Penelitian publikasi

17
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Cara Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi Anak Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu Inka Okta Elhusnah*), Wahyu Sudarsono*), Hamzah*), *) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu ABSTRAK Latar Belakang: Gigi dan mulut merupakan aspek penting bagi manusia terutama dalam peranannya sebagai organ untuk memakan. Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam membangun kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah yang mengalami gangguan kesehatan gigi. Prevalensi karies gigi yang tinggi pada masyarakat di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena prevalensi karies mencapai 60-80% dari jumlah penduduk. Kasus karies gigi yang terjadi pada masyarakat Popinsi Bengkulu sebagian besar dialami pada anak usia Sekolah Dasar (SD) yaitu sekitar umur 612 dan siswa-siswi yang mendapat perawatan sebanyak 71,7%. Berdasarkan data dari Dinas Kesahatan Kota Bengkulu, jumlah siswa SDN di Kelurahan Muara Bangkahulu yang mengalami kerusakan gigi adalah 501 orang dari 969 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SD yang berada di Kelurahan Muara Bengkahulu termasuk SDN 103 mengalami kasus kerusakan gigi yang cukup tinggi. Melihat tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang cara menggosok gigi, sikap tentang cara menggosok gigi, kejadian karies gigi pada siswa- siswi kelas V dan hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang cara menggok gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa siswi kelas V SDN 103 Kota Bengkulu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 103 Kota Bengkulu sebanyak 34 siswa. Teknik pengambilan i

description

Publikasi Penelitian

Transcript of Penelitian publikasi

Page 1: Penelitian publikasi

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Cara Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi Anak Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu

Inka Okta Elhusnah*), Wahyu Sudarsono*), Hamzah*), *) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

ABSTRAK Latar Belakang: Gigi dan mulut merupakan aspek penting bagi manusia terutama dalam peranannya sebagai organ untuk memakan. Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam membangun kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah yang mengalami gangguan kesehatan gigi. Prevalensi karies gigi yang tinggi pada masyarakat di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena prevalensi karies mencapai 60-80% dari jumlah penduduk. Kasus karies gigi yang terjadi pada masyarakat Popinsi Bengkulu sebagian besar dialami pada anak usia Sekolah Dasar (SD) yaitu sekitar umur 612 dan siswa-siswi yang mendapat perawatan sebanyak 71,7%. Berdasarkan data dari Dinas Kesahatan Kota Bengkulu, jumlah siswa SDN di Kelurahan Muara Bangkahulu yang mengalami kerusakan gigi adalah 501 orang dari 969 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SD yang berada di Kelurahan Muara Bengkahulu termasuk SDN 103 mengalami kasus kerusakan gigi yang cukup tinggi. Melihat tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang cara menggosok gigi, sikap tentang cara menggosok gigi, kejadian karies gigi pada siswa-siswi kelas V dan hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang cara menggok gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa siswi kelas V SDN 103 Kota Bengkulu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 103 Kota Bengkulu sebanyak 34 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan total sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat, penggunaan statistik dengan menggunkan uji ChiSquare. Dari semua data yang masuk, dilakukan pengolahan data dan disajikan dalam bentuk tabel persentase. Hasil: Sebanyak 84,4% responen memiliki tingkat pengetahuan tentang cara menggosok gigi yang tinggi atau baik. Lebih dari setengah responden atau 56,3% responden yang memiliki sikap tentang cara menggosok gigi yang mendukung dikarenakan. Terdapat 81,3% responden mengalami karies gigi. Simpulan: Pengetahuan tentang cara menggosok gigi pada siswa-siswi sudah baik, sikap menganai cara menggosok gigi sudah mendukung sedangkan kejadian karies gigi pada siswa-siswi masih tinggi disebabkan pengetahuan yang kurang mengenai penyabab karies gigi, sarana yang kurang memadai serta perilaku dari lingkungan. Kata kunci: pengetahuan, sikap, karies gigi, menggosok gigi, siswa-siswi

i

Page 2: Penelitian publikasi

The Relationship Between Knowledge and Attitudes About Teeth BrushingTecniques with Caries Incidence of 5th Grade Students of SDN 103

Bengkulu.

Inka Okta Elhusnah*), Wahyu Sudarsono*), Hamzah*), *) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu

ABSTRACT

Background : Mouth and teeth play in important role in human digestive system. Oral health is an important element in health development, and one of these are caused by the susceptibility of school-age children to have dental health problem. Most of the patients of dental caries in Bengkulu province are elementary school students around 6-12 years of age 71,7% of it get treatment for dental caries. Based on data from the health department of Bengkulu, students of elementary school in Kelurahan Muara Bangkahulu who have dental caries are 501 students from 969 students. It shows that elementary school students in Muara Bangkahulu including SDN 103 have high incidence of dental caries. Therefore, the aim of this research is to know about knowledge and attitudes of teeth brushing techniques, incidence of dental caries in 5th grade students of SDN 103 Kota Bengkulu, and the relationship between knowledge and attitudes about teethbrushing techniques with caries incidence of 5th grade students of SDN 103 Bengkulu.

Metode : This research is analytical descriptive research with cross-sectional study. Subject of this research is 34 5th grade student of SDN 103 Bengkulu. Sampling techniques used in this research is total sampling. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis, with chi-square test. All of incoming data will be processed and reported in percentage table.

Results : 84,4% students have good knowledge of teeth brushing tecniques. More than half of the students, or about 56,3% students have positive attitudes towards teeth brushing tecniques. Percent of respondents with dental careis is about 81,3%.

Conclusion : Knowledge and attitudes about teeth brushing techiques in 5th grade students of SDN 103 Bengkulu is good. High incidence of dental caries in the students due to lack of knowledge about the causes of dental caries, inadequate facilities, and behavior of environment.

Keywords : knowlegde, attitude, dental caries, teeth brushing

ii

Page 3: Penelitian publikasi

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia (Maramis et al, 2012).

Tingginya kasus karies gigi yang terjadi pada siswa SD di Kota Bengkulu juga dialami SDN yang berada di Kelurahan Muara Bangkahulu yaitu SDN 71, SDN 88 dan SDN 103. Berdasarkan data dari Dinas Kesahatan Kota Bengkulu, jumlah siswa SDN di Kelurahan Muara Bangkahulu dari 3 SDN tersebut di atas yang mengalami kerusakan gigi adalah 501 orang dari 969 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SD yang berada di Kelurahan Muara Bengkahulu termasuk SDN 103 mengalami kasus kerusakan gigi yang cukup tinggi sedangkan SDN 103 lokasinya berada paling dekat dengan Pusat Kesahatan Masyarakat (Profil Kota Bengkulu, 2012).

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada siswa SD salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Ketika seseorang berada pada tingkatan pengetahuan yang lebih tinggi, maka perhatian akan kesehatan gigi semakin tinggi (Notoatmojo, 2007).

Belum adanya penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang cara menggosok gigi pada kejadian karies gigi, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang cara menggosok gigi pada kejadian karies gigi anak kelas V SDN 103 Kota Bengkulu.

SUBJEK DAN METODE

Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Variabel independent adalah pengetahuan dan sikap sedangkan variebal dependen adalah karies gigi. Definisi operasional yaitu pengetahuan dengan alat dan cara ukur berupa kuestioner serta skala ukur ordinal, sikap dengan alat dan cara ukur berupa kuesioner serta skala ukur nominal dan karies gigi alat dan cara ukur berupa rekam medis serta skala ukur nominal. Populasi penelitian adalah semua siswa-siswi kelas V SDN 103 Kota Bengkulu. Besar sampel adalah siswa-siswi kelas V SDN 103 Kota Bengkulu yang memenuhi kerteria inklusi. Lokasi peneltian di SDN 103 Kota Bengkulu. Waktu peneltian dilaksanakan bulan September – Oktober 2013. Analisis data menggunakan univariate dan bivariat.

1

Page 4: Penelitian publikasi

HASIL

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa-Siswi Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu Tentang Cara Menggosok Gigi

Pengetahuan tentang cara menggosok gigi itu sendiri dikategorikan menjadi pengetahuan rendah, pengetahuan sedang dan pengetahuan tinggi terhadap pengetahuan tentang cara menggosok gigi pada siswa-siswi kelas V SDN 103 Kota Bengkulu. Dapat di lihat lebih jelas pada Tabel 1.

Tabel1. Distribusi Frekunsi Pengetahuan Siswa-Siswi Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu Tentang Cara Menggosok Gigi

Pengetahuan n %

Sedang 5 15,6

Tinggi 27 84,4

Total 32 100,0

Keterangan : n = Jumlah sampel; % = Persentase Dari tabel dapat dilihat terdapat 27 dari 32 responden atau 84,4% yang

memiliki pengetahuan yang tinggi, serta terdapat 5 dari 32 responden atau 15,6% yang memiliki pengetahuan yang sedang.

Distribusi Frekuensi Sikap Siswa-Siswi kelas V SDN 103 Kota Bengkulu Tentang Cara Menggosok Gigi

Sikap seseorang tentang cara menggosok gigi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi sikap mendukung (favorable) dan sikap tidak mendukung (unfavorable) dapat di lihat lebih jelas pada Tabel 2.

Tabel2. Distribusi Frekuensi Sikap Siswa-Siswi Kelas V SDN 103 Kota

2

Page 5: Penelitian publikasi

Bengkulu Tentang Cara Menggosok Gigi

Sikap n %

Tidak Mendukung 14 43,8

Mendukung 18 56,3

Total 32 100,0

Keterangan : n = Jumlah sampel; % = Persentase

Dari tabel dapat dilihat bahwa terdapat 18 dari 32 responden atau 56,3% yang memiliki sikap yang mendukung, serta terdapat 14 dari 32 responden atau 43,8% yang memiliki sikap yang tidak mendukung.

Distribusi Frekuensi Karies Gigi Pada Siswa-Siswi Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu

Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan, dapat dilihat lebih jelas di Tabel 3.

Tabel3. Frekunsi Karies Gigi Pada Siswa-Siswi Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu

Karies gigi 26 81,3

Non karies gigi 6 18,8

Total 32 100,0

Keterangan : n = Jumlah sampel; % = Persentase

Dari tabel dapat dilihat bahwa terdapat 26 dari 32 responden atau 81,3% memiliki karies gigi, serta terdapat 6 dari 32 responden atau 18,8% yang tidak memiliki karies gigi.

3

% N Karies/Non karies gigi

Page 6: Penelitian publikasi

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Cara Menggosok Gigi Dengan Kejadian Keries Gigi Anak Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu

Hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap karies gigi dianalisis secara bivariat dengan uji statistik yang digunakan adalah analisis Chisquare,hasil penelitian dapat di lihat jelas pada Tabel 4.

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Tentang Cara Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu

Karies gigi

(n)

Non Karies gigi

(n)

p

TingkatPengetahuan

Sedang (n) 3 2

0,228*

Tinggi (n) 23 4

Keterangan : n = Jumlah sampel; p = Nilai uji statistik; * = Uji Fisher

Dari tabel terlihat tabulasi silang antara pengetahuan dengan kejadian

karies gigi. Ternyata dari 5 orang yang berpengetahuan sedang terdapat 3 orang yang mengalami karies gigi dan 2 orang yang non karies gigi, sedangkan dari 27 orang yang berpengetahuan tinggi terdapat 23 orang yang mengalami karies gigi dan 4 orang yang non karies gigi.

Dikarenakan terdapat sel frekuensi ekspektasi nilainya < 5 maka digunakan uji Fisher’s Exact Test. Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p = 0,228 > α = 0,05, jadi Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian karies gigi.

Hasil penelitian mengenai hubungan sikap tentang cara menggosok gigi pada kejadian karies gigi dapat anak kelas V SDN 103 Kota Bengkulu dapat di lihat jelas pada Tabel 5.

Tabel5. Tabulasi Silang Sikap Tentang Cara Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Kelas V SDN 103 Kota Bengkulu

4

Page 7: Penelitian publikasi

Tidak Mendukung (n) 12 2 0,672*

Mendukung (n) 14 4

Keterangan : n = Jumlah sampel; p = Nilai uji statistik; * = Uji Fisher

Dari tabel terlihat tabulasi silang antara sikap dengan kejadian karies gigi. Ternyata dari 14 orang yang sikapnya unfavorable (tidak mendukung) terdapat 12 orang yang mengalami karies gigi dan 2 orang yang non karies gigi, sedangkan dari 18 orang yang sikapnya favorable (mendukung) terdapat 14 orang yang mengalami karies gigi dan 4 orang yang non karies gigi.

Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p = 0,672 > α = 0,05, jadi Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian karies gigi.

PEMBAHASAN

Pengetahuan yang tinggi disebabkan dari berbagai faktor yaitu penyuluhan dari pihak sekolah maupun Puskesmas setempatseperti penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang benar, jenis-jenis makanan dan minuman yang dapat menyebabkan karies gigi serta penyuluhan mengenai pencegahan karies gigi, poster kesahatan di ruangan kelas atau ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), majalah kesehatan, makalah kesehatan maupun iklan yang ada di media cetak dan elektronik. Penelitian pada sebuah Jurnal yang ditulis oleh Maramis JL dkk tahun 2012 dengan jenis penelitian analitik dan pendekan Cross Sectional Study bahwa pengetahuan yang tinggi atau baik dilandasi oleh 6 tingkatan yaitu tahu, memahani, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.Sebuah penelitian pada Jurnal yang ditulis oleh Kamsiah dkk tahun 2012 dengan desain penelitian menggunakan observasionaldengan rancangan cross sectional menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang langsung dan pengaruh yang tidak langsung. Pengetahuan yang baik akan menyebabkan perilaku yang baik dan bertahan lama.

Sikap yang baik tentang cara menggosok gigi didukung oleh niat atau minat dari diri sendiri, peran keluarga terutama orang tua serta sarana dan prasarana yang mendukung. Penelitian pada sebuah Jurnal yang ditulis oleh Isrofah, Nonik EM tahun 2007 dengan metode preekperimentalOne Group Pretest and Posttest

5

P Non Karies gigi (n) Karies gigi (n) SIKAP

Page 8: Penelitian publikasi

Design bahwa faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dapat dianggap penting, pengaruh kebuadayaan dan faktor emosional. Sebuah penelitian pada Jurnal yang ditulis oleh Aji dkk tahun 2009 dengan desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan rancangan nonrandomized pretest-postest control group design menyatakan bahwa sikap tidak berhubungan langsungan dengan tindakan atau perilaku.

Karies gigi dapat terjadi karena plak yang dapat terjadi dari berbagai faktor penyebab yaitu, makanan,bakteri, morfologi gigi dan pengetahuan yang berakhir pada sikap dan perilaku. Menurut jurnal tahun 2003 oleh Yuwanto yang membahas tentang faktor penyebab terjadinya karies gigi adalah umur, kerentanan permukaan gigi, air ludah, bakteri, plak sertta frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies gigi (makanan kariogenik). Penelitian yang dilakukan di oleh Worotitjan dkk tahun 2013 dengan desain penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional menyatakan bahwa karies gigi terjadi karena pengetahuan yang kurang, pengawasan yang kurang dalam merawat gigi serta pola makanan kariogenik .

Tingginya angka kejadian karies gigi pada responden sedangkan pengetahuannya sudah baik disebabkan oleh jenis makanan yang sering dikonsumsi serta frekuensi mengkonsumsi makanan yang tinggi mengandung sukrosa.Sedangkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian karies gigi salah satunya disebabkan oleh faktor kebiasaan atau prilaku dan sarana prasarana. Metode penelitian cross sectional juga mempengaruhi terjadinya tidak adanya hubungan yang bermakna pada penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan di kabupaten Sleman Yogyakarta oleh Rumini E tahun 2006 dengan desain penelitian menggunakan observasionaldengan rancangan cross sectional menyatakan bahwa ada hubungan yang antara tingkat pengetahuan, sikap dan praktik responden dengan karies gigi pada siswa.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, penelitian Jean H. Raule tahun 2008 dalam Journal dengan judul Hubungan Perilaku Siswi Dengan Karies gigi di Sekolah Dasar Negeri 21 Manado bahwa berdasarkan analisis bivariat diperoleh pengetahuan, sikap dan tindakan tidak berhubungan secara signifikan dengan karies gigi. Hal ini menunjukkan bahwa memang tidak ada hubungan yang bermakna atau signifikan mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan atau perilaku dengan kejadian karies gigi.

KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan penelitian dalam hal keakuratan data kuesioner, sampel dan metode penelitian. Sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan dengan besar sampel yang lebih banyak, kategori usia serta lokasi yang lebih dari 1 lokasi sehingga dapat digeneralisasikan pada tempat lain. Sampel seharusnya diukur perilaku dalam menggosok gigi serta jenis makanan yang dikonsumsi serta pada saat pengisian kuesioner siswa-siswi tidak sepenuhnya menjawab dengan jujur

6

Page 9: Penelitian publikasi

dikarenakan posisi tempat duduk antara satu siswa dengan siswa yang lain berdekatan.

KESIMPULAN

Sebagian besar pengetahuan tentang cara menggosok gigi pada siswasiswi kelas V SDN 103 kota Bengkulu dalam kategori baik atau 84.4% responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Sikap menggosok gigi pada siswa-siswi kelas V SDN kota Bengkulu dalam kategori baik atau 56,3% responden yang mempunyai sikap yang baik tentang cara menggosok gigi. Angka kejadian karies gigi pada siswa-siswi kelas V SDN 103 kota Bengkulu masih tinggi, yaitu 81,3% responden yang masih mengalami karies gigi. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap tentang cara menggosok gigi pada kejadian karies gigi anak kelas V SDN 103 Kota Bengkulu.

Diharapkan kepada pihak sekolah dan Puskesmas mengadakan penyuluhan mengenai faktor yang menyababkan terjadinya karies gigi dan cara menggosok gigi yang baik dan benar kepada para siswa.Peran orang tua diharapkan dapat memotivasi, membimbing dan mengawasi anak saat ia menggosok gigi sehingga anak dapat menggosok gigi dengan benar.Para siswa sebaiknya menerapkan cara menggosok gigi yang baik dan benar.Dikarenakan adanya kelemahan pada peneltian ini, sehingga penelitian ini harus dilanjutkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar S (2012). Pengaruh penyuluhan terhadap kebiasaan menyikat gigi pada anak kelas V dan VI SD inpres 26 bantimurung kabupaten maros tahun 2011. Jurnal Ilmiah Media Kesehatan Gigi Edisi 6. Makassar : POLTEKKES Makassar.

Aji R, Simbolon D, Buana C (2009). Mekanisme perubahan perilaku higiene gigi dan mulut perorangan akibat pemberian reinforcement pada siswa sekolah dasar di kecamatan curup kabupaten rejang lebong. Jurnal Media Kesehatan Volume 2 Nomor 4. Bengkulu : PPNI, IBI, PERSAGI, dan Politeknik Kesehatan Bengkulu

Ariningrum R (2002). Beberapa cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Jakarta: Hipocrates

Azwar S (2013). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

7

Page 10: Penelitian publikasi

Dinkes Kota Bengkulu (2012). Profil kesehatan Propinsi Bengkulu tahun 2012. Bengkulu

Fitriyani (2008). Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai menggosok gigi pada siswa-siswi kelas IV SDN kelurahan cirendue. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Guyton AC, Hall JE (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC

Johnsen DC (2012). Rongga mulut. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Volume 2. Edisi 15. Jakarta : EGC

Kamsiah, Yuliantini E, Heryati K (2012). Hubungan frekuensi konsumsi makanan kariogenik dan pengetahuan kesehatan gigi dengan karies gigi pada anak sekolah dasar di kota bengkulu. Jurnal Media Kesehatan Volume 5 Nomor 1. Bengkulu : PPNI, IBI, PERSAGI, dan Politeknik Kesehatan Bengkulu

Kamus besar bahasa indonesia (2008). Jakarta : Balai Pustaka

Mansjoer A (2009). Kapita selekta kedokteran jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius

Maramis JL, Ratuela JE, mangantibe S (2012). Hubungan perilaku memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T pada siswa SD inpres lingkupang. Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 6 Nomor 2. Manado : POTITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

Notoatmodjo S (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo S (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Edisi Revisi 2012. Jakarta : Rineka Cipta

Papalia DE, Old SW, Feldman RD (2008). Human development (Psikologi perkembangan). Edisi ke 9. Jakarta: Kencana

Raule, JH (2008). Hubungan perilaku siswa dengan karies gigi di sekolah dasar negeri 21 manado. Jurnal Ilmu Kesehatan Volume 2 Nomor 2. Manado : POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MANADO

Sastroasmoro S, Ismael S (2010). Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis. Edisi ke 3. Jakarta: Sagung Seto

Septa B (2012). Efek penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap penurunan indeks plak pada murid-murid kelas IV dan V di SDN 2 maddukelleng kabupaten wajo. Jurnal Ilmiah Media Kesehatan Gigi Edisi 5. Makassar :

8

Page 11: Penelitian publikasi

POLTEKKES MAKASSAR

Sloane E (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC

Sugiyono (2007). Metode penelitian administrasi. Bandung : Alfabeta

Tanuwidjaya S (2002). Kebutuhan dasar tumbuh kembang. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi Pertama Tahun 2002. Jakarta : Sagung seto

Worotitjan I, Mintjelungan CN, Gunawan P (2013). Pengalaman kareis gigi serta pola makan dan minum pada anak sekolah dasar desa kiawa kecamatan kewangkoan utara. Manado : FKG Universitas Sam Ratulangi

Yuwanto (2003). Faktor penyebab tejadinya keries gigi. http://www.ejurnal.com/2013/12/faktor-penyebab-terjadinya-kareis-gigi.html . Diakses September 2013

9