PEMBORAN

22
PEMBORAN

description

PEMBORAN. Mengapa perlu dilakukan peledakan dalam kegiatan tambang ?. Tahapan kegiatan peledakan : Pembuatan lubang ledak Pengisian bahan peledak Perangkaian Peledakan Pemuatan Pengangkutan. Sistem pemboran Mekanik. Berdasarkan sumber energi mekaniknya: Metoda pemboran perkusif - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PEMBORAN

Page 1: PEMBORAN

PEMBORAN

Page 2: PEMBORAN

Mengapa perlu dilakukan peledakan dalam kegiatan tambang ?

Page 3: PEMBORAN

Tahapan kegiatan peledakan :

1. Pembuatan lubang ledak

2. Pengisian bahan peledak

3. Perangkaian

4. Peledakan

5. Pemuatan

6. Pengangkutan

Page 4: PEMBORAN

Sistem pemboran Mekanik

Berdasarkan sumber energi mekaniknya:

1. Metoda pemboran perkusif

2. Metoda rotari – perkusif

a. Top hammer

b. Down the hole hammer /DTH Hammer

3. Metoda rotari

Page 5: PEMBORAN

Roller bit

Page 6: PEMBORAN

Chisel type steel dan Button steel

Page 7: PEMBORAN

Multiple Insert steel

Page 8: PEMBORAN

Down the Hole Hammer Bits

Page 9: PEMBORAN

Perlengkapan metoda pemboran rotari-perkusif

1. Integral drill steels

a. shank adaptor

b. batang bor

c. mata bor

11 – 22 mm

2. Extension drill steels

a. shank adaptor

b. Batang bor

c. coupling

d. mata bor

Page 10: PEMBORAN

Faktor yang mempengaruhi kerja pemboran

1. Sifat batuan

2. Rock drillability

3. Arah lubang bor

4. Umur dan Kondisi alat

Page 11: PEMBORAN

Sifat-sifat batuan

a. Kekerasan

→ tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi

KlasifikasiSkala

MohsKuat tekan

batuan

    (Mpa)

Sangat keras > 7 > 200

Keras 6 - 7 120 - 200

Kekerasan sedang 4.5 - 6 60 - 120

Cukup lunak 3 - 4.5 30 - 60

Lunak 2 - 3 10 - 30

Sangat lunak 1 - 2 < 10

Page 12: PEMBORAN

b. Kekuatan (strength)

→ Kekuatan mekanik batuan : sifat kekuatan terhadap gaya luar

Kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineral.

Kwarsa → kuat tekan > 500 MPa

Page 13: PEMBORAN

c. Elastisitas

Dinyatakan dalam Modulus elastis/modulus young (E) dan nisbah poison ()

Batuan sedimen Modulus elastis Nisbah poisson porositas

  10^4 (Mpa)    

Dolomit 1.96 - 8.24 0.08 - 0.2 0.27 - 1.10

Limestone 0.98 - 7.85 0.1 - 0.2 0.27 - 4.10

Sandstone 0.29 - 8.43 0.066 - 0.125 1.62 - 26.40

Shale 0.8 - 3.0 0.11 - 0.54 20 - 30

Page 14: PEMBORAN

d. Plastisitas

→ deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal.

Tergantung dari komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi pertambahankwarsa, feldspar dan mineral lain

Page 15: PEMBORAN

e. Abrasivitas

Sifat batuan menggores permukaan material lain.

Sebagai parameter yang mempengaruhi keausan mata bor (bit) dan batang bor

f. Tekstur

Mempengaruhi kecepatan pemboran.- Tekstur berbentuk lembaran,pemborannya lebih

sulit rendah, > porous, tingkat pecah rendah,

mudah jika dibor

Page 16: PEMBORAN

g. Struktur geologi

Pengaruh terhadap penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktifitas pemboran dan kemantapan lubang ledak.

Banyak rekahan – rekahan, sulit dibor

h. Karakteristik pembongkaran

→ Tingkah laku batuan ketika dikenai palu

Page 17: PEMBORAN

Rock Drillability

→ Kecepatan penetrasi mata bor ke dalam batuan

V = kecepatan pemboran (m/mnt)

P = Rock Drill output power (KW)

d = Diameter lubang bor (mm)

4.1/31 dPV

Page 18: PEMBORAN

Arah Lubang Ledak

1. Arah Tegak2. Arah miringSuatu Jenjang dibor dengan arah tegak

lurus, maka pada ketinggian yang sama dengan arah lubang ledak miring, mempunyai kedalaman lubang ledak yang lebih kecil, sehingga waktu yang digunakan untuk melakukan pemboran menjadi lebih singkat.

Page 19: PEMBORAN

Umur dan Kondisi Alat Bor

1. Kesediaan mekanik(Mechanical availability,MA)

Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang dipergunakan

W = Jam kerja alatR = Jumlah jam perbaikan

%100)(X

RW

WMA

Page 20: PEMBORAN

2. Kesediaan Fisik (Physical Availability,PA)

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang dipergunakan dalam beroperasi.

S = Jumlah jam menunggu alat

%100)(

)(X

SRW

SWPA

Page 21: PEMBORAN

3. Persen Penggunaan Kesediaan (Use of Availability Percent,UA)

Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan.

%100xSW

WUA

Page 22: PEMBORAN

4. Penggunaan Efektif (Efective Utilization,EU)

Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif

%100)(x

SRW

WEU