Pemilu Jurdil hanya mimPi nanti hanya akan merupakan pembodohan bagi nilai nilai demokrasi,” kata...
Transcript of Pemilu Jurdil hanya mimPi nanti hanya akan merupakan pembodohan bagi nilai nilai demokrasi,” kata...
22 | SELASA, 2 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA
Saw Tun wai tampak lelah. Pria 52 tahun itu baru usai mengajar di sebuah sekolah darurat
di kamp pengungsi etnik Ka ren di wilayah Mae La, Thailand, yang berbatasan dengan Myanmar. itu sebabnya dia tidak antusias saat ditanya tentang pemilu yang akan berlangsung di Myanmar, tanah kelahirannya, 7 november mendatang.
“Pemilu tidak akan membawa perubahan positif untuk kami dari suku Karen maupun rakyat Burma keseluruhan. Daripada pulang ke sana, saya lebih suka pindah ke negara lain,” kata Saw Tun wai, Minggu (31/10).
Keputusasaan pria itu bisa dipahami. Bersama etnik Ka ren lainnya, dia berjalan kaki melintasi pegunungan untuk pindah ke Thailand pada 2006 supaya terbebas dari siksaan tentara Myanmar. Kata Saw, “Saya dituduh ikut kelompok pemberontak. Saya dipukuli supaya mau mengaku. Tentara Myanmar juga memaksa saya untuk jadi pengangkut barang mereka.”
Di tempat lain, jauh dari lokasi kamp pengungsi Karen,
di tepi Danau inya di Yangon, Myanmar, hiruk pikuk kampanye pemilu juga tidak menyentuh penghuni sebuah vila yang hampir roboh. aung San Suu Kyi, tokoh prodemokrasi Myanmar yang mendiami vila itu, menjalankan kehidupan seharihari tanpa kegiatan politik.
Dia akan bangun pukul 04.00 untuk bermeditasi sampai pukul 05.30. Setelah itu, Suu Kyi akan menyalakan empat radio di kamar tidurnya untuk mendengar siaran BBC, Voice of America, Radio Free Asia dan radio Democratic Voice of Burma yang dikelola para pembangkang di luar negeri. Suu Kyi tidak memiliki telepon atau akses internet karena dilarang oleh junta militer Myanmar yang berkuasa.
Langkah juntaPemilu memang akan ber
langsung di Myanmar, tetapi Partai uni Solidaritas dan Pembangunan yang mendapat back-ing militer sudah dipastikan memenanginya. undangundang dasar yang dikeluarkan militer pada 2008 memastikan masa depan Myanmar masih akan tetap dalam genggaman para jenderal yang berkuasa sejak 1962.
Junta memang mengeluarkan apa yang disebut ‘peta menuju demokrasi’, namun mayoritas rakyat Myanmar maupun dunia internasional menilai program junta itu hanya tipuan. Junta dianggap memanfaatkan topeng pemerintahan sipil demi melanggengkan kekuasaan angkatan bersenjata.
Langkah tujuh program demokrasi itu dicanangkan Jenderal Khin nyunt pada 30 agustus 2003. Pemilu untuk memilih anggota parlemen termasuk satu fase dari program tersebut.
Demi menjamin kemenangannya, junta sengaja menyingkirkan tokoh maupun kelompok yang dianggap beroposisi. Suu Kyi, misalnya, masih menjalani tahanan rumah dan dilarang ikut pemilu. Partai Suu Kyi, Liga nasional untuk Demokrasi (nLD), dibubarkan karena dinilai tidak mematuhi peraturan yang diterbitkan pemerintah. Padahal Suu Kyi beserta nLD merupakan pemenang dalam pemilu ter akhir di Myanmar pada 1990. Para jenderal tidak mau meng akui kemenangan itu dan malah memenjarakan perempuan berusia 65 tahun itu sampai sekarang.
“Junta militer secara efektif
telah memarginalkan posisi Suu Kyi, karena dia tidak bisa keluar rumah dan berkampanye melawan junta. Militer mungkin kali ini menang, tetapi perjuangan politik akan terus berlangsung,” tutur Muang Zarni, akademisi Myanmar yang kini tinggal di London, inggris.
Dunia bereaksiLangkah opresif yang di
jalankan junta militer Myanmar tidak pelak lagi membuat keresahan di dunia internasional. australia, misalnya, menyatakan ‘keprihatinan mendalam’ atas pelaksanaan pemilu dan meminta junta membebaskan para tahanan politik, termasuk Suu Kyi. Menlu australia Kevin Rudd mengatakan pembubaran 11 partai politik dan pelarangan sejumlah partai lain untuk ikut pemilu telah menciptakan ‘keadaan yang tidak bagus’ bagi pemilu.
“Pemilu Myanmar jelas dilakukan dengan aturan yang tidak jujur dan adil karena partaipartai politik dibatasi. Kami juga terus mendesak junta membebaskan lebih dari 2.000 tahanan politik,” kata Rudd, Sabtu (30/10).
Harapan serupa disampaikan Sekjen PBB Ban Kimoon.
“Masih belum terlambat bagi otoritas Myanmar untuk membuat pemilu lebih bisa dipercaya dengan membebaskan semua tahanan politik. Pembebasan itu akan membuka jalan bagi rekonsiliasi nasional,” kata Ban di sela pertemuan pemimpin asia di Vietnam barubaru ini.
Dari kalangan aSEan sendiri, Filipina yang tampak bersuara paling keras. “Buktibukti makin jelas bahwa pemilu nanti hanya akan merupakan pembodohan bagi nilainilai demokrasi,” kata Presiden Benigno aquino iii pekan lalu.
Kecil kemungkinan junta militer Myanmar akan mengikuti seruanseruan tersebut. Terutama karena mereka masih memiliki sekutu negara kuat seperti China. itu pula sebabnya Sekjen PBB Ban Kimoon pada Sabtu (30/10) sengaja menemui Menlu China Yang Jiechi untuk mendiskusikan pemilu dan kondisi ter akhir Myanmar. Harapan Ban adalah Myanmar bisa dibujuk melalui China untuk membuat pemilu yang betulbetul jujur dan adil. (Berbagai sumber/i2)
Moch Anwar Surahman
Pemilu Jurdil hanya mimPi
Junta militer Myanmar
sengaja menyingkirkan oposisi untuk
menjamin kemenangan
pemilu dan melanggengkan
kekuasaan.
KAMPANYE: Warga melintas di depan billboard peserta pemilu di Yangon, Myanmar, Rabu (27/10).
Fokus Internasional
MEMERIKSA PASUKAN: Jenderal tertinggi Myanmar Than Shwe memeriksa pasukan saat peringatan Hari Angkatan Bersenjata di Naypitaw, Myanmar, beberapa waktu lalu.
FOKUSNUSANTARA
BACA BESOK!Tema:
TenggelamnyaBedono Kami