PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub...

127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 Skripsi Oleh : Sholeh Wibawa K 5404056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub...

Page 1: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)

DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2008

Skripsi

Oleh :

Sholeh Wibawa

K 5404056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT)

DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2008

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Sholeh Wibawa

K 5404056

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Wakino, M.S

NIP. 19521103 197603 1 003

Pembimbing II

Rahning Utomowati, S.Si

NIP. 19671114 199903 2 001

Page 4: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : ...……………………….

Tanggal : ....………………………

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Partoso Hadi, M.Si ………………………….....…..

Sekretaris : Setya Nugraha, S.Si, M.Si …………………………….......

Anggota I : Drs. Wakino, M.S …………………………….......

Anggota II : Rahning Utomowati, Ssi ….……………....……………..

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Sholeh Wibawa. PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG

TUNAI (BLT) DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret, Mei 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Persebaran penerima

BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008. (2) Karakteristik

penerima BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008. (3)

Efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo Tahun

2008.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif geografis dengan analisis

peta dan analisis tabel. Populasi adalah penerima BLT sebanyak 3.927 KK dan

sampel yang digunakan adalah 161 responden untuk mengetahui karakteristik

sosial ekonomi dan 35 responden untuk mengetahui efektivitas penyaluran BLT.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi. Data

yang diperoleh, kemudian diolah dan diklasifikasikan untuk dapat dianalisis

sebarannya. Karakteristik sosial ekonomi yang diteliti adalah karakteristik sosial

ekonomi yang tercantum pada Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK / PKSK /

dan PCL yang terdiri dari luas lantai setiap anggota keluarga, jenis lantai

bangunan, jenis dinding, fasilitas buang air besar, sumber penerangan, sumber air

minum, bahan bakar untuk memasak, kemampuan mengkonsumsi protein hewani,

kemampuan membeli pakaian, konsumsi makanan, kemampuan berobat, sumber

dan penghasilan kepala keluarga, tingkat pendidikan, dan kepemilikan barang

berharga atau modal. Efektivitas penyaluran BLT berdasarkan analisis dari data

karakteristik penerima BLT. Efektivitas penyaluran BLT diketahui dari

perbandingan jumlah penerima BLT berdasarkan kriteria penerima BLT dan

kecukupan jumlah kalori.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) persebaran penerima

BLT di Kecamatan Gatak termasuk dalam kategori rendah. Banyak sedikitnya

jumlah penerima BLT di setiap desa berdasarkan jumlah keluarga miskin dan

jumlah keluarga (jumlah KK) yang dimiliki setiap desa. Jumlah KK yang besar

pada akan berpengaruh pada jumlah keluarga miskin yang terdapat pada desa

tersebut. (2) berdasarkan karakteristik sosial ekonomi penerima BLT di

Kecamatan Gatak tahun 2008 terdapat 19 keluarga miskin (18,63 %), 67 keluarga

hampir miskin (41.61 %), dan 64 keluarga tidak miskin (39,75 %) (3) efektivitas

penyaluran BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 kurang efektif.

.

Page 6: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Sholeh Wibawa. DIRECT CASH ASSISTANCE (BLT) RECEIVER

MAPPING IN DISTRICT GATAK REGENCY OF SUKOHARJO IN 2008.

Thesis. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University,

2010.

The purposes of this research are to know: (1) distribution of BLT receiver

in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. (2) characteristic of BLT

receiver in Subdistrict Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. (3) and the

effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in

2008.

This research uses the geographical descriptive method with map and

tables analysis. BLT population is 3.927 of family leader, 161 respondents as

characteristic of BLT receiver sample and 35 respondents as effectivveness of

BLT distribution sample. Technigue sampling use puposive sampling technique

and the data collecting technique is used interview and observation. The received

data can be manner and to be classified to get distribution analysis. Social

economic characteristic that is researched is the social economic characteristic

which is available in field execution guidance of KSK/PKSK/and PCL that

consist of the wide floor type of each family, type of building floor, type of wall,

toilet facility, light source, mineral water source, fuels for cook, the ability to

consume animal protein, to buy clothes, ability to consume food, ability to buy

medicine, the source of family leader income, education stratification, luxurious

stuff ownership. Effectiveness of BLT distribution known from comparison the

BLT receiver based on criteria of BLT receiver and sufficiency of calorie.

Based on this result can be conclude: (1) distribution of BLT receiver in

Subdistrict Gatak included in low category, less or many BLT receiver in each

village based on the poor family number and family number in every villages, (2)

based on social economic characteristic of BLT receiver in Subdistrict Gatak in

2008 obtained 19 poor family (18,63 %), 67 near poor family (41,61 %), and 64

not poor family (39,75 %). (3) Effectiveness of BLT receiver in Subdistrict Gatak

in 2008 is not effective.

Page 7: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Alloh tidak akan membebankan suatu beban, kecuali sesuai dengan

kesanggupannya”.

(QS. Al Baqoroh : 286)

“Yang bisa kita lakukan sebagai manusia ialah mencoba dan tidak takut

untuk melangkah, karena tidak semua hal akan datang menghampiri

kita”

(Anonim)

“Semua itu indah bila kita mensyukuri….”

(Penulis)

Page 8: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan ucapan syukur Allhamdulillah

karya ini kupersembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku yang tercinta.

Adik-adikku yang aku sayangi.

Seseorang yang selalu mendukungku.

Sahabat Geografi ’04.

Almamater.

Page 9: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Banyak hambatan dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat

bimbingan, petunjuk, bantuan, dan saran-saran yang bermanfaat dari berbagai

pihak sehingga tugas ini dapat selesai dengan baik. Dalam kesempatan ini dengan

rasa syukur, hormat dan bahagia disampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah

mengkomunikasikan dengan pihak luar UNS.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

dalam rangka penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Wakino, M.S, selaku Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Rahning Utomowati, S.Si, selaku Pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Geografi atas bimbingan dan bekal ilmu

yang telah diberikan selama belajar.

7. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Camat Gatak beserta jajarannya, Kepala Desa di Kecamtan Gatak dan

jajarannya, dan warga Kecamatan Gatak yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Sahabatku Arief, Sukma, Habib, Eka, Linda, Prawita, dan seluruh anak

geografi angkatan 04, Thank’s for all. Terima kasih atas bantuan, motivasi

dan kerjasamanya selama ini.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan imbalan yang sepadan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun

demi sempurnanya skripsi ini sangat diharapkan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Amiin.

Surakarta, Mei 2010

Penulis

Page 11: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR PETA .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7

1. Pemetaan ..................................................................................... 7

2. Kemiskinan ................................................................................. 12

3. Bantuan Langsung Tunai (BLT) ................................................. 20

4. Efektivitas Penyaluran BLT ........................................................ 23

B. Penelitian Yang Relevan ..................................................................... 24

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 29

Page 12: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 32

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................ 33

C. Sumber Data ........................................................................................ 33

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ............................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 30

G. Prosedur Penelitian .............................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 44

A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 44

1. Letak ........................................................................................... 44

2. Luas ............................................................................................ 44

3. Penggunaan Lahan ...................................................................... 46

4. Keadaan Penduduk ...................................................................... 50

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk ........................................ 50

b. Kepadatan Penduduk ............................................................ 51

c. Komposisi Penduduk ............................................................ 49

5. Penduduk Miskin dan Penerima BLT di Kecamatan Gatak ....... 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 62

1. Persebaran Penerima BLT .......................................................... 62

2. Karakteristik Penerima BLT ....................................................... 73

a. Luas Lantai Setiap Anggota Keluarga .................................. 73

b. Jenis Lantai Bangunan .......................................................... 74

c. Jenis Dinding ........................................................................ 75

d. Fasilitas Bauang Air Besar ................................................... 76

e. Sumber Penerangan .............................................................. 77

f. Sumber Air Minum .............................................................. 78

g. Bahan Bakar Memasak ......................................................... 79

h. Kemampuan Mengkonsumsi Protein Hewani ...................... 80

i. Kemampuan Membeli pakaian ............................................. 81

j. Konsumsi Makanan .............................................................. 82

Page 13: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

k. Kemampuan Berobat ............................................................ 83

l. Sumber dan Penghasilan Kepala Keluarga .......................... 85

m. Tingkat Pendidikan ............................................................... 87

n. Barang Berharga atau Modal ................................................ 88

3. Efektivitas Penyaluran BLT ........................................................ 92

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................ 103

A. Kesimpulan ......................................................................................... 103

B. Implikasi .............................................................................................. 103

C. Saran .................................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106

LAMPIRAN

Page 14: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Contoh Simbol Piktoral, Geometrik, dan Huruf ............................ 11

Tabel 2. Penelitian yang Relevan. ............................................................... 26

Tabel 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 31

Tabel 4. Persebaran Sampel Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008..................................................................................... 36

Tabel 5. Pembagian Luas Kecamatan Gatak .............................................. 42

Tabel 6. Penggunaan Lahan di Kecamamatan Gatak .................................. 47

Tabel 7. Jumlah dan Distribusi Penduduk di Kecamatan Gatak Tahun 2007 50

Tabel 8. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Gatak tahun 2007 ................ 51

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di

Kecamatan Gatak Tahun 2007 ....................................................... 54

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan

Gatak Tahun 2008 ......................................................................... 56

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan

Gatak Tahun 2007 ......................................................................... 59

Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Gatak Tahun 2007 ............. 63

Tabel 13. Jumlah Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 66

Tabel 14. Perbandingan Jumlah KK dan Penerima BLT di Kecamatan

Gatak Tahun 2008 ......................................................................... 72

Tabel 15. Jenis lantai yang Digunakan Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008 .................................................................................... 75

Tabel 16. Jenis Dinding yang Digunakan Penerima BLT di Kecamatan

Gatak Tahun 2008 ......................................................................... 76

Tabel 17. Kepemilikan Fasilitas Buang Air Besar Penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008 ...................................................... 77

Tabel 18. Sumber Penerangan Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008..................................................................................... 78

Page 15: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 19. Sumber Air minum Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008 .................................................................................... 79

Tabel 20. Bahan bakar unutk Memasak Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008 .................................................................................... 80

Tabel 21. Kemampuan Mengkonsumsi Protein Hewani (dalam 1 minggu)

Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 ......................... 81

Tabel 22. Kemampuan Membeli Pakaian (dalam 1 minggu) Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008 .................................................. 79

Tabel 23. Kemampuan Makan (dalam 1 hari) Penerima BLT di Kecamatan

Gatak Tahun 2008 .......................................................................... 83

Tabel 24. Kemampuan Berobat Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008 .................................................................................... 84

Tabel 25. Jenis mata Pencaharian Kepala Keluarga Penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008 ....................................................... 85

Tabel 26. Penghasilan Kepala Keluarga Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008 .................................................................................... 86

Tabel 27. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Penerima BLT di Kecamatan

Gatak Tahun 2008 .......................................................................... 87

Tabel 28. Barang Berharga dan Barang Modal yang Dimilki Penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008 ....................................................... 88

Tabel 29. Skor Karakteristik Sosial Ekonomi RTS BLT .............................. 89

Tabel 30. Klasifikasi Keluarga Miskin Sesuai RTS-BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008 .................................................................................... 90

Tabel 31. Klasifikasi RTS-BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 .............. 93

Tabel 32. Jumlah Penerima BLT yang Layak Menerima BLT di Kecamatan

Gatak Tahun 2008. ......................................................................... 97

Tabel 33. Perhitungan Jumlah Kalori dengan Nilai Tukar Rupiah ................. 101

Tabel 34. Klasifikasi Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan Jumlah Kalori ...... 102

Tabel 35. Perbandingan Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan Kriteria Penerima

BLT dan Kecukupan Jumlah Kalori ............................................. 103

Page 16: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1. Persebaran Sampel Kecamatan Gatak Tahun 2008 ........................ 37

Peta 2 Administrasi Kecamatan Gatak ...................................................... 45

Peta 3. Penggunaan Lahan Kecamatan Gatak Tahun 2008 ........................ 49

Peta 4. Kepadatan Penduduk Kecamatan Gatak Tahun 2010 ..................... 53

Peta 5. Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Gatak Tahun 2008 ...... 57

Peta 6. Matapencaharian Penduduk Kecamatan Gatak Tahun 2008 .......... 60

Peta 7. Persebaran Kepala Keluarga Kecamatan Gatak Tahun 2008 ......... 65

Peta 8. Persebaran Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 67

Peta 9. Perbandingan Jumlah Kepala Keluarga dan Penerima BLT

Kecamatan Gatak Tahun 2008 ........................................................ 71

Peta 10. Persebaran Kelas Sosial Ekonomi Penerima BLT Kecamatan

Gatak Tahun 2008 ........................................................................... 91

Peta 11. Kelayakan Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 95

Peta 12. Kesesuaian Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 ............. 96

Peta 13. Rekomendasi Pendataan Ulang Penduduk Miskin Kecamatan Gatak

Tahun 2008 ..................................................................................... 105

Page 17: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Pemikiran .............................................. 31

Gambar 2. Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Gatak ........................... ..48

Gambar 3. Alur Pembuatan Peta Perbandingan Jumlah KK dan Penerima

BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008.............................................. 70

Page 18: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

Lampiran 2. Ijin Penyusunan Skripsi

Lampiran 3. Permohonan Ijin Research / Try Out

Lampiran 4. Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Survey / Riset dari Badan Kesatuan Bangsa

Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Sukoharjo

Lampiran 6. Surat Rekomendasi Survey / Riset dari Kecamatan Gatak

Lampiran 7. Daftar Nama Responden

Lampiran 8. Lembar Wawancara dan Observasi

Lampiran 9. Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 10. Perhitungan Luas Lantai per Anggota Keluarga

Lampiran 11. Klasifikasi Sosial Ekonomi Penerima BLT

Lampiran 12. Lembar Wawancara (data tambahan)

Lampiran 13. Daftar Nama, Jumlah Pemasukan dan Pengeluaran Responden

Lampiran 14. Penghitungan Pendapatan Per Orang Per Bulan

Lampiran 15. Perbandingan Klasifikasi Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan

Kriteria Penerima BLT dan Jumlah Kalori

Lampiran 16. Perhitungan Kepadatan Penduduk Tahun 2010

Page 19: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di Jawa

Tengah pada bulan Juli 2005 tercatat 6.533.500 jiwa (20,49 %) penduduk miskin

sedangkan pada bulan Juli 2007 tercatat 6.556.000 jiwa penduduk miskin

(http://jateng.bps.go.id/, 28 Agustus 2008). Selama periode Juli 2005 – Maret

2007 terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 22.500 jiwa.

Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut tersebar di daerah pedesaan

(16.000 jiwa) dan daerah perkotaan (6.500 jiwa). Persentase penduduk miskin

antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah, dalam dua tahun

tersebut sebagian besar penduduk miskin berada di daerah pedesaan.

Kemiskinan merupakan masalah yang sering terjadi di masyarakat dalam

sebuah Negara. Sebab-sebab kemiskinan menurut Rais (1995: 146) adalah:

1. Kesempatan kerja. Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan dia tidak

memiliki penghasilan dan jika seseorang bekerja tidak penuh baik dalam

ukuran hari, minggu, atau bulan atau tahun bisa disebut dengan gejala

setengah menganggur.

2. Upah gaji dibawah minimum. Seseorang bisa memiliki pekerjaan tertentu

tetapi jika upahnya dibawah standar sementara pengeluarannya relatif tinggi

maka orang tersebut bisa digolongkan sebagai orang miskin.

3. Produktivitas kerja yang rendah, pada umumnya kemiskinan terjadi di sektor

pertanian karena produktivitasnya yang masih rendah.

4. Ketiadaan asset, di bidang pertanian kemiskinan terjadi karena petani tidak

memiliki lahan atau kesempatan untuk mengolah lahan. Petani yang tidak

memiliki lahan bisa digolongkan miskin dengan pendapatan yang lebih kecil

dari pemilik lahan.

5. Diskriminasi, kemiskinan juga bisa disebabkan oleh diskriminasi antara

penghasilan laki-laki dengan penghasilan perempuan.

Page 20: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

6. Tekanan harga, pendapatan yang rendah bukan hanya disebabkan oleh

rendahnya produktifitas melainkan juga karena tekanan harga, terutama

berlaku pada petani kecil dan pengrajin dalam industri rumah tangga.

Salah satu penyebab meningkatnya penduduk miskin adalah kenaikan

harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pada tanggal 1 September 2005 pemerintah

mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban

APBN khususnya subsidi BBM. Kenaikan BBM tersebut menjadi salah satu

penyebab meningkatnya penduduk miskin dari tahun 2005 ke tahun 2007.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 belum mengalami penurunan

tetapi harga minyak mentah mengalami peningkatan lagi. Sejak Januari sampai

Oktober 2007, harga minyak tidak pernah mengalami penurunan dalam

pergerakan bulanan. Bahkan, bila dibanding harga pada tahun 2000 yang masih

USD 27,00 per barel, harga minyak dunia pada 7 Juni 2008 sudah mencapai $

138,54 per barel (http://muttaqiena.blogspot.com, 24 September 2008). Untuk

menyelamatkan APBN dan perekonomian nasional, maka setelah melalui

pertimbangan yang seksama pemerintah melalui Peraturan Menteri Energi dan

Sumberdaya Mineral no.16/2008 menaikkan harga premium, solar, dan minyak

tanah yang mulai berlaku pada 24 mei 2008 (www.esdm.go.id, 6 September

2008).

Dampak kenaikan harga BBM dalam negeri dirasakan oleh semua lapisan

masyarakat. Masyarakat miskin dengan penghasilan rendah yang paling

merasakan dampak dari kebijakan tersebut. Untuk mempertahankan kesejahteraan

masyarakat yang berpenghasilan rendah terutama masyarakat miskin pemerintah

mengadakan program kompensasi salah satunya adalah program Bantuan

Langsung Tunai (BLT).

Program BLT bersifat sementara (selama 1 tahun), diarahkan sedemikian

rupa sehingga tidak menimbulkan ketergantungan serta tidak mendorong

menguatnya culture of poverty. Besarnya BLT adalah Rp. 100.000,00 per bulan

per Rumah Tangga Sasaran (RTS). Bentuk BLT adalah uang tunai yang diberikan

dengan tujuan untuk mencegah turunnya daya beli masyarakat miskin.

Page 21: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

BLT merupakan program kompensasi jangka pendek akibat kenaikan

harga BBM. Program BLT bertujuan untuk:

1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya.

2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan

ekonomi.

3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Sasaran BLT adalah rumah

tangga yang masuk dalam kategori sangat miskin, miskin, dan hampir miskin.

(www.depsos.go.id,6 September 2008).

Penerima bantuan BLT adalah rumah tangga sangat miskin, miskin, dan

hampir miskin. Dalam program BLT tahun 2008 kriteria rumah tangga miskin

yang digunakan untuk menentukan kebijakan bersumber dari Badan Pusat

Statistik (BPS).

Kabupaten Sukoharjo termasuk ke dalam salah satu kabupaten yang

terbebani atas kenaikan harga bahan bakar minyak. Jumlah Rumah Tangga

Sasaran (RTS) di Kabupaten Sukoharjo terdapat 73.401 dari 3.157.816 yang

terdapat di Propinsi Jawa Tengah (www.kompensasi.info, 20 Oktober 2008).

Penyaluran BLT di Kabupaten Sukoharjo dilakukan secara bergilir sesuai jadwal

di 167 Balai Desa lokasi penyaluran BLT. Masing-masing warga menerima Rp.

100.000,00 setiap bulan.

Kecamatan Gatak merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sukoharjo

yang mempunyai luas 19,45 km2 dan dihuni oleh 44.220 jiwa dengan kepadatan

penduduk rata – rata 227 jiwa/km2. Di kecamatan ini terdapat 14 desa yaitu: Desa

Blimbing: Desa Geneng, Desa Jati, Desa Kagokan, Desa Klaseman, Desa Krajan,

Desa Luwang, Desa Mayang, Desa Sanggung, Desa Sraten, Desa Tempel, Desa

Trangsan, Desa Trosemi, dan Desa Wironanggan. Berdasarkan pada data

penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 jumlah penerima BLT terdapat

3.927 KK. Jumlah ini cukup besar bila dibanding dengan kecamatan-kecamatan

lain yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini menandakan bahwa

Page 22: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

di Kecamatan Gatak masih banyak rumah tangga yang termasuk dalam rumah

tangga hampir miskin, miskin, dan sangat miskin.

Data RTS BLT tahun 2008 di Kecamatan Gatak hanya tersedia dalam

bentuk tabel. Data dalam bentuk tabel cukup mudah dibaca akan tetapi data itu

mempunyai kelemahan yaitu data tersebut tidak bisa memberikan gambaran

mengenai distribusi spasial. Alat bantu yang baik untuk mengetahui distribusi

spasial adalah peta. Dari peta dapat diketahui persebaran RTS BLT yang ada di

Kecamatan Gatak sehingga informasi yang ditampilkan lebih jelas dan lebih

mudah dipahami.

Penerima BLT yang ada di Kecamatan Gatak adalah keluarga yang sangat

miskin, miskin dan hampir miskin. Keluarga sangat miskin, miskin, dan hampir

miskin diketahui dari karakteristik sosial ekonomi keluarga tersebut. Dalam

penyaluran BLT karakteristik yang menjadi tolak ukur dalam menentukan status

ekonomi masyarakat adalah karakteristik yang tercantum dalam Pedoman

Pelaksanaan Lapangan KSK / PKSK / dan PCL yang terdiri dari 14 kriteria.

Semua kriteria tersebut perlu diteliti apakah sesuai dengan penerima BLT

di Kecamatan Gatak. Karena setiap kriteria dalam Pedoman Pelaksanaan

Lapangan KSK / PKSK / dan PCL mempunyai nilai dalam menentukan status

ekonomi rumah tangga sasaran BLT. Setelah dilakukan penelitian mengenai

karakteristik penerima BLT di Kecamatan Gatak maka akan dapat diketahui

efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008.

Efektivitas penyaluran BLT yang dimaksud adalah apakah penyaluran

BLT sesuai dengan sasaran BLT yaitu keluarga yang sangat miskin, miskin dan

sangat miskin. Efektivitas penyaluran BLT perlu diteliti untuk mengetahui apakah

penyaluran BLT di Kecamatan Gatak sudah sesuai dengan sasaran BLT dan dapat

menjadi alat banding untuk program-program kompensasi pemerintah untuk

mengentaskan kemiskinan, sehingga program-program pengentasan pemerintah

dapat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.

Sesuai permasalahan yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai persebaran penerima BLT, karakteristik penerima

BLT dan efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 dengan

Page 23: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

judul: "Pemetaan Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kecamatan

Gatak Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008".

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana persebaran penerima BLT di Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008?

2. Bagaimana karakteristik penerima BLT di Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008?

3. Bagaimana efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui persebaran BLT di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008.

2. Mengetahui karakteristik penerima BLT di Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.

3. Mengetahui efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini sebagai bentuk presentasi data yang berupa angka atau

tulisan-tulisan tentang informasi persebaran penerima BLT dalam bentuk peta,

sehingga dapat digunakan sebagai studi keruangan tentang program

pengentasan kemiskinan, khususnya di Kecamatan Gatak.

Page 24: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Untuk dunia pendidikan diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan

pembelajaran geografi mengenai antroposfer dan aspek kependudukan Kelas

IX IPS semester I.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah

yang berupa teori-teori dengan kenyataan sesungguhnya di lapangan. Dengan

demikian pemahaman tentang teori akan lebih mendalam.

b. Bagi Badan Pusat Statistik Sukoharjo

1. Dapat memberikan masukan dalam pendataan penduduk miskin di

Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo

2. Dapat menjadi acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut

mengenai program pengentasan kemiskinan di Kecamatan Gatak.

Page 25: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pemetaan

Peta menurut ICA (1973) dalam Sinaga (1999: 5) adalah suatu representasi

atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih di

permukaan bumi, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-

benda angkasa, dan pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan

diperkecil atau diskalakan. Sedangkan menurut Subagio (1996:12) peta adalah

gambaran sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang disajikan dalam

skala tertentu.

Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum yaitu menambah

pengetahuan dan pemahaman geografi bagi pengguna peta. Dalam perencanaan

pembangunan hampir semua memerlukan peta sebelum perencanaan tersebut

memulai. Hal ini sesuai dengan fungsi peta dalam perencanaan suatu kegiatan

seperti yang dikemukakan oleh Sinaga (1999: 7) adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter dari suatu

daerah.

2. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang

dilakukan.

3. Sebagai suatu alat menganalisis dalam mendapatkan suatu kesimpulan.

4. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.

Demikian pula dalam suatu kegiatan penelitian, peta berfungsi sebagai:

1. Alat bantu sebelum melakukan survei untuk mendapatkan gambaran tentang

daerah yang akan diteliti.

2. Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya memasukkan data

yang ditemukan di lapangan.

3. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.

7

Page 26: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

a. Jenis-Jenis Peta

Berdasarkan sumber datanya peta dikelompokkan ke dalam dua golongan

(Subagio, 1996: 2), yaitu :

1. Peta induk.

Peta induk adalah peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan dan

dilakukan secara sistematis. Peta dasar adalah peta yang dijadikan acuan

dalam pembuatan peta lainnya, khususnya acuan untuk kerangka geometris.

2. Peta Turunan

Peta turunan adalah peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah ada,

sehingga survei langsung ke lapangan tidak diperlukan.

Berdasarkan jenis data yang disajikan, peta dapat digolongkan dalam dua

kelompok, yaitu:

1. Peta topografi,

Peta topografi merupakan gambaran sebagian kecil permukaan bumi di atas

bidang datar atau bidang yang didatarkan yang dibuat dalam skala tertentu

serta dilakukan dengan metode tertentu pula. Karena banyaknya data topografi

yang dapat disajikan di atas suatu peta, maka perlu dilakukan pemilihan data

yang akan disajikan sehingga kerumitan isi peta dapat dihindari. Dalam

pemilihan data tersebut, perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti: skala

peta yang akan dibuat, sumber data pemetaan, serta jenis data yang akan

disajikan.

2. Peta tematik,

Peta Tematik adalah peta yang hanya menyajikan data atau informasi dari

suatu konsep atau tema tertentu saja baik itu berupa data kualitatif maupun

data kuantitatif, dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik,

terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut. Yang dimaksud dengan data

kualitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi berupa gambar

atau keterangan seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah, dan lain

sebagainya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menyajikan unsur-

unsur topografi yang menyatakan besaran tertentu, seperti ketinggian titik,

Page 27: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

nilai kontur, jumlah penduduk, dan lain sebagainya.

Berdasarkan skala peta dapat digolongkan dalam 4 kelompok

(Sinaga, 1999: 7), yaitu:

1. Skala Sangat Besar

Apabila skala peta lebih besar dari 1: 10.000. peta dengan skala ini digunakan

untuk aplikasi teknik yang membutuhkan informasi yang sangat akurat dan

sangat detail.

2. Skala Besar

Apabila skala peta lebih besar dari 1: 10.000 dan lebih kecil dari 1: 100.000.

3. Skala Sedang

Apabila skala peta lebih besar dari 1: 1000.000 dan lebih kecil dari

1: 100.000.

4. Skala Kecil

Apabila skala peta lebih kecil dari 1: 1000.000.

b. Skala Peta

Skala merupakan perbandingan antara jarak di peta, globe, model relatif

atau penampang melintang dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi.

(Prihandito,1989: 9).

Sedangkan menurut Sinaga (1999:9) skala peta adalah perbandingan jarak

antara dua titik di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi

(dengan satuan yang sama). Jenis-jenis skala peta sebagai berikut:

1. Skala angka / skala pecahan,

Skala angka / skala pecahan adalah skala yang dinyatakan dengan angka atau

pecahan secara langsung sesuai besaran skala.

Contoh:

Skala angka (Numeric scale) =

Skala pecahan (Representative fraction) =

1: 50000

1/50000

Page 28: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Skala verbal

Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dengan menggunakan kalimat.

Contoh:

1 inchi to one miles (skala verbal) = 1: 63660 (skala numerik)

1 inchi to two miles (skala verbal) = 1: 126720 (skala numerik)

3. Skala grafis

Skala grafis adalah suatu bentuk penyajian skala peta di atas garis lurus yang

mempunyai panjang tertentu, dan pada sisi garis yang satu dituliskan panjang

garis tersebut di peta (dalam satuan cm) serta pada sisi yang lain dituliskan

panjang garis tersebut di lapangan (dalam satuan km), sehingga kedua panjang

garis tersebut mempunyai perbandingan skala.

Contoh:

c. Simbol-Simbol Peta

Peta adalah suatu media komunikasi grafis, berarti informasi yang

diberikan dalam peta berupa gambar atau simbol. Dengan demikian simbol dalam

peta memegang peranan yang sangat penting. Dalam peta-peta khusus atau

tematik, simbol merupakan suatu informasi utama untuk menunjukkan tema suatu

peta. Secara sederhana simbol dapat diartikan suatu gambar atau tanda yang

mempunyai makna atau arti. (Sinaga, 1999: 26)

Menurut bentuknya, simbol dibedakan menjadi:

1. Simbol titik

Simbol titik digunakan untuk menyatakan lokasi atau bentuk unsur-unsur lain

yang erat hubungannya dengan skala peta. Besarnya simbol titik dari mulai

yang kecil yang dibutuhkan untuk menunjukkan letak sebuah titik sampai

pada sebuah simbol yang dengan sengaja dibesarkan untuk menggambarkan

sebuah nilai atau ukuran.

0

0

1

1

2

3

2

4

5

3

6

km

cm = 1: 50000 (skala numerik)

Page 29: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Simbol garis

Simbol garis digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang berbentuk garis

seperti sungai, jalan, batas administrasi, garis pantai dan lain sebagainya.

3. Simbol luas

Simbol luas atau ruang, digunakan untuk mewakili unsur-unsur topografi yang

berbentuk luas seperti areal permukiman, danau, daerah administrasi dan lain

sebagainya.

Menurut artinya, simbol dibedakan menjadi:

1. Simbol piktoral

Simbol piktoral adalah simbol yang melukiskan bentuk asli dari unsur yang

diwakilinya.

2. Simbol geometrik

Simbol geometrik adalah simbol abstrak yang penggambarannya tidak mirip

dengan bentuk asli dari unsur yang diwakilinya.

3. Simbol huruf

Simbol huruf adalah yang simbol yang menggunakan huruf atau angka untuk

menggambarkan obyek yang diwakili. Biasanya menggunakan huruf pertama

atau kedua dari nama obyek yang diwakilinya.

Tabel 1. Contoh Simbol Piktoral, Geometrik, dan Huruf.

Bentuk /

Ujud

Simbol

Piktoral Geometrik Huruf / Angka

Titik

Rumah makan

Pompa bensin

h Rumah makan

X Pompa bensin

Rm Rumah makan

P Pompa bensin

Page 30: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Bandara

V

Bandara

B Bandara

Garis

Jalan

Sungai

Batas kabupaten

Batas desa

bb

bbb bbb

bbbb

Batas

Bidang

Sawah

Perkebunan

Sawah

Perkebunan

Sawah

Perkebunan

2. Kemiskinan

a. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh

manusia. Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu

sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek

kehidupan manusia walaupun seringkali tidak disadari kehadirannya bagi manusia

yang bersangkutan. Kemiskinan menurut Rais (1995: 9) adalah kondisi depresiasi

Page 31: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar, sedangkan kesenjangan

adalah ketidakmerataan akses terhadap sumber ekonomis yang dimiliki.

Substansi kemiskinan (Sudibyo dalam Rais 1995: 11) adalah kondisi

depresiasi terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa

sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar. Sedangkan substansi kesenjangan

adalah ketidakmerataan akses terhadap sumberdaya ekonomis. Masalah

kesenjangan adalah masalah keadilan, yang berkaitan dengan masalah sosial.

Kemiskinan (Friedmann dalam Suyanto, 1995: 207) adalah ketidaksamaan

kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Kemiskinan

memang merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja melibatkan faktor

ekonomi tetapi juga faktor sosial dan faktor budaya.

Menurut Suparlan (1993: 9) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu

standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi

pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan

yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang

rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan

kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong

sebagai orang miskin.

Dalam ilmu sosial pemahaman mengenai pengertian kemiskinan dilakukan

dengan menggunakan tolak ukur tertentu. Menurut Suparlan (1993: 10) tolak ukur

yang pertama adalah tingkat pendapatan per waktu kerja, dengan adanya tolak

ukur ini maka jumlah dan siapa-siapa saja yang tergolong sebagai orang miskin

dapat diketahui, untuk dijadikan sebagai kelompok sasaran yang diperangi

kemiskinannya. Tolak ukur yang kedua adalah tolak ukur kebutuhan relatif per-

keluarga yang batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus

dipenuhi sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara

sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak. Tercakup dalam

tolak ukur kebutuhan relatif per keluarga ini adalah: kebutuhan-kebutuhan yang

berkenan dengan biaya sewa rumah, biaya-biaya untuk memelihara kesehatan dan

untuk pengobatan, biaya-biaya untuk menyekolahkan anak-anak, dan biaya untuk

Page 32: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sandang yang sewajarnya dan pangan yang sederhana tetapi mencukupi dan

memadai.

b. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Sebab-sebab kemiskinan menurut Rais (1995: 146) adalah:

1. Kesempatan kerja. Seseorang itu tidak mempunyai pekerjaan, sehingga dia

tidak memiliki penghasilan dan jika seseorang bekerja tidak penuh baik dalam

ukuran hari, minggu, atau bulan atau tahun bisa disebut dengan gejala

setengah menganggur.

2. Upah gaji dibawah minimum. Seseorang bisa memiliki pekerjaan tertentu

tetapi jika upahnya dibawah standar sementara pengeluarannya cukup tinggi

maka orang tersebut bisa digolongkan sebagai orang miskin.

3. Produktivitas kerja yang rendah, pada umumnya kemiskinan terjadi di sektor

pertanian karena produktivitasnya yang masih rendah.

4. Ketiadaan asset, di bidang pertanian kemiskinan terjadi karena petani tidak

memiliki lahan atau kesempatan untuk mengolah lahan dia pemilikan dan

penguasaan lahan. Petani yang tidak memiliki lahan bisa digolongkan miskin

dengan pendapatan yang lebih kecil dari pemilik lahan.

5. Diskriminasi, kemiskinan juga bisa disebabkan oleh diskriminasi antara

penghasilan laki-laki dengan penghasilan perempuan.

6. Tekanan harga, pendapatan yang rendah bukan hanya disebabkan oleh

rendahnya produktifitas melainkan juga karena tekanan harga, terutama hal ini

berlaku pada petani kecil dan pengrajin dalam industri rumah tangga.

Menurut Ghose dan Griffin dalam Suyanto (1995:106) sekurang-

kurangnya ada empat faktor yang menyebabkan kemiskinan di pedesaan, faktor-

faktor tersebut adalah:

Pertama, karena adanya pemusatan pemilikan tanah yang dibarengi

dengan adanya proses fragmentasi pada arus bawah masyarakat. Jumlah penduduk

pedesaan yang terus bertambah tetapi tidak diimbangi dengan bertambahnya tanah

telah menyebabkan semakin berkurangnya tanah yang dapat dimiliki petani kecil

Page 33: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sehingga akan terjadi yang disebut dengan shared poverty atau pembagian

kemiskinan. Di samping itu tekanan kebutuhan sehari-hari yang terus menerus

meningkat dan harga produksi pertanian yang tidak menentu menyebabkan

banyak warga desa sedikit demi sedikit terpaksa menjual lahannya untuk

menyambung hidup.

Kedua, nilai tukar hasil produksi warga pedesaan khususnya sektor

pertanian yang semakin jauh tertinggal dengan hasil produksi lainnya termasuk

kebutuhan sehari-hari warga.

Ketiga, karena lemahnya posisi masyarakat desa khususnya petani dalam

rantai perdagangan. Biasanya pihak yang dominan menentukan harga adalah pada

pedagang atau tengkulak. Mungkin saja pada saat tertentu harga jual produk

pertanian tertentu naik. Tetapi karena sudah terjerat sistem ijon atau karena lemah

posisi harga barang maka acap kali tetap harus menanggung kerugian karena

harga beli ditekan serendah-rendahnya.

Keempat, karena faktor karakter struktur sosial masyarakat pedesaan yang

terpolarisasi, warga elit desa yang secara ekonomi mapan dan memiliki akses

terhadap kekuasaan dengan mudah dapat mengambil keuntungan dari paket-paket

inovasi yang masuk. Sementara, warga desa kebanyakan yang kurang

berpendidikan dan miskin harus puas hanya sebagai penonton.

c. Karakteristik Golongan Miskin

Menurut Zelinsky (1996: 88) karakteristik penduduk dapat dikategorikan

dalam beberapa klasifikasi berdasarkan rumah tempat tinggal, tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, penggunaan lahan, dan kecukupan gizi serta perawatan kesehatan

bisa menjadi indikator peningkatan kehidupan sosial masyarakat.

Karakteristik golongan miskin menurut Remi dan Tjiptoherijanto (2002:

13) adalah:

1. Karakteristik demografi dari penduduk miskin.

Secara umum, rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin di Indonesia

adalah 5,8 orang sedangkan yang bukan miskin adalah 4,5 orang. Banyaknya

Page 34: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

jumlah anggota rumah tangga adalah indikasi yang dominan dalam

menentukan miskin atau ketidak-miskinan suatu rumah tangga. Bertambah

besarnya jumlah anggota rumah tangga maka bertambah besar pula

kecenderungan menjadi miskin. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa

Keluarga Berencana (KB) memiliki tujuan untuk membatasi jumlah anggota

rumah tangga adalah relevan dengan upaya-upaya pengentasan kemiskinan.

2. Karakteristik ekonomi dari penduduk miskin

Karakteristik dari ekonomi rumah tangga mencakup informasi atas pekerjaan

kepala rumah tangga apakah sebagai karyawan atau sebagai pengusaha atau

bahkan sebagai keduanya. Pekerjaan kepala rumah tangga mempengaruhi

jumlah pendapatan keluarga. Pola pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan

indikator kemiskinan. Jumlah pengeluaran rumah tangga untuk pangan sangat

besar perbandingannya dengan pengeluaran bukan pangan adalah salah satu

karakteristik ekonomi penduduk miskin.

3. Karakteristik dilihat dari pekerjaan kepala rumah tangga.

Pekerjaan kepala rumah tangga terbagi menjadi dua jenis yaitu:

karyawan/buruh dan pengusaha/majikan. Pekerjaan dengan status

karyawan/buruh dalam istilah ini merupakan kepala rumah tangga yang

memperoleh upah atau gaji sebagai imbalan atau balas jasa dari pekerjaannya

sebagai contoh pegawai negeri, karyawan perusahaan, buruh pabrik, pembantu

rumah tangga, pengemudi dengan sistem upah atau gaji.

Kepala keluarga yang mempunyai pekerjaan sebagai pengusaha misalnya

sebagai pemilik tanah, nelayan yang mempunyai atau menyewa kapal dan

lain-lain. Di perkotaan dan pedesaan seperti di Jawa dan Bali, di bagian timur

Indonesia, maupun di bagian barat Indonesia lebih banyak kepala rumah

tangga miskin yang menjadi pengusaha ketimbang yang menjadi buruh.

4. Karakteristik dari pola konsumsi rumah tangga miskin.

Gambaran tentang pola konsumsi makanan dan bukan makanan dari kelompok

Page 35: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

komunitas (miskin dan bukan miskin), menunjukkan bahwa secara umum

porsi konsumsi makanan dari rumah tangga miskin sampai sebesar 70%

dibandingkan dengan porsi konsumsi bukan makanan yang hanya 29, 31%.

dibandingkan dengan kondisi perkotaan porsi konsumsi makanan rumah

tangga miskin lebih besar dibandingkan di pedesaan. Hal ini agak kurang

dapat dipercaya mengingat rumah tangga miskin di pedesaan harus mengambil

makanan dari tanah mereka. Penjelasan yang paling memungkinkan untuk

kondisi ini adalah kemiskinan di pedesaan sudah sedemikian buruknya dimana

keluarga miskin harus mengkonsumsi porsi yang besar dari pendapatannya

hanya untuk makan.

5. Karakteristik sosial budaya

Rata-rata orang miskin di perkotaan berpendidikan lebih tinggi daripada di

pedesaan. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh tingkat pendapatan warga

yang tinggal di perkotaan memiliki pendapatan yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan pendapatan di pedesaan. Selain itu di perkotaan fasilitas

pendidikan lebih lengkap dan lebih memadai jika dibandingkan dengan

pedesaan.

Menurut Sayogyo dalam Suyanto, (1995:5) ada tiga tipe orang miskin,

yaitu miskin (poor), sangat miskin (very poor) dan termiskin (poorest).

Penggolongan ini berdasarkan pendapatan yang diperoleh setiap orang dalam

setiap tahun.

Orang miskin (poor) adalah orang yang berpenghasilan kalau diwujudkan

dalam beras yakni 320 kg/orang/tahun. Jumlah tersebut dianggap cukup

memenuhi kebutuhan makan minimum (1900 kalori/orang/hari dan 40 gr

protein/orang/hari).

Orang sangat miskin (very poor) berpenghasilan antara 240 kg – 320 kg

beras/orang/tahun.

Orang termiskin (poorest) berpenghasilan berkisar antara 180 kg – 240 kg

beras/orang/tahun.

Page 36: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

d. Dimensi Kemiskinan

Dimensi kemiskinan menurut Ellis G.P.R. dalam Rais (1995: 31) terdiri

dari:

1. Ekonomi

Dimensi yang paling jelas dalam kemiskinan adalah dari segi ekonomi,

dimensi ini menjelma dalam segala kebutuhan ekonomi dan dapat dihitung

dalam rupiah meskipun harganya akan selalu berubah setiap tahunnya

tergantung dari tingkat inflasi rupiah itu sendiri.

2. Sosial budaya

Dimensi kemiskinan adalah sosial dan budaya. Lapisan yang secara ekonomis

miskin akan membentuk kantong-kantong kebudayaan yang disebut budaya

kemiskinan demi kelangsungan hidup. Budaya kemiskinan dapat diketahui

dari ketidak-berdayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Struktural atau politik

Kemiskinan berdimensi struktural atau politik artinya orang yang mengalami

kemiskinan ekonomi pada hakekatnya karena mengalami kemiskinan

struktural. Kemiskinan ini terjadi karena orang miskin tersebut tidak memiliki

sarana politik, tidak memiliki kekuatan politik sehingga menduduki struktur

sosial yang paling rendah.

Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut pada hakekatnya merupakan

gambaran bahwa kemiskinan bukan hanya dalam lingkup ekonomi tetapi juga

memperhatikan masalah sosial, budaya, dan politik.

e. Kriteria Keluarga Miskin, Penduduk Miskin, dan Rumah Tangga Miskin

Menurut PT Pos Indonesia, kriteria keluarga miskin, penduduk miskin,

dan rumah tangga miskin adalah sebagai berikut:

1. Kriteria keluarga miskin

Konsep kemiskinan terkait dengan kemampuan seseorang/rumah tangga

Page 37: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

untuk memenuhi kebutuhan dasar baik untuk makanan maupun non-

makanan.

Seseorang/rumah tangga dikatakan miskin bila kehidupannya dalam

kondisi serba kekurangan, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya.

Batas kebutuhan dasar minimal dinyatakan melalui ukuran garis

kemiskinan yang disetarakan dengan jumlah rupiah yang dibutuhkan

2. Penduduk miskin

Penduduk dikatakan sangat miskin apabila kemampuan untuk memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai 1900 kalori per orang per hari plus

kebutuhan dasar non-makanan, atau setara dengan Rp. 120.000,00 per

orang per bulan.

Penduduk dikatakan miskin apabila kemampuan memenuhi konsumsi

makanan hanya mencapai antara 1900 sampai 2100 kalori per orang per

hari plus kebutuhan dasar non-makanan, atau setara Rp. 150.000,00 per

orang per bulan.

Penduduk dikatakan mendekati miskin apabila kemampuan memenuhi

konsumsi makanan hanya mencapai antara 2100 sampai 2300 kalori plus

kebutuhan dasar non-makanan atau setara Rp. 175.000,00 per orang per

bulan

3. Rumah Tangga Miskin

Rumah tangga dikatakan Sangat Miskin apabila tidak mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya sebesar 4 x Rp. 120.000,00 = Rp. 480.000,00 per

rumah tangga per bulan.

Rumah tangga dikatakan Miskin apabila kemampuan memenuhi

kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x Rp. 150.000,00 = Rp. 600.000,00

per rumah tangga per bulan, tetapi di atas Rp. 480.000,00.

Page 38: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Rumah tangga dikatakan Mendekati Miskin apabila kemampuan

memenuhi kebutuhan dasarnya hanya mencapai 4 x Rp. 175.000,00 = Rp.

700.000,00 per rumah tangga per bulan, tetapi di atas Rp. 600.000,00.

3. Bantuan Langsung Tunai (BLT)

BLT menurut tim sosialisasi BLT Departemen Komunikasi dan

Informatika (Depkominfo) adalah sejumlah uang tunai yang diberikan oleh

pemerintah kepada rumah tangga yang perlu dibantu agar kesejahteraannya tidak

menurun jika harga BBM dinaikkan. (www.bappenas.go.id, 6 September 2008).

Keputusan menaikkan harga BBM dalam negeri diambil karena biaya subsidi

BBM dalam negeri meningkat sangat pesat dengan naiknya harga minyak mentah

dunia yang terus naik mencapai di atas US$ 120,00 per barel pada bulan Mei

2008.

Dasar hukum pelaksanaan program adalah Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 14 Mei 2008 Tentang Pelaksanaan

Program BLT Untuk Rumah Tangga Sasaran. Rumah Tangga Sasaran (RTS)

adalah rumah tangga yang masuk dalam kategori Sangat Miskin, Miskin, dan

Hampir Miskin (www.depsos.go.id, 6 September 2008).

Dampak kenaikan harga BBM dalam negeri dirasakan oleh semua lapisan

masyarakat terutama masyarakat ekonomi lemah. Namun demikian pemerintah

bertekad untuk mempertahankan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan

rendah terutama masyarakat miskin melalui program kompensasi, yang berupa:

1. Peningkatan program kemiskinan yang bersifat jangka panjang seperti PNPM,

program keluarga harapan, program JAMKESNAS, program penyediaan

beasiswa, program pelayanan KB bagi PUS, Program KUR dan program lain

yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

2. Program kompensasi jangka pendek yaitu program BLT, perluasan program

raskin, program penjualan minyak goreng bersubsidi dan program pasar beras

murah untuk buruh, PNS Gol I/II, tenaga honorer serta Tamtama TNI/Polri.

Page 39: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Program BLT termasuk program kompensasi jangka pendek yang bersifat

sementara, dan diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

ketergantungan serta tidak mendorong menguatnya culture of poverty. Besarnya

BLT adalah Rp 100.000,00 per bulan per rumah tangga sasaran. Bentuk uang

tunai diberikan untuk mencegah turunnya daya beli masyarakat miskin yang

disebabkan oleh naiknya harga BBM.

Data dasar yang digunakan adalah data untuk pelaksanaan BLT tahun

2005-2006 yang telah dimutakhirkan oleh BPS. Di samping itu, PT Pos

melakukan penyesuaian sehubungan dengan adanya rumah tangga sasaran yang

berpindah alamat, meninggal dunia atau tidak mengambil uang tunai pada

program BLT 2005-2006.

Tujuan Program BLT dilatarbelakangi upaya mempertahankan tingkat

konsumsi Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebagai akibat adanya kebijakan

kenaikan harga BBM. Tujuan BLT adalah:

1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya.

2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan

ekonomi.

3. Meningkatkan tanggung jawab sosial bersama.

Di dalam proses pelaksanaanya, warga masyarakat yang ingin

mendapatkan BLT harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh BPS.

Adapun Kriteria RTS layak BLT adalah:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal, kurang dari 8 M2 per orang

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah / bambu / kayu

murahan

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu / rumbia / kayu berkualitas

rendah / tembok tanpa plester

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar / bersama-sama dengan rumah tangga

lain

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

Page 40: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

6. Sumber air minum berasal dari sumur / mata air tidak terlindung / sungai / air

hujan

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar / arang / minyak

tanah

8. Hanya mengkonsumsi daging / susu / ayam satu kali dalam seminggu

9. Hanya membeli satu setel pakaian baru dalam setahun

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu / dua kali dalam sehari

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas / poliklinik

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5

Ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan

lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,00 per bulan.

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah / tidak tamat SD /

hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan nilai minimal

Rp. 500.000,00 seperti sepeda motor (kredit / non kredit), emas, ternak, kapal

motor, atau barang modal lainnya.

Pembagian keluarga sangat miskin, miskin, dan hampir miskin adalah

sebagai berikut:

1. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 8 poin atau kurang, maka termasuk

dalam keluarga tidak miskin

2. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 9 poin sampai dengan 10, maka

termasuk dalam keluarga hampir miskin.

3. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 11 poin sampai dengan 12 poin, maka

termasuk dalam keluarga miskin.

4. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 13 poin atau lebih, maka termasuk

dalam keluarga sangat miskin.

( Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK / PKSK / dan PCL )

Page 41: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4. Efektivitas Penyaluran BLT

Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf

tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,

meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan

pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara

mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan

outputnya.

Chester I. Barnard dalam Prawirosentono (1999: 27), menjelaskan bahwa

arti efektif dan efisien adalah sebagai berikut: “When a specific desired end is

attained we shall say that the action is effective. When the unsought consequences

of the action are more important than the attainment of the desired end and are

dissatisfactory, effective action, we shall say, it is inefficient. When the unsought

consequences are unimportant or trivial, the action is efficient. Accordingly, we

shall say that an action is effective if it specific objective aim. It is efficient if it

satisfies the motives of the aim, whatever it is effective or not”. (Bila suatu tujuan

tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut

adalah efektif. Tetapi bila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan

mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai,

sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut tidak

efisien. Sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari, tidak penting atau remeh,

maka kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu, kita dapat mengatakan

sesuatu efektif bila mencapai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu

memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau

tidak).

Dalam bahasa dan kalimat yang mudah hal tersebut dapat dijelaskan

bahwa: sesuatu dikatakan efektif apabila tujuan dapat dicapai sesuai dengan

kebutuhan yang direncanakan.

Sesuai dengan pengertian efektivitas diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa efektivitas penyaluran BLT adalah kesesuaian antara tujuan BLT dan

realita yang tercapai oleh program BLT. Yaitu BLT yang menyasar kepada rumah

tangga sangat miskin, miskin, dan hampir miskin.

Page 42: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

B. Penelitian yang Relevan

1. Pemetaan Penerima RASKIN ( Beras Untuk Keluarga Miskin ) Di Kecamatan

Todanan Kabupaten Blora Tahun 2005. Penulis : Yuni Sulistyawati

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada

tahun 2005 mengenai RASKIN. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

persebaran keluarga miskin, mengetahui persebaran penerima RASKIN di

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun 2005 dan mengetahui efektivitas

penyaluran Raskin di Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun 2005.

Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil

penelitiannya adalah persebaran keluarga miskin tersebar merata setiap desa

dengan jumlah 5.972 keluarga atau 37,31% dari jumlah keseluruhan keluarga

miskin di Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Persebaran penerima

RASKIN tersebut merata di setiap desa. Klasifikasi persebaran penerima

RASKIN adalah kelas sangat tinggi terdapat di Desa Todanan, Desa

Ngumbul, Desa Ketileng, Desa Pelem Sengir, dan Desa Bedingin. Sedangkan

yang masuk dalam kategori sangat rendah adalah Desa Ledok, Desa Gondorio,

Desa Wukirsari, dan Desa Prigi.

Efektivitas penyaluran RASKIN di Kecamatan Todanan Kabupaten

Blora belum efektif karena tidak sesuai dengan kriteria penerima RASKIN

dan penyalurannya yang tidak sesuai dengan ketentuan penyaluran RASKIN.

2. Analisis Kemanfaatan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bagi Rumah Tangga

Miskin (RTM) Tahun 2005-2006. Penulis : Tri Anggoro

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kwarasan Kabupaten Kebumen

kepada 100 responden. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi

karakteristik sosial ekonomi RTM penerima BLT bila dilihat dari segi

pendidikan, jumlah keluarga, pemanfaat BLT, durasi penggunaan dana BLT,

dan pemanfaatan dana BLT di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen,

mengetahui pengaruh pendidikan dan jumlah keluarga terhadap kemanfaatan

BLT bagi RTM di Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen, dan

Page 43: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mengetahui berapa besar tingkat perbedaan antara tingkat pendidikan yang

lebih rendah, jumlah keluarga yang lebih sedikit dan jumlah keluarga yang

lebih banyak terhadap kemanfaatan BLT bagi RTM di Kecamatan Kuwarasan

Kabupaten Kebumen.

Metode Penelitian yang digunakan adalah area probability sampling

dan diolah dengan metode binary logit berdasarkan tingkat signifikansi 10%

dengan alat bantu Eview’s 4.0.

Hasil penelitiannya diketahui bahwa secara individu variabel

pendidikan berpengaruh terhadap kemanfaatan BLT pada tingkat signifikansi

10% dengan nilai probabilitas sebesar 0,0520, sedangkan variabel jumlah

keluarga secara individu berpengaruh terhadap kemanfaatan BLT pada tingkat

signifikansi 1% dengan nilai probabilitas sebesar 0,0067. Berdasarkan oods

ratio, untuk variabel pendidikan, perbedaan probabilitas kepala rumah tangga

yang berpendidikan lebih rendah dalam menjelaskan adanya kemanfaatan

BLT sebesar 1,27 kali dari probabilitas adanya kemanfaatan BLT bagi kepala

rumah tangga dengan pendidikan yang tinggi. Sedangkan untuk variabel

jumlah keluarga, perbedaan probabilitas rumah tangga yang jumlah anggota

keluarganya lebih sedikit dalam menjelaskan adanya kemanfaatan BLT adalah

1,37 kali dari probabilitas adanya BLT bagi rumah tangga yang mempunyai

anggota keluarga yang lebih banyak.

Page 44: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

No Penulis Judul Tujuan Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Yuni

Sulistyawati

Pemetaan

Penerima

RASKIN (

Beras Untuk

Keluarga

Miskin ) Di

Kecamatan

Todanan

Kabupaten

Blora Tahun

2005

1. Mengetahui persebaran

keluarga miskin di

Kecamatan Todanan

Kabupaten Blora tahun

2005.

2. Mengetahui persebaran

penerima RASKIN di

Kecamatan Todanan

Kabupaten Blora tahun

2005.

3. Mengetahui efektivitas

penyaluran Raskin di

Kecamatan Todanan

Kabupaten Blora tahun

2005.

Deskriptif

Kualitatif

1. Persebaran keluarga miskin tersebar merata setiap

desa dengan jumlah 5.972 keluarga atau 37,31% dari

jumlah keseluruhan keluarga miskin di Kecamatan

Todanan Kabupaten Blora.

2. Persebaran penerima RASKIN merata di setiap desa.

Persebaran penerima RASKIN yang masuk dalam

kelas sangat tinggi terdapat di Desa Todanan, Desa

Ngumbul, Desa Ketileng, Desa Pelem Sengir, dan

Desa Bedingin. Sedangkan yang masuk dalam

kategori sangat rendah adalah Desa Ledok, Desa

Gondorio, Desa Wukirsari, dan Desa Prigi.

3. Efektivitas penyaluran RASKIN di Kecamatan

Todanan Kabupaten Blora belum efektif.

26

Page 45: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2 Tri Anggoro Analisis

Kemanfaatan

Bantuan

Langsung

Tunai (BLT)

Bagi Rumah

Tangga Miskin

(RTM) Tahun

2005-2006

1. Untuk mengetahui kondisi

karakteristik sosial

ekonomi RTM penerima

BLT bila dilihat dari segi

pendidikan, jumlah

keluarga, pemanfaat BLT,

durasi penggunaan dana

BLT, dan pemanfaatan

dana BLT.

2. Untuk mengetahui

pengaruh pendidikan dan

jumlah keluarga terhadap

kemanfaatan BLT bagi

RTM.

3. Untuk mengetahui berapa

besar tingkat perbedaan

antara tingkat pendidikan

yang lebih rendah, jumlah

keluarga yang lebih sedikit

dan jumlah keluarga yang

lebih banyak terhadap

Area

Probability

Sampling

dan diolah

dengan

metode

Binary

Logit

Secara individu variabel pendidikan berpengaruh

terhadap kemanfaatan BLT pada tingkat signifikansi

10% dengan nilai probabilitas sebesar 0,0520, sedangkan

variabel jumlah keluarga secara individu berpengaruh

terhadap kemanfaatan BLT pada tingkat signifikansi 1%

dengan nilai probabilitas sebesar 0,0067. berdasarkan

oods ratio, untuk variabel pendidikan, perbedaan

probabilitas kepala rumah tangga yang berpendidikan

lebih rendah dalam menjelaskan adanya kemanfaatan

BLT sebesar 1,27 kali dari probabilitas adanya

kemanfaatan BLT bagi kepala rumah tangga dengan

pendidikan yang tinggi. Sedangkan untuk variabel

jumlah keluarga, perbedaan probabilitas rumah tangga

yang jumlah anggota keluarganya lebih sedikit dalam

menjelaskan adanya kemanfaatan BLT adalah 1,37 kali

dari probabilitas adanya BLT bagi rumah tangga yang

mempunyai anggota keluarga yang lebih banyak.

27

Page 46: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kemanfaatan BLT bagi

RTM di Kecamatan

Kuwarasan Kabupaten

Kebumen.

3. Sholeh

Wibawa

Pemetaan

Penerima

Bantuan

Langsung

Tunai (BLT)

di Kecamatan

Gatak ,

Kabupaten

Sukoharjo

Tahun 2008.

1. Mengetahui persebaran

BLT di Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008?

2. Mengetahui karakteristik

penerima BLT di

Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008?

3. Mengetahui efektivitas

penyaluran BLT di

Kecamatan Gatak,

Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2008?

Deskriptif

Geografis

28

Page 47: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Kerangka Pemikiran

Kenaikan harga BBM harus dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan

APBN. Dampak dari kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap harga

barang di pasar. Masyarakat semakin sulit dalam memenuhi kebutuhan karena

harga barang-barang kebutuhan semakin meningkat. Masyarakat kalangan

menengah kebawah adalah masyarakat yang paling merasakan dampak kenaikan

harga BBM. Angka kemiskinan akhirnya meningkat karena masyarakat dari

kalangan menengah kebawah tidak siap untuk menghadapi kenaikan harga BBM.

Untuk mengurangi beban masyarakat tersebut pemerintah mengeluarkan suatu

program yang bersumber dari subsidi BBM, program tersebut adalah BLT.

Penyaluran BLT pada tahun 2008 dilakukan di desa atau kelurahan kepada

keluarga misk. Pedoman untuk penentuan RTS BLT adalah berdasarkan

karakteristik sosial ekonomi keluarga. Karakteristik sosial ekonomi RTS penerima

BLT meliputi luas lantai bangunan tempat tinggal, jenis lantai bangunan tempat,

jenis dinding tempat tinggal. fasilitas buang air besar, sumber penerangan rumah

tangga, sumber air minum, bahan bakar untuk memasak. kemampuan

mengkonsumsi protein hewani (daging / susu / ayam) dalam satu minggu,

kemampuan membeli pakaian baru dalam satu tahun, kemampuan untuk makan

dalam satu hari, kemampuan berobat di Puskesmas / Poliklinik, sumber

penghasilan kepala rumah tangga. pendidikan tertinggi kepala rumah tangga,

kepemilikan tabungan / barang yang mudah dijual.

Di Kecamatan Gatak pada tahun 2008 terdapat 3.927 KK (30.45 %)

menerima BLT dari 12.898 KK. Jumlah penerima BLT pada tahun 2008 sama

dengan jumlah penerima BLT pada tahun 2005. Dari fakta tersebut menimbulkan

pertanyaan apakah jumlah keluarga miskin dalam rentang waktu selama 3 tahun di

Kecamatan Gatak tidak mengalami perubahan? Untuk menjawab pertanyaan

tersebut maka di lakukan survei untuk mengatahui karakteristik penerima BLT

apakah masih sesuai dengan 14 kriteria penerima BLT dan apakah penerima BLT

benar-benar keluarga miskin.

29

Page 48: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dari karakteristik penerima BLT sesuai kriteria penerima BLT akan

diketahui kelas sosial ekonomi penerima BLT. Untuk mengukur efektivitas

penyaluran BLT dapat dilakukan dengan membandingkan penerima BLT menurut

14 kriteria penerima BLT dan menurut kecukupan jumlah kalori.

Data RTS penerima BLT disajikan dalam bentuk peta tematik. Untuk

memudahkan analisis keruangan, data penerima BLT perlu diwujudkan dalam

bentuk peta. Melalui peta dapat diketahui persebaran penerima BLT dan

efektivitas penyalurannya. Berikut adalah gambar diagram alur

kerangka pemikiran, yaitu:

Page 49: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kenaikan

Harga BBM

Kebutuhan

Masyarakat

Sulit Dijangkau

Kemiskinan

Meningkat

Program BLT

Efektivitas Penyaluran BLT

Penerima BLT

tahun 2008

Persebaran

Penerima BLT

Tahun 2008

Karakteristik

Penerima BLT

Jumlah

Kepala Keluarga

Tingkat

Sosial Ekonomi

Perbandingan

Kelas Sosial Ekonomi

berdasarkan

Kriteria Penerima BLT dengan

Jumlah Kalori

Persebaran

Kepala Keluarga

Perbandingan

Penerima BLT dan

Tidak Menerima BLT

Penerima BLT

tahun 2005

Gambar 1: Diagram Alur Kerangka Pemikiran

Page 50: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo yang

terdiri dari 14 desa yaitu: Desa Blimbing, Desa Geneng, Desa Jati,

Desa Kagokan, Desa Klaseman, Desa Krajan, Desa Luwang, Desa Mayang,

Desa Sanggung, Desa Sraten, Desa Tempel, Desa Trangsan, Desa Trosemi, dan

Desa Wironanggan.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam waktu lima belas bulan diawali

dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan penelitian, mulai dari bulan

September 2008 sampai bulan November 2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Penyusunan

Proposal

Penelitian

Penyusunan

Intrumen

Penelitian

Pengumpulan

Data

Analisis Data

Penulisan

Laporan

Penelitian

32

Page 51: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja yang sistematis untuk

memahami obyek penelitian geografi dengan menggunakan alat dan melalui

prosedur ilmiah geografi, agar tujuan penelitian dapat tercapai.

Untuk mengetahui persebaran penerima BLT di Kecamatan Gatak, maka

dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif geografis yaitu menjelaskan

secara spasial persebaran penerima BLT tahun 2008 di Kecamatan Gatak. Strategi

penelitian yang digunakan adalah analisis peta dan analisis tabel dari data primer,

dan sekunder.

Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara kemudian disusun

kedalam tabel. Data sekunder berbentuk tabel dan dokumentasi yang diperoleh

dari instansi yang terkait dalam pelaksanaan program BLT. Setelah analisis data

primer dan data sekunder analisis peta dilakukan untuk mengkaji persebaran

penerima BLT.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer diperoleh dari wawancara dan observasi tahap pertama

dilakukan kepada penerima BLT di 14 desa di Kecamatan Gatak dan wawancara

tahap kedua dilakukan kepada penerima BLT di 3 desa. Responden pada tahap

kedua adalah keluarga yang sama dengan wawancara dan observasi tahap

pertama. Pedoman wawancara disusun dengan menggunakan kuesioner (daftar

pertanyaan) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Data primer yang diperoleh dari wawancara tahap pertama adalah:

1. Identitas responden yang berupa nama dan alamat.

2. Luas lantai bangunan tempat tinggal.

3. Fasilitas buang air besar.

Page 52: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4. Sumber air minum.

5. Bahan bakar untuk memasak.

6. Kemampuan mengkonsumsi protein hewani (daging / susu / ayam) dalam

satu minggu.

7. Kemampuan membeli pakaian baru dalam satu tahun.

8. Kemampuan untuk makan dalam satu hari.

9. Kemampuan berobat di Puskesmas / Poliklinik

10. Sumber penghasilan kepala rumah tangga.

11. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga.

12. Kepemilikan barang berharga (tabungan, emas, sepeda motor, ternak, atau

barang modal lainnya yang bernilai lebih dari Rp. 500.000,00)

Data primer yang diperoleh dari wawancara tahap kedua adalah:

13. Identitas responden yang berupa nama dan alamat.

14. Jumlah pendapatan keluarga.

15. Jumlah anggota keluarga yang masih sekolah dan biaya yang mungkin

timbul dari kegiatan pendidikan.

16. Jumlah anggota keluarga yang memerlukan perawatan kesehatan secara

berkala dan biaya yang mungkin timbul dari perawatan kesehatan.

b. Observasi

Data primer yang diperoleh dari observasi adalah:

1. Jenis lantai bangunan tempat.

2. Jenis dinding tempat tinggal.

3. Sumber penerangan rumah tangga.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa se-Kecamatan Gatak, Kantor

Kecamatan Gatak, Kantor BPS Sukoharjo. Data tersebut adalah:

a. Kantor Desa se-Kecamatan Gatak. Data yang diperoleh adalah:

1. Data penerima BLT se-Kecamatan Gatak tahun 2008.

2. Monografi Desa tahun 2008.

Page 53: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Kantor Kecamatan Gatak. Data yang diperoleh adalah:

1. Data Jumlah penduduk di Kecamatan Gatak tahun 2007.

2. Data Jumlah KK di Kecamatan Gatak tahun 2007.

3. Luas Kecamatan Gatak.

c. Kantor BPS Sukoharjo. Data yang diperoleh adalah:

1. Data jumlah penerima BLT tahun 2005 di Kecamatan Gatak.

D. Populasi, Sampel, Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penerima BLT di Kecamatan Gatak

tahun 2008. Jumlah populasi adalah 3.927 KK yang tersebar di 14 desa.

2. Sampel

Sampel terbagi menjadi 2 kelompok yaitu sampel yang pertama digunakan

untuk mengetahui karakteristik penerima BLT dan sampel yang kedua digunakan

untuk menentukan efektivitas penyaluran BLT.

Untuk mengetahui karakteristik penerima BLT sampel diambil dari 14

desa di Kecamatan Gatak sebanyak 161 orang penerima BLT. sedangkan untuk

mengetahui efektivitas penyaluran BLT sampel diambil dari 3 desa yaitu Desa

Mayang sebanyak 11 orang, Desa Klaseman sebanyak 13 orang, dan Desa Jati

sebanyak 11 orang (sampel adalah orang atau anggota keluarga yang sama dengan

sampel yang pertama). Jumlah tersebut diambil dengan pertimbangan karakteristik

penduduk di Kecamatan Gatak homogen dan data yang diperoleh sudah cukup

lengkap.

Jumlah dan nama responden dapat dilihat pada Lampiran 7 sedangkan

hasil penelitian dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari Lampiran 7 dan Lampiran 9

persebaran sampel pada setiap desa disusun dan disederhanakan menjadi Tabel 4

seperti berikut ini.

Page 54: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 4. Persebaran Sampel di Kecamatan Gatak Tahun 2008

KK %

1 Sanggung 13 8,07

2 Kagokan 13 8,07

3 Blimbing 13 8,07

4 Krajan 11 6,83

5 Geneng 9 5,59

6 Jati 11 6,83

7 Trosemi 10 6,21

8 Luwang 11 6,83

9 Klaseman 13 8,07

10 Tempel 13 8,07

11 Sraten 9 5,59

12 Wironanggan 12 7,45

13 Trangsan 12 7,45

14 Mayang 11 6,83

161 100,00 Jumlah

No Desa Sampel

Sumber: Hasil wawancara dan observasi

Dari Tabel 4 diketahui jumlah responden pada setiap desa tidak sama.

Desa Geneng dan Desa Sraten adalah desa dengan jumlah responden yang paling

sedikit yaitu 9 KK. Sedangkan Desa Sanggung, Desa kagokan, Desa Blimbing,

Desa Klaseman, dan Desa Tempel adalah desa dengan jumlah responden yang

terbanyak yaitu 13 KK.

Berikut ini adalah persebaran sampel penerima BLT yang tersaji dalam

Peta Sampel Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 (Peta. 1). Peta 1

adalah gambaran persebaran jumlah penerima BLT yang diteliti karakteristik

sosial ekonominya secara terperinci.

Page 55: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Page 56: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Page 57: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3. Teknik Sampling

Sampling diperlukan untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi

penerima BLT dan efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008.

Data yang diperoleh adalah data karakteristik sosial ekonomi penerima BLT.

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling.

Teknik purposive sampling menurut Narbuko dan Achmadi (2001: 116)

merupakan suatu teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu

yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

yang spesifik yang dilihat dalam populasi. Sedangkan menurut Sutopo (2002: 36)

pemilihan sampel berdasarkan teknik ini adalah diarahkan pada sumber data yang

dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang

sedang diteliti.

Ciri-ciri purposive sampling menurut Moleong (2004: 224) adalah sampel

tidak dapat ditarik terlebih dahulu, pemilihan sampel secara berurutan,

penyesuaian berkelanjutan dari sampel, dan pemilihan sampel berakhir jika sudah

terjadi pengulangan.

Sesuai dengan pengertian dan ciri-ciri purposive sampling diatas maka

sampel dalam penelitian adalah penerima BLT dari 14 desa di Kecamatan Gatak.

Pengambilan sampel berdasarkan jumlah penerima BLT dengan satuan Rt di

setiap desa. Dalam 1 desa dibagi menjadi Rt yang paling rendah, sedang, dan

paling tinggi penerima BLT-nya. Apabila informasi yang diperoleh belum cukup

maka sampel diambil dari Rt lain sehingga informasi yang diperoleh cukup.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan langsung secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang terjadi

di lapangan. Dalam penelitian ini observasi bertujuan untuk melihat secara

langsung kondisi sosial ekonomi RTS penerima BLT di Kecamatan Gatak.

Page 58: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Wawancara

Wawancara menurut Holland dan Ramazanoglu dalam Blaxter (1996: 153)

adalah suatu kegiatan percakapan antara 2 orang atau lebih. Peristiwa ini

merupakan peristiwa sosial yang mampu menimbulkan interaksi. Metode

wawancara diantaranya dengan cara bertanya dan mendiskusikan suatu isu

penting dengan orang lain. Hal ini dapat menjadi suatu teknik yang sangat penting

dan sangat berguna ketika data tidak dapat diperoleh secara lengkap dengan

metode observasi.

Wawancara dilakukan sebanyak 2 kali kepada penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008. Wawancara yang pertama dilakukan untuk

mengetahui karakteristik penerima BLT. Sampel yang digunakan sebanyak 161

responden dari 14 desa di Kecamatan Gatak. Wawancara yang kedua dilakukan

untuk mengetahui efektivitas penyaluran BLT. Sampel yang digunakan sebanyak

35 responden dari 3 desa. Responden pada wawancara kedua adalah responden

yang sama (keluarga yang sama) dengan wawancara pertama.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam wawancara dilakukan sesuai

dengan pedoman yang telah disusun sebelumnya. Hal ini bertujuan agar

pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan penelitian. Dari kegiatan ini

diperoleh informasi tentang karakteristik sosial ekonomi penerima BLT

berdasarkan kriteria penerima BLT dan kecukupan jumlah kalori untuk setiap

anggota keluarga.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sutopo (2002: 71) digunakan untuk memperjelas

deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti, sehingga data nyata di

lapangan akan lebih jelas untuk diamati dan disaksikan kebenarannya.

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dari instansi

terkait yang berupa data jumlah RTS penerima BLT, data jumlah penduduk,

kepadatan penduduk, jumlah KK.

Page 59: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis peta dan teknik analisis tabel. Analisis peta dengan cara

mengklasifikasikan data sesuai sifat datanya agar dapat diketahui data mana yang

perlu dipetakan. Overlay peta juga dilakukan untuk mendapat peta baru yang

sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan analisis tabel dengan cara

mentabulasikan data primer dan sekunder ke dalam tabel.

1. Persebaran Penerima BLT

Teknik analisis data untuk mengetahui persebaran penerima BLT adalah

teknik analisis peta. Data yang dianalisa adalah data penerima BLT sebanyak

3.927 KK dan data jumlah KK Kecamatan Gatak sebanyak 12.898 KK. Data

penerima BLT diolah dan diklasifikasikan dengan rumus strugess. Peta yang

dihasilkan adalah Peta Persebaran Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008

dan data jumlah KK menghasilkan Peta Persebaran Kepala Keluarga Kecamatan

Gatak Tahun 2008.

Dari dua peta diatas dilakukan overlay yang menghasilkan Peta

Perbandingan Jumlah KK dan penerima BLT Kecamatan Gatak tahun 2008. Dari

peta ini diketahui persebaran dan perbandingan antara jumlah KK dan penerima

BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008.

2. Karakteristik Penerima BLT

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui karakteristik

penerima BLT adalah teknik analisis tabel dan teknis analisis peta. Data primer

yang diperoleh dari observasi dan wawancara diolah dengan cara tabulasi. Hasil

dari pengolahan data dengan tabulasi menggambarkan karakteristik sosial

ekonomi penerima BLT di Kecamatan Gatak dengan satuan indikator penilaian

karakteristik sosial ekonomi.

Data karakteristik sosial ekonomi penerima BLT kemudian diberi nilai

sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK / PKSK / dan PCL untuk

Page 60: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mengelompokkan keluarga tidak miskin, hampir miskin, miskin, dan sangat

miskin. Data karakteristik sosial ekonomi yang telah diberi nilai kemudian

dianalis dengan teknik analisis peta. Peta yang dihasilkan adalah Peta Kelas Sosial

Ekonomi Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008.

3. Efektivitas Penyaluran BLT

Dasar acuan untuk menentukan tingkat efektivitas penyaluran BLT adalah

teori keluarga miskin menurut sayogyo. Teknik analisis yang digunakan untuk

mengetahui efektivitas penyaluran BLT adalah teknik analisis tabel. Sumber data

untuk menentukan efektivitas adalah data hasil observasi dan wawancara.

Efektivitas penyaluran BLT diperoleh dengan cara membandingkan kelas

sosial ekonomi penerima BLT berdasarkan kriteria penerima BLT dan

kemampuan mencukupi kebutuhan kalori per angota keluarga per hari. Hasil dari

wawancara dan wawancara dibandingkan untuk mengatahui apakah penerima

BLT pada tahun 2008 telah sesuai dengan tujuan BLT dan apakah indikator

berdasarkan kriteria penerima BLT sudah tepat dan sesuai dengan tujuan BLT.

Untuk mengukur tingkat efektivitas penyaluran BLT dapat digunakan

rumus:

Setelah diketahui nilai efektifitas dalam prosentase diketahui, maka

penyataan tingkat efektivitas penyaluran BLT adalah sebagai berikut:

Apabila efektifitas penyaluran BLT 00,00% - 50,00% maka tingkat

efektivitas penyaluran BLT adalah tidak efektif.

Apabila efektifitas penyaluran BLT 50,01% - 100,00% maka tingkat

efektivitas penyaluran BLT adalah efektif.

Page 61: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

G. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Tahap ini merupakan kegiatan paling awal sebelum penelitian. Dalam

tahap ini dilakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang berhubungan

dengan daerah penelitian ataupun masalah penelitian. Hal ini dilakukan dengan

melakukan studi pustaka untuk berbagai literatur, laporan, majalah,dan berbagai

buku.

2. Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan proposal merupakan tahap awal dari penelitian. Dalam

proposal terdapat tiga Bab yang mendasari penelitian, yaitu pendahuluan,

landasan teori dan metode penelitian.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan lembar

observasi. Pada survei yang pertama, pedoman wawancara dan lembar observasi

disusun berdasarkan daftar pertanyaan dalam Pedoman Pelaksanaan Lapangan

KSK / PKSK / dan PCL dengan pertimbangan kesesuaian indikator untuk

mengetahui karakteristik penerima BLT. Pada survei yang kedua hanya dilakukan

wawancara. Pedoman wawancara dibuat untuk menetahui karakteristik sosial

ekonomi penerima BLT berdasarkan kecukupan Jumlah Kalori setiap anggota

keluarga per hari.

Cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan langsung secara sistematik terhadap informasi-informasi yang ada di

lapangan dan mengumpulkan data berupa catatan-catatan tertulis dari lembaga

atau instansi yang menunjang dalam penelitian ini. Data ini bersifat sebagai

pelengkap atau pendukung informasi dari data primer.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dilakukan untuk

memberikan informasi awal dan gambaran mengenai keadaan di lapangan. Data

Page 62: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi berasal dari instansi yang

berkompeten dalam penyaluran BLT.

Selanjutnya, dilakukan observasi dan wawancara langsung ke lapangan

dengan lembar observasi dan pedoman wawancara yang telah disusun untuk

mengetahui informasi-informasi diperlukan. Data yang diperoleh berasal dari

responden yaitu penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008.

5. Analisis Data

Tahap analisis data adalah kegiatan menganalisis data dan

mengorganisasikan data yang diperoleh. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif geografis, analisis dilakukan setelah data diperoleh

melalui Observasi dan Wawancara dan didukung dengan data dari instansi terkait

terkumpul.

Data Penerima BLT tahun 2008 dari desa se-Kecamatan Gatak diolah

menjadi Peta Persebaran Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008. Data hasil

observasi dan wawancara diolah menjadi Peta Kelas Sosial Ekonomi Penerima

BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 dan Peta Kelayakan Penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008. Dari Peta Kelayakan Penerima BLT di Kecamatan

Gatak Tahun 2008 kemudian diolah lagi menjadi Peta Kesesuaian Penerima BLT

Kecamatan Gatak tahun 2008. Dari peta ini diketahui tingkat kesesuaian

peneriam BLT dengan kriteria Penerima BLT.

Efektivitas penerima BLT Kecamatan Gatak tahun 2008 diketahui dengan

cara membandingkan antara indikator kelas sosial ekonomi berdasarkan kriteria

penerima BLT dan kecukupan jumlah kalori untuk setiap anggota keluarga per

hari.

6. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Pada Tahap ini laporan penelitian disusun dalam bentuk skripsi yang

dilengkapi dengan peta, tabel dan lampiran.

Page 63: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Letak

a. Letak Astronomis

Secara Astronomis Kecamatan Gatak berdasarkan Peta Rupa Bumi

Indonesia lembar 1408-334 Kartasura dan lembar 1408-343 Surakarta Skala

1 : 25.000 tahun 2001 terletak antara 07o

34’ 02” LS – 07o

37’ 8” LS dan

110o

42’ 9” BT – 110o

46’ 21” BT atau dalam koordinat UTM terletak pada

9157840 mU – 9163560 mU dan 467200 mT – 474920 mT.

b. Letak Administratif

Kecamatan Gatak secara administratif termasuk dalam Kabupaten

Sukoharjo, yang terletak 24 Km dari ibukota Kabupaten Sukoharjo. Batas-batas

Kecamatan Gatak adalah :

Sebelah Utara : Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Timur : Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten

Sebelah Barat : Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali

Untuk lebih jelasnya, luas administrasi Kecamatan Gatak dapat dilihat

pada Peta 2.

2. Luas

Luas Kecamatan Gatak tercatat 19,47 km2 yang terbagi kedalam 14 desa.

Desa Trangsan merupakan desa terluas yaitu 2,49 km2 sedangkan desa yang

mempunyai luas terkecil adalah Desa Klaseman dengan luas 0,91 km2. Adapun

luas dari 14 desa yang tersebar di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 5.

44

Page 64: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Page 65: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 5. Pembagian Luas Kecamatan Gatak

km2 ( % )

1 Sanggung 0,96 4,91

2 Kagokan 0,96 4,91

3 Blimbing 2,29 11,75

4 Krajan 1,91 9,83

5 Geneng 1,43 7,33

6 Jati 1,15 5,91

7 Trosemi 1,24 6,39

8 Luwang 1,28 6,58

9 Klaseman 0,91 4,68

10 Tempel 1,02 5,26

11 Sraten 0,96 4,94

12 Wironanggan 1,26 6,49

13 Trangsan 2,49 12,78

14 Mayang 1,61 8,24

Jumlah 19,47 100,00

No Nama DesaLuas Wilayah

Sumber : Kecamatan Gatak Dalam Angka tahun 2007

Desa Trangsan merupakan desa yang mempunyai luas terbesar yaitu 2,49

km2

kemudian Desa Blimbing menempati urutan kedua dengan luas 2,29 km2.

Sedangkan desa yang paling kecil adalah Desa Klaseman dengan luas 0., 91 km2.

3. Penggunaan Lahan

Bentuk penggunaan lahan yang terdapat di Kecamatan Gatak adalah

sawah, kebun campur, dan pemukiman. Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan di

Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 66: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

PemukimanKebun

CampurSawah Jumlah

1 Sanggung 0,278 0,000 0,757 1,036

2 Kagokan 0,295 0,000 0,731 1,026

3 Blimbing 0,757 0,055 1,910 2,723

4 Krajan 0,548 0,009 1,373 1,930

5 Geneng 0,449 0,000 1,020 1,469

6 Jati 0,277 0,000 1,018 1,294

7 Trosemi 0,346 0,017 0,647 1,010

8 Luwang 0,375 0,006 0,599 0,980

9 Klaseman 0,229 0,000 0,707 0,936

10 Tempel 0,220 0,000 0,803 1,023

11 Sraten 0,391 0,007 0,647 1,044

12 Wironanggan 0,494 0,000 0,882 1,376

13 Trangsan 0,914 0,015 1,608 2,538

14 Mayang 0,404 0,053 1,274 1,731

Jumlah 5,978 0,162 13,975 20,116

No Desa

Penggunaan Lahan (Km2)

Tabel 6. Penggunaan Lahan di Kecamatan Gatak

Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Gatak di dominasi oleh sawah

yaitu sebesar 13.975 km2

atau 69.5 % dari total luas yang dimiliki Kecamatan

Gatak. Sawah yang ada di Kecamatan Gatak seluruhnya adalah sawah irigasi.

Dalam satu tahun pertanian di Kecamatan Gatak mampu panen sebanyak 3 kali

yaitu 2 kali panen padi pada musim penghujan dan diselingi oleh tanaman

palawija pada musim kemarau. Palawija yang dihasilkan adalah jagung ,dan

tembakau. Selain itu palawija yang ditanam adalah semangka atau melon, tetapi

jumlahnya hanya sedikit.

Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar 1408 – 334 Tahun 2001 dan

Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar 1408 – 343 Tahun 2001

Page 67: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Penggunaan lahan yang terbesar setelah sawah adalah pemukiman yaitu

5,978 km2

atau 29.7 %. Sedangkan penggunaan lahan yang paling kecil adalah

kebun kebun campur yaitu 0,162 km2. Kebun campur adalah tanah yang terdapat

diluar pemukiman biasanya ditanami randu, jati, mangga, pisang atau tumbuhan

lainnya.

Gambar 2. Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Gatak

Penggunaan lahan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Peta 3, Peta

Penggunaan Lahan Kecamatan Gatak Tahun 2008.

Page 68: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Peta 2

Page 69: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4. Keadaan Penduduk

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2007, jumlah penduduk di

Kecamatan Gatak sebanyak 47.694 jiwa yang terdiri dari 23.648 jiwa berjenis

kelamin laki-laki dan 24.046 jiwa dengan jenis kelamin perempuan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan Distribusi Penduduk di Kecamatan Gatak Tahun 2007

L P Jumlah %

1 Sanggung 1.131 1.133 2.264 4,75

2 Kagokan 905 909 1.814 3,80

3 Blimbing 2.635 2.579 5.214 10,93

4 Krajan 2.447 2.424 4.871 10,21

5 Geneng 1.453 1.924 3.377 7,08

6 Jati 1.293 1.244 2.537 5,32

7 Trosemi 1.304 1.292 2.596 5,44

8 Luwang 1.770 1.784 3.554 7,45

9 Klaseman 865 907 1.772 3,72

10 Tempel 929 888 1.817 3,81

11 Sraten 1.622 1.558 3.180 6,67

12 Wironanggan 2.107 2.030 4.137 8,67

13 Trangsan 3.237 3.307 6.544 13,72

14 Mayang 1.950 2.067 4.017 8,42

Jumlah 23.648 24.046 47.694 100,00

No Nama DesaJumlah Penduduk (jiwa)

Sumber : Kecamatan Gatak Dalam Angka tahun 2007

Dari Tabel 7 dapat diketahui jumlah penduduk yang paling banyak

terdapat di Desa Trangsan yaitu 6.544 jiwa, terdiri dari 3.237 jiwa penduduk

Page 70: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

laki-laki dan 3.307 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan desa yang paling

sedikit penduduknya adalah Desa Klaseman yaitu 1.772 jiwa yang terdiri dari

865 jiwa penduduk laki-laki dan 907 jiwa penduduk perempuan.

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan luas yang

dimiliki desa/kelurahan. Kepadatan penduduk di Kecamatan Gatak adalah 2.449

jiwa/km2 yang tersebar di 14 desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Gatak Tahun 2007

1 Sanggung 0,957 2.264 2.366

2 Kagokan 0,956 1.814 1.897

3 Blimbing 2,288 5.214 2.279

4 Krajan 1,914 4.871 2.545

5 Geneng 1,427 3.377 2.367

6 Jati 1,151 2.537 2.204

7 Trosemi 1,244 2.596 2.087

8 Luwang 1,281 3.554 2.774

9 Klaseman 0,912 1.772 1.943

10 Tempel 1,024 1.817 1.774

11 Sraten 0,961 3.180 3.309

12 Wironanggan 1,263 4.137 3.276

13 Trangsan 2,489 6.544 2.629

14 Mayang 1,605 4.017 2.503

Jumlah 19,472 47.694 2.449

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Penduduk

(jiwa/Km2)No Nama Desa Luas (Km2)

Sumber : Survei tahun 2010

Page 71: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sedangkan kepadatan setiap poligon pemukiman dapat dilihat pada

Lampiran 16. Menghitung kepadatan penduduk dengan metode ini lebih tepat

karena luas yang dihitung hanyalah luas pemukiman saja. Dari 16 dapat diketahui

kepadatan penduduk di Kecamatan Gatak cukup bervariasi, untuk memudahkan

dalam membuat peta, kepadatan penduduk dikelompokkan menjadi 5 kelas

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

i = Kelas Interval

Diketahui :

Batas Atas = 13.646

Batas bawah = 822

Jumlah Kelas = 5

Kelas interval adalah:

Dari perhitungan penentuan kelas interval di atas, maka pembagian kelas

jumlah KK dapat di lihat seperti berikut ini:

Sangat jarang, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 822 jiwa/km2

– 3.386 jiwa/km2

Jarang, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 3.387 jiwa/km2 –

5.951 jiwa/km2

Sedang, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 5.952 jiwa/km2 –

8.516 jiwa/km2

Padat, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 8.517 jiwa/km2 –

11.081 jiwa/km2

Sangat padat, yaitu apabila kepadatan penduduk antara 11.082

jiwa/km2 – 13.646 jiwa/km

2

Page 72: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Peta 3

Page 73: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. Komposisi Penduduk

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Di Kecamatan

Gatak Tahun 2007

Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin di Kecamatan Gatak, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini ;

Tabel 9. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

di Kecamatan Gatak Tahun 2007

L P Jumlah

1 0 - 4 1.842 1.710 3.552 7,45

2 5 - 9 1.818 1.675 3.493 7,32

3 10 -14 1.877 1.784 3.661 7,68

4 15 - 19 1.921 1.855 3.776 7,92

5 20 - 24 2.299 2.262 4.561 9,56

6 25 - 29 2.239 2.261 4.500 9,44

7 30 - 34 1.978 2.130 4.108 8,61

8 35 - 39 1.829 1.902 3.731 7,82

9 40 - 44 1.630 1.767 3.397 7,12

10 45 - 49 1.371 1.389 2.760 5,79

11 50 - 54 1.160 1.114 2.274 4,77

12 55 - 59 839 897 1.736 3,64

13 60 - 64 782 865 1.647 3,45

14 65- 69 699 816 1.515 3,18

15 70 - 74 565 718 1.283 2,69

16 75+ 799 901 1.700 3,56

Jumlah 23.648 24.046 47.694 100,00

No Kelompok UmurJumlah Penduduk (jiwa)

(%)

Sumber : Kecamatan Gatak Dalam Angka tahun 2007

Page 74: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan

variabel penting dalam demografi yang dapat memberikan gambaran adanya

penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif. Dengan

mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, maka dapat

dihitung rasio beban tanggungan (Dependensi Rasio).

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa kelompok umur

20 – 24 tahun merupakan kelompok umur yang paling banyak jumlahnya

yaitu 4.561 atau 9.56%. Sedangkan kelompok umur yang paling sedikit

jumlahnya yaitu kelompok umur 70 – 74 tahun atau 2.69%.

2) Kelompok Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gatak

Tahun 2008

Tingkat pendidikan dalam masyarakat dapat dijadikan sebagai tolak

ukur dalam mengukur tingkat kualitas kehidupan dari masyarakat tersebut.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dapat dikatakan bahwa

kualitas hidupnya semakin tinggi dibanding dengan mereka yang tingkat

pendidikannya lebih rendah. Komposisi penduduk di daerah penelitian

menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Dari Tabel 10 diketahui lulusan yang terbanyak adalah tamat SMP atau

sederajat (10.192 jiwa) sedangkan jumlah terkecil adalah tamat perguruan

tinggi. Tingkat pendidikan lain-lain pada Tabel 9 adalah penduduk yang

sekolah di pondok pesantren dan pendidikan nonformal lainnya. Sedangkan

belum sekolah adalah asosiasi penduduk yang belum cukup umur untuk

sekolah dan penduduk yang tidak sempat mengenyam pendidikan.

Persebaran tingkat pendidikan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada

Peta 4. Dari Peta 4 dapat dijelaskan persebaran tingkat pendidikan penduduk

di Kecamatan Gatak menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di

Kecamatan Gatak cukup tinggi karena sebagian besar penduduknya telah lulus

pendidikan dasar 9 tahun.

Page 75: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Nama DesaBelum

SekolahTK SD SMP SMA AKADEMI PT Lain - Lain Jumlah

1 Sanggung 209 158 760 544 527 15 6 45 2.264

2 Kagokan 163 45 416 473 375 33 22 287 1.814

3 Blimbing 448 1.385 1.272 672 891 38 100 408 5.214

4 Krajan 386 463 1.048 745 858 15 13 1.343 4.871

5 Geneng 412 270 761 757 735 31 25 386 3.377

6 Jati 207 87 609 308 280 26 14 1.006 2.537

7 Trosemi 251 82 117 869 756 21 36 464 2.596

8 Luwang 374 74 209 850 445 42 78 1.482 3.554

9 Klaseman 156 42 672 490 321 45 30 16 1.772

10 Tempel 113 168 326 268 822 85 35 - 1.817

11 Sraten 198 84 553 520 707 235 130 753 3.180

12 Wironanggan 355 216 1.052 1.180 358 69 41 866 4.137

13 Trangsan 1.167 336 1.070 1.440 1.483 93 66 889 6.544

14 Mayang 328 182 897 1.076 1.253 28 31 222 4.017

Jumlah 4.767 3.592 9.762 10.192 9.811 776 627 8.167 47.694

Sumber : Monografi Desa se-Kecamatan Gatak Tahun 2008

51

Page 76: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Page 77: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Kelompok Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan Gatak

Tahun 2008

Mata pencaharian menggambarkan aktivitas penduduk setempat dalam

memenuhi kebutuhan hidup misalnya sebagai petani, pedagang, pegawai

negeri dan lain-lain. Jenis mata pencaharian penduduk dalam suatu tempat

sangat erat kaitannya dengan jumlah pendapatan yang diperoleh penduduk.

Jenis mata pencaharian yang baik misalnya PNS, TNI, Wiraswasta dll akan

mampu memberikan penghasilan yang cukup, sedangkan mata yang kurang

baik misalnya buruh akan memberikan penghasilan yang kurang.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada

Tabel 11.

Dari Tabel 11 dapat diketahui jenis mata pencaharian tertinggi adalah

karyawan swasta yaitu 3.849 jiwa urutan ke dua adalah buruh tani yaitu 3.336

jiwa dan mata pencaharian yang paling rendah adalah usaha di bidang

pengangkutan / transportasi dan TNI masing-masing 221 jiwa.

Kelompok mata pencaharian dikelompokkan menjadi lebih sederhana

lagi yaitu kelompok PNS dan TNI, kelompok Wiraswasta dan Dagang,

kelompok Karyawan Swasta, kelompok Petani, kelompok Buruh, dan

kelompok lain-lain yang terdiri dari Tukang, pensiunan dan usaha dalam

bidang transportasi. Pengelompokan ini bertujuan untuk memudahkan dalam

membuat peta dan menghindari informasi yang ditampilkan oleh peta

bertabrakan atau rumit. Sehingga informasi yang ditampilkan oleh peta mudah

dipahami.

Peta Matapencaharian Penduduk Kecamatan Gatak tahun 2008 dapat

dilihat pada Peta 6. Dari Peta 6 diketahui persebaran buruh cukup merata di

Kecamatan Gatak, hampir di setiap desa jumlah buruh merupakan jumlah

yang terbesar kecuali Desa Sanggung, Blimbing, dan Desa Krajan. Hal ini

menunjukkan matapencaharian penduduk di Kecamatan Gatak kurang baik.

Karena matapencaharian sebagai buruh penghasilannya relatif kecil bila

dibandingkan dengan matapencaharian lain.

Page 78: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

No Nama Desa PNS TNI

Pensiun

an /

Purnawi

rawan

Karyaw

an

Swasta

Petani

Sendiri

Buruh

Tani

Wira-

swasta Dagang

Buruh

Industri

Buruh

Banguna

n

Pengang-

kutan

Pertu-

kangan Jumlah

1 Sanggung 35 6 12 155 16 25 17 20 0 19 20 11 336

2 Kagokan 43 4 44 233 192 118 75 5 107 34 0 0 855

3 Blimbing 172 31 33 312 269 119 64 85 31 35 37 25 1,213

4 Krajan 76 11 37 185 210 274 1314 243 120 207 8 164 2,849

5 Geneng 34 4 7 131 195 92 48 27 95 105 18 58 814

6 Jati 30 5 12 52 185 201 56 49 15 35 2 13 655

7 Trosemi 57 26 13 213 241 291 40 57 213 145 5 59 1,360

8 Luwang 113 15 68 550 214 103 105 52 625 381 6 25 2,257

9 Klaseman 79 8 37 78 208 370 32 11 202 86 6 41 1,158

10 Tempel 74 4 14 55 183 312 23 55 67 25 2 25 839

11 Sraten 112 21 65 101 140 270 97 18 75 57 25 29 1,010

12 Wironanggan 108 35 45 77 280 347 31 29 96 250 7 20 1,325

13 Trangsan 127 18 38 650 356 564 74 25 150 250 85 125 2,462

14 Mayang 31 33 11 1057 203 250 0 7 124 773 0 204 2,693

Jumlah 1,091 221 436 3,849 2,892 3,336 1,976 683 1,920 2,402 221 799 19,826

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Gatak Tahun 2007

Sumber : Monografi Desa se-Kecamatan Gatak Tahun 2008

54

Page 79: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Page 80: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

5. Penduduk Miskin dan Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Menurut Suparlan (1993: 9) kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu

standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi

pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan

yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Pendidikan dapat menjadi sesuatu yang mampu meningkatkan kualitas

hidup penduduk. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu

bertahan dan beradaptasi dengan perubahan keadaan sosial ekonomi yang terjadi

di tengah-tengah masyarakat dibandingkan dengan penduduk yang tingkat

pendidikannya rendah.

Di Kecamatan Gatak sebagian besar penduduk miskin mempunyai tingkat

pendidikan yang rendah. Penduduk dengan tingkat pendidikan rendah ini sulit

untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat. Terutama dalam

mendapatkan atau menciptakan sebuah pekerjaan yang layak sehingga pendapatan

yang diperoleh mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di Kecamatan Gatak jenis mata pencaharian sangat erat kaitannya dengan

fenomena kemiskinan. Sebagian besar penduduk miskin bermata pencaharian

sebagai buruh. Baik sebagai buruh tani, buruh bangunan maupun buruh serabutan

yaitu pekerja kasar yang mengerjakan apa saja apabila ada yang membutuhkan

jasanya. Selain buruh, mata pencaharian lain yang di geluti penduduk miskin di

Kecamatan Gatak adalah sebagai pedagang kecil yang biasa menjajakan

dagangannya dengan cara keliling.

Selain jenis mata pencaharian, jumlah anggota keluarga juga menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan kemiskinan di Kecamatan Gatak. Jumlah anak

yang banyak akan menambah beban KK dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pekerjaan yang cukup baik dan pendapatan yang seharusnya cukup menjadi tidak

cukup.

Penduduk miskin di Kecamatan Gatak banyak yang mempunyai tanah dan

bangunan yang luas. Tanah dan bangunan ini dimiliki merupakan warisan dari

Page 81: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

orang tua dengan harga jual yang rendah karena di daerah pedesaan. Sebagian

bangunan biasanya ditempati oleh beberapa KK.

Keluarga penerima BLT adalah keluarga yang terdaftar dalam pendataan

pada tahun 2005 yang telah dimutakhirkan oleh BPS dan di verifikasi oleh PT Pos

Indonesia. Jumlah penerima BLT di Kecamatan Gatak pada tahun 2008 adalah

3.927 KK. Jumlah ini sama dengan jumlah penerima BLT pada tahun 2005.

Menurut pamong desa dan BPS Sukoharjo, penerima BLT pada tahun

2005 dan 2008 sama karena tidak ada pendataan lagi untuk penyaluran BLT tahun

2008 sehingga penduduk yang pindah alamat dan meninggal dunia ada yang

menerima BLT. Untuk penduduk yang meninggal dunia BLT diberikan kepada

ahli warisnya. Data yang tidak tidak diperbarui selama kurun waktu 3 tahun dapat

menyebabkan tingkat efektivitas penyaluran BLT menurun karena terdapat

perubahan status ekonomi dan jumlah penduduk. Perubahan tersebut sangat

berpengaruh pada jumlah penduduk miskin.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Persebaran Penerima BLT

Satuan penerima BLT adalah kepala keluarga (KK), oleh sebab itu

sebelum membahas persebaran penerima BLT akan dibahas persebaran KK di

Kecamatan Gatak. KK adalah laki-laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau

janda/duda yang menjadi kepala (bertanggungjawab) terhadap keluarga. Anggota

keluarga terdiri dari istri/suami dan anak-anak. Untuk mengetahui persebaran

kepala keluarga dapat dilihat pada Tabel 12.

Dari Tabel 12 dapat diketahui jumlah KK di Kecamatan Gatak terdapat

12.898 KK. Jumlah KK terbanyak terdapat di Desa Trangsan yaitu 1.909 KK

(14,80 %). Sedangkan jumlah kepala keluarga terendah terdapat di Desa

Klaseman yaitu 440 KK (3,41 %).

Page 82: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Gatak Tahun 2007

KK %

1 Sanggung 629 4,88

2 Kagokan 557 4,32

3 Blimbing 1.465 11,36

4 Krajan 1.313 10,18

5 Geneng 947 7,34

6 Jati 676 5,24

7 Trosemi 731 5,67

8 Luwang 890 6,90

9 Klaseman 440 3,41

10 Tempel 479 3,71

11 Sraten 864 6,70

12 Wironanggan 1.025 7,95

13 Trangsan 1.909 14,80

14 Mayang 973 7,54

Jumlah 12.898 100,00

Jumlah No Desa

Sumber : Kecamatan Gatak Dalam Angka Tahun 2007

Jumlah KK di Kecamatan Gatak cukup bervariasi, untuk memudahkan

dalam membuat peta, jumlah persebaran KK dikelompokkan menjadi 5 kelas

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

i = Kelas Interval

Page 83: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Diketahui :

Batas Atas = 1.909

Batas bawah = 440

Jumlah Kelas = 5

Kelas interval adalah:

Dari perhitungan penentuan kelas interval di atas, maka pembagian kelas

jumlah KK dapat di lihat seperti berikut ini:

Sangat rendah, yaitu apabila jumlah KK antara 440 KK – 733 KK

Rendah, yaitu apabila jumlah KK antara 734 KK – 1.027 KK

Sedang, yaitu apabila jumlah KK antara 1.028 KK – 1.321 KK

Tinggi, yaitu apabila jumlah KK antara 1.322 KK – 1.615 KK

Sangat tinggi, yaitu apabila jumlah KK antara 1.616 KK – 1.909 KK

Setelah terbagi ke dalam 5 kelas maka jumlah KK dapat ditampilkan

dalam Peta 7

Dari Peta 7 dapat diketahui jumlah KK yang termasuk dalam kelas sangat

rendah adalah Desa Klaseman, Desa Tempel, Desa Sanggung, Desa Kagokan,

Desa Jati, dan Desa Trosemi. Desa Sraten, Desa Luwang, Desa Geneng, Desa

Wironanggan, dan Desa Mayang termasuk dalam kelas rendah. Desa yang

termasuk dalam kelas sedang adalah Desa Krajan, dan Desa Blimbing termasuk

dalam kelas tinggi. Sedangkan Desa Trangsan termasuk dalam kelas sangat tinggi.

Jumlah KK di Kecamatan Gatak dipengaruhi oleh luas dan jumlah penduduk yang

dimiliki oleh desa setempat.

Page 84: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Page 85: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dalam kaitannya dengan program BLT, jumlah KK yang ada di

Kecamatan Gatak terbagi dalam KK yang menerima BLT dan KK yang tidak

menerima BLT. Pada tahun 2008 di Kecamatan Gatak terdapat 3.927 KK

penerima BLT yang tersebar kedalam 14 Desa. Berikut ini adalah jumlah

penerima BLT yang tersaji dalam Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah KK Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008

KK %

1 Sanggung 221 5,63

2 Kagokan 191 4,86

3 Blimbing 419 10,67

4 Krajan 325 8,28

5 Geneng 216 5,50

6 Jati 202 5,14

7 Trosemi 242 6,16

8 Luwang 379 9,65

9 Klaseman 239 6,09

10 Tempel 236 6,01

11 Sraten 236 6,01

12 Wironanggan 412 10,49

13 Trangsan 458 11,66

14 Mayang 151 3,85

3.927 100,00 Jumlah

Penerima BLT No Desa

Dari Tabel di atas dapat diketahui jumlah penerima BLT tertinggi

Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa penerima BLT tertinggi adalah Desa

Trangsan yaitu sebesar 458 KK. Sedangkan penerima BLT terendah adalah Desa

Mayang. Jumlah penerima BLT pada setiap desa mencerminkan banyaknya

Sumber : Data Penerima BLT Tahun 2008 se-Kecamatan Gatak

Peta 6

Page 86: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

jumlah KK miskin yang ada di desa tersebut. Jumlah KK miskin di setiap desa

tidak dapat hitung berdasarkan luas desa tetapi berdasarkan kelas sosial ekonomi

KK.

Jumlah penerima BLT di Kecamatan Gatak pada setiap desa sangat

bervariasi. Data harus dibagi dalam 5 kelas untuk penentuan klasifikasi jumlah

penerima BLT, dalam menentukan ukuran kelas interval jumlah penerima BLT

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

i = Kelas Interval

Diketahui :

Batas Atas = 458

Batas bawah = 151

Jumlah Kelas = 5

Kelas interval adalah:

Dari hasil penghitungan di atas maka pembagian kelas penerima BLT

adalah sebagai berikut:

Sangat rendah, yaitu apabila jumlah penerima BLT antara 151 –

212 KK.

Rendah, yaitu apabila jumlah penerima BLT antara 213 – 273 KK.

Sedang, yaitu apabila jumlah penerima BLT antara 274 – 335 KK.

Tinggi, yaitu apabila jumlah penerima BLT antara 336 – 396 KK.

Sangat Tinggi, yaitu apabila jumlah penerima BLT antara 397–

458 KK.

Untuk mengetahui persebaran penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun

2008 dapat dilihat pada Peta 8.

Page 87: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Page 88: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dari Peta persebaran penerima BLT (Peta 8) dapat diketahui bahwa

persebaran jumlah penerima BLT terendah terdapat di Desa Kagokan, Desa Jati,

dan Desa Mayang. Jumlah penerima BLT yang rendah terdapat di Desa

Sanggung, Desa Tempel, Desa Sraten, dan Desa Geneng, Desa Klaseman, Desa

Trosemi termasuk dalam kategori rendah. Desa Krajan termasuk dalam kategori

sedang dan Desa Desa Luwang termasuk dalam kategori Tinggi. Sedangkan Desa

Wironanggan, Desa Blimbing, dan Desa Trangsan termasuk dalam kategori sangat

tinggi.

Dari uraian di atas diketahui bahwa setiap desa mempunyai jumlah

penerima BLT yang berbeda. Perbedaan jumlah penerima BLT di setiap desa

disebabkan oleh perbedaan jumlah keluarga sangat miskin, miskin, dan hampir

miskin. Keberadaan keluarga miskin sangat dipengaruhi oleh jumlah pendapatan

yang diperoleh oleh keluarga tersebut. Jenis matapencaharian dan jam kerja

berpengarruh langsung kepada jumlah pendapatan penduduk. Penduduk yang

berprofesi sebagai buruh tani tentunya tidak akan mempunyai pendapatan yang

lebih besar daripada karyawan swasta atau PNS. Hal ini disebabkan karena

penghargaan untuk tenaga buruh yang lebih kecil dan jam kerja yang tidak

menentu. Selain itu, tingkat pendidikan penduduk, dan jumlah anggota keluarga

menjadi pemicu kemiskinan di Kecamatan Gatak. Pendidikan dapat meningkatkan

kualitas hidup penduduk. Jumlah anggota keluarga dapat menjadi pemicu

kemiskinan karena jumlah anggota keluarga yang besar tentunya memperbesar

beban keluarga. Misalnya, pendapatan dalam 1 hari yang seharusnya cukup untuk

4 orang tetapi karena jumlah anggota keluarga 6 orang maka pendapatan tersebut

menjadi kurang dan akhirnya menyebabkan kemiskinan.

Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah KK dan penerima BLT,

maka dibuat Peta Perbandingan Jumlah Kepala Keluarga dan Penerima BLT di

Kecamatan Gatak tahun 2008. Peta tersebut diperoleh dengan cara meng-overlay

Peta Persebaran Kepala Keluarga di Kecamatan Gatak Tahun 2008 dan Peta

Persebaran Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008. Alur pembuatan Peta

dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 89: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berikut ini adalah hasil dari overlay di atas (Peta 9).

Gambar 3. Alur pembuatan Peta Perbandingan Jumlah Penerima BLT dan

Tidak Menerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008

Peta Persebaran

Kepala Keluarga

Kecamatan Gatak Tahun 2008

Peta Persebaran

Penerima BLT

Kecamatan Gatak Tahun 2008

Overlay

Page 90: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Page 91: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Dari Peta 9 diketahui terdapat 9 kategori (variasi ) antara jumlah KK dan

penerima BLT. Variasi tersebut menjelaskan bahwa jumlah KK yang besar pada

suatu desa tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah penerima BLT. Hanya 6

Desa yang berbanding lurus antara jumlah KK dan Penerima BLT.

Berikut ini adalah 9 kategori (variasi) hasil overlay Peta Persebaran

Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Gatak Tahun 2008 dan Peta Persebaran

Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008 yang tersaji dalam Tabel 14.

Tabel 14. Perbandingan Jumlah KK dan Penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Kategori Desa Jumlah Desa

1Jumlah KK Sangat Rendah dan

Penerima BLT Sangat RendahKagokan, Jati 2

2Jumlah KK Sangat Rendah dan

Penerima BLT Rendah

Sanggung, Tempel,

Klaseman, Trosemi4

3Jumlah KK Rendah dan Penerima

BLT Sangat RendahMayang 1

4Jumlah KK Rendah dan Penerima

BLT RendahSraten, Geneng 2

5Jumlah KK Rendah dan Penerima

BLT TinggiLuwang 1

6Jumlah KK Rendah dan Penerima

BLT Sangat TinggiWironanggan 1

7Jumlah KK Sedang dan Penerima

BLT SedangKrajan 1

8Jumlah KK Tinggi dan Penerima

BLT Sangat TinggiBlimbing 1

9Jumlah KK Sangat Tinggi dan

Penerima BLT Sangat TinggiTrangsan 1

14

Sumber : Peta Perbandingan Jumlah KK dan Penerima BLT Kecamatan Gatak

Tahun 2007

Page 92: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Variasi perbandingan jumlah KK dan penerima BLT di atas disebabkan

karena perbedaan luas, jumlah penduduk, dan jumlah penduduk miskin yang

berbeda pada setiap desa. Tetapi, dalam pelaksanaan penyaluran BLT ada indikasi

bahwa banyak penduduk yang memiskinkan diri agar memperoleh BLT. Selain

itu, banyak terjadi kesalahan pada waktu pendataan penerima BLT tahun 2005.

Menurut sumber yang dapat dipercaya, beberapa kesalahan tersebut disebabkan

karena penguasaan petugas pendataan yang kurang dan sebagian lagi adalah

pelanggaran prosedur pendataan.

2. Karakteristik Penerima BLT

Obyek penelitian adalah penerima BLT di Kecamatan Gatak pada tahun

2008. Karakteristik penerima BLT diketahui dengan survei kepada penerima BLT

di Kecamatan Gatak dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara

dan observasi. Jumlah penerima BLT di Kecamatan Gatak cukup banyak yaitu

3.927 KK. Wawancara dan observasi tidak mungkin dilakukan kepada seluruh

populasi. Oleh karena itu, penelitian menggunakan sampel untuk mengetahui

karakteristik penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 dengan

pertimbangan biaya dan waktu.

a. Luas Lantai Setiap Anggota Keluarga

Luas bangunan yang dimiliki oleh penerima BLT di Kecamatan Gatak

antara 15 m2 sampai dengan 200 m

2. Dalam kriteria penerima BLT disebutkan

bahwa rumah tangga yang berhak menerima BLT maksimal memiliki bangunan 8

m2 untuk masing-masing anggota rumah tangga. Untuk memperoleh nilai luas

lantai yang ditempati setiap anggota rumah tangga adalah dengan menggunakan

rumus ;

ARTJumlah

Bangunan Luas ART Setiap Lantai Luas

Page 93: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Dengan rumus di atas, dapat diketahui setiap anggota rumah tangga

penerima BLT di Kecamatan Gatak menempati bangunan antara 5 m2 sampai

dengan 200 m2 dengan rata-rata setiap anggota rumah tangga menempati

bangunan sebesar 18,17 m2. Untuk lebih jelasnya, perhitungan luas lantai setiap

anggota rumah tangga (ART) dapat dilihat pada lampiran 10.

Jumlah RTS-BLT yang memenuhi kriteria dari segi luas bangunan yaitu

8 m2 ada 28 RTS yang layak dan 133 RTS yang tidak layak menerima BLT.

Lahan di pedesaan masih luas dan harganya lebih murah. Hal ini menjadi faktor

mengapa bangunan di pedesaan relatif besar dan setiap anggota rumah tangga

dapat menempati bangunan lebih dari 8 m2. Sebagian besar bangunan yang

ditempati oleh penerima BLT adalah bangunan yang tidak dibangun sendiri

melainkan warisan dari orang tua. Banyak bangunan rumah yang dihuni lebih dari

1 keluarga bahkan ada yang mencapai 4 keluarga. Walaupun bangunan rumah

mereka besar tetapi tidak sedikit yang kondisinya tidak cukup baik karena mereka

tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan renovasi.

b. Jenis Lantai Bangunan.

Salah satu kriteria RTS layak BLT adalah jenis lantai bangunan. Jenis

lantai bangunan yang dimaksud adalah jenis lantai mayoritas yang ada dalam

bangunan tempat tinggal. Jenis lantai bangunan dikelompokkan dalam 3 kelas

yaitu;

Kelas rendah apabila sebagian besar lantai yang ada dalam bangunan

tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, atau kayu murahan.

Kelas sedang apabila sebagian besar lantai yang ada dalam bangunan

tempat tinggal terbuat dari semen atau ubin.

Kelas tinggi apabila sebagian besar lantai yang ada dalam bangunan

tempat tinggal terbuat dari keramik atau marmer.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK/PKSK dan PCL

Untuk mengetahui jenis lantai yang digunakan oleh penerima BLT di

Kecamatan Gatak tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini;

Page 94: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

KK (%)

1 Kelas Rendah 21 13,04

2 Kelas Sedang 139 86,34

3 Kelas Tinggi 1 0,62

161 100,00

Sumber : Hasil Obeservasi

Jumlah

Tabel 15. Jenis Lantai yang Digunakan Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

JumlahJenis LantaiNo

Jenis lantai bangunan rumah yang sesuai dengan kriteria RTS layak BLT

yaitu jenis lantai bangunan yang sebagian besar terbuat dari tanah, bambu atau

kayu murahan ( kelas rendah). Dari 161 responden, terdapat 21 responden yang

memiliki bangunan dengan jenis lantai kelas rendah, untuk kelas sedang terdapat

139 bangunan dan 1 bangunan dengan kualitas atau kelas lantai tinggi.

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa sebagian besar bangunan lantainya

terbuat dari semen atau ubin. Semen atau ubin yang digunakan adalah ubin

dengan kualitas rendah dengan campuran semen yang sangat sedikit sehingga

lantainya sangat lembab dan terkadang basah saat musim penghujan. Di Desa

Geneng dan Krajan masih terdapat bangunan rumah yang lantainya terbuat dari

tanah.

c. Jenis Dinding

Jenis dinding yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mayoritas jenis

dinding yang digunakan oleh penerima BLT. Jenis dinding tersebut

dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu;

Kelas rendah apabila sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan

tempat tinggal terbuat dari bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah, atau

tembok tanpa plester.

Kelas menengah apabila sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan

tempat tinggal terbuat dari tembok dengan dilapisi cat atau tanpa cat.

Page 95: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Kelas tinggi apabila sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan

tempat tinggal dilapisi dengan keramik atau material yang lebih tinggi.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK/PKSK dan PCL

Untuk mengetahui jenis dinding yang digunakan oleh penerima BLT di

Kecamatan Gatak tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 16;

KK %

1 Kelas Rendah 103 63,98

2 Kelas Menengah 58 36,02

3 Kelas Tinggi 0 0,00

161 100,00

Sumber : Hasil Observasi

Jumlah

Tabel 16. Jenis Dinding yang Digunakan Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

JumlahJenis DindingNo

Sebagian besar dinding yang dimiliki oleh penerima BLT di Kecamatan

Gatak adalah dinding dengan kelas yang rendah sebanyak 103 bangunan. Dari

bangunan dengan dinding kualitas rendah tersebut ada sebagian bangunan yang

masih berupa tembok batu-bata dengan bahan perekat campuran tanah lempung

dan pasir. Dinding bangunan yang lain adalah dinding dengan kualitas menengah

yaitu sebanyak 58 bangunan. Sebagian besar dinding tersebut merupakan tembok

yang belum di cat.

d. Fasilitas Buang Air Besar.

Fasilitas buang air besar adalah kepemilikan sarana yang di gunakan

penerima BLT dalam rangka membuang hajat. Sarana yang dimaksud adalah WC,

kakus atau jamban. Kepemilikan fasilitas buang air besar dapat dilihat pada Tabel

17 berikut ini;

Page 96: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

KK %

1 Punya 35 21,74

2 Bersama Keluarga Lain 52 32,30

3 Tidak Punya 74 45,96

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 17. Kepemilikan Fasilitas Buang Air Besar Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Fasilitas Buang Air BesarJumlah

Dari Tabel 17 dapat diketahui sebanyak 35 KK (21,74 %) mempunyai

fasilitas buang air besar sendiri. 52 KK (32,30 %) bersama keluarga lain yaitu

keluarga yang biasa membuang hajat mereka dengan meminjam sarana buang

hajat milik tetangga mereka. Sedangkan yang tidak punya fasilitas buang air

sendiri sebanyak 74 KK (45,96 %) yaitu keluarga yang lebih memilih

menggunakan sungai untuk membuang hajat.

Fenomena ini disebabkan karena di Kecamatan Gatak terdapat banyak

sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sehingga mereka lebih memilih untuk

membuang hajat mereka di sungai daripada meminjam sarana buang air kepada

tetangga atau membangun sarana sendiri.

e. Sumber Penerangan.

Sumber penerangan adalah penerangan yang biasa digunakan oleh

penerima BLT pada malam hari. Sumber penerangan tersebut dibagi menjadi 3

kelompok yaitu menggunakan listrik dengan meteran, menggunakan listrik tanpa

meteran dan tidak menggunakan listrik. Listrik bermeteran adalah menggunakan

listrik dengan meteran sendiri atau secara resmi menjadi pelanggan Perusahaan

Listrik Negara (PLN). Menggunakan listrik tanpa meteran adalah menggunakan

listrik tetapi hanya ikut tetangga sehingga tidak menjadi pelangga PLN secara

resmi. Sedangakan tidak mengunakan listrik adalah sumber penerangan yang

Page 97: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

selain listrik. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari lapangan mengenai

sumber penerangan penerima BLT.

KK %

1 Menggunakan Listrik Dengan Meteran 72 44,72

2 Menggunakan Listrik Tanpa Meteran 87 54,04

3 Tidak Menggunakan Listrik 2 1,24

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 18. Sumber Penerangan Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Sumber PeneranganJumlah

Dari Tabel 18 dapat diketahui sebagian besar penerima BLT sudah

menggunakan listrik untuk penerangan baik yang sudah menggunakan meteran

sendiri (72 KK (44.72 %))maupun yang belum menggunakan meteran (87 KK

(54.04 %)). Sedangkan yang tidak menggunakan listrik terdapat 2 KK (1.24 %).

f. Sumber Air Minum.

Sumber air minum adalah sumber atau asal air minum yang dikonsumsi

setiap hari. Sumber air minum dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 3

kelas yaitu;

Kelas rendah apabila air minum yang dikonsumsi setiap hari adalah air

minum yang berasal dari sumur atau mata air yang tidak terlindung dan air

hujan.

Kelas menengah apabila air minum yang dikonsumsi setiap hari adalah air

minum yang berasal dari sumur terlindung atau mata air terlindung.

Kelas tinggi apabila air minum yang dikonsumsi setiap hari adalah air

minum yang berasal dari air mineral jadi ( kemasan ) atau PDAM.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK/PKSK dan PCL

Page 98: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

KK %

1 Kelas Rendah 84 52,17

2 Kelas Menengah 77 47,83

3 Kelas Tinggi 0 0,00

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 19. Sumber Air Minum Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Sumber Air MinumJumlah

Sumber air minum yang digunakan penerima BLT di Kecamatan Gatak

pada umumnya berasal dari sumur, baik dari sumur terlindung (77 KK (47.83 %))

maupun dari sumur yang tidak terlindung (84 KK (52.17 %)). Kecamatan Gatak

pada umumnya memiliki muka air tanah yang tidak terlalu dalam, sehingga warga

lebih memilih air yang berasal dari sumur.

Sumur terlindung yang di miliki oleh penerima BLT adalah sumur yang

berada didalam rumah atau sumur yang berada di luar rumah dan air yang telah

digunakan untuk aktifitas (mencuci, mandi, memasak, dll) tidak masuk kembali

kedalam sumur sehingga air yang ada di dalam sumur tidak tercemar oleh limbah

rumah tangga dan lebih sehat. Sedangkan sumur yang tidak terlindung adalah

sumur yang berada di luar rumah dan air bekas aktifitas dapat masuk kembali

kedalam sumur sehingga air sumur dapat tercemar oleh limbah rumah tangga dan

kesehatan dari air sumur tersebut akan kurang terjaga.

g. Bahan Bakar untuk Memasak.

Bakar bakar untuk memasak sehari-hari para penerima BLT adalah dengan

menggunakan minyak tanah atau dengan kayu bakar. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 20;

Page 99: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

KK %

1 Gas / Elpiji 0 0,00

2 Listrik 0 0,00

3 Minyak Tanah / Kayu Bakar / Arang 161 100,00

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 20. Bahan Bakar untuk Memasak Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Bahan BakarJumlah

Dari Tabel 20 diketahui seluruh penerima BLT menggunakan minyak

tanah atau dengan kayu bakar yang lebih hemat dibandingkan menggunakan

listrik atau gas. Kayu bakar sangat mudah untuk didapat di Kecamatan Gatak

karena pepohonan dan ranting pohon masih melimpah dan mereka bisa

memperoleh bahan bakar tersebut tanpa mengeluarkan biaya. Apabila

menggunakan bakar bakar memasak selain kayu, mereka akan mengeluarkan

biaya lebih untuk memasak.

Selain kayu, bahan memasak yang digemari adalah minyak tanah. Minyak

tanah dinilai cukup murah dan cukup praktis karena responden sudah memiliki

kompor minyak tanah. Responden tidak menggunakan gas karena tidak punya

modal untuk membeli kompor gas dan tabung gas yang harganya sangat tinggi

untuk kelas ekonomi menengah kebawah.

h. Kemampuan Mengkonsumsi Protein Hewani.

Protein hewani dalam penelitian ini adalah protein yang berasal dari

daging, ayam, dan susu. Sebuah keluarga dinyatakan miskin dari segi kemampuan

mengkonsumsi protein hewani apabila keluarga tersebut hanya mengkonsumsi

protein hewani 1 kali atau kurang dalam 1 minggu. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 21 berikut ini;

Page 100: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

KK %

1 1 kali dalam 1 minggu 159 98,76

2 2 kali dalam 1 minggu 2 1,24

3 3 kali atau lebih dalam 1 minggu 0 0,00

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 21. Kemampuan Mengkonsumsi Protein Hewani

(dalam 1 minggu) Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Konsumsi Protein HewaniJumlah

Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa hampir seluruh penerima BLT ( 159

KK (98,76 %)) hanya dapat mengkonsumsi daging, ayam, atau susu sebanyak 1

kali atau kurang dalam 1 minggu. Penghematan dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari dilakukan dengan tidak mengkonsumsi protein hewani. Mereka lebih

memilih protein nabati yang berupa tahu atau tempe atau sayuran dengan alasan

lebih hemat dibandingkan dengan mengkonsumsi protein hewani.

Telur ayam merupakan protein hewani yang sering di konsumsi. Telur-

telur ayam ini mereka peroleh dari ayam yang mereka pelihara sendiri dengan

jumlah yang tidak banyak. Hampir seluruh keluarga memiliki ayam yang diumbar

sehingga mereka tidak memerlukan biaya dalam perawatan ayam-ayam yang

responden miliki.

i. Kemampuan Membeli Pakaian.

Pakaian merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi tetapi dapat

digunakan dalam waktu yang relatif lama. Yang dimaksudkan kemampuan

membeli pakaian dalam penelitian ini adalah kemampuan membeli pakaian dalam

kurun waktu 1 tahun oleh salah seorang anggota keluarga. Apabila salah satu

anggota keluarga dalam waktu satu tahun ada yang membeli pakaian, maka

keluarga tersebut dinyatakan mampu memebeli pakaian. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini;

Page 101: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

KK %

1 1 stel pakaian dalam 1 tahun 160 99,38

2 2 stel pakaian dalam 1 tahun 0 0,00

3 3 stel pakaian atau lebih dalam 1 tahun 1 0,62

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 22. Kemampuan Membeli Pakaian (dalam 1 tahun)

Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Kemampuan Membeli PakaianJumlah

Dari Tabel 22 diketahui hampir seluruh penerima BLT di Kecamatan

Gatak hanya membeli 1 stel pakaian atau kurang dalam waktu satu tahun. Pakaian

bukanlah menjadi barang yang sangat penting bagi penerima BLT. Kebutuhan

akan pakaian di kesampingkan karena keterbatasan ekonomi dan mereka lebih

suka menggunakan pakaian yang sederhana.

Pakaian yang di beli oleh penerima BLT rata-rata adalah pakaian untuk

anak-anak yang masih kecil atau seragam sekolah. Sedangkan orang tua memilih

untuk tidak membeli pakaian dan memanfaatkan uang untuk kebutuhan sehari-

hari. sedangkan penerima BLT yang membeli pakaian lebih dari 1 stel dalam 1

tahun adalah penerima BLT yang masih mempunyai anak balita yang

mengharuskan membeli pakaian lebih dari 1 dalam waktu 1 tahun.

j. Konsumsi Makanan.

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk mempertahankan

hidupnya. Konsumsi makanan yang dimaksud adalah kegiatan memenuhi

kebutuhan makanan yang dilakukan penerima BLT dalam waktu 1 hari. Di

Indonesia, idealnya kegiatan makan dilakukan 3 kali dalam 1 hari.

Untuk mengetahui kemampuan mengkonsumsi makanan dalam 1 hari oleh

penerima BLT di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 23 berikut ini;

Page 102: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

KK %

1 1 kali dalam 1 hari 2 1,24

2 2 kali dalam 1 hari 0 0,00

3 3 atau lebih dalam 1 hari 159 98,76

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 23. Kemampuan Makan (dalam 1 hari) Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

JumlahKonsumsi MakananNo

Penerima BLT di Kecamatan Gatak pada umumnya mengkonsumsi

makanan sebanyak 3 kali dalam sehari (159 KK (98,76)). Sebagian besar keluarga

makan makanan seadanya atau tidak memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna.

Sedangkan 2 KK (1,24 %) yang makan 1 kali dalam waktu 1 hari adalah mereka

yang telah jompo sehingga kebutuhan dan kemampuan untuk mengkonsumsi

makanan berkurang. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan memenuhi

kebutuhan berupa makanan oleh penerima BLT di Kecamatan Gatak sudah baik

hanya saja kualitas makanannya yang sedikit kurang.

k. Kemampuan Berobat.

Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga dan vital dalam kehidupan.

Apabila kesehatan terganggu maka segala aktifitas akan terganggu pula sehingga

berobat untuk mendapatkan kesehatan kembali akan menjadi sangat penting dan

sesegera mungkin harus terpenuhi. Dalam penelitian ini, kemampuan berobat

adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan untuk berobat ke

Puskesmas atau Poliklinik apabila ada salah seorang anggota keluarga ada yang

sakit. Untuk mengetahui kemampuan berobat penerima BLT di Kecamatan Gatak

dapat dilihat pada Tabel 24;

Page 103: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

KK %

1 Ya 25 15,53

2 Tidak Mampu 1 0,62

3 Ya, Dengan Jamkesmas 135 83,85

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 24. Kemampuan Berobat Penerima BLT di Kecamatan Gatak

Tahun 2008

JumlahKemampuan BerobatNo

Dari Tabel 24 terdapat 25 KK (15,53 %) yang mampu memenuhi

kebutuhan untuk berobat apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, 1 KK

(0,62 %) tidak mampu, dan 135 KK (83,85 %) mampu berobat dengan layanan

Jamkesmas.

Sebagian besar dari KK yang menyatakan mampu untuk berobat adalah

KK yang fanatik kepada seorang dokter. Sehingga apabila ada anggota keluarga

yang sakit maka akan dibawa kepada dokter yang telah dipercaya karena sugesti

yang diyakini yaitu apabila berobat ke dokter tersebut pasti akan segera sembuh.

Sebagian lagi adalah KK yang sangat memperhatikan kesehatan dan tidak

mempunyai kartu Jamkesmas sehingga mereka rela membayar untuk berobat ke

puskesmas atau poliklinik.

KK yang menyatakan tidak mampu untuk berobat adalah KK yang tidak

mempunyai kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan benar-benar

kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehingga lebih memilih obat

tradisional atau dengan obat luar dibandingkan datang ke puskesmas.

KK yang menyatakan mampu berobat dengan kartu Jamkesmas

menempati jumlah yang tertinggi. Program Jamkesmas adalah jaminan kesehatan

bagi keluarga miskin sehingga keluarga miskin mendapatkan layanan untuk

mendapatkan pengobatan dengan murah.

Page 104: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

l. Sumber dan Penghasilan Kepala Keluarga.

Pendapatan atau penghasilan keluarga dipengaruhi oleh jenis mata

pencaharian yang di tekuni. Sumber mata pencaharian dalam penelitian ini adalah

sumber penghasilan yang dimiliki oleh kepala keluarga.

1). Mata pencaharian

Jenis mata pencaharian yang di tekuni oleh penerima BLT di Kecamatan

Gatak terdapat 5 jenis mata pencaharian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 25 berikut ini;

KK %

1 Buruh 99 61,49

2 Petani 10 6,21

3 Pertukangan 9 5,59

4 Wiraswasta 26 16,15

5 Karyawan Swasta 3 1,86

6 Jompo / Tidak Bekerja 14 8,70

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 25. Jenis Mata Pencaharian Kepala Keluarga Penerima BLT di

Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

Dari Tabel 25 diketahui lebih dari 50 % mata pencaharian penerima BLT

di Kecamatan Gatak adalah buruh ( 99 KK (61,49 %). Yang termasuk dalam

buruh dalam penelitian ini adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh tani,

buruh bangunan, buruh industri, dan serabutan (seseorang yang melakukan

pekerjaan apa saja). Sebagian besar buruh di Kecamatan Gatak adalah buruh tani

karena lahan pertanian di kecamatan ini masih luas. Di Desa Trangsan sebagian

besar buruh adalah buruh industri yang bekerja di bidang kerajinan rotan dan di

desa lain selain Desa Trangsan bekerja sebagai buruh bangunan.

Pertukangan (9 KK (5,59 %)) dan Petani (10 KK (6,21 %)) adalah salah

satu mata pencaharian penerima BLT di Kecamatan Gatak. Mereka dapat

Page 105: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menerima BLT karena jumlah anggota keluarga mereka yang cukup banyak

sehingga mereka menjadi miskin karena jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan

wiraswasta (26 KK (16,65 %)) sebagian besar adalah pedagang kecil atau bidang

kerajinan dan industri dengan luas usaha masih kecil dengan penghasilan yang

relatif kecil.

Sebagian lagi adalah penerima BLT yang bekerja sebagai Karyawan

Swasta (3 KK (1,86 %)) dan Jompo (14 KK (8.70)) yang sudah tidak mampu lagi

untuk bekerja.

2). Pendapatan

Sesuai dengan kriteria RTS layak BLT yaitu pendapatan Kepala Keluarga

yang kurang dari Rp. 600.000,00 perbulan, maka dalam penelitian ini membagi

jumlah pendapat kepala keluarga menjadi 3 kelas yaitu;

Kelas rendah yaitu apabila pendapatan kepala keluarga kurang dari

Rp. 600.000,00 perbulan.

Kelas menengah yaitu apabila pendapatan kepala keluarga antara

Rp. 600.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000,00 perbulan.

Kelas tinggi yaitu apabila pendapatan kepala keluarga lebih dari

Rp. 1.000.000,00 perbulan.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK/PKSK dan PCL

KK %

1 < Rp. 600.000,00 134 83,23

2 Rp. 600.000,00 - Rp. 1.000.000,00 27 16,77

3 > Rp. 1000.000,00 0 0,00

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 26. Penghasilan Kepala Keluarga Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Jumlah Penghasilan Kepala KeluargaJumlah

Page 106: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dari Tabel 26 dapat diketahui hampir seluruh penerima BLT di

Kecamatan Gatak mempunyai penghasilan lebih kecil dari Rp. 600.000,00

perbulan (134 KK). Berikutnya adalah penerima BLT dengan penghasilan Rp.

600.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000,00 perbulan (27 KK).

Tingkat pendapatan atau penghasilan dipengaruhi oleh jenis mata

pencaharian yang di tekuni. Dari Tabel jenis matapencaharian terdapat 99 KK

(61,49 %) dengan mata pencaharian sebagai buruh. Upah tenaga kerja terutama

buruh di Kecamatan Gatak masih sangat rendah sehingga penghasilan buruh

hanya sedikit. Apabila di kaitkan dengan tingkat pendapatan atau jumlah

penghasilan kepala keluarga penerima BLT di Kecamatan Gatak maka, cukup

pantas apabila penghasilan penerima BLT sedikit.

m. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor utama yang menentukan tingkat

kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi

akan lebih mudah untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan

meningkatkan taraf hidupnya. Untuk mengetahui tingkat pendidikan kepala

keluarga penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel

27 berikut ini;

KK %

1 SD atau sederajat 38 23,60

2 SMP atau sederajat 49 30,43

3 SMA atau sederajat 29 18,01

4 Lebih tinggi dari SMA 0 0,00

5 Tidak Tamat SD 45 27,95

161 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 27. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Penerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Tingkat Pendidikan Kepala KeluargaJumlah

Page 107: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Penerima BLT yang tidak tamat SD menempati urutan pertama yaitu 45

KK (27,95 %). Sebagian besar penerima BLT yang tidak tamat SD disebabkan

mereka memang tidak mempunyai kesempatan untuk sekolah karena harus

bekerja dan sebagian lagi karena tidak minat untuk sekolah. Sedangkan penerima

BLT yang tamat SD terdapat 38 KK (23,60 %), tamat SMP terdapat 49 KK (30,43

%), dan tamat SMA terdapat 29 KK (18,01 %).

n. Barang Berharga atau Modal.

Barang berharga atau barang modal dalam penelitian ini adalah barang

berharga atau barang modal yang mempunyai nilai lebih dari Rp. 500.000,00.

Untuk mengetahui barang berharga atau modal yang di miliki oleh penerima BLT

di Kecamatan Gatak dapat di lihat pada Tabel 28 berikut ini;

KK %

1 Tabungan 0 0,00

2 Sepeda Motor 24 80,00

3 Emas 0 0,00

4 Ternak 5 16,67

5 Barang Modal Lain 1 3,33

30 100,00

Sumber : Hasil Wawancara

Jumlah

Tabel 28. Barang Berharga dan Barang Modal yang Dimiliki

Penerima BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Barang Berharga & Barang ModalJumlah

Dari 161 responden dalam penelitian ini hanya 30 (18,63 %) responden

yang memiliki barang berharga atau barang modal. Barang berharga atau modal

tersebut adalah sepeda motor, ternak dan barang modal lain. KK yang menyatakan

mempunyai sepeda motor sebanyak 24 KK(80,00 %), ternak sebanyak 5 KK

(16,67 %), dan barang modal lain sebanyak 1 KK (3,33 %).

Page 108: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Hasil wawancara dan observasi mengenai karakteristik sosial ekonomi

penerima BLT diolah dengan teknik tabulasi untuk mengetahui kelas sosial

ekonomi penerima BLT dan dikelompokkan dengan teknik scoring. Setiap

pertanyaan dari wawancara dan observasi diberi nilai atau skor berdasarkan pada

Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK/PKSK dan PCL tahun 2005 yang dirilis

oleh BPS. Skor untuk setiap karakteristik penilaian dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Skor Karakteristik Sosial Ekonomi RTS BLT

No Kriteria

Jawaban

Ju

mla

h

A B C D E <= 8 m2/Art > 8 m

2/Art

1. Luas Bangunan. - - - - - 1 0 1

2. Jenis Lantai Bangunan. 1 0 0 - 0 - - 1

3. Jenis Dinding 1 0 0 - - - - 1

4. Fasilitas Buang Air Besar. 0 1 1 - - - - 1

5. Sumber Penerangan. 0 1 1 - - - - 1

6. Sumber Air Minum. 1 0 0 - - - - 1

7. Bahan Bakar untuk

Memasak. 0 0 1 - - - - 1

8. Konsumsi Protein

Hewani. 1 0 0 - - - -

9. Kemampuan Membeli

Pakaian. 1 0 0 - - - - 1

10. Konsumsi Makanan. 0 0 1 - - - - 1

11. Kemampuan Berobat. 0 1 1 - - - - 1

12. Sumber dan Penghasilan

Kepala Rumah Tangga. 1 0 0 - - - - 1

13. Tingkat Pendidikan 1 0 0 0 1 - - 1

14. Barang Berharga atau

Modal.(*)

0 0 0 0 0 - - 1

Jumlah 14

Keterangan:

1. Skor setiap kriteria hanya bernilai satu point.

2. Tanda (*)

jawaban bisa lebih dari satu, tetapi apabila tidak diisi maka

skor diberi nilai 1.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Lapangan KSK/PKSK dan PCL

Page 109: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Setelah dilakukan scoring (Hasil Scoring dapat dilihat pada lampiran 11),

kemudian dikelompokkan dalam 4 kelas berdasarkan Pedoman Pelaksanaan

Lapangan KSK / PKSK / dan PCL yaitu tidak miskin, hampir miskin, miskin, dan

sangat miskin dengan ketentuan seperti berikut ini:

1. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 8 poin atau kurang, maka termasuk

dalam keluarga tidak miskin

2. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 9 poin sampai dengan 10, maka

termasuk dalam keluarga hampir miskin.

3. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 11 poin sampai dengan 12 poin, maka

termasuk dalam keluarga miskin.

4. Apabila dari 14 kriteria terpenuhi 13 poin atau lebih, maka termasuk

dalam keluarga sangat miskin.

Untuk mengetahui jumlah pada masing-masing kelas dapat dilihat pada

Tabel 30.

Tabel 30. Klasifikasi Keluarga Miskin Sesuai RTS-BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008

Mis

kin

Ha

mp

ir

Mis

kin

Tid

ak

Mis

kin

1 Sanggung 1 9 3 13

2 Kagokan 1 9 3 13

3 Blimbing 3 2 8 13

4 Krajan 1 5 5 11

5 Geneng 4 2 3 9

6 Jati 2 4 5 11

7 Trosemi 1 4 5 10

8 Luwang 1 6 4 11

9 Klaseman 5 1 7 13

10 Tempel 1 3 9 13

11 Sraten 2 1 6 9

12 Wironanggan 5 4 3 12

13 Trangsan 2 7 3 12

14 Mayang 1 10 0 11

30 67 64 161

18,634 41,615 39,752 100%

JUMLAH

No Desa

Klasifikasi

Jumlah

Sumber : Pengolahan data hasil wawancara dan observasi

Page 110: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Page 111: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Dari 161 responden di Kecamatan Gatak pada tahun 2008 terdapat 19

keluarga miskin (18,63 %), 67 keluarga hampir miskin (41.61 %), dan 64 keluarga

tidak miskin (39,75 %).

Dari Peta 10 diketahui bahwa banyak KK yang tidak miskin yang

mendapatkan BLT pada tahun 2008. Semua desa terdapat penerima BLT yang

tidak miskin kecuali Desa Mayang. Penerima BLT yang tidak miskin yang

terbesar terdapat di Desa Tempel dan Desa Blimbing. Sedangkan yang terkecil

adalah Desa Mayang.

Hal ini disebabkan karena data yang digunakan untuk menentukan RTS

layak BLT adalah data tahun 2005. Padahal dalam kurun waktu 3 tahun perubahan

tingkat ekonomi sangat mungkin terjadi dan jumlah keluarga miskin juga berubah

pada setiap desa. Selain itu, pada waktu pendataan pada tahun 2005 terdapat

beberapa kesalahan yang diakibatkan dari penguasaan materi petugas pendataan.

Banyak kriteria yang dinilai tidak berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Lapangan

KSK / PKSK / dan PCL sehingga jumlah penduduk miskin menjadi banyak.

3. Efektivitas Penyaluran BLT

Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf

tercapainya hasil. Efektivitas penyaluran BLT adalah ketepatsasaran BLT yaitu

kesesuaian antara penerima BLT dengan kriteria RTS layak BLT yang terdiri dari

14 kriteria.

Dalam penyaluran BLT, bantuan diserahkan kepada kepala keluarga

sebagai penanggungjawab keluarga. Menurut pejabat pemerintah desa setempat,

terdapat beberapa Kepala Keluarga yang meninggal dunia sehingga nama

penanggungjawab atas bantuan tersebut tidak sesuai dengan data penerima BLT.

Pasca pendataan tahun 2005, terdapat beberapa KK yang terdaftar sebagai KK

baru setelah tahun 2005 dan seharusnya layak mendapatkan BLT tetapi tidak

mendapatkan BLT karena tidak terdaftar pada pendataan KSK/PKSK dan PCL

tahun 2005.

Page 112: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sebelum penyaluran BLT tahun 2008, pemerintah tidak melakukan

pendataan lagi seperti yang dilakukan pada tahun 2005. Sehingga jumlah

penerima BLT pada tahun 2008 sama dengan jumlah penerima BLT pada tahun

2005 yaitu 3.927 KK. Nilai tersebut tentunya tidak sesuai dengan keadaan

penduduk yang sebenarnya, karena tingkat sosial ekonomi masyarakat dalam

kurun waktu 3 tahun bisa berubah, baik berubah menjadi lebih baik maupun

menjadi lebih buruk.

Ketidaksesuaian status ekonomi dapat dilihat dari karakteristik sosial

ekonomi yang terangkum dalam data tingkat sosial ekonomi penerima BLT tahun

2008. Keluarga yang layak menerima BLT adalah keluarga yang termasuk dalam

kelas keluarga hampir miskin, miskin, dan sangat miskin. Atas dasar tersebut,

maka penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 dapat diklasifikasikan

menjadi RTS layak BLT dan RTS tidak layak BLT seperti pada Tabel 31.

Tabel 31. Klasifikasi RTS-BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008

No Desa Layak

BLT(%)

Tidak

Layak

BLT

(%) Jumlah

1 Sanggung 10 76,92 3 23,08 13

2 Kagokan 10 76,92 3 23,08 13

3 Blimbing 5 38,46 8 61,54 13

4 Krajan 6 54,55 5 45,45 11

5 Geneng 6 66,67 3 33,33 9

6 Jati 6 54,55 5 45,45 11

7 Trosemi 5 50,00 5 50,00 10

8 Luwang 7 63,64 4 36,36 11

9 Klaseman 6 46,15 7 53,85 13

10 Tempel 4 30,77 9 69,23 13

11 Sraten 3 33,33 6 66,67 9

12 Wironanggan 9 75,00 3 25,00 12

13 Trangsan 9 75,00 3 25,00 12

14 Mayang 11 100,00 0 0,00 11

97 60,25 64 39,75 161JUMLAH

Sumber : Pengolahan data hasil wawancara dan observasi

Page 113: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

RTS layak BLT adalah RTS yang termasuk dalam kelompok Keluarga

Sangat Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin. Sedangkan RTS tidak layak BLT

adalah RTS yang tidak termasuk dalam kelompok Keluarga Sangat Miskin,

Miskin, dan Hampir Miskin. Dari hasil penelitian kepada 161 responden, terdapat

97 KK yang layak BLT dan 64 KK yang tidak layak BLT.

Dari Tabel 31 dapat diketahui jumlah RTS-layak BLT sebanyak 97 KK

(60,25 %) dan RTS tidak layak BLT sebanyak 64 KK (39,75 %). Banyaknya

jumlah RTS yang tidak layak BLT disebabkan karena perubahan status ekonomi

sebagian penerima BLT tersebut, padahal KK tersebut masih terdaftar sebagai

RTS layak BLT sehingga walaupun status ekonomi KK tersebut meningkat dan

sudah tidak layak menerima BLT tetapi masih tetap menerima BLT. Jumlah RTS

tidak layak BLT yang cukup banyak tersebut mengindikasikan ketidaksesuaian

penyaluran BLT.

Untuk mengetahui persebaran RTS layak BLT dan RTS tidak layak BLT

maka dibuat Peta Kelayakan Penerima BLT Tahun 2008 seperti pada Peta 11.

Page 114: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Page 115: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Dari Peta 11 dapat diketahui jumlah penerima BLT yang tidak layak di

Kecamatan Gatak yang paling tinggi terdapat di Desa Tempel dan Desa Blimbing.

Hanya Desa Mayang yang seluruh penerima BLT-nya layak mendapatkan BLT.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keluarga yang seharusnya tidak menerima

BLT tetapi menerima BLT. Hal ini disebabkan karena tidak ada pembaharuan

data penerima BLT pada tahun 2008. Padahal kurun waktu 3 tahun adalah kurun

waktu yang cukup lama dan perubahan status ekonomi penduduk dapat berubah.

Selain itu, banyak pihak yang meragukan kevalidan data penerima BLT pada

tahun 2005 karena pendataan yang kurang efektif.

Dalam penyaluran BLT terdapat ketidaksesuaian status ekonomi penerima

BLT dengan ketentuan RTS BLT. Sehingga dalam penyaluran BLT tersebut

menimbulkan kecemburuan sosial dalam masyarakat seperti yang terjadi pada

penyaluran BLT pada tahun 2005. Untuk mengatasi hal tersebut pada setiap Rt

mengadakan musyawarah mengenai prosedur pembagian BLT di Rt masing-

masing. Hasil musyawarah antara Rt satu dengan Rt yang lain berbeda-beda

sesuai dengan kebijakan masyarakat setempat.

Kebijakan yang diambil oleh masyarakat melalui musyawarah RT tersebut

adalah; 1) Setiap penerima BLT dipotong beberapa persen sesuai dengan

kesepakatan untuk dikumpulkan dan kemudian dari hasil tersebut dibagi kepada

KK yang dirasa kurang mampu dan pantas mendapatkan BLT. 2) Setiap penerima

BLT menyisihkan beberapa rupiah secara suka rela dan dikumpulkan untuk dibagi

lagi kepada KK yang dirasa kurang mampu dan pantas mendapatkan BLT.

Kebijakan ini cukup tepat dilaksanakan untuk menghindari kecemburuan sosial.

Tapi kebijakan ini tidak sesuai dengan ketentuan BLT. Realita prosedur

penyaluran BLT tersebut mengindikasikan bahwa dalam penerima BLT tidak

sesuai dengan kriteria penerima BLT.

Kesesuaian penerima BLT terhadap kriteria penerima BLT dapat diketahui

dari data kelayakan penerima BLT dengan asumsi besarnya prosentase penerima

BLT yang layak menerima BLT. Besarnya prosentase jumlah penerima BLT yang

layak menerima BLT mengindikasikan tingkat keseasuian yang tinggi. Prosentase

jumlah penerima BLT yang layak BLT kecil mengindikasikan tingkat kesesuaian

Page 116: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

yang kecil. Asumsi ini yang menjadi dasar dalam menentukan tingkat kesesuaian

penerima BLT terhadap krieria penerima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008.

Jumlah Penerima BLT diperoleh dari data kelayakan penerima BLT tahun 2008 di

Kecamatan Gatak dengan sampel sebanyak 161 responden. Prosentase jumlah

penerima BLT yang layak menerima BLT dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Jumlah Penerima BLT yang Layak Menerima BLT

di Kecamatan Gatak Tahun 2008.

Jumlah

KK KK %

1 Sanggung 13 10 76,92

2 Kagokan 13 10 76,92

3 Blimbing 13 5 38,46

4 Krajan 11 6 54,55

5 Geneng 9 6 66,67

6 Jati 11 6 54,55

7 Trosemi 10 5 50,00

8 Luwang 11 7 63,64

9 Klaseman 13 6 46,15

10 Tempel 13 4 30,77

11 Sraten 9 3 33,33

12 Wironanggan 12 9 75,00

13 Trangsan 12 9 75,00

14 Mayang 11 11 100,00

161 97 60,25

No Desa

Penerima BLT

Layak BLT

JUMLAH

Sumber : Peta Kelayakan Penerima Penerima BLT Kecamatan Gatak

Tahun 2008

Dari Tabel 32 diketahui prosentase terkecil penerima BLT yang layak

menerima BLT terdapat di Desa Tempel (30,77%) sedangkan yang terbesar

adalah di Desa Mayang yaitu 100%. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian

penerima BLT dengan kriteria penerima BLT pada setiap desa, maka

dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai

dengan menggunakan rumus seperti berikut:

Page 117: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Keterangan:

i = Kelas Interval

Diketahui :

Kelas tertinggi = 100,00

Batas bawah = 30,77

Jumlah Kelas = 3

Kelas interval adalah:

Dari perhitungan penentuan kelas interval di atas, maka pembagian kelas

efektivitas dapat di lihat seperti berikut ini:

Sesuai, yaitu apabila prosentase penerima BLT yang layak menerima

BLT antara 30,77% – 53,85%

Cukup sesuai, yaitu apabila prosentase penerima BLT yang layak

menerima BLT antara 53,86% – 76,93%

Tidak Sesuai, yaitu apabila prosentase penerima BLT yang layak

menerima BLT antara 76,94% – 100,00%

Berdasarkan asumsi dan perhitungan untuk menentukan efektivitas di atas

maka dapat dibuat Peta Kesuaian Penerima BLT Kecamatan Gatak Tahun 2008.

Untuk mengetahui persebaran Kesesuaian penerima BLT terhadapa kriteria

penrima BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 dapat dilihat pada Peta 12.

Page 118: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Page 119: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dari Peta 12 dapat diketahui bahwa Desa Mayang adalah desa yang

termasuk dalam kategori Sesuai dalam penyaluran BLT tahun 2008. Desa yang

termasuk dalam kategori cukup sesuai sebanyak 8 desa yaitu Desa Sanggung,

Desa Kagokan, Desa Krajan, Desa Geneng, Desa Jati, Desa Luwang, Desa

Wironanggan, dan Desa Trangsan. Desa yang termasuk dalam kategori tidak

sesuai sebanyak 5 desa yaitu Desa Blimbing, Desa Trosemi, Desa Klaseman, Desa

Tempel, dan Desa Sraten.

Dari ulasan di atas, di Kecamatan Gatak terdapat 1 desa yang termasuk

dalam kategori sesuai, 8 desa termasuk dalam kagetori cukup sesuai, dan 5 desa

termasuk dalam kategori tidak sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penyaluran BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008 cukup sesuai karena sebagian

besar desa (57,14%) di Kecamatan Gatak termasuk dalam kategori cukup sesuai.

Efektivitas penyaluran BLT dalam arti penyaluran BLT yang menyasar

kepada keluarga hampir miskin, miskin, dan sangat miskin dapat diketahui dengan

cara membandingkan kriteria keluar miskin dengan 14 kriteria penilaian penerima

BLT dan konsep keluarga miskin menurut BPS. Konsep ini berdasarkan pada

kecukupan jumlah kalori per orang perhari.

Untuk membandingkan penerima BLT yang sesuai dengan kriteria BLT

dan konsep kemiskinan menurut BPS maka diperlukan data tambahan. Indikator

yang digunakan sebagai pembanding adalah pendapatan anggota keluarga (jumlah

pemasukan seluruh anggota keluarga dikurangi pengeluaran medis dan pendidikan

seluruh anggota keluarga) dibandingkan dengan kecukupan jumlah kalori yang

dapat terpenuhi dari pendapatan tersebut.

Sampel untuk data tambahan diambil dari 3 desa yang termasuk dalam

kategori sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai (kesesuaian penerima BLT dengan

kriteria penerima BLT) yaitu Desa Mayang, Desa Jati, dan Desa Klaseman.

Maksud dari pengambilan data tambahan dari 3 desa tersebut adalah agar data

yang diperoleh dapat mewakili populasi. Data tambahan yang telah diperoleh

dapat dilihat pada lampiran 13.

Dari data yang telah diperoleh maka dilakukan penghitungan pendapatan

setiap anggota keluarga dalam waktu 1 bulan (hasil penghitungan dapat dilihat

Page 120: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Kemampuan

Kalori

1 Sangat Miskin <1.900 < 149.333,33

2 Miskin 1.900 - 2.100 149.333,34 - 165.052,63

3 Hampir Miskin 2.100 - 2.300 165.052,64 - 180.771,93

4 Tidak Miskin >2.300 > 180.771,94

Sumber : Asumsi

No KlasifikasiPendapatan

Rp.

pada Lampiran 14). Hasil penghitungan dalam lampiran 14 diketahui pendapatan

tertinggi adalah Rp. 900.000,00 dan pendapatan terendah adalah Rp. 0,00 atau

tidak punya pendapatan sama sekali. Kelas sosial ekonomi dapat diketahui dari

nilai tukar rupiah terhadap bahan makanan pokok (jumlah kalori yang dapat

terpenuhi).

Menurut BPS (www.kompensasi.info, 20 Oktober 2008), Keluarga hampir

miskin adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan kalori sebanyak 2.100

sampai 2.300 kalori per orang perhari, keluarga miskin adalah keluarga yang

mampu memenuhi kebutuhan kalori sebanyak 1.900 sampai 2.100 kalori per

orang perhari, dan keluarga sangat miskin adalah keluarga yang hanya mampu

memenuhi kebutuhan kalori kurang dari 1.900 kalori per orang perhari.

Kebutuhan kalori dikonver menjadi nilai tukar rupiah terhadap kebutuahan

pokok (beras). Kebutuhan 1.900 kalori per orang perhari setara dengan 0,876712

Kg beras per orang per hari (1 kalori = 0,00046142754 Kg beras). Diasumsikan

bahwa harga beras pada bulan Juni 2010 adalah Rp. 5.600,00 maka klasifikasi

keluarga miskin dapat dilihat pada Tabel 33:

Tabel 33. Perhitungan Jumlah Kalori dengan Nilai Tukar Rupiah

Klasifikasi kemiskinan pada Tabel 33 kemudian digunakan sebagai dasar

untuk menentukan tingkat sosial ekonomi penerima BLT. Data tambahan yang

diambil dari 3 desa dikombinasikan dengan klasifikasi kemiskinan berdasarkan

kemampuan memenuhi kalori dalam satu hari. Hasil dari perhitungan dapat dilihat

pada Tabel 34 berikut ini:

Page 121: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Pendapatan Per

Orang Per Bulan

Rp

1 Reso Suto 492.500,00 Tidak Miskin

2 Murtiono 391.000,00 Tidak Miskin

3 Wardoyo Total 187.645,83 Tidak Miskin

4 Ngadisah 297.500,00 Tidak Miskin

5 Atmo Suminto 492.500,00 Tidak Miskin

6 Teguh Wiyono 412.500,00 Tidak Miskin

7 Sakiman 230.937,50 Tidak Miskin

8 Prawiro Sari 418.750,00 Tidak Miskin

9 Lugiyem 520.000,00 Tidak Miskin

10 Arjo Suwito 344.062,50 Tidak Miskin

11 Suyono 216.666,67 Tidak Miskin

12 Suliyem 400.000,00 Tidak Miskin

13 Jati Raharjo - Sangat Miskin

14 Margiyem 900.000,00 Tidak Miskin

15 Suprapto 725.000,00 Tidak Miskin

16 Maryono 865.233,33 Tidak Miskin

17 Mangun Diharjo 500.000,00 Tidak Miskin

18 Endar 512.500,00 Tidak Miskin

19 Suto - Sangat Miskin

20 Kismo Sumarto 379.166,67 Tidak Miskin

21 Muhammad Sidik 286.805,56 Tidak Miskin

22 Nanang Setyo Budi 140.833,33 Sangat Miskin

23 Salamun 336.904,76 Tidak Miskin

24 Sriyono 210.416,67 Tidak Miskin

25 Sajiyoto 250.000,00 Tidak Miskin

26 Somo Tani 250.000,00 Tidak Miskin

27 Kustimantoko 363.333,33 Tidak Miskin

28 Panut - Sangat Miskin

29 Sartono - Sangat Miskin

30 Ngadimin 516.666,67 Tidak Miskin

31 Suwarno 303.000,00 Tidak Miskin

32 Siswo Diyono 300.000,00 Tidak Miskin

33 Rajiman 411.041,67 Tidak Miskin

34 Jiman 250.416,67 Tidak Miskin

35 Supanto 176.666,67 Hampir Miskin

Sumber : Wawancara tahun 2010

No Nama Responden Klasifikasi

Tabel 34. Klasifikasi Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan

Kecukupan Jumlah Kalori

Page 122: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

KK % KK % KK %

Tidak Miskin 0 0,00 7 53,85 5 45,45

Hampir Miskin 11 100,00 3 23,08 4 36,36

Miskin 0 0,00 3 23,08 2 18,18

Sangat Miskin 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 11 100,00 13 100,00 11 100,00

Tidak Miskin 11 100,00 10 76,92 8 72,73

Hampir Miskin 0 0,00 0 0,00 1 9,09

Miskin 0 0,00 0 0,00 0 0,00

Sangat Miskin 0 0,00 3 23,08 2 18,18

Jumlah 11 100,00 13 100,00 11 100,00

Sumber : Wawancara dan Observasi

Klaseman JatiDasar KlasifikasiNo

Desa

Ju

mla

h K

alo

riK

rite

ria

Pen

erim

a B

LT

1

2

Mayang

Berdasarkan pada Tabel 34 hampir semua penerima BLT adalah penduduk

yang tidak miskin yaitu 29 KK (82,86 %), hampir miskin sebanyak 1 KK (2,86

%), miskin sebanyak 0 KK (0,00 %), dan sangat miskin sebanyak 5 KK (14,29

%). Apabila dinyatakan dengan layak atau tidak layak menerima BLT maka, 29

KK (82,86 %) tidak layak menerima BLT dan 6 KK (17,14 %) layak menerima

BLT.

Berikut ini adalah perbandingan kelas sosial ekonomi berdasarkan

klasifikasi keluarga miskin menurut kriteria penerima BLT dan kecukupan jumlah

kalori (Tabel 35).

Tabel 35. Perbandingan Kelas Sosial Ekonomi Berdasarkan

Kriteria Penerima BLT dan Jumlah Kalori

Dari Tabel 35 dapat diketahui bahwa di Desa Mayang berdasarkan kriteria

penerima BLT terdapat 11 KK (100,00 %) hampir miskin sedangkan berdasarkan

kecukupan jumlah kalori terdapat 11 KK (100,00 %) tidak miskin. Berdasarkan

kriteria penerima BLT di Desa Klaseman terdapat 7 KK (53,85 %) tidak miskin, 3

(23,08 %) KK hampir miskin, dan 3 (23,08 %) KK miskin sedangkan berdasarkan

Page 123: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

kecukupan jumlah kalori terdapat 10 KK (76,92 %) tidak miskin dan 3 KK (23,28

%) sangat Miskin. Berdasarkan kriteria penerima BLT di Desa Jati terdapat 5 KK

(45,45 %) tidak miskin, 4 KK (36,36 %) hampir miskin, dan 2 KK (18,18 %)

miskin sedangkan berdasarkan kecukupan jumlah kalori terdapat 8 KK (72,73

%)tidak miskin, 1 KK (9,09 %) hampir miskin, dan 2 KK (18,18 %) sangat

miskin. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara

klasifikasi keluarga miskin berdasarkan kriteria penerima BLT dan kecukupan

jumlah kalori.

Hal ini disebabkan karena perbedaan indikator dari 2 klasifikasi tersebut.

Indikator yang digunakan untuk klasifikasi keluarga miskin berdasarkan kriteria

penerima BLT terdapat 14 kriteria. Secara garis besar indikator tersebut mewakili

penghasilan KK, kecukupan kebutuhan makanan, sandang, papan, sarana /

fasilitas, dan kepemilikan barang berharga. Untuk penghasilan hanya sebatas

penghasilan KK saja yang diperhitungkan sehingga pemasukan dari anggota

keluarga tidak termasuk. Dengan demikian jumlah pendapatan tersebut akan

sangat berkurang banyak dan keluarga tersebut akan terkesan sebagai keluarga

miskin padahal tidak miskin. kepemilikan rumah, fasilitas, dan barang berharga

seharusnya diketahui asalnya. Misalnya rumah yang bagus dengan lantai keramik

atau rumah besar belum tentu adalah hasil dari pendapatan keluarga tersebut

mungkin bisa berasal dari hibah atau pemberian keluarga lain. Padahal keluarga

tersebut sebenarnya adalah keluarga miskin yang pantas menerima BLT. Jadi

indikator ini perlu dikaji lebih lanjut agar sasaran BLT tepat pada keluarga yang

tepat dan sesuai dengan tujuan BLT.

Berdasarkan kemampuan mencukupi kebutuhan kalori setiap anggota

keluarga adalah konsep yang tepat dalam menentukan kelas sosial ekonomi.

Karena apabila sebuah keluarga telah memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan

hidup dalam hal ini adalah kecukupan kalori, maka kelarga tersebut akan

mempunyai sisa pendapatan yang dapat digunakan untuk kebutuhan yang lain

(selain kebutuahn dasar). Misalnya, keluarga yang telah mencukupi kebutuhan

kalori dan mendapatkan sisa penghasilan maka akan sangat mungkin keluarga

tersebut meningkatkan kualitas hidup dengan membeli atau memilki fasilitas-

Page 124: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

fasilitas penunjang yang lengkap dan mungkin akan memilki barang berharga.

Indikator yang digunakan dalam menentukan kelas sosial ekonomi adalah

jumlah pendapatan seluruh angota keluarga dikurangi jumlah pengeluaran

pendidikan dan medis (perawatan secara berkala). Sisa dari pendapatan setelah

dikurangi biaya pendidikan dan medis kemudian dibagi jumlah seluruh anggota

keluarga (baik yang produktif maupun yang tidak produktif) dan hasilnya adalah

pendapatan untuk setiap anggota keluarga. Pendapatan setiap anggota tersebut

kemudian dihitung apakah telah memenuhi kebutuhan minimal kalori dalam

waktu satu hari. Apabila telah tercukupi maka keluarga tersebut termasuk dalam

keluarga tidak miskin, apabila belum mencukupi maka keluarga tersebut termasuk

dalam keluarga miskin. Berdasarkan indikator keluarga miskin menurut

kecukupan jumlah kalori penyaluran BLT akan lebih tepat dan akan sesuai dengan

tujuan BLT.

Dari Tabel 36 diatas dapat diketahui jumlah keluarga yang layak

menerima BLT menurut kecukupan jumlah kalori terdapat 6 KK dari 35 KK.

Untuk mengetahui nilai efektivitas penyaluran BLT digunakan rumus sebagai

berikut:

Berdasarkan perhitungan diatas, tingkat efektivitas penyaluran BLT

dinyatakan tidak efektif karena nilai efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan

Gatak tahun 2008 kurang dari 50%.

Page 125: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada Bab IV maka, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan jumlah penerima BLT di setiap desa persebaran Penerima BLT di

Kecamatan Gatak termasuk dalam kategori rendah. Banyak sedikitnya jumlah

penerima BLT di setiap desa berdasarkan jumlah keluarga miskin dan jumlah

keluarga (jumlah KK) yang dimiliki setiap desa. Jumlah KK yang besar pada

berpengaruh pada jumlah keluarga miskin yang terdapat pada desa tersebut.

2. Berdasarkan karakteristik sosial ekonomi penerima BLT di Kecamatan Gatak

pada tahun 2008 terdapat 19 keluarga miskin (18,63 %), 67 keluarga hampir

miskin (41.61 %), dan 64 keluarga tidak miskin (39,75 %).

3. Efektivitas penyaluran BLT di Kecamatan Gatak Tahun 2008 berdasarkan

perbandingan jumlah keluarga yang layakmenerima BLT menurut kriteria

penerima BLT dan menurut kecukupan jumlah kalori terdapat perbedaan yang

signifikan yaitu 23 KK (65,71%) dan 6 KK (14,14 %). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penyaluran BLT di Kecamatan Gatak tahun 2008

kurang tepat sasaran atau kurang efektif.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat diajukan implikasi

sebagai berikut:

1. Dapat digunakan untuk pengembangan pembelajaran geografi mengenai

antroposfer dan aspek kependudukan Kelas IX IPS semester I.

2. Untuk lembaga pemerintah tingkat desa khususnya di Kecamatan Gatak dapat

dijadikan gambaran mengenai persebaran penerima BLT dan tingkat

efekfivitas penyaluran BLT tahun 2008 pada setiap desa. Tingkat efektivitas

penyaluran BLT dipengarui oleh kesesuaian karakteristik penerima BLT dan

Page 126: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

kriteria yang digunakan untuk menentukan RTS layak BLT yaitu penduduk

hampir miskin, miskin, dan sangat miskin. Dari hasil penelitian diketahui

terdapat beberapa desa yang tidak efektif dan cukup efektif. Desa yang

termasuk dalam kategori tidak efektif dan cukup efektif sebaiknya melakukan

pendataan ulang berkaitan dengan penduduk miskin. Dari pendataan tersebut

diharapkan dapat membantu perencanaan program-program pengentasan

kemiskinan agar lebih tepat sasaran dan dapat menentukan prioritas

pelaksanaan sesuai dengan tujuannya. Rekomendasi pendataan ulang

penduduk miskin dapat dilihat pada Peta 13.

C. Saran

1. Indikator yang digunakan dalam menentukan keluarga miskin perlu ditinjau

kembali agar data penduduk miskin lebih valid.

2. Pihak lembaga pemerintahan tingkat desa maupun tingkat kecamatan perlu

menyajikan informasi yang berupa data (tulisan maupun angka) ke dalam

bentuk peta agar semua informasi tersebut lebih mudah untuk dipahami

karena dengan peta bisa diketahui distribusi spasial dari informasi tersebut.

3. Pendataan penduduk miskin sebaiknya tidak hanya dilakukan BPS saja

tetapi hendaknya pemerintahan desa mengadakan pendataan penduduk

miskin secara berkala dengan periode waktu yang lebih singkat. Sehingga

apabila ada penyaluran bantuan untuk pengentasan kemiskinan lebih tepat

sasaran sesuai dengan prioritas dan tujuan bantuan tersebut.

4. Penelitian ini masih memiliki kelemahan yaitu populasi dari penelitian ini

hanya penerima BLT. Penduduk miskin yang menjadi objek penelitian

hanyalah penduduk miskin yang tercatat sebagai penerima BLT. Oleh

karena itu, perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai penduduk miskin

atau kemiskinan untuk pembanding dengan program pengentasan

kemiskinan yang lain.

Page 127: PEMETAAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) … · effectiveness of BLT distributions in Sub district Gatak, Regency of Sokoharjo in 2008. This research uses the geographical descriptive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105