PENCEGAHAN& Modul LJJ P2TB Bagi DPM PP DAN · PDF fileKewaspadaan standar seperti Hand hygiene...
-
Upload
truongmien -
Category
Documents
-
view
225 -
download
2
Transcript of PENCEGAHAN& Modul LJJ P2TB Bagi DPM PP DAN · PDF fileKewaspadaan standar seperti Hand hygiene...
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
1
PENCEGAHAN& PENGENDALIAN Infeksi TB
Modul LJJ P2TB Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
2
Pencegahan dan pengendalian infeksi TB merupakan hal
yang penting untuk meminimalkan risiko terjadinya
infeksi TB di fasilitas kesehatan, terkait dengan
meningkatnya jumlah kasus TB/HIV, TB Kebal
Obat/multi-drug resistance (MDR) dan TB extensively
drug-resistance (XDR).
Penatalaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) TB bagi petugas kesehatan memerlukan perhatian
khusus agar penyebaran kuman TB dapat dicegah.
Penularan TB adalah melalui percik renik dahak (droplet
infection) saat pasien TB paru bersin, batuk, berbicara,
maupun menyanyi. Penyakit TB dapat merupakan
penyakit akibat kerja (PAK) atau occupational disease
bagi petugas kesehatan. Keadaan ini mendapat perhatian
mengingat apabila tertular TB dapat mempengaruhi
kinerja dan produktifitas petugas kesehatan tersebut.
Tentang Modul ini
1
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
3
Tujuan PPI TB adalah untuk mengurangi penularan TB
dan melindungi petugas kesehatan, pengunjung dan
pasien dari penularan TB.
Untuk dokter praktik mandiri, pencegahan dan
pengendalian infeksi dapat dikelola oleh manajemen
klinik tempat praktiknya atau oleh diri sendiri.
Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang: Konsep
PPI TB dan 4 pilar pengendalian infeksi yaitu: Pilar
Pengendalian Manajerial, Pilar Pengendalian
Administratif, Pilar Pengendalian Lingkungan, dan Pilar
Perlindungan diri Petugas.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
4
Tentang Materi ini
Tujuan Pembelajaran
Pokok dan sub pokok bahasan
Kegiatan Belajar 1
Konsep PPI TB
Kegiatan Belajar 2
Pilar Pengendalian Manajerial
Kegiaran Belajar 3
Pilar Pengendalian Administratif
Kegiatan Belajar 4
Pilar Pengendalian Lingkungan
Kegiatan Belajar 5
Pilar Perlingdungan Diri Petugas
DAFTAR ISI Materi Ini
Daftar Isi
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
5
`
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
dan menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) TB
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
menjelaskan:
1. Konsep PPI TB
2. Pilar Pengendalian Manajerial
3. Pilar Pengendalian Administratif
4. Pilar Pengendalian Lingkungan
5. Pilar Perlindungan diri Petugas
2 TUJUAN Pembelajaran
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
6
Ada 5 pokok bahasan pada materi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi TB ini, yaitu:
1. Konsep PPI TB
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Prinsip
d. Pelaksanaan PPI di fasiiitas kesehatan
2. Pilar Pengendalian Manajerial
3. Pilar Pengendalian Administratif
4. Pilar Pengendalian Lingkungan
a. Ventilasi yang Alamiah
b. Ventilasi Mekanik
5. Pilar Perlindungan diri Petugas
a. Respirator
b. Masker
POKOK
BAHASAN 3 & Sub Pokok
Bahasan
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
7
Selamat datang di kegiatan pembelajaran pertama pada
materi inti 4 ini.
Setelah Anda memahami tentang penemuan dan
pengobatan pasien TB, ada hal penting yang juga perlu
Anda perhatikan dalam menatalaksana pasien TB yaitu
Pencegahan dan pengendalian Infeksi TB.
Selanjutnya Anda mari kita pelajari konsep PPI TB
Secara umum Tindakan PPI meliputi:
Kewaspadaan standar seperti Hand hygiene (kebersihan pribadi, termasuk kebersihan tangan), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), Etiket batuk dan Higiene respirasi, pencegahan tusukan jarum atau benda tajam, disinfeksi alat, sarung bantal, seprei, jas praktik dan lainnya,
Kegiatan 4 Belajar 1
Konsep PPI TB
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
8
Kewaspadaan berdasarkan penularan lewat udara atau transmisi airborne. Untuk PPI TB, difokuskan kepada kewaspadaan ini.
A. Pengertian
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi TB pada
fasilitas kesehatan termasuk Dokter Praktik Mandiri
meliputi pilar pengendalian manajerial, administratif,
lingkungan, dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
B. Tujuan
Mencegah penyebaran dan penularan kuman TB
difasilitas kesehatan agar tidak terjadi infeksi TB pada
petugas pelayanan kesehatan, pasien dan keluarganya
sertpengunjung lainnya
C. Prinsip
Mencegah penularan dari pasien ke pasien, dari pasien
ke petugas kesehatan, dari petugas ke pasien, dari
pasien ke lingkungan sekitarnya.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
9
D. Pelaksanaan PPI TB di DPM
Pencegahan dan pengendalian infeksi di pelayanan
kesehatan termasuk dokter praktik swasta di mulai
dengan adanya komitmen dari DPM tersebut dan atau
manajemen klinik swasta tempat praktik DPM tersebut,
yang diwujudkan dalam bentuk dukungan manajerial dan
dengan dilaksanakannya empat pilar pengendalian
pengendalian infeksi TB di faskes yaitu:
1. Pilar pengendalian manajerial
2. Pilar pengendalian administratif
3. Pilar pengendalian lingkungan
4. Pilar pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
(APD)
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
10
Pilar Pengendalian Manajerial adalah upaya untuk
meningkatkan komitmen dan dukungan manajerial
terutama dari pengambilan keputusan yang efektif.
Yang dimaksud dengan manajerial adalah manajemen
atau pimpinan faskes tempat DPM melaksanakan
praktiknya. Apabila DPM praktik mandiri murni maka
manajemen adalah DPM itu sendiri
Bagi DPM yang melaksanakan praktik bersama pada
klinik perlu berupaya meningkatkan komitmen
manajemen klinik untuk melaksanakan PPI TB dalam
bentuk:
Kegiatan 5 Belajar 2 Pilar Pengendalian
Manajerial
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
11
a. Membuat kebijakan pelaksanaan PPI TB
b. Membuat perencanaan program PPI TB secara
komprehensif
c. Memastikan desain dan persyaratan bangunan serta
pemeliharaannya sesuai PPI TB
d. Menyediakan sumber daya untuk terlaksananya
program PPI TB (tenaga, anggaran, sarana dan
prasarana) yang dibutuhkan
e. Membuat SPO mengenai alur pemeriksaan untuk
semua pasien batuk, alur pelaporan dan surveilans
f. Melakukan Monitoring dan Evaluasi secara rutin
g. Melakukan kajian di unit terkait penularan TB
h. Melaksanakan promosi pelibatan masyarakat dan
organisasi masyarakat terkait PPI TB
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
12
Pengendalian administratif yang kegiatannya merupakan
bagian dari rencana pencegahan dan pengendalian
infeksi TB, adalah upaya penting yang dilakukan untuk
mengurangi pajanan M. TB kepada petugas kesehatan
dan pasien, dengan mengurangi adanya percik renik di
udara:
Upaya ini mencakup:
a. Strategi TEMPO (TEMukan pasien secepatnya,
Pisahkan secara aman, Obati secara tepat)
b. Penyuluhan pasien mengenai etika batuk.
c. Penyediaan tisu dan masker, tempat pembuangan tisu
serta pembuangan dahak yang benar.
d. Pemasangan poster, spanduk dan bahan untuk KIE.
e. Skrining bagi petugas yang merawat pasien TB.
Kegiatan 6 Belajar 3 Pilar Pengendalian
Administratif
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
13
Pengendalian administratif lebih mengutamakan strategi
TEMPO yaitu penjaringan, diagnosis dan pengobatan TB
dengan cepat dan tepat sehingga dapat mengurangi
penularan TB secara efektif.
Penerapannya mudah dan tidak membutuhkan biaya
besar, dan ideal untuk diterapkan. Dengan menggunakan
strategi TEMPO akan mengurangi risiko penularan kasus
TB dan TB Resistan Obat yang belum teridentifikasi.
Untuk mencegah adanya kasus TB dan TB Resistan Obat
yang tidak terdiagnosis, dilaksanakan strategi TEMPO
dengan skrining bagi semua pasien dengan gejala batuk.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
14
Langkah-Langkah Strategi TEMPO sebagai
berikut:
1. Temukan pasien secepatnya.
Pada faskes seperti PKM dan RS strategi TEMPO
secara khusus memanfaatkan petugas surveilans
batuk untuk mengidentifikasi terduga TB segera
mencatat di TB 06 dan mengisi TB 05 dan dirujuk ke
laboratorium. Diklinik DPM maka pengenalan pasien
batuk dapat dilakukan oleh petugas pendaftaran atau
resepsionis yang sudah dilatih sebelumnya.
2. Pisahkan secara aman.
Pasien terduga TB atau kasus TB melalui pertanyaan
penyaringan harus dipisahkan dari pasien lain dan
diminta menunggu di ruang terpisah dengan ventilasi
baik serta diberi masker bedah atau tisu untuk
menutup mulut dan hidung pada saat menunggu.
Bila keadaan ruang tunggu pasien atau klinik temat
praktik DPM memungkinkan segera arahkan pasien
yang batuk ke tempat ruang terpisah tersebut. Untuk
mencegah penularan maka pasien yang batuk harus
segera diperiksa (prioritas).
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
15
c. Obati secara tepat.
Pengobatan merupakan tindakan paling penting dalam
mencegah penularan TB kepada orang lain. Pasien TB
dengan terkonfirmasi bakteriologis, segera diobati sesuai
dengan panduan nasional sehingga menjadi tidak
infeksius
Penyuluhan pada pasien tentang etika batuk dapat
dilakukan dengan menempatkan poster etika batuk pada
tempat yang strategis, seperti ruang tunggu pasien atau
tempat yang banyak dilalui oleh pengunjung.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
16
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
17
Pengendalian lingkungan bertujuan untuk mengurangi
konsentrasi aerosol respirasi yang infeksius dalam udara
dengan cara mengatur aliran udara/ventilasi dengan
menyalurkan percik renik kearah tertentu (directional
airflow) dan atau ditambah dengan radiasi ultraviolet
sebagai germisida.
Sistem ventilasi ada 2 jenis, yaitu:
a. Ventilasi Alamiah
b. Ventilasi Mekanik
Selain itu pada kondisi tertentu dapat dilakukan
penggabungan antara 2 sistem ventilasi tersebut.
Pemilihan jenis sistem ventilasi tergantung pada jenis
fasilitas dan keadaan setempat.
Kegiatan 7 Belajar 4 Pilar Pengendalian
Lingkungan
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
18
Pertimbangan pemilihan sistem ventilasi suatu fasyankes
berdasarkan kondisi lokal yaitu struktur bangunan, iklim-
cuaca, peraturan bangunan, budaya, dana dan kualitas
udara luar ruangan serta perlu dilakukan monitoring dan
pemeliharaan secara periodik.
Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian lingkungan
adalah:
1. Untuk pencegahan dan pengendalian infeksi airborne
perlu diupayakan ventilasi yang adekuat di semua area
pelayanan pasien
2. Rancangan ventilasi alamiah di pelayanan dokter
praktik swasta perlu memperhatikan bahwa aliran
udara harus mengalirkan udara dari sumber infeksi ke
area dimana terjadi dilusi uadara yang cukup dan lebih
diutamakan ke udara luar
3. Desain ruang pemeriksaan pasien TB harus
memperhitungkan besarnya ventilation rate. Bila
ventilasi alamiah saja tidak dapat menjamin angka
ventilasi yang direkomendasikan maka dianjurkan
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
19
menggunakan ventilasi campuran atau ventilasi
mekanik saja
4. Pemakaian ultraviolet germicidal irradiation (UVGI).
Pengunaan UVGI sebagai tambahan apabila ventilasi
dalam ruangan tidak terpenuhi. Sebagai contoh pada
daerah dengan perubahan temperature atau cuaca
yang ekstrim (musim dingin atau malam hari), atau
struktur bangunan atau ruang tidak bisa dirubah lagi.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
20
Contoh Ventilasi alamiah berupa jendela terbuka lebar di ruang periksa pasien
Arah aliran udara ruang periksa praktik dokter
M ANAGERIAL ACTIVITIES IMPLEMENTING the WHO Policy on TB Infection Control
34
Pa
rt 2
Return to Contents
Exam ple: Im portance of sit t ing arr angem ent in natur ally vent ilated consultat ion
room
Knowing how to position yourself in a room can reduce the risk of acquiring TB. Mak e sure that
everyone knows how to reduce their risk.
Direction of Natural Ventilation or Correct Working Locations Direction of Natural Ventilation or Correct Working LocationsDirection of Natural Ventilation or Incorrect Working Locations
Patient
HCW
WindWind
Patient HCW
Wind Wind
Patient HCW
Wind Wind
CorrectIncorrect Good Compromise
Exam ple: General M edical Out -pat ients Departm ent W ait ing Room (Courtesy of R.
Escombe)
Just by something as simple as allow ing air to escape through skylights, increased airflow and
reduced the risk of transmitting TB to other patients and staff .
2.4
Main Entrance
4.3
4.2
3
Waiting Hall
5 x 2.4 14 x 2.4
Skylight Skylight Skylight Skylight
Door 2.3 x 3.6 Door 2.2 x 3.5h
Street
Wind
Consulting Rooms
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
21
Beberapa contoh ventilasi mekanik
Desain ruangan dengan sistem tertutup
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
22
Alat pelindung diri pernapasan digunakan untuk
melindungi petugas kesehatan pada tempat yang kadar
percik renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya
administratif dan lingkungan.
Alat perlindungan diri yang paling sederhana adalah
penggunaan masker bedah.
Petugas kesehatan perlu menggunakan masker partikulat
atau respirator pada saat memberikan perawatan pasien
TB dan pada saat melakukan prosedur yang berisiko
tinggi misalnya induksi sputum atau inhalasi, Petugas
kesehatan dan pengunjung perlu mengenakan respirator
jika berada bersama pasien TB di ruangan tertutup.
Pasien atau tersangka TB tidak perlu menggunakan
respirator N95 tetapi cukup menggunakan masker bedah
untuk melindungi lingkungan sekitar.
8 Pilar Perlindungan Diri
Petugas
Kegiatan
Belajar 5
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
23
Berbagai jenis alat pelindung diri, masker N95 (kiri dan bawah) dan masker bedah (kanan)
Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95
atau FFP2 (health care particular respirator), merupakan
masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi
seseorang dari partikel berukuran < 5 mikron yang
dibawa melalui udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa
lapisan penyaring dan harus dipakai menempel erat pada
wajah tanpa ada kebocoran.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
24
Masker ini membuat pernapasan pemakai menjadi lebih
berat. Harganya lebih mahal daripada masker bedah. Bila
cara pemeliharaan dan penyimpanan dilakukan dengan
baik, maka respirator ini dapat digunakan kembali
(maksimal 3 hari).
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
25
Langkah pemakaian respirator
Pegang respirator seperti gambar,
Bagian depan hidung pada ujung jari anda.
Pakailah respirator dengan meletakkannya dibawah dagu, bagian hidung mengarah keatas
Tarik tali pengikat kebelakang kepala. Tali pengikat bagian atas agak tinggi diatas daun telinga.
Tarik tali pengikat bagian bawah dbawah daun telinga
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
26
a. Letakkan jari telunjuk dan tengah kedua tangan dikiri dan kanan hidung yang tertutup respirator.
b. Tekan bagian logam mengikuti bentuk ujung hidung agar sempurna penekanan harus memakai dua tangan, tidak boleh hanya satu.
Tutup respirator dengan kedua belah tangan.
Hembus nafas kuat-kuat, rasakan apakah ada kebocoran. Bila tak terasa hembusan udara keluar, posisi respirator baik, dan tidak bocor.
Tarik nafas kuat-kuat, bila terasa respirator menempel pada muka, artinya posisi respirator sudah benar, tak ada kebocoran.
Bila terasa ada kebocoran, perbaiki posisi respirator dimuka anda, sampai tidak terasa ada kebocoran.
Bila berkali-kali tetap terasa ada kebocoran, kemungkinan ukuran respirator tidak cocok dengan muka anda. Gantilah respirator dengan ukuran yang sesuai dengan muka anda
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
27
Setelah memakai masker ini, petugas kesehatan perlu
melakukan fit test.
Fit test adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah respirator sudah terpasang dengan dan benar
atau belum. Caranya dengan dengan menyemprotkan zat
tertentu/ Apalagi pemakai masker masih dapat
merasakan rasa cairan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa masker belum terpasang dengan baik dan benar.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
28
Ada empat pilar pengendalian pengendalian infeksi TB di
faskes yaitu:
1. Pilar pengendalian manajerial
2. Pilar pengendalian administratif
3. Pilar pengendalian lingkungan
4. Pilar pengendalian dengan Alat Pelindung Diri (APD)
Upaya penting yang dilakukan untuk mengurangi
pajanan M. TB kepada petugas kesehatan dan pasien,
dengan mengurangi adanya percik renik di udara adalah
sebagai berikut:
1. Strategi TEMPO (TEMukan pasien secepatnya,
Pisahkan secara aman, Obati secara tepat)
2. Penyuluhan pasien mengenai etika batuk.
SEKARANG
Saya Tahu
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
29
3. Penyediaan tisu dan masker, tempat pembuangan
tisu serta pembuangan dahak yang benar.
4. Pemasangan poster, spanduk dan bahan untuk KIE.
5. Skrining bagi petugas yang merawat pasien TB.
Penerapan strategi TEMPO akan mengurangi risiko
penularan kasus TB dan TB Resistan Obat yang belum
teridentifikasi.
Langkah-Langkah Strategi TEMPO sebagai
berikut:
1. Temukan pasien secepatnya.
Pada faskes seperti PKM dan RS strategi TEMPO
secara khusus memanfaatkan petugas surveilans
batuk untuk mengidentifikasi terduga TB segera
mencatat di TB 06 dan mengisi TB 05 dan dirujuk ke
laboratorium. Diklinik DPM maka pengenalan pasien
batuk dapat dilakukan oleh petugas pendaftaran atau
resepsionis yang sudah dilatih sebelumnya.
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
30
2. Pisahkan secara aman.
Pasien terduga TB atau kasus TB melalui pertanyaan
penyaringan harus dipisahkan dari pasien lain dan
diminta menunggu di ruang terpisah dengan ventilasi
baik serta diberi masker bedah atau tisu untuk
menutup mulut dan hidung pada saat menunggu.
Bila keadaan ruang tunggu pasien atau klinik temat
praktik DPM memungkinkan segera arahkan pasien
yang batuk ke tempat ruang terpisah tersebut. Untuk
mencegah penularan maka pasien yang batuk harus
segera diperiksa (prioritas).
3. Obati secara tepat.
Pengobatan merupakan tindakan paling penting
dalam mencegah penularan TB kepada orang lain.
Pasien TB dengan terkonfirmasi bakteriologis, segera
diobati sesuai dengan panduan nasional sehingga
menjadi tidak infeksius
Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI
31
Alat pelindung diri pernapasan digunakan untuk
melindungi petugas kesehatan pada tempat yang
kadar percik renik tidak dapat dihilangkan dengan
upaya administratif dan lingkungan.
Petugas kesehatan perlu menggunakan masker
partikulat atau respirator pada saat memberikan
perawatan pasien TB dan pada saat melakukan
prosedur yang berisiko tinggi misalnya induksi
sputum atau inhalasi, Petugas kesehatan dan
pengunjung perlu mengenakan respirator jika berada
bersama pasien TB di ruangan tertutup. Pasien atau
tersangka TB tidak perlu menggunakan respirator
N95 tetapi cukup menggunakan masker bedah untuk
melindungi lingkungan sekitar.