PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA …PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO...
Transcript of PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA …PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO...
PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK
DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS, BANYUTEMUMPANG,
SAWANGAN, MAGELANG
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Maria Merianti
NIM : 141124003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Bunda Maria, Orang Tuaku Tercinta ( Bapak G. Malau dan Ibu L. Turnip), Adik
dan Kakakku, Romo, OMK, Pendamping OMK, Ketua bidang paguyuban,
sekretariat dan segenap umat Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan – rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan.”
( Yeremia 29 :11 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG
MUDA KATOLIK (OMK) DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS,
BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG. Adapun penulisan
skripsi ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap kurangnya
pemahaman iman Orang Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat
dampak yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman iman OMK. Adapun
dampak tersebut yakni OMK tidak lagi menyadari peran pentingnya sebagai
generasi penerus dan masa depan Gereja. Pelaksanaan pendampingan iman
diharapkan mampu membantu OMK untuk menjadi pelaku perubahan.
Keprihatinan di atas menjadi alasan penulisan skripsi ini. Adapun maksud
dan tujuan dari penulisan skripsi ini yakni untuk meningkatkan pendampingan
iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang serta membantu OMK di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang untuk lebih menyadari perannya sebagai
generasi penerus Gereja sehingga semakin mampu mengenal, mempertahankan,
dan mewujudnyatakan imannya akan Kristus di Gereja maupun di tengah
masyarakat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif yakni berdasarkan wawancara terhadap Orang Muda Katolik (OMK),
pendamping, ketua bidang paguyuban serta Romo di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Selain itu penulis juga melakukan
penelitian terhadap dokumen-dokumen Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Dari penelitian tersebut ditemukan
bahwa Orang Muda Katolik (OMK) memerlukan adanya pendampingan iman
yang dapat membantu mereka mengenal, mempertahankan, dan mewujudnyatakan
imannya akan Kristus di Gereja maupun di tengah masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini, penulis berpendapat bahwa meningkatkan
pelaksanaan katekese dapat membantu para Orang Muda Katolik (OMK) dalam
usaha mengenal, mempertahankan, dan mewujudnyatakan imannya akan Kristus
di Gereja maupun di tengah masyarakat. Khususnya melalui katekese Audio
Visual yang dapat membantu OMK agar dapat tersentuh, tergerak dan lalu
bergerak. Adapun caranya adalah dengan pendalaman bersama (dialog). Kendati
demikian keputusan yang baik/ buruk, penting atau tidak merupakan keputusan
OMK sendiri. Dengan kata lain katekese audio visual membantu untuk “
menemani” setiap pribadi agar merasakan sendiri bahwa Allah bersemayam dalam
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is “ THE ACCOMPANIMENT OF
FAITH FOR THE YOUNG CATHOLICS IN SAINT CHRISTOFORUS PARISH,
BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG.“ The writing of this thesis
was chosen based on the author’s concern about the lack of understanding of the
faith of the Catholic Young People (OMK) in the Saint Christofore Parish,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. In this regard, there is an impact
caused by a lack of understanding of OMK's faith. As for the impact, OMK is no
longer aware of its important role as the next generation and future of the
Church. The implementation of faith assistance is expected to be able to help
OMK to become perpetrators of change.
This situation led to the implementation of the assistance of faith, for OMK
in the St. Christoforus Parish, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, to get
attention.The above concern is the reason for writing this thesis. The purpose and
purpose of this paper is to improve the faith assistance for Catholic Youth in the
Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang Parish and to help
OMK in the Santo Kristoforus Banyutemumpang Parish, Sawangan, Magelang to
be more aware of its role as the next generation of the Church , maintain, and
manifest his faith in Christ in the Church and in the community.
In writing this essay, the author uses a qualitative research method which
is based on interviews with Catholic Youth (OMK), assistants, chairmen of the
community as well as Father at the Saint Christofore Parish, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang. In addition, the author also conducted research on the
official documents of the St. Christophorus Parish, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang. From the study it was found that Catholic Youth (OMK) needed the
assistance of faith that could help them recognize, maintain, and manifest their
faith in Christ in the Church and in the community.
In this regard, the author argue that improving of catechesis can help Young
Catholics(OMK ) in their efforts to recognize, maintain and manifest their faith in
Christ in the Church and in the community. Especially throught Audio Visual
catechesis that helps OMK to be touched, moved and then moves carried out by
deepening together ( dialogue ). Nevertheless good / bad decisions, important or
not are the decisions of the OMK itself. In other words audio-visual catechesis
helps to "accompany" each person to feel for themselves that God lives in him.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
kasih dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI
SANTO KRISTOFORUS, BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN,
MAGELANG”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Katolik di
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari
banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr.B. Agus Rukiyanto SJ selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata Dharma,
yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis selama
menjalankan perkuliahan di kampus.
2. YH. Bintang Nusantara,SFK.M.Hum selaku dosen pembimbing utama yang
telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing penulis dengan kesabaran dan ketelitian beliau sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Yoseph Kristianto,SFK.M.Pd. selaku dosen penguji II, yang telah
membimbing penulis selama menempuh studi di PAK.
4. P. Banyu Dewa HS,S.Ag.M.Si. selaku dosen penguji III, yang berkenan
menguji penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Segenap Staf Dosen dan Karyawan Prodi PAK-JIP-FKIP-USD, Yogyakarta
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.
6. Vincentius Suparman, Pr selaku Romo Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang yang telah mengijinkan dan
bersedia memberikan tempat bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Bapak Y.P. Supono selaku ketua bidang paguyuban sekaligus pendamping
OMK serta yang telah bersedia meluangkan waktu bagi penulis untuk
melaksanakan wawancara.
8. Orang Muda Katolik Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang yang telah bersedia untuk diwawancara.
9. Keluargaku yang selalu meluangkan waktu, tenaga, dan materi dalam
membantuku serta selalu memberikan motivasi dan doa kepadaku.
10. Romo Ath. Kristiono Purwadi, SJ selaku romo paroki Santo Antonius
Muntilan yang selalu memberikan dukungan serta mendoakanku.
11. Sahabatku Dominicus Budhy yang selalu mengingatkan, setia menemani dan
memberikan semangat kepadaku.
12. Saudara-saudaraku angkatan 2014 yang telah memberikan dukungan,
perhatian, dan semangat bagi penulis selama menempuh studi di IPPAK.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini
dengan tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
penyusunan skripsi, sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 5
E. Metode Penulisan ............................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 6
BAB II. PERKEMBANGAN IMAN DAN PENDAMPINGAN IMAN ORANG
MUDA KATOLIK .............................................................................. 8
A. Perkembangan Iman .......................................................................... 8
1. Siapa itu Orang Muda Katolik ? ................................................... 9
2. Pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik ....................... 10
3. Perkembangan Iman Orang Muda Katolik.................................... 11
a. Kelompok usia remaja ............................................................. 11
b. Kelompok usia taruna .............................................................. 12
c. Kelompok usia karya ................................................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Peran Pendampingan Iman terhadap Perkembangan Iman OMK ..... 14
1. Pengertian Pendampingan Iman bagi OMK.................................. 14
2. Peran Pendampingan Iman bagi OMK.......................................... 16
a. Pendampingan iman sebagai pewartaan untuk OMK .............. 16
b. Pendampingan iman mendidik OMK ...................................... 17
c. Pendampingan iman memelihara, menjaga, dan menumbuhkan
iman OMK ............................................................................... 18
d. Pendampingan iman mengembangkan dan membawa
pembaharuan ............................................................................ 20
3. Bentuk Kegiatan Pendampingan Iman bagi OMK ........................ 21
a. Kerygma ( Pewartaan ) ............................................................. 22
1) Katekese Kaum Muda ........................................................ 22
2) Pendalaman Kitab Suci ...................................................... 23
3) Rekoleksi.............................................................................. 23
b. Liturgia ( Peribadatan ) ............................................................ 24
1) Latihan Koor atau lagu-lagu Rohani Gereja ....................... 25
2) Misa Orang Muda Katolik .................................................. 25
3) Legio Maria ........................................................................ 25
4) Doa Lingkungan ................................................................. 25
c. Diakonia .................................................................................... 26
d. Koinonia .................................................................................... 27
1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK) ................................. 27
2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) . .......................... 28
C. Peran Pendamping bagi Perkembangan Iman OMK ......................... 29
1. Sahabat .......................................................................................... 29
2. Pendorong / Motivator .................................................................. 31
3. Fasilitator ....................................................................................... 31
4. Saksi Kristus .................................................................................. 33
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendampingan Iman bagi
Perkembangan Iman OMK ................................................................ 34
1. Diri Sendiri..................................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Keluarga ......................................................................................... 35
3. Gereja ............................................................................................. 37
4. Masyarakat ..................................................................................... 38
BAB III. PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
IMAN ORANG MUDA KATOLIK (OMK)
DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS , BANYUTEMUMPANG,
SAWANGAN, MAGELANG.......................................................... 40
A. Gambaran Umum Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang ......................................................................... 40
1. Sejarah Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan ,
Magelang........................................................................................ 41
2. Kegiatan – kegiatan Pendampingan Iman di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang .......................................................................... 43
a. Kerygma ( Pewartaan ) ............................................................... 44
1) Katekese................................................................................. 44
2) Pendalaman Kitab Suci .......................................................... 44
b. Liturgia ( Peribadatan ) ............................................................. 45
1) Devosi .................................................................................... 45
2) Doa Rosario ........................................................................... 46
c. Diakonia ( Pelayanan ) . ............................................................ 46
d. Koinonia ( Paguyuban ) ........................................................... 47
1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK) .................................... 47
2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) .............................. 47
B. Metodologi Penelitian ....................................................................... 48
1. Permasalahan ................................................................................. 49
2. Tujuan Penelitian .......................................................................... 49
3. Manfaat Penelitian ........................................................................ 50
4. Jenis Penelitian .............................................................................. 50
5. Metode Penelitian ......................................................................... 50
6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
7. Analisis Data ................................................................................. 51
8. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 52
a. Tempat ...................................................................................... 52
b. Waktu Penelitian ...................................................................... 52
9. Sampel Penelitian .......................................................................... 52
10.Fokus Penelitian ........................................................................... 53
11.Instrumen Penelitian .................................................................... 55
C. Laporan Hasil Penelitian tentang Perkembangan Iman dan
Pendampingan Iman Orang Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang...................... 57
1. Studi Dokumen .............................................................................. 57
2. Hasil Wawancara dengan OMK .................................................... 58
3. Hasil Wawancara dengan Pendamping ......................................... 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Pendampingan Iman bagi Orang
Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang ......................................................................... 74
E. Kesimpulan Penelitian ....................................................................... 93
1. Pelaksanaan Pendampingan Iman . ................................................ 94
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Pendampingan Iman ...................................................................... 94
3. Harapan Pelaksanaan Pendampingan Iman bagi
Orang Muda Katolik (OMK) ........................................................ 95
BAB IV. KATEKESE AUDIO VISUAL SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN PENDAMPINGAN IMAN BAGI OMK
DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS, BANYUTEMUMPANG,
SAWANGAN, MAGELANG.......................................................... 97
A. Latar Belakang Pentingnya Katekese Audio Visual sebagai upaya
meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK............. 98
B. Pengertian, tujuan dan langkah-langkah katekese Audio Visual sebagai
upaya untuk meningkatkan pendampingan iman di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang...................... 99
1. Pengertian Katekese Audio Visual ............................................... 99
2. Tujuan Katekese Audio Visual ..................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
3. Langkah-langkah Katekese Audio Visual ..................................... 101
C. Tema-tema dan Tujuan Katekese Audio Visual . .............................. 104
1. Peserta Katekese Audio Visual ..................................................... 105
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan . .................................................. 105
D. Petunjuk umum Pelaksanaan Katekese Audio Visual ...................... 106
E. Contoh Satuan Pertemuan Katekese Audio Visual ........................... 107
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 102
A. Kesimpulan ........................................................................................ 111
B. Saran .................................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 114
LAMPIRAN ..................................................................................................... 116
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. (1)
Lampiran 2 : Lagu Pembuka ............................................................................ (2)
Lampiran 3 : Lagu Penutup ............................................................................. (3)
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara OMK dengan Pendamping .................... (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia
(Konferensi Wali Gereja, 1987)
B. Singkatan Dokumen Gereja
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II
tentang Gereja, 21 November 1964.
DV : Dei Verbum.Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II
tentang Wahyu Ilahi,18 November 1965.
GE : Gravissimum Educationis. Anjuran Apostolik Paus
Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam-imam dan
umat beriman tentang Pendidikan Kristen , 28 Oktober
1965.
AA : Apostolicsm Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II
tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
C. SINGKATAN LAIN
OMK : Orang Muda Katolik
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
KGK : Katekismus Gereja Katolik
Kan. : Kanon
Art. : Artikel
REMAKA : Remaja Katolik
HP : Handphone
PPDP : Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki
EKM : Ekaristi Kaum Muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Makrab : Malam Keakraban
PIA : Pendampingan Iman Anak
PIR : Pendampingan Iman Remaja
APP : Aksi Puasa Pembangunan
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
Proker : Program Kerja
KLMTD : Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel
Danpamis : Dana Papa Miskin
PMI : Palang Merah Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu pesat, membawa berbagai dampak bagi
kehidupan manusia termasuk dalam hal iman. Dampak tersebut juga sangat
dirasakan oleh Orang Muda Katolik. Sebagai Orang Muda Katolik (OMK),
mereka sedang mengalami pencarian identitas diri yang seringkali diliputi
kebimbangan untuk menata sistem nilai. OMK membutuhkan pendampingan
khususnya dalam hal iman, dengan harapan OMK mampu mempertahankan
imannya di tengah-tengah pilihan hidup serta pada saat berhadapan dengan orang
lain.
Selain itu, OMK juga diharapkan mulai melibatkan diri dalam berbagai
kegiatan gereja. Adapun caranya dengan mengambil peran-peran strategis yang
dapat memberi dampak bagi kemajuan Gereja baik dengan menjadi peserta
maupun petugas pada kegiatan-kegiatan di dalam maupun di luar Gereja.
Menghadapi hal ini, kehadiran Gereja sangat penting untuk membantu kaum
muda dalam tahap pencarian identitas diri khususnya bagi perkembangan
imannya. Secara khusus Gereja perlu hadir dalam bentuk pendampingan iman
bagi Orang Muda Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendampingan sendiri memiliki makna sebagai usaha untuk membantu
kaum muda dalam penyiapan diri menuju ke masa depan (Mangunhardjana, 1986
:21). Berkaitan dengan hal tersebut, ada dua sifat pendampingan iman yakni
pendampingan iman yang total dan pendampingan iman secara integral (Dewan
Karya Pastoral KAS, 2014 : 55). Adapun makna pendampingan iman yang total
dan integral adalah pendampingan iman yang dijalankan dengan melibatkan
seluruh potensi umat dan segala macam kegiatan umat di paroki. Pendampingan
iman yang total dan integral juga menunjukkan kesatuan arah semua kegiatan
Gereja demi perkembangan iman khususnya bagi OMK agar memiliki
kedewasaan dalam hal iman.
Selain itu, pendampingan iman merupakan bagian yang sangat vital dalam
karya pastoral Gereja, yakni sebagai sarana terdepan mengabarkan Injil agar umat
manusia khususnya OMK tidak hanya mengetahui apa yang diimaninya, namun
juga mampu menghayati, serta mewujudkan apa yang diimaninya dalam
kehidupan sehari-hari. Dewan Karya Pastoral KAS mengatakan bahwa “Dalam
pendampingan ada tiga komponen yang saling terkait yakni pendamping, proses
dan yang didampingi. Pendampingan yang baik tentu akan menghasilkan buah
yang baik pula. Oleh karena itu pendampingan perlu disiapkan dan direncanakan
dengan matang (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014:54).”
Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, belum
sepenuhnya melakukan pendampingan iman bagi OMK. Berdasarkan hasil
wawancara penulis, responden mengatakan bahwa, pelaksanaan pendampingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
iman hanya dilaksanakan pada momen-momen khusus Gerejani. Oleh sebab itu
pendampingan iman belum mampu mengantar OMK sampai kepada kedewasaan
iman. Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang Sawangan Magelang sudah
mengupayakan berbagai kegiatan pendampingan iman untuk membantu
perkembangan iman orang muda katolik (OMK).
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang Sawangan Magelang tidak terbatas pada bidang liturgi dan
koinonia saja namun juga dalam bidang kerygma dan diakonia. Adapun beberapa
kegiatan pendampingan iman yang dilakukan yakni katekese, devosi, doa rosario,
bakti sosial, donor darah, dll. Kendati demikian berbagai kegiatan pendampingan
iman yang dilaksanakan OMK khususnya yang berupa katekese belum mampu
membantu OMK untuk mengetahui, menghayati, serta mewujudkan apa yang
diimaninya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bagian dari Keuskupan Agung
Semarang, OMK di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang juga diharapkan berkembang dalam imannya secara menyeluruh.
Berkaitan dengan perkembangan iman tersebut, Dewan Karya Pastoral
mengatakan :
“Adapun perkembangan iman yang diharapkan adalah perkembangan yang
meliputi unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Unsur kognitif meliputi
proses berfikir yang melahirkan pemahaman, pengetahuan wawasan, dan
pertanggungjawaban mengenai iman yang dimiliki. Unsur afektif yakni
berkenaan dengan hati, sikap, dan perasaan yang melahirkan penghayatan
iman, pengendapan batin, rasa cinta, rasa bangga, dan siap berkorban demi
imannya. Sedangkan unsur psikomotorik berkenaan dengan tindakan,
perilaku, tata gerak, dan keterlibatan yang bersumber dari iman. Dengan
kata lain iman bukan hanya soal pemahaman, tetapi juga penghayatan dan
perilaku (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014: 56).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui sejauh mana
pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang sudah dilaksanakan. Dalam rangka ini
penulis memberi judul skripsi yakni “ PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG
MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS
BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG.”
Melalui penulisan skripsi ini, penulis ingin mengajak para pendamping
untuk melaksanakan pendampingan iman khususnya berupa katekese yang sesuai
dengan pergulatan hidup bagi Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik?
2. Bagaimana pelaksanaan pendampingan iman Orang Muda Katolik di Paroki
Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
3. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan
pendampingan iman bagi perkembangan iman Orang Muda Katolik di Paroki
Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Mengetahui pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
3. Memberi masukan untuk meningkatkan pendampingan iman bagi Orang
Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan pemaparan di atas, manfaat – manfaat yang dapat diambil
sebagai berikut :
1. Bagi Gereja
Penulisan ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan pendampingan iman bagi perkembangan iman Orang Muda
Katolik.
2. Bagi Pendamping Orang Muda Katolik
Memberi alternatif pendampingan iman bagi pendamping Orang Muda
Katolik di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
3. Bagi Mahasiswa
Melatih penulis untuk berfikir secara kritis agar mampu menuangkan gagasan
secara jelas dan baik untuk memberikan masukan mengenai pendampingan
iman yang berupa katekese bagi perkembangan iman Orang Muda Katolik.
E. METODE PENULISAN
Metode penulisan skripsi ini adalah deskripsi analistis yang dilaksanakan,
berdasarkan studi pustaka dan penelitian kualitatif. Dalam penulisan ini, penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan (Sugiyono,
2012 : 29). Kemudian berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian melakukan
pembahasan membuat kesimpulan hingga mengusulkan suatu program. Untuk
mendukung kedalaman pada penulisan, penulis melakukan penelitian pada obyek
yang alamiah yakni obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
peneliti (Sugiyono, 2012 :14-15).
F. SISTEMATIKAN PENULISAN
Skripsi yang mengambil judul PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG
MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS
BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG, dikembangkan dalam
lima bab yakni :
Bab I merupakan bagian pendahuluan yang mengemukakan tentang latar
belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan skripsi secara keseluruhan.
Bab II Penulis menguraikan mengenai perkembangan iman dan
pendampingan iman Orang Muda Katolik. Penulis membagi bab ini menjadi tiga
bagian diantaranya perkembangan iman, peran pendampingan iman terhadap
perkembangan iman OMK, peran pendamping bagi perkembangan iman serta
faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman bagi perkembangan iman
OMK .
Bab III penulis menguraikan penelitian tentang perkembangan iman dan
pendampingan iman orang muda katolik (OMK) di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, metode penelitian, laporan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
penelitian tentang perkembangan iman dan pendampingan iman bagi OMK di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, pembahasan
hasil penelitian tentang pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang serta kesimpulan penelitian.
Bab IV penulis menguraikan latar belakang pentingnya Katekese Audio
Visual untuk pendampingan iman OMK, pengertian, tujuan dan langkah-langkah
Katekese Audio Visual sebagai upaya untuk meningkatkan pendampingan iman di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, contoh
program Katekese Audio Visual dan contoh Satuan Pertemuan Katekese Audio
Visual.
Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. Dalam
bab ini penulis memberikan kesimpulan atas keseluruhan isi skripsi ini dan
memberikan saran untuk meningkatkan pendampingan iman bagi OMK di Paroki
Santo Kristoforus, Sawangan, Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PERKEMBANGAN IMAN DAN PENDAMPINGAN IMAN
ORANG MUDA KATOLIK
Orang Muda Katolik (OMK) yang pada umumnya sedang mengalami
pencaharian identitas diri membutuhkan pendampingan khususnya dalam hal
iman. Dengan adanya pendampingan diharapkan OMK mampu mempertahankan
imannya di tengah pilihan-pilihan hidup serta mampu mempertanggungjawabkan
imannya dengan mau melibatkan diri dalam kehidupan menggereja maupun di
masyarakat. Berkaitan dengan hal ini pada bagian ini akan dibahas mengenai
perkembangan iman yang meliputi siapa itu OMK, pandangan gereja mengenai
OMK, bagaimana perkembangan iman OMK, dan peran pendampingan iman
terhadap perkembangan iman OMK yang meliputi pengertian pendampingan iman
bagi OMK, peran pendampingan iman bagi OMK, bentuk kegiatan pendampingan
iman bagi OMK serta peran pendamping bagi perkembangan iman OMK yang
meliputi sahabat , pendorong/ motivator, fasilitator dan saksi kristus.
A. Perkembangan Iman
Perkembangan iman meliputi unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Adapun unsur kognitif meliputi proses berfikir yang melahirkan pemahaman,
pengetahuan wawasan, dan pertanggungjawaban mengenai iman yang dimiliki.
Misalnya dengan menjadikan iman yang dimiliki sebagai landasan untuk berpikir
bahkan bertanggungjawab. Unsur afektif yakni berkenaan dengan hati, sikap, dan
perasaan. Adapun contohnya rasa cinta, rasa bangga, dan siap berkorban demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
imannya. Sedangkan unsur psikomotorik yakni yang berkenaan dengan tindakan,
perilaku, tata gerak, dan keterlibatan yang bersumber dari iman ( Dewan Karya
Pastoral KAS, 2014: 56). Dengan kata lain, menjadikan landasan iman yang
dimiliki untuk menentukan sikap. Berkaitan dengan hal ini, pada bagian ini
penulis akan membahas mengenai Pengertian Orang Muda Katolik, pandangan
Gereja mengenai OMK serta bagaimana perkembangan iman Orang Muda
Katolik.
1. Siapa itu Orang Muda Katolik ?
Orang Muda Katolik (OMK) adalah mereka yang berusia antara 13
hingga 35 tahun yang telah dibaptis atau telah diterima dalam Gereja Katolik dan
lajang. Adapun rentang umur ini merujuk pada buku “Pendidikan Politik Bagi
Generasi Muda dan Keputusan Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan
dan Pengembangan Generasi Muda No. 01/BK tahun 1982 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda” yang dikeluarkan oleh
Kantor Menpora tahun 1985. Menurut Komisi Kepemudaan KWI (2014 : 17),
rentang usia 13-35 tahun dipilih karena pada usia tersebut OMK sedang
mengalami perkembangan psikologis. Rentang usia 13 sampai 35 tahun juga
menunjukkan bahwa Orang Muda Katolik (OMK) terdiri atas usia remaja hingga
usia karya.
Dalam rapat pengurus Pleno Komisi Kepemudaan KWI bulan Agustus
1991, rentang umur tersebut dikategorikan lebih rinci sebagai berikut : kelompok
usia remaja ( 13-15 tahun), kelompok usia taruna (16-19 tahun), kelompok usia
madya (20-24 tahun), serta kelompok usia karya ( 25- 35 tahun). Adapun tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dari adanya penggolongan usia terhadap Orang Muda Katolik (OMK) yakni agar
dilaksanakannya pembinaan yang sesuai dengan sifat dan ciri khas OMK yang
harus dihargai dan diperhitungkan. Dengan demikian OMK diberi kemungkinan,
kesempatan, kepercayaan, dan tanggung jawab sebagai subyek dan pelaku utama
proses bina diri dan saling bina (Komisi Kepemudaan KWI , 1998 : 4).
2. Pandangan Gereja mengenai Orang Muda Katolik
Gereja melalui Konsili Vatikan II, memberikan definisi mengenai dirinya
sendiri yakni sebagai umat Allah ( LG 9). Gereja disebut sebagai Umat Allah
karena Allah berkenan menguduskan dan menyelamatkan manusia dengan
menjadikan mereka satu umat yang dikumpulkan oleh kesatuan Bapa, Putra, dan
Roh Kudus (KGK 153). Definisi ini dijelaskan lebih lanjut dalam Kitab Hukum
Kanonik, yang mendefinisikan umat Allah sebagai mereka yang melalui babtis
diinkorporasi pada Kristus dan karena itu dengan caranya masing-masing
mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian, dan rajawi Kristus (kan. 204).
Orang Muda Katolik (OMK) yang memiliki iman kepada Kristus lewat
pembaptisan juga merupakan bagian dari umat Allah.
Gereja memandang OMK bukan hanya sekelompok orang dengan tahap
usia tertentu, namun lebih daripada itu, OMK sebagai umat Allah memiliki hak
dan kewajiban untuk memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus kepada semua
orang di seluruh dunia. Dalam menjalankan tugas tersebut OMK telah diberi
karisma yang berbeda-beda oleh Roh Kudus sendiri. Adapun makna dari karisma
itu sendiri adalah anugerah-anugerah khusus Roh Kudus yang diberikan kepada
pribadi-pribadi untuk kebaikan umat manusia, untuk kebutuhan dunia, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
khususnya untuk pembangunan Gereja (KGK 160). Melalui karisma yang
berbeda-beda tersebut diharapkan sebagai umat Allah, Orang Muda Katolik
(OMK) mampu memberikan sumbangan atau mengambil peran dalam Gereja
maupun masyarakat.
3. Perkembangan Iman Orang Muda Katolik
Konsili Vatikan II memberikan definisi mengenai iman sebagai penyerahan
diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi
serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyuhkan, dan dengan
sukarela menerima sebagai kebenaran, wahyu yang dikaruniakan oleh -Nya ( DV
5). Berkaitan dengan hal ini, Agus Cremers dalam James Fowler (1995 : 95)
menunjukan ada tujuh tahap perkembangan iman yakni Kepercayaan Awal dan
Elementer, Kepercayaan Intuitif-Proyektif, Kepercayaan Mitis-Harfiah,
Kepercayaan Sintesis-Konvensional, Kepercayaan Individuatif-Reflektif,
Kepercayaan Konjungtif dan Kepercayaan yang Mengacu pada Universalitas.
Adapun yang termasuk tahap perkembangan iman Orang Muda Katolik (OMK)
adalah sebagai berikut :
a. Kelompok usia remaja ( 13-15 tahun)
Kelompok remaja dengan usia 13-15 tahun termasuk dalam tahap
perkembangan iman sintesis-konvensional. Pada tahap ini remaja yang sedang
mencari identitas diri, mengharapkan hubungan pribadi yang bersifat intim
dengan Tuhan. Dalam upaya mencari identitas ini, remaja terkadang berusaha
untuk memperoleh gambaran tokoh yang mempunyai pengaruh moralis (moral
authority).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dalam pikiran remaja, kegiatan imannya sering kali tak dapat dipuaskan
dengan jawaban-jawaban umum yang sesuai standar pengertian masyarakat. Oleh
sebab itu, remaja seringkali berupaya mengikuti atau menjadi anggota keagamaan
(di mesjid, gereja, vihara, atau kuil). Pada tahap ini juga, kemampuan berpikir
remaja sudah cukup matang, yakni remaja mampu menganalisis, menghubungkan,
hingga menyatukan hal-hal yang dipelajari secara sistematis. Remaja tidak lagi
menerima apa yang didengar dan dipelajari begitu saja. Remaja mulai mampu
berpikir kritis.
Dalam diri remaja, tumbuh keyakinan untuk tunduk dan patuh terhadap
apa yang diyakini. Kendati demikian remaja belum mampu menganalisis alternatif
ideologi agama secara tepat.
b. Kelompok usia taruna (16-19 tahun) - Kelompok usia madya
(20-24 tahun).
Kelompok usia taruna hingga usia madya yakni pada usia 16 tahun sampai
24 tahun, tergolong dalam tahap perkembangan iman Individuatif – Reflektif
(Refleksi ke dalam Diri Sendiri). Kelompok usia ini mengalami masa transisi dari
remaja menuju masa dewasa awal. Pada tahap ini individu mampu mengambil dan
melakukan tanggung jawab secara penuh terhadap apa yang diyakini. Berbeda
dengan kelompok usia remaja yang berupaya mengikuti atau menjadi anggota
keagamaan Pada kelompok usia taruna, individu khususnya OMK telah siap
menerima konsekuensi paling buruk akibat ajaran agama yang diyakininya.
Bahkan orang muda katolik (OMK) rela hidup terpisah, tidak diakui
sebagai anggota keluarga atau komunitas kelompok hingga meninggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
orangtua, keluarga dan komunitas demi agama yang diyakininya. Hal ini
dilakukan karena pada masa ini, OMK sadar dan sungguh mengetahui bahwa
keyakinan itu sangat berarti. Bahkan harus diperjuangkan sampai akhir hayat.
Pada tahap ini juga, OMK memasuki masa post - conventional, dimana OMK
mampu merasakan hubungan yang intim dengan Tuhan hingga menjadi ekslusif.
Adapun munculnya hubungan intim terhadap Tuhan dikarenakan munculnya
gerakan yang dipicu rasa traumatis ( sressfull or traumatic event), seperti
perpisahan karena kematian seorang yang dicintai ( orang tua, saudara kandung,
dan teman karib).
c. Kelompok usia karya ( 25- 35 tahun)
Menurut Fowler (1995 : 95), sebagian orang dewasa menengah ( middle
adulthood) berada pada tahap ini. Pada tahap ini OMK tidak lagi hanya mampu
bertanggungjawab, namun juga OMK telah mampu bersikap kritis, yaitu
menganalisis pandangan-pandangan dalam ajaran agama yang dianggap saling
bertentangan (paradox or contradiction). Logika dan penalaran OMK mengalami
keterbatasan karena merasa tidak mampu memahami (kekompleksan) ajaran
agama yang dianut. OMK seringkali menonjolkan daya intelektualitas yang
dimiliki sehingga tidak bisa menerima ajaran yang bersifat kontradiksi. OMK
tidak jarang menyerang ajaran tersebut dengan mencari kelemahan dari ajaran
tersebut.
Pada akhirnya menyebabkan, OMK keluar dari komunitas agama serta
berusaha mendirikan aliran tersendiri (sekte sendiri) bahkan murtad dari agama
yang dianut. Kendati demikian, OMK yang berpikir positif akan berupaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memenuhi hasrat murni yang paling dalam dengan makin mendalami iman yang
dimiliki guna mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian yang tidak
diinginkan, seperti kematian. Adapun caranya dengan mengintegrasikan
pemahaman yang menyeluruh dari keyakinan agama yang dimiliki.
B. Peran Pendampingan Iman Terhadap Perkembangan Iman OMK
Pendampingan iman memiliki peran yang sangat penting bagi OMK.
OMK yang sedang mengalami pencaharian jati diri, dituntut untuk dapat mencari
arti hidup serta mengisi hidup secara lebih berarti lewat karya bakti bagi gereja
dan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini peran pendampingan iman sangat
dibutuhkan khususnya dalam membantu OMK agar mampu mengintegrasikan
antara iman dan kehidupan nyata. Pada bagian ini akan dibahas mengenai
pengertian pendampingan iman bagi OMK, peran pendampingan iman bagi OMK
dan bentuk kegiatan pendampingan iman bagi OMK.
1. Pengertian Pendampingan Iman bagi OMK
Pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) merupakan
bagian dari formatio iman. Adapun makna formatio iman dalam buku Direktorium
Formatio Iman art. 49 ( 2018 : 33) adalah pembinaan iman orang-orang yang telah
dibaptis yang diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar
mereka memasuki kepenuhan hidup Kristen. Dalam Formatio Iman terdapat unsur
pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta
pendewasaan iman ( Kis. 18 :25 ; Kis. 21:21; Gal. 6:6 ; 1 Kor. 14:19).
Formatio Iman merupakan tahap lanjutan dari perutusan Gereja yakni
evangelisasi. Adapun formatio iman, bertugas menjaga, merawat, menyuburkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan mendewasakan iman itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan
evangelisasi dan formatio iman adalah dua aspek yang saling berkaitan.
Evangelisasi melahirkan iman dan pertobatan sedangkan formatio iman bertugas
memupuk dan mengembangkan iman itu sendiri.
Pendampingan Iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) merupakan salah
satu upaya dari formatio iman. Melalui pendampingan iman OMK mengajarkan
tidak hanya melibatkan diri dalam kehidupan menggereja, namun juga agar
OMK mengalami perkembangan dalam hal iman demi kemajuan Gereja.
Dengan cara berpikir OMK yang cenderung kreatif, OMK diharapkan mampu
memberikan perkembangan bagi pewartaan dan pelayanan Gereja. Dalam
pendampingan ada tiga komponen yang saling terkait yakni pendamping, proses,
serta yang didampingi.
Berkaitan dengan hal ini pendampingan iman dengan melibatkan seluruh
potensi umat serta segala kegiatan umat di paroki sangat baik khususnya bagi
perkembangan iman OMK. Dengan kata lain pendampingan iman tidak hanya
dilaksanakan oleh para pendamping OMK saja. Selain itu pendampingan iman
juga perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan matang demi tercapainya
tujuan yang diinginkan.
2. Peran Pendampingan Iman bagi OMK
Keadaan Orang Muda Katolik (OMK) yang beraneka ragam khususnya
dalam hal iman menuntut dilaksanakannya pendampingan iman. Adapun tujuan
pendampingan iman menurut Dewan Karya Pastoral KAS (2014 : 26) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
utama adalah untuk mencapai kepenuhan di dalam Kristus. Kepenuhan di dalam
Kristus sendiri merupakan konsekuensi sebagai pengikut Kristus, untuk hidup
sesuai dengan teladan – teladan yang telah diajarkan Kristus ( Ef 4 : 2-6).
Berkaitan dengan tujuan tersebut ada empat peran Pendampingan OMK guna
mengantar OMK mencapai kepenuhan di dalam Kristus yakni
kerygmatis/pewartaan, edukatif/ pendidikan iman, kuratif/menumbuhkan iman
dan transformatif/pembaharuan (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 23) :
a. Pendampingan Iman sebagai Pewartaan untuk OMK
Salah satu peran pendampingan ialah kerygmatis atau pewartaan. Adapun
peran kerygmatis tersebut untuk menegaskan kembali tugas perutusan Gereja
yakni mewartakan sabda Allah terutama bagi yang sudah menjadi anggota
Gereja. Sabda Allah sendiri adalah karya Allah akan penyelamatan umat
manusia yang tampak melalui putra-Nya Yesus Kristus. Berkaitan dengan hal ini
pendampingan iman memiliki tugas untuk menghadirkan sabda Allah agar umat
dapat bertemu secara pribadi dengan Kristus. Dalam pendampingan iman yang
terpenting adalah mewartakan Kristus.
Oleh sebab itu, pelaksanaan pendampingan iman sangat penting bagi
seluruh anggota Gereja, terutama bagi OMK. Pendampingan iman menjadi wujud
nyata pelayanan sabda Allah bagi OMK. Selain itu melalui peran ini Gereja diajak
untuk sadar akan kerjasama Allah yakni Allah melalui Yesus Kristus menjumpai
dan membimbing OMK untuk hidup di jalan keselamatan.
Yesus membimbing bukan hanya melalui sabda, namun juga melalui
seluruh hidup-Nya yang dipersembahkan bagi keselamatan manusia. Kitab Suci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjadi media utama bagi pendampingan iman. Pendampingan Iman mewartakan
dan menyajikan kisah dan peristiwa Allah yang mewahyukan diri kepada
manusia. Berkaitan dengan hal ini, OMK diajak untuk masuk dalam pengalaman
biblis untuk merasakan kasih dan pendampingan Tuhan sepanjang sejarah
keselamatan.
Pendampingan Iman menjadi tempat istimewa di mana sabda Allah
senantiasa bergema dalam sejarah manusia dalam bentuk pengajaran, ajakan,
pewartaan, doa, dan kesaksian hidup. Sedangkan terhadap pewartaan tersebut,
OMK beriman diajak untuk memberikan tanggapan akan sabda Allah. Kendati
demikian, sabda Allah tidak melulu bersifat pengajaran, tetapi juga sebagai
sebuah pernyataan diri Allah yang menawarkan keselamatan. Terhadap tawaran
itu, OMK tidak boleh hanya berdiam diri, berpangku tangan melainkan berani
mengambil sikap yang menentukan arah hidupnya. Sehingga nanti umat sanggup
menyatakan ketaatan iman (Roma 16: 26). Dengan kata lain OMK dengan bebas
menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan
akal budi serta kehendak yang sepenuhnya.
b. Pendampingan Iman Mendidik OMK
Peran pendampingan iman yang lain adalah mendidik umat dalam hal iman,
agar iman yang dimiliki semakin mendalam serta semakin terlibat dalam dinamika
hidup menggereja dan memasyarakat, baik sebagai pribadi maupun kelompok.
Pendampingan yang diberikan selama masa katekumenat dianggap belum
mencukupi untuk menjalani kehidupan beriman selanjutnya. Oleh karena itu
pendampingan pasca baptis dianggap penting untuk menolong perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
iman sepanjang hidup. Peran Pendampingan Iman untuk mendidik iman
merupakan usaha untuk menolong manusia menciptakan situasi dan suasana
hidup beriman sedemikian rupa, hingga membantu dan mempermudah proses
perkembangan iman bagi OMK.
Pendampingan Iman merupakan pendidikan sepanjang hidup OMK yang
tidak terhenti pada aspek tertentu seperti pada pengenalan kebenaran atau pada
pemahaman perbuatan-perbuatan moral. Namun lebih daripada itu, pendampingan
iman memiliki tugas hingga pada pembentukan sikap iman sebagai jawaban
pribadi dan total atas rencana hidup Kristen.
c. Pendampingan Iman memelihara, menjaga, dan menumbuhkan iman
OMK
Peran kuratif adalah peran memelihara, menjaga, dan menumbuhkan iman.
Berkaitan dengan hal ini, pendampingan iman memiliki tugas dengan beraneka
ragam bentuknya yakni pelayanan karikatif, perjuangan akan keadilan,
perdamaian, kebenaran, lingkungan hidup, keterlibatan, dll. Pendampingan iman
juga perlu membantu dan membina umat untuk mampu mendengarkan sabda
Tuhan melalui Kitab Suci dan kehidupan konkret sehari-hari. Selain itu ,
pendampingan iman juga membina umat agar sungguh-sungguh dan secara penuh
mengambil bagian dalam aspek kenabian Gereja.
Pendampingan iman membangkitkan, mendorong serta membina
penghayatan kehidupan doa dan sakramentil umat. Hal ini penting karena berdoa
dan perayaan sakramentil merupakan momen yang tak tergantikan dalam
penghayatan iman dan proses pendewasaan. Pendampingan iman membantu umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
untuk menemukan dan memperkembangkan karisma setiap orang beriman dalam
rangka pelayananan bagi Tuhan dan sesama.
Berkaitan dengan hal ini pendampingan iman berperan untuk memelihara
iman OMK agar bisa tumbuh dan berkembang dalam menghadapi berbagai
tantangan dan kesulitan. Pada dasarnya semua tugas Gereja dimaksudkan untuk
memelihara dan menumbuhkan iman. Adapun tugas Gereja tersebut meliputi
empat “W” yaitu word ( pewartaan sabda), worship ( doa, devosi, dan
peribadatan), witness ( persekutuan hidup, kesaksian iman, sharing iman), dan
welfare ( pelayanan dan keterlibatan yang memberdayakan).
“Persekutuan merupakan cara untuk saling menjaga dan memelihara
iman. Dalam persekutuan sangat mungkin diciptakan sharing iman dan
dibangun sebuah sapaan yang memberi kehangatan, sebuah kesediaan
untuk saling menolong dan memperhatikan, serta kemauan untuk
meneguhkan dan menjadi teman satu sama lain dalam perjalanan hidup.
Dalam persekutuan, orang tidak beriman sendirian, tetapi bersama yang
lain. Perwujudan iman dalam persekutuan dilakukan secara bersama-sama
dengan tujuan membantu OMK dalam mempertahankan , menumbuhkan
serta mewujudnyatakan iman dalam kehidupan sehari-hari (Dewan Karya
Pastoral KAS, 2014 : 25).”
Melalui persekutuan OMK diharapkan mampu memelihara, menjaga, dan
menumbuhkan imannya. adapun persekutuan yang dapat memperkembangkan
iman OMK dengan diadakannya kegiatan-kegiatan yang kreatif, inspiratif,
menantang dan juga mengembangkan. Dengan kata lain di dalam kebersamaan
OMK juga hendaknya mengadakan aneka kegiatan pendampingan iman, agar
imannya dapat tetap bertumbuh hingga pada akhirnya diwujudkan dalam aksi
nyata OMK sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Pendampingan Iman mengembangkan, dan membawa pembaruan
Menurut Fowler (1995 : 95), pendampingan iman memiliki peran
membawa pembaruan/ transformatif berarti pendampingan iman membantu OMK
untuk membarui hidupnya atas dasar iman. Dalam pendalaman iman OMK tidak
hanya mengalami tahap “ informed” yaitu tahap pengajaran, pewartaan, dan
pendidikan di mana seseorang mendapat informasi, pengetahuan, atau segala hal
yang yang terkait dengan iman, tetapi dikembangkan sampai tahap formed dan
transformed. Tahap “formed”, berarti tahap di mana apa yang diterima, dihayati,
diinternalisasikan, dan diolah dalam hidupnya. Kemudian menuju tahap
“transformed”, yakni tahap di mana ada perubahan hidup hingga membawa suatu
pertobatan dan pembaruan hidup secara terus – menerus. Pengetahuan iman dan
tindakan seorang beriman tidak menjamin perkembangan iman jika tidak ada
penyatuan dalam proses pematangan sikap-sikap iman yang otentik dengan ketiga
komponennya (pengertian, afeksi, dan perilaku).
Adapun pendewasaan sikap iman berarti membangkitkan rasa patuh,
kesiapsediaan untuk mendengarkan dan penyerahan diri pada sabda Tuhan.
Pendewasaan iman berarti mendidik umat untuk memiliki kepercayaan yang tak
tergoyahkan akan janji-janji Allah, pengharapan dan penantian akan keselamatan,
kesabaran, kekuatan dalam menghadapi tantangan, serta keterbukaan terhadap
kehendak Tuhan.
Dalam hal ini pendampingan iman tidak hanya membantu OMK
berkembang dalam pengetahuannya melainkan juga berkembang dalam sikap,
sehingga OMK menjadi lebih kritis. Iman tidak semata-mata dilihat secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
fungsional, yakni jawaban atas kebutuhan / keinginan tetapi iman dijadikan
sumber dan landasan dalam bersikap. Iman membimbing orang untuk kreatif
menyikapi sesuatu, tidak mudah takut dan cemas terhadap hal-hal yang baru tetapi
justru menjadi sumber inspirasi dan inisiatif. Pendampingan iman hendaknya
mendorong OMK untuk bertindak yang benar dan membawa kebaikan bersama.
3. Bentuk Kegiatan Pendampingan Iman bagi OMK
Bentuk kegiatan pendampingan iman bagi OMK tampak melalui berbagai
bidang pelayanan Gereja. Berkaitan dengan hal ini Dewan Karya Pastoral
mengatakan bahwa :
“Diharapkan pula mereka mulai melibatkan diri dalam kehidupan
menggereja dengan mengambil peran-peran strategis yang bisa memberi
dampak bagi kemajuan Gereja serta mengambil peran dalam masyarakat
dengan sikap kritis-profetis. Dengan demikian, orang muda tidak lagi
dicap sebagai orang yang berada di halaman parkir, tetapi berada dalam
barisan depan memikirkan kehidupan Gereja agar bisa hadir secara baru di
tengah masyarakat. Cara pikirnya yang kreatif dan kecerdasan
intelektualitasnya diharapkan memberikan terobosan baru bagi pewartaan
dan pelayanan Gereja (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 46 ).”
Pelaksanaan pendampingan iman membutuhkan kesadaran dari OMK
sebagai generasi penerus Gereja. Dengan adanya kesadaran dari dalam diri,
OMK akan memiliki tanggung jawab untuk terlibat aktif dalam kehidupan
Gereja dengan mengambil peran-peran strategis. Adapun bentuk kegiatan
pendampingan iman melalui berbagai bidang pelayanan di Gereja adalah
sebagai berikut : mengembangkan pewartaan kabar gembira (Kerygma),
menghidupkan peribadatan yang menguduskan (liturgia), menghadirkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
membangun persekutuan (koinonia), serta memajukan karya cinta kasih atau
pelayanan terhadap sesama (diakonia).
a. Kerygma (pewartaan)
Kata kerygma berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “kerussein”
yang menunjuk pada aktivitas pewartaan yang ditunjukkan kepada orang yang
belum mengenal atau belum percaya kepada Yesus Kristus. Gereja dalam
melaksanakan tugas kerygma bersumber dari perintah Yesus yang mengutus
para rasulnya untuk mewartakan Injil (Mat 28: 18-20). Kerygma merupakan
tugas Gereja untuk mewartakan sabda Allah, yakni karya keselamatan Allah
yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, inti pewartaan
Gereja adalah mengenai pribadi Yesus Kristus yang melaksanakan karya
keselamatan Allah terutama melalui wafat dan kebangkitanNya.
Adapun contoh pelaksanaan tugas kerygma atau pewartaan adalah sebagai
berikut :
1) Katekese Kaum Muda
Katekese Kaum Muda memiliki pengertian sebagai komunikasi iman
antarkaum muda kristiani mengenai pengalaman hidup mereka yang digali
atau diungkapkan maknanya sehingga mereka terbantu untuk menjadi orang
kristiani yang untuh ( beriman, bermoral, terbuka serta memiliki harapan dan
cinta) dan siap untuk menjadi pelaksana Sabda Allah demi terwujudnya
Kerajaan Allah (Suhardiyanto, 2012 : 387).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2) Pendalaman Kitab Suci
Kegiatan pendalaman Kitab Suci dilaksanakan untuk mengingatkan
anggota gereja khususnya OMK akan peran penting Kitab Suci bagi
kehidupan umat beriman. Dengan dilaksanakan pendalaman Kitab Suci,
anggota Gereja khususnya OMK, mampu memaknai hidupnya berdasarkan
terang iman dan Kitab Suci Kristiani, serta teladan Yesus Kristus. Adapun
kegiatan pendalaman Kitab Suci hendaknya dilaksanakan secara berkala,
untuk mendengarkan firman Allah, sharing pengalaman sehari-hari dan
mencari pemecahannya dalam terang Kitab suci (Kis 2:1-47).
3) Rekoleksi
Rekoleksi bertujuan melatih kemampuan Orang Muda Katolik untuk
mengenal, menyadari kasih, karya dan panggilan serta sikap dan tanggapan
pribadi mereka, sehingga iman mereka semakin matang, serta dapat
menghayati tugas panggilan mereka secara penuh tanggung jawab, semangat,
gembira dan tangguh. Melalui rekoleksi, Orang Muda Katolik dibawa ke
alam refleksi perihal kehidupan pribadi. Mereka diharapkan mampu
mengolah diri, dengan mengumpulkan berbagai pengalaman harian, baik
yang menggembirakan maupun yang menyedihkan; dan akhirnya
menyerahkan berbagai “beban” dan kebahagiaan serta harapan kepada Allah.
Mereka mesti memandang hidup ini sebagai anugerah Tuhan yang harus
disyukuri. Oleh karena itu, sikap doa, kontemplasi dan refleksi atas Sabda
Allah mesti menjadi tindakan wajib bagi Orang Muda Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Liturgia (peribadatan)
Liturgia berasal dari bahasa Yunani yakni leitourgian ( leos artinya rakyat
dan ergon artinya kerja). Dalam konteks biblis, liturgia memiliki makna sebagai
ibadat umum dan resmi Gereja. Melalui tugas liturgia, Gereja berupaya untuk
membantu kaum beriman dalam penghayatan imannya demi mengungkapkan
misteri Kristus serta hakikat asli pelayanan Gereja. Gereja membantu para
anggotanya agar memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Allah.
Dengan kata lain Gereja berusaha mengikutsertakan seluruh anggota
Gereja dalam perayaan ibadat resmi yang dilakukan Yesus Kristus dalam
GerejaNya kepada Allah Bapa. Dalam kehidupan menggereja, liturgia /
peribadatan merupakan sumber dan pusat hidup beriman. Adapun partisipasi aktif
dalam bidang ini adalah sebagai berikut :
1) Latihan Koor atau lagu-lagu Rohani Gereja
Orang Muda Katolik perlu diperkenalkan dengan lagu-lagu rohani
Gereja, agar mereka semakin menaruh perhatian kepada hal-hal yang spiritual;
dan dengan demikian, mereka merasakan kedekatan yang akrab dengan Tuhan
dan Gereja. Adanya pengaruh teknologi, khususnya kemajuan dalam bidang
seni suara, menyebabkan OMK lebih menomorsatukan lagu-lagu profan yang
mampu menggugah perasaan kaum muda, daripada lagu-lagu yang bernada
spiritual, yang bisa menghantar manusia kepada Allah. Padahal kecintaan
terhadap lagu-lagu rohani Gereja merupakan sebuah pertanda bahwa Orang
Muda Katolik memiliki kesadaran spiritual, berupa kemauan untuk senantiasa
mencari kehendak Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) Misa Orang Muda Katolik
Bentuk pembinaan lain yang paling penting terhadap Orang Muda
Katolik dalam upaya meningkatkan keaktifan mereka hidup menggereja
adalah mengadakan perayaan ekaristi. Melalui perayaan ekaristi, Orang Muda
Katolik dapat semakin memahami misteri ekaristi dan panggilan Allah bagi
mereka. Perayaan ekaristi juga bertujuan membangkitkan kesadaran Orang
Muda Katolik, bahwa mereka diselamatkan oleh kasih Kristus. Oleh karena
itu, mereka dimampukan untuk meneladani kesetiaan Kristus dalam hidup
mereka. Dengan demikian, mereka diajak supaya semakin beriman dan
membuka hati untuk menerima rahmatNya seraya dengan penuh syukur turut
serta pada proyek keselamatan Allah.
3) Legio Maria
Melalui kegiatan Legio Maria, Orang Muda Katolik semakin menyadari
perlunya menaruh perhatian kepada Gereja, melalui pelayanan-pelayanan
sosial karitatif terhadap mereka yang sakit dan membutuhkan bantuan.
Melalui Legio Maria, Orang muda Katolik diajak supaya “ingin tahu” lebih
banyak tentang iman katolik, memperkaya kehidupan doa mereka dan
mengembangkan persahabatan Katolik yang erat, serta ingin lebih dekat
dengan Yesus dan ibu-Nya.
4) Doa Lingkungan
Doa Lingkungan adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik yang
berada di sebuah lingkungan Katolik, yang biasanya dilaksanakan di rumah-
rumah secara bergiliran. Doa lingkungan dapat berupa ibadat sabda, sharing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kitab Suci dan devosi-devosi kepada orang kudus, terutama devosi kepada
Bunda Maria dalam doa rosario. Doa lingkungan juga dapat bermanfaat
sebagai wadah pertemuan antar umat, untuk membentuk suatu persaudaraan
kasih. Persaudaraan ini mesti berlandaskan pada ajaran Yesus Kristus yang
tampak jelas dalam Injil.
OMK sebagai anggota Gereja diharapkan terlibat aktif dalam doa
lingkungan. Melalui doa lingkungan, OMK dapat merasakan suasana hidup
persaudaraan Gereja, yang mengikat OMK dalam cinta. Dengan demikian,
OMK merasa memiliki tugas dan panggilan yang sama dengan anggota
Gereja yang lain. OMK merasa diterima dan dihargai oleh Gereja dan dengan
demikian OMK akan terlibat aktif dalam berbagai kegiatan Gereja.
c. Diakonia
Diakonia berasal dari bahasa Yunani yakni “ diakon” yang berarti
melayani. Gereja dibangun bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk melayani
orang lain. Penekanan Gereja untuk melayani sendiri mengacu pada pola
perutusan Kristus yang datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani (Mat
20:28). Pelayanan merupakan suatu pemberian diri dan penyaluran karunia.
Gereja diundang untuk melakukan pelayan dengan karunia yang
dianugerahkan Tuhan. Diakonia atau pelayanan merupakan segala bentuk
pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan pertolongan atau pelayanan
baik yang seiman maupun yang berbeda keyakinan. Adapun contoh dari bidang
diakonia atau pelayanan adalah, bakti sosial, donor darah, mengikuti kepengrusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
RT/RW, pelayanan terhadap orang sakit/orang meninggal, mengunjungi orang
sakit, dll
d. Koinonia
Koinonia berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “koin” yang berarti
mengambil bagian. Dalam perspektif biblis sendiri, koinonia diartikan sebagai
sebuah paguyuban atau persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus
dalam melaksanakan sabda Tuhan (Kis 2: 41-42). Gereja melaksanakan tugas
koinonia dengan tujuan untuk membangun relasi dengan orang lain sebagai
persaudaraan yang berpusat pada Yesus Kristus. Tugas koinonia ini menjadi
sarana di mana orang dapat mengenal dan membantu mengembangkan hidup
beriman sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Melalui persekutuan, Gereja
membentuk dirinya sebagai jemaat Kristus yang anggota-anggotanya dibentuk
menjadi satu tubuh Kristus ( 1 Kor 12:13). Dalam suasana persekutuan atau
paguyuban sebagai persaudaraan itu juga terungkap iman sebagaimana tampak
dalam kehidupan Gereja Perdana yakni “semua orang yang menjadi percaya tetap
bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama” (Kis. 2:44).
Bidang karya ini merupakan sarana untuk membentuk jemaat yang
berpusat dan menampakkan kehadiran Kristus. Adapun contoh kegiatan dalam
bidang ini adalah
1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK)
Wadah bagi Orang Muda Katolik di Gereja biasanya disebut OMK.
Mengingat adanya wadah tersebut, OMK membutuhkan susunan
kepengurusan. Berkaitan dengan hal ini, latihan kepemimpinan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
penting dilakukan terhadap Orang Muda Katolik. Melalui kegiatan ini, Orang
Muda Katolik dilatih supaya memiliki mental yang kuat serta mempunyai
kemampuan untuk menjadi pemimpin, baik dalam kelompok sebagai
Organisasi maupun dalam masyarakat dimana mereka berada.
Dengan demikian, Orang Muda Katolik bukan lagi sebuah organisasi
formal yang hanya didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan pastoral Gereja
semata, melainkan sebagai organisasi Gereja yang berdiri atas mental yang
kuat, sehingga tidak tergoyahkan oleh berbagai arus negatif dari globalisasi
masa kini. Dengan kata lain, mental yang kuat dan terorganisir merupakan
dasar yang kuat untuk menghadapi berbagai gejolak masa kini.
2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK)
Salah satu ciri khas orang muda adalah memiliki keinginan untuk selalu
berkumpul dan bertemu dengan teman-teman sebaya. Melalui pertemuan,
baik pribadi maupun kelompok, mereka dapat mengungkapkan berbagai
bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Orang Muda Katolik, sebagai
organisasi orang muda Gereja, juga memiliki keinginan untuk senantiasa
bertemu dengan teman-teman sebaya mereka. Pertemuan ini merupakan saat
yang tepat bagi Gereja (para katekis) untuk menanamkan nilai-nilai spiritual
kepada Orang Muda Katolik.
Upaya ini dilakukan melalui berbagai kegiatan rohani, seperti: Seminar
perihal kehidupan iman Orang Muda Katolik, moralitas Orang Muda Katolik,
perlunya bacaan-bacaan rohani serta pentingnya kesadaran Orang Muda
Katolik untuk hidup menggereja dalam dunia dewasa ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
http://penyuluh-agama-katolik.blogspot.com/2014/02/meningkatkan-
minat-orang-muda-katolik.html
C. Peran Pendamping bagi Perkembangan Iman OMK
Pendamping memiliki peran yang penting bagi perkembangan iman
OMK. Kendati demikian pendamping hendaknya menyadari bahwa
pendampingan iman bukan hanya karya pribadi dari pendamping saja
melainkan juga kerjasama dengan Allah. Berkaitan dengan hal ini adapun
peran pendamping bagi perkembangan iman OMK adalah sebagai berikut :
1. Sahabat
Seorang pendamping hendaknya menciptakan hubungan yang khas
dengan OMK. Salah satu caranya adalah dengan menjadi seorang seorang
sahabat bagi OMK. Dalam menjalankan perannya sebagai sahabat
pendamping hendaknya bertolak dari sikap Yesus kepada sahabat-sahabatnya
(Yoh 15:11-15). Dalam rangka meneladani sikap Yesus kepada sahabat-
sahabatnya, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan seorang pendamping
sebagai seorang sahabat adalah pendekatan pribadi dan pendekatan
kelompok.
Melalui pendekatan pribadi, setiap pendamping pertama-tama
menyadari bahwa setiap individu itu unik adanya. Keunikan tersebut nampak
melalui kekhasan karakter, problematika, kebutuhan, bakat, kekuatan,
maupun kelemahan masing-masing OMK. Pendekatan pribadi merupakan
pendekatan yang terbilang cukup penting untuk menghadapi kemajuan zaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang membawa berbagai dampak bagi OMK diantaranya krisis identitas,
frustasi, kehilangan harapan dan arah hidup, dll. Disinilah peran pendamping
sebagai sahabat menjadi sangat efektif. Perjumpaan individu antara
pendamping dan OMK sebagai seorang sahabat, akan menumbuhkan sikap
terbuka dan saling percaya.
Berkaitan dengan hal ini John R. Evans dalam Philips Tangdilintin
(2008 : 140) mengatakan “Jika anda bersedia memberi waktu setengah jam
saja kepada setiap remaja dalam kelompok untuk berbicara secara pribadi,
pengaruh Anda atas mereka dalam relasi dengan Gereja akan jauh lebih
besar daripada program dalam setahun.” Pendamping sebagai sahabat dalam
melaksanakan pendekatan pribadi dituntut untuk memiliki sikap peka dan
saling mendengarkan. Selain pendekatan pribadi, sebagai seorang sahabat,
pendamping juga melaksanakan pendekatan kelompok. Sebagai seorang
sahabat di dalam sebuah kelompok, pendamping bukan seorang guru
ataupun bos.
Sebagai seorang sahabat hubungan antara pendamping dan OMK
dikembangkan dalam sikap saling mencintai dan menyayangi (loving),
saling peduli, memperhatikan dan menjaga (caring), serta siap melayani
(serving). Baik pendekatan pribadi maupun kelompok, seorang pendamping
membutuhkan komunikasi asertif yakni jelas dan tegas tetapi santun, tidak
terdapat niat untuk menyakiti. Orang Muda Katolik ( OMK) merupakan
pewahyuan dan kehadiran Kristus sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Pendorong/ Motivator
Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda (1998 : 36), pendamping
sebagai pendorong atau motivator berperan untuk membantu OMK dalam
masa-masa sulit. Kendati demikian pendamping harus memberikan
kepercayaan dan kesempatan kepada OMK untuk meneruskan dan
menemukan jalan pemecahan masalah sendiri.
“Dengan kreativitasnya, ia merangsang kelompok menjadi kreatif dan
inovatif, bukannya membungkam kreatifitas mereka dan membiarkan
mereka menjadi sekedar pengikut dan pengekor. Dengan kelebihan
dalam pengalaman, keluasan dalam pandangan dan keunggulan dalam
keteladanan, ia menggerakkan mereka untuk maju, meraih prestasi
kelompok, dan semakin mandiri, bukannya menciptakan
ketergantungan kelompok pada pembina (Komisi Kepemudaan KWI,
1998 : 36 ).”
Pendamping sebagai motivator hendaknya meneladani sikap Yesus
yakni menampilkan OMK kedepan, bukan menampilkan dan menonjolkan
diri sendiri, pendamping tahu kapan harus menarik diri ke belakang
panggung (Yoh 3:30). Adapun salah satu caranya adalah dengan
memberikan pujian kepada OMK ketika OMK meraih suatu prestasi sekecil
apapun bahkan pada saat OMK melakukan hal-hal yang belum sempurna.
Dengan kata lain pendamping menghindari untuk mencela atau
mempersalahkan OMK.
3. Fasilitator
Dalam upaya menjadi fasilitator, seorang pendamping hendaknya
berguru kepada Yesus ketika mendampingi dua murid ke Emaus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
frustasi (Luk. 24:14-35). Pada peristiwa tersebut Yesus berjalan
berdampingan dengan dua murid, mendengarkan percakapan mereka, lalu
membuka komunikasi dialogis dengan bertanya. Hal tersebut dilakukan
Yesus bukan karena tidak tahu masalah yang sedang dialami oleh kedua
murid yang sedang melakukan perjalanan ke Emaus melainkan Yesus ingin
menolong kedua murid untuk berefleksi atas pengalaman aktual yang
dialami. Yesus mendengarkan dengan penuh perhatian, dan pada saat yang
tepat membuka pikiran kedua murid dengan terang firman. Tindakan yang
dilakukan Yesus mengubah kedua murid yang tadinya frustasi, menjadi
berapi-api, penuh semangat mewartakan Kristus.
“Seorang fasilitator sejati harus berpegang teguh pada prinsip bahwa
“proses belajar itu terjadi di dalam diri dan oleh orang yang belajar itu
sendiri. Meskipun fasilitator sudah tahu dan mempunyai jawaban atas
permasalahan itu, ia harus menahan diri supaya jawaban itu muncul
dari“subjek bina” sendiri. Sebab kesadaran dan penemuan makna itu
harus muncul “ muncul dari dalam”, bukan ditumpangkan di atas
kepala peserta ( Philips Tangdilintin ,2008 : 140-141).”
Seorang pendamping hakikatnya adalah seperti Yesus, yakni melalui
berbagai cara kreatif, membantu OMK melalui pertanyaan, merumuskan
pertanyaan, mengungkapkan problematika, hingga merefleksikan dalam
terang Sabda atau Ajaran Sosial Gereja untuk menemukan makna dari
pengalaman OMK. Pendamping hendaknya menyadari bahwa suatu nilai
yang ditemukan dan dirumuskan oleh OMK akan lebih meresap dan
menjadi milik OMK. Oleh sebab itu, pendamping sebagai fasilitator
bertugas untuk membantu OMK agar dapat memaknai pengalamannya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. Saksi Kristus
“Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” ( Kis 1:8). Menjadi saksi Yesus
Kristus dan karya keselamatan-Nya menjadi tugas Gereja di dunia serta
peran utama seorang pendamping OMK. Kutipan ayat dari bacaan Kitab
Suci diatas, hendaknya menjadi motivasi bagi pendamping dalam
mendampingi OMK. OMK yang termasuk warga Gereja juga diutus oleh
Yesus untuk menjadi saksi-Nya.
“Misi Gereja bukan mencari massa, mendorong orang agar mau
dibaptis, melainkan memperkenalkan Yesus dan keselamatan-Nya
kepada seluruh dunia. Apakah lalu ada orang yang merasa tertarik,
lalu mau belajar tentang Yesus dan akhirnya minta dibaptis, adalah
karya Roh Kudus. Gereja gembira karena setiap orang mau join
Gereja, umat Yesus Kristus, tetapi ia tidak mendesak, tidak menekan
tidak membujuk, dan tidak memanipulasi ( Frans Magnis Suseno,
2017: 165-166) . “
Berkaitan dengan misi Gereja tersebut yang utama bagi Gereja
sendiri bukanlah hendak mendorong orang agar mau dibabtis melainkan
memperkenalkan Yesus dan keselamatan-Nya kepada seluruh dunia.
Selanjutnya, apabila ada orang yang pada akhirnya mau dibabtis, itu
merupakan karya dari Roh Kudus sendiri. Berkaitan dengan hal ini peran
pendamping OMK, diharapkan mampu memberikan kesaksian baik melalui
sabda maupun contoh hidup. Gereja berbicara, berkhotbah, menjelaskan,
menuliskan iman kepercayaannya. Tetapi kesaksian paling penting adalah
contoh hidup kongkrit dari para pendamping sendiri. Gereja melalui
pendamping OMK, hendaknya memperlihatkan cara hidup yang
memperoleh keselamatan, kebebasan dari kebencian dan hawa nafsu mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menang sendiri, gembira, positif, penuh kasih sayang pada saat mengikuti
Yesus Kristus. Dengan kata lain, pendamping memberikan kesadaran bagi
OMK, bahwa kehadiran umat Yesus Kristus termasuk OMK di dalam
masyarakat harus dapat menjadi rahmat bagi masyarakat. Berkaitan dengan
hal ini, Gereja selalu mendukung warga Gereja termasuk OMK yang
melaksanakan berbagai kegiatan positif dalam masyarakat,
memperdamaikan, menyelamatkan mereka yang miskin, tertindas dan
kecelakaan .
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendampingan Iman bagi
Perkembangan Iman OMK.
Faktor pendukung dan penghambat pendampingan iman bagi OMK di
Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
disebabkan oleh berbagai hal. Adapun dalam tulisan ini faktor pendukung
dan penghambat pendampingan iman bagi perkembangan iman OMK
dibedakan dalam empat lingkup yakni diri sendiri, keluarga, gereja, dan
masyarakat.
1. Diri Sendiri
Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman OMK yang
berasal dari dalam diri diantaranya adanya kesadaran dari dalam diri sendiri
akan potensi yang luar biasa bagi dunia dimasa depan serta adanya
penghargaan terhadap jati diri (Prasetya, 2003 : 103). Kesadaran diri akan
potensi yang dimiliki serta penghargaan tehadap jati diri, merupakan dua
aspek yang saling berkaitan dalam pelaksanaan pendampingan iman bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
OMK. Dengan adanya kedua aspek tersebut diharapkan OMK juga semakin
menyadari akan pentingnya pendampingan iman. Selain itu dalam
mengikuti pendampingan, OMK yang sungguh merasa dipercaya dan
diterima, pada akhirnya akan mau terlibat aktif dalam Gereja maupun di
masyarakat. Kendati demikian, tantangan globalisasi serta aneka budaya
asing yang melanda dunia OMK seringkali menghambat perkembangan
iman OMK.
“Tantangan globalisasi yang melanda dunia generasi muda dan
aneka budaya asing telah menyebabkan mereka mengalami krisis
identitas. Mereka dengan mudah terpengaruh, ikut-ikutan tanpa sikap
kritis-selektif, menjadi latah karena mulai kehilangan jati diri ke
Indonesian (Philips Tangdilintin, 2008 : 63 ).”
Orang Muda Katolik yang merupakan warga Gereja sekaligus warga
negara Indonesia juga seringkali mengalami berbagai tantangan yang
disebabkan oleh pengaruh globalisasi serta masuknya aneka budaya asing.
Tantangan tersebut juga tidak jarang membuat OMK terpengaruh tanpa
bersikap kritis dan selektif akan dampak baik dan buruknya tawaran
tersebut. OMK menjadi pribadi yang kurang mengenal diri, percaya diri,
berwatak jujur, adil, bertanggung jawab, terbuka, disiplin, solider, serta
beriman kokoh. Dengan kata lain OMK belum mewujudkan diri sebagai
Citra Allah. Bahkan lebih dari itu OMK sampai mengalami krisis identitas.
2. Keluarga
Keluarga memiliki peran penting bagi perkembangan iman OMK.
Keluarga khususnya orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama
bagi anak-anak termasuk pendidikan iman ( Prasetya, 2003 : 106).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pendidikan iman sekaligus pewarta iman yang diberikan keluarga
khususnya orang tua, bukan hanya melalui kata-kata namun teladan
langsung untuk menghayati hidup kristiani serta kerasulan OMK. Berkaitan
dengan hal ini, Konsili Vatikan II mengatakan bahwa pentinglah keluarga
yang sungguh Kristen untuk kehidupan dan kemajuan umat Allah ( GE 3).
Kendati demikian, masih banyak keluarga yang belum menyadari
pentingnya peran mereka sehingga menghambat perkembangan iman OMK.
“Hal ini berarti bahwa dalam keluarga Katolik, melalui diri dan
hidup orangtua, hendaknya dapat ditumbuhkan aneka kebiasaan
untuk mengembangsuburkan iman kaum muda. Kaum muda tidak
hanya dituntut untuk belajar dan belajar terus guna mengembangkan
kepandaian intelektualnya, tetapi juga diberi kemungkinan dan
kesempatan untuk mengembangkan jati dirinya ( Prasetya, 2003 :
107). “
Masih banyak orangtua yang menganggap kepandaian intelektual
yang terpenting. Hal ini menyebabkan, orangtua hanya menuntut anaknya
untuk belajar dan terus belajar guna mengembangkan kepandaian
intelektualnya, tetapi tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan jati
dirinya melalui kegiatan yang bersifat humanis dan religius sehingga
berkembangsuburlah aneka keutamaan hidup dan iman dalam dirinya. OMK
diharapkan mampu mengolah diri, hati dan hidupnya sehingga tidak mudah
jatuh dalam aneka godaan yang menyesatkan dan memudarkan masa
depannya seperti narkoba, alkohol dan free seks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Gereja
Gereja melalui sarana dan prasarana yang ada selalu berupaya untuk
melakukan pendampingan iman khususnya bagi OMK. Salah satu bentuk
upaya Gereja melaksanakan pendampingan bagi OMK yakni melaksanakan
berbagai kegiatan yang berdaya guna bagi OMK. Adapun kegiatan tersebut
terbagi ke dalam empat bidang pelayanan Gereja yakni Kerygma, Liturgia,
Diakonia, dan Koinonia. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berhasil apabila
disesuaikan dengan situasi, kepribadian dan peran OMK. Selain melalui
berbagai kegiatan, OMK juga hendaknya diberi kemungkinan dan
kesempatan untuk menampilkan kemampuan dan kreativitas yang
dimilikinya. Adapun salah satu caranya adalah dengan pendampingan iman
bagi anak-anak (Prasetya, 2003 : 110). Gereja Katolik hendaknya
menghilangkan pandangan dan sikap negatif terhadap OMK.
“Mengingat itu semua, sudah sepantasnya kalau Gereja Katolik
menghilangkan pandangan dan sikap negatif terhadap kaum muda.
Kaum muda jangan lagi diperlakukan sebagai penjaga parkir belaka
atau tenaga kasar yang mengkangkat meja – kursi atau bahkan hanya
dilihat sebagai obyek pastoral Gereja, tetapi perlakukanlah kaum
muda sebagai subyek dan mitra dalam mengembangkan Gereja di
masa depan (Prasetya, 2003 : 110). ”
OMK hendaknya didorong supaya aktif atas nama Gereja. Kendati
demikian dorongan tersebut tidak didapatkan OMK. Berkaitan dengan hal
tersebut, adapun caranya diantaranya dengan menghargai usaha OMK
dalam memaknai diri, hidup, dan potensinya untuk terlibat mengembangkan
Gereja di masa depan. OMK BELUM diberi kemungkinan dan kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya, diberi kepercayaan
dan tanggung jawab dalam menentukan dan mengambil keputusan strategis
yang berguna bagi kehidupan dan perkembangan Gereja. Maka Gereja
hendaknya sungguh memperhatikan, mengikutsertakan, mengembangkan,
dan memberdayakan kaum muda, dengan segala dinamika kehidupan dan
jati dirinya.
4. Masyarakat
Keberadaan Orang Muda Katolik memiliki peran yang penting
khususnya di dalam masyarakat. Jumlah OMK yang tergolong cukup
banyak menjadikan OMK sebagai potensi yang luar biasa bagi dunia di
masa depan. Konsili Vatikan II mengatakan bahwa dari hari ke hari peran
mereka di bidang sosial juga politik semakin penting ( AA 12). Potensi
inilah yang seharusnya menjadi perhatian banyak pihak untuk
memaksimalkan dan mengoptimalkan keberadaan dan jati diri OMK agar
OMK merasa bangga dengan dirinya serta masa depannya.
Kendati demikian, di dalam masyarakat tidak jarang OMK mengalami
marginalisasi hampir di segala bidang kehidupan.
“Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, banyak kaum muda yang stress
karena ditekan oleh kenyataan bahwa mereka mengalami
marginalisasi (peminggiran) hampir di segala bidang kehidupan,
termasuk pengembirian terhadap akal sehat dan suara hatinya dengan
dijejali iming-iming kesuksesan tanpa harus bersusah payah dan
aneka imajinasi yang dapat meninabobokan mereka dalam kenikmatan
sesaat yang menghibur dan membahagiakan (Prasetya, 2003 :104).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
OMK yang mengalami peminggiran dalam berbagai segi kehidupan
seringkali tidak memiliki kepercayaan diri baik dalam berpendapat maupun
dalam berperan aktif. OMK merasa takut dan sulit untuk berkembang.
Akibatnya OMK seringkali tidak berbuat apapun dan hanya mampu
mengandalkan daya imajinasi untuk mencapai kemajuan. Dengan kata lain,
OMK cenderung tidak memiliki daya juang untuk memperjuangkan dan
menatap masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN
ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS,
BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG
Pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan di Paroki. Adapun kegiatan pendampingan iman yang
dilaksanakan di Paroki biasanya termasuk dalam empat bidang pelayanan Gereja,
yakni kerygma, diakonia, liturgia, dan koinonia. Pendampingan iman diharapkan
mampu membawa perkembangan iman bagi Orang Muda Katolik.
Berkaitan dengan hal tersebut pada bagian ini penulis akan menguraikan
mengenai Gambaran umum Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sejarah
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, serta kegiatan-kegiatan pastoral di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang.
A. Gambaran Umum Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang adalah salah satu paroki yang
berada di Kevikepan Kedu. Paroki ini terletak di bagian Timur wilayah Kabupaten
Magelang, dengan alamat Jalan Tembus Blabak Boyolali Km 9,
Banyutemumpang, Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Dalam pembagian teritorial paroki-paroki di Kevikepan Kedu, Paroki Santo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Kristoforus Banyutemumpang menjadi bagian dari paroki-paroki di Rayon
Selatan.
1. Sejarah Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang
Berdasarkan Buku Panduan Program Kerja Banyutemumpang 2018,
adapun sejarah paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang pada mulanya terbentuk dari stasi-stasi yang merupakan bagian dari
Paroki Santo Antonius Muntilan. Sejarah Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang sendiri berawal dari peristiwa pembantaian terhadap orang-
orang yang dianggap komunis pada tahun 1965 di negara Indonesia . Kendati
demikian peristiwa tersebut membawa dampak bagi perkembangan Gereja di
Banyutemumpang dan sekitarnya. Gereja yang pada saat itu mampu
mengambil peran yang sangat berarti bagi masyarakat mengalami lonjakan
tingkat pertumbuhan umat yang sangat besar yakni hingga 50 % dari jumlah
umat pada tahun sebelumnya.
Pada tahun 1979, Banyutemumpang, Mungkid, dan Wonokerso
merupakan stasi dari Paroki Santo Antonius Muntilan. Sedangkan Gantang dan
Jibulan masih sebagai lingkungan bagian dari Stasi Banyutemumpang. L.
Smith SJ adalah pastor yang berkarya di Banyutemumpang pada saat itu.
Setiap hari Kamis sore hingga Minggu siang beliau mengadakan kunjungan ke
lingkungan - lingkungan sekaligus mengadakan perayaan ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Sedangkan lingkungan Gantang dan Jibulan yang tidak sempat
dikunjungi mengikuti perayaan ekaristi di Gereja Banyutemumpang yang
dilaksanakan pada hari Minggu. Hal ini menyebabkan Gereja
Banyutemumpang selalu penuh dan berdesakan terutama pada hari Minggu
Pahing. Seiring perkembangan waktu, akhirnya didirikanlah kapel di
lingkungan Jibulan dan Gantang. Sedangkan para prodiakon dari Stasi
Mungkid, Stasi Wonokerso dan Stasi Banyutemumpang secara bergantian
membantu melayani ibadat sabda di kapel tersebut.
Namun pada tahun 2001 , Stasi Banyutemumpang berkembang dengan
2 wilayah baru yakni wilayah Gantang dan Jibulan. Pada tahun itu juga , Uskup
Agung KAS yakni Mgr. I. Suharyo mengeluarkan Surat Keputusan tentang
Pendirian Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang dengan 5 stasi yakni
Stasi Mungkid dengan 6 lingkungan, stasi wonokerso dengan 11 lingkungan,
stasi banyutemumpang dengan 14 lingkungan, stasi gantang dengan 8
lingkungan dan stasi jibulan dengan 3 lingkungan. Adapun batas batas wilayah
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang adalah sebelah utara adalah aliran
sungai Gono berbatasan dengan paroki Santo Yusuf Pekerja Mertoyudan dan
Paroki Santa Maria Fatima Magelang Utara, sebelah selatan adalah aliran
sungai Pabelan, berbatasan dengan Paroki Santo Antonius Muntilan dan Paroki
Santa Maria Lourdes Sumber, sebelah barat adalah aliran sungai Elo,
berbatasan dengan Paroki Santo Yusuf Pekerja Mertoyudan, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di Kecamatan Selo dan Paroki Santa
Maria Lourdes Sumber. Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sawangan, Magelang memiliki visi yakni menjadi paguyuban murid-murid
Kristus yang bersatu dan dilandasi dengan iman yang mendalam, dewasa dan
tangguh serta mampu menghadirkan Kristus dalam hidup maupun dalam
pelayanan yang tulus, ikhlas, dan setia.
Sedangkan misi Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang adalah sebagai berikut :
a. Mewujudkan umat yang mempunyai iman yang mendalam, dewasa, dan
tangguh dalam hidup dan mampu menghadapi tantangan jaman.
b. Mewujudkan umat yang rukun dan bersatu padu dalam sebuah kesatuan
paroki.
c. Mewujudkan umat yang mampu menghadirkan Kristus dalam hidup sesuai
dengan panggilannya masing – masing.
d. Mewujudkan dan mengupayakan umat supaya mau dan mampu
berpartisipasi dalam karya pelayanan yang tulus, ikhlas, dan setia.
2. Kegiatan-kegiatan Pendampingan Iman di Paroki St. Kristoforus
Banyutemumpang
Terdapat berbagai kegiatan pendampingan iman di Paroki St.
Kristoforus Banyutemumpang. Kegiatan-kegiatan tersebut mencangkup empat
bidang pelayanan Gereja yakni kerygma, liturgia, diakonia, koinonia. Adapun
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Paroki St. Kristoforus
Banyutemumpang adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Kerygma (pewartaan)
Kerygma merupakan tugas Gereja untuk mewartakan Sabda Allah
yakni karya keselamatan yang tampak dalam diri Yesus. Adapun partisipasi
umat di Paroki Santo Kristoforus Banyutempang dalam bidang kerygma
diwujudkan melalui berbagai kegiatan, diantaranya :
1) Katekese
Katekese di Paroki Sato Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang dilaksanakan pada momen-momen khusus yakni
seperti pada masa prapaskah dan adven serta pada saat hendak
menyambut sakramen tertentu. Pelaksanaan katekese pada masa
prapaskah dan adven biasanya dilaksanakan di rumah umat secara
bergantian sesuai kesepakatan. Pemimpin pada pelaksanaan katekese
sendiri adalah mereka yang sebelumnya sudah mendapatkan pembekalan
dari Romo Paroki. Sedangkan untuk buku panduan dalam pelaksanaan
katekese sendiri biasanya didapatkan dari KAS. Adapun tujuan dari
pelaksanaan katekese sendiri yakni untuk mempersiapkan umat agar
lebih mantap dan yakin dalam menyambut Sakramen tertentu maupun
dalam menyambut perayaan Paskah dan Natal.
2) Pendalaman Kitab Suci
Pendalaman Kitab Suci diadakan pada bulan September dalam
rangka memperingati Bulan Kitab Suci Nasional. Tidak jauh berbeda
dengan pendalaman iman pada masa Adven dan Prapaskah. Pemandu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pendalaman Kitab Suci juga sebelumnya telah mendapat pembekalan
dari Romo Paroki serta Timja yang terkait. Adapun peserta yang
mengikuti pembekalan pemandu tersebut biasanya juga terdiri dari Ketua
Lingkungan dan Timja yang terkait. Pendalaman Kitab Suci biasanya
dilaksanakan di lingkungan masing-masing. Sedangkan pelaksanaan
pendalaman Kitab Suci sendiri yakni yang mencangkup waktu dan
tempat ditentukan sesuai kesepakatan bersama antar umat satu
lingkungan. Peserta pendalaman Kitab Suci biasanya terdiri dari berbagai
kalangan usia dari muda hingga tua.
b. Liturgia (peribadatan )
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang memiliki beraneka
macam bentuk kegiatan liturgia atau peribadatan sesuai dengan kebutuhan
umat. Berkaitan dengan hal ini, adapun kegiatan liturgi / peribadatan di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang dalam rangka membantu kaum
beriman untuk lebih menghayati imannya adalah sebagai berikut :
1) Devosi
Terdapat berbagai devosi di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang. Kendati demikian seluruh devosi yang dilaksanakan
selalu terintegrasi dengan kehidupan jemaat. Adapun berbagai devosi di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang adalah devosi Sakramen
Maha Kudus, Devosi Santo-Santa Pelindung Lingkungan, Devosi
kerahiman Illahi, dan Devosi kepada Bunda Maria. Semua kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
devosi dilaksanakan sesuai kalender liturgi. Tempat pelaksanaannya
biasanya di Taman Doa Gantang.
2) Doa Rosario
Doa Rosario di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang
biasanya diadakan pada bulai Mei dan Oktober. Adapun pemandu doa
rosario adalah sukarelawan yakni yang bersedia saja. Sedangkan
pelaksanaan doa Rosario sendiri dilaksanakan di lingkungan masing-
masing serta secara bergantian dari rumah ke rumah sesuai kesepakatan
bersama.
c. Diakonia /Pelayanan
Diakonia merupakan hakikat dari Gereja yakni untuk melayani sesama
manusia tanpa membedakan agama, suku bangsa, dll. Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang sudah menjalankan tugas pelayanan. Salah
satu kegiatan yang menjadi tanggung jawab umat dalam bidang ini adalah
pelayanan masyarakat Kecil lemah miskin tersingkir dan difabel. Dalam
rangka memastikan terselenggaranya pelayanan kepada kaum kecil, lemah,
miskin, dan tersingkir maka paroki mengadakan berbagai kegiatan sosial.
Adapun berbagai kegiatan tersebut adalah Pengelolaan dana sosial
Gereja (Danpamis), bantuan biaya pendidikan dengan aksi koin pendidikan
bagi siswa yang sangat membutuhkan, kegiatan donor darah dalam rangka
Paskah, Natal dan hari pelindung Paroki bekerjasama dengan PMI Magelang,
membagikan sembako setiap Natal dan Paskah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
d. Koinonia / paguyuban
Terdapat berbagai kelompok kategorial di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang. Adapun kelompok-kelompok kategorial tersebut
diantaranya :
1) Wadah Orang Muda Katolik (OMK)
Di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang terdapat wadah bagi Orang Muda Katolik yang biasanya
disebut OMK. Dalam wadah ini juga sudah terdapat susunan
kepengurusan yakni mulai dari ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, hingga berbaga seksi-seksi sesuai kebutuhan OMK.
Adapun dalam penyusunan kepengurusan ini biasanya dilakukan
secara demokrasi yakni adanya pemungutan suara untuk memilih
organisasi inti yang kemudian organisasi inti tersebut akan memilih
seksi-seksi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kepengurusan
dalam OMK sendiri berasal dari 5 wilayah yang berada di Paroki
Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Sama halnya dengan kegiatan pertemuan OMK, pada kegiatan
kepengurusan ini juga biasanya terdapat pendamping baik Romo
Paroki maupun bidang paguyuban yang akan mendampingi,
mengarahkan , serta memberikan masukan dan informasi bagi OMK.
2) Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK)
Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
rutin sebulan sekali. Pertemuan ini biasanya dihadiri 20-30 OMK yang
merupakan perwakilan dari 5 wilayah. Pada pertemuan ini biasanya
OMK membahas mengenai program kerja, pergantian pengurus, dll.
Pada pertemuan ini juga tidak jarang pendamping hadir untuk sekedar
menemani bahkan memberikan ide/ gagasan bagi OMK. Kendati
demikian adapun tujuan dari diadakannya pertemuan ini agar OMK
dapat saling mengenal dan kompak sebagai OMK dalam satu paroki.
B. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini penulis akan mengangkat berbagai hal yang berkenaan
dengan penelitian tentang pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Sebelum masuk dalam
penguraian tentang penelitian, penulis akan menguraikan terlebih dahulu tentang
permasalahan untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pendampingan iman
bagi OMK, bentuk–bentuk pendampingan iman, serta peran pendamping bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang. Oleh sebab itu di dalam penelitian ini terdapat
permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, metode
penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, tempat dan waktu penelitian,
sampel penelitian, fokus penelitian, instrumen penelitian, laporan hasil penelitian
tentang pelaksanaan pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, pembahasan hasil penelitian tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pelaksanaan pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang, dan Kesimpulan Penelitian.
1. Permasalahan
a. Bagaimana pelaksanaan pendampingan iman OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
b. Apa saja faktor–faktor yang mendukung dan menghambat pendampingan
iman OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang?
c. Apa saja harapan OMK untuk meningkatkan pendampingan iman bagi
OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang?
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
a. Mengetahui pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
pendampingan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
c. Mengetahui harapan OMK untuk meningkatkan pendampingan iman
bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Manfaat Penelitian
a. Membantu OMK Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang agar lebih memahami dan menghayati imannya
akan Yesus Kristus.
b. Memberi masukan bagi Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang berkaitan dengan pendampingan iman bagi OMK.
c. Membantu menyadarkan OMK Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, akan pentingnya
pendampingan iman.
4. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode etnographi, karena
lebih banyak digunakan dalam bidang antropologi budaya. Penelitian kualitatif
dilakukan pada obyek yang alamiah yakni obyek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti (Sugiyono, 2012 :14-15). Penelitian ini diajukan,
untuk mengungkapkan Pelaksanaan Pendampingan iman OMK..
5. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Sugiyono dalam buku metode
penelitian pendidikan (2012:15), metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yakni digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen). Adapun analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka. Dengan kata lain peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan dan ditanyakan ( Sugiyono, 2012 : 29).
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini yakni melalui wawancara terstruktur dan studi terhadap dokumen-dokumen
Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Dalam
wawancara terstruktur ini penulis sebelumnya telah menyusun pertanyaan-
pertanyaan yang didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian (Lexy J.
Moleong, 2006:190). Dalam wawancara terstruktur setiap responden diberi
pertanyaan yang sama. Jawaban responden dicatat penulis Selain itu dalam
mengumpulkan data, pada wawancara ini penulis menggunakan alat bantu
handphone (HP) agar wawancara menjadi lancar ( Sugiyono, 2012 : 195).
Sedangkan studi dokumen dilakukan dengan mengkaji dokumen yang ada
di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Dokumen
yang dikaji secara khusus yakni Program Kerja dan Pedoman Pelaksanaan Dewan
Paroki di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
tahun 2018
7. Analisis Data
Berbeda dengan penelitian lain, dalam penelitian kualitatif analisis data
lebih difokuskan pada saat berada di lapangan. Menurut Taylor dalam Afrizal
(2014 : 176), proses penelitian dimulai dengan membaca catatan lapangan,
menangkap tema-tema yang penting yang muncul dari hasil wawancara mendalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
atau observasi terlibat dan mengembangkan konsep atau kategori-kategori dan
beberapa saat setelah memulai penelitian, peneliti berusaha untuk memfokuskan
penelitiannya. Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan aktivitas yang
dilakukan secara terus- menerus selama penelitian berlangsung, yang dimulai
dengan mengumpulkan data sampai pada tahap penulisan laporan. Pengumpulan
data dan analisis dalam penelitian kualitatif bukanlah dua hal yang terpisah,
melainkan dilakukan secara bersama-sama.
8. Tempat dan waktu penelitian
a. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Paroki ini dipilih sebagai tempat
atau lokasi penelitian, karena berdasarkan pertimbangan : Pertama, jumlah
Orang Muda Katolik yang terbilang cukup banyak. Kedua : penulis
menyadari OMK merupakan masa depan Gereja, oleh sebab itu penulis ingin
mengetahui pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November - Desember
2018.
9. Sampel Penelitian
Sampel penelitian kualitatif dipilih secara purposive sampling yakni
peneliti memilih responden sesuai kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Adapun
kriteria yang ditentukan yakni responden yang sedang berkecimpung atau terlibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dalam kegiatan pendampingan iman ( Sugiyono , 2014 : 454). Peran responden
dalam penelitian ini adalah memberi informasi serta tanggapan kepada peneliti
yang akan mengumpulkan data. Sampel pada penelitian ini adalah Orang Muda
Katolik yang aktif terlibat pada kegiatan pendampingan iman di Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang yang masih SMA, kuliah,
dan bekerja.
Dari jumlah keseluruhan Orang Muda Katolik di Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, yang berusia 13 sampai
dengan 35 tahun serta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan penulis
mengambil 8 orang. Adapun OMK yang dipilih merupakan perwakilan dari
beberapa wilayah, yakni 2 OMK dari wilayah yang berada di pusat Paroki yakni
wilayah Benedictus; 2 OMK dari wilayah Santo Yusup Wonokerso, 2 OMK dari
Santo Petrus Kanisius Mungkid, 2 OMK dari wilayah Santo Fransiscus Xaverius
Gantang. Selain itu penulis juga mengambil sampel dari 3 pendamping ( romo
Paroki dan Romo Pembantu serta pendamping OMK sekaligus ketua bidang
paguyuban).
10. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan diteliti yakni pendampingan iman bagi
OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 1. Kisi- Kisi Wawancara
No Fokus Aspek yang diungkap
1. Pelaksanaan pendampingan
iman Orang Muda Katolik.
a. Wadah pendampingan iman bagi OMK
yang ada di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
b. Alasan diadakannya pendampingan.
c. Bentuk - bentuk kegiatan pendampingan
iman.
d. Kegiatan pendampingan iman mana yang
diikuti.
e. Alasan mengikuti pendampingan iman.
f. Manfaat yang didapatkan dari
pendampingan iman.
g. Peran pendamping pada pelaksanaan
pendampingan iman.
2. Faktor- faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan
pendampingan iman bagi
OMK.
a. Faktor pendukung pelaksanaan
pendampingan iman bagi OMK.
b. Faktor penghambat pelaksanaan
pendampingan iman bagi OMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
11. Instrumen Penelitian
Istrumen penelitian ini adalah pedoman pertanyaan wawancara. Adapun
pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi OMK :
1. Adakah wadah pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
2. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman yang ada?
3. Apakah anda sudah terlibat dalam kegiatan pendampingan iman?
4. Kegiatan pendampingan iman mana yang anda ikuti?
5. Apa saja yang menjadi alasan anda untuk mengikuti pendampingan
iman?
6. Manfaat apa yang anda dapatkan dengan mengikuti pendampingan
iman?
7. Apa peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman?
3. Harapan OMK terhadap
pelaksanaan pendampingan
iman
a. Harapan OMK dan pendamping terhadap
pelaksanaan pendampingan iman.
b. Harapan tentang Pelaksanaan katekese.
c. Harapan tentang bentuk katekese.
d. Harapan tentang waktu pelaksanaannya.
e. Harapan tentang materi yang dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
8. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman bagi
OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang?
9. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
10. Apa harapan OMK terhadap pendampingan iman bagi OMK?
11. Setujukah bila diadakan katekese?
12. Bagaimana bentuk katekese yang anda harapkan?
13. Bagaimana pelaksanaan katekese yang diharapkan dapat
dilaksanakan khususnya dalam hal waktu?
14. Apa saja materi yang diharapkan perlu dibahas untuk OMK?
b. Bagi Pendamping :
1) Adakah wadah bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
2) Apa alasan diadakannya pendampingan iman?
3) Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman?
4) Apa peran anda sebagai pendamping pada pelaksanaan pendampingan
iman?
5) Apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman OMK?
6) Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman OMK?
7) Apa harapan anda pendamping terhadap bentuk kegiatan
pendampingan iman bagi OMK?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
8) Setujukah anda bila diadakan katekese?
9) Bagaimana bentuk katekese yang diharapkan?
10) Bagaimana pelaksanaan katekese yang diharapkan?
11) Apa saja materi yang diharapkan akan dibahas?
C. Laporan Hasil Penelitian tentang Perkembangan Iman dan
Pendampingan Iman Orang Muda Katolik ( OMK ) di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Penulis melakukan penelitian dengan studi dokumentasi dan wawancara
kepada OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang. Adapun studi dokumentasi dan wawancara dilakukan pada bulan
November - Desember 2018 kepada OMK yang masih SMA, Kuliah dan Bekerja.
Penulis melakukan wawancara di berbagai tempat seperti di Gereja wilayah
maupun Paroki, rumah makan, dan rumah responden. Waktu pelaksanaan
wawancara, penulis menyesuaikan waktu luang responden, dan sebagian besar
terjadi pada sore dan malam hari setelah responden pulang sekolah, kuliah dan
bekerja. Penulis mendapatkan informasi yang sesuai dengan pengalaman mereka
pada saat mengikuti maupun mendampingi kegiatan pendampingan iman di
Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
1. Studi Dokumen
Dalam studi dokumen, penulis mengamati beberapa dokumen resmi Paroki
diantaranya Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki (PPDP) dan Program Kerja
Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Dalam
dokumen resmi Paroki nampak jelas kegiatan-kegiatan pendampingan iman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
diikuti oleh OMK. Pendampingan Iman yang diikuti oleh OMK dibedakan dalam
berbagai bidang pelayanan Gereja yakni Kerygma, Liturgia, Diakonia, dan
Koinonia. Adapun berbagai kegiatan pendampingan iman yang diadakan di
Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang diantaranya
petugas koor, mengadakan bakti sosial, mengikuti doa rosario maupun novena,
dll. Kendati demikian pada berbagai kegiatan pendampingan iman, pelaksanaan
katekese bagi OMK tidak mendapatkan ruang.
2. Hasil Wawancara dengan OMK
Berikut ini akan dipaparkan laporan hasil wawancara berdasarkan
pertanyaan yang diajukan penulis kepada responden yakni OMK dan Pendamping
OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Wawancara pertama dilakukan kepada 2 orang OMK di wilayah Mungkid.
Wawancara ini dilaksanakan dengan responden R1 ( Irene Aprilia Sendi berusia
20 tahun, saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di
Yogyakarta dan sudah menjadi OMK selama 4 tahun), R2 (Wiwoho berusia 17
tahun, saat ini sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan sudah
menjadi OMK selama 6 tahun), R3 (Martinus Rahma Tri Cahyo berusia 21 tahun,
sudah bekerja dan bergabung menjadi OMK selama 7 tahun), R4 (F.X. Dimas
Purbawibawa berusia 22 tahun, saat ini sedang menempuh pendidikan di salah
satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan sudah menjadi OMK selama 12
tahun), R5 (Sekar Adi Kuncoro berusia 22 tahun, saat ini sedang menempuh
pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta, dan bergabung menjadi OMK
selama 4 tahun ), R6 (Stefanus Anggit Diasto Sekar berusia 16 tahun, saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan dan bergabung menjadi
OMK selama 1,5 tahun), R7 (Yusuf Dwi Pamungkas 16 tahun, saat ini sedang
duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan dan bergabung menjadi OMK
selama 2,5 tahun), R8 ( Petrus Prasetya berusia 12 tahun, , sudah bekerja dan
bergabung menjadi OMK selama 5 tahun).
Selanjutnya, penulis akan memaparkan laporan hasil wawancara
berdasarkan pertanyaan yang diajukan penulis kepada responden ke dua yaitu
Pendamping OMK Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang. Pendamping OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang, yaitu P1 adalah Y.P. Supono berusia 70 tahun, menjadi
pedamping OMK sudah 1 tahun, selain pendamping beliau juga merupakan ketua
bidang paguyuban. Selanjutnya, Pendamping OMK Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang adalah Romo Vincentius Suparman, Pr,
berusia 46 tahun, beliau adalah pendamping OMK Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang sekaligus Romo Paroki dan sudah
menjadi pendamping selama 4 tahun. Sedangkan Romo Gerardus Djoko
Durawidjaja, Pr, adalah Romo Pembantu, beliau berusia 32 tahun, dan sudah 5
bulan belakangan menjadi pendamping OMK membantu Romo Paroki.
Hasil Wawancara dengan responden OMK meliputi tiga fokus penelitian
yakni Pelaksanaan pendampingan iman Orang Muda Katolik (OMK), Faktor-
faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman serta harapan
Orang Muda Katolik terhadap pendampingan iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
a. Pelaksanaan pendampingan iman Orang Muda Katolik (OMK)
Pelaksanaan pendampingan iman meliputi wadah pendampingan
iman bagi OMK, alasan diadakannya pendampingan iman, bentuk-bentuk
kegiatan pendampingan iman, kegiatan pendampingan iman yang diikuti,
alasan mengikuti pendampingan iman, manfaat yang didapatkan dari
pendampingan iman, serta peran pendamping pada pelaksanaan
pendampingan iman.
1) Wadah bagi OMK
Semua responden berpendapat bahwa terdapat wadah bagi
Orang Muda di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang. Adapun wadah tersebut biasa disebut Orang Muda Katolik.
Selain wadah yang disebut OMK di Paroki tidak memiliki wadah lain bagi
Orang Muda.
2) Bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman
Ada beragam jawaban mengenai bentuk-bentuk kegiatan
pendampingan iman yang diungkapkan responden di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang yang terbagi dalam
beberapa wilayah. Responden itu adalah R1 dan R3 yang mengatakan
bahwa bentuk kegiatan pendampingan iman adalah Makrab. Kendati
demikian selain Makrab R3 menambahkan bentuk pendampingan iman
yang lainnya adalah EKM. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh R2
yang mengatakan selain EKM ada juga bentuk pendampingan iman yang
lain seperti Temu Raya OMK sevikepan Kedu, Valentine dan menjadi
petugas rosario.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
R7 dan R8 memiliki pendapat yang sama dengan R2 yang
mengatakan bahwa Valentine juga merupakan bentuk kegiatan
pendampingan iman, namun kecuali itu R7 dan R8 juga menambahkan
kegiatan hari paroki. Bahkan R8 juga menyebutkan adanya kegiatan
rekoleksi. Berbeda dengan responden lain R4 dan R5 mengatakan bahwa
bentuk kegiatan pendampingan iman diantaranya adalah menjadi Petugas
Misa ( koor, dll). Selain itu R4 juga menambahkan kegiatan lain yakni
Bakti Sosial.
3) Kegiatan Pendampingan Iman yang diikuti
Pada umumnya keberagaman jawaban responden mengenai
bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman serta kegiatan pendampingan
iman yang diikuti terdapat kesamaan. Hal ini dikarenakan OMK hanya
mampu menyebutkan dan mengingat kegiatan-kegiatan yang diikuti saja.
Adapun R1 dan R3 mengatakan kegiatan pendampingan iman yang diikuti
adalah Makrab. Kendati demikian selain Makrab R3 menambahkan
kegiatan pendampingan iman yang lainnya adalah EKM. Pendapat serupa
juga diungkapkan oleh R2 yang mengatakan selain EKM ada juga
kegiatan pendampingan iman yang lain seperti Temu Raya OMK
sevikepan Kedu, Valentine dan menjadi petugas rosario.
R7 dan R8 memiliki pendapat yang sama dengan R2 yang
mengatakan bahwa Valentine juga merupakan kegiatan pendampingan
iman, namun kecuali itu R7 dan R8 juga menambahkan kegiatan lain
yakni perayaan hari paroki. Bahkan R8 juga menyebutkan adanya kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
rekoleksi. Berbeda dengan responden lain R4 dan R5 mengatakan bahwa
kegiatan pendampingan iman diantaranya adalah menjadi Petugas Misa
(koor, dll). Selain itu R4 juga menambahkan kegiatan lain yakni Bakti
Sosial.
4) Alasan mengikuti pendampingan iman
Beberapa responden menjelaskan alasan mengikuti
pendampingan iman yakni R1, R2 dan R8 yang mengatakan karena merasa
senang saat dapat berkumpul bersama OMK. Selain itu R8 yang juga
merupakan pengurus OMK wilayah merasa bertanggung jawab untuk
memberikan teladan bagi OMK yang tergolong masih junior. Sedangkan
R2 selain merasa senang juga sama seperti R7 yakni ingin menambah
penglaman. Namun alasan yang tidak kalah penting juga diungkapkan R7
adalah dengan mengikuti kegiatan pendampingan iman dapat mempererat
hubungan antar teman OMK.
Alasan tersebut rupanya disepakati oleh R3 dan R8 dengan
mengatakan selain mempererat hubungan antar OMK juga dapat menjadi
ajang menemukan teman bahkan saudara baru. Dengan kata lain R5
mempertegas yakni belajar untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
baik antar OMK maupun anggota Gereja lainnya. Selain itu pendapat lain
mengenai alasan mengikuti pendampingan iman yang juga disampaikan
R5 adalah sebisa mungkin memberikan sesuatu yang berharga bagi Gereja.
R4 melengkapi alasan R5 dengan mengatakan alasannya mengikuti
kegiatan pendampingan iman sendiri adalah untuk menghidupkan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
5) Manfaat yang didapatkan dengan mengikuti pendampingan iman
Berdasarkan hasil jawaban responden yang beragam, adapun
manfaat yang didapatkan oleh responden dengan mengikuti
pendampingan iman yakni R1 dan R5 mengatakan bahwa manfaat yang
didapatkan dengan mengikuti pendampingan iman membuat dirinya
menjadi lebih aktif di dalam Gereja, mengetahui pengurus-pengurus
Gereja serta mengetahui apa yang dibutuhkan Gereja. Selain itu manfaat
lain yang dirasakan R1 serta beberapa responden yakni R6, R7, dan R8
adalah kegiatan pendampingan iman dapat menambah pengalaman jika
kelak mengadakan kegiatan serupa baik di tingkat lingkungan maupun
wilayah. Berkaitan dengan hubungan terhadap sesama OMK adapun
manfaat yang juga dirasakan R1 dan beberapa responden lain yakni R2,
R3, R4, R5, dan R7 adalah menambah teman atau saudara, dapat
berkumpul dengan anak se-Paroki serta mengetahui kehidupan dan
situasi OMK se-Paroki.
6) Peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman
Responden memiliki berbagai tanggapan sesuai pengalamannya
masing-masing berkaitan dengan peran pendamping pada pelaksanaan
pendampingan iman. Berkaitan dengan hal ini peran pendamping pada
pelaksanaan pendampingan iman menurut R1 adalah mengarahkan dan
membimbing OMK saat melaksanakan tugas, maupun hendak
mengadakan kegiatan. Selain peran pendamping mengarahkan, R2 dan
beberapa respoden yakni R3,R4,R5, dan R6 juga memiliki pendapat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berbeda mengenai peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan
iman yakni pendamping juga berperan memberi masukan bagi OMK
mengenai berbagai hal, yang masih membutuhkan perbaiakan. Sedangkan
R7 dan R8 memiliki pandangan yang berbeda mengenai peran
pendamping terhadap pelaksanaan pendampingan iman.
Adapun R7 mengatakan pendamping berperan memberi
dukungan bagi OMK melaksanakan maupun terlibat aktif dalam kegiatan-
kegiatan Gereja. sedangkan R8 berpendapat bahwa pendamping berperan
memberikan rasa aman bagi OMK.
b. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman
yang dipengaruhi oleh berbagai hal yakni Diri Sendiri, Keluarga, Gereja
dan Masyarakat
1) Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman dipengaruhi
oleh berbagai hal yakni diri sendiri, keluarga, Gereja, serta masyarakat.
Adapun faktor pendukung dari dalam diri menurut R1,R2, R4 dan R5 adalah
adanya kemauan/ niat serta semangat dari dalam diri sendiri untuk
mengikuti kegiatan pendampingan iman. Sedangkan menurut R6 dan R7
faktor pendukung yang berasal dari dalam diri sendiri dikarenakan adanya
rasa tanggung jawab baik sebagai ketua OMK maupun sebagai OMK yang
merupakan bagian serta generasi penerus Gereja. Faktor pendukung lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
berasal dari keluarga, berkaitan dengan hal ini R1, R5 , R7, dan R8
mendapatkan dukungan berupa semangat dari keluarga.
Sedangkan R4 dan R6 selalu diingatkan dan diberikan izin untuk
mengikuti kegiatan pendampingan iman bagi OMK. Selain itu keluarga juga
terkadang menjadi donatur dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan
iman. Faktor pendukung selanjutnya berasal dari Gereja. menurut R1 dan
R6 faktor pendukung dari Gereja salah satunya berasal dari Romo Paroki
yang memberikan dukungan dengan mempersiapkan media serta permainan
yang menarik, sedangkan R3, R4 dan R8 mengatakan dukungan dari Gereja
berupa bantuan dana. Selain itu, pendapat lain dari R8 mengatakan
dukungan dari Paroki juga berupa izin pelaksanaan kegiatan. Sedangkan R6
mengatakan faktor pendukung lain juga dipengaruhi hubungan yang baik
antar Romo Paroki dan OMK.
2) Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
Sama halnya dengan faktor pendukung, faktor penghambat
pelaksanaan pendampingan iman juga dipengaruhi oleh berbagai hal yakni
diri sendiri, keluarga, Gereja, dan Masyarakat. Berkaitan dengan hal ini R1,
R5, R6, dan R8 mengatakan bahwa faktor pendukung yang berasal dari
dalam diri sendiri berupa kesibukan masing-masing OMK yang berbeda-
beda. Sedangkan R1, R4 dan R7 mengatakan bahwa kurangnya kesadaran
OMK untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan iman bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
OMK. Faktor penghambat yang berasal dari keluarga, diungkapkan oleh R4
yang mengatakan sulitnya mendapatkan izin dari keluarga karena dianggap
mengganggu proses belajar. Sedangkan menurut R5, R6, dan R8
mengungkapkan bahwa kerapkali kegiatan keluarga yang bersamaan dengan
kegiatan Paroki. Faktor penghambat yang berasal dari Gereja menurut R3,
R4 dan R8 yakni adanya penolakan terhadap proposal. Menurut R2 faktor
penghambat dikarenakan OMK masih sering berkelompok sesuai dengan
asal wilayahnya. Pendapat lainnya juga disampaikan oleh R1 yang
mengatakan bahwa faktor penghambat juga disebabkan jarak antar wilayah
yang terlalu jauh. Faktor penghambat yang terakhir berasal dari masyarakat
disampaikan oleh R4 yang mengatakan bahwa seringkali masyarakat yang
memiliki keyakinaan yang berbeda sulit memberikan izin karena kegiatan
yang diadakan OMK dianggap mengganggu.
c. Harapan OMK bagi pelaksanaan pendampingan iman yang meliputi
harapan mengenai pelaksanaan pendampingan iman, pelaksanaan
katekese, bentuk katekese, waktu pelaksanaan pelaksanaan
pendampingan iman serta harapan mengenai materi yang dibahas.
1) Harapan OMK terhadap pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK
Berbagai harapan diungkapkan OMK berkaitan dengan
pendampingan iman bagi OMK. Adapun R1, R2, R3, R4, R7 dan R8
mengatakan bahwa harapan mereka terhadap kegiatan pendampingan iman
bagi OMK adalah agar OMK lebih aktif lagi untuk terlibat baik sebagai
peserta, panitia, maupun petugas dalam berbagai kegiatan di Paroki, maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pertemuan antar OMK. Harapan yang berbeda disampaikan oleh R5 dan R6
yang mengatakan bahwa diadakannya kegiatan yang dapat membantu OMK
untuk saling mengenal, serta mempererat tali persaudaraan antar OMK.
2) Setuju diadakan katekese
Beberapa responden yakni R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan R8
berpendapat setuju jika dilaksanakan katekese. R6, R7 dan R8 menambahkan
alasannya dengan mengatakan bahwa katekese penting bagi OMK khususnya
berkaitan dengan perkembangan imannya akan Yesus Kristus. Sedangkan R1,
R3 dan R4 mengatakan setuju selama materi dapat diterima dan dapat
tersampaikan dengan baik bagi OMK. berbeda dengan responden lain R5
menyampaikan alasannya setuju selama pelaksanaan kegiatan pendampingan
iman tidak membosankan.
3) Bagaimana bentuknya
Responden memiliki berbagai harapan mengenai bentuk kegiatan
katekese diantaranya. R1 memiliki pendapat yang berbeda dengan responden
lain yakni bentuk kegiatan pendampingan iman diantaranya terdapat ibadat
sabda, games dan aksi kongrit. Sedangkan R2, R3, R4, R5, dan R6 terdapat
penayangan video pada pelaksanaan kegiatan katekese yang sesuai tema. R6
juga menyampaikan pendapat lain mengenai bentuk kegiatan katekese
diantaranya terdapat game, menyanyi serta penyampaian jangan bersifat
khotah. Sedangkan R7 menyampaikan bentuk yang sama yakni adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kegiatan menyanyi bersama. Kendati demikian R8 memiliki pendapat yang
berlawanan dengan R6 yakni terdapat khotbah.
4) Materi yang dibahas
Terdapat berbagai usulan materi mengenai pelaksanaan kegiatan
katekese, diantaranya pendapat R1 yang mengungkapkan berbagai usulan
materi yakni mengenai jati diri OMK, kesadaran OMK untuk terlibat aktif di
Paroki. Sedangkan R2, R3, R5, R6, R7, dan R8 mengenai sosialisasi, R3
mengenai kekompakan dan keteguhan iman, R4 mengenai toleransi dan
keteguhan iman, R5 mengenai sikap peduli terhadap sesama pada OMK, R6
mengenai mengunggah kebersamaan, saling mengasihi, dan saling
menghormati, R7 mengenai srawung, rasa saling menghormati, dan
kurangnya solidaritas antar OMK, dan R8 mengenai rasa saling mengasihi,
dan persaudaraan.
3. Hasil Wawancara dengan Pendamping
a. Pelaksanaan Pendampingan Iman
Pelaksanaan pendampingan iman meliputi wadah pendampingan
iman bagi OMK, bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman, alasan
mengikuti pendampingan iman, serta peran pendamping pada pelaksanaan
pendampingan iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1) Wadah bagi orang muda di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
Menurut pendamping PI, P2, dan P3 di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang terdapat wadah bagi Orang Muda.
Adapun wadah tersebut dikenal dengan sebutan Orang Muda Katolik. P2
menambahkan, kendati di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang hanya terdapat satu wadah bagi Orang Muda Katolik,
namun di dalam wadah tersebut mencangkup berbagai potensi khas yang
beraneka ragam dimiliki Orang Muda Katolik dari berbagai wilayah yang
ada di Paroki.
2) Alasan diadakannya pendampingan iman
Berkaitan dengan alasan diadakannya pendampingan iman
sendiri, masing-masing Pendamping memiliki jawaban yang beraneka
ragam yakni P1 mengatakan bahwa adapun alasan diadakannya
pendampingan iman agar orang muda dapat melanjutkan karya Gereja.
berbeda dengan alasan yang dimiliki P1, P2 mengatakan bahwa
pendampingan iman merupakan kebutuhan OMK serta media dan sarana
untuk mengumpulkan OMK. Sedangkan menurut P3, pendampingan iman
dilaksanakan agar Orang Muda dapat menjadi perpanjangan tangan Paroki
dan OMK dapat berbuah.
3) Bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman
Beraneka ragam jawaban pendamping mengenai bentuk-bentuk
kegiatan pendampingan imaan. Adapun P1 mengatakan bahwa bentuk –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
bentuk pendampingan iman diantaranya Valentine, Hari Paroki, rekoleksi,
karya bakti sosial, dan menjadi petugas liturgi. Memiliki pendapat yang
sama dengan P1, P2 juga mengungkapkan salah satu bentuk kegiatan
pendampingan iman bagi OMK adalah menjadi petugas liturgi. Kendati
demikian bentuk-bentuk pendampingan lain yang disampaikan P2 adalah
perjumpaan OMK pada malam tahun baru, aksi sosial, tirakatan hari
kemerdekaan, Pendampingan PIA/ PIR, festival dan kesenian. Sedangkan
bentuk – bentuk kegiatan pendampingan iman menurut P3 biasanya
dilaksanakan pada masa- masa khusus seperti adven, APP, dan BKSN.
4) Peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman
Pada pelaksanaan pendampingan iman , P1 mengungkapkan
seorang pendamping memiliki peran dalam memberikan arahan, masukan
serta sebagai pendorong bagi OMK dalam melaksanakan kegiatan
pendampingan iman. P2 memiliki pendapat yang berbeda dengan
mengatakan bahwa seorang pendamping berperan dalam memberikan
motivasi, mengumpulkan, mengingatkan, mendampingi serta ikut
merancang kegiatan bersama OMK. Sedangkan pendamping menurut P3
berperan dalam memfasilitasi OMK pada pelaksanaan pendampingan iman
bagi OMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan
iman OMK
Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman
dipengaruhi oleh berbagai hal yakni Diri Sendiri, Keluarga, Gereja dan
Masyarakat :
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman dipengaruhi
oleh berbagai hal yakni Diri Sendiri, Keluarga, Gereja dan Masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini, P2 mengungkapkan faktor pendukung yang
berasal dari dalam diri OMK adalah adanya kesadaran dari OMK untuk
berkumpul dan bersekutu. Faktor pendukung yang berasal dari keluarga
juga disampaikan oleh P2 yang mengatakan keluarga selalu mendukung
dan tidak cemas jikalau anaknya mengikuti kegiatan OMK. Selain dari
keluarga faktor pendukung lainnya juga berasal dari Gereja.
Adapun P1 mengungkapkan bahwa pendamping memiliki rasa
tanggung jawab yang besar selain itu Gereja juga selalu memberikan
kesempatan dan kepercayaan. P2 menambahkan dengan mengungkapkan
bahwa Paroki merasa senang dengan kehadiran pribadi OMK yang kreatif
sehingga mampu menghidupkan Gereja. Sedangkan dari P3
mengungkapkan adanya dukungan dari keuskupan. faktor pendukung yang
terakhir berasal dari masyarakat. Berkaitan dengan hal ini P1
mengungkapkan faktor pendukung yang berasal dari masyarakat karena
adanya kerukunan antar masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
P2 menambahkan faktor pendukung dari masyarakat juga karena
adanya penerimaan masyarakat terhadap OMK yang mampu memberikan
warna baru bagi masyarakat. Sedangan P3 mengungkapkan faktor
pendukung lainnya juga karena mayoritas masyarakat sendiri beragama
Katolik.
2) Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman OMK
Sama seperti faktor pendukung, faktor penghambat pelaksanaan
pendampingan iman bagi OMK juga dipengaruhi oleh berbagai hal yakni
dalam diri OMK, keluarga, Gereja, dan masyarakat. P1,P2 dan P3
mengungkapkan faktor penghambat dari dalam diri OMK adalah adanya
kesibukan masing-masing OMK yang berbeda-beda. P2 juga
menambahkan faktor penghambat lain seperti adanya sikap egois yang
dimiliki, serta kesibukan dengan alat teknologi seperti gadget. Faktor
penghambat selanjutnya berasal dari keluarga. Berkaitan dengan ini P2
mengatakan bahwa keluarga khususnya orangtua seringkali merasa bahwa
kegiatan-kegiatan pendampingan iman bagi OMK menganggu OMK
dalam proses pendidikannya. Faktor penghambat yang berasal dari Gereja
P1, P2, dan P3 mengungkapkan karena adanya jarak antar wilayah di
Paroki yang cukup jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
c. Harapan Orang Muda Katolik (OMK) terhadap pelaksanaan
pendampingan iman
Harapan Orang Muda Katolik (OMK) terhadap bentuk kegiatan
pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK meliputi harapan pendamping
terhadap pelaksanaan pendampingan iman, harapan terhadap pelaksanaan
katekese, harapan terhadap bentuk katekese, harapan terhadap waktu
pelaksanaan katekese dan harapan terhadap materi katekese yang akan dibahas.
1) Harapan Pendamping terhadap pelaksanaan pendampingan iman
Beragam jawaban disampaikan pendamping mengenai harapan
pendamping terhadap bentuk kegiatan pendampingan iman. Adapun P1
mengungkapkan harapannya agar OMK semakin aktif dalam kegiatan
Paroki sehingga nantinya OMK mampu menanggapi bahka menerapkan
sabda-sabda Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. P2 memiliki pendapat
yang berbeda dengan mengatakan harapan akan diadakannya perjumpaan
yang rekreatif dan refresing. Sedangkan P3 mengungkapkan harapan
mengenai pendampingan iman agar tidak hanya dilaksanakan pada masa-
masa khusus saja.
2) Setuju bila diadakan katekese
P1, P2 dan P3 setuju dengan diadakannya katekese. berkaitan dengan hal ini
P1 dan P3 menyampaikan alasan mengapa setuju diadakannya. Menurut P1
dengan katekese diharapkan OMK dapat lebih menerapkan dan menanggapi
sabda Tuhan. Sedangkan menurut P3 katekese penting agar OMK memiliki
iman yang kokoh di tengan tantangan dunia pada saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3) Bentuknya
Beraneka ragam usulan mengenai bentuk pelaksanaan katekese
disampaikan oleh P1, P2 dan P3. Adapun P1 mengungkapkan bahwa
dalam katekese terdapat lagu pembuka, bacaan Injil, pemaknaan, dan
lagu penutup. P2 dan P3 mengungkapkan bentuk yang berbeda yakni
adanya aksi nyata yang akan dilakukan oleh OMK. P3 juga
menambahkan bentuk pelaksanaan katekese yang lain yakni terdapat
ajaran iman Gereja.
4) Pelaksanaannya
P1 dan P3 memiliki pendapat yang sama mengenai
pelaksanaan kegiatan katekese yakni pada saat libur menjelang Paskah
dan Natal. Sedangkan menurut P2, pelaksanaan kegiatan katekese yang
tepat dan efektif dilaksanakan pada saat malam Tahun baru.
5) Materi yang dibahas
Beraneka ragam jawaban pendamping mengenai materi
yang akan dibahas yakni P1 mengungkapkan materi mengenai rasa saling
mengasihi antar OMK. Sedangkan P2 dan P3 materi mengenai
menghayati panggilan sebagai OMK.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Pendampingan Iman bagi
Orang Muda Katolik ( OMK) di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Berdasarkan hasil jawaban 11 responden yaitu 8 OMK dan 3
Pendamping di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang terdiri dari R1,R2,R6 dan R7 sedang duduk di bangku Sekolah Menengah
Atas (SMA), R4 dan R5 saat ini sedang memasuki Perguruan Tinggi, sedangkan
R3 dan R8 sudah bekerja. Melalui wawancara menunjukkan bahwa mereka masih
setia dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Pembahasan
hasil penelitian ini berdasarkan data laporan hasil penelitian melalui wawancara
serta dilengkapi studi dokumentasi Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang pada bulan November hingga Desember 2018. Tujuan
penelitian dalam skripsi ini adalah Mengetahui pelaksanaan pendampingan iman
di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
1. Pelaksanaan Pendampingan Iman bagi Orang Muda Katolik (OMK)
Pada bagian ini, pembahasan mencangkup jawaban responden
yakni OMK serta pendamping OMK. Pelaksanaan pendampingan iman sendiri
meliputi wadah, alasan, bentuk-bentuk, kegiatan, alasan, manfaat serta peran
pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman.
a. Bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman
Bentuk-bentuk pelaksanaan kegiatan pendampingan iman yang ada
di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan responden yakni OMK. R4
yang saat ini sedang menempuh pendidikan di sebuah Perguruan Tinggi
mengatakan bahwa bentuk-bentuk pendampingan iman diantaranya dengan
menjadi petugas liturgi (misdinar, koor, tata laksana, dll) dan bakti sosial.
Seperti yang sudah disampaikan R4, dalam hal ini penulis melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
wawancara dengan responden ke dua yakni pendamping OMK. P1 yang
merupakan ketua paguyuban sekaligus pendamping OMK menegaskan
bentuk-bentuk pendampingan iman selain bakti sosial dan petugas liturgi
ada juga bentuk- bentuk lain pendampingan iman yakni valentine, hari
paroki, dan rekoleksi.
Pendamping lain yakni P2 yang juga merupakan pendamping OMK
senior sekaligus Romo Paroki menambahkan bentuk lain pendampingan
iman bagi OMK yakni pada saat Adven, APP, dan BKSN. Sedangkan P3
yang merupakan Pendamping OMK junior memberikan contoh lain
mengenai bentuk-bentuk pendampingan iman yakni pertemuan OMK pada
malam tahun baru, pendampingan PIA/PIR, festival, dan kesenian.
Selain wawancara, penulis juga melakukan penelitian dengan studi
dokumentasi dengan mengamati beberapa dokumen resmi Paroki
diantaranya Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki (PPDP) dan Program
Kerja (Proker) Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang. Dalam Studi dokumen tersebut bentuk-bentuk pendampingan
iman dibedakah ke dalam 4 bidang pelayanan Gereja yakni Kerygma,
Diakonia, Liturgia, dan Koinonia. Adapun bentuk–bentuk kegiatan
pendampingan iman yang termasuk dalam ke empat bidang pelayan Gereja
tersebut adalah bidang kerygma (pewartaan) dengan bentuk kegiatan
pendalaman iman, pengajaran iman dan pendalaman Kitab Suci. Bidang
liturgia ( peribadatan ) contohnya devosi dan doa rosario.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Diakonia /pelayanan misalnya pelayanan KLMTD, Koinonia /
paguyuban misalnya remaja katolik, orang muda katolik (OMK) dan
Sekolah Minggu. Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan
pendamping adapun makna pendampingan iman sebagai bagian dari
formatio iman berdasarkan Formatio Iman Berjenjang adalah sebagai
berikut :
“pembinaan iman orang-orang yang telah dibaptis yang diberikan
secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar mereka
memasuki kepenuhan hidup Kristen yang meliputi unsur
pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan,
pengukuhan serta pendewasaan iman (Dewan Karya Pastoral KAS,
2014 : 21).”
Berdasarkan pengertian tersebut nampak jelas bahwa bentuk-
bentuk kegiatan pendampingan iman adalah kegiatan-kegiatan di Gereja
yang bertujuan untuk membina orang-orang yang telah dibabtis termasuk
OMK dengan maksud mengantar OMK menuju kepenuhan hidup Kristen.
b. Keterlibatan dalam kegiatan pendampingan iman
Orang Muda Katolik ( OMK) di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang memiliki berbagai bentuk
keterlibatan khususnya dalam pelaksanaan pendampingan iman di Paroki
Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Berdasarkan
hasil wawancara penulis dengan salah satu responden yaitu R8 yang
merupakan OMK di wilayah Gantang mengatakan bahwa sebagian besar
OMK sudah menunjukkan keterlibatannya dalam kegiatan pendampingan
iman di Paroki. Adapun keterlibatan ditunjukkan dengan menjadi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dalam kegiatan pendampingan iman di Paroki maupun dengan menjadi
panitia serta petugas dalam berbagai kegiatan pendampingan iman. Selain
OMK penulis juga melakukan wawancara dengan responden yang kedua
yakni pendamping OMK.
Adapun hasil dari wawancara ini, P2 menyatakan keterlibatan
OMK di Paroki dalam berbagai bentuk yang sama yakni sebagai panitia,
petugas liturgi, maupun hanya menjadi peserta. Hal ini ditegaskan kembali
melalui studi dokumentasi yang penulis lakukan, menunjukkan adanya
berbagai kegiatan OMK di Paroki, yang dibedakan ke dalam empat bidang
pelayanan Gereja yakni Kerygma, Liturgia, Diakonia, dan Koinonia.
Kegiatan dalam keempat bidang pelayanan tersebut juga memiliki tujuan
yang berbeda-beda bagi OMK. Adapun bentuk keterlibatan OMK dalam
kegiatan pendampingan iman diantaranya dalam bidang Liturgia yakni
mengikuti devosi, menjadi petugas liturgi, mengadakan EKM serta
kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang Kerygma, Diakonia dan Koinonia
seperti mengikuti Bakti Sosial, serta mengadakan pertemuan OMK se
Paroki yang dilaksanakan rutin sebulan sekali, dll.
Selain di Paroki OMK juga terlibat dalam berbagai kegiatan
pendampingan iman baaik di wilayah maupun di lingkungan seperti latihan
koor, rosario, pendalaman iman, dll. Kendati demikian berdasarkan
wawancara yang dilakukan dengan OMK maupun pendamping mengatakan
bahwa masih banyak juga OMK yang belum memiliki kesadaran untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
terlibat aktif. Berkaitan dengan hal ini Thomas Groome dalam buku
Formatio Iman Berjenjang mengatakan bahwa :
“Diharapkan pula mereka mulai melibatkan diri dalam kehidupan
menggereja dengan mengambil peran-peran strategis yang bisa
memberi dampak bagi kemajuan Gereja serta mengambil peran
dalam masyarakat dengan sikap kritis-profetis. Dengan demikian,
orang muda tidak lagi dicap sebagai orang yang berada di halaman
parkir, tetapi berada dalam barisan depan memikirkan kehidupan
Gereja agar bisa hadir secara baru di tengah masyarakat. Cara
pikirnya yang kreatif dan kecerdasan intelektualitasnya diharapkan
memberikan terobosan baru bagi pewartaan dan pelayanan Gereja
(Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 46).”
OMK memiliki peran yang penting dalam perkembangan Gereja.
Oleh sebab itu, keterlibatan aktif OMK dalam kegiatan pendampingan iman
sangat diharapkan guna membawa pembaharuan bagi Gereja serta
masyarakat.
c. Alasan mengikuti pendampingan iman
Berbagai alasan yang disampaikan OMK dalam mengikuti kegiatan
pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang. Melalui wawancara yang dilakukan, OMK di Paroki
Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang masih memiliki
kesadaran dan kepedulian sebagai generasi penerus Gereja. Adapun R3 R4,
dan R7 mengatakan bahwa mereka merasa senang dapat berkumpul bersama
OMK serta merupakan ajang untuk mendapatkan teman baru. Selain itu,
alasan lain juga disampaikan R7 dan R8. Adapun R7 mengatakan bahwa
alasan mengikuti kegiatan pendampingan iman dikarenakan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tanggung jawab sebagai tuan rumah salah satu kegiatan pendampingan serta
tanggung jawab sebagai ketua OMK salah satu wilayah di Paroki.
Alasan yang serupa juga disampaikan oleh R8 yang juga
mengungkapkan adanya tanggung jawab sebagai pengurus OMK salah satu
wilayah untuk memberikan teladan bagi misdinar. Kendati demikian,
berdasarkan hasil dari studi dokumen yang dilakukan ,penulis menemukan
bahwa OMK di di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang belum sepenuhnya memiliki kesadaran untuk mengikuti kegiatan
pendampingan iman. Hal ini tampak melalui kurangnya keterlibatan OMK
menjadi peserta, petugas maupun penyelenggara dalam berbagai kegiatan-
kegiatan bidang pelayanan Gereja yakni Kerygma, Liturgia, Diakonia dan
Koinonia.. Berkaitan dengan hal ini Thomas Groome dalam Dewan Karya
Pastoral KAS mengatakan bahwa ( 2014 : 25)
“Persekutuan merupakan cara untuk saling menjaga dan
memelihara iman. Dalam persekutuan sangat mungkin diciptakan
sharing iman dan dibangun sebuah sapaan yang memberi
kehangatan, sebuah kesediaan untuk saling menolong dan
memperhatikan, serta kemauan untuk meneguhkan dan menjadi
teman satu sama lain dalam perjalanan hidup. Dalam
persekutuan, orang tidak beriman sendirian, tetapi bersama yang
lain. Perwujudan iman dalam persekutuan dilakukan secara
bersama-sama dengan tujuan membantu OMK dalam
mempertahankan , menumbuhkan serta mewujudnyatakan iman
dalam kehidupan sehari-hari. (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 :
25).”
Persekutuan antar OMK memiliki dampak yang besar bagi
pertumbuhan iman maupun pada perwujudan iman OMK sendiri. Dalam
pelaksanaan pendampingan iman yang terbagi dalam berbagai bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pelayanan Gereja juga terdapat persekutuan. Oleh sebab itu, mengikuti
pelaksanaan pendampingan iman juga dapat membantu OMK dalam
mempertahankan, menumbuhkan serta mewujudnyatakan iman dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Manfaat yang didapatkan dengan mengikuti kegiatan
pendampingan iman
Beraneka ragam manfaat yang didapatkan dengan mengikuti
pelaksanaan kegiatan pendampingan iman. Kendati demikian berdasarkan
wawancara yang penulis lakukan, tidak semua OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang memahami manfaat
mengikuti kegiatan pendampingan iman. Hal ini jelas terlihat ketika penulis
menanyakan “manfaat mengikuti kegiatan pendampingan iman” beberapa
di antara mereka yakni R1, R2, R4, R5, dan R7 menjawab sebagai ajang
mencari teman. Sedangkan R8 mengatakan untuk menambah pengalaman
jika kelak mengadakan kegiatan yang sama dalam lingkup lingkungan
maupun wilayah.
Selain itu berdasarkan hasil studi dokumentasi, OMK di Paroki
Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang belum
sepenuhnya terlibat dalam kegiatan pendampingan iman yang dibedakan
dalam berbagai bidang pelayanan. Sehingga di sini penulis menyimpulkan
bahwa mereka belum sepenuhnya mengetahui manfaat mengikuti kegiatan
pendampingan iman. Berkaitan dengan hal tersebut, adapun manfaat
mengikuti kegiatan pendampingan iman hendaknya selaras dengan tujuan
utama pendampingan iman sendiri. Adapun tujuan pendampingan iman,
sebagai bagian dari formatio iman menurut Thomas Grome dalam Dewan
Karya Pastoral KAS adalah sebagai berikut :
“Tujuan utama dari formatio iman adalah orang mencapai
kepenuhan di dalam Kristus. Orang menjadikan Kristus sebagai
dasar, pusat dan arah hidupnya, maka formatio iman tidak sekedar
memperkenalkan, tetapi mengajak orang untuk masuk, berelasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bersatu dengan Dia, sehingga dari pengalaman itu ia mengalami
keselamatan (Dewan Karya Pastoral KAS, 2014 : 26).”
Mengikuti kegiatan pendampingan iman harus disadari oleh setiap
OMK dan pendamping untuk mencapai kepenuhan hidup didalam Kristus.
Dengan kata lain megikuti pendampingan iman memampukan OMK
melakukan perubahan maupun pertobatan dalam diri OMK yang meliputi
perkataan maupun pertobatan. Pengalaman OMK untuk melakukan
perubahan maupun pertobatan tersebut diharapkan hari demi hari
mengantar OMK mengalami keselamatan.
e. Peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman
Melalui studi dokumen yang dilakukan penulis,OMK tidak
mempunyai pendamping khusus dalam melakukan pelaksanaan kegiatan
pendampingan iman. Kendati demikian dalam pelaksanaannya, melalui
wawancara dengan responden seringkali ketua paguyuban dan persaudaraan
serta Romo Paroki menjadi pendamping bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Kendati demikian
semua responden pada saat diwawancara mengungkapkan bahwa
pendamping memiliki peran penting dalam pelaksanaan pendampingan
iman. Adapun peran Pendamping dalam pelaksanaan pendampingan iman
yakni sebagai sahabat, pendorong atau motivator, fasilitator, dan saksi
Kristus. Berkaitan dengan peran pendamping sebagai sahabat John R.
Evans dalam Philips Tangdilintin (2008 : 140) mengatakan bahwa :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
“Jika anda bersedia memberi waktu setengah jam saja kepadasetiap
remaja dalam kelompok untuk berbicara secara pribadi, pengaruh
Anda atas mereka dalam relasi dengan Gereja akan jauh lebih besar
daripada program dalam setahun (Philips Tangdilintin , 2008 :
140).”
Seorang pendamping sebagai sahabat selain melaksanakan
pendekatan pribadi juga hendaknya mengadakan pendekatan kelompok.
Seorang pendamping dituntut untuk memiliki sikap peka dan saling
mendengarkan. Dengan kata lain hubungan antara pendamping dan OMK
dikembangkangkan dalam sikap saling mencintai, menyayangi, peduli,
memperhatikan, menjaga serta siap melayani. Berkaitan dengan hal ini,
salah satu responden yakni R8 mengatakan bahwa seorang pendamping
berperan memberikan rasa aman bagi pelaksanaan pendampingan iman
OMK.
Selain peran pendamping sebagai seorang sahabat, peran
pendamping lainnya adalah sebagai pendorong atau motivator.
“Dengan kreativitasnya, ia merangsang kelompok menjadi kreatif
dan inovatif, bukannya membungkam kreatifitas mereka dan
membiarkan mereka menjadi sekedar pengikut dan pengekor.
Dengan kelebihan dalam pengalaman, keluasan dalam pandangan
dan keunggulan dalam keteladanan, ia menggerakkan mereka untuk
maju, meraih prestasi kelompok, dan semakin mandiri, bukannya
menciptakan ketergantungan kelompok pada pembina (Komisi
Kepemudaan KWI, 1998 : 36 ).”
Seperti yang diungkapkan R5 yang mengatakan bahwa peran pendamping
sebagai pendorong atau motivator adalah membantu OMK dalam
menemukan ide-ide dalam melaksanakan kegiatan pendampingan iman.
Selain responden OMK, penulis juga melakukan wawancara terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
responden pendamping. P2 mengatakan bahwa peran pendamping bagi
kegiatan pelaksanaan pendampingan iman adalah memberikan motivasi,
mengumpulkan, mengingatkan OMK, dan mendampingi OMK.
Selanjutnya, adalah peran pendamping sebagai fasilitator
“Seorang fasilitator sejati harus berpegang teguh pada prinsip
bahwa “ proses belajar itu terjadi di dalam diri dan oleh orang
yang belajar itu sendiri. Meskipun fasilitator sudah tahu dan
mempunyai jawaban atas permasalahan itu, ia harus menahan
diri supaya jawaban itu muncul dari “ subjek bina” sendiri.
Sebab kesadaran dan penemuan makna itu harus muncul “
muncul dari dalam”, bukan ditumpangkan di atas kepala
peserta.”
Peran pendamping sebagai fasilitator pada umumnya sudah terlaksana.
Hal ini nampak melalui beberapa responden yakni R1 yang
mengungkapkan bahwa seringkali pendamping berperan mengarahkan
dan membimbing OMK pada saat hendak melaksanakan suatu kegiatan
pendampingan iman. Selain responden penulis juga mewancarai
pendamping berkenaan dengan peran pendamping. Adapun P3
mengungkapkan bahwa seringkali pendamping menjadi fasilitas bagi
OMK khususnya bagi terlaksananya kegiatan pendampingan iman bagi
OMK.
Kendati demikian peran pendamping sebagai fasilitator belum
mampu mengantar OMK untuk menemukan makna dari pengalamannya.
Peran pendamping lainnya adalah sebagai saksi Kristus. Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sebagai saksi Kristus diharapkan mampu memberikan kesaksian baik
melalui sabda maupun contoh hidup kongkrit.
“Misi Gereja bukan mencari massa, mendorong orang agar mau
dibaptis, melainkan memperkenalkan Yesus dan keselamatan-
Nya kepada seluruh dunia. Apakah lalu ada orang yang merasa
tertarik, lalu mau belajar tentang Yesus dan akhirnya minta
dibaptis, adalah karya Roh Kudus. Gereja gembira karena setiap
orang mau join Gereja, umat Yesus Kristus, tetapi ia tidak
mendesak, tidak menekan tidak membujuk, dan tidak
memanipulasi ( Frans Magnis Suseno, 2017: 165-166).”
Berkaitan dengan ini pendamping sebagai saksi Kristus pada
umumnya sudah memberikan kesaksian baik melalui sabda maupun
contoh hidup kongkrit. Kendati demikian kesaksian tersebut diberikan
hanya pada masa-masa khusus saja. P2 mengungkapkan bahwa di Paroki
sendiri terdapat kegiatan Bakti Sosial sebagai wujud kesaksian di tengah
masyarakat yakni menyelamatkan mereka yang miskin.
2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman
bagi perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Berdasarkan studi dokumen yang dilakukan penulis, adapun faktor
pendukung yang tampak yakni adanya kepercayaan dari Paroki bagi OMK untuk
melaksanakan berbagai kegiatan pendampingan iman dalam berbagai bidang
pelayanan. Selain studi dokumen penulis juga melakukan wawancara untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendampingan iman
bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
a. Faktor Pendukung pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Berbagai faktor pendukung yang sering dialami oleh OMK
khususnya dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan pendampingan iman di
tengah tantangan zaman yang semakin modern biasanya berasal dari dalam
diri sendiri, keluarga, Gereja dan masyarakat. Adapun faktor yang berasal
dari dalam diri menurut salah satu responden yakni R1 mengatakan bahwa
faktor pendukung itu timbul dari dalam diri sendiri yakni adanya kemauan
serta semangat dari dalam diri untuk mengikuti kegiatan pendampingan iman,
menjadi tanda bahwa OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang memiliki kepedulian akan pelaksanaan kegiatan
pendampingan iman.
R10 menambahkan bahwa faktor pendukung lainnya yaitu adanya
rasa tanggung jawab. Adanya rasa tanggung jawab sebagai OMK sekaligus
bagian dari Gereja akan mendorong OMK untuk terlibat aktif dalam
pelaksanaan kegiatan pendampingan iman. Berkaitan dengan hal ini menurut
Prasetya dalam buku Keterlibatan Awam sebagai anggota Gereja (2003 : 103
) adapun faktor pendukung yang timbul dalam diri yakni adanya kesadaran
dari dalam diri sendiri akan potensi yang luar biasa bagi dunia di masa depan
serta adanya penghargaan terhadap jati diri OMK. Kesadaran dari dalam
merupakan daya pendorong bagi OMK yang utama dan pertama khususnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
berkaitan dengan keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan
iman.
Selain faktor pendukung yang timbul dari dalam diri sendiri, ada
juga faktor pendukung yang berasal dari keluarga, seperti yang diungkapkan
oleh beberapa responden, diantaranya adalah R4 dan responden lainnya yang
mengatakan bahwa faktor pendukung yang dirasakan ialah dukungan dari
orang tua. Adapun dukungan tersebut berupa memberikan izin, mengingatkan
untuk mengikuti pertemuan serta menjadi donatur dalam berbagai kegiatan
pendampingan iman bagi OMK di Paroki.
Faktor pendukung lainnya berasal dari Gereja yakni OMK diberi
kemungkinan dan kesempatan untuk menampilkan kemampuan dan
kreativitas yang dimilikinya misalnya dengan memberikan pendampingan
iman bagi anak-anak (Prasetya, 2003 : 110). Seperti yang diungkapkan oleh
beberapa responden, diantaranya R4 dan responden lainnya yang mengatakan
bahwa faktor pendukung yang dirasakan berupa dukungan dari Gereja.
Dukungan tersebut berupa izin pelaksanaan kegiatan, dana, serta
menyediakan tempat bagi pelaksanaan kegiatan pendampingan iman. Penulis
dalam hal ini menambahkan berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan.
Selain yang sudah disebutkan oleh responden, faktor pendukung
yang timbul dari Gereja yakni terdapat orang dewasa yang mendampingi
OMK dalam pelaksanaan pendampingan iman. Adapun orang dewasa
tersebut bernama Bapak Supono yang juga merupakan ketua bidang
paguyuban di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Magelang. Selain yang dijelaskan diatas, selain responden OMK ada
responden pendamping yang mengungkapkan faktor pendukung. Seperti yang
dikatakan oleh P1, Orang Muda Katolik itu merupakan generasi penerus
Gereja.
Namun seringkali OMK mudah untuk berpindah keyakinan karena
alasan tertentu seperti menikah dengan orang yang berbeda agama maupun
sekedar murtad. Hal ini menjadi tanggungjawab besar bagi pendamping untuk
mendampingi OMK dalam pelaksanaan kegiatan pendampinagn iman.
Sedangkan P3 mengungkapkan yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan
pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang yakni mayoritas masyarakat yang beragama Katolik.
sehingga saat OMK melaksanakan kegiatan pendampingan iman, masyarakat
cenderung membantu pelaksanaan pendampingan iman seperti dalam hal
keamanan.
Selain itu P3 juga mengungkapkan faktor pendukung lain pada
pelaksanaan pendampingan iman yakni adanya dukungan dari keuskupan.
Biasanya dukungan tersebut berupa diadakannya berbagai kegiatan bagi
OMK antar keuskupan seperti Futsal Cup.
b. Faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang ?
Berdasarkan penelitian studi dokumen resmi Paroki yang dilakukan
penulis. Adapun faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman yakni
tidak terdapat pendamping khusus yang mendampingi OMK dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pelaksanaan pendampingan iman. Dalam pelaksanaan pendampingan iman
ditemukan adanya faktor penghambat. Adapun faktor penghambat ini bisa
dari diri sendiri, keluarga, Gereja dan masyarakat.
Berkaitan dengan keadaan ini penulis pun melakukan wawancara
untuk mendapatkan kelengkapan informasi mengenai faktor penghambat
pelaksanaan pendampingan iman. Penulis melakukan wawancara yang
pertama terhadap OMK, diantaranya faktor pendukung yang berasal dari
dalam diri disampaikan oleh R1 disebabkan oleh keegoisan dari dalam diri
OMK. Pendapat lain disampaikan R7 yang mengatakan bahwa kurangnya
kesadaran dari dalam diri OMK. Faktor penghambat lainnya yang
diungkapkan OMK berasal dari keluarga.
Adapun R4 menyampaikan faktor penghambat yang berasal dari
keluarga berupa sulit izin. Sedangkan R5, R6, R8 memiliki faktor
penghambat lain yakni acara keluarga yang bersamaan dengan acara OMK.
Faktor penghambat lainnya berasal dari Gereja, biasanya berupa penolakan
proposal, sulit izin melaksanakan kegiatan, tidak tersedia tempat maupun
dana, serta pendamping yang kurang berbaur dengan OMK seperti yang
diungkapkan oleh R3, R4, dan R8. Berkaitan dengan hal ini Prasetya dalam
buku Keterlibatan Awam sebagai Anggota Gereja menyatakan bahwa :
“Mengingat itu semua, sudah sepantasnya kalau Gereja Katolik
menghilangkan pandangan dan sikap negatif terhadap kaum muda.
Kaum muda jangan lagi diperlakukan sebagai penjaga parkir belaka
atau tenaga kasar yang mengkangkat meja – kursi atau bahkan hanya
dilihat sebagai obyek pastoral Gereja, tetapi perlakukanlah kaum
muda sebagai subyek dan mitra dalam mengembangkan Gereja di
masa depan (Prasetya, 2003 : 110). ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Orang Muda seringkali merasa kurang nyaman maupun diasingkan di
dalam Gereja sendiri. Hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor diantaranya
kurangnya penerimaan terhadap OMK maupun kurangnya kepercayaan
terhadap OMK dalam menjalankan peran-peran penting. Faktor penghambat
lainnya berasal dari masyarakat R4 menyatakan terkadang sulit mendapatka
izin dari masyarakat yang berbeda agama, karena kegiatan dianggap
mengganggu.
“Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, banyak kaum muda yang stress
karena ditekan oleh kenyataan bahwa mereka mengalami
marginalisasi (peminggiran) hampir di segala bidang kehidupan,
termasuk pengembirian terhadap akal sehat dan suara hatinya dengan
dijejali iming-iming kesuksesan tanpa harus bersusah payah dan
aneka imajinasi yang dapat meninabobokan mereka dalam kenikmatan
sesaat yang menghibur dan membahagiakan (Prasetya, 2003 :104).
Kurangnya penghargaan dari masyarakat terhadap OMK seringkali
membuat OMK merasa minder dan tidak bersemangat untuk berkembang dan
terlibat dalam berbagai kegiatan baik di Gereja maupun di masyarakat.
Selain OMK , penulis juga melakukan wawancara terhadap pendamping,
guna mengetahui keseimbangan faktor penghambat yang dirasakan dari
kedua belah pihak.
Adapun P2 mengungkapkan bahwa seringkali OMK bersikap egois,
sibuk dengan dunianya sendiri terutama gadgetnya. OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang, belum semuanya
mempunyai kesadaran untuk mengikuti kegiatan pendampingan iman.
Misalnya ketika ada kegiatan pendampingan iman yang dilaksanakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Paroki, tidak semua OMK mengikutinya. Penyebabnya pun beranekaragam
diantaranya mulai dari malas, ada permasalahan antar OMK, jadwal kegiatan
yang bersamaan dengan acara sekolah maupun kampus, dll. Berkaitan dengan
hal ini Philips Tangdilintin dalam Pembinaan Generasi Muda (2008 : 63 )
mengatakan bahwa :
“Tantangan globalisasi yang melanda dunia generasi muda dan aneka
budaya asing telah menyebabkan mereka mengalami krisis identitas.
Mereka dengan mudah terpengaruh, ikut-ikutan tanpa sikap kritis-
selektif, menjadi latah karena mulai kehilangan jati diri ke Indonesian
(Philips Tangdilintin, 2008 : 63 ).”
Tantangan globalisasi khususnya dalam bentuk teknologi serta aneka
budaya asing seringkali membuat OMK terlena hingga menimbulkan sikap
egois. Hal ini menjadi keprihatinan bagi perkembangan Gereja, mengingan
OMK merupakan masa depan dan harapan Gereja. selanjutnya faktor
penghambat lain berasal dari disampaikan P2 keluarga seringkali menuntut
OMK untuk belajar dan belajar terus.
“Hal ini berarti bahwa dalam keluarga Katolik, melalui diri dan hidup
orangtua, hendaknya dapat ditumbuhkan aneka kebiasaan untuk
mengembangsuburkan iman kaum muda. Kaum muda tidak hanya
dituntut untuk belajar dan belajar terus guna mengembangkan
kepandaian intelektualnya, tetapi juga diberi kemungkinan dan
kesempatan untuk mengembangkan jati dirinya ( Prasetya, 2003 : 107)
.”
Keluarga Katolik dituntut tidak hanya memberikan pendidikan formal bagi
anaknya.
Tetapi hendaknya juga diimbangi perkembangan imannya.
harapannya agar orang muda sendiri dapat menunjukkan jati diri yang khas
sebagai Orang Muda Katolik. dalam hal ini peran orangtua sangat penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dalam memberikan contoh khususnya melalui anake kebiasaan hidup doa
maupun keterlibatan dalam menggereja. Faktor penghambat yang
disampaikan pendamping yang berasal dari dalam Paroki disampaikan oleh
P3 yang mengatakan bahwa jarak antar wilayah di Paroki yang cukup jauh.
c. Harapan OMK terhadap pendampingan iman bagi OMK
Sebagai generasi penerus Gereja, penting bagi OMK untuk
mengikuti pelaksanaan pendampingan iman. Selain mengantar OMK kepada
kedewasaan iman, pelaksanaan pendampingan iman juga diharapkan mampu
mengantar OMK untuk melibatkan diri baik di Gereja maupun di
masyarakat.Thomas Groome dalam Dewan Karya Pastoral KAS (2014: 56)
mengatakan bahwa “Diharapkan pula mereka mulai melibatkan diri dalam
kehidupan menggereja dengan mengambil peran-peran strategis yang bisa
memberi dampak bagi kemajuan Gereja serta mengambil peran dalam
masyarakat dengan sikap kritis-profetis (Thomas Groome, 2014 : 46 ).
Kesadaran OMK untuk mengikuti pelaksanaan pendampingan iman
serta mau terlibat di dalam Gereja maupun masyarakat menunjukkan adanya
rasa tanggung jawab OMK terhadap iman yang diyakini. Berkaitan dengan
hal tersebut, terdapat begitu banyak harapan yang diungkapkan oleh
responden. Adapun R1, R2, R3, R4, R7, dan R8 mengungkapkan harapannya
agar OMK dapat lebih terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan
iman. Sedangkan R5 mengungkapkan harapannya agar terdapat kegiatan
pendampingan iman yang sesuai bagi OMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kendati demikian sejauh ini belum ada upaya yang dilakukan
OMK untuk memenuhi harapan tersebut. OMK Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang seringkali bersikap egois dengan
mementingkan kesibukan masing-masing. Selain itu jarak antar wilayah di
Paroki seringkali menjadi alasan untuk tidak mengikuti pelaksanaan
pendampingan iman. Menanggapi hal ini, pendamping juga memiliki harapan
terhadap pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK. P1 mengungkapkan
harapannya agar OMK paroki semakin aktif terlibat di dalam kegiatan
pendampingan iman agar OMK mampu menanggapi serta menerapkan sabda-
sabda Tuhan Yesus.
“Dengan demikian, orang muda tidak lagi dicap sebagai orang yang
berada di halaman parkir, tetapi berada dalam barisan depan
memikirkan kehidupan Gereja agar bisa hadir secara baru di tengah
masyarakat. Cara pikirnya yang kreatif dan kecerdasan
intelektualitasnya diharapkan memberikan terobosan baru bagi
pewartaan dan pelayanan Gereja (Thomas Groome, 2014 : 46 ).”
Berbeda dengan yang diungkapkan P1, P2 selaku Romo Paroki
berharap adanya perjumpaan yang rekreatif dan refresing bagi OMK.
Sedangkan P3 yakni Romo baru pendamping OMK paroki selama 5 bulan
belakangan, mengungkapkan harapannya agar pendampingan iman bagi
OMK tidak hanya dilaksanakan pada masa-masa khusus Gereja.
F. Kesimpulan Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan 3 tiga kesimpulan yakni
mengenai pelaksanaan pendampingan iman, faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan pendampingan iman serta harapan OMK terhadap pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang.
1. Pelaksanaan Pendampingan Iman
Pelaksanaan pendampingan iman dilakukan melalui wadah Di Paroki
Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang terdapat wadah bagi
Orang Muda yang sering disebut OMK. Menyadari peran penting OMK bagi
perkembangan Gereja, Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang mengadakan pendampingan iman. Kegiatan pendampingan iman
dibedakan ke dalam empat bidang pelayanan Gereja yakni kerygma (pewartaan)
contoh kegiatan katekese dan pendalaman kitab suci, liturgia (peribadatan )
misalnya devosi dan doa rosario, diakonia /pelayanan contoh kegiatan yakni
pelayanan KLMTD dan Bakti Sosial. Sedangkan bidang pelayan koinonia /
paguyuban misalnya pertemuan orang muda katolik dan wadah orang muda
katolik (OMK).
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Iman
Adapun faktor pendukung dan penghambat yang dirasakan oleh OMK
berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan iman berasal dari diri sendiri,
keluarga, Gereja, dan masyarakat. Faktor pendukung yang berasal diri sendiri
yakni adanya kesadaran OMK akan potensi dalam dirinya sebagai harapan dan
masa depan Gereja, sedangkan faktor penghambatnya berupa tantangan
globalisasi yang tampak lebih menarik. Keluarga sendiri kerapkali memberikan
dukungan baik berupa dorongan untuk mengikuti pelaksanaan pendampingan
iman maupun dalam bentuk dana demi berlangsungnya pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
pendampingan iman. Kendati demikian tidak sedikit juga keluarga yang tidak
memahami peran penting pelaksanaan pendampingan iman sehingga banyak
pihak keluarga khususnya orangtua hanya mementingkan perkembangan
intelektual saja.
Selain diri sendiri dan keluarga, Gereja juga memberikan dukungan
dengan menyediakan sarana dan prasarana dalam rangka berlangsungnya
pelaksanaan pendampingan iman, kendati demikian tidak jarang juga Gereja
memandang OMK sebelah mata dengan tidak mempercayai mereka berperan
dalam berbagai pelaksanaan pendampingan iman. Sedangkan faktor pendukung
yang berasal dari masyarakat yakni berupa kesadaran dan pengakuan akan peran
penting OMK dalam masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan sebagian
masyarakat berpandangan dan bersikap negatif terhadap OMK.
3. Harapan Pelaksanaan Pendampingan Iman bagi Orang Muda
Kaatolik (OMK)
Harapan OMK dan pendamping terhadap pelaksanaan pendampingan
iman di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang
meliputi lima hal yakni harapan terhadap pelaksanaan pendampingan iman,
pelaksanaan katekese, bentuk katekese, waktu pelaksanaan serta materi yang akan
dibahas dalam pelaksanaan pendampingan iman. Pada waktu penulis
mengusulkan salah satu bentuk katekese untuk meningkatkan pelaksanaan
pendampingan iman, responden OMK maupu pendamping setuju untuk
melaksanakan katekese. Sedangkan harapan OMK dan pendamping terhadap
bentuk pelaksanaan pendampingan iman yakni bukan berupa keseragaman iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
melainkan lebih kepada kreatifitas. Adapun waktu yang sesuai dengan harapan
OMK berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan iman adalah pada saat libur
Paskah, libur Natal dan waktu yang disepakati oleh Romo Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Harapan materi-materi yang dibahas pada pertemuan katekese yakni
mengenai rasa saling mengasihi antar OMK, keterlibatan aktif OMK, kekompakan
dan keteguhan iman, mengunggah kebersamaan, dan solidaritas antar OMK.
Kendati demikian pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK merupakan
tanggung jawab bersama yakni Gereja, pendamping OMK maupun OMK sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
KATEKESE AUDIO VISUAL
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAMPINGAN IMAN
BAGI OMK DI PAROKI SANTO KRISTOFORUS,
BANYUTEMUMPANG, SAWANGAN, MAGELANG
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab III, penulis
menemukan bahwa pelaksanaan pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang sudah dilaksanakan dalam keempat
bidang pelayanan Gereja yakni Kerygma, Liturgia, Diakonia, dan Koinonia.
Kendati demikian pelaksanaan pendampingan iman perlu ditingkatkatkan. Oleh
karena itu, dalam bab IV ini penulis mengusulkan program katekese untuk
meningkatkan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Penulis akan menguraikan usulan
program katekese audio visual bagi OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang yang terbagi dalam beberapa bagian
yakni bagian pertama : latar belakang pentingnya katekese audio visual sebagai
upaya meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi Orang Muda Katolik
di Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang ; bagian
kedua : Pengertian, Tujuan, dan langkah-langkah Katekese Audio Visual sebagai
upaya meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman di Paroki Santo Kristoforus
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang; dan bagian ketiga : contoh program
katekese audio visual, serta bagian ke empat : contoh satuan pertemuan katekese
audio visual untuk meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
A. Latar Belakang Pentingnya Katekese Audio Visual sebagai upaya
meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK
Dalam rangka menindaklanjuti hasil penelitian yang telah penulis
laksanakan, yakni meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman, maka penulis
membuat usulan katekese yang dapat menjawab kebutuhan dan harapan OMK di
Paroki Santo Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Berdasarkan
hasil penelitian, baik OMK maupun pendamping membutuhkan katekese yang
tidak hanya menuntut keseragaman iman namun juga adanya kreatifitas yang
sesuai keadaan OMK. Oleh sebab itu, penulis mengusulkan katekese audio
visual. Adapun pemilihan katekese audio visual diharapkan mampu membantu
OMK agar dapat merasakan sendiri bahwa Allah juga bersemayam dalam
dirinya. Dengan kata lain, melalui katekese audio visual yakni penggunaan alat-
alat elektronik dapat membantu OMK agar dapat merasakan kehadiran Allah.
Dengan demikian, OMK semakin mau dan mampu untuk terlibat aktif
dalam pelaksanaan pendampingan iman. Harapan Gereja terhadap OMK sebagai
masa depan Gereja pun akan tercapai melalui peran aktif OMK baik di keluarga,
Gereja, maupun di masyarakat. Katekese Audio Visual yang disesuaikan dengan
kemajuan zaman diharapkan lebih mudah dipahami dan diterima OMK sehingga
nantinya dapat mengantar OMK dalam kepenuhan Kristus yang tampak melalui
keterlibatan OMK dalam mengambil peran-peran strategis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Pengertian , tujuan dan langkah-langkah Katekese Audio Visual sebagai
upaya untuk meningkatkan pendampingan iman di Paroki Santo
Kristoforus Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
1. Pengertian Katekese Audio Visual
Audio visual merupakan perpanjangan elektronik getaran pribadi
seseorang serta merupakan perpanjangan elektronik seluruh pengalaman
seseorang. Media audio visual merupakan alat, saluran ide, gagasan, dan
perasaan yang dapat membantu umat untuk tersentuh, tergerak dan lalu
bergerak. Kendati demikian dengan menggunakan sarana audio visual bukan
berarti telah tuntas melaksanakan katekese audio visual. Berkaitan dengan hal
ini, Pater Pierre Babin mengatakan bahwa katekese audio – visual ialah “ pesan
sejauh pesan menyeluruh pancaindera, perasaan, badan, gagasanku” ( “ the
messege in as much as the Message impresses my sentivity, my feelings, my
body, my ideas”) ( Pierre Babin, “ Cateshesis in Audio – Visual Civilization”),
dalam Good – Tidings, vol. XIII, May- June 1974, no. 3, hal 360).
Pengertian lain juga disampaikan oleh St. Yohanes dalam suratnya yang
pertama : “ apa yang telah ada sejak semula yang telah kami dengar, yang telah
kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup – itulah yang kami tuliskan
kepada kamu ( Yoh 1:1). Katekese Audio Visual adalah penyampaian pengalaman
pribadi sebagai seorang Kristiani ( Ernestine & Adisusanto, FX., 2017 : 5-8).
Melalui usaha manusia hendaknya mencari dan dapat menemukan Allah secara
pribadi dalam konteks hidup bersama. Menurut FX. Tri Mulyono dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Rukiyanto, katekese audio visual membantu untuk “menemani” setiap pribadi
agar merasakan sendiri bahwa Allah juga bersemayam dalam dirinya (2012:467).
2. Tujuan Katekese Audio Visual
Menurut Ernestine & Adisusanto, FX dalam buku Katekese Audio Visual
(2017 : 8-9) , adapun tujuan katekese audio visual adalah untuk memperoleh
pengetahuan pengetahuan intelektual, melainkan persaudaraan dengan kelompok
orang yang percaya akan Kristus. Tujuan lain disampaikan oleh Santo Yohanes
yang mengatakan bahwa “ apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar
itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan
dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan
Anaknya, Yesus Kristus” ( 1 Yoh. 1,3). Setiap Orang Kristiani mempunyai
pengalaman yang unik dan pribadi tentang Yesus Kristus.
Melalui katekese audio visual diharapkan persekutuan kristiani dengan
cara mengkomunikasikan pengalaman pribadi tentang Yesus Kristus tidak
berlawanan dengan kesatuan ajaran Gereja. Pewartaan yang disampaikan secara
audio – visual lebih menimbulkan iman daripada menjelaskannya. Medium audio
visual mengajak kelompok untuk saling berbicara, menyapa hati mereka,
memanggil mereka untuk bertobat, dan mendorong mereka untuk bertindak.
Medium mendorong orang-orang memiliki kreativitas daripada keseragaman
iman.
Melalui katekese audio visual memampukan umat Kristiani tersentuh,
tergerakkan dan lalu bergerak. Tentunya melalui pendalaman bersama ( dialog ),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
namun keputusan yang baik atau buruk, penting atau tidak, dan perlu atau tidak
untuk dimiliki secara pribadi adalah keputusan pribadi. Dengan demikian menurut
F.X. Tri Mulyono dalam B. A. Rukiyanto ( 2012 : 476) , katekese audio visual
membantu untuk “ menemani” setiap pribadi agar merasakan sendiri bahwa Allah
bersemayam dalam dirinya
3. Langkah –Langkah Katekese Audio Visual
Menurut Ernestine & Adisusanto, FX dalam buku Katekese Audio
Visual (2017 : 8-9) , langkah-langkah katekese audio visual mencakup 2 hal yakni
iman dan evaluasi kritis .
a. Komunikasi Iman
Terdapat empat langkah yang haru dilakukan dalam Komunikasi iman
yakni mencari pengalaman audio visual, berdoa dengan audio visual, mencari
media yang dapat memupuk perasaan kagum, damai dan keterbukaan serta
adanya komunikasi kelompok :
1) Pengalaman audio visual
Carilah pengalaman audio visual (musik/ suara, gambar, video, dan
film) yang mendalam dan intensif, karena kedalaman dan intensitasnya
membawa anda ke perasaan yang spirituil.
2) Berdoalah dengan audio – visual
Jangan ragu – ragu untuk berdoa dengan sebuah gambar yang indah,
dan mempergunakan waktu cukup lama untuk merenung dengan gambar itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
atau sambil mendengarkan musik, suara gitar, slides, nyanyian atau melihat
gambar-gambar.
3) Carilah gambar, suara, atau lagu-lagu yang memupuk perasaan
kagum, damai dan keterbukaan
Cobalah menemukan aspek – aspek dari mana wahyu Allah yang
diilhamkan oleh bermacam-macam gambar atau suara itu. Hidup beriman
berarti memilih dan menekankan aspek-aspek tertentu dari realitas hidup
sehari-hari di bawah terang Injil melihat suatu yang mendalam dan yang baru
dalam aspek-aspek realitas kehidupan itu. Bahasa audio – visual
memungkinkan kita untuk melakukan hal ini dengan lebih efektif daripada
kata- kata tertulis.
4) Komunikasi kelompok
Medium Audio Visual memainkan peran penting dalam menciptakan
semangat berkelompok. Potensi spirituil audio – visual sangat erat
berhubungan dengan semangat keterbukaan dan “ sharing” antar anggota
kelompok. Sharing dalam kelompok baik, karena dalam sharing seorang
melihat dan mendengar sesuatu dengan intensitas yang besar, dan hal itu
dapat mendorong yang lain untuk melihat dengan lebih baik dan dengan cara
yang lebih mendalam. Mendiskusikan sebuah film dengan orang-orang yang
berpikir mendalam, mengemukakan reaksi-reaksi terhadap iklan-iklan,
mensharingkan apa yang dilihat dalam sebuah foto atau arti yang dilihat
dalamsituasi dan kejadian-kejadian tertentu, adalah essensiil bagi mereka
yang mulai belajar memandang realitas-realitas zaman sekarang dengan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
seorang nabi. Meski sharing dalam kelompok penting, namun perlu diingat
bahwa tak sesuatupun dapat menggantikan refleksi pribadi atau renungan
pribadi tentang kehidupan dan Injil dengan tetap mempertahankan hubungan
seorang dengan yang lain.
b. Keterlibatan Baru
Peserta memiliki arah keterlibatan baru baik yang akan dilakukan
dalam dirinya, keluarga, maupun kelompok-kelompok tertentu. Keterlibatan
baru berupa pembaharuan yang memunculkan sikap baru sebagai buah
pertobatan yang dilakukan. Adapun contohnya sepertinya rajin berdoa, lebih
aktif terlibat dalam kegiatan Gereja, dll.
c. Evaluasi Kritis
Godaan yang paling besar ialah melihat audio visual hanya sebagai
hiburan. Bila bersikap demikian, maka pengaruh dan kekuatan audio – visual
yang sebenarnya hilang. Audio – visual, yang sebenarnya dapat menjadi
bahasa baru dan kuat. Jika demikian audio visual lebih menjadi penghalang
dari pada media untuk berkomunikasi. Oleh karena itu penting sekali adanya
eksperimen-eksperimen analisa dan refleksi sistematis tentang audio visual.
Pengalaman membuktikan bahwa cara yang paling baik untuk mengetahui
sesuatu adalah melihat hasilnya , pertama-tama untuk diri sendiri, kemudian
untuk orang lain, misalnya sesudah mendengarkan dengan penuh perhatian
musik yang keras dan tajam, saya bertanya pada diri saya sendiri :
1) Bagaimana musik ini menyentuh saya?
2) Suasana apa yang diciptakan oleh musik ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
3) Apakah musik ini membuat saya menjadi lebih ingin tahu, lebih
relaks, lebih dikuatkan, lebih terbuka.
4) Kata-kata Kristus manakah dapat saya taruh dalam konteks ini?
Mengapa?
C. Tema-tema dan Tujuan Katekese Audio Visual
Tema-tema dan tujuan yang penulis usulkan pada pelaksanaan kegiatan
katekese audio visual adaalah sebagai berikut :
a. Tema 1 : “Kebangkitan Kristus memberikan semangat baru untuk
terlibat dalam Gereja.”
Tujuan : Orang Muda Katolik di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang semakin
menyadari keterlibatannya dalam kehidupan menggereja
sehingga dari itu mereka semakin ikut serta dalam
mewartakan Kerajaan Allah kepada sesama baik di
Gereja maupun masyarakat.
b. Tema 2 : Kelahiran Yesus Mengubah Dunia
Tujuan : Orang Muda Katolik semakin menyadari perannya
sebagai
pelaku perubahan bagi masa depan Gereja.
c. Tema 3 : Saling Mengasihi dalam Keberagaman
Tujuan : Sebagai anggota Gereja, Orang Muda Katolik menyadari
perannya dalam mewartakan sabda kepada sesama tanpa
memandang perbedaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1. Peserta Katekese Audio Visual
Adapun peserta katekese Audio Visual yakni Orang Muda Katolik yang
belum menikah, baik yang masih menempuh pendidikan maupun yang sudah
bekerja.
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat kegiatan katekese Audio Visual dilaksanakan di gedung
pertemuan Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
Sedangkan waktu pelaksanaan yakni pada bulan Maret, Desember dan waktu
yang ditentukan oleh Romo Paroki, bidang paguyuban maupun kesepakatan antar
OMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
D. Petunjuk umum pelaksanaan Katekse Audio Visual
Katekse Audio Visual di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang,
Sawangan, Magelang dilaksanakan pada malam menjelang tahun baru yakni 21
April 2019 dan akan didampingi oleh pendamping OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Alasan pemilihan
pelaksanaan pada tanggal 21 April 2019 karena sebagian besar OMK di Paroki
Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang baik yang sedang
menempuh pendidikan maupun yang sudah bekerja pada umumnya libur,
sehingga dengan diadakannya katekese audio visual pada musim libur
harapannya OMK di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang dapat terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan iman.
Adapun tema dan tujuan pada pertemuan katekese audio visual ersebut yakni :
Tema : “Kebangkitan Kristus memberikan semangat baru untuk
terlibat dalam Gereja.”
Tujuan : OMK Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang semakin menyadari keterlibatannya dalam
kehidupan menggereja sehingga dari itu mereka semakin
ikut serta dalam mewartakan Kerajaan Allah kepada sesama
baik di Gereja maupun masyarakat.
Materi : Video Kebangkitan Kristus
Metode : Sharing, Diskusi, Informasi, Tanya Jawab
Sarana : Teks lagu, Video Kebangkitan Kristus
Sumber Bahan : Video Kebangkitan Kristus, Pengalaman Pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
E. Contoh Satuan Pertemuan Katekese Audio Visual
1. Pembuka dan Pengantar Tema
a) Sapa dan Salam
Selamat malam Orang Muda Katolik yang terkasih dalam Yesus
Kristus. Perkenalkan nama saya..... sungguh berbahagia pada malam hari ini
saya dapat bersama dan lebih mengenal Orang Muda Katolik Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang“. Untuk mengawali
perjumpaan kita hari ini kita nyanyikan sebuah lagu
b) Lagu Pembuka : “Hatiku Percaya” ( terlampir)
c) Doa Pembukaan
Allah Bapa Yang Maha Kasih, puji dan syukur kami haturkan kepada-
Mu atas nafas kehidupan serta rahmat kesehatan yang boleh kami rasakan
sampai pada hari ini. Ya Bapa kami menyadari seringkali kami tidak mudah
percaya tanpa melihat bukti nyata. Kami memiliki sikap seperti Thomas
yang mencari-cari alasan untuk percaya pada kebangkitan-Mu, sehingga
kami kurang mampu untuk mempercayakan hidup kami kedalam tangan-
Mu. Bapa bantulah kami agar melalui pendampingan iman ini khususnya
melalui Injil yang nanti kami dalami bersama, kami semakin percaya akan
Kebangkitan Kristus, dengan demikian kami memiliki semangat baru untuk
terlibat dalam Gereja. Nama-Mu kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.
d) Pengantar Tema dan Tujuan
Pada pertemuan ini mengangkat tema ““Kebangkitan Kristus
memberikan semangat baru untuk terlibat dalam Gereja”. Dalam kenyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
hidup sehari-hari, banyak orang muda yang kurang menyadari
panggilannya sebagai orang Katolik sehingga dari itu mereka kurang terlibat
dalam kegiatan baik di lingkungan maupun dalam lingkup Gereja. Di tengah
kesibukan dengan studi maupun pekerjaan yang menguras waktu dan
tenaga yang lebih, orang kurang menyadari bahwa mereka juga mempunyai
kegiatan lain di luar pekerjaannya itu yang membutuhkan peran serta
mereka.
Saya akan mengajak OMK untuk menyaksikan sebuah video
“Kebangkitan Kristus” . Marilah kita saksikan video ini dengan mencermati
bagian-bagian yang terkait tema kita dan setelah kita menyaksikan video
tersebut, kita akan mendalami secara bersama-sama dan sharing akan
pengalaman hidup kita bersama. Selamat menyaksikan.
2. Pendalaman Video
Untuk lebih memaknai video yang baru saja dilihat , OMK diajak refleksi
pribadi dan sharing di dalam kelompok dengan panduan pertanyaan :
a. Apa yang dilihat?
b. Maknanya yang didapatkan?
3. Mencari pengalaman audio visual
OMK diajak untuk mencari pengalaman yang pernah dialami berkaitan
dengan video yang baru saja ditayangkan.
a. Pernahkan kamu memiliki pengalaman audio visual lainnya baik berupa
gambar, suara, film, video, yang berkaitan dengan kebangkitan?
b. Ceritakan pengalaman audio visual yang kamu alami?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4. Berdoa dengan audio visual
Ya Tuhan, kami telah melihat dan merenungkan kembali kebangkitan-Mu.
Betapa besar pengorbanan-Mu bagi kami umat-Mu yang penuh dengan dosa.
Engkau tak pernah sedikitpun memandang hina kami oleh karena dosa-dosa yang
kami lakukan. Ya Tuhan kami Yesus Kristus, bantulah kami, agar kiranya melalui
video kebangkitan-Mu yang sudah kami saksikan mampu membawa perubahan
serta semangat baru bagi kami khususnya dalam memaknai peran kami sebagai
harapan dan masa depan Gereja. Semoga berkat bantuan-Mu, Bunda Maria serta
Roh Kudus kami mampu semakin terlibat aktif dalam kegiatan menggereja
dengan mengambil peran-peran strategis hingga nantinya kami sungguh dapat
mewartakan Kerajaan-Mu baik di Gereja maupun di masyarakat. Amin
5. Komunikasi Kelompok
a. Apa yang kamu lihat dari video tersebut?
b. Bagaimana Perasaan kamu setelah melihat video tersebut?
c. Makna apa yang kamu dapatkan setelah melihat tayangan video tersebut?
6. Keterlibatan Baru
Melalui pertemuan pada malam hari ini, apa yang akan saya lakukan bagi
diri sendiri, keluarga, maupun bagi kelompok tertentu sebagai wujud kongkrit
pertobatan saya?
7. Evaluasi Kritis
Peserta memberikan penilaian terhadap proses katekese dengan panduan
pertanyaan :
a. Bagian mana di dalam video yang menyentuh?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
b. Suasana apa yang diciptakan dengan melihat video tadi ?
c. Apakah lebih dikuatkan untuk menjadi Orang Muda Katolik setelah melihat
tayangan video tadi.
8. Penutup
a. Doa penutup
Bapa, kami mengucap syukur atas panggilan-Mu terhadap kami murid-
murid-Mu untuk terlibat di tengah masyarakat dan Gereja. Engkau telah
memberikan teladan-mu bagaimana mewartakan Injil kepada semua orang.
Bantulah kami supaya kami semakin peka terhadap panggilan sebagai Orang
Muda Katolik untuk menjadi harapan dan masa depan Gereja di tengah
kehidupan ini supaya warta Injil terdengar ke seluruh hati manusia dan dari itu
kita semakin tergerak untuk mengikuti-Nya. Bimbinglah dan sertailah kami
supaya apa yang kami lakukan selalu berkenan di hadapan-Mu. Nama-Mu kami
puji kini dan sepanjang masa. Amin.
b. Lagu Penutup
“ Bagaikan Bejana”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bagian akhir dari skripsi ini, penulis akan membuat kesimpulan dari
apa yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Penulis juga memberikan
saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang serta OMK dan pendamping dalam
meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
A. Kesimpulan
Orang Muda Katolik adalah orang Muda yang berusia antara 13 sampai 35
tahun yang telah dibaptis atau diterima dalam Gereja Katolik serta lajang. Gereja
sangat menghargai keberadaan Orang Muda Katolik. Gereja menyadari Orang
Muda Katolik memiliki peran sebagai harapan dan masa depan Gereja. Berkaitan
dengan hal ini, berbagai kegitan pendampingan iman telah diupayakan di Paroki
Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang.
OMK di Paroki Santo Kristoforus sendiri sebagian besar juga telah
menyadari peran penting pendampingan iman. Kendati demikian ada juga
beberapa OMK yang belum menyadari peran penting mengikuti kegiatan
pendampingan iman. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kegiatan
pendampingan iman biasanya hanya dilakukan pada momen-momen tetentu.
Selain itu kesadaran OMK untuk terlibat aktif pun masih cenderung sangat
kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Melihat kenyataan bahwa belum semua OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang memiliki kesadaran untuk terlibat aktif
dalam pelaksanaan pendampingan iman maka penulis mengusulkan katekese
audio visual sebagai upaya meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman
khususnya dalam bentuk katekese. Katekese audio visual ini ditunjukkan bagi
seluruh OMK di di Paroki Santo Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan,
Magelang baik yang sedang menempuh pendidikan maupun yang sedang bekerja
dengan harapan adanya pelaksanaan pendampingan iman yang sesuai dengan
harapan OMK dengan kata lain yang disesuaikan dengan kemajuan zaman OMK
diharapkan semakin terlibat dalam pelaksanaan pendampingan iman
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis ingin menyampaikan beberapa saran
yang dapat meningkatkan pelaksanaan pendampingan iman di Paroki Santo
Kristoforus, Banyutemumpang, Sawangan, Magelang. Saran ini diharapkan dapat
menjadi suatu masukan atau untuk dipertimbangkan bagi semua pihak. Adapun
saran yang penulis sampaikan adalah :
1. Bagi Keluarga
Semua anggota keluarga hendaknya memberikan dukungan baik berupa
semangat, kesempatan serta dana bagi OMK untuk mengikuti kegiatan
pelaksanaan pendampingan iman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Bagi Paroki
Romo Paroki, pengurus Gereja serta umat hendaknya memberikan
kesempatan, kepercayaan serta dukungan bagi OMK untuk melaksanakan
berbagai kegiatan yang positif.
3. Bagi Pendamping
Pendamping hendaknya memiliki kreatifitas yang tinggi untuk mengadakan
berbagai kegiatan dalam rangka menyadarkan OMK yang merupakan harapan
serta masa depan Gereja.
4. Bagi Orang Muda Katolik
OMK perlu menyadari bahwa dirinya adalah harapan dan masa depan Gereja,
oleh sebab itu hendaknya OMK memiliki kesadaran yang tinggi untuk mau
terlibat aktif dalam segala segi kehidupan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab. ( 1987). Jakarta. Lembaga Alkitab Indonesia.
Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan
segenap umat beriman tentang katekese masa kini ( 16 Oktober 1979). Seri
Dokumen Gerejawi no. 28. Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ.
Jakarta: Dokpen kwi.
Bambang Hendarto Y, L. (2006). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Prodi
IPPAK.
Cremers, Agus A. Suprratiknya. (1995). “Tahap-tahap perkembangan
kepercayaan menurut James W. Fowler sebuah gagasan baru dalam
psikologi agama.” Yogyakarta: Kanisius.
Dewan Karya Pastoral KAS. (2014). Formation Iman Berjenjang, Yogyakarta :
Kanisius.
.(2010). Christian Religious Education. Jakarta
Gunung Mulia.
Ernestine. OP & Adisusanto, FX ., ( 2001). Katekese Audio Visual . Seri
PUSKAT 378. Yogyakarta : Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.
Kirchberger, Georg. ( 2007). Allah Menggungat. Maumere : Ledalero.
Konsili Vatikan II (1993). Dokumen Konsili Vatikan II ( R. Hardawiryana,
Penerjemah) Jakarta : Obor.
Komisi Kepemudaan, KWI (1998).Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda.
Jakarta.
KWI. (1996). Iman Katolik. Buku Informasi dan Refrensi. Yogyakarta : Kanisius.
Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan kaum muda, Yogyakarta :
Kanisius.
Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung
: Rosda.
Mulyono, F.X. Tri. ( 2012). “ Kampung itu Bernama Mall : Sebuah Upaya
Menelusuri Katekese Audio Visual ” Dalam Pewartaan Di Zaman Global.
Ed. B.A. Rukiyanto SJ. Yogyakarta : Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Prasetya, L ( 2003). Keterlibatan Awam sebagai Anggota Gereja, Malang :
Dioma.
Sugiyono, ( 2014). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
Suseno, Franz Magnis. (2017). Katolik Itu Apa. Yogyakarta : Kanisius.
Tangdilintin, Philips, Drs. ( 2008). “ Pembinaan Generasi Muda”. Yogyakarta :
Kanisius.
Telaumbanua, M. Dr., OFM Cap. (1999). “Ilmu Kateketik : Hakikat, Metode, dan
Peserta Gerejawi.” Jakarta : Obor.
Yohanes Paulus II. ( 1992). Catechesi Tradendae ( Penyelenggaraan Katekese) :
Komisi Kepemudaan, KWI (2014). Sahabat Sepeziarahan, etem Print :
Jakarta.
Widipranoto, Markus Nur. dkk. “Direktorium Formatio Iman”. Muntilan :
Kanisius.
Adisusanto, F.X. Majalah Praedicamus. Vol. X- No. 34- April-Juni 2011.
http://penyuluh-agama-katolik.blogspot.com/2014/02/meningkatkan-minat-
orang-muda-katolik.html diakses pada tanggal 5 September 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2
Lagu Pembuka
Teks lagu
“Hatiku Percaya”
Saat Ku Tak Melihat Jalan-Mu
Saat Ku Tak Mengerti Rencana-Mu
Namun Tetap Ku Pegang Janji-Mu
Pengharapanku Hanya Pada-Mu. 2x
Hati Ku Percaya
Hati Ku Percaya
Hati Ku Percaya S'lalu Ku Percaya
Lord I will Trust In You
Lord I will Trust In You
My Heart Will Trust In You
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3
Lagu penutup
“ Bagaikan Bejana “
Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditangan-mu
Dengan urapan kuasa roh-mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan ku alat dalam rumah-mu
Inilah hidupku di tangan-mu
Bentuklah s'turut kehendak-mu
Pakailah sesuai rencana-mu
Ku mau s'perti-mu yesus
Disempurnakan selalu
Dalam segenap jalanku
Memuliakan nama-mu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran 4
(Pedoman Wawancara dengan OMK dan Pendamping)
Bagi OMK :
1. Adakah wadah bagi orang muda di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
2. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman?
3. Apakah anda sudah terlibat dalam kegiatan pendampingan iman?
4. Kegiatan mana yang anda ikuti?
5. Apa yang menjadi alasan anda untuk mengikuti pendampingan iman?
6. Manfaat yang anda dapatkan mengikuti pendampingan iman?
7. Apa peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman?
8. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
9. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman bagi
perkembangan iman OMK di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
10. Apa harapan OMK terhadap pendampingan iman bagi OMK ?
11. Setujukah bila diadakan katekese?
12. Bagaimana bentuknya?
13. Bagaimana pelaksanaannya?
14. Apa saja materi yang dibahas?
Bagi Pendamping :
1) Adakah wadah bagi orang muda di Paroki Santo Kristoforus,
Banyutemumpang, Sawangan, Magelang?
2) Apa saja bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman?
3) Apa alasan diadakannya pendampingan iman?
4) Apa peran pendamping pada pelaksanaan pendampingan iman?
5) Apa saja faktor pendukung pelaksanaan pendampingan iman OMK?
6) Apa saja faktor penghambat pelaksanaan pendampingan iman OMK?
7) Apa harapan pendamping terhadap bentuk kegiatan pendampingan iman
bagi OMK?
8) Setujukah bila diadakan katekese?
9) Bagaimana bentuknya?
10) Bagaimana pelaksanaannya?
11) Apa saja materi yang dibahas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
( Contoh Wawancara )
1. Identitas Responden
a. Nama : Irene Aprilia Sendi
b. Umur : 20 tahun
c. Status : Mahasiswi
d. Gabung OMK : SMA kelas 1
A : Wadah bagi Orang Muda?
S : Ada biasanya yang disebut OMK, Kalau wadah lain di Paroki selain
OMK tidak ada.
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
S : Ada
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
S : Makrab.
A : Sudah terlibat?
S : Sudah, waktu libur weekend, karena saya kuliah di Yogyakarta dan
biasanya pada saat weekend pulang dan baru bisa mengikuti kegiatan
OMK baik di Paroki maupun di stasi.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
S : kalau yang di Paroki Makrab, tapi kalau yang di stasi beraneka ragam
seperti petugas liturgi, mengikuti pendalaman iman.
A : Alasannya?
S : merasa senang, kalau bisa kumpul OMK se Paroki.
A : Manfaatnya?
S : lebih aktif di Gereja, menambah pengalaman, menambah saudara.
A : Peran pendamping?
S : mengarahkan dan membimbing OMK pada saat berlangsungnya acara
maupun pada saat persiapan.
A : faktor pendukung?
S : Keluarga selalu memberi semangat, adanya sikap saling menghargai di
Masyarakat yang berbeda agama, adanya dukungan dari Romo paroki
dalam bentuk media maupun permainan yang menarik, sedangkan dari
dalam diri sendiri karena adanya kemauan dan semangat yang tinggi dari
dalam diri.
A : Faktor penghambat?
S : lebih berasal dari dalam diri OMK sendiri diantaranya yakni sulitnya
OMK untuk diajak kumpul, sulit transportasi, mempunyai kesibukan
masing-masing.
A : Harapan nya?
S : OMK di Paroki maupun stasi dapat lebih terlibat aktif lagi dalam
berbagai kegiatan OMK maupun Gereja.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
S : Setuju , asalkan materi dapat tersampaikan kepada OMK.
A : bentuknya?
S : terdapat ibadat sabda, ada games, serta aksi kongkrit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
A : Pelaksanaannya?
S : masa prapaskah dan masa adven karena pada saat itu OMK kebanyakan
yang d luar kota karena bersekolah, kuliah maupun bekerja pulang
kampung.
A : materi?
S : mengenai jati diri OMK agar OMK lebih mengetahui peran dan tanggung
jawab sebagai OMK, serta kesadaran OMK untuk terlibat aktif di stasi
maupun Paroki.
2. Identitas Responden
a. Nama : Yose Haryo Sotyo Wiwiho
b. Umur : 17 tahun
c. Status : Mahasiswi
d. Gabung OMK : SMA kelas 1
A : Wadah bagi Orang Muda?
W : Ada biasanya disebut OMK, namun wadah lain bagi OMK tidak ada
hanya saja OMK dari berbagai wilayah di Paroki memiliki bakat atau
kemampuan yang berbeda, seperti OMK gantang terkenal dengan
keseniannya, OMK paroki kemampuan sepakbolanya, dll.
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
W : Ada berbagai macam.
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
W : yang pernah diadakan di Paroki yakni Temu raya, Valentine, Rosario,
EKM.
A : Sudah terlibat?
W : Sudah, selain menjadi peserta saya juga terlibat dengan menjadi panitia
pada beberapa kegiatan .
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
W : kegiatan yang saya ikuti di Paroki diantaranya Valentine, Temu raya
kendati demikian di wilayah kegiatan yang saya ikuti seperti menjadi
petugas liturgi serta pendalaman iman.
A : Alasannya?
W : Seneng, dapat berkumpul bersama OMK dan menambah pengalaman
akan hal baru.
A : Manfaatnya?
W : dapat berkumpul dengan anak se-Paroki.
A : Peran pendamping?
W : selama persiapan hingga acara berakhir pendamping bertugas dalam
mengarahkan dan memberi masukan bagi OMK.
A : faktor pendukung?
W : faktor pendukung yang sangat berpengaruh bagi pelaksanaan
pendampingan iman sendiri yakni keterlibatan aktif dari OMK.
A : Faktor penghambat?
W : OMK di Paroki seringkali masih gap-gapan atau berkelompok sesuai
dengan asal wilyahnya.
A : Harapannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
W : OMK lebih aktif lagi baik di tingkat Paroki, wilayah maupun
lingkungan.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
W : Setuju asalkan sesuai dengan keadaan OMK .
A : bentuknya?
W : ada video agar tidak membosankan.
A : Pelaksanaannya?
W : Pada hari libur sekolah.
A : materi?
W : kesadaran sosialisasi pada OMK.
3. Identitas Responden
a. Nama : Martinus Rahma Tri Cahyono
b. Umur : 21 tahun
c. Status : Bekerja
d. Gabung OMK : 7 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
M : Ada
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
M : Ada baik di Paroki, wilayah maupun lingkungan.
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
M : di Paroki sendiri bentuk pendampingan iman yang saya ikuti seperti
makrab, EKM.
A : Sudah terlibat?
M : saya sudah berupaya untuk terlibat diantaranya dengan menjadi panitia.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
M : kegiatan yang saya ikuti khususnya dalam tingkat Paroki yaknu makrab,
dan EKM.
A : Alasannya?
M : alasan saja untuk mengikuti kegiatan pendampingan iman diantaranya
sebagai ajang bagi saya untuk mencari teman dan saudara baru.
A : Manfaatnya?
M : manfaat yang sangat saya rasakan dengan mengikuti pendampingan iman
diantaranya menjadi lebih mengetahui kehidupan dan situasi OMK se-
Paroki.
A : Peran pendamping?
M : peran pendamping mulai dari mengarahkan dan memberi masukan bagi
OMK yan berlangsung hingga kegiatan OMK berakhir.
A : faktor pendukung?
M : dari Paroki sendiri faktor pendukungnya berupa dana dari Paroki, selain
itu faktor pendukung lainnya berupa semangat dari teman-teman OMK.
A : Faktor penghambat?
M : sejauh ini faktor penghambat OMK dalam mengikuti maupun
mengadakan kegiatan pendampingan yakni penolakan terhadap proposal.
A : Harapan nya?
M : OMK dapat lebih aktif lagi baik di tingkat Paroki, wilayah maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
lingkungan.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
M : Setuju asalkan mudah ditangkap oleh OMK.
A : bentuknya?
M : ada video agar menarik.
A : Pelaksanaannya?
M : Malam minggu pada waktu libur bekerja.
A : materi?
M : kekompakan antar OMK se paroki dan keteguhan iman bagi OMK.
4. Identitas Responden
a. Nama : F.X. Dimas Purbawibawa
b. Umur : 22 tahun
c. Status : Mahasiswa
d. Gabung OMK : 12 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
D : Ada
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
D : Ada
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
D : menjadi petugas misa dan mengikuti Bakti Sosial.
A : Sudah terlibat?
D : Sudah, dengan menjadi panitia misalnya panitia paskah.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
D : beberapa kegiatan yang saya ikuti diantaranya dengan menjadi petugas
misa dan Bakti sosial.
A : Alasannya?
D : untuk lebih menghidupkan Gereja.
A : Manfaatnya?
D : menambah banyak teman.
A : Peran pendamping?
D : memberikan usulan baik dalam persiapan maupun pelaksanaan
pendampingan iman.
A : faktor pendukung?
D : kalau keluarga mendukung dengan memberikan izin serta menjadi
donatur, dari diri sendiri faktor pendukungnya dalam bentuk niat dan
semangat untuk mengikuti pendampingan iman, paroki mendukung
dengan bantuan dana, menyediakan tempat serta memberikan izin
pelaksanaan program sedangkan masyarakat memberikan bantuan untuk
menjaga keamanan dan menyediakan tempat parkir pada saat acara-acara
besar .
A : Faktor penghambat?
D : kurangnya dukungan dari keluarga, kurangnya kesadaran dari dalam diri
OMK untuk mengikuti pendampingan iman, pihak paroki tidak
memberikan izin maupun dana sedangkan faktor penghambat dari
masyarakat sulitnya izin melaksanakan kegiatan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
mengganggu, beda agama, dll.
A : Harapan nya?
D : OMK lebih aktif lagi dalam berbagai kegiatan pendampingan iman.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
D : Setuju selama bisa diterima oleh OMK.
A : bentuknya?
D : nonton video, game , menyanyi, serta penyampaian jangan bersifat
umum/ khotbah.
A : Pelaksanaannya?
D : pada waktu liburan.
A : materi?
D : menghargai sesama/ toleransi, keteguhan iman.
5. Identitas Responden
a. Nama : Sekar Adi Kuncoro
b. Umur : 22 tahun
c. Status : Mahasiswa
d. Gabung OMK : 4 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
K : Ada
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
K : Ada
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
K : petugas liturgi, petugas koor.
A : Sudah terlibat?
K : Sudah, partisipasi dalam koor atau kegiatan lain.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
K : petugas liturgi.
A : Alasannya?
K : memberikan sesuatu sebisa mungkin bagi Gereja, menjalin komunikasi
dengan OMK serta belajar bersosialisasi.
A : Manfaatnya?
K : menjadi banyak teman, menjadi lebih percaya diri, mengetahui pengurus-
pengurus Gereja, mengetahui yang dibutuhkan Gereja, berlatih
berorganisasi.
A : Peran pendamping?
K : membantu OMK menemukan untuk menemukan ide dalam mengadakan
berbagai kegiatan pendampingan iman .
A : faktor pendukung?
K : semangat dari keluarga, diberikan kesempatan oleh paroki, semangat
untuk berkumpul sesama OMK, partisipasi masyarakat dalam menjaga
parkir pada saat acara-acara besar.
A : Faktor penghambat?
K : OMK susah untuk meluangkan waktu, serta jadwal kumpul/ acara OMK
paroki yang terkadang betrok dengan acara kampus/ acara keluarga .
A : Harapan nya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
K : OMK dapat lebih kompak lagi., ada kegiatan yang dapat menyatukan
OMK separoki.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
K : Setuju asal tidak membosankan bagi OMK.
A : bentuknya?
K : ada video yang menarik.
A : Pelaksanaannya?
K : pada saat libur sekolah.
A : materi?
K : meningkatkan sikap peduli terhadap sesama pada OMK..
6. Identitas Responden
a. Nama : Stefanus Anggit Diasto Prayoda
b. Umur : 16 tahun
c. Status : Pelajar 2 SMK
d. Gabung OMK : 1,5 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
P : Ada
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
P : Ada
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
P : Kumpul PIA akbar, Paskah dan Natal, Futsal antar Kedu.
A : Sudah terlibat?
P : Sudah, dengan menjadi panitia.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
P : kegitan di Paroki yang saya ikuti diantaranya dengan menjadi petugas
liturgi, kumpul PIA akbar, Paskah dan Natal, Futsal antar Kedu.
A : Alasannya?
P : terpanggil menjadi anggota Gereja, menambah wawasan tentang Gereja,
lebih dekat dengan umat dan Romo.
A : Manfaatnya?
P : semakin mudah bersoasialisasi, menambah pengalaman saat mengadakan
acara yang sama.
A : Peran pendamping?
P : memberikan masukan dalam peersiapan pelaksanaan hingga berakhirnya
pelaksanaan pendampingan iman. .
A : faktor pendukung?
P : dari dalam diri rasa ingin terlibat dan tanggung jawab sebagai OMK yang
merupakan bagian dari Gereja, menambah pengalaman, keluarga sering
mengingatkan untuk menghadiri pertemuan OMK, Romonya berbaur dan
mendukung OMK, serta masyarakat yang selalu terbuka dan membantu
misalnya dalam hal parkir.
A : Faktor penghambat?
P : Bentrok dengan acara keluarga, betrok dengan acara sekolah.
A : Harapan nya?
P : kegiatan lingkup paroki ditingkatkan agar OMK se paroki dapat saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
mengenal serta mempererat tali persaudaraan antar paroki. .
A : Setujukah bila diadakan katekese?
P : Setuju karena penting.
A : bentuknya?
P : menonton video yang sesuai dengan tema.
A : Pelaksanaannya?
P : hari-hari libur besar seperti menjelang natal atau paskah.
A : materi?
P : menggugah kebersamaan, saling mengasihi , saling menghormati antar
OMK di Paroki.
7. Identitas Responden
a. Nama : Yusuf Dwi Pamungkas
b. Umur : 16 tahun
c. Status : Pelajar 2 SMK PL Muntilan
d. Gabung OMK : 2,5 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
P : Ada
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
P : Ada
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
P : Valentine, Hari Paroki.
A : Sudah terlibat?
P : Sudah.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
P : Valentine, Hari Paroki.
A : Alasannya?
P : sebagai tuan rumah acara, sehingga merasa sungkan jika tidak terlibat
aktif, tanggung jawab sebagai ketua omk wilayah serta mempererat
hubungan antar teman OMK.
A : Manfaatnya?
P : menjadi lebih banyak teman serta menambah pengalaman.
A : Peran pendamping?
P : memberi dukungan bagi OMK dalam pelaksanaan pendampingan iman.
A : faktor pendukung?
P : jumlah OMK,dukungan dari masyarakat meski acara berlansung lama,
dorongan dari orangtua, tanggungjawab sebagai ketua OMK yang
merupakan panutan OMK wilayah.
A : Faktor penghambat?
P : OMK kurang kesadaran untuk mengikuti acara, permasalahan antar
OMK wilayah.
A : Harapan nya?
P : kalau ada acara semua OMK dapat ikut terlibat aktif.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
P : Setuju karena penting bagi perkembangan iman OMK.
A : bentuknya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
P : ada kegiatan menyanyi bersama.
A : Pelaksanaannya?
P : hari-hari libur karena pada saat, OMK libur dari berbagai aktifitas studi
maupun bekerja..
A : materi?
P : srawung, rasa saling menghormati, kurangnya solidaridas OMK.
8. Identitas Responden
a. Nama : Petrus Prasetya
b. Umur : 21 tahun
c. Status : Bekerja
d. Gabung OMK : 5 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
P : Ada
A : Pendampingan Iman bagi OMK?
P : Ada
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
P : Valentine, Hari Paroki, rekoleksi.
A : Sudah terlibat?
P : Sudah, dengan menjadi petugas.
A : Kegiatan mana yang anda ikuti?
P : Valentine, Hari Paroki, rekoleksi.
A : Alasannya?
P : merasa senang serta punya tanggung jawab untuk memberi contoh bagi
misdinar, suka acara - acara kumpul OMK, punya teman baru.
A : Manfaatnya?
P : menambah pengetahuan jika kelak mengadakan kegiatan yang sama.
A : Peran pendamping?
P : memberi rasa aman.
A : faktor pendukung?
P : keluarga memberikan semangat, masyarakat 90 persen mayoritas
Katholik, dari paroki memberikan arahan, izin, serta dana.
A : Faktor penghambat?
P : jadwal acara keluarga yang bersamaan dengan acara 0MK, acara kalau
tidak hari libur tidak bisa datang, susah izin kegiatan dari paroki,
A : Harapan nya?
P : kalau ada acara semua OMK ikut terlibat, izin dari paroki jangan terlalu
sulit selama positif.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
P : Setuju karena penting agar iman kita bisa lebih kokoh.
A : bentuknya?
P : ada khotbah.
A : Pelaksanaannya?
P : libur Natal dan Paskah.
A : materi?
P : rasa saling mengasihi, persaudaraan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
( PENDAMPING )
9. Identitas Responden
a. Nama : Y.P. Supono
b. Umur : 70 tahun
c. Status : Bekerja
d. Pendamping OMK : 2 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
S : Ada
A : Alasan Pendampingan Iman bagi OMK?
S : agar orang muda dapat melanjutkan Gereja.
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
S : Valentine, Hari Paroki, rekoleksi, karya bakti sosial, petugas liturgi.
A : Peran pendamping?
S : memberikan arahan, masukan serta sebagai pendorong bagi OMK.
A : faktor pendukung?
S : tanggungjawab sebagai pendamping, Gereja selalu memberikan
kesempatan dan kepercayaan, kerukunan antar masyarakat.
A : Faktor penghambat?
S : jarak antar wilayah yang cukup jauh, kesibukan dari masing-masing
OMK yang berbeda-beda.
A : Harapan nya?
S : OMK paroki semakin aktif dalam kegiatan, mampu menanggapi serta
menerapkan sada-sabda Tuhan Yesus.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
S : Setuju agar OMK dapat lebih menerapkan dan menanggapi sabda Tuhan.
A : bentuknya?
S : lagu pembuka, bacaan injil, makna, dan lagu penutup.
A : Pelaksanaannya?
S : saat – saat libur.
A : materi?
S : rasa saling mengasihi antar OMK.
10. Identitas Responden
a. Nama : Vinsensius Suparman, Pr.
b. Umur : 46 tahun
c. Status : Romo Paroki
d. Pendamping OMK : 4 tahun
A : Wadah bagi Orang Muda?
S : Ada
A : Alasan Pendampingan Iman bagi OMK?
S : kebutuhan OMK serta media dan sarana untuk mengumpulkan OMK.
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
S : Malam tahun baru, aksi sosial, tirakatan hari kemerdekaan,
pendampingan PIA/ PIR, Festival, kesenian, petugas liturgi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
A : Peran pendamping?
S : memberi motivasi, mengumpulkan, mengingatkan, mendampingi, ikut
merancang kegiatan.
A : faktor pendukung?
S : kesadaran sebagai OMK untuk berkumpul dan bersekutu. Keluarga
mendukung dan tidak cemas anak –anaknya masuk ke dalam wadah
OMK. OMK memberikan warna baru bagi masyarakat. OMK tidak hanya
menjadi tukang parkir tetapi diharapkan mengisi kegiatan-kegiatan
Paroki. Paroki senang, kehidupan OMK dinamis, kreatif membuat Gereja
menjadi lebih hidup dan bersemangat. Memfasilitasi OMK untuk
melaksanakan berbagai kegiatan.
A : Faktor penghambat?
S : kesibukan masing-masing OMK. Egois dengan dirinya, sibuk dengan
gadget. Jarak antar wilayah yang cukup jauh.
A : Harapan nya?
S : adanya perjumpaan yang rekreatif dan refresing.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
S : Setuju.
A : bentuknya?
S : terdapat aksi nyata.
A : Pelaksanaannya?
S : saat – saat libur sekolah.
A : materi?
S : menghayati panggilan sebagai OMK.
11. Identitas Responden
a. Nama : Gerardus Djoko Surawidjaja, Pr.
b. Umur : 32 tahun
c. Status : Romo Pembantu.
d. Pendamping OMK : 5 bulan
A : Wadah bagi Orang Muda?
S : Ada
A : Alasan Pendampingan Iman bagi OMK?
S : agar orang muda dapat menjadi perpanjangan tangan Paroki dan OMK
dapat berbuah.
A : bentuk-bentuk pendampingan iman
S : Adven, APP dan BKSN.
A : Peran pendamping?
S : menjadi fasilitator bagi OMK.
A : faktor pendukung?
S : mayoritas masyarakat Katolik, dukungan dari keuskupan.
A : Faktor penghambat?
S : jarak antar wilayah yang cukup jauh, kesibukan dari masing-masing
OMK yang berbeda-beda.
A : Harapan nya?
S : Pendampingan iman bagi OMK dilaksanakan tidak hanya masa khusus-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
khusus.
A : Setujukah bila diadakan katekese?
S : Setuju karena penting.
A : bentuknya?
S : terdapat ajaran iman Gereja serta aksi kongkrit OMK.
A : Pelaksanaannya?
S : saat – saat libur.
A : materi?
S : peran penting OMK di dalam Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI