PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA DAN … DAN... · • Gangguan refraksi adalah kelainan pembiasan...
Transcript of PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA DAN … DAN... · • Gangguan refraksi adalah kelainan pembiasan...
PENANGGULANGANGANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL
Disampaikan oleh:dr. Nurul Amin, R, MM.Kes
Kepala Bidang P2P
• TPU: Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampumelakukan pencegahan & pengendalian terpadu PTM di FKTP sesuai dgn Permenkes no.71 tahun 2015.
• TPK: Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:– Menjelaskan pengertian & FR Gangguan indera &
Fungsional.
– Melakukan upaya promotif & preventif.
– Melakukan deteksi dini, tatalaksana, dan rehabilitatif
– Menjelaskan praktek pelaksanaan deteksi dini & diagnosaindera melalui kegiatan posbindu dan di FKTP
– Memperkenalkan & praktek alat yg diperlukan.
PENGERTIAN
“PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA ADALAH PENCEGAHAN,
PENGENDALIAN, DAN PENANGANAN GANGGUAN PENGLIHATAN
DAN PENDENGARAN (KETENTUAN PASAL 96 UU NOMOR 36 TAHUN
2009 TTG KESEHATAN)”.
“ PENANGGULANGAN GANGGUAN FUNGSIONAL MENGACU KEPADA
UU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS.
-Lanjutan
Penyandang disabilitas yang dimaksud adalah untuk meningkatkan
jangkauanpengaturanygmeliputipemenuhankesamaankesempatan
terhadap penyandang disabilitas dlm segala aspek penyelenggaraan
Negara dan masyarakat, termasuk didalamnya aksesibilitas terhadap
pelayanankesehatan,dll.
Gangguan penglihatan dan kebutaan menurut World HealthOrganization (WHO-ICD 10) dibagi dengan kategori sebagai berikut(Tabel7):
Tabel7.GangguanPenglihatandanKebutaan(WHO-ICD10)
GangguanPenglihatandanKebutaan(WHO–ICD10)
EarlyVisualImpairment(EVI) Tajampenglihatan<6/12–6/18padamataterbaikdengankoreksiyangadaataudengankoreksiterbaikataupinhole
ModerateVisualImpairment(MVI)
Tajampenglihatan<6/18–6/60padamataterbaikdengankoreksiyangadaataudengankoreksiterbaikataupinhole
SevereVisualImpairment(SVI) Tajampenglihatan<6/60–3/60padamataterbaikdengankoreksiyangadaataudengankoreksiterbaikataupinhole
Blindness Tajampenglihatan<3/60padamataterbaikdengankoreksiyangadaataudengankoreksiterbaikataupinhole
VisualImpairment Tajampenglihatan<6/18padamataterbaikdengankoreksiyangadaataudengankoreksiterbaikataupinhole
FunctionalLowVision Seseorangdenganlowvisionadalahyangmemilikigangguanpadafungsivisualwalaupuntelahdilakukanterapidan/ataukoreksirefraksi,dantajampenglihatankurangdari6/18hinggapersepsicahaya,ataulapangpandangkurangdari10derajatdarititikfiksasiyangmenggunakanataupotensialmenggunakanpenglihatannyauntukmelakukankegiatansehari-hari.
• Gangguan refraksi adalah kelainan pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badankaca atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskantidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Gangguan refraksi terdiri dari Hipermetropia, Miopi, Astigmatismedan Presbiopia.
• Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan(visus). Katarak merupakan penyebabterbesar kebutaan
• Berdasarkan etiologinya katarak dibagimenjadi katarak senilis, traumatika, komplikasi dan kongenital.
KATARAK MATUREKATARAK IMMATURE KATARAK HIPERMATURE
GLAUKOMA & DR Glaukoma adalah suatu
penyakit yang ditandai dengankumpulan gejala berupapeningkatan tekanan bolamata yang disertai kerusakansaraf mata dan penyempitanlapang pandang.
Seorang penyandang diabetes umumnya berisiko menderitaretinopati diabetik setelah 5 tahun menderita diabetes, danprevalensinya meningkatdengan meningkatnya durasimenyandang diabetes. PadaDM tipe I yang menderita DM 10-15 tahun didapatkanretinopati diabetik sebanyak90%.
Tuli Kongenital yaitu tuli yang terjadisebelum persalinan atau pada saatpersalinan disebabkan oleh kelainansecara genetik dan nongenetik
GANGGUAN PENDENGARAN & KETULIAN
-Lanjutan
Sumbatan serumen adalah produkkelenjar sebasea dan apokrin yangterdapat pada kulit liang telinga.Jumlah dan konsistensinya (lunak,keras) bervariasi pada setiap orang.Pengumpulan serumen baik kerasmaupun lunak yang menyebabkangangguan hantaran suara pada liangtelinga,
Presbikusis merupakan akibat dari proses
degenerasi, diduga kejadian presbikusis
mempunyai hubungan dengan faktor-faktor
herediter, pola makanan, metabolisme,
arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau
bersifat multifaktor.
• Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah infeksi telinga tengah, disertai lubang (perforasi) gendang telinga dan keluarnya cairan ke liang telinga terus menerus atau hilang timbul.
Gangguan Pendengaran Akibat Bising (NIHL/GPAB) adalah kurang pendengaran atau tuli akibat terpajan bising yang cukup keras dalam jangka lama.
-Lanjutan
UPAYA PROMOTIF & PREVENTIF
• PENGLIHATAN
– PERMADI: periksa mata sendiri
– LIHAT DGN HITUNG JARI
• PENDENGARAN
– DENGAR DGN TES SUARA
DETEKSI DINI TAJAM PENGLIHATAN
DIPOSBINDU OLEH KADER
E-TUMBLING
CARANYA
• LAKUKAN PEMERIKSAAN PADA JARAK 6,3, DAN 1 MTR
• BILA DPT MELIHAT BERI HURUF LEBIH KECIL
• BILA ADA GANGGUAN MAKA MAJU LEBIH DEKAT
• LAKUKAN PENILAIAN 6/60, 3/60, 1/60 ATAU 6/18, 3/18, 1/18 ATAU 6/12, 3/12, 1/12
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIANGANGGUAN INDERA TERINTEGRASI
PELAKSANAAN POSBINDU PTM
Kegiatan terintegrasi :
• KIE PTM, Deteksi dini faktor risiko PTM, Monitoring faktor risiko PTM, dan Konseling + Rujukan
• Kegiatan lain: Penyuluhan, senam, bersepeda, dll
Kegiatan
RBM
DENGAN CARA:TES HITUNG JARI &
TES SUARAJARAK 6, 3, dan 1
meter
DETEKSI DINI TAJAM PENGLIHATAN & TAJAM PENDENGARAN
DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA TERINTEGRASI
MELALUI :
DETEKSI DINI
GANGGUAN
PENGLIHATAN
Prioritas Penanggulangan :
o Katarako Kelainan Refraksio Glaukomao Retinopati
Diabetikum
DETEKSI DINI
GANGGUAN
PENDENGARAN
Prioritas Penanggulangan :o Tuli Kongenitalo Otitis Media Supuratif
Kronik (OMSK)o Serumeno Gangguan Pendengaran
Akibat Bising (GPAB)o Presbikusis
POSBINDU PTM oleh Nakes
PENJARINGAN KESEHATAN (UKS)
UPAYA KESEHATAN KERJA
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
Algoritma Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visual Acuity/VA) di
Komunitas pada kegiatan posbindu.
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
OLEH NAKES
(FKTP & FKRTL)
Algoritma pemeriksaan tajam penglihatanmenggunakan snellen chart
Alur Pemeriksaan Visus dan Refraksi
Algoritma pemeriksaantajam penglihatan menurun perlahan
Algoritma skrining bayi
Bayi baru lahir / 2hr
PASS OAE REFER
Faktor
Risiko (+)
Faktor
Risiko (+)
1-3BulanAutoABRatauclick
35dB
P
R
Tidak perlu
tindak lanjut ABR Click+Cochlear
Microphonic
ABR Tone B 500 Hz/ASSR
Timpanometri (refleks
akustik) high frequency
3 bulan
Otoskopi Timpanometri OAE
Auto ABR
P R
Pemantauan
· Speech development
· Audiologi Tiap 3-6 bulan (sampai anak
bisa bicara) usia 3 th
ABR Click&Tone B 500 Hz atau
ASSR Timpanometri High Frequency
Neuropati
Auditorik
Tuli
Sensorineural
Habilitasi
usia 6 bulan
Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis
+ Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksaan
Normal
- Lateralisasi ke telinga yang sakit
memanjang Tuli konduktif
+ Lateralisasi ke telinga yang sehat
memendek Tuli saraf
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (FKTP & FKRTL)
SKRINING TAJAM PENDENGARAN
3m
SKRINING DAN DETEKSI DINI DI KOMUNITAS DENGAN MENGGUNAKAN TES SUARA
Deteksi dini yang dapat dilakukan melalui kegiatan Posbindu dengan melakukan TES SUARA.
Langkah – langkah pemeriksaan :
– Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising, atur jarak pemeriksaan 6 meter.
– Beri instruksi pada klien untuk mengulangi kata yang akan disebutkan
– Pemeriksa menyebutkan 5 kata yang dikenal (contoh : mata, kaki, muka, susu, kuku) pada jarak 6 meter dari klien
dengan volume normal (tidak berteriak & tidak terlalu kecil).
– Posisi pemeriksa berhadapan dengan telinga klien yang diperiksa, mulailah dengan telinga kanan dengan
menutup telinga kiri dengan salah satu jari. Bila klien dapat menyebutkan 4 dari 5 kata dengan benar pada jarak 6
meter dianggap maka dikatakan Normal. Pemeriksaan dilanjutkan pada telinga kiri dengan cara yang sama.
– Bila klien tidak dapat menyebutkan 4 dari 5 kata dengan benar pada jarak 6 meter maka pemeriksa maju ke jarak
3 meter dan mengulangi pemeriksaan dengan cara yang sama.
– Bila diduga ada gangguan pendengaran pada salah satu telinga, maka pemeriksaan dilanjutkan pada jarak 1
meter.
– Pada jarak satu (1) meter pemeriksa berada di belakang klien. Mulailah pemeriksaan pada telinga yang sehat
diikuti dengan telinga yang dicurigai ada gangguan dengan suara berbisik.
– Demikian juga dilakukan pada telinga lainnya.
RBM merupakan program pembinaan wilayah dalam halpencegahan kedisabilitasan, deteksi danrehabilitasi/habilitasi segala aspek kehidupan. Programini bertujuan untuk memberdayakan penyandangdisabilitas dalam segala aspek kehidupan, keluarga danmasyarakat.
Puskesmas berperan sebagai Pembina wilayah dalampembentukan RBM, manakala di wilayah kerja tersebutmemang memiliki permasalahan disabilitas yangmemerlukan penanganan khusus, terutama upayapemberdayaan penyandang disabilitas dan keluarganya.
Alat penanggulangan indera
• PENGLIHATAN
– Opthalmologi komunitas
– Opthalmoskop direct
– Snellen chart
– Tonometer schiotz
– Trial lense set
• PENDENGARAN
– EAR KIT• Garpu tala
• Clinical diagnostic otoscope
• Spuit 50ml
• Head lamp
• Pingset pengait serumen(3 bh)
• Buku saku menuju sound hearing 2030.
– OAE (oto acustic emision)
Alat Kesehatan dalam Pengelolaan Gangguan Indera di FKTP
No Jenis Peralatan Gambar
1 Pemeriksaan Umum
a. Bingkai uji-coba untuk pemeriksaan refraksi
b. Buku Ishihara Tes
a. Emesin basin/Nierbeken besar
b. Garputala 512 Hz, 1024 Hz, 2084 Hz
c. Lampu kepala/Head Lamp + Adaptor AC/DC
d. Lampu senter untuk periksa/pen light
e. Lensa uji-coba untuk pemeriksaan refraksi
f. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri
g. Opthalmoscope
h. Otoscope
j. Snellen Chart 2 jenis (E Chart + Alphabet
i. Chart)
k. Tonometer Schiotz
• Program pencegahan dan
pengendalian gangguan fungsional -
disabilitas
PERMENKES 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
PENGATURAN AKSESIBILITAS
HAK KESEHATAN PENYANDANG DISABILITAS MENURUT UU No. 8 /2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS
• PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN GANGGUAN FUNGSIONAL - DISABILITAS
• Memperoleh informasi dan komunikasi yang mudahdiakses dalam pelayanan kesehatan;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses atassumber daya di bidang kesehatan;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan pelayanankesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau;
• Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara mandiridan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanankesehatan yang diperlukan bagi dirinya;
• Memperoleh Alat Bantu Kesehatan berdasarkankebutuhannya;
PERMENKES 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
PENGATURAN AKSESIBILITAS
• sarana, prasarana dan
petugas kesehatan
memahami kebutuhan
klien
AKSESIBILITAS• menerima
pelayanan • informasi
VS
TANPA AKSES?>?
Ragam Penyandang Disabilitas meliputi :Penyandang Disabilitas Fisik adalah terganggunya fungsi
gerak, antara lain amputasi, lumpuh layuh atau kaku, paraplegi, Cerebral Palsy (CP), akibat stroke, akibat kusta, orang kecil, dsb.
Penyandang Disabilitas Intelektual adalah fungsi pikir karenatingkat kecerdasan di bawah rata-rata, antara lain lambatbelajar, disabilitas grahita, Down syndrome, dsb.
Penyandang Disabilitas Mental adalah terganggunyafungsi pikir, emosi dan perilaku, antara lain: – Psiko-sosial, diantaranya skizofrenia, bipolar, deprsi,
anxietas dan gangguan kepribadian
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016
-Lanjutan
• Disabilitas perkembangan yang berpengaruhpada kemampuan interaksi sosial diantaranya autis dan Hiperaktif
• Penyandang Disabilitas Sensorik adalahterganggunya salah satu fungsi dari panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas wicara, dan sebagainya
RBM: REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT
TERIMA KASIH