PEMBUATAN TOILET KERING -...
Transcript of PEMBUATAN TOILET KERING -...
Pembuatan Toilet Kering
1 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
MODUL:
PEMBUATAN TOILET KERING
I. DESKRIPSI SINGKAT
anitasi menunjukkan tingkat kebersihan dalam menangani
limbah WC yaitu feces dan urin yang diproduksi semua
orang setiap hari. Hal ini tercermin dari kondisi dan
pengelolaan fasilitas WC (Water Closet) yang digunakan. Setiap
keluarga biasanya memiliki WC sendiri. Namun, sebagian
masyarakat tidak memiliki WC keluarga karena penghasilan dan
lahan yang terbatas sehingga diperlukan WC Umum. WC sebaiknya
tidak mengotori perairan. Tetapi kenyataan di masyarakat
menunjukkan adanya kebiasaan membuang limbah WC langsung ke
sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menyebabkan
pencemaran.
Tantangan terbesar dari perbaikan sanitasi di masyarakat adalah
persepsi umum masyarakat bahwa WC atau kakus adalah ruang
kotor yang berada di belakang. Di lain pihak keterbatasan sarana
sanitasi, baik saluran air kotor komunal maupun sarana air bersih
menjadi kendala yang banyak dihadapi masyarakat di berbagai
S
Pembuatan Toilet Kering
2 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
daerah, terutama didaerah padat penduduk atau daerah yang
kering.
Salah satu teknologi sederhana yang digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan penerapan Bio-toilet atau Toilet
kering berwawasan lingkungan. Teknologi Bio-toilet sangat
sederhana dan mempergunakan bahan limbah organik yang banyak
diproduksi di daerah setempat sebagai matrik tempat proses
biologi. Secara sederhana prinsip tekonolgi bio-toilet adalah
penggunaan media serbuk kayu sebagai matrik penangkap limbah
organik (padat dan cair), sehingga limbah tersebut dapat terolah
secara biologis.
Pengembangan bio toilet di masyarakat sangat dipengaruhi oleh
beberapa kondisi masyarakat itu sendiri, antara lain :
1. Keadaan sistem sanitasi dan kesehatan masyarakat
2. Kondisi lingkungan yang kurang memadai
3. Ketersediaan lahan
4. Ketiadaan saluran buangan air kotor yang memadai
5. Kurangnya sarana air bersih dan kesulitan untuk mendapatkan
air bersih.
Kepadatan penduduk juga mempengaruhi kondisi masyarakat
diatas. Selain faktor diatas, keberhasilan penerapan teknologi bio
toilet juga dipengaruhi oleh penerimaan sosial dan budaya
masyarakat akan teknologi tersebut.
Untuk itu, Bapelkes Lemahabang sebagai Centra Diklat Kesling
berupaya meningkatkan sarana sanitasi lingkungan khususnya
jamban keluarga yang banyak dihadapi masyarakat terutama di
daerah yang padat penduduk dan di daerah kering dengan
memperkenalkan teknologi bio toilet atau toilet kering sederhana.
Pembuatan Toilet Kering
3 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu
mempraktikkan pembuatan toilet kering.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian, tujuan, dan manfaat toilet kering
2. Menjelaskan prinsip pembuatan toilet kering model jongkok
dan model duduk
3. Mempraktikkan pembuatan toilet kering model jongkok dan
model duduk
4. Mendemonstrasikan penggunaan toilet kering
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok
bahasan, dengan uraian sebagai berikut :
A. Pengertian dan tujuan toilet kering
1. Pengertian toilet kering
2. Tujuan pembuatan toilet kering
3. Manfaat toilet kering
B. Prinsip-prinsip pembuatan toilet kering model jongkok dan
model duduk
C. Langkah-langkah pembuatan toilet kering model jongkok dan model duduk
a. Uraian singkat
b. Bahan dan Alat
c. Proses pembuatan
d. Pemeliharaan
e. Keuntungan dan kerugian
D. Demonstrasi penggunaan toilet kering
Pembuatan Toilet Kering
4 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
IV. BAHAN BELAJAR
1. Kepmenkes No. 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
2. Power point materi Pembuatan Toilet Kering
3. Alat peraga Toilet Kering
4. Modul Pembuatan Toilet Kering
5. Alat dan bahan praktik
V. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran materi ini.
Langkah 1
Pengkondisian
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi di kelas ini, mulailah dengan
perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan
disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan
yang akan disampaikan, sebaiknya menggunakan bahan tayang.
Langkah 2 Diskusi Singkat tentang Topik (brain storming)
Fasilitator berusaha menggali pendapat/pemahaman peserta
dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta terkait
dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat diketahui
sejauh mana pengetahuan peserta terhadap materi yang akan
disampaikan. Sebaiknya tuliskan kata kunci pendapat mereka pada
kertas flipchart atau metaplan.
Pembuatan Toilet Kering
5 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Langkah 3 Penyampaian Materi
1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang
dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai.
2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator
akan menanyakan apakah peserta memahami pokok bahasan
yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk
tanya jawab.
3. Mendemonstrasikan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Langkah 4 Praktik
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktek
pembuatan Toilet kering atau Bio-Toilet sederhana ini di ruang
workshop yang telah disediakan oleh Bapelkes Lemahabang.
2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktek sesuai dengan
materi yang di praktekkan di workshop.
Langkah 5 Implementasi
1. Fasilitator atau Tim Pembimbing akan mengajak seluruh peserta
ke lapangan untuk mengimplementasikan toilet kering atau Bio-
toilet sederhana yang sudah dibuat dan dipraktekkan dalam
materi pelatihan.
2. Peserta akan dipandu oleh Tim dalam melakukan implementasi
di lapangan sesuai dengan pengaturan jadwal dan lokasi oleh
Tim Korlap.
Pembuatan Toilet Kering
6 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Langkah 6 Refleksi dan Rangkuman
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi
bersama tentang pembahasan materi ini. Apakah tujuan
pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai ?
2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan memberikan
apresiasi keterlibatan aktif seluruh peserta.
Pembuatan Toilet Kering
7 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
VI. URAIAN MATERI
Pokok Bahasan 1
PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT TOILET KERING
1. Pengertian Toilet Kering
Toilet kering adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air
besar dan kecil, yang dirancang khusus lengkap dengan kloset,
dan perlengkapan lain yang bersih, aman, hemat air, tidak bau,
dan higienis dengan menggunakan media serbuk kayu sebagai
matrik penangkap limbah organik (padat dan cair).
2. Tujuan toilet kering
Tujuan dari toilet kering adalah untuk menghemat konsumsi air
per orang, karena dapat menghemat 40% penggunaan air
bersih untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK),
serta dapat menekan kasus diare pada daerah dengan
kepadatan penduduk tinggi, atau sarana sanitasi yang tidak
memadai, kondisi lingkungan yang buruk, keterbatasan lahan,
ketiadaan saluran buangan air kotor, dan kurangnya air bersih.
3. Manfaat toilet kering
Manfaat toilet kering adalah Hasil dari limbah organik yang
sudah terurai dan dikeringkan selama 1 tahun dapat digunakan
sebagai pupuk kompos. Manfaat lain dari toilet kering yaitu
mampu menghemat biaya, tidak memerlukan pemipaan, dan,
mencegah pencemaran lingkungan.
Pembuatan Toilet Kering
8 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Pokok Bahasan 2
PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN TOILET KERING
Pada prinsipnya, ada empat hal yang harus disiapkan untuk
membuat toilet kering, yaitu lubang tinja dan kotak penampungan
tinja, alat pengaduk, serbuk kayu, dan pipa aliran udara.
Kotak tinja yang terbuat dari keramik digunakan sebagai tempat
jongkok. Ukuran ruang penampungan disesuaikan dengan
kebutuhan sebagai tempat degradasi kotoran. Sedangkan pipa
udara digunakan sebagai gas buang sekaligus membantu kondisi
aerobik (proses yang melibatkan udara) dalam proses degradasi
tinja.
Setelah dipakai untuk membuang kotoran, alat pengaduk yang
digerakkan dengan mesin dan motor dengan kekuatan tertentu
diaktifkan. Saat itu, tinja akan bercampur dengan serbuk kayu.
Para pemakai biasanya merasakan panas. Ini karena ada proses
degradasi bakteri di bawahnya.
Serbuk kayu digunakan karena bahan ini mengandung selulosa.
Bahan ini memiliki sifat menyerap. Secara mikroskopis, serbuk kayu
yang berpori-pori membuatnya mampu menangkap materi seperti
oksigen (O2) dan air (H2O).
Campuran serbuk kayu dan tinja tidak memerlukan bakteri
tambahan sebagai pengurai. Bakteri alami yang ada sudah mampu
mendegradasi kotoran.
Selain mendegradasi kotoran, bakteri ini menguapkan
karbondioksida (CO2) dan H2O ke udara. Bahan bermateri padat
seperti mineral, nitrogen, fosfat, dan sejenisnya tetap tertinggal di
dalam tanah. Setelah empat hingga enam bulan, campuran tinja
dan serbuk kayu dapat dipanen. Hasil panenan ini berupa kompos
yang dapat digunakan untuk pemupukan tanaman.
Pembuatan Toilet Kering
9 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Komponen utama bio toilet bukan cuma lubang WC (duduk atau
jongkok) atau serbuk gergaji. Tapi juga lubang aerasi udara,
pengaduk, dan pemanas (jika diperlukan).
Lubang aerasi udara diperlukan untuk mengalirkan bau akibat
proses degradasi. Sementara, pengaduk diperlukan untuk memberi
asupan udara ke dalam wadah untuk proses degradasi. Sementara
pemanas diperlukan untuk mematikan bakteri-bakteri perut.
Pipa sirkulasi udara bisa dibuat dari pipa plastik PVC atau batang
bambu. Pembuatan ruang untuk tempat kotak bio toilet dapat
disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat setempat.
Secara teknis, pembuatan bio toilet cukup mudah dan bisa dibuat di
bengkel masyarakat yang ada. Bahan yang dipergunakan sebagai
badan alat biasanya stainless, bahan serat atau polimer kuat
lainnya. bahan yang dipakai harus tidak mudah berkarat dan
sanggup menerima gesekan dengan bahan serbuk kayu dalam
jangka yang cukup panjang.
Pokok Bahasan 3
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN TOILET KERING
1. Uraian Singkat
Ide toilet kering mengambil dari konsep cubluk yang merupakan
kakus khas perdesaan di Jawa. Cubluk dulu dikenal sebagai
sarana masyarakat Jawa membuang hajat. Mereka membuat
lubang dengan ukuran tertentu sambil menggali tanah lebih
dalam sebagai tempat tinja. Cubluk yang kering dinilai
menghemat penggunaan air karena tidak ada air yang masuk
ke penampungan. Namun dari segi kebersihan, tidak
menguntungkan karena tinja tidak terurai dengan baik dan
menimbulkan bau.
Pembuatan Toilet Kering
10 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Berbeda dengan cubluk, toilet kering ini mampu mengurai 60
persen kotoran manusia dalam satu hari. Kelebihan lainnya,
toilet kering ini tidak menebarkan bau seperti lubang septic
tank. Manfaat lain toilet kering adalah mampu menghemat
biaya, mencegah pencemaran lingkungan, tidak memerlukan
pemipaan, dan mengurangi biaya instalasi.
Toilet kering atau bio toilet kini bisa dikembangkan secara
sederhana untuk skala rumah tangga dengan menggunakan
serbuk gergaji. Selain harganya lebih murah, juga bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah padat penduduk dan
sulit mendapatkan air bersih, tidak ada salahnya memanfaatkan
teknologi bio toilet. Bio toilet merupakan toilet kering, tidak
berbau, hanya membutuhkan ruangan 0,5 meter, dan harga
relatif murah. Bio toilet bisa digunakan sebagai WC yang ramah
lingkungan yang cocok dibangun di daerah dengan kondisi
sistem sanitasi yang belum memadai, kondisi lingkungan yang
buruk, keterbatasan lahan, ketiadaan saluran buangan air
kotor, dan kurangnya air bersih.
2. Bahan dan Alat
Bahan :
1) Lubang tinja (duduk atau jongkok)
2) Lubang aerasi udara (Pipa PVC/Bambu)
3) Kotak penampungan tinja (papan atau keramik)
4) Serbuk gergaji (kayu atau bahan organik selulosa lainnya)
5) Pengaduk (kayu)
6) Botol plastik
7) Selang plastik
8) Bahan material (batu bata, semen, dan pasir)
Pembuatan Toilet Kering
11 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Alat :
1) Gergaji
2) Alat pertukangan kayu dan batu
3. Proses Pembuatan
Kontruksi secara lengkap lihat gambar :
Pembuatan Toilet Kering
12 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Gambar 1. Kontruksi Toilet Kering
Pembuatan Toilet Kering
13 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
4. Pemeliharaan
1) Tempelkan informasi untuk membantu warga menggunakan
dan merawat toilet
2) Jaga agar ruang yang tidak dipergunakan tetap tertutup
3) Setiap kali selesai digunakan, tuang 2 tangan penuh kedalam
bagian kering dari dudukan toilet, kemudian tutuplah
4) Tambahkan sedikit air ke urinal tempat buang air kecil dan
pemisah urin setiap kali selesai digunakan, untuk mengontrol
bau
5) Jaga saringan pemisah tetap bersih, jika saringannya buntu,
ambil dan bersihkan atau diganti.
6) Jangan membuang sampah ke dalam toilet, agar toilet
ekologis bekerja tempat ini harus dipakai hanya untuk
kotoran manusia. Kaum perempuan yang haid mungkin akan
lebih aman menggunakan toilet ekologis. Tetapi jangan
membuang pembalut dan benda lain kedalam toilet.
7) Jangan membuang benda-benda yang tidak dapat diuraikan
seperti kaleng, botol, plastik atau kertas dalam jumlah besar.
8) Isi toilet kering siap dipindahkan jika telah kering dan hanya
sedikit atau tidak berbau sama sekali, sehingga isi jamban
harus dijaga tetap kering didalam jamban toilet selama satu
tahun.
5. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan :
a. Tidak menggunakan air, sehingga menghemat pemakaian air
bersih
b. Dapat langsung mengurai kotoran manusia, tidak
menebarkan bau
c. Tidak memerlukan saluran pembuangan khusus
d. Dapat digabungkan menjadi alat pengolah sampah dapur
e. Kontruksi bangunan cukup sederhana dan mudah
dilaksanakan sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus.
Pembuatan Toilet Kering
14 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
Kerugian :
1) Untuk membersihkan diri harus ditempat yang terpisah.
2) Bagi masyarakat yang belum biasa menggunakan perlu
bimbingan.
Pokok Bahasan 4
SIMULASI PENGGUNAAN TOILET KERING
Menggunakan dan merawat toilet kering
Cara penggunaan toilet kering yang benar, sebagai berikut :
a. Buka penutup closet baik model jongkok maupun model
duduk
b. Ambil tempat urin untuk buang air kecil
c. Pastikan tidak ada air masuk ke bagian penampung tinja
d. Kalau isi toilet menjadi basah, tambahkan lebih banyak
material kering, dan pastikan pipa ventilasinya bersih
Pembuatan Toilet Kering
15 / MI-3B Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti
e. Jika tumpukan tinjanya terlalu tinggi, gunakan tongkat
untuk mendorongnya ke bawah
f. Tambahkan sedikit air pada tempat uri apabila selesai
buang air kecil
g. Ketika salah satu ruang penuh, gunakan ruang lain.
Pastikan untuk selalu menutup ruang yang sedang tidak
dipergunakan
h. Setelah selesai BAB/BAK bersihkan dengan menggunakan
tissu, atau dengan menggunakan sedikit air
i. Biarkan tinja tersimpan dalam waktu setahun penuh
sebelum mengosongkan salah satu ruang. Setelah satu tahun
atau ketika ruang kedua penuh, kosongkan ruang pertama
dan ulangi proses di atas.
VII. REFERENSI
Neni Sintawardani (2000), Pengenalan WC Kering Berwawasan
Lingkungan, LIPI, Jakarta
Rini Sulaeman, dkk, (2009), Panduan Masyarakat Untuk Kesehatan
Lingkungan, Yayasan Tambuhak Sinta, Jakarta