Pemeriksaan Antenatal

10
Pemeriksaan antenatal Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal: satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu) satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28) dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke-36) Tujuan pemeriksaan antenatal : memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial Ibu dan bayi mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Pelayanan/asuhan standar minimal “7T” : Timbang berat badan Ukur (Tekanan) darah Ukur (Tinggi) fundus uteri

Transcript of Pemeriksaan Antenatal

Page 1: Pemeriksaan Antenatal

Pemeriksaan antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal:

satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu) satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28) dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu

ke-36)

Tujuan pemeriksaan antenatal : memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang

bayi meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial Ibu dan bayi mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal.Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi

ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.

Pelayanan/asuhan standar minimal “7T” : Timbang berat badan Ukur (Tekanan) darah Ukur (Tinggi) fundus uteri Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

Alur pelayanan antenatal :Anamnesis :

o identifikasi diri ibu hamil ; nama ibu, nama suami, alamat lengkap.o Status kesehatan reproduksi yang mungkin berkaitan dengan factor resiko.o Usia ibu, gravid, paritas, abortus.o Usia kehamilan, HPHT.o Siklus haido Riwayat kehamilan dan persalinan.o Riwayat keluarga berencanao Riwayat penularan penyakit menular seksual

Page 2: Pemeriksaan Antenatal

o Riwayat kekerasan terhadap permpuano Status kesehatan meliputi :

- Riwayat penyakit yang diderita ibu.- Obat yang diminum ibu hamil.

o Hal yang dirasakan selama kehamilan sekarang seperti :- Gerakan janin.- Keluhan yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan yaitu : pada kehamilan

muda, rasa sakit atau tidak enak pada perut bagian bawah, sering BAK pada kehamilan 4-6 bulan, sulit tidur, agak sulit bernafas, rasa tegang yang timbul sewaktu-waktu diperut, bengkak dikaki yang menghilang pada pagi hari setelah bangun.

- Keadaan patologis seperti perdarahan melalui jalan lahir, gejala preeklamsia dan eklamsia, keluar cairan ketuban, nyeri pada waktu BAK, mudah merasa lelah, keputihan atau gatal-gatal pada vulva dll.

o Hal-hal yang mungkin dicemaskan atau ingin diketahui ibu hamil dengan lebih jelas.

Pemeriksaan fisik : Memperhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat, apakah tampak lemah, nyaman dan

gembira dll. Ukur berat dan tinggi badan. BB ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg. bila tinggi

badan kurang dari 145 diperkirakan panggul ibu sempit sehingga merupakan fakor resiko persalinan.

Periksa tekanan darah, normalnya dibawah 140/90 mmHg. Periksa konjungtiva dan kuku Periksa adanya bengkak pada wajah, tangan dan mata kakai. Lakukan tes reflex lutut. Bila gerakan lutut berlebihan dan cepat merupakan tanda

preeklamsia. Periksa punggung dibagian ginjal, bila ibu merasa nyeri mungkin terdapat gangguan

ginjal dan saluranya. Lihat dan raba payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal. Pemeriksaan obstetric dengan metode Leopold I sampai IV untuk memperkirakan usia

kehamilan, letak janin, turunya bagian terendah janin dan detak jantung janin. Pemeriksaan vulva, normalnya tidak ada luka, rasa gatal atau pembengkakan. Pemeriksaan laboratorium sederhana yaitu pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama dan

setiap 3 bulan.

Intervensi yang dilakukan: Pada trimester I

1. Memberikan imunisasi tetanus toksoid (TT) sedini mungkin, pada kunjunga antenatal yang pertama kemudian satu kali lagi dengan jarak 4 minggu dengan dosis 0,5 cc intramuscular pada lengan atas. Jika pada kehamilan yang lalu ibu sudah mendapat TT 2 kali, maka TT cukup diberikan 1 kali saja pada kunjungan yang pertama.

2. Memberikan tablet besi untuk memenuhi kebutuhan pada masa kehamilan dan masa nifas karena kebutuhanya meningkat. Cara pemberian adalah 1 tableh perhari, sesudah makan selama masa hamil dan nifas minimal 90 tablet. Perlu diberitahukan

Page 3: Pemeriksaan Antenatal

mungkin tinja akan berubah warna menjadi hitam setelah minum obat dan hal ini adalah normal.

3. Pengobatan atau penanganan penyakit-penyakit yang memberatkan kehamilan.4. Penanganan gangguan yang ditemukan.5. Pemeriksaan laboratorium sederhana yaitu pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama

dan selanjutnya setiap 3 bulan.Nasehat dan konseling :

Perawatan diru selama hamil agar ibu dapat menjaga kesehatan diri dan janinnya dengan baik.

Gizi : makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dengan gizi seimbang dan jumlah yang cukup untuk kehamilan. Setiap hari makan yang mengandung 2 jenis mineral yang penting untuk kehamilan yaitu kalsium dan zat besi. Minum cairan 6-8 gelas perhari.

Perawatan payudara meliputi manfaat perawatan payudara dan cara perawatan payudara sejak kehamilan 7 bulan. Mempersiapkan diri untuk menyusui bayi dengan ASI dan bimbingan ASi esklusif.

Istirahat cukup dan mengurangi kerja fisik berat. Istirahat paling sedikit 1 jam pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuh.

Menjalani masa kehamilan dengan bahagia. Senam hamil yang bermanfaat untuk melatih pernafasan, melatih otot panggul

dan vagina agar tidak kaku, melancarkan peredaran darah yang relative lambat pada kehamilan dan melatih meneran.

Perlunya pemeriksaan kehamilan secara berkala. Menjelaskan arti kehamilan, persalinan dan nifas. Keluhan yang biasa terjadi pada masa kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan seperti :

o perdarahan melalui jalan lahiro bengkak yang mula-mula pada kaki yang tidak hilang setelah rebah disertai

nyeri kepala, mual, nyeri ulu hati, apalagi disertai penglihatan kabur dan kejang-kejang.

o Keluar cairan ketuban dari jalan lahir sebelum kehamilan cukup umur.o Janin tidak bergerak atau pergerakanya jarang dalam sehari semalam.o BB turun dan tidak bertambah.

Menghindari hal berikut selama hamil dan menyusui : Minum obat tanpa nasihat dokter dan alasan yang tepat. Gas yang mengganggu, asap rokok, debu dan zat kimia beracun. Berada dekat orang sakit. Masak dan menyimpan makanan dalam wadah yang mengandung zat

kimia.

Pada trimester IISama dengan pelayanan yang diberikan pada trimester I kehamilan ditambah dengan penyuluhan tentang :

Keuntungan memberikan ASIPersiapan diri untuk memberikan ASI ekslusifPersiapan persalinan

Page 4: Pemeriksaan Antenatal

Keluarga berencana postpartum.

Pada trimester IIISama dengan pelayanan yang diberikan pada trimester II kehamilan ditambah dengan penyuluhan mengenai :

Persiapan menghadapi persalinan, cara meneran yang baik pada kala II.Perawatan bayi baru lahir.Persiapan keluarga dalam menghadapi persalinanKemungkinan adanya komplikasi.

Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya

pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.Manfaat imunisasi TT ibu hamil :

a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat.

b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.Efek samping imunisasi TT :

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan

Page 5: Pemeriksaan Antenatal

Imunisasi wajibBCG- Diberikan pada umur sebelum 3 bulan, namun untuk mencapai cakupan yang lebih

luas Depkes menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan. - Dosis 0.05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1ml untu anak > 1 tahun. Vaksin

BCg diberikan secara intrakutan didaerah lengan kanan atas pada insersio M. deltoideus, tidak ditempat lain.

- Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan. Karena vaksin BCG merupakan vaksin hidup maka tidak diberikan pada pasien imunokompromais.

- Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu. Vaksin BCG baru dapat diberikan apabila uji tuberculin negative.

- Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan. Efek proteksi bervariasi antara 0-80%. Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, harus disimpan pada suhu 2-8oC, tidak boleh beku. Vaksin yang telah diencerkan harus dipergunakan dalam waktu 8 jam.

- Penyuntikan BCG akan menimbulkan ulkus local yang superficial 3 minggu setelah penyuntikan dan akan sembuh 2-3 bulan serta meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8mm.

- BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas. BCG menimbulkan sensitivitas pada tuberculin.

Hepatitis B Harus diberikan segera setelah lahir untuk memutuskan rantai penularan melalui

transmisi maternal dari ibu kepada bayinya. Jadwalnya :

o Minimal diberikan sebangak 3 kali.o Imunisasi hepB-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah

lahir.o Imunisasi hepB-2 diberikan setelah 1 bulan dari imunisasi hepB-1. Untuk

mendapat respon imun yang optimal, interval imunisasi hepB-2 dengan hepB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

Bayi dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui hepB-1 diberikan dalam 12 jam setelah lahir dan dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3-6 bulan. Jika ternyata kemudian status HbsAg ibu positif maka ditambahkan hepatitis B immunoglobulin (HBIg) 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Bayi dari ibu dengan status HbsAg positif, diberikan vaksin hepB-1 dan HBIg 0,5 ml secara bersamaan dalam waktu 12 jam setelah lahir.

Apabila sampai usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hep B dengan jadwal 3 kali pemberian. Ulangan imunisasi hepatitis B (hepB-4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun.

Bila sesudah dosis pertama, imunisasi terputus segera berikan imunisasi kedua. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak terpendek 2 bulan dari imunisasi kedua. Bila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan.

Page 6: Pemeriksaan Antenatal

Mulai tahun 2005, DEPKES memberikan vaksin hepB-0 monovalen ( kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwP/ hepB pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan kombinasi ini adalah untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan hepB-3 yang masih rendah,

DTP Imunisasi DTP primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DTP tidak boleh

diberikan sebelum umur 6 minggu ) dengan interval 4-8 minggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DTP-1 diberikan pada umur 2 bulan, DTP-2 pada umur 4 bulan, dan DTP-3 pada umur 6 bulan. Ulangan booster DTP selanjutnya diberikan satu tahun setelah DTP-3 yaitu umur 18-24 bulan dan DTP-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun.

Pada booster umur 5 tahun harus tetap diberikan vaksin dengan koponen pertusis (sebaiknya diberikan DTaP unutk mengurangi demam pasca imnisasi).

Imunisasi DTP primer pada bayi 3 kali akan memberikan imunitas selama 1-3 tahun. Ulangan DTP pada umur 18-24 bulan (DTP 4) akan memperpanjang imunitas 5 tahun, yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun. DTP/DT 5 diberikan pada usia masuk sekolah, akan memperpanjang imunitas 10 tahun yaitu sampai umur 17-18 tahun. DT-6 atau dT ( adult dose) akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi.

Dosis vaksinasi DTwP atau DTaP atau DT adalah 0,5 ml intramuscular, baik untuk imunisasi dasar maupun ulangan.

Polio Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio 1,2 dan 3:

o OPV ( oral polio vaccine ), hidup yang dilemahkan, tetes, oralo IPV (inactivated polio vaccine), in aktif, suntikan.

Keduanya dapat dipakai secara bergantian. IPV dapat diberikan pada anak sehat maupun anak yang menderita imunokompromais dan dapat digunakan sebagai imunisasi dasar maupun ulangan. Vaksin IVP dapat diberikan bersama dengan vaksin DTP, secara terpisah atau kombinasi.

Jadwal :Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI. Hal ini dikarenakan Indonesia rentan terhadap transmisi virus polio. Karena OPV berisi virus polio hidup maka diberikan saat bayi meninggalkan rumah sakit agar tidak mencemari bayi lain karena virus polio vaksin dapat diekskresikan melalui tinja. Maka dari itu IPV dapat menjadi alternative.Untuk imunisasi dasar (polio 2,3,4) diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan, interval antar dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.Dalam eradikasi polio (erapo ), masih diperlukan PIN yang dianjurkan oleh DEPKES. Pada PIN semua balita harus mendapat imunisasi OPV tanpa memandang status imunisasinya kecuali pasien imunokompromais yang diberikan IPV untuk memperkuan kekebalan dimukosa saluran pencernaan dan memutuskan transmisi virus polio liar.Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun)

Dosis :o OPV diberikan 2 tetes per-oral.

Page 7: Pemeriksaan Antenatal

o IVP dalam kemasan 0,5 ml intramuscular. Dapat diberikan sendiri atau dalam kemasan kombinasi (DTaP/IVP, DTaP/Hib/IPV)

CampakRutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan dalam tapi juga dapat diberikan secara intramuskular, pada umur 9 bulan.Disamping imunisasi umur 9 bulan, diberikan juga imunisasi campak kesempatak kedua (second opportunity pada crash program campak) pada umur 6-59 bulan dan SD kelas 1-6.Apabila telah mendapat imunisasi MMR pada usia 15-18 bulan dan ulangan umur 6 tahun, maka ulangan campak SD kelas 1 tidak diperlukan.