strategi pembelajaran antar sesi”
Handout untuk peserta 8.2: ”Rancangan outline pembelajaran yang akan
dikembangkan peserta”
Informasi tambahan 8.1: ”Standat Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika jenjang SMP”
Informasi tambahan 8.2: ”Rubrik penilaian rencana pembelajaran”
WWaakkttuuSesi ini berlangsung selama 90 menit.
IICCTTPenggunaan TIK untuk mendukung sesi ini adalah pilihan dan bergantung pada
peralatan yang ada. Beberapa kemungkinan pengggunaan TIK adalah:
OHP untuk presentasi
LCD dan laptop untuk presentasi
RRiinnggkkaassaann SSeessii
Introduction
5 menit
Fasilitator
memaparkan
tema, tujuan
dan hasil
pembelajaran,
serta
pertanyaan-
pertanyaan
kunci kepada
Connection
20 menit
Peserta
mereview materi
yang telah
diperoleh dari
sesi 1-7.
Peserta
mengerjakan
handout 8.1.
berisi konstelasi
hububungan
antara strategi pembelajaran.
Application
60 menit
Peserta bekerja
dalam kelompok.
Berdasarkan
handout 8.2,
peserta menyusun
outline
pembelajaran yang
menghimpun
seluruh
kemampuan dari
sesi 1-7 ke dalam
sebuat strategi
pembelajaran yang
utuh
Reflection
5 menit
Peserta
merangkum
pembelajaran
selama sesi,
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
kunci dan
menuliskannya
dalam jurnal
refleksi pembelajaran.
Extension
Di luar sesi,
mempelajari
bacaan
tambahan ,
informasi
tambahan 8.1
dan informasi
8.2.
141
EEnneerrggiizzeerrEnergizer berikut merupakan energizer yang berhubungan dengan sesi ini. Makna dari
energizer ini adalah bahwa apa yang dimiliki perlu ditata penempatannya agar maksimal
hasilnya. Penataan ini membutuhkan strategi yang tepat agar sumber daya yang ada
termanfaat secara baik. Energeizer ini berjudul “Menakar bensin sama isinya”
Tiga orang pegawai mendapat pembagian bensin sebanyak 24 liter, yang dibawanya
dalam jeriken besar. Di kantornya hanya mempunyai kaleng yang berukuran 3 liter, 11
liter, dan 13 liter. Pada hari berikutnya dia membawa kaleng masing-masing. Akan
tetapi alangkahnya kecewanya mereka ketika hendak membaginya 8 liter masing-
masing menjumpai kesukaran. Nah teman-teman coba tolonglah bagaimana cara
membaginya sama rata sehingga masing-masing mendapat 8 liter.
PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (5 menit)
(1) Sampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Jelaskan bahwa indikator
keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.
(2) Sampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.
1
Catatan untuk Fasilitator
Sesi ini sebaiknya memuat durasi lebih panjang dimana peserta dapat bekerja
dalam kelompok untuk mempersiapkan sebuah mikro teaching.
Fokus dari sesi ini adalah menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan
hasil belajar yang telah diperoleh pada sesi 1 -7.
Fasilitator menyampaikan penting memiliki dan menguasai kompetensi dalam
pengembangan perencanaan pembelajaran melalui Permen No. 16 tahun 2007
pada kompetensi inti ke-4.3
Connection (20 menit)
(1) Minta peserta melihat kembali hal-hal yang telah dipelajari pada sesi 1-7. Tanyakan
point-point penting dari setiap sesi yang telah dipelajari.
(2) Minta peserta menuliskan karakteristik utama atau kata-kata kunci dari setiap sesi
1-7.
C
I
142
(3) Minta peserta menghubung-hubungkan antara satu sesi dengan sesi lain. Tanyakan
kepada peserta inti atau tujuan dari keseluruhan sesi. Dapat dilakukan dengan
diagram.
(4) Review hasil-hasil yang telah diperoleh dari sesi 1-7.
(5) Bagikan kepada setiap kelompok handout 8.1. Beri kesempatan selama 15 menit
untuk mendiskusikan dan menyelesaikannya.
2
Catatan Untuk Fasilitator
Inti dari sesi ini adalah menggabungkan seluruh pemahaman peserta dari sesi 1-
7. Melihat sesi mana yang merupakan dasar dari sesi lain, sesi mana yang saling
mendukung, sesi mana yang menjadi prasyarat dari sesi lain, dan sesi mana yang
dapat dilakukan secara bersamaan.
Dengan demikian sesi ini adalah ringkasan dari seluruh kemampuan sebelumnya
yang merupakan inti dari modul ini.
(6) Minta kepada setiap kelompok menyimpulkan hasil kerja mereka dari handout 8.1.
(7) Umpan balik dari fasilitator.
Application (60 menit)
(1) Bagi peserta ke dalam beberapa kelompok
(2) Bagi peserta dalam kelompok sesuai dengan jenjang kelas. Kelompok tersebut
misalnya kelompok kelas VII semester 1, kelompok kelas VII semester 2 dan
seterusnya.
(3) Susunlah sebuah outline pembelajaran sesuai dengan hal-hal yang telah dibahas
pada sesi 1 – 7.
(4) Outline pembelajaran, harus mencirikan atau dengan kata lain menjawab
pertanyaan- pertanyaan berikut:
Strategi belajar mengajar apa yang akan anda gunakan dalam pelajaran ini?
Mengapa? apakah strategi yang digunakan tersebut sudah tepat untuk siswa?
Bagaimana strategi tersebut mendukung pengembangan kompetensi?
Bagaimana menghubungkan pembelajaran itu dengan kehidupan nyata?
Penataan ruang kelas seperti apa yang akan digunakan di dalam pelajaran ini?
Gambarkan dalam sebuah diagram.
Mengapa menggunakan tata ruang kelas tersebut? Bagaimana tata ruang ini
mendukung pembelajaran?
Sumber-sumber belajar apa yang digunakan di dalam pelajaran ini?
Bagaimana sumber-sumber tersebut mendukung strategi pembelajaran?
(5) Peserta mengerjakan handout 8.2, berisi rancangan outline pembelajaran.
A
143
(6) Minta wakil masing-masing kelompok menyajikan selama 2 menit outline
pembelajaran yang meraka telah dibuat. Beri kesempatan kelompok lain
menanggapi.
3
Catatan Untuk Fasilitator
Kegiatan dalam aplikasi ini diarahkan untuk membuat outline (garis-garis besar)
pembelajaran, yang menfasilitasi seluruh kemampuan yang telah diperoleh dari
sesi 1 sampai sesi 7. Outline tersebut memuat sekurang-kurangnya tiga bagian,
yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan, berisi:
Penyiapan peserta didik secara fisik dan psikis, mengaitkan dengan
pengetahuan sebelumnya, menyampai kompetensi yang dicapai, menyampaikan
cakupan materi
2. Kegiatan Inti, berisi:
Proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
didik. Kegiatan initi menggunakan strategi/metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran matematika, yang meliputi:
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.
3. Kegiatan Penutup, berisi:
Membuat rangkuman/simpulan, penilaian/refleksi, memberikan umpan balik,
kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, tugas individu/kelompok), dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut.
(7) Beri waktu selama 5 menit kelompok untuk menilai outline pembelajaran yang
meraka telah dibuat. Agar penilaian efektif dapat menggunakan rubrik rencana
pembelajaran pada informasi tambahan 8.2.
(8) Beri waktu 10 menit, kepada peserta untuk melakukan kegiatan meringkas sehingga
pada akhir sesi ini peserta memiliki ringkasan yang menyoroti hal-hal yang benar-
benar merupakan titik kunci tentang mengajar dan belajar dari sesi ini.
(9) Beri hadiah kepada kelompok yang paling cepat dan paling dalam menyusun outline
pembelajaran.
Reflection (5 menit )
(1) Peserta merangkum pembelajaran selama sesi, menjawab pertanyaan-pertanyaan
kunci.
R
144
(2) Minta kepada peserta mencatat hasil-hasil pembelajaran yang mereka peroleh dari
sesi 8 pada jurnalnya masing-masing.
Extension
Minta peserta mempelajari kembali informasi tambahan 8.1 tentang rubrik peniliaian
rencana pembelajaran, termasuk informasi tambahan sesi 1-7. Minta mereka
menggunakan seluruh informasi tersebut dalam memilih satu strategi belajar mangajar
berbasis SK/KD dalam menyusun outline pembelajaran yang baik sebagai persiapan
untuk melaksanakan microteaching pada sesi 9.
PPeessaann KKuunncciiGuru diharapkan tidak hanya mengetahui strategi belajar mengajar yang tepat untuk
siswa, tujuan atau kompetensi, penataan kelas yang baik, dan penggunaan sumber yang
mendukung pembelajaran tetapi bagaimana meramu itu semua ke dalam sebuah aksi
untuk mendukung siswa belajar.
BBaaccaaaann TTaammbbaahhaannhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0604/12/jogja/22994.htm - 44k
http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/13112007191947_1809200718061
1_kubutekx_jadi.rt
http://www.blogger.com/feeds/1345826977056316310/posts/default/362666313
0405328593 - 10k -
http://www.suaramerdeka.com/harian/0410/25/opi04.htm - 9k
http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/2609200782828_kobuteks.rtf
http://www.sertifikasiguru.org/uploads/File/instrument/inst_portofolio.pdf
http://www.teach-nology.com/teachers/lesson_plans/
http://www.adprima.com/lesson
http://www.csun.edu/~hcedu013/plans.html - 96k
http://www.tapperware.com/LessonPlan/index.htmlm
http://www.lessonplanz.com
.
E
145
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 88..11
Pilih satu Komptensi Dasar (KD) menurut kelas dan semester yang akan diajarkan.
Buatlah peta konsep/diagram/skema yang menggambarkan penggunaan seluruh
strategi yang anda telah pelajari pada sesi 1-7. Adapun klasifikasi strategi pembelajaran
tersebut seperti disajikan pada tabel berikut.
KKllaassiiffiikkaassii JJuudduull sseessii
AA == SSeessii 11:: Apakah Strategi Belajar Mengajar Matematika itu?
BB == SSeessii 22:: AAppaakkaahh yyaanngg sseebbaaiikknnyyaa GGuurruu ppiikkiirrkkaann kkeettiikkaa mmeemmiilliihh
ssttrraatteeggii bbeellaajjaarr mmeennggaajjaarr uunnttuukk ssiisswwaa??
CC == SSeessii 33:: Apakah yang sebaiknya guru pikirkan ketika
menentukan strategi pembelajaran untuk mata pelajaran
mereka?
DD == SSeessii 44:: Bagaimana guru meransang partisipasi aktif siswa di
dalam proses belajar mengajar?
EE == SSeessii 55:: Bagaimana Guru dapat Menghubungkan Proses Belajar-
Mengajar Matematika dengan Kehidupan Nyata?
FF == SSeessii 66:: Bagaimana Guru dapat Menciptakan Suasana Belajar-
Mengajar yang Efektif?
GG == SSeessii 77:: BBaaggaaiimmaannaa AAnnddaa MMeemmiilliihh SSuummbbeerr--SSuummbbeerr uunnttuukk
MMeenndduukkuunngg PPrroosseess BBeellaajjaarr MMeennggaajjaarr??
HH == Sesi 8: Dapatkah Anda Membuat Strategi Pembelajaran yang
Mengintegrasikan seluruh aspek pembelajaran?
146
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 88..22Berdasarkan jawaban yang Anda tulis pada bagian aplikasi, susunlah sebuah outline pembelajaran
sesuai dengan hal-hal yang telah dibahas pada sesi 1 – 7!, dengan mengikuti pola berikut.
Tahapan Komponen
Strategi
Deskripsi Keterangan
Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan
Penutup
147
Informasi TTaammbbaahhaann 88..11
SSttaannddaarr KKoommppeetteennssii ddaann KKoommppeetteennssii DDaassaarr MMaattaa PPeellaajjaarraann
MMaatteemmaattiikkaa SSMMPP//MMTTss
Kelas VII, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Bilangan
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan
dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah
1.3 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
dan pecahan
1.4 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
Aljabar
2. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan
pertidaksamaan linear satu variabel
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur-
unsurnya
2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar
2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu
variabel
2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu
variabel
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Aljabar
4. Menggunakan konsep himpunan dan diagram
Venn dalam pemecahan masalah
4.1 Memahami pengertian dan notasi
himpunan, serta penyajiannya
4.2 Memahami konsep himpunan bagian
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan,
kurang (difference), dan komplemen pada
himpunan
4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram
Venn
4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam
pemecahan masalah
Geometri
5. Memahami hubungan garis dengan garis, garis
dengan sudut, sudut dengan sudut, serta
menentukan ukurannya
5.5 Menentukan hubungan antara dua garis,
serta besar dan jenis sudut
5.6 Memahami sifat-sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis berpotongan atau
dua garis sejajar berpotongan dengan
garis lain
5.7 Melukis sudut
5.8 Membagi sudut
148
Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Aljabar
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus
1.1 Melakukan operasi aljabar
1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya
1.3 Memahami relasi dan fungsi
1.4 Menentukan nilai fungsi
1.5 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar
sederhana pada sistem koordinat Cartesius
1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik
garis lurus
Geometri dan Pengukuran
3. Menggunakan Teorema Pythagoras dalam
pemecahan masalah
3.1 Menggunakan Teorema Pythagoras untuk
menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-
siku
3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar
yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras
Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Geometri dan Pengukuran
4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta
ukurannya
4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian
lingkaran
4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran
4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat,
panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah
4.4 Menghitung panjang garis singgung
persekutuan dua lingkaran
4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar
suatu segitiga
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma,
limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma
dan limas
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas
Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Statistika dan Peluang
3. Melakukan pengolahan dan penyajian data
3.3 Menentukan rata-rata, median, dan modus
data tunggal serta penafsirannya
3.4 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram batang, garis, dan lingkaran
149
4. Memahami peluang kejadian sederhana 4.3 Menentukan ruang sampel suatu percobaan
4.4 Menentukan peluang suatu kejadian
sederhana
Kelas IX, Semester 2
Standar Kompetensi Komptensi Dasar
Bilangan
5. Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan
bentuk akar serta penggunaannya dalam
pemecahan masalah sederhana
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan
berpangkat dan bentuk akar
5.2 Melakukan operasi aljabar yang melibatkan
bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar
5.3 Memecahkan masalah sederhana yang
berkaitan dengan bilangan berpangkat dan
bentuk akar
6. Memahami barisan dan deret bilangan serta
penggunaannya dalam pemecahan masalah
6.1 Menentukan pola barisan bilangan
sederhana
6.2 Menentukan suku ke-n barisan aritmatika
dan barisan geometri
6.3 Menentukan jumlah n suku pertama deret
aritmatika dan deret geometri
6.4 Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan barisan dan deret
150
Informasi TTaammbbaahhaann 88..22
Rubrik Penilaian : Instrumen Penilaian Kinerja: Rencana PembelajaranGunakan rubrik ini untuk membantu memberi angka untuk menilai rencana pembelajaran.
No Komponen Beri nilai 1 jika… Beri nilai 2 jika… Beri nilai 3 jika… Beri nilai 4 jika…
1 Kejelasan Hasil Pembelajaran
1.1 Kejelasan Tujuan
Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran tidak
dinyatakan
Tujuan Pembelajaran
Dinyatakan tetapi tidak
jelas
(misalnya: dapat ditafsirkan
berbeda-beda)
Tujuan pembelajaran
dinyatakan dan jelas tetapi
tidak dapat diukur
(misalnya: beberapa tujuan
menyatakan bahwa siswa
dapat melakukan apa yng
dipelajari tetapi mereka
tidak dapat melakukan
sebagai hasil dari
pelajaran)
Tujuan pembelajaran
dinyatakan jelas dan dapat
diukur.
(misalnya: dinyatakan apa
yang siswa pelajari sebagai
hasil dari pembelajaran
151
I.2 Ruang Lingkup Tujuan
Pembelajaran
Ruang lingkup tujuan
pembelajaran tidak
dinyatakan dengan jelas.
Tujuan pembelajaran hanya
meliputi satu aspek saja
(misalnya pengetahuan)
dan keterampilan rendah
(misalnya siswa hanya
dituntut untuk belajar dan
menghapal pengetahuan,
fakta atau pembelajaran
sebelumnya atau
mengcopy informasi dari
satu temapat ke tempat
lainnya)
Tujuan pembelajaran
meliputi 2 aspek atau lebih
(misalnya pengetahuan,
sikap dan keterampilan)
dan keterampilan
menengah setiap siswa
(misalnya, siswa dituntut
untuk menjelaskan,
menyimpulkan atau
menafsirkan fakta dari apa
yang mereka telah pelajari.)
Tujuan pembelajaran
meliputi 2 aspek atau lebih
dan menuntut siswa
menggunakan
keterampilan tingkat tinggi
(misalnya: menganalisis,
sa, mensintemensa atau
mengevaluasi materi
pelajaran)
I.3 Kejelasan urutan tujuan
pembelajaran
Clarity of ranking of Learning
Objectives
Urutan tidak dinayatakan
dengan jelas
Learning objectives are not
stated
Urutan dinyatakan dengan
jelas tetapi tidak dirangkai,
dikelompokkan dan
diranking
Tujuan pembelajaran
dirangkai atau
dikategorikan (misalnya:
(misalnya:
mengelompokkan ke dalam
aspek atau menuliskannya
sesuai urutan dalam KTSP)
Tujuan pembelajaran
ranking dalam urutan dari
mudah ke sulit.
I.4 Keseuaian Tujuan
Pembelajaran dengan
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran tidak
dinyatakan atau tidak
berhubungan dengan SK
atau KD
Beberapa tujuan
pembelajaran berhubungan
dengan SK, KD tetapi
lainnya tidak berhubungan.
Tujuan pembelajaran
berhubungan dengan SK,
KD
Penulisan tujuan
pembelajaran/indicator
diperoleh diturunkan dari
SK atau KD dan
hubungannya sangat jelas.
2 PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN
2.1 Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Materi pelajaran tidak
dinyatakan, tidak jelas atau
tidak sempurna
Materi pelajaran jelas tetapi
tidak berhubungan dengan
tujuan pembelajaran
Materi pembelajaran
diangkat dari tujuan
pembelajaran tetapi tidak
berhubungan jelas dengan
dunia nyata (misalnya;
meliputi sebuah contoh
atau aktivitas tetapi tidak
dapat digunakan untuk
Materi pembelajaran
diangkat dari tujuan
pembelajaran dan
berhubungan jelas dengan
dunia nyata (misalnya;
meliputi sebuah contoh
atau aktivitas tetapi yang
dapat digunakan untuk
152
kehidupan) kehidupan)
2.2 Kesesuaian dengan
karakteristik siswa
Materi tidak jelas atau
sesuai dengan karakteristik
siswa (misalnya terlalu sulit
atau terlalu mudah pada
umumnya siswa)
Materi jelas atau sesuai
dengan karakteristik siswa
namun tidak menantang
(misalnya: umumnya siswa
dapat melakukan tetapi
mereka tidak belajar hal
baru)
Materi jelas atau sesuai
dengan karakteristik siswa
dan lebih menantang
(misalnya: materi
membantu siswa
mempelajari hal baru)
Materi jelas atau sesuai
dengan karakteristik siswa
dan dikhususkan untuk
karakteristik siswa secara
iperorangan (misalnya: ada
materi tambahan –
dikhususkan untuk siswa
yang pandai dan materi
remedi untuk siswa yang
lambat)
3 PENGORGANISASIAN MATERI AJAR
3.3 Alur dan pengaturan materi
Kemajuan belajar berarti
bahwa orang belajar
menyusun pengalaman dari
pengalaman sebelumnya
Rencana pelajaran tidak
diorganisasikan atau alur
materi tidak jelas.
Rencana pelajaran
diorganisasikan atau alur
materi jelas tetapi tidak
logis (misalnya: materi
tidak berkaitan dengan
materi lain)
Rencana pelajaran
diorganisasikan atau alur
materi jelas dan logis
tetapi hanya pada satu
pokok bahasan (misalnya:
ada keterkaitan jelas syang
jelas dari pembelajaran
diantara mata pelajaran
tetapi tidak dengan
pembelajaran
sebelumnya—materi tidak
jelas bagaimana
hubungannya dengan
pokok bahasan lain)
Rencana pelajaran
diorganisasikan atau alur
materi jelas dan logis dan
sesui dengan mata
pelajaran.
(misalnya: ada keterkaitan
yang jelas pembelajaran
pokok bahasan dan
pembelajaran pokok
bahasan sebelumnya –
materi berhubungan
dengan materi lain)
3.4 Ketepatan waktu
" Pengisi" suatu aktivitas
ekstra yang guru siapkan
untuk mengisi waktu jika
beberapa siswa
menyelesaikan pelajaran awal
Waktu tidak dinyatakan
atau tidak jelas.
Waktu ada tetapi terlalu
banyak atau terlalu sedikit
dibandingkan waktu yang
dialokasikan.
Tingkat kedalaman materi
dapat diajarkan dengan
materi alokasi waktu yang
ada tetapi perencanaan
pembelajaran tidak
memuat “aktivitas pengisi”
Tingkat kedalaman materi
dapat diajarkan dengan
materi alokasi waktu yang
ada dan perencanaan
pembelajaran memuat
“aktivitas pengisi”
4 PILIHAN MATERI/MEDIA PEMBELAJARAN
153
4.1 Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Tidak ada sumber/media
yang dinyatakan
Sumber belajar/media ada
namun tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran
(misalnya buku tes siswa
dapat mengembangkan
keterampilan pengukuran
siswa)
Sumber/media
pembelajaran relevan
dengan tujuan
pembelajaran tetapi tidak
dapat membantu
pengembangan tujuan
pembelajaran dengan lebih
baik (misalnya: guru
menggunakan benang dan
mistar dalam pengukuran
tetapi siswa tidak memiliki
dan menggunakannya.)
Sumber/media
pembelajaran relevan
dengan tujuan
pembelajaran dan dapat
membantu pengembangan
tujuan pembelajaran
dengan lebih baik
(misalnya: guru
menggunakan benang dan
mistar dalam pengukuran
dan siswapun memiliki dan
menggunakannya.)
4.2 Kesesuaian dengan bahan
pelajaran
Tidak ada sumber/media
yang dinyatakan
Ada sumber/media yang
dinyatakan tetapi kurang
sesuai dengan materi
pelajaran (misalnya
menggunakan kalkulator
pada materi melukis
segitiga)
Ada sumber/media yang
dinyatakan tetapi tidak
dapat membantu siswa
memahami materi
pelajaran dengan lebih
baik. (misalnya gambar
dimensi dua untuk
membantu siswa
memahami bangun 3
dimensi)
Ada sumber/media yang
dinyatakan dan dapat
membantu siswa
memahami materi
pelajaran dengan lebih
baik.
(misalnya sebuah roda
sepeda untuk membantu
siswa mengetahui
pengertian jari-jari
lingkaran, busur lingkaran
dan keliling lingkaran.)
4.3 Kesesuaian dengan
karakteristik siswa
Tidak ada sumber/media
yang dinyatakan
No learning resources or
media are listed
Ada sumber/media yang
dinyatakan tetapi kurang
sesuai dengan tingkat kelas
siswa. (misalnya siswa
kelas IX diajarkan operasi
hitung dengan
menggunakan mistar
hitung)
Ada sumber/media yang
dinyatakan tetapi hanya
sebagian yang sesuai
dengan tingkat kelas siswa.
Ada sumber/media yang
dinyatakan dan sesuai
dengan tingkat kelas siswa.
(misalnya siswa kelas IX
menggunakan kalkulator
grafik untuk mengetahui
grafik persamaan kuadrat).
154
5 KEJELASAN SKENARIO PEMBELAJARAN
5.1 Langkah-langkah proses
pengajaran dan pembelajaran
Langkah-langkah proses
pengajaran dan
pembelajaran tidak
dinyatakan atau
membingungkan
Langkah-langkah proses
pengajaran dan
pembelajaran dinyatakan
tetapi tidak lengkap
(misalnya tidak mencakup
seluruh langkah-langkah
pembelajaran mulai dari
pembuka hingga penutup)
Langkah-langkah proses
pengajaran dan
pembelajaran dinyatakan
tetapi tidak mendalam
(misalnya tidak memuat
ruang untuk latihan atau
contoh-contoh yang dapat
dilakukan)
Langkah-langkah proses
pengajaran dan
pembelajaran dinyatakan
dan lengkap serta memuat
ruang untuk latihan atau
contoh-contoh yang dapat
dilakukan pada semua
tingkatan kelas.
5.2 Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Langkah-langkah proses
pengajaran dan
pembelajaran tidak
dinyatakan atau
membingungkan
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
jelas tetapi tidak sesuai
dengan hasil pembelajaran
(misalnya siswa
menyelesaikan tugas
menulis padahal mereka
dituntut untuk mampu
bercakap)
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
jelas tetapi kurang sesuai
dengan hasil pembelajaran
(misalnya banyak strategi
yang mengikuti rangkaian
dari buku teks, misalnya
guru melakukan pengajaran
sesui dengan langkah-
langkah pada buku teks)
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
jelas dan sesuai dengan
hasil pembelajaran dan
kompetensi
(misalnya strategi
pembelajaran memadukan
semua teori dasar,
pengalaman dan praktik)
5.3 Kesesuaian dengan bahan
pelajaran
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
tidak dinyatakan dan
membingungkan.
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan tetapi tidak
sesuai dengan materi.
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan dan sesuai
dengan materi tetapi
dangkal dan tidak
menyenangkan (misalnya
bergantung kepada buku
teks)
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan dan sesuai
dengan materi serta dapat
membantu siswa terlibat
aktif dan memahami apa
yang diajarkan.
5.4 Kesesuaian dengan
karakteristik siswa
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
tidak dinyatakan dan
membingungkan.
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan tetapi tidak
sesuai dengan karakteristik
siswa (misalnya menugas-
kan yang memiliki
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan tetapi kurang
sesuai dengan karakteristik
siswa
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan tetapi dan
sesuai dengan umur dan
karakteristik siswa
155
penguasaan matematika
rendah untuk
menyelesaikan soal sulit)
5.5 Kesesuaian langkah-langkah
proses pengajaran dan
pembelajaran dengan tingkat
kelas siswa
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
tidak dinyatakan dan
membingungkan.
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan tetapi tidak
sesuai dengan tingkatan
siswa (Misalnya, siswa baru
saja memulai mempelajari
sebuah keterampilan tetapi
guru menggunakan strategi
dimana siswa sendiri harus
melakukan kegiatan itu
secara mandiri)
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan dan lebih sesuai
dengan tingkatan siswa
tetapi tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa
(misalnya, siswa mulai
belajar bagaimana
menggunakan suatu
ketrampilan dengan tepat
tetapi belum lancar. Guru
memilih metoda untuk
siswa praktek mengguna-
kan keterampilan tetapi
tidak ada umpan balik
untuk peningkatan siswa )
Strategi pembelajaran,
pendekatan dan metode
dinyatakan dan sangat
sesuai dengan tingkatan
siswa
(Misalnya siswa mulai
mempelajari suatu
ketrampilan dengan tepat
tetapi belum lancar. Guru
memilih metoda praktek
dengan menggunakan
ketrampilan dan
memastikan mengajar ada
umpan balik yang dapat
meningkatkan
keterampilan siswa)
6 KERINCIAN SKENARIO PEMBELAJARAN
6.1 RIncian aktivitas pengajaran
dan pembelajaran
Ada rincian langkah-
langkah pengajaran dan
pembelajaran tetapi tidak
lengkap dan
membingungkan.
Ada rincian langkah-
langkah pengajaran dan
pembelajaran lengkap dan
jelas tetapi perencanaan
tidak memuat perintah dan
penjelasan bagi siswa. Guru
lain tidak dapat
melaksanakan
Dengan benar rencana
tersebut.
Ada rincian langkah-
langkah pengajaran dan
pembelajaran lengkap dan
jelas dan perencanaan
memuat perintah dan
penjelasan bagi siswa. Guru
lain sulit untuk
melaksanakan
Dengan benar rencana
tersebut jika hanya
mengikuti instruksi dari
RPP
Ada rincian langkah-
langkah pengajaran dan
pembelajaran lengkap dan
jelas serta memuat
perintah dan penjelasan
bagi siswa. Guru lain
mudah untuk
melaksanakan
dengan benar rencana
tersebut.
6.2 Kesesuaian waktu yang Waktu tidak dinyatakan Waktu dinyatakan tetapi Waktu dinyatakan tetapi Waktu dinyatakan dan
156
diberikan dengan tahapan
pelajaran
atau membingungkan
Timing is not stated or is
confusing t
tidak meliputi tahap-tahap
pelajaran
tidak proporsional untuk
tahap-tahap pelajaran.
(contoh:. 40% membuka
pelajaran, 30% materi, 30%
menutup pelajaran)
proporsional untuk tahap-
tahap pelajaran
Timing of each stage of
the lesson is
proportionate.
(misalnya. 5-10%
membuka pelajaran, 70-
80% materi dan 10-15%
menutup pelajaran
7 EVALUASI PEMBELAJARAN
7.1 Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
Tidak ada teknik penilaian
yang dinyatakan
No assessment techniques
are stated
Ada teknik penilaian pada
RPP tetapi
membingungkan.
Teknik penilaian tertulis
dengan jelas pada RPP
tetapi tidak jelas tetapi
tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(misalnya: teknik bertanya
untuk mengukur
keterampilan)
Teknik penilaian tertulis
dengan jelas pada RPP
tetapi tidak jelas dan
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
(misalnya: unjuk kerja
untuk mengukur
keterampilan, bertanya
untuk pengetahuan dan
pengamatan untuk
mengukur sikap).
7.2 Kejelasan prosedur evaluasi Tidak ada kejelasan
bagaimana melakukan
teknik penilaian
Tidak ada penjelasan
bagaimana melakukan
teknik penilaian tetapi
tidak jelas.
Ada penjelasan bagaimana
melakukan penilaian tetapi
tidak melukiskan
bagaimana menggunakan
instrumen
(misalnya RPP menyatakan
bahwa akan dilakukan
teknik observasi apa yang
dikatakan siswa tetapi
tidak menjelaskan
bagaimana menggunakan
rubric kinerja)
Ada penjelasan bagaimana
melakukan penilaian dan
juga melukiskan
bagaimana menggunakan
instrumen
157
8 KELENGKAPAN INSTRUMEN EVALUASI
8.1 Ketersediaan instrumen Tidak ada instrumen yang
tersedia.
Instrumen penilaian ada,
tetapi sangat kurang dan
membingungkankan.
Instrumen penilaian
tersedia dan jelas tetapi
tidak sesuai dengan teknik
penilaian atau proses yang
diuraikan dalam RPP
(misalnya instumen
penilaian yang dinyatakan
akan dilaksanakan dengan
observasi tetapi instrument
yang tersed kerja)
Instrumen penilaian
tersedia dan jelas dan
sesuai dengan teknik
penilaian atau proses yang
diuraikan dalam RPP
(misalnya RPP menyatakan
bahwa penilaian akan
dilakukan dalam bentuk
observasi apa yang
dikatakan siswa dan format
observasi tersedia lengkap
dengan rubrik
penilaiannya.
158
SSeessii 99MMiiccrroo--TTeeaacchhiinngg
PPeennddaahhuulluuaann
Seluruh hasil belajar yang diperoleh pada sesi 1 – 8 hanya akan bermakna jika guru
memiliki kemampuan mempraktikkannya dalam pembelajaran di kelas. Pada
akhirnya kemampuan memilih strategi belajar, mengetahui gaya belajar dan
karakteristik siswa, menstimulasi siswa agar berpartisipasi aktif, menciptakan
suasana belajar yang kondusif melalui lingkungan fisik dan emosional kelas, memilih
media dan alat peraga pembelajaran akan dilihat hasilnya dalam praktek pengajaran
di kelas.
Guru yang efektif adalah yang mampu melakukan pengajaran dan pembelajaran
serta mampu membelajarkan siswa dengan baik. Pengembangan profesionalitas dan
karir guru harus memperhatikan kemampuan guru dalam mengimpelmentasikan
kurikulum di kelas. Kemampuan tersebut dapat diperoleh dari pelatihan (inservice
training) yang secara sistematis dan berkesinambungan dirancang khusus untuk
membekali guru menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran secara tepat.
Impelementasi KTSP sebagaimana diamanatkan pemerintah, tidak hanya ditentukan
oleh ketetapan dalam aspek dokumen kurikulum (silabus dan RPP) tetapi yang
terpenting adalah bagaimana guru mengimplementasikannya melalui strategi
pembelajaran yang tepat dan bermakna sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Mengacu kepada instrumen penilaian sertifikasi guru, kompetensi guru yang harus
dimiliki dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, meliputi: 1) kompetensi pra
pembelajaran, 2) kompetensi penguasaan materi, 3) kompetensi penguasaan strategi
pembelajaran, 3) kompetensi penggunaan media/sumber belajar, 4) kompetensi
memicu dan memelihara keterlibatan siswa, 5) kompetensi menilai pembelajaran dan
kompetensi penggunaan bahasa serta 6) kompetensi menutup pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan Permen No. 16 tahun 2007, yang mendorong guru mengembangkan
kompetensi ini 4.4 yaitu guru mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan
yang dipersyaratkan, kompetensi 10 yaitu guru mampu melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas pembelajaran, dan kompetensi 23 yakni
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
Sesi ini akan memfasilitasi peserta untuk memperoleh kompetensi yang dibutuhkan
dalam pengajaran dan pembelajaran matematika melalui kegiatan micro teaching
sehingga peserta dapat mempraktikkan seluruh hasil belajar yang telah diperoleh
peserta selama pelatihan.
159
Throughout teaching career teachers need to continue improving your knowledge
and skills in all aspects of teaching and learning. Teachers need to be proactive in
finding ways to develop as professionals. One effective way to improve as a
classroom teacher is to have teaching performance assessed, teachers can assess
their own performance through reflection and self assessment or colleagues can
assess teachers through observation and providing feedback through micro teaching
or daily lessons.
Kesempatan micro teaching digunakan peserta untuk berbagi pengalaman,
mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan masing-masing peserta dan bagaimana
memperbaiki kekurangan guna menghasilkan pengajaran dan pembelajaran
matematika yang lebih baik. Hal terpenting lagi dari sesi ini adalah bahwa peserta
akan saling melakukan penilaian pengajaran dan pembelajaran dengan
menggunakan instrumen pelaksanaan pembelajaran seperti yang digunakan dalam
sertifikasi guru. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru untuk melakukan
penilaian diri (self assessment) dan kolega sehingga pada saat mengikuti sertifikasi
guru yang sebenarnya, peserta telah memiliki persiapan dan gambaran bagaimana
melakukan kegiatan pengajaran dan pembelajaran matematika yang efektif agar
memperoleh nilai sertifikasi yang tinggi.
TTuujjuuaann ddaann HHaassiill BBeellaajjaarrTujuan dari sesi ini adalah untuk membantu peserta mengembangkan lebih jauh
kompetensi inti ke-4.4, yakni “menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik”,
kompetensi inti ke-10 ”melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran” dan kompetensi inti ke-23 ”mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif”.
Peserta diarahkan agar peserta menggunakan seluruh hasil belajar yang diperoleh
pada sesi 1-8 didalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran matematika di kelas
dalam bentuk micro teaching.
Fasilitator hendaknya memfasilitasi kegiatan-kegiatan pada sesi ini semaksimal
mungkin sehingga pada akhir sesi, peserta akan dapat:
Melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika (model ICARE) dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensi.
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari suatu praktik pengajaran dan
pembelajaran matematika dengan penerapan strategi pembelajaran tertentu.
Melakukan perbaikan dari suatu praktik strategi pembelajaran pembelajaran
matematika yang telah dilakukan.
Melakukan penilaian strategi pembelajaran metematika dengan menggunakan
instrumen sertifikasi guru.
160
PPeerrttaannyyaaaann KKuunncciiBagaimana melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika model ICARE
dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai
kompetensi dalam pelajaran matematika?
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan apa yang ditemui dari suatu praktik
strategi pembelajaran matematika?
Bagaimana melakukan perbaikan dari suatu praktik strategi pembelajaran
matematika yang telah dilakukan?
Bagaimana melakukan penilaian diri tentang strategi pembelajaran matematika
dengan menggunakan instrumen sertifikasi guru?
PPeettuunnjjuukk UUmmuummPeserta adalah mitra kerja atau kolega. Perlakukan mereka sebagai pebelajar
dewasa.
Fokus dari sesi ini pada pelaksanaan dari semua pelajaran dari modul yang telah
dilatihkan
Jelaskan pula tujuan utama sesi ini sesuai dengan Permen No. 16 tahun 2007
pada kompetensi inti ke-4.4, ke-10 dan ke-23 serta keberhasilan guru dalam
penilaian sertifikasi guru pada unsur pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Baca catatan untuk fasilitator pada sesi ini dan lakukan dengan fleksibel.
Perhatikan ketersediaan perangkat TIK diantaranya laptop, OHP, dan LCD
sebelum memasuki sesi ini, khususnya peralatan yang akan digunakan peserta
melakukan micro teaching.
Siapkan jadwal melakukan micro teaching bagi semua peserta sebelum
memasuki sesi ini. Sebaiknya jadual telah diketahui peserta pada akhir sesi 8
untuk memberi kesempatan setiap peserta mempersiapkan diri. Pastikan bahwa
seluruh peserta tampil melakukan micro teaching sehingga seluruh peserta dapat
mengoptimalkan hasil belajar yang telah diperoleh. Bagi waktu yang tersedia dan
sesuaikan dengan banyaknya peserta.
Pantau dan tuntún kegiatan dalam sesi ini untukmencapai tujuan dan hasil
belajar dan tercapai secara optimal.
SSuummbbeerr ddaann BBaahhaannBuku pegangan sumber matematika
Outline Pembelajaran matematika sesi 8 yang dikombinasikan dengan model
ICARE .
Handout untuk peserta 9.1: “Instrumen sertifikasi guru: penilaian pelaksanaan
pembelajaran”
Handout untuk peserta 9.2: ”Catatn Perabaikan Pelaksanaan Pembelajaran”
161
Papan Tulis dan Spidol Board Marker
Flipcharts dan Spidol.
WWaakkttuuSesi ini memerlukan waktu minimal 3,5x60 menit = 210 menit
IICCTTPenggunaan TIK untuk menunjang sesi ini merupakan sebuah pilihan dan akan
bergantung pada perlengkapan apa yang tersedia di tempat Anda. Beberapa
kemungkinan adalah:
LCD dan Laptop untuk presentasi
Sebuah kamera video untuk merekam kegiatan micro teaching peserta.
RRiinnggkkaassaann SSeessii
.
Introduction
15 menit
Fasilitator
memaparkan
tema, tujuan
hasil yang akan
diperoleh, dan
pertanyaan
kunci dari sesi
ini.
Connection
45 menit
Curah pendapat
tentang micro
teaching,
manfaat micro
teaching,
staretegi
pembelajaran
yang
mengintegrasika
semua aspek pembelajaran.
Application
140 menit
Peserta dalam
kelompoknya
mempelajari
dan memilih
ouline
pembelajaran
yang
dikembangkan
di sesi 8. Peserta
latihan
microteaching.
Tiap kelompok
melakukan
microteaching
20’. Diskusi dan
feedback dari kelompok lain.
Reflection
10 menit
Peserta
meringkas
pembelajaran
dari sesi,
menjawab
pertanyaan, dan
menuliskannya
ke dalam jurnal
refleksi
pembelajaran
mereka.
Extension
Peserta
menuliskan
dalam Jurnal
Refleksi Belajar
mereka tentang
Apa kekuatan
mereka sebagai
seorang guru
dan
Apa yang
mereka perlu
perbaiki.
Mempraktekkan
micro teaching
sekolah-
masing-masing
sebagai bagian
dari in-service
training.
162
EEnneerrggiizzeerrEnergizer berikut ini berhubungan dengan tema sesi ini. Kegiatan ini akan
membantu peserta untuk mengamati beberapa kunci pembelajaran dari pelatihan
ini, yakni bahwa inti dari micro teaching adalah sebuah strategi pembelajaran yang
mengintegrasikan semua kompetensi dari sesi 1- 8. Strategi pada dasarnya siasat
mencapai suatu tujuan. Fasilitator menyediakan bermacam-macam rute perjalanan,
dengan deskripsi sebagai berikut:
Seseorang hendak bepergian dari kota A menuju kota C melalui kota P atau Q.
Dari kota A ke kota P ada 3 jalan dan dari kota P ke kota C ada 4 jalan
Dari kota A ke kota Q ada 2 jalan dan dari kota Q ke kota C ada 5 jalan.
Dari kota P ke kota Q atau sebaliknya tidak ada jalan.
Berapa banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari kota A ke kota C?
PPeerriinncciiaann LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh KKeeggiiaattaann
Introduction (15 menit)
(1) Gunakan bagian pendahuluan di atas untuk memberikan latar belakang singkat
dari tema yang dibahas pada sesi ini.
(2) Jelaskan tujuan dan hasil belajar dari sesi ini, sampaikan pula pertanyaan
kuncinya. Jelaskan pada peserta bahwa mereka perlu dapat menjawab
pertanyaan kunci pada akhir sesi ini.
(3) Jelaskan peserta bahwa mereka akan melakukan micro teaching dengan
menggunakan outline pembelajaran yang mengintegrasikan semua aspek
pembelajaran yang telah mereka kembangkan pada sesi 8.
I
A
P
C
Q
1
2
3
2
1
1
2
3
4
1
2
3
45
163
(4) Pastikan peserta mengetahui tujuan utama kegiatan micro teaching. Yakinkan
peserta bahwa kegiatan ini akan membantu mereka mengembangkan
kompetensi inti serta memperoleh nilai memuaskan pada penilaian sertifikasi
guru sebagaimana yang telah dijelaskan pada tujuan dan hasil belajar.
(5) Sampaikan kepada peserta untuk dapat mengikuti sesi ini dengan baik dengan
memberikan lembar penilaian di awal sesi.
Connection (45 menit)
(1) Lakukan curah pendapat selama 5 menit mengenai apa yang peserta pahami
tentang micro teaching?
1
Catatan Fasilitators
Ingat bahwa kegiatan pada sesi ini adalah memfasilitasi peserta dalam mengasah
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika yang
mengintegrasikan semua aspek pembelajar pada sesi 8 dengan model ICARE yang
lebih baik melalui penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat untuk
mencapai kompetensi tertentu dalam pelajaran matematika.
Pastikan bahwa seluruh peserta mengetahui tujuan micro teaching dan manfaat
yang dapat mereka peroleh melalui kegiatan micro teaching serta kesiapan
mereka melakukannya.
(2) Melalui LCD proyektor, tampilkan poin-poin penting yang harus dilakukan
peserta dalam melakukan pengajaran dan pembelajaran matematika seperti pada
catatan fasilitator berikut:
2
Catatan Fasilitators
Mengajar adalah seni
Guru harus mengetahui perlengkapan mereka
Guru harus mengenal siswa yang mereka ajar
Selain itu guru harus mengetahui bagaimana mengajar secara menarik
Pembelajaran Matematika Model ICARE
Pembelajaran matematika model ICARE adalah strategi pembelajaran matematika
inovatif yang seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan (2x40 menit)
mengikuti langkah-langkah:
Inroduction (pengenalan) 5 menit
Ini merupakan kegiatan mengawali pelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam
bentuk apersepsi dan motivasi. Ini bertujuan untuk mengingatkan kembali
materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Mulailah pelajaran dengan cara menarik
Banyak sekali guru matematika menggunakan waktu 2x40 menit dengan
kegiatan:
30 menit----membahas tugas-tugas yang lalu
C
164
20 menit ---memberi pelajaran baru
20 menit---membahas hal-hal yang tidak relevan dengan materi pelajaran
10 menit----menutup pelajaran
Pendekatan rutin ini berbahaya karena akan mengakibatkan pembelajaran
menjadi 3M yakni ”Membosankan”, ”Membahayakan” dan ”Merusak seluruh
minat belajar siswa terhadap Matematika”.
Mulailah pelajaran dengan pertanyaan menantang atau memberi tantangan,
misalnya:
Jika anda memasuki ruangan kelas ini, kemukakan konsep matematika apa
yang anda kemukakan?
Connetion (menghubungkan) 30 menit
Kegiatan pada langkah ini berorientasi kepada guru dalam memberi informasi
baru kepda siswa. Namun demikian langkah ini dapat menarik jika
menggunakan strategi yang tepat. Beberapa strategi yang dapat digunakan
diantaranya: 1) menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, yakni
menjadikan lingkungan dan konteks alam untuk dimanfaatkan siswa
mengkostruksi informasi baru., 2) Pembelajaran berbasis masalah, dimana
siswa diarahkan untuk menemukan sendiri informasi baru melalui serangkaian
kegiatan.
Application (aplikasi) 50 menit
Kegiatan aplikasi ini didominasi oleh siswa. Tujuannya adalah untuk
menggunakan dan mengembangkan informasi baru yang diterima siswa
dalam memecahkan masalah matematika. Di samping itu langkah ini juga
sangat baik untuk mengintegrasikan kompetensi kecakapan hidup pada siswa
dengan menyiapkan kegiatan bagi mereka sebelumnya. Beberapa bentuk
pendekatan yang dapat dilakukan diantarnya: 1) belajar koperatif, 2) kegiatan
lapangan (pengukuran/pengambilan data), 3) kegiatan pemecahan masalah
secara individu) dan sebagainya.
Pada langkah ini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang bertugas
memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan dalam menerapkan informasi
baru.
Pada 5 menit terakhir guru harus meluangkan waktu untuk melakukan
penilaian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi
siswa.
Reflection (refleksi) 5 menit
Kegiatan ini bertujuan untuk ”melihat kembali” proses pengajaran dan
pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan oleh guru dan
siswa yakni:
1. Guru membuat catatan pada jurnalnya kelebihan dan kelemahan
pengajaran dan pembelajaran yang telah dilakukan khususnya pencapaian
kompetensi pembelajaran yang lebih baik(lihat hasil belajar sesi 9 ini).
2. Siswa membuat catatan hasil belajar dan keterampilan yang diperoleh
setelah mengikuti pembelajaran. Refleksi ditulis pada buku catatan siswa
165
Extension (perluasan)
Buatlah strategi sehingga siswa merasa menyesal jam pelajaran sudah
berarkhir. Salah satu strategi adalah memberi permainan matematika kepada
siswa untuk menutup pelajaran. Beberapa kegiatan energizer diberikan.
Application (140 menit)
(1) Minta setiap peserta memeriksa kembali kelengkapan yang digunakan untuk
keperluan microteaching, antara lain outline pembelajaran yang telah dibuat
pada sesi 8, media dan sumber yang digunakan dan lain sebagainya.
(2) Beri nomer undian kepada seluruh peserta dengan cara menghitung langsung
dari nomor urut 1 hingga sebanyakpeserta. Catat nama peserta dan nomor
undiannya kemudian bagi peserta ke dalam kelompok. Salin setiap nomer
undian peserta pada secarik kertas kecil kemudian gulung dan masukkan ke
stoples.
3
Catatan Fasilitators
Nomer undian ini untuk menentukan urutan tampil melakukan presentasi
microteaching. Urutan tampil berdasarkan hasil undian. Namun demikian undian
tidak langsung dilakukan sekali jadi namun dilakukan setiap peserta selesai
melaksanakan microteaching sehingga konsentrasi peserta dapat terjaga hingga
akhir sesi.
Pembagian peserta menjadi 5 kelompok bukan dimaksudkan seperti kelompok
sebelumnya, namun dimaksudkan agar proses penilaian pelaksanaan
microteaching mudah dilakukan. Anggap peserta berjumlah 5 orang maka setiap
kelompok beranggotakan 5 orang. Dengan demikian peserta akan terbagi menjadi
kelompok I (nomer undian 1 – 5), kelompok II (nomer undian 5 – 8) dan
seterusnya.
Masing-masing anggota pada setiap kelompok akan saling menilai. Jadi nomer
undian 2 pada kelompok I hanya menilai anggota dalam kelompoknya yakni
nomer undian 1, 3, dan 4. Demikian seterusnya.
(3) Berikan pula setiap peserta lembar handout 9.1 tentang instrumen penilaian
sertifikasi guru unsur pelaksanaan pembelajaran. Minta mereka mempelajari
dan menuliskan nama-nama peserta yang akan dinilai pada linstrumen
tersebut. Bantu peserta mengingatkan kembali kelompok beserta nama-nama
anggota kelompok dan nomer urutnya.
(4) Setelah seluruh peserta menyiapkan seluruh kebutuhan micro teaching dan
memahami bagaimana menggunakan instrumen penilaian, jelaskan kepada
mereka apa saja yang harus mereka atur pelaksanaan micro teaching, antara
lain:
A
166
- Peserta yang tampil melakukan mikroteaching berdasarkan undian dan
dilakukan setiap kali peserta selesai melakukan mikroteaching.
- Setiap peserta diberi kesempatan untuk melakukan mikroteaching selama t
menit. (t adalah alokasi waktu masing-masing peserta, lihat catatan
fasilitator 4)
- Fasilitator memberikan petunjuk bila waktu habis, dan peserta harus
menghentikan setelah t menit, meskipun kegiatan fasilitasinya belum selesai.
- Segera setelah seorang peserta selesai presentasi, seluruh peserta yang
diberi tugas (lihat catatan fasilitator 3) harus menyelesaikan penilaian
terhadap penyaji.
4
Catatan Fasilitators
Alokasi waktu didasarkan kepada jumlah peserta. Semakin banyak jumlah peserta
maka semakin sedikit alokasi waktu yang dipergunakan untuk masing-masing
peserta melakukan microteaching, demikian sebaliknya. Sebagai petunjuk dalam
menentukan alokasi waktu untuk setiap peserta, dapat dilakukan langkah sebagai
berikut:
1) Waktu yang tersedia untuk bagian aplikasi adalah 400 menit. Alokasikan
waktu untuk persiapan sebanyak 15 menit dan sharing ide selama 10
menit. Jadi total waktu untuk kegiatan microteaching sebanyak 375 menit.
2) Misalkan jumlah peserta sebanyak 25 orang maka alokasi waktu setiap
peserta adalah 375 : 25 = 25. Jadi setiap peserta diberi waktu 15 menit.
Dalam hal ini hendaknya pembagian waktu di dilakukan seefektif mungkin dengan
memperhatikan kepentingan masing-masing kegiatan. Kurangi
(5) Lakukan undian dan persilahkan peserta yang mendapat undian untuk tampil
ke melakukan microteaching. Minta peserta memperhatikan dan melakukan
penilaian. Perhatikan waktu pelaksanaan. Beri tanda kepada penyaji jika waktu.
Kegiatan micro teaching berlangsung selama 375 menit.
(6) Bagikan handout 9.2 tentang identifikasi kelemahan dan kelebihan pelaksanaan
pembelajaran matematika (micro teaching) yang yelah dilakukan. Minta peserta
menyelesaikannya selama 10 menit.
5
Catatan Fasilitators
Handout 9.2 merupakan pelengkap dari handout 9.1. Peserta harus melengkapi
handout 9.2 untuk memberi identifikasi kelebihan dan kekurangan peserta yang
telah melakukan kegiatan microteaching beserta bagaimana langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaannya sehingga proses
pembelajaran matematika yang mengintegrasikan semua aspek pembelajaran
menjadi lebih baik.
Reflection (10 menit)
(1) Melalui LCD, tampilkan pertanyaan kunci satu persatu dan persilahkan peserta
menjawabnya.
R
167
(2) Minta kepada peserta mencatat hasil-hasil pembelajaran yang mereka peroleh
pada sesi 9 pada jurnalnya masing-masing.
Extension
Kembalikan handout 9.2 kepada peserta untuk dijadikan tolak ukur dalam perbaikan
pembelajaran matematika yang akan dilakukan di kelas pada sekolahnya masing-
masing. Minta mereka mengembangkan strategi pembelajaran dengan model ICARE.
PPeessaann KKuunncciiMelalui karir mengajar guru akan diperoleh perbaikan berkelanjutan terhadap
pengetahuan dan keterampilan di dalam seluruh aspek belajar mengajar. Para guru
perlu untuk proaktif di dalam menemukan cara-cara untuk mengembangkan
pengajaran secara profesional. Satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas adalah menilai kinerja pengajaran, guru dapat menilai kinerja
mengajar mereka sendiri melalui refleksi dan penilaian diri atau dengan rekan kerja
yang dapat menilai para guru dengan pengamatan dan umpan balik melaui micro
teaching or pelajaran sehari-hari.
E
168
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 99..11
INSTRUMEN SERTIFIKASI GURU:
PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Depdiknas 2007: Panduan untuk Pengembangan Portofolio)
IDENTITAS PESERTA
1. Nama (lengkap dengan gelar akademik) : ________________________
2. Nomor Peserta : ________________________
3. NIP/NIK : ________________________
4. Pangkat/Golongan : ________________________
5. Jenis Kelamin : L/P*)___________________
6. Tempat, tgl lahir : ________________________
7. Pendidikan Terakhir : ________________________
8. Akta Mengajar : Memiliki/Tidak Memiliki*)
9. Sekolah Tempat Tugas ________________________
1) Nama : ________________________
2) Alamat Sekolah : ________________________
________________________
3) Kecamatan : ________________________
4) Kabupaten/ Kota : ________________________
5) Provinsi : ________________________
6) No. Telp. Sekolah : ________________________
7) Alamat e-mail : ________________________
8) Nomor Statistik Sekolah : ________________________
10. Mata Pelajaran/ Guru Kelas SD : ________________________
11. Beban Mengajar per Minggu : __________________Jam_
169
LEMBAR PENILAIAN
Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan criteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5
2. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan materi pelajaran
3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5
5.Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
hierarki belajar
1 2 3 4 5
6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5
B. Pendekatan/startegi pembelajaran
7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai1 2 3 4 5
8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
9. Menguasai kelas 1 2 3 4 5
10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5
11.Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif
1 2 3 4 5
12.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan
1 2 3 4 5
C. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 5
14. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5
D.Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
170
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5
18.Menumbuhkan keceriaan dan antsiasme siswa dalam
belajar
1 2 3 4 5
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR
E. Penilaian proses dan hasil belajar
19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5
20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)
1 2 3 4 5
F. Penggunaan Bahasa
21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar
1 2 3 4 5
22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5
III PENUTUP
23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan siswa
1 2 3 4 5
24.
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/
pengayaan
1 2 3 4 5
Total Skor
………………………., …………………
Penilai,
(………………………………………)
NIP/NIK
171
HHaannddoouutt uunnttuukk PPeesseerrttaa 99..22
CCaattaattaann PPeerrbbaaiikkaann PPeellaakkssaannaaaann ppeemmbbeellaajjaarraann
Nama peserta : ………………………………..
Materi microteaching : ………………………………..
Menurut pengamatan, penampilan anda pada saat melakukan microteaching sebagai berikut:
1. Masih perlu mendapat perbaikan pada:
2. Patut menjadi contoh oleh seluruh peserta, khususnya pada: