Pemeriksaan Radiologi Khusus Ortho

3
Pemeriksaan radiologi khusus Computed tomography ( CT Scan) CT-Scan dilakukan melalui scanning dari bebrapa arah menggunakan system detector untuk melihat potongan melintang objek (misalnya anggota gerak atas) yang ditampilkan melalui osiloskop dengan densitas obyek yang bervariasi. Magnetic resonance imaging (MRI) MRI merupakan pemeriksaan radiologis yang mirip dengan CT-Scan. Pencitraaan yang dihasilkan berupa potongan-potongan melintang dari obyek yang diperiksa. MRI menggunakan frekuensi radio dan medan magnet tanpa menggunakan radiasi ionisasi. MRI dan ST-Scan keduanya merupakan pemeriksaan non- invasif dan tidak ada bahaya radiasi bagi penderita. Kekurangannya kedua pemeriksaan ini masih merupakan pemeriksaan yang mahal bagi penderita. Radioisotope scanning Pemeriksaan ini dimanfaatkan secara luas dalam bedah ortopedi. Pada saat ini zat kontras yang digunakan adalah technetium dengan diphosponate yang disuntikkan secara IV dan di evaluasi dengan kamera gamma atau whole body rectilinier scanner. Terjadi difusi bahan radioisotope dengan cepat dari darah dimana konsentrasi bahan kontras pada daerah lesi terlihat lebih tinggi sehingga aktivitas osteogenik dapat diamati. Pemeriksaan ultrasound Pemeriksaan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan tidak menimbulkan efek ionisasi. Gelombang suara akan dipantulkan oleh obyek dibawahnya dan kemudian diolah oleh tranducer sehingga menghasilkan bayangan. Garis-garis radiologis imaginer dalam ortopedi Garis dan sudut imaginer diperiksa melalui pemeriksaan foto polos. Ketepatan sudut dan garis-garis ini banyak dipengaruhi oleh posisi

description

radiology

Transcript of Pemeriksaan Radiologi Khusus Ortho

Page 1: Pemeriksaan Radiologi Khusus Ortho

Pemeriksaan radiologi khusus

Computed tomography ( CT Scan)

CT-Scan dilakukan melalui scanning dari bebrapa arah menggunakan system detector untuk melihat potongan melintang objek (misalnya anggota gerak atas) yang ditampilkan melalui osiloskop dengan densitas obyek yang bervariasi.

Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI merupakan pemeriksaan radiologis yang mirip dengan CT-Scan. Pencitraaan yang dihasilkan berupa potongan-potongan melintang dari obyek yang diperiksa.

MRI menggunakan frekuensi radio dan medan magnet tanpa menggunakan radiasi ionisasi. MRI dan ST-Scan keduanya merupakan pemeriksaan non-invasif dan tidak ada bahaya radiasi bagi penderita. Kekurangannya kedua pemeriksaan ini masih merupakan pemeriksaan yang mahal bagi penderita.

Radioisotope scanning

Pemeriksaan ini dimanfaatkan secara luas dalam bedah ortopedi. Pada saat ini zat kontras yang digunakan adalah technetium dengan diphosponate yang disuntikkan secara IV dan di evaluasi dengan kamera gamma atau whole body rectilinier scanner. Terjadi difusi bahan radioisotope dengan cepat dari darah dimana konsentrasi bahan kontras pada daerah lesi terlihat lebih tinggi sehingga aktivitas osteogenik dapat diamati.

Pemeriksaan ultrasound

Pemeriksaan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan tidak menimbulkan efek ionisasi. Gelombang suara akan dipantulkan oleh obyek dibawahnya dan kemudian diolah oleh tranducer sehingga menghasilkan bayangan.

Garis-garis radiologis imaginer dalam ortopedi

Garis dan sudut imaginer diperiksa melalui pemeriksaan foto polos. Ketepatan sudut dan garis-garis ini banyak dipengaruhi oleh posisi penderita disamping focus dari sinar itu sendiri serta umur dan jenis kelamin. Dibawah ini ditampilkan beberapa garis serta sudut-sudut dan interpretasinya pada keadaan normal dan abnormal.

Panggul

Garis vertical perkin

Garis vertical perkin adalah garis yang berjalan melalui aspek lateral dari acetabulum. Perlu diingat bahwa tepi acetabulum pada bayi masih merupakan tulang rawan sehingga tidak terlihat pada foto rontgen.

Garis hilgenreiner

Page 2: Pemeriksaan Radiologi Khusus Ortho

Merupakan garis horizontal yang melintasi tulang rawan triradiatum.

Pergelangan kaki dan kaki

a. Foto lateral pergelangan kakiSudut bohler Sudut ini dibentuk antara (1) garis yang melewati aspek superior dari prosesus kalkaneus anterior sampai ke aspek superior dari permukaan artikuler posterior dan (2) garis yang membentang dari aspek superior dari permukaan posterior sendi sampai ke aspek superior dari tuberositas kalkaneus. Sudut ini normalnya 25o-40o ( rata-rata 35o) dan berguna untuk mengetahui tingkat kompresi dan deformitas dari fraktur kalkaneus.Sudut gissaneMerupakan sudut yang dibentuk oleh penyangga kortikal tulang sepanjang aspek superolateral dari kalkaneus yang meluas dari sendi kalkaneokuboid hingga kesisi posterior dari faset posterior. Sudut ini normalnya 120-145o (rata-rata 130o) dan bermakna apabila ada fraktur kalkaneus.