Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi...
Transcript of Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi...
1
Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik
Guru SMK Saraswati Salatiga
Tugas Akhir
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Disusun Oleh:
Yusach Nasadit
702011167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
JULI 2016
2
3
4
LEMBAR PERSETUJUAN
Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik
Guru SMK Saraswati Salatiga
Oleh:
Yusach Nasadit
702011167
Tugas Akhir
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Telah disetujui untuk di-review:
Tanggal:.. ............................
Dra. Lina Sinatra Wijaya, M.A
Pembimbing
5
6
Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Kompetensi Pedagogik
Guru SMK Saraswati Salatiga
1)
Yusach Nasadit, 2)
Lina Sinatra Wijaya
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
Abstract
The strategic position for improving teacher’s quality of education is strongly
influenced by their professional ability. Professional ability of teachers consists of two
skills, namely educational skills and pedagogical skill. The aim of the study is to see how
the expertise of information technology teachers in implementing the information
technology and the performance of the teachers in pedagogical skill in multimedia
program of SMK Saraswati Salatiga. This research was conducted with a qualitative
approach with case study method. The object of this study is multimedia teachers of SMK
Saraswati Salatiga
The results indicate that: (1) teacher pedagogical competence of SMK Saraswati
especially multimedia study program is going well based on the standards of existing
competencies. (2) Utilization of information technology in learning goes well, due to the
number of the application programs used as a teaching material as well as the knowledge
taught to students. (3) The application of information technology in pedagogical
competence of the teachers in SMK Saraswati is maintained and unified, seen from the
material taught and applied in the school which is based on the standard of competence.
Keywords: Information Technology, Pedagogy of teacher teaching and learning.
Abstrak
Posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan profesionalnya. Kemampuan profesional guru sendiri terdiri dari dua
kemampuan, yaitu bidang keahlianya dan keterampilan pedagogik pengajaranya. Tujuan
dari penelitian ini adalah melihat bagaimana keahlian seorang guru teknologi informasi
dalam penerapan teknologi informasi tersebut dan kinerjanya pada kompetensi
pedagogik pengajaranya di program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga. Penelitian
ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus..Objek dalam
penelitian ini ialah guru-guru program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kompetensi pedagogik pada guru
program studi multimedia SMK Saraswati berjalan baik dan sesuai dengan standar
kompetensi yang ada. (2) Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran terlihat
berjalan baik. Hal ini dilihat dari cukup banyaknya program aplikasi teknologi informasi
yang digunakan sebagai bahan ajar juga sebagai ilmu pengetahuan yang hendak diajari
kepada siswa. (3) Penerapan teknologi informasi pada kompetensi pedagogik guru
program studi multimedia SMK Saraswati begitu kuat dan terpadu. Terlihat dari materi
yang diajarkan berupa penggunaan dan penguasaan terhadap program aplikasi teknologi
informasi yang juga telah tercantum pada standar kompetensinya.
Kata kunci: Teknologi Informasi, Pedagogik pengajaran guru
1. Pendahuluan
_______________________________________________________________ 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya
Wacana
7
1. PENDAHULUAN
Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan
saat ini sudah tidak bisa ditawar lagi karena telah menyatu dengan perkembangan
setiap aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Penerapan
teknologi informasi yang memadai dalam dunia pendidikan telah menjadi solusi
bagi para pendidik untuk membuat proses pembelajaran menjadi menarik, efektif
dan efisien [1]. Peran guru merupakan salah satu komponen utama bidang
pendidikan yang menjadi faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil
pendidikan. UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa seorang
guru harus memiliki empat kompetensi yakni pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Kompetensi pedagogik sendiri adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang
dimilikinya[2].
Untuk kepentingan tersebut, guru tidak hanya harus memiliki kualifikasi
pendidikan yang tinggi, tetapi juga harus mampu menentukan secara tepat materi
pembelajaran yang relevan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Dalam
implementasi pembelajaran guru juga perlu menerapkan strategi yang terbaik
dalam mengolah materi pembelajaran dengan menggunakan teknik, metode yang
tepat sesuai dengan bahan ajar yang akan diberikan, sehingga materi yang
disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa dengan sempurna. Jelas bahwa posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil
pendidikan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesionalannya,
kemampuan profesional guru merupakan keahliannya personal dan keterampilan
pedagogik pengajaranya.
SMK Saraswati Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan
swasta yang berada di Salatiga Jawa Tengah, yang berdasarkan observasi terlihat
bahwa teknologi informasi telah diterapkan yang terlihat dari adanya
Laboratorium komputer, internet, kelas multi media. Artinya sekolah
memanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan mutu pendidikannya .
Pandangan ini akan terlihat sempurna jika kompetensi pedagogik guru dan
peran teknologi informasi berjalan seimbang, maka penelitian perlu dilakukan.
Penelitian dilakan di SMK Saraswati Salatiga dan terlebih khusus guru program
studi keahlian Teknik Informasi dan Komunikasi Program Keahlian multimedia.
2. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu dilakukan oleh Ronny Mugara (2012), dengan
judul “Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Penguasaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)”, diperoleh hasil bahwa pengertian peningkatan
kompetensi TIK pada guru adalah kemampuan yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengajaran dalam
bidang TIK [3].
Dalam penelitian berikut dilakukan oleh Al Mawardi (2011), yang
berjudul “Peningkatan Kompetensi Pedagogik dosen di Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Lhokseumawe”, diperoleh hasil bahwa para dosen jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe memiliki kompetensi pedagogik
yang relatif tinggi. Hal ini diindikasikan dengan kemampuan dosen dalam
membuat SAP dan GBPP, kemampuan membuat bahan ajar, kemampuan
8
mengelola kelas dan menguasai materi ajar, serta kemampuan dosen mengevaluasi
hasil belajar mahasiswa [4].
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayu Ningsih
(2012 ), dengan judul “Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
pada Guru Tersertifikasi dan Implikasinya terhadap Kompetensi Pedagogik (Studi
Pada Guru PKn SMP Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan
Kualitas Berkelanjutan), menyimpulkan bahwa: (1) Penguasaan TIK pada Guru
PKn yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta masih belum
maksimal. (2) Implikasi penguasaan TIK terhadap kompetensi pedagogik Guru
PKn yang telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta masih rendah atau
belum cukup terlihat. (3) Peningkatan kualitas berkelanjutan pada Guru PKn yang
telah tersertifikasi di SMP Negeri Kota Surakarta sudah cukup berjalan namun
belum optimal sehingga masih perlu peningkatan lagi [5].
Perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian diatas adalah dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui jenis apa saja teknologi informasi yang
digunakan oleh guru dalam pembelajaran di SMK Saraswati, dan bagaimana
pemanfaatan teknologi informasi itu dalam pembelajaran, serta bagaimana
kinerjanya terhadap kompetensi pedagogik guru di SMK Saraswati setelah
menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran.
Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paidagōgeō, dimana paǐs, genetif,
paidos berarti “anak” dan àgô berarti “memimpin”, sehingga secara harfiah
pedagogik berarti “memimpin anak”. Disamping itu, dalam bahasa Inggris istilah
pedagogy digunakan merujuk kepada teori pengajaran, dimana guru berusaha
memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya[6].
Kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan
menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung
dalam periode waktu yang lama [7]. Kompetensi juga didefinisikan sebagai
perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu kemampuan
untuk menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih
tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan
pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya[8].
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis
[6]. Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan
potensi guru, menyebutkan secara rinci bahwa kompetensi pedagogik mencakup:
a) Memahami karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial,kultural emosional, dan intelektual. b) Menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik. c) Mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran yang diampu. d) Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik. e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pembelajaran. f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki. g) Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h) Menyelenggarakan penilaian
dan evaluasi proses hasil belajar. i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan pembelajaran. j) Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran [9].
9
Kinerja
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu
organisasi serta mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu organisasi serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang
diambil[10]. Atau dalam hal ini untuk melihat kinerja kopetensi pedagogik guru.
Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengolah
data, termasuk memproses mendapatkan, menyusun, menyiapkan manipulasi data
dalam pembagian cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu yang digunakan untuk
keperluan pribadi, bisnis dan pendidikan dan merupakan informasi yang strategis
untuk pengambilan keputusan. Teknologi informasi dapat berupa internet,
telekomunikasi, peralatan teknologi informasi, media dan penyiaran, perpustakaan
dan pusat dokumen dan berbagai peralatan lain yang berhubungan dengan
aktivitas komunikasi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah
dan menyebarkan informasi [11]. Dalam pendidikan Teknologi informasi
diterapkan sebagai media pengelolaan pengetahuan, media pembelajaran, media
pengelolaan usaha (Kecepatan, ketepatan, dan kualitas), dan sebagai media
pengkajian.
Hubungan kompetensi pedagogik pengajaran guru dalam pemanfaatan
teknologi informasi seperti yang tercantum dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 pasal
3 ayat 2 bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan Guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik melingkupi pemanfaatan teknologi
pembelajaran [12]. Artinya teknologi informasi telah menjadi bagian yang penting
dalam peningkatan mutu pembelajaran.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMK Saraswati Salatiga Jawa Tengah
khususnya untuk guru program studi multimedia. Penelitian ini menggunakan
model penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif
merupakan suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial
berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic lengkap yang dibentuk dengan
kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam
sebuah latar alamiah [13]. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan
purposive sample. Purposive sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas
tujuan tertentu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah guru Program
studi multimedia dengan jumlah 3 orang guru.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana
keadaan sekolah, fasilitas yang ada di sekolah dan perilaku siswa maupun guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Wawancara dilakukan dengan tiga
pihak, yaitu; pihak sekolah dalam hal ini bagian kurikulum sebagai penilai kinerja
guru, siswa yang terlibat pengajaran guru, kemudian guru yang merupakan objek
penelitiannya. Pedoman wawancara yang digunakan mengacu pada kompetensi
pedagogik Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan potensi guru [9]. Adapun angket wawancara dilakukan bagi siswa
untuk menggali informasi mengenai pendapat dan hasil yang di rasa dari
pembelajaran yang diberikan guru.
10
Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan
menggunakan model Miles dan Huberman dalam Andy Prastowo (2012) [14]
yaitu melalui proses reduksi data dengan cara mengkatagorikan data (Coding),
dengan interpretasi data, penyajian data, penarikan simpulan serta triangulasi.
Untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan, adalah bentuk teks naratif.
Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif, dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi. Triangulasi yang dianggap relevan
untuk menguji keabsahan data adalah dengan melakukan triangulasi
sumber dan triangualsi teknik. Triangulasi teknik, berarti untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh melalui wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dan dokumentasi [15]. dalam triangulasi sumber,
peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik triangulasi hanya supaya
keobjektifan ditunjukan dalam penelitian. Pertama-tama mengamati pedagogik
pengajaran guru multimedia. Hasil analisa kemudian akan diuji keabsahannya
dengan menggunakan triangulasi sumber. Peneliti melakukan wawancara
dengan pihak sekolah (kurikulum) dan siswa multimedia SMK Saraswati dan
kemudian pengamatan terhadap pedagogik dilakukan melalaui triangulasi
untuk menguji kebasahan data agar menjadi sumber informasi dengan
melakukan cross check.
Gambar 2
Triangulasi Sumber
Data didapatkan berdasarkan observasi yang dilakukan dengan
melakukan wawancara kepada guru, pihak sekolah, dan siswa. Sehingga
dalam penelitian ini melibatkan triangulasi teknik, yaitu dengan observasi.
wawancara, dan penggunaan dokumen.
Gambar 3.
Triangulasi teknik
Guru
multimedia
Sekolah
(Kurikulum)
Siswa
Observasi Wawancara
Dokumentasi
11
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Program studi Multimedia (MM) terdiri dari 4 pengajar yang menangani
semua kelas multimedia yakni kelas X sampaai kelas XII. Terdapat 2 kelas untuk
setiap angkatan, jadi untuk program studi Multimedia berjumlah 6 kelas terdiri
dari kelas X sampai kelas XII.
Penelitian ini mengambil sampel 84 siswa yakni yang terdiri dari 4 kelas
yakni kelas X dan XI, dan penanggung jawab kurikulum. Subjek penelitian ini
adalah guru program studi Multimedia (MM) yang terdiri dari 4 orang guru dan
Pihak sekolah (kurikulum) . Peneliti akan memaparkan data dan fakta subyek
penelitian, terutama terkait rumusan masalah yang diajukan. Untuk itu peneliti
mengawalinya dengan menunjukkan beberapa kompetensi pedagogik guru
Multimedia SMK Saraswati Salatiga. Berikut penyajian data hasil wawancara
mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi pedagogik.
HASIL
Kompetensi Pedagogik Guru
Mengacu pada Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan potensi guru diuraikan sebagai berikut.
a. Sekolah (Kurikulum)
Pemahaman karateristik peserta didik.
Dari hasil yang didapati lewat wawancara diketahui bahwa peran sekolah
SMK Saraswati Salatiga dalam melihat kinerja guru dalam pemahaman terhadap
siswa, berjalan dengan baik dan semua guru didayagunakan untuk berperan aktif
dalam karakter pembinaan anak, baik pembinaan yang sifatnya kurikuler dan
ektrakulikuler. Fungsi lembaga pendidikan (sekolah) adalah : 1) Mendidik calon
warganegara yang dewasa, 2) Mempersiapkan calon warga masyarakat, 3)
Mengembangkan cita-cita profesi atau kerja 4) Mempersiapkan calon pembentuk
keluarga yang baru, 5) Pengembangan pribadi (realisasi pribadi) [16]. Hasil ini
menunjukan bahwa peran sekolah ataupun kurikulum SMK Saraswati Salatiga
telah menerapkan fungsi perannya dengan baik terlihat dari tidak adanya masalah
dalam melaksanakan fungsinya.
Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Dalam menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
semuanya telah tersirat dalam kurikulum dan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan implementasinya ada. Pembelajaran tidak hanya
membuat siswa itu bisa dalam kompetensinya, namun juga membina karakter itu
sendiri. Misalkan berdoa saat pembelajaran dimulai dan mensyukuri ketika
selesai pembelajaran. Artinya hal ini tersirat dalam RPP (Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran). RPP menurut PP no 19 tahun 2005 pasal 20 [17] merupakan
perencanaan proses pembelajaran yang meliputi silabus dan rencana
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaia hasil belajar.
Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) Komptensi Dasar yang terdiri atas
1(satu)indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih
[18]. Jadi, RPP berupa kegiatan konkret setapak demi setapak yang dilakukan oleh
guru di kelas dalam mendampingi peserta didik. Maka dapat disimpulkan bahwa
peran guru SMK Saraswati Salatiga dalam menguasai teori dan pembelajaran
yang mendidik, dapat memilih metode dan materi yang tepat dan dirumuskan
dalam RPP tetapi tetap mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan oleh sekolah yang mana telah tersirat adanya pembinaan-
12
pemninaan karakter pada silabus kurikulum tersebut. Oleh karena itu dapat
dikatakan berjalan dengan baik.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
Dalam berkomunikasi di SMK Saraswati Salatiga berjalan dengan baik,
hal ini terlihat dari adanya jabat tangan dan mencium tangan guru oleh siswa pada
saat mennyapa di pagi atau siang hari. Komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap [19]. Definisi ini menunjukkan bahwa
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
pendapat umum dan sikap yang dalam kehidupan sosial memainkan peranan yang
amat penting.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
Begitu pun dalam hal penilaian dan evaluasi berjalan dengan baik ada
masalah dan tantangan namun dapat diatasi dan tergantung pada guru yang
menjalankan penilaian itu. Sistem penilaian yang baik akan mendorong guru
untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk
belajar yang lebih baik. Dengan demikian guru tidak hanya mampu mengajar
dengan baik tetapi perlu juga mampu dalam melakukan penilaian dan evaluasi
dengan baik [20].
b. Siswa Hasil yang diperoleh melalui angket wawancara responden dari sampel
yang berjumlah 84 siswa terdiri dari empat kelas, X MMA berjumlah 16 siswa, X
MMB berjumlah 24 siswa, XI MMA berjumlah 18 siswa, dan XI MMB berjumlah
26 siswa.
Memahami karateristik peserta didik
Diketahui bahwa sebanyak 73 (87%) siswa sepaham bahwa media
teknologi yang digunakan mudah dipahami. Kemudian sebanyak 49 (59%) siswa
sepaham bahwa penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru mudah
dipahami.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
Sebanyak 78 (93%) siswa sepaham bahwa guru melakukan pengarahan
pada siswa yang bermasalah dan mendidik.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Sebanyak 81 (97%) Siswa sepaham bahwa guru selalu memberikan
motivasi pembelajaran.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.
Sebanyak 56 (67%) siswa sepaham bahwa guru lebih banyak memberikan
pengajaran Praktek dari pada berceramah.
13
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
Sebanyak 53 (64%) siswa sepaham bahwa guru berkomunikasi dengan
baik.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.
Sebanyak 69 (83%) siswa sepaham bahwa guru mengarahkan siswa untuk
belajar mandiri.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Sebanyak 55 (66%) siswa sepaham bahwa guru memberikan
pemberitahuan mengenai perkembangan dalam pembelajaran.
Adapun saran atau pendapat yang diberi siswa yakni 30 (36%) siswa
mengatakan bahwa guru terlalu cepat dalam pemberian materi. 10 (13%) siswa
mengatakan bahwa materi yang diberikan oleh guru kurang detail, 7 (9%) siswa
mengatakan bahwa guru kurang dekat dengan siswa. Juga 7 (9%) siswa
mengatakan bahwa pengajaran guru baik. 7 (9%) siswa mengatakan bahwa guru
tidak dekat dengan siswa. 3 (4%) siswa mengatakan guru harus lebih tegas. 11
(14%) siswa kelu karena banyaknya tugas. 20 (24%) siswa mengatakan
kurangnya fasilitas, seperti penyediaan jaringan internet lab.
Hasil yang ditunjukan siswa tentang pedagogik pengajaran guru, hampir
semua siswa tidak bermasalah tetang pedagogik pengajaran guru atau rata-rata
77% mengatakan baik. Hanya pada saran dan pendapat siswa banyak yang
mengeluh bahwa pengajaran yang diberikan oleh guru terlalu cepat dan tidak
mengimbangi daya tangkap siswa ini dilihat dari jumlah prosentasi yang lebih
tinggi dari tanggapan yang lain yakni 36%.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan
[21]. Selain itu dikatakan bahwa guru sukses dalam pelaksanaan pembelajaran
apabila ia dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengertian, persiapan,
dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Selain itu dapat juga dikatakan
guru sukses dalam pelaksanaan pembelajaran apabila dapat merealisasikan
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan [22]. guru program studi
multimedia dapat dikatakan cukup baik dalam memberikan pemahaman kepada
siswa hal ini terlihat dari tingginya pemahan siswa pada pengajaran guru.
c. Guru Multimedia
Memahami karateristik peserta didik
Hasil yang diperoleh melalui wawancara diketahui bahwa pedadogik
pengajaran guru dalam memahami peserta didik, dapat diketahui melalui berbagai
cara, pertama sebuah kelompok diskusi yang dibentuk, perkembangan siswa
dalam kelompok diskusi akan dapat diperhatikan yang dimulai dari kelompok
diskusi kemudian kepada individu. Diskusi adalah percakapan ilmiah yang
responsive berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan
problemat [23]. Diskusi merupakan suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan
guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk
mengadakan perbincangan ilmiah untuk mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan dalam memecahkan suatu masalah [24]. Berdasarkan kedua pendapat
14
tersebut, dapat dikatakan bahwa diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan
pertukaran pendapat mengenai bahan pengajaran yang diberikan guru kepada
siswa untuk mengumpulkan pendapat serta membuat kesimpulan guna
memecahkan suatu masalah.
Kedua dengan penerapkan metode pembelajaran seperti PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) dan Jigsaw. Dalam penerapan metode pembelajaran tidak
dilakukan dengan cara dan metode pembelajaran yang sama karena di setiap kelas
membutuhkan perhatian yang khusus dan berbeda pendekatannya dan disesuaikan
dengan kondisinya. PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap
tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang masih terjadi [25]. Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga, hasil belajar siswa
meningkat [26]. Dengan demikian penelitian tindakan adalah bagaimana
memperbaiki dasar pemikiran atau kelemahan-kelemahan kinerja maka dengan itu
hasil belajar akan meningkat.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Dalam menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik,
guru di program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga terus melakukan
pengembangan melalui berbagai sumber seperti internet, buku dan lainnya.
Adapun penerapan teori yang diterapkan di sekolah seperti teori pengembangan
kognitif, behavioristik, konstruktivisme. Teori kognitif merupakan suatu bentuk
teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual, yaitu proses untuk
membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan
proses pemahaman terhadap suatu objek. Teori behaviorisme adalah teori belajar
yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia, pengalaman dan pemeliharaan
akan membentuk perilaku mereka [28]. Sedangkan teori belajar kontruktivisme
adalah pengetahuan secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya [29].
Dari pengetian diatas dapat dikatakan bahwa guru program studi
multimedia SMK Saraswati Salatiga terlihat melakukan pengembangan dalam
melaksansan pemebejaran yang mendidik juga penerapan teori pembelajaran yang
di antara untuk melatih kemampuan dan pengoptimalan pemahaman siswa, juga
dalam melihat sikap dan tingka laku yang membentuk siswa, kemudian guru juga
berperan dalam pengetahuan siswa berdasarakan pengalamannya secara aktif,
membimbing dan mengembangkan potensinya.
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu. Penyelenggaraan kurikulum terkait dengan mata pelajaran yang diampu
terus dilakukan pengembangan mengingat teknologi informasi yang selalu
mengalami perkembangan. Begitu juga pembelajaran dan materi yang dipelajari
disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi yang berkembang. Guru
program studi mulimedia SMK Saraswati Salatiga telihat melakukan
pengembangan materi dan pembelajaran secara mandiri namun mengacu pada
standar kompetensi yang ada hal ini dikarenakan perkembangan teknologi
informasi yang berubah begitu cepat. Sebagaimana dalam undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
15
sebagaimana tercantum pada Bab X pasal 36, pasal 37, dan pasal 38 [29]. Bahwa
Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 36 ayat 1), lebih lanjut
(pasal 36 ayat 2) dikatakan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Hal ini dapat dikatakan menjadi dasar program
studi multimedia SMK Saraswati Salatiga saat menyadari bahwa pengembangan
kurikulum perlu dilakukan namun agar pembelajaran dan materi tidak tertinggal
dengan tuntutan zaman.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik dilakukan di Program studi
multimedia SMK Saraswati Salatiga dapat dilihat dari berbagai tugas berupa yang
diberikan poster, pembuatan kartu undangan, video film pendek dan siswa
diarahkan untuk melibatkan lingkungannya yakni masyarakat dalam proyek yang
dibuatnya dan kemudian projeknya bisa juga dijual. Menindak lanjuti temuan ini,
dikatakan [30] bahwa pembelajaran yang mendidik adalah; (1)melaksanakan
aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara
lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru
mengerti tentang tujuannya, (2) melaksanakan aktivitas yang bertujuan membantu
proses belajar peserta didik, (3) mengkomunikasikan informasi baru, (4) Guru
menyikapi kesalahan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, (5)
melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum dengan konteks kehidupan
sehari‐hari, (6) melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi, (7) mengelola
kelas dengan efektif tanpa mendominasi, (8) mampu audio‐visual untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik,(9) Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
(10) mengatur pelaksanaan pembelajaran secara sistematis,(11) menggunakan
alat bantu mengajar audio‐visual untuk meningkatkan motivasi belajar peserta.
Dari hasil temuan dan pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa
penyelenggraraan pembelajaran yang mendidik di program studi multimedia SMK
Saraswati Salatiga dapat dikatakan sudah berjalan karena telah menerapkan
beberapa prinsip mendidik seperti yang telah diuraikan diatas.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.
Dalam hal mengaktualisasi siswa dan memfasilitasinya, guru-guru
program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga dalam pengajaran biasanya
membuat kelompok diskusi yang mana gunanya agar siswa yang paham dapat
membantu teman yang belum paham. Adapun yang kegiatan sepeti LKS (Lomba
Kompetensi Siswa), Ekstrakulikuler teknologi informasi sekolah diadakan agar
siswa diikutsertakan. Juga kegiatan luar sekolah, siswa diarahkan untuk ikut serta,
seperti lomba pengambilan gambar, poster dan siswa difasilitasi untuk dapat ikut
serta. Dalam hal pengikutan kegiatan-kegiatan seperti ini diberikan pahamanan
dan motivasi. siswa yang kurang tetap diberikan perhatian agar dapat
berkembangan dan teraktualiasasikan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan agar siswa
dapat mengatualisasi dirinya. Hal ini sejalan dengan undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 [31] bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan
16
diri siswa dapat di lakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan,
dan kelompok ilmiah remaja [32]. Jadi dapat dilihat bahwa guru dan sekolah
SMK Saraswati Salatiga terus memberi tempat kepada siswa unuk dapat
mengaktualisasi dirinya.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik
Dalam hal berkomunikasi di program studi multimedia SMK Saraswati
Salatiga, terlihat dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku. Juga
komunikasi yang terjadi tidak hanya dengan berkata-kata namun juga cara
berpakaian dan sikap yang ditunjukan. Adapun dalam komunikasi dalam
pembelajaran tidak dilakukan dengan menggunakan bahasa yang tinggi bagi siswa
namun harus mudah dipahami dan perlu kreaktif dalam penyampaian atau
berkomunkasi saat pembelajaran berlangsung. Guru yang mampu berkomunikasi
mengartikan guru tersebut dapat memberikan respon yang lengkap dan relevan
kepada peserta didik yang antara lain: menggunakan pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, memberikan perhatian dan
mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan tanpa menginterupsi peserta
didik, menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat dan sesuai tujuan
pembelajaran dan isi kurikulum, menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kerjasama yang baik, mendengarkan dan memberikan perhatian
terhadap semua jawaban peserta didik, memberikan perhatian terhadap pertanyaan
peserta didik dan meresponnya secara lengkap [27]. Hal ini menunjukan bahwa
peran guru program studi multimedia dalam berkomunikasi dengan siswa dapat
dikatakan masih dalam taraf yang baik.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.
Pelaksaan penilaian dan evaluasi di program studi multimedia SMK
Saraswati terlihat berjalan dengan baik. Penilaan yang dilakukan dinilai dengan
objetif hal ini terjadi dikarenakan adanya nilai seni dalam pembelajaranya.
Penilaan siswa biasanya dilakukan lembar kerja (Jobsheet) siswa masing-masing
dimana di dalamnya terdapat rincian setiap detail tugas yang diberikan. Penilaian
sesuai rincian yang telah diselesaikan siswa. Dalam penilaian sendiri diutamakan
proses pembelajarannya dari pada tugas diberikan. Kemudian semuanya Nilai
dimasukin dalam jurnal yang berisi deskripsi dari kegiatan-kegiatan tersebut untuk
keoentingan lebih kanjut.
Dari hasil rumusan diatas maka dapat disimpulkan bahwa guru-guru
program studi multimedia SMK Saraswati Salatiga dalam melakukan penilaan
berjalan dengan baik dan tetap menjungjung standar mutu penilaan yang baik.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Pemanfaatan teknologi informasi SMK Saraswati Salatiga program studi
multimedia sebagai berikut.
a. Sekolah (Kurikulum)
Fasilitas seperti lab komputer, peralatan pendukung sperti LCD, layanan
internet untuk guru telah menggambarkan pemanfaatan teknologi informasi di
sekolah, selain itu adapun pengembangan lain yang dilakukan sekolah dalam hal
teknologi informasi yaitu pembuatan sebuah program penilaan online yang
17
disebut SIKUSA (Sistem Informasi Kurikulum Saraswati), digunakan untuk
menginput nilai siswa, raport, sampai transkrip. Pihak kurikulum tidak sulit
dalam melihat inputan-inputan yang dilakukan oleh guru, yang belum menginput
dapat dilihat dan siswa yang nilainya masih remedi pun dapat dipantau melalui
program tersebut. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan tujuan akhir pendidikan
nasional yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Gambaran tersebut memperlihatkan bagaimana teknologi informasi dimanfaatkan
di SMK Saraswati Salatiga yang diperutukan bagi guru.
Pasal 30 UU No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) [31], dikatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan, membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk
mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah teknologi yang digunakan dalam
kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Teknologi ini digunakan untuk
memecahkan masalah masalah pendidikan dan pembelajaran dan teknologi
informasi di sekolah memiliki banyak manfaat untuk membantu tercapainya
tujuan pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa sekolah SMK Saraswati ikut serta
dalam pengembangan ke arah yang lebih kreaktif dan efesien yakni dengan
melibatkan teknologi informasi pada sistem pendidikan.
b. Siswa Siswa yang dalam penelitian ini sebagai pengamat yang terlibat langsung
dan mendapat dampak dari pengajaran guru menunjukan hasil melalui angket
wawancara yang disebarkan di 4 kelas SMK Saraswati yakni kelas 1 A dan B,
kelas 2 A dan B, dengan sampel 84 siswa khususnya program studi multimedia.
40 siswa kelas X dan 44 siswa kelas XI. Pemanfataan Teknologi Informasi atau
aplikasi dalam pembelajaran berikut pada tabel 1 dan 2 berikut.
Tabel. 1
Penggunaan Aplikasi Kelas X Multimedia
No. Aplikasi Presentasi Kegunaan
1. CorelDraw 100% atau 40 siswa
menyebut
menggunakan aplikasi
ini
Rata-rata siswa menyebutkan aplikasi
ini digunakan untuk mendesain
produk, mendesain kartu undangan,
membuat logo, desain label cover
CD/DVD
2. Adobe
Photoshop
100% atau 40 siswa
menyebut
menggunakan aplikasi
ini
Rata-rata siswa menyebutkan aplikasi
dugunakan untu mengedit tampilan
foto dan memberikan efek tertentu,
mengedit foto cover CD/DVD, juga
membuat poster.
3. Paint 2 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 5 %
Tidak ada komentar
18
Tabel. 2
Penggunaan Aplikasi Kelas XI Multimedia
No. Aplikasi Presentasi Kegunaan
1. CorelDraw
42 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 98%
Rata-rata siswa masih menyebutkan
aplikasi ini digunakan untuk
mendesain produk, mendesain kartu
undangan, membuat logo, desain
label cover CD/DVD
2. Adobe
Photoshop
42 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 98%
Rata-rata siswa masih menyebutkan
aplikasi dugunakan untu mengedit
tampilan foto dan memberikan efek
tertentu, mengedit foto cover
CD/DVD, juga membuat poster.
3. Pinnecle 37 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 85 %
Rata-rata digunakan untuk pengeditan
rangkaian video dan memberikan
efek-efek tertentu disitu.
4. Macromedia
Flash
8 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 20 %
Rata-rata meyebutkan penggunaan
aplikasi ini untuk pembuatan animasi
2 Dimensi
5. Adobe
Flash
8 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 20 %
Rata-rata meyebutkan juga
penggunaan aplikasi ini untuk
pembuatan animasi 2 Dimensi
6. Nerosmart 3 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 8 %
Digunakan untuk membakar kaset
CD/DVD
7. 3Dmax Seorang siswa
menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 4 %
Digunakan untuk membuat animasi 3
Dimensi
8. Notepad 2 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 5 %
Menggunakan HTML yang
digunakan untuk membuat halaman
web
9. Program
C++
2 siswa menyebut
menggunakan aplikasi
ini atau 5 %
Bahasa pengograman untuk membuat
sebuah program aplikasi
Pada tabel 1 menunjukan bahwa untuk kelas satu aplikasi teknologi
informasi yang digunakan yaitu Adobe Photoshop dan CorelDraw dengan jumlah
presentasi 100%. Photoshop digunakan untuk mengedit foto tampilan dan
memberikan efek-efek tertentu pada gambar cover CD/DVD juga dalam
pembuatan poster. Sedangkan CorelDraw digunakan untuk mendesain produk,
mendesain kartu undangan, membuat logo, juga mendesain label cover CD/DVD.
Kemudian hasil pada tabel 2 menunjukan bahwa Kelas XI atau kelas 2, dalam
menggunakan aplikasi teknologi informasi, aplikasi CorelDraw dan Adobe
Photoshop tetap digunakan dengan jumlah presentasi 98%. Selain itu adapun
penambahan materi aplikasi yang memiliki presentasi cukup besar yakni aplikasi
Pinnecle dengan jumlah presentasi 85%. Kemudian aplikasi Adobe Flash dan
Macromedia Flash dengan jumlah presentasi 20%. Aplikasi Pinnecle sendiri
digunakan untuk pengeditan rangkaian video dan memberikan efek-efek tertentu.
19
Sedangkan Aplikasi adobe Flash dan Macromedia Flash mempunyai kegunaan
yang sama yakni untuk pembuatan animasi 2 Dimensi.
Hal ini menunjukan bahwa tingkat penggunaan dan pendalaman aplikasi
dalam pembelajaran bagi siswa program studi multimedia cukup tinggi hal ini
menunjukan bahwa guru cukup berperan aktif dalam penggunaan aplikasi
teknologi informasi. Indikator penguasaan teknologi informasi yang adalah: 1)
Dapat mengoperasikan komputer, 2) Software Aplikasi, 3) Miliki ketrampilan
internet, 4) Ketrampilan Website [34]. Pendapat ini menunjukan bahwa siswa
SMK Saraswati dapat dikatakan memiliki kemampuan dalam menguasai dan
mengoperasikan media teknologi informasi terlebih khusus aplikasi multimedia.
Teknologi tnformasi (TI) dalam kegiatan pembelajaran memilliki tiga fungsi
utama, yaitu (1) Teknologi dimanfaatkan sebagai alat (tools). Dalam hal ini
teknologi digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk
membantu pembelajaran, (2) Teknologi Informasi berfungsi sebagai ilmu
pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi informasi dimanfaatkan sebagai
bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam pembelajaran di
sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TI sebagai ilmu.
(3) Teknologi Informasi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk
pembelajaran (literacy) [33]. Dari gambaran ini maka dapat disimpulkan bahwa
dalam pembelajaran siswa Program Studi Multimedia teknologi dapat dikuasai
dan dimaknai sebagai bahan pembelajaran atau ilmu pengetahuan sekaligus
sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi komputer.
c. Guru Multimedia Guru-guru Multimedia sendiri merupakan objek dalam penelitian ini dan
hasil wawancara (lihat lampiran 9) dengan guru-guru multimedia diperoleh hasil
sebagai berikut. Jenis penggunaan aplikasi teknologi informasi yang banyak
digunakan adalah aplikasi desain grafis, animasi, dan pengeditan video. Kelas
satu penggunaan media teknologi informasi baru berupa pengenalan perangkat
keras dan perangkat lunak. Aplikasi yang diajarkan terdiri dari CorelDraw dan
Adobe Photoshop. Sedangkan kelas dua penggunaan aplikasi ditambah dengan
aplikasi pembuatan animasi seperti Macromedia flash aplikasi pengeditan video
seperti Pinnecle, adapun penambahan yang lain dikembangkan oleh guru sendiri
untuk dipelajari yakni Tridimax dan Blunder yang digunakan untuk mendesain
gambar 3 dimensi. Kelas tiga hampir menggunakan semua aplikasi yang telah
dipelajari dari kelas satu dan kelas dua, juga penambahan aplikasi serupa untuk
pengembangan yang lebih baik seperti Adobe Premiere untuk pengeditan video.
Ini dilakukan sesuai dengan kurikulum dan standar kompetensi yang ada.
Hasil ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran, guru memanfaatkan
teknologi informasi sebagai alat bantu, pemacu siswa, juga sebagai proses dalam
pembelajaran atau ilmu pengetahuan. Misi utama teknologi dalam pembelajaran
adalah membantu, memicu dan memacu, proses belajar, serta memberikan
kemudahan atau fasilitas belajar [35].
Penerapan teknologi dalam pedagogik dapat dilihat secara langsung dan
tidak langsung. Secara tidak langsung dapat dilihat dari adannya pemanfaatan
media teknologi informasi dalam proses pembelajaran di sekolah, sedangkan
secara langsung dapat terlihat dari tingginya kebutuhan teknologi informasi dalam
proses pembelajaran. Pedagogik sendiri adalah ilmu dalam pengajaran yang mana
akan sangat dekat dengan media atau alat yang mempermudah pengajaran. Hal ini
ada untuk meningkatkan kinerja pedagogik pengajaran guru.
20
PEMBAHASAN Dalam pembelajaran terdapat kolaborasi antara siswa dan guru, hal ini
dilakukan agar pembelajaran berbasis komputer multimedia tidak hanya terpatok
pada guru namun juga siswa, dikarenakan siswa bisa mempunyai pengalaman
belajar di luar yang lebih dan hal itu dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
bersama. Pembelajaran kolaboratif bermaksud melindungi siswa terhadap
ketergantungan guru yang memegang otoritas bahan pelajaran [36]. Pembelajaran
kolaboratif didefinisikan sebagai kegiatan belajar dalam kelompok yang tidak
selalu dimonitor oleh guru, tetapi guru lebih berperan dan bertanggung jawab
sebagai anggota selama proses mencari pengetahuan oleh siswa sedang
berlangsung. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa dan guru program studi
multimedia menerapakan kolaborasi dalam pembelajaran ini agar siswa tidak
hanya bergantung pada guru namun juga dapat mandiri dalam belajar.
Adapun dalam penggunaan aplikasi teknologi informasi dalam
pembelajaran oleh guru tantangan pada guru, pertama adalah dalam hal
pembuatan aplikasi untuk pembelajaran, hal ini mengharuskan guru untuk perlu
mendalami sumber aplikasi dan menguasainya, ini sulit bagi serang guru. Kedua
adalah dalam menghadapi teknologi informasi yang terus berkembang, dimana
guru dituntut untuk uptodate, apalagi nantinya kompetensi kelulusan akan
mengikuti perkembangan yang ada. Oleh karena itu peningkatan sumberdaya
manusia memang perlu dilakukan untuk mengimbangi perkembangan teknologi
informasi itu. Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran dan penggunaan
yang berbasis teknologi informasi ini memang perlu perkembangan sumberdaya
manusia (guru), baik dalam hal pengembangan aplikasi maupun dalam pengejaran
teknologi terbaru yang begitu cepat karena jika tidak maka akan sulit untuk
mengikuti perkembangan yang terus berubah.
Hasil ini menunjukan bahwa guru-guru program studi mutimedia SMK
Saraswati berperan aktif dalam melibatkan berbagai program aplikasi teknologi
informasi agar diajarkan dan dikembangkan kepada siswa. Terlihat adanya
kendala dalam pemanfaatan dan pengembangan pengajaran media teknologi
informasi kepada siswa namun optimisme terus ditunjukan oleh para guru
sehingga tantangan yang dialami tidak mempengaruh proses pembelajaran.
SMK Saraswati Salatiga secara tidak langsung terlihat telah menerapakan
teknologi informasi dalam pembelajaran atau pedagogik pengajaran. Hal ini
terlihat dari ketersediaan fasilitas pendukung pemanfaatan teknologi informasi.
Secara langsung melalui observasi dan penelitian diketahui bahwa pemanfaatan
teknologi informasi pada pedagogik berjalan dengan baik dan pedagogik
pengajaran sangat bergantung pada pemanfaatan teknologi informasi. Sebagaimana juga dalam Peraturan Pemerintah bahwa kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
melingkupi pemanfaatan teknologi pembelajaran[12], namun terdapat beberapa
kendala yang perlu diperhatikan yakni pemanfaatan teknologi informasi berupa
aplikasi terbaru yang sesuai dengan kebutuhan indutri perlu terus diperbahuri dan
disesuaikan. Jadi dapat dikatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berupa
aplikasi pembelajaran mempunyai pengaruh atau dampak pada kinerja pedagogik
pengajaran guru Program Studi Multimedia SMK Saraswati Salatiga.
21
5. SIMPULAN Berdasar analisis data penelitian dan pembahasan maka disimpulkan
sebagai berikut:
Kompetensi pedagogik pada guru program studi multimedia SMK
Saraswati berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar
kompetensi yang ada. Hal ini terungkap juga dari danggapan siswa
dan pihak sekolah (kurikulum) sebagaimana telah dijelaskan bahwa
pedagogik pengajaran guru dalam pembelajaran berjalan baik dan
siswa mudah memahami.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran terlihat
berjalan dengan baik. Bagi sekolah sendiri teknologi informasi
dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana, dimana dilihat dari
fasilitas yang ada seperti jaringan internet, komputer, juga program
penilaan untuk guru yang berbasis website yang dinamakan
SIKUSA (Sistem Kurikulum Saraswati). Bagi guru program studi
multimedia SMK Saraswati, teknologi informasi terlihat jelas
dimanfaatkan sebagai transformasi pendidikan dalam bentuk
gudang ilmu pengetahuan atau sebagai kurikulum dan konten. Hal
ini dilihat dari cukup banyaknya program aplikasi teknologi
informasi yang digunakan sebagai bahan ajar juga sebagai ilmu
pengetahuan yang hendak diajari kepada siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan teknologi informasi
pada kompetensi pedagogik guru program studi multimedia SMK
Saraswati terlihat begitu kuat dan terpadu, hal ini terlihat dari
pembelajaran yang berbasis pada penggunaan media teknologi
informasi. Dimana materi-materi yang diajarkan adalah berupa
penggunaan dan penguasaan terhadap suatu program aplikasi
teknologi informasi yang juga telah tercantum pada standar
kompetensinya, terlebih khusus aplikasi multimedia yang dimana
dipelajari untuk membuat suatu desain senigrafis, pembuatan dan
pengeditan video/film, juga pembuatan gambar dan video animasi.
Hal ini juga telah ditunjukan oleh siswa dari hasil angket
wawancara yang disebarkan dan diperoleh hasil yang sama. Ini
menunjukan bahwa hubungan antara pedagogik pengajaran dan
teknologi informasi bagi guru program studi multimedia SMK
Saraswati Salatiga begitu tidak dapat dipisahkan yang artinya telah
menjadi satu kesatuan dan telah masuk dalam pembelajaran.
6. Daftar Pustaka
[1] Jin-Ho Im, Hyun-Seok Lee, & Hyoung-Ju Kim, (2005). Analysis of the
efectiveness of ICT use in education – focusing on affective
domains. Korea Edication & Research Information
Service. Diakses tanggal 11 Februari 2016 online http://a- research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0802963_chapter1.pdf
[2] Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen. (online) http://sindiker.dikti.go.id/dok/UU/UUNo142005 (Guru%20&%20Dosen).pdf diakses pada 12 Februari 2016.
[3] Mugara, Ronny, (2012). Meningkatkan Kompetensi Guru melalui
Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Universitas
Pendidikan Indonesia: Bandung.
22
[4] Mawardi, Al, (2011). Peningkatan Kompetensi Pedagogik Dosen di
Jurusan Teknik Sipil Politeknik negeri Lhokseumawe. Jurnal
BISSOTEK. Vol. 6, No. 1. ISSN.1412- 3800.
[5] Ningsih, Tri,Rahayu, (2012). Penguasaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) pada Guru Tersertifikasi Dan Implikasinya
terhadap Kompetensi Pedagogik (Studi Pada Guru PKn SMP
Negeri Kota Surakarta Dalam Rangka Peningkatan Kualitas
Berkelanjutan). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret.
[6] Danim, Sudarwan, (2010). Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.
Bandung: Alfabeta.Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
[7] Uno, Hamzah, B., ( 2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis
di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[8] Mulyasa, (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik
dan Implementasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Offset –
Bandung.
[9] Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. (online)
http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendiknas_16_2007.pdf diakses pada 12
Februari 2016.
[10] Ismail, Mohamad, (2004). Manajemen Operasional Sekolah. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
[11] Sutrisno, (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press.
[12] PP NO. 74 Tahun 2008 Tentang Guru. (online)
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_74_2008.pdf diakses pada 05
Nopermber 2015
[13] Silalahi, Ulber, (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika
Aditama. Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
[14] Prastowo, Andy, ( 2012). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-
RUZZ MEDIA.
[15] Moleong, Lexy J., (2005). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung :
remaja Rosda Karya.
[16] Atmodiwirio, Soebagio, (2000). Manajemen Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Ardadizya Jaya.
[17] Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:
Depdiknas.
[18] Adisusilo, Sutarjo, J.R. (2010) dalam Jurnal Nasionalisme Demokrasi
Civil Society Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
[19] Hovland, C. I., Janis, I. L., & Kelley, H. H. (1953). Communication and
persuasion: Psycho logical studies of opinion change. New Haven, CT:
Yale University Press.
[20] Mardapi Djemari, dkk, ( 2003). Pedoman Umum Pengembangan Sistem
Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Yogyakarta: Pascasarjana UNY.
[21] Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen, Dikdasmen, Depdiknas,
(2004). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Jilid 1
Program Studi IPS. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
[22] Maulana, Luthfi, (2014). Analisis Tingkat Keterampilan Menyusun RPP
pada Peserta Diklat Kurikulum 2013 Guru Madrasah di Kementerian
23
Agama Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2014 (online)
bdkmedan.kemenag.go.id. Diakses pada 6 Maret 2015.
[23] Sagala, Syaiful, ( 2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:
CV. Alfabeta
[24] Suryosubroto, (1997). Proses Belajar mengajar di Sekolah, Cetakan
Pertama. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[25] Ridwan, Sa’adah, ( 2005). Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru. Jakarta:
Ditjen Dikdasmen.
[26] Wardani, IGK dan Wihardit Kuswaya, (2008). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
[27] Akhmad Sudrajat, (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,
Teknik dan
Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
[28] W.W. Innecke Kartika, Vani Ikawati H.W. dan Samsul Arifin, (2011).
Teori-Teori Pendidikan. Makalah tugas Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
[29] Sukmadinata, Nana Syaodih, (2004). Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Rosdakarya.
[30] Sudrajat, Akhmad, (2012). Aspek dan Indikator Kompetensi Pedagogik
Guru.(online)
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-
pedagogilk-guru/ di akses pada tanggal 27 juni 2016.
[31] Depdiknasi. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
[32] Dede M. Riva, (2008). Mengenali dan Mengembangkan Berbagai
Potensi Peserta Didik (online)
https://mgmpbindobogor.wordpress.com/2008/11/19/mengenali-dan-
mengembangkan-berbagai-potensi-peserta-didik/ Diakses pada
tanggal 27 juni 2016.
[33] Riyana, Cepi , ( 2006). Peranan Teknologi Dalam Pembelajaran
(online)
https://chepy.files.wordpress.com/2006/08/peran-teknologi.pdf diakses
pada 27 tanggal juni 2016
[34] Herman, ( 2013). Wawasan TIK untuk Pendidik.
http://eprints.ums.ac.id/39395/10/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
Diakses tanggal 27 juni 2016
[35] Seels, Barbara B. & Richey, Rita C., (1994). Teknologi Pembelajaran.
Washington DC: Association for Educational Communications and
Technology (AECT).
[36] Barkley, F Elizabeth, (2007). Collaborative Learning Techniques.
Jossey- Bass. A Wiley Imprint.