Pencegahan Kebakaran

14
Pencegahan Kebakaran Dari data terbukti bahwa kebakaran merupakan resiko tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya proses produksi maupun rusaknya lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan kebakaran. Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor- faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya. Pengenalan Kelas-Kelas Kebakaran Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: Kelas A Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Kelas B Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana Kelas C Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran

description

(K3) upaya pencegahan kebakaran dalam bekerja.

Transcript of Pencegahan Kebakaran

  • Pencegahan Kebakaran

    Dari data terbukti bahwa kebakaran merupakan resiko tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya proses produksi maupun rusaknya lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan kebakaran.

    Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.

    Pengenalan Kelas-Kelas Kebakaran Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: Kelas A

    Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Kelas B

    Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana Kelas C

    Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran

  • Prinsip Pemadaman Kebakaran

    Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari: Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.

    Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.

    Oksigen (tersedia di udara)

    Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran kita harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar, misalnya Dilarang Merokok ketika Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan sebagainya. Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya Oksigen dalam kebakaran tersebut. Contoh mudahnya seperti ketika kita menghidupkan lilin, lalu coba kita tutup dengan gelas maka api pada lilin tersebut akan mati karena oksigen yang berada di luar gelas tidak dapat masuk dan oksigen yang berada dalam gelas berubah menjadi Karbon Dioksida (CO2) yang mematikan api. Ketika kita memadamkan kebakaran dengan mengunakan APAR, karung goni yang basah dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen dalam api tersebut asal semua permukaan api tertutupi oleh ketiga media pemadaman tersebut dan api akan mati seperti lilin yang kita tutup memakai gelas tadi. Bila kita menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi reaksi pendinginan panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut. Peralatan Pencegahan Kebakaran APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

    Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. Hydran

  • Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. Detektor Asap / Smoke Detector

    Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. Fire Alarm

    Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat Sprinkler

    Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut Pencegahan Kebakaran Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen /pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran. Kita mengambil contoh dari pengelolaan pencegahan kebakaran pada bangunan tinggi. Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada gedung itu.

    Bahan Mudah Terbakar, seperti karpet, kertas, karet, dan lain-lain

    Sumber Panas, seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain

    Penilaian Resiko

    Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi yang banyak orang Monitoring Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam Kebakaran, Training, Fire Drill / Latihan Kebakaran dan lain-lain

    Recovery / Pemulihan

    Emergency Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K, Prosedur- Prosedur, dan lain-lain.

  • PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

    RESUME

  • Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3

    Oleh:

    Herwiyanto

    PT FREEPORT INDONESIA

    TEMBAGAPURA PAPUA

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    DAFTAR ISI 2

    BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN 4

    A. Pengertian 4

    B. Sumber Bahaya dan Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh

    Bejana Tekan 5

    C. Botol Baja atau Tabung Gas 6

  • D. Instalasi Pipa 7

    E. Dasar Hukum 7

    F. Ruang Lingkup 7

    G. Pemeriksaan dan Pengujian 8

    BAB III PENUTUP 10

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan merupakan peralatan yang mempunya

    resiko sangat tinggi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan

    secara teratur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

    Pemerintah telah menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja terhadap

    pengunaan ketel uap dan pesawat uap serta bejana tekan. Oleh sebab itu

    perusahaan harus mentaati peraturan/persyaratan yang sudah ditetapkan dan

    memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dalam penggunaan ketel uap

    dan bejana tekan tersebut.

    Dengan ditetapkan dan dilaksanakannya peraturan K3 dalam perusahaan

    diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan yang akan terjadi.

  • BAB II

    PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

    A. Pengertian

    1. Pengenalan Ketel Uap

    Ketel uap adalah pesawat yang digunakan untuk memanaskan air

    menjadi uap. Peralatan pesawat penguapan ialah suatu alat yang

    dihubungkan pada pesawat uap.

    Sumber-sumber Bahaya dan Akibatnya:

    1. Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan.

    2. Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekana yang berlebihan.

    3. Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak terkontrol.

    4. Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya pembengkaan bejana karena tidak adanya transfer panas.

    5. Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall 6. Terjadi pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap. 7. Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel. 8. Karena perubahan tidak sempurna. 9. Karena boilernya sudah tua sehingga sudah tidak memenuhi

    syarat. 10. Tidak teraturnya tekanan inspeksi sesuai peraturan yang berlaku.

    2. Pengetahuan Teknis Praktis Bejana Tekan

    Bejana tekan adalah sesuatu utuk menabung fluida yang bertekanan.

    Termasuk bejana tekan:

    - Bejan penampung - Bejana pengangkut - Botol baja - Pesawat pendingin - Reaktor

    Alat perlengkapan dan alat pengaman

    - Alat perlengkapan adalah semua perlengkapan yang dipasang pada bejana tekan sesuau maksud dan tujuan.

    - Alat pengaman adalah suatu peralatan tang dapat digunakan bila tekanan dalam bejana melebihi batas maksimum yang dibutuhkan.

    - Plat nama adalah identitas lengkap yang berkaitan dengan bejana dan ditempel pada dinding bejana.

    Gas Bertekanan

  • Pengelompokan gas bertekanan menurut sifatnya:

    Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam adalah suatu gas yang

    dapat bereaksi kimiawi dengan bahan bakar lain.

    Gas mudah terbakar adalah gas yang mudah bereaksi dengan

    oksigen dan menimbulkan kebakaran

    Desain/Perencanaan

    Dalam proses in harus diketahui terlebih dahulu tekanan yang di

    butuhkan guna memperhitungkan ktebalan bejana termasuk di

    dalamnya ketebalan karena korosi, serta temperature suhu yang

    dibutuhkan guna mempertahankan pada dinding bejana selama bejana

    dioperasionalkan.

    Pemilihan bahan kontruksi terutama ditujukan untuk keperluan

    keselamatan kerja serta mendapatkan biaya yang murah dengan tidak

    terlepas dari pengaruh zat kimia.

    Bejana tekan dibedakan menurut bentuk badan (stell), maupun bentuk

    front (tutup) atau headnya. Sedangkan kedudukannya dibedakan

    menurut sumbu atau garis sentralnya.

    B. Sumber Bahaya dan Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh Bejana Tekan

    Kebakaran. Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan,

    bila tercampur dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan

    kebakaran atau ledakan.

    Keracunan dan iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat

    beracun yang sangat membahayakan bagi makluk hidup karena dapat

    meracuni darah dalam tubuh melalui sistem pernapasan maupun jaringan

    tubuh lainya.

    Pernapasan tercekik (Aspisia). Sejumlah gas tertentu yang tampaknya tidak

    berbahaya karena tidak beracun dan tidak dapat terbakar. tetapi dapat

    mengakibatkan kematian apabila gas tersebut telah memenuhi ruangan

    tertutup sehingga oksigen dalam ruangan tersebut tidak cukup lagi

    memenuhi kebutuhan pernapasan.

  • Peledakan. Semua jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja

    maupun tangki gas mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan

    kemasan dalam menahan tekanan gas yang ada didalamnya.

    Terkena cairan sangat dingin (Crygenic). Apabila terkena cairan yang sangat

    dingin, maka cairan tersebur seketika akan menyerap panas tubuh yang

    terkena sehingga mengakibatkan luka seperti terkena luka bakar dan

    merusak jaringan tubuh, dan luka yang parah dapat menyebabkan

    kematian bila tidak mendapatkan pertolongan segera.

    C. Botol Baja atau Tabung Gas

    1. Identitas dengan pewarnaan

    Kelompok gas penyebab tercekik berwarna Abu-abu

    Kelompok gas mudah terbakar atau meledak berwarna Merah kecuali LPG dicat warna biru

    Kelompok gas beracun berwarna Kuning Tua

    Kelompok gas yang dapat menyengat berwarna Kuning Muda

    Kelompok gas untuk keperluan kesehatan berwarna Putih

    Kelompok gas campuran diberiwarna sesuai dengan jenis campuran

    Zat asam dan gas-gas lain yang termasuk kelompok gas pengoksidasian berwarna Biru Muda

    2. Identitas dengan huruf

    Pada bagin botol baja diberi tulisan nama gas yang diisikan, dibuat

    huruf balok warna hitam

    3. Identitas dengan label

    Ukuran dan tulisan label disesuaikan dengan jenis, sifat, dan potensi

    bahaya serta kapasitas botol baja.

    4. Identitas dengan plat nama atau tanda slagletter

    Slagletter harus memberikan keterangan tentang:

    - Nama pemilk - Mana penbuat, nomor seri pembatan dan tahun pembeatan - Nama gas yang diisikan bukan symbol kimia - Berat botol baja tanta gas dan valve - Tekanan isis yang diijinkan - Berat maksimum gas yang diisikan jenis gas cair - Kapasitas tampung air - Tanda bahan pengisi bila jenis gas yang diisikan asetylene - Bulan dan tahun pada waktu uji tekan yang pertama

  • D. Instalansi Pipa

    Instalansi pipa diberi warna yang berbeda menurut jenis fluida/gas yang

    mengalir di dalamnya. Instalansi pipa juga diberi identitas dengan tanda-

    tanda sebagai berikut:

    Nama fluida/gas yang mengalir di dalam pipa ditulis lengkap, bila memungkinkan ditulis pada rumus kimianya

    Besarnya tekanan pada fluida/gas yang mengalir di dalam pipa ditulis dengan angka dan satuan tekanan

    Arah aliran fluida/gas di dalam pipa ditulis dengan tanda panah dengan warna yang menyolok

    E. Dasar Hukum

    1. UU Uap tahun 1930

    2. Peraturan Uap tahun 1930

    3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

    4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan

    5. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las

    6. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat

    Operator Pesawat Uap

    F. Ruang Lingkup

    1. Pertimbangan-pertimbangan Desain

    Gambar konstruksi harus memenuhi syarat mempunyai skala yang cukup dan dapat dibaca dengan jelas

    Data ukuran-ukuran pesawat serta bagian-bagiannya harus dituliskan secara jelas

    Gambar bagian (detail) konstruksi penyambungan antara satu bagian ke bagian lain harus dicantumkan, sehingga bentuk sambungan dapat diketahui secara jelas

    Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus memenuhi prosedur sesuai dengan standar yang jelas

    Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus memenuhi prosedur yang berlaku

    Penempatan ketel uap

    Ruang ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus dimana di dalamnya tidak pasti untuk bekerja

    Ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya

  • 2. Penggolongan Bejana Uap

    Perbedaan antara ketel uap dan bejana uap adalah pada fungsi dan

    operasinya. Ketel uap adalah sebagai penghasil uap sedangkan bejana

    uap adalah sebagai penerima uap dalam kelangsungan suatu proses

    yang menggunakan instalansi uap.

    3. Pengoperasian Pesawat Uap

    Agar pemeliharaan ketel uap dapat terlaksana dengan baik, maka perlu

    diadakan pendidikan dan latihan terhadap operator ketel uap, juru las

    untuk pesawat uap, yaitu :

    Pendidikan operator ketel uap

    Pendidikan dan latihan juru las

    G. Pemeriksaan dan Pengujian

    Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Ijin

    Pesawat uap:

    1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian

    2. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian

    3. Prosedur pemeriksaan dan pengujian

    4. Prosedur penerbitan ijin pemakaian pesawat uap

    Pedoman Pelaksanaan dan Pengujian serta Penerbitan Pengesahan

    Pemakaian Bejana Tekan:

    1. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh ahli K3 spesialis pesawat

    uap dan bejana tekan

    2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi suatu bejana tekan

    dan ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan

    dan pengujian serta penertiban pengesahan pemakaian bejana tekan,

    harus mentaati undang-undang dan pertauran yang berlaku.

  • BAB III

    PENUTUP

    Semua persyaratan yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan

    harus ditaati, mulai dari tahapan perencanaan, pengoperasian dan

    pengujian/pemeriksaan.

    Materi yang dibahas sudah cukup untuk menambah wawasan dalam pelaksanaan

    pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan.