PENATALAKSANAAN GTSL

2
PENATALAKSANAAN GTSL Diawali dengan tindakan diagnosis (suatu proses yang dilakukan untuk menetapkan adanya suatu keadaan yang tidak wajar, meneliti abnormalitas serta menentukan penyebabnya), dengan pencetakan rahang yang akan menghasilkan cetakan rahang. Cetakan dicor dengan salah satu jenis gips, dan akan menghasilkan reproduksi positif berupa model rahang (cast). Setelah itu, melakukan tahapan preparasi mulut (mouth preparation) dengan perawatan dan penambalan gigi yang sudah karies, tindakan bedah termasuk pencabutan gigi,perawatan ortodontik, periodontik endodontk, dan sebagainya. Kemudian melakukan tindakan persiapan selanjutnya berupa preparasi gigi penahan untuk sandaran oklusal, perubahan kontur gigi untuk penempatan lengan cengkeram, dan lain-lain. Sebelum desain gigi tiruan ditetapkan, terlebih dahulu dilakukan survei (surveying), yaitu suatu prosedur penentuan lokasi dan garis luar (outline) dari kontur dan posisi gigi penahan, serta jaringan mulut lainnya pada model rahang. Penentuan hubungan rahang atas dan rahang bawah, dibutuhkan galengan gigit, yaitu galangan atau tanggul yang terbuat dari malam dan diletakkan di atas basis. Pada tempat bekas galengan malam ini, kemudia disusun elemen gigi tiruan. Galengan gigit dimasukkan ke dalam mulut, dan penderita diminta untuk menutup mulutnya. Dengan cara ini, hubungan gigi diusahakan berada dalam keadaan oklusi sentrik. Setelah itu, model rahang dipasang pada artikulator atau okludator. Cengkeram, elemen tiruan dan lain-lain bagian protesa disusun dan dibuat di atas model sehingga menghasilkan gigi tiruan malam. Gigi tiruan malam lalu dicoba dalam mulut dalam tahap percobaan dalam mulut (try in). Pengecekan faktor-faktor estetik, retensi, stabilitas, oklusal, artikulasi, dan sebagainya. Bila semua sudah baik dan betul, gigi tituan malam lalu dicor dengan resin akrilik. Setelah proses laboratorium, seperti penanaman model dalam kuvet (flasking), penghilangan malam (boiling out), penanaman resin (packing), pemasakan resin (curing), pelepasan gigi tiruan dari kuvet (deflasking), sampailah tahap penyelesaian (finishing), dan pemolesan (polishing). Pemasangan gigi tiruan (fitting the denture). TAHAPAN GTSL TAHAP I Menentukan klas dari masing-masing saddLe TAHAP II Menentukan macam dukungan dari setiap saddle Faktor-faktor yg perlu dipertimbangkan : a. Keadaan jaringan pendukung b. Panjang saddle c. Jumlah saddle d. Keadaan rahang TAHAP Menentukan jenis penahan (Direct retainer &

Transcript of PENATALAKSANAAN GTSL

Page 1: PENATALAKSANAAN GTSL

PENATALAKSANAAN GTSL Diawali dengan tindakan diagnosis (suatu proses yang dilakukan untuk menetapkan adanya suatu keadaan

yang tidak wajar, meneliti abnormalitas serta menentukan penyebabnya), dengan pencetakan rahang yang akan menghasilkan cetakan rahang.

Cetakan dicor dengan salah satu jenis gips, dan akan menghasilkan reproduksi positif berupa model rahang (cast).

Setelah itu, melakukan tahapan preparasi mulut (mouth preparation) dengan perawatan dan penambalan gigi yang sudah karies, tindakan bedah termasuk pencabutan gigi,perawatan ortodontik, periodontik endodontk, dan sebagainya.

Kemudian melakukan tindakan persiapan selanjutnya berupa preparasi gigi penahan untuk sandaran oklusal, perubahan kontur gigi untuk penempatan lengan cengkeram, dan lain-lain.

Sebelum desain gigi tiruan ditetapkan, terlebih dahulu dilakukan survei (surveying), yaitu suatu prosedur penentuan lokasi dan garis luar (outline) dari kontur dan posisi gigi penahan, serta jaringan mulut lainnya pada model rahang.

Penentuan hubungan rahang atas dan rahang bawah, dibutuhkan galengan gigit, yaitu galangan atau tanggul yang terbuat dari malam dan diletakkan di atas basis. Pada tempat bekas galengan malam ini, kemudia disusun elemen gigi tiruan.

Galengan gigit dimasukkan ke dalam mulut, dan penderita diminta untuk menutup mulutnya. Dengan cara ini, hubungan gigi diusahakan berada dalam keadaan oklusi sentrik.

Setelah itu, model rahang dipasang pada artikulator atau okludator. Cengkeram, elemen tiruan dan lain-lain bagian protesa disusun dan dibuat di atas model sehingga

menghasilkan gigi tiruan malam. Gigi tiruan malam lalu dicoba dalam mulut dalam tahap percobaan dalam mulut (try in). Pengecekan faktor-faktor estetik, retensi, stabilitas, oklusal, artikulasi, dan sebagainya. Bila semua sudah baik dan betul, gigi tituan malam lalu dicor dengan resin akrilik. Setelah proses laboratorium, seperti penanaman model dalam kuvet (flasking), penghilangan malam (boiling

out), penanaman resin (packing), pemasakan resin (curing), pelepasan gigi tiruan dari kuvet (deflasking), sampailah tahap penyelesaian (finishing), dan pemolesan (polishing).

Pemasangan gigi tiruan (fitting the denture).

TAHAPAN GTSLTAHAP I Menentukan klas dari masing-masing saddLeTAHAP II Menentukan macam dukungan dari setiap saddle

Faktor-faktor yg perlu dipertimbangkan : a. Keadaan jaringan pendukung b. Panjang saddle c. Jumlah saddle d. Keadaan rahang

TAHAP III Menentukan jenis penahan (Direct retainer & Indirect Retainer) Faktor yg perlu diperhatikan

a. Dukungan dari saddle b. Stabilisasi dari GT c. Estetika

TAHAP IV Menentukan jenis konektor Dasar pertimbangan penggunaan lbh dari 1 konektor

a. Pengalaman pasien b. Stabilisasi c. Bahan GT

Tahapan KlinisTAHAP KLINIS PERTAMA Cetak RA dan RB

facebow transferCatatan gigit

TAHAP LABORATORIS KE 1

Sebelum tahap klinis kedua :1. Merencanakan dukungan GT2. Merencanakan konektor 3. Merencanakan retensi

TAHAP KLINIS KEDUA 1. Rehabilitasi mukosa, perbaikan permukaan oklusal, preparasi bidang pengarah (guiding plane) dan rest seat hrs selesai dilakukan sebelum cetakan model kerja

2. Mencetak model kerja 3. Penetapan gigit 4. Facebow transfer5. Pemilihan anasir gigi 6. Mounting

TAHAP LABORATORIS KE2TAHAPAN KLINIS KE3 1. Pasang coba basis malam

2. Penyusunan gigi 3. Flasking 4. Buang malam 5. Prosesing akrilik 6. Selective griding 7. Poles8. Insersi 9. Kontrol