Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat...
-
Upload
muslihatus-syarifah -
Category
Documents
-
view
221 -
download
1
Transcript of Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat...
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 1/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
56
PENENTUAN FRAKSI AKTIF EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN
( Artocarpus communis Forst.) SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN
Candida albicans DAN Microsporum gypseum
Tina Rostinawati, Sulistiyaningsi, Desi Ariani Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran-Jatinangor
ABSTRAK
Daun sukun ( Artocarpus communis Forst.) secara empirik digunakan sebagai ramuan
untuk mengobati penyakit kulit seperti bengkak atau gatal. Penyakit kulit dapatdisebabkan oleh jamur penyebab penyakit kulit seperti Candida albicans dan
Microsporum gypseum. Pemakaian obat antijamur yang berkelanjutan dapat
menyebabkan resistensi obat. Oleh karena itu perlu dilakukan pencarian obat
alternatif dari bahan alam. Menurut penelitian Permana (2008), ekstrak daun sukunmampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dan Microsporum
gypseum. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun sukun mengandungsenyawa flavonoid, tanin, polifenol, saponin, steroid/triterpenoid, kuinon,
monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
fraksi aktif ekstrak metanol daun sukun dalam menghambat pertumbuhan jamur
Candida albicans dan Microsporum gypseum, Konsentrasi Hambat TumbuhMinimum (KHTM) fraksi aktif tersebut, dan uji banding aktivitas dengan
ketokonazol. Simplisia daun sukun diekstraksi dengan pelarut metanol selama 3 x 24
jam kemudian diuapkan sampai didapat ekstrak kental. Fraksinasi dilakukan dengancara Kromatografi Cair Vakum (KCV) menggunakan eluen gabungan n-heksana, etil
asetat dan metanol dengan gradien kepolaran meningkat. Hasil fraksinasi selanjutnyadikelompokkan berdasarkan bercak yang terlihat pada pemantauan KromatografiLapis Tipis (KLT). Masing-masing kelompok fraksi ini diuji aktivitasnya terhadap C.
albicans dan M. gypseum dengan metode difusi agar. Kelompok fraksi yang aktif
menghambat pertumbuhan C. albicans adalah kelompok fraksi A, B, C, D dan E,
dengan aktivitas terbesar diberikan oleh kelompok fraksi B. Sedangkan, pada ujiaktivitas terhadap M. gypseum tidak ditemukan adanya kelompok fraksi yang aktif,
dalam hal ini semua kelompok fraksi tidak dapat menghambat pertumbuhan M.
gypseum. Konsentrasi hambat tumbuh minimum kelompok fraksi B terhadap jamurC. albicans sebesar 13%. Kesetaraan aktivitas terhadap C. albicans antara kelompok
fraksi B dan ketokonazol menunjukkan nilai 1.277.629 : 1, dengan R2 0,970.
Kata kunci: Daun sukun, Candida albicans, Microsporum gypseum, fraksinasi
ekstrak, aktivitas antijamur.
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 2/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
57
ABSTRACT
Breadfruit leaves (Artocarpus communis Forst.) was used empirically as ingredientto treat skin disease such as abscess or itch. The skin diseases can caused by fungus
that causing skin disease such as Candida albicans and Microsporum gypseum. The
usage of anti fungus medicine continually can caused medicine resistance. By the
way, it need conducted the searching of alternative medicine from natural matter.
Following Permana (2008) study, breadfruit leaves extract able to obstruct the
growing of Candida albicans and Microsporum gypseum. The result of
phytochemical screening showed that breadfruit leaves contain flavonoids, tannins,
polyphenols, saponines, steroids/triterpenoids, quinones, monoterpenoids and
sesquiterpenoids. The purposes of this research are to determine methanol extract
active fraction of breadfruit leaves that can inhibit the growth of Candida albicans
and Microsporum gypseum, Minimum Inhibitory Concentration of the active fractionand the equivalent activity between the active fraction of breadfruit leaves and
ketoconazole. The leaves extracted using methanol for 3 x 24 hours and evaporated.
The extract separated by Liquid Vacuum Chromatography (KCV) using combination
eluent of n-heksana, ethyl acetate, and methanol with increasing polarity gradient.
The fractionation result classified based on spotted that appear during observation of
Thin Layer Chromatography (KLT). Each group in the fraction then examined their
activities on C. albicans and M. gypseum by diffusion method. The fraction group
that actively inhibit C. albicans is fraction group of A, B, C, D and E and the largest
activities provided by fraction group B. Whereas in activities test on M. gypseum not
seem the fraction group actively. In these all of fraction group hadn’t inhibit the
growth of M. gypseum. The Minimum Inhibitory Concentration of fraction group B
on C. albicans is 13%. The equivalent activity between fraction group B and
ketoconazole on C. albicans indicates rate 1.277.629: 1, with R2 0,970.
Keywords: Breadfruit leaves, Candida albicans, Microsporum gypseum, extracts
fractionation, antifungal activities.
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 3/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
58
PENDAHULUAN
Tanaman sukun ( Artocarpus
communis Forst.) merupakan suatu jenis
tanaman yang tumbuh di daerah tropis.
Tanaman sukun memiliki khasiat terapeutik
pada beberapa bagian diantaranya; bagian
bunga dapat digunakan sebagai obat sakit
gigi, kulit kayu dapat digunakan untuk
mencairkan darah bagi wanita setelah
melahirkan, sedangkan pada bagian daun
dapat digunakan untuk mengobati penyakit
kulit, jantung, ginjal maupun digunakan
sebagai obat radang (Heyne, 1987).
Daun sukun yang telah kuning dapat
dibuat minuman untuk obat penyakit
tekanan darah tinggi, kencing manis, dan
juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan
obat penyembuh kulit yang bengkak atau
gatal (Koswara, 2006). Abu daun yang
dibakar dicampur dengan sedikit minyak
kelapa dan kunyit digunakan untuk
mengobati penyakit kulit pada penduduk di
daerah Maluku. Campuran tersebut
dioleskan pada kulit yang sakit (Heyne,
1987).
Penyakit kulit dapat disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur (Sundari dan Wien, 2001). Candida
albicans merupakan bagian dari flora
normal selaput lendir di saluran pernapasan,
saluran cerna dan vagina dan dapat
menyebabkan candidiasis mulut (sariawan),
candidiasis usus, candidiasis vagina
(vaginitis), candidiasis kulit dan candidiasis
sistemik (Tjay dan Kirana, 2002).
Spesies Microsporum biasanya
menyebabkan infeksi kulit dan rambut,
tetapi jarang menyebabkan infeksi kuku
(Jawetz, et al., 1996). Jamur Microsporum
gypseum dapat ditularkan langsung secara
fomitis, epitel, dan rambut yang
mengandung jamur. Microsporum gypseum
menyerang kulit tubuh, dan lebih sering
dialami oleh anak-anak. Infeksi kulit yang
disebabkan jamur ini terlihat membengkak
seperti sarang lebah dengan gejala bercak-
bercak meradang yang tidak berambut yang
lama kelamaan dapat menjadi alopesia
(kebotakan) permanen (Wicaksana, 2008).
Menurut Prof. Dr. Saiful Fahmi
Daili, SpKK, infeksi vaginal candidiasis
sensitif terhadap sejumlah besar antijamur.
Obat antijamur yang paling banyak
digunakan adalah golongan azol, seperti
flukonazol. Meski sudah ada laporan
resistensi, namun di Indonesia flukonazol
masih efektif dan tetap jadi pilihan.
Ketokonazol merupakan obat pertama untuk
vaginal candidiasis, tetapi sekarang ini
penggunaannya mulai terbatas karena efek
samping hepatotoksik (Andra, 2007).
Pemanfaatan bahan alam untuk tujuan
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 4/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
59
pengobatan penyakit kulit akibat jamur
dikenal juga oleh nenek moyang kita,
umumnya pemakaiannya berdasarkan
pengalaman; karena itu, penilaian dan
pengkajian khasiatnya secara ilmiah perlu
dilakukan baik secara invitro maupun invivo
(Sundari dan Wien, 2001).
Dari penelitian pendahuluan
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun
Sukun terhadap Jamur Candida albicans dan
Jamur Microsporum gypseum dapat
disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
sukun mempunyai khasiat sebagai
antimikroba terhadap jamur tersebut.
Kesetaraan ekstrak etanol daun sukun
dengan antibiotik ketokonazol terhadap
jamur Candida albicans adalah 405:1 gram.
Ekstrak etanol daun sukun mempunyai
aktivitas terhadap Microsporum gypseum,
sedangkan ketokonazol pada penelitian ini
tidak memiliki aktivitas pada konsentrasi
312,5-4500 ppm (Sulistiyaningsih, 2008).
ALAT, BAHAN DAN METODE
PENELITIAN
Alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah alat kromatografi cair vakum
(KCV), alat penggiling, alat penguap vakum
putar/ rotary evaporator (Buchi), autoklaf
(Hirayama), bejana pengembangan
kromatografi lapis tipis (Camag), cawan
penguap, cawan petri (Pyrex), erlenmeyer
(Pyrex), jangka sorong, labu ukur 100 ml
(Pyrex), lampu UV 254 dan 366 nm (Camag
UV-Betrachter), maserator, mikropipet
volume 50 µL (Eppendorf), mortir dan
stamper, ose, oven (Memmert), perforator
berdiameter 8 mm, spatel, timbangan
analitik (Mettler Toledo), volume pipet
(Pyrex), dan alat-alat gelas yang umum
digunakan di Laboratorium Kimia Bahan
Alam Farmasi.
Bahan
Bahan tanaman yang digunakan
dalam penelitian ini adalah daun sukun yang
diperoleh dari daerah Jawa Barat. Daun
sukun yang digunakan yaitu daun segar yang
diproses menjadi simplisia.
Bahan kimia yang digunakan dalam
penelitian ini adalah amil alkohol, amonia,
antibiotik ketokonazol (Kimia Farma),
aquadest, asam klorida 2N (Bratachem),
Dimethyl Sulfoxide (DMSO) (Merck), eter
(Bratachem), etil asetat (Bratachem), gelatin
1% (Bratachem), kalium hidroksida 5%
(Bratachem), kloroform (Bratachem),
metanol (Bratachem), NaCl fisiologis
(Otsuka), n-heksana (Bratachem), pelat KLT
silika GF254 (Merck), pereaksi besi (III)
klorida, pereaksi Dragendorff, pereaksi
Liebermann Burchard, pereaksi Mayer,
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) (Oxoid),
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 5/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
60
serbuk magnesium (Bratachem), silika gel
G60 (Merck) dan vanilin 10% dalam asam
sulfat pekat.
Mikroba uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jamur Candida
albicans dan Microsporum gypseum. Jamur
ini ditumbuhkan dalam media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan
meliputi pengumpulan bahan dan
determinasi, skrining fitokimia, ekstraksi
dan evaporasi, fraksinasi ekstrak,
pemantauan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT), penyiapan jamur uji, uji aktivitas
kelompok fraksi, penentuan Konsentrasi
Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)
kelompok fraksi aktif, uji banding aktivitas
dengan ketokonazol.
Pengumpulan Bahan dan Determinasi
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun sukun yang
diperoleh dari daerah Jawa Barat. Determinasi
dilakukan di Laboratorium Taksonomi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran.
Skrining Fitokimia
Penapisan fitokimia simplisia
meliputi pemeriksaan golongan alkaloid,
flavonoid, tanin, polifenolat, monoterpenoid
dan seskuiterpenoid, steroid, triterpenoid,
kuinon, dan saponin.
Ekstraksi dan Evaporasi
Serbuk simplisia daun sukun
diekstraksi menggunakan metode maserasi
dengan pelarut metanol, selama 3x24 jam.
Serbuk simplisia daun sukun dimasukkan ke
dalam maserator kemudian ditambahkan
pelarut metanol sampai seluruh serbuk
terendam dan didiamkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam maserat ditampung dan pada
residu ditambahkan pelarut metanol lagi,
proses maserasi diulang sebanyak dua kali,
maserat yang diperoleh dipekatkan dengan
menggunakan rotavapor sampai terbentuk
ekstrak kental, lalu diuapkan lagi di atas
penangas air pada suhu 400C sampai berat
ekstrak konstan.
1.Fraksinasi Ekstrak
Ekstrak difraksinasi dengan cara
kromatografi cair vakum (KCV)
menggunakan fase diam silika gel G60 dan
fase gerak gabungan n-heksana, etil asetat
dan metanol dengan gradien kepolaran
meningkat.
2.Pemantauan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
Fraksi-fraksi yang diperoleh dari
KCV, kemudian dipantau dengan
kromatografi lapis tipis (KLT). Pada tahap
ini dilakukan optimasi pengembang yang
sesuai untuk kondisi pemantauan. Fraksi
yang memiliki persamaan pola kromatogram
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 6/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
61
pada sinar UV 254 dan 366 nm
dikelompokkan menjadi satu.
3.Penyiapan Jamur Uji
Jamur dibiakkan pada media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan
diinkubasi pada suhu 22-25ºC selama 2-3
hari. Biakan disuspensikan dalam larutan
NaCl fisiologis steril sehingga didapatkan
suspensi jamur C. albicans dan jamur M.
gypseum.
Uji Aktivitas Kelompok Fraksi
Sebanyak 20 ml SDA dicairkan dan
dibiarkan mencapai suhu kurang lebih 45ºC,
kemudian dituangkan ke dalam cawan petri
steril yang sudah berisi suspensi jamur
sebanyak 50 µL. Campuran tersebut
dihomogenkan dan dibiarkan hingga
menjadi padat, kemudian dibuat lubang
dengan menggunakan alat perforator.
Kelompok fraksi dilarutkan dengan
Dimethyl Sulfoxide (DMSO) agar didapat
konsentrasi 100%. Setelah mendapatkan
konsentrasi yang diinginkan, teteskan
sebanyak 50 µL fraksi ke dalam lubang-
lubang perforasi dan diinkubasi pada suhu
kamar sekitar 22-25ºC selama 2-3 hari.
Diameter hambat ditandai dengan adanya
zona bening, kemudian diameter hambat
diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh
Minimum (KHTM) Kelompok
Fraksi Aktif
Penentuan Konsentrasi Hambat
Tumbuh Minimum (KHTM) kelompok
fraksi aktif ekstrak metanol daun sukun
dilakukan dengan metode pengenceran agar.
Tahap awal yang dilakukan adalah
pembuatan variasi konsentrasi fraksi aktif,
yaitu 10%, 11%, 12%, 13%, 14% dan 15%,
dimana 1% adalah 1 gram dalam 1 mL
pelarut, yaitu DMSO.
Uji Banding Aktivitas dengan Ketokonazol
Uji banding aktivitas ketokonazol
dilakukan dengan cara menguji aktivitas
ketokonazol dalam berbagai konsentrasi
antara lain 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm
dan 125 ppm yang dilarutkan dengan pelarut
HCl 0,1 N dan kelompok fraksi aktif dengan
konsentrasi 100%, 90%, 80% dan 70% yang
dilarutkan dengan DMSO. Uji banding
aktivitas dilakukan dengan metode difusi
agar menggunakan teknik perforasi.
Sebanyak 40 µL suspensi jamur dimasukkan
ke dalam cawan petri berdiameter 20 cm,
lalu ditambahkan 40 mL SDA yang masih
cair bersuhu 45°C lalu dihomogenkan.
Setelah memadat, dibuat lubang-lubang
dengan menggunakan perforator. Sebanyak
50 µL ketokonazol dan kelompok fraksi
aktif dari masing-masing variasi konsentrasi
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 7/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
62
dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang
terdapat dalam satu cawan, lalu diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 22-25°C. Adanya
aktivitas antijamur ditunjukkan dengan
adanya daerah bening di sekitar lubang.
Diameter daerah bening tersebut diukur
menggunakan jangka sorong.
Nilai uji banding diperoleh dengan
membandingkan respon berupa diameter
hambat pertumbuhan jamur dari kelompok
fraksi aktif ekstrak metanol daun sukun
terhadap respon diameter hambat
pertumbuhan jamur dari ketokonazol pada
kondisi yang sama. Hasil pengamatan
ketokonazol dibuat dalam bentuk kurva
linier dengan data logaritma konsentrasi
(ppm) pada sumbu x dan diameter hambat
(mm) pada sumbu y, kemudian ditentukan
garis dan persamaan regresi liniernya. Kurva
yang menunjukkan respon ketokonazol
tehadap diameter hambat pertumbuhan
jamur digunakan sebagai pembanding bagi
respon kelompok fraksi aktif ekstrak
metanol daun sukun yang memiliki aktivitas
tertinggi terhadap jamur yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengumpulan Bahan dan
Determinasi
Daun sukun yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari daerah
Jatinangor, Jawa Barat. Determinasi
dilakukan di Laboratorium Taksonomi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Padjadjaran. Hasil determinasi menunjukkan
bahwa bahan yang diperoleh merupakan
tanaman sukun ( Artocarpus communis
Forst.) dari famili Moraceae.
Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia simplisia
daun sukun ( Artocarpus communis Forst.)
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Daun Sukun ( Artocarpus communis Forst.)
Golongan Hasil pemeriksaan
Alkaloid -
Flavonoid +Tanin +
Polifenol +
Saponin +Steroid/Triterpenoid +
Kuinon +
Monoterpenoid dan seskuiterpenoid +
Keterangan : +: terdeteksi -: tidak terdeteksi
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 8/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
63
Hasil Ekstraksi dan Evaporasi
Hasil ekstraksi simplisia daun sukun
dengan pelarut metanol berupa ekstrak
berwarna hijau, dan berbau khas. Simplisia
daun sukun sebanyak 527,31 g diekstraksi
menghasilkan 62,27 g ekstrak kental,
sehingga didapat rendemen sebesar 11,80%.
Hasil Fraksinasi Ekstrak
Hasil fraksinasi ekstrak
menggunakan KCV dengan fase diam silika
gel G60 dan fase gerak n-heksana : etil
asetat secara gradien dari perbandingan
100:0 sampai perbandingan 0:100 serta etil
asetat : metanol dengan perbandingan 90:10
dan 80:20 diperoleh 18 fraksi. Hasil
fraksinasi dapat dilihat pada Tabel 2..
Tabel 2. Hasil Fraksinasi Ekstrak Metanol Daun Sukun ( Artocarpus communis Forst.)
Fraksi Eluen Konsentrasi (%)
1 N-Heksana 1002 N-Heksana : Etil Asetat 95 : 5
3 N-Heksana : Etil Asetat 90 : 10
4 N-Heksana : Etil Asetat 90 : 105 N-Heksana : Etil Asetat 80 : 20
6 N-Heksana : Etil Asetat 80 : 20
7 N-Heksana : Etil Asetat 70 : 30
8 N-Heksana : Etil Asetat 60 : 409 N-Heksana : Etil Asetat 50 : 50
10 N-Heksana : Etil Asetat 40 : 60
11 N-Heksana : Etil Asetat 30 : 7012 N-Heksana : Etil Asetat 20 : 80
13 N-Heksana : Etil Asetat 10 : 90
14 Etil Asetat 10015 Etil Asetat : Metanol 90 : 10
16 Etil Asetat : Metanol 80 : 20
17 Bilasan Metanol 10018 Bilasan Metanol 100
Hasil Pemantauan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT)
Fraksi-fraksi yang diperoleh dari
KCV dipantau dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) dengan kondisi sebagai berikut:
Fase diam : silika gel GF254
Fase gerak : 1. n-heksana : etil
asetat (6 : 4) 2. n-heksana : etil asetat
(8 : 2) . Deteksi : sinar tampak
(visible), sinar UV 254 nm, sinar UV
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 9/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
64
366 nm dan H2SO4 10% dalam
etanol.
Hasil pengelompokan fraksi-fraksi
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengelompokan Fraksi-Fraksi Ekstrak Metanol Daun Sukun ( Artocarpus
communis Forst.)
Fraksi Eluen Konsentrasi (%) Pengelompokan
1 N-Heksana 100 Fraksi 1,2 dan 3
termasuk kelompok
fraksi A
2 N-Heksana : Etil Asetat 95 : 5
3 N-Heksana : Etil Asetat 90 : 10
4 N-Heksana : Etil Asetat 90 : 10 B
5 N-Heksana : Etil Asetat 80 : 20 C
6 N-Heksana : Etil Asetat 80 : 20 D
7 N-Heksana : Etil Asetat 70 : 30 E
8 N-Heksana : Etil Asetat 60 : 40 Fraksi 8 dan 9 termasuk
kelompok fraksi F9 N-Heksana : Etil Asetat 50 : 50
10 N-Heksana : Etil Asetat 40 : 60 Fraksi 10 dan 11
termasuk kelompok
fraksi G11 N-Heksana : Etil Asetat 30 : 70
12 N-Heksana : Etil Asetat 20 : 80
Fraksi 12, 13, 14, 15 dan
16 termasuk kelompok
fraksi H
13 N-Heksana : Etil Asetat 10 : 90
14 Etil Asetat 100
15 Etil Asetat : Metanol 90 : 10
16 Etil Asetat : Metanol 80 : 20
17 Bilasan Metanol 100 Fraksi 17 dan 18 termasuk
kelompok fraksi I18 Bilasan Metanol 100
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 10/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
65
Hasil Uji Aktivitas Kelompok Fraksi
Pengujian dilakukan terhadap jamur
Candida albicans dan Microsporum
gypseum dengan konsentrasi kelompok
fraksi 100% menggunakan metode difusi
agar.
Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Kelompok Fraksi Ekstrak Metanol Daun Sukun ( Artocarpus
communis Forst.) terhadap Candida albicans
Fraksi Diameter Hambat (mm)
A 11,96
B 12,53
C 11,63
D 12,63
E 10,20
F 0
G 0
H 0
I 0
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa kelompok fraksi A, B, C, D
dan E dengan konsentrasi 100% dapat
menghambat pertumbuhan jamur
C.albicans. Diameter hambat terbesar
diberikan oleh fraksi D sebesar 12,63 mm,
dan diameter hambat terkecil diberikan oleh
fraksi E sebesar 10,20 mm. Tetapi pada
pengamatan selanjutnya, diketahui bahwa
setelah didiamkan selama 4 hari, pada zona
hambat kelompok fraksi D dan E mulai
ditumbuhi oleh jamur C. albicans,
sedangkan pada zona hambat kelompok
fraksi A, B dan C tetap bening. Oleh karena
itu, untuk menentukan KHTM dan uji
banding aktivitas digunakan kelompok
fraksi B yang mempunyai diameter hambat
terbesar kedua yaitu 12,53 mm. Hasil uji
aktivitas kelompok fraksi ekstrak metanol
daun sukun terhadap Candida albicans
dapat dilihat pada Gambar 1.
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 11/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
66
(a)
(b)
Gambar 1. Hasil uji aktivitas kelompok fraksi ekstrak metanol daun sukun ( Artocarpus
communis Forst.) terhadap Candida albicans
Keterangan:
(a) Hasil uji aktivitas kelompok fraksi A-E
(b) Hasil uji aktivitas kelompok fraksi F-I
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Kelompok Fraksi Ekstrak Metanol Daun Sukun ( Artocarpuscommunis Forst.) terhadap Microsporum gypseum
Fraksi Diameter Hambat (mm)
A 0
B 0
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 12/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
67
C 0
D 0
E 0
F 0
G 0
H 0
I 0
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa pada konsentrasi 100%
semua kelompok fraksi tidak dapat
menghambat pertumbuhan jamur M.
gypseum. Hal ini karena tidak adanya zona
hambat pada hasil pengamatan.
Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat
Tumbuh Minimum (KHTM) Kelompok
Fraksi Aktif
Pengujian ini dilakukan terhadap
jamur Candida albicans dengan berbagai
konsentrasi kelompok fraksi B dengan
menggunakan metode pengenceran agar,
didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) Kelompok Fraksi B
terhadap Candida albicans
Konsentrasi Fraksi B (%) Hasil
11 +
12 +
13 -
14 -
15 -
Keterangan:
+ : Tumbuh jamur
- : Tidak tumbuh jamur
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa kelompok fraksi B dengan
konsentrasi 12% belum dapat menghambat
pertumbuhan jamur C. albicans, sedangkan
kelompok fraksi B dengan konsentrasi 13%
sudah dapat menghambat pertumbuhan
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 13/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
68
jamur C. albicans. Jadi, nilai KHTM berada
pada konsentrasi 13%. Hasil penentuan
KHTM kelompok fraksi B terhadap
Candida albicans dapat dilihat pada Gambar
2.
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 2. Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) kelompok fraksi B
terhadap Candida albicans
Keterangan:
(a) Fraksi B dengan konsentrasi 11%
(b) Fraksi B dengan konsentrasi 12%
(c) Fraksi B dengan konsentrasi 13%
(d) Fraksi B dengan konsentrasi 14%
(e) Fraksi B dengan konsentrasi 15%
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 14/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
69
Hasil Uji Banding Aktivitas Ketokonazol
terhadap Candida albicans
Uji banding aktivitas ketokonazol
dilakukan terhadap jamur C. albicans
dengan berbagai konsentrasi pengenceran
dilakukan dengan menggunakan metode
difusi agar, didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Banding Aktivitas terhadap Candida albicans
Zat Uji Konsentrasi (ppm) Diameter Hambat (mm)
Ketokonazol 1000
500
250
125
40,53
37,50
35,23
33,93
Kelompok Fraksi B 1 x 10 (100%)
0,9 x 106 (90%)
0,8 x 106 (80%)
0,7 x 106 (70%)
17,33
12,96
11,36
10,00
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa ketokonazol dapat
menghambat pertumbuhan jamur C.
albicans. Maka dibuatlah kurva baku antara
log konsentrasi ketokonazol dan diameter
hambat, sehingga diperoleh persamaan garis
lurus y = 7,331x + 18,11 dengan R2 sebesar
0,970. Hasil uji banding aktivitas dapat
dilihat pada Gambar 4.9 Lampiran 6,
sedangkan kurva baku dapat dilihat pada
Gambar 4.10 Lampiran 7. Nilai banding
aktivitas dapat dihitung menggunakan
persamaan: Nilai banding = Aktivitas
kelompok fraksi : aktivitas antibiotik
Penetapan nilai kesetaraan aktivitas
dilakukan dengan memasukkan data pada
tabel 4.7 ke dalam persamaan regresi linier.
Dengan memasukkan nilai diameter hambat
kelompok fraksi B pada konsentrasi 106
(100%) diperoleh nilai kesetaraan
konsentrasi ketokonazol sebesar 0,7827
ppm. Nilai banding aktivitas sebagai berikut:
1.000.000 : 0,7827 = 1.277.629 : 1
Artinya 1.277.629 bagian kelompok fraksi B
setara dengan 1 bagian ketokonazol.
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 15/16
Penentuan Fraksi Aktif... (Tina R)
70
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kelompok fraksi A, B, C, D dan E
dari ekstrak metanol daun sukun mampu
menghambat pertumbuhan Candida
albicans dengan aktivitas terbesar
ditunjukkan oleh kelompok fraksi B
dengan konsentrasi 100%. Nilai KHTM
kelompok fraksi B berada pada konsentrasi
13%. Nilai banding aktivitasnya dengan
ketokonazol terhadap Candida albicans
sebesar 1.277.629 : 1. Namun pada uji
aktivitas terhadap Microsporum gypseum
tidak ditemukan kelompok fraksi yang
aktif, dalam hal ini semua kelompok fraksi
tidak dapat menghambat pertumbuhan
Microsporum gypseum.
SARAN
Dari hasil penelitian ini dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut ke arah
isolasi senyawa aktif dari daun sukun
terhadap Candida albicans sehingga bisa
dikembangkan menjadi obat antijamur.
DAFTAR PUSTAKA
Andra. 2007. Terapi Pilihan untuk Vaginal Candidiasis. Medikamentosa. 7(1): 1. Available at:
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/onenews_print.asp ?IDNews=571.[Diakses
tanggal 14 Mei 2009].
Backer, C.A. and Bakkuinzen R.C. Jr. 1965. Flora of Java. Vol. III. Groningen: Wolter-
Noordhoff NV.
Chiew, Y.F. 2007. Rapid Determination of Fluconazole Susceptibilities for Clinical
Specimens with Possible Polymicrobial Candida spp. Available at:
http://nzmj.org/journal/120-1255/2567/. [Diakses tanggal 19 Januari 2010].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 7.
Garniswarna, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: UI Press. 661-672.
Gritter, R.J., J.M. Bobbitt, and A.E. Schwarting. 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi II.
Bandung: Penerbit ITB. 1,4,5,8.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB. 6, 20, 27-28.
Hardin Library for the Health Sciences University of Iowa. 2009. Microsporum gypseum.Available at: http://www.lib.uiowa.edu/Hardin/md/cdc/2936 .html. [Diakses tanggal
19 Januari 2010].
Hargono, D., Farouq, Sudiro S., Suwidjijo P., Titik R.R., Udin S.T., dan Sumarsono. 1986.
Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 8, 10, 16.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II (Diterjemahkan oleh Badan Litbang
Kehutanan Jakarta). Jakarta: Penerbit Yayasan Sarana Wana Jaya. 670-672.
7/22/2019 Penentuan Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Sukun Artocarpus Communis Forst. Sebagai Penghambat Pertumbu…
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-fraksi-aktif-ekstrak-metanol-daun-sukun-artocarpus-communis-forst 16/16
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
71
Hostettmann, K., M. Hostettmann, and A. Marston. 1995. Cara Kromatografi Preparatif:
Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam (Diterjemahkan oleh Kosasih P.). Bandung:
Penerbit ITB. 9-11,33-35.
Hugo, W. B. and A. D. Russel. 1977. Pharmaceutical Microbiology. New York: Blackwell
Scientific Publications. 116.Hutapea, J.R. 1997. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (IV). Jakarta: Departemen Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 15-16.
Jawetz, Ernest, J. Melnick dan E. Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran (Diterjemahkan
oleh Edi N., R.F. Maulany). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 195-196,613.
Koswara, Sutrisno. 2006. Sukun sebagai Cadangan Pangan Alternatif . Available
at:http://ebookpangan.com/artikel/potensisukunsebagaicadanganpangannasional.pdf .
[Diakses tanggal 12 Mei 2009].
Madigan, M.T. 1997. Biology of Microorganisms. 8th
Edition. New Jersey: Prentice Hall
International. 119.
Mutschler, E. 1986. Dinamika Obat (Diterjemahkan oleh Mathilda, B.W). Edisi V. Bandung:
Penerbit ITB. 4,100-101.
Pelczar, M.J. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi (Diterjemahkan oleh Ratna S.H.). Cetakan 1
& 2. Jakarta: UI Press. 202-206.
Permana, C. 2008. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Sukun ( Artocarpus altilis
[Parkins.] Fosbberg) terhadap Bakteri Escherichia coli, Bacillus subtilis dan jamur
Candida albicans, Microsporum gypsium. [Skripsi]. Jatinangor: Fakultas Farmasi
UNPAD. 32.
Schunack, W. 1990. Senyawa Obat (Diterjemahkan oleh Dr. Jore R.W. M. Sc. dan Dr.Sriewoelan S.). Edisi II. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. 100.
Stahl, E. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: Penerbit ITB.
3.
Summer, S. 2009. Natural cure for yeast infection. Available at:
http://productresearch.wordpress.com/. [Diakses tanggal 19 Januari 2010].
Sundari, D. dan M.W. Winarno. 2001. Informasi Tumbuhan Obat sebagai Anti Jamur. Cermin
Dunia Kedokteran. 130: 28. Available at:http://www.
kalbe.co.id/files/cdk/files/11InformasiTumbuhanObatsebagaiAntiJamur130.pdf.
[Diakses tanggal 6 Mei 2009].
Susilawati, Y., Moelyono M.W., Titi W.N., Ami T., dan Yoppi I. 2007. Panduan Praktikum
Fitokimia. Jatinangor: Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran. 11.