Pendahuluan Dapus Fix
Transcript of Pendahuluan Dapus Fix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sohun merupakan produk pangan yang bentuknya hampir sama dengan mi,
menyerupai senar berwarna putih. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
sohun adalah pati sagu kering dan pati sagu basah. Sagu (metroxylon sp) termasuk
tumbuhan monokotil dari keluarga palame, marga metroxylon dari ordo
spadiciflorae. Di kawasan indopasifik terdapat lima marga palma yang zat tepungnya
telah dimanfatkan yaitu metroxylon, arenga, corypha, euqeissona dan caryota
(Ruddle et al, 1976).
Perusahaan gunung sugih merupakan perusahaan produsen sohun yang
didirikan oleh Tan Chok Hua pada tahun 1975 di kelurahan merci kecamatan
Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Perusahaan yang ada di mersi ini
mempunyai dua alat pengepres. Proses pembuatan sohun secara umum dibagi
menjadi 3 tahap yaitu pencucian, produksi dan pengepakan.
Untuk memudahkan managemen dan pengontrolan pekerjaan di suatu
perusahaan atau pabrik digunakan PERT/ CPM dan WBS( work breakdown
structure) yaitu mengetahui slack time,dependencies, sample gantt chart yang
diharapkan pekerjaan dapat efektif.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu mengetahui waktu kritis produksi sohun
di perusahaan Gunung Sugih. Dapat mengetahui managemen yang baik agar
pekerjaan terstruktur dan mudah terkontrol yang digambarkan dalam network dalam
tiap tahapannya dimana setiap pekerjaan harus didefinisikan secara detail dari sifat
umum ke spesifik yang ada di perusahaan sohun gunung sugih.
1
II. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Survai dilaksanakan 2 hari yaitu tanggal 8 dan 9 juni 2011 di perusahaan
sohun gunung sugih yang berlokasi di kelurahan merci kecamatan Purwokerto
Timur, Kabupaten Banyumas.
B. Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan adalah
1. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari pihak-
pihak terkait dalam kegiatan survai untuk tugas analisis system informasi dan
pertaian mengenai proses pengolahan sohun.
2. Pengambilan data sekunder
Pengambilan data sekunder diperoleh dengan mempelajari catatan atau dokumen
yang berkaitan dengan proses pengolahan sohun.
2
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Proses produksi sohun secara umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu pencucian,
produksi dan pengepakan.
1. Pencucian bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah pati sagu kering atau pati sagu basah
yang didapat dari Cirebon. Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran seperti partikel-partikel non tepung, asam organic dan
sebagainya. Proses yang dilakukan dalam pencucian bahan baku adalah:
1) Pati sagu dimasukan ke dalam bak pencucian dan dicampur dengan air bersih
kemudian dilakukan pengadukan dan diendapkan yang di mulai pukul 14:00
WIB.
2) Pada pukul 8:00 air endapan dibuang, dilakukan pengobatan dengan kaporit
sebanyak 2 kg yang dicampur air dan diendapkan sampai pukul 14:00
3) Langkah 1 dan 2 dilakukan sampai 8 kali
4) Setelah 8 hari pati sagu diendapkan dengan air bersih selama 2 hari tanpa
pengobatan, hal ini bertujuan menghilangkan bau kaporit kemudian
ditambahkan bahan pemutih.
1 bak pencucian dapat menampung 2100 kg pati sagu basah dan 1500 kg pati
sagu kering. Jumlah pekerja dalam tahap pencucian sebanyak 6 orang.
3
Gambar 1. Bak Pencucian Bahan Baku Sohun
2. Proses produksi
1) Pemasakan
Pati sagu yang sudah dicuci bersih dimasukan keruang produksi dan
dilakukan pemasakan dengan meniupkan uap panas yang berasal dari mesin
uap berbahan bakar batu bara selama 1 menit. Proses pemasakan dimaksudkan
untuk memperoleh adonan matang yang siap di cetak pada mesin pengepres.
Pemasakan ini adalah tahap yang paling utama karena paa tahap ini terjadi
pregelantinisasi. Pregelantinisasi adalah proses precooking untuk
menghasilkan materi yang menghidrasi air dan mengembang dalam air
dingin.dari 2100 kg pati sagu basah dapat dihasilkan 1100 pati sagu bersih
dengan rendemen 80% , jumlah pekerja dalam tahap ini 1 orang.
Gambar 2. Tempat pemasakan bahan baku sohun
4
2) Pencetakan
Adonan bubr sagu yang sudah masak dimasukan ke dalam alat pencetakan
sohun dengan prinsip kerja pengepresan. Alat tersebut berupa gencetan
dengan plat cetak yang terbuat dari kuningan tebal , pada palat pencetak
terdapat lubang-lubang kecil mirip kapiler sebagai tempat keluarnya utasan-
utasan sohun, mesin pencetak yang ada di pamrik gunung sugih berjumlah
dua, dalam 1 kali pencetakan membutuhkan 1500 ancak( tempat penjemuran
sohun) atau 65 kg, jumlah pekerja dalam tahap ini ada 6 orang, untuk 1100 kg
bahan dilakukan dalam 2 hari.
3) Pengeringan
Hasil pencetakan yang berupa utasan-utasan sohun pada ancak kemudian di
jemur slama 30 menit, lamanya penjemuran tergantung dari cuaca. Jumlah
pekerja pada tahap ini sebanyak 21 orang jadi total jumlah pekerja pada proses
produksi sebanyak 28 orang.
3. Pengepakan
Setelah sohun kering proses selanjutnya adalah pengepakan dalam proses ini
jumlah pekerjanya sebanyak 30 orang, dalam 1 hari pabrik ini dapat
menghasilkan 650 bungkus, 1 bungkus sohun beratnya 1 kg dengan harga Rp.
11.000,00. Berat 1 bungkus sohun tidak selalu 1 kg tapi tergantung pesanan. Jadi
total pekerja yang ada di pabrik gunung sugih sebanyak 64 orang.
5
Gambar 3. Proses Pengepakan Sohun
B. Pembahasan
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah salah satu masalah
network diagram proses kerja yang banyak diimplementasikan di perusahaan .
Diagram jaringan kerja (Network diagram) digunakan untuk menentukan jalur kritis
dan waktu kritis selesainya sebuah pekerjaan dengan menggunakan metode (PERT-
CPM)
PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah teknik untuk
membagi suatu pekerjaan atau kegiatan induk menjadi kegiatan-kegiatan individual
yang lebih kecil dan menyusunnya dalam suatu jaringan kerja atau jalur kerja yang
logis sehingga jangka waktu dan biaya pengerjaan program dapat dikurangi serendah
mungkin. Dalam PERT, peristiwa (event) biasanya dilukiskan dalam bentuk
lingkaran, dan aktifitas atau kegiatan dilukiskan dalam bentuk tanda panah yang
menghubungkan dua buah lingkaran.
Pada diagram PERT, suatu aktifitas dalam proyek diwakili dengan jaringan
simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-
kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-
6
kemajuan saat proyek telah dijalankan. Jadi pada metode PERT ini dilakukan dengan
cara pembentukan diagram anak panah.
Analisis Pert
Merupakan penetapan lama prakiraan waktu paling mungkin untuk
menyelesaikan tugas (D) merupakan faktor dari:
Optimistic Duration (OD) yaitu prakiraan waktu minimal yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah tugas.
Pessimistic Duration (PD) yaitu prakiraan waktu maksimal yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah tugas.
Expected Duration (ED) yaitua prakiraan waktu harapan yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah tugas.
Rumusnya yaitu:
D = (1 xOD)+(4 x ED )+(1 x PD)
6
CPM (Critical Path Method)
CPM adalah singkatan dari Critical Path Method atau Metode Jalur Kritis.
Jalur kritis adalah jalur terlama antara titik dimulai sampai dengan titik penyelesaian
proyek.
Beberapa teknik yang digunakan dalam menggunakan CPM yaitu:
1. Buat daftar semua aktifitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project.
2. Buat daftar waktu yang diperlukan oleh masing-masing aktifitias tersebut
untuk menyelesaikan tugasnya.
3. Buat daftar ketergantungan antara aktifitas tersebut dalam project.
7
Tabel 1. Kegiatan yang dilakukan selama produksi sohun
Kegiatan Nama Kegiatan Pendahulu Durasi ( jam)
A Pekerjaan Persiapan - 1
B Pencucian A 18
C Pengobatan B 90
D Pengendapan C 48
E Produksi D 48
F Pengeringan E 1
G Pengepakan F 7
Tabel 2. Peta Waktu (Time-Chart) Pelaksanaan proses kerja di pabrik sohun gunung
sugih
TASK To TL TP TE ES EF LS LF SlackA 0,5 1 3 1,25 0 1,25 0 1,25 0B 47 48 49 48 1 49 1 49 0C 88 90 95 90,5 19 109,5 19 109,5 0D 45 48 51 48 109 157 109 157 0
E 46 48 52 48,3333 157 205,333 157205,33
3 0
F 1 1 2 1,16667 205 206,167 205206,16
7 0
G 6 7 9 7,16667 206 213,167 206213,16
7 0
Jadi aktivitas kritis (normal) = A + B + C + D + E + F + G
= 1 + 18 + 90 + 48 + 48 + 1 + 7
= 243 Jam atau 10 Hari 3 Jam
TE = TO + TL + TP
ES = TLtahapansebelum + EStahapansebelum
EF = TE + ES
LS = EF
LF = EF
8
Slack = LS - ES
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa proses produksi normal sohun
adalah 243 jam atau 10 hari 3 jam. Dalam keadaan tertentu produksi dapat dilakukan
dalam waktu lebih singkat dan juga lebih lambat. Faktor yang mempengaruhi
lamanya produksi sohun antara lain cuaca dan mutu bahan baku itu sendiri. Pada
Tabel 2 proses produksi yang paling lama dilakukan yaitu proses pengobatan bahan
baku. Setiap tahapan produksi sohun harus dilakukan secara berurutan karena tidak
ada tahapan yang bisa dikerjakan sebelum atau bersamaan dengan tahapan yang lain.
Pada Tabel 2 dapat dilihat waktu rata-rata produksi sohun tiap tahapan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
A B C D E F G0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TE
Gambar 4. Grafik rata-rata waktu produksi sohun
9
IV. KESIMPULAN
Terdapat beberapa perbedaan antara CPM dengan PERT, yaitu:
1. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu kegiatan sedangkan
PERT menggunakan tiga jenis waktu, yaitu: prakiraan waktu teroptimis,
termungkin, dan terpesimis.
2. CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas diketahui dengan
jelas, sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu aktifitas tidak dapat
dipastikan seperti aktifitas tersebut belum pernah dilakukan atau mempunyai
variasi waktu yang besar.
3. PERT berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya ketidakpastian. Hal
tersebut, tampak dalam misal untuk mengukur probabilitas selesainya proyek jika
kita inginkan proyek selesai pada suatu waktu tertentu, sedangkan CPM
menganggap proyek terdiri dari peristiwa susul menyusul.
10
DAFTAR PUSTKA
Ruddle, K, D Johnson, P, K, Townsend dan J. D. Rees. 1979. Palm sago atropical
starch from marginal lands. The university press of hawai, Honolulu.
11