Pendidikan Orang Dewasa

28
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya belajar tidak mengenal usia. Konsep belajar seumur hidup atau long life education merupakan pernyataan yang menyiratkan bahw belajar merupakan proses yang terus-menerus berlangsung sepanjang umur manusia. Pada dasarnya manusia yang selalubelajarlah yang dapat meningkatkan kualitas hidup, karena belajar adalah intisari hidup. Manusia yang tidak belajar tidak akan berubah, dan jika orang tidak berubah pada hakikatnya ia mati. Mati bukan berarti kehilangan nyawa, melainkan mati dalam pengertian tidak dapat bersaing, tidak memiliki kesempatan dan tidak diperhitungkan orang lain. Penyuluhan sebagai salah satu proses pendidikanmerupakan upaya memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialamidan dilakukan oleh sasaran penyuluhannya. B. Deskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang pengertian pendidikan sekolah dan luar sekolah, Dasar elajar dan !aya belajar, Prinsip-prinsip Pendidikan "rang Dewasa, #aktor-faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, Suasana belajar yang mengacu pada prinsip pendidikan orang dewasa, #ungsi dan Peran #asilitator

description

Pemahaman dasar bagi penyuluh

Transcript of Pendidikan Orang Dewasa

Pada hakikatnya belajar tidak mengenal usia. Konsep belajar seumur hidup
atau long life education merupakan pernyataan yang menyiratkan bahwa
belajar merupakan proses yang terus-menerus berlangsung sepanjang umur 
manusia. Pada dasarnya manusia yang selalu belajarlah yang dapat
meningkatkan kualitas hidup, karena belajar adalah intisari hidup.
Manusia yang tidak belajar tidak akan berubah, dan jika orang tidak berubah
pada hakikatnya ia mati. Mati bukan berarti kehilangan nyawa, melainkan
mati dalam pengertian tidak dapat bersaing, tidak memiliki kesempatan dan
tidak diperhitungkan orang lain.
memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan
penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan
dilakukan oleh sasaran penyuluhannya.
Mata diklat ini membahas tentang pengertian pendidikan sekolah dan luar 
sekolah, Dasar elajar dan !aya belajar, Prinsip-prinsip Pendidikan "rang
Dewasa, #aktor-faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, Suasana
belajar yang mengacu pada prinsip pendidikan orang dewasa,   #ungsi dan
Peran #asilitator 
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat memahami pendidikan orang
dewasa dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.
D. Tujuan Pembelajaran !"usus (TP!
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat $
%. Menjelaskan konsep belajar orang dewasa.
&. Menjelaskan prinsip-prinsip belajar orang dewasa.
'. Mengerti fungsi dan peran fasilitator dalam kegiatan penyuluhan kehutanan
 
A. Pen'i'ikan Sekla" 'an Luar Sekla"
%. Pengertian Pendidikan
o Pendidikan berasal dari kata Pedagogik (bahasa )unani*, yaitu pais +
anak, agogos + penuntun. Dan selanjutnya berkembang konsep
andragogy yaitu pendidikan untuk orang dewasa. Di mana orang
dewasa telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
(pikiran, perasaan dan kemauan* sekaligus jasmani terdidik (anak-
anak* menuju pada terbentuknya kepribadian manusia yang utama.
&. enis-jenis Pendidikan
Pendidikan sekolah
yang telah dirancang dalam buku yang bakuketat yang tujuannya
adalah pembentukan sikap mental dan membekali ilmu pengetahuan
dasar.
 
untuk melaksanakan pendidikan (mis, keluarga, kelompok pergaulan,
kelompok professional, masyarakat*
Pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial ( social
change* agar masyarakat menjadi kuat dan mampu (berdaya* dan
merupakan proses pendidikan nonformal di luar sekolah. Kegiatan di luar 
sekolah sangat luas dan terus menerus mengalami perkembangan.
a. Mengapa perlu pendidikan luar sekolah *
 /lasannya antara lain $ kenyataan menunjukkan bahwa $
• 0idak semua masyarakat (bahkan sebagian besar* mampu
memperoleh pendidikan sekolah yang sangat mahal dan bukan
hanya anak-anak yang perlu belajar.
• Pendidikan di sekolah lebih menggunakan pendekatan mengajar 
(guru dan murid* yang kurang cocok dengan pendidikan secara
luas di mana peserta belajar lebih banyak merupakan orang
dewasa yang tidak suka dan tidak pantas digurui.
• Pendidikan sekolah ternyata tidak cukup untuk mengatasi
kebutuhan pengetahuan dan keterampilan praktis masyarakat yang
dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
 
%* Pendidikan pembebasan
kemampuan untuk berdiri sendiri menyelenggarakan
kehidupannya selain menerima haknya sebagai warga negara
sekalgus juga menjalankan kewajibannya.
terus-menerus pada bantuan orang lain (memandirikan
masyarakat * karena memiliki kesadaran dan kemampuan yang
memadai.
hidupnya.
menyadari hal-hal apay yang terus berubah, sehingga selalu
dibutuhkan upaya-upaya untuk memperbaharui dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
 
*. Pen'ekatan Pen'i'ikan #rang De+asa
Dalam pendidikan luar sekolah (non formal*, istilah pendidikan orang
dewasa kemudian menjadi sangat populer sebagai suatu pendekatan
belajar yang lebih tepat guna. Proses yang terjadi pada pendidikan orang
dewasa menerapkan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan
pendidikan anak, yaitu $
luar4 (lembaga dan agen pembangunan* dengan masyarakat. Proses
pembelajarannya diselenggarakan dengan menghargai kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan yang telah dimiliki oleh setiap orang.
o 1stilah guru diganti dengan istilah fasilitator belajar 
o istilah murid diganti menjadi peserta belajar (warga belajar*
5ara lama (kon6ensional* dimana peran agen pembangunan adalah
sebagai guru dan sumber pengetahuaninformasi diganti menjadi
fasilitator yang lebih menekankan pada proses saling belajar dan saling
bertukar informasi dengan masyarakat. Dengan pendekatan ini, peserta
belajar secara aktif mengembangkan kemampuan analisis dalam proses
belajar. /gen pembangunan juga bertugas memperkenalkan sumber-
sumber pengetahuan dan informasi lainnya agar masyarakat bisa
mengakses. Diharapkan lambat laun masyarakat mampu memfasilitasi
 
yang dibutuhkan.
Dalam proses pendidikan (termasuk juga penyuluhan* semacam ini,
terjadi komunikasi antara 3orang luar4 dan masyarakat secara sejajar 
karena mereka menjadi mitra belajar, mitra diskusi, sekaligus mitra
dalam melakukan kegiatan lain. Komunikasi semacam ini disebut
komunikasi Partisipatif atau disebut juga komunikasi pembebasan
(membebaskan masyarakat dari perasaan malu untuk berbicara, takut
salah, rendah diri, dsb*. Komunikasi semacam ini bukan hanya
dilakukan di dalam ruang pelatihanpembelajaran tetapi juga dilakukan
selama bekerja bersama masyarakat.
&. Petugas Program Sebagai Pendidik
termasuk penyuluh lapangan dalam kegiatan pendidikan luar sekolah (non
formal* melalui jalur kegiatan-kegiatan program pembangunan.
 
Pengetahuan okal
terselenggaranya pendidikan non formal dengan menggunakan
pendekatan pendidikan orang dewasa melalui jalur kegiatan-kegiatan
program pembangunan. Karena itu petugas program dan penyuluh yang
terbiasa menggunakan pendekatan kon6ensional (saya lebih tahu ;, 3saya
adalah guru4, 3saya adalah sumber pengetahuan bagi masyarakat
dampingan saya4, 3saya adalah pelatih agar masyarakat terampil4, 3saya
berbicara, masyarakat mendengarkan4, dsb* perlu mempelajari cara baru
dalam belajar dan bekerja bersama masyarakat, yaitu cara yang lebih
mengutamakan kemitraan dan saling belajar (belajar bersama*
 
Menurut seorang psikolog (Da6is Kolb*, bahwa proses belajar yang terjadi
pada orang dewasa merupakan 3proses pengalaman4. Proses
pengalaman tersebut terjadi melalui empat tahap, yaitu dari pengalaman
nyata, pengamatan dan refleksi, pembentukan konsep (pembuatan
kesimpulan* dan penerapan atau praktek.
 /gar orang dewasa dapat belajar dengan efektif ia membutuhkan
kemampuan-kemampuan yang berbeda. 1a harus mampu melibatkan
dirinya sendiri secara penuh, terbuka dan tidak ada bias dari pengalaman
yang baru< ia harus mampu merefleksikan dan mengamati pengalaman
tersebut dari berbagai sudut pandang. 1a harus mampu merumuskan
konsep dari hasil pengamatannya menjadi teori yang logis< dan ia harus
mampu menggunakan konsep tersebut sebagai panduan dalam
melakukan kegiatan. Setelah keempat langkah tersebut dilalui, seseorang
akan memperoleh pengalaman baru, dimana pengalaman tersebut
direfleksikan kembali lalu dibuat kesimpulan baru dan diterapkan.
Demikian seterusnya hingga daur belajar akan terulang kembali.
 
=. !aya elajar 
erangkat dari model di atas, kita dapat menemukan = jenis gaya belajar.
Dengan mengetahui berbagai macam gaya belajar, diharapkan sebagai
seorang penyuluhfasilitator dapat meningkatkan efekti6itas kegiatan
pembelajaran atau penyuluhan.
mengamatinya, senang melihat hasil dibanding proses< menekankan
penerapan praktis daripada pemahaman reflektif, berkeinginan
mempengaruhi orang lain dan mengubah keadaan< siap mengambil
resiko.
 
mencoba mamahami arti dan gagasan situasi< menekankan pengertian
dibanding penerapan praktis< sangat peduli terhadap 3kebenaran4
daripada kelayakan, sangat menghargai pandangan-pandangan atau
perspektif yang berbeda, sabar, tidak bias dan hati-hati dalam
penilaian.
lebih menyukai gagasan daripada perasaan, cenderung untuk
membenntuk teori-teori umum dibanding menganalisa keadaan-
keadaan spesifik< pintar dalam perencanaan sistematis, mengolah hal-
hal yang abstrak dan analisis yang kuantitatif.
d. /kti6is (Penerapanpraktek*
situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, menekankan
perasaan daripada pikiran, menikmati dan pintar dalam hubungan
dengan orang lain. ebih peduli pada realiskenyataan (dari
pandangannya sendiri* daripada teori atau penyamarataan
(generali>ation*, intuitif dalam mengambil keputusan dan dapat bekerja
paling efektif dalam situasi yang tidak bebas.
 
masing-masing tipe belajar.
Peluang untuk melatih, mencoba
telah terjadi
tindakan
07"9101K8S
yang lain
belum terlihat hubungannya
97#7K0"9
Mengembangkan gagasan-gagasan tanpa mempertimbangkan
ila kita berbicara tentang pendidikan orang dewasa, sesungguhnya orang
 
dewasa yang perlu diperhatikan, antara lain $
*. #rang 'e+asa mempun)ai knsep 'iri
"rang dewasa menuntut untuk dihargai
terutama dalam hal pengambilan keputusan
yang menyangkut diri dan kehidupannya.
"rang dewasa menganggap dirinya mampu
hidup mandiri. "leh karena itu cenderung untuk menghindar, menolak dan
merasa tersinggung bila diperlakukan seperti anak-anak. Mereka akan
menolak situasi belajar yang menggurui
-. #rang 'e+asa ka)a akan pengalaman
Makin lanjut usia seseorang, makin banyak
pengalaman yang ia miliki, dan semakin
berbeda pula pengalamannya dari orang
lain. /dapun pengalaman orang dewasa
dapat diperoleh dari $
pelajaran untuk menghadapi peristiwa masa kini.
  2ubungan dirinya dengan lingkungannya
 
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 /da masa- masa tertentu bagi orang
dewasa untuk siap mempelajari
pengrajin, maka kesiapan pertamanya
adalah memperoleh pekerjaan
menjadi pengrajin. Pada saat itu ia siap untuk belajar sesuatu yang
berkaitan dengan pekerjaannya. 0etapi bila ia juga mendapat peran yang
lain dalam waktu yang bersamaan, mungkin ia belum siap untuk itu. "leh
karena itu maka materi pembelajaran perlu disusun berdasarkan masa
kesiapannya.
belajaran)a
orang dewasa sebaiknya diarahkan
 
dihadapi warga belajar.
Sesungguhnya orang dewasa dapat dapat
melakukan kegiatan belajar. ila orang dewasa
tidak menampilkan kemampuan seperti
adanya perubahan faktor fisiologis, seperti
menurunnya pendengaran, dan tenaga sehingga
mempengaruhi kecepatan belajarnya. #asilitatorpenyuluh perlu
mendorong warga belajar dewasa dalam proses belajar, seuai langkah
dan keinginan yang mereka tetapkan sendiri.
1. Belajar merupakan prses )ang terja'i pa'a 'iri
proses belajar orang dewasa dapat terlaksana dengan baik apabila metode
dan teknik pembelajarannya melibatkan warga belajar. keterlibatan warga
belajar merupakan kunci keberhasilan pendidikan orang dewasa. 8ntuk itu,
fasilitatorpenyuluh dalam penyelenggaraan kegiatan hendaknya mampu
membantu warga belajar (masyarakat* untuk $
%. Mengidentifikasi kebutuhan belajar 
&. Merumuskan tujuan belajar 
pengalaman belajar.
D. 2aktr,3aktr Psiklgis 4ang 5empengaru"i Belajar 
*. Tujuan belajar 
0ujuan belajar merupakan salah satu unsur pembentuk moti6asi untuk
belajar yang dilakukan oleh seseorang. "leh karena itu, hasil belajar akan
sangat dipengaruhi oleh tujuan belajarnya.
0ugas seorang penyuluh untuk menyatakan tujuan penyuluhannya secara
 jelas dan mudah dihayati oleh sasaran penyuluhannya. 2al ini penting
untuk menumbuhkan perhatian warga belajar (masyarakat sasaran*
terhadap penyuluhan yang dilaksanakan.
-. Tingkat aspirasi atau 6ita,6ita
meraih prestasi sebaik-baiknya, akan mendorong untuk lebih aktif 
mengikuti kegiatan pembelajaran (penyuluhan*. Sebaliknya, jika program
belajar (penyuluhan* tidak sesuai dengan aspirasi yang diinginkan,
biasanya hasilnya juga tidak maksimal.
. Pengertian tentang "al )ang 'isa'ari
 
mendorong atau menghambat proses belajarnya, teruma jika tidak
memiliki konsep tentang segala sesuatu yang dipelajarinya. 0ingkat
pengertian seseorant terhadap sesuatu yang dipelajari sangat
menentukan tingkat kesiapannya untuk belajar.
/. Pengertian tentang keber"asilan 'an kegagalan
Semangat belajar seseorang juga dipengaruhi oleh pengetahuannya
tentang keberhasilan dan kegagalan. ika seseorang beranggapan
bahwa$
hanya dapat dicapai melalui proses belajar, maka ia akan memiliki
semangat belajar yang tinggi.
pengalaman untuk menuju keberhasilan di masa depan, ia memiliki,
maka ia akan memilikk semngat belajkar yang tinggi dan tidak
takutputus asafrustasi.
tidak mungkin dicapai melalui proses belajar, atau mengartikan
kegagalan sebagai suatu yang harus dihindari, maka yang
bersangkutan tidak akan memiliki semangat belajar yang tinggi dan
hasilnya belajarnya pun tidak akan baik
'. Umur 
efisiensi belajar, karena akan berpengaruh terhadap minatnya
terhadap macam pekerjaan tertentu sehingga umur orang juga sangat
berpengaruh terhadap moti6asinya untuk belajar. Sejalan dengan
pertambahan umur seseorang akan menumpuk pengalaman-
pengalamannya yang merupakan sumberdaya yang sangat berguna
bagi kesiapannya untuk belajar lebih lanjut.
0ingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga berpengaruh terhadap
kapasitas belajarnya karena ada kegiatan-kegiatan belajar yang
memerlukan tingkat pengetahuan tertentu utnuk memahaminya.
erdasarkan hasil penelitian disebutkan bahwa kapasitas belajar 
seseorang umumnya berkembang cepat sampai umur &@ th, dan
semakin berkurang hingga pada puncaknya sampai umur Ao th.
Disamping itu, keadaan sosbud masyarakat juga dapat membatasi
kapasitas seseorang untuk belajar. Masyarakat yang lebih kosmopolit
umumnya memiliki kapasitas belajar yang lebih tinggi dibanding
dengan kapasitas belajar dikalangan warga masyarakat yang masih
tertutup (localite*.
e. !apasitas belajar 
seseorang untuk menerima rangsangan atau pengalaman-
 
keadaan fisik, keadaan psikis maupun lingkungan.
3. Bakat
proses belajar seseorang, terutama untuk bidang-bidang tertentu.
"rang berbakat hanya akan menunjukkan kelebihannya jika
memperoleh rangsangan yang sesuai dengan bakatnya. Dengan
catatan harus terus mendapatkan stimulus (latihan* yang terus
menerus.
E. Suasana belajar )ang menga6u pa'a prinsip pen'i'ikan rang 'e+asa
Setelah kita menemukan bentuk program belajar berdasarkan prinsip-prinsip
belajar orang dewasa, tidaklah berarti program tersebut terjamin
efekti6itasnya tanpa ditunjang interaksi dan kegiatan yang mampu
mengimbanginya. 8ntuk membentuk interaksi program yang dapat
menunjang pencapaian tujuan program, maka fasilitatorpenyuluh harus
merancang dan membentuk suasana belajar yang dapat diikuti oleh warga
belajar dewasa.
mereka bebas mengemukakan pendapat, dapat bersuara tanpa merasa
tertekan atau malu serta dalam suasana yang tidak mengancam mereka
untuk merasa diremehkan. Suasana belajar diusahakan berjalan dengan
akrab tanpa keharusan mengikuti peraturan yang ketat, yang pada
akhirnya membuahkan kekakuan, bahkan mungkin kebisuan.
 
orang dewasa sulit untuk memusatkan perhatian pada kegiatan yang
monoton dan menjemukan. Dengan demikian diharapkan fasilitator 
mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam aneka
bentuk suasana belajar.
Ketiga, membentuk suasana belajar saling menghargai. karena belajar 
bagi orang dewasa bersifat subjektif dan unik, maka lepas dari benar atau
salah, segala pendapat, perasaan, gagasan, pikirannya perlu dihargai.
Meremehkan dan mengesampingkan harga diri mereka hanya akan
mematikan semangat belajar orang dewasa. Selain itu, fasilitator harus
pula menghargai dan menghormati warga belajar, bahasa maupun
budaya mereka.
peran warga belajar dan sumber belajar yang setara. Kehadiran fasilitator 
diperlukan untuk memberi bantuan bila warga belajar membutuhkan.
Sesuatu yang harus diingat oleh fasilitator (penyuluh* dalam hal ini adalah
harus memandang warga belajar sebagai nara sumber yang mempunyai
nilai dan bermanfaat dalam kegiatan belajar.
Kelima, suasana yang mengakui adanya hak untuk berbuat salah. Dalam
arti suasana belajar yang baik adalah bila warga belajar berani dan mau
mencoba pengetahuan baru. Segala sesuatu yang baru mengandung
resiko terjadinya keasalahan, maka kesalahan dan kekeliruan adalah hal
yang wajar dalam belajar.
bersama warga belajar. iarkan warga belajar menentukan waktu belajar,
sehingga mereka dapat bertanggung jawab dalam proses kegiatan.
2. 2ungsi 'an Peran 2asilitatr 
1nteraksi antara fasilitator sebagai sumber belajar dengan warga belajar 
menjadi faktor utama terciptanya situasi belajar. fasilitator berperan sebagai
pembantu, pendorong dan pembimbing warga belajar. ?arga belajar dengan
kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan belajar.
*. !eterlibatan 3asilitatr 
9uang lingkup dan sifat program yang fleksibel memberi ruang dan
kesempatan luas bagi fasilitator sebagai sumber belajar untuk melibatkan
diri dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun e6aluasi dengan
peran sebagai berikut $
kegiatan program.
maupun tujuan khusus kegiatan.
dan kegiatan belajar, alat-alat e6aluasi, fasilitas maupun media yang
diperlukan.
Melaksanakan program kegiatan
kegiatan bagi warga belajar.
Proses kegiatan belajar yang berpusat pada warga belajar ( Leaner 
centered Approach* bersifat partisipatif. 2al ini mengandung arti bahwa
makna setiap kegiatan belajar perlu disesuaikan dan didasari oleh latar 
belakang kehidupan warga belajar.
0ekanan kegiatan dalam proses belajar ini pada warga belajar, yang
diharapkan lebih banyak berperan dalam melakukan kegiatan tersebut,
sehingga materi, tujuan, kebutuhan belajar dan kemungkinan hambatan
digali dari warga belajar sendiri.
 /pabila warga belajar lebih menginginkan komunikasi dalam bahasa
daerah selama proses belajar berlangsung, maka fasilitator tidak perlu
memaksakan penggunaan bahasa yang tidak dikuasai mereka.
Penyuluhan kehutanan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan luar 
sekolah (non formal*. Paradigma penyuluhan kehutanan saat ini lebih
 
memahami prinsip dasar pendampingan, yaitu $
a. Belajar 'ari mas)arakat (+arga belajar7
Merupakan proses yang berasal dari, oleh dan untuk masyarakat.
Dibangun atas dasar pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan
rele6ansi pengetahuan tradisional masyarakat serta kemampuannya
untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Masyarakat sebagai pelaku utama.
pelaku atau guru.
masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai nara sumber utama
dan memahami kondisi masyarakat.
kegiatan, walaupun pada awalnya peran pendamping lebih besar, namun
harus diusahakan agar secara bertahap peran itu dapat berkurang
dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan kepada warga
masyarakat.
 
Pengalaman masyarakat dan pengalaman dari luar atau ino6asi baru
harus dipilih secara arif dan diharapkan satu sama lain dapat saling
melengkapi, karena sering terjadi pengetahuan masyarakat lokal tidak
dapat memecahkan permasalahan yang berkembang.
'. 5en'a"ulukan kepentingan mas)arakat setempat
kegiatannya.
memenuhi kebutuhannya untuk menyelesaikan masalah seuai dengan
kondisi, cara dan kemampuan yang mereka miliki.
Memberikan informasi tentang penyelesaian masalah yang dihadapi,
misalnya data teknis pendukung aturan, kelembagaan, pengetahuan
umum dan lain-lain.
menghadapi suatu situasi dan kondisi yang bukan merupakan bagian
tradisi mereka.
pengetahuan yang dimiliki masyarakat, mengikutsertakan sebanyak
mungkin aspek-aspek lokal dan tradisional dalam program yang
dikembangkan.
komunikasi
erorientasi pada proses walaupun membutuhkan waktu yang panjang
Peran 2asilitatr 'alam Pember'a)aan 5as)arakat
%. !atalisatr $ berperan sebagai katalis (mempercepat* dalam
menggerakkan kegiatan pembangunan yang ada di masyarakat.
&. Dinamisatr , menggerakkan masyarakat yang statis menjadi dinamis.
'. !munikatr , mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan dari
masyarakat kepada pemerintah atau sebaliknya.
=. 5ti8atr , memberikan doronganmoti6asi kepada masyarakat untuk mau
melakukan perubahan dalam memperbaiki penghidupannya.
A. 5e'iatr , mampu menghubungkan masyarakat dengan pihak lain dan
sebaliknya khususnya dalam hal penanganan konflik.
 
pengetahuan dan keterampilan kelompok dan anggotanya dalam pelaksanaan
pembangunan kehutanan
%. Menjaga agar semangat, kemauan, ide-ide dan gagasan kelompok tani tetap
tinggi sehingga kegiatan pembangunan kehutanan lancar.
&. Memacu dan meningkatkan kegiatan kelompok tani sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan kelompok tani
'. Mengurangi, menghentikan dan mengingatkan apabila ada kegiatan atau
sikap yang menyimpang dan tidak mendukung kegiatan pembangunan
kehutanan.
A. Membantu kelompok tani dalam menaghadapi permasalahan yang muncul
C. Membimbing kelompok tani untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama
. Mengembangkan jaringan kerjasama dalam kelompok, antar kelompok,
instansi terkait, lembaga keuangan dan mitra lainnya.
9eferensi $
%. ambang Sugema dan Setyabudi 2astuti. &@@&. Psikologi Belajar Orang  Dewasa. embaga /dministrasi :egara, akarta.
&. Departemen Kehutanan, Pusat ina Penyuluhan Kehutanan. &@@=. Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan. 7d. '
'. unandi /!. %EE'. Pendidikan Orang Dewasa. !ramedia Pustaka 8tama, akarta.
 
Diklat pembentukan Penyuluh Kehutanan
 Tk. Terampil Tahun 2006
MA'"T 2006