Pendidikan daerah tertinggal (arum cecep dodik septy)
-
Upload
cecep-kustandi -
Category
Education
-
view
428 -
download
11
Transcript of Pendidikan daerah tertinggal (arum cecep dodik septy)
1
PENINGKATAN KUALITAS
PENDIDIKAN DAERAH
TERTINGGAL Arum Setyowati, Cecep Kustandi, Dodik Mulyono, Septi Akhyanadiya
PENDAHULUAN PENDIDIKAN
DAERAH TERTINGGAL
2
Latar Belakang
Cita-cita bangsa Indonesia yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa
(Pembukaan UUD 1945 alinie IV)
Pendidikan menentukan potensi masing-
masing pribadi, merupakan aspek
penting dalam pembangunan (Sharma)
Tujuan Program
Pemerataan dan perluasan kesempatan pendidikan bagi seluruh anggota masyarakat
Terwujud layanan dan hasil yang bermutu
Adanya kesesuaian antara produk pendidikan dengan tuntutan masyarakat
Terjadinya pengelolaan pendidikan yang efisien.
Ciri-ciri Masyarakat pada
Daerah Tertinggal
Penduduknya bersifat gemen schaft (paguyupan)
Umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem (berburu dan meramu, peladang atau berpindah, dan nelayan)
Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam relatif tinggi
Peralatannya sederhana; Terbatasnya akses pelayanan sosial,
ekonomi, politik
Pendidikan dalam Konteks
Pembangunan Masyarakat (Basuki
Wibawa)
Upaya untuk melaksanakan wajib belajar Memenuhi tuntutan politik dan aspirasi
masyarakat Upaya membina kepribadian Upaya untuk menguasai dan
mengembangkan IPTEK Upaya penyiapan tenaga kerja Upaya pengembangan sumber daya manusia
seutuhnya Upaya pendidikan untuk transformnasi
kebudayaan
3 Tema Penting Implementasi
Strategi (Syaiful Sagala)
Menghubungkan strategi dengan
pembiayaan;
Memperkenalkan manajemen pertemuan
manajemen sederhana untuk meninjau
strategi;
Proses pembelajaran dan proses
penyesuaian strategi dikembangkan
menggunakan fasilitas, anggaran dan
teknologi yang sesuai
Cakupan Pendidikan
Upaya untuk melaksanakan wajib belajar
Memenuhi tuntutan politik dan aspirasi masyarakat
Upaya membina kepribadian Upaya untuk menguasai dan
mengembangkan IPTEK Upaya penyiapan tenaga kerja Upaya pengembangan sumber daya
manusia seutuhnya
Masalah Pendidikan Daerah
Tertinggal
Keterbatasan dana pendidikan karena
kesulitan ekonomi
Kurangnya niat seseorang individu untuk
mengenyam pendidikan
Kurangnya fasilitas pendidikan di daerah
terpencil atau daerah tertinggal
Kurangnya tenaga pendidik yang
berkompeten
9
Masalah Pendidikan Daerah
Tertinggal
Kurang terlayaninya pendidikan untuk anak-anak usia sekolah di daerah tertinggal
Tingginya angka putus sekolah di daerah tertinggal
Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan di daerah tertinggal
Kurangnya peran Institusi Pendidikan
10
PROFIL PENDIDIKAN
DAERAH TERTINGGAL
11
GAP ANALYSIS TERHADAP PENINGKATAN
IPM DI DAERAH TERTINGGAL
MASIH
TERDAPAT 151
(82,51%)
KABUPATEN
DAERAH
TERTINGGAL
RATA-RATA
IPM DIBAWAH
STANDAR
NASIONAL :
72,2
12
GAP ANALYSIS TERHADAP PENINGKATAN
ANGKA RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI DT
MASIH TERDAPAT
113 (61,7%)
KABUPATEN
DAERAH
TERTINGGAL
RATA-RATA LAMA
SEKOLAH
DIBAWAH
STANDAR
NASIONAL : 7,92
TAHUN
13
GAP ANALYSIS TERHADAP PENINGKATAN
AMH DI DAERAH TERTINGGAL
MASIH
TERDAPAT 67
KABUPATEN
DAERAH
TERTINGGAL
(36,6%) RATA-
RATA ANGKA
MELEK HURUF
DIBAWAH
STANDAR
NASIONAL :
92,91
14
NEGERI 54%
SWASTA 9%
TIDAK ADA 37%
PERSENTASE DESA DI DT TANPA SD/SEDERAJAT
37 % DESA DAERAH TERTINGGAL BELUM MEMILIKI FASILITAS SD/ SEDERAJAT
NEGERI 26%
SWASTA 18%
TIDAK ADA 56%
PERSENTASE DESA DI DT TANPA SMP/SEDERAJAT
56 % DESA DAERAH TERTINGGAL BELUM MEMILIKI FASILITAS SMP/ SEDERAJAT
15
ADA 31%
TIDAK ADA 69%
PERSENTASE DESA DI DT TANPA PAUD
ADA 8%
TIDAK ADA 92%
PERSENTASE DESA DI DT TANPA TBM
92 % DESA DAERAH TERTINGGAL TIDAK MEMILIKI FASILITAS TBM
69 % DESA DAERAH TERTINGGAL BELUM MEMILIKI FASILITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) 16
ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN DAERAH TERTINGGAL
17
Strategi Pembangunan Pendidikan Daerah Tertinggal
18
Internal
Eksternal
STRENGTH/ Kekuatan (S) 1. Posisi sebagai dearah
penyangga/penghubung dsb (S1) 2. Komitmen Pemerintah/(S2) 3. Sumberdaya Alam merupakan sektor
unggulan (S3) 4. Gotong royong (S4) 5. Penataan ruang (S5) 6. Adat Istiadat dan Budaya (S6) 7. Nota kesepakatan Gubernur dengan
Bupati/Wali (S7)
WEAKNESS/ Kelemahan (W) 1. Ketersediaan dana yang terbatas/kecil untuk pembangunan
daerah (W1) 2. Kondisi geografis yang jauh dari kota (W2) 3. Kualitas Sumberdaya Manusia yang masih rendah (W3) 4. Sarana dan Prasarana yang kurang memadai (W4) 5. Kurangnya peran Institusi Pendidikan, Balai penelitian dan
Diklatda dalam pembangunan (W5) 6. Lemahnya komunikasi antara lembaga pemerintah dengan
masyarakat dalam pembangunan (W6) 7. Kurang aktifnya lembaga 8. pembinaan/LPK (W7) 9. Supremasi hukum yang lemah (W8)
OPPORTUNITIES/ Peluang (O) 1. Kemitraan dan kerjasama dengan 2. pihak swasta (O1) 3. Terbentuknya Dept. Pembangunan 4. Daerah Tertinggal (O2) 5. Mulai stabilnya perekonomian
Nasional (O3) 6. Otonomi daerah yang memberikan
kebebasan (O4) 7. Persaingan Antar Wilayah (O5) 8. Kebijakan pemerintah pusat/propinsi
(O6) 9. Kerukunan hidup umat beragama (O7)
STRATEGI S-O 1. Meningkatkan akses kerjasama yang baik
antara pemerintah propinsi dengan desa/kabupaten yang dituangkan dalam suatu kebijakan pembangunan (S1,S2,S4,S7,O6)
2. Menciptakan atau meningkatkan kesempatan pendidikan, kesempatan berusaha dan lapangan kerja dengan berkerjasama dengan pihak-pihak swasta sebagai upaya untuk mendorong tumbuhnya pusat kegiatan ekonomi baru dengan tetap memperhatikan
STRATEGI W-O 1. Strategi pembangunan sarana dan prasarana pendidikan
sebagai upaya untuk meningkatkan pembangunan di wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil agar dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat dengan melibatkan Kementerian PDT juga pemerintah setempat (W2,W4,O2,O6)
2. Strategi peningkatan kualitas sumberdaya mamusia, dengan lebih melibatkan peran aktif dari institusi pendidikan, Balai penelitian dan Diklatda serta LPK juga partisipasi aktif masyarakat dan seluruh stakeholder bagi terbangunnya sistem kehidupan dan pemerintahan yang semakin demokratis, aspiratif,
3. respontif, dan akuntabel (W3,W5,W7,O6)
THREATS/ Ancaman (T) 1. Laju pertumbuhan penduduk yang
meningkat (T1) 2. Bencana alam Nasional- Regional (T2) 3. Kondisi politik & keamanan 4. Nasional-Regional yang tidak stabil (T3)
Ketidakpastian lingkungan global (T4)
STRATEGI S-T 1. Membangun database pendidikan
(S2,S7,T2) 2. Meningkatkan dan memanfaatkan
sumberdaya alam secara optimal sebagai konsekuensi untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan juga sebagai antisipasi putus sekolah akibat laju pertumbuhan penduduk yang meningkat (S3,S4,T1)
STRATEGI W -T 2. Memberdayakan pendidikan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan melalui pembangunan berbasis pendidikan pedesaan (W2,W3,W8,T1,T2) 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan kesehatan-pendidikan, keerampilan dan kewirausahaan untuk kualitas IPM (indeks pembangunan manusia) dan filterisasi arus global (W3,W5,T1,T4)
Strategi S-O
Meningkatkan akses kerjasama yang baik antara
pemerintah daerah dengan daerah yang
bersangkutan yang dituangkan dalam suatu kebijakan
pembangunan
Menciptakan atau meningkatkan kesempatan
pendidikan dan lapangan kerja dengan berkerjasama
dengan pihak-pihak swasta sebagai upaya untuk
mendorong tumbuhnya pusat pendidikan dan
kegiatan ekonomi baru dengan tetap memperhatikan
kekhasan/cirikhas pendidikan lokal produk andalan
daerah.
19
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal guna memperoleh keuntungan bagi daerah dalam pembangunan daerah tertinggal.
Strategi W-O
Strategi pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan
pembangunan pendidikan di wilayah tertinggal dan
terpencil agar dapat tumbuh dan berkembang lebih
cepat dengan melibatkan beberapa Kementerian
Strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia,
dengan lebih melibatkan peran aktif dari Institusi
Pendidikan, Balai penelitian dan Diklatda serta LPK juga
partisipasi aktif masyarakat dan seluruh stakeholder
bagi terbangunnya sistem pendidikan dan
pemerintahan yang semakin demokratis, aspiratif,
respontif, dan akuntabel.
20
Strategi W-O merupakan strategi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan yang
dimiliki dalam memanfaatkan peluang yang ada
Strategi S-T
Membangun database pendidikan dan
menerapkan deteksi dini akan terjadinya putus
sekolah
Meningkatkan dan memanfaatkan
sumberdaya alam secara optimal sebagai
konsekuensi untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi dan juga sebagai
antisipasi kelangkaan pangan akibat laju
pertumbuhan penduduk yang meningkat.
21
Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal
Strategi W-T
Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan
kemiskinan melalui pembangunan pendidikan
berbasis pedesaan.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen
pelayanan pendidikan dan kesehatan, keterampilan
dan kewirausahaan untuk meningkatkan kualitas IPM
dan filterisasi arus global.
22
Strategi W-T merupakan strategi yang mengurangi kelemahan internal
dan menghindari ancaman eksternal yang ada
Prioritas Strategi Berdasarkan Hasil matriks
QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Meningkatkan akses kerjasama yang baik antara
pemerintah propinsi dengan kabupaten yang
dituangkan dalam suatu kebijakan pembangunan
Menciptakan atau meningkatkan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja dengan berkerjasama
dengan pihak-pihak swasta.
Strategi peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Strategi pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan.
23
Prioritas Strategi Berdasarkan Hasil matriks
QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan
kemiskinan melalui pembangunan pendidikan
berbasis pedesaan.
Meningkatkan dan memanfaatkan sumberdaya
alam secara optimal.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen
pelayanan pendidikan, kesehatan, keterampilan
dan kewirausahaan.
Membangun database pendidikan dan menerapkan
deteksi dini akan terjadinya putus sekolah
24
Bentuk Alternatif Program:
Kerja sama antara sekolah yang berada di daerah
terpencil dengan sekolah yang berada di area
perkotaan (Sister School Development Project),
Membangun sebuah sattelite school di daerah
terpencil dengan pengawasan dari sekolah induk dari
daerah lain (Satellite School Development Project),
Membangun SMP Terbuka di daerah terpencil (SMP
Terbuka Establishment Project),
Membangun sekolah berasrama di daerah terpencil
(Boarding School Development Project), dan
Memperbaiki kualitas dari sekolah yang berada di
daerah terpencil (Quality Improvement of the Existing
School Project).
25
ARAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN
DAERAH TERTINGGALPEMERINTAH
26
Kegiatan
Pendidikan Keaksaraan
Pendidikan Alternatif
Pendidikan Keterampilan
Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
Pendidikan Luar Sekolah
(Kursus Vokasi)
Sasaran Peserta Tutor &
Masyarakat Buta Huruf
Desa tertinggal
Kom Adat Terpencil
Masyarakat Desa Tertinggal
Tenaga Pendidik
Masyarakat Desa Tertinggal
Arah Kegiatan Pendidikan & Keterampilan
2010-2014
Embrio Perdesaan Cerdas 2015
27
Pengembangan Perdesaan Daerah
Tertinggal berbasis Pembangunan Manusia
Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Kesehatan Pendidikan Daya Beli/ Ekonomi
PERDESAAN SEHAT
PERDESAAN CERDAS
PERDESAAN MANDIRI
2015 28
KRITERIA • Lembaga Pendidikan formal terdiri dari :
TK/sederajat, SD, SMP, SMU, SMK, Akademi, dan SLB.
• Lembaga Pendidikan Non formal • Pesantren • jarak sekolah terdekat • Keberadaan pendidikan keterampilan, • Kegiatan pemberantasan buta
aksara/keaksaraan fungsional (KF) selama 3 tahun terakhir
• Kegiatan pendidikan Paket A/B/C selama setahun terakhir mencakup program Paket A (setara SD/MI), Paket B (setara SMP/ MTs), dan Paket C (setara SMA/MA).
• Pos Pendidikan Anak Usia Dini (Pos PAUD) • Kelompok Bermain (Play Group)/Taman
Penitipan Anak • Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Kata Kunci Pendidikan RPJMN ke III •Kualitas Pendidikan (SPM) •Berbasis Keunggulan Lokal
PENGEMBANGAN PERDESAAN CERDAS DI DAERAH TERTINGGAL PERDESAAN CERDAS
Akademisi/ Profesi /Masy
PGRI, IPABI, Muslimat NU, dll
UNJ, UIN, dll
Dunia Usaha, CSR, Filantropi, BUMN
Kemendikbud
Kemensos
K/L Lainnya
183 Daerah Tertinggal
Pemkab DT/SKPD terkait
• Kerjasama kemitraan di bid pendidikan dengan K/L, Pemkab, lembaga masyarakat dan Perguruan Tinggi telah dilakukan KPDT secara rutin sepanjang RPJMN ke II.
• PADA RPJMN Ke III, Sinergi Kemitraan Akan didorong sebagai langkah utama pengembangan Perdesaan Cerdas di Daerah DT
KPDT
29
30
No Nama Kegiatan Jumlah Bantuan Jumlah Kab. Pelaksanaan
1 Pendidikan Keaksaraan Rp. 19.500.000.000,- 20 20 kab.
2 Pelatihan Keterampilan Pengolahan Potensi Lokal
Rp. 1.950.000.000,- 8 8 kab.
3 Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAUD dan SD
Rp. 1.100.000.000,- 5 4 kab.
4 Pendidikan Alternatif Rp. 2.550.000.000,- 6 6 kab.
5 Layanan Kursus dan Keahlian Fokasional Masyarakat
Rp. 1.000.000.000,- 10 10 kab.
Jumlah Rp. 26.100.000.000,- 49 kab. 97 %
Jenis Kegiatan Fasilitasi PDT TA
2013
31
No Nama Kegiatan Jumlah Bantuan Jumlah Kab.
1 Bantuan Fasilitasi dan Alat Peraga Penunjang Pendidikan Keaksaraan di Daerah Tertinggal
Rp. 10.000.000.000,- 16
2 Fasilitasi Peningkatan Keterampilan Pengolahan Potensi Lokal di Daerah Tertinggal
Rp. 3.892.000.000,- 8
3 Bantuan Stimulan Paket Pendidikan Multimedia dan Laboratorium komputer dalam rangka percepatan peningkatan kualitas lembaga pendidikan
Rp. 39.679.910.000,- 37
4 Bantuan Stimulan Paket buku perpustakaan dalam rangka percepatan peningkatan kualitas lembaga pendidikan di Daerah
Rp. 5.000.000.000,- 20
5 Bantuan Stimulan Alat Peraga Penunjang Pendidikan Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Rp. 40.670.090.000,- 20
6 Bantuan Stimulan Alat Peraga Penunjang PAUD Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Rp. 8.696.730.000,- 10
7 Fasilitasi Pendidikan Kursus/Kompetensi Aplikatif di Daerah Tertinggal
Rp. 8.800.000.000,- 12(Kursus), 7(Alternatif)
Jumlah (Per Oktober 2014) Rp. 116.738.730.000,- 69 kab.
Bantuan Sosial PDT TA 2014
Kesimpulan
Keseriusan dan kesigapan dari
pemerintah pusat dan daerah melalui
instansi terkait dengan cara
mengeluarkan kebijakan-kebijakan
seperti halnya kebijakan program
penanggulangan daerah tertinggal untuk
mengurangi jumlah anak yang tidak
sekolah dan putus sekolah
32
Daftar Pustaka
Onisimus, Amtu, Manajemen Pendidikan di Era
Otonomi Daerah, Penerbit Alfabeta, Bandung,
2011.
Suparman, Atwi, Solusi untuk Kualitas dan Aksesibilitas
Pendidikan, Tanggerang Selatan: Universitas
terbuka, 2014
Wibawa, Basuki, Manajemen dan Implementasinya di
Era Otonomi, Surabaya: Kertajaya Duta Media,
2005.
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004.
Sagala, Syaiful, Manajemen Strategik Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2007.
TERIMA KASIH
34