Penerapan Ragam Fungsional Sebagai Identitas Profesi Seseorang

download Penerapan Ragam Fungsional Sebagai Identitas Profesi Seseorang

of 15

description

bahasa indonesia

Transcript of Penerapan Ragam Fungsional Sebagai Identitas Profesi Seseorang

PENERAPAN RAGAM FUNGSIONAL SEBAGAI IDENTITAS PROFESI SESEORANG

Queen [email protected]

1.1 Latar belakangBahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya dan bermacam ragam penuturnya, mau tidak mau, takluk pada hukum perubahan. Arah perubahan itu tidak selalu tak terelakkan karena kita pun dapat mengubah bahasa secara berencana. Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat turut pula berpengaruh pada timbulnya sejumlah ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang beraneka macam itu masih tetap disebut bahasa Indonesia karena masing-masing berbagi teras atau inti sari bersama yang umum. Ciri dan kaidah tata bunyi, pembentukan kata, dan tata makna umumnya sama. Itulah sebabnya kita masih dapat memahami orang lain yang berbahasa Indonesia walaupun disamping itu kita dapat mengenali beberapa perbedaan dalam perwujudan bahasa Indonesianya.Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.Ada beberapa macam ragam bahasa yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya akan kita bahas dalam makalah ini, yaitu ragam fungsional. Ragam fungsional, sering juga disebut ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan pengunaannya. Dalam kenyataan, ragam fungsional menjelma sebagai bahasa Negara dan bahasa teknik keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan atau teknologi, kedokteran, dan keagamaan.Dari penjelasan mengenai ragam fungsional tersebut, dapat kita hubungkan dengan pentingnya identitas profesi seseorang. Profesi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan waktu atau menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Sedangkan identitas profesi adalah suatu cirri tertentu dari sebuah pekerjaan seseorang yang telah ahli di bidang pekerjaannya. Penerapan ragam fungsional sebagai identitas profesi seseorang yang sesuai bidang pekerjaan masing-masing sehingga memberikan ciri khas bahas yang berbeda antara satu dengan lainnya. Contohnya ragam bahasa dalam bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran biasanya menggunakan bahasa-bahasa asing ataupun bahasa latin yang menunjukkan perbedaan dengan bidang lainnya. Biasanya bahasa asing ini ditunjukkan dalam penggunaan istilah masing-masing ahli perkerjaan dibidang kedokteran, jenis-jenis obat ataupun penyakit. Untuk ragam bahasa untuk penceramah agama Islam juga berbeda dengan yang lainnya. Bisasanya ragam bahasa untuk penceramah agama menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pendengarnya dan menggunakan ayat-ayat yang berbahasa Arab. Tujuan penceramah agama menggunakan bahasa yang mudah dimengerti adalah untuk mempermudah pendengarnya dalam memahami maksud dari isi ceramah yang diberikan oleh penceramah tersebut. Bahasa yang digunakan juga tergantung pada pendengarnya. Misalnya penceramah akan memberikan ceramah agama untuk siswa SD tentulah berbeda bahasa yang digunakan untuk pendengar dari mahasiswa. Materi yang disapaikan kepada siswa SD tentulah yang mudah mereka mengerti dan mereka pahami sehingga dapat mereka praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan materi yang diberikan kepada mahasiswa tentulah lebih berat daripada siswa SD.Penerapan ragam fungsional penting untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat umum mengenai istilah-istilah yang digunakan masing-masing bidang pekerjaan. Dengan banyaknya ragam bahasa ini akan menambah kosakata yang bagus untuk generasi berikutnya. Pembendaharaan kata akan memberikan banyak variasi dari bahasa yang ada.Penerapan ragam fungsional ini tetap menjadi tolak ukur untuk perkembangan identitas profesi seseorang. Sebab dengan adanya keberagaman bahasa tersebut dapat dijadikan pembeda atau pembanding dalam perkembangan bidang pekerjaan dari profesi seseorang dari masa ke masa. Misalnya pada bidang kedokteran. Bahasa yang digunakan dalam bidang kedokteran pada masa pertama kali muncul tentulah sudah berkembang kearah yang lebih baru dan lebih baik pada masa sekarang. Ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur dari perkembangan bahasa tersebut.Ragam fungsional penting bagi kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar dengan adanya ragam fungsional ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca atau pendengarnya. Sebab masing-masing bidang profesi seseorang tentulah memberikan ilmu pengetahuan yang baru sehingga pembaca atau pendengarnya dapat memahami maksud dari masing-masing bidang pekerjaan tersebut dan dapat memahami perkembangan ilmu pengetahuan sehingga tidak menjadi orang-orang yang buta akan perkembangan ilmu pengetahuan.Di Indonesia terdapat banyak jenis ragam bahasa, salah satu dari jenis ragam bahasa ini adalah ragam fungsional. Ragam fungsional dapat dijadikan sebagai identitas profesi seseorang. Masyarakat umumnya terkadang kurang memahami penggunaan istilah dari masing-masing bidang pekerjaan. Terkadang masyarakat umum mengsamaratakan istilah dari bidang pekerjaan yang satu dengan bidang pekerjaan lainnya. Dengan demikian, ragam fungsional dapat dijadikan acuan bagi masyarakat umum untuk memahami berbagai macam bahasa dari masing-masing bidang pekerjaan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai bahasa yang ada. Dan meskipun terdapat ragam fungsional, bahasa yang ada di masing-masing bidang dapat memberikan ilmu pengetahuan yang lebih luas kepada masyarakat.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Mengapa terjadinya ragam bahasa?2. Mengapa ragam fungsional itu penting?3. Mengapa ragam fungsional dapat dijadian sebagai identitas profesi seseorang?4. Mengapa identitas profesi itu penting?5. Mengapa ragam bahasa masih menjadi tolak ukur perkembangan identitas profesi seseorang?1.3 TujuanTujuan dari penulisan ini adalah :1. Mengetahui macam-macam ragam bahasa Indonesia.2. Menginformasikan ragam fungsional kepada pembaca.3. Mengetahui penerapan ragam fungsional sebagai identitas profesi seseorang.4. Mengetahui contoh-contoh dari ragam fungsional.5. Mengetahu perkembangan ragam bahasa.

2. PembahasanRagam bahasa dapat didefinisikan sebagai kevariasian bahasa dalam pemakainya sebagai alat komunikasi. Kevariasian bahasa ini terjadi karena beberapa hal, seperti media yang digunakan dalam berbahasa, hubungan antarpembicara, dan topik yang dibicarakan.Ada beberapa macam ragam bahasa yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum ragam bahasa dikelompokkan menjadi beberapa macam, misalnya:A. Ragam Lisan dan Ragam TulisAdanya bermacam-macam ragam bahasa, sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa ini pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu ragam lisan dan ragam tulis.Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.Tidak dapat kita pungkiri, bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia ragam tulis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan ke dalam ragam tulis (huruf). Pendapat ini tidak dapat dibenarkan seratus persen sebab tidak semua ragam lisan dapat dituliskan; sebaliknya, tidak semua ragam tulis dapat dilisankan. Kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis.Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berikut :1) Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.2) Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.3) Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis mengehendaki agara orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan itu.4) Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku hanya untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu. Sebaliknya, ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang dan waktu. Suatu tulisan dalam sebuah buku yang ditulis oleh seorang penulis di Indonesia dapat dipahami oleh orang yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku yang ditulis pada tahun 1985 akan dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup tahun 2008 dan seterusnya. Hal itu dimungkinkan oleh kelengkapan unsur-unsur dalam ragam tulis.5) Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar dan huruf miring.

B. Ragam Baku dan Ragam tidak BakuPada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :a) MantapMantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi awalan pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.

b) DinamisDinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.

c) CendekiaRagam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Perwujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah).Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang tidak cendekia adalah sebagai berikut.Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak memberikan informasi yang jelas. Agar menjadi cendekia kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut.(1)Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.(2)Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.

d) SeragamRagam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan pramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal terbang disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Yang timbul dalam masyarakat ialah pramugara atau pramugari.

C. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku LisanDalam kehidupan berbahasa,kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis,ragam baku dan ragam tidak baku. Oleh sebab itu, muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam baku tulis secara nasional. Usaha itu dilakukan dengan menerbitkan dan menertibkan masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Demikian pula, pengadaan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, pengadaan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, merupakan pula usaha kearah itu.Bagaimana dengan masalah ragam baku lisan ? Ukuran dan nilai ragam baku lisan ini bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.D. Ragam Sosial dan Ragam FungsionalBaik ragam lisan maupun ragam tulis bahasa Indonesia ditandai pula oleh adanya ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial tersendiri. Selain itu, ragam sosial tidak jarang dihubungkan dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. Dalam hal ini, ragam baku nasional dapat pula berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam sosial yang lain merupakan ragam sosial dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Dalam kenyataan, ragam fungsional menjelma sebagai bahasa negara dan bahasa teknik keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan. Berikut contoh-contoh ragam fungsional :a) Ragam kedokteranAda empat hal yang membuat seorang dewasa dapat kehilangan daya penglihatannya. Yang pertama kelainan di kornea, lalu kelainan lensa, kelainan di retina, dan terakhir di pusat saraf pengolah data yang datang dari mata. Kelainan kornea dapat diatasi dengan transplatasi kornea yang dilakukan di Indonesia sudah banyak dilakukan. Demikian pula kelainan lensa. Katarak misalnya, sudah bukan hal sulit lagi mengindikasi adanya gangguan fungsi di bagian otak.

b) Ragam hukumLangkah polisi itu dilakukan karena penyidik kesulitan membuktikan kasus yang menyeret tersangka bekas Kepala Urusan Logistik Beddu Amang itu. Gelar perkara itu untuk mencari kesimpulan menyangkut penyelesaian tersebut. Skandal ini terjadi ketika Beddu Amang menjabat Kepala Bulog pada tahun 1997. Ada kebijakan pemerintah soal pengadaan subsidi pakan ternak bagi peternak dengan mengimpor bungkil kedelai melalui Letter of Credit (L/C) import.

c) Ragam niagaUntuk memproduksi roti dan kue, Sukartiningsih kini memiliki mixer yang berukuran besar dan sepuluh oven. Untuk memenuhi pesanan setiap hari Marina membutuhkan sedikitnya 1 kwintal telur ayam, gula pasir, mentega, moka, dan tepung. Dalam sebulan, omzetnya mencapai lebih dari Rp 100 juta.

d) Ragam agamaDalam Al-Quran dijelaskan pengelompokan ajaran Islam secara garis besar adalah akidah, syariah, dan akhlak. Ajaran Islam merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan Islami. Sistem keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan yang disebut rukun iman. Syariah adalah peraturan yang diberikan Allah SWT untuk mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Akhlak dalam Islam merupakan manifestasi dari akidah dan syariah yang bersifat sakral, absolut, imperatif, akurat, universal, dan memiliki makna ukhrowi.

e) Ragam jurnalistik atau persBahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan jurnalis dalam menuliskan karya karya jurnalistik, seperti surat kabar, majalah, atau tabloid. Bahasa jurnalistik harus jelas dan mudah dipahami oleh pembaca dengan ukuran intelektual minimal, sehingga mudah dipahami isinya. Namun demikian, bahasa jumalistik juga harus mengikuti kaidah- kaidah, norma norma bahasa. Oleh karena itu, bahasa jurnalistik sangat mengutamakan kemampuan untuk bisa menampilkan semua informasi yang dibawanya kepada pembaca secepatnya atau bahasa yang lebih mengutamakan daya komunikasinya. Bahasa jurnalistik yang ditulis dalam bahasa Indonesia harus dapat dipahami oleh pembaca di seluruh Indonesia. Jika media massa menggunakan salah satu dialek tertentu, besar kemungkinannya tulisan dalam media massa tersebut tidak dapat dipahami oleh pembaca di seluruh nusantara. Oleh karena itu, bahasa Indonesia ragam jurnalistik juga dituntut kebakuannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku.Contoh :Puluhah pengungsi letusan Gunung Merapi, di barak pengungsian Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai terserang sejumlah penyakit termasuk hipertensi. "Setelah lebih dari satu minggu warga berada di barak pengungsian, mereka mulai mengeluhkan sejumlah serangan penyakit dan pada umumnya yang berusia di atas 40 tahun mulai terserang hipertensi," kata petugas kesehatan dari Puskesemas Cangkringan Retno Diah, Selasa.Menurut dia, pengungsi yang mengeluh merasa pegal-pegal ada 87 orang, hipertensi 86 orang, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 81 orang, sakit kepala 61 orang, mual 39 orang, dan gatal-gatal 39 orang. "Serangan hipertensi ini memang banyak menyerang kalangan pengungsi. Mungkin dipicu karena mereka merasa jenuh, stres saat proses evakuasi, dan masalah pikiran terkait harta benda, ternak serta rumah yang ditinggal mengungsi," katanya.Ia mengatakan penanganan para pengungsi yang mengalami hipertensi ini dilakukan dengan memberi obat pereda atau penurun tekanan darah, pendampingan psikologis, dan dirujuk ke rumah sakit (RS) terdekat. "Untuk penanganan psikologi kami telah menyiagakan dua orang psikater, namun jika memang kondisinya sudah parah maka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat," katanya.Diah mengatakan, sampai saat ini kalangan pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit ada 12 orang dan tidak hanya karena masalah hipertensi, namun ada yang menderita berbagai penyakit. "Pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit di antaranya satu orang melahirkan, tiga orang mengalami diare, dan sisanya akibat kecelakaan lalu lintas saat terjadi kepanikan saat Gunung Merapi meletus pada Jumat (30/10). Total pengungsi di barak Glagaharjo ini ada 1.743 orang dari 564 kepala keluarga," katanya.Perhatikan contoh lainnya, sebagai berikut:1) Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir Sembiring mengeluarkan perintah tembak di tempat, bila masyarakat yang membawa senjata tajam, melawan serta tidak menuruti permintaan untuk menyerahkannya. Jadi petugas akan meminta dengan baik. Namun jika bersikeras dan melawan, terpaksa akan ditembak di tempat sesuai dengan prosedur (Kompas, 24/1/99).2) Ketua Umum PB NU KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) mengadakan kunjungan kemanusiaan kepada Ketua Gerakan Perlawanan Timor (CNRT) Xanana Gusmao di LP Cipinang, Selasa (2/2) pukul 09.00 WIB. Gus Dur didampingi pengurus PBNU Rosi Munir dan staf Gus Dur, Sastro. Turut juga Aristides Kattopo dan Maria Pakpahan (Suara Pembaruan, 2/2/99).Contoh (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua menerangkan pesan kalimat pertama. Contoh (2) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua serta kalimat ketiga menyatakan pesan yang menerangkan pesan kalimat pertama.f) Ragam bahasa keilmuanPenggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai sifat pemakaian yang khas, yang spesifik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai ragam bahasa tersendiri yang berbeda dengan ragam-ragam bahasa yang lain. Sifat-sifat tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah, dan ada yang khusus berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, serta bentuk-bentuk gramatika.Sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat umum berhubungan dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk menyampaikan informasi ilmiah pada peristiwa komunikasi yang terjadi antara penulis dan pembaca. Informasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang jelas, benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat samar-samar, dan tidak bersifat taksa (ambigu). Hal ini penting sekali diperhatikan oleh penulis agar informasi ilmiah yang disampaikan dapat dipahami secara jelas, objektif, dan logis, sehingga dapat tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan pandangan terhadap konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan pembaca. Informasi dan konsep-konsep ilmiah yang disampaikan dalam bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, laporan penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi adalah bersifat formal. Oleh karena itu, ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa baku (standar).Sifat bahasa ragam ilmiah yang khusus/spesifik tampak pada pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-bentuk gramatika terutama dalam tataran sintaksis. Kata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah bersifat denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang paling sesuai dengan konsep keilmuan tersebut atau fakta yang disampaikan. Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa ragam ilmiah bersifat logis. Hubungan antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat tunggal atau hubungan antara klausa-klausa dalam kalimat majemuk (kompleks) mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.Contoh : Paragraf dalam sebuah karya ilmiah tentang bahaya rokokRokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.Penerapan ragam fungsional penting untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat umum mengenai istilah-istilah yang digunakan oleh masing-masing profesi. Dengan benyaknya ragam bahasa ini, akan menambah pembendaharaan kata yang lebih banyak sehingga akan sangat bagus untuk generasi berikutnya. Penerapan ragam fungsional sebagai identitas rpofesi seseorang adalah sebagai penunjuk bidang profesi dari seseorang yang memiliki cirri khas bahasa dari masing-masing bidang pekerjaan.

3. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari tulisan ini adalah :1. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara2. Ragam fungsional, sering juga disebut ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.3. Identitas profesi adalah suatu cirri tertentu dari sebuah pekerjaan seseorang yang telah ahli di bidang pekerjaannya.4. Penerapan ragam fungsional penting untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat uum mengenai istilah-istilah yang digunakan oleh masing-masing profesi. Dengan banyaknya ragam bahasa ini, akan menambah pembendaharaan kata yang lebih banyak sehingga akan sangat bagus untuk generasi berikutnya.5. Penerapan ragam fungsional ini menjadi tolak ukur untuk perkembangan identitas profesi seseorang karena dengan adanya keberagaman bahasa tersebut dapat dijadikan pembanding dalam perkembangan bidang pekerjaan seseorang dari masa ke masa.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal, S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.Broto, A. S. 1978. Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.Chasanah, Aisatul. 2013. Ragam Bahasa Beserta Contohnya. http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.html. Diakses pada tanggal : 27 Mei 2014.Nurrohman, Adjie. 2010. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional. http://adjienurrohman.blogspot.com/2010/04/ragam-sosial-dan-ragam-fungsional.html. Diakses pada tanggal : 27 Mei 2014.Yunita. 2010. Ragam Bahasa Indonesia. http://tapipita.blogspot.com/2010/12/makalah-bahasa-indonesia-ragam-bahasa.html. Diakses pada tanggal : 27 Mei 2014.