Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

download Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

of 8

Transcript of Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    1/8

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    2/8

    Penilaian maturitas neonatus diukur melalui skor Ballard. Skor Ballard

    menilai maturitas neuromuscular dan fisik neonatus. Penilaian ini digunakan

    untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir apakah prematur, cukup bulan, atau

    lenih bulan. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil ,

    sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver . Penilaian fisik yang diamati

    adalah kulit, lanugo, permukaan  plantar, payudara, mata/ telinga, dan genitalia.

    Gambar 1. Lembar Penilaian Maturitas Neonatus (Skor Ballard)

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    3/8

    2.  Penilaian APGAR

    Skor APGAR merupakan metode sederhana untuk menilai keadaan

    umum neonatus sesaat setelah lahir. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah

     bayi menderita asfiksia atau tidak. Hal yang dinilai dalam skor APGAR adalah

    frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit, dan reaksi terhadap

    rangsangan. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2.

    Tabel 1. Penilaian Skor APGAR

    Hasil jumlah skor APGAR diklasifikasikan menjadi: bayi normal (7-10),

    asfiksia ringan (4-6), dan asfiksia berat (0-3).

    Tabel 2. Interpretasi Skor APGAR

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    4/8

     

    3.  Penilaian Respirasi Neonatus

    Penilaian respirasi neonatus merupakan penilaian awal saat lahir.

     Neonatus yang berhasil beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin pernafasannya

    akan nyaman, tidak ada takipnea, stridor, retraksi dan sianosis. Distress respirasi

     pada neonatus dapat diidentifikasi dengan melalukan pemeriksaan warna kulit,

     pernafasan, suara nafas, dan dinding dada.

    a.  Inspeksi warna kulit untuk melihat adanya perubahan warna. Kulit dapat

     berwarna merah muda, kebiruan, pucat, gelap, kutis marmorata, atau kuning

     b.  Frekuensi nafas dihitung dengan melihat gerakan abdomen selama satu menit.

    Frekuensi normal respirasi neonatus sekitar 40-60 kali permenit. Selama

    inspeksi, dokter mengamati apakah terdapat nafas cuping hidung dan retraksi.

    Pemeriksa juga dapat mendengarkan stridor salama pernafasan

    c.  Auskultasi perlu dilakukan untuk mendengarkan suara nafas misalnya aliran

    udara masuk ke dalam paru (air entry), bunyi rintihan neonatus yang

    terkadang hanya bisa didengarkan melalui stetoskop, dan wheezing .

    d. 

    Pergerakan dinding dada untuk memeriksa pergerakannya simetris atau tidak.

    Pemeriksaan neonatus stabil dilakukan secara periodik setiap 3-4 jam

    dan neonatus tidak stabil dilakukan setiap jam. Sindroma gawat nafas (SGN)

    neonatus dapat terjadi jika tampak minimal dua dari gejala takipnea, sianosis

    sentral, retraksi dinding dada, dan merintih ( grunting ). Etiologi dari SGN dapat

    diklasifikasikan menjadi 2 yaitu intrapulmonal dan ekstrapulmonal. Etiologi

    intrapulmonal di antaranya: membrane hyaline disease, wet lung syndrome,

    sindrom aspirasi mekonium, dan pneumonia. Sementara etiologi ekstrapulmonal

    di antaranya: hipotermi, asidosis metabolik, anemia, dan polisitemia.

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    5/8

    Tabel 3. Penilaian Skor Downe

    Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

    Frekuensi Napas  < 60/menit 60  –  80/menit > 80/menit

    Sianosis  Tidak sianosisSianosis hilang

    dengan O2 

    Sianosis menetap

    walaupun diberi

    O2 

    Retraksi  Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

    Air Entry  Udara masuk

     bilateral baik

    Penurunan ringan

    udara masuk

    Tidak ada udara

    masuk

    Merintih  Tidak merintih

    Dapat didengar

    dengan stetoskop

    Dapat didengar

    tanpa alat bantu

    Penilaian SGN dapat dibantu dengan skor Downe dengan interpretasi:

    tidak ada distress respirasi atau distress respirasi ringan (skor 0-4), distress

    respirasi sedang (skor 4-7), dan distress respirasi berat (>7).

    4.  Penilaian Ikterik Neonatorum

    Ikterus neonatorum didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat

    warna kuning pada kulit, konungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin.

    Ikterus dibedakan menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan patologis. Ikterus

    fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga, kadar bilirubin indirect 5 mg% perhari, ikterus menetap >2 minggu

     pertama, dan kadar bilirubin direct >1 mg%. Ikterus patologis sering berhubungan

    dengan kondisi patologis lain misalnya: neonatus dengan berat lahir

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    6/8

     

    Tabel 4. Kriteria Kramer untuk Ikterus Neonatorum

    D.  DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS PATOLOGIS

    PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS

     Nama :

     NIM :

    NO ASPEK YANG DINILAI 

    NILAI

    0 1 21. Menjelaskan tujuan dan prosedur kepada orang tua

    2. Membaringkan neonatus pada meja pemeriksaan dan menjaga

    kehangatan.

    3. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur WHO

    4. Pemeriksaan kondisi umum dan kesadaran neonatus

    5. Pemeriksaan Tanda Vital

    Tekanan darah

    Suhu

    Denyut nadi: frekuensi, regularitas, kuat dan lemahnyaPernafasan: spontan/ tidak, frekuensi nafas, pola pernafasan

    (regularitas), lemah/kuat, stridor, menangis/ tidak

    6. Pemeriksaan Status GiziMenimbang berat badan dan mengukur panjang badan neonatus

    7. Pemeriksaan Kulit Identifikasi: kelainan warna kulit, lanugo, dan jejas. Apabila tampak

    ikterik, deskripsikan luas area yang terlibat dan klasifikasikan

     berdasarkan kriteria Kramer.

    8. Pemeriksaan Kepala

    Inspeksi kepala: caput succedaneum, hematoma, anenchepaliMengukur lingkar kepala dan menyimpulkan hasil pengukuran

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    7/8

    (mikrosefal, mesosefal, atau makrosefal).

    Mengecek penutupan ubun-ubun: menutup atau belum, cembung/

    cekung

    9. Pemeriksaan MataIdentifikasi: conjungtiva anemis, sklera ikterik, mata cekung, air

    mata, discharge, edema, abnormalitas palpebrae.

    10. Pemeriksaan Hidung Identifikasi: nafas cuping hidung, discharge 

    11. Pemeriksaan MulutIdentifikasi: bibir sianosis, basah/kering, dan mukosa bucal

    menggunakan tongue spatel  

    12. Pemeriksaan TelingaIdentifikasi: low set ear, discharge, tulang rawan sempurna

    13. Pemeriksaan LeherIdentifikasi: pembesaran limfa nodi

    14. Pemeriksaan ThoraksPemeriksaan Pulmo

    1.  Inspeksi: pengembangan dinding dada, retraksi, maturitas

     payudara

    2.  Perkusi: sonor/redup/pekak pada semua lapang paru

    3. 

    Palpasi: vremitus

    4.  Auskultasi: air entry, suara dasar paru, suara tambahan paru

    (wheezing, ronchy), dan grunting  

    Pemeriksaan Jantung

    1.  Inspeksi: letak ictus cordis

    2. 

    Perkusi: deskripsikan batas jantung

    3. 

    Palpasi: deskripsikan ictus cordis (kuat angkat/ tidak)4.

     

    Auskulasi: S1>S2, tidak terdengar S3 dan murmur

    Pemeriksaan limfa nodi

    15. Pemeriksaan Abdomen1.  Inspeksi: pengembangan dinding abdomen selama

     pernafasan, umbilicus (deskripsikan apakah ada tanda-tanda

    infeksi atau tidak)

    2. 

    Auskultasi: bising usus (meningkat/normal/menurun)

    3.  Perkusi: timpani/redup/pekak pada semua region abdomen

    4.  Palpasi: batas hepar, supel/ tidak

    16. Pemeriksaan Ekstremitas

    Identifikasi: perabaan akral (dingin/hangat), sianosis, dan capillary

    reffil

    Melakukan pemeriksaan maturitas neonatus untuk kategori

    neuromuscular meliputi: postur,  square window, arm recoil , sudut

     popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver  

    Melakukan pemeriksaan permukaan plantar

    17. Pemeriksaan GenitaliaIdentifikasi: jenis kelamin, kelengkapan organ kelamin sekunder,

    desensus testis

    18. Pemeriksaan Anus

    Identifikasi: memasukkan termometer pada anus untuk memeriksaadanya atresia ani atau tidak

  • 8/18/2019 Pemeriksaan Fisik Neonatus Patologis

    8/8

    19. Pemeriksaan Refleks PrimitifIdentifikasi: reflek moro, reflek menghisap, reflek palmar, dan reflek

     plantar

    20. Mencuci tangan dan menyimpulkan hasil hasil pemeriksaan

    TOTAL

    Keterangan :

    0 = Tidak dilakukan

    1 = Dilakukan dengan perbaikan

    2 = Dilakukan dengan sempurna

    Penguji,

    ……………. 

    E.  REFERENSI

    1. 

    Baston, H., & Heather D. 2001.  Examinationof the Newborn- A Practical Guide.

    London: Routledge

    2.  Clinical Academic Neonatologist and Professor International Maternal and Child

    Health. 2013. Women and Babies: Neonatal Early Assessment Program (NEAP).Sydney, hal. 1-19

    3.  Prawirohardjo, S. 2002.  Asuhan Neonatal dan Maternal . Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC

    4.   National Institute for Health and Clinical Excellence. 2010.  Neonatal Jaundice.

    London

    Penilaian : Jumlah Skor x 100% = ...................

    48