PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike...
-
Upload
truongthien -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
Transcript of PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike...
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VIID SMP IT SYAHRUDDINIYAH
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan
diajukan oleh
Nike Asmara
NPM. 126510099
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU
2019
i
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VIId SMP IT SYAHRUDDINIYAH
TAHUN AJARAN 2016/2017
NIKE ASMARA NPM. 126510099
Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. FKIP. Universitas Islam Riau.
Pembimbing Utama: Dra. Suryanti, M.Si S.Pd. Pembimbing Pendamping: Mellisa, S.Pd., M.Pd
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan kognitif biologi siswa
kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017 dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan handout yang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017 sampai 24 Mei 2017 di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 orang siswa dengan 24 orang siswa perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Parameter yang diukur adalah Kemampuan kognitif siswa berupa daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk meningkatkan daya serap dan ketuntasan belajar siswa untuk nilai PPK (Kognitif). Daya serap nilai PPK siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 78,29% meningkat pada siklus I menjadi 80,13% dan pada siklus II meningkat menjadi 92,07%. Ketuntasan klasikal nilai PPK siswa sebelum PTK 66,67% meningkat pada siklus I menjadi 91,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan handout dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017
Kata Kunci: Model Kooperatif tipe Talking Stick, Handout Kognitif
ii
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TALKING STICK BY USING HANDOUT TO COGNITIVE
ABILITY BIOLOGY STUDENT OF VIId CLASS SMP IT SYAHRUDDINIYAH ACADEMIC YEAR 2016/2017
NIKE ASMARA NPM. 126510099
Final Project. Biology Study Program. Faculty of Education and Teaching.
Islamic University of Riau Advisor: Dra. Suryanti, M.Si S.Pd. Co Advisor: Mellisa, S.Pd., M.Pd
ABSTRACT
The purpose of this study to know cognitive ability of Biology of grade students of
VIId SMP IT Syahruddiniyah Academic Year 2017/2018 with the application of cooperative learning type Talking Stick and handout on 22 March, 2017 until May 24, 2016 of grade VIId students of SMP IT Syahruddiniyah Academic Year 2016/2017 which amounts to 24 students consist of 24 female students. This research is a Classroom Action Research (CAR). Parameters measured are student cognitive ability in the form of absorption and mastery learning students that consist of individual mastery and classical. The data were analyzed descriptively to determine the absorption and mastery learning students to the value ofknowledge understanding of the concept(Cognitive)and the value of scientific performance (Psychomotor). Absorption value of knowledge understanding of the conceptstudents before the Classroom Action Research (CAR) 78,29% increase in the first cycle to 80,13% % and the second cycle had increased to 92,07%.Classical completeness value ofknowledge understanding of the concept students before CAR 66,67% increase in the first cycle to 91,67% and the second cycle had increased to 100%.. Based on the research results it can be type talking stick by using handout to result of cognitive learning biology student of viid class smp it syahruddiniyah academic year 2016/2017.
Keywords: Cooperative Learning Type Talking Stick, Handout, Cognitive
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout terhadap
Kemampuan Kognitif Biologi Siswa Kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun
Pelajaran 2016/2017”. Adapun penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau.
Penyelesaian skripsi ini tentunya berkat bimbingan, bantuan dan dukungan
yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak
Dra. Suryanti , M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu Mellisa, S. Pd., M.Pd
selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan dan arahan
dalam penyelesaian skripsi ini. Serta Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada
Bapak dan Ibu dosen program Studi Pendidikan Biologi lainnya yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan selalu
mengarahkan Penulis kepada penelitian yang lebih baik agar penyusunan skripsi
ini selesai tepat waktu.
Penulis memperoleh berbagai bantuan dan dukungan yang sangat berharga
dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis ingin
menyampaikan penghargaan, rasa hormat, terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada Bapak Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A selaku Rektor Universitas
Islam Riau, Bapak Drs. Alzaber, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau, Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik, Bapak Dr. Sudirman Shomari, M.Ed selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi dan Keuangan, Bapak H. Muslim, S.Kar., M.Sn selaku
Wakil Akademik Bidang Kemahasiswaan, Ibu Laili Rahmi, S.Pd., M.Pd selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, serta Bapak Kepala Tata Usaha dan
iv
Bapak/ Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Islam Riau.
Terimakasih kepada Bapak Yanuar Istanto, S.Pd, Si Kepala SMP IT
Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk
melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini, Ibu Yuliana, S. Pd selaku
Guru Biologi yang telah memberi izin dan membantu Penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini dan seluruh staf guru, karyawan serta semua Siswa/
Siswi SMP IT Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah berpartisipasi dan
membantu Penulis dalam penelitian.
Terimakasih kepada keluarga tercinta terutama untuk Ayahanda tercinta
Asmara dan Ibunda Yeni tercinta yang tiada henti memberikan kasih sayang,
do’a, motivasi dan semangat disaat Penulis merasakan bosan dan putus asa dalam
menyelesaikan skripsi ini dan tiada henti-hentinya memberikan dukungan kepada
Penulis baik secara moril dan materi, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan segala keterbatasan yang Penulis miliki.
Teruntuk kakak dan adikku Rara Notavia dan Fitri Handayani serta
seluruh keluarga besar Penulis yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu
yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang yang luar biasa sehingga
Penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk sahabat terbaik dan tercinta
yang selalu ada dalam suka dan duka Oki Arisandi, Istiqomah, Yesi Casela. Serta
untuk sahabat yang lainnya yang selalu memberikan semangat dan dukungan
Gustri Nengsih. kemudian untuk teman seperjuangan seluruh Mahasiswa/
Mahasiswi Biologi Angkatan 2012 terutama teman-teman kelas B semoga cerita
serta kenangan indah selama perkuliahan takkan terlupakan. Dan terakhir untuk
Almamater tercinta, dengan jas warna biru favorit Penulis dengan suasana kampus
madaninya yang asri, Universitas Islam Riau segala kenangan indah, ilmu, dan
pengalaman yang di dapat akan selalu tersimpan dalam memori ingatan dan jiwa.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan
balasan yang lebih baik.
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Pekanbaru, Desember 2017
Nike Asmara
vi
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3 1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4 1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 4 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4
1.5.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 1.5.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 5
1.6 Definisi Istilah Judul ......................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains ........................... 6 2.2 Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Sains ................................. 7 2.3 Paradigma Pembelajaran IPA Biologi .............................................. 10 2.4 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ..................................................... 11 2.5 Hasil Belajar ..................................................................................... 16
2.5.1 Hasil Belajar Kognitif ............................................................ 17 2.5.2 Hasil Belajar Psikomotorik .................................................... 18
2.6Hubungan Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar ................................................................ 20
2.7Penelitian yang Relevan .................................................................... 21
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23
vii
3.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 23 3.3 Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 23 3.3.1 Metode Penelitian ................................................................... 23 3.3.2 Desain Penelitian .................................................................... 24 3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................... 25 3.4.1 Tahap Perencanaan ................................................................. 25 3.4.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................. 25
3.4.3 Tahap Evaluasi ....................................................................... 28 3.4.4 Tahap Refleksi ........................................................................ 28 3.4.5 Tahap Perencanaan Tindakan Lanjut ..................................... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29 3.5.1 Perangkat Pembelajaran Guru ................................................ 29 3.5.2 Intrument Pengumpulan Data ................................................ 30
3.6 Teknik Analiasa Data ....................................................................... 30 3.6.1 Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa ........................ 30
3.6.1.1Pengolahan Data Hasil Belajar PPK (Kognitif) .......... 30 3.6.1.2 Pengolahan Data Hasil Belajar KI (Psikomotorik) .... 31
3.6.2Teknik Analissis Data Deskriptif ............................................ 31
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian .............................................................. 33
4.1.1 Paparan Data Hasil Penelitian ............................................... 33 4.1.2 Analisis Data Hasil Penelitian Sebelum PTK ....................... 54
4.1.2.1Analisis Data Hasil Belajar PPK(Kognitif) Sebelum PTK ........................................................... 54
4.1.2.2Analisis Data Hasil Belajar KI (Psikomotorik) Sebelum PTK ......................................................................................... 55
4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I......................... 56 4.1.3.1 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif)Pada Siklus I ................................................................................. 56 4.1.3.2 Analisis Data Ketuntasan Individualdan
Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Pada Siklus I ..................................................................... 64
4.1.3.3 Refleksi Siklus I ....................................................... 70 4.1.4 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus II ...................... 73
4.1.4.1 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK(Kognitif)Pada Siklus II ................................................................................ 73 4.1.4.2 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI(Psikomotorik) Pada Siklus II ................................................................................ 84 4.1.4.3 Refleksi Siklus II..................................................... 89
4.2 Perbandingan Data Hasil Belajar Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II .................................................................... 90
4.2.1 Perbandingan Hasil Belajar Nilai PPK (Kognitif)Sebelum
viii
danSetelah PTK Siklus I dan Siklus II ................................. 90 4.2.2 Perbandingan Hasil Belajar Nilai KI(Psikomotorik)
Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ................. 91 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 92
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 98 5.2 Saran ................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 100 LAMPIRAN ................................................................................................... 103
ix
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Halaman 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............................................. 13 2. Kata Kerja yang Berorientasi Perilaku pada Ranah Kognitif .................. 18 3. Kata Kerja yang Berorientasi Perilaku pada Ranah Psikomotorik .......... 19 4. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................. 26 5. Interval dan Kategori Daya Serap Siswa .................................................. 32 6. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa Sebelum PTK ............................................................... 54 7. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)
Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 55 8. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ........................... 57 9. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai LKPD 2a .................... 60 10. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai PR .............................. 61 11. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Ulangan Harian.......... 62 12. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I .................................................................. 63 13. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)
Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) .............................................................................. 64
14. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (LKPD) ...................... 66
15. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja (Diskusi Kelompok,
Presentasi Kelompok, dan Pengamatan) ................................................... 68 16. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)
Siswa pada Siklus I ................................................................................... 70 17. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis .......................... 74 18. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
x
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD 5 dan LKPD 6 ................................................................................ 76
19. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai PR ............................. 78
20. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PRSiswa antaraSiklus I dan Siklus II ................................ 79
21. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Ulangan Harian ........ 81
22. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai Ulangan HarianSiswa antaraSiklus I dan Siklus II ............ 82 23. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai
PPK(Kognitif) Siswa pada Siklus II ......................................................... 84 24. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)
Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) .............................................................................. 85
25. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Portofolio (LKPD) .................... 85
26. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja(Diskusi Kelompok, Presentasi Kelompok, dan Pengamatan) ................................................... 86
27. Ketuntasan Individual dan Ketutasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus II .................................................................................. 88
28. Perbandingan Hasil BelajarPPK (Kognitif)Siswa antaraSebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ........................................................................ 90
29. Perbandingan Hasil BelajarKI(Psikomotorik) Siswa antaraSebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ..................................................... 91
xi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 24 2. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ........................... 58 3. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) .............................................................................. 65 4. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI(Psikomotorik) pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (LKPD) ..................................................................................................... 67 5. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) pada Siklus I Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja ...................................................................................................... 69 6. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis .................................................................................................................. 75 7. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD ............................................................................................................... 77 8. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai PR1pada Siklus I dan PR 2 pada Siklus II ............................ 80 9. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai Ulangan Harian 1 pada Siklus I dan Ulangan Harian 2 pada Siklus II ............................................................................................ 83 10. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) pada Siklus II Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja ...................................................................................................... 87 11. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif)Siswa antara Sebelum
dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ..................................................... 91 12. Perbandingan Hasil Belajar KI (Psikomotorik) Siswa antara Sebelum
dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II .................................................... 92
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran Halaman 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................... 103 2. Standar Isi ................................................................................................. 104 3. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 105 4. Format Penilaian Diskusi Kelompok (Unjuk Kerja)................................. 114 5. Format Penilaian Presentasi Kelompok (Unjuk Kerja)............................. 116 6. Format Penilaian Pengamatan (Unjuk Kerja) ........................................... 119 7. Format Penilaian Laporan Pengamatan (Portofolio) ................................ 121 8. Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal dari Nilai PPK(Kognitif)
Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 123 9. Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal dari Nilai KI (Psikomotorik)
Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 124 10. Kemampuan Akademik Siswa Berdasarkan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum PTK ................................................. 125 11. Pembentukan Kelompok Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berdasarkan Kemampuan Akedemik dan JenisKelamin .......................... 126 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 1 .......................... 123 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 2 .......................... 126 14. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Sosialisasi 2 ............................. 131 15. Kuis Soslialisasi II .................................................................................... 137 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1Siklus I ............. 139 17. Lembar Kegiatan Peserta Didik 1(LKPD 1) Pertemuan 1 Siklus I .......... 144 18. Format Laporan Pengamatan .................................................................... 150 19. Kuis 1 Pertemuan 1 Siklus I ...................................................................... 151 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 Siklus I ............ 153 21. Lembar Kegiatan Peserta Didik 2 (LKPD 2) Pertemuan 2Siklus I .......... 158 22. Format Laporan Pengamatan .................................................................... 168 23. Kuis 2 Pertemuan 2 Siklus I ...................................................................... 169 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Siklus I ............ 171 25. Lembar Kegiatan Peserta Didik 3(LKPD 3) Pertemuan 3 Siklus I .......... 176 26. Format Laporan Pengamatan ................................................................... 182 27. Kuis 3 Pertemuan 3 Siklus I ...................................................................... 183 28. Pekerjaan Rumah 1(PR 1) Pertemuan 3 Silus I ........................................ 185
xiii
29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4Siklus I ............. 188 30. Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Siklus I ..................................................... 191 31. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus I ................................... 200 32. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 1 Pertemuan 1 Siklus I ........................................ 208 33. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 2 Pertemuan 2 Siklus I ........................................ 210 34. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 3 Pertemuan 3 Siklus I ........................................ 212 35. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Nilai Kuis Siklus I ................................................ 214 36. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 2a Pengamatan II Pertemuan 2 Siklus I ........... 216 37. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PR 1 Pertemuan 3 Siklus I .......................................... 218 38. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai UH 1 Pertemuan 4 Siklus I ......................................... 220 39. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PPK (Kognitif) Setelah PTK pada Siklus I ................. 222 40. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 1) Pertemuan 1 pada Siklus I .............................................................................................. 225 41. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 2) Pertemuan 2 pada Siklus I .............................................................................................. 227 42. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 3) Pertemuan 3 pada Siklus I .............................................................................................. 229 43. Rata-rata Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) Siklus I ...................... 231 44. Nilai Portofolio (LKPD 1) Pertemuan 1 pada Siklus I ............................. 233 45. Nilai Portofolio (LKPD 2b Pengamatan I) Pertemuan 2 pada Siklus I .............................................................................................. 235 46. Nilai Portofolio (LKPD 3) Pertemuan 3 pada Siklus I ............................. 237 47. Rata-rata Nilai Portofolio (LKPD) Siklus I ............................................. 239 48. Rata-rata Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan dan LKPD)
Siklus I ...................................................................................................... 241 49. Nilai Unjuk Kerja (UK) 1 Pertemuan 1 Siklus I ....................................... 243 50. Nilai Unjuk Kerja (UK) 2 Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 246 51. Nilai Unjuk Kerja (UK) 3 Pertemuan 3 Siklus I ....................................... 249 52. Rata-rata Nilai Unjuk Kerja (UK) Siklus I ............................................... 252 53. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan
Nilai KI (Psikomotorik) Setelah PTK pada Siklus I ................................. 254 54. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 5 Siklus II ........... 257 55. Lembar Kegiatan Peserta Didik 4 (LKPD 4) Pertemuan 5 Siklus II ........ 262 56. Format Laporan Pengamatan .................................................................... 269 57. Kuis 4 Pertemuan 5 Siklus II .................................................................... 270 58. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 6 Siklus II ........... 272 59. Lembar Kegiatan Peserta Didik 5(LKPD 5) Pertemuan 6 Siklus II ......... 277
xiv
60. Kuis 5 Pertemuan 6 Siklus II .................................................................... 283 61. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 7 Siklus II ........... 285 62. Lembar Kegiatan Peserta Didik 6(LKPD 6) Pertemuan 7 Siklus II ......... 290 63. Kuis 6 Pertemuan 7 Siklus II .................................................................... 297 64. Pekerjaan Rumah 2 (PR 2) Pertemuan 7 Siklus II .................................... 299 65. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 8 Siklus II ........... 301 66. Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Siklus II .................................................... 304 67. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus II .................................. 313 68. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 4 Pertemuan 5 Siklus II ...................................... 321 69. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 5 Pertemuan 6 Siklus II ...................................... 323 70. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 6 Pertemuan 7 Siklus II ...................................... 325 71. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Nilai Kuis Siklus II ............................................... 327 72. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 5 Pertemuan 6 Siklus II ................................... 329 73. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 6 Pertemuan 7 Siklus II ................................... 331 74. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Nilai LKPD Siklus II ............................................ 333 75. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PR 2 Pertemuan 7 Siklus II ......................................... 335 76. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai UH 2 Pertemuan 8 Siklus II ........................................ 337 77. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PPK (Kognitif) Setelah PTK pada Siklus II ............... 339 78. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 4) Pertemuan 5 pada Siklus II ............................................................................................ 342 79. Nilai Portofolio (LKPD 4) Pertemuan 5 pada Siklus II ............................ 344 80. Rata-rata Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan dan LKPD) Siklus II ..................................................................................................... 346 81. Nilai Unjuk Kerja (UK) 4 Pertemuan 5 Siklus II...................................... 348 82. Nilai Unjuk Kerja (UK) 5 Pertemuan 6 Siklus II...................................... 351 83. Nilai Unjuk Kerja (UK) 6 Pertemuan 7 Siklus II...................................... 354 84. Rata-rata Nilai Unjuk Kerja (UK) Siklus II ............................................. 357 85. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai KI(Psikomotorik) Setelah PTK pada Siklus II ............ 359
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout terhadap
Kemampuan Kognitif Biologi Siswa Kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun
Pelajaran 2016/2017”. Adapun penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau.
Penyelesaian skripsi ini tentunya berkat bimbingan, bantuan dan dukungan
yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak
Dra. Suryanti , M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu Mellisa, S. Pd., M.Pd
selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan dan arahan
dalam penyelesaian skripsi ini. Serta Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada
Bapak dan Ibu dosen program Studi Pendidikan Biologi lainnya yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan selalu
mengarahkan Penulis kepada penelitian yang lebih baik agar penyusunan skripsi
ini selesai tepat waktu.
Penulis memperoleh berbagai bantuan dan dukungan yang sangat berharga
dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis ingin
menyampaikan penghargaan, rasa hormat, terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada Bapak Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A selaku Rektor Universitas
Islam Riau, Bapak Drs. Alzaber, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau, Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik, Bapak Dr. Sudirman Shomari, M.Ed selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi dan Keuangan, Bapak H. Muslim, S.Kar., M.Sn selaku
Wakil Akademik Bidang Kemahasiswaan, Ibu Laili Rahmi, S.Pd., M.Pd selaku
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, serta Bapak Kepala Tata Usaha dan
iv
Bapak/ Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Islam Riau.
Terimakasih kepada Bapak Yanuar Istanto, S.Pd, Si Kepala SMP IT
Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk
melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini, Ibu Yuliana, S. Pd selaku
Guru Biologi yang telah memberi izin dan membantu Penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini dan seluruh staf guru, karyawan serta semua Siswa/
Siswi SMP IT Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah berpartisipasi dan
membantu Penulis dalam penelitian.
Terimakasih kepada keluarga tercinta terutama untuk Ayahanda tercinta
Asmara dan Ibunda Yeni tercinta yang tiada henti memberikan kasih sayang,
do’a, motivasi dan semangat disaat Penulis merasakan bosan dan putus asa dalam
menyelesaikan skripsi ini dan tiada henti-hentinya memberikan dukungan kepada
Penulis baik secara moril dan materi, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan segala keterbatasan yang Penulis miliki.
Teruntuk kakak dan adikku Rara Notavia dan Fitri Handayani serta
seluruh keluarga besar Penulis yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu
yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang yang luar biasa sehingga
Penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk sahabat terbaik dan tercinta
yang selalu ada dalam suka dan duka Oki Arisandi, Istiqomah, Yesi Casela. Serta
untuk sahabat yang lainnya yang selalu memberikan semangat dan dukungan
Gustri Nengsih. kemudian untuk teman seperjuangan seluruh Mahasiswa/
Mahasiswi Biologi Angkatan 2012 terutama teman-teman kelas B semoga cerita
serta kenangan indah selama perkuliahan takkan terlupakan. Dan terakhir untuk
Almamater tercinta, dengan jas warna biru favorit Penulis dengan suasana kampus
madaninya yang asri, Universitas Islam Riau segala kenangan indah, ilmu, dan
pengalaman yang di dapat akan selalu tersimpan dalam memori ingatan dan jiwa.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan
balasan yang lebih baik.
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Pekanbaru, Desember 2017
Nike Asmara
iii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRAC ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL........................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4 1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4 1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 5 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 5
1.5.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 1.5.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 5
1.6 Definisi Istilah Judul ......................................................................... 6
BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori dan Hipotesis Tindakan………………………… 8
2.1.I Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains .................. 8 2.1.2 Paradigma Pembelajaran IPA Biologi ............………………. 8
2.1.3 Pembelajaran Cooperatif Learning ......................................... 10 2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick ........................... 15 2.1.5 Handout ................................................................................... 16 2.1.6 Hasil Belajar ........................................................................... 17 2.1.7 Hubungan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
dengan Menggunakan Handout Terhadap Kemampuan Kognitif........................... ....................................................... 18
2.1.8 Penelitian yang Relevan .......................................................... 20
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23 ................................................................................................................. 3.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 23 3.3 Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 23 3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................... 26 3.4.1 Tahap Persiapan ...................................................................... 26 3.4.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................. 26
iv
3.4.3 Analisis.................................................................................... 28 3.4.4 Tahap Refleksi ........................................................................ 28 3.4.5 Tahap Perencanaan Tindakan Lanjut ...................................... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28 3.5.1 Perangkat Pembelajaran .......................................................... 28 3.5.2 Intrument Pengumpulan Data ................................................. 29
3.6 Teknik Analiasa Data ........................................................................ 30 3.6.1 Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa ......................... 30
3.6.1.1Pengolahan Data Hasil Belajar PPK (Kognitif) .......... 30 3.6.2Teknik Analissis Data Deskriptif ............................................. 30
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Hasil Penelitian .............................................................. 33 4.1.1 Paparan Data Hasil Penelitian ............................................... 33 4.1.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus I................. 34 4.1.3 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus II ............... 42
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ......................................................... 48 4.2.1 Analisis Data Hasil Penelitian Sebelum PTK ....................... 48 4.2.1.1 Analisis Data Serap PPK Sebelum PTK ............................ 48 4.2.2 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I ........................ 49
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I..................................... 50 4.3.1 Analisis Daya Serap Siswa Untuk Nilai PPK Pada
Siklus I ................................................................................... 50 4.3.2 Penghargaan Kelompok Siklus I ............................................. 58 4.3.3 Refleksi Siklus I ...................................................................... 59
4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Pada Siklus II .................. 61 4.4.1 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus II ......................... 61
4.4.2 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siklus II .............................. 61
4.4.3 Penghargaan Kelompok Siklus II ........................................... 72 4.4.4 Refleksi Siklus II ..................................................................... 73
4.5 Perbandingan Data Hasil Belajar Sebelum PTK dan Setelah PPK (Kognitif) Siklus I dan Siklus II ............................................... 74
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 75
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 84 5.2 Saran ................................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 85 LAMPIRAN ................................................................................................... 88
v
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Halaman 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.............................................. 12 2. Nilai Perkembangan Individu .................................................................. 13 3. Tingkatan Penghargaan Kelompok ........................................................... 13 4. Langkah-langkah Penerapan Teknik Talking Stick .................................. 26 5. Kategori Daya Serap Siswa ..................................................................... 31 6. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa Sebelum PTK ................................................................ 49 7. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ........................... 50 8. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai LKPD ........................ 53 9. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai PR .............................. 55 10. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai UB ............................ 56 11. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I .................................................................. 57 12. Penghargaan Kelompok Siklus I ............................................................... 58 13. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis .......................... 61 14. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD ...................... 63 15. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai PR ............................. 65 16. Perbandingan Daya Serap Ketuntasan Individual dan Ketuntasan
Klasikal Nilai PR Siswa Antara Siklus I dan Siklus II ............................. 66 17. Daya Serap Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai
PPK Siswa Pada Siklus II Berdasarkan Nilai UB ..................................... 68 18. Perbandingan Daya Serap Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal
Nilai UB Siswa Antara Siklus I dan Siklus II ........................................... 68 19. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II ................................................................. 71 20. Penghargaan Kelompok Siklus II ............................................................. 72 21. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif) Siswa Antara Sebelum dan
Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ........................................................... 73
vi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 25 2. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ............................ 52 3. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai
LKPD ......................................................................................................... 55 4. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai
Kuis............................................................................................................ 63 5. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan
Nilai LKPD ................................................................................................ 65 6. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai PR 1 pada Siklus I dan PR 2 pada Siklus II .......................... 68 7. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai UB 1 pada Siklus I dan UB 2 pada Siklus II ......................... 71 8. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif)Siswa antara Sebelum
dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ..................................................... 75
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran Halaman 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................... 88 2. Standar Isi ................................................................................................. 89 3. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 90 4. Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal dari Nilai PPK(Kognitif)
Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 93 5. Kemampuan Akademik Siswa Berdasarkan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum PTK ................................................. 95 6. Pembentukan Kelompok Pembelajaran Talking Stick Berdasarkan Kemampuan Akedemik dan Jenis Kelamin ......................... 96 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 1 .......................... 97 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 2 .......................... 99 9. Handout Sosialisasi 2 ................................................................................ 102 10. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Sosialisasi 2 ............................. 109 11. Kuis Sosialisasi 2 ...................................................................................... 114 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1Siklus I ............. 116 13. Handout Pertemuan 1 ............................................................................... 121 14. Lembar Kegiatan Peserta Didik 1(LKPD 1) Pertemuan 1 Siklus I .......... 128 15. Kuis 1 Pertemuan 1 Siklus I ...................................................................... 134 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 Siklus I ............ 137 17. Handout Pertemuan 2 ............................................................................... 141 18. Lembar Kegiatan Peserta Didik 2 (LKPD 2) Pertemuan 2 Siklus I ......... 151 19. Kuis 2 Pertemuan 2 Siklus I ...................................................................... 156 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Siklus I ............ 158 21. Handout Pertemuan 3 ............................................................................... 162 22. Lembar Kegiatan Peserta Didik 3(LKPD 3) Pertemuan 3 Siklus I .......... 172 23. Kuis 3 Pertemuan 3 Siklus I ...................................................................... 177 24. Pekerjaan Rumah Pertemuan 3 Siklus I .................................................... 180 25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4 Siklus I ............ 185 26. Kisi-kisi Soal Ujian Blok Siklus I ............................................................. 189 27. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus I .................................. 197 28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 5 Siklus II .......... 205 29. Handout Pertemuan 5 Siklus II ................................................................. 209 30. Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan 5 Siklus II ............................ 216 31. Kuis Pertemuan 5 Siklus II ...................................................................... 222 32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 6 Siklus II ........... 224 33. Handout Pertemuan 6 ............................................................................... 229 34. Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan 6 Siklus II .......................... 233 35. Kuis Pertemuan 6 Siklus II ...................................................................... 239 36. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 7 Siklus II ........... 241 37. Handout Pertemuan 7 siklus II ................................................................. 245
viii
38. Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan 7 Siklus II ............................ 250 39. Kuis Pertemuan 7 Siklus II ....................................................................... 256 40. Pekerjaan Rumah Pertemuan 7 Siklus II ................................................... 258 41. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 8 Siklus II ........... 263 42. Kisi-kisi Soal Ujian Blok Siklus II ............................................................ 267 43. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus II.................................. 276 44. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 1 Pertemuan 1 Siklus I ..................................... 283 45. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 2 Pertemuan 2 Siklus I .................................... 284 46. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 3 Pertemuan 3 Siklus I ..................................... 285 47. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata LKPD Siklus I ....................................................... 286 48. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis I Siklus I .............................................................. 287 49. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 2 Siklus I ............................................................. 288 50. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 3 Siklus I ............................................................. 289 51. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Kuis Siklus I.......................................................... 290 52. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PR 1 Siklus I ............................................................... 291 53. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai UB 1 Pada Siklus I ...................................................... 292 54. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis I
siklus I ....................................................................................................... 293 55. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 2
siklus I ....................................................................................................... 294 56. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 3
siklus I ....................................................................................................... 295 57. Daya Serap dan Ketuntasan Individu Nilai PPK Siklus I ......................... 296 58. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai LKPD 5
Pertemuan 5 Siklus II ................................................................................ 298 59. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai LKPD 6
Pertemuan 6 Siklus II ................................................................................ 300 60. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai LKPD 7
Pertemuan 7 Siklus II ................................................................................ 302 61. Rata-rata LKPD Siklus II .......................................................................... 303 62. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai
Kuis 5 Siklus II ......................................................................................... 305 63. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai
Kuis 6 Siklus II ......................................................................................... 306 64. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai
Kuis 7 Siklus II ......................................................................................... 307
ix
65. Rata-rata Nilai Kuis Siklus ...................................................................... 308 66. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai
PR 2 Siklus II ............................................................................................ 309 67. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai
UB 2 Siklus II .......................................................................................... 310 68. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 5
siklus II ...................................................................................................... 311 69. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 6
siklus II ...................................................................................................... 312 70. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 7
siklus II ...................................................................................................... 313 71. Daya Serap dan Ketuntasan Individu Nilai PPK Siklus II ....................... 314
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sanjaya,
2010: 3). Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Pengajaran
bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai
sebagaimana yang di inginkan (Hamalik, 2013:3).
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yaitu mengajar dilakukan
pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
(Sagala, 2009: 61). Didalam proses pembelajaran, guru harus menerapkan terlebih
dahulu tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Menurut taksonomi Bloom,
secara teoritis tujuan pembelajaran terbagi menjadi tiga katagori yaitu: (1) tujuan
pembelajaran ranah kognitif (2) tujuan pembelajaran ranah efektif, dan (3) tujuan
pembelajaran ranah psikomotorik (Wena, 2012:14).
Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi
guru. Dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakannya.
Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Definisi ini
menujukkan yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses balajar. Sedangkan
guru hanyalah membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan
kepribadian siswa (Slameto, 2010: 29-30).
2
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (Hamalik, 2013:27). Hal tersebut di pererat kembali dengan
mendefinisikan kata belajar adalah sebagai berikut "Belajar menunjukkan
perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat
pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tidak
dapat di jelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon bawaan,
kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dan
sebagainya)" (Hamalik, 2013: 48-49).
Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan seorang guru
bidang studi biologi yang mengajar di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah, maka
diperoleh informasi yaitu : Kegiatan belajar mengajar dirasa kurang optimal
karena guru sering menggunakan metode konvensional yang didominasi dengan
metode ceramah, tidak semua siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran dan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru, kurangnya
media dan buku penunjang dalam pembelajaran, Peserta didik mengalami
kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau
mengingat yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran, serta rendahnya
pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa yang ditandai dengan masih ada sekitar
66,66% nilai siswa dibawah KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 75.
Kemudian hal ini juga didasari masih adanya kebiasaan siswa mencatat
dengan memindahkan atau mengcopy catatan yang ada ke dalam buku mereka
dan juga sistem berpikir siswa yang belum teratur. Gejala inilah yang dikatakan
siswa pasif, karena belajar dengan menghapalkan kalimat lengkap tidak akan
efektif. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang tidak serius mengikuti pelajaran yang
telah diberikan oleh guru. Ketika guru mengajukan pertanyaan, ada yang terlihat
kebingungan, dan ada juga yang belum mampu menjawab, bahkan ada yang
memberi jawaban yang kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru,
siswa yang menjawab lebih dominan siswa yang pintar.
Kesulitan belajar tersebut diduga berkaitan juga dengan proses belajar
siswa yaitu, masih banyak siswa yang kurang aktif pada pembelajaran Biologi.
Pada pembelajaran konvensional dimana kegiatan pembelajaran yang masih
3
memusatkan kegiatan belajar mengajar pada guru dan siswa hanya duduk dan
mendengarkan mengakibatkan kreativitas tidak muncul. Masalah-masalah lain
muncul ketika anak berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan,
dipelajari, direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat. Beberapa anak
mengalami kesulitan berkonsentrasi, atau ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi di
karenakan catatan ataupun ingatannya belum teratur. Untuk itu dibutuhkan suatu
alat untuk membantu otak berpikir secara teratur (Rostikawati, 2008).
Mengatasi berbagai masalah tersebut, maka diperlukan adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam belajar biologi yaitu melalui pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick. Temuan yang dilakukan oleh Rozalina (2015) dalam
penelitiannya yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dengan menggunakan handout terhadap kemampuan kognitif biologi
kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja tahun ajaran 2014/2015,
Rozalina menunjukkan pembelajaran Talking Stick dengan media Handout dapat
meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif siswa kelas Xa MA Bahrul Ulum
Al-islami Pantai Raja.
Talking stick adalah model pembelajaran dengan menggunakan sebuah
tongkat untuk mendorong peserta didik mampu mengemukakan pendapat
(Suprijono, 2009:109). Kelebihan talking stick (1) siswa lebih dapat memahami
materi karena diawali dari penjelasan seorang guru, (2) siswa lebih dapat
menguasai materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya
kembali melalui buku paket yang tersedia, (3) daya ingat siswa lebih baik sebab ia
akan ditanyai kembali tentang materi yang diterangkan dan dipelajarinya, (4)
siswa tidak jenuh karena ada tongkat sebagai pengikat daya tarik siswa mengikuti
pelajaran, (5) pelajaran akan tuntas sebab pada bagian akhir akan diberikan
kesimpulan oleh guru (Istarani, 2012:90-91).
Selain pentingnya model Talking Stick, bahan ajar juga berperan penting
dalam pembelajaran karena bahan ajar merupakan alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan dalam tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh
Chairil (2009) handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
4
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Davies dalam Chairil (2009)
menyatakan keuntungan penggunaan Handout adalah sebagai berikut : (a) dapat
menghemat waktu, (b) dapat menggantikan catatan siswa, (c) memelihara
kekonsistenan penyampaian materi di kelas oleh guru, (d) siswa dapat mengikuti
struktur pelajaran dengan baik, (e) siswa akan mengetahui pokok yang diberikan
oleh guru dengan Handout.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas maka peneliti berkeinginan
untuk mengadakan penelitian yang berjudul : Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Menggunakan Handout terhadap
Kemampuan Kognitif Biologi Siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai
Pagar Tahun Pelajaran 2016/2017.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang teridentifikasi sebagai
berikut:
1. Kegiatan belajar mengajar dirasa kurang optimal karena guru sering
menggunakan metode konvensional yang didominasi dengan metode ceramah.
2. Tidak semua siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan masih
banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.
3. Peserta didik mengalami kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam
memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil
pembelajaran.
4. Kurangnya media dan buku penunjang dalam pembelajaran.
5. Rendahnya pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa yang ditandai dengan
masih ada sekitar 66,66% nilai siswa dibawah KKM yang ditetapkan sekolah,
yaitu 75.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran biologi, yaitu pada standar
kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem., yang terdiri
5
atas Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
komponen ekosistem.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan kognitif
biologi siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Pelajaran
2016/2017 setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
dengan menggunakan Handout?”
1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif biologi
siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Ajaran 2016/2017
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan
menggunakan Handout.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi siswa, merupakan suatu masukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, motivasi, pengalaman belajar, keterampilan proses, serta berpikir kritis
dan bersikap ilmiah. Membantu siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Membantu siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Bagi guru, merupakan suatu masukan tentang salah satu strategi pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses
pembelajaran yang menarik menggunakan model talking stick. Memberikan
gambaran kepada guru dalam penggunaan model talking stick agar
menciptakan kondisi belajar yang menarik. Memberikan pengetahuan kepada
6
guru mengenai seberapa jauh pengaruh penggunaan model talking stick
terhadap motivasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam rangka
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pendidikan serta hasil belajar biologi siswa sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan.
4. Bagi peneliti, sebagai kajian guna menambah ilmu pengetahuan, memperluas
wawasan dan memperdalam tentang strategi peningkatan hasil belajar serta
pedoman untuk melakukan penelitian berikutnya.
1.6 Definisi Istilah Judul
Definisi istilah judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam
pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi
dan komunikasi yang dilakukan dengan guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication), (Rusman,
2012: 202).
b. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking stick adalah model pembelajaran
dengan menggunakan sebuah tongkat untuk mendorong peserta didik mampu
mengemukakan pendapat (Suprijono, 2009:109). Talking Stick (tongkat
bicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk
mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu
forum (pertemuan antarsuku) (Huda, 2011: 224).
c. Handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bahan ajar yang
bersumber dari beberapa literatur yang relavan terhadap kompetensi dasar dan
materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan
kepada peserta didik guna memudahkan mereka pada saat proses
pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu
7
bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis (Prastowo, 2012:
79).
d. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
kognisi (Purwanto, 2013:50). Hasil belajar kognitif bukan merupakan
kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku
dalam domain kognitif yang meliputi beberapa tingkat atau jenjang.
8
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori dan Hipotesis Tindakan
2.1.1 Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,
pengalaman itu memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksikan oleh dan dari
diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu
objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk
menginterprestasikan objek tersebut kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan
demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tapi bersifat dinamis, tergantung
individu yang melihat dan mengkonstruksikannya (Trianto, 2008: 28).
Secara filosofis, belajar menurut teori kontruktivisme adalah membangun
pengetatuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep atau
kaidah yang siap untuk diambil. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan itu
dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk
memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut
dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi
dari teori kontriktivisme ini adalah ide (Sardiman , 2004: 116)
2.1.2 Paradigma Pembelajaran Biologi
Biologi merupakan ilmu yang sudah cukup tua, karena sebagian besar berasal
dari keingintahuan manusia tentang dirinya, tentang lingkungannya dan tentang
kelangsungan jenisnya. Biologi mempelajari tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat
tubuh manusia dengan segala keingintahuan. Segenap alat-alat tubuh manusia bekerja
9
masing-masing, tetapi satu sama lain saling membantu. Biologi mempelajari alat
tersebut di sekitar atau lingkungannya. Kedua aspek tersebut, baik tubuh manusia
maupun alam, dipandang sebagai sistem. Dalam setiap sistem terdapat komponen-
komponen yang saling menunjang agar keseluruhan sistem dapat berlangsung
(Rustaman, 2005: 12).
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep ataupun prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek perkembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar (Trianto, 2012: 153).
Trianto (2012: 141-142) merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di
atas, maka nilai-nilai IPA yang dapat di tanamkan dalam pembelajarn IPA antara lain
sebagai berikut.
1) Kecakapan dalm bekerja dan berfikirnya secara teratur dan sistematis menurut
langkah-langkah metode ilmiah.
2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan
eksperimen untuk memecahkan masalah.
3) Memiliki sikap ilmiah yang di perlukan untuk memecahkan masalah baik dalam
kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.
Trianto (2012:142) sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:
10
1. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan
bagaimana bersikap;
2. Menanamkan sikap ilmiah;
3. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;
4. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para
ilmuan penemunya;Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam
memecahkan permasalahan.
2.1.3 Pembelajaran Cooperative Learning
Mengartikan kata cooperative learning berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagi satu kelompok atau tim (Isjoni, 2009: 15). Prinsip pembelajarn
kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya
untuk mencapai tujuan bersama (Wena, 2012: 189). Pembelajaran kooperatif juga di
artikan oleh Rusman sebagai berikut "pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen" (Rusman, 2012:202). Pembelajaran
kooperatif di cirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa
yang bekerja dalam situsi pembelajaran kooperatif didorong atau di kehendaki untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama (Rusman, 2012:
208). Model pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran dimana siswa
bekerjasama dalam suatu kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif para siswa
akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru (Slavin, 2008: 8).
11
Pelaksanaan model kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam
kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa
menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa prilaku sosial
(Isjoni, 2009:21). Menyatakan tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar
cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok
bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Ada tiga konsep sentral yang
menjadi karakteristik cooperative learning yaitu: penghargaan kelompok, penanggung
jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil (Isjoni, 2009:21-22).
Sagala (2014: 216-217) menyatakan kelebihan kerja kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Kelebihan model mengajar menggunakan kerja kelompok
a) Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan
kesempatan pada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan
tanggung jawab.
b) Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif yang sehat,
sehingga membangkitkan kemauan belajar dengan sungguh-sungguh.
c) Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individu, cukup hanya
dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya.
Penjelasan tentang tugas pun dapat dilakukan hanya melalui ketua kelompok.
d) Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan
membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai
warga yang patuh tehadap aturan.
12
Rusman (2012:211) menyatakan terdapat enam langkah pembelajaran
kooperatif dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku guru
Fase 1.Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.
Fase 2. Menyajikan Informasi Guru menyampaikan informasi pada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
Fase 3.Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara teratur.
Fase4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
Fase 6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Sumber: Rusman (2013:211).
13
Slavin (2005:159) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung
terdapat pada tabel 3.
Tabel 2. Nilai Perkembangan Individu Nilai Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah dari skor awal 5 poin
10-1 poin dibawah skor awal 10 poin Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 poin Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 poin
Sumber: Slavin (2005: 159).
Berdasarkan rata-rata skor perkembangan kelompok diperoleh tiga kriteria
skor kelompok yang diberikan untuk penghargaan kelompok (Ratumanan dalam
Trianto, 2013:72). Kriteria penghargaan kelompok bisa kita lihat pada tabel 4.
Tabel 3. Tingkatan Penghargaan Kelompok Rata-rata Tim Prediket
0-5 - 6-15 Baik
16-25 Hebat 26-30 Super
Sumber: Dimodifikasi dari Ratumanan dalam Trianto (2013: 72)
Menurut sanjaya (2010: 249), pembelajaran kooperatif memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan.
1). Keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menguntungkan pada
guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan, kemampuan berfikir sendiri,
menentukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
2. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-
kata secara verbal dan membandingkannya dengan kata-kata secara verbal dan
membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
14
3. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
5. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan
yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif
terhadap sekolah.
6. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri, menerima umpan balik.
7. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan
belajar abstrak menjadi nyata.
8. Meningkatkan motivasi dan sumber rangsangan untuk berfikir.
2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
1. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa
terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
2. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka
dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara
belajar yang demikian apa yang seharunya dipelajari dan dipahami tidak
pernah dicapai oleh siswa.
3. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
4. Keberhasilan pembelajaran dalam upaya mengembangkan kesadaran
kelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
5. Walaupun kemampuan berkerja sama merupakan kemampuan yang sangat
penting bagi siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya
didasarkan pada kemampuan secara individual.
15
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
Model Talking Stick mendorong peserta didik berani mengemukakan
pendapat. Pembelajaran diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang
akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca, mempelajari materi
tersebut. Guru memberikan waktu cukup untuk aktifitas ini. Selanjutnya meminta
peserta didik untuk menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah
dipersiapkan. Tongkat diberikan kepada salah satu peserta didik.Peserta didik yang
menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan guru demikian
seterusnya (Suprijono, 2009:109-110)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai
tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) secara bergiliran/bergantian.
Berdasarkan penjelasan mengenai model Talking Stick diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa model ini dapat menciptakan suasana yang menyenangkan pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa dapat bermain dan bernyanyi bersama
tanpa meninggalkan inti dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.Selain itu, siswa akan
lebih aktif karena memiliki hak untuk mengunkapkan pendapat atau menjawab
pertanyaan dari guru.kekurangan model talking stick, kurang terciptakan interaksi
antara siswa dalam proses belajar mengajar, kurangnya menciptakan daya nalar siswa
sebab ia lebih bersifat memahami apa yang ada di dalam buku, kemampuan
menganalisis permasalahan tersebut sebab siswa hanya mempelajari dari apa-apa
yang ada didalam buku saja. Kelebihan talking stick, siswa lebih dapat memahami
materi karena diawali dari penjelasan seorang guru, siswa lebih dapat menguasai
materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya kembali melalui
buku paket yang tersedia, daya ingat siswa lebih baik sebab ia akan ditanyai kembali
tentang materi yang diterangkan dan dipelajarinya, siswa tidak jenuh karena ada
tongkat sebagai pengikat daya tarik siswa mengikuti pelajaran, pelajaran akan tuntas
sebab pada bagian akhir akan diberikan kesimpulan oleh guru (istarani, 2012:90-91).
16
Menurut Huda (2011: 225) adapun sintak metode Talking Stick adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi
pembelajaran.
3. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
4. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan.
5. Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu
guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6. Guru memberi kesimpulan.
7. Guru melakukan evaluasi/penilaian.
8. Guru menutup pembelajaran.
2.1.5 Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar
dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik (Majid, 2011: 175). Dalam
pandangan lainnya Handout dapat diartikan sebagai “segala sesuatu” yang diberikan
kepada peserta didik ketika mengkuti kegiatan pembelajaran. Jadi, Handout dibuat
dengan tujuan untuk mempelancar dan memberikan bantuan informasi atau materi
pembelajaran sebagai pengangan bagi peserta didik (Prastowo, 2011: 79).
Unsur-unsur penyusun Handout adalah (Chairil, 2009):
17
1) Kompetensi inti adalah tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu pokok
bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal
yang dikuasai siswa.
2) Kompetensi dasar adalah tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti
pelajaran untuk satu kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada
siswa pada sub pokok bahasan yang sedang dihadapi.
3) Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan
ajar yang akan disampaikan atau diberikan kepada siswa dan telah disusun
secara sistematis. Fungsinya agar memungkinkan siswa dapat
mengetahuisistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu
siswa dalam pengayaan diluar proses mengajar dikelas.
4) Soal adalah permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia menerima
atau mempelajari materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itudikumpul
atau dinilai, kemudian dibahas secara bersama-sama untuk membantusiswa
dalam melatih dan memahami materi pelajaran yang akan diberikan.
5) Sumber bacaan adalah buku atau bahan ajar apa saja yang akan digunakan
atau menjadi sumber dari materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk
menelususri lebih lanjut materi pelajaran yang akan disampaikan
2.1.6 Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran terlihat dari seberapa bagus
hasil belajar yang diterima oleh siswa tersebut. Hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru, tindakan
mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono 2013: 20)..
Penilaian hasil belajar peserta didik pada dasarnya suatu kegiatan yang
dilakukan guru untuk memastikan apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi
yang telah dipelajari dan apakah proses belajar mengajar yang dilakukan guru sudah
efektif. Sedangkan penilaian hasil mempunyai fungsi untuk mengidentifikasi tingkat
18
keberhasilan belajar bagi peserta didik, sedangkan bagi guru untuk mengidentifikasi
tingkat keberhasilan dalam mengajar (Kunandar, 2014: 68-69).
Menurut Slameto (2010: 54-72) faktor-faktor belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor intern
a) Faktor jasmaniah (meliputi kesehatan dan cacat tubuh).
b) Faktor Psikologis (meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan).
c) Faktor kelelahan (meliputi kelelahan jasmani dan rohani/ psikis).
2. Faktor-faktor ekstern
a) Faktor keluarga (meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua).
b) Faktor sekolah (meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).
c) Faktor masyarakat (meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
2.1.7 Hubungan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Menggunakan Handout Terhadap Kemampuan Kognitif
Menurut Kholidah dan Nasih dalam Asdas (2013), model pembelajaran
talking stick merupakan salah satu model pembelajaran yang interaktif karena
melibatkan siswa dan guru sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang
berarti bagi siswa. Menjelaskan bahwa model pembelajaran talking stick dapat
meningkatkan respon, pemahaman berpikir dan daya ingat siswa. Dalam model
pembelajaran talking stick ini menuntut guru untuk menguasai teknik bertanya. Jadi,
dalam model pembelajaran ini keterampilan bertanya guru sangat penting. Lufri
dalam Asdas (2013), menjelaskan bahwa keterampilan bertanya dibedakan atas
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Dalam memberikan
19
pertanyaan kepada siswa, guru harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar terlebih dahulu dan baru dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih
mendalam.setelah memberikan pertanyaan kepada siswa, guru harus memberikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk menjawabnya.Jika siswa tersebut tidak dapat
menjawabnya maka pertanyaan tersebut dilemparkan atau diberikan kepada siswa
lainnya agar siswa yang terlihat aktif lebih banyak..
Keberhasilan suatu proses belajar pada siswa (individu) dapat dilihat dari hasil
belajar yang diperolehnya. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan (Hamalik,
2006:31). Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Perubahan itu diperoleh dari usaha(bukan karena kematangan), menetap dalam
waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman (Purwanto, 2013:38).
Menurut Rusman (2012:202) pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan
menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini karena
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa: (1)
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan
menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi
kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman (Rusman, 2012:205).
Menurut Davies kegunaan Handout dapat membantu siswa untuk : (a)
memperoleh informasi tambahan yang belum tentu mudah diperoleh secara cepat
20
dari tempat lain. (b) memberikan rincian prosedur atau teknik pelaksanaan yang
terlalu kompleks bila menggunakan audiovisual. (c) materi yang terlalu
panjang/kompleks yang telah diringkas dalam bentuk catatan yang mudah dipahami
(Chairil, 2009).
2.1.8 Penelitian yang Relevan
Memperkuat penelitian yang akan akan saya lakukan, disini saya mengambil
beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu:
Merujuk pada penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Kinasih dan
Sudjoko (2015) yang berjudul, Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Ranah
Kognitif C1–C3 Siswa Kelas VII D melalui Model Pembelajaran Talking stick pada
Materi Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014,
dari penelitian tersebut diketahui peningkatan keaktifan siswa pada siklus I sebesar
58,61% dan 75,85% pada siklus II sedangkan Peningkatan kemampuan ranah kognitif
C1-C3 siswa dapat dilihat pada siklus I dengan nilai rata-rata yang diperoleh 73,62 %
dan 87,58% pada siklus II.
Puspitasari dan joko (2016) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan
dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Teka-Teki Silang dengan Model
Pembelajaran Talking Stick Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMPN 1
Kartoharjo”. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data penelitian, terlihat adanya
peningkatan yaitu siklus I Sebanyak 53,3% sampai 86,6% pada siklus II.
Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Agustina dan Marheny (2015)
yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Metakognitif dan Aktivitas Belajar
melalui Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick di SMPN 1 Balerejo Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil
siklus pertama mempelajari keterampilan metakognitif 44,22 dan hasil siklus pertama
kegiatan belajar belajar 40,3 selanjutnya hasil siklus kedua mempelajari keterampilan
metakognitif 84,74 dan hasil studi siklus kedua 82,62.
21
Penelitian yang dilakukan oleh Rozalina (2015) disimpulkan bahwa
Penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan
handout terhadap kemampuan kognitif biologi kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami
Pantai Raja tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan
peningkatan daya serap siswa untuk kognitif sebelum PTK adalah (78,70%), sesudah
PTK siklus I daya serap siswa adalah (84,22%) meningkat (5,52%) dari sebelum
PTK, dan siklus II daya serap siswa adalah (87,88) meningkat (3,66%) dari siklus I.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick
dengan menggunakan Handout dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan
kognitif siswa kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja Tahun Ajaran
2014/2015..
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2014) yang berjudul
“Perbandingan hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Handout dengan kelas yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Handout
pada siswa kelas VII SMPN 11 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil
penelitian ini menunjukkan berdasarkan analisis data post test yang diperoleh dari
nilai Ujian Blok, rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen I (VII8) yaitu
86,76 dan kelas eksperimen II (VII6) yaitu 83,31. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar biologi antara kelas yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Handout dengan
kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan
Handout pada siswa kelas VII SMPN 11 Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2003) menyimpulkan bahwa dengan
judul Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap
aktifitas dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA di SMA Srijaya Negara
Palembang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapat hasil belajar
siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar sebesar 87,9% pada kelas eksperimen
22
38,8% kelas kontrol dan adanya peningkatan nilai tes akhir dibandingkan dengan
nilai tes awal pada tiap pertemuan. Diperoleh nilai 0,5 termasuk kedalam kategori
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar biologi siswa.
23
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah
Sungai Pagar. Pengambilan data dilaksanakan di bulan 22 Maret 2017 sampai
dengan 24 Mei 2017 (Lampiran 1).
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa SMP IT Syahruddiniyah Kelas VIId pada
mata pelajaran IPA biologi tahun pelajaran 2016/2017, yang siswa yang
berjumlah 24 orang, yang terdiri dari siswa perempuan semua yang berjumlah 24
orang. Di mana siswa mempunyai kemampuan akademik yang heterogen yaitu
akademik tinggi, sedang dan rendah. Alasan Kelas ini dipilih karena nilai
akademik siswa rendah dibandingkan kelas paralel lainnya.
3.3 Metode dan Desain Penelitian
3.3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu
suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Arikunto, 2014:2). PTK adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru
dalam kegiatan pengembangan profesinya (Kunandar 2013:45)
Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
dapat dilakukan guru atau peneliti untuk dapat menggali permasalahan yang
dihadapi dalam kegiatan pembelajaran biologi serta bagaimana usulan untuk
mengatasi masalah didalam proses pembelajaran biologi. Pada penelitian tindakan
kelas yang dilakukan ini merupakan penerapan strategi pembelajaran Talking
24
Stick dengan menggunakan media Handout dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
3.3.2. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan
tahapan penelitian yang di jelaskan melalui gambar 1.
Berdasarkan gambar 1 desain penelitian ini di jelaskan sebagai berikut:
1) Pemecahan masalah pada penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran Talking Stick dengan media Handout.
2) Pelaksanaan tindakan kelas pada penelitian ini akan dilakukan di kelas VIId
SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Ajaran 2016/2017.
3) Observasi pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di kelas
VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Ajaran 2016/2017.
4) Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
deskriptif dalam bentuk kata-kata.
Refleksi dilakukan oleh peneliti untuk mengevaluasi hasil belajar kognitif siswa
setelah di berikan perlakuan dan latihan serta tes untuk mengukur tingkat
pemahaman, dan hasil belajar siswa pada siklus awal yang kemudian dilanjutkan
pada siklus selanjutnya
Alternatif Pemecahan:
(Rencana Tindakan 1)
Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe
talking stick dengan
menggunakan handout
terhadap kemampuan kognitif
biologi siswa kelas VIId SMP
IT Syahruddiniyah tahun
pelajaran 2016/2017.
Pelaksanaan Tindakan 1
Permasalahan: 1. Kegiatan belajar mengajar dirasa
kurang optimal karena guru sering menggunakan metode konvensional yang didomisi dengan metode ceramah.
2. Tidak semua siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, dan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.
3. Peserta didik mengalami kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.
4. Kurangnya media dan buku penunjang dalam pembelajaran,
5. Rendahnya pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa yang ditandai dengan masih ada
Refleksi
Analisis Data Observasi ( i i )
Terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan 2
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan 2)
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Observasi
Refleksi
Analisis Data
Permasalahan belum terselesaikan
Terselesaikan
Permasalahan belum terselesaikan
Siklus 1
Siklus 2
Siklus selanjutnya
Pembelajaran BIOLOGI di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah tahun pelajaran 2016/2017
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Mengetahui kemampuan kognitif Biologi dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar (dimodifikasi berdasarkan Elfis, 2010)
26
3.4 Prosedur Penelitian
Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick dilaksanakan
beberapa tahap antara lain:
3.4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini guru melakukan beberapa langka antara lain:
1) Menetapkan kelas penelitian yaitu Biologi Siswa Kelas VII Tahun Ajaran
2016/2017.
2) Menentukan jadwal dan jam pelajaran.
3) Menentukan skor dasar dalam penilaian.
4) Menetapkan materi pembelajaran yang harus disajikan.
5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Standar isi, Silabus, RPP, Materi
Ajar, dan alat Evaluasi).
6) Mengadakan sosialisasi.
7) Membentuk kelompok belajar. Sebelum memulai belajar dengan
pembelajaran kolaboratif, maka terlebih dahulu dibentuk kelompok belajar
yang terdiri dari 4-5 orang. Kelompok dipilih dan dibentuk secara acak
berdasarkan posisi tempat duduk, hal ini dilakukan dengan pertimbangan
keefektifan waktu.
8) Membentuk soal kuis dan ujian Blok. Kuis berbentuk essay masing-masing
dari topik bahasan yang telah dipelajari. Sedangkn soal ujian blok berbentuk
objektif dan essai dari topik yang dipelajari.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Tabel 4. Pelaksanaan proses mengajar meliputi kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Guru Peserta Didik
1.
Kegiatan awal (10 menit ) • Menyapa siswa dan memeriksa
kehadiran siswa • Memotivasi perserta didik dengan
menagajukan pertanyaan Apersepsi • Menulis topik yang akan dipelajari • Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar
• Menjawab sapaan guru • Mempersiapkan diri untuk mengikuti
proses KBM • Menjawab/ merespon pertanyaan
guru • Menulis topik yang akan dipelajari • Menulis tujuan pembelajaran
27
No Kegiatan Guru Peserta Didik
2.
Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi : • Guru meminta perserta didik
duduk dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang yang heterogen
• Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari.
• Guru membagi handout (tiap kelompok).
• Guru membagi LKPD (tiap kelompok).
• Guru memberikan kesempatan untuk membaca dan mempelajari.
• Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup.
Konfirmasi : • Guru memberi tongkat dan
memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
• Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
• Memberi penguatan pada hasil diskusi
Elaborasi : • Duduk pada kelompok yang
telah dibentuk
• Siswa duduk dengan tertib
• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
• Menerima handout yang diberikan guru.
• Membaca dan memahami materi
• Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di wacana
• Menutup handout • Peserta didik siap untuk
memulai kegiatan talking stick.
• Menerima tongkat yang diberikan oleh guru
• Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
• Bergiliran mendapat tongkat sampai sebagian besar siswa mendapat pertanyaan
3
Kegiatan akhir (10 menit) • Memberikan kesimpulan pelajaran • Memberikan evaluasi • Memberikan penghargaan pada
kelompok terbaik
• Menyusun dan mencatat kesimpulan
pembelajaran yang diberikan oleh guru
• Menjawab soal yang diberikan guru pada saat evaluasi
28
No Kegiatan Guru Peserta Didik
• Memberikan tugas rumah • Guru menutup pembelajaran dan
memberikan salam.
• Menerima penghargaan • Menerima tugas dari guru • Menjawab Salam.
3.4.3 Analisis
Melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah kita lakukan.
3.4.4 Refleksi
Mengkaji apa yang telah tercapai dan yang belum tercapai, yang telah
berhasil maupun yang belum berhasil dituntaskan dengan perbaikan yang telah
dilaksanakan.
3.4.5 Perencanaan Tindakan Lanjut
Bila hasil belum memuaskan, maka dilakukan tindakan perbaikan untuk
mengatasinya, dengan kata lain bila masalah yang kita teliti belum tuntas, maka
PTK harus dilanjutkan pada siklus II dengan langkah yang sama pada siklus I
begitu selanjutnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan persiapan
membuat perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
3.5.1 Perangkat pembelajaran
Perangkat bahan ajar terdiri dari:
1) Standar isi
Struktur kurikulum satuan pendidikan pada jenjang dasar dan menengah.
2) Silabus
Silabus disusun berdasarkan prinsip berorientasi pada pencapain kompetensi,
yang memuat: identitas sekolah, standar kompetensi, materi pokok,
29
pengalaman belajar, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber dan bahan/ alat
ajar.
3) Rencana Program Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah suatu pedoman yang disusun secara
sistimatis: standar isi, kompetensi dasar, indikator, dan sumber pembelajaran.
4) Buku siswa
Buku pegangan yang digunakan siswa sebagai pedoman dalam pembelajaran.
5) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Suatu pedoman yang disusun peneliti yang berisikan langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan oleh siswa.
6) Handout
Yaitu bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru dan dilengkapi dengan
gambar-gambar yang sesuai dan bermakna untuk memperkaya pengetahuan
siswa
7) Soal kuis beserta kunci jawaban
Soal yang disusun oleh Peneliti untuk setiap materi yang telah dipelajari.
8) Pekerjaan Rumah (PR)
Soal yang disusun oleh Peneliti untuk dikerjakan dirumah, diberikan pada
pertemuan 3 dan pertemuan 7
9) Soal ulangan harian beserta kunci jawaban
Soal yang disusun oleh peneliti untuk beberpa pokok bahasan yang sudah
dipelajari.
3.5.2 Instrument Pengumpulan Data
Instrument dalam penelitian ini adalah tes hasil ujian blok. Tes hasil
belajar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai
pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dalam bentuk tes
hasil belajar siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dalam bentuk tes hasil
belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa
30
setelah proses pembelajaran biologi selesai. Hasil belajar yang diukur adalah
Pemahaman Pengetahuan Konsep (PPK) materi pelajaran biologi yang diperoleh
dari kuis pada akhir pembelajaran dan ujian blok pada tiap KD. Data hasil belajar
diperoleh dengan menilai ujian blok pada tiap KD berupa 20 soal objektif dan 5
soal essai.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskriptif hasil belajar siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick untuk melihat daya
serap dan ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal didasarkan pada
pencapaian hasil belajar melalui dua kelompok penilaian, yaitu (a) penilaian
pencapaian hasil belajar pengetahuan, pemahaman konsep (PKK) dan (b)
penelitian pencapaian hasil belajar kinerja ilmiah.
3.6.1. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa
3.6.1.1. Pengolahan Data hasil Belajar PPK
Nilai Pengetahuan Pemahaman Konsep (PPK) didapatkan dari nilai Tugas
(T), nilai Kuis Tertulis (QT), Ujian Blok (UB) dan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD). Masing-masing nilai ini akan dirumuskan sebagai berikut:
Sumber: SMP IT Syahruddiniyah Kabupaten Kampar
3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif
Pengolahan data dengan teknik analisis data deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan hasil belajar biologi siswa setelah penerapan pembelajaran
Talking Stick dengan menggunakan Handout. Menurut Elfis (dalam Nurbaini
2014) menyatakan bahwa analisis data pencapaian hasil belajar biologi siswa
dilakukan dengan melihat daya serap, ketuntasan individu, dan ketuntasan klasikal
didasarkan pada pencapaian Hasil Belajar Pemahaman dan Konsep (PPK).
PPK = 10% x PR + 20% x QT + 30% LKPD + 40% x UB
31
3.6.2.1 Daya serap siswa
Mengetahui daya serap siswa dari hasil belajar dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Daya Serap = Jumlah skor yang diperoleh siswa
Jumlah skor Maksimum X 100
Sumber: Elfis dalam Nurbaini (2014)
Mengetahui kriteria dan kategori daya serap siswa dari hasil belajar dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Kriteria dan Kategori Daya Serap Siswa No. Skor (%) Kategori
1 93 – 100 Sangat baik
2 84 – 92 Baik
3 75 – 83 Cukup
4 ≤ 74 Kurang
Sumber: Disesuaikan dengan KKM mata pelajaran biologi SMP IT Syahruddiniyah
3.6.2.2 Ketuntasan Individu
Seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai
ketuntasan klasikal minimum di SMP IT Syahruddiniyah KKM yang ditetapkan
yaitu ≥ 75.
3.6.2.3 Ketuntasan Klasikal
Menurut Directorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Elfis (dalam
Nurbaini 2014) menyatakan bahwa kelas tuntas apabila sekurang-kurangnya 80%
dari jumlah siswa telah tuntas belajar. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan
32
rumus:
KK (%) =JSTJN x 100
Sumber: Elfis dalam Nurbaini (2014) Keterangan:
KK : Ketuntasan Klasikal JST : Jumlah siswa yang tuntas dalam kelas perlakuan JN : Jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Paparan Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIId semester genap tahun ajaran
2016/2017 di SMP IT Syahruddiniyah dengan jumlah siswa 24 orang pada
tanggal 22 Maret 2017 sampai 24 Mei 2017, yang terdiri dari 24 orang
perempuan. Pertemuan ini dibagi ke dalam dua siklus, meliputi 10 kali pertemuan
termasuk 2 kali pertemuan sosialisasi. Siklus pertama adalah Menentukan
ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem dengan 4 kali
pertemuan. Pada siklus kedua dengan pokok bahasan Mengidentifikasi
pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem terdiri
dari 4 kali pertemuan.
Alokasi waktu dalam penelitian ini dalam satu minggu terdiri dari 2 x 40
menit, dalam satu minggu diadakan satu kali pertemuan yaitu pada hari rabu jam
09.00-10.20. Peneliti pada saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif Talking Stick dengan menggunakan Handout. Guru atau peneliti
membagi kelompok belajar yang telah dibagi pada saat sosialisasi. Pelaksanaan
pembelajaran diawali dengan guru atau peneliti memastikan siswa duduk pada
kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan proses pembelajaran yang
disajikan pada setiap pertemuan. Selanjutnya guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari selama pembelajaran Talking Stick dengan menggunakan
Handout, yaitu KD 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
komponen ekosistem dan KD 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman
makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.
Selanjutnya dalam pembelajaran Talking Stick setiap siswa dalam
kelompok mendapatkan LKPD (permasalahan atau soal-soal yang berbeda-beda)
dan Handout. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat pada LKPD,
guru mempersilahkan siswa untuk menutup buku paket dan handout. Selanjutnya
guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu
34
guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Setelah selesai guru akan
meminta kesalah satu kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusinya.
Setelah selesai pembelajaran Talking Stick, diakhir pertemuan guru
membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, guru
memastikan bahwa setiap siswa memahami kegiatan belajar mengajar pada
pertemuan tersebut. Kemudian guru memberi kuis atau evaluasi dari materi yang
telah dipelajari pada pembelajaran Talking Stick serta memberikan penghargaan
kelompok. Selanjutnya guru memberikan Handout pada pertemuan berikut.
Kemudian Ujian Blok tentang materi yang telah dipelajari bertujuan untuk
mengukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
4.1.2. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus 1
a) Pertemuan Sosialisasi I
Pertemuan sosialisasi 1 dilakukan pada hari rabu, tanggal 22 Maret 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 siswa atau hadir semua. Pada pertemuan ini
merupakan pertemuan sosialisasi kepada siswa, yaitu mendekatkan diri kepada
siswa sebelum pembelajaran dimulai. Peneliti menjelaskan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan handout, peneliti menjelaskan
langkah-langkah dalam pelaksanaan Talking Stick yang akan diterapkan selama
pembelajaran dan juga materi yang akan dipelajari selama peneliti masuk.
Kemudian peneliti membagikan kelompok belajar siswa berdasarkan tingkat
kemampuan siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah yang diperoleh dari nilai PPK
siswa sebelumnya. Dalam satu kelompok belajar terdiri dari 4 orang siswa
(Lampiran 4 ). Peneliti kemudian bertanya kepada siswa apakah ada siswa yang
belum memahami mengenai langkah-langkah Talking Stick dan peneliti kembali
menjelaskan apa yang tidak dipahami oleh siswa tersebut.
Selanjutnya peneliti menugaskan siswa membaca materi tentang
organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme pelajaran yang akan
35
dipelajari untuk pertemuan selanjutnya agar dipelajari siswa dirumah. Pengkajian
lebih lanjut akan dilaksanakan di kelas pada pertemuan selanjutnya.
b) Pertemuan Sosialisasi II
Tahap sosialisasi II kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Maret
2017 dan siswa hadir semua. Materi pembelajaran adalah Organisasi Kehidupan
mulai dari tingkat sel sampai organisme. Pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan RPP terlampir pada (Lampiran 8).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa dengan menanyakan
tentang pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan jawaban siswa
bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan menginformasikan
tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti, pada kegiatan inti ± 60 menit, peneliti terlebih dahulu
memastikan siswa telah duduk di kelompok masing-masing. Selanjutnya,
menjelaskan materi tentang Organisasi kehidupan. Dalam kegiatan ini tugas
observer adalah membagikan LKPD sosialisasi II (Lampiran 10) kepada
kelompok. Setiap siswa dalam kelompok membaca semua materi dengan bantuan
Handout.
Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya,
guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan. Guru memberi tongkat dan
memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan
dari guru (40 menit).
Siswa yang mendapatkan materi berdiskusi selama (20 menit) dalam
kelompok yang terdiri dari 6 kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Salah
satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 1. Pertanyaan diajukan oleh
ASZ dari kelompok 2 dan NA dari kelompok 3. Pertanyaan dijawab oleh AAS
36
dan CB dari kelompok 1 (40 menit). Selanjutnya guru memberikan penguatan
pada hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, Guru bersama siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 11) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Selanjutnya guru mengakhiri dengan salam penutup.
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori cukup dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:
1. Pada saat proses pembelajaran, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
Talking Stick.
2. Pada saat diskusi kelompok siswa kurang aktif dalam belajar karena beberapa
siswa masih kurang serius dalam proses pembelajaran.
3. Pada saat presentasi, siswa masih kurang bisa dalam menjawab pertanyaan
yang dipresentasikan salah satu kelompok.
4. Siswa belum aktif dalam bertanya jawab dalam presentasi.
c) Pertemuan 1
Pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 05 April 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang. Materi pembelajaran adalah ekosistem.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP terlampir pada (Lampiran 12).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan
menanyakan “jelaskan pengertian ekosistem ?” dan jawaban siswa bervariasi,
guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan meninformasikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit siswa belum duduk di kelompok sesuai dengan
intruksi sosialisasi sebelumnya sehingga membuang banyak waktu. Guru
37
menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran
Setiap siswa membaca Handout dan memahami materi. kemudian guru
membagikan LKPD 1 (Lampiran 14) dan setiap siswa berdiskusi selama 20 menit
dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan. Guru memberi tongkat dan
memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan
siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan
dari guru (40 menit). Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah
kelompok 1. Pertanyaan diajukan oleh SN dari kelompok 2 dan EW dari
kelompok 4. Pertanyaan dijawab oleh AW dan AM dari kelompok 1 Kemudian
guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menjawab pertanyaan
NHA dari kelompok 6. Guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya guru
memberikan penguatan pada hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang
diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 15) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Berdasarkan dari pelaksanaan KBM pada pertemuan pertama ini terlihat
bahwa siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick
beberapa siswa masih belum terbiasa untuk menyampaikan materi ke temannya
maupun menerima materi dari temannya, beberapa bahkan sibuk sendiri dan
kurang menghargai temannya.
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori cukup dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
38
Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:
1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan
model pembelajaran Talking Stick dan masih ada juga siswa masih kurang
memahami model pembelajaran Talking Stick.
2. Dalam keaktifan diskusi kelompok dikategorikan masih kurang aktif karena
siswa masih ada yang kurang serius dalam pembelajaran berlangsung.
3. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran
4. Pada saat mengerjakan LKPD siswa sudah mulai terbiasa dengan
mengerjakan soal-soal yang diberikan karena dilihat dari hasil masing-masing
kelompok cukup memuaskan.
5. Pada saat presentasi siswa masih kurang kompok dalam jawaban yang
dipresentasikan
6. Proses pembelajaran pada pertemuan 1 ini kerja sama antar siswa masih
dalam kategori kurang.
d) Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 April 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran
adalah komponen-komponen dalam ekosistem. Pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan RPP yang terlampir pada (Lampiran 16).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan
menanyakan sebutkan apa saja komponen-komponen dalam ekosistem? Dan
jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan
menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pembelajaran Setiap siswa membaca Handout dan memahami
materi. kemudian guru membagikan LKPD 2 (Lampiran 18) dan setiap siswa
39
berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok yaitu:
kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan
mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan. Guru
memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (40 menit). Kelompok yang
mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 2. Pertanyaan diajukan oleh
AW dari kelompok 1 dan FY dari kelompok 3 , pertanyaan dijawab oleh ASP dan
LP dari kelompok 2. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi jawaban penyaji kelompok yang menanggapi adalah RS
dari kelompok 5. Guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya guru
memberikan penguatan pada hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang
diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 19) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Penghargaan kelompok pada kuis 1 yaitu kelompok adalah
kategori tim hebat yaitu kelompok 3 sedangkan kelompok baik yaitu kelompok
1,2,4,5,6. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berupa buku pada
kelompok hebat dan penghargaan pulpen pada kelompok baik. Kemudian guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Berdasarkan dari pelaksanaan KBM pada pertemuan kedua ini terlihat
bahwa siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick, beberapa
siswa mulai bisa untuk menyampaikan materi ke temannya dan mulai menghargai
penyampaian materi dari temannya. Pada saat presentasi dan diskusi pun terlihat
adanya peningkatan, kelompok penyaji mampu menyimpulkan materi dengan
baik meski kurang dalam bekerja sama.
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
40
Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:
1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan
model pembelajaran Talking Stick
2. Siswa terlihat semangat dalam belajar
3. Dalam keaktifan diskusi kelompok dikategorikan cukup aktif dalam
pembelajaran berlangsung.
4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran
5. Pada saat presentasi siswa masih kurang kompak dalam jawaban yang
dipresentasikan
6. Proses pembelajaran pada pertemuan 2 ini kerja sama antar siswa masih
dalam kategori kurang.
e) Pertemuan 3
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran
adalah pola-pola interaksi dan saling ketergantungan komponen biotik ekosistem.
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang terlampir pada (Lampiran
20).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan
menanyakan “Sebutkan pola-pola interaksi antara makhluk hidup” Dan jawaban
siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan
menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pembelajaran Setiap siswa membaca Handout dan memahami
materi. kemudian guru membagikan LKPD 3 (Lampiran 22) dan setiap siswa
berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok ahli
yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Setelah siswa selesai membaca materi
41
pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi
bacaan. Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa,
setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (30 menit). Satu kelompok
yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 3. Pertanyaan diajukan
oleh AR dari kelompok 5 dan URJ dari kelompok 6, pertanyaan dijawab oleh FZ
dan NA dari kelompok 3. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi jawaban penyaji kelompok yang menanggapi
adalah AAS dari kelompok 1 (10 menit). Guru bertindak sebagai fasilitator.
Selanjutnya guru memberikan penguatan pada hasil diskusi dan siswapun
mencatat penguatan yang diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 23) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Penghargaan kelompok pada kuis 2 yaitu kelompok adalah
kategori kelompok hebat yaitu kelompok 6 sedangkan kelompok baik yaitu
kelompok 1,2,3,4,5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok hebat yaitu
berupa buku dan penghargaan kepada kelompok baik yaitu berupa pulpen.
Peneliti juga memberikan tugas rumah (PR) kepada peserta didik yang dikerjakan
individu dirumah masing-masing dan dikumpul pada pertemuan selanjutnya.
Peneliti lalu memberitahukan bahwa pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 akan
diadakannya ujian blok siklus 1, dan diminta agar peserta didik belajar dan
membaca materi pada siklus 1 dirumah. Kemudian guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
Berdasarkan dari pelaksanaan KBM pada pertemuan ketiga ini terlihat
bahwa siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick, siswa
terlihat semangat dalam belajar dan siswa sudah bisa untuk menyampaikan materi
ketemannya dan terlihat aktif serta manghargai penyampaian materi dari
temannya. Dalam hal diskusi dan presentasi pun mengalami peningkatan.
42
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:
1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan
model pembelajaran Talking Stick
2. Siswa terlihat semangat dalam belajar
3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama
dalam mengerjakan LKPD .
4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran
5. Pada saat presentasi siswa sudah mulai kompak dalam menjawab soal dan
siswa mulai terlihat aktif dalam bertanya.
6. Proses pembelajaran pada pertemuan 3 ini kerja sama antar siswa sudah
kategori baik.
f) Pertemuan 4
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 April 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan RPP terlampir pada (Lampiran 26 ).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
siswapun menjawab sapaan guru, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca materi pelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit siswa melaksanakan ujian blok siklus 1
(Lampiran 28 ) yang terdiri dari 20 soal objektif dan 5 soal essai. Tes diberikan
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu siklus.
Kegiatan penutup 15 menit, guru memerintahkan siswa untuk
mengumpulkan kertas ujian. Pada pertemuan ini yang memperoleh penghargaan
kelompok pada kuis 3 dipertemuan ketiga yaitu kelompok tim hebat yaitu
kelompok 1,3,4,5,6 dan kelompok baik yaitu kelompok 2. Peneliti memberikan
43
penghargaan kepada kelompok tim hebat berupa buku dan tim baik berupa
pulpen.
4.1.3 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus 2
a) Pertemuan 5
Pertemuan kelima dilaksanakan pada Rabu tanggal 03 Mei 2017dengan
jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran adalah
keanekaragaman hayati. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang
terlampir pada (Lampiran 30 ).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan
menanyakan “Apa yang menyebabkan kelangkaan tumbuhan dan hewan di
indonesia?” Dan jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan
dipelajari dan menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pembelajaran. Setiap siswa membaca Handout dan
memahami materi. kemudian guru membagikan LKPD 4 (Lampiran 32) dan
setiap siswa berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6
kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Setelah siswa selesai membaca
materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk
menutup isi bacaan. Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu
siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (30 menit). Satu
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 4.
Pertanyaan diajukan oleh AAS dari kelompok 1 dan ASP dari kelompok 2,
pertanyaan dijawab oleh AD dan IFP dari kelompok 4. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban
penyaji kelompok yang menanggapi adalah WS dari kelompok 6 (10 menit).
44
Guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya guru memberikan penguatan pada
hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 33 ) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
Refleksi pada pertemuan 5 yaitu:
1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah terbiasa dengan model
pembelajaran Talking Stick, tidak ada lagi siswa yang bingung.
2. Siswa terlihat semangat dalam belajar
3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama
dalam mengerjakan LKPD .
4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran
5. Pada saat presentasi siswa sudah kompak dalam menjawab soal dan siswa
terlihat aktif dalam bertanya.
6. Proses pembelajaran pada pertemuan 5 ini kerja sama antar siswa sudah
kategori baik
b) Pertemuan 6
Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran
adalah usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang terlampir pada (Lampiran 34 ).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan
menanyakan Apakah perbedaan pelestarian insitu dan pelestarian exsitu ? Dan
45
jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan
menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pembelajaran. Setiap siswa membaca Handout dan
memahami materi, kemudian guru membagikan LKPD 5 (Lampiran 36) dan
setiap siswa berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6
kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.Setelah siswa selesai membaca
materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk
menutup isi bacaan.Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu
siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru selama (40
menit).Selanjutnya satu kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya
adalah kelompok 5. Pertanyaan diajukan oleh CB dari kelompok 1 dan RY dari
kelompok 4, pertanyaan dijawab oleh DSY dan ROA dari kelompok 5.Kemudian
guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban
penyaji kelompok yang menanggapi adalah AAS dari kelompok 1.Guru bertindak
sebagai fasilitator. Selanjutnya guru memberikan penguatan pada hasil diskusi
dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 37) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Pada pertemuan ini penghargaan kelompok pada kuis 5
dipertemuan kelima yaitu kelompok adalah kategori tim hebat yaitu kelompok 3,
4, 5 dan kelompok baik yaitu kelompok 1, 2, 6. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok hebat yaitu berupa buku dan penghargaan kepada kelompok
baik yaitu berupa pulpen. Kemudian guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
46
Berdasarkan hasil pelaksanaan KBM pada pertemuan keenam ini terlihat
bahwa siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick. Peneliti
tidak perlu lagi untuk menjelaskan cara kerja atau langkah-langkah dalam proses
pembelajaran. Siswa terlihat semangat dalam belajar dan siswa sudah bisa untuk
menyampaikan materi ketemannya dan terlihat aktif serta menghargai
penyampaian materi dari temannya. Dalam hal presentasi pun mengalami
peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Kelompok penyaji sudah mampu
menyampaikan materi dengan baik dan cukup bisa dalam menyimpulkan materi
namun masih kurang bekerja sama.
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
Refleksi pada pertemuan 6 yaitu:
1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan
model pembelajaran Talking Stick
2. Siswa terlihat semangat dalam belajar
3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama
dalam mengerjakan LKPD .
4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran
5. Kelompok penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik dan
cukup bisa dalam menyimpulkan materi.
6. Proses pembelajaran pada pertemuan 6 ini kerja sama antar siswa sudah
kategori baik
c) Pertemuan 7
Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Mei 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran
adalah kawasan pelestarian keanekaragaman hayati. Pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan RPP yang terlampir pada (lampiran 38).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan
47
menanyakan sebutkan contoh kawasan pelestarian keanekaragaman hayati di
indonesia? Dan jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan
dipelajari dan menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pembelajaran. Setiap siswa membaca Handout dan
memahami materi, kemudian guru membagikan LKPD 6 (Lampiran 40) dan
setiap siswa berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6
kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.Setelah siswa selesai membaca
materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk
menutup isi bacaan.Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu
siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru selama (40 menit).
Satu kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 6.
Pertanyaan diajukan oleh RS dari kelompok 5 dan FZ dari kelompok 3,
pertanyaan dijawab oleh SI dan NHA dari kelompok 6.Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban
penyaji kelompok yang menanggapi adalah AD dari kelompok 4. Guru bertindak
sebagai fasilitator. Selanjutnya guru memberikan penguatan pada hasil diskusi
dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan
tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 41) yang terdiri dari 2 soal berbentuk
essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Penghargaan kelompok pada kuis 6 yaitu kelompok hebat
kelompok 1,3,4,5,6 sedangkan kelompok baik yaitu kelompok 2. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok hebat yaitu berupa buku dan
penghargaan kepada kelompok baik yaitu berupa pulpen. Peneliti juga memberi
pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik yang dikerjakan individu dirumah
masing-masing dan dikumpul pada pertemuan selanjutnya. Peneliti lalu
48
memberitahukan bahwa pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017 akan diadakannya
ujian blok siklus II, dan diminta agar peserta didik belajar dan membaca materi
pada siklus II dirumah. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
Berdasarkan hasil pelaksanaan KBM pada pertemuan ketujuh ini kurang
lebih sama dengan pertemian keenam. Terlihat bahwa siswa sudah sangat terbiasa
dengan model pembelajaran Talking Stick, siswa terlihat semangat dalam belajar
dan siswa sudah bisa untuk menyampaikan materi ketemannya dan terlihat aktif
serta menghargai penyampaian materi dari temannya. Dalam hal presentasi
kelompok penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu
menyimpulkan materi.
Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan
klasikal dengan kategori sangat baik.
Refleksi pada pertemuan 7 yaitu:
1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan
model pembelajaran Talking Stick
2. Siswa terlihat semangat dalam belajar
3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama
dalam mengerjakan LKPD .
4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran
5. Kelompok penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik dan
cukup bisa dalam menyimpukan materi.
6. Proses pembelajaran pada pertemuan 7 ini kerja sama antar siswa sudah
kategori baik
d) Pertemuan 8
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017
dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan RPP terlampir pada (Lampiran 43).
Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,
siswapun menjawab sapaan guru, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca materi pelajaran.
49
Kegiatan inti ± 60 menit siswa melaksanakan ujian blok siklus II (Lampiran
45) yang terdiri dari 20 soal objektif dan 5 soal essai (60 menit). Tes diberikan
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu siklus.
Kegiatan penutup ± 15 menit, guru memerintahkan siswa untuk
mengumpulkan kertas ujian dan memberikan pujian ke semua kelompok. Pada
pertemuan ini yang memperoleh penghargaan kelompok pada kuis 7 yaitu
kelompok tim hebat yaitu kelompok 1,4,5,6 dan kelompok tim baik yaitu
kelompok 2, 3. Peneliti memberi penghargaan kepada kelompok tim hebat berupa
buku dan kepada kelompok tim baik berupa pulpen. kemudian peneliti menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Data Hasil PenelitianSebelum PTK
4.2.1.1 Analisis Data Serap PPK Sebelum PTK
Nilai PPK siswa sebelum PTK diperoleh dari guru mata pelajaran biologi.
Berdasarkan data yang terdapat pada (Lampiran 4) daya serap ketuntasan
individual dan ketuntasan klasikal nilai PPKsiswa sebelum PTKdapat dilihat pada
Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa Sebelum PTK
No Interval Daya Serap Kategori Daya Serap Sebelum PTK Jumlah Siswa Persentase (%)
1 93 – 100 Sangat baik - - 2 84 – 92 Baik 8 33,33 3 75 – 83 Cukup 8 33,33 4 ≤ 74 Kurang 8 33,33
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 78,29
Katagori Kurang Ketuntasan Individual 16 Ketuntasan Klasikal 66,67 (Tidak Tuntas)
Tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa ketuntasan individu kognitif siswa
sebelum PTK dari 24 orang, terdapat 16 orang siswa yang tuntas dengan
50
persentase 66,66% dan 8 orang siswa tidak tuntas dengan persentase 33,33%
karena tidak mencapai nilai KKM yaitu ≥ 75. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa ketuntasan secara individu belum tuntas, dengan daya serap yaitu 78,29%
dengan tolak ukur KKM telah belum tercapai.
4.2.2 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus 1
Hasil belajar siswa pada siklus I dengan Standar Kompetensi (SK)
7. memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan Kompetensi Dasar
(KD) 7.1 menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen
ekosistemdengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan
menggunakan Handout di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran
2016/2017 untuk dapat menganalisis daya serap, ketuntasan individual, dan
ketuntasan klasikal pada nilai PPK.
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I 4.3.1 Analisis Data Daya Serap Siswa Untuk Nilai PPK Pada Siklus I
Berdasarkan analisis daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan
klasikal peserta didik nilai PPKSiklus Idiperoleh dari nilai Kuis, LKPD, Pekerjaan
Rumah (PR), dan Ulangan Harian (UH) siklus I. Kuis diberikan kepada siswa
pada setiap akhir proses pembelajaran sebanyak 3 kali, yaitu pada pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga. LKPD diberikan pada setiap pertemuan selama proses
pembelajaran, Pekerjaan Rumah (PR) diberikan kepada siswa sebanyak 1 kali,
yaitu pada pertemuan ketigadan Ulangan Harian siklus I diberikan kepada siswa
sebanyak 1 kali, yaitu diberikan setelah selesai proses pembelajaransiklus I pada
pertemuan keempat.
51
1) Nilai Kuis Siklus I
Pada setiap akhir pertemuan guru memberikan kuis kepada seluruh siswa.
Perbandingan daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa
berdasarkan nilai kuis dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dapat
dilihat pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7.Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK (Kognitif) Siswa padaSiklus I Berdasarkan Nilai Kuis
No Kategori Interval Kuis 1 N (%)
Kuis 2 N (%)
Kuis 3 N (%)
1 Sangat Baik 93–100 - - 10 (41,67) 2 Baik 84- 92 8 (33,33) 7 (29,16) 2(8,33) 3 Cukup 75- 83 10 (41,67) 13(54,16) 10(41,67) 4 Kurang ≤ 74 6 (25) 4 (16,66) 2 (8,33)
Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 80,21 80,83 87,79
Katagori Cukup Cukup Baik Ketuntasan Individual 18 20 22
Ketuntasan Klasikal 75,00% (Tidak Tuntas)
83,33% (Tuntas)
91,67% (Tuntas)
Tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap siswa pada siklus 1
pokok materi ekosistem yaitu pada kuis 1 jumlah siswa paling banyak terdapat
pada kategori cukup, yaitu 10 orang siswa dengan persentase 41,67% dan jumlah
siswa yang paling sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 6 orang siswa
dengan persentase 25%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 1 yaitu
80,21% dengan kategori cukup dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis 1
dari jumlah siswa 24 orang, 18 orang dikatakan tuntas dengan persentase 75% dan
6 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase 25%. Ketuntasan klasikal pada
nilai kuis 1, yaitu 75% (tidak tuntas) (Lampiran 51).
Pada kuis 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup,
yaitu 13 orang siswa dengan persentase 54,16% dan jumlah siswa yang paling
sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 4 orang siswa dengan persentase
16,66%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 2 yaitu 80,83% dengan
kategori cukup dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis2 dari jumlah siswa
52
24 orang, 20 orang dikatakan tuntas dengan persentase 83,32% dan 4 orang
dikatakan tidak tuntas dengan persentase 16,66%. Ketuntasan klasikal pada nilai
kuis 2, yaitu 83,33% (tuntas) (Lampiran 52). Perbandingan rata-rata daya serap
dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I berdasarkan nilai kuis dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Pada kuis 3 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat baik
dan cukup, yaitu 20 orang siswa dengan persentase 83,34% dan jumlah siswa yang
paling sedikit berada pada kategori baik dan kurang, yaitu 4 orang siswa dengan
persentase 16,66%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 3 yaitu 87,79%
dengan kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis3 dari jumlah
siswa 24 orang, 22 orang dikatakan tuntas dengan persentase 91,67% dan 2 orang
dikatakan tidak tuntas dengan persentase 8,33%. Ketuntasan klasikal pada nilai
kuis 3, yaitu 91,67% (tuntas) (Lampiran 53). Perbandingan rata-rata daya serap
dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I berdasarkan nilai kuis dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis
80,21 80,83 87,79
75 83,33
91,67
0102030405060708090
100
Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3
Daya Serap
Ketuntasan Klasikal
53
Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap
dan ketuntasan klasikal siswa pada kuis 1 masih rendah dibandingkan dengan kuis
2 dan kuis 3. Hal ini disebabkan oleh siswa yang masih beradaptasi dari
pelaksanaan proses pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Siswa juga belum
terbiasa dengan adanya kuis yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran.
Kemudian pada kuis 2 dan kuis 3 rata-rata daya serap dan ketuntasan klasikal
siswa sudah mulai meningkat dikarenakan siswa mulai terbiasa dengan adanya
kuis pada setiap akhir proses pembelajaran.
Analisis perubahan nilai pada masing-masing pertemuan siklus Idapat
dijelaskan pada uraian berikut. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata daya serap
kuis 1 siswa,yaitu 80,21% dengan ketuntasan klasikal 75,00%, pada pertemuan
kedua nilai rata-rata daya serap kuis 2 mengalami peningkatan menjadi
80,83%,dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 83,33%, pada
pertemuan ketiganilai rata-rata daya serap kuis 3 mengalami peningkatan menjadi
87,79% kemudian ketuntasan klasikal Kuis 3 mengalami peningkatan menjadi
91,67%.
2) Nilai LKPD Siklus I
Pada setiap pertemuan guru memberikan LKPD kepada seluruh siswa.
Perbandingan daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa
berdasarkan nilai LKPD dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dapat
dilihat pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8.Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK (Kognitif) Siswa padaSiklus I Berdasarkan Nilai LKPD
No Kategori Interval LKPD 1 N (%)
LKPD 2 N (%)
LKPD 3 N (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 - - 4 (16,67) 2 Baik 84- 92 8(33,33) 16 (66,67) 12(50) 3 Cukup 75- 83 16 (66,67) 8 (33,33) 8(33,33) 4 Kurang ≤ 74 - - -
Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 82,50 84,83 89,00
Katagori Baik Baik Baik Ketuntasan Individual 24 24 24
Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)
100% (Tuntas)
100% (Tuntas)
54
Pada LKPD 1 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup,
yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang paling
sedikit berada pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan persentase 33,33%.
Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 1 yaitu 82,50% dengan kategori
baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD1 dari jumlah siswa 24
orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal
pada nilai LKPD 1, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 47).
Pada LKPD 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori baik,
yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang paling
sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 8 orang siswa dengan persentase
33,33%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 2 yaitu 84,83% dengan
kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD2 dari jumlah
siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan
klasikal pada nilai LKPD2, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 48).
Pada LKPD 3 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategorit baik,
yaitu 12 orang siswa dengan persentase 50% dan jumlah siswa yang paling sedikit
berada pada kategori sangat baik, yaitu 4 orang siswa dengan persentase 16,67%.
Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 3 yaitu 89,00% dengan kategori
baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD3 dari jumlah siswa 24
orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal
pada nilai LKPD3, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 49). Perbandingan rata-rata
daya serap dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I berdasarkan nilai
LKPD dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini:
55
Gambar 3.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif)Siswapada Siklus I Berdasarkan Nilai LKPD
Analisis perubahan nilai pada masing-masing pertemuan siklus I dapat
dijelaskan pada uraian berikut. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata daya serap
LKPD 1 siswa,yaitu 82,50% dengan ketuntasan klasikal 100%, pada pertemuan
kedua nilai rata-rata daya serap LKPD 2 mengalami peningkatan menjadi
84,83%,dan ketuntasan klasikal tidak mengalami perubahan yaitu 100%, pada
pertemuan ketiga nilai rata-rata daya serap LKPD 3 mengalami peningkatan
menjadi 89,00% dan ketuntasan klasikal LKPD 3 tidak mengalami perubahan
yaitu 100%.
3) Pekerjaan Rumah (PR) Siklus I
PR diberikan hanya satu kali setiap siklus, dan pada siklus I PR diberikan
pada pertemuan ketiga dan dikumpulkan pada pertemuan keempat. Daya serap,
ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I
berdasarkan nilai PR dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:
82,50
100 100 100
0102030405060708090
100
LKPD 1 L KPD 2 LKPD 3
Daya SerapKetuntasan Klasikal
84,83 89,00
56
Tabel 9. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai PR
No Kategori Interval PR 1 Jumlah Siswa Persentase (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 9 37,5 2 Baik 84 - 92 - - 3 Cukup 75- 83 15 62,5 4 Kurang ≤ 74 - -
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 83,75
Kategori Cukup Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100 (Tuntas)
Pada PR 1 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup, yaitu
15 orang siswa dengan persentase 62,5% dan jumlah siswa yang paling sedikit
berada pada kategori sangat baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 37,5%.
Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 83,75% dengan kategori cukup dan
ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas
dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 55).
4) Ulangan Harian Siklus I
Ulangan Harian pada siklus I dengan pokok bahasan ekosistem diberikan
pada saat pertemuan keempat dengan jumlah soal pilihan ganda 20 soal dan 5 soal
essay. Perolehan nilai Ulangan Harian siklus I bisa dilihat pada Tabel 10 berikut
ini:
Tabel 10.Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus IBerdasarkan Nilai Ulangan Harian
No Kategori Interval Ulangan Harian 1 Jumlah Siswa Persentase (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 4 16,67 2 Baik 84- 92 8 33,33 3 Cukup 75- 83 7 29,17 4 Kurang ≤ 74 5 20,83
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 82,04
Kategori Cukup Ketuntasan Individual 19 Ketuntasan Klasikal 79,17 (Tidak Tuntas)
57
Pada UH 1 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori baik, yaitu 8
orang siswa dengan persentase 33,33% dan jumlah siswa yang paling sedikit
berada pada kategori sangat baik, yaitu 4 orang siswa dengan persentase 16,67%.
Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 82,92% dengan kategori baik dan
ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 19 orang dikatakan tuntas
dengan persentase 79,17% dan 5 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase
20,83%. Ketuntasan klasikal, yaitu 79,17% (tidak tuntas) (Lampiran 56).
5) Nilai PPK (Kognitif) Siklus I
Berdasarkan nilai PPK yang telah dijelaskan di atas yaitu dari nilai Kuis,
LKPD, Pekerjaan Rumah (PR), dan Ulangan Harian pada siklus I, maka nilai PPK
diperoleh dari rata-rata nilai Kuis dikali 20% ditambah rata-rata nilai LKPD dikali
30% ditambah nilai PR dikali 10% dan ditambah nilai Ulangan Harian dikali
40%. Setelah menggunakan rumus analisis nilai hasil PPK, maka diperoleh nilai
PPK Siklus I (Lampiran 60).Daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan
klasikal nilai PPK siswa pada siklus I dilihat pada Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif)Siswa pada Siklus I
No Kategori Interval Siklus I Jumlah Siswa Persentase (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 1 4,17 2 Baik 84 - 92 11 45,83 % 3 Cukup 75- 83 10 41,67 % 4 Kurang ≤ 74 2 8,33 %
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 80,13
Kategori Cukup Ketuntasan Individual 22 Ketuntasan Klasikal 91,67% (Tuntas)
Pada tabel 11 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap hasil belajar pada
nilai kognitif siswa setelah PTK siklus 1 pada materi ekosistem sebanyak 11
siswa berada pada kategori baik dengan persentase 45,83% dan 2 orang siswa
berada pada kategori kurang dengan persentase 8,33%. Rata-rata daya serap siswa
58
pada nilai kognitif siklus 1 setelah PTK yaitu 80,13% dengan kategori cukup
ketuntasan individual siswa pada nilai kognitif setelah PTK dari jumlah siswa 24
orang, 22 orang dikatakan tuntas dengan persentase 91,67%. Ketuntasan klasikal
pada nilai kognitif setelah PTK, yaitu 91,67% (tuntas) (Lampiran 60). Hal ini
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada nilai kognitif setelah PTK.
4.3.2 Penghargaan Kelompok Siklus I
Pada tiap kali pertemuan dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick siswa yang akan mendapatkan penghargaan kelompok yang
dihitung berdasarkan nilai perkembangan siswa, untuk mendapatkan rata-rata skor
kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh masing-
masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya jumlah anggota kelompok.
Berdasarkan (Lampiran 57) dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini
penghargaan kelompok belajar siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah pada
siklus I SK 7, KD 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
komponen ekosistem dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Penghargaan Kelompok Siklus I
Kategori Penghargaan kelompok
Kuis 1 2 3
Tim super - - - Tim hebat 3 6 1, 3, 4, 5, 6 Tim baik 1, 2, 4, 5, 6 1, 2, 3, 4, 5 2
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penghargaan kelompok
siklus I terdiri dari dua kategori yaitu pada kuis pertama kelompok 3 sebagai
kelompok hebat dan kelompok 1, 2, 4 5, 6, sebagai kelompok baik. pada kuis
kedua terdiri dari dua kategori yaitu, kelompok 6 sebagai kelompok hebat,
kelompok 1, 2, 3, 4, 5 sebagai kelompok baik. pada kuis ketiga terdiri dari dua
59
kategori yaitu, kelompok 1, 3, 4, 5, 6, sebagai kelompok hebat, kelompok 2
sebagai kelompok baik.
4.3.3 Refleksi Siklus I
Berdasarkan analisa data Peneliti terhadap kegiatan belajar mengajar
(KBM) yang telah dilakukan pada siklus I, dengan empat kali pertemuan untuk
kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan penelitian yang
dilakukan belum berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran, beberapa
masalah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Peneliti masih kurang efektif dalam mengatur waktu, baik pada saat diskusi
kelompok, maupun presentasi kelompok.
2) Pada saat melakukan diskusi kelompok, masih banyak siswa tidak ikut
bekerja sama dengan kelompoknya dan pada saat melakukan presentasi
kelompok, siswa masih terlihat canggung untuk tampil di depan kelas
disebabkan siswa jarang melakukan presentasi di depan kelas.
3) Siswa masih banyak yang tidak membaca handout yang diberikan, ditandai
banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran.
4) Hasil pembelajaran untuk ketuntasan klasikal PPK siklus I adalah 91,67%
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan, maka
disusunlah suatu perencanaan yang telah dilakukan Peneliti untuk memperbaiki
beberapa permasalahan pada refleksi siklus I, sehingga dapat memberikan
peningkatan dan memberikan perubahan yang lebih baik lagi dari pelaksanaan
proses pembelajaran pada siklus I, yaitu dengan perencanaan sebagai berikut:
1) Dalam setiap kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tepat waktu sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan dalam RPP dengan cara memberikan
batasan waktu dalam setiap kegiatan pembelajaran, baik itu dalam melakukan
diskusi kelompok maupun presentasi kelompok.
2) Peneliti memberikan motivasi dan bimbingan kepada seluruh siswa baik pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun diluar jam pelajaran,
terutama kepada siswa yang tidak ikut bekerja sama dengan anggota
60
kelompoknya. Peneliti juga membimbing dan menjelaskan tata cara
presentasi kelompok yang baik dan benar sesuai penilaian yang akan
dilakukan agar siswa tidak canggung lagi untuk tampil presentasi didepan
kelas.
3) Peneliti memberikan bimbingan atau kesempatan kepada siswa diluar jam
pelajaran untuk dapat bertanya mengenai materi pelajaran yang belum
dimengerti.
4) Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat
beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif.
61
4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Pada Siklus II
4.4.1 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus 1I
Hasil belajar siswa pada siklus II dengan Standar Kompetensi (SK) 7.
Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan Kompetensi Dasar
(KD) 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam
pelestarian ekosistem dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking
Stick dengan menggunakan Handout di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun
Ajaran 2016/2017 untuk dapat menganalisis daya serap, ketuntasan individual,
dan ketuntasan klasikal pada nilai PPK (Kognitif).
4.4.2 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siklus II Berdasarkan analisis daya serap, ketuntasan individu dan ketuntasan
klasikal peserta didik nilai PPK Siklus II diperoleh dari nilai Kuis, LKPD,
Pekerjaan Rumah (PR), dan Ulangan Harian (UH) siklus II. Kuis diberikan
kepada siswa pada setiap akhir proses pembelajaran sebanyak 3 kali, yaitu pada
pertemuan kelima, keenam, dan ketujuh. LKPD diberikan pada setiap pertemuan
selama proses pembelajaran, Pekerjaan Rumah (PR) diberikan kepada siswa
sebanyak 1 kali, yaitu pada pertemuan ketujuh dan Ulangan Harian siklus II
diberikan kepada siswa sebanyak 1 kali, yaitu diberikan setelah selesai proses
pembelajaran siklus II pada pertemuan kedelapan.
1) Nilai Kuis Siklus II
Pada setiap akhir pertemuan guru memberikan kuis kepada seluruh siswa.
Perbandingan daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa
berdasarkan nilai kuis dari pertemuan kelima sampai pertemuan ketujuh dapat
dilihat pada Tabel 13 berikut ini:
62
Tabel 13. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis
No Kategori Interval Kuis 5 N (%)
Kuis 6 N (%)
Kuis 7 N (%)
1 Sangat Baik 93 – 100 7 (29,17) 13(54,17) 10(41,67) 2 Baik 84- 92 9 (37,5) 11 (45,83) 8(33,33) 3 Cukup 75- 83 7 (29,17) - 4 (16,67) 4 Kurang ≤ 74 1 (4,17) - 2 (8,33)
Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 89,17 94,58 90,83
Katagori Baik Sangat baik Baik Ketuntasan Individual 23 24 22
Ketuntasan Klasikal 95,83% (Tuntas)
100% (Tuntas)
91,67% (Tuntas)
Tabel 13 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap siswa pada siklus 2
pokok materi keanekaragaman hayati yaitu pada kuis 5 jumlah siswa paling
banyak terdapat pada kategori baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 37,5%
dan jumlah siswa yang paling sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 1 orang
siswa dengan persentase 4,17%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 5
yaitu 89,17% dengan kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai
kuis 5 dari jumlah siswa 24 orang, 23 orang dikatakan tuntas dengan persentase
95,84% dan 1 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase 4,17%. Ketuntasan
klasikal pada nilai kuis 5, yaitu 95,83% (tuntas) (Lampiran 65).
Pada kuis 6 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat
baik, yaitu 13 orang siswa dengan persentase 54,17% dan jumlah siswa yang
paling sedikit berada pada kategori baik, yaitu 11 orang siswa dengan persentase
45,83%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 6 yaitu 94,58% dengan
kategori sangat baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis 6 dari jumlah
siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan
klasikal pada nilai kuis 6, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 66).
Pada kuis 7 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat
baik, yaitu 10 orang siswa dengan persentase 41,67% dan jumlah siswa yang
paling sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 2 orang siswa dengan persentase
8,33%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 7 yaitu 90,83% dengan
63
kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis 7 dari jumlah siswa
24 orang, 22 orang dikatakan tuntas dengan persentase 91,67% dan 2 orang
dikatakan tidak tuntas dengan persentase 8,33%. Ketuntasan klasikal pada nilai
kuis 7, yaitu 91,67% (tuntas) (Lampiran 67). Perbandingan rata-rata daya serap
dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus II berdasarkan nilai kuis dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut ini:
Gambar 4. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis
Berdasarkan Gambar 4 di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap
dan ketuntasan klasikal siswa pada kuis 5 dan kuis 7 telah mengalami penurunan
dan peningkatan dari kuis 6. Analisis perubahan nilai kuis pada masing-masing
pertemuan siklus II dapat dijelaskan pada uraian berikut. Pada pertemuan kelima
rata-rata daya serap nilai kuis 5 siswa,yaitu 89,17% dengan ketuntasan klasikal
95,83% (tuntas), pada pertemuan keenam rata-rata daya serap nilai kuis 6
mengalami peningkatan menjadi 94,58%,dan ketuntasan klasikal mengalami
peningkatan menjadi 100% (tuntas), pada pertemuan ketujuh rata-rata daya serap
nilai kuis 7 mengalami penurunan menjadi 90,83% sedangkan ketuntasan klasikal
kuis 7 mengalami penurunan menjadi 91,67% (tuntas). Penurunan pada rata-rata
daya serap nilai kuis 5 terjadi karena kondisi siswa pada saat itu terlihat kelelahan
89,17 94,58 90,83
95,83 100 91,67
0102030405060708090
100
Kuis 5 Kuis 6 Kuis 7
Daya SerapKetuntasan Klasikal
64
dalam melakukan proses pembelajaran dikarenakan sebelum kuis, mereka
melakukan praktikum.
2) Nilai LKPD Siklus II
LKPD diberikan kepada siswa pada setiap pertemuan dalam proses
pembelajaran. Pada siklus II LKPD yang diolah untuk nilai PPK adalah LKPD 5
pada pertemuan kelima, LKPD 6 pada pertemuan keenam dan LKPD 7 pada
pertemuan ke 7. Daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal nilai
PPK pada siklus II berdasarkan nilai LKPD 5, LKPD 6 dan LKPD 7 siklus II
dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD 5, LKPD 6 dan LKPD 7.
No Kategori Interval LKPD 5 N(%)
LKPD 6 N(%)
LKPD 7 N(%)
1 Sangat Baik 93 – 100 12 (50) 24(100%) 16(66,67) 2 Baik 84- 92 8 (33,33) - 8(33,33) 3 Cukup 75- 83 4(16,67) - - 4 Kurang ≤ 74 - - -
Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 91,17 100 94,67
Katagori Baik Sangat baik Samgat baik Ketuntasan Individual 24 24 24
Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)
100% (Tuntas)
100% (Tuntas)
Pada LKPD 5 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat
baik, yaitu 12 orang siswa dengan persentase 50% dan jumlah siswa yang paling
sedikit berada pada kategori cukup, yaitu 4 orang siswa dengan persentase
16,67%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 5 yaitu 91,17% dengan
kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD 5 dari jumlah
siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan
klasikal pada nilai LKPD 5, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 61).
Pada LKPD 6 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat
baik, yaitu 24 orang siswa dengan persentase 100%. Rata-rata daya serap belajar
65
siswa pada LKPD 6 yaitu 100% dengan kategori sangat baik dan ketuntasan
individual siswa pada nilai LKPD 6 dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang
dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal pada nilai LKPD
6, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 62). Perbandingan rata-rata daya serap dan
ketuntasan klasikal pada LKPD 5, LKPD 6 dan LKPD 7 dapat dilihat pada
Gambar 5 berikut ini:
Gambar 5.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD
Berdasarkan Gambar 5 di atas, analisis perubahan nilai pada LKPD 5 ,
LKPD 6 dan LKPD 7 siklus II dapat dijelaskan pada uraian berikut. Pada
pertemuan kelima rata-rata daya serap nilai LKPD 5 siswa, yaitu 91,17% dengan
ketuntasan klasikal 100% (tuntas), pada pertemuan keenam rata-rata daya serap
nilai LKPD 6 mengalami peningkatan menjadi 100%, dan ketuntasan klasikal
100% (tuntas). Pada pertemuan ketujuh rata-rata daya serap nilai LKPD 7
mengalami penurunan menjadi 94,67%, dan ketuntasan klasikal 100% (tuntas).
3) Pekerjaan Rumah (PR) Siklus II
PR diberikan hanya satu kali setiap siklus, dan pada siklus II PR diberikan
pada pertemuan ketujuh dan dikumpulkan pada pertemuan kedelapan. Daya serap,
91,17 94,67 100 100 100
0102030405060708090
100
LKPD 5 L KPD 6 LKPD 7
Daya SerapKetuntasan Klasikal
66
ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa dari nilai PR siklus II dapat
dilihat pada Tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai PR
No Kategori Interval PR 2 Jumlah Siswa Persentase (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 16 66,67 2 Baik 84 - 92 8 33,33 3 Cukup 75- 83 - - 4 Kurang ≤ 74 - -
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 94,17
Kategori Sangat Baik Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)
Pada PR 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat baik,
yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang paling
sedikit berada pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan persentase 33,33%.
Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 94,17% dengan kategori sangat baik dan
ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas
dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 69).
Perbandingan daya serap, ketuntasan individual, dan ketuntasan klasikal
nilai PR siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:
67
Tabel 16. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PR Siswa antara Siklus I dan Siklus II
No Kategori Interval PR 1 N(%)
PR 2 N(%)
1 Sangat Baik 92 - 100 9 (37,5) 16 (66,67) 2 Baik 84 - 91 - 8 (33,33) 3 Cukup 75- 83 15 (62,5) - 4 Kurang ≤ 74 - -
Jumlah 24 24 Rata-rata daya serap 83,75 94,17
Kategori Cukup Sangat baik Ketuntasan Individual 24 24
Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)
100% (Tuntas)
Pada tabel 16 di atas dapat dijelaskan bahwa perbandingan daya serap,
ketuntasan individu dan ketuntasan nilai PR pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat pada nilai PR 1 siklus I
jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup, yaitu 15 orang siswa
dengan persentase 62,5% dan jumlah siswa yang paling sedikit berada pada
kategori sangat baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 37,5%. Rata-rata daya
serap belajar siswa yaitu 83,75% dengan kategori Cukup dan ketuntasan
individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan
persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 55).
Pada PR 2 siklus II jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori
sangat baik, yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa
yang paling sedikit berada pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan
persentase 33,33%. Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 94,17% dengan
kategori sangat baik dan ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang,
24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu
100% (tuntas) (Lampiran 69). Perbandingan daya serap dan ketuntasan klasikal
untuk nilai PR 1 pada siklus I dan PR 2 pada siklus II bisa dilihat pada Gambar 6
berikut ini:
68
Gambar 6. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal untuk Nilai PR 1 pada Siklus I dan PR 2 pada Siklus II
Berdasarkan Gambar 6 di atas, analisis perubahan nilai PR 1 pada siklus I
dan PR 2 pada siklus II dapat dijelaskan pada uraian berikut. Rata-rata daya serap
nilai PR 1 siswa, yaitu 83,75% dengan ketuntasan klasikal 100% (tuntas), nilai
rata-rata daya serap PR 2 mengalami peningkatan menjadi 94,17%, dan
ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 100% (tuntas).
4) Ulangan Harian Siklus II
Ulangan Harian pada siklus II dengan pokok bahasan pelestarian
keanekaragaman hayati diberikan pada saat pertemuan kedelapan dengan jumlah
soal pilihan ganda 20 soal dan 5 soal essai. Perolehan nilai Ulangan Harian bisa
dilihat pada Tabel 17 berikut ini:
Tabel 17. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK
83,75
94,17 100 100
0102030405060708090
100
PR 1 PR 2Daya Serap Ketuntasan Klasikal
Pers
enta
se (%
)
69
(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Ulangan Harian
No Kategori Interval Ulangan Harian 2 Jumlah Siswa Persentase (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 9 37,5 2 Baik 84- 92 9 37,5 3 Cukup 75- 83 6 25 4 Kurang ≤ 74 - -
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 89,37
Kategori Baik Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)
Pada UH 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat baik
dan baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 75% dan jumlah siswa yang
paling sedikit berada pada kategori cukup, yaitu 6 orang siswa dengan persentase
25%. Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 89,37% dengan kategori baik dan
ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas
dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 70).
Perbandingan daya serap, ketuntasan individual, dan ketuntasan klasikal nilai
ulangan harian siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 18
berikut ini:
Tabel 18. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai Ulangan Harian Siswa antara Siklus I dan Siklus II
No Kategori Interval Ulangan Harian 1N(%) Ulangan Harian 2 N(%) 1 Sangat Baik 92 - 100 4(16,67) 9 (37,5) 2 Baik 84 – 91 8(33,33) 9 (37,5) 3 Cukup 75- 83 7 (29,17) 6 (25) 4 Kurang ≤ 74 5(20,83) -
Jumlah 24 24 Rata-rata daya serap 82,04 89,37
Kategori Cukup Baik Ketuntasan Individual 19 24 Ketuntasan Klasikal 79,17% (Tidak Tuntas) 100% (Tuntas)
Pada tabel 20 di atas, dapat dijelaskan bahwa perbandingan daya serap,
ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal nilai Ulangan Harian pada siklus I
70
dan siklus II mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat
pada peningkatan rata-rata daya serap, peningkatan ketuntasan individual, dan
peningkatan ketuntasan klasikal pada setiap siklus. Pada UH 1 siklus I jumlah
siswa paling banyak terdapat pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan
persentase 33,33% dan jumlah siswa yang paling sedikit berada pada kategori
sangat baik, yaitu 4 orang siswa dengan persentase 16,67%. Rata-rata daya serap
belajar siswa yaitu 82,04% dengan kategori cukup dan ketuntasan individual
siswa dari jumlah siswa 24 orang, 19 orang dikatakan tuntas dengan persentase
79,17% dan 5 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase 20,83%. Ketuntasan
klasikal pada nilai, yaitu 79,17% (tidak tuntas) (Lampiran 56).
Pada UH 2 siklus II jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori
sangat baik dan baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 75% dan jumlah
siswa yang paling sedikit berada pada kategori cukup, yaitu 6 orang siswa dengan
persentase 25%. Rata rata daya serap belajar siswa yaitu 89,37% dengan kategori
baik dan ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang
dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100%
(tuntas) (Lampiran 70).
Ketuntasan klasikal untuk nilai Ulangan Harian pada siklus II, yaitu 100%
(tuntas), mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal Ulangan Harian pada
siklus I. Perbandingan daya serap dan ketuntasan klasikal untuk nilai Ulangan
Harian 1 pada siklus I dan Ulangan Harian 2 pada siklus II bisa dilihat pada
Gambar 7 berikut ini:
71
Gambar 7.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal untuk Nilai Ulangan Harian 1 pada Siklus I dan Ulangan Harian 2 pada Siklus II
Berdasarkan Gambar 7 di atas, analisis perubahan nilai Ulangan Harian 1
pada siklus I dan Ulangan Harian 2 pada siklus II dapat dijelaskan pada uraian
berikut. Rata-rata daya serap nilai Ulangan Harian1 siswa, yaitu 82,04% dengan
ketuntasan klasikal 79,17% (tidak tuntas), rata-rata daya serap nilai Ulangan
Harian 2 mengalami peningkatan menjadi 89,37%, dan ketuntasan klasikal
mengalami peningkatan menjadi 100% (tuntas).
5) Nilai PPK (Kognitif) Siklus II
Berdasarkan nilai PPK yang telah dijelaskan di atas, yaitu dari nilai Kuis,
LKPD, Pekerjaan Rumah (PR), dan Ulangan Harian pada siklus II, maka nilai
PPK diperoleh dari rata-rata nilai Kuis dikali 20% ditambah rata-rata nilai LKPD
dikali 30% ditambah nilai PR dikali 10% dan ditambah nilai Ulangan Harian
dikali 40%. Setelah menggunakan rumus analisis nilai hasil PPK, maka diperoleh
nilai PPK Siklus II (Lampiran 74). Daya serap, ketuntasan individual dan
ketuntasan klasikal nilai PPK dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini:
82,04 89,37
79,17
100,00
0102030405060708090
100
Ulangan Harian 1 Ulangan Harian 2Daya Serap Ketuntasan Klasikal
Pers
enta
se (%
)
72
Tabel 19. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II
No Kategori Interval Siklus II Jumlah Siswa Persentase (%)
1 Sangat Baik 93 - 100 11 45,83 2 Baik 84 - 92 13 54,17 3 Cukup 75- 83 - - 4 Kurang ≤ 74 - -
Jumlah 24 Rata-rata daya serap 92,07
Kategori Baik Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)
Pada tabel 19 di atas dapat bahwa jumlah siswa paling banyak terdapat
pada kategori baik, yaitu 13 orang siswa dengan persentase 54,17% dan jumlah
siswa yang paling sedikit berada pada kategori sangat baik, yaitu 11 orang siswa
dengan persentase 45,83%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada nilai kognitif
siklus II yaitu 92,07% dengan kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada
nilai kognitif siklus II dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas
dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal pada nilai kognitif siklus II, yaitu
100% (tuntas) (Lampiran 74). Sehingga dapat dinyatakan bahwa secara klasikal
siswa kelas VIId tuntas karena telah mencapai 80% siswa yang tuntas dari jumlah
siswa. Dengan demikian ketuntasan klasikal siswa siklus II telah tercapai.
4.4.3 Penghargaan Kelompok Siklus II
Pada tiap kali pertemuan dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick siswa yang akan mendapatkan penghargaan kelompok yang
dihitung berdasarkan nilai perkembangan siswa, untuk mendapatkan rata-rata skor
kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh masing-
masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya jumlah anggota kelompok.
Berdasarkan (Lampiran 71) dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini
penghargaan kelompok belajar siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah pada
siklus II SK 7, KD 7.2 mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk
73
hidup dalam pelestarian ekosistem dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 20. Penghargaan Kelompok Siklus II
Kategori Penghargaan kelompok
Kuis 5 6 7
Tim super - - - Tim hebat 3, 4, 5 1, 3, 4, 5, 6 1, 4, 5, 6 Tim baik 1, 2, 6 2 2, 3
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penghargaan kelompok
siklus II terdiri dari dua kategori yaitu pada kuis pertama kelompok 3, 4 dan 5
sebagai kelompok hebat dan kelompok 1, 2, 6 sebagai kelompok baik. pada kuis
kedua terdiri dari dua kategori yaitu, kelompok 1, 3, 4, 5, 6 sebagai kelompok
hebat, kelompok 2 sebagai kelompok baik. pada kuis ketiga terdiri dari dua
kategori yaitu kelompok 1, 4, 5, 6 sebagai kelompok hebat, kelompok 2, 3 sebagai
kelompok baik.
4.4.4 Refleksi Siklus II
Berdasarkan analisis data dan hasil pengamatan pada siklus II diperoleh
kesimpulan, yaitu:
1) Pada siklus II, peneliti tidak mengalami banyak kesulitan dalam membimbing
siswa karena siswa terlihat sudah terbiasa melaksanakan proses pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout, siswa juga sudah
terbiasa melaksanakan diskusi kelompok, presentasi kelompok, serta siswa
telah terbiasa dengan adanya kuis setiap akhir pembelajaran.
2) Pemanfaatan waktu telah efektif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung,
sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan perencanaan.
3) Hasil belajar PPK siswa telah mengalami peningkatan terlihat pada daya serap
siklus I, yaitu sebesar 80,13% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi
74
92,07%. Ketuntasan klasikal setelah pelaksanaan PTK pada siklus I, yaitu
91,67%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 100%.
4) Berdasarkan hasil refleksi PTK siklus II diatas, peneliti tidak melanjutkan PTK
pada siklus berikutnya, karena masalah-masalah yang timbul pada siklus I telah
terselesaikan, sehingga dengan demikian penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout dapat
meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah
sungai pagar.
4.5 Perbandingan Data Hasil Belajar Sebelum dan Setelah PPK (Kognitif) Siklus I dan Siklus II
4.5.2 Perbandingan Hasil Belajar Nilai PPK (Kognitif) Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan II
Berdasarkan hasil belajar siswa di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah
sebelum PTK terhadap siklus I dan siklus II setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout, maka
dapat dibandingkan peningkatan hasil belajar PPK siswa seperti pada Tabel 21
berikut ini:
Tabel 21. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif) Siswa antara Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II
No Analisis Hasil Belajar PPK (Kognitif) Sebelum PTK Siklus I Siklus II
1 Rata-rata Daya Serap 78,29% 80,13% 92,07%
2 Ketuntasan Klasikal 66,67% (Tidak Tuntas)
91,67% (Tuntas)
100% (Tuntas)
Berdasarkan Tabel 21 di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap
hasil belajar PPK siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dengan menggunakan Handout, yaitu 78,29%, mengalami
peningkatan pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout, yaitu menjadi 80,13%,
75
kemudian pada siklus II rata-rata daya serap hasil belajar PPK siswa mengalami
peningkatan dari siklus I menjadi 92,07%. Ketuntasan klasikal hasil belajar PPK
siswa sebelum PTK yaitu 66,67%. Setelah diterapkannya model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout pada siklus I,
ketuntasan klasikal hasil belajar PPK siswa mengalami peningkatan menjadi
91,67%, kemudian pada siklus II ketuntasan klasikal hasil belajar PPK siswa
mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 100%. Perbandingan hasil belajar
PPK siswa antara sebelum dan setelah PTK siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada Gambar 8 berikut ini:
Gambar 8. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif) Siswa antara Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan
menggunakan Handout pada siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun
Ajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA Biologi, diperoleh peningkatan hasil
belajar siswa, baik pada nilai PPK (Kognitif).
78,29 80,13
92,07
66,67
91,67 100
0102030405060708090
100
Sebelum PTK Siklus I Siklus II
Daya Serap Ketuntasan Klasikal
Pers
enta
se (%
)
76
Data yang diperoleh sebelum PTK, dapat dijelaskan bahwa hasil daya
serap hasil belajar PPK siswa, yaitu 78,29% dengan kategori kurang. Rendahnya
hasil belajar siswa sebelum PTK disebabkan karena metode yang diterapkan
dalam proses pembelajaran kurang bervariasi, guru hanya menggunakan metode
ceramah pada materi ekosistem dan pelestarian keanekaragaman hayati sehingga
kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan materi yang disampaikan oleh
guru. Menurut Trianto (2011: 6), pada pembelajaran ini suasana cenderung
teacher-centered sehingga cenderung pasif. Siswa tidak diajarkan strategi belajar
yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotivasi diri sendiri,
padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu
pembelajaran.
Pada siklus I setelah PTK diadakan kuis sebanyak 3 kali, hal ini dapat
dilihat dari nilai kuis yang berbeda-beda disetiap pertemuan. Rata-rata daya serap
tertinggi pada siklus I yaitu pada pertemuan ketiga kuis ketiga dengan rata-rata
87,79% (kategori baik). Hal ini disebabkan karena pada pertemuan ini siswa lebih
berkosentrasi dan bersemangat dalam mengerjakan soal kuis yang diberikan guru
serta siswa sudah mulai memahami model pembelajaran kooperatif tipe Talking
Stick tersebut. Sedangkan rata-rata daya serap terendah pada siklus I yaitu pada
pertemuan pertama kuis pertama dengan rata-rata 80,21% (kategori cukup). Hal
ini disebabkan karena pada pertemuan ini siswa kurang berkosentrasi dan siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang ada yaitu tentang ekosistem,
sehingga siswa dalam mengerjakan soal kuis mengalami kesulitan karena
pemahaman tentang materi tersebut sulit dimengerti siswa. Pada setiap pertemuan
rata-rata daya serap siswa ada yang mengalami peningkatan ataupun penurunan.
Dari kuis 1 ke kuis 2 mengalami peningkatan sebesar 0,62%, dan dari kuis 2 ke
kuis 3 juga mengalami kenaikan sebesar 6,96%. Adanya peningkatan ataupun
penurunan nilai kuis ini bukan karena tingkat daya serap peserta didik yang
meningkat ataupun menurun tetapi disebabkan oleh faktor-faktor seperti
kepribadian ataupun sikap dari peserta didik itu sendiri. Hal ini ditegaskan oleh
Slameto (2013: 128) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, tingkat kemampuan
intelektual atau intelegensi siswa akan membantu pengajar menentukan apakah
77
siswa mampu mengikuti pengajaran yang diberikan, serta meramalkan
keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah mengikuti
pengajaran yang telah diberikan tetapi perlu diingat bahwa prestasi peserta didik
tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat intelektualnya. Faktor lain juga
mempengaruhi prestasi seperti faktor motivasi, sikap, kesehatan fisik, mental,
kepribadian, ketekunan, dan lain-lainya perlu dipertimbangkan sebagai faktor-
faktor lain yang mempengaruhii prestasi.
Pada siklus II dilakukan kuis sebanyak 3 kali, rata-rata daya serap kuis
terendah yaitu pada pertemuan kelima kuis keempat dengan rata-rata 89,17%
(kategori baik). Rendahnya rata-rata daya serap kuis pada pertemuan ke lima ini
disebabkan oleh tingkatan kesulitan materi sehingga siswa kurang memahami soal
yang diberikan oleh guru. Rata-rata daya serap kuis tertinggi pada siklus II ini
adalah pada pertemuan ke enam dengan rata-rata daya serap 94,58% (kategori
amat baik). Terjadi peningkatan daya serap ini dikarenakan kerjasama siswa
sudah semakin baik dan setiap anggota kelompok semakin bertanggung jawab
terhadap tugasnya sehingga sudah tertanam pada dirinya untuk mencapai
ketuntasan belajar. Selain itu, peningkatan terjadi karena siswa lebih termotivasi
dalam belajar dan lebih mengerti mengenai materi pembelajaran yang dijelaskan
dengan handout. Disetiap kuis mengalami peningkatan. Peningkatan dari kuis 5
ke kuis 6 mengalami peningkatan sebesar 5,41%, sedangkan pada kuis 6 ke kuis 7
mengalami penurunan sebesar 3,75%. Menurut Sardiman (2014: 73), motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, sehingga seseorang mau
dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan dan mengelakan perasaan tidak suka itu.
Selanjutnya pada siklus I diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sebanyak 3 kali, rata-rata daya serap LKPD pada siklus I adalah kategori amat
baik. Rata-rata daya serap LKPD terendah berada pada pertemuan pertama yaitu
82,50% (cukup). Rendahnya daya serap pada pertemuan ini disebabkan karena
siswa tidak mau saling bertukar pendapat satu sama lain yang menyebabkan
kerjasama mereka kurang bagus dan hasil LKPD kurang optimal. Sedangkan rata-
78
rata daya serap LKPD tertinggi berada pada pertemuan ketiga LKPD ketiga yaitu
89,00% (kategori baik). Peningkatan daya serap ini disebabkan karena siswa
saling bekerja sama dengan anggota kelompoknya sehingga soal LKPD
terselesaikan dengan baik. Setiap pertemuan rata-rata daya serap LKPD peserta
didik mengalami peningkatan. dari LKPD 1 ke LKPD 2 mengalami peningkatan
sebesar 2,33%, sedangkan LKPD 2 ke LKPD 3 mengalami peningkatan sebesar
4,17%. Peningkatan ini disebabkan siswa lebih termotivasi dan lebih bekerjasama
pada anggota kelompoknya. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Trianto (2011:
56) selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Selanjutnya pada siklus II diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sebanyak 3 kali, rata-rata daya serap LKPD pada siklus II adalah kategori baik.
Rata-rata daya serap terendah berada pada pertemuan kelima LKPD kelima yaitu
91,17% (kategori baik). Rendahnya daya serap pada pertemuan kelima ini
disebabkan karena tingkatan kesulitan materi sehingga siswa kurang memahami
soal pada LKPD sehingga hasil yang didapat kurang optimal. Sedangkan rata-rata
daya serap LKPD tertinggi yaitu pada pertemuan keenam LKPD keenam dengan
rata-rata 100% (kategori sangat baik). Adanya peningkatan daya serap ini
disebabkan karena siswa mau bekerjasama dengan teman sekelompoknya dan
berkosentrasi dalam mengerjakan lembar kegiatan peserta didik. Peningkatan dari
LKPD 5 ke LKPD 6 sebesar 8,83%, dan dari LKPD 6 ke LKPD 7 mengalami
penurunan sebesar 5,33%. Adanya peningkatan dan penurunan ini karena siswa
pada saat itu kurang bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran
dikarenakan sebelum masuk mata pelajaran biologi, mereka melakukan praktek
pada mata pelajaran olahraga.
Pada penelitian ini diberikan pekerjaan rumah hanya satu kali setiap
siklus. Rata-rata daya serap siklus I untuk pekerjaan rumah (PR) yaitu 83,75
(kategori cukup). Rendahnya pekerjaan rumah siklus I disebabkan karena peserta
didik banyak yang tidak teliti dalam menjawab soal. Selanjutnya daya serap tugas
pekerjaan rumah siklus II terjadi peningkatan sebesar 10,42% yaitu 94,17
79
(kategori sangat baik). Hal ini karena peserta didik telah mulai teliti dan memiliki
semangat belajar yang tinggi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
Pada penelitian diadakan ujian blok pada setiap siklus. Rata-rata daya
serap siklus I untuk ujian blok (UB I) yaitu 82,04 (kategori cukup). Rendahnya
daya serap ujian blok siklus I disebabkan karena siswa kurang mempersiapkan
diri dalam mengikuti ujian blok karena siswa terlalu banyak kegiatan yang
dilakukan disekolah sehingga waktu belajar mereka kurang optimal, sehingga
mereka kurang berkosentrasi dan kurang pengetahuan akibat kurang belajar dan
mengakibatkan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ujian blok..
Selanjutnya daya serap ujian blok siklus II terjadi peningkatan sebesar 7,33%
yaitu 89,37 (kategori baik). Peningkatan daya serap untuk ujian blok siklus II ini
terjadi karena siswa lebih mempersiapkan diri untuk memahami materi
pembelajaran sehingga membuat siswa lebih termotivasi dalam proses
pembelajaran. Hal ini ditegaskan oleh sardiman (2014: 12) menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para pelajar/ siswa
didalam kehidupan, yakni membimbing pengembangan diri sesuai dengan tugas
perkembangan yang harus dijalankan oleh para siswa itu.
Pada nilai kognitif siklus I dan siklus II diperoleh dari nilai kuis, LKPD,
ujian blok, dan PR. Rata-rata daya serap kognitif siklus I yaitu 80,13% (kategori
cukup) dan mengalami peningkatan sebesar 11,94% menjadi 92,07% (kategori
baik). Sedangkan ketuntasan klasikal untuk nilai kognitif sebelum PTK adalah
66,67% dengan ketuntasan individu 16 orang siswa yang tuntas, pada siklus I
ketuntasan klasikal terjadi peningkatan sebesar 25% menjadi 91,67% dengan
ketuntasan individu 22 orang siswa yang tuntas dan pada siklus II terjadi
peningkatan kembali sebesar 8,33% menjadi 100% dengan ketuntasan individu 24
siswa yang tuntas. Berdasarkan penjelasan diatas tampak bahwa hasil belajar
kognitif sebelum PTK dan setelah PTK meningkat. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa siklus I ketuntasan klasikal meningkat dengan persentasi 25%
dibandingkan dengan ketuntasan kalsikal sebelum PTK. Selanjutnya ketuntasan
klasikal siklus II meningkat dengan presentase 8,33% dari pada siklus I.
meningkatnya hasil belajar Biologi siswa disebabkan karena pembelajaran
80
Talking Stick ini mampu memotivasi siswa untuk belajar dan membuat siswa
bertanggung jawab dalam menguasai materi pembelajaran. Selain itu siswa
menjadi lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dalam berbagi dan
menerima pembelajaran antar sesama teman dan juga guru.
Pada setiap pertemuan peneliti memberikan penghargaan kelompok bagi
kelompok yang terbaik, penghargaan kelompok terbaik siklus I terdapat pada
pertemuan 3 kuis 3 terdiri dari dua kategori yaitu tim hebat dan tim baik.
Kelompok 1, 3, 4, 5, 6 sebagai kelompok hebat. Tingginya penghargaan
kelompok pada pertemuan 3 kuis 3 disebabkan karena siswa mampu menjawab
soal kuis dengan baik karena mereka sangat memahami materi pada kuis 3. Selain
itu, materi pada kuis 3 tergolong materi yang sangat mudah. Pada kuis pertama
terdiri dari dua kategori yaitu tim hebat dan tim baik. kelompok 3 sebagai
kelompok hebat dan kelompok 1, 2, 6, 4, 5 sebagai kelompok baik. Rendahnya
penghargaan kelompok pada petemuan ke satu kuis ke 1 disebabkan karena
tingkat kesukaran materi yang dibahas pada pertemuan kedua tersebut sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam dalam mengerjakan kuis tersebut. Adanya
peningkatan ataupun penurunan pada penghargaan kelompok ini disebabkan oleh
faktor-faktor seperti kepribadian ataupun sikap dari peserta didik itu sendiri. Hal
ini ditegaskan oleh Slameto (2013: 128) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan,
tingkat kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan membantu pengajar
menentukan apakah siswa mampu mengikuti pengajaran yang diberikan, serta
meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah
mengikuti pengajaran yang telah diberikan tetapi perlu diingat bahwa prestasi
peserta didik tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat intelektualnya.
Penghargaan kelompok siklus II pada pertemuan 6 kuis 6 terdiri dari tiga
kategori yaitu tim hebat dan tim baik. kelompok hebat yaitu kelompok 1, 3, 4, 5, 6
dan sebagai kelompok baik yaitu kelompok 2. Tingginya penghargaan kelompok
pada pertemuan 6 kuis 6 disebabkan karena siswa mampu menjawab soal kuis
dengan baik karena mereka sangat memahami materi yang diajarkan pada
pertemuan tersebut. Selain itu, materi pada kuis 6 tergolong materi yang mudah.
Pada pertemuan ke 5 kuis ke 5 terdiri dari dua kategori yaitu tim hebat dan tim
81
baik. kelompok 1, 2, 6 kelompok baik. Rendahnya penghargaan kelompok pada
petemuan ke 5 kuis ke 5 disebabkan karena tingkat kesukaran materi yang dibahas
pada pertemuan ke 5 tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan kuis tersebut. Adanya peningkatan ataupun penurunan pada
penghargaan kelompok ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kepribadian
ataupun sikap dari peserta didik itu sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas pada
setiap pertemuan penelitii memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik,
sehingga dapat memicu minat siswa terhadap pembelajaran yang menyebabkan
siswa termotivasi dan bersemangat untuk mencapai ketuntasan belajar. Menurut
Sardiman (2014: 92) menyatakan hadiah dapat dikatakan motivasi, karena siswa
akan berlomba-lomba untuk mendapatkan penghargaan atau hadiah tersebut.
Namun hal ini tidak selalu demikian, oleh karena itu bagi siswa yang ingin
mendapatkan hadiah mereka akan termotivasi untuk belajar dan meningkatkan
hasil belajar.
Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dikelas tergantung bagaimana
seseorang guru mengkondisikan kelas tersebut termasuk dengan menerapkan
model pembelajaran yang bervariasi, menekankan keaktifan siswa, dan proses
pembelajaran yang tidak monoton atau pembelajaran yang tidak hanya
memfokuskan perhatian hanya kepada penjelasan dari guru saja sehingga siswa
merasa bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Salah satunya dengan menerapkan mode pembelajaran kooperatif yang
menekankan keaktivan siswa dan siswa harus mencari informasi lebih banyak
sehingga mereka termotivasi untuk belajar dengan baik. Jika siswa sudah
termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar maka siswa akan mampu
untuk mengerjakan soal-soal latihan ataupun soal ulangan harian sebagian bentuk
evaluasi pembelajaran dengan baik, sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan
hasil belajar yang baik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sanjaya
(2010: 250), interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberi rangsangan berfikir siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar kognitif biologi
82
siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017.
Meningkatnya hasil belajar dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Rozalina (2015) bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dengan menggunakan handout terhadap kemampuan kognitif biologi
kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja tahun ajaran 2014/2015.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang hasil belajar siswa diperoleh daya
serap siswa untuk kognitif sebelum PTK adalah (78,70%), sesudah PTK siklus I
daya serap siswa adalah (84,22%) meningkat (5,52%) dari sebelum PTK, dan
siklus II daya serap siswa adalah (87,88) meningkat (3,66%) dari siklus I. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan
menggunakan Handout dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif
siswa kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja Tahun Ajaran 2014/2015.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2014) dengan judul ”Perbandingan
hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dan Handout dengan kelas yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Handout pada siswa kelas
VII SMPN 11 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data post
test yang diperoleh dari nilai Ujian Blok, rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas
eksperimen I (VII8) yaitu 86,76 dan kelas eksperimen II (VII6) yaitu 83,31. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
biologi antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dan Handout dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing dan Handout pada siswa kelas VII SMPN 11
Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2003)
menyimpulkan bahwa dengan judul Pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick terhadap aktifitas dan hasil belajar biologi siswa kelas
XI IPA di SMA Srijaya Negara Palembang. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan maka didapat hasil belajar siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar
sebesar 87,9% pada kelas eksperimen 38,8% kelas kontrol dan adanya
peningkatan nilai tes akhir dibandingkan dengan nilai tes awal pada tiap
83
pertemuan. Diperoleh nilai 0,5 termasuk kedalam kategori sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar biologi siswa.
84
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas VIId SMP IT
Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017 pada materi ekosistem dan pelestarian
keanekaragaman hayati.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan
penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick maka Peneliti
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
a. Bagi para guru khususnya guru biologi, model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, karena dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Talking Stick dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan atau menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick sebaiknya memperhatikan pemanfaatan waktu dalam
kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif.
c. Dalam memberikan bimbingan, sebaiknya siswa yang berkemampuan kurang
lebih dibimbing lagi agar siswa tersebut dapat mengimbangi kemampuan
temannya yang lain. Bimbingan diberikan tidak hanya pada saat proses
pembelajaran berlangsung tetapi juga diluar jam pelajaran Biologi.
d. Kelemahan dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
tidak sesuai dengan RPP ( Sintak 5 ) sehingga hasil penelitiannya bias.
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. 2014. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Chairil. 2009. Media Handout. (online). http://chai-chairil.blogspot.com/.Diakses
19 November 2017.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dipdiknas, 2007. Pengertian kemampuan kognitif (online), (http://pembelajaran-
pendidikan.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-kemampuan-kognitif.html di akses tanggal 03 januari 2017).
Elfis. 2010. Penilaian Hasil Belajar Siswa, (Online),
(http://elfisuir.blogspot.com.html, diakses 30 Maret 2017). Hamalik,O. 2013. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, M. 2011. Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Haryanti, P. 2014. Perbandingan hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Handout
dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing dan Handout pada siswa kelas VII SMPN 11 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. FKIP UIR. Pekanbaru.
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Kinasih, P.C, Sudjoko. (2015). Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Ranah
Kognitif C1–C3 Siswa Kelas VII D melalui Model Pembelajaran Talking Stick pada Materi Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014”. Jurnal. Vol. 1 No. 2. Progam Studi Pendidikan BIologi, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta, 55164 Indonesia.
86
Kunandar. 2014. Penilaian autentik penilaian hasil belajar peserta didik
berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2010. didaktik asas-asas mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rostikawati, 2008. Pengertian mind mapping.(online), (http://alfimetamorfosis.
blogspot.co.id/2011/03/skripsi-mind-map.html di akses tanggal 04 februari)
Rozalina, I. 2015. Penerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Menggunakan Handout Terhadap Kemampuan Kognitif Biologi Kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. FKIP UIR. Pekanbaru.
Rusman. 2015. Pembelajaran tematik terpadu teori, praktik dan penilaian.
Jakarta: Raja wali
Rustaman 2005. Strategi belajar mengajar biologi.(online), (http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/hakikat-biologi-dan-lingkup-kajiannya.html di akses tanggal 17 maret 2016)
Sanjaya, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana. Sagala, S. 2009. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta ,. 2014. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. Slavin, R. 2005. Cooperative learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Ujung
Berung. Suprijono, A. 2009.Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
87
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, M. 2012. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta : Bumi Aksara.