PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING …
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING …
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C
SMP MUHAMMADIYAH PURWODADI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sulastri
NIM. 122140065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-
Baqarah: 133)
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu
merubah nasibnya. (QS. Ar-Ra’du: 11)
Maka bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan
ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah: 3-8)
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu
memberikan bimbingan, nasehat, serta do’a.
2. Kakakku yang selalu memberiku dorongan dan
semangat.
3. Figur yang selalu memberi semangat dan
motivasi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, dan atas ridho Allah segala rintangan dan hambatan dalam penulisan
skripsi dapat teratasi. Penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini tidak lain
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan kesempatan penulis dalam menyusun skripsi ini;
2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian;
3. Riawan Yudi Purwoko, S. Si., M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah membantu dalam perizinan penelitian;
4. Dr. H. Bambang Priyo Darminto. M. Kom, Dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta
petunjuk dalam penyusunan skripsi ini;
5. Heru Kurniawan, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini;
6. Eko Pribadi, S. Pd., Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian;
7. Murtinah, A. Md., Guru kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;
vii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah Swt. membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan limpahan rahmat dan hidayah-
Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah
pengetahuan khususnya bidang pendidikan.
Purworejo, Maret 2017
Penulis
Sulastri
viii
ABSTRAK
Sulastri. 122140065. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem
Posing Sebagai Upaya Meningkatkan Partisipasi Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017.
Pendidikan Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi belajar matematika
siswa dan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran
Problem Posing kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran
2016/2017.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun
Pelajaran 2016/2017 sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki, dan 9
siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi,
dokumentasi, wawancara tidak terstruktur, dan catatan lapangan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes hasil belajar, dan
wawancara tidak terstruktur. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem
Posing dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa. Hal ini
didasarkan pada perolehan lembar observasi dari rata-rata 60,71% pada siklus I
meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Hasil tes pada siklus I diperoleh rata-
rata 62 meningkat menjadi 71,75 pada siklus II dengan persentase ketuntasan
klasikal pada siklus I sebesar 30% meningkat menjadi 80% pada siklus II.
Kata kunci: partisipasi, pembelajaran problem posing.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, TINJAUAN MATERI,
KERANGKA BERPIKIR, RUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori .............................................................................. 6
B. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14
C. Tinjauan Materi ........................................................................ 15
D. Kerangka Berpikir .................................................................... 17
E. Rumusan Hipotesis ................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Subjek Penelitian .................................................. 19
B. Waktu Penelitian ...................................................................... 19
C. Desain Penelitian ...................................................................... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 25
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 26
G. Indikator Keberhasilan ............................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 30
B. Perbandingan Antar Siklus ....................................................... 53
C. Pembahasan Penelitian ............................................................. 57
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................... 60
B. Saran ......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
LAMPIRAN ..................................................................................................... 64
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rata-rata Nilai UTS Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi ... 3
Tabel 2. Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Persentase (%) .............. 28
Tabel 3. Kriteria Partisipasi Belajar Matematika Siswa ................................... 28
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas VIII C SMP
Muhammadiyah Purwodadi ............................................................... 31
Tabel 5. Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus I........... 40
Tabel 6. Hasil Tes Siklus I ................................................................................ 41
Tabel 7. Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus II ......... 51
Tabel 8. Hasil Tes Siklus II .............................................................................. 52
Tabel 9. Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika pada Siklus I dan
Siklus II............................................................................................... 54
Tabel 10. Peningkatan Hasil Belajar Matematika .............................................. 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 20
Gambar 2. Hasil Diskusi Kelompok 1 ............................................................... 35
Gambar 3. Hasil Diskusi Kelompok 4 .............................................................. 38
Gambar 4. Hasil Diskusi Kelompok 5 ............................................................... 46
Gambar 5. Hasil Diskusi Kelompok 2 ............................................................... 49
Gambar 6. Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa pada Siklus I dan Siklus II ..................................................... 55
Gambar 7. Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa ...... 56
Gambar 8. Diagram Batang Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II ... 57
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN
a. Silabus ...................................................................................... 64
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 67
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 76
Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN
a. Surat Pernyataan Uji Validasi .................................................. 83
b. Kisi-kisi Lembar Observasi Partisipasi Belajar Siswa ............ 85
c. Lembar Validasi Observasi Partisipasi Belajar Siswa ............. 86
d. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I ....................................................... 90
e. Soal Tes Siklus I ...................................................................... 91
f. Pedoman Penskoran Tes Siklus I ............................................. 92
g. Uji Validasi Soal Tes Siklus I .................................................. 94
h. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ...................................................... 96
i. Soal Tes Siklus II ..................................................................... 97
j. Pedoman Penskoran Tes Siklus II ........................................... 98
k. Uji Validasi Soal Tes Siklus II ................................................ 102
l. Lembar Kerja Siswa Siklus I ................................................... 104
Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN
a. Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa ...... 108
b. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus I Pertemuan I ...................................................... 110
c. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus I Pertemuan II ..................................................... 111
d. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus II Pertemuan I ..................................................... 112
e. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa Siklus II Pertemuan II ................................................... 113
f. Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar
Matematika Siswa Siklus I ...................................................... 114
g. Reakapitulasi Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar
Matematika Siswa Siklus II ..................................................... 115
h. Catatan Lapangan .................................................................... 116
Lampiran 4 DOKUMENTASI
a. Lembar Jawaban Tes Siklus I .................................................. 120
b. Lembar Jawaban Tes Siklus II ................................................. 121
c. Nilai Ulangan Siklus I dan Siklus II ........................................ 123
d. Pedoman Wawancara ............................................................... 124
e. Foto Dokumentasi .................................................................... 125
xiii
Lampiran 5 ADMINISTRASI
a. Surat Izin Observasi ................................................................. 128
b. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian .................................... 129
c. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ..................... 130
d. Kartu Bimbingan Skripsi ......................................................... 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai sumber ilmu mengandung maksud bahwa keberadaan
matematika tidak bergantung kepada ilmu lain. Dalam kenyataannya, terdapat
beberapa cabang ilmu pengetahuan yang penemuan dan pengembangannya
dipengaruhi oleh matematika. Sehingga dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
siswa diharapkan pada pembelajaran matematika memiliki penguasaan matematika
yang baik bagi kehidupan dimasa depan. Untuk mewujudkan penguasaan
matematika tersebut dibutuhkan partisipasi belajar. Partisipasi belajar siswa dalam
pembelajaran menunjukkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Namun
kenyataannya kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang paling ditakuti.
Menurut Dwiningrum (2011:50), “partisipasi merupakan keterlibatan mental
dan emosional dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka
untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan
bertanggung jawab terhadap kelompoknya”. Adapun menurut Isjoni (2013: 46),
“belajar konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri
pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang ada”. Dalam penelitian ini partisipasi belajar merupakan keterlibatan mental
dan emosional secara aktif dalam pembelajaran. Menurut Kencanawaty dalam
Suryadarma (2013: 2)
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi siswa dalam
pembelajaran matematika, yang pertama ada faktor instrinsik adalah
faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya rasa takut terhadap
matematika, tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapat, yang
kedua faktor ekstrinsik antara lain fasilitas sekolah, lingkungan belajar,
partisipasi tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan, partisipasi orang
tua, media dan partisipasi guru.
Partisipasi sebagai prasyarat penting bagi peningkatan mutu. Partisipasi
merupakan proses eksternalisasi individu. Menurut Berger dalam Dwiningrum
(2011: 193), “eksternalisasi adalah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus-
menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mental”. Berdasarkan
penelitian Aneng Sih Samitri dengan judul “Peningkatan Partisipasi Siswa dan
Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Purwanegara” menyebutkan bahwa
partisipasi dan hasil belajar mengalami peningkatan. Oleh karena itu partisipasi
belajar dalam pembelajaran matematika sangat penting supaya tercipta komunikasi
yang baik antara siswa dan guru. Guru mempunyai peran penting dalam mendidik
dan membentuk karakter siswa. Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan
mampu melibatkan siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Jika
partisipasi belajar terpenuhi dalam pembelajaran matematika maka siswa tidak
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang menyebabkan kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Ardi (2015:292), “partisipasi yang tinggi ditunjukkan dengan
keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide, sanggahan atau pertanyaan,
dan perhatian guru saat menerangkan di kelas”. Namun berdasarkan observasi di
kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi didapatkan bahwa partisipasi belajar
3
masih kurang. Siswa tidak ada yang menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal
ketika diajukan, siswa hanya diam ketika ditanya, kesulitan ketika mengemukakan
pendapat, dan kebanyakan siswa tidak memperhatikan ketika pembelajaran.Selain
itu data nilai ulangan kelas VIII tahun pelajaran 2016/2017 masih banyak siswa
yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan SMP
Muhammadiyah Purwodadi untuk pelajaran matematika adalah 68. Berikut ini
ditunjukkan Rata-rata Nilai UTS Tahun Pelajaran 2016/2017.
Tabel 1
Rata-rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika
Tahun Pelajaran 2016/2017 Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi
No Kelas Nilai UTS
1 VIII A 57
2 VIII B 55
3 VIII C 54
Sumber: Dokumen nilai matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah
Purwodadi
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai UTS kelas VIII C
lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kelas VIII A dan VIII B di SMP
Muhammadiyah Purwodadi, serta siswa yang mendapat rata-rata nilai di atas
KKM baru mencapai 66,6%. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa guru di
SMP Muhammadiyah Purwodadi masih menggunakan metode ceramah. Oleh
sebab itu diperlukan suatu keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang mengikutsertakan
peran aktif siswa adalah model pembelajaran problem posing.
Model pembelajaran problem posing merupakan salah satu model
pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran
problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa
4
menyusun pertanyaan sendiri. Kemudian dari situasi-situasi yang ada, siswa
terbiasa dalam menyelesaikan soal sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa. Hal tersebut
ditunjukkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif Asnan, menyimpulkan
bahwa melalui pembelajaran problem posing prestasi belajar siswa kelas VIII E
semester 2 MTs Ma’arif NU Pituruh pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar
mengalami peningkatan. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Sebagai
Upaya Meningkatkan Partisipasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII C SMP
Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana peningkatan partisipasi belajar matematika siswa melalui
pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah
Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran
problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun
pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan partisipasi belajar matematika
siswa melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP
Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa
melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah
Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis antara lain sebagai berikut.
a. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi belajar
siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem
posing.
b. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran problem posing.
2. Manfaat praktis antara lain sebagai berikut.
a. Memberi masukan kepada siswa bahwa melalui model pembelajaran problem
posing dapat meningkatkan partisipasi belajar selama proses pembelajaran di kelas.
b. Bagi sekolah dapat memberikan informasi dan masukan dalam penggunaan model
pembelajaran problem posing mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika di sekolah.
c. Bagi peneliti sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di
bangku kuliah.
6
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
BERPIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. KajianTeori
1. Partisipasi Belajar
a. Definisi Partisipasi
Partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran,
dimana partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif
dan menyenangkan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Dwiningrum
(2011:50), “partisipasi adalah perihal turut berperan serta suatu kegiatan atau
keikutsertaan atau berperan serta”. Sedangkan menurut Purwanto dalam
Kumalasari (2012:3), “partisipasi kesedian memberi respon dengan
berpartisipasi”. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian terhadap
rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Menurut Dwiningrum (2011:50), “partisipasi merupakan penyertaan pikiran dan
emosi dari pekerja-pekerja ke dalam situasi kelompok yang bersangkutan dan ikut
bertanggung jawab atas kelompok itu”. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu
kegiatan, memberi respon, serta penyertaan pikiran dan emosi dalam suatu
kelompok dan bertanggung jawab atas kelompok itu.
b. Definisi Belajar
Menurut Daryanto (2015:70) bahwa definisi belajar sesuai dengan teori
konstruktivisme dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu
7
1) Teori Belajar Konstruktivisme Piaget
Teori Piaget berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna
membangun struktur kognitif atau peta mentalnya yang diistilahkan
“schema/skema” atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi
pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya.
2) Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky
Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau
belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu
masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada
dalam Zone of Proximal Development.Zone of Proximal Development adalah
zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembanngan
potensial.Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak
menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.Sedangkan tingkat perkembangan
potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau
memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa.
c. Ciri-ciri Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut Daryanto (2015: 75) ciri-ciri teori belajar konstruktivisme sebagai
berikut:
1) Menekankan pada proses belajar.
2) Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatifbelajar pada peserta didik.
3) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekankan pada
hasil.
4) Mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan.
5) Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami.
6) Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman peserta didik.
7) Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.
8) Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran.
Menurut Uno (2007:127), “definisi belajar sesuai dengan aliran
konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar matematika, yang dipentingkan
adalah bagaimana membentuk pengertian pada anak”. Ini berarti bahwa belajar
matematika penekanannya adalah pada proses anak belajar, sedangkan guru berfungsi
sebagai fasilitator. Menurut Bourne dalam Uno (2007: 128), “aliran konstruktivisme
dalam matematika penekanannya pada knowing how, yaitu belajar dipandang sebagai
orang yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi
8
dengan lingkungannya”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar konstruktivisme adalah suatu pandangan bahwa siswa belajar berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman dengan bantuan orang lain atau belajar secara individu.
d. Definisi Partisipasi Belajar
Menurut Suryobroto dalam Telyna (2010), “partisipasi adalah suatu
keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan
bertanggung jawab didalamnya”. Partisipasi dalam pembelajaran sangat penting
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Partisipasi belajar dapat terwujud jika ada keterlibatan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran, kemauan peserta didik untuk merespon. Cohen dan
Uphoff dalam Dwiningrum (2011: 61) membedakan partisipasi menjadi empat
jenis, yaitu:
1) Partisipasi dalam mengambil keputusan.
Contoh partisipasi yang termasuk dalam mengambil keputusan antara
lain: kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan, dan
penolakan.
2) Partisipasi dalam pelaksanaan.
Contoh partisipasi yang termasuk dalam pelaksanaan antara lain:
menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi,
dan penjabaran program.
3) Partisipasi dalam pengambilan pemanfaatan.
Contoh pertisipasi yang termasuk dalam pengambilan pemanfaatan
antara lain: kuantitas dan kualitas.
4) Partisipasi dalam evaluasi
Contoh partisipasi yang termasuk dalam evaluasi yaitu ketercapaian
dalam program.
Dalam hubungannya dengan belajar, maka dalam penelitian ini
partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik secara fisik, mental, serta emosi
siswa dalam memberikan respon terhadap kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu.
9
Dalam penelitian ini, siswa dikatakan berpartisipasi dalam pembelajaran
jika melakukan beberapa indikator-indikator, yaitu aktif mengerjakan soal yang
diberikan guru, menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di depan kelas,
memberi tanggapan dan mengajukan ide, serta membuat kesimpulan baik mandiri
maupun kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi belajar merupakan
keikutsertaan atau berperan aktif secara emosi dan mental untuk mendorong
kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam mengembangkan suatu pengetahuan
melalui proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting yang diperoleh dari belajar
dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bloom dalam Suprijono
(2012:6)
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, ingatan), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai).
Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi).Domain psikomotor meliputi keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Menurut Suprijono (2012:7),“hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”.
Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan
sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah
melainkan komprehensif. Sedangkan menurut Reigeluth dalam Uno (2007: 137),
“hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
10
nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda”. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang mencakup kemampuan kognitif yang diperoleh dari
proses pembelajaran.
3. Definisi Model Pembelajaran Problem Posing
a. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,
terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud
agar terjadi belajar pada diri sesesorang. Menurut Winkel (1991) dalam Eveline
(2011:12), “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian
ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang
berlangsung dialami siswa”.
Menurut Gagne (1985) dalam Eveline (2011:12), “pembelajaran sebagai
pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan
membuatnya berhasil guna”. Sedangkan menurut Miarso (1993) dalam Eveline
(2011: 12-13), “pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara
sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebihdahulu sebelum proses
dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali”. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara guru dan peserta didik,
dimana antara keduanya terjadi komunikasi untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya.
11
b. Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada
guru di kelas. Menurut Suprijono (2012:46), “model pembelajaran adalah pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
maupun tutorial”. Menurut Arends dalam Suprijono (2012:46), “model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Model pembelajaran juga
didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedural sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Sedangkan menurut Darminto (2013: 1), “model pembelajaran adalah bentuk
pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari bentuk individual, kelompok, atau
klasikal”.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu bentuk yang dilakukan sebagai pedoman dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan.
c. Definisi Problem Posing
1) Pengertian
Model pembelajaran problem posing adalah pembelajaran yang
menekankan pada siswa untuk membentuk atau mengajukan soal berdasarkan
informasi atau situasi yang diberikan. Informasi yang ada diolah dalam pikiran
dan setelah dipahami maka peserta didik akan bisa mengajukan pertanyaan.
Menurut Darminto (2013:57), “problem posing adalah suatu model pembelajaran
12
yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri”. Menurut Ellerton dalam Puspitasari (2014: 42),
“problem posing sebagai pembuatan soal oleh siswa yang dapat mereka pikirkan
tanpa pembatasan apapun baik terkait isi maupun konteksnya”. Model
pembelajaran problem posing merupakan salah satu pendekatan pembelajaran non
konvensional yang dalam proses perlakuannya membangun struktur kognitif
siswa, siswa diberi kesempatan secara terbuka dan luas untuk mengembangkan
kreativitas.
2) Tipe-tipe Problem Posing
Menurut Darminto (2013:58) ada beberapa tipe problemposing sebagai
berikut:
a) Problem Posing tipe Pre Solution Posing
Yaitu siswa membuat pertanyaan dan jawabannya berdasarkan pertanyaan
yang dibuat oleh guru.Jadi yang diketahui pada soal itu dibuat guru,
sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawaban sendiri.
b) Problem Posing tipe Within Solution Posing
Yaitu memecah pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan
yang relevan dengan pertanyaan guru.
c) Problem Posing tipe Post Solution Posing
Yaitu siswa membuat soal yang sejenis dan menantang, seperti yang
dicontohkan oleh guru.
Menurut Elwan dalam Puspitasari (2014: 43) mengklasifikasikan
problem posing menjadi tiga tipe. Berikut diuraikan masing-masing tipe tersebut
sebagai berikut.
a) Free problem posing (problem posing bebas), menurut tipe ini siswa
diminta untuk membuat soal secara bebas berdasarkan situasi
kehidupan sehari-hari.
b) Semi-structured problem posing (problem posing semi terstruktur)
dalam hal ini siswa diberikan suatu situasi bebas atau terbuka dan
diminta untuk mengeksplorasinya dengan menggunakan
pengetahuan, keterampilan, atau konsep yang telah dimiliki mereka.
13
c) Structured problem posing (problem posing struktur) dalam hal ini
siswa diminta untuk membuat soal yang diketahui dengan mengubah
data atau informasi yang diketahui.
d. Tahapan-tahapan Problem Posing
Menurut Darminto (2013: 58) tahapa-tahapan problem posing diuraikan
sebagai berikut.
1) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. Jika perlu,
penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep.
2) Guru memberi latihan soal secukupnya.
3) Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang,
tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
Tugas ini dapat dilakukan pula secara berkelompok.
4) Pada pertemuaan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa,
untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas.
5) Guru memberikan tugas rumah secara individual.
e. Keunggulan dan Kelemahan Problem Posing
Dalam setiap pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Menurut Rahayuningsih dalam Puspitasari (2014: 49-50) adapun keunggulan dan
kelemahan problem posing sebagai berikut.
1) Keunggulan Problem Posing
a) Mendidik siswa berpikir kritis.
b) Siswa aktif dalam pembelajaran.
c) Belajar menganalisis suatu masalah.
d) Mendidik anak percaya pada diri sendiri.
2) Kelemahan Problem Posing
a) Memerlukan waktu cukup banyak.
b) Tidak bisa digunakan di kelas-kelas rendah.
c) Tidak semua siswa terampil bertanya.
14
B. Tinjauan Pustaka
Model Pembelajaran Problem Posing telah banyak diteliti selama ini,
diantaranya oleh Ria Zuniati (2013) dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran
Problem Posing pada Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif Nu Wuwuharjo Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Berdasarkan hasil penelitian diperolah informasi aktivitas
siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Problem Posing terus
mengalami penigkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Problem
Posing lebih efektif daripada pembelajaran konvensional pada kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa. Aneng Sih Samitri dengan judul penelitian
“Peningkatan Partisipasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII B SMP
Negeri 2 Purwanegara Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa partisipasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
melalui pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share.Hasil serupa diperoleh
dari penelitian Nurkhozit dengan judul penelitian “Penerapan Metode
Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Loano Tahun Pelajaran 2013/2014, yang
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Posing mengalami peningkatan.
15
C. Tinjauan Materi
1. Persamaan Linear Dua Variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel
dan masing-masing variabel berpangkat satu.
2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah beberapa persamaan yang
terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang
satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan.
3. Mengenali SPLDV dalam Berbagai Bentuk dan Variabel
a. SPLDV dalam Berbagai Bentuk
1) Bentuk implisit yaitu a1x + b1y + c = 0 dan a2x + b2y +c2 = 0
2) Bentuk eksplisit yaitu y = m1x + n1 dan y = m2x + n2
b. SPLDV dalam Berbagai Variabel
Contoh :
1) 2a + b + 4 = 0
3a – 2b – 12 = 0
2) 2p + q + 4 =0
3p – 2q – 12 = 0
4. Menyelesaikan SPLDV
a. Cara Substitusi
b. Cara Eliminasi
c. Cara Subtitusi dan Eliminasi ( Gabungan)
d. Cara Matrik
5. Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari yang Melibatkan
SPLDV
16
Contoh :
Ani membeli dua buah buku dan tiga buah pensil. Harga seluruhnya Rp
2.000,00.
Jawab :
Misal : dua buah buku = x
tiga buah pensil = y
maka2x + 3y = 2.000.
6. Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Penyelesaian SPLDV merupakan titik potong dari grafik masing-masing
persamaan pada SPLDV tersebut.
Contoh :
Selesaikan SPLDV 2x – y = 4, x + y = -1.
Jawab :
Grafik 2x – y = 4 melalui titik (0, -4) dan (2, 0)
Grafik x + y = -1 melalui titik (0, -1) dan (-1, 0)
2x – y = 4
x 0 2
y -4 0
x + y = -1
x 0 -1
y -1 0
17
3
2
1
2x – y = 4
-1 0 1 2
-1
-2
-3 (1, -2) x + y = -1
-4
Titik potong grafik 2x – y = 4 dan x + y = -1 adalah (1, -2).
Jadi , himpunan penyelesaiannya {(1, -2)}
D. Kerangka Berpikir
Partisipasi siswa merupakan salah satu aktivitas dalam pembelajaran
matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kemampuan partisipasi
siswa sangat dipengaruhi oleh komponen guru yaitu bagaimana guru dapat
membuat siswa untuk ikut merespon serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Namun pada kenyataannya siswa enggan untuk mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Dalam pembelajaran
menggunakan Problem Posing ini, guru menyampaikan materi kepada siswa
sehingga siswa mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa.
18
Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan lembar kerja siswa untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi. Pemberian soal yang dibuat oleh
guru akan membuat siswa berpikir kritis untuk mengenal jawaban dan soal
tersebut. Siswa diminta untuk mengajukan soal dan secara acak siswa menyajikan
soal temuannya di depan kelas. Hal ini efektif memberikan kesempatan kepada
siswa untuk ikut berpartisipasi dalam mengemukakan pendapatnya maupun untuk
menanyakan hal-hal yang menjadi kesulitan bagi siswa itu sendiri. Jika
kemampuan berpartisipasi siswa meningkat, maka hasil belajar siswa akan
meningkat.
E. Rumusan Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran
Problem Posing dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika terhadap
siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017”.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Purwodadi, yang terletak
di kecamatan Purwodadi kabupaten Purworejo.Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VIII C yang terdiri dari 20 siswa.Siswa terdiri dari 9 siswa perempuan dan
11 siswa laki-laki.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, adapun tahap pelaksanaan adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi menyusun dan mengajukan proposal,
mengajukan izin penelitian, serta menyusun instrumen danperangkat penelitian.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 – Oktober 2016.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini peneliti akan melaksanaan penelitian dan pengumpulan data pada
bulan November 2016.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap ini terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian,
yang dimulai pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.
20
C. Desain Penelitian
Menurut Kardiawarman dalam Paizaluddin (2014: 6), “penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan
yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut”. Menurut Mulyasa
(2011: 11), “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan
(treatment) yang sengaja dimunculkan”. Sedangkan menurut Arikunto (2008: 16),
penelitian tindakan kelas mempunyai 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi.Tahap tindakan dan observasi dalam penelitian ini dilakukan dalam satu
waktu.Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya
refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam
bentuk siklus tersendiri.Prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
21
Peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran berlangsung dalam dua
siklus penelitian. Tahapan setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut.
SIKLUS 1
1. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan pembelajaran.
b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa.
c. Menyusun soal tes siklus I.
d. Merancang lembar kerja siswa.
e. Menyusun lembar pengamatan siswa.
f. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.
2. Pelaksanaan
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu.
c. Guru melakukan presensi terhadap siswa.
d. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa.
e. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang teridiri dari 4 atau
5 siswa.
f. Gurumembagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan.
g. Gurumeminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta
jawabannya.
h. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya
di depan kelas.
22
i. Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
j. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah
disampaikan.
3. Pengamatan
Mengamati partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu
partisipasi siswa dalam belajar kelompok.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Setelah
pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka guru mengadakan analisis
keberhasilan pencapaian pembelajaran, menentukan faktor-faktor yang paling domain
yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, kemudian
mendiskusikan hasil analisis untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus II.
SIKLUS II
1. Perencanaan
a. Menyusun perencanaan pembelajaran.
b. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada
siklus I.
c. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa.
d. Menyusun soal tes siklus II.
e. Merancang lembar kerja siswa.
f. Menyusun lembar pengamatan siswa.
g. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.
23
2. Pelaksanaan
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu.
c. Guru melakukan presensi terhadap siswa.
d. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa.
e. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang teridiri dari 4 atau
5 siswa.
f. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan.
g. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta
jawabannya.
h. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya
di depan kelas.
i. Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
j. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah
disampaikan.
3. Pengamatan
Mengamati partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu
partisipasi siswa dalam belajar kelompok.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa.Setelah
pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka peneliti mengadakan analisis
24
keberhasilan pencapaian pembelajaran, menentukan faktor-faktor yang paling
domain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang diterapkan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilakukan
setiap akhir siklus pembelajaran. Soal tes disusun berdasarkan indikator-indikator
yang tercantum dalam silabus. Hal ini dilakukan agar hasil tes benar-benar dapat
menggambarkan kompetensi siswa.
2. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik.
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2014:145) menyatakan bahwa,
“observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai biologis dan psikologis”. Hal yang paling penting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama
observasi. Dokumentasi berupa dokumen silabus, RPP, LKS, data nama siswa,
25
tugas siswa, lembar jawaban saat tes, daftar nilai siswa, serta dokumen berupa
foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat pembelajaran.
4. Metode Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang
tidak ada lembar observasi. Catatan penelitian lapangan ini meliputi seluruh
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.
5. Wawancara Tidak Terstruktur
Menurut Sugiyono (2014: 140), “wawancara tidak tersruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 102), “instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam peneliti ini digunakan untuk mengumpulkan data
dari siswa tentang partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
model problem posing. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mencatat
proses-proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Analisis data hasil
observasi partisipasi dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing
butir soal. Skor 1 jika jawaban setuju dan skor 0 jika jawaban tidak setuju.
26
2. Tes
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (essay). Soal tes
dibuat sesuai dengan kisi-kisi yang sudah dibuat untuk mengukur partisipasi
belajar matematika siswa.Soal tes ini selain dibuat secara terstruktur dan adapun
yang tidak terstruktur.Instrumen ini telah divalidasi oleh satu guru kelas VIII C di
SMP Muhammadiyah Purwodadi.Tes diberikan pada setiap akhir siklus dan
dikerjakan individu.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif
Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa
tahapan.Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:246) mengemukakan bahwa,
“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung sacara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
a. Reduksi Data
Hal yang dilakukan dalam reduksi data yaitu merangkum dan memilih hal-
hal yang penting untuk memberikan gambaran yang jelas. Dalam penelitian ini,
reduksi data dilakukan dengan menggunakan hasil observasi, catatan lapangan
dan hasil pekerjaan siswa. Catatan lapangan dalam penelitian ini berupa kegiatan
dari awal sampai akhir dalam pembelajaran kemudian dipilih datayang penting,
data tersebut yang mendukung peningkatan partisipasi, hasil observasi digunakan
untuk melihat adanya peningkatan partisipasi belajar siswa dan hasil pekerjaan
27
siswa digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Data yang telah dikumpulkan
kemudian dipilih sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan sesuai
dengan yang ada dilapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti
dalam penarikan kesimpulan.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang bersifat naratif.
Penyajian data bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi
merencanakan kegiatan dalam siklus selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan
Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan didukung
oleh bukti-bukti yang valid. Penelitian ini diharapkan akan meningkatkan
partisipasi belajar dengan model pembelajaran problem posing.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data dianalisis adalah semua data yang dikumpulkan melalui tes dan
observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menghitung
nilai rerata, nilai tertinggi, dan nilai terendah pada setiap siswa. Untuk ketuntasan
klasikal dihitung dengan teknik persentase. Ketuntasan ditentukan berdasarkan
KKM mata pelajaran matematika, yaitu 70. Rumus yang digunakan untuk
menghitung ketuntasan adalah
28
% ketuntasan klasikal = (Arikunto, 2010:266)
Tabel 2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Persentase (%)
Tingkat Persentase Penghargaan
86% - 100% Sangat Baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
≤54% Sangat Kurang
(Purwanto, 2013: 103)
b. Hasil Observasi
Data observasi dianalisis menggunakan teknik persentase.
Rumus untuk menghitung persentase partisipasi belajar adalah sebagai berikut.
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari
R : Nilai awal yang diperoleh dari pengamatan
SM : Nilai maksimum ideal dari pengamatan
100 : Bilangan tetap
Tabel 3
Kriteria Partisipasi Belajar Matematika Siswa
Tingkat Persentase Penghargaan
86% - 100% Sangat Baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
≤54% Sangat Kurang
(Purwanto, 2013:103)
29
G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil bila partisipasi belajar siswa
meningkat sekurang-kurangnya ≥ 60% dan siswa mencapai KKM minimal70,
ketuntasan klasikal meningkat hingga mencapai 77%.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Purwodadi. Pra
siklus yang dilakukan peneliti adalah observasi dan wawancara dengan guru.
Observasi dan wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik
dan permasalahan apa yang terjadi. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada
kepala sekolah untuk melakukan penelitian. Peneliti juga melakukan konsultasi
kepada guru pembimbing mengenai silabus, RPP, LKS, dan soal tes akhir siklus.
Data awal diperoleh dari hasil nilai UTS kelas VIII C SMP
Muhammadiyah Purwodadi yaitu nilai tertinggi 64, nilai terendah 48, dan rata-rata
nilai sebesar 54. Berdasarkan data yang sudah diketahui sebelumnya bahwa siswa
yang mencapai KKM hanya satu orang saja dari KKM yang telah ditentukan SMP
Muhammadiyah Purwodadi yaitu sebesar 68. Sehingga diperoleh data bahwa hasil
belajar siswa masih rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas penelitian ini terdiri
dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
dengan dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan
untuk tes. Alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan adalah 2 × 40 menit.
31
Hasil observasi di kelas VIII C SMP Muhammadiyah diketahui bahwa
siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menerapkan
model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan partisipasi belajar
matematika siswa. Problem posing merupakan suatu model pembelajaran yang
mewajibkan siswa berlatih soal sendiri dari informasi yang telah diperoleh.
Penelitian tindakan kelas ini dilasanakan pada tanggal 23 November 2016 dengan
materi Sistem Persmaan Linear Dua Variabel.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan jadwal pelaksanaan
pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian di kelas VIII C SMP
Muhammadiyah Purwodadi.
Tabel 4
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
SMP Muhammadiyah Purwodadi Kelas VIII C
Siklus Hari/Tanggal Pukul Materi Pembelajaran
1
Rabu, 23
November 2016
08.20-09.40 Menyebutkan perbedaan
PLDV dan SPLDV,
menjelaskan SPLDV dalam
berbagai bentuk dan variabel.
Kamis, 24
November 2016
10.00-12.00 Menentukan akar SPLDV
dengan substitusi dan
eliminasi, membuat
matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan
dengan SPLDV.
Jum’at, 25
November 2016
07.00-08.20 Tes siklus 1
2
Senin, 28
November 2016
08.20-09.40 Menyelesaikan matematika
dari masalah yang berkaitan
dengan SPLDV dan
penafsirannya.
Selasa, 29
November 2016
07.00-08.20
Menyelesaikan SPLDV dengan
menggunakan grafik garis
lurus.
Rabu, 30
November 2016
08.20-09.40 Tes siklus 2
32
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini
adalah deskripsi penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran problem
posing yang dilaksanakan pada masing-masing siklus sebagai berikut.
2. Deskripsi Data Tindakan Siklus I
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan
satu kali tes pada akhir siklus. Materi pembelajaran yang dipersiapkan untuk
siklus I adalah menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV
dalam berbagai bentuk variabel, menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan
eliminasi, dan membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan SPLDV. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai
berikut.
a. Tahap Perencanaan
g. Penyusunan perencanaan pembelajaran yang memuat model pembelajaran
problem posing.
h. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang
terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
i. Penyusunan soal tes siklus I yang berupa soal uraian yang terdiri dari lima
butir soal.
j. Merancang lembar kerja siswa dengan materi pembelajaran menyebutkan
perbedaan PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk
dan variabel menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi, dan
33
membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV.
k. Menyusun lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk
mempermudah peneliti atau observer dalam melakukan observasi.
l. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dideskripsikan sebagai berikut.
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan pertama pada siklus ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 23
November 2016 selama 2×40 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti
masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,
melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan
persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali
materi PLSV. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat
menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, siswa dapat menjelaskan SPLDV
dalam berbagai bentuk dan variabel.
Siswa diberi penjelasan mengenai pembelajaran melalui model
pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan pengertian PLDV dan
SPLDV dan meminta siswa menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV. Ketika
siswa diberikan contoh SPLDV, siswa diminta memberikan contoh SPLDV yang
lain. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi yang
34
diperoleh. Peneliti memberikan contoh menyelesaikan SPLDV dengan cara
eliminasi dan substitusi.
Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah
dibentuk.Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-masing siswa
duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Ketika pembagian
kelompok siswa sulit diatur, ada siswa yang menginginkan membentuk kelompok
sendiri, ada siswa yang menginginkan pembentukan kelompok sesuai absen.
Setelah peneliti memberikan penjelasan, suasana kelas tenang kembali.
Selanjutnya peneliti membagikan LKS, peneliti menjelaskancara pengisian LKS,
LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah
disediakan di LKS.
Selama proses diskusi peneliti dan observer berkeliling mendatangi
masing-masing kelompok. Pada awal diskusi masih banyak siswa yang bercanda
sehingga suasana diskusi sedikit gaduh. Setelah didekati peneliti, siswa mulai
mengerjakan kembali. Selain itu, masih banyak siswa kesulitan ketika
menyelesaikan masalah yang didiskusikan. Siswa bertanya kepada peneliti tentang
hal yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Siswa juga membaca buku
untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS.
Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS. Peneliti mempersilakan
kelompok yang bersedia maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
Tetapi tidak ada kelompok yang maju mempresentasikan hasil diskusinya.
Akhirnya peneliti menunjuk kelompok 1 untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Pada siklus I pertemuan pertama kelompok 1 mempresentasikan
35
hasil diskusinya tentang materi penyelesaian SPLDV yaitu cara substitusi. Hasil
diskusi dari kelompok 1 sebagai berikut.
Gambar 2. Hasil Diskusi Kelompok 1
Siswa diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok 1. Siklus
pertama pertemuan ke-1 tidak ada siswa yang menanggapi karena siswa belum
terbiasa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Kemudian peneliti
mengevaluasi hasil diskusi kelompok 1. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 1
bahwa siswa dalam membuat soal masih kesulitan karena pertanyaan dengan apa
yang diketahui tidak sesuai. Seharusnya selesaikan persamaan SPLDV 3x + 2y =
1 dan y = 3x + 5 dengan cara substitusi. Bisa dilihat pada gambar 2 diatas.
Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan mengenai materi pelajaran
yang sudah dipelajari. Pertemuan ke-1 siklus pertama siswa masih mengalami
kesulitan dalam menyimpulkan. Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan
terhadap materi pelajaran yang sudah dipelajari. Untuk siklus 1 pertemuan ke-1
cukup sekian. Peneliti mengingatkan untuk mempelajari materi selanjutnya.
36
Peneliti mengakhiri dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti
observer.
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan kedua pada siklus ke-1 dilaksanakan pada hari Kamis, 24
November 2016 selama 3×40 menit.Kegiatan pertama yang dilakukan, guru
masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,
melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan
persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali
materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi
dan eliminasi, siswa dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan SPLDV.
Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model
pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi
selanjutnya, peneliti menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Setelah
siswa jelas peneliti melanjutkan materi berikutnya. Selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan membuat model
matematika dari masalah sehari-hari yang melibatkan SPLDV. Ketika peneliti
menjelaskan materi, ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan.
Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi yang
diperoleh.Peneliti memberikan contoh membuat model matematika berkaitan
kehidupan sehari-hari.
37
Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah
dibentuk sebelumnya. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-masing
siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Pembentukan kelompok
pada pertemuan ke-2 ini berlangsung tertib. Selanjutnya peneliti membagikan LKS.
Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis
jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan di LKS.
Selama proses diskusi peneliti dan observer berkeliling mendatangi
masing-masing kelompok. Proses diskusi berlangsung lancar dan tertib meskipun
masih ada siswa yang tidak memperhatikan. Diskusi pada pertemuan ke-2 masih
ada siswa yang mengalami kesulitan. Siswa bertanya kepada peneliti tentang hal
yang kurang jelas. Terlihat ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam kegiatan
berdiskusi.Ketika ada hal yang tidak jelas hanya diam saja.
Beberapa menit sebelum waktu diskusi selesai peneliti memperingatkan
untuk segera menyelesaikan masalah pada LKS. Setelah 25 menit siswa diminta
peneliti mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti mempersilakan kelompok
yang bersedia untuk maju. Pertemuan ke-2 ini siswabelum berani untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Akhirnya peneliti menunjuk secara
acak kelompok yang maju yaitu kelompok 4. Pada siklus I pertemuan kedua
kelompok 4 mempresentasikan hasil diskusinya tentang penyelesaian model
matematika dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Hasil
diskusi kelompok 4 sebagai berikut.
38
Gambar 3. Hasil Diskusi Kelompok 4
Siswa diminta peneliti untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4.
Terlihat ada siswa yang tidak memperhatikan kemudian peneliti menunjuk siswa
tersebut untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Siswa tersebut hanya diam
saja. Kemudian peneliti memperingatkan agar memperhatikan.Selanjutnya
peneliti mengevaluasi hasil diskusi kelompok 4. Peneliti membenarkan hasil
diskusi dari kelompok 4 dapat dilihat pada gambar 3 di atas. Berdasarkan hasil
diskusi kelompok 4, siswa masih kesulitan dalam membuat soal.
Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan mengenai materi pelajaran
yang sudah disampaikan. Siswa hanya terdiam saja. Selanjutnya peneliti
menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan kelas untuk memberikan
kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dipelajari. Pertemuan selanjutnya
peneliti memberitahukan bahwa akan diadakan tes. Peneliti mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam.
39
3) Pertemuan ke-3
Tes siklus I bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
partisipasi belajar matematika melalui model pembelajaran problem posing. Pada
Pertemuan ke-3 ini akan diadakan tes yang berlangsung pada hari Jum’at, 25
November 2016 selama 2×40 menit. Guru memberikan salam, berdo’a bersama-
sama, dan mengecek kehadiran siswa. Peneliti menanyakan kesiapan siswa,
memperingatkan kembali akan diadakan tes, dan mengingat kembali materi
pembelajaran yang sudah disampaikan. Peneliti memberikan petunjuk, soal tes
siklus I terdiri dari 5 butir soal, soal tes uraian, soal tes dikerjakan pada lembar
kerja yang telah disediakan, soal tes dikerjakan secara individu, dan soal tes
dikerjakan dengan teliti.
Peneliti membagikan soal tes siklus I dan lembar jawaban.Tes berlangsung
lancar dan tertib, sesekali peneliti berkeliling memeriksa jawaban siswa.
Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan menanyakan soal yang kurang jelas.
Sebelum waktu habis peneliti mengingatkan kembali agar mengecek jawabannya
kembali, dan tes dikerjakan sendiri-diri apabila ada yang ketahuan mencotek akan
dikenakan sangsi. Setelah waktu berakhir, siswa diminta untuk mengumpulkan
pekerjaannya di meja guru. Selanjutnya peneliti mengakhiri dengan mengucapkan
salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini pengamatan dilihat dari proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses
pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi belajar matematika
40
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan observer
dengan bantuan lembar observasi partisipasi belajar matematika siswa yang telah
disediakan peneliti. Berikut ini adalah hasil lembar partisipasi belajar matematika
siswa dan hasil tes belajar siswa pada siklus I.
1) Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa
Peneliti dan observer mengamati kegiatan pembelajaran di kelas
menggunakan lembar observasi partisipasi belajar yang sudah disusun. Berikut ini
adalah tabel hasil partisipasi belajar matematika siswa kelas VIII C dengan
menggunakan model pembelajaran problem posing.
Tabel 5
Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus I
Siklus Pertemuan Persentase Kategori
1
1 55,71% Kurang
2 65,71% Cukup
Rata-rata 60,71% Cukup
Dari tabel data observasi partisipasi belajar matematika di atas diperoleh
siklus I pertemuan pertama 55,71%, pertemuan kedua 65,71%, dan diperoleh rata-
rata 60,71%. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan partisipasi belajar
sebesar 10%.
2) Data Hasil Tes Siklus I
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi belajar
matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Berikut
ini adalah data hasil tes siklus 1.
41
Tabel 6
Hasil Tes Matematika Siklus I Kelas VIII C
SMP Muhammadiyah Purwodadi
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 32
Rata-rata 62
Dari data di atas menunjukkan nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 32,
rata-rata 62 dengan ketuntasan klasikal 30% dan termasuk kategori sangat kurang.
Siswa yang mancapai KKM sebanyak 6 siswa dan 14 siswa yang tidak mencapai
KKM.
Dari hasiltes dan partisipasi belajar matematika siswa diperoleh bahwa
indikator dalam penelitian ini belum tercapai, sehingga diperlukan perbaikan pada
siklus berikutnya agar indikator pada penelitian ini tercapai. Penelitian ini
dikatakan berhasil dan tidak lanjut ke siklus berikutnya jika partisipasi belajar
siswa mencapai kategori yang telah ditentukan atau kategori cukup yaitu ≥ 60%,
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70, dan ketuntasan klasikal 77%.
d. Refleksi
Setelah melakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan (observasi)
selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi
kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Serta mengamati
kekurangan dan kelebihan dalam penelitian. Berikut ini adalah permasalahan yang
ada ketika melakukan penelitian siklus I.
1) Siswa tidak aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada
guru.
42
2) Siswa tidak aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi. Terlihat
ada beberapa siswa yang ngobrol dengan temannya.
3) Siwa tidak menjawab pertanyaan dari guru atau teman.
4) Siswa tidak berani mengemukakan pendapat.
5) Siswa masih kesulitan dalam berlatih soal atau membuat soal.
Berdasarkan permasalahan di atas, untuk pertemuan siklus II peneliti
merancang tindakan perbaikan sebagai pemecahan masalah, perbaikan tersebut
sebagai berikut.
1) Peneliti memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan siswa disuruh maju
ke depan kelas menjelaskan materi pelajaran yang sedang diajarkan.
2) Peneliti memberi motivasi siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Peneliti memberikan rewardterhadap siswa yang melaksanakan apa yang
diperintahkan.
4) Peneliti mengingatkan kembali meteri yang sudah diajarkan dan mengulang
kembali diakhir pembelajaran.
3. Deskripsi Tindakan Siklus II
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dan satu kali
tes pada akhir siklus. Materi pembelajaran yang disiapkan pada sikulus II adalah
menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan
penafsirannya, dan menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis
lurus. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.
43
a. Tahap Perencanaan
1) Penyusunan perencanaan pembelajaran yang memuat model pembelajaran
problem posing.
2) Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang
terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
3) Penyusunan soal tes siklus II yang berupa soal uraian yang terdiri dari empat
butir soal.
4) Merancang lembar kerja siswa dengan materi pembelajaran yaitu
menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan
penafsirannya, dan menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis
lurus.
5) Menyusun lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk
mempermudah peneliti atau observer dalam melakukan observasi.
6) Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.
7) Menyiapkan reward yang akan diberikan kapada siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Hasil pelaksanaan pada siklus II dideskripsikan sebagai berikut.
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan pertama pada siklus ke-2 dilaksanakan pada hari Senin, 28
November 2016 selama 2×40 menit.Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti
masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,
melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan
persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali
44
materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan matematika dari masalah
yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya, dan siswa dapat menyelesaikan
SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model
pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi,
siswa diberi motivasi agar nantinya dalam proses pembelajaran lebih bersemangat
dan siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan cara menyelesaikan
SPLDV dengan metode grafik yaitu menentukan titik dari masing-masing
persamaan tersebut, menggambar persamaan tersebut dalam sebuah grafik, dan
menentukan titik potong dari grafik masing-masing persamaan pada SPLDV.
Ketika peneliti menjelaskan materi, ada siswa yang belum jelas, peneliti
memberikan penjelasan. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal
berdasarkan informasi yang diperoleh. Peneliti memberikan contoh
menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah
dibentuk sebelumnya. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-
masing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi.Untuk
pembentukan kelompok pada pertemuan ke-1 siklus II ini berlangsung tertib.
Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS,
LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah
disediakan di LKS.
45
Peneliti membagikan LKS dengan bantuan observer dan meminta siswa
untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Peneliti dan observer
berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok melihat jalannya diskusi. Ada beberapa
siswa masih terlihat bingung ketika mendiskusikan masalah yang ada pada LKS.
Siswa juga membaca buku untuk menyelesaikan masalah pada LKS. Siswa juga
bertanya kepada peneliti jika ada hal yang kurang jelas, peneliti memberikan
penjelasan. Setelah 25 menit, siswa diminta untuk mempresentasikan diskusi
kelompoknya.
Peneliti mempersilakan kelompok yang bersedia maju untuk
mempresentasikan diskusi kelompoknya. Kelompok 5 bersedia mempresentasikan
diskusi kelompoknya dan masih terlihat malu-malu. Siswa mempresentasikan
diskusi kelompoknya dengan menulis jawaban di papan tulis, baru
menjelaskannya. Pada siklus II pertemuan pertama kelompok 5 mempresentasikan
hasil diskusinya tentang penyelesaian SPLDV menggunakan grafik garis lurus.
Hasil diskusi dari kelompok 5 sebagai berikut.
46
Gambar 4. Hasil Diskusi Kelompok 5
Siswa diminta menanggapi presentasi kelompok 5. Siswa hanya terdiam,
kemudian peneliti mengingatkan kembali siswa yang berani menanggapi
mendapatkan reward. Siswa dari kelompok 1. Dimas Nurcahyo, mengatakan
bahwa, “gambar grafik tersebut masih salah Bu”. Peneliti membenarkan
tanggapan siswa tersebut. Berdasarkan gambar 4 hasil diskusi kelompok 5, siswa
mengalami kesulitan menggambar grafik dan menentukan titik potongnya.
Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari setelah
presentasi selesai. Siswa telah mampu menyimpulkan materi pembelajaran.
47
Peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan telah disampaikan
siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan memperingatkan untuk belajar di rumah. Sekian untuk
pembelajaran hari ini, peneliti mengakhiri dengan salam dan meninggalkan ruang
kelas VIII C diikuti observer.
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan kedua pada siklus ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 29
November 2016 selama 2×40 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti
masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama,
melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan
persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali
materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan SPLDV dengan
menggunakan grafik garis lurus. Pada pertemuan ini peneliti masih membahas
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model
pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi,
siswa diberi motivasi agar nantinya dalam proses pembelajaran lebih bersemangat
dan siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti
menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan kembali tentang materi
sebelumnya yaitu cara menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik. Peneliti
bertanya kepada siswa tentang materi yang kurang jelas. Siswa hanya terdiam
saja. Peneliti menunjuk salah satu siswa untuk menanyakan materi yang kurang
48
jelas. Lilis Sundari, siswa hanya terdiam. Kemudian siswa diberikan contoh
membuat soal berdasarkan informasi yang diperoleh. Peneliti memberikan contoh
menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Seperti pertemuan sebelumnya, siswa diminta untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok yang sudah dibentuk. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4
siswa. Masing-masing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah
berdiskusi. Pembentukan kelompok pada pertemuan ke-2 siklus II berlangsung
tertib.Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian
LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang
sudah disediakan di LKS.
Peneliti membagikan LKS dengan bantuan observer dan meminta siswa
untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Peneliti dan observer
berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok melihat jalannya diskusi. Ketika
proses diskusi ada seorang siswa yang berjalan-jalan di kelas. Peneliti langsung
menegur agar ikut aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap kelompok
mengerjakan LKS masing-masing. Siswa juga membaca buku untuk
menyelesaikan masalah pada LKS. Siswa juga bertanya kepada peneliti jika ada
hal yang kurang jelas, peneliti memberikan penjelasan. Setelah 25 menit, siswa
diminta untuk mempresentasikan diskusi kelompoknya.
Peneliti mempersilakan kelompok yang bersedia maju untuk
mempresentasikan diskusi kelompoknya. Kelompok 2 bersedia mempresentasikan
diskusi kelompoknya. Siswa mempresentasikan diskusi kelompoknya dengan
49
menulis jawaban di papan tulis, baru menjelaskannya. Hasil diskusi dari
kelompok 2 sebagai berikut.
Gambar 5. Hasil Diskusi Kelompok 2
Siswa diminta menanggapi hasil diskusi kelompok 2.Jawaban kelompok 2
sudah benar. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 2, siswa sudah mengalami
peningkatan dalam berlatih soal walau masih belum sempurna, dapat dilihat pada
gambar 4.
Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari setelah
selesai presentasi. Secara keseluruhan siswa sudah bisa menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari. Peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan
yang sudah disampaikan siswa. Peneliti menginformasikan bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan tes. Siswa diminta untuk belajar di rumah. Peneliti
mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan meninggalkan ruang
kelas VIII C.
50
3) Pertemuan ke-3
Tes siklus II dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
partisipasi belajar matematika melalui model pembelajaran problem posing. Tes
siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2016 selama 2×40 menit.
Peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, dan mengecek kehadiran
siswa. Peneliti menanyakan kesiapan siswa, memperingatkan kembali akan
diadakan tes, dan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah
disampaikan. Peneliti memberikan petunjuk, soal tes siklus II terdiri dari 4 butir
soal, soal tes uraian, soal tes dikerjakan pada lembar kerja yang telah disediakan,
soal tes dikerjakan secara individu, soal tes dikerjakan dengan teliti, dan apabila
ada soal yang kurang jelas silakan bertanya kepada peneliti.
Sebelum siswa mengerjakan soal tes, peneliti memberi motivasi kepada
siswa agar lebih bersemangat ketika mengerjakan soal tes. Kemudian peneliti
membagikan soal tes siklus II dan lembar jawaban. Tes berlangsung lancar dan
tertib, sesekali peneliti berkeliling memeriksa jawaban siswa. Selanjutnya peneliti
memberikan kesempatan menanyakan soal yang kurang jelas. Sebelum waktu
habis peneliti mengingatkan kembali agar mengecek jawabannya kembali, dan tes
dikerjakan individu apabila ada yang ketahuan mencotek akan dikenakan sangsi.
Setelah waktu berakhir, siswa diminta untuk mengumpulkan pekerjaannya di meja
guru. Selanjutnya peneliti mengakhiri dengan mengucapkan salam dan
meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti obsever.
51
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini pengamatan dilihat dari proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses
pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi belajar matematika
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan observer
dengan bantuan lembar observasi partisipasi belajar siswa yang telah disediakan
peneliti.Berikut ini adalah hasil lembar partisipasi belajar siswa dan hasil tes
belajar siswa pada siklus II.
1) Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa
Peneliti dan observer mengamati kegiatan pembelajaran di kelas
menggunakan lembar observasi partisipasi belajar yang sudah disusun. Berikut ini
adalah tabel hasil observasi partisipasi belajar matematika siswa siklus II kelas
VIII C dengan menggunakan model pembelajaran problem posing.
Tabel 7
Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus II
Siklus Pertemuan Persentase Kategori
2
1 67,86% Cukup
2 76,43% Baik
Rata-rata 72,14% Cukup
Dari tabel data observasi partisipasi belajar matematika di atas diperoleh
siklus II pertemuan pertama 67,86% dan pertemuan kedua 76,43%, sehingga
diperoleh rata-rata 72,14%. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan
partisipasi belajar sebesar 8,57%.
52
2) Data Hasil Tes Siklus II
Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi belajar
matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Berikut
ini adalah data hasil tes siklus II.
Tabel 8
Hasil Tes Matematika Siklus II Kelas VIII C
SMP Muhammadiyah Purwodadi
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 60
Rata-rata 71,75
Dari data di atas menunjukkan nilai tertinggi 85, nilai terendah 60, rata-
rata tes siklus II mengalami peningkatan yaitu 9,75 yang semula rata-rata tes
siklus I hanya 62 menjadi 71,75, ketuntasan klasikal 80% dan termasuk kategori
baik. Siswa yang mencapai KKM 16 siswa dan 4 siswa yang tidak mencapai
KKM. Dari data hasil tes dan partisipasi belajar matematika pada siklus II
diperoleh bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai,
sehingga tidak perlu perbaikan pada siklus berikutnya.Penelitian ini dikatakan
berhasil dan tidak lanjut ke siklus berikutnya karena dari masing-masing indikator
keberhasilan sudah mengalami peningkatan sesuai dengan kategori yang
diharapkan.Sehingga penelitian ini berhenti pada siklus II.
d. Refleksi
Tindakan pada siklus II yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi
siklus I yaitu memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan siswa disuruh
maju ke depan kelas menjelaskan materi pelajaran yang sedang diajarkan,
pemberian motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan
53
pembelajaran, mengingatkan kembali materi yang sudah diajarkan dan mengulang
kembali diakhir pembelajaran, dan memberikan reward terhadap siswa yang
melakukan apa yang diperintahkan, pemberian reward terbukti dapat
meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa.
Partisipasi belajar matematika pada siklus II dilakukan melalui
pelaksanaan tes. Berdasarkan hasil analisis tes siklus II diketahui rata-rata
persentase indikator partisipasi belajar matematika siswa sebesar 72,14%. Rata-
rata persentase indikator partisipasi belajar matematika tersebut meningkat dari
siklus I yang diketahui sebesar 60,71%. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan
dari siklus I meningkat pada siklus II. Jadi partisipasi belajar matematika siswa
pada siklus II dikatan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang
dikategorikan yaitu cukup. Oleh karena itu, peneliti tidak melanjutkan ke siklus
berikutnya.
B. Perbandingan Analisis Data antara Siklus I dan Siklus II
Analisis data pada penelitian ini digunakan mengetahui peningkatan data
yang diperoleh dari siklus I ke siklus II melalui model pembelajaran problem
posing. Berikut ini adalah analisis data tiap-tiap instrumen.
1. Analisis Data Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi partisipasi belajar
matematika siswa terjadi peningkatan pada siklus I ke siklus II. Berikut ini
disajikan peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dalam bentuk tabel.
54
Tabel 9
Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Siswa
pada Siklus I dan Siklus II
Aspek yang Diamati
Persentase (%)
Siklus I Siklus II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
I
Pertemuan
II
1. Siswa aktif dalam
bertanya tentang materi
yang belum paham
kepada guru.
55% 85% 90% 95%
2. Siswa aktif dalam ber-
tanya kepada kelompok
yang presentasi. 50% 55% 65% 75%
3. Menjawab pertanyaan
dari guru atau teman. 35% 40% 45% 60%
4. Siswa berani mengerja-
kan soal didepan kelas. 80% 85% 85% 85%
5. Siswa berani me-
ngemukakan pendapat. 25% 30% 35% 50%
6. Siswa mampu membuat
kesimpulan individu. 80% 85% 80% 85%
7. Siswa mampu membuat
kesimpulan secara ber-
kelompok. 65% 80% 75% 85%
Jumlah 390 460 475 535
Rata-rata setiap Pertemuan
(%) 55,71% 65,71% 67,86% 76,42%
Rata-rata Siklus I dan
Siklus II (%) 60,71% 72,14%
Dari hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa partisipasi belajar
matematika siswa mengalami peningkatan, yaitu persentase partisipasi belajar
matematika siswa siklus I sebesar 60,71% meningkat menjadi 72,14% pada siklus
II. Sehingga diperoleh bahwa peningkatan partisipasi belajar matematika siswa
dari siklus I ke siklus II sebesar 11,43%. Selanjutnyaakan disajikan peningkatan
55
partisipasi belajar matematika pada siklus I ke siklus II dalam bentuk diagram
batang.
Gambar 6.
Diagram Batang PerbandinganHasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika
Siswa pada Siklus I dan Siklus II
2. Analisis Data Hasil Tes
Hasil analisis data sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar matematika pada siklus I ke siklus II, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 10
Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata
Ketuntasan
Klasikal ≥
77%
Siklus I 84 32 62 30%
Siklus II 85 60 71,75 80%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II
55.71%
67.86% 65.71%
76.43%
60.71%
72.14%
Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar
Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Pertemuan I
Pertemuan II
Rata-rata
56
Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil belajar matematika siswa dalam
bentuk diagaram batang.
Gambar 7.
Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan data di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar
matematika siswa pada siklus I ke siklus II. Dari data di atas diperoleh data pada
siklus I nilai tertinggi 84 meningkat menjadi 85 pada siklus II, nilai terendah 32
meningkat menjadi 60 pada siklus II, dan rata-rata 62 meningkat menjadi 71,75
pada siklus II.
Selanjutnya akan disajikan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I dan
siklus II dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Siklus I Siklus II
84 85
32
60 62
71.75
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
57
Gambar 8.
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II
Dari hasil analisis data tes siklus I dan tes siklus II diperoleh data persentase
ketuntasan klasikal siklus I sebesar 30% dan termasuk dalam kategori sangat
kurang, pada siklus II meningkat menjadi 80% dan termasuk dalam kategori baik.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar
matematika siswa melalui model pembelajaran problem posing. Hal ini
didasarkan pada hasil observasi dan wawancara terhadap guru matematika kelas
VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi. Hasil observasi dan wawancara awal
menunjukkan bahwa partisipasi belajar siswa masih rendah, siswa tidak menjawab
pertanyaan atau mengerjakan soal ketika diajukan, siswa hanya diam ketika
ditanya, kesulitan mengemukakan pendapat, dan kebanyakan siswa tidak
memperhatikan saat pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk
0
20
40
60
80
Siklus I Siklus II
30%
80%
Persentase Ketuntasan Klasikal
pada Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan Klasikal
58
meningkatkan partisipasi belajar matematika dan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran problem posing.
Pembahasan penelitian ini didasarkan atas hasil pengamatan selama proses
penelitian pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi partisipasi
belajar matematika siswa pada siklus I diketahui bahwa ada beberapa indikator
partisipasi belajar matematika siswa tidak terpenuhi.
Indikator-indikator partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini,
indikator pertama adalah partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada
guru atau kelompok presentasi. Dari indikator ini diperoleh bahwa siswa tidak
aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang belum paham dan siswa
tidak aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi.
Indikator kedua adalah partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan atau
mengerjakan soal di depan kelas. Dimaksudkan bahwa siswa berani menjawab
pertanyaan dari guru atau teman dan berani mengerjakan soal di depan kelas tanpa
dipaksa. Namun diperoleh data bahwa siswa tidak menjawab pertanyaan dari guru
atau teman.
Indikator ketiga adalah partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat
dalam diskusi. Melalui model pembelajaran problem posing diharapkan agar
siswa ikut serta dalam kegiatan pembelajaran dan berani mengemukakan pendapat
dalam diskusi. Namun diperoleh data bahwa siswa tidak berani mengemukakan
pendapat.
Indikator keempat adalah partisipasi siswa dalam membuat kesimpulan
secara individu maupun kelompok.Dari analisis data lembar partisipasi belajar
59
matematika siswa yang sudah diketahui sebelumnya bahwa indikator keempat ini,
siswa sudah mampu membuat kesimpulan individu dan siswa mampu membuat
kesimpulan secara berkelompok.
Dari hal-hal yang terjadi pada siklus I tersebut meningkat pada siklus II.
Pada siklus II terlihat bahwa siswa sudah mulai aktif dalam bertanya tentang
materi yang belum paham kepada guru, siswa sudah mulai aktif dalam bertanya
kepada kelompok yang presentasi, siswa sudah mulai menjawab pertanyaan dari
guru atau teman, dan siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat.
Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi partisipasi belajar
matematika siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dari
persentase 60,71% pada siklus I meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Untuk
rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 62 meningkat menjadi 71,75
pada siklus II dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 30%
meningkat menjadi 80% pada siklus II dan termasuk dalam kategori baik.
60
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
didapat kesimpulan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran
problem posing pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi,
sebagai berikut.
1. Siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi menunjukkan
peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dengan menggunakan
model pembelajaran problem posing. Pada siklus I didapat bahwa persentase
partisipasi belajar matematika siswa sebesar 60,71% meningkat menjadi
72,14% pada siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa kesulitan dalam
membuat soal dan cara penyelesaiannya dari informasi yang telah diperoleh,
sehingga peneliti masih membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Selanjutnya siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, siswa dapat
menyelesaikan masalah yang ada yaitu siswa sudah mampu berlatih soal
(belajar soal) dari informasi yang telah diperoleh. Walaupun ada beberapa
siswa yang masih kesulitan dalam berlatih soal (belajar soal) dari informasi
yang telah diperoleh.
2. Siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil rata-rata tes
siklus I dan rata-rata tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,75 yaitu
pada siklus I sebesar 62 menjadi 71,75 pada siklus II dan pencapaian
61
persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 50% yaitu sebesar 30% pada siklus I menjadi 80% pada
siklus II dan termasuk kategori baik.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran
yang diharapkan dapat bermanfaat, sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing yang
telah diterapkan di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi dapat
disajikan sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk meningkatkan
partisipasi belajar matematika.
2. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran problem problem posing
akan dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa, apabila siswa
mampu membuat soal atau berlatih membuat soal dari informasi yang telah
diperoleh. Serta dapat menarik siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
3. Menggunakan model pembelajaran problem posing membutuhkan alokasi
waktu yang lama.
62
DAFTAR PUSTAKA
Ardi Syam, Ruslan & Hisyam Ihsan. 2015. Pengaruh Persepsi Tentang Kualitas
Pelayanan Sekolah, Partisipasi dalam Pembelajaran dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika. Diakses dari http://jurnal.unm.ac.id.
Pada tanggal 30 Maret 2016.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Darminto, Bambang Priyo. 2013. Diktat Strategi Belajar-Mengajar Matematika.
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Daryanto & Tutik Rachmawati. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.
Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eveline Siregar & Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Kencanawaty, Dwi Puspa. 2013. Meningkatkan Partisipasi Belajar
MatematikaMelalui Pemberian Penguatan Menggunakan Tabel
Berhadiah pada Siswa Kelas V SDN 72 Pontianak Barat.Diakses dari
http://jurnal.untan.ac.id. Pada tanggal 24 November 2015.
Kumalasari, Yayuk. 2012. Upaya Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Keep On Learning dengan
Pemberian Tugas Struktur. (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas
VIIA SMP Negeri 4 Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012).Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id. Pada tanggal 21 November 2015.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rodakarya.
Paizaluddin & Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Jakarta: Remaja Rodakarya.
Puspitasari, Lilik. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing
Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 2 Kampak Trenggalek Semester Genap Tahun Pelajaran
63
2013/2014. Diakses dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id. Pada tanggal
29 November 2016.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Telyna. 2010. Partisipasi Belajar. Diakses dari
http://telyna.wordpress.com/2010/12/28/partisipasi-belajar. Pada tanggal
9 April 2016.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuniati, Ria. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing pada
Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran
2012/2013. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
LAMPIRAN
64
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Kelas : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : I (satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
2.1 Menyele-
saikan sis-
tem persa-
maan line-
ar dua va-
riabel
Sistem
Persamaan
Linear Dua
variabel
Mendiskusikan
pengertian PLDV dan
SPLDV
Menyebutkan
perbedaan PLDV dan
SPLDV
Tes
tertulis
Uraian Perhatikan bentuk 4x + 2 y = 2
x – 2y = 4
a. Apakah merupakan sistem
persamaan?
b. Ada berapa variabel?
c. Apa variabelnya?
d. Disebut apakah bentuk tersebut?
2x40mnt Buku
paket
Buku
referensi
lain
Mengidentifikasi
SPLDV dalam
berbagai bentuk dan
variabel
Menjelaskan SPLDV
dalam berbagai
bentuk dan variabel
Tes
tertulis
Uraian Manakah yang merupakan SPLDV?
a. 4x + 2y = 2
x – 2y = 4
b. 4x + 2y ≤ 2
x – 2y = 4
c. 4x + 2y > 2
x – 2y = 4
d. 4x + 2y – 2 = 0
x – 2y – 4 = 0
2x40mnt
Menyelesaikan SPLDV
dengan cara substitusi
dan eliminasi
Menentukan akar
SPLDV dengan
substitusi dan
eliminasi
Tes
tertulis
Uraian Selesaikan SPLDV berikut ini:
3x – 2y = -1
-x + 3y = 12
2x40mnt
2.2 Membuat
ma-
tematika
Sistem
Persamaan
Linear Dua
Mengubah masalah
sehari-hari ke dalam
matematika berbentuk
Membuat matematika
dari masalah sehari-
hari yang berkaitan
Tes
tertulis
Uraian Harga 4 pensil dan 5 buku tulis
Rp19 000,00 sedangkan harga 3
pensil dan 4 buku tulis Rp15
2x40mnt
65
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
dari masa-
lah yang
berkaitan
dengan
sistem per-
samaan
linear dua
variabel
Variabel SPLDV
dengan SPLDV 000,00. Tulislah matematikanya.
2.3 Menyele-
saikan mo-
del mate-
matika dari
masalah
yang ber-
kaitan
dengan
sistem per-
samaan
linear dua
variabel
dan penaf-
sirannya
Sistem
Persamaan
Linear Dua
Variabel
Mencari penyelesaian
suatu masalah yang
dinyatakan dalam
matematika dalam
bentuk SPLDV
Menyelesaikan
matematika dari
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel
dan penafsirannya
Tes
tertulis
Uraian Selesaikan SPLDV berikut:
2x + 3y = 8
5x - 2y =1
2x40mnt
Menggunakan grafik
garis lurus untuk
menyelesaikan
matematika yang
berkaitan dengan
SPLDV dan
menafsirkan hasilnya
Menyelesaikan
SPLDV dengan
menggunakan grafik
garis lurus
Tes
tertulis
Uraian Selesaikan SPLDV
4x + 5y = 19
3x + 4y = 15
dengan menggunakan grafik garis
lurus dan merupakan apakah
hasilnya?
4x40mnt
66
Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi
67
SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : 1(Satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua
variabel.
2.2 Membuat matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Indikator : 1. Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
2. Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan
variabel.
3. Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan
eliminasi.
4. Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV.
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.
2. Peserta didik dapat menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel.
3. Peserta didik dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi.
4. Peserta didik dapat membuat matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV.
B. Materi Pelajaran
7. Persamaan Linear Dua Variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel
dan masing-masing variabel berpangkat satu.
68
8. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah beberapa persamaan yang
terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang
satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan.
9. Mengenali SPLDV dalam Berbagai Bentuk dan Variabel
c. SPLDV dalam Berbagai Bentuk
3) Bentuk implisit yaitu a1x + b1y + c = 0 dan a2x + b2y +c2 = 0
4) Bentuk eksplisit yaitu y = m1x + n1 dan y = m2x + n2
d. SPLDV dalam Berbagai Variabel
Contoh :
3) 2a + b + 4 = 0
3a – 2b – 12 = 0
4) 2p + q + 4 =0
3p – 2q – 12 = 0
10. Menyelesaikan SPLDV
a. Cara Substitusi
b. Cara Eliminasi
c. Cara Gabungan
d. Cara Matrik
11. Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari yang Melibatkan
SPLDV
Contoh :
Ani membeli dua buah buku dan tiga buah pensil. Harga seluruhnya
Rp 2.000,00.
Jawab :
Misal : dua buah buku = x
tiga buah pensil = y
maka 2x + 3y = 2.000.
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran model problem posing dan diskusi.
69
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan I
Tahap
Kegiatan Aktifitas Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-
sama, melakukan presensi dan mempersiap-
kan kondisi belajar peserta didik.
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang akan diajarkan
dengan mengingat materi PLDV.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
10
menit
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga
dalam bentuk lembar kerja siswa dan contoh-
contoh materi) mengenai perbedaan PLDV
dan SPLDV, serta menjelaskan SPLDV
dalam berbagai bentuk dan variabel (bahan
buku paket, yaitu buku matematika smp
kelas VIII mengenai pengertian PLDV dan
SPLDV, mengenai SPLDV dalam berbagai
bentuk dan variabel), serta cara penyelesaian
SPLDV.
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pemebelajaran
Problem Posing.
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4
60
menit
70
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta
didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat
1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam
lembar kerja siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali
proses atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik
menyimpulkan hasil materi yang telah
dibahas.
2. Guru mengadakan refleksi.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk
pertemuan baerikutnya.
10
menit
71
Pertemuan II
Tahap
Kegiatan Aktifitas Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-
sama, melakukan presensi dan
mempersiapkan kondisi belajar peserta
didik.
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang akan diajarkan
dengan mengingat kembali materi
sebelumnya.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
10
menit
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga
dalam bentuk lembar kerja siswa dan
contoh-contoh materi) mengenai menentu-
kan akar SPLDV dengan substitusi dan
eliminasi, serta membuat matematika dari
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV (bahan buku paket, yaitu buku
matematika smp kelas VIII penyelesaian
SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi,
membuat model matematika dari masalah
sehari-hari).
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pembelajaran
60
menit
72
Problem Posing.
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta
didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat
1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam
lembar kerja siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali
proses atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik
menyimpulkan hasil materi yang telah
dibahas.
2. Guru mengadakan refleksi.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk
pertemuan baerikutnya.
10
menit
73
Pertemuan III
Tahap
Kegiatan Aktifitas Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-
sama, melakukan presensi dan mempersiap-
kan kondisi belajar peserta didik.
2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik
untuk diujikan.
3. Motivasi peserta didik.
10
menit
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
1. Guru membagi lembar kerja untuk di
kerjakan secara individu.
2. Guru memberikan instruksi untuk dikerjakan
secara teliti.
3. Guru meminta peserta didik untuk
mengumpulkan hasil kerjanya.
60
menit
Penutup Penutup
1. Guru mengadakan refleksi.
2. Guru memberikan tindak lanjut untuk
pertemuan baerikutnya.
10
menit
E. Alat dan Sumber Belajar
Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus.
Sumber Belajar :
Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester I.
F. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
74
G. Penilaian Instrumen Tertulis
1. Jelaskan pengertian PLDV dan SPLDV!
2. Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linear dua variabel
berikut.
a. 3x – y = 5
b. 4x + 6y = 6
c. p – q = 1
d. 7m – 2n = 4
e. 3p + 3q = 9
3. Gunakan metode eliminasi untuk penyelesaikan SPLDV berikut.
2x + 3y = 1
x – y = -2
4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan :
a. nilai r D C
b. keliling persegi ABCD
c. luas persegi ABCD (r + 3) cm
A (2r – 1) cm B
75
5. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga
2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00. Tentukan :
a. model matematika dari soal tersebut.
b. harga sebuah beras dan minyak goreng.
Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi
76
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : 1(Satu)
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel.
Indikator : 1. Menyelesaikan matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel dan penafsirannya.
2. Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik
garis lurus.
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyelesaikan matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Peserta didik dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik
garis lurus.
B. Materi Pelajaran
Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus.
Penyelesaian SPLDV merupakan titik potong dari grafik masing-masing
persamaan pada SPLDV tersebut.
Contoh :
Selesaikan SPLDV 2x – y = 4, x + y = -1.
Jawab :
77
Grafik 2x – y = 4 melalui titik (0, -4) dan (2, 0)
Grafik x + y = -1 melalui titik (0, -1) dan (-1,
0)
1
2
2x – y = 4
-1 0 1 2
-1
-2
-3 (1, -2) x + y = -1
-4
Titik potong grafik 2x – y = 4 dan x + y = -1 adalah (1, -2).
Jadi , himpunan penyelesaiannya {(1, -2)}
C. Metode Pembelajaran
Pembelajaran model problem posing dan diskusi.
2x – y = 4
x 0 2
y -4 0
x + y = -1
x 0 -1
y -1 0
78
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan I
Tahap
Kegiatan Aktifitas Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama,
melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi
belajar peserta didik.
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan dengan
mengingat materi sebelumnya.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
4. Motivasi peserta didik.
10
menit
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam
bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh
materi) mengenai menyelesaikan matematika
dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dan
penafsirannya (bahan buku paket, yaitu buku
matematika smp kelas VIII mengenai
penyelesaian SPLDV), serta penyelesaian
SPLDV dengan grafik garis lurus.
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pemebelajaran
Problem Posing.
60
menit
79
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau
2 soal beserta jawabannya dalam lembar kerja
siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses
atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik menyimpul-
kan hasil materi yang telah dibahas.
2. Guru mengadakan refleksi.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan
berikutnya.
10
menit
Pertemuan II
Tahap
Kegiatan Aktifitas Kegiatan
Alokasi
Waktu
80
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama,
melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi
belajar peserta didik.
2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan dengan
mengingat kembali materi sebelumnya.
3. Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran.
10
menit
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Peserta didik diberikan stimulus berupa
pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam
bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh
materi) mengenai menyelesaikan SPLDV
dengan menggunakan grafik garis lurus. (bahan
buku paket, yaitu buku matematika smp kelas
VIII penyelesaian SPLDV dengan cara grafik).
Elaborasi
1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan, yaitu model pemebelajaran
Problem Posing.
2. Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta
didik.
3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan.
4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1
atau 2 soal beserta jawabannya dalam lembar
kerja siswa yang sudah dibagikan.
5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk
menyajikan soal temuannya di depan kelas.
60
menit
81
Konfirmasi
1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok.
2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses
atau hasil diskusi kelompok.
Penutup Penutup
1. Guru bersama dengan peserta didik menyimpul-
kan hasil materi yang telah dibahas.
2. Guru mengadakan refleksi.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan
baerikutnya.
10
menit
Pertemuan III
Tahap
Kegiatan Aktifitas Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan Apersepsi
1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama,
melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi
belajar peserta didik.
2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk
diujikan.
3. Motivasi peserta didik.
10
menit
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
1. Guru membagi lembar kerja untuk dikerjakan
secara individu.
2. Guru memberikan instruksi untuk dikerjakan
secara teliti.
3. Guru meminta peserta didik untuk mengumpul-
kan hasil kerjanya.
60
menit
Penutup Penutup
1. Guru mengadakan refleksi.
2. Guru memberikan tindak lanjut untuk
pertemuan baerikutnya.
10
menit
82
E. Alat dan Sumber Belajar
Alat :
Spidol, papan tulis, penghapus.
Sumber Belajar :
Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester I
F. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
G. Penilaian Instrumen Tertulis
1. Gunakan metode grafik, tentukanlah penyelesian SPLDV berikut.
x + y = 2
3x + y =6
2. Tentukan titik potong dari grafik x + y dan 2x + y = 9.
3. Harga tiga buah apel dan dua buah jeruk adalah Rp 5.100,00. Sedangkan
harga dua buah apel dan empat buah jeruk adalah Rp 7.400,00. Gunakan
metode grafik, tentukan:
a. Harga satu buah apel dan satu buah jeruk.
b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk.
4. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 8.000,00. Sedangkan
harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 11.000,00. Tentukan :
a. Model matematika dari soal tersebut.
b. Gunakan metode grafik, berapa harga satuan dari buku tulis dan buku
gambar?
83
Mengetahui
Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi
83
84
Surat Pernyataan Uji Validasi
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Murtinah, A.Md
NBM : 998304
Jabatan : Guru Matematika SMP Muhammadiyah Purwodadi
Telah melakukan validasi instrumen lembar observasi dan soal tes matematika
sebagai alat uji instrumen di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun
pelajaran 2016/2017.
Dengan peneliti:
Nama : Sulastri
NIM : 122140065
Program Studi : Pendidikan Matematika
Berdasarkan hasil uji validitas ini, dengan ini menyatakan bahwa instrumen
lembar observasi dan soal tes matematika pada penelitian ini dinyatakan (layak/tidak
layak) sebagai alat uji instrumen penelitian.
Purworejo, November 2016
Validator
Murtinah, A.Md
NBM. 998304
85
KISI-KISI PARTISIPASI BELAJAR SISWA
No. Indikator Partisipasi Nomor
Pernyataan Jumlah Item
1.
Mengajukan pertanyaan kepada
guru atau kelompok yang
presentasi.
1,2 2
2. Menjawab pertanyaan atau
mengerjakan soal di depan kelas. 3,4 2
3. Mengemukakan pendapat dalam
diskusi. 5 1
4. Membuat kesimpulan materi
secara individu atau kelompok. 6,7 2
Jumlah 7
86
87
88
89
Purworejo, November 2016
Validator
Murtinah, A.Md
NBM. 998304
90
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/1
Jumlah Soal : 5
Bentuk Soal : Uraian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal
Jenjang Kognitif
No
Soal
C1 C2 C3 C4
2. Memahami sistem
persamaan linear dua
variabel dan
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah.
2.1 Menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel.
1. Menjelaskan pengertian PLDV dan
SPLDV. √ 1
2.2 Membuat matematika dari
masalah yang berkaitan
dengan persamaan linear dua
variabel.
2. Memahami variabel dari persamaan
linear dua variabel. √ 2
3. Memahami akar SPLDV dengan
metode eliminasi dan substitusi. √ 3
4. Menyelesaikan SPLDV yang berkaitan
dengan luas dan keliling persegi. √ 4
5. Menyelesaikan masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan SPLDV. √ 5
Jenjang Kognitif
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
C4 = Analisis
91
SOAL TES SIKLUS I Materi : SPLDV
Waktu : 60 menit
Kelas VIII
Petunjuk 1. Bacalah setiap soal dengan baik
2. Kerjakan dengan baik dan teliti
3. Priksa kembali sebelum dikumpulkan
1. Jelaskan pengertian PLDV dan SPLDV!
2. Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linear dua variabel berikut.
a. 3x – y = 5
b. 4x + 6y = 6
c. p – q = 1
d. 7m – 2n = 4
e. 3p + 3q = 9
3. Gunakan metode eliminasi untuk penyelesaikan SPLDV berikut.
2x + 3y = 1
x – y = -2
4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan :
a. nilai r D C
b. keliling persegi ABCD
c. luas persegi ABCD (r + 3) cm
A B
(2r – 1) cm
5. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga 2
kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00. Tentukan :
a. model matematika dari soal tersebut.
b. harga sebuah beras dan minyak goreng.
92
PEDOMAN PENSKORAN SOAL TES SIKLUS I No Jawaban Skor
1. a. Persamaan linear dua variabel adalah suatu persamaan dengan
dua variabel dan masing-masing berpangkat satu.
b. Sistem persamaan linear dua variabel adalah beberapa
persamaan yang terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana
antara variabel pada PLDV yang satu dengan variabel PLDV
yang lain saling berkaitan.
5
2. a. 3x – y = 5 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel x dan y.
b. 4x + 6y = 6 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel x dan y.
c. p – q = 1 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel p dan q.
d. 7m – 2n = 4 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel m dan n.
e. 3p + 3q = 9 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu
variabel p dan q.
5
3. 2x + 3y = 1 ×1
x – y = -2 ×2
2x + 3y = 1
2x – 2y = -4 _
5y = 5
y = 1
2x + 3y = 1 ×1
x – y = -2 ×3
2x + 3y = 1
3x – 3y = -6 +
5x = -5
x = -1
Jadi HP = {(-1, 1)}
5
4. Diketahui : persegi ABCD panjang BC (r+3) cm, panjang AB (2r
– 1) cm
Ditanya : a. nilai r
b. keliling persegi ABCD
c. luas persegi ABCD
Jawab :
a. panjang AB = panjang BC
(2r – 1) = (r + 3)
(2r – r) = (3 + 1)
r = 4
Jadi nilai r = 4
b. panjang AB = (2r -1) cm
5
93
= (2(4) – 1) cm
= (8 – 1) cm
= 7 cm
panjang BC = (r + 3) cm
= (4 + 3) cm
= 7 cm
keliling persegi ABCD = 4 × s
= 4 × 7
= 28 cm
c. luas persegi ABCD = s × s
= 7 × 7
= 49 cm2
5. Misalkan : harga 1 kg beras = x
Harga 1 kg minyak goreng = y
a. Jadi model matematika :
x + 4y = 14.000
2x + y = 10.500
b. Dengan menggunakan metode substitusi
x + 4y = 14.000
2x + y = 10.500
x + 4y = 14.000
x = 14.000 – 4y
2x + y = 10.500
2 (14.000 – 4y) + y = 10.500
28.000 – 8y + y = 10.500
28.000 – 7y = 10.500
-7y = 10.500 – 28.000
-7y = -17.500
y = 2.500
2x + y = 10.500
2x + 2.500 = 10.500
2x = 10.500 – 2.500
2x = 8.000
x = 4.000
Jadi, harga 1 kg beras = Rp 4.000 dan harga 1 kg minyak goreng
= Rp 2.500
5
Skor Total 25
94
95
96
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/1
Jumlah Soal : 4
Bentuk Soal : Uraian
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenjang Kognitif No
Soal C1 C2 C3 C4
2. Memahami sistem
persamaan linear dua
variabel dan
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah.
2.3 Menyelesaikan model
matematika dari masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel.
1. Menyelesaikan SPLDV dengan
metode grafik. √ 1
2. Menentukan titik potong dari
suatu grafik. √ 2
3. Menyelesaikan SPLDV dengan
metode grafik berkaita dengan
kehidupan sehari-hari.
√
√
3
4. Memecahkan SPLDV berkaitan
dengan masalah sehari-hari
dengan menggunakan metode
grafik.
√ 4
Jenjang Kognitif
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Aplikasi
C4 = Analisis
97
SOAL TES SIKLUS II Materi : SPLDV
Waktu : 60 menit
Kelas VIII
Petunjuk 1. Bacalah setiap soal dengan baik
2. Kerjakan dengan baik dan teliti
3. Priksa kembali sebelum dikumpulkan
1. Gunakan metode grafik, tentukanlah penyelesian SPLDV berikut.
x + y = 2
3x + y = 6
2. Tentukan titik potong dari grafik x + y= 7 dan 2x + y = 9.
3. Harga tiga buah apel dan dua buah jeruk adalah Rp 5.100,00. Sedangkan
harga dua buah apel dan empat buah jeruk adalah Rp 7.400,00. Gunakan
metode grafik, tentukan:
a. Harga satu buah apel dan satu buah jeruk.
b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk.
4. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 8.000,00. Sedangkan
harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 11.000,00. Tentukan :
a. Model matematika dari soal tersebut.
b. Gunakan metode grafik, berapa harga satuan dari buku tulis dan buku
gambar?
98
PEDOMAN PENSKORAN TES SIKLUS II No Jawaban Skor
1
x + y = 2
Y 0 2
Y 2 0
Grafik x + y = 2 melalui titik (0, 2) dan (2, 0)
3x + y = 6
X 0 2
Y 6 0
Grafik 3x + y = 6 melalui titik (0, 6) dan (2, 0)
Titik potong grafik x + y = 2 dan 3x + y = 6 adalah (2, 0).
Jadi, himpunan penyelesaiannya = {(2, 0)}.
5
2 Cara grafik
x + y = 7
x 0 7
y 7 0
Grafik x +y = 7 melalui titik (0, 7) dan (7, 0)
2x + y = 9
x 0 4,5
y 9 0
5
99
Grafik 2x + y = 9 melalui titik (0, 9) dan (4,5, 0)
Titik potong grafik x + y = 7 dan 2x + y = 9 adalah (2, 5)
Jadi, himpunan penyelesaiannya = {(2, 5)}
3 a. Misalkan : sebuah apel = x
sebuah jeruk = y
Diperoleh model matematika :
3x + 2y = 5.100
2x + 4y = 7.400
3x + 2y = 51
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
3x + 2y = 51
3x + 0 = 51
3x = 51
x = 17
titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
3x + 2y = 51
0 + 2y = 51
2y = 51
y = 25,5
2x + 4y = 74
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
2x + 4y = 74
2x + 0 = 74
2x = 74
x = 37
5
100
titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
2x + 4y = 74
0 + 4y = 74
4y = 74
y = 18,5
Jadi persamaan 3x + 2y = 51 memiliki titik potong (17, 0) dan (0,
25,5), persamaan 2x + 4y = 74 memiliki titik potong (37, 0) dan
(0, 18,5).
Jadi, harga satu buah apel Rp. 1.500, 00 dan harga satu buah
jeruk Rp. 7.00, 00.
b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk:
10x + 2y = 10 (1.500) + 2(7.00)
= 15.000 + 1.400
=16.400
4 Misalkan : sebuah buku tulis = x
sebuah buku gambar = y
Diperoleh model matematika :
x + y = 8.000
2x + y = 11.000
b. x + y = 8
2x + y = 11 diubah dalam ribuan
x + y = 8
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
x + y = 8
x + 0 = 8
x = 8
titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
x + y = 8
5
101
0 + y = 8
y = 8
2x + y = 8
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
2x + y = 11
2x + 0 = 11
2x = 11
x = 5,5
Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
2x + y = 11
0 + y = 11
y = 11
Jadi persamaan x + y = 8 memiliki titik potong (8, 0) dan (0, 8),
persamaan 2x + y = 11 memiliki titik potong (5,5, 0) dan (0, 11).
Jadi, harga sebuah buku tulis Rp 3.000,00 dan harga sebuah buku
gambar Rp 5.000,00.
Skor Total 20
102
103
104
104
Anggota Kelompok: 1.
2.
3.
4.
Kelas :
Mata Pelajaran :
Petujuk Pengisian LKS
Waktu: 25 menit, Jawablah semua pertanyaan berikut pada
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Perhatikan beberapa contoh PLDV berikut.
2x + y = 8
p + q = 6
a – 2b = 4
1. Buatlah Persamaan Linear Dua Variabel seperti contoh di atas!
LEMBAR KERJA SISWA I
MATERI POKOK
SPLDV
105
105
Perhatikan beberapa contoh SPLDV berikut.
2x + y = 4 merupakan SPLDV
x + y = 2
a – 2b = 12 merupakan SPLD
3a + 2b = 6
2. Buatlah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel seperti contoh di atas!
Perhatikan cotoh menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi sebagai berikut.
Selesaikan SPLDV 3x + 2y = -2, 5x – 4y = 26.
3x + 2y = -2 ×5 3x + 2y = -2 ×4
5x – 4y = 26 ×3 5x – 4y = 26 ×2
15x + 10y = -10 12x + 8y = -8
15x – 12y = 78 _ 10x – 8y = 52 +
22y = -88 22x = 44
y = -4 x = 2
Jadi, himpunan penyelesaian = {(2, -4)}
Definisi PLDV
Persamaan Linear Dua Variabel adalah
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
…………………………………………………………..
Definisi SPLDV
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah
………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………
106
106
3. Seperti contoh di atas buatlah soal beserta jawabannya!
Perhatikan contoh membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV.
Harga 6 buah sepeda jenis A dan 5 buah sepeda jenis B adalah Rp 3.050.000
sedangkan harga 4 buah sepeda jenis A dan 3 buah sepeda jenis B adalah Rp
1.950.000. Tuliskan model matematikanya dan hitunglah setiap jenis sepeda
tersebut!
Jawab :
Misal : harga 1 buah sepeda jenis A = x
harga 1 buah sepeda jenis B = y
Maka model matematika nya 6x + 5y = 3.050.000
4x + 3y = 1.950.000
6x + 5y = 3.050.000 ×2
4x + 3y = 1.950.000 ×3
12x + 10y = 6.100.000
12x + 9y = 5.850.000 _
y = 250.000
107
107
6x + 5y = 3.050.000
6x + 5(250.00) = 3.050.000
6x + 1.250.000 = 3.050.000
6x = 3.050.000 – 1.250.000
6x = 1.800.000
x = 300.000
Jadi, harga sebuah sepeda jenis A = Rp 300.000
harga sebuah sebuah sepeda jenis B = Rp 250.000
4. Buatlah soal beserta jawabannya seperti contoh di atas!
108
LEMBAR OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Siklus Ke :
Keterangan :
1 = Siswa melakukan hal yang diamati
0 = Siswa tidak melakukan hal yang diamati
1. Siswa aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada guru.
2. Siswa aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi.
3. Menjawab pertanyaan dari guru atau teman.
4. Siswa berani mengerjakan soal di depan kelas.
5. Siswa berani mengemukakan pendapat.
6. Siswa mampu membuat kesimpulan individu.
7. Siswa mampu membuat kesimpulan secara berkelompok.
No Nama Siswa Dan Nama
Kelompok
Hal yang Diamati
1 2 3 4 5 6 7
1. Andi Ristiyanto
2. Camelia Oktavia
3. Dimas Nurcahyo
4. Dwi Setiawan
5. Fatkhur Sidik
6. Febri Saiful Rozak
7. Fitria Wulandari
109
8. Hendra Lesmana
9. Hosus Krisna Pambudi
10. Lilis Sundari
11. Nita Wulandari
12. Nova Andrean
13. Rika Hestanti
14. Roni Efendi
15. Ulfa Hidayati
16. Vivi Lupi .P
17. Wiranto
18. Wiwid Widyaningsih
19. Yuni Marfuah
20. Yusuf Kurniawan
110
111
1 2 3 4 5 6 7
1 Andi Ristiyanto 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
2 Camelia Oktavia 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
3 Dimas Nurcahyo 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
4 Dwi Setiawan 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
5 Fatkhur Sidik 1 1 0 1 0 1 0 4 57.14 Kurang
6 Febri Saiful Rozak 0 0 0 1 0 1 1 3 42.86 Sangat Kurang
7 Fitria Wulandari 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 Cukup
8 Hendra Lesmana 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
9 Hosus Krisna Pambudi 1 1 0 0 1 1 1 5 71.43 Cukup
10 Lilis Sundari 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 Baik
11 Nita Wulandari 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
12 Nova Andrean 0 0 0 1 0 1 1 3 42.86 Sangat Kurang
13 Rika Hestanti 1 0 0 1 0 0 1 3 42.86 Sangat Kurang
14 Roni Efendi 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Baik
15 Ulfa Hidayati 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
16 Vivi Lupi. P 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 Cukup
17 Wiranto 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
18 Wiwid Widyaningsih 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Cukup
19 Yuni Marfuah 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
20 Yusuf Kurniawan 1 1 0 1 1 0 1 5 71.43 Cukup
Jumlah 17 11 8 17 6 17 16 92
Persentase 85 55 40 85 30 85 80 65.71 Cukup
Observer I
Puji Astuti
HASIL LEMBAR OBSERVASI
Kategori
PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II
Observer II
Titik Wahyuni
No Nama Siswa dan Nama KelompokHal yang Diamati
Jumlah NP
112
1 2 3 4 5 6 7
1 Andi Ristiyanto 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
2 Camelia Oktavia 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
3 Dimas Nurcahyo 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
4 Dwi Setiawan 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
5 Fatkhur Sidik 1 1 0 1 0 1 0 4 57.14 Kurang
6 Febri Saiful Rozak 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
7 Fitria Wulandari 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 Cukup
8 Hendra Lesmana 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Kurang
9 Hosus Krisna Pambudi 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
10 Lilis Sundari 1 1 1 1 1 1 0 6 85.71 Baik
11 Nita Wulandari 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
12 Nova Andrean 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
13 Rika Hestanti 1 1 0 1 0 0 1 4 57.14 Kurang
14 Roni Efendi 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Baik
15 Ulfa Hidayati 1 0 0 1 0 1 1 4 57.14 Kurang
16 Vivi Lupi. P 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 Cukup
17 Wiranto 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
18 Wiwid Widyaningsih 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Sangat Baik
19 Yuni Marfuah 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
20 Yusuf Kurniawan 1 1 1 1 1 0 1 6 85.71 Baik
Jumlah 18 13 9 17 7 16 15 95
Persentase 90 65 45 85 35 80 75 67.86 Cukup
Observer I
Puji Astuti
Observer II
Titik Wahyuni
HASIL LEMBAR OBSERVASI
No Nama Siswa dan Nama KelompokHal yang Diamati
Jumlah NP Kategori
PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN I
113
1 2 3 4 5 6 7
1 Andi Ristiyanto 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
2 Camelia Oktavia 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Baik
3 Dimas Nurcahyo 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
4 Dwi Setiawan 1 1 1 1 0 1 1 6 85.71 Baik
5 Fatkhur Sidik 1 1 0 1 1 1 0 5 71.43 Kurang
6 Febri Saiful Rozak 1 1 0 1 0 1 1 5 71.43 Kurang
7 Fitria Wulandari 1 1 1 1 0 1 0 5 71.43 Cukup
8 Hendra Lesmana 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Kurang
9 Hosus Krisna Pambudi 1 1 1 0 0 0 1 4 57.14 Sangat Kurang
10 Lilis Sundari 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Baik
11 Nita Wulandari 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Cukup
12 Nova Andrean 1 0 0 1 1 1 1 5 71.43 Kurang
13 Rika Hestanti 1 1 1 1 0 0 1 5 71.43 Kurang
14 Roni Efendi 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Baik
15 Ulfa Hidayati 1 0 1 1 0 1 1 5 71.43 Kurang
16 Vivi Lupi. P 1 1 1 0 0 1 1 5 71.43 Cukup
17 Wiranto 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 Sangat Kurang
18 Wiwid Widyaningsih 1 1 0 1 1 1 1 6 85.71 Sangat Baik
19 Yuni Marfuah 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Sangat Baik
20 Yusuf Kurniawan 1 1 1 1 1 1 1 7 100.00 Baik
Jumlah 19 15 12 17 10 17 17 107
Persentase 95 75 60 85 50 85 85 76.43 Cukup
Observer I
Puji Astuti
Observer II
Titik Wahyuni
HASIL LEMBAR OBSERVASI
No Nama Siswa dan Nama KelompokHal yang Diamati
Jumlah NP Kategori
PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN II
114
115
116
116
CATATAN LAPANGAN I
Siklus : I
Pertemuan : I
Hari/tanggal : Rabu, 23 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 08.20 peneliti memasuki ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran
dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan
kondisi belajar siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Sebelum masuk materi siswa diminta mengingat kembali tentang definisi PLSV.
Peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan kali ini yang akan dibahasa adalah
SPLDV, yaitu definisi SPLDV dan cara penyelesaian SPLDV. Peneliti meminta
siswa menyebutkan perbedaan PLSV dan SPLDV dan memberikan contoh SPLDV.
Peneliti memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Selesai
menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang
siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS
kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk
menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung
menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Peneliti memberikan penjelasan kembali.
Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Awal diskusi
terlihat beberapa siswa yang bercanda, setelah didekati siswa mengerjakan kembali
LKS. Waktu berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Namun tidak ada kelompok yang maju, akhirnya
peneliti menunjuk kelompok 1. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk
menanggapi hasil diskusi kelompok 1, tetapi siswa hanya diam saja. Pertemuan
pertama siklus I siswa juga masih kesulitan untuk menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Akhirnya peneliti menanggapi dan menyimpulkan dari kelompok 1.
Seharusnya selesaikan SPLDV 3x + 2y = 1 dan y= 3x + 5 dengan cara substitusi.
Peneliti meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya di rumah. Peneliti
mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti
pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.
117
117
Siklus : I
Pertemuan : II
Hari/tanggal : Kamis, 24 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 10.00 peneliti memasuki ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat.
Pelajaran dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan
menyiapkan kondisi belajar siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Sebelum masuk materi siswa diminta mengingat kembali
tentang materi sebelumnya. Peneliti menjelaskan materi, ketika pembelajaran
berlangsung ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Peneliti
memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Selesai
menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang
siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS
kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk
menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat
bingung menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Peneliti memberikan
penjelasan kembali. Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya
diskusi. Diskusi pada pertemuan ini berlangsung lancar dan tertib. Waktu
berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Tetapi tidak ada kelompok yang maju, akhirnya peneliti menunjuk
kelompok 4. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi
kelompok 4. Ada siswa yang tidak memperhatikan, kemudian peneliti meminta
siswa tersebut menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Siswa hanya diam.
Pertemuan pertama siklus I siswa masih kesulitan untuk menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Akhirnya peneliti menunjuk salah siswa untuk maju ke depan
kelas memberikan kesimpulan. Peneliti meminta siswa untuk belajar di rumah
karena pertemuan selanjutnya akan diadakan tes. Peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti
pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 12.00.
118
118
CATATAN LAPANGAN II
Siklus : II
Pertemuan : I
Hari/tanggal : Senin, 28 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 08.20 peneliti masuk ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran
dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan
menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Sebelum masuk materi peneliti memberi motivasi kepada
siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti
menjelaskan materi, ketika pembelajaran berlangsung ada siswa yang belum jelas,
peneliti memberikan penjelasan. Peneliti memberikan contoh membuat soal dan
cara penyelesaiannya. Selesai menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5
kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi,
selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa
diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS. Ketika diskusi
berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung menyelesaikan masalah yang ada
di LKS. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kembali. Peneliti dan
pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada pertemuan ini
berlangsung lancar dan tertib. Setelah waktu berdiskusi selesai peneliti
mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok 5
bersedia mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya peneliti meminta dari
kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 5. Siswa dari kelompok
1, menanggapi bahwa jawabannya salah. Selanjutnya siswa menyimpulkan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan peneliti juga memberikan
penegasan terhadap kesimpulan yang telah disampaikan siswa. Peneliti
mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C
diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.
119
119
Siklus : II
Pertemuan : II
Hari/tanggal : Selasa, 29 November 2016
Kelas/semester : VIII C/1
Siswa yang tidak hadir : 1 anak
Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan :
Pukul 07.00 peneliti masuk ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran
dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan
menyiapkan kondisi belajar siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Sebelum masuk materi peneliti memberi motivasi kepada
siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya
peneliti menjelaskan materi pembelajaran. Kemudian peneliti memberikan contoh
membuat soal dan cara penyelesaiannya. Setelah menyampaikan materi selesai,
siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah
terbentuk kelompok diskusi, peneliti membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS.
Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada
pertemuan ini ada siswa yang berjalan-jalan, kemudian peneliti menegurnya agar
aktif dalam kegiatan kelompoknya. Waktu berdiskusi selesai peneliti
mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok 2
bersedia mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti meminta dari kelompok lain
untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 2. Jawaban kelompok 2 sudah benar.
Siswa menyimpulkan dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan peneliti
juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan yang telah disampaikan siswa.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok 2, siswa sudah mengalami peningkatan dalam
menyelesaikan masalah, siswa dapat membuat soal dan cara penyelesaiannya
walau belum sempurna. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul
08.20.
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
PEDOMAN WAWANCARA
1. Pelajaran apa yang kamu sukai?
2. Berikan pendapatmu tentang model pembelajaran problem posing?
3. Ketika guru sedang mengajar, apakah kamu mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru atau asik main dan ngobrol dengan teman sebangku?
4. Ketika kamu tidak mengerti materi yang dijelaskan, apa yang kamu bertanya
kepada guru? Jika tidak, apa alasannya?
5. Ketika ada pertanyaan dari guru, apakah kamu menjawabnya? Jika tidak, apa
alasannya?
6. Ketika ada tugas dari guru, apakah kamu mengerjakannya? Jika tidak, apa
alasannya?
7. Ketika disuruh guru untuk mengerjakan tugas di depan kelas, apakah kamu
melakukannya?
8. Apa yang kamu lakukan jika ada kelompok lain yang sedang presentasi?
9. Ketika kelompok lain presentasi, apakah kamu menanggapinya? Jika tidak,
apa alasannya?
10. Ketika disuruh guru untuk menyimpulkan, apa kamu mengerjakannya?
125
125
Guru mengarahkan kepada siswa untuk Guru memberikan contoh
pembuatan soal.
mengerjakan LKS.
Siswa berdiskusi ketika mengerjakan LKS.
Guru berkeliling melihat jalannya diskusi.
126
126
Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
127
127
Siswa berani mengerjakan di depan kelas.
Guru menjelaskan kembali hasil presentasi siswa.
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132