Penelitian Korelasional.docx

35
Penelitian Korelasional Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Metodologi Penelitian Kelompok 4: Maulidina Oktrilia : 2410.021 Melda Yanti : 2410.072 Akbar Yusuf : 2410.074 Yuarni : 2410.075 Ade Putra : 2410.086 Dosen Pembimbing : M.Imamuddin, M.Pd Semester V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH

Transcript of Penelitian Korelasional.docx

Page 1: Penelitian Korelasional.docx

Penelitian Korelasional

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah

Metodologi Penelitian

Kelompok 4:

Maulidina Oktrilia : 2410.021

Melda Yanti : 2410.072

Akbar Yusuf : 2410.074

Yuarni : 2410.075

Ade Putra : 2410.086

Dosen Pembimbing :

M.Imamuddin, M.Pd

Semester V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN

TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SYECH

M DJAMIL DJAMBEK

BUKITTINGGI

Page 2: Penelitian Korelasional.docx

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah Metodologi

Penelitian. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada Bapak

M.Imamuddin,Mpd sebagai dosen pembimbing yang membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan.

Dalam pembuatan makalah ini, sudah tentu terdapat kesalahan dan

kekurangan. Seperti kata pepatah “ Tak ada gading yang tak retak “, untuk itu

kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah

ini dan makalah yang akan datang.

Terakhir penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Bukittinggi, 14 Oktober 2012

Penulis

Page 3: Penelitian Korelasional.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Korelasional..........................................................3

B. Tujuan Penelitian Korelasional................................................................4

C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional..............................................................4

D. Jenis-Jenis Penelitian Korelasional..........................................................4

E. Rancangan Penelitian Korelasional..........................................................7

F. Desain Dasar Penelitian Korelasional......................................................9

G. Teknik Penelitian Korelasional................................................................12

H. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional.................................17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................18

Saran ........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Penelitian Korelasional.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah

yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik

masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut,

tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian.

Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen

penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan penelitian sehingga dapat

ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian

masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti

metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala

yang ada (Sukardi, 2004:3).

Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya

aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian.  Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13)

Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas

penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto,

penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai

bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan

penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).

Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang

pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian

yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara

Page 5: Penelitian Korelasional.docx

umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu

metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang yang pengumpulan datanya

berinteraksi langsung dengan objek penelitianya dan hasilnya  tidak diperoleh melalui

prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui

instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui

prosedur statistic. Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia

pendidikan adalah penelitian korelasional.

Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan

antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan

materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan lain-lain. Hubungan-hubungan

tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah secara statistik melalui

metode penelitian korelasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud penelitian korelasional?

2. Apa saja tujuan dari penelitian korelasional?

3. Apa ciri – ciri penelitian korelasional?

4. Apa jenis – jenis penelitian korelasional?

5. Bagaimana rancangan penelitian korelasional?

6. Bagaimana desain dasar penelitian korelasional?

7. Apa saja kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apa itu penelitian korelasional

2. Untuk mengetahui tujuan dari penelitian korelasional

3. Untuk mengatahui apa saja ciri – ciri penelitian korelasional

4. Untuk mengetahui jenis – jenis penelitian korelasional

5. Untuk mengetahui bagaimana rancangan penelitian korelasiona

6. Untuk mengetahui desain dasar penelitian korelasional

7. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan operasioanal.s

Page 6: Penelitian Korelasional.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Korelasional

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui

hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk

mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel

dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena

dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat

mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya

melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc

Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian

korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat

apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.

Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah

satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi

keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat

hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel

dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi

karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah

terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang

dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.

Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan,

sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan

antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat

dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen

(Emzir, 2009:38). Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga

Page 7: Penelitian Korelasional.docx

karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin

melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian

eksperimen.

2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)

nyata.

3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

B. Tujuan Penelitian Korelasional

Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010)

adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan

dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien

korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian

korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk

menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya

menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel

mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang

tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.

C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional

1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti

rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat

dimanipulasi.

2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling

hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan

dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.

Page 8: Penelitian Korelasional.docx

4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel

bebas.

D. Jenis Penelitian  Korelasional

1.    Penelitian Hubungan

Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya

disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran

terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini

bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel

(bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian

lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks.

Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa

variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan

sederhana untuk melihat bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan

satu sama lain secara berpasangan.

Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut

ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien  korelasi merupakn suatu

alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat

hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh

dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data

masing-masing variabel.

Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya

dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan

kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan

penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan

diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan

Page 9: Penelitian Korelasional.docx

pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa

keduanya sangat mungkin berhubungan.

2.    Penelitian Prediktif

Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki

dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap

sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang

akan diterima menjadi calon siswa baru.

Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu

variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian di

masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010).

Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan korelasi

antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran

prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang

diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk

memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengetahui tingkat

prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang

menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.

Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini

terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam

penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel

terjadi secara dua arah atau dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah

kedua variabel mempunyai hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel

yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya

diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping

ingin menyelidiki hubungan antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan

bahwa salah satu variabel muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu

arah. Oleh karena itu, tidak seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam

Page 10: Penelitian Korelasional.docx

waktu yang berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria

terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.

3.    Korelasi Multivariat

Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi

dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik

yang dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi

ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.

Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan

menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil

yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh

semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin,

2010), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor,

prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya

menggunakan masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan

demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.

Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda,

dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan

tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria,

korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna

untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi

serangkai variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap

sebagai perluasan dari regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap

sebagai bagian dari korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali

korelasi ini digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan

apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau

berbeda.

Page 11: Penelitian Korelasional.docx

E. Rancangan Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan. Shaughnessy

dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:

1.    Korelasi Bivariat

Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua

variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat

hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -

1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0)

mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00

atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).

Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif

berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada

variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi

skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya

(Emzir, 2009:48).

2.    Regresi dan Prediksi

Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah

satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada

seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien

korelasi baik -1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.

3.    Regresi Jamak (Multiple Regresion)

Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan

penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih

Page 12: Penelitian Korelasional.docx

banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita

prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan

untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel

prediktor (predictor variables).

4.    Analisis Faktor

Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar

variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan

suatu faktor penting yang umum.

Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk

mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set

indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti, hingga sejumlah faktor

tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang  dijelaskan oleh

variabel asal. Sebagai ilustrasi, terdapat 50 indikator yang diidentifikasi mempunyai

pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan analisis faktor, ke-50

indikator tersebut akan dikelompokkan menjadi beberapa sub set indikator yang

sejenis. Masing-masing kelompok sub set tersebut kemudian diberi nama sesuai

dengan indikator yang mengelompok. Pengelompokan berdasarkan kedekatan

korelasi antar masing-masing indikator dan penentuan banyaknya sub set, biasanya

diambil di atas 1.

Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang

mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik (explanatory

research). Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan untuk menguji validitas

suatu rangkaian kuesioner. Sebagai gambaran, jika suatu indikator tidak

mengelompok kepada variabelnya, tetapi malah mengelompok ke variabel yang lain,

berarti indikator tersebut tidak valid.1

1 http://www.masbied.com/2010/03/20/penelitian-korelasional/

Page 13: Penelitian Korelasional.docx

5.    Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal

Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-

pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan

tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel

lintas-akhir (cross-lagged panel design).

Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang

menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas

akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.

6.    Analisis sistem (System Analysis)

Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit

untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan

balik serta unsur dan aliran hubungan.

F. Desain Dasar Penelitian Korelasional

Pada dasarnya penelitian korelasioanal melibatkan perhitungan korelasi antara

variabel yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap

mempuyai hubungan (variabel prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini

antara lain secara umum menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan

masalah, peninjauan masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis,

rancangan penelitian dan metodologi penelitian,  pengumpulan data, dan analisis data,

simpulan.

1.    Penentuan masalah

Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42) menyatakan masalah

dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan

yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi

Page 14: Penelitian Korelasional.docx

target tersebut tidak tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang harus dilakukan

peneliti adalah menentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya.

Ciri-ciri permasalahan yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable),

mempunyai kontribusi atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh

data empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28).

Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai

yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan

pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus

didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel

tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan

hasil penelitian sebelumnya.

2.    Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan

Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting adalah studi

kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori, kerangka

pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti,

mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam

bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh  teori yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat

kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.

3.    Rancangan penelitian atau Metodologi  Penelitian

Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian yang akan dipilih dan

menentukan cara pengolahan datanya. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini

harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek

tersebut harus relatif homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang

mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan

mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar

Page 15: Penelitian Korelasional.docx

variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi heterogenitas tersebut,

peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan

tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk

masing-masing kelompok.

4.    Pengumpulan data

Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan

mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview

dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang

dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam

penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang

relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus diukur selang

beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi

terhadap kriteria tersebut tidak ada  artinya.

5.    Analisis data dan Interpretasi

Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara

mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel

lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis

datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu

dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah

analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor

terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi

biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel,

misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan

untuk memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-

sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat

digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien

Page 16: Penelitian Korelasional.docx

korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi

variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel

hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r). Hubungan

variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1.  Nilai (-) menunjukan

korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+) menunjukkan

korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama (Syamsudin

dan Vismaia, 2009:25).

Jika ada hubungan antara 2 variabel, berarti skor dalam 2 variabel mempunyai

asosiasi dengan variabel tertentu yang terukur. Harga r =-1 atau +1 menunjukkan

asosiasi sempurna diantara 2 variabel, sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa 

dua variabel tersebut tidak memiliki hubungan antara variabel satu dengan variabel

yang lainnya.

(Cohen dan Manion,1981:128) dalam Sukardi (2008:170) menunjukkan harga r

(hubungan) sebagai berikut:   

1) Nilai r = 0,20-0,35 menunjukkan hubungan dua variabel lemah walaupun

signifikan.

2)   Nilai r = 0,35-0,65 menunjukkan hubungan sedang, umumnya signifikan

pada lebih dari 1%, hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi

3) Nilai r = 0,65-0,85 menunjukkan hubungan cukup tinggi yang

memungkinkan peneliti melakukan prediksi yang tepat

4)   Nilai r = >0,85 menunjukkan hubungan antarvariabel tinggi, dan peneliti

dianjurkan melakukan prediksi grup secara tepat. Di samping itu, prediksi

individual juga dapat dilakukan secara cermat.

Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk

dilanjutkan, tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r>0,80, peneliti dianjurkan

untuk melakukan analisis prediksi hubungan sebab-akibat (causal comparative study)

Page 17: Penelitian Korelasional.docx

atau bahkan ke studi eksperimen untuk dapat mendapatkan kepastian apakah

hubungan tersebut memiliki sebab akibat.2

G. Teknik Korelasi

Ada beberapa jenis teknik korelasi yang bisa digunakan.

1.  Korelasi Product – Moment

Ada 3 unsur yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi ini, yaitu:

Dari ketiga rumus diatas akan didapat koefisien korelasi (r) lalu diinterpretasikan.

Untuk interpretasi dapat dilihat tabel berikut

Besarnya r Interpretasi

0,800<r<1

0,600<r<0,600

0,400<r<0,600

Tinggi

Cukup

Agak Rendah

2 http://eka-merdekawati.blogspot.com/2011/11/metode-penelitian-korelasional.html

Page 18: Penelitian Korelasional.docx

0,200<r<0,400

0,000<r<0,200

Rendah

Sangat Rendah

Apabila diperoleh angka negatif, berarti kelasnya negatif, ini menunjukkan kebalikan

urutan indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1 (satu).

2.  Korelasi Tata Jenjang

Korelasi tata jenjang digunakan untuk menentukan hubungan atau dua gejala yang

kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.

Rumus yang dikemukakan:

3.  The Widespread Biserial Correlation

Sering terjadi dalam penelitian yang membutuhkan pengamatan seperti

cenderung memberikan nilai rata-ratadari pada menilai sangat baik atau sangat buruk.

Rumus:

Page 19: Penelitian Korelasional.docx

4.  Poin Biserial Correlation

Digunakan apabila kita hendak mengetahui korelasi antara dua variabel, yang

atu variabel kontinum, sedang yang lain variabel deskrit murni. Hasil perhitungan

dengan korelasi biserial dapat dikonsultasikan ke tabel r hasil korelasi produk

moment.

Rumus

5.  Korelasi Tetrachoric

Digunakan untuk mencari korelasi dua variabel deskrit buatan. Mula-mula

datanya merupakan data kontenum yang sebenarnya dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu:

Page 20: Penelitian Korelasional.docx

a. Subjek yang menguasai materi

b. Subjek yang tidak menuasai materi

 6.  Phi Coeficient

Koeficient Phi (π) yang menghasilkan Koeficient Phi digunakan untuk

mencari hubungan dua variabel diskrit dan diutamakan diskrit murni bila variabel

deskrit dan merupakan variabel diskrit, maka diubah dulu menjadi variabel diskrit

Korelasi Phi sering digunakan untuk menentukan validitas item variabel pertama

adalah benar atau salahnya subjek dalam menjawab item, sedangkan variabel kedua

adalah skor total yang dibuat dikotomi.

Cara mengubah skor total menjadi dikatomi dapat menggunakan mean atau

median. Jika menggunakan mean sebagai nilai pemisah subjek maka ada

kemungkinan banyaknya subjek pada dua kelompok bisa tidak sama bila

menggunakan mean sebagai nilai pemisah subjek maka banyak subjek untuk kedua

kelompok sama.

a. Kelompok yang tidak sama jumlah subjeknya

b. Kelompok yang sama jumlah subjeknya

Page 21: Penelitian Korelasional.docx

7.  Contingen Coeficient (Koefisien Kontingensi)

Koefisien Kontingensi digunakan bila variabel yang dikorelasikan berbentuk

kategori (gejala ordinal) bila datanya bergaris diskrit, maka aelain menggunakan

koefisient phi atau tetra korik. Tetapi bila variabelnya diklasifikasikan menjadi lebih

dari dua maka koefisient phi atau tetra korik tidak dapat digunakan.

Contingency (C) sangat erat kaitannya dengan Ch – kuadrat dan dihitung

dengan Chi kuadrat maka C dapat dengan mudah diketahui. Rumus menghitung Chi

kuadrat adalah:

Page 22: Penelitian Korelasional.docx

Untuk menghitung koefisien kontinyansi digunakan rumus: 3

H. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:

kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara

bersama-sama (simultan);  dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan

informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti

(Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah

penelitian ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang

pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk

menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat

melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.

Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma

mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan

yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian

korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap

variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering

3 http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/penelitian-korelasi.html#axzz28Iy64KIc

Page 23: Penelitian Korelasional.docx

merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu

memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi

yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).4

BAB III

PENUTUP

4 http://bintangkecilungu.wordpress.com/2010/10/31/metode-penelitian-korelasional-2/

Page 24: Penelitian Korelasional.docx

KESIMPULAN

Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan

adakah hubungan antarvariabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian

untuk diteliti. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya

pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.

Meskipun dari kenyataan ada hubungan yang erat antara dua variabel, seseorang tidak

dapat menyimpulkan bahwa variabel yang satu adalah penyebab dari variabel yang

lain. Hal ini disebabkan mungkin ada faktor ketiga yang mempengaruhi variabel

pertama, variabel kedua, atau mungkin mempengaruhi kedua-duanya. Dengan

mengabaikan ada atau tidaknya suatu hubungan sebab akibat, adanya hubungan yang

erat memungkinkan kita untuk membuat prakiraan.

SARAN

Saran yang perlu kami sampaikan kepada pembaca adalah hendaknya sebelum

melakukan penelitian perlu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dari jenis

penelitian korelasional. Hal ini berguna agar jenis penelitian yang digunakan tepat

sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Page 25: Penelitian Korelasional.docx

Suryabrata, S. 2005. Metodologi penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/penelitian-korelasi.html#axzz28Iy64KIc

http://bintangkecilungu.wordpress.com/2010/10/31/metode-penelitian-korelasional-2/

http://www.masbied.com/2010/03/20/penelitian-korelasional/

http://eka-merdekawati.blogspot.com/2011/11/metode-penelitian-korelasional.html