PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI...
Transcript of PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI...
-
PENGARUH PEMBIAYAAN BANK SYARI’AH, INVESTASI DAN BELANJA
PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
(TAHUN 2010-2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Mubasysyir Jamili
NIM : 1112086000032
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016
-
ii
-
iii
-
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mubasysyir Jamili
NIM : 1112086000032
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 10 Oktober 2016
Mubasysyir Jamili
NIM. 1112086000032
-
v
-
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi Nama : Mubasysyir Jamili
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 April 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat : 165 cm/60 kg
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA / MAN
Alamat : Jalan Rawa Papan No.10 RT 011/006 Kec.
Pesanggrahan Kel. Bintaro – Jakarta Selatan.
No. HP : 085691102250
E-mail : [email protected]
Latar Belakang Keluarga Nama Ayah : Muhammad Ramli Massenge
Tempat, Tanggal Lahir : Bone, 17 Juli 1963
Nama Ibu : Lina Marlina (Almh.)
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Desember 1971
Alamat : Jalan Rawa Papan No.10 RT 011/006 Kec.
Pesanggrahan Kel. Bintaro – Jakarta Selatan.
Anak Ke dan Dari : 1 dari 2 Bersaudara
Pendidikan Formal
1999 – 2000 : RA Pembina Binatro
2000 – 2006 : MIN 15 BINTARO
2006 – 2009 : MTSN 3 Jakarta
2009 – 2012 : MAN 4 Jakarta
2012 – 2016 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Prestasi dan Penghargaan
2014 – 2015 : JUARA II SINGING COMPETITION UKM
EXPO 2014
2015 – 2016 : FINALIS 8 BESAR UIN VOCAL COMBAT
2015 – 2016 : DUTA KANKER “WARRIOR OF HOPE” UIN
JAKARTA
2015 – 2016 : GUEST STAR OPEN HOUSE 107,9 RDK FM
UIN
2015 – 2016 : JUARA 1 LOMBA POP SINGER MILAD FEB
UIN
mailto:[email protected]
-
vii
Pengalaman Profesional
2015 – 2016 : Staff Humas Islamic Book Fair 1437/2016
2015 – 2016 : Relawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Pengalaman Organisasi
2012 – 2013 : Panitia Divisi Basket Dekan Cup 2012
2012 – 2013 : HMJ Ekonomi Syari’ah (Anggota Dep. Seni dan
Budaya)
2014 – 2015 : HMJ Ekonomi Syari’ah (Kabid. 4 Departemen
Seni dan Olahraga
Pendidikan Non Formal, Seminar dan Workshop
2012 – 2013 : Seminar Kewirausahaan “BURN YOUR SPIRIT!”
2014 – 2015 : Seminar Nasional Penyiapan SDM Berbasis
Kompetensi Syari’ah dalam Pengembangan Perbankan Syari’ah Era MEA 2015
2014 – 2015 : Workshop Film Comfest 2014 UIN Jakarta
2014 – 2015 : Diskusi Publik “Transparency International
Indonesia.”Youth Power:Your vote your Future.
2014 – 2015 : Diskusi Film Bersama : “Joko Anwar dan Bentara
Muda.”
2015 – 2016 : Seminar Internasional Ekonomi Islam “Building
Strategic Alliance In Islamic Economic, Finance, and Business Policies.
-
viii
ABSTRACT
The paper empirically examines the dynamic interaction between Islamic banking
finance, investment and Government Expenditure to economic growth in
Indonesia using time series and cross section data. The purpose of this study
observe the effect of Islamic Banking Finance, Investment and government
expenditure to economic growth in Indonesia (2010-2014). Floor where can
GDRP growth reflects a region economically in Indonesia
This research is quantitative descriptive using doubled linear regression
model and Ordinary Least Square (OLS) method to analyze data. The research
show that Islamic Banking Finance and government expenditure is statistically
significant to effect the economic growth in Indonesia.
Investment is statistically not significant to effect the economic growth in
Indonesia.
Keyword : Islamic Banking Finance, Investment, Government Expenditure,
Economic growth in Indonesia, GDRP (Gross Domestic Regional Product).
-
ix
ABSTRAK
Penelitian ini membahas hubungan antara Pembiayaan Bank Syari’ah, Investasi dan
Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia dengan
menggunakan data time series dan data cross section. Tujuan penelitian adalah melihat pengaruh besarnya Pembiayaan Bank Syari’ah, Investasi dan Belanja
Pemerintah di Indonesia terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (2010-2014).
Dalam penelitian ini, Pertumbuhan Ekonomi digambarkan dengan PDRB per provinsi
di Indonesia.
Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode Regresi Linier
Berganda dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pembiayaan Bank Syari’ah dan Belanja Pemerintah signifikan mempengaruhi
Pertumbuhan ekoomi di Indonesia.
Investasi tidak signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Kata kunci :
Pembiayaan Bank Syari’ah, Investasi, Belanja Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).
-
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada
hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Pembiayaan Bank Syari’ah,
Investasi dan Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia tahun 2010-2014.” Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada
semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Proses penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan
semangat beberapa pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
rasa terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Kepada Orang Tua Tercinta, Ibunda Penulis Lina Marlina (Almh.), Ayahanda
Penulis Muh. Ramli dan Ibunda Indah Setyorini terima kasih atas kasih
sayang, dukungan, do’a serta kesabaran tanpa batas yang telah diberikan
kepada penulis semasa penulis hidup. Adik tersayang Rif’ah Musyarrafah,
terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Semoga penulis bisa selalu menjadi kebanggan bagi Keluarga.
2. Seluruh Keluarga Besar H. Mat Soleh bin H. Nawi, Lebu Daeng Lebu,
Banong Daeng Tamarring, H. Soekarno dan Hj. Siti Kusniah yang juga selalu
memberikan dukungan serta do’a kepada Penulis, semoga selalu diberikan
karunia serta rahmat oleh Allah SWT.
-
xi
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik,
Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.
Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil
Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan
Ibu Endra Kasni Laila, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah.
5. Bapak Ali Rama, SE., M.Ec selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan
dan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. HAHSLM sebagai dosen
Penguji dan sebagai penemu iSLam 13 Cuboctahedron Sinlammim
319913616 Hahslm 472319 rumus total Qur’an Surat Al-Hajr {15} : 87 x 4
hahslm = 112 basmalah tujuh diulang + 6236 ayat Qur’an agung.
7. Terima kasih kepada Seluruh tenaga Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas seluruh ilmu pengetahuan
yang telah diberikan kepada penulis.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Terima Kasih kepada Kawan Karib penulis, Dini Rahmawati yang selalu
senantiasa memberikan do’a, semangat, pengaruh, dukungan dan motivasi
kepada Penulis.
10. Terima Kasih kepada Kawan penulis, Anzah Muhimmatul Iliyya yang telah
mendo’akan, mendukung dan memberikan motivasi kepada Penulis.
11. Terima Kasih kepada Sisca Juliana dan Ratna Andita Dewi yang menjadi
sumber motivasi bagi penulis.
12. Terima Kasih kepada Sahabat Penulis, Khalika Madaniza M. Yang telah
mendukung dan mendo’akan dan memberikan motivasi yang membangun
untuk penulis.
-
xii
13. Ridhaoneti Kamiela, Terima kasih karena telah menjadi Kawan konsultan
skripsi bagi penulis. Dan terima kasih karena telah menjadi Sahabat yang baik
bagi penulis, menjadi pendengar yang baik terhadap keluh-kesah penulis
hingga selalu memberikan Saran dan Motivasi yang berarti bagi penulis.
14. Sahabat “FF” (F* Forever ), Sahabat dan teman-teman Tercinta. Tempat
penulis menghabiskan waktu bersama, yang tidak hanya memberikan warna
hitam-putih saja, namun selalu memberikan warna yang berbeda setiap
harinya. Sumber inspirasi dan apresiasi yang nyata sehingga penulis bisa
nyaman menjalani kehidupan di dalam dunia Perkuliahan yang teramat keras
terasa. Karya ini, penulis persembahkan kepada sahabat sekaligus kawan Sang
Pemberi Makna : Ulul Albab BZ, Ari Pramana, Ulfa Rianti, Aditya
Mulawarwan Setya, Ahmad Zacky Siddiq, Anggardito, Suci Nuraini,
Dorojatyas, Annisa Nurhidayati Arief Daud, Irianne Sakinah, dan Fitriyani.
Well, See you on top. Fellas !
15. Terima Kasih sebesar-besarnya kepada Inas, Lusi Anggraini, Evia Zulfah,
Ilham Irsyad, Kemal, Isan dan Muhammad Irvan, yang telah berpartisipasi
lebih dan amat sangat membantu penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.
“Yes, you guide me. And umm.. yes, i won’t make it without you, guys.
Honestly. And I’m just.. “Thank you so much !”
16. Terima kasih kepada teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang
tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu namun tidak akan pernah mengurangi
kesan, pengalaman, serta memori atau kenangan yang saat ini masih sangat
rapi tersimpan. Terima kasih Karena telah menjadi Keluarga, memberikan
kesempatan, kepercayaan, dan tombak kepemimpinan kelas Ekonomi Syari’ah
pada penulis. “It is such an Honor, guys. And i swear to god, I really, really,
really miss the good old days.”
17. Alifah Gandis, yang selalu menjadi konsultan baik bagi penulis. Terima Kasih
telah menjadi kawan yang selalu bertukar nada dan irama dalam setiap lagu
dan penampilan dengan penulis. “I mean, Whoa! What an Experience, sist !”
-
xiii
18. Yudi adiyatna, Sebagai Mentor dan Senior Terbaik dengan Varian
pengalaman dan pemikirannya sangat membantu Penulis untuk membuka
mata dan wawasan betapa luasnya cakrawala dunia Perkuliahan. “So glad to
see you, pops !”
19. Terima kasih Pada tim “Siaga Kampus” : Dedi Iskandar, Sauqi Dawam,
Ahmad Fajrul Falah, Aidyl Amril, Muhammad Nurdin, Edwin Prassetio dan
Rayhan Dika yang selalu memberikan Harmoni keseimbangan, motivasi dan
Apresiasi setinggi-tingginya kepada penulis. “Keep Solid, dude ! And I won’t
deny. Seriously, You guys are awesome !“
20. Terima kasih kepada teman-teman Ekonomi Syari’ah angkatan 2013 dan
2014: Raka Kardjono, Adi Fenico, Harka Junio, Intan Hapsari, Rachman
Deniansyah, Hani Effendy, Puspa Cahya Insani, Fahri, Fadhli, Musa, Moko,
Indra, Bella Firmansyah, Aulia Nurul, Fitri, Annisa Adzkiya, Riska, Annisa
Fairuz yang tiada hentinya memberikan penulis senyuman dan sentilan namun
sangat membangun energi dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
21. Terima kasih kepada Kawan-kawan yang selalu menjadi tempat penulis untuk
bertukar keceriaan hingga tiada bosan untuk selalu mendukung dan
mendo’akan: Andre Anang Pratama, Machdaleva, Intannes Putri Basse, Dewi
Ayu, Avi Syafitri, Mazaya, Hasna, Naufal Hafiz dan Ilham. “You bless me
with the best gift that i’ve ever known, guys. Yes, All of you.”
22. Terima kasih kepada“The Alpha Team-Islamic Book Fair”: Desy
Mardhiyana, Sarah Syafitri, Putri Aisjah, dan Falah Syah.
23. Terima Kasih kepada “Simba BAZNAS Family” :Zai, Gustita, Annis, Budi,
Ida, Debry, Husnul, Wono, Komarudin, Ramzi, Zul, dan Wahdah.
24. Terima Kasih kepada “Cafetaria Squad”: Mba Rin, Mba Wilda, Ibu Tini, Ibu
Ety, Mba Cucu, Ibu Yuli, dan Ibu Boby yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan pada Penulis.
25. Terima kasih Kepada seluruh Sahabat, Kawan dan Teman yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu namun suatu kepastian dan keharusan bahwa karya ini
saya dedikasikan untuk semua yang selalu senantiasa Mendukung,
Berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.
-
xiv
Semoga Allah SWT. Membalas segala kebaikan kepada Pihak-pihak yang
telah penulis sebutkan di atas. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan sehingga penulis
mengharapkan adanya kritik serta saran untuk memperbaiki skripsi ini.
Penulis Mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada yang kurang berkenan
dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan bagi
pembacanya.
Jakarta, 10 Oktober 2016
(Mubasysyir Jamili)
-
xv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
ABSTRAK......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xx
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xxi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 13
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................ 15
1) Tujuan Penelitian ............................................................................... 15
2) Manfaat Penelitian ............................................................................. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori ....................................................................................... 17
1. Filosofi Ekonomi Islam ................................................................... 17
2. Pembangunan Ekonomi................................................................... 21
-
xvi
2. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................... 23
a) Pertumbuhan Ekonomi dan Permasalahannya .......................... 23
b) Faktor-faktor penentu Pertumbuhan Ekonomi ........................... 24
c) Pertumbuhan Ekonomi Regional ................................................ 26
d) Teori Pertumbuhan Harrod-Domar (Ekonomi Klasik) .............. 26
e) Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru (New Growth Theory) ........ 29
3. Perbankan ....................................................................................... 30
a) Definisi Bank .............................................................................. 30
b) Sumber dana Bank ...................................................................... 31
c) Pengertian Bank Syari’ah ........................................................... 31
d) Perkembangan Perbankan Syari’ah di Indonesia ....................... 33
e) Pembiayaan Syari’ah .................................................................. 38
f) Prinsip-prinsip dasar Kegiatan Bank Syari’ah ........................... 40
g) Kelebihan dan Kelemahan Perbankan Syariah dan Perbankan
Konvensional .............................................................................. 44
4. Investasi .......................................................................................... 45
5. Belanja Pemerintah ........................................................................ 49
B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.................. 51
C. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 58
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 63
E. Hipotesis ................................................................................................. 64
-
xvii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup Penelitian ......... ............................................................. 65
B. Metode Penentuan Sampel ......... ........................................................... 65
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 66
D. Metode Analisis Data ........ .................................................................... 67
1. Analisis Regresi Berganda ................................................................ 67
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 68
a) Uji Normalitas ............................................................................... 69
b) Uji Multikolinearitas ..................................................................... 69
c) Uji Heterokedasitas ....................................................................... 70
d) Uji Autokorelasi ............................................................................ 71
1. Uji Durbin-Watson .................................................................... 71
2. Uji Breush-Godfrey ................................................................... 72
3. Uji Hipotesis...................................................................................... 76
a) Uji Koefisien Determinasi (R-Squared) ........................................ 76
b) Uji F............................................................................................... 76
c) Uji t ................................................................................................ 77
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 78
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Objek Penelitian ....................................................... 81
B. Deskripsi Data......... ............................................................................... 82
1. Variabel Pembiayaan Bank Syari’ah ................................................ 82
2. Variabel Investasi .............................................................................. 86
-
xviii
3. Variabel Belanja Pemerintah............................................................. 88
4. Variabel Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 91
C. Analisis Regresi Berganda......... ............................................................ 94
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 94
a) Uji Normalitas ............................................................................... 94
b) Uji Multikolonieritas ..................................................................... 94
c) Uji Heterokedasitas ....................................................................... 95
d) Uji Autokorelasi ............................................................................ 96
2. Persamaan Regresi ............................................................................. 98
3. Uji Signifikansi .................................................................................. 99
a) Uji t (Parsial) ............................................................................... 100
b) Uji F (Simultan) .......................................................................... 102
c) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Squared) ....................... 103
4. Analisis Ekonomi ............................................................................. 104
a) Pengaruh Pembiayaan Bank Syari’ah terhadap Pertumbuhan ekonomi
di Indonesia .......................................................................................... 104
b) Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.......... .................................................................................... 105
c) Pengaruh Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan ekonomi di
Indonesia .............................................................................................. 106
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ........................................................................................... 107
2. Implikasi ................................................................................................ 109
-
xix
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110
LAMPIRAN .................................................................................................... xxiii
-
xx
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Sumber Pengumpulan Data 66
3.2 Menentukan Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson 72
4.1 Uji Normalitas
94
4.2 Uji Multikolonieritas (Variance Inflation Factors)
95
4.3 Uji Heterokedasitas-Uji White 96
4.4
4.5
Uji Autokorelasi-Uji Durbin Watson
Correlation LM test
97
97
4.6 Uji t-statistik 100
-
xxi
DAFTAR GRAFIK
No. Keterangan Halaman
4.1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syari’ah per-provinsi di Indonesia
Tahun 2010-2014
83
4.2 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syari’ah per-provinsi di Indonesia
Tahun 2010-2014
84
4.3 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syari’ah per-provinsi di Indonesia
Tahun 2010-2014
85
4.4 Pertumbuhan Investasi per-Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014 86
4.5 Pertumbuhan Investasi per-Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014
87
4.6 Pertumbuhan Investasi per-Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014
88
4.7 Pertumbuhan Belanja Pemerintah per-Provinsi di Indonesia Tahun
2010-2014
89
4.8
4.9
Pertumbuhan Belanja Pemerintah per-Provinsi di Indonesia Tahun
2010-2014
Pertumbuhan Belanja Pemerintah per-Provinsi di Indonesia Tahun
2010-2014
90
91
4.10
4.11
4.12
Pertumbuhan Ekonomi per-Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014
Pertumbuhan Ekonomi per-Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014
Pertumbuhan Ekonomi per-Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2014
92
92
93
-
xxii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 63
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak stabil, keterlibatan sektor
keuangan sangat diperlukan untuk memainkan peran yang sangat penting
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena akan berdampak pada
pengentasan kemiskinan, mengurangi perbedaan pendapatan dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hubungan antara sektor keuangan –
diartikan sebagai peningkatan volume produk dan jasa perbankan dan
lembaga-lembaga intermediasi lainnya serta transaksi keuangan di pasar
modal dan pertumbuhan ekonomi telah lama menjadi objek penelitian dalam
bidang ilmu ekonomi pembangunan.
Perkembangan sektor keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, begitupula sebaliknya. Jika sektor keuangan mengalami
pertumbuhan yang baik maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang
dapat dialokasikan ke sektor-sektor ekonomi produktif dan pada akhirnya
akan menambah pembangunan modal sektor ekonomi untuk meningkatkan
produktivitasnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi (Rama, 2013).
Pertumbuhan dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi
positif terhadap kinerja ekonomi suatu Negara. Sektor keuangan bisa menjadi
-
2
sumber utama pertumbuhan sektor riil ekonomi. Sejumlah penelitian telah
menunjukkan bahwa sektor perbankan berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu negara. Saat ini, hampir semua
sektor bisnis khususnya di negara-negara berkembang sangat tergantung
terhadap pembiayaan perbankan sebagai sumber modal pembiayaan.
Perbankan Syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai
peranan penting dalam perekonomian. Muncul sebagai solusi alternatif dalam
menyiasati gejolak ekonomi global yang semakin sulit diprediksi. Hal ini bisa
dilihat dari tumbuh kembangnya yang telah mewarnai jatuh bangun
perkembangan perekonomian nasional maupun global selama dua dekade
terakhir, termasuk melewati dua periode krisis pada tahun 1998 dan 2008.
Perbankan Syariah memiliki peranan khusus untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian dalam suatu Negara khususnya Indonesia dengan penduduk
mayoritas muslim terbesar di dunia.
Keunggulan struktur pengembangan keuangan Syariah di Indonesia
lainnya adalah regulatory regime yang dinilai lebih baik dibanding dengan
negara lain. Di Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan Syariah
bersifat terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang merupakan Institusi independen. Sejak kebangkitan
ekonomi syariah di Indonesia tahun 1990-an yang ditandai dengan berdirinya
Bank Muamalat Indonesia, kajian-kajian mengenai model ekonomi syariah
semakin menjamur. Kehadiran bank pertama yang berbasis syariah ini diikuti
-
3
dengan kehadiran lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. Perbankan
syariah hadir dengan kinerja yang tetap baik saat perbankan konvensional
dilanda krisis kepercayaan dan krisis likuiditas. Ditambah lagi dengan krisis
ekonomi sejak tahun 1997-1998, kepercayaan terhadap bank konvensional
dan sistem kapitalisme semakin melemah.
Menurut sumber yang didapat dari MINA (Mi’raj Islamic news
agency), Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan per Juni 2015, saat ini industri
perbankan Syariah memiliki total aset sebesar Rp. 273.494 Triliun dengan
pangsa pasar masih dibawah 5 %, yaitu sebesar 4,61 %. Yang terdiri dari 12
Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah yang dimiliki oleh Bank umum
konvensional dan 162 BPRS. Khusus untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta
total aset gross, pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (BUS dan UUS) masing-
masing sebesar Rp. 201.379 Triliun, Rp. 85.410 Triliun, Rp. 110.509 Triliun.
Perbedaan mendasar antara perbankan syariah dan konvensional
terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan dan operasional.
Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian menurut Setiawan,
(2006) adalah 1) kemakmuran ekonomi yang meluas,tingkat kerja yang penuh
dan tingkat pertumbuhan yang optimum, 2) keadilan-sosial-ekonomi dan
distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, 3) stabilitas mata uang, 4)
mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang
adil, dan 5) pelayanan yang efektif.
-
4
Salah satu ciri utama perbankan syariah yang berdampak positif
terhadap pertumbuhan sektor riil dan ekonomi yaitu bahwa lembaga keuangan
syariah lebih menekankan pada peningkatan produktivitas. Lembaga
keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang menekankan konsep asset &
production based system (sistem berbasis aset dan produksi) sebagai ide
utamanya. Mudharabah dan musyarakah adalah cerminan utama dari ide
tersebut. Melalui pola pembiayaan seperti itu maka sektor riil dan sektor
keuangan akan bergerak secara seimbang. Akibatnya semakin tumbuh
perbankan syariah maka akan semakin besar kontribusinya terhadap kinerja
dan pertumbuhan ekonomi. Jumlah kemiskinan dan pengangguran secara
langsung akan teratasi melalui kinerja ekonomi yang baik. Paradigma dalam
konsep keuangan dan perbankan syariah adalah risk sharing yaitu mendorong
para deposan dan pihak bank untuk sama-sama berbagi risiko bisnis. Konsep
ini akan membuat para deposan untuk berhati-hati dalam memilih bank, dan
sekaligus memotivasi manajemen bank untuk berhati-hati dalam menyalurkan
pembiayaan atau dalam melakukan investasi (Chapra, 2008).
Secara teoritis, yang membedakan antara bank Syariah dengan bank
konvensional ialah, Bank Syariah terikat dengan ketentuan-ketentuan yang
ada dalam al-Qur‟an dan al-Hadist. Transaksi-transaksi pada perbankan
syariah harus terhindar dari interest (riba) dan kontrak-kontrak yang
mengandung ketidakpastian (gharar dan maysir), menekankan pada prinsip
-
5
bagi hasil dan risiko, mengutamakan investasi pada sektor ekonomi halal dan
harus didasari pada transaksi riil (asset-based) (Rama, 2011).
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang menggunakan
sistem bagi hasil. Konsep nisbah bagi hasil ditentukan pada awal berlakunya
kontrak kerjasama sesuai dengan kesepakatan. Mekanisme sistem bagi hasil
terdiri dari dua bentuk. Pertama, pembagian keuntungan yaitu bagi untung
bersih dari keseluruhan pendapatan setelah dikeluarkan biaya-biaya. Kedua,
pembagian pendapatan yaitu bagi hasil didasarkan pada keseluruhan
pendapatan yang diterima sebelum dikeluarkan biaya-biaya untuk
mendapatkannya. Secara umum yang diterapkan di Indonesia adalah
pembagian pendapatan di mana bank sebagai pemodal (shahibul maal) dan
nasabah sebagai pengguna dana (mudharib). Dalam pembagian keuntungan
bank berfungsi sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai
penabung (shahibul maal). Setiap produk bank syariah harus mendapatkan
persetujuan dari DSN-MUI sebelum diluncurkan dan inovasi produk tersebut
sudah seharusnya mengikuti perkembangan zaman, budaya, dan teknologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Odedokun (1992) dan Luintel dan
Khan (1999) menemukan hubungan dua arah antara sektor keuangan dan
pertumbuhan ekonomi. Sektor keuangan dan perkembangan ekonomi saling
mempengaruhi, pertumbuhan sektor keuangan menyebabkan ekonomi
bertumbuh dan pertumbuhan ekonomi mendorong sektor keuangan untuk
-
6
berkembang secara maju. Guryay dkk (2007) menguji hubungan antara sektor
keuangan dan pertumbuhan ekonomi untuk negara Cyprus dari periode 1986
sampai 2004. Hasilnya menunjukkan bahwa sektor ekonomi tidak memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Cyprus.
Sementara itu dalam konteks Indonesia, penelitian empiris tentang
hubungan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia telah banyak
dilakukan. Hidayati (2009) yang menginvestigasi hubungan kausalitas antara
sektor keuangan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan
menggunakan sektor perbankan dan pasar modal sebagai representasi sektor
keuangan, Hidayati menggunakan impulse respon function dan variance
decomposition dan menemukan bahwa perubahan pada sektor perbankan lebih
berperan dalam menjelaskan adanya perubahan pada pertumbuhan ekonomi
dibandingkan dengan perubahan pada pasar modal.
Sementara, Inggrid (2008) dalam penelitiannya yang menggunakan
Vector Error Correction Model (VECM) cenderung mendukung hipotesis
bahwa sistem keuangan dapat menjadi mesin pertumbuhan di Indonesia (the
finance-led growth). Namun dalam konteks analisis kontribusi perbankan
syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat minim sekali
bahkan mungkin belum ada, mungkin disebabkan adanya keterbatasan data.
Selain Pembiayaan Bank Syariah, Pertumbuhan Ekonomi suatu
Negara dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor. Dan salah satunya ialah
Investasi. Menurut Sunariyah (2003:4) Investasi adalah penanaman modal
-
7
untuk salah satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka
panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia
dipasaran antara lain : Tabungan, deposito, reksadana, obligasi, saham, emas
dan properti. Sesuai dengan pengertiannya investasi merupakan penanaman
modal jadi adanya bantuan dana dari pihak luar kepada sebuah perusahaan
untuk membiayai kegiatan dari perusahaan tersebut. Dengan adanya tambahan
dana sebuah perusahaan akan meningkatkan produktivitas sehingga akan
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dan secara tidak langsung akan
berdampak langsung pada pendapatan Negara.
Investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal tidak saja
dapat meningkatkan faktor produksi atau pertumbuhan ekonomi, namun juga
dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, dan angka
pengangguran pun akan menurun. Menurut Harrod-Domar, untuk bisa tumbuh
diperlukan adanya investasi yang merupakan tambahan neto ke dalam
persediaan modal (Todaro dan Smith, 2011). Sodik dan Nuryadin (2005)
menyatakan bahwa investasi disepakati menjadi salah satu kata kunci dalam
setiap pembicaraan tentang konsep ekonomi.
Wacana pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, serta
penanggulangan kemiskinan pada akhirnya menempatkan investasi sebagai
pendorong utama mengingat perekonomian yang digerakkan oleh konsumsi
diakui amat rapuh. Sebagian ahli ekonomi memandang bahwa pembentukan
-
8
investasi merupakan faktor penting yang bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu Negara. Ketika pengusaha
atau individu atau pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal
yang ditanam atau dikeluarkan, atau ada sejumlah pembelian barang-barang
yang tidak dikonsumsi, tetapi digunakan untuk produksi, sehingga
menghasilkan barang dan jasa dimasa yang akan datang.
Di negara berkembang atau terbelakang dengan tingkat penduduk
yang besar, umumnya memiliki rasio investasi terhadap jumlah penduduk
relatif kecil. Sehingga Negara tersebut kerap mengundang investor asing
untuk masuk dalam negaranya. Investasi asing ini tidaklah selalu memberikan
keuntungan terhadap Negara, terutama keuntungan terhadap Negara, terutama
dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek atau menengah, investasi asing
sangat menguntungkan dalam pertumbuhan ekonomi. Investasi ini, dalam
jangka pendek dapat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa.
Keadaan politik, sosial, militer suatu bangsa atau negara sangat
tergantung pada keberhasilan perekonomiannya, dan keberhasilan
perekonomian itu sendiri terutama di ukur dari kinerja makro ekonominya.
Standar hidup suatu bangsa sangat tergantung pada kebijakan-kebijakan
makro ekonomi yang dipilih dan dijalankan oleh pemerintahnya. Pemerintah
Indonesia memiliki sejumlah instrument untuk mempengaruhi kegiatan makro
ekonominya. Instrumen kebijakan merupakan suatu variabel ekonomi yang
berada di bawah kontrol pemerintah yang dapat mempengaruhi satu atau lebih
-
9
sasaran makro ekonomi. Kebijakan makro ekonomi seperti dengan
memberlakukan atau mengubah kebijakan fiskal atau kebijakan lainnya,
pemerintah dapat mengendalikan perekonomian menuju suatu komposisi
output, stabilitas harga, kesempatan kerja dan perdagangan internasional yang
lebih baik.
Sun‟an dan Astuti (2008) menganalisis pengaruh investasi,
pengeluaran pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan
kerja di Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa :
pertumbuhan ekonomi dan investasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat
berpengaruh pada kesempatan kerja, sedangkan pengeluaran pemerintah tidak
berpengaruh. Sebaliknya, investasi pada daerah kabupaten/kota di Provinsi
NTB tidak berpengaruh terhadap perluasan kesempatan kerja, justru
pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi
kesempatan kerja.
Kesimpulan dari Valerie A. Ramey dan NBER (2012) yang
disampaikan pada konferensi “Fiscal Policy after the Financial Crisis" di
Milan pada Desember 2011 menunjukkan bahwa investasi sektor swasta
menurun karena kenaikan pengeluaran pemerintah. Peningkatan pengeluaran
pemerintah akan mengurangi pengangguran, tetapi bukan karena
meningkatnya pegawai swasta tetapi karena meningkatnya pegawai
pemerintah.
-
10
Far (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ketidakstabilan
ekspor, investasi dan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Asia dengan
menggunakan data time series. Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat
pengaruh yang berbeda-beda antara satu negara dengan negara yang lain.
Hubungan positif antara ekspor dan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi
terjadi di Jepang, Malaysia, Philipina dan Srilanka. Sedangkan Korea,
Myanmar, Pakistan dan Thailand menunjukkan hubungan negatif. Dalam
penelitiannya juga ditemukan bahwa variabel investasi memiliki hubungan
negatif dengan pertumbuhan ekonomi.
Sebagai sebuah organisasi atau rumah tangga, pemerintah melakukan
banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya.
Pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-
hari. Akan tetapi untuk membiayai kegiatan perekonomian, dalam arti
pemerintah harus menggerakkan dan merangsang kegiatan ekonomi secara
umum. Pemerintah harus merintis dan menjalankan kegiatan ekonomi yang
masyarakat atau kalangan swasta tidak tertarik untuk menjalankannya. Dalam
kasus ini pemerintah memandang perlu untuk menangani sendiri berbagai
kegiatan ekonomi tertentu, yang menurut penilaiannya sebaiknya tidak
dijalankan oleh pihak swasta. Itulah sebabnya pemerintah melakukan berbagai
pengeluaran.
Menurut model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar tentang “Teori
pertumbuhan mantap (Steady growth theory) yang merupakan pengembangan
-
11
analisis Keynes, lebih menekankan peranan kunci perlunya penanaman modal
dalam proses penciptaan pertumbuhan ekonomi (Suryana, 2000:66). Standar
hidup suatu bangsa sangat tergantung pada kebijakan-kebijakan makro yang
dipilih dan dijalankan oleh pemerintahnya. Pemerintah indonesia memiliki
sejumlah instrument untuk mempengaruhi kegiatan makro ekonominya.
Intrumen kebijakan merupakan suatu variabel ekonomi yang berada dibawah
kontrol pemerintah yang dapat mempengaruhi satu atau lebih sasaran makro
ekonomi.
Teori-teori John Maynard Keynes dan tokoh ekonomi lainnya telah
membantu menjelaskan kekuatan-kekuatan apa saja yang menyebabkan
berbagai fluktuasi ekonomi, serta membantu merumuskan suatu pendekatan
guna mengatasi dampak-dampak terburuk yang ditimbulkan Business cycle.
Kebijakan makro ekonomi seperti memberlakukan atau mengubah kebijakan
fiskal ataupun kebijakan lainnya, pemerintah dapat mengendalikan
perekonomian menuju suatu komposisi output, stabilitas harga, kesempatan
kerja dan perdagangan internasional yang lebih baik. Sebagai sebuah
organisasi atau rumah tangga pemerintah melakukan banyak sekali
pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran tersebut
bukan hanya untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari. Akan tetapi
untuk membiayai kegiatan perekonomian, pemerintah harus menggerakkan
dan merangsang kegiatan ekonomi secara umum. Dalam kasus ini, pemerintah
memandang perlu untuk menangani sendiri kegiatan ekonomi tertentu dimana
-
12
tanpa ada campur tangan pihak swasta didalamnya. Itu sebabnya pemerintah
melakukan berbagai pengeluaran.
Keberadaan infrastuktur yang memadai sangat diperlukan untuk
menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, lebih merata dan
mensejahterakan masyarakat. Namun keterbatasan pembangunan infrastruktur
menyebabkan melambatnya laju investasi di tanah air dalam beberapa tahun
terakhir ini. Di sisi lain, harus diakui infrastruktur di Indonesia masih belum
bisa meningkatkan daya saing sektor riil. Pemerintah telah memberi isyarat
mengenai perubahan orientasi pembangunan. Yang tidak lagi berfokus pada
perkotaan melainkan memperluas orientasi pembangunan hingga ke daerah.
Infrastruktur akan dilengkapi agar daerah memiliki daya saing untuk menarik
modal asing. Pembangunan infrastruktur untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja mendapat perhatian pemerintah
mengingat fondasi utama untuk mendorong peningkatan laju pertumbuhan
ekonomi hanya akan terjadi bila meningkatnya stok dan perbaikan kualitas
infrastruktur. Dari uraian yang telah dijelaskan dapat dikatakan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara belanja pemerintah dalam pembangunan
infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi. Namun dalam kenyataannya,
tidak selalu bahwa peningkatan belanja pemerintah merupakan faktor
pertumbuhan ekonomi. Secara teoritis, pengeluaran pemerintah yang tinggi
cenderung mengurangi pertumbuhan ekonomi (Ram 76:191-203). Hal itu
disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang sering dilakukan dengan tidak
-
13
efisien. Selanjutnya yang menjadi penyebab ialah proses pengaturan yang
memberikan beban berlebihan dan biaya pada sistem ekonomi. Lalu
banyaknya kebijakan fiskal dan moneter pemerintah cenderung mendistorsi
insentif ekonomi dan produktivitas yang lebih rendah dari sistem.
Berdasarkan hal itu, perlu dilakukan penelitian secara mendalam
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Dilihat dari penjelasan diatas, Peneliti sangat tertarik untuk
menganalisis apakah Pembiayaan Bank Syariah, Investasi berpengaruh
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Bank Syariah, Belanja
Pemerintah dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Periode 2010-2014.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas bahwa, salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan sebagai tolak
ukur secara makro ialah Pertumbuhan. Dan dalam penelitian–penelitian yang
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun, untuk mencapai tingkat
perekonomian yang tinggi tidaklah mudah. Pertumbuhan ekonomi dapat
dicapai dengan berbagai faktor pendukung seperti sumber daya alam yang
tersedia, stabilitas nasional dan sumber daya manusia yang berkualitas. Demi
-
14
meningkatkan pembangunan ekonomi dalam Negeri. Dari hasil penelitian
diatas menunjukkan bahwa hubungan diantara variabel Pembiayaan Bank
Syariah, Belanja Pemerintah dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
menunjukkan hasil positif dan negatif. Dari latar belakang dan rumusan
masalah tersebut, maka pertanyaan yang diajukan peneliti adalah :
a. Apakah Pembiayaan Bank Syariah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia secara parsial?
b. Apakah Investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia secara parsial?
c. Apakah Belanja Pemerintah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia secara parsial?
d. Apakah Pembiayaan Bank Syariah, Investasi dan Belanja Pemerintah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Secara Simultan?
-
15
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah:
a. Mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia.
b. Menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
c. Menguji dan menganalisis seberapa besar faktor Pembiayaan Bank
Syariah, investasi dan Belanja Pemerintah mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
d. Menguji dan menganalisis apakah Pembiayaan Bank Syariah,
Investasi dan Belanja Pemerintah berpengaruh terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
-
16
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
sekaligus penerapan teori pada kasus yang nyata tentang analisis
pengaruh pembiayaan bank syariah, investasi dan belanja pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
b. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian pustaka dan
literatur serta sumber informasi di lingkungan akademis khususnya
bagi program studi Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Manfaat bagi Lembaga Keuangan Syariah
Memberikan informasi bagi pihak pengelola Perbankan
Syariah/Lembaga Keuangan Syariah tentang analisis pengaruh
pembiayaan bank syariah, investasi dan belanja pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
d. Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia bisnis dan
masyarakat luas untuk dapat mengetahui adanya pengaruh pembiayaan
bank syariah, investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia serta
sebagai acuan untuk keperluan penelitian yang sejenis.
-
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Filosofi Ekonomi Islam
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan
pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana
kenaikan pendapatan per kapita merupakan suatu pencerminan dari
timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat (Amalia,
2007: 1). Ontologi dari konsep Kaffah adalah Islam. Bahwa sistem
kehidupan yang ada pada diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam
semesta berawal dari konsep Islam. Dengan kata lain konsep penciptaan
awal adalah Islam. Kata Islam memiliki akar kata dari 3 huruf , yaitu
huruf „s‟ atau sin, huruf „l‟ atau lam, dan huruf „m‟ atau mim
(Aziz,2015). Ada ayat yang mendukung makj\na ontologi dari Islam
pada Q.S Ali Imran [3]: 19
Artinya: Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah islam (Q.S. Ali Imran: 19)
Secara ontologis, ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin
ilmu secara bersamaan yaitu, ilmu ekonomi murni dan ilmu fiqh
muamalat. Sumber fiqih muamalat adalah wahyu yang didasarkan pada
-
18
petunjuk Al-Qur‟an dan Hadits Nabi dan sumber ilmu ekonomi Islam
adalah pemikiran manusia (akal). Wahyu dalam Islam merupakan sumber
ilmu pengetahuan dan sekaligus sebagai penuntun (guide) dalam
kehidupan manusia, karena ia merupakan emanasi kebenaran yang
bersumber dari kebenaran yang sejati. Sedangkan akal merupakan
instrument untuk mencapai pengetahuan, alat untuk mempersepsi,
memahami, mengamati, menerima, membedakan dan menimbang
maslahat serta mafsadat (Muhammad, 2008). Dalam ontologi dari semua
ciptaan atau makhluk atau alam semesta adalah sistem dan sistem dasar
yang bernama Islam. Pada dasar dari sistem ini (Islam) maka unsur sub -
sistem yang ada telah diciptakan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia atau
makhluk lainnya (Aziz, 2015).
Islam dimaknai sebagai suatu sistem yang holistik, komprehensif
atau menyeluruh. Dan kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang
menjadi epistemologi dari konsep institusi keuangan yang sedang
dikembangkan, yaitu kaffah. Institusi keuangan yang kaffah merupakan
epistemologi yang muncul karena beranggapan bahwa konsep dasar
kehidupan adalah Islam dan Islam dianggap sebagai suatu sistem (Aziz,
2015).
-
19
Epistemologi ini didukung oleh ayat al-Qur‟an Surah al-Baqarah
[2] ayat 208 yang berbunyi :
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam
secara kaffah (menyeluruh). Q.S. al-Baqarah: 208
Secara epistemologi, ekonomi berasal dari oikonomia (Greek atau
Yunani), kata oikonomia berasal dari dua kata oikos yang berarti rumah
tangga dan nomos yang berarti aturan. Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu
mengatur rumah tangga, yang dalam bahasa inggris disebut economics
(Samuelson,2004:3). Kata economics ini tidak ditemukan dalam Alquran.
Menurut Hans Wehr (1961) yang diedit oleh J.Milton Cowan, dijumpai
kata dasar “qa sha da”, yang dilahirkan “qasd” (yang berarti; endeavor,
aspiration, intentions, intent, design, purpose, resolution, object, goal,
aim, end, frugality, thrift dan economy), “qasdan” (intentional, intended),
“qasid” (aspired, desired, aimed at, intended), “maqsid” atau “maqasid”
(destination), dan “iqtishad” (saving, economization, retrenchment,
thriftinrss, thrift, providence, economy). Dari sini lahirlah istilah „ilm al
iqtishadi‟ (ilmu ekonomi), dan “al-iqtishadiyah” (the economy).
Secara terminologi, Samuelson merumuskan, “ilmu ekonomi
didefinisikan sebagai kajian tentang perilaku manusia dalam hubungan
dengan pemanfaatan sumber-sumber prospektif yang langka untuk
-
20
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta mendistribusikannya
untuk dikonsumsi (Samuelson, 2004:3). Berdasarkan ruang lingkup
ekonomi sebagaimana tersebut, maka Islam sebagai sebuah agama yang
mengatur segala aspek kehidupan, tentu saja mempunyai cara untuk
berekonomi. Dalam kaitan ini Yusuf Halim al-Alim (1975)
mendefinisikan ilmu ekonomi Islam sebagai; “ilmu tentang hukum-
hukum syariat aplikatif yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci
terkait dengan mencari, membelanjakan, dan cara-cara membelanjakan
harta.” Definisi ini menunjukkan bahwa fokus kajian ekonomi Islam
adalah mempelajari perilaku muamalah masyarakat Islam yang sesuai
dengan Al-Quran, as-Sunnah, Qiyas, dan Ijma‟ dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya untuk mencari ridha Allah.
Diawali dari ontologis berupa Islam sebagai alasan kehidupan
termasuk ekonomi, kemudian epistemologi yang digunakan adalah kaffah
sebagai suatu sistem dalam institusi keuangan dan terakhir adalah
aksiologi yang lebih sederhana berupa penerapan dalam pengembangan
institusi, yaitu adanya keseimbangan dari 2 hal. Dalam aksiologi ini,
hubungan tersebut selalu ada 2 hal yang merupakan hubungan antara
fungsi horizontal dan struktur vertikal. Munculnya Islam, membentuk
konsep kaffah, yang memiliki dua sisi berdampingan secara fitrah. Dua
hal ini dianalogikan sebagai hal yang berbeda, seperti laki-laki dan
perempuan, terang dan gelap (Aziz, 2015. Sesuai al-Qur‟an surah Yasin
-
21
[36] ayat 36 menyatakan 2 hal:
Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Q.S. Yasin: 36)
Ditinjau dari aspek aksiologi, tujuan ekonomi Islam adalah bahwa
setiap kegiatan manusia didasarkan kepada pengabdian kepada Allah dan
dalam rangka melaksanakan tugas dari Allah untuk memakmurkan bumi,
maka dalam berekonomi umat Islam harus mengutamakan keharmonisan
dan pelestarian alam. Kebahagiaan yang dikejar dalam Islam bukan
semata-mata di dunia saja, tetapi juga kebahagiaan di akhirat (Karim,
2002;22). Dengan demikian, ilmu ekonomi Islam harus mempunyai
sistem ekonomi yang dapat memakmurkan bumi, mampu
membahagiakan manusia baik selama hidup di dunia maupun di akhirat
kelak.
2. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan
pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana
kenaikan pendapatan per kapita merupakan suatu pencerminan dari
-
22
timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat (Amalia,
2007: 1).
Menurut Sukirno (2007: 3) Pembangunan Ekonomi diartikan
sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk
mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih
banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang,
taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat.
Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah menciptakan tingkat
pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya, akan tetapi diikuti dengan
pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan,
penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, peningkatan
standar kesehatan dan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan hidup,
pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual dan penyegaran
kehidupan budaya (Amalia, 2007: 2).
Amalia (2007:6) menyebutkan beberapa manfaat yang diperoleh
dari pembangunan ekonomi, antara lain:
1. Meningkatnya GNP
2. Mengurangi pengangguran
3. Meningkatnya kemakmuran
4. Pengelolaan alam yang lebih baik
5. Modal yang terkumpul
-
23
3. Pertumbuhan Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi dan Permasalahannya
Menurut Kuznets (dalam Todaro, 2006), Pertumbuhan
Ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari
negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang
ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri
ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau
penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan
ideologis terhadap berbagai tuntutan yang ada. Kuznets juga
mengemukakan bahwa ada setidaknya enam karakteristik atau ciri
proses pertumbuhan ekonomi yang ditemui di hampir semua negara
yang sekarang telah menjadi negara maju (developed countries) atau
wilayah maju apabila berbicara dalam konteks ekonomi regional.
Enam karakteristik proses pertumbuhan ekonomi menurut Kuznets
tersebut antara lain :
1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi.
2. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi.
3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi
4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi
-
24
5. Adanya kecendrungan negara-negara yang mulai atau yang
sudah maju perekonomiannya untuk berusaha menambah
bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan
sumber bahan baku yang baru.
6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya
mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk yang ada.
b. Faktor – faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB tanpa
memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan
dalam struktur ekonominya (Suryana, 2000). Samuelson (1995)
mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya
perluasan atau peningkatan dari PDB potensial/output dari suatu
negara. Ada empat faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi :
1. Sumber daya manusia.
Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hal
ini dikarenakan dalam suatu proses produksi, peran sumber
daya manusia sangat vital yaitu sebagai tenaga kerja yang
bertugas mengombinasikan atau mengolah beberapa faktor
produksi dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa. Selain
itu, sumber daya manusia juga berperan dalam penciptaan
-
25
teknologi baru dan modern untuk mendukung pekerjaan dan
mengoptimalkan hasil produksi.
2. Sumber daya alam.
Faktor produksi kedua adalah tanah.Tanah yang dapat
ditanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah,
sumber daya alam yang penting antara lain minyak-minyak,
gas, hutan, air, tambang dan bahan-bahan mineral lainnya.
3. Pembentukan modal.
Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa
pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama
beberapa puluh tahun. Pembentukan modal modal dan
investasi ini sebenarnya sangat dibutuhkan untuk kemajuan
cepat di bidang ekonomi.
4. Perubahan teknologi dan inovasi.
Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah
memacu semangat kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit
untuk maju apabila tidak memiliki para wiraswastawan yang
bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan
berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi
baru, mengadapi berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor
berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju (Samuelson,
1995).
-
26
c. Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi regional merupakan suatu proses
pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengelola sumber daya
yang ada untuk mencipatakan lapangan kerja baru dan mendorong
pertumbuhan (Arsyad, 2004). Dalam analisis pertumbuhan ekonomi
regional, unsur regional atau wilayah merupakan bagian dalam
analisisnya. Wilayah yang dimaksud dapat berarti provinsi,
kabupaten, atau kota. Target pertumbuhan ekonomi satu wilayah
berbeda dengan wilayah lainnya, hal ini dikarenakan potensi
ekonomi yang ada di tiap-tiap wilayah juga berbeda sehingga
kebijakan yang diterapkan juga harus sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh masing-masing wilayah atau daerah.
Mengingat Indonesia telah masuk dalam era otonomi daerah,
maka tiap-tiap daerah harus membuat dan menerapkan kebijakan
yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi guna mendorong
pertumbuhan ekonomi di daerahnya sehingga kesejahteraan
masyarakatnya pun dapat ditingkatkan.
d. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar (Ekonomi Klasik)
Setiap perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau
menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk
menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-
alat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Akan tetapi, untuk
-
27
bisa tumbuh, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan
neto ke dalam persediaan modal. Jika kita asumsikan bahwa ada
hubungan ekonomi langsung antara jumlah total persediaan modal,
K, dengan PDB total, Y--misalnya, jika dibutuhkan modal sebesar
US$3 untuk menghasilkan tambahan PDB tahunan sebesar US$1--
maka hal itu berarti bahwa setiap tambahan neto pada persediaan
modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikkan
arus output nasional atau PDB (Todaro dan Smith, 2011).
Teori Harrod-Domar ini merupakan perluasan dari analisis
Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah
tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak
membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang.
Sedangkan teori Harrod-Domar ini menganalisis syarat-syarat yang
diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam
jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan
syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan
berkembang dengan mantap (Arsyad, 2004). Agar bisa tumbuh
dengan pesat, setiap perekonomian harus menabung dan
menginvestasikan sebanyak mungkin bagian dari PDB-nya. Semakin
banyak yang dapat di tabung dan kemudian di investasikan, maka
laju pertumbuhan perekonomian akan semakin cepat. Akan tetapi,
tingkat pertumbuhan aktual yang dapat dijangkau pada setiap tingkat
-
28
tabungan dan investasi banyaknya tambahan output yang di dapat
dari tambahan satu unit investasi dapat diukur dengan kebalikan rasio
modal-output,c, karena rasio yang sebaliknya ini, yakni 1/c, adalah
rasio output-modal atau rasio output-investasi. Selanjutnya, dengan
mengalikan tingkat investasi baru s = I/Y, dengan tingkat
prodiktivitasnya, 1/c, karena rasio yang sebaliknya ini, yakni 1/c,
adalah rasio output-modal atau rasio output-investasi. Selanjutnya,
dengan mengalikan tingkat investasi baru s = I/Y, dengan tingkat
prodiktivitasnya, 1/c, maka akan di dapat tingkat pertumbuhan
dimana pendapatan nasional atau PDB akan naik (Todaro dan Smith,
2011). Pengembangan teori pertumbuhan ekonomi telah secara luas
digunakan sebagai literatur dalam studi bidang pembangunan
ekonomi, makroekonomi dan bidang studi lain yang ada
hubungannya. Beberapa dari teori tersebut diperkenalkan oleh
Rostow (“The Stage of Economic Growth” oleh W.W. Rostow
(1960) tentang the five stages of growth asummary, p.4), Harrod
(1939), Domar (1946), Lewis (1954) dan Solow (1960). Namun
hanya beberapa dari teori tersebut yang fokus terhadap peranan
sektor keuangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di sisi yang lain, Harrod (1939) dan Domar (1946)
berpendapat bahwa untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan maka
diperlukan peningkatan investasi baru, sehingga rasio tabungan
-
29
nasional dan pendapatan nasional menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan Solow (1956) dalam pemikiran neoklasik teori
pertumbuhannya adalah hasil pengembangan dari teori pertumbuhan
Harrord-Domar dengan hanya menambahahkan factor lain, tenaga
kerja (labour) dan memperkenalkan variabel independen ketiga
berupa teknologi dalam persamaan teori pertumbuhan.
e. Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru (New Growth Theory)
Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis
pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi
merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Menurut Romer (dalam
Todaro, 2006) teori menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih
ditentukan oleh sistem produksi, bukan dari luar sistem.kemajuan
teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan
bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi
dalam pengetahuan. Akumulasi modal merupakan sumber utama
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran
investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Mankiw, 2006).
-
30
4. Perbankan
a. Definisi Bank
Bank berasal dari bahasa Italia yang berarti bantu atau
pembantu. Namun seiring berjalannya waktu, pengertian bank
meluas menjadi suatu bentuk pranata sosial yang bersifat finansial,
yang melakukan kegiatan keuangan dan melaksanakan jasa-jasa
keuangan. Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang
memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana
masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana
tersebut.
Agar pengertian bank menjadi jelas, berikut beberapa definisi
menurut para ahli :
a. Undang-undang Republik Indonesia no 7 tahun 1992 tentang
Perbankan yang telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun
1998:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
membeikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
-
31
b. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan
usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan
(financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan
hanya mencari keuntungan saja.
b. Sumber Dana Bank
Bank merupakan jantung dan urat nadinya perdagangan dan
pembangunan ekonomi suatu negara. Bank baru dapat melakukan
operasionalnya jika dananya telah ada. Semakin banyak dana yang
dimiliki suatu bank. Semakin besar pula peluangnya untuk
melakukan kegiatannya dalam mencapai tujuan.
c. Pengertian Bank Syariah
Istilah bank telah menjadi istilah umum yang banyak dipakai
di masyarakat dewasa ini. Kata bank dapat kita telusuri dari kata
banque dalam bahasa Perancis dan dari banco dalam bahasa Italia,
yang dapat berarti peti/lemari atau bangku.1 Persamaan kedua kata ini
menjelaskan dua fungsi dasar yang ditunjukkan oleh bank
konvensional, kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai
tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti uang, peti
emas dan sebagainya. Dalam perbankan konvensional terdapat
1 Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,Pustaka Alvabet, Jakarta,2005, hlm. 1
-
32
kegiatan-kegiatan yang dilarang Syariah Islam, seperti menerima dan
membayar bunga (riba), membiayai kegiatan produksi dan
perdagangan barang-barang yang dilarang Syariah, misalnya
perdagangan minuman keras.
Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan
dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, Syariah dan
tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis
lain yang terkait. Prinsip utama bank Islam adalah :
(a) Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi;
(b) Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan
perolehan keuntungan yang sah;
(c) Memberikan zakat.2
Pada umumnya sekarang ini bank-bank Islam telah banyak
mengadopsi sistem dan prosedur perbankan konvensional hal
tersebut tidak dilarang sepanjang praktek konvensional yang diambil
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Dan apabila terjadi
pertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah, maka bank-bank Islam
merencanakan dan menerapkan prosedur mereka sendiri guna
menyesuaikan aktivitas perbankan mereka dengan prinsip-prinsip
Syariah Islam. Untuk itu Dewan Syariah berfungsi memberikan
2 Legal Issue in Implementation of Islamic Banking and Finance dalam; Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,Pustaka Alvabet, Jakarta,2005, hlm. 2-3
-
33
nasehat kepada perbankan Islam guna memastikan bahwa bank Islam
tidak terlibat dalam unsur-unsur yang tidak disetujui oleh Islam. 3
Jika yang dimaksud dengan “bank” adalah istilah bagi suatu
lembaga keuangan, maka istilah “bank” tidak disebutkan secara
eksplisit dalam Al-Quran. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu
yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak
dan kewajiban, maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti
zakat, shadaqah, ghanimah, (rampasan perang), ba’i (jual beli), dayn
(utang dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki konotasi
fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan
ekonomi. Lembaga-lembaga itu pada akhirnya bertindak sebagai
individu yang dalam konteks fiqih disebut syaksyiyyah al i’tibariyah
atau syaksiyyah al ma’nawiyyah.4
d. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Perkembangan sistem ekonomi syariah dalam satu dekade
terakhir ini di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena bank
syariah di Indonesia dimulai dengan berdirinya Bank Muamalat
Indonesia yang operasinya diresmikan pada 1 Mei 1992. Bank
Muamalat Indonesiamerupakan Bank Syariah pertama di Indonesia.
Kemudian Bank Syariah Mandiri (BSM) yang merupakan hasil
3 Ibid dalam Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,Pustaka Alvabet, Jakarta,2005, hlm. 3 4 Zainul Arifin, “Dasar-Dasar Manajemen Syariah”. Hal.3
-
34
konversi sistem operasi perbankan dari konvensional ke sistem
syariah yang pada 19 November 1999 resmi mengikuti Bank
Muamalat dalam menerapkan sistem syariah. Melalui dengan Dual
Banking System, artinya suatu badan usaha perbankan memiliki dua
sistem operasinal sekaligus yaitu konvensional dan syariah,
pertumbuhan lembaga perbankan syariah semakin meningkat.
Saat ini telah banyak hasil penelitian yang berusaha mengkaji
secara empiris dengan cara mengeksplorasi indikator-indikator yang
lebih spesifik untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara sektor
keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Setidaknya ada
empatkemungkinan pendekatan yang bisa menjelaskan hubungan
sebab akibat antara keuangan danpertumbuhan, yaitu: 1) Keuangan
adalah faktor penentu pertumbuhan ekonomi (finance-ledgrowth
hypothesis) atau biasa disebut “supply-leading view”, 2) Keuangan
mengikutipertumbuhan ekonomi (growth-led finance hypothesis)
atau biasa disebut “demand-following view”, 3) Hubungan saling
mempengaruhi antara keuangan dan pertumbuhan atau biasadan 4)
Keuangan dan pertumbuhan tidak saling berhubungan atau biasa
disebut “the independent hypothesis.” Pertama adalah “the finance-
led growth hypothesis” atau “supply-leading view”. Teori ini secara
umum menganggap bahwa sektor keuanganlah yang mendorong
pertumbuhan ekonomi. Teori ini pada dasarnya mencari hubungan
-
35
antara keuangan dan pembangunan ekonomi. Para penganut teori ini
meyakini bahwa keberadaan sektor keuangan yang berperan sebagai
lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan modal (surplus
unit) dengan pihak yang kekurangan modal (deficit unit) akan
menyediakan alokasi sumber-sember pendanaan yang efisien yang
nantinya akan menggerakkan sektor-sektor ekonomi dalam
prosespertumbuhannya. Hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh
Xu (2000), Arestis et al (1996)dan Fase dan Abma (2003)
menunjukkan bahwa ekspansi sistem keuangan memilikihubungan
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Horrison et al. (1999) dan
Blackburn danHung (1998) mengemukakan bahwa fungsi
intermediasi lembaga sektor keuangan akanmendorong pertumbuhan
ekonomi karena ini akan mengurangi biaya dalam penilaian proyek.
Jika jumlah proyek meningkat dalam perekonomian yang
bertumbuh maka bank akan masuk ke dalam pasar sebagai bentuk
aktivitas bank dan keuntungan akan bertambah. Pertambahanjumlah
bank akan mengurangi rata-rata jarak antara bank dan debitor,
mendorong spesialisasidan mengurangi biaya intermediasi. King dan
Levini (1993) adalah salah satu yang telah membuktikan bahwa
pertumbuhan sektor keuangan adalah sebagai syarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi.
-
36
Tujuan utama Perbankan Syariah adalah mempercepat
pertumbuhan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Untuk
merealisasikannya, kegiatan perbankan harus terfokus pada kegiatan
produksi (Said Sa‟ad Marthon, Ekonomi Islam di Tengah Krisis
Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2004), 135. Pertumbuhan ekonomi
penting dan dibutuhkan untuk mempersiapkan kemajuan
perekonomian. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga penting untuk
beberapa hal di bawah ini:
1. Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat dikatakan semakin sejahtera jika setidak-tidaknya
hasil per kapita meningkat. Tingkat kesejahteraan tersebut
diukur dengan PDB per kapita. Agar PDB per kapita terus
meningkat, maka perekonomian harus terus tumbuh dan harus
lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan penduduk. Strategi
peningkatan kesejahteraan untuk seluruh rakyat menegaskan
posisi rakyat adalah sentral-substansial (tahta milik rakyat) dan
tidak boleh direduksi menjadi marjinal-residual (tahta untuk
modal finansial).
2. Kesempatan Kerja
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan
kesempatan kerja dibahas oleh seorang ekonom bernama
Arthur Okun. Menurut Okun, tingkat pengangguran yang
-
37
minimal akan tercapai jika seluruh kapasitas produksi terpakai
kesempatan kerja penuh. Islam memandang aktivitas produksi
merupakan bagian dari kewajiban untuk menciptakan
kemakmuran semesta. Imam Al-Syaibanimenegaskan bahwa
kerja merupakan unsur utama produksi mempunyaikedudukan
penting dalam kehidupan sebab menunjang pelaksanaan ibadah
kepada Allah SWT.
3. Perbaikan Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan yang baik adalah jika pendapatan
semakin merata. Tetapi tanpa adanya pertumbuhan ekonomi,
yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Pertumbuhan
ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan distribusi
pendapatan jika memenuhi setidak-tidaknya dua syarat, yaitu
memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan
produktivitas.
Jika kesempatan kerja tersedia, maka akses rakyat untuk
memperoleh penghasilan semakin besar. Banyak bukti
menunjukkan bahwa paket-paket program pengentasan
kemiskinan diIndonesia lebih banyak berorientasi pada
peningkatan produksi daripada bertujuan untuk
mendistribusikan pendapatan dan kesejahteraan (Bagong
Suyanto, “Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin,
-
38
”Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik XIV No. 4
(2001): 38) Akselerasi pertumbuhan perbankan Syariah yang
jauh lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil
meningkatkan porsi perbankan Syariah dalam perbankan
nasional menjadi 4,0%. Jika tren pertumbuhan yang tinggi
industri perbankan Syariah tersebut dapat dipertahankan, maka
porsi perbankan Syariah diperkirakan dapat mencapai 15-20%
dalam kurun waktu 10 tahun kedepan.
e. Pembiayaan Syariah
Peranan Perbankan Syariah dalam aktivitas ekonomi
Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional.
Perbedaan mendasar antara keduanya adalah prinsip-prinsip dalam
transaksi keuangan/operasional. Salah satu prinsip dalam operasional
perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil keuntungan dan risiko
(profit and loss sharing). Prinsip ini tidak berlaku di perbankan
konvensional yang menerapkan sistem bunga atau adanya fungsi time
value of money, artinya nilai uang saat ini belum tentu sama dengan
nilai uang di masa mendatang.
Perbedaan antara prinsip bank syariah dengan bank umum
(konvensional) adalah terletak pada pola pembiayaan dan pemberian
balas jasa, baik yang diterima oleh bank maupun investor. Jika dilihat
pada bank umum, pembiayaan disebut loan atau pinjaman, sementara
-
39
di bank syariah disebut financing atau pembiayaan (Nasution, 2003).
Artinya pada bank umum pemberian pembiayaan lebih didasarkan
pada kerjasama transaksi (untung-rugi), sedangkan pada bank syariah
lebih didasarkan pada kerjasama kemitraan. Sedangkan balas jasa
yang diberikan atau diterima pada bank umum berupa bunga (interest
loan atau deposit) dalam prosentase pasti. Sementara pada bank
syariah dengan sistem syariah, hanya memberi dan menerima balas
jasa berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil.
Dalam perbankan syariah dikenal istilah mudharabah,
murabahah dan musyarakah untuk program pembiayaan.
Mudharabah yaitu jenis pembiayaan dimana bank dapat
menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja hingga
100%, sedangkan nasabah menyediakan usaha manajemennya,
keuntungan dibagi sesuai kesepakatan bersama dalam bentuk nisbah
(prosentase) dari keuntungan. Murabahah yaitu produk perbankan
Islam dalam pembiayaan pembelian barang lokal ataupun
international, keuntungan diperoleh dari harga barang yang dinaikkan
(bank melakukan suatu mark-up sebelum menjual barang tersebut
kepada nasabahnya atas dasar cost plus profit ). Musyarakah adalah
pembiayaan sebagian (50%) dari modal usaha keseluruhan, dalam
jenis pembiayaan ini bank dapat dilibatkan dalam proses manajemen.
-
40
Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian yang disepakati
bersama (Shomad, dkk., 2000).
f. Prinsip-prinsip Dasar Kegiatan Bank Syariah
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perbankan (penyimpanan dana dan/ atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya). Prinsip syariah yang dipakai sebagai landasan
operasional Bank Syariah diantaranya: Bebas dari bunga (riba),
bebas dari kegiatan spekulatif non produktif (judi: maysir), bebas
dari hal-hal meragukan (gharar), bebas dari hal-hal rusak (batil).
Prinsip-prinsip dasar bank Syariah diantara adalah :
a. Prinsip Titipan (al-wadi’ah)
1. Wadiah yad amanah (trustee depository) adalah Barang
titipan tidak dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan atau
tidak diberikan izin oleh pemilik barang.
2. Wadiah yad dhamanah (guarantee depository) adalah
Barang titipan dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.
b. Prinsip Bagi Hasil (profit sharing)
1. Al-Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal)
menyediakan seluruh (100%), sedangkan pihak lainnya
-
41
menjadi pengelola (mudharib). Mudharabah terdiri dari 2
jenis yaitu : Mudharabah Muthlaqah dan Mudharabah
Muqayyadah.
Dasar hukum mudharabah:
“Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan di muka
bumi mencari sebagian karunia Allah Swt”. (Q.S Al-Muzammil: 20)
2. Al-Musyarakah
Menurut fiqih ada 2 (dua) bentuk musyarakah, yaitu:
a) Terjadinya secara otomatis disebut syarikah Amlak
b) Terjadinya atas dasar kontrak disebut syarikah Uqud
Syarikah Uqud ada 5 jenis, yaitu:
Syirkah Inan
Syirkah Mufadhah
Syirkah Wujuh
Syirkah Abdan
Syirkah Mudharabah
-
42
c. Prinsip Jual Beli (al-tijarah)
1. Al-Murabahah merupakan persetujuan jual-beli suatu
barang dengan harga sebesar harga pokok dan ditambah
dengan keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan.
2. Salam merupakan prinsip jual beli suatu barang tertentu
antara pihak penjual dan pembeli sebesar harga pokok
ditambah nilai keuntungan yang disepakati, dimana waktu
penyerahan barang dilakukan dikemudian hari sementara
penyerahan uang dilakukan dimuka (secara tunai).
3. Istishna menyerupai salam, tetapi dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan dalam beberapa kali
(cicilan). Sementara untuk penyerahan barang dilakukan
dikemudian hari.
d. Prinsip Sewa (al-ijarah)
1. Ijarah (sewa-menyewa murni)
2. Ijarah al muntahiya bit tamlik ( penggabungan sewa dan
beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki
barang pada akhir masa sewa )
-
43
e. Prinsip Jasa (fee based service)
1. Al- Wakalah ialah Nasabah memberi kuasa kepada untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu.
2. Al-Kafalah ialah Dimana jaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
3. Al-Hawalah ialah merupakan pengalihan hutang dari orang
yang berhutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya.
4. Al-Rahn ialah Dimana menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
5. Al-Qardh ialah Dimana pemberian harta kepada orang lain
yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata
lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
-
44
g. Kelebihan dan Kelemahan Perbankan Syariah dan Perbankan
Konvensional
Kelebihan Perbankan Syariah menurut M Syafi‟i Antonio
ialah, menghadapi risiko usaha dan membagi keuntungan secara
Jujur dan Adil. Penerapan sistem bagi hasil dan ditinggalkannya
sistem bunga menjadikan bank syariah lebih mandiri dari pengaruh
gejolak moneter baik dari dalam maupun dari luar negeri. Adanya
fasilitas pembiayaan, seperti : Mudharabah dan Musyarakah yang
tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban membayar
biaya secara tetap. Kelemahan Perbankan Syariah ialah sistem bagi
hasil memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama
dalam menghitung bagian laba nasabah yang kecil-kecil dan yang
nilai simpanannya di bank tidak tetap. Karena berasaskan pada misi
bagi hasil yang adil, maka bank syariah lebih memerlukan tenaga
profesional yang handal dibandingkan bank konvensional.
Sedangkan, Keunggulan Bank Konvensional ialah dukungan
peraturan perundang-undangan yang mapan sehingga bank dapat
bergerak lebih pasti. Nasabah terbiasa dengan sistem bunga tidak
dengan metode bagi hasil yang relatif baru. Kelemahan dalam
Perbankan konvensional ialah terdapat praktek spekulasi tanpa
-
45
perhitungan, kredit yang bermasalah dan tingkat bunga yang tinggi
yang dapat membebani nasabah.
4. Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan
penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian. Investasi tidak hanya untuk memaksimalkan
output, tetapi untuk menentukan distribusi tenaga kerja dan distribusi
pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta teknologi
(Sukirno, 2005).
Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak
dikeluarkannya Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang penanaman
modal asing (PMA) dan Undang-undang No. 6 tahun 1968 tentang
penanaman modal dalam negeri (PMDN), yang kemudian dilengkapi dan
disempurnakan dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970 tentang
penanaman modal asing dan Undang-undang No. 12 tahun 1970 tentang
penanaman modal dalam negeri. Berdasarkan dari sumber kepemilikan
modal, maka investasi swasta dapat di bagi menjadi penanaman modal
asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Investasi atau
-
46
pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan-
peralatan produksi dengan tujuan mengganti dan untuk menambah
barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Investasi atau
pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi
dibedakan menjadi investasi perusahaan swasta, perubahan inventaris
perusahaan, dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi
perusahaan merupakan komponen yang terbesa