Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

5
PEMIKIRAN TOKOH TASAWUF ( IMAM GHOZALI ) Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) “Akhlak Tasawuf” D osen P engampu : Drs. Syaifuddin. M. Pd.I O l e h : Ahmad Safruddin D01208111 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SURABAYA 2009

Transcript of Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

Page 1: Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

8/9/2019 Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

http://slidepdf.com/reader/full/pemikiran-tasawuf-imam-ghozali 1/5

PEMIKIRAN TOKOH TASAWUF

( IMAM GHOZALI )

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)

“Akhlak Tasawuf” 

D osen P engampu :

Drs. Syaifuddin. M. Pd.I

O l eh :

Ahmad Safruddin

D01208111

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

SURABAYA

2009

Page 2: Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

8/9/2019 Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

http://slidepdf.com/reader/full/pemikiran-tasawuf-imam-ghozali 2/5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang tekah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya kepada kami sehengga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad saw

sebagai pembawa kebenaran.

Dengan bekal kemampuan yang terbatas akhirnya tugas ini tentang " Pemikiran

Tokoh Tasawuf ( Imam Ghozali )" ini dapat terselesaikan , tentunya berkat bantuan

dari berbagai pihak, baik itu dari Bapak  Drs. Syaifuddin. M. Pd.I selaku dosen

pengampu, maupun teman-teman yang sangat mendukung.

Namun kami menyadari bahwa tugas ini tidak lepas dari kekeliruan, baik dari

sisi redaksional maupun dari cara penulisan. Oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Akhirnya kami mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulisan makalah kita ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Serta semoga tugas ini diterima dan mendapatkan nilai yang maksimal. Amienn…….

Surabaya,13 Juni 2009

Penulis.

Page 3: Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

8/9/2019 Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

http://slidepdf.com/reader/full/pemikiran-tasawuf-imam-ghozali 3/5

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali.

Kadang-kadang di ucapkan Al-Ghozzali (dua) kata ini yang berasal dari kata Ghazzal,

yang artinya tukang pintal benang karena pekerjaan ayahnya memintal benang wol

sedangkan al ghazali yang kedua, diambil dari ghazalah, nama Kampung kelahiran al-

Ghazali. Yang terakhir ini inlah yang banyak dipakai.1.

Sedangkan Al-Ghazali lahirdi Thus bagian dari kota Kurasan, Irak pada 450 H (1056 M). Ayahnya tergolong

orang yang hidup sangat sederhana sebagai pemintal benang, tetapi mempunyaisemangat keagamaan yang tinggi seperti terlihat pada simpatiknya kepada ulama’ dan

mengharapkan anaknya menjadi ulama’ yang selalu memberi nasehat kepada umat.Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkan anaknya, Al-Ghozali dan

saudaranya, Ahmad yang ketika itu masih kecil, kepada seorang ahli tasawuf untuk mendapatkan didikan dan bimbingan.

2Diperkirakan Al-Ghozali, hidup dalam suasana

kesederhanaan sufi tersebut sampai usia 15 tahun (450-465 H).

Imam Al-Ghazali lebih dikenal sebagai ulama thasawuf dan akidah. Oleh

sebab itu sumbangannya terhadap bidang falsafah dan ilmu pengetahuan lain tidak 

boleh dinafikan. Al-Ghazali merupakan seorang ahli Sufi yang bergelar "Hujjatul

Islam". Abu Hamid Ibnu Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali adalah tokoh yangdilahirkan di Thus, Parsi pada tahun 450 Hijrah. Sejak kecil lagi, beliau telah

menunjukkan keupayaan yang luar biasa menguasai berbagai cabang ilmu

pengetahuan. Beliau bukan saja produktif dari segi menghasilkan buku dan karya

tetapi merupakan seorang ahli fikir Islam yang terulung.

Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan begitu mendalam sehingga

mendorongnya menggembara dan merantau dari satu tempat ke tempat yang lain

untuk berguru dengan ulama-ulama yang hidup pada zamannya. Sewaktu berada di

Baghdad, Al-Ghazali telah dilantik sebagai Mahaguru Universitas Baghdad.Pada tahun 488 H (1095 M) Al-Ghozali dilanda keragu-raguan, skeptis,

terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum, teologi dan filsafat), kegunaanpekerjaanya, dan karya-karya yang dihasilkannya, sehingga ia menderita penyakit

selama 2 bulan, dan sulit diobati. Karena itu, Al-Ghozali tidak dapat menjalankantugasnya sebagai guru besar di madrasah Nizhamiyah. Akhirnya ia menimggalkan

Baghdad menuju kota Damaskus.Selama kira-kira dua tahun Al-Ghozali di kota ini, ia melakukan uzlah,

riyadhah, dan mujahadah. Kemudian ia pindah ke bait al-Maqdis, Palestina untuk 

melaksanakan ibadah serupa, setelah itu tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah

haji dan menziarahi maqam Rasulullah.3

Sepulang dari tanah suci, Al-Ghozali mengunjungi kota kelahirannya, Thus

disini pun ia tetap berkhalwat. Keadaan skeptis Al-Ghozali berlangsung selama 10

tahun4. Pada periode itulah ia menulis karyanya yang terbesar ihya  Ulumudin

Karena desakan penguasa saljuk. Al-Ghozali mengajar kembali pada madrasah

Nizhamiyah di Naisabur, tetapi hanya berlangsung selama 2 tahun, kemudian iakembali ke Thus untuk mendirikan madrasah bagi para fuqaha’, dan sebuah  Zawiyah

atau khanaqah untuk para mutasawwifin. Imam Al -Ghazali yang bergelar Hujjatul

Islam meninggal dikota kelahirannya Thus pada hari Senin 14 Jumadil Akhir 505 H.

(111 M).

1Drs.H. Ahmad Syadeli M.A ,Filsafat Umum, CV Pustaka Setia.1997, Hal 178.

2B. Lewis, (ed), The Encyclopaedia of Islam, Vol. II (Leiden : Ej. Brill, 1983), hlm. 1038

3Al Ghozali, Al-Munqidz min al-Dhalal (kairo : Al-Matba’ah al-Islamiyah, 1977), hlm. 21-22

4Abu Rayyan, hlm. 664

B I O G R A F I B E L I A U

Page 4: Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

8/9/2019 Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

http://slidepdf.com/reader/full/pemikiran-tasawuf-imam-ghozali 4/5

P E M I K I R A N T A S A W U F B E L I A U

Al-Ghazali di kenal sebagai orang yang haus akan segala ilmu pengetahuan. Ia

berusaha sekeras mungkin agar dapat mencapai suatu keyakinan dan mengetahui

hakikat segala sesuatu. Sehingga senantiasa ia bersikap kritis dan kadang ia tidak 

percaya terhadap adanya kebenaran semua macam pengetahuan, kecuali yang bersifat

inderawi dan pengetahuan hakikat (oxioma atau sangat mendasar). Namun pada

kedua pengetahuan inipun ia akhirnya tidak percaya (skeptis). Hal ini ia ungkapan

pada kitab Al Mungidz yaitu: Sikap skeptis yang menimpa diriku dan yang

berlangsung lama telah berakhir dengan suatu keadaan, dimana diriku tidak 

mempercayai kepada pengetahuan inderawi, bahkan keraguan-keraguan ini semakin

mendalam dengan perkataanya: “Bagaimana pengetahuan inderawi itu bisa diterima.

Seperti misalnya penglihatan sebagai inderawi.

Corak Pemikiran Tasawuf Imam al-GhozaliDi dalam tasawufnya, Imam al-Ghozali memilih tasawuf sunni yang

berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi, ditambah dengan doktrin Ahlussunnah Wal

Jamaah yang kebangkitannya kembali dipelopori oleh al-Imam Abu al-Hasan Ali binIsmail al-Asy’ari. Dari paham tasawufnya itu, beliau menjauhkan semuakecenderungan genotis yang mempengaruhi para filosuf Islam, sekte Isma'iliyah,

aliran Syi’ah, Ikhwan al-Shofa, dan lain-lain. Beliau menjauhkan tasawufnya daripaham ketuhanan Aristoteles, seperti emanasi dan penyatuan. Itulah sebabnya dapat

dikatakan bahwa tasawuf al-Ghozali benar-benar bercorak Islam.

Corak tasawufnya lebih ditekankan pada adab dan tatakrama. Beliau berkata:

  Adab adalah pendidikan dhohir dan bathin, oleh karenanya apabila seorang hamba

telah berbuat baik secara dhohir dan bathin maka ia telah menjadi sufi yang beradab.

  Barang siapa selalu berperilaku sesuai dengan Sunah maka Allah SWT akan

menerangi hatinya dengan cahaya kema rifatan karena tidak ada kedudukan yang

lebih mulia dari mengikuti Nabi Muhammad yang dicintai Allah dalam perintah,

 perbuatan, dan ahlaknya, baik dalam niat, ucapan maupun perbuatan.

Tasawuf Al - Ghazali menghimpun akidah, syariat dan akhlak dalam suatu

sistematika yang kuat dan amat berbobot, karena teori - teori tasawufnya lahir dari

kajian dan pengalaman pribadi setelah melaksanakan suluk dalam riyadhah dan

mujahadah yang intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa

seumur hidupnya ia bertasawuf.Dalam pandangannya, Ilmu Tasawuf mengandung 2 bagian penting, pertama

menyangkut ilmu mu'amalah dan bagian kedua menyangkut ilmu mukasyafah, hal inidiuraikan dalam karyanya Ihya 'Ulumiddin, Al -Ghazali menyusun menjadi 4 bab

utama dan masing-masing dibagi lagi kedalam 10 pasal yaitu :

• Bab pertama : tentang ibadah (rubu' al - ibadah)

• Bab kedua : tentang adat istiadat (rubu' al - adat)

• Bab ketiga : tentang hal -hal yang mencelakakan (rubu' al - muhlikat)• Bab keempat : tentang maqamat dan ahwal (rubu' al - munjiyat)

Menurutnya, perjalanan tasawuf itu pada hakekatnya adalah pembersihan diridan pembeningan hati terus menerus sehingga mampu mencapai musyahadah. Oleh

karena itu ia menekankan pentingnya pelatihan jiwa, penempatan moral atau akhlak yang terpuji baik disisi manusia maupun Tuhan.

Page 5: Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

8/9/2019 Pemikiran Tasawuf Imam Ghozali

http://slidepdf.com/reader/full/pemikiran-tasawuf-imam-ghozali 5/5

K A R Y A - K A R Y A B E L I A U

Karya al-ghaazali telah menghhasilkan karya-karya cemerlang, dan tidak 

heran Karya Al-Ghozali diperkirakan mencapai 300 karangan, diantaranya adalah:

1. Maqashid al-Falasifah (tujuan-tujuan para filusuf 

2. Tahafut al-Falasifah ( kekacauan pikiran para filusuf )

3. Mi’yar al-‘ilm (kriteria ilmu-ilmu)

4. Ihya’ ‘ulumudin (menghidupkan kembali ilmu–ilmu agama) yang merupakan

karyanya terbesar yang dikarangnya selama beberapa tahun di damaskus,

yerussalem, hijaz, dan thus yang berisi antara fikih, tasawuf, dan filsafat.

5. Al-Munaqidz min al – Dhalal ( Penyelamat dari kesesatan)

6. Al-Ma’rifat al-Aqliyah (pengetehuan yang rasional)

7. Misykat al-Anwar (lampu yang bersinar banyak)

8. Minhaj al-‘Abidin (jalan mengabdikan diri kepada Tuhan)

9. Al-Iqtishad fi al- ‘itiqad (moderasi dalam aqidah)10. Ayyuha al-Walad

11. Al-Mustahfa

12. Iljam al-‘awwam ‘an ‘ilm-al-Kalam13. Mizan al-‘Amal