Penataan lingkungan permukiman kumuh di wilayah kecamatan ... · karena masih rendahnya partisipasi...
Transcript of Penataan lingkungan permukiman kumuh di wilayah kecamatan ... · karena masih rendahnya partisipasi...
Penataan Lingkungan Permukiman
Kumuh Di Wilayah Kecamatan
Semampir Kota Surabaya Melalui
Pendekatan Partisipasi
Masyarakat
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2012
LATAR BELAKANG
Fisik bangunan yang tidak memadai, ketersediaan infrastruktur dan fasilitas
yang kurang,
Berdasarkan Laporan Data Dasar RP4D Kota Surabaya 2008-2018,
Kecamatan Semampir memiliki titik-titik permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Ujung dan Wonokusumo
dengan tingkat kekumuhan sedang dan rendah
Permukiman padat di dalam gang-gang sempit, satu rumah dapat dihuni lebih
dari satu KK, dan ada juga yang dijadikan rumah kost bagi pendatang
Usaha penataan yang pernah direalisasikan baru berupa PNPM P2KP yang belum berhasil karena keterlibatan
masyarakat masih sangat rendah
Permukiman Kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir membutuhkan
arahan aplikatif untuk penataan permukiman kumuhnya berdasarkan
karakteristik permukiman kumuh tersebut dan keterlibatan masyarakat
secara menyeluruh
Kawasan kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir khususnya di daerah Kelurahan Ujung dan Wonokusumo seluas 18,34 Ha menurunkan kualitas dari permukiman yang layak huni dan sehat. kualitas hidup masyarakatnya, dan usaha penataan PNPM P2KP masih belum berhasil karena masih rendahnya partisipasi masyarakat di dalamnya.
PERTANYAAN PENELITIAN :
1. Bagaimana karakteristik permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir?
2. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat yang telah ada dalam program penataan permukiman kumuh yang pernah dilakukan?
RUMUSAN MASALAH
Tujuan Penelitian Untuk menentukan arahan penataan lingkungan pemukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir dengan pendekatan partisipasi masyarakat
Sasaran 1. Mengidentifikasi karakteristik permukiman kumuh di Wilayah
Kecamatan Semampir. 2. Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat yang ada dalam tiap
tahap program penataan lingkungan permukiman kumuh yang pernah terlaksana.
3. Mengidentifikasi keterkaitan antara karakteristik masyarakat dengan bentuk partisipasi masyarakat yang pernah dilakukan pada tiap tahap program penataan permukiman.
4. Mengidentifikasi perbaikan lingkungan permukiman kumuh yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5. Merumuskan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui partisipasi masyarakat.
TUJUAN DAN SASARAN
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Arahan penataan yang melihat karakteristik permukiman kumuh Wilayah Kecamatan Semampir Surabaya baik dari aspek sosial, ekonomi dan fisik lingkungan, serta usaha pelibatan pertisipasi masyarakat untuk menyentuh secara langsung kebutuhan masyarakat.
RUANG LINGKUP
RUANG LINGKUP WILAYAH Permukiman kumuh yang terdapat di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya, dengan batasan wilayah berupa Kelurahan Ujung dan Kelurahan Wonokusumo. Dengan batas-batas administratif dari wilayah studi adalah : Sebelah Utara : Kelurahan Perak Utara Sebelah Barat : Kelurahan Pegirian / Kelurahan Ampel Sebelah Timur : Kelurahan Perak Timur Sebelah Selatan : Kelurahan Bulak Banteng
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Perumahan dan Permukiman Adaptasi Teori Maslow Pendekatan Teori Permukiman Kumuh
Definisi Permukiman Kumuh Karakteristik Permukiman Kumuh Tipologi Permukiman Kumuh Faktor Penyebab Permukiman Kumuh
Upaya Penanganan Permukiman Kumuh Pendekatan Partisipasi dalam Penataan Lingkungan Permukiman
Kumuh Teori Konsep Partisipasi Masyarakat
Definisi Partisipasi Masyarakat Tahap Partisipasi dan Usaha Meningkatkan Partisipasi Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Bentuk Partisipasi Masyarakat
Tinjauan Teori Indikator yang Didapat Variabel
Karakteristik Permukiman Kumuh
1. Kependudukan 1. Kepadatan penduduk di kawasan permukiman kumuh
2. Jumlah migrasi masuk di kawasan permukiman kumuh.
2. Fisik 1. Kondisi bangunan rumah suatu permukiman 2. Kepadatan bangunan.
3. Sosial Budaya 1. Pendidikan masyarakat 2. Usia 3. Status Kependudukan 4. Lama Tinggal
4. Sarana Prasarana 1. Ketersedian prasarana air bersih 2. Ketersediaan prasarana persampahan 3. Ketersediaan prasarana sanitasi 4. Ketersediaan prasarana drainase 5. Kondisi prasarana aksesbilitas 6. Fasilitas kesehatan/ pendidikan/ peribadatan
5. Ekonomi 1. Jenis pekerjaan masyarakat, 2. Pendapatan masyarakat, 3. Pengeluaran masyarakat.
Bentuk Partisipasi Masyarakat
1. Keterlibatan secara Langsung 1. Tenaga 2. Pikiran
2. Keterlibatan secara Tidak Langsung
1. Uang 2. Barang 3. Representatif
Pendekatan dan Jenis Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian
○ Metode Pengumpulan Data ○ Metode Sampling ○ Metode dan Teknik Analisa Data
METODE PENELITIAN
PENDEKATAN & JENIS PENELITIAN
• Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalistik yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik.
• Jenis penelitian ini adalah penelitian dekriptif-eksploratif dan
preskriptif
VARIABEL PENELITIAN
METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan Data Primer Dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara
Pengumpulan Data Sekunder
Dilakukan dengan cara pengumpulan data dari instansi dan studi literatur
dari media informasi lain
No. Data yang dibutuhkan Dokumen Instansi
1. Data Kependudukan : a. Jumlah penduduk berdasarkan
komposisi usia, pendidikan, dll b. Jumlah Kepala Keluarga (KK) c. Jumlah Migrasi d. Data kepadatan Penduduk
Profil Kelurahan Wonokusumo dan Kelurahan Ujung Dan RDTR UP. Tanjung Perak
Kelurahan Wonokusumo dan Ujung ; Bappeko Kota Surabaya
2. Data Sarana Prasarana : a. Data kondisi prasarana air,
sanitasi, dan sampah b. Data kondisi sarana pendidikan,
peribadatan, kesehatan, RTH, dan ekonomi.
3. Data Sosial Budaya : Struktur Pendidikan
4. Data Ekonomi : Data jenis pekerjaan masyarakat
5. Data Permukiman RP4D Bappeko Kota Surabaya
Proportional Random Sample
Menentukan jumlah sampel masyarakat Rumus :
METODE SAMPLING
Kelurahan Jumlah KK Proporsi Sampel (KK)
Wonokusumo 5.261 62 % 62
Ujung 3.176 38 % 38
Total 8.437 100 % 100
Purposive Sampling Teknik purposive sampling digunakan untuk membuat konsensus pakar dalam menentukan arahan. Pemetaan stakeholders ini dilakukan dengan analisis stakeholders. Ada 3 kelompok stakeholders yang terlibat yaitu kelompok pemerintah, kelompok masyarakat, dan kelompok pemerhati.
Tingkat Pengaruh
Stakeholders
Tingkat Kepentingan Stakeholders
Tidak Ada Kepentingan
Cukup Penting
Penting Sangat Penting Sangat Penting Sekali
1 2 3 4 5
Tidak Ada Pengaruh
1
Cukup Berpengaruh
2
Berpengaruh 3 Akademisi
Sangat Berpengaruh
4 Dinas Cipta Karya Pemerintah Kecamatan Semampir
Sangat Berpengaruh Sekali
5 Pemerintah Kelurahan Ujung dan Wonokusumo
Ketua BKM Ketua RW Dinas PU Bina Marga Bappeko
METODE SAMPLING
Teknik Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis ini digunakan untuk mencapai 3 sasaran yaitu (1) mengidentifikasi karakteristik permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir (2) mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat yang ada dalam tiap tahap program penataan lingkungan kumuh yang pernah terlaksana (3) mengidentifikasi bentuk perbaikan lingkungan permukiman kumuh yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul secara sistematis, faktual dan cermat terhadap fakta situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh hasil yang tepat dan menyeluruh. Analisis deskriptif kuantitatif akan mendeskripsikan secara kuantitatif dalam bentuk persentase hasil dari kuesioner terstruktur.
TEKNIK ANALISA DATA
Mengidentifikasi keterkaitan antara karakteristik masyarakat dengan
bentuk partisipasi yang pernah dilakukan pada tiap tahap program
penataan lingkungan
Teknik analisis korelasi Crosstabs digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel karakteristik masyarakat dengan variabel bentuk partisipasi. Dilakukan dengan melihat nilai Chi Square dan hasil Crosstabs. Dalam melakukan analisis ini akan menggunakan bantuan alat software SPSS 17 dalam mengolah data.
Merumuskan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh di
Wilayah Kecamatan Semampir melalui partisipasi masyarakat
Aspek Analisis Triangulasi
Sumber Informasi - Pakar yang kompeten - Peneliti sendiri (Fakta Lapangan) - Kajian Pustaka
Tujuan Mencari prioritas, intervensi, dan jalan keluar dari semua pihak
Konflik Merumuskan bersama-sama untuk mencapai pilihan yang terbaik karena analisa ini berangkat dari teknik partisipatif
Alat Analisa Kuesioner, wawancara, dan studi literatur dari pengelaman empirik di tempat lain
Validasi Terakomodasinya ketiga sumber informasi menjadi pemecah masalah yang terbaik menurut peneliti (analisa triangulasi itu sendiri)
TAHAPAN PENELITIAN
Latar Belakang Penelitian
Permasalahan : -Kondisi permukiman kumuh yang masih banyak di Wilayah Kecamatan Semampir -Permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir menyebabkan degradasi kualitas permukiman layak huni, degradasi kualitas hidup masyarakat -Belum adanya usaha penyelesaian untuk penataan kawasan kumuh tersebut
Studi Literatur Teori-teori, temuan, bahan penelitian dari berbagai referensi
Tujuan : Menentukan arahan penataan lingkungan pemukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui pendekatan partisipasi masyarakat
TAHAP AWAL
Perumusan Variebel Penelitian terkait penataan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui partisipasi masyarakat
TAHAP SURVEY Metode Sampling
Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan
Data Primer Data Sekunder
Kuesioner Observasi Wawancara Proportional Random Sampling Purposive Sampling
(Analisis Stakeholders)
Analisis Deskriptif Kualitatif
TAHAP ANALISA
Analisis Korelasi
Penataan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui pendekatan partisipasi masyarakat HASIL DAN REKOMENDASI
Analisis Triangulasi
Jumlah penduduk pada Kelurahan Wonokusumo dan Kelurahan Ujung tahun 2012 adalah 90.828 jiwa dengan masing-masing untuk Kelurahan Wonokusumo berjumlah 57.538 jiwa dan Kelurahan Ujung berjumlah 33.290 jiwa.
Permukiman kumuh di dua Kelurahan ini tersebar di beberapa RW setempat, dimana untuk Kelurahan Wonokusumo terdapat di RW 2, 7 dan 8, sedangkan untuk Kelurahan Ujung tersebar mulai dari RW 9 sampai dengan RW 15.
Jumlah masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh yaitu, pada Kelurahan Wonokusumo sebanyak 5261 KK dan pada Kelurahan Ujung sebanyak 3176 KK.
Sebagian besar merupakan para pendatang yang berasal dari Madura.
Status kependudukan dari masyarakat ada yang sudah berdomisili tetap dan ber-KTP Surabaya dan ada juga yang masih berupa KTP daerah asal.
GAMBARAN UMUM
KONDISI KEPENDUDUKAN
GAMBARAN UMUM
Penduduk berdasarkan pekerjaan
Penduduk berdasarkan jenjang usia
Penduduk berdasarkan pendidikan
GAMBARAN UMUM
KONDISI PRASARANA PERMUKIMAN KUMUH
KONDISI UMUM PERMUKIMAN KUMUH
GAMBARAN UMUM
KONDISI PRASARANA PERMUKIMAN KUMUH
KONDISI PRASARANA AIR BERSIH
KONDISI AKSESBILITAS KONDISI DRAINASE
KONDISI PRASARANA SANITASI
GAMBARAN UMUM
KONDISI SARANA PERMUKIMAN KUMUH
JENIS
SARANA
KELURAHAN
UJUNG
KELURAHAN
WONOKUSUMO
TK 11 15
SD 10 10
SMP 6 2
SMA 5 1
JENIS
SARANA
KELURAHAN
UJUNG
KELURAHAN
WONOKUSUMO
POSYANDU 5 16
PUSKESMAS - 2
APOTEK 1 5
POSKESDES - 1
POLINDES - 1
SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
SARANA NIAGA • Bersifat melayani kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar saja • Berupa warung kebutuhan harian, supermarket, dan pasar tradisional
SARANA RUANG TERBUKA HIJAU • Ruang terbuka hijau yang tersedia hanya berupa lapangan olahraga dan
makam
GAMBARAN UMUM
KONDISI SARANA PERMUKIMAN KUMUH
SARANA PERIBADATAN • Di Kelurahan Ujung jumlah seluruh sarana peribadatan meliputi masjid
dengan jumlah 8 unit, musholla sebanyak 21 unit, gereja sebanyak 4 unit. • Kelurahan Wonoukusumo, secara keseluruhan jumlah sarana peribadatan
meliputi 54 unit masjid, musholla sebanyak 121 unit, gereja protestan sebanyak 3 unit, dan 1 unit gereja katholik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK EKONOMI
Jenis Pekerjaan Tingkat Pendapatan Tingkat Pengeluran KARAKTERISTIK FISIK
Konstruksi Rumah Prasarana Air Bersih Prasarana Sanitasi
Prasarana Persampahan Prasarana Drainase Prasarana Aksesbilitas
Identifikasi Karakteristik Permukiman Kumuh
KARAKTERISTIK SOSIAL BUDAYA
Usia Pendidikan Status Kependudukan
Lama Tinggal Asal Daerah Ukuran Rumah Tangga
Identifikasi Bentuk Partisipasi Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
Bentuk Partisipasi Gambaran Cara Partisipasi Frekuensi
N=100 %
Tenaga Kerja bakti 0 0
Pikiran Memberikan masukan 8 8
Uang Memberi bantuan dana 0 0
Barang Menyediakan bahan atau konsumsi 8 8
Representatif Melalui perwakilan 12 12
Tidak Berpartisipasi Tidak berperan serta 72 72
Tahap Pelaksanaan
Bentuk
Partisipasi Gambaran Cara Partisipasi
Frekuensi
N=100 %
Tenaga Kerja bakti 65 65
Pikiran Memberikan masukan 3 3
Uang Memberi bantuan dana 6 6
Barang
Menyediakan bahan atau konsumsi 22 22
Representatif Melalui perwakilan 1 1
Tidak Berpartisipasi Tidak berperan serta 3 3
Tahap Pemeliharaan
Bentuk Partisipasi Gambaran Cara Partisipasi Frekuensi
N=100 %
Tenaga Kerja bakti, merawat hasil 86 86
Pikiran Memberikan masukan 5 5
Uang Memberi bantuan dana 5 5
Barang Menyediakan bahan atau konsumsi 1 1
Representatif Melalui perwakilan 0 0
Tidak Berpartisipasi Tidak berperan serta 3 3
Analisis Keterkaitan Antara Karakteristik Masyarakat dengan
Bentuk Partisipasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
TAHAP PEMELIHARAAN
Usia Pendidikan
Lama Tinggal Tingkat Pengeluaran
TAHAP PERENCANAAN
Pendidikan Tingkat Pendapatan Jenis Pekerjaan TAHAP PELAKSANAAN
Pendidikan Tingkat Pendapatan Tingkat Pengeluaran
Identifikasi Perbaikan Lingkungan Kumuh yang Harus Dilakukan
Sesuai Kebutuhan Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbaikan Lingkungan Pendapat
Masyarakat
Frekuensi
N=100 %
Fisik bangunan Perlu 52 52
Tidak Perlu 48 48
Prasarana Air Bersih Perlu 50 50
Tidak Perlu 50 50
Prasarana Persampahan Perlu 59 59
Tidak Perlu 41 41
Prasarana Sanitasi Perlu 61 61
Tidak Perlu 39 39
Prasarana Drainase Perlu 78 78
Tidak Perlu 22 22
Prasarana Aksesbilitas Perlu 76 76
Tidak Perlu 24 24
Fasilitas Kesehatan / Pendidikan/Peribadatan
Perlu 34 34
Tidak Perlu 66 66
Ruang Terbuka Hijau Perlu 42 42
Tidak Perlu 58 58
Analisis Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh di Wilayah
Kecamatan Semampir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Triangulasi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Karakteristik permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir sesuai dengan karakteristik permukiman kumuh yang diungkapkan para ahli, terlihat dari kondisi sosial, ekonomi masyarakatnya dan kondisi fisik bangunan serta sarana prasarana yang ada.
Bentuk partisipasi masyarakat permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir masih cukup rendah terutama pada tahap perencanaan. Bentuk partisipasi yang paling banyak diberikan masyarakat adalah partisipasi tenaga.
Terdapat beberapa karakteristik masyarakat yang mempengaruhi bentuk partisipasi masyarakat dalam tiap tahap program. Karakteristik yang paling banyak memberi pengaruh adalah tingkat pendidikan.
Berdasarkan keinginan masyarakat, perbaikan lingkungan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah prasarana drainase, prasarana aksesbilitas, dan prasarana sanitasi.
Arahan untuk penataan lingkungan disesuaikan dengan bentuk perbaikan lingkungan yang diinginkan masyarakat yang dalam pelaksanaanya harus melibatkan masyarakat dan untuk arahan peningkatan partisipasi dalam tiap tahap program harus disesuaikan dengan karakteristik yang mempengaruhi.
Saran a. Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam setiap program yang menyentuh
masyarakat sebagai objeknya baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan.
b. Dalam pelibatan masyarakat, pemerintah perlu memperhatikan karakteristik masyarakat, agar program yang dilaksanakan dirasakan merata oleh seluruh masyarakat.
c. Terdapat beberapa hal yang menjadi tanggung jawab pihak pemerintah dalam penataan lingkungan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir yaitu: Memfasilitasi pelaksanaan program dengan memberikan pendanaan dan
bantuan tenaga konsultan untuk membantu masyarakat dalam hal teknis pembangunan.
Melakukan pengontrolan secara rutin dan berkelanjutan terhadap fungsi dan kinerja BKM yang sudah dibuat di masing-masing kelurahan.
Memberikan sosialisasi tentang program yang dilaksanakan dan penyuluhan tentang lingkungan yang sehat dan pentingnya partisipasi kepada masyarakat secara berkesinambungan agar masyarakat mau bekerja sama dalam membentuk lingkungan yang sehat di permukimannya.
Rekomendasi Dalam penelitian selanjutnya perlu adanya proses identifikasi terhadap tingkatan partisipasi dan kedalaman partisipasi masyarakat yang ada dalam penentuan arahan. Hal ini diperlukan agar arahan dalam perbaikan lingkungan lebih optimal lagi dalam usaha pelibatan masyarakat sekitar wilayah penelitian.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
TERIMA KASIH