PENANGANANAN PERSELISIHAN PENDAPAT DALAM ......calon mempelai wanita dengan calon mempelai pria....
Transcript of PENANGANANAN PERSELISIHAN PENDAPAT DALAM ......calon mempelai wanita dengan calon mempelai pria....
PENANGANANAN PERSELISIHAN PENDAPAT DALAM
KELUARGA MELALUI ADAT GAYO
(Studi Deskriptif di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues)
SKRIPSI
Diajukan Oleh
SULASTRI
NIM. 150402071
Prodi Bimbingan dan Konseling Islam
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020 M/1441 H
,
Sulastri
Banda Aceh, 7 Januari 2020
NIM
ABSTRAK
Skripsi ini Berjudul “Penanganan Perselisihan Pendapat dalam Keluarga
melalui Adat Gayo” (Studi Deskriptif di Kecamatan Terangun Kabupaten
Gayo Lues). Perselisihan dalam keluarga merupakan suatu pertengkaran yang
terjadi antara suami dan istri yang dapat berkepanjangan serta berujung pada
perceraian. Seharusnya dalam keluarga merasakan suatu kenahagiaan,
keharmonisan dan kenyamanan, namun pada kenyataannya banyak keluarga yang
mengalami perselihian dalam keluarga yaitu antara suami dan istri yang memiliki
perbedaan pendapat, pola pikir yang berbeda sehingga sulit menyelesaikan
persoalan dalam keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bentuk-bentuk perselisihan yang terjadi dalam keluarga serta metode penanganan
perselisihan dalam keluarga. Penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode
deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan
domumentasi. Responden dalam penelitian ini sebanyak 13 orang dengan
penentuan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) bentuk-bentuk perselisihan yang terjadi dalam keluarga, yaitu mencaci
maki, adu mulut, tidak ngomong, pisah ranjang dan mengeluarkan kata-kata
cerai/talak yang disebabkankarena problem ekonomi, pendidikan, kesibukan,
cemburu, sifat egosentrisme dan tidak dikaruniai seorang anak. Sehingga
munculnya kesalahpahaman antara satu dengan yang lain, perbedaan perinsip
hidup dan pola pikir yang berbeda, serta kesulitan menyesuaikan diri antara kedua
belah pihak dalam persoalan keluarga, dan (2) Metode penanganan perselisihan
keluarga yang dilaksanakan oleh sarak opat dengan menerima pengaduan atau
laporan, memanggil atau mendatangi rumah pihak yang bermasalah, menyelidiki
kasus yang terjadi, melakukan pendekatan terhadap pihak yang bermasalah,
adanya rapat pengambilan keputusan adat, serta memberikan pemahaman, nasihat
dan arahan dalam proses pelaksanaan mediasi.
Kata Kunci: Perselisihan Pendapat dan Keluarga
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan
dan kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir dan
memperoleh gelar sarjana dan ilmu Dakwah dan Komunikasi. Tidak lupa
shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Sehingga dengan rahmat dan taufik-NYA penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Penanganan Perselisihan
Pendapat dalam Keluarga melalui Adat Gayo (Studi Deskriptif di Kecamatan
Terangun Kabupaten Gayo Lues)”.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana S-1 bidang Studi Bimbingan dan Konseling Islam Program Sarjana di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan tidak
dapat diselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari pihak tertentu, untuk itu
penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda tercinta (Ramli) dan Ibu tersayang (Surni), yang telah
bersusah payah membesarkan serta merawat dengan sepenuh hati
sehingga semangat penulis senantiasa membara ketika mengingat
kedua malaikat tak bersayap tersebut.
2. Bapak Dr. Abizal, M Yati, Lc.,MA selaku pembimbing ke I yang telah
banyak mengarahkan dan membimbing dengan sabar dalam penulisan
skripsi ini.
3. Ibu Rizka Heni, M.Pd selaku pembimbing ke II, yang juga telah
banyak memberikan ilmu bimbingan serta arahah, dukungan, semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta seluruh civitas
akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, khusus
Prodi Bimbingan dan Konseling Islam.
5. Bapak Geucik, Tgk Imem, Petue, Rakyat dan masyarakat Kecamatan
Terangun Kabupaten Gayo Lues khususnya kampung Padang,
Makmur Jaya dan Telege Jernih yang telah bersedia meluangkan
waktunya memberikan informasi berupa data yang diperlukan untuk
melengkapi data penelitian dalam proses wawancara.
6. Cik (Tamrin), adik-adik (Sairul Pahmi dan Patimah) yang telah
memberikan dukungkan, motivasi serta do’a.
7. Para sahabat yang senantiasa menguatkan ketika jatuh, Laras Safitri,
Sri Devi Yanti, Erwan Toni, Esi Rahayu, Ratu Ulya Fasha, Aida Fitri,
Fitriani dan seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Bimbingan dan
Konseling Islam khususnya kepada unit 3 yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata terima kasih peneliti sampaikan atas perhatiannya
terhadap skripsi ini,semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penyajian data.
Oleh karena itu segala saran yang bersifat membangun sangatlah
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Banda Aceh, 30 Desember 2019
Sulastri
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
E. Definisi Operasional.......................................................... 10
F. KajianTerdahulu ................................................................ 12
BAB II : LANDASAN TEORITIS
A. Perselisihan ......................................................................... 15
1. Pengertian Perselisihan ................................................. 15
2. Tingkatan Perselisihan dalam Keluarga ...................... 18
3. Faktor Penyebab Terjadinya Perselisihan .................... 19
B. Keluarga .............................................................................. 22
1. Pengertian Keluarga ..................................................... 22
2. Ciri-ciri Keluarga .......................................................... 24
3. Bentuk-bentuk Keluarga ............................................... 25
4. Fungsi Dasar Keluarga ................................................. 27
5. Tujuan Keluarga dalam Islam....................................... 28
C. Adat ...................................................................................... 31
1. Pengertian Adat ............................................................ 31
2. Fungsi dan Tugas Sarak Opat ....................................... 33
3. Metode Penyelesaian Perselisihan Menurut Adat ........ 40
4. Penyelesaian Perselisihan dalam Islam ........................ 43
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................ 47
B. Subjek dan Informasi Penelitian .................................... 48
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 49
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................... 52
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gmbaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 57
1. Sejarah Gampong Terangun Kab. Gayo lues ........... 57
2. Letak geografis ......................................................... 57
DAFTAR TABEL.................................................................................... x
B. Hasil Penelitian .............................................................. 60
1. Perselisihan Keluarga .............................................. 60
2. Penanganan Perselisihan Keluarga melalui Adat ..... 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 66
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 81
B. Saran .............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
1. 4.1. Nama-nama Kepala Desa Kecamatan Terangun serta Perangkatnya.
2. 4.2. Jumlah Penduduk Kecamatan Terangun.
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Pembimbing /SK.
2. Surat Izin dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
3. Surat selesai Penelitian dari Camat Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo
Lues.
4. Pedoman Wawancara.
5. Dokumentasi.
6. Daftar Riwayat Hidup.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk Allah Subhanahu wa ta’ala yang paling
sempurna dan mulia, baik dari aspek jasmani maupun rohani. Kesempurnaan
manusia dapat digunakan untuk memahami dan mengenal kepribadiannya secara
dalam, serta membutuhkan keahlian.1 Manusia menurut Islam mempunyai
kapasitas yang paling tinggi yaitu kecenderungan untuk dekat kepada Tuhan
melalui kesadarannya tentang kehadiran Tuhan yang terdapat jauh di alam bawah
sadarnya.
Manusia memiliki berbagai kewajiban terutama kepada Allah untuk
beribadah, namun ibadah bukan hanya segala sesuatu yang berhubungan dengan
Tuhan, tetapi juga senantiasa berhubungan dengan manusia, seperti kebutuhan
akan rasa cinta serta kasih sayang adalah salah satu yang harus dipenuhi dalam
diri manusia oleh sebab itulah manusia membutuhkan teman hidup yang
senantiasa bisa mendengarkan keluhkesah serta menjadi tempat sandaran ketika
lelah.2
______________ 1 Hamdani Bakran Ad-Dzakry, Konseling dan Psikoterapi, (Yokyakarta: Fajar Pustaka
Baru, 2002), hal. 13.
2 M.Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta: Siraja, 2006),
hal.12.
2
Pernikahan adalah salah satu proses untuk menyempurnakan sunah Rasul
yang diimpikan oleh setiap orang, karena melalui pernikahan manusia dapat
menjalankan sebuah ibadah serta dapat berbagi kasih sayang seutuhnya.
Pernikahan merupakan ‘aqad’ (perjanjian) yaitu serah terima antara orangtua
calon mempelai wanita dengan calon mempelai pria. Penyerahan dan penerimaan
tanggung jawab dalam arti yang luas, telah terjadi pada saat ‘aqad nikah itu,
disamping penghalalan bercampur keduanya sebagai suami istri. Pernikahan
mengandung beberapa hikmah yang mempesona dan sejumlah tujuan luhur.
Seorang laki-laki maupun perempuan pasti bisa merasakan cinta juga kasih
sayang dan ingin mengenyam ketenangan jiwa dan kestabilan emosi.3
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu
ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama
dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga.4 Dalam setiap
masyarakat, keluarga merupakan pranata sosial yang sangat penting artinya bagi
keidupan sosial. Para warga masyarakat menghabiskan paling banyak waktunya
dalam keluarga dibandingkan dengan di tempat bekerja. Keluarga adalah wadah di
mana sejak dini para warga masyarakat dikondisikan dan dipersiapkan untuk
kelak dapat melakukan perannya dalam dunia orang dewasa.5
______________
3 Agus Santoso, Psikospritual Konseling Islam, (Yokyakarta: Trussmedia Grafika, 2017),
hal. 12. 4 Djuju Sujana, Perananan Keluarga dalam Lingkungan Masyarakat Remaja, (Bandung:
Erlangga, 1996), hal. 33.
5T.O. Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Yayasan Obar Indonesia,
1999), hal. 284.
3
Kebahagiaan merupakan hal utama yang menjadi tujuan dan sangat
diharapkan dalam sebuah keluarga. Namun untuk mencapai suatu kebahagiaan
dalam keluarga bukanlah suatu hal yang mudah karena kebahagiaan akan tercapai
dalam keluarga apabila pasangan suami istri memiliki kualitas interaksi yang
tinggi. Dalam suatu keluarga terkadang apa yang diharapkan oleh masing-masing
individu tidak sesuai dengan kenyataan setelah individu tersebut menjalani
bahtera rumah tangga. Dalam keluarga menuntut adanya perubahan gaya hidup,
menuntut adanya penyesuaia diri terhadap tuntutan peran dan tanggung jawab
baru baik dari suami maupun isteri. Ketidakmampuan untuk melakukan tuntutan-
tuntutan tersebut tidak jarang menimbulkan pertentangan, perselisihan dan bahkan
dapat berujung pada perceraian.6
Seharusnya dalam keluarga merasakan kebahagaiaan, keharmonisan dan
kenyamanan namun pada kenyataannya banyak keluarga yang hidup bertentangan
dengan hal tersebut. Mereka mengalami kesulitan untuk mencapai suatu
kebahagiaan karena tidak dapat mengatasi persoalan-persoalan kecil dalam
keluarga, sehingga pertengkaran sering terjadi antara suami dan istri. Dalam
keluarga ada saja permasalahan yang timbul antara pasangan suami istri karena
memilki karakter atau sifat yang berbeda. Tentunya dalam keluarga tersebut tidak
selalu akur apabila tidak saling memahami antara satu dengan yang lain. Sehingga
dalam keluarga banyak terjadinya keruntuhan dan keretakan akibat terjadinya
perselisihan.
______________ 6 Eva Meizara Puspita Dewi & Basti, “Konflik Perkawinan dan Model Penyelesaian
Konflik pada Pasangan Suami Istri” Jurnal Psikologi (Online), Vol 2, No.1, (2008), Universitas
Negeri Makassar. Diakses 12 Desember 2018, dari Situs: ejournal. Gunadarma.ac.id>article.
4
Perselisihan antara suami dan istri bisa jadi penyebabnya dari pihak suami
ataupun istri yang dapat menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Problem
semacam ini harus diatasi oleh kedua belah pihak sebaik-baiknya, apabila mereka
gagal mengatasinya sehingga muncul kekhawatiran tidak dapat menegakkan
hukum Allah, seperti menciptakan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah.
Maka suatu keharusan bagi seorang muslim untuk mengutus seorang hakam dari
pihak suami dan juga dari pihak istri.7 Seperti dalam surah An-nisa ayat 35 sudah
dijelaskan tentang cara mengatasi perselisihan antara pasangan suami isteri.
Artinya, dan jika kalian khawatir ada perselisihan antara keduanya maka
kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang dari
keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufiq kepada suami istri itu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.8
Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas, Allah Swt memerintahkan
agar mereka mengirim seorang laki-laki yang shalih dari keluarga suami dan laki-
laki shalih dari keluarga perempuan, keduanya melihat siapa yang berbuat tidak
baik dari kedua suami istri. Bila suami yang salah maka mereka menahan istri
darinya dengan tetap mewajibkan nafkah atasnya. Bila wanita yang salah maka
mereka menahannya dari suaminya dan tidak diberi nafkah. Bila keduanya
______________ 7Agustin Hanafi, Perceraian dalam Perspektif Fiqh dan Perudangu-undangan Indonesia,
(Ulee Kareng: Lembaga Naskah Aceh dan Ar-raniry Press, 2013), hal. 209.
8Departemen Agama I, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur’an, 2005, hal. 84.
5
sepakat untuk memisahkan atau menyatukan maka keputusan ada ditangan
keduanya.9
Imam al-Baghawi menyebutkan “Jika terjadi perselishan antara suami istri
sehingga keadaan rumah tangganya menjadi runyam, lalu pihak suami tidak
melakukan upaya perdamaian dan tidak pula perceraian kemudian pihak istri pun
tidak pula melaksanakan kewajibannya lalu keduanya pergi melakukan apa yang
tidak dibolehkan baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Pada saat itu
hendaklah sang imam mengirim wakil keluarga masing-masing sebagai juru
damai. Kedua wakil tersebut harus orang merdekadan adil agar kedua wakil itu
saling melihat dan mempelajari pendapat dan pandangan mereka masing-masing
tentang kemungkinan pasangan suami itu bersatu kembali atau bercerai.
Kemudian juru damai itu berkumpul untuk membicarakan pendapat mereka guna
mencapai perbaikan diantara mereka berdua.10
Perselisihan pendapat dalam kehidupan suami istri adalahsesuatu yang
biasa yang dialami, dan itu adalah bagian dari tabiat kehidupan. Namun ketika
perselisihan ini dilakukan berulang-ulang tanpa memperhatikan batas-batas etika
interaksi suami istri maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap kondisi
kesehatan jiwa anak-anak.11
______________ 9 Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Surakarta: Insan Kamil, 2015), hal. 402.
10Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga,(Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2005), hal.
178. 11 Abdullah Adil Fathi, ketika Suami Istri Hidup Bermasalah, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2005), hal. 229
6
Pada masyarakat Gayo Lues khususnya di Kecamatan Terangun banyak
yang mengalami perselisihan salah satunya perselisihan pendapat dalam keluarga.
perselisihan dapat terjadi antara anak dan orang tua namun perselisihan yang
ditemukan dilapangan lebih banyak terjadi antara suami dan istri, perselisihan
pendapat yang terjadi lebih sering pada pasangan yang menikah di usia muda.
Awal munculnya perselisihan dalam keluarga pada pasanganyang menikah di usia
mudabiasanya berawal dari ego dan emosi yang tidak stabil sehingga
menyebabkan perselisihan itu terjadi.
Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri dari atas nilai-nilai
budaya, norma, hokum dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan
menjadi suatu sistem.12
Adat merupakan suatu kebiasaan yang sudah diterima
bersama dan telah dikukuhkan sebagai tradisi yang terbaik harus dipertahankan,
dilestarikan dan dituruti serta dipatuhi oleh warga.13
Adat gayo merupakan suatu perilaku yang mengikat masyarakat gayo
secara luas dengan berbagai norma, termasuk didalamnya pola kehidupan dan
pola pendidikan. Adat gayo mempunyai nilai-nilai yang mengatur masyarakat
dalam berbagai aspek kehidupan termasuk menunjang pelaksanaan aspek
keislaman yang sudah terpadu dengan nilai dan norma.14
______________ 12Asnawi Muhammad Salam, Aceh Antara Adat dan Syariat Sebuah Kajian Kritik Tradisi
dalam Masyarakat Aceh, (Banda Aceh, Ar-raniry Press, 2004), hal.17.
13Tim Peneliti IAIN Ar-raniry dan Biro Keistimewaan Aceh Provinsi NAD, Kelembagaan
Adat Provinsi Nanggro Aceh Darussalam,(Yokyakarta: Ar-raniry Press), hal.4.
14 Kurnia sulubere, Syari’at dan Adat Gayo, Blogspot.Com Diakses Tanggal 10 April
2019.
7
Setiap gampong memiliki lembaga adat yang menangani segala sesuatu
yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat baik secara internal maupun
eksternal yaitu Keucik. Hukum adat dapat menyelesaikan permasalahan atau
perselisihan dengan cara damai. Dengan suatu peradilan akan terwujudnya asas
kekeluargaan, perdamaian, kerukunan serta rasa persaudaraan yang
kuat.Masyarakat Gayo Lues lebih memilih menyelesaikan kasus perselisihan
melalui lembaga adat gampong yang diselesaikan oleh sarak opat, karena asas-
asasnyasesuai dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Sarak opat adalah empat unsur atau potensi masyarakat secara terpadu
yang terdiri dari Reje (kepala gampong), Imen (imam), Petue (petua adat) dan
rakyat Genap Mufakat (yang menerima inspirasi dari masyarakat dalam suatu
kampung untuk menjaga dan memelihara harkat dan martabat kampungnya.15
Sarak opat yang dimaksud dalam skripsi ini adalah tokoh masyarakat yang
diantaranya terdiri dari kepala gampong, imam, petua dan rakyat.
Hasil observasi awal pada tanggal 03 September 2018 di Kecamatan
Terangun Kabupaten Gayo Lues masih ada ditemukan perselisihan pendapat yang
terjadi dalam rumah tangga yang disebabkan beberapa hal seperti factor ekonomi,
pendidikan yang rendah dan egosentrime. Perselisihan yang disebabkan faktor
ekonomi, dapat digambarkan misalnya minimnya penghasilan suami dalam
mencukupi kebutuhan rumah tangga. Dari faktor kedua belah pihak
bagaimanacara mengimbangi dan mengatasi sifat-sifat yang tidak cocok diantara
keduanya.
______________ 15Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Kampung, hal. 3
8
Didalam sebuah rumah tangga ada suami yang memiliki sifat arogan dan
cenderung menang sendiri, karena tidak adanya pengetahuan, maka sang istri
tidak tau cara mengatasi sifat suami yang arogan itu sendiri. Sehingga sulit untuk
menyatukan hal yang berbeda.16
Berdasarkan uraian fenomena yang terjadi di atas peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “Penanganan Perselisihan pendapatdalam Keluarga melalui Adat
Gayo (Studi Deskriptif di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk kasus perselisihan pendapat dalam keluarga
di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues?
2. Bagaimana metode penanganan kasus perselisihan pendapat dalam
keluarga di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues melalui adat
gayo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian yang dilakukan ini
bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentu-bentuk kasus perselisihan pendapat dalam
keluarga di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues.
2. Untuk mengetahui metode penanganan kasus perselisihan pendapat
dalam keluarga diKecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues melalui
adat gayo.
______________ 16Hasil Observasi Awal pada Masyarakat Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues
Tanggal 03 September 2018.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai bahan referensi bagi penulis khususnya dan bagi
masyarakat pada umumnya dalam menghadapi perselisihan dalam
keluarga.
b. Untuk memenuhi khazanah keilmuan keislaman dan untuk
pengembangan pengetahuan bagi kalangan masyarakat khususnya
masyarakat Kecamatan Terangun.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pasangan yang hendak
melakukan pernikahan, studi pengalaman bagi pasangan yang telah
mengalami perselisihan.
b. sebagai bahan kajian dalam konsultasi permasalahan keluarga
sehingga ditemukan strategi penanganan masalah yang tepat dalam
mencapai komunikasi yang efektif pada pasangan suami istri yang
mengalami perselisihan.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah paham dalam memahami judul skripsi ini maka
penulis merasa perlu untuk memberikan definisi terhadap kata-kata yang terdapat
dalam skripsi ini yaitu penanganan perselisihan pendapat dalam keluarga melalui
adat gayo.
10
a. Perselisihan Pendapat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sengketa/perselisihan adalah
segala sesuatu yang menyebabkab perbedaan pendapat, pertikaian dan
perbantahan.17
Kata sengketa, perselisihan, pertentangan di dalam Bahasa Inggris
sama dengan Conflic atau dispute.18
Konflik atau sengketa adalah sesuatu yang
menyebabkan perbedaan pendapat antara dua pihak atau lebih yang berselisih
perkara.19
Pendapat merupakan sebuah pandangan atau pikiran seseorang terhadap
suatu kebenaran dan kebenarannya relatif karena dipengaruhi unsur pribadi dan
menurut pandangan masing-masing individu baik berupa penilaian maupun saran.
Perselisihan pendapat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perselisihan
yang terjadi dalam keluarga yaitu antara suami dan istri yang memiliki perbedaan
pendapat dalam keluarga.
b. Keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan keluarga adalah ibu
bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar
dimasyarakat.20
Jadi yang dimaksud keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga
yang pernah mengalami perselisihan yaitu suami dan istri yang sudah pernah
ditangani oleh pihak adat.
______________ 17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:
Balai Pustaka, 1990), hal. 643.
18John M. Echlos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia dan Indonesia Inggris,
(Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 138.
19Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan ke-3, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 433.
20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996).
11
c. Adat Gayo
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat sebagai aturan atau
perbuatan yang lazim dituntut atau dilakukan sejak dahulu kala.21
Adat gayo
merupakan suatu perilaku yang mengikat masyarakat gayo secara luas dengan
berbagai norma, termasuk didalamnya pola kehidupan dan pola pendidikan. Adat
gayo mempunyai nilai-nilai yang mengatur masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk menunjang pelaksanaan aspek keislaman yang sudah terpadu
dengan nilai dan norma.22
Adat gayo yang di maksud dalam penilitian ini adalah adat yang mengatur
dan menangani masalah yang terjadi dalam gampong, termasuk masalah dalam
keluarga yang diselesaikan oleh perangkat adat yaitu keucik, imem, petue dan
takyat.
F. Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
Kajian terhadap hasil penelitian terdahulu, untuk melihat kajian kajian
penulisan dalam perspektif yang lebih luas di dalam kajian terhadap hasil-hasil
penelitian terdahulu. Tujuan kajian terhadap penelitian terdahulu ini untuk
memperluas wawasan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan berikutnya
untuk menghaindari terjadinya duplikasi terhadap penelitian-penelitian yang telah
dilakukan. Oleh karena itu, kajian terhadap penelitian terdahulu yang telah
peneliti temukan sudah ada beberapa penelitian yang terkait dengan masalah
penanganan perselisihan dalam keluarga melalui adat.
______________ 21Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., Hal. 6.
22Kurniasulubere, Syari’at dan Adat Gayo, Blogspot.Com Diakses Tanggal 10 April
2019.
12
Pertama, hasil penelitian oleh Rubiati yang berjudul Peran Tuha Peut
dalam Menyelesaikan Sengketa Rumah Tangga (Studi Kasus Kecamatan Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar). Skripsi Jurusan Hukum Keluarga 2016, Fakultas
Syari'ah dan Hukum, UIN AR-Raniry Banda Aceh. Dalam skripsi tersebut dibahas
bahwa kehidupan rumah tangga dibangun atas landasan cinta dan kasih sayang
diantara suami istri, serta diatas prinsip keadilan dan saling pengertian. tetapi
dalam kenyataanya jarang sekali kehidupan rumah tangga berjalan mulus tanpa
munculnya masalah dan perselisihan yang kadang kala berujung pada perceraian.
banyaknya problem yang mewarnai kehidupan rumah tangga tentu saja
membutuhkan pihak ketiga yang dapat menyelesaikan masalah secara tepat dan
kekeluargaan. penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan.23
Kedua hasil penelitian oleh Rahman Saleh yang berjudul Penyelesaian
Perkara Perselisihan dalam Rumah Tangga Secara Peradilan Adat di Gampong
Seutui Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh.Di dalam masyarakat hukum
adat sudah sejak lama sengketa-sengketa yang terjadi diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat melalui lembaga-lembaga adat yang biasa disebut
peradilan adat. Biasanya yang bertindak sebagai hakim dalam lembaga tersebut
adalah tokoh-tokoh adat atau perangkat gampong seperti Geucik (kepala desa),
Imem menasah (imam mushalla), Tuha peut (tuha lapan gampong) dan sistem
pemerintahan desa atau gampong.Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis
______________ 23 Rubiati, Peran Tuha Peut dalam Menyelesaikan Sengketa Rumah Tangga (Studi Kasus
Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar). Skripsi Jurusan Hukum Keluarga 2016, Fakultas
Syari'ah dan Hukum, UIN AR-Raniry Banda Aceh.
13
penelitian yuridis sosiologis. Dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara, studi kepustakaan dan analisis data.24
Ketiga, hasil penelitian oleh Muhajir Reza yang berjudul Fungsi Tokoh
Masyarakat Sebagai Pekerja Sosial Masyarakat dalam Menyelesaikan Konflik
Rumah Tangga (Studi pada Gampong Beunot Kecamatan Syamtalira Bayu
Kabupaten Aceh Utara). Skripsi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam 2014,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN AR-Raniry Banda Aceh.Didalamnya
bahwa menurut Islam keluarga adalah suatu kesatuan yang padu dan kuat ikatan
kerabatnya. Sehingga mereka semua harus mengetahui hak dan kewajiban dengan
menekankan kepada anggota keluarga supaya saling berkasih sayang dan tidak
mementingkan diri sendiri.Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana peniliti
melakukan dengan cara Library Research yaitu dengan membaca buku-buku yang
berkaitan dengan penelitian ini, dan Field Research yang bersumber dari lapangan
observasi dan wawancara.25
Berdasarkan hasil kajian terhadap beberapa penelitian terdahulu, dapat
diketahui bahwa masalah-masalah yang terkait dengan penanganan perselisihan
dalam keluarga telah banyak dilakukan menurut sudut pandang masing-masing.
Namun demikian,penelitian yang terkait dengan masalah Penanganan Perselisihan
______________ 24Rahman Saleh, Penyelesaian Perkara Perselisihan dalam Rumah Tangga Secara
Peradilan Adat di Gampong Seutui Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, Jurnal dikutip
dari https://jom.unri.ac.id>articleviewFile diakses pada 12 mei 2019.
25 Muhajir Reza, Fungsi Tokoh Masyarakat Sebagai Pekerja Sosial Masyarakat dalam
Menyelesaikan Konflik Rumah Tangga (Studi pada Gampong Beunot Kecamatan Syamtalira Bayu
Kabupaten Aceh Utara), Skripsi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam 2014, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN AR-Raniry Banda Aceh.
14
Pendapat dalam Keluarga melalui Adat Gayo (Studi Kasus pada Masyarakat
Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues) belum pernah dilakukan. Oleh
karena itu, penulis melihat bahwa masalah ini patut dan pantas dikaji serta dibahas
dalam penelitian sebagai sebuah karya tulis ilmiah.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perselisihan
1. Pengertian Perselisihan
Dalam al-qur’an perselisihan disebut dengan syiqaq yaitu perselisihan
suami istri yang diselesaiakan oleh dua orang hakam yakni seorang hakam dari
pihak suami dan seorang hakam dari pihak istri.1 Secara bahasa syiqaq
(perselisihan) yaitu pertengkaran, percekcokan dan permusuhan. Perselisihan
yang berkepanjangan dan meruncing antara suami dan istri.2
Menurut istilah syiqaq (perselisihan) adalah krisis memuncak yang terjadi
antara suami istri sedemikian rupa, sehingga antara suami istri terjadi
pertentangan pendapat dan pertengkaran menjadi dua pihakyang tidak mungkin
dipertemukan dan kedua belah pihak tidak dapat mengatasinya.3Syiqaq
mengandung arti pertengkaran kata ini biasanya dihubungkan kepada suami istri
sehingga berarti pertengkaran yang terjadi antara suami istri yang tidak dapat
diselesaikan sendiri oleh keduanya. Syiqaq ini timbul bila suami atau istri tidak
______________ 1Tihami,dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hal. 188.
2Sc.Syekhnurjati, Tinjauan Umum tentang Syiqaq dan Shulh dalam Hukum Islam,
ac.id>risetmhs pdf
3Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2003), hal. 241.
16
melaksanakan kewajiban.4Syiqaq (perselisihan) adalah permusuhan, disebut
demikian karena masing-masing istri dan suami berada di satu pihak.5Perselisihan
dalam keluarga adalah pertikaian, pertengkaran dan konflik yang terjadi antara
suami istri.6
Menurut pandangan Islam jika terjadi syiqaq (perselisihan) antara suami
istri maka diutus seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak
istri untuk mengadakan penelitian dan penyelidikan tentang sebab terjadinya
syiqaq (perselisihan) serta berusaha mendamaikannya kembali agar suami istri
kembali hidup bersama dengan sebaik-baiknya, kemudian jika jalan perdamaian
itu tidak mungkin ditempuh maka kedua hakam berhak mengambil inisiatif untuk
menceraikannya.7
Perselisihan dapat terjadi karena adanya silang pendapat yang bersumber
dari perbedaan pemikiran, keinginan dan penyampaian verbal yang tidak baik.
Misalnya, seseorang yang bergaya arogan dan berbicara seolah-olah dirinya yang
paling mengetahui sesuatu dan menjadi orang paling penting, sehingga
menganggap orang lain tidak ada artinya dan tidak mau kalah dalam
berbicara.8penyakit cemburu yang berlebih lebihan, tidak ada keseimbangan
______________ 4Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), hal.
194. 5Syaihk Hasan Ayyub, Panduan Keluarga Muslim, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,
2005), hal.201.
6Beni Ahmad Saebani, Fikh Munakahat 2,(Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal. 51.
7Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, Edisi Pertama..., hal. 242.
8Joses Sembiring, Cara Menyelesaiakan Sengketa di Luar Pengadilan (Negoisasi,
Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrase), (Jakarta: Visimedia, 2011), hal. 3
17
dalam mengurus kehidupan rumah tangga, bertolak belakang dalam berpikir dan
bertindak sebagai sebagai suami istri karena tidak setaraf. Dan mungkin juga
akibat perselisihan yang menyangkut adat kekerabatanmisalnya berkenaan dengan
kedudukan martabat, harta pusaka, harta perkawinan dan dapat juga yang
berkenaan dengan kehormatan pribadi.9
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perselisihan
adalah suatu pertengkaran dalam keluarga yang terjadi antara suami dan istri yang
dapat berlarut-larut,jika tidak ada orang penengah yang membantu mengatasinya.
Berkenaan dengan hal tersebut Allah swt berfirman dalam QS an-Nisa
ayat 35:
Artinya,“Dan jika kalian khawatir ada perselisihan antara keduanya
maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seirang
dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufiq kepada suami istri itu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.10
Secara tektual, maksud khawatir terjadi persengketaan suami istri adalah
masing-masing pihak menuduh pasagannya tidak memberikan haknya dan tidak
melayaninya dengan baik, namun mereka tidak memutuskan permasalahan itu
dengan bercerai, berdamai atau menghentikan persengketaan tersebut. Imam
Syafi’i berkata apabila pasangan suami istri yang mengkhawatirkan persengketaan
______________ 9Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Ucapan
Adatnya, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 176-177.
10Departemen Agama I, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur’an, 2005, hal. 84.
18
mereka mengadu kepada hakim, maka hakim berhak mengutus seorang juru
damai dari pihak suami dan pihak istri. Kedua juru damai tersebut haruslah
bersikap qana’ah dan cerdas agar mereka dapat menyelesaikan permasalahan
suami istri itu dan mendamaikan mereka.11
Ibnu Katsir mengatakan jika pihak suamiyang salah maka keduanya wakil
dari kedua belah pihak menghalangi semua agar tidak menemui istrinya dan
menyuruhnya mencari nafkah secara terus menerus. Jika pihak istri yang bersalah
maka mereka menyuruhnya untuk terus menerus melayani suaminya tanpa diberi
nafkah. Jika kedua wakil atau penengah sepakat atas keputusan cerai atau bersatu
kembali maka kedua keputusan itu boleh dijalankan jika kedua penengah
berpandangan bahwa suami istri itu harus bersatu, kemudian yang satu menerima
dan yang lain menolak lalu salah satunya meninggal dunia maka pihak yang
menerima putusan dapat mewarisi harta pihak yang menolak putusan dan pihak
yang menolak putusan tidak dapat mewarisi pusaka pihak yang menerima
putusan.12
2. Tingkatan Perselisihan dalam Keluarga
Perselisihan dalam keluarga memilki tingkatan berbeda-beda yang banyak
dialami oleh suatu rumah tangga baik pihak suami atau pihak istri:
a. Perselisihan tingkat terendah, yaitu pertengkaran yang disebabkan oleh
hal-hal spele. Misalnya istri malas bangun pagi sehingga suami merasa
______________
11Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi‟i jilid 2, (Jakarta Timur,
Almahira, 2008), hal. 141.
12 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga..., hal. 179
19
kesal dan membangunkan dengan cara kasar seperti menciprati mukanya
dengan air dan istri tidak terima hingga akhirnya bertengkar.
b. Perselisihan tingkat menengah, yaitu pertengkaran suami istri yang
disebabkan oleh perbuatan kedua belah pihak yang melukai hati atau
menghilangkan kepercayaan diantara mereka. Misalnya suami melihat
istrinya sedang bersama laki-laki sekalipun tidak melakukan hal-hal
yang tergolong maksiat berat atau istrinya melihat suaminya sedang
berkencan dengan perempuan lain.
c. Perselisihan tingkat tinggi, yaitu pertengkaran yang disebabkan oleh hal-
hal yang sangat mendasar misalnya istri atau suami murtad, suami
berzina dengan wanita lain atau istri dengan laki-laki lain.
3. Faktor-faktor Penyebab Perselisihan
Setiap masalah yang muncul dalam keluarga menjadi tanggung jawab
bersama dalam mencari solusi tanpa mengabaikan keberadaan satu sam
lainnya.13
Namun, seringkali suami istri enggan memecahkan masalah dengan
pikiran yang jernih sehingga muncul problem suami istri yang tidak baik, antara
lain:
a. Faktor egosentrisme
Sikap egosentrime masing-masing suami istri merupakan penyebab
terjadinya konflik rumah tangga yang berujung pada pertengkaran yang terus
menerus. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya
______________
13Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Yokyakarta: UIN-Malang
Press), hal. 188.
20
sendiri. Egosentrisme sifat yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang
diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.14
b. Cemburu
Cemburu merupakan perasaan yang tidak menyenangkan baik suami atau
istri atas perbuatannya karena dianggap mengabaikan bahkan merampas hak-hak
pasangannya. Kecemburuan yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
permusuhan diantara suami istri. Sebaliknya mengantisipasi rasa cemburu
untukmenghindari agar tidak melukai pasangan dengan rasa cemburu perlu
diciptakan agar selamat dari ancaman disharmonis (tidak harmonis) keluarga.15
c. Ekonomi
Kekacauan dalam rumah tangga dipicu oleh ekonomi yang kurang lancar,
stabilitas ekonomi merupakan salah satu penunjang terwujudnya keluarga
sakinah.16
d. Kesibukan
Kesibukan dapat menyebabkan kurangnya komunikasi dalam keluarga
sehingga keluarga mengalami keluhan karena kesibukan masing-masing.
______________ 14Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 15.
15Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender..., hal. 195.
16Ibid., hal. 196.
21
e. Pendidikan
Pendidikan dapat menyebabkan terjadinya perselisihan, jika pendidikan
kurang bagus maka susah memahami kehidupan keluarga sehingga sering saling
menyalahkan bila terjadi persoalan dalam keluarga.17
Penyebab Perselisihan lain dapat dimulai dari suami ataupun istri, hal
bergantung pada pelakunya. Apabila perselisihan disebabkan oleh suami yang
melakukan kesalahan tentu istri yang lebih dominan untuk meredam
perselisihannya. Misalnya dengan memaafkan suami dan suami berjanji tidak
akan mengulanginya lagi.Jika penyebabnya bermula dari istri suami akan
menentukan berlanjut tidaknya perselisihan tersebut.
Apabila suami memaafkan istrinya rumah tangganya akan damai kembali,
akan tetapi seorang istri harus merasa menyesal dan bertobat atas segala
kesalahannya.Jika keduanya memancing perselisihan, misalnya suami
berselingkuhistrinya pun selingkuh sehingga suami istri yang seperti ini harus
introspeksi diri tidak saling menyalahkan, lebih baik saling memaafkan dan
memulai kehidupan rumah tangga dari awal.18
B. Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga merupakan salah satu unit sosial yang hubungan antar
anggotannya terdapat saling ketergantungan yang tinggi.Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
______________ 17Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga...,hal. 18
18Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim...,
hal. 202.
22
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.19
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang
anggotanya terdiri dari seorang laki-laki yang berstatus sebagai suami dan seorang
perempuan yang berstatus seorang istri.
Keluarga pokok tersebut menjadi keluarga inti (nuclear family) jika
ditambah dengan adanya anak-anak, kadang-kadang terdapat keluarga besar yang
yang anggotanya bukan cuman ayah, ibu dan anak-anak tetapi juga bersama
anggota keluarga lainnya seperti kakek dan nenek serta keluarga lainnya.20
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu
ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya tinggal bersama dalam
satu rumah yang dipimpinoleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu
periuk.21
Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang
berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tenteram, aman,
damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya.
Suatuiakatan hidup yang didasarkan karena terjadinya perkawinan, juga bisa
disebabkan karena persusuan atau muncul perilaku pengasuhan.22
______________ 19Sri Lestari, Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 102.
20Tohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yokyakarta: UII Press, 1992), hal. 56.
21Djuju Sujana, Peranan Keluarga dalam Lingkungan Masyarakat Remaja, (Bandung:
Erlangga, 1996), hal. 33.
22Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender...,hal.37.
23
Dalam ilmu psikologi keluarga bisa diartikan sebagai dua orang yang
berjanji hidup bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta, menjalankan
tugas dan fungsi yang saling terkait karena sebuah ikatan batin atau hubungan
perkawinan yang kemudian melahirkan ikatan sedarah, terdapat pula nilai
kesepahaman, watak, keperibadian yang satu sama lain saling mempengaruhi
walaupun terdapat keberagaman, menganut ketentuan norma dan nilai yang
diyakini dalam membatasi keluarga dan yang bukan keluarga.23
Menurut konsep Islam keluarga merupakan satu kesatuan hubungan antara
laki-laki dan perempuan melalui akad nikah menurut ajaran Islam.Dengan adanya
ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan yang dihasilkan
menjadi sah secara hukum agama.24
Pasal 1 ke 30 Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum acara Pidana. Bunyi Pasal 1
angka 30 “keluarga adalah mereka yang mempunyai hubungan darah sampai
derajad tertentu atau hubungan perkawinan”.25
Keluarga merupakan tempat fitrah
yang sesuai dengan keinginan Allah swt bagi kehidupan manusia sejak
keberadaan khalifah.
______________ 23Ibid.,hal. 38.
24Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam islam, (Jokjakarta: UII Press,
2001), hal. 70.
25Moerti Hadiati Soeroso, Kekerasan dalam Rumah Tangga,(Jakarta: Sinar Grafika,
2011), hal. 61,
24
Allah berfirma dalam surah Ar-ra’d ayat 38:
Artinya “Dan sesungguhnya kami mengutus beberapa rasul sebelum kamu
dan kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan”.26
Kehidupan manusia secara individu berada dalam perputaran kehidupan
dengan berbagai arah yang menyatu dengannya karena sesungguhnya fitrah
kebutuhan manusia mengajak untuk menuju keluarga sehingga mencapai
kerindangan dalam tabiat kehidupan.27
2. Ciri-ciri Keluarga
Adapun ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut:
a. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
b. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.
c. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu
serta anak dan saudara.
d. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian berasal
dari kebudayaan umum yang lebih luas.28
______________ 26Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya...,hal. 250.
27Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2010), hal. 23.
28 Saifuddin, Membangun Keluarga Sakinah, (Banten: Rineka Cipta, 2002), hal. 45.
25
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
satu kelompok manusia yang tinggal bersama dan hidup bersama dalam satu
tempat yang sama serta memiliki hubungan batin dan memiliki ketergantungan.
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dan bagaiman sebuah keluarga beroperasi
sebagai unit dan bagaiman anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini
mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga dan kualitas hubungan
keluarga. fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan
seluruh anggota keluarga.Secara sosiologis, Djudju Sudjaan (1990)
mengemukakan tujuh macam fungsi keluarga yaitu:29
a. Fungsi biologis
Perkawinan dilakukan bertujuan agar memperoleh keturunan, dapat
memelihara kehormatan serta martabat manusia sebagai makhluk yang berakal
dan beradab.
b. Fungsi edukatif
Keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana
orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju
kedewasaan jasmani dan rohani dalam dimensi kognisi, efektif maupun skill
dengan tujuan untuk mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelegtual
dan profesional.
______________
29Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender...,hal. 42.
26
c. Fungsi relegius
Keluarga merupakan tempat penanaman nilai moral agama melalui
pemahaman, penyadaran dan praktek dalam kehidupan sehari-hari sehingga
tercipta iklim keagamaan didalamnya.
d. Fungsi protektif
Dimana keluarga menjadi tempat yang aman dari gangguan internal
maupun eksternal keluarga dan untuk menangkal segala pengaruh negatif yang
masuk didalamnya.Gangguan internal dapat dapat terjadi dalam kaitannya dengan
keagamaan keperibadian anggota keluarga, perbedaan pendapat dan kepentingan
dapat menjadi pemicu lahirnya konflik.Adapun gangguan eksternal keluarga
biasanya lebih mudah dikenali oleh masyarakat karena berada pada wilayah
publik.
e. Fungsi sosialisasi
Fungsi ini berakitan dengan mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik, mampu memegangnorma-norma kehidupan secara
universal baik interrelasi dalam keluarga itu sendiri maupun mensikapi
masyarakat yang pluraslistik lintas suku, bangsa, ras, golongan, agama dan
budaya.Fungsi sosialisasi ini diharapkan anggota keluarga dapat mempososikan
diri sesuai dengan status dan struktur keluarga, misalnya dalam konteks
masyarakat selalu memperhatikan bagaimana anggota keluarga satu memanggil
dan menempatkan anggota keluarga lainnyaagar posisi nasab tetap terjaga.
27
f. Fungsi rekreatif
Keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan dan
melepas lelah seluruh aktivitas masing-masing anggota keluarga. fungsi ini dapat
mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan, saling menghargai,
menghormati dan menghibur masing-masing anggota keluarga sehingga tercipta
hubungan harmonis, damai, bahagia dan setiang anggota keluaraga merasa
rumahku adalah surgaku.
g. Fungsi ekonomis
Keluarga merupakan kesatuan ekonomis dimana keluarga memiliki
aktivitas mencari nafkah, pembinaan usaha, perencanaan anggaran, pengelolaan
dan bagaimana memanfaatkan sumber penghasilan dengan baik, mendistribusikan
secara adil dan profesional serta dapat mempertanggung jawabkan kekayaan dan
harta bendanya secara sosial maupun moral.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga
itu sebagai lembaga pertama yang menjadi wadah sosialasi bagi keluarganya,
membentuk keperibadian keluaraga yang lebih baik, memberikan rasa aman dan
kasih sayang serta memberika sesuatu yang bersifat materi ataupun afeksi.
4. Bentuk-bentuk Keluarga
Keluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak atau hanya ibu dan
bapak atau kakek dan nenek.
b. Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak-anak atau ibu dan
anak-anak.
28
a. Keluarga luas (extended family), yang cukup banyak ragamnya seperti
rumah tangga nenek yang hidup dengan cucu yang masih yang
masihsekolah, atau nenek dengan cucu yang telah kawin sehingga istri
dan anak-anak hidup menumpang juga.30
5. Tujuan Keluarga dalam Islam
Seseorang yang berpikir atas dorongan dalam mewujudkan dan
menginginkan berkeluarga, ia akan memperhatikan dengan penuh kejelasan dan
mendapatkannya tanpa letih terhadap berbagai tugas terpenting dan tujuan
keluarga menurut Islam, di antaranya sebagai berikut:31
a. kemuliaan keturunan
berketurunan merupakan hal pokok, oleh karena itu pernikahan dilakukan
yang dimaksud ialah menjaga keturunan dan melestarikan jenis manusia didunia.
b. Menjaga diri dari setan
Kemampuan seksual yang diciptakan pada manusia laki-laki dan
perempuan untuk mencapai tujuan yang mulia yaitu keturunan, memperbanyak
anak dengan tujuan melanjutkan keturunan jenis manusia.Disyari’atkan
pernikahan dan berkeluarga. Pernikahan menjadi sarana, keluarga menjadi wadah
syar’i yang bersih dan tetap untyk menghadapi kemampuan ini dan pelaksanaan
pada tempat yang benar dan mengarah pada jalan yang benar.
______________ 30Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender..., hal. 40.
31Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam..., hal. 24.
29
c. bekerja sama dalam menghadapi kesulitan hidup
Ikatan pernikahan adalah ikatan selamanya,pernikahan membentuk
keluarga selamanya. Tujuan keluarga adalah keteguhan dan ketenangan.
Allah swt berfirman dalam QS. Ar-Rum, ayat 21.
Artinya “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang”.32
d. Menghibur jiwa dan menenangkannya dengan bersama-sama
Sesungguhnya kenyamanan jiwa dan ketenangan dengan bersama-sama,
memandang dan bermain-main, menyegarkan hati serta menguatkannya untuk
beribadah sebagai sesuatu yang diperintahkan. Bersahabat dengan perempuan
termasuk istirahat yang menghilangkan kesempitan dan menyegarkan hati,
sepantasnya bagi jiwa orang-orang yang bertakwa untuk menyegarkannya dengan
hal-hal mudah. Ali ra berkata, istirahatkanlah hatimu untuk sesaat karena jika hati
itu membenci sesuatu maka ia menjadi buta.
e. Melaksanakan hak-hak keluarga
Melawan nafsu, melatihnya dengan tanggung jawab, kekuasaan,
melaksanakan hak-hak keluarga, sabar atas akhlak mereka, menanggung
keburukannya, berusaha memperbaikinya, menunjukkan mereka pada jalan
agama, bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan yang halal dan
melaksanakan pendidikan baginya dan bagi anak-anaknya. Semua ini adalah amal
______________ 32
Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya...,hal. 406.
30
perbuatan yang mulia dan utama. Keluarga dan anak adalah yang dilindungi,
keutamaan perlindungan sangatlah besar. Seorang yang berhati-hati dalam
perlindungan adalah orang yang berhati-hati karena khawatir tidak mampu
memenuhi hak-haknya.
f. Pemindahan kewarisan
Tidak mungkin ada konsep perpindahan kekayaan dari generasi ke
generasi dengan tanpa adanya wadah yang memelihara nasab, kerabat dan
keturunan, Wadah yang dimaksud adalah keluarga. hal tersebut tidak akan kokoh
dengan sempurna tanpa adanya hubungan kekerabatan yang jelas dan batas-batas
tertentu. Pertentangan akan timbul antara orang-orang yang mengatakanmemilki
hubungan dengan orang yang mewariskan secara benar atau batil setelah
kematiannya.Ditambah lagi dengan bersandar kepadanya tanpa keluarga, tanpa
mengetahui kerabat dekat dengan tingkatan-tingkatannya untuk memutuskan
hubungan antara manusia dan memutuskan kerabat dekat. Hal ini termasuk yang
diwariskan Allah SWT untuk menyambungnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan keluraga
dalam Islam adalah untuk menjaga suatu hubungan dan memperoleh ketenangan
dengan rasa cinta dan kasih sayang serta membuat menjadikan keluarga itu
sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah.
C.Adat
1. Pengertian Adat
Adat berasal dari bahasa Arab “A‟dadun” artinya berbilang, mengulang
dan berulang-ulang dilakukansehingga menjadi suatu kebiasaan yang terus
31
menerus dilakukan dalam tatanan masyarakat. Adat pada umumnya bersifat
upacara atau seremonial, bahkan bernilai ritualitas yang disebut dengan adat
istiadat.33
Sementara pengertian menurut istilah ialah berarti pengulangan atau
praktek yang sudah menjadi kebiasaan yang dapat dipergunakan baik untuk
kebiasaan individual maupun kelompok.34
Adat adalah wujud gagasan kebudayaan yang terdiri dari atas nilai-nilai
budaya, norma hukum dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan
menjadi suatu sistem.35
Adat merupakan suatu kebiasaan yang sudah diterima
bersamadan telah dikukuhkan sebagai tradisi yang terbaik harus dipertahankan,
dilestarikan dan dituruti serta dipatuhi oleh warga.36
Kata adat berarti aturan
baikberupa perbuatan atau pun ucapan yang lazim dituruti dan dilakukan sejak
dahulu kala.Kata adat ini sering disebut beriringan dengan kataistiadat, sehinggga
menjadi adat istiadat.37
Makna adat adalah kebiasaan yang berasal dari empat
sumber yaitu lazim, pernah, ramah dan biasa.38
______________ 33Badruzzaman Ismail, Panduan Adat dalam Masyarakat Aceh, (Banda Aceh: MAA,
2009), hal. 6.
34Tim Peneliti IAINAr-ranirydan Biro Keistimewaan Aceh Provinsi NAD, Kelembagaan
Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam...,hal. 33.
35Asnawi Muhammad Salam, Aceh Antara Adat dan Syariat Sebuah Kajian Kritik Tradisi
dalam Masyarakat Aceh, (Banda Aceh, Ar-raniry Press, 2004), hal.17.
36Tim Peneliti IAIN Ar-raniry dan Biro Keistimewaan Aceh Provinsi NAD, Kelembagaan
Adat Provinsi Nanggro Aceh Darussalam…, hal. 4.
37Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),
hal. 5. 38Mahmud Ibrahim dan AR. Hakim Aman pinan, Syari‟at dan Adat Istiadat...,hal. 56.
32
Adat merupakan salah satu bagian dari kebudayaan menurut adat gayo
sesuai dengan isyarat edet mengenal ukum mu beda artinya adat mengenal suatu
perbuatan karena merupakan kebiasaan.39
Adat atau lazim juga disebut dengan
tradisi dan kebiasaan yang berasal dari bahasa Arab dan telah menjadi bahasa
Indonesia dan bahkan juga bahasa Aceh dan di Gayo disebet edet.40
Adat dalam Kamus Umum Bahasa Gayo disebut dengan „edet‟ yang berarti
norma yang harus diikuti “barik sana buet turah beredet”yang artinya apa saja
pekerjaan kita harus beradat.41
Edet (adat) adalah hukum yang tidak tertulis yang
hidup dan berkembang bersama kehidupan masyarakat dan dijalankan sepenuhnya
oleh reje (raja). Kedudukan raja di Tanah Gayo adalah sebagaipemangku adat,
artinya kedudukan raja untuk menjalankan dan memelihara berlakunya hukum
adat dalam menjalankan pemerintahan.42
Adat dalam pandangan para pakar
hukum positif adalah kebiasaan manusia atas perilaku tertentu dalam salah satu
sisi kehidupan sosial mereka sehingga muncul darinya kaidah yang diyakini
secara umum dan harus dihormati sebagai undang-undang yang melanggarnya
berakibat pada dijatuhkannya hukuman materi. Dalam pakar hukum Islam adat
adalah apa yang biasa dilakukan mayoritas manusia baik dalam bentuk ucapan
______________ 39Ibid., hal.57.
40Tim Peneliti IAIN Ar-raniry dan Biro Keistimewaan Aceh Provinsi NAD, Kelembagaan
Adat Provinsi Nanggro Aceh Darussalam...,hal. 33.
41Rajab Bahri, Kamus Bahasa Gayo-Indonesia, (tt) hal. 45.
42Syukri MA, Sarak Opat Sistem Pemerintahan Tanah Gayo dan Relevansinya Terhadap
Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Bandung: Citapustaka Media, 2007), hal. 152.
33
ataupun perbuatan secara berulang-ulang hingga meresap dalam jiwa mereka dan
diterima dalam pemekiran mereka.43
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adat adalah
suatu kebiasaan yang sudah melekat dalam masyarakat dari zaman ke zama yang
memilki nilai, norma dan hukum dengan tujuan membentuk masyarakat agar tetap
bersatu.
2. Fungsi dan Tugas Sarak Opat
Dalam adat gayo susunan pemerintahan terdiri dari 4 (empat) unsur yang
memiliki fungsi dan kewenangan masing-masing, namun keempat unsur tersebut
terpadu dalam satu wilayah yang disebut Sarak Opat (empat unsur dalam satu
ikatan).44
Secara etimologi sarak opat adalah istilah yang diambil dari perkataan
bahasa Gayo, yang terdiri dari dua suku kata yaitu “sarak” dan “opat”. Sarak
berarti badan, wadah dan opat berarti kekuasaan yang empat. Jadi sarak opat
adalah suatu badan atau wadah kekuasaan yang empat, terdiri dari reje, petue,
imen dan rakyat. Sedangkan menurut terminologi sarak opat adalah empat tiang
yang kokoh dari wadah pemerintahan masyarakat Gayo berdasarkan hukum adat
yang selaras dengan hukum Islam.45
______________ 43Samsir Aliyah, Sistem Pemerintahan dan Adat dalam Islam, (Jakarta Timur:
Khalifa/Pustaka Al-Kautsar Grup, 2004), hal. 495.
44Mahmud Ibrahim dan AR. Hakim Aman Pinan, Syari‟at dan Adat Istiadat,Jilid II…,hal.
65. 45Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 26..., hal. 3.
34
a. Reje atau raja adalah pemimpin umum yang dipilih rakyat dalam suatu
wilayah tertentu.46
Dalam melaksanakan tugas reje (kepala pemerintahan
gampong) mempunyai wewenang yaitu:
1) memimpin penyelenggaraan pemerintah gampong.
2) mengajukan rancangan qanun gampong.
3) menetapkan qanun gampong yang telah mendapatkan persetujuan
bersama petue.
4) memegang kekuasaan pengelolaan kekayaan dan keuangan
gampong.
5) mewakili gampongnya didalam dan diluar pengadilan serta dapat
menunjukkan kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai peraturan
perundang-undangan.
untuk melaksanakan tugas reje (pemerintahan gampong) juga mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1) pelaksanaan membangununtuk meningkatkan kesejahteraan dan
kehidupan secara berkeadilan di gampong.
2) peningkatan kualitas pelaksanaan syari’at islam dan adat istiadat.
3) pembinaan dan fasilitas kemasyarakatan dibidang pendidikan,
peradabab, sosial budaya, kerukunan hidup antar warga masyarakat,
perlindungan hak-hak dasar masyarakat, ketenteraman dan ketertibab
masyarakat.
______________ 46Mahmud Ibrahim dan AR. Hakim Aman Pinan, Syari‟at dan Adat Istiadat, Jilid
II…,hal. 101.
35
4) peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, pelestarian adat
dan istiadat gampong.
5) penyelenggaraan persengketaan dalam hal adanya pelanggaran
syari’at Islam, perkara adat dan tindakan di ganpong.47
b. Imem adalah imam yang dipilih rakyat untuk memimpin pelaksanaan
apa yang diwajibkan dan dianjurkan syari’at serta memberantas apa
yang dilarang atau diharamkan.48
Imem gampong mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Fungsi muperlu sunet (fardhu sunah seperti mengurus orang
meninggal acara kenduri dan lain-lain), dilaksanakan dalam bentuk
penerapan pelaksanaan syari’at Islam dan adat.
2) Fungsi memelihara harkat, martabat dan adat istiadat masyarakat
gampong.
3) Fungsi membantu menyelesaikan sengketa atau permasalahan yang
timbul di masyarakat bersama unsur sarak opat lainnya.
Imem gampong mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menjalankan pendidikan keagamaan, pengajian pelaksanaan syari’at
Islam dan memimpin kegiatan keperibadian.
______________ 47Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
kampung, hal. 7-8.
48
Ibid.,101.
36
2) Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berkenaan dengan
pemeliharaan dan kemakmuran masjid dengan melaksanakan sholat
fardhu serta perayaan hari-hari besar Islam.
3) Memberi nasehat dan pendapat berkenaan dengan pelaksanaan
syari’at Islam kepada reje (kepala pemerintah) baik diminta maupun
tidak diminta.
4) Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam masyarakat yang
berkenaan dengan pelaksanaan Islam bersama unsur sarak opat
(perangkat gampong lainnya).
5) Menjaga, memelihara dan melestarikan nilai-nilai adat yang tidak
bertentangan dengan syari’at Islam.
6) Memimpin pengeolaan Baitul Mal gampong, harta agama Islam di
gampong dan pengembangan tilawah Qur’an.
7) Menjadi wali atas harta anak yatim atau yatim piatu yang tidak
mempunyai wali, dan melaksanakan sinte murip (menikah, sunat
rasul dan lain-lain).49
c. Petue ialah orang tua atau dituakan karena kepandaian dan wibawanya
dipilih oleh rakyat untuk meneliti, merencanakan, mengevaluasi dan
mencari jalan keluar masalah-masalah yang dihadapi rakyat. Hal
tersebut akan disampaikan kepada reje, imem dan rayat baik secara
sendiri maupun sama-sama dalam musapat. Petue berkedudukan sebagai
______________ 49
Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 26..., hal. 19.
37
unsur penyelanggara pemerintah kampung, petue mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Fungsi legelasi sebagaimana dalam pembentukan dan perubahan
qanun gampong dengan persetujuan bersama.
2) Fungsi penganggaran, dilakukan dalam bentuk pemberian
persetujuan atau tidak memberikan persetujuan atas qanun gampong.
3) Fungsi pengawasan, dilaksanakan melalui pelaksanaan qanun
gampong dan penyelenggaraan pemerintah gampong.
4) Fungsi penyelesaian sengketa dalam rangka musyawarah
permasalahan yang dimasyarakat bersama unsur sarak opat lainnya.
Petue mempunyai tugas sebagai unsur penyelenggaraan urusan pemerintah
gampong:
1) Memberi saran dan pertimbangan kepada reje (kepala gampong)
baik diminta atau tidak.
2) Memberi alternatif pemecahan masalah terhadap permasalahan yang
ada dalam masyarakat kepada reje untuk diputuskan.
3) Melakukan penyelidikan dan penuntutan atas sengketa yang timbul
dalam masyarakat yang berkenaan dengan pelanggaran syari’at Islam
dan adat istiadat untuk disampaikan kepada reje sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan.
38
4) Menjaga, memelihara, melestarikan nilai-nilai adat istiadat dan
melaksanakan tugas lain yang diminta oleh reje (kepala gampong).50
d. Rayat ialah wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat terdiri dari potensi
masyarakat baik orangtua maupun pemuda, laki-laki dan perempuan
yang mampu menyerap dan menyalurkan aspirasi rakyat serta
merumuskannya dalam keputusan penyelesaianmasalah dan program
pembangunan sesuai dengan kepentingan rakyat.51
Dalam melaksanakan
tugas lembaga kemasyarakatan (rayat) mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Penanaman dan pemupukan rasa persatuandan kesatuan masyarakat
dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2) Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam
pembangunan dan kemasyarakatan.
3) Peningkatan kualitas dan percepatan pelayananpemerintah kepada
masyarakat.
4) Penyusun rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan
hasil-hasil pembangunan secara partisipatif.
5) Menumbuhkembangkan partisipasi gotong royong masyarakan dan
pelestarian adat istiadat serta pelaksanaan penegakan syari’at Islam.
______________ 50Ibid., hal. 17-18.
51Mahmud Ibrahim dan AR. Hakim Aman Pinan, Syari‟at dan Adat Istiadat, Jilid
II...,hal.102.
39
Tugas lembaga kemasyarakatan (rayat)meliputi:
1) Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif.
2) Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan.
3) Mengembangkan nilai-nilai soaial budaya, adat istiadat, masyarakat
setempat dan menjaga norma serta etika dan hubungan kerja dengan
pemerintah gampong dan menumbuh kembangkan kondisi dinamis
masyarakat dalam rangka pemerdayaan masyarakat.52
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sarak opat
merupakan lembaga memilki kekuasaan dan menjadi alat melaksanakan syari’at,
mewujudkan kemaslahatan rakyat menjamin ketertiban dunia dan urusan agama,
juga berfungsi sebagai lembaga kesatuan umat Islam demi kelangsungan sejarah
umat Islam. Sarak opat memiliki tugasnya masing-masing dan tugas tersebut
harus dijalani oleh setiap anggota sarak opat dengan penuh tanggung jawab
sehingga mendorong potensi masyarakat untuk menjaga dan memelihara harkat
dan martabat gampongnya. Sarak opat mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan.
______________ 52
Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 26..., hal. 21.
40
3. Mekanisme Penyelesaian Sengketa atau Perselisihan menurut Adat
Penyelesaian sengketa dalam masyarakat secara adat biasanya dilakukan
dalam beberapa tahap atau langkah penyelesaiannya diawali dengan laporan
pengaduan para pihak sampai pelaksanaan utusan.53
a. Pengaduan/laporan
Lembaga-lembaga adat menerima laporan/pengaduan dari warga
masyarakat, tentang kasus perkara yang dialaminya tergantung tempat atau
wilayah di mana kejadian perkara untuk mendapat keadilan.Misalnya, perkara
terjadi di wilayahgampong maka laporannya kepada aparat gampong seperti
imem, tuha peut atau langsung kepada geucik.
b. Rapat persiapan dan pengamanan para pihak
Geucik setelah menerima laporan langsung koordinasi dengan perangkat
adat terkai, imem menasah, dan anggota tuha peut gampong untuk
dimusyawarahlan yang biasanya dilakukan dalam rapat terbatas.Dalam rapat ini
diambil langkah-langkah persiapan dan tindakan preventif untuk mencegah
melebarnya masalah sengketa. Salah satu langkah awal adalah mengadakan
pendekatan kepada para pihak agar sengketa bisa diselesaikan secara perdamaian
di gampong.
______________ 53Badruzzaman Ismail, Sistem Budaya Adat Aceh dalam Membangun Kesejahteraan,
Nilai Sejarah dan Dinamika Kekinian, (Banda Aceh: Majelis Adat Aceh, 2008), hal. 110.
41
c. Pemeriksaan duduk perkara
Kegiatan ini dilakukan dengan memanggil keduan belah pihak untuk
diminta keterangan tentang sengketa yang terjadi.Untuk memperkuat fakta atau
untuk mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, jika diperlukan juga dicari
informasi pada saksi-saksi yang mengetahuiya dan memeriksa alat bukti. Teknis
pengumpulan informasi tentang sengketapun tidak formal tetapi dilakukan dengan
mengedepankan pendekatan dari hti ke hati.
d. Sidang persiapan keputusan
Bila pihak yang mengadakan penyelidikan telah memperoleh cukup
informasi, barulah diadakan sidang awal pengambilan keputusan atau sidang
terbatas yang hanya dihadiri oleh geucik, tuha peut dan tengku menasah dan
lembaga adat yang terkait. Apapun bentuk putusannya haruslah untuk mencapai
tujuan peradilan data itu sendiri yakni untuk memberikan keselarasan,
keseimbangan dan kedamaian dalam masyarakat.
e. Penawaran alternatif penyelesaian
Dalam rangka bisa menyelesaian sengketa secara damai dalam semangat
kebersamaan diperlukan usaha yang optimal agar para pihak bisa menerima
keputusan dari para fungsionaris adat. Untuk itu juga diperlukan fleksibilitas
kedua belah pihak dalam mengakhiri sengketa.
f. Rapat pengambilan keputusan/pengumuman keputusan adat
Rangkaian akhir penyelesaian sengketa adalah pengambilan keputusan
oleh fungsionaris adat.Pengambilan keputusan ini diadakan dalam suatu rapat adat
dalam bentuk sidang yang yang terbuka untuk umum. Sidang pengambilan
42
keputusan dibuat sedemikian formal dalam pengaturan tempat yang sedemikian
rupa, sehingga setiap orang baik fungsionaris maupun pihak yang bersengketa
serta masyarakat yang hadir, masing-masing kelompok orang tersebut duduk
ditempat yang sudah ditentukan.
g. Pelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusan adat/damai dilakukan setelah diadakan rapat
pengumuman keputusan.Pelaksanaan putusan ada yang segera dilaksanakan
setelah putusan diterima oleh para pihak dalam rapat adat tersebut.ada yang
pelaksanaannya dilakukan pada waktu yang lain yang ditentukan dalam rapat
adat/sidang yang bersangkutan.
Tempat penyelenggaraan sengketa secara adat, biasanya dilakukan di
Meunasah, namun dibenarkan juga di tempat-tempat lain seperti di Balai
Meunasah atau Masjid tergantung lokasi dimana kasus sengketa terjadi atau dalam
wilayah Gampong terkait dengan orang-orang bersengketa atas persetujuan atau
sepakat kedua pihak dan disetujui oleh aparatur Gampong bersangkutan.54
4. Metode Penanganan Perselisihan Keluarga dalam Islam
Islam sudah menjelaskan dalam surat an-nisa ayat 35 tentang penyelesaian
perselisihan dalam keluarga.
______________ 54Ibid.,hal. 109.
43
Artinya,“Dan jika kalian khawatir ada perselisihan antara keduanya
maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seirang
dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufiq kepada suami istri itu. Sesungguhnya
Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”.55
Para fuqaha berkata, bila di antara suami dan istri terjadi perselisihan maka
hakim menyerahkan urusan keduanya kepada orang terpercaya untuk mengkaji
urusan mereka berdua dan mencegah pihak yang zhalim dari keduanya untuk
berbuat zhalim. Bila perselisihan keduanya semakin besar dan lama, maka hakim
mengutus orang yang dapat dipercaya dari keluarga perempuan dan orang yang
dipercaya dari keluarga laki-laki untuk bertemu dan mengkaji permasalahan
keduanya, dan kemudian memutuskan apa yang baik bagi keduanya memisahkan
atau menyatukan.56
Jika keduanya yakni suami dan istri atau kedua hakam itu
bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada
keduanya yakni suami dan istri tersebut.Karena ketulusan niat untuk
mempertahankan kehidupan rumah tangga merupakan modal utama
menyelesaikan semua problem keluarga. fungsi uataka hakam adalah untuk
mendamaikan.57
Arti hakam dalam surat an-nisa ayat 35 tersebut ahli fiqh berbeda
pendapat. Menurut pendapat Imam Abu Hanifah sebagian pengikut Imam
Hambali dan qaul qadim dari pengikut Imam Syafi’i, hakam itu berarti wakil
______________ 55Departemen Agama I, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur’an, 2005, hal. 84.
56M. Abdul dkk, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2, (Bogor: Imam Syafi’i, 2004), hal. 302.
57M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Volume
2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 433.
44
maka hakam tidak boleh menjatuhkan talak kepada pihak istri sebelum mendapat
persetujuan dari pihak suami, begitu pula hakam dari pihak istri tidak boleh
mengadakan khulu sebelum mendapat persetujuan dari istri. Sedangkan menurut
Imam Malik sebagian lain pengikut Imam Hambali dan qaul jadid pengikut Imam
Syafi’i, hakam iti sebagai hakim maka hakam boleh memberi keputusan sesuai
dengan pendapat kedusnya tentang hubungan suami istri yang sedang berselisih,
apakah ia akan memberi keputusan perceraian atau ia akan memerintahkan agar
suami istri itu berdamai kembali.58
Menurut Imam Abu Hanifah hakam adalah wakil yakni orang yang
mewakili pihak yang berselisih baik dari pihak suami maupun dari pihak istri.
Hakam disini hanya bertugas mewakili pihak terkait untuk menyampaikan
keinginan-keinginannya jika suami ingin bercerai hakam akan menyampaikannya.
Demikian pula jika hakam dari pihak istri berkeinginan berdamai maka akan
disampaikan kepada pihak istri.59
Hakam atau juru damai harus mengikuti syarat
yaitu: sudah baligh dan berakal, sudah hidup berumah tangga, bersikap adil tidak
berat sebelah, memberikan nasihat-nasihat kepada kedua belah pihak untuk
mendamaikan bukan memperkukuh suasana sehingga konflik semakain
membesar, hakam harus orang yang berwibawa dan disegani oleh kedua belah
______________ 58 Tihami & Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap Edisi 1 Cet 4,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 190.
59Beni Ahmad Saebani, Fikh Munakahat 2...,hal.53.
45
pihak, membela pihak yang tertindas berdasarkan bukti-bukti yang kuat dan tidak
melakukan pemerasan, penipuan kepada pihak yang membutuhkan jasanya.60
Adapun dalam menyelesaikan perselisihan tersebut dibutuhkan tiga tahap
dalam menyelesaikan proses perdamaian.Pertama, menasihati dan mengingatkan
keduanya dengan akibat dan yang bisa ditimbulkan serta menjelaskan apa yang
dilakukan keduanya adalah suatu kesalahan. Kedua, melakukan pukulan terhadap
keduanya suami dengan ijtihadnya. Ketiga, menjauhkan keduanya di antara
orang-orang shahih yaitu orang-orang yang bisa diterima kesaksiannya, atau dari
orang muslim yang dipercaya akan keadilan serta dihormati oleh kedua pasangan
tersebut.61
Diriwayatkan dari Ubaidah ra berkata “seorang laki-laki dan seorang
perempuandatang kepada Ali, masing-masing membawa sekelompok orang lalu
Ali menyuruh mereka mengirm satu hakam utusan yang akan menyelsaikan
masalah dari keluarga laki-laki dan satu hakam dari keluarga perempuan.
Kemudian ia berkata kepada kedua hakam itu, tahukah apa tugas kalian? Bila
menurut kalian sebaiknya menyatukan keduanya maka satukanlah, bila menurut
kalian sebaiknya memisahkan keduanya maka pisahkanlah. Perempuan tersebut
berkata, aku ridha kepada kitab Allah dengan segala hak dan kewajibanku. Laki-
laki itu juga berkata, aku tidak mau cerai.
______________
60Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hal. 201.
61 Leny Novianti, Penyelesaian Sengketa Syiqaq antara Siamu Istri dalam Perkawinan
Ditihju menurut Hukum Islam, https:// Jurnal.usu.ac.id> aricle pdf
46
Kemudian Ali berkata demi Allah kamu telah berbohong sampai kamu
mengakui seperti yang diakui perempuan ini”. (HR Syafi’i, Thabari, Abdurrazzaq
dan Baihaqi).Imam Syafi’i berkata bahwa hakim tidak boleh mengutus dua orang
juru damai tanpa kerelaan pasangan suami istri, selain itu juru damai tidak lain
adalah wakil dari pihak suami dan pihak istri yang bertugas memusyawarahkan
apakah pasangan tersebut sebaikanya tetap bersama atau bercerai.62
______________
62Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi‟i jilid 2..., hal. 140.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah
dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
penulis dengan fenomena yang diteliti.1Menurut Bodgan dan Taylor sebagaimana
dikutip oleh Prastowo metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan)
penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu
objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada
pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian
yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas,
namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang diamati.2
______________ 1Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), hal. 18.
2Adi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 24.
48
Sedangkan metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.3 Metode
deskriptif kualitatif ini berguna dalam mengumpulkan informasi yang faktual
mengenai gambaran kasus perselisihan dalam kelurga di kecamatan terangun
untuk membantu proses penyelesaian secara adat.
B. Subjek dan Informan Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek, adapun pemilihan subjek dalam
penelitian ini menggunakan teknik pruposive sampling, yaitu pengambilan
sampling berdasarkan kriteria terjadinya pasangan yang menikah di usia muda
yang masih ada ditemukan perselisihan pendapat dalam keluarga pada pasangan
tersebut. Berdasarkan observasi awal pada tanggal 03 September 2018 di
Kecamatan terangun Kabupaten Gayo Lues.
Peneliti mengambil subjek pada gampong Padang, makmur jaya dan telege
jernih. Karena menurut peneliti pada gampong-gampong tersebut terdapat subjek
penelitian yang dimaksud. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
13 orang dari 4 pasangan yang menikah di usia muda, dan perangkat gampong
atau sarak opat seperti reje (kepala gampong), imem (imam), petue (petua adat)
dan rayat.
______________ 3Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2014),
hal. 3.
49
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau sering disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan
perbuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba dan pengecap.Menurut Sugiono jika dilihat dari proses pelaksanaan
pengumpulan data maka observasi dibedakan menjadi dua yaitu:4
a. Observasi partisipan
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sunber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Observasi nonpartisipan
Observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku masyarakat,
mencatat dan menganalisis.
______________ 4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hal. 145.
50
Jadi, observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dalam aktifitas yang berlangsung di
lokasi penelitian. Tetapi hanya mengamati dari jauh sebagai pengamat
independen, observasi ini dilakukan agar mendapatkan data yang valid.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu tofik tertentu.5Enterbeg mengemukakan beberapa macam wawancara
yaitu:
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh.
b. Wawancara semi terstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview,
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk menemukan masalah
lebih terbuka, dimana pihak yang diajak diminta pendapat dan ide-idenya.
c. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
______________ 5Ibid., hal. 231.
51
Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur,
dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara
terstruktur yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan
sebelumnya oleh peneliti. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa
data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3. Analisis Dokumen
Dokumen merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
dengan menelaah dokumen yang ada untuk mempelajari pengetahuan atau fakta
yang hendak diteliti.6 Seperti otobiografi, cacatan harian, kliping, artikel, majalah,
surat-surat pribadi, dan foto-foto serta hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
Penelitian ini menggunakan dokumen pribadi, buku paduan pernikahan, dan buku
panduan adat serta profil Kecamatan Terangun. Tujuan dilakukannya analisis
dokumen ini untuk lebih mempertajam data yang telah diperoleh sehingga
memudahkan peneliti dalam menyusun hasil penelitian yang dilaksanakan
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan
Teknik pengolahan data perlu dilakukan agar data yang dikumpulkan
dapat disesuaikan dengan konteksnya. Untuk itu, peneliti perlu melakukan
pemeriksaan dengan menggunakan uji kredibilitas (credibility) yaitu:7
______________
6 Nasehudi dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 130.
7Ibid.,hal. 337.
52
a. Uji kredibilitas (credibility)
Berdasarkan ketentuan dalam penelitian kualitatif, apa yang diperoleh
harus mendalam dan sesuai dengan konteks yang diinginkan. Dengan
pertimbangan tersebut perlu dilakukan pembuktian agar data diperoleh dapat
dipercaya, penelitian melakukan beberapa cara yaitu:
1) Memelihara keakraban peneliti dengan subjek dan informan
dalammemperoleh data yang diperlukan. Pembinaan hubungan dengan subjek
dilakukan dengan cara tinggal dilokasi penelitian, sementara itu informan di
lokasi penelitian cukup melakukan pendekatan ulang karena sebelumnya sudah
saling kenal.
2) Ketekunan pengamat, dilakukan peneliti dengan cara terus mengamati
hal yang terjadi dilapangan yang dapat dijadikan data dalam penelitian ini. Selain
itu peneliti juga melakukan pengecekan, pengelompokan, analisis dan menarik
kesimpulan terhadap data yang diperoleh selama dilapangan. Hal tersebut
dilakukan setiap harinya, sehingga dapat diketahui data apa yang perlu ditambah
dan data yang dicari lagi keesokan harinya.
3) Melakukan triangulasi, triangulasi yang dilakukan peneliti adalah
triangulasi sumber, yang dilakukan dengam cara membandingkan setiap data yang
diperoleh dari beberapa sumber dan mengecek derajat kepercayaan data yang
dapat diperoleh dari beberapa informan. Misalnya setelah melakukan pengamatan
orang tua, keluarga, berkenaan dengan data yang ingin diperoleh tersebut. Jika
informasi yang diperoleh sama dari setiap sumber maka data tersebut dapat diakui
keakuratannya.
53
2. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Miles berpendapat bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan yaitu: data reduction, data display, conclusion
drawing and verivication.8
1) Miles dan Huberman menyatankan bahwa
“Data reduction refers to the process of selecting, focusing, simplifying,
abstacting and tranforming the data that appear in written-up field notes or
trancriptions” yang berarti reduksi data merupakan bentuk-bentuk pemilihan,
pemfokusan, penyederhanaan, pemisahan dan pentransformasian data mentah.
Reduksi data ini dilakukan selama peneliti berada dilapangan, karena kegiatan
reduksi data dan analisis data tidak dapat dipisahkan.
Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemerosesan data,
yaitu data yang sudah diperoleh dilapangan berkenaan fenomena tentang faktor-
faktor yang memungkinkan terjadinya problem dalam pernikahan di usia muda,
semua diseleksi dan dikumpulkan dalam masing-masing katagori. Setelah itu
jawaban yang diperoleh oleh hasil wawancara dengan setiap informan
dikelompokkan, sehingga terlihat perbedaan informasi yang diperoleh serta
diketahui data mana yang belum lengkap dan segera dicari.
______________ 8Ibid., hal. 337.
54
2) Data Display
Merupakan suatu penyajian yang berisikan informan yang memberikan
kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan sebagaimana
Miles dan Huberman menyatakan “ The second major of anaysis activity is data
display. Genericall a display is an organized, compresedd assembly of
information that permitis counclusion drawing and action”. Data yang diproses
pada kegiatan ini adalah informasi mengenai faktor-faktor yang memungkinkan
terjadinya problem dalam pernikahan di usia muda yang diperoleh melalui hasil
observasi dan wawancara kepada subjek dan informan.9
Proses penyajian data yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah,
penyusunan data yang diperoleh membentuk satu jalinan antara satu faktor dengan
faktor lainnya. Sehingga dapat diketahui data mana yang belum lengkap dan dapat
dilacak kembali kelapangan. Peneliti dalam dalam hal ini berusaha untuk
menyimpulkan kembali data-data yang telah disimpulkan pada tahap reduksi data
sebelumnya. Data yang sudah disimpulkan diperiksa kembali dan dibuat laporan
penelitian.
3) Conlclusion Drawing and Verification
Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang telah terkumpul dengan
lengkap kemudian dilakukan dengan verifikasi orang lain dalam hal ini adalah
pembimbing. Sebagaimana pendapat Miles dan Huberman menyatakan bahwa: “
conclusion drawing, in our view, is only half of a gemin configuration.
Conclusion are also verivedas the analyst proceeds”. Maksudnya adalah proses
______________ 9Ibid., hal. 341.
55
penarikan kesimpulan hanya merupakan salah bagian dari konfigurasi yang utuh,
sehingga perlu dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung.10
Sejak awal meneliti, peneliti berusaha untuk mencari makna dari setiap
data yang diperoleh. Verifikasi data dilakukan dengan cara berpikir ulang selama
melakukan penulisan merujuk catatan lapangan. Selanjutnya menganalisis data
dengan cara membandingkan jawaban dari setiap subjek dan informan penelitian,
mengenai masalah penelitian yang sifatnya penting. Jika data yang diperoleh
sudah sempurna dalam artian dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang
diperoleh nantinya akan ditulis dalam bentuk laporan akhir.
Penarikan kesimpulan akhir/penelitian diperoleh dari hasil deskripsi
berupa laporan ilmiah. Kesimpulan akhir diperoleh dengan cara menggabungkan,
baik data observasi atau hasil wawancara berkenaan faktor-faktor yang
memungkinkan terjadinya problem dalam pernikahan di usia muda.
Penelitian ini menggunakan analisis dan model Miles da Huberman,
sebagai ilustrasi untuk memperjelas prosedur dalam melakasanakan analisis data.
Berikut gambar dari proses redukasi data display dan data verifikasi.11
Komponen analisis data kualitatif model interaktif Miles dan Huberman.
______________ 10
Ibid., hal. 345.
11
Ibid., hal. 338.
56
Data yang diperoleh diklarifikasikan berdasarkan permasalahannya secara
deskriptif dengan cara menggambarkan perselisihan pendapat dalam keluarga
serta strategi penanganannya.
Adapun untuk keseragaman penyusunan skripsi ini peneliti berpedoman
pada buku “Panduan penulisan skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Universitas Islan Negeri Ar-raniry, Banda Aceh Tahun 2013.
Pengumpulan
Data Penyajian Data
Redukasi Kesimpulan
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Terangun adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten
Gayo Lues dengan luas 645,82 Hektare atau 11, 29%. Jarak dari Kecamatan ke
Kabupaten Kota 41 (km), ibu Kota Kecamatan Terangun adalah adalah Kampung
Terangun itu sendiri, di Kecamatan Terangun terdapat 24 Gampong yang terdiri
dari Gampong Jabo, Rumpi, Terangun, Rempelam Pinang, Blang Kuncir, Reje
Pudung, Garut, Padang, Gewat, Pantan Lues, Makmur Jaya, Telege Jernih, Rime
Raya, Terlis, Persada Tongra, Berhut, Lestari, Kute Sange, Bukut, Soyo, Kute
Reje, Gawar Belangi, Blang Kala Dan Melelang Jaya. Juga terdiri dari 4
kemukiman yaitu Ingin Jaya, Suka Maju, Pintu Rime Gayo dan Bujang Selamat.1
Adapun keadaan sosial masyarakat Kecamatan Terangun sudah terhitung
makmur, meskipun ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan lebih lanjut
oleh pemerintah seperti pendidikan, kesehatan, agama, perekonomian dan
pembangunan.2
Mata pencarian masyarakat juga tidak lepas dari pencarian pokok sebagai
masyarakat agraris yaitu bertani. Hasil-hasil pertanian itu menjadi sumber
kekayaan dan kemakmuran yang utama serta dapat membawa pada taraf
kehidupan yang lebih baik. Pada umumnya hasil pertanian tersebut adalah Kopi,
______________ 1Badan Perencanaan PembangunanDaerah dan Bagian Pemerintah Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Gayo Lues.
2Wawancara dengan Bapak Camat Terangun pada Tanggal 29 Juli 2019.
58
Padi, Tembakau, Cabe Rawit, Sere Wangi, Kemiri dan Minyak Nilam. Disamping
itu ada juga yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Wiraswasta, Peternak dan
Pedagang.3
Bagan 4.1
Urutuan Pemerintah Kecamatan Terangun
Sumber data: Kantor Camat Terangun, Struktur Pemerintahan Kecamatan
Terangun Juli 2019
______________ 3Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Bagian Pemerintah Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Gayo Lues.
CAMAT STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
SYABRI,S.Pd KECAMATAN TERANGUN
NIP:19750701 199803 1 005 KABUPATEN GAYO LUES
TAHUN 2019
BENDAHARA
MHD.TAHER,S.sos
NIP:19870602 201403 2 002
PENGURUS BARANG
USMAN
NIP:19710401 201406 1 004
KASI PEMERINTAHAN KASI PMK KASI PMK KASI TRANTIF PIL KASI KESOS PIL KASI YANMUM
RUSTAM EPENDI,SE SUHAIRY YUSBAR,ST ALI UMAR,ST
NIP:19810326 200701 1 001 NIP:19850414 201003 1 002 NIP:19770627 200701 1 006
USMAN USMAN ABU MUKMIN EDI SABARA ARDI,S.Pd SITI AISAH
NIP:19710401 201406 1 004 NIP:19860812 201406 1 003 NIP:19810405 201406 1 002 NIP:19780404 200904 1 007 NIP:19670105 201406 2 004
TAHMAT SABIRIN
NIP:19710624 199305 1 005 NIP:19810710 200604 1 016
ROSPITA DEWI
JABATAN FUNGSIONAL SUBAG KEUANGAN
59
Tabel 4. 1
Nama-nama Kepala Desa Kecamatan Terangun serta Perangkatnya
NO NAMA DESA NAMA
KEPALA DESA
JUMLAH PERANGKAT
DESA
1 Jabo Yusuf 8
2 Rumpi Jalim 8
3 Terangun Jafar 9
4 Rempelam Pinang Abd. Rahman 8
5 Blang Kuncir Janwar 10
6 Reje Pudung Adis 8
7 Garut Saleh 11
8 Padang Maddiah 8
9 Gewat Sulaiman 8
10 Pantan Lues Muksin 9
11 Mamkur Jaya Kamidin 9
12 Telege Jernih Muhamaddin 8
13 Rime Raya Banta 8
14 Terlis Abd. Rahim 8
15 Persada Tongra Nurdin Ariga 8
16 Berhut Seran 8
17 Lestari Zainuddin 8
18 Kute Sange M. Isa 8
19 Bukut Asim 9
20 Soyo Bakar 8
21 Kute Reje Salim 8
22 Gawar Belangi Berahim 8
23 Blang Kala Rahim 8
24 Melelang Jaya Musa 8
Sumber Data: Kantor Camat Terangun, rekapitulasi nama kepala desa serta
perangkatnya Juli 2019.
Tabel 4. 2
Jumlah Penduduk Kecamatan Terangun
NO LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 3.688 4.047 7.735
Sumber Data: Kantor Camat Terangun, rekapitulasi data penduduk Juli 2019.
60
B. Hasil Penelitian
Dalam rangka memperoleh data yang dinginkan sesuai dengan tujuan
penulisan dan pertanyaan penelitian mengenai Penanganan Perselisihan Pendapat
dalam Keluarga Melalui Adat Gayo, peneliti berpedoman pada hasil wawancara
dengan subjek penelitian.Pada masyarakat Kecamatan Terangun terdapat 24
gampong. Namun pada penelitin ini, peneliti hanya mengambil 3 sampel dari
gampong tersebut yaitu: gampongPadang, makmur jaya dan telege jernih. Karena
menurut peneliti pada gampong-gampong tersebut terdapat subjek penelitian yang
dimaksud. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang dari 4
pasangan yang menikah di usia muda,dan perangkat gampong atau sarak opat
seperti reje (kepala gampong), imem (imam), petue (petua adat) dan rayat
(rakyat).
1. Bentuk-bentuk Kasus Perselisihan Pendapat dalam Keluarga di
Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues
Setiap perselisihan yang dilami dalam rumah tangga pada pasangan yang
menikah diusia muda ada perselisihan yang tingkat kecil, sedang dan besar.
Perselisihan tingkat kecil seperti mencaci, memaki dan adu mulut, perselisihan
tingkat sedang seperti tidak ngomong, pisah ranjang dan perselisihan tingkat besar
seperti mengeluarkan kata-kata cerai atau talak. Sehingga penyelesaian yang
dilakukan tergantung pada masalah yang dialami, apabila masalah yang kecil dan
sedang dapat ditangani oleh keluarga kedua belah pihak. Namun apabila
masalahnnya sudah tingkat besar maka harus adapenyelesaian dari pihak
perangkat gampong atau sarak opat. Apabila tidak dapat juga diselesaikan oleh
61
sarak opat, maka pihak sarak opat akan mengajukan pada tingkat mukim.Hasil
wawancara yang dilakukan penelitin selama dilapangan bersama pasangan yang
menikah diusia muda dan pihak sarak opat adalah sebagai berikut:
Adapun pernyataan dari Ibu NK bahwa:
Bentuk perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga kami, karena suami
saya sering memperlakukan saya dengan keras, mencaci, memaki, menghina dan
mengatakan kejelekan saya. Dengan alasan saya selalu tidak mendengarkan
perkataan dia, tidak bisa menjadi istri seperti yang dia inginkan, tidak bisa
melayani dia dengan baik. Bahkan ia sering meninggalkan rumah tanpa
memberitahu saya dan pulang waktu tengah malam, kadang-kadang tidak tidur
dirumah.4
Berdasarkan pengakuan dari sang suami yaitu Bapak MN menyatakan
bahwa:
Beliau mengatakan, rumah tangga kami memang sudah lama tidak
harmonis karena saya sebagai suami sering tidak dihargai oleh istri saya sendiri,
tidak mendengarkan perkataan saya sehingga sering keluar dari mulut saya kata-
kata yang tidak enak didengar seperti mencaci, memaki dan menghina. Yang
disebabkan karenaistri saya tidak mau berhias dan melayani saya secara tidak
baik. Sehingga saya merasa tidak nyaman dirumah dan sering keluar rumah tanpa
memberitahu kepada istri dan pulang pada waktu tengah malam.5
Sementara pernyataan dari Bapak AZ adalah:
Perselisihan terjadi dalam keluarga kami karena sering adu mulut, tidak
ngomong dan pisah ranjang. Kami sering berdebat dalam hal-hal kecil dan
mempertahan ego masing-masing, sehingga kami saling membenci satu samalain.
Saya tidak ngomong-ngomong karena istri saya tidak mau mengalah dan ketika
diajak ngomong dia diam, sampai saya harus melakukan pisah ranjang. Karena
saya merasa tidak ada keharmonisan lagi dalam rumah tangga. Yang disebabkan
karena sifat egosentrisme yang dilakukan istri terhadap saya.6
______________ 4Hasil wawancara dengan ibu NK pada tanggal 25 Juli 2019.
5Hasil wawancara dengan bapak MN pada tanggal 25 Juli 2019
6Hasil wawancara dengan bapak AZ pada tanggal 29 Juli 2019.
62
Pengakuan dari sang istri yaitu Ibu ZA menyatakan bahwa:
Perselisihan dalam rumah tangga kami memang sering terjadi, karena adu
mulut, tidak ngomong dan pisah ranjang.Itu semua terjadi karena kami kurang
peduli satu sama lain dalam persoalan keluarga, saya sering tidak ngomong karena
saya merasa kesal terhadap suami saya yang juga tidak mau mengalah ketika ada
perdebatan tanpa menghargai pendapat saya sebagai seoarng istri. Sehingga
melakukan pisah ranjang karena saya sering diam tanpa memenuhi keinginannya
dan tidak melakukan kewajiban saya sebagai seorang istri.7
Pernyataan dari Ibu WD yaitu:
Bentuk perselisihan dalam rumah tangga saya yaitu: suami saya sering
memperlakukan saya dengan kasar, sering membentak dan menampar sampai
mengeluarkan kata-kata cerai dan talak, yang dapat menyakitkan hati saya.Suami
saya tidak pernah memenuhi kebutuhan saya dan tidak pernah memberikan apa
yang saya inginkan seperti orang-orang sering beli baju dan sebagainya. Dengan
alasan ekonomi yang selalu tidak mencukupi, sementara ia malas kerja lebih
sering nongkrong.8
Sementara pengakuan dari sang suami yaitu Bapak RZ adalah:
Perselisihan terjadi karena saya sering mengeluarkan kata-kata kasar yang
dapat menyakiti hati istri, seperti kata-kata cerai dan talak. Yang disebabkan
karena istri selalu menuntut kesempurnaan dalam rumah tangga seperti
kesempurnaan ekonomi. Sehingga saya selalu dituntut untuk selalu bekerja tanpa
peduli dengan keadaan saya. Ketika saya tidak menuruti keinginannya sayasering
bilang malas bekerja dengan menujukkan muka yang masam, cemberut sampai
tidak mau melayani saya dengan baik.9
Berdasar pernyataan dari Bapak JA adalah:
Bentuk perselisihan yang terjadi dalam rumah tanggasaya, karena dihina
dan dimaki, saya sebagai suami sering dihina oleh istri saya karena apa yang saya
lakukan selalu salah dimata dia. Tidak pernah menghargai apa yang saya lakukan,
selalu memberikan komentar dan mengkritik secara tidak baik. Sering bilang saya
tidak bisa menjadi suami seperti orang-orang yang bisa memberikan kebahagian.
______________ 7Hasil wawancara dengan bapak ZA pada tanggal 29 Juli 2019.
8Hasil wawancara dengan ibu WD pada tanggal 2 Agustus 2019.
9Hasil wawancara dengan bapak RZ pada tanggal 2 Agustus 2019
63
Dengan alasan saya tidak peduli dengan keluarga yang lebih mementingkan diri
sindiri dengan kesibukan.10
Sementara pernyataan dari sang istri Ibu AS bahwa:
Bentuk perselisihan memang sering terjadi, karena sering memaki dan
menghina. saya sering merasa kesal terhadap suami saya yang tidak pernah bisa
membahagiakan saya sepenuhnya, tidak bisa memberikan apa yang saya minta. Ia
selalu sibuk dengan urusan diluar, yang lebih mementingkan dirinya sendiri
sehingga jarang dirumah berkumpul bersama keluarga.11
Pernyataan dari peneliti bahwa:
Pertengkaran yang sering terjadi antara suami dan istri yag sering terjadi
karena kurang kepedulian antara satu dengan yang lain, keduanya tidak mau
mengalah dan mempertahankan egonya masing-masing. Contoh istri tidak
mendengarkan perkataan suami dan suami juga lebih mementingkan diri sendiri
serta tidak peduli dengan keadaan keluarganya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk kasus perselisihan yang dialami oleh masyarakat yang
menikah diusia muda adalah karena mencaci, memaki, menghina, adu mulut,
tidak ngomong, pisah ranjang dan mengeluarkan kata-kata kasar seperti cerai dan
talak yang disebabkan karena tidak melakukan kewajiban dalam rumah tangga,
tidak menghargai satu sama lain, mementing diri sendiri, tidak mendengarkan
perkataan suami dan melayani secara tidak baik serta menuntut adanya
kesempurnaan dalam rumah tangga.
______________ 10Hasil wawancara dengan bapak JA pada tanggal 3 Agustus 2019
11Hasil wawancara dengan ibu AS pada tanggal 3 Agustus 2019
64
2. Metode Penanganan Kasus Perselisihan Pendapat dalam Keluarga
pada Masyarakat Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues
melalui Adat
Setiap permasalahan yang dialami oleh pasangan dalam rumah tangga
pasti ada jalan keluar tergantung bagaimana kedua belah pihak mencari titik
terangnya. Adapun metode penanganan perselisihan pendapat dalam keluarga
pada masyarakat Kecamatan Terangan dilaksanakan oleh sarak opatadalah
sebagai berikut:
Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Johari selaku rayat
(rakyat) adalah:
Beliau mengatakan, peyelesaian perselisihan dalam keluarga tidak
langsung diselesaikan oleh sarak opat melainkan diselesaian secara kekeluargaan
terlebih dahulu. Apabila masalahnya belum terlalu rumit maka dapat diselesaikan
oleh keluarga itu sendiri yaitu antara keluarga dari pihak laki-laki dan keluarga
dari pihak perempuan, yang dapat dibantu oleh ketua dusun atau ketua
lorongsebagai orang penengah yang dapat dipercaya. Dalam penyelesaian secara
keluarga tersebut hanya memberikan sebuah pertanyaan dan masukan-masukan,
supaya pihak bermasalah dapat menceritakan permasalahannya. Contoh, „masalah
apa yang membuat kalian selalu bertengkar‟ kemudian pihak bermasalah
menjelaskan, setelah itu selesai ketua dusun atau ketua lorong dan pihak keluarga
memberikan nasehat dengan tujuan agar kedua belah pihak tidak mengulangi
kesalahan.12
Pernyataan dari Bapak kamidin selaku geucik adalah:
Cara yang dilakukan dalam menyelesaikan perselisihan keluarga adalah
adanya pengaduan atau laporan dari masyarakat kepada pihak perangkat
gampong, setelah menerima laporan langsung mengkoordinasikan dengan
perangkat adat yang terkait untuk dimusyawarahkan. Dalam hal ini langkah awal
yang dilakukan adalah persiapan dan melakukan pendekatan terhadap pihak suami
atau pun istri, yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang dirasa dekat atau
disegani oleh kedua pihak. Tempat penyelesaiannya dapat dilakukan di Meunasah
atau Mushalla serta rumah yang ditempati sesuai kesepakatan bersama.13
______________ 12Hasil wawancara dengan bapak Johari pada tanggal 26 Juli 2019.
13Hasil wawancara dengan bapak Kamidin pada tanggal 27 Juli 2019.
65
Hal yang sama disampaikan oleh Bapak Jerman, selaku urang tue
mengatakan bahwa:
Pelaporan yang dilakukan oleh pihak bermasalah atau kedua belah pihak
dapat dilakukan kepada ketua dusun terlebih dahulu. Apabila masalahnya sudah
terlalu berat maka ketua dusun melaporkan kepada salah satu sarak opat atau
kepada geucik terlebih dahulu. Setelah geucik menerima laporan baik dari ketua
dusun atau pihak bermasalah, maka geucik melakukan rapat secara internal untuk
menentukan jadwal sidang. Jika kesepakatan penyelesaian secara damai disetujui
oleh kedua belah pihak, maka pihak sarak opat akan mengundang secara resmi
kedua belah pihak untuk mengahadiri persidangan pada hari dan tanggal yang
telah ditetapkan. Pada hari persidangan berlangsung geucik mempersilahkan
kedua belah pihak menyampaikan permasalahannya yang kemudian dicatat oleh
orang yang dapat dipercaya atau salah satu dari sarak opat.14
Pernyataan dari Bapak Ramli selaku tengku imem (imam) adalah:
Perselisihan yang terjadi dalam keluarga pada pasangan yang menikah di
uasia muda, ada yang tingkat kecil, sedang dan besar. Perselisihan yang kecil dan
sedang itu masih dapat ditangani oleh keluarga kedua belah pihak, namun yang
tingkat besar akan ditangani oleh pihak sarak opat. Dalam kasus tingkat besar
penyelesaian yang dilakukan dapat melalui mediasi atau musyawarah sampai
menemukan hasil akhir. Dalam mediasi tersebut dapat diberikan arahan, nasehat
dan masukan-masukan yang positif, seperti berusaha selalu melengkapi
kekurangan pasangan, saling menghargai dan berusaha memberikan dukungan
dalam hal baik terhadap pasangan. Dalam hal ini Apabila kedua belah pihak sudah
ditangani beberapa kali, pasangan tersbut sudah dinasehati, diberi arahan namun
masih tetap mengulangi kesalahan dan tidak dapat berdamai antara keduanya.
Maka konsekuensi yang dilakukan oleh para pihak adalah akan mengajukan ke
forum persidangan Mukim.15
Pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak Maddiyahselaku geucik adalah:
Beliau mengatakan: Pada persidangan tingkat mukim bersifar resmi dan
terbuka untuk kasus yang besar. Penyelesaian melalui peradilan mukim yaitu
peradilan adat yang diikuti oleh perangkat mukim untuk menyelesaikan
perselisihan yang sudah diajukan oleh para pihak karena tidak tidak puas terhadap
putusan peradilan gampong. pada tingkat mukim ini metode penyelsaiannya tidak
jauh beda dengan peradilan gampong.Mukim mempersilahkan kedua belah pihak
______________ 14Hasil wawancara dengan bapak Jerman pada tanggal 31 Agustus 2019.
15Hasil wawancara dengan bapak Ramli pada tanggal 3 Agustus 2019.
66
atau orang yang mewakilinya menyampaikan persoalannya dan para mukim
menanggapinya, dengan memberikan nasehat dan memberikan surat perjanjian
yang sudah disepakati dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak, bahwa mereka
tidak akan mengulagi perbuatannya lagi. Biasanya kedua belah pihak saling
berdamai, saling maaf memaafkan dengan melakukan salam-salaman. Namun
apabila kedua belah pihak berdamai tetapi tidak mungkin bersatu lagi, mereka
lebih memilih berpisah secara baik-baik. Maka mukim memutuskan untuk
menyerahkan hasil akhir kepada kedua belah pihak, jika mereka ingin berpisah
maka hukum adat akan memisahkan mereka secara adat dan agama dan
dibuktikan surat perjanjian perdamaian cerai.16
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, dapat disimpulkan
bahwa metode penyelesaian kasus perselisihan dalam keluarga yang diselesaian
oleh sarak opat adalah menerima pengaduan atau laporan dari masyarakat,
memanggil kedua belah dan melakukan pendekatan sebelum diadakan sidang.
Untuk diminta keterangan dan menggali masalah yang dialami serta memberikan
arahan, nasehat dan masukan-masukan yang positif. Pihak sarak opat berusaha
melakukan berbagai cara supaya pasangan suami istri tetap bersatu,
mendengarkan apa yang disampaikan pihak yang bermasalah dan mendengarkan
semua keluahannya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam sub bagian ini akan dijelaskan tentang dua aspek
pembahasanpenelitian yaitu: (1) Bentuk-bentuk kasus perselisihan pendapat
dalam keluarga di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues. (2) metode
penanganan kasus perselisihan pendapat dalam keluarga pada masyarakat
Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues melalui adat.
______________ 16Hasil wawancara dengan bapak Maddiyah pada tanggal 4 Agustus 2019.
67
a. Bentuk-bentuk Kasus Perselisihan Pendapat dalam Keluarga di
Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis maka didapatkan
hasil bahwa perselisihan dalam keluarga yang terjadi di Kecamatan Terangun
sering terjadi pada pasangan yang menikah di usia muda.Bentuk kasus
perselisihan yang terjadi pada pasangan tersebut adalah karena acuh tak acuh,
mencaci maki, adu mulut, pisah ranjang, tidak ngomong dan mengeluarkan kata-
kata cerai dan talak.
(1) Mencaci maki
Mencaci maki yaitu Menghina dan mengeluarkan kata-kata yang tidak
sopan seperti mengatan kejelekan seseorangyang akan menyebabkan
pertengkaran. Banyak wanita mengeluh bahwa suaminya suka memaki dan
mengutuknya, terkadang suami menjatuhkan martabat dan kehormatannya. Dan
ketika terjadi pertengkaran si suami tidak segan-segan mencaci maki istrinya.17
Islam mengajarkan, bersikaplah kepada istri seperti yang ia inginkan
selama itu tidak bertentangan dan bergaullah dengan mereka secara patut (baik).18
Seperti dalam firman Allah SWT Q.S An-Nisa ayat 19:
Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang makruf atau
patut. Jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena barangkali
______________ 17
Sobri Mersi Al-Faqi, Solusi Problematika Rumah Tangga Modern, (Surabaya: Pustaka
Yasir, 2011), hal. 241.
18Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Bee Media Pustaka, 2017),
hal.404.
68
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak
padanya”.19
Bergaul secara makruf yaitu patut, bersikap, berucap yang baik dan wajar
kepadanya. Jika kamu masih cinta kepadanya asah dan asuhlah cinta tersebut,
apabila tidak menyukainya lagi maka bersabarlah jangan cepat-cepat
menceraikannya. Ada ulama yang memahami arti perintah untuk berbuat baik
kepada istri yang dicintai maupun tidak, seperti kata makruf mereka pahami
mencakup tidak mengganggu, tidak memaksa, dan berbuat ihsan yang baik-baik
kepadanya.20
Jika dikaitkan dengan kasus yang terjadi pada salah satu pasangan di atas,
mencaci maki sering terjadi karena problempendidikan, suami dan istri kurang
memahami dalam persoalan keluarga.21
seorang suami sering bersikap tidak
peduli terhadap istri dan mengatakan kejelekan istri, sehingga mereka sering
bertengkar. Seorang istri juga selalu menentang perkataan suami dan tidak peduli
dengan keadaan rumah tangganya. Seperti tidak mendengarkan perkataan suami,
tidak melaksanakan hak-haknya sebagai seorang itri.
(2) Adu mulut, tidak ngomong dan pisah ranjang
Makna ungkapan adu mulut adalah bertengkar, berdebat dan bercekcok.
Apabila dikaitkan dengan kasus di atas, suami istri awalnya sering berdebat dalam
hal-hal kecil, merekatidak menghargai pendapat satu sama lain dan tidak mau
______________ 19Departemen Agama I, Al-qur’an dan Terjemahnya, YayasanPenyelenggara
Penerjemahan Al-Qur‟an, 1997, hal. 80.
20
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Volume
2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 381. 21Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga..., hal. 18.
69
mengalah dalam perdebatan. Sehingga salah satu diantara pasangan tersebut ada
yang merasa kesal dan tidak mau ngomong. Pisah ranjang ini terjadi disebabkan
karena perdebatan demi perdebatan seolah tanpa ujung, suami istri sering berdebat
dan keduanya beruaha mempertahankan egonya masing-masing dan pada
akhirnya mereka saling membenci. Sehingga kedua pasangan merasa lelah,
masalah demi masalah yang timbul mulai dari masalah keuangan, masalah
keluarga yang membuat suami istri tak lagi bisa merasakan kebahagiaan dalam
pernikahan.
Bagi suami yang mengalah kepada istri bukan berarti meruntuhkan
kewibawaan. Dan bagi istri yang mengalah kepada suami berarti menjalankan
fitrah sebagai perempuan. Ketika suami berbicara hargai dan ikuti apa pendapat
suami terlebih dauhulu, jangan menyudutkan dengan perasaan bersalah. Apabila
dalam pertengkaran istri lebih emosional maka suami lebih baik memilih untuk
mengalah. Emosi sang istri bukan karena ingin merasa lebih dari suami, namun
sebagian istri tidak mengerti terhadap permasalahan keluarga. jadi suami
mengalah justru karena lebih cerdas dan pikiran lebih matang daripada istri.
Namun apabila istri masih memiliki karakter meremehkan dan merendahkan
tanpa menghargai suami, maka pada saat kondisi tersebut suami harus bersikap
tegas sesuai dengan ajaran Islam.
Allah SWT berfirman Q.S An-Nisa ayat 34:
70
Artinya:“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah meraka ditempat tidur mereka dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sungguh Allah mahatinggidanmahabesar”.22
Imam Syafi‟i mengatakan, apabila mereka berbuat nusyuz secara terang-
terangan dengan cara tidak mau menaati suami, maka hendaklah kalian
menasehati, melakukan pisah ranjang dan memukulnya secara tidak berlebihan
atau tidak sampai menimbulkan luka. Hendaklah suami melakukan pisah ranjang
sampai istri insyaf dari perbuatan nusyuznya.23
Nasihat boleh dilakukan sebelum
terjadinya perbuatan yang tidak disukai, apabila penyebabnya dapat dilihat karena
tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini. Nasihat tidak diharamkan untuk
diberikan seseorang kepada saudaranya apalagi kepada sitrinya. Sementara pisah
ranjang dengan istri lebih dari tiga hari selain dalam kondisi ini diharamkan dan
pemukulan hanya dilakukan atas dasar perbuatan yang nyata.24
(3) Mengeluarkan kata-kata cerai/talak
Secara bahasa talak berarti melepaskan atau meninggalkan. Sedangkan
menurut pengertian syari‟at talak berarti melepaskan ikatan pernikahan atau
bubarnya hubungan perkawinan.25
Sayyid Sabiq mendefinisikan talak dengan
upaya untuk melepaskan ikatan perkawinan dan selanjutnya mengakhiri hubungan
______________ 22Departemen Agama I, Al-qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemahan Al-Qur‟an, 1997, hal. 84.
23Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi’i jilid 2, (Jakarta Timur,
Almahira, 2008), hal. 134.
24 Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi’i..., hal. 131.
25Abdul Syukur Al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita, (Yokyakarta: DIVA Press, 2015).
Hal. 232.
71
perkawinan itu sendiri. Berdasarkan sumber hukum Al-Qur‟an dan Hadits, hukum
talak dibagi menjadi 3 yaitu:
(1) Wajib, apabila terjadi perselisihan antara suami istri dan talak
digunakan, sebagai tujuan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
antara suami istri jika masing-masing pihak melihat bahwa talak
adalah jalan satu-satunya untuk mengakhiri perselisihan.
(2) Sunat, talak disunatkan jika istri rusak moralnya berbuat zina atau
meninggalkan kewajiban-kewajiban agama, seperti meninggalkan
shalat, puasa, istri tidak menjadi diri.
(3) Makruh, talak merupakan jalan yang halal yang paling dibenci oleh
Allah SWT, yakni dibenci jika tidak ada sebab yang dibenarkan.26
Sedangkan Nabi tidak mengharamkan juga karena tidak dapat
menghilangkankemaslahatan yang terkandung dalam perkawinan.Menurut para
ulama fiqh talak terdiri atas beberapa macam yaitu talak yang dilihat dari sifatnya,
waktu pengucapanya, ketegasan kalimatnya dan boleh tidaknya untuk rujuk
kembali.27
Apabila dilihat dari sifatnya talak dibagi menjadi dua macam yaitu talak
suni dan talak bid‟i.
1) Talak sunni
Talak sunni adalah adalah talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan
syari‟at Islam. Talak sunni adalah talak yang sesuai dengan ketentuan agama,
______________
26 Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat..., hal. 214.
27
Abdul Syukur Al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita..., hal.238.
72
yaitu seorang suami menalak istrinya yang pernah dicampuri dengan sekali talak
pada masa bersih dan belum di dukhul selama bersih itu.
2) Talak bid‟i
Talak bid‟i adalah talak yang dijatuhkan oleh seorang suami kepada
istrinya dengan melanggar ketentuan dan tuntutan syari‟at. Sehingga hukum talak
ini adalah haram dan orang yang melakukannya berdosa. Talak ini merupakan
talak yang dijatuhkan pada waktu dan jumlah yang tidak tepat yaitu dijatuhkan
terhadap istri saat haid atau dijatuhkan terhadap istri yang telah dicampuri pada
waktu ia bersih.
1. Dilihat dari ketegasan kalimatnya
1) Talak sharih
Talak sharih adalah talak yang kalimatnya dapat langsung dipahami ketika
diucapkan dan tidak mengandung kemungkinanmakna yang lain. Misalnya kamu
telah aku cerai atau kamu telah aku talak.
2) Talak kinayah
Talak kinayah adalah talak yang kata-katanya mengandung beberapa
kemungkinan makna (ambigu), bisa bermakna talak atau selainnya. Misalnya
kembalilah kepada keluarga kamu. Apabila suami mengatakan kalimat seperti itu
maka talaknya tidak jatuh, kecuali perkataan tersebut disertai dengan niat talak.
2. Dilihat dari waktu jatuhnya talak
1) Talak munjazah
Talak munjazah adalah pernyataan talak yang diniatkan agar talaknya
jatuh saat itu juga oleh orang yang mengucapkannya. Contoh seorang suami yang
73
berkata kepada istrinya kamu aku talak atau perkataan yang semisalnya, maka
talak yang diucapkan jatuh pada saat itu. Jadi hukum dari talak munjazah
langsung berlaku sejak suami mengucapkan kalimat talak tersebut kepada istrinya.
2) Talak mu‟alaq
Talak mu‟alaq adalah talak yang diucapkan seorang suami kepada istrinya,
tetapi dengan diiringi oleh adanya syarat. Misalnya suami berkata kepada istri,
jika nanti kamu keluar rumah tanpa seizinku maka kamu telah tertalak.
3) Talak mudhaf
Talak mudhaf adalah talak yang dikaitkan dengan waktu tertentu.
Misalnya, seorang suami mengatakan kepada istrinya hari senin tanggal 10
Agusttus tahun ini kamu aku ceraikan. Menurut para ulama talak yang diucapkan
dalam kondisi semacam ini terlaksana jika waktu jatuh tempo sudah datang.
3. Dilihat dari boleh atau tidaknya rujuk
1) Talak raj‟i
Talak raj‟i adalah talak yang dijatuhkan oleh seorang suami kepada
istrinya yang sudah dicampuri tanpa menerima pengembalian mahar dari pihak
istri dan belum didahului dengan talak sama sekali atau baru didahului dengan
talak satu kali. Bagi seorang istri yang mendapat talak raj‟i dari suaminya
statusnya masih sebagai istri selama ia masih beradadalam masa idah
(menunggu).
74
2) Talak ba‟in
Talak ba‟in adalah talak yang terjatuh setelah seorang wanita mengalami
masa idah, yaitu ketika talak raj‟i telah berakhir. Dan hal ini menjadikan suami
tidak dapat merujuk istrinya lagi. Para ulama membagi talak ini menjadi dua
yaitu: talak ba’in shugraadalah talak yang terjadi ketika suami tidak memilki hak
untuk rujuk kembali dengan istrinya, kecuali dengan melangsungkan akad nikah
dan mahar baru. Talak ba’i kubra adalah talak yang menghilangkan kepemilikan
mantan suami terhadap manta istrinya serta menghilangkan kehalalan mantan
suami untuk menikah kembali dengan mantan istrinya. Talak ini terjadi pada talak
yang ketiga kalinya.
Talak yang dimaksud disini adalah talak yang dikeluarkan suami ketika ia
sedang marah. Dari Aisyah ra berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
لا طلا ق ولاعتاق في اغلا ق )رواه احمد وابو داود وابن ماجه وا حاكم(
Artinya: “tidak ada talak dan juga memerdekakan budak dalam keadaan
ighlaq”.28
Kata ighlaq dalam hadits tersebut ditafsirkan sebagai marah, benci,
emosi atau hilang kendali. Dalam ketiga kondisi ini seringkali seseorang tidak
menyadari apa yang mereka katakan, sehingga dengan demikian talak tidak
berlaku.29
______________ 28 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Shahih Sunan Ibnu Majah, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007), hal. 254.
29Syaikh Kamil Muhammad „Uwaidah, Fikih Wanita, (Jakarta: Al-Kautsar, 2008). Hal.
475.
75
Namun demikian, apabila talak sudah dikeluarkan oleh suami tetap akan
menyakiti hati istri. Allah SWT memerintahkan suami agar bersikap dan
memperlakukan istrinya dengan baik. Seorang suami tidak diperbolehkan
menyusahakan istri apalagi bersikap sewenang-wenangnya. Bahkan ketika sang
istri melakukan sesuatu yang tidak berkenan dihati suami, Allah SWT
menganjurkan bersabar dan menasehati istri apabila berbuat salah.30
Jika dikaitkan dengan kasus di atas, bentuk perselisihan yangterjadi karena
problem ekonomi, dimana seorang istri selalu menuntut kesempurnaan dalam
rumah tangga seperti orang-orang kaya apa yang diinginkan semua ada, suami
sering memberi uang lebih kepada istri. Sehingga seorang suami marah dan
bersikap kasar terhadap istrinya, seperti membentak, menampar sampai
mengeluarkan kata-kata cerai/talak. Kekacauan dalam rumah tangga dapat dipicu
oleh ekonomi yang kurang lancar, stabilitas ekonomi merupakan salah satu
penunjang terwujudnya keluarga sakinah.
Banyak para istri yang tidak mensyukuri pemberian suami, mereka selalu
saja merasa kurang dan tidak cukup. Sehingga suami yang sudah lelah bekerja
seharian jarang disambut dengan senyuman karena kurangnya penghasilan yang
didapat. Seharusnya para istri menyadari bahwa tidak mensyukuri pemberian
suami sama halnya dengan tidak mensyukuri pemberian Allah, sebab nafkah yang
diberikan suami kepada istri pada hakikatnya adalah pemberian dari Allah SWT.31
Bagi istri hendaknya mengetahui suaminya dengan penghormatan dan kemuliaan,
______________ 30
Abdul Syukur Al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita..., hal. 231. 31
Ibid..., hal. 318.
76
ia menggantikan suami dalam usaha dan pemberian. Melindungi suami dari
berbagai kesusahan dan kekacauan, tidak berusaha menentang ucapan suami,
merendahkan dan mengikuti keinginan sendiri.32
b. Metode Penanganan Kasus Perselisihan Pendapat dalam Keluarga
pada Masyarakat Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues
melalui Adat
Berdasarkan hasil deskripsi data penelitian terkait dengan metode
penyelesaian perselisihan dalam keluarga dapat ditangani oleh sarak opat, seperti
geucik, imem, petue dan rakyat. Penyelesaian yang dilakukan oleh oleh sarak opat
adalah dengan menerima pengaduan atau laporan,Pemeriksaan duduk perkara,
Sidang persiapan keputusan, Penawaran alternatif penyelesaian,
Rapatpengambilan keputusan/pengumuman keputusan adat dan Pelaksanaan
putusan.
(1) Menerima pengaduan atau laporan
Dalam penyelesaian perselisihan keluarga, sarak opatmenerima pengaduan
atau laporan terlebih dahulu dari pihak yang bermasalah atau dari masyarakat.
Laporan yang diterima baik kepada geucik ataupun pihak sarak opat lainnya yang
sama-sama saling membantu dalam menyelesaikan persoalan keluarga.
penanganan yang dilaksanakan oleh sarak opat terhadap perselisihan keluarga
sesuai dengan yang sudah dijalankan, sarak opat melaksanakan kegiatan tersebut
sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan dalam masyarakat.
______________ 32Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga, (Jakarta: AMZAH, 2019), hal. 144.
77
Penyelesaian ini dapat dikaitkan bahwa lembaga-lembaga adat menerima
laporan/pengaduan dari warga masyarakat, tentang kasus perkara yang dialaminya
tergantung tempat atau wilayah di mana kejadian perkara untuk mendapat
keadilan. Geucik setelah menerima laporan langsung mengkoordinasikan dengan
perangkat adat yang terkait, seperti imem, dan anggota gampong lainnyauntuk
dimusyawarahkan yang biasanya dilakukan dalam rapat terbatas.Dalam rapat ini
diambil langkah-langkah persiapan dan tindakan preventif untuk mencegah
melebarnya masalah sperselisihan. Salah satu langkah awal adalah mengadakan
pendekatan kepada para pihak agar perselisihandapat diselesaikan secara
perdamaian di gampong.33
(2) Pemeriksaan duduk perkara
Dalam pemeriksaan duduk perkara, sarak opat melakukan proses
penyelesaian perselisihan keluarga denganmemanggil kedua belah pihak yang
bermasalah,pemanggilan kedua belah pihak dilakukan secara terpisah. Dengan
tujuan supaya kedua belah dapat menyampaikan apa yang dialaminya. Pada
perkembangan selanjutnya akan dihadirkan kedua belah pihak secara bersamaan.
Namun pada pemeriksaan duduk perkara ini sidang yang dilaksanakan tidak
dalam bentuk formal atau tidak harus semua pihak sarak opat ikut dalam kegiatan
tersebut.
Pemeriksaan duduk perkara yang sudah dijalankan oleh sarak opat, maka
dapat dikaitkan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan memanggil kedua belah
pihak untuk diminta keterangan tentang perselisihan yang terjadi.Untuk
______________ 33
Badruzzaman Ismail, Sistem Budaya Adat Aceh dalam Membangun Kesejahteraan,
Nilai Sejarah dan Dinamika Kekiniah,(Banda Aceh: Majelis Adat Aceh, 2008), hal. 110.
78
memperkuat fakta atau untuk mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, jika
diperlukan juga dicari informasi pada saksi-saksi yang mengetahuinya dan
memeriksa alat bukti.Dalam hal ini langkah awal yang dilakukan adalah persiapan
dan melakukan pendekatan terhadap pihak suami atau pun istri, yang dapat
dilakukan oleh siapa saja yang dirasa dekat atau disegani oleh kedua pihak.
Hal ini dimaksudkan untuk lebih dapat menggali berbagai informasi dari
kedua belah pihak dan lebih dari itu karena peradilan adat ini bukanlah pengadilan
yang mempunyai formalitas atau ketentuan baku dalam cara persidangan. Tidak
adaketentua berapa kali persidangan dilakukan untuk pengumpulan data
perselisihan. Tergantung besar tidaknya dan kemahiran fungsionaris adat.34
(3) Sidang persiapan keputusan
Dalam sidang persiapan keputusan yang sudah dilaksanan oleh sarak opat
sesuai dengan yang sudah dijalankan selama ini. Sarak opat mengikuti tahap-
tahap proses pelaksanaan penyelesaian perselisihan, untuk melaksanakan sidang
persiapan keputusan sarak opat membuat rapat internal dengan bermusyawarah
dalam menentukan jadwal sidang selanjutnya. Apabila kedua belak pihak sepakat
melaksanakan penyelesaian secara damai, maka pihak sarak opat akan
mengundang secara resmi kedua belah pihak untuk mengahadiri persidangan pada
hari dan tanggal yang telah ditetapkan.
Bila pihak yang mengadakan penyelidikan telah memperoleh cukup
informasi, barulah diadakan sidang awal pengambilan keputusan atau sidang
terbatas yang hanya dihadiri oleh geucik, imem dan lembaga adat yang
______________ 34Ibid..., hal. 112.
79
terkait.Sidang awal ini biasanya diadakan di Meunasah atau balai Meunasah
dengan tujuan untuk menganalisis perkara yang sudah dilaporkan oleh
masyarakat. Setelah menemukan sebab dari perkara tersebut para fungsionaris
gampong berembuk tentang penerapan penyelesaian adat. Apapun bentuk
putusannya harus untuk mencapai tujuan peradila adat itu sendiri yakni untuk
memberikan keselarasan, keseimbangan dan kedamaian .35
(4) Rapat pengambilan keputusan/pengumuman keputusan adat
Dalam rapat pengambilan keputusan atau pengumuman keputusan adat,
sarak opat memberikan nasehat dan arahan kepada kedua belah pihak setelah
menyampaikan persoalan yang dialami dalam keluarga. Kedua belah pihak duduk
secara terpisah dengan ada orang yang mendampingi mereka masing-
masing.Sidang pada tahap ini dilaksanakan secara terbuka yang dihadiri oleh
semua perangkat adat/sarak opat dan keluarga kedua belah pihak. Jika dikaitkan
maka sidang pengambilan keputusan dibuat sedemikian formal dalam pengaturan
tempat.
Sehingga setiap orang, baik perangkat adat maupun pihak yang
bermasalah serta masyarakat yang hadir masing dapat duduk ditempat yang sudah
ditentukan. Untuk keabsahan secara adat perlu dipahami bahwa keputusan
perdamaian itu perlu ditanyakan kepada kedua belah pihak apakah mereka
menerima atau tidak. Setelah kedua belah pihak menerima ata menolak, maka
secara hukum adat mereka terkait untuk mematuhi dan melaksanakan. Kalau
mereka tidak menerima maka penyelesaian perselisihanakan diajukan dan
______________
35Ibid..., hal. 112.
80
diselesaian pada tingkat mukim. Keputusan dibacakan secara terbuka untuk
diketahui masyarakat setempat. Rapat pengambilan keputusan sebenarnya secara
substansi lebih kepada pengumuman dan penasehatan kepada kedua belah pihak.
(5) Pelaksanaan putusan
Pada pelaksanaan putusan, sarak opat memberikan surat perjanjian
perdamaian bahwa kedua belah pihak tidak mengulangi kesalahan.Apabila mereka
berdamai namun keduanya tidak dapat berkumpul kembali, maka pihak sarak opat
mengembalikan kepetusan kepada kedua belah pihak. Memberikan putusan atas
dasar hasil musyawarah mupakat yang disetujui oleh semua pihak, apabila
putusan tidak diterima dapat diteruskan oleh yang bersangkutan kepada mukim.
Jika dikaitkan dengan Pelaksanaan putusan, sarak opat melaksanakan
sidangini ada yang segera dilaksanakan setelah putusanditerima oleh kedua belah
pihak dalam rapat adat, ada yang pelaksanaannyadilakukan pada waktu yang lain
yang ditentukan dalam rapat adat/sidang yang bersangkutan. Pelaksanaan yang
harus segera dilaksanakan dalam sidang adat adalah pendatangan surat perjanjian
damai. Dalam surat perdamaian dimuat tentang isi formulir, identitas kedua belah
pihak dan isi materai tetntang pernyataan damai dan poin-poin kesepakatan kedua
belah pihak. Penandatanganan surat perdamaian ini biasanya langsung dilakukan
setelah pengumuman keputusan dalam forum rapat adat.36
______________
36Ibid...,hal. 116
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil deskripsi dan pembahasan data penelitian yang telah
dilaksanakan di Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk perselisihan yang terjadi dalam keluarga yaitu mencaci
maki, adu mulut, tidak ngomong, pisah ranjang dan mengeluarkan kata-
kata cerai/talak yang disebabkan karena adanya problem dalam rumah
tangga, seperti problem ekonomi, pendidikan, kesibukan, cemburu, sifat
egosentrisme dan tidak dikaruniai seorang anak. Sehingga munculnya
kesalahpahaman dalam rumah tangga, perbedaan perinsip hidup dan pola
pikir yang berbeda, serta kesulitan menyesuaikan diri antara kedua belah
dalam persoalan keluarga.
2. Metode penanganan perselisihan dalam keluarga, yang dilaksanakan oleh
sarak opat sesuai dengan masalah yang dialami pasangan yang menikah di
usia muda, apabila masalah yang tingkat kecil dan sedang maka
penyelesaian dapat dilaksanakan secara kekeluargaan dengan salah satu
pihak dari sarak opat sebagai orang penengah, yang dapat memberikan
nasehat dalam mediasi atau musyawarah. Dan apabila perselisihan sudah
tingkat besar maka penyelesaiannya secara adat, yang dapat dilaksanakan
oleh sarak opat dengan menerima pengaduan atau laporan, memanggil
82
atau mendatangi rumah pihak yang bermasalah, menyelidiki kasus yang
terjadi, melakukan pendekatan terhadap pihak yang bermasalah, adanya
rapat pengambilan keputusan dan putusan adat.Dalam penyelesaian
tersebut sarak opat dapat memberikan nasehat dan arahan kepada pihak
yang bermasalah. Apabila kedua belah pihak tidak dapat berdamai, maka
pihak sarak opat dapat mengajukan masalah tersebut pada tingkat mukim.
Penanganan pada tingkat mukin tidak jauh beda dengan peradilan
gampong, mukim mempersilahkan kedua belah pihak menyampaikan
persoalan dan para mukim memberikan tanggapan dan dan nasehat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan terhadap penanganan
perselisihan pendapat dalam keluarga melalui adat Gayo studi kasus pada
masyarakat Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues, ada beberapa saran yang
diajukan penulis kepada:
1. Pasangan yang menikah di usia muda untuk mempersiapkan diri dan
mempersiapkan ilmu-ilmu agama, baik tentang fikih-fikih pernikahan serta
mematangkan keperibadian atau psikologi.
2. Perangkat gampong atau sarak opat diharapkan agar lebih meningkatkan
usaha dan kekompakan dalam menyelesaikan kasus perselisihan dalam
keluarga, serta bersikap lebih bersabar dan bijaksana.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang penyelesaian
kasusperselisihan dalam keluarga melalui hukum Islam dan
83
mengembangkan pokok permasalahan lain yang bisa mengurangi dan
mencegah problem yang terjadi dalam rumah tangga.
84
DAFTAR PUSTAKA
Agus Santoso.Psikospritual Konseling Islam. Yokyakarta: Trussmedia Grafika,
2017.
Agustin Hanafi.Perceraian dalam Perspektif Fiqh dan Perudangu-undangan
Indonesia. Ulee Kareng: Lembaga Naskah Aceh dan Ar-raniry Press,
2013.
Abdullah Adil Fathi. Ketika Suami Istri Hidup Bermasalah. Jakarta: Gema Insani
Press, 2005.
Asnawi Muhammad Salam, Aceh Antara Adat dan Syariat Sebuah Kajian Kritik
Tradisi dalam Masyarakat Aceh, Banda Aceh, Ar-raniry Press, 2004.
Abdul Rahman Ghozali.Fiqh Munakahat Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2003.
Amir Syarifuddin.Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana,
2009.
Aunur Rahim Faqih.Bimbingan dan Konseling dalam islam.Jokjakarta: UII Press,
2001.
Ali Yusuf As-Subki.Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam. Jakarta:
Sinar Grafika Offset, 2010.
Adi Prastowo.Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Arikunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta,
2014.
Abdul Syukur Al-Azizi, Buku Lengkap Fiqh Wanita, Yokyakarta: DIVA Press,
2015.
Ali Yusuf As-Subki.Fiqh Keluarga. Jakarta: AMZAH, 2019.
Beni Ahmad Saebani.Fikh Munakahat 2. Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Badruzzaman Ismail. Sistem Budaya Adat Aceh dalam Membangun
Kesejahteraan Nilai Sejarah dan Dinamika Kekiniah.Banda Aceh: Majelis
Adat Aceh, 2008.
85
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani.Perkawinan Perceraian Keluarga
Muslim. Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.
Djuju Sujana.Perananan Keluarga dalam Lingkungan Masyarakat Remaja
Bandung: Erlangga, 1996.
Departemen Agama I.Al-Qur’an dan Terjemahannya. Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur’an, 2005.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Eva Meizara Puspita Dewi & Basti.“Konflik Perkawinan dan Model
Penyelesaian Konflik pada Pasangan Suami Istri” Jurnal Psikologi
(Online), Vol 2, No.1, (2008), Universitas Negeri Makassar. Diakses 12
Desember 2018, dari Situs: ejournal. Gunadarma.ac.id>article.
Hamdani Bakran Ad-Dzakry.Konseling dan Psikoterapi. Yokyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2002.
Haris Herdiansyah.Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial.Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hilman Hadikusuma.Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Ucapan
Adatnya. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.
Joseb Sembiring.Cara Menyelesaiakan Sengketa di Luar Pengadilan (Negoisasi,
Mediasi, Konsiliasi dan arbitrase). Jakarta: Visimedia, 2011.
Kurnia Sulubere. Syari’at dan Adat Gayo. Blogspot.Com Diakses Tanggal 10
April 2019.
M.Ali Hasan.Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam. Jakarta: Siraja,
2006.
Mufidah.Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender.Yokyakarta: UIN-
MalangPress.
Muhammad Nashiruddin Al Albani.Shahih Sunan Ibnu Majah. Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007.
M.Quraish Shihab.Tafsir Al-Misbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Volume 2. Jakarta: Lentera Hati, 2002.
M. Abdul dkk.Tafsir Ibnu Katsir jilid 2. Bogor: Imam Syafi’i, 2004.
86
Moerti Hadiati Soeroso.Kekerasan dalam Rumah Tangga. Jakarta: Sinar Grafika,
2011.
Nasehudi dkk.Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Qanun Kabupaten Bener Meriah Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Kampung.
Syaikh Hasan Ayyub.Fikih Keluarga. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
Sudarsono.Kamus HukumCetakan ke-3. Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Syaikh Ahmad Musthafa al-Farran.Tafsir Imam Syafi’i jilid 2. Jakarta Timur,
Almahira, 2008.
Sofyan S. Willis.Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta, 2015.
Sri Lestari.Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
Syukri MA.Sarak Opat Sistem Pemerintahan Tanah Gayo dan Relevansinya
Terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung: Citapustaka Media,
2007.
Samsir Aliyah. Sistem Pemerintahan dan Adat dalam Islam.Jakarta Timur:
Khalifa/Pustaka Al-Kautsar Grup, 2004.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Sobri Mersi Al-Faqi.Solusi Problematika Rumah Tangga Modern. Surabaya:
Pustaka Yasir, 2011. Syamsul Rijal Hamid.Buku Pintar Agama Islam. Jakarta: Bee Media Pustaka,
2017.
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fikih Wanita, Jakarta: Al-Kautsar, 2008.
T.O. Ihromi.Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obar Indonesia,
1999.
Tim Peneliti IAIN Ar-ranirydan Biro Keistimewaan Aceh Provinsi NAD.
Kelembagaan Adat Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.Yokyakarta: Ar-
raniry Press.
Tihami, & Sohari Sahrani.Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
87
Tohari Musnamar.Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam.
Yokyakarta: UII Press, 1992.
88
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Untuk mengetahui hasil penelitian dengan judul “Penanganan Perselisihan
Pendapat dalam Keluarga melalui Adat Gayo (Studi Deskriptif di Kecamatan
Terangun Kabupaten Gayo Lues)” maka dilakukan observasi sesuai dengan
jadwal berikut:
Tempat : Kampung Padang, Makmur Jaya dan Telege Jernih
Tanggal : 25 Juli s/d 04 Agustus 2019
Berikut ini adalah hasil observasi yang penulis lakukan di lapangan.
Adapun hal-hal yang di observasi sebagai berikut:
No Aspek Hasil Observasi
1 Bentuk-bentuk
Perselisihan
dalam Keluarga
Bentuk-bentuk perselisihan yang terjadi dalam
keluarga di Kecamatan Terangun, penulis menemukan
bahwa suami dan istri sering bertengkar yang berawal
dari hal-hal kecil, seperti istri tidak mau memasak,
keluar rumah tanpa jelbab dan dirumah jarang berhias.
Sehingga suami sering marah dan mencaci istri, ada
juga suami sampai mengeluarkan kata-kata talak
terhadap istrinya yang menyebabkan pertengkaran
terus menerus, karena mereka tidak dapat memahami
persoalan-persoalan dalam keluarga. terdapat juga
dalam keluarga bahwa suami dan istri sering
bertengkar karena memiliki pola pikir yang berbeda
89
serta sudut pandang yang berbeda, sehingga mereka
sering berdebat dengan mempertahankan egonya
masing-masing. Istri tidak mendengarkan perkataan
suami dan suami juga lebih mementingkan dirinya
sendiri tanpa peduli dengan keadaan rumah tangganya.
2 Metode
Penanganan
melalui Adat
Metode penanganan perselisihan dalam keluarga
melalui adat Gayo dilaksanakan oleh sarak opat seperti
Geucik, Imem, Petue dan Rakyat. Penanganan yang
dilaksanakan oleh sarak opat sesuai dengan masalah
yang dialami oleh suami dan istri, dalam keluarga ada
masalah tingkat kecil, sedang dan besar. Masalah
tingkat kecil dan sedang dapat ditangani dengan
kekeluargaan, apabila masalah yang tingkat besar
ditangani oleh pihak sarak opat dengan metode
menerima laporan, melakukan musyawarah dengan
memberikan pemahaman, nasehat serta dorongan
dengan tujuan agar kedua belah pihak dapat
menyelesaikan masalahnya secara damai dan dapat
berkumpul kembali.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Bentuk Kasus Perselisihan Pendapat dalam Keluarga di Kecamatan
Terangun Kabupaten Gayo Lues
a. Pertanyaan utuk Responden
1. Bentuk perselisihan seperti apa yang pernah bapak/ibu alami selama ini?
2. Apakah perselisihan dalam rumah tangga dapat dipengaruhi karena hal-hal
kecil, contohnya seperti apa?
3. Menurut bapak/ibu perselisihan yang terjadi selama ini apakah bentuk
perselisihannya sama?
4. Jika ada salah satu kebutuhan tidak terpenuhi dalam keluarga, apakah terjadi
perselisihan/pertengkaran?
5. Menurut bapak/ibu apa saja hal yang dapat memicu terjdinya perselisihan
dalam keluarga?
6. Apakah ada suatu hal yang menjadi penyebab utama terjadinya perselisihan
dalam keluarga?
7. Jika terjadi perselisihan, strategi apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk
menyelesaikannya?
8. Apakah bapak/ibu ada konsultasi kepada pihak pemangku adat atau sarak
opat?
B. Metode Penanganan Kasus Perselisihan Pendapat dalam Keluarga pada
Masyarakat Kecamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues melalui Adat
Gayo
a. Pertanyaan untuk Sarak Opat
1. Metode seperti apa yang dilakukan sarak opat ketika menangani perselisihan
dalam keluarga?
2. Bagaiman pendekatan yang dilakukan sarak opat terhadat pihak yang
mengalami perselisihan?
3. Bagaimana dengan mediasi keluarga yang selama ini sudah pernah dijalankan
oleh sarak opat?
4. Apa saja hal yang dilakukan sarak opat dalam penanganan perselisihan
keluarga?
5. Apakah semua sarak opat ikut berperan dalam menangani kasus perselisihan
dalam keluarga?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Sulastri
2. Tempat/Tanggal Lahir : Terangun / 29 Agustus 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Nim : 150402071
6. Kebangsaan : Indonesia
7. Alamat : Desa Padang
a. Kecamatan : Terangun
b. Kabupaten : Gayo Lues
c. Provinsi : Aceh
8. No Telp/ Hp : 082217509162
Riwayat Pendidikan
9. SD : SD Negeri 4 Terangun Tahun 2009
10. SMP : SMP Negeri 1 TerangunTahun 2012
11. SMA : SMA Negeri 1 Terangun Tahun 2015
Orang Tua / Wali
12. Nama Ayah : Ramli
13. Nama Ibu : Surni
14. Pekerjaan Orang Tua : Petani
15. Alamat Orang Tua : Desa Padang
Banda Aceh, 30 Desember 2019
Peneliti