pendahuluan Kekeringan

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oeh factor alam maupun factor non alam atau factor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007). Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Air sebagai sumberdaya alam sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Pada beberapa wilayah, ketersediaan air dapat mencukupi dan pada saat tertentu dapat juga menjadi kritis karena jauh berkurang (Nasution dan Syaifullah, 2005). Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting peranannya untuk mahluk hidup terutama manusia. Air tidak hanya berperan penting dalam metabolisme tubuh manusia saja tetapi juga digunakan untuk aktifitas sehari-hari seperti untuk irigasi pertanian, perikanan, pembangkit tenaga listrik, serta penyediaan air bersih untuk minum maupun mandi. Oleh

description

kekeringan

Transcript of pendahuluan Kekeringan

Page 1: pendahuluan Kekeringan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oeh factor alam maupun

factor non alam atau factor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban

jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak

psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007). Bencana

merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan

kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.

Air sebagai sumberdaya alam sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup

untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Pada beberapa

wilayah, ketersediaan air dapat mencukupi dan pada saat tertentu dapat juga

menjadi kritis karena jauh berkurang (Nasution dan Syaifullah, 2005).

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting peranannya

untuk mahluk hidup terutama manusia. Air tidak hanya berperan penting dalam

metabolisme tubuh manusia saja tetapi juga digunakan untuk aktifitas sehari-hari

seperti untuk irigasi pertanian, perikanan, pembangkit tenaga listrik, serta

penyediaan air bersih untuk minum maupun mandi. Oleh karena itu dibutuhkan

pemanfaatan, pengolahan, dan pengendalian yang tepat agar dapat digunakan

sesuai dengan kebutuhan.

Walaupun air adalah salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui,

namun terkadang air tidak selalu tersedia sesuai dengan kuantitas yang memadai

sehingga sering terjadi kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan air

terutama ketika musim kemarau tiba. Kekeringan merupakan salah satu fenomena

yang terjadi sebagai dampak sirkulasi musiman yang selalu terjadi setiap tahun.

Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah

dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun).

Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami

curah hujan dibawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang menyebabkan

Page 2: pendahuluan Kekeringan

kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi),

transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.

Masalah kekeringan menjadi hal rutin yang terjadi di Indonesia, tetapi

penanganan untuk pencegahan dan penanggulangan sangat lamban sehingga

menjadi masalah berkepanjangan yang tidak terselesaikan. Bahkan terus berulang

dan semakin menyebar ke daerah-daerah yang tadinya tidak berpotensi terjadi

kekeringan. Terjadinya pergeseran musim dapat mengakibatkan kemarau panjang

sehingga terjadi kekeringan. Pada tahun 1997 pada saat fenomena El-Nino kuat

sekali mengakibatkan kekeringan hampir di seluruh wilayah Indonesia (BMKG,

2011).

Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai meneybabkan

suatu wilayah kehilngan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan

ekosistem yang ditimbulkan. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan

merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat

berbeda – beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif

dapat pula menyebabkan keruskan yang signifikan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) telah mengeluarkan

peta indeks resiko bencana kekeringan (drought disaster risk index map) di Riau.

Peta tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar wilayah di Riau memiliki

tingkat resiko kekeringan yang sedang dan tinggi.

Di Jawa Tengah, Khususnya Kabupaten Karanganyar Kecamatan

gondangrejo Desa Dayu rentang terhadap kekeringan, maka dari itu dalam

makalah ini akan diulas bencana kekeringan secara umum dan kerentanan

bencana di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

Kecamatan Gondangrejo mulai memetakan sejumlah wilayah yang rawan

kekurangan air bersih. Menurut Camat Gondangrejo, Suhardi, wilayah yang

terancam kekeringan di Gondangrejo mencapai 80%. Total desa di Kecamatan

Gondangrejo sebanyak 13 Desa, yang masuk dalam daftar rawan kekeringan

antara lain Desa Dayu, Turisan, Kragan, Tuban, Plesungan dan Wonorejo. Hal ini

Page 3: pendahuluan Kekeringan

dilihat dari kontur wilayah Gondangrejo bisa dikatakan menjadi langganan daerah

kekeringan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor penyebab kekeringan?

2. Bagaimana Potensi Kekeringan di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo,

Kabupaten Karanganyar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui faktor penyebab kekeringan.

2. Mengetahui potensi bencana kekeringan di Desa Dayu Kecamatan

Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tanda-tanda Umum Kekeringan

Kekeringan adalah kurangnya air bagi kehidupan manusia dan makhluk

hidup lainnya pada suatu wilayah yang biasanya tidak kekurangan air. Menurut

Shelia B. Red (1995) kekeringan didefinisikan sebagai pengurangan persediaan

air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di bawah normal

atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus. Dampak kekeringan

muncul sebagai akibat dari kekurangannya air, atau perbedaan-perbedaan antara

permintaan dan persediaan air. Apabila kekeringan sudah mengganggu dampak

tata kehidupan, dan perekonomian masyarakat maka kekeringan dapat dikatakan

Bencana.

Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan bisa dikelompokan berdasarkan

jenisnya yaitu: kekeringan meteorologis, kekeringan hydrologis, kekeringan

pertanian, dan kekeringan sosial ekonomi.

1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan

didasarkan pada tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan

normal atau rata–rata dan lamanya periode kering. Perbandingan ini

haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu dan bisa diukur pada musim

Page 4: pendahuluan Kekeringan

harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu tahunan.

Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya

kekeringan.

2. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber–

sumber air seperti sungai, air tanah, danau dan tempat–tempat cadangan air.

Definisinya mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat penggunaan

yang dikaitkan dengan kegiatan wajar dari sistem yang dipasok (sistem

domestik, industri, pertanian yang menggunakan irigasi). Salah satu

dampaknya adalah kompetisi antara pemakai air dalam sistem–sistem

penyimpanan air ini.

3. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan

hidrologi terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini

terjadi ketika kelembapan tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan

hasil dan pertumbuhan rata-rata tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman,

bagaimanapun juga, tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan

dan sarana- sarana tanah. Dampak dari kekeringan pertanian sulit untuk bisa

diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman dan kemungkinan adanya

faktor–faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti hama, alang–alang,

tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang rendah.

Kekeringan kelaparan bisa dianggap sebagai satu bentuk kekeringan yang

ekstrim, dimana kekurangan banjir sudah begitu parahnya sehingga

sejumlah besar menusia menjadi tidak sehat atau mati. Bencana kelaparan

biasanya mempunyai penyebab–penyebab yang kompleks sering kali

mencangkup perang dan konflik. Meskipun kelangkaan pangan merupakan

faktor utama dalam bencana kelaparan, kematian dapat muncul sebagai

akibat dari pengaruh–pengaruh yang rumit lainnya seperti penyakit atau

kurangnya akses dan jasa-jasa lainnya.

4. Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan

permintaan akan barang–barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan yang

disebutkan diatas. Ketika persediaan barang–barang seperti air, jerami atau

jasa seperti energi listrik tergantung pada cuaca, kekeringan bisa

menyebabkan kekurangan. Konsep kekeringan sosioekonomi mengenali

Page 5: pendahuluan Kekeringan

hubungan antara kekeringan dan aktivitas–aktivitas manusia. Sebagai

contoh, praktek–praktek penggunaan lahan yang jelek semakin

memperburuk dampak–dampak dan kerentanan terhadap kekeringan di

masa mendatang.

Gejala terjadinya kekeringan adalah sebgai berikut:

1. Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan dibawah

normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan Meteorologis merupakan

indikasi pertama adanya bencana kekeringan.

2. Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air

permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka

air sungai, waduk, danau dan air tanah. Kekeringan Hidrologis bukan

merupakan indikasi awal adanya kekeringan.

3. Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah

(kandungan air di dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan

tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas yang

menyebabkan tanaman menjadi kering dan mengering.

B. Faktor Penyebab Kekeringan

Faktor-faktor penyebab terjadinya bencana kekeringan:

1. Jenis tanah

Pada lokasi penelitian, Jenis tanhnya adalah tanah Grumosol dan tanah

mediterian. Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam

tanah tidak akan bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat

mengalami penguapan oleh panas matahari. Biasanya bencana kekeringan sering

terjadi di daerah pegunungan kars, karena di daerah ini memiliki lapisan tanah

atas yang tipis.

Pada Desa Dayu jenis tanah yang ada yaitu tanah Grumosol dan tanah

mediteran. Jenis tanah Grumosol terdapat pada wilayah bagian barat wilayah desa

Dayu, sedangkan wilayah timur Desa dayu Jenis tanahnya adalah tanah

Mediteran.

Page 6: pendahuluan Kekeringan

2. Kedalaman Air tanah

Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke

dalam lapisan bawah tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air

dengan intensitas yang terbatas, tanah juga tidak mampu menyimpan air dengan

jangka waktu yang lebih lama. Hal ini menyebabkan aliran-aliran air di bawah

tanah (sungai bawah tanah) yang dalam, sehingga tanaman tidak mampu

menyerap air pada saat musim kemarau, karena akar yang dimiliki tidak mampu

menjangkaunya. Air tanah yang dalam menyebabkan sumber-sumber mata air

mengalami kekeringan di musim kemarau,karena air yang terdapat jauh di bawah

lapisan tanah tidak mampu naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang

tidak mengalami kekeringan pada musim kemarau, itu jumlahnya terbatas.

3. Tekstur tanah kasar

Tekstur tanah yang kasar, tidak mampu menyimpan air dengan jangka

waktu yang lama. Karena air hujan yang turun akan langsung mengalir ke dalam,

karena tanah tidak mampu menahan laju air. Di lain sisi, air yang terkandung

dalam tanah yang memiliki tekstur yang kasar akan mengalami penguapan relatif

lebih cepat, karena rongga-rongga tanah jelas lebih lebar dan sangat mendukung

terjadinya proses penguapan.

4. Iklim dan curah hujan

Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana kekeringan.

Keadaan alam yang tidak menentu akan berpengaruh terhadap kondisi iklim yang

terjadi. Sehingga mengakibatkan perubahan musim. Akibat perubahan kondisi

iklim, menyebabkan musim kemarau berjalan lebih lama daripada musim

penghujan, dengan musim kemarau yang lebih lama tentunya akan

memungkinkan terjadinya bencana kekeringan. Karena kebutuhan air kurang

terpenuhi di musim kemarau.

Curah hujan pada wilayah tersebut sangat rendah hanya sekitar 25

mm/tahun. Data tersebut didapat dari data monografi desa Dayu selama 3 tahun

Page 7: pendahuluan Kekeringan

terakhir. Dari ketiga data yang didapat semua curah hujan rata-rata pertahun

dituliskan 25 mm/tahun. Berdasarkan data

5. Tutupan Vegetasi

Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis

vegetasi tertentu seperti ketela pohon yang menyerap air tanah dengan intensitas

yang lebih banyak, daripada tanaman lain, tentunya akan sangat menguras

kandungan air dalam tanah.

Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di daerah

pegunungan karst yang rawan akan bencana kekeringan. Vegetasi lain yang dapat

memicu kekeringan adalah tanaman bambu. Bambu memiliki struktur yang sangat

rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan tanah atas) di sekitar bambu itu

tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat kecil. Dengan

demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak ada atau

terbatas jumlahnya.

6. Topografi

Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap

kandungan air tanah yang dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki

kandungan air tanah yang lebih banyak daripada di daerah dataran tinggi. Hal ini

disebabkan karena air hujan yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat

yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu air akan lebih banyak terserap

oleh tanah di dataran yang lebih rendah.

Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi bencana

kekeringan lebih besar daripada di dataran rendah. Karena dataran tinggi tidak

mampu menyimpan air lebih lama.

C. Perhitungan penentuan daerah tingkat kekeringan

D. Penduduk yang terpapar

Page 8: pendahuluan Kekeringan

E. Dampak yang terjadi

1. Fisik

a. Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang.

b. Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah.

c. Kerusakan spesies tanaman.

d. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi).

e. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan,

berkurangnya daya pandang).

f. Kekeringan juga menjadikan tanah menjadi mengeras dan retak-retak,

sehingga sulit untuk dijadikan lahan pertanian.

g. Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau

menjadikan suhu udara sangat tinggi dan sebaliknya pada malam hari

suhu udara sangat dingin. Perbedaan suhu udara yang berganti secara

cepat antara siang dan malam menyebabkan terjadinya pelapukan

batuan lebih cepat.

2. Non fisik

a. Ekonomi

1) Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu, dan

perikanan.

2) Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

3) Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara

langsung.

4) Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi.

5) Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-biaya

energy.

6) Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian.

7) Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga pangan.

8) Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait

dengan kekeringan.

9) Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya

kejenuhan pada lembaga-lembaga keuangan.

b. Sosial Budaya

Page 9: pendahuluan Kekeringan

1) Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut atau

debu mudah terbawa angin. Hal ini menyebabkan debu ada dimana,

sehingga menimbulkan banyak gejala penyakit yang berhubungan

dengan pernafasan. Banyak orang yang akan sakit flu dan batuk.

2) Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi, kelaparan).

3) Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau kondisi-

kondisi yang terkait dengan kekeringan.

4) Konflik di antara penggunan air.

5) Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air.

6) Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan dan

bantuan pemulihan.

7) Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan.

8) Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup.

9) Kekacauan social, perselisihan sipil.

10) Pengangguran meningkat, karena yang tadinya bertani kehilangan

mata pencaharian.

11) Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan

pemulihan, banyaknya TKI (tenaga kerja indonesia) yang memilih

keluar negeri.

c. Politik

Pemerintah harus bekerja keras untuk membuat kebijakan

penanggulangan bencana kekeringan. Badan khusus penanggulangan

bencana juga harus dibentuk, seperti yang sudah dibentuk di Indonesia

yanitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

F. Arahan mitigasi