Pembuatan Pupuk Organik Cair
-
Upload
mindori-yasha -
Category
Documents
-
view
146 -
download
19
description
Transcript of Pembuatan Pupuk Organik Cair
Pembuatan Pupuk Organik Cair07.26 MOL dan ZPT, Pertanian, Pupuk Organik 1 comment
Bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair (POC) sebenarnya sangat mudah. Bahan2 yang digunakan pun tersedia melimpah di sekitar kita. Unsur hara makro dan mikro yang menjadi kandungan pupuk organik hasil buatan sendiri inipun sebenarnya tidak kalah kualitasnya dengan yang beredar dan di jual di pasaran. Yang penting kita mampu memilih bahan2 pembuat pupuk organik cair dengan baik dengan referensi gambaran kandungan bahan pencampur yang harus kita pahami sebelumnya. Sehingga diharapkan hasil akhir pupuk organik cair yang siap pakai hasil produksi sendiri tadi nantinya bener2 memberi bukti yang sangat signifikan di lapangan.
Manfaat pupuk organik cair, antara lain :
menyuburkan tanaman, memperbaiki struktur organik tanah sehingga tanah lebih remah tidak liat dan keras,
menjaga stabilitas ketersediaan unsur hara dalam tanah,
mengurangi dampak sampah di lingkungan sekitar.
Keuntungan penggunaan pupuk organik cair, antara lain :
mudah pembuatannya, murah pembiayaannya, sebab bisa menggunakan bahan2 sisa di sekitar kita,
tidak ada efek samping baik bagi pengguna maupun bagi tanaman,
hasil panen tanaman lebih sehat dikonsumsi dan lebih tahan lama dalam penyimpanan.
‘Kekurangan’ penggunaan pupuk organik cair :
perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi sebab dalam tahap awal pemakaian biasanya tidak langsung memberi efek kesuburan yang signifikan bagi tanaman, dibanding penggunaan pupuk kimia terlebih jika diaplikasikan untuk tanah yang telah bertahun-tahun terbiasa menggunakan pupuk kimia,
karena dalam tahap awal kurang memberi kesuburan pada akhirnya dianggap kurang memberi hasil panen (walaupun sebenarnya terjadi efisiensi biaya dibanding penggunaan pupuk kimia yang relatif berbiaya lebih tinggi)
Bahan pembuat pupuk organik cair
Bahan baku pupuk organik cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi, seperti buah-buahan dan sisa sayuran (wortel, labu, tomat, nenas, sawi, selada, kulit jeruk dll). Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman, juga beberapa sisa sayuran - buah tersebut juga mengandung MOL (mikro organisme lokal) yang menambah pengayaan mikroorganisme dalam larutan pupuk organik cair nantinya. Perlu dicatat, sebaiknya bahan2 ini dicacah kecil syukur mampu dihancurkan (diblender) untuk mempercepat proses fermentasi. Jumlahnya 5-10% dari jumlah bahan pembuatan pupuk organik cair.
Mikroorganisme starter-bioaktivator, banyak dijumpai di pasaran dengan berbagai merk (1 liter). Ini diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi biakan pupuk organik cair yang akan diproduksi, sekaligus
efisiensi waktu dan biaya, di samping kualitas mikroorganismenya juga relatif lebih terjamin dibanding kalo kita harus membiakkan n menyeleksi sendiri biakan mikroorganisme.
Kotoran hewan ataupun urine hewan tersebut (15-20% dari jumlah seluruh bahan pembuatan pupuk organik cair)
Dedak (2-3kg), mengandung karbohidrat sebagai sumber bahan pangan n energi biakan mikroorganisme selama proses fermentasi berlangsung.
Tetes tebu (1 kg), bisa juga digunakan gula merah ato gula pasir. Dalam proses fermentasi, mikroorganisme tersebut membutuhkan sumber glukose.
Terasi, sebagai sumber bahan protein penambah. Karbohidrat, glukose dan protein memang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pembiakannya selama proses fermentasi berlangsung.
Air bersih bebas bahan kimia dan kaporit (150 liter)
Peralatan pembuatan pupuk organik cair :
1. Kompor2. Panci untuk memasak air
3. Pengaduk kayu
4. Drum (200 ltr) berpenutup untuk proses fermentasi
5. Saringan
6. Botol untuk penyimpanan hasil akhir
Cara pembuatan :
Panaskan 5 Liter air sampai mendidih Masukan dedak, terasi dan tetes tebu aduk hingga tercampur merata
Dinginkan adonan hingga suhu kamar
Setelah dingin masukan cairan starter-bioaktivator, aduk hingga rata
Siapkan drum, masukkan kotoran hewan, sisa sampah organik, dan campuran semua bahan di atas
Tambahkan air jangan terlalu penuh, sisakan ruang kosong di bagian atasnya,
Tutup rapat selama 2 hari, jangan di buka-buka
Pada hari ketiga dan selanjutnya penutup jangan terlalu rapat
Aduk-aduk setiap harinya selama 10 menit
Proses fermentasi berhasil ditandai dengan bau alkohol (seperti tape), makanya mulai hari ketiga tutup jangan terlalu rapat untuk membantu sisa gas bisa keluar, sebab ketika tertutup rapat, maka ketika dibuka dikhawatirkan menyemprot karena tekanan gas dari dalam drum
Setelah 1 minggu pupuk organik cair sudah dapat diambil dan disaring, masukan ke dalam botol yang sudah di sediakan
Simpan botol di ruangan sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung, pupuk organik cair siap digunakan untuk penyemprotan, pengocoran tanaman secara langsung atau ditambahkan untuk pembuatan pupuk organik padat (kompos-bokashi)
Agar bakteri mendapatkan kebutuhan Oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka, bisa juga dilakukan aerasi (pengaliran udara) ke dalam drum untuk mensuplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.
Ampas sisa saringan masih mengandung mikroorganisme, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, dedak, terasi, dan tetes tebu dengan perbandingan yang sama. Setelah 10 – 14 hari kemudian mikroorganisme sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
NB :
Kuantitas pembuatan pupuk organik cair bisa disesuaikan sendiri dengan tingkat kebutuhan. Misal untuk skala kecil, kebutuhan tanaman sekitar rumah, bisa digunakan ember berkapasitas lebih kecil.
Untuk tanah yang sudah remah dan relatif subur, pupuk organik cair ini bisa langsung dikocorkan ke tanaman. Tetapi untuk tanah yang maasih keras, liat, maka sebaiknya pupuk organik cair dicampurkan dalam pembuatan kompos-bokashi.
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS PADAT DAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS CAIR
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS PADAT
Bahan baku terdiri dari 80% bahan organic, 10% pupuk kandang, dan10% dedak. Untuk pembuatan kompos sebanyak 1 ton diperlukan bahan :
Bahan-bahan
- Bahan organic (dirajang) 800 kg
- Pupuk cair organic 1 liter
- Molase atau gula (½ kg gula merah dilarutkan dalam air hinggavolumenya menjadi 1 liter).
- Dedak bekatul 10 kg
- Pupuk kandang 10 kg
- Air tanah atau sumur secukupnya.
Peralatan
- Karpet/ terpal pelastik
- Pelastik penutup
- Cangkul, ember, gembor dan termometer
Cara pembuatan
1. Campurkan bahan organic, dedak dan pupuk kandang secara merata
2. Larutkan EM dan cairan molase, siramkan kebahan organic secara merata sambil diaduk.
3. Lakukan penyiraman sampai kadar air mencapai 30%.
4. Hamparkan adonan diatas lantai yang kering atau diatas alas pelastik dengan ketinggian 15-20 cm.
5.Tutup dengan trepal/plastic. Suhu ideal proses pengomposan dibawah 50 0C. jika suhu bahan tinggi buka terpal sewaktu-waktuuntuk menurunkan suhu bahan.
6. Biarkan proses fermentasi selama 4-7 hari, dan Pupuk kompos siap digunakan.
Aplikasi : Untuk media tanam bisa dicampur dengan tanah. Untuk tanaman sayuran 1 : 1. untuk tanaman hias kompos dan tanah 1 : 2.sedangkan untuk didalam pot 1 bagian tanah lempung, 1 bagian pasir, dan
¼ Kompos (setahun sekali) perlu diganti dengan yangbaru. 1 ton kompos bisa digunakan untuk memupuk lahan seluas 0,5 ha.
PEMBUATAN PUPUK KOMPOS CAIR
Pupuk kompos cair merupakan hasil dari fermentasi bahan organic dan airdengan bantuan bakteri EM. Untuk 200 liter kompos cair diperlukan bahan:Bahan-bahan
- Pupuk organic cair 1 liter
- Molase 1 liter
- Pupuk kandang (ayam/domba)
- Dedak
- Air sumur secukupnya
Peralatan
- Drum/ ember plastic (kapasitas 200 liter).
Cara pembuatan
1. Isi drum dengan air setengahnya
2. Pada tempat terpisah, larutkan molase sebanyak 250 g ke dalam 1 liter airsumur.
3. Masukan molase serta pupuk organic cair kedalam drum dan aduk secaraperlahan dan merata.
4. Masukkan pupuk kandang dan aduk secara merata
5. Tambahkan air sampai penuh. Lalu tutup drum rapat-rapat. (Lakukan pengadukan setiap pagi selama 4 hari 5 putaran pengadukansetiap harinya). Tutup kembali, setelah 4 hari pupuk siap digunakan.
Cara aplikasi
Dilakukan pencampuran 1 liter kompos cair dicampur dengan 5-10 liter air. Untuk tanaman sayuran dosis yang diberikan sebanyak 250 ml campuran kompos cair/tanaman setiap minggu. Untuk tanaman buah 5-10 liter/tanaman setiap seminggu sekali. Pupukdisemprotkan ke tanah sekitar tanaman.
Cara Membuat Komposter
Cara membuat komposter – Untuk membuat pupuk cair dibutuhkan alat atau wadah yang
sering disebut dengan komposter. Biasanya terbuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan
diletakkan di dalam ataupun di luar ruangan. Komposter dengan bantuan aktivator kompos mampu mengubah sampah
sisa rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Khusus untuk pembuatan pupuk cair dari limbah
organik rumah tangga ini perlu digunakan bioaktivator (biosca). Fungsi biosca memang sama dengan aktivator lainnya
tetapi lebih praktis dalam aplikasinya.
Dengan instalasi udara di dalamnya komposter membantu proses pengomposan aerob dengan baik dan memperceoat
proses penguraian sampah. Selain itu komposter juga mempu menjaga kelembapan dan temperatur sehingga bakteri dan
jasad renik dapat bekerja mengurai bahan organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi (air sampah)
terpisah dari material padat dan akan menguntungkan bagi pembuatan pupuk cair. Berikut ini langkah-langkah membuat
komposter untuk sekala rumah tangga.
Alat dan bahan Tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
Pipa paralon ukuran panjang 13 cm, diameter 1 inch, 2 buah
Pipa paralon ukuran panjang 10 cm, diameter 1 inch, 1 buah
Pipa paralon ukuran panjang 9 cm berdiameter 1 inch, 1 buah
Sambungan pipa berbentuk T, 2 buah
Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
Kran plastik, 1 buah
Alat bor
Meteran
Kasa plastik
Cara membuat komposter Buat dua lubang udara di sisi kanan dan kiri tong sampah dengan menggunakan bor. Diameter lubang harus sama
dengan diameter pipa paralon.
Buat catu lubang lagi di sisi lain tong, posisi lubang ketiga ini harus lebih rendah dari pada lubang sebelumnya atau
sekitar 10 cm dari dasar tong.
Setelah itu buat lubang-lubang kecil di badan pipa paralon 13 cm dan pipa pralon 10 cm lalu bungkus badan pipa yang
berlubang tersebut dengan kasa plastik hingga tertutup rapi.
Selanjutnya instalasi udara untuk komposter dapat dirangkai dimulai dari memasang kedua pipa paralon 13 cm, masing-
masing pada lubang kanan dan kiri. Kedua pipa dimasukkan dari arah dalam ke luar, pipa didorong dari dalam hingga keluar 3 cm
dari lubang dan sisanya sekitar 10 cm berada di dalam tong.
Kedua ujung pipa yang mencuat keluar 3 cm tersebut kemudian ditutup dengan kasa plastik. Potong kasa plastik
berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 1 cm lebih panjang dari diameter pipa. Beri lem PVC di sekitar ujung pipa lalu
tempelkan kasa atur hingga tertutup rapi.
Selanjutnya kedua pipa 13 cm tadi disambung dengan sambungan pipa berbentuk T.
Dari kaki sambungan T tersebut dirangkaikan dengan pipa paralon 10 cm.
Kemudian pasang sambungan pipa L pada bagian ujung bawah pipa paralon 10 cm. Sambungan pipa L dipasang dengan
arah kakinya mangarah ke lubang yang akan di pasangi kran (lubang ketiga).
Pasang kran plastik pada lubang ketiga tersebut.
Terakhir masukkan pipa paralon 9 cm untuk menyambung antara lubang kran plastik dengan pipa L.
CatatanKomposter ini memang dirancang dengan bentuk yang praktis untuk diletakkan di dalam ruangan. Namun bau tidak sedap
dari gas metan yang di hasilkan selama proses pembusukan bisa mengganggu kenyamanan lingkungan di dalam ruangan
atau rumah. Oleh karena itu sebaiknya dari kedua lubang udara komposter disambungkan lagi dengan pipa paralon yang
di pasang ke arah luar ruangan sehingga bau tersebut bisa langsung dilepas ke udara bebas. Ini untuk cara
membuat pupuk organik cair sedangkan untuk cara membuat pupuk organik padat berbeda lagi. Sumber artikel;
http://afghanaus.com
PROSES PEMBUATAN PUPUK UREA
PENDAHULUAN
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) adalah Badan Usaha Milik Suryawan (BUMS) dengan pemegang saham tunggal adalah Suryawan Pancakusuma.Pusri didirikan tanggal 24 Desember 1959 di Palembang dengan kegiatan utama memproduksi pupuk urea yang produksi pertamanya tahun 1963 dengan kapasitas 100.000 ton.Tahun 1974 didirikan Pusri II dengan kapasitas produksi 380.000 ton urea per tahun (Tahun 1992 kapasitasnya dioptimalisasikan menjadi 570.000 ton urea per tahun)
Tahun 1976/1977 didirikanlah Pusri III dan IV, dengan kapasitas masing-masing 570.000 ton urea per tahun.Tahun 1990 dibangun pula pabrik Pusri I-B sebagai pengganti Pusri I yang tidak ekonomis lagi. Pabrik Pusri I-B ini merupakan pabrik pertama yang dikerjakan oleh ahli-ahli dari dalam negeri dengan konsep hemat energi.
PABRIK UTILITASPabrik utilitas ialah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea.Produk yang dihasilkan dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai berikut :
1. Steam
2. Listrik3. Demin water
4. Cooling water5. Instrument air/Plant Air/Nitrogen
PABRIK AMONIAKPabrik amoniak ialah pabrik yang menghasilkan amoniak sebagai hasil utama dan Cabon Dioksida sebagai hasil sampingan yang keduanya merupakan bahan baku pabrik urea. PABRIK UREAPabrik urea ialah pabrik yang menghasilkan pupuk urea baik yang ada di Pusri II, Pusri III, Pusri IV dan Pusri I-B. Dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.280.0000 ton urea per tahun.
PROSES PEMBUATAN AMONIAKBahan baku pembuatan amoniak adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon Dioksida (CO2) sekitar 10 %.Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi setelah mengalami suatu Proses Pengolahan tertentu di Pabrik Utility.Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara.Secara garis besar Proses dibagi menjadi 4 Unit, dengan urutan sebagai berikut :
1. Feed Treating Unit
2. Reforming Unit
3. Purification & Methanasi
4. Compression Synloop & Refrigeration Unit.
1. Feed Treating UnitGas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di Reforming Unit.
Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer.Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
2. Reforming UnitDi Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
Hidrogen Nitrogen Karbon Dioksida
Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
3. Purification & MethanasiKarbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea.Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.
4. Compression Synloop & Refrigeration UnitGas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.Berikut ini disajikan Blok Diagram sederhana proses pembuatan ammonia :
Secara Detail PROSES PEMBUATAN UREABahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amoniak
Proses pembuata Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :1. Sintesa Unit2. Purifikasi Unit3. Kristaliser Unit4. Prilling Unit5. Recovery Unit6. Proses Kondensat Treatment Unit
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery.
Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
2. Purifikasi UnitAmonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu
pada 17 Kg/Cm2 G. dan 22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
3. Kristaliser UnitLarutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum, kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan untuk menguap-
kan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling UnitKristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor,
dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.
5. Recovery UnitGas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment UnitUap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Strpper dan Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas.
Kwalitas Urea yang dihasilkan :
Nitrogen 46,2 % berat (minimum)
Air 0,3 % berat (minimum)
Biuret 0,5 % berat (minimum)
Besi 1 ppm berat (maksimum)
NH3 bebas 150 ppm berat (maksimum)
Abu 15 ppm berat (maksimum)
Berikut ini disajikan blok diagram sederhana proses pembuatan pupuk Urea :