PEMBIAYAAN TALANGAN DANA UMROH MELALUI PRODUK...
Transcript of PEMBIAYAAN TALANGAN DANA UMROH MELALUI PRODUK...
PEMBIAYAAN TALANGAN DANA UMROH
MELALUI PRODUK IJARAH FLEXI iB HASANAH UMROH
PADA BANK BNI SYARIAH CABANG JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Widiana Sisilia Yuliayu
NIM: 1112053000030
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN ISLAM
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437H/2016M
i
ABSTRAK
Widiana Sisilia Yuliayu, NIM: 1112053000030, Pembiayaan Talangan Dana
Umroh melalui Produk Ijarah Flexi iB Hanasah Umroh pada Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat. Di bawah bimbingan Lili Bariadi, M.Si.
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia menawarkan produk yang variatif
untuk menarik minat nasabah, salah satunya pembiayaan umroh. Berdasarkan data
BNI Syariah, hampir 600.000 warga Indonesia setiap tahunnya yang berangkat imroh
ke Arab Saudi. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya.keterbatasan kuota haji yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada
Indonesia kurang lebih 200.000 pertahun, menyebabkan minat jamaah umroh
mengalami peningkatan karena menunggu berangkat haji membutuhkan waktu yang
sangat lama. BNI Syariah menyediakan kemudahan untuk masyarakat yang ingin
menunaikan ibadah umroh tanpa menunggu lama melalui pembiayaan umroh bagi
masyarakat yang keterbatasan dana dengan menggunakan akad ijarah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mekanisme
pembiayaan talangan dana umroh melalui produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh
pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, bagaimana kelayakan penilaian
pembiayaan talangan dana umroh melalui produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh
pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat. Tujuan penelitian untuk mengetahui
bagaimana mekanisme dan kelayakan penilaian pembiayaan umroh pada Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat.
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan penelitian ini
menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yaitu menggambarkan prosedur
pembiayaan umroh serta kelayakan penilaian pembiayaan Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat
Hasil penelitian menyimpulkan memiliki prosedur pembiayaan Flexi iB
Hasanah Umroh mengedepankan kemudahan dan menarik perhatian calon nasabah
dengan kebijakan payroll gaji melalui BNI Syariah mendapatkan DP 0% atau tanpa
DP. Kelayakan penialaian pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh pada Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta lebih menekankan capacity terkait pendapatan calon nasabah
mencukupi atau tidak dalam mengangsur dan collacteral terkait jaminannya
mencover atau tidak terhadap pembiayaan yang diajukan.
Kata Kunci: Produk Ijarah, Flexi iB Hasanah Umroh dan Kelayakan Penilaian
Pembiayaan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pemilik segala yang ada di
langit dan bumi. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang pejuang dan pemimpin sejati
sepanjang zaman beserta keluarga para sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Sepenuhnya penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang
melekat pada diri penulis. Namun dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya
penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud dengan sendirinya
melainkan karena dukungan, bantuan, motivasi dan bimbingan yang sangat berharga
dari banyak pihak baik berupa moril maupun materi, sehingga peneliti ucapakan
terimakasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A dan Drs. Sugiharto, M.A selaku Ketua dan
Sekretaris jurusan Manajemen Dakwah.
3. Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Lili Bariadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang bersedia
membimbing dan telah banyak memberi masukan serta saran selama
penulisan skripsi ini berlangsung.
iii
5. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
terima kasih telah mengajari dan memberikan ilmu kepada penulis, dan saya
ucapkan mohon maaf apabila dalam proses perkuliahan, ada sikap atau sifat
penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu, penulis sangat harapkan doa
dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah Bapak/ Ibu berikan menuai banyak
keberkahan.
6. Segenap pihak Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Bapak Adnan selaku
Head Bagian Umum, Bapak Deni Riyadi selaku Staff Bagian Umum dan
khususnya Bapak Ahmad Syarifuddin selaku Head Sales Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat yang telah membantu memberi data dan meluangkan
waktu untuk wawancara hingga penelitian ini selesai.
7. Orang tua tercinta, Ayahanda Darmadi dan Ibunda Wirati. Terima kasih atas
segala jasa dan doa, penulis bahagia memiliki orang tua yang selalu
memberikan dukungan yang tulus dan sangat berharga untuk penulis demi
keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Adik tercinta Windya
Lestari Rahmawati yang selalu memberikan semangat dan menghibur dikala
suntuk saat menyelesaikan skripsi ini.
8. Gilang Ramadhan, S.Sos yang telah setia menemani penulis dan memberikan
motivasi, arahan serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sabahat penulis Nurfitriani Arfah, Firda Khoirunnisa, Mochamad
Gustaf Maulana, S.Sos., Ana Mira Kunita, S.Kom.I., Fitri Hadianti, S.Kom.I.,
yang selalu memberikan semangat dan informasi yang sangat membantu
penulis dalam penulisan skripsi.
iv
10. Semua teman-teman Manajemen Dakwah angkatan 2012, terutama
Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Islam (MLKI) yang telah
menemani penulis selama 4 tahun dalam menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kebersamaan yang menyimpan
banyak kenangan.
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu namun tanpa
mengurangi rasa hormat yang telah membantu penulis dalam penulisan
skripsi.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas
segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi diri penulis sendiri.
Jakarta, 29 September 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka…………………………………………………….. 8
E. Metodologi Penelitian ......................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan……………………………………………….. 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN TALANGAN
DANA UMROH DAN PRODUK IJARAH
A. Pembiayaan Talangan Dana Umroh ...................................................... 16
1. Pengertian Pembiayaan………………………………………… 16
2. Jenis-jenis Pembiayaan………………………………………… 19
3. Unsur-unsur Pembiayaan…………………………….. .............. 24
4. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan………………………………... 26
vi
5. Prosedur Pembiayaan………………………………… ............ 28
6. Penilaian Kelayakan Pembiayaan…………………………… ... 31
B. Produk Ijarah……………………………………………………… ...... 35
1. Pengertian Ijarah……………………………………………… . 35
2. Landasan Syariah dan Hukum Ijarah……………………….. ... 37
3. Rukun dan Syarat Ijarah…………………………………….. ... 38
4. Manfaat Ijarah……………………………………………… .... 39
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BANK BNI SYARIAH CABANG
JAKARTA BARAT
A. Sejarah Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat…………………. ..... 41
B. Visi dan Misi Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat………….. ...... 44
C. Struktur Organisasi………………………………………………......... 48
D. Produk Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat………………… ...... 50
vii
BAB IV PEMBIAYAAN DANA TALANGAN UMROH MELALUI PRODUK
IJARAH FLEXI iB HASANAH UMROH PADA BANK BNI
SYARIAH CABANG JAKARTA BARAT
A. Mekanisme Pembiayaan Talangan Dana Umroh melalui Produk
Ijarah Flexi iB Hasanah Umroh pada BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat………………………………………………… 56
B. Kelayakan Penilaian Pembiayaan Dana Talangan Umroh
melalui Produk Ijarah Flexi iB Hasanah Umroh……………. 66
C. Analisis…………………………………………………….. 69
BAB V PENUTUP………………………………………………………… 73
A. KESIMPULAN…………………………………………….. 73
B. SARAN……………………………………………………. 74
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 75
LAMPIRAN………………………………………………………………. 78
1. Surat Permohonan Dosen Pembimbing
2. Surat Pengantar Permohonan Penelitian di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat
3. Surat Keterangan Penelitian dari Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
4. Formulir Pembiayaan Konsumtif Bank BNI Syariah
5. Persyaratan Dokumen Pembiayaan Produk Ijarah
6. Transkip Wawancara pihak Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Skema Proses Pembiayaan………………………………………… 27
Gambar 1.2 Skema Transaksi Ijarah……………………………………………. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan
kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan modernis.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah
sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan
ekonomi berlandaskan Al-Qur‟an dan As-Sunnah.1
Perkembangan lembaga keuangan Islam di Indonesia dapat
dikategorikan cepat dan yang menjadi salah satu faktor tersebut adalah adanya
keyakinan pada masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu
mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.2
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit. Pada istilah teknisnya pada perbankan syariah
pembiayaan disebut sebagai earning assets (Aktiva Produktif). Earning assets
adalah berupa investasi dalam bentuk: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
(musyarakah), pembiayaan berdasarkan prinsip jual – beli (murabahah),
1Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek (Jakarta: Gema Insani,
2001, cet. 1) hal. 18.
2Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet, 2003, cet. 2) hal. 8.
2
pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijarah dan ijarah wa itqina’/ijarah
muntahiya bittamlik), surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.3
Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan Bank Syariah terfokus pada
produk-produk murabahah (Prinsip jual beli). Pembiayaan murabahah
sebenarnya memiliki kesamaan dengan pembiayaan ijarah. Keduanya
termasuk dalam kategori natural certainly contracts, dan pada dasarnya
adalah kontrak jual beli. Yang membedakan keduanya hanyalah objek
transaksi yang diperjual belikan tersebut dalam pembiayaan murabahah, yang
menjadi objek transaksi adalah barang, misalnya rumah atau motor.
Sedangkan dalam pembiayaan ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik
manfaat atas barang, maupun manfaat atas tenaga kerja. Dengan pembiayaan
murabahah, bank syariah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah untuk
memiliki barang sedangkan nasabah yang membutuhkan jasa tidak dapat
dilayani. Dengan skim ijarah, bank syariah dapat pula melayani nasabah
yang hanya membutuhkan jasa.4
Menurut Hajj and Umrah Business Manager BNI Syariah, Endah
Purwaningrum angka warga Indoensia pergi umroh setiap tahunnya 600.000
jamaah asal Indonesia ke tanah suci. Jumlah tersebut terus meningkat 3 kali
3Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet, 2006, cet.4) hal.
53. 4Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: IIIT Indonesia,
2003, cet. 1) hal. 105.
3
lebih besar dari kuota haji yang diberikan ke Indonesia sebanyak 200.000
jamaah pertahunnya. Pemerintah Arab Saudi tidak membatasi kuota umroh.5
Kendala yang sering dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang ingin
mengunjungi Baitullah atau rumah Allah yaitu masalah biaya untuk naik Haji
yang terlampau mahal dan kuota yang terbatas pada setiap tahunnya.
Masyarakat beralih untuk mendaftar umroh karena bisa langsung berangkat di
tahun pendaftaran, maka peluang perbankan sangat berperan sekali terhadap
produk pembiayaan umroh yang mempunyai prospek bagus membuka jalan
untuk orang muslim yang ingin sekali menunaikan ibadah Umroh.
Bank BNI Syariah menjawab atas permasalahan yang dihadapi kaum
muslim dengan meluncurkan pembiayaan Fleksi iB Hasanah Umroh yaitu
pembiayaan konsumtif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
pembelian Jasa Paket Perjalanan Ibadah Umroh melalui BNI Syariah yang
telah bekerja sama dengan Travel Agent sesuai dengan prinsip syariah.6
Menurut Head Sales Officer Bank BNI Syariah Jakarta Barat, Ahmad
Syarifuddin mengatakan bahwa di Bank tersebut mempunyai berbagai produk
pembiayaan yang menjadi unggulan selain pembiayaan iB Griya KPR
Hasanah yaitu pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh.7 Banyaknya minat
masyarakat dalam menabung untuk perjalanan umroh menjadikan peluang
5http://m.detik.com/finance/read/2015/07/13/192831/2968033/5/mau-umroh-bank-ini-siap-
kasih-pinjaman-cicilan-dengan-bagi-hasil-o diakses pada Selasa, 16 Januari 2016 pukul 21.00 6http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-jasa-umroh diakses pada Selasa, 16
Januari 2016 pukul 21.17 WIB. 7 Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 18 April 2016
4
Bank dalam meluncurkan produk tersebut pada awal tahun 2015. Selain itu
ada beberapa penghambat dalam menentukan perhitungan pembiayaan antara
pihak travel dan pihak bank dikarenakan perhitungan travel menggunakan
dolar sedangkan perhitungan bank menggunakan mata uang rupiah. Dalam hal
ini masyarakat pun masih banyak yang belum mengetahui adanya pembiayaan
umroh di Bank BNI Syariah, di sisi lain pemerintah mendukung dengan
adanya pembiayaan umroh salah satunya dengan mengharapkan Bank BNI
Syariah melebarkan rekanaan kepada travel yang sudah terdaftar di
Kementrian Agama.
Akan tetapi dalam sebuah pembiayaan khususnya produk Flexi iB
Hasanah Umroh harus melalui proses kelayakan pembiayaan. Penilaian
pembiayaan dilakukan untuk menghindari masalah-masalah dalam kredit atau
pembiayaan. Seperti yang disebutkan Julius Latumaerissa dalam bukunya
bahwa penilaian yang dimaksud meliputi penilaian kualitatif dan penilaian
kuantitatif.8
Peran penilaian pembiayaan pada produk Flexi iB Hasanah Umroh
sangat penting bagi bank, hal ini merupakan proses yang wajib dilakukan
karena dengan penilaian inilah suatu pembiayaan dapat di approve atau tidak
di approve yang diajukan oleh nasabah.
Dalam melakukan evaluasi permintaan pembiayaan, seorang analisis
pembiayaan akan meneliti berbagai faktor yang diperkirakan dapat
8 Julius R Latumerissa, Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum (Jakarta: Bumi Aksara,
1999) hal. 46.
5
mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada bank.
Suatu pembiayaan adalah aktivitas yang sangat penting karena dengan
pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang
kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila pengelolaan tidak baik akan
menimbulkan permasalahan dan berhentintya usaha bank. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu manajemen pembiayaan syariah yang baik sehingga
penyaluran dana atau dalam hal ini pembiayaan kepada nasabah bisa efektif
dan efisien.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian lebih mendalam pada pembiayaan umroh dengan
Produk Ijarah Flexi iB Hasanah di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat. Dalam bentuk skripsi dengan berjudul:
“Pembiayaan Talangan Dana Umroh melalui Produk Ijarah Flexi
iB Hasanah Umroh Pada BNI Syariah Cabang Jakarta Barat”
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka
pembatasan masalah hanya dibatasi pada produk ijarah Flexi iB
Hasanah Umroh.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa
pokok-pokok permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme pembiayaan talangan dana umroh
melalui produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh pada Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat?
b. Bagaimana kelayakan penilaian pembiayaan talangan dana
umroh melalui produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh pada
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tersebut
adalah :
1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan talangan dana umroh melalui
produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh pada Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat ?
2. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan penilaian pembiayaan talangan
dana umroh melalui produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh pada Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat?
7
Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut, diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai
berikut:
1. Manfaat akademis
a. Sebagai tambahan referensi untuk perbandingan bagi penelitian
lain, yang akan meneliti mengenai pembiayaan menggunakan
akad Ijarah.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai produk perbankan syariah, khususnya
produk ijarah Flexi iB Hasanah Umroh.
2. Manfaat praktisi
a. Bagi Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, sebagai bahan
evaluasi dan acuan untuk lebih meningkatkan kualitas
pelayanan dalam meningkatkan jumlah nasabah, serta dapat
menentukan yang akan diambil dalam peningkatan jumlah
dana nasabah.
b. Bagi nasabah, sebagai bahan pertimbangan agar lebih selektif
dalam memilih akad pembiayaan dengan pihak perbankan.
8
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penulusuran dari beberapa sumber kepustakaan, penulis
menemukan sejumlah skripsi yang membahas tentang pembiayaan umroh,
antara lain:
1. Skripsi karya Fahlevi Rachmad (2014) Mahasiswa Syariah dan Ekonomi
Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, dengan judul
“Analisa Prosedur Pembiayaan Haji iB Hasanah di BNI Syariah
keunggulan produk pembiayaan Haji iB Hasanah dan perhitungan ujroh di
Bank BNI Syariah Kantor Cabang Semarang berbeda dengan penulis yang
akan teliti yaitu bagaimana kelayakan suatu pembiayaan umroh di Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat.9
2. Skripsi karya Hasanuddin (2012) Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
judul “Analisis Proses Pembiayaan akad Mudharabah pada Bank BTN
Syariah” yang membahas tentang menyesuaikan konsep Mudharabah
yang digunakan oleh Bank BTN Syariah dalam mengajukan pembiayaan
sedangkan yang penulis teliti yaitu kelayakan suatu pembiayaan umroh
menggunakan akad ijarah di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat.10
9 Fahlevi Ahmad, Skripsi S1 Analisa Prosedur Pembiayaan Haji iB Hasanah di BNI
Syariah Cabang Semarang (Jawa Tengah: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2014). 10
Hasanuddin, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Analisis Proses Pembiayaan
Akad Mudharabah pada Bank BTN Syariah (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012).
9
3. Skripsi karya Nuzulur Rohman (2012) Prodi Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
judul “Aplikasi akad Ijarah (multijasa) dalam pembiayaan talangan umroh
(studi kasus PT. Bank Muamalat Indoensia, Tbk Cabang fatmawati)” yang
membahas tentang bagaimana pengaplikasiannya terhadap akad
sedangkan yang penulis teliti yaitu tentang bagaimana kelayakan
pembiayaan umroh dengan menggunakan akad ijarah pada Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat.11
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian skripsi yang telah
ada, yaitu dari segi pembahasannya, objek dan subjek penelitiannya.
Penulis akan menguraikan tentang analisis faktor-faktor pembiayaan
talangan dana umroh melalui produk Flexi iB Hasanah Umroh.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif
adalah jenis penilitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau
11
Nuzulur Rohman, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Aplikasi Akad Ijarah
Multijasa dalam Pembiayaan Talangan Umroh Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang
Fatmawati (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012).
10
dengan cara kuantifikasi lainnya.12
Data kualitatif di sajikan dalam
bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka.13
Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya
dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor mendefiniskan,
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang perilaku yang
dapat diamati.14
Penelitian deskriptif kualitatif juga bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan berbgai kondisi, berbagai situasi,
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi obyek penelitian dan berupaya menarik realitas itu
kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau
gambaran fenomena tertentu. Sehingga, penelitian ini bersifat
mendalam karena kedalaman data yang menjadi pertimbangannya
serta sasaran penelitian.15
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dan obyek dalam penelitian ini
12
Basrowi, M etode Penelitian Kualitatif Mikro (Surabaya: Insan Cendikia, 2002), hal. 1. 13
H. Noeng Muhadjir, Metoddologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: PT Bumi Indra
Grafik, cet. VII) hal. 29. 14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000, cet. 11) hal. 3. 15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hal. 68.
11
adalah pembiayaan Flexi Umroh iB Hasanah yang dilakukan Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta barat.
3. Sumber Data
Sumber data terbagi mejadi dua, yaitu
a. Data Primer, diambil dengan melakukan wawancara dengan
pengurus PT. Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, yaitu
pada Sales Head.
b. Data Sekunder, didapatkan dari dokumen-dokumen annual
report dan data arsip PT. Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera, dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap
dan juga dapat dilakukan dengan tes, kuisioner, rekaman
gambar dan rekaman suara.16
Dalam ini penelitian ini, peneliti terjun langsung
melakukan observasi untuk mengetahui bagaimana
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka
Cipta) hal. 128.
12
pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh pada tanggal 24 Agustus
2016.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyan secara langsung oleh
pewawancara (pengumpulan data) kepada responden atau
narasumber.17
Dalam hal ini peneliti mewawancarai langsung kepada
Bapak Ahmadh Syarifuddin Sales Head Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat untuk memperoleh data-data untuk
mendukung penelitian pada tanggal 24 Agustus 2016.
c. Studi Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
dokumentasi sebagai sarana untuk mendapatkan data tentang
berkas-berkas tentang sejarah, visi dan misi, struktur
organisasi, produk dan jasa perusahaan, dokumen-dokumen
Produk Flexi iB Hasanah Umroh tentang Analisis Pembiayaan
Flexi iB Hasanah Umroh dengan akad Ijarah, data-data annual
report dan data mentah (video atau rekaman wawancara)
tentang penelitian yang dilakukan.
17
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011,
cet. 8) hal. 67.
13
5. Teknik Analisis Data
Setelah pengolahan data tersebut, yang dilakukan selanjutnya
adalah menyusun rencana analisis. Analisis data adalah suatu proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan.18
Analisis dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan
terkumpulkan. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari lalu
menelaah dan menganalisis data yang ada.
6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat berlokasi di Ruko Mediterina No.1 Jl. Meruya Ilir Raya, Jakarta
Barat 11630
Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:
a. PT Bank BNI Syariah cabang Jakarta Barat, merupakan salah satu
bank syariah yang mempunyai kompleksitas tinggi.
b. PT Bank BNI Syariah cabang Jakarta Barat, memiliki banyak bekerja
sama dengan Travel atau nasabah yang mengajukan pembiayaan Flexi
iB Hasanah Umroh dengan sistem payroll maupun non payroll.
c. PT Bank BNI Syariah lebih luas mempromosikan produk perbankan
dan adanya kemajuan layananan sistem yang baik diterapkan pada
bank BNI Syariah yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
18
Sutinah, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, cet. 5)
hal. 104.
14
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dalam pembahasan skiripsi ini, penulis membuat
sistematika dengan masing-masing bab. Penulis membagi menjadi lima bab,
yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan penjelasan dari
bab tersebut dan diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran. adapun
sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian
yang digunakan dan sistematika penu lisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan
dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber landasan teori tersebut.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Pada bab ini berisi tentang sejarah PT Bank BNI Syariah, visi misi PT Bank
BNI Syariah, Struktur Organisasi PT Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat,
dan produk-produk PT Bank BNI Syariah.
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL
Bab ini menjelaskan pembahasan mengenai hasil analisis penulis teliti dalam
skripsi ini yang meliputi analisis faktor pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh
dengan akad Ijarah di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat.
15
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan uraian-uraian
yang diperoleh dari bab-bab sebelumnya untuk pengembangan sistem
selanjutnya.
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN TALANGAN DANA
UMROH DAN PRODUK IJARAH
A. Pembiayaan Talangan Dana Umroh
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya.
Oleh karena itu dasar pemikiran pemberian pembiayaan oleh suatu
lembaga keuangan kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan
kepercayaan.19
Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis atau financing
yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.20
Pengertian pembiayaan menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan hal itu berupa:
19
Moh. Tjokam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan: Konsep Teknik dan Kasus (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1999, cet. 1) hal. 1. 20
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPPAMP YKPN,
2005) hal. 7.
17
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam berupa bentuk ijarah atau sewa
beli dalam bentuk Ijarah muntahiya bittamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan
istisna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard, dan
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multi jasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau
yang diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi
hasil.21
Sedangkan definisi pembiayaan menurut Muhammad Syafi‟i Antonio
sebagai salah satu tugas pokok bank adalah pemberian fasilitas penyediaan
dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit
unit.22
Dalam perbankan syariah, istilah kredit dinamakan dengan istilah
pembiayaan. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
21
UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syariah,
Pasal 1 ayat 25. 22
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek (Jakarta: Gema Insani,
2001, cet. 1) hal. 160.
18
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga seperti bank syariah kepada
nasabah.
Pembiayaan dalam prinsip syariah didefinisikan sebagai penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu.23
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan Islam atau
istilah teknisnya disebut aktiva produktif. Aktiva produktif adalah
penanaman dana Bank Islam dalam rupiah maupun valuta asing dalam
bentuk pembiayaan, piutang, qard, surat berharga Islam, penempatan,
penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi
pada rekening administrative serta sertifikat wadiah.24
Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 25 UU per bankan Syariah,
yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu antara lain berupa transaksi bagi hasil dalam
bentuk mudharabah dan musyarakah, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank syariah atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana
23
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010) hal. 46. 24
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Hal.681.
19
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan
atau bagi hasil.25
Dalam perbankan konvensional, pembiayaan biasa disebut dengan
kredit. Kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar
cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Dapat diartikan bahwa
kredit bisa berbentuk barang atau bentuk uang. Baik kredit barang atau
berbentuk uang dalam hal pembayarannya adalah dengan motode
angsuran.26
Dalam referensi lain disebutkan bahwa pembiayaan atau financing,
yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga.27
Jadi yang dimaksud pembiayaan yaitu suatu pendanaan yang
diberikan kepada suatu pihak ke pihak lainnya yang digunakan untuk
kebutuhan yang telah direncanakan .
2. Jenis-jenis Pembiayaan
Jenis pembiayaan dapat dikelompokan kedalam beberapa aspek,
diantaranya:
Dilihat dari keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi
dua hal yaitu:
25
Ahmad Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012) hal. 249. 26
Kasmir, Perbankan Syariah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) hal. 72. 27
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 2005)
hal. 17.
20
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan:
1) Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif yaitu jumlah
hasil produksi, secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas
atau mutu hasil produksi.
2) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan intility of
place dari suatu barang.
b. Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk
keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna
mengadakan rehabilitasi, perluasan, ataupun pendirian proyek baru.
Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah:28
1) Untuk mengadakan barang-barang modal.
2) Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan
terarah
3) Berjangka waktu menengah dan panjang.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan bank
konvensional atau rentenir atau koperasi pada umumnya dengan
pembiayaan dengan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang
ditentukan. Pada bank konvensional atau rentenir keuntungan yang
diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi pembiayaan dengan prinsip
syariah berupa imbalan atau bagi hasil. Perbedaan lainnya juga terdapat
28
Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek (Jakarta: Gema Insani, 2001, cet. 1) hal
167.
21
pada analisis kredit atau pembiayaan yang diberikan pada masing-masing
pihak pemberi pembiayaan.
Perbedaan lainnya terletak pada bisnis yang dibiayai. Dalam syariah
terdapat sejumlah batasan dalam hal pemberian pembiayaan pada sector
wirausaha. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai
melalui bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah syariah.
Adapun hal pokok yang harus diperhatikan:29
1) Apakah objek pembiayaan halal atau haram?
2) Apakah proyek menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat?
3) Apakah proyek termasuk perbuatan yang melanggar keasusilaan?
4) Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?
5) Apakah proyek tersebut berkaitan dengan industry senjata yang
illegal?
6) Apakah proyek merugikansyiar Islam, baik secara langsung atau
tidak langsung?
Dilihat dari sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi
dua hal berikut:
29
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005) hal. 116.
22
a) Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif ini ditunjukan untuk meningkatkan
kebutuhan produksi secara luas, baik usaha, produksi, perdagangan,
maupun investasi.
b) Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan ini ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah,
pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
a) Pembiayaan Murabahah yaitu akad jual beli dimana bank
menyebutkan jumlah keuntungan barang dengan menyatakan biaya
perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang
dikeluarkan untuk memperokeh barang tersebut, dan tingkat
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli
dengan harga yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang
kemudian menjualnya kembali kepada orang lain dengan
keuntungan tertentu. Kedua belah pihak harus menyepakati harga
jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam
akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlaku akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan
dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi ini barang
diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dilakukan
secara cicilan.
23
b) Pembiayaan Salam yaitu transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan
secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.
Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai
penjual. Sekilas transaksi ini mirip dengan jula beli ijon, namun
dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan
barang harus ditentukan secara pasti. Dalam praktik perbankan,
ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan
menjualnya kepada rekan nasabah itu sendiri secara tunai atau
secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan oleh bank adalah harga
beli dari nasabah ditambah dengan keuntungannya. Dalam hal ini
menjualnya secara tunai biasanya disebut pembiayaan talangan.
c) Pembiayaan Istishna, pembiayaan tersebut menyerupai
pembiayaan salam tetapi dalam istishna pembayaraannya dapat
dilakukan melalui cicilan atau ditangguhkan. Praktik istisnha dalam
bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur
dan kontruksi. Ketentuan umumpembiayaan istisnha adalah
spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam, ukuran,
mutu dan jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan
didalam akad tidak boleh berubah selama berlakunya akad, jika
terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan perubahan harga setelah
akad, jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan perubahan
24
harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya tambahan tetap
akan ditanggung oleh nasabah.
d) Pembiayaan Ijarah adalah akad sewa menyewa untuk mendapatkan
imbalan atas jasa/barang yang disewakan. Jika jual beli objek
transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya
adalah jasa.30
3. Unsur-unsur Pembiayaan
a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul maal) dan
penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan pemberi pembiayaan
dan penerima pembiayaan merupakan hubungan kerja sama yang
saling menguntungkan, yang diartikan pula sebagai kehidupan saling
tolong-menolong sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah
(5) ayat 2:
ا ش ا الريي آها ال ححل ال يا أي ال الد س الحسام ال الش عائس للا
إذا زضاا ن يي البيج الحسام يبخغى فضال هي زب ال آه القالئد
كن عي الوس م أى صد ال يجسهكن شآى ق جد الحسام حللخن فاصطادا
الخق ا عل البس حعا العداى أى حعخدا ثن ا عل ال ال حعا
شديد العقاب إى للا احقا للا
30
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, cet. 1) hal. 118-
134.
25
Artinya:
Hai orang - orang yang beriman, janganlah kamu
melanggar syi`ar- syiar Allah, dan jangan melanggar kehormatan
bulan - bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-
binatang had-ya, dan binatang- binatang qalaa-id, dan jangan
(pula) mengganggu orang- orang yang mengunjungi Baitullah
sedang mereka mencari karunia dan keridaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah
berburu. Dan janganlah sekali- kali kebencian (mu) kepada
sesuatu kaum karena mereka menghalang- halangi kamu dari
Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka).
Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan
dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya
b. Adanya kepercayaan shahibul maal kepada mudharib yang didasarkan
atas prestasi yaitu potensi mudharib.
1) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul maal
dengan mudharib (janji membayar berupa lisan maupun
tertulis)
2) Adanya penyerahan uang, barang atau jasa dari shahibul maal
kepada mudharib.
26
3) Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu merupakan
unsur esensial pembiayaan. Pembiayaan terjadi karena unsur
waktu, baik dilihat dari shahibul maal maupun dilihat dari
mudharib.
4) Adanya unsur resiko (degree of risk) baik dipihak shahibul
maal maupun di pihak mudharib. Resiko dipihak shahibul
maal adalah resiko gagal bayar (risk of default), baik karena
kegagalan usaha (pinjaman konvensional) atau
ketidakmampuan membayar pinjaman (pinjaman konsumen).
Resiko dipihak mudharib adalah kecurangan dari pihak
pembiayaan, antara lain berupa shahibul maal yang dari
semula dimaksudkan untuk mencaplok perusahaan yang diberi
pembiayaan atau tanah yang dijaminkan.31
4. Tujuan dan Fungsi pembiayaan
a. Tujuan pembiayaan
1) Memperoleh bagi hasil dari modal yang disimpannya
memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.
2) Membantu mengembangkan usaha.
3) Memperoleh barang yang dibutuhkan.
4) Mengurangi pengangguran.
5) Membiayai pembangunan Negara dari pernghasilan pajak.
31
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010) hal. 701-711.
27
6) Dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap
survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga makin banyak
masyarakat yang dapat dilayani.
Dilihat dari tujuan diatas, suatu pembiayaan tidak hanya
menguntungkan bagi satu pihak saja yaitu pihak yang diberikan
pembiayaan, melainkan juga menguntungkan pihak yang
memberikan pembiayaan tersebut.
b. Fungsi pembiayaan antara lain:
1) Meningkatkan daya guna uang dan barang.
2) Meningkatkan peredaran uang.
3) Menjaga stabilitas ekonomi.
4) Meningkatkan pendapatan nasional.
5) Penghubung ekonomi internasional.
6) Menimbulkan kegairahan dan memperlancar produk serta
konsumsi sehingga taraf hidup masyarakat meningkat.32
32
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPPAMP YKPN,
2005) hal. 17.
28
5. Prosedur Analisis Pembiayaan
Gambar 1.1
Skema proses pembiayaan
Sumber: Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah.33
Dalam memberikan pembiayaan, suatu bank berusaha untuk
memperkecil resiko melalui pengelolaan pembiayaan. Suatu bank dalam
pengelolaan pembiayaan melakukan proses sebagai berikut:34
a. Pengajuan berkas yaitu tahap yang meliputi pemberian informasi
tentang persyaratan, wawancara dan pengisian formulir-formulir
permohonan.
b. Tahap selanjutnya yaitu menyelidiki dokumen-dokumen yang
diajukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dan
33
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003) hal. 40. 34
Faisal Alfif dkk, Strategi dan Operasional Bank (Bandung: PT Eresco, 1996) hal. 115.
Permohonan Pembiayaan
Pengumpulan data dan investigasi
Analisa Pembiayaa
n
Persetujuan
Pengumpulan
Data Tambahan
Pengikatan Pencairan Monitoring
29
membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang
dilampirkan.
c. Penilaian kelayakan pembiayaan
Langkah ini untuk menilai nasabah dari berbagai aspek untuk menjadi
bahan pertimbangan bagi bank apakah nasabah tersebut layak
mendapatkan pembiayaan. Prinsip yang digunakan oleh bank dapat
berupa 5C yaitu character, capacity, capital, condition, collacteral
maupun 7P yaitu personality, party, prospect, purpose, payment,
profitability, dan protection.
Aspek-aspek yang harus diketahui oleh bank meliputi:
1) Tujuan pembiayaan
Pada awal pengajuan pembiayaan harus dijelaskan detail agar
pendekatan logis terhadap data yang akan dikaji dapat tercapai.
Tujuan pembiayaan menguraikan tentang:
a) Bersarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan.
b) Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan.
c) Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan
2) Latar belakang calon nasabah
Latar belakang berisikan informasi kualitatif mengenai nasabah
dan karakter nasabah.
3) Kondisi usaha.
4) Analisa keuangan calon nasabah.
30
5) Analisa jaminan yaitu analisa atas barang yang dijaminkan dalam
pembiayaan.
6) Analisis resiko pembiayaan merupakan penjabaran mengenai
kemungkinan jenis resiko yang dapat terjadi pada nasabah dan
meneliti kemungkinan resiko tersebut berpengaruh pada pelunasan
pembiayaan nasabah.
d. Wawancara awal
Wawancara awal merupakan penyidikan kepada calon nasabah yang
berfungsi untuk menyakinkan bank bahwa berkas-berkas tersebut
sesuai dan lengkap sesuai persyaratan bank.
e. On The Spot
Tahap ini berupa kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau
berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil On
The Spot dicocokan dengan hasil wawancara.
f. Keputusan pemberian peminjaman
Keputusan dalam hal ini berupa apakah pembiayan akan diberikan
atau ditolak.35
Pada umumnya keputusan tersebut:
1) Jumlah uang yang diterima.
2) Jangka waktu pembiayaan.
3) Biaya-biaya yang harus dibiayai.
4) Waktu pencairan dana.
35
Julius R Latumaerissa, Mengenal Aspek-aspek…, hal. 43.
31
Jika permohonan pembiayaan ditolak maka pihak bank akan
melakukan pemberitahuan kepada calon nasabah dan dikirim surat
penolakan.
g. Penandatangan Akad
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya pembiayaan,
maka sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotik
dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.
Penandatanganan dilakukan:
1) Antara Bank dengan debitur secara langsung
2) Dengan melalui proses notaris
h. Realisasi pembiayaan
Realisasi pembiayaan diberikan setelah penandatangan akad dan surat-
surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan
di bank yang bersangkutan jika nasabah tidak memiliki tabungan di
bank.
i. Penyaluran atau penarikan dana
Tahap ini adalah pencairan dan pengambilan dana dari rekening
sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan dan dapat diambil sesuai
dengan ketentuan dan tujuan pembiayaan.
6. Penilaian Kelayakan Pemberian Pembiayaan
Ada beberapa syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan
diantaranya dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Analisis
32
5C dan 7P memiliki hubungan yang erat dimana analisis 7P merupakan
pejelasan dari analisis 5C.
Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5C:
a. Character (Karakter/Akhlak)
Karakter dapat terlihat dari interaksi kehidupan seseorang dengan
keluarga dan tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai
karakter seseorang biasanya dilakukan dengan bertanya kepada tokoh
masyarakat setempat maupun para tetangga calon penerima
pembiayaan.
b. Condition of economi (kondisi usaha)
Usaha yang dijalankan oleh calon penerima pembiayaan harus baik,
dalam arti mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, menutupi
biaya operasional usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi
modal usaha untuk lebih berkembang lagi. Jika kelak mendapat
pembiayaan, maka diharapkan usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik
dan akhirnya mampu melunasi kewajibannya.
c. Capacity (kemampuan manajerial)
Calon penerima pembiayaan harus mempunyai kemampuan manajerial
yang baik, handal dan tangguh dalam menjalankan usahanya. Biasanya
seseorang wirausahawan sudah dapat mengatasi permasalahan yang
mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua
tahun.
33
d. Capital (modal)
Calon penerima pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya
dengan baik, dalam hal ini seseorang pengusaha harus mampu
menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk menambah modal
sehingga skala usaha dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu
diwaspadai adalah apabila usaha calon penerima pembiayaan yang
sebagian struktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal
sendiri), maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan
bermasalah.
e. Colacteral (jaminan)
Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota
pembiayaan dimana sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya
dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi
kemungkinan sulitnya pembayaran kembali dana pembiayaan maka
perlu diadakannya jaminan. Fungsi dari jaminan tersebut pertama,
sebagai pengganti pelunasan pembiayaan jika penerima pembiayaan
sudah tidak mampu melunasi pembiayaan. Kedua, sebagai pelunasan
pembiayaan jika penerima pembiayaan melakukan wanprestasi.
Sementara itu, penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut.
1) Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau
tingkah laku sehari-hari maupun masa lalunya. Hal tesebut juga
34
mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi sesuatu.
2) Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga nasabah
dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas ktedit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha
lemah sangat berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat
modalnya, baik dari segi jumlah, bunga, dan persyaratan lainnya.
3) Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit, termasuk jenis kredit yang di inginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan
konsumtif, produktif atau perdagangan.
4) Prospect, yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini sangat penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya
bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
5) Payment, ukuran bagaiman cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan
debitur, akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi
dapat ditutupi oleh sector lainnya.
35
6) Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dala
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan
tetap sama atau akan semangkin meningkat, apalagi dengan tambahan
kredit yang akan diperolehnya dari bank.
7) Protection, bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank,
berupa perlindungan jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.36
B. Produk Ijarah
1. Pengertian Ijarah
Ijarah berarti sewa, jasa atau imbalan, yaitu akad yang dilakukan atas
dasar suatu manfaat dengan imbalan jasa.37
Menurut Fatwa DSN(Dewan
Syariah Nasional), Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu
sendiri.38
Dengan demikian, dalam akad ijarah tidak ada perubahan
kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang
menyewakan kepada penyewa. Dalam hukum Islam ada dua jenis ijarah
yaitu:39
36
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, cet.ke-11) hal. 101-
103. 37
Habib Nazir dan Muh. Hasan, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah (Bandung:
Kaki Langit, 2004) hal.246. 38
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih…., hal. 106. 39
Ascarya, Akad dan Produk Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 99.
36
a. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan
jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa.
Pihak yang memperkerjakan disebut mustajir, pihak pekerja yang
disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut ujrah.
b. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau property, yaitu
memindahkan hak untuk memakai dari asset atau property tertentu
kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk ijarah ini
mirip dengan leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang
menyewa (lease) disebut mustajir, pihak yang menyewakan
(leasor) disebut mu’jir/muajir dan biaya sewa disebut ujrah. Ijarah
bentuk pertama banyak diterapkan dalam pelayanan jasa perbankan
syariah, sementara ijarah bentuk kedua bisa dipakai sebagai bentuk
investasi atau pembiayaan di perbankan syariah.
Gambar 2.1
Skema Transaksi Ijarah
Menyewakan Jasa
Bayar Cicilan
Sumber: Mawardi, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah
2. Landasan Syariah dan Hukum Ijarah
a. Fatwa DSN No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah
b. Al-Qur‟an
Bank Customer
37
الدي الداث يسضعي أ ال لد ل زشقي عل الو ضاعت ليي كاهليي لوي أزاد أى يخن الس ح
ل لد ال ه لدا الدة ب سعا ال حضآز حي بالوعسف ال حكلف فس إال كس عل لد ب
ازد إى أزدحن أى ال وا ز فال جاح علي حشا وا هثل ذلك فإى أزادا فصاال عي حساض ه
اعل احقا للا آءاحيخن بالوعسف الدكن فال جاح عليكن إذا سلوخن ه للا بوا وا أى حسخسضعا أ
حعولى بصيس
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya dan
warisanpun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya. Dan jika
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah:233)
Al-Qashash/28:26
قالج إحداوا يا أبج اسخؤجس إى خيس هي اسخؤجسث الق
الهيي
38
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata , „Hai ayahku!
Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.40
c. Hadist
عطا الجيس أجس قبل أى يجف عسق أ
Dari Ibnu Umar bahwa Rasullah bersabda, :Berikanlah
upah pekerja sebelum keringatnya kering” (HR Ibnu
Majah).41
3. Rukun dan syarat Ijarah
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah
a. Pelaku akad, yaitu mustaji (penyewa) adalah pihak yang
menyewa aset dan mu’jir/muajir (pemilik) adalah pihak
pemilik yang menyewakan aset.
b. Objek akad, yaitu ma’jur (asset yang disewakan) dan ujrah
(harga sewa).
c. Sighat yaitu wajib ijab qabul.
40
Mawardi, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Prenada media Group, 2013,
cet. ke-2) hal. 248-249. 41
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,
2001, cet. ke-1) hal. 118.
39
d. Jasa atau manfaat yang aka diberikan oleh asset yang
disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas
oleh kedua belah pihak.
Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan
hukum Islam, sebagai berikut:
a. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung
jawab pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat
memberi manfaat kepada penyewa.
b. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti
memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak
dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap berlaku.
c. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang
ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila aset
akan dijual harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor
09/DSNMUI/IV2000 tanggal 13 April 2000 tentang pembiayaan
ijarah ditetapkan
4. Manfaat Ijarah
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna),
bukan perpindahan kepemilikan (ownership, milkiyyah). Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli obyek
40
transaksinya adalah barang, maka ijarah obyek transaksinya adalah
barang atau jasa.42
42
Zainal Arifin, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Analisis Ijarah pada Pembiayaan
Talangan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada Bank BNI Syariah Fatmawati (Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010) hal. 29-32.
41
BAB III
GAMBARAN BNI SYARIAH CABANG JAKARTA BARAT
A. Profil Singkat Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
system perbankan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,
transparan dan mashlahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap
system perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada undang –
undang No. 10 Tahun 1998 pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha
Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus
berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di kantor
cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan lebih kurang dari 1500
outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan
operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap
aspek syariah. Dengan dewan pengawas syariah (DPS) yang saat ini diketuai
oleh KH. Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian
dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Di dalam corporate plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status
UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana
42
tersebut telah terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI
Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan
Juni 2010 tidak terlepas dari factor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Di samping itu, komitmen pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Selain adanya demand dari masyarakat terhadap perbankan syariah,
untuk mewujudkan visinya (yang lama) menjadi “universal banking”, BNI
membuka layanan perbankan umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai
dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang memungkinkan bank – bank umum
untuk membuka layanan syariah. Diawali dengan pembentukan Tim Bank
Syariah di tahun 1999, Bank Indonesia kemudian mengeluarkan ijin prinsip
dan usaha untuk beroperasinya unit usaha syariah (UUS) BNI. Setelah itu BNI
Syariah menerapkan strategi pengembangan jaringan cabang syariah sebagai
berikut :
Tepatnya pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor
cabang syariah sekaligus di kota – kota potensial seperti yang telah disebutkan
sebelumnya. Tahun 2001 BNI Syariah kembali membuka 5 kantor cabang
syariah yang difokuskan di kota – kota besar di Indonesia yakni Jakarta,
43
Bandung, Makassar dan Banjarmasin. Seiring dengan perkembangan bisnis
dan banyaknya permintaan masyarakat untuk layanan perbankan syariah,
tahun 2002 lalu BNI syariah membuka dua kantor cabang syariah baru di
Medan dan Palembang.
Di awal tahun 2003, dengan pertimbangan load bisnis yang semakin
meningkat sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BNI
Syariah melakukan relokasi kantor cabang di Jepara ke Semarang. Sedangkan
untuk melayani masyarakat kota Jepara, BNI Syariah membuka Kantor
Cabang Pembantu Syariah Jepara. Pada bulan Agustus dan September 2004,
BNI Syariah membuka layanan BNI Syariah Prima di Jakarta dan Surabaya.
Layanan ini diperuntukan untuk individu yang membutuhkan layanan
perbankan yang lebih personal dalam suasana yang nyaman. September 2013
jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang
Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment Point.43
Awal berdiri BNI Syariah Cabang Jakarta Barat pada tahun 2010
yang terletak di Ruko Mediterania No.1 Jl. Meruya Ilir Raya, Jakarta Barat
11630, tepatnya tanggal 28 Desember 2010 yang di pimpin oleh Bapak
Ahmad Jamiat Pitoyo. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat,
memang terbilang baru di daerah Meruya Jakarta Barat tetapi sudah
mempunyai 3 Kantor Cabang Pembantu yaitu: yang pertama cabang
pembantu Trisakti berdiri pada tahun 2011, awalnya bekerja sama dengan
43
http://www.bnisyariah.co.id diakses pada hari sabtu, 16 Juli 2016 pukul 14.00.
44
pihak Trisakti dengan membuka kelas Lab di sana baru diperbolehkan untuk
membuka cabang pembantu. Yang kedua cabang Cengkareng yang berada di
Taman Palem dan yang ketiga cabang pembantu Ciledug berada di CBD
Ciledug.44
B. Visi dan Misi Bank BNI Syariah
1. Visi BNI Syariah adalah :
“Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja”
2. Misi BNI Syariah adalah :
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Tata kelola Perusahaan
a. Budaya Kerja BNI Syariah
44
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
45
Budaya kerja: nilai-nilai (values)dan keyakinan (beliefs) yang menjadi
pedoman dalam berprilaku, yang dinilai penting bagi kelangsungan
organisasi. Values prinsip-prinsp yang diyakini baik dan benar dalam
menjalankan organisasi perusahaan. Beliefs hipoteca yang melandasi
suatu paradigm yang diyakini sebagai sesuatu yang terbaik dalam
menjalankan organisasi.
1) Amanah
Amanah adalah salah satu sifat wajib Rasullah SAW yang
secara harfiah berarti “dapat dipercaya”. Dalam budaya kerja
PT Bank BNI Syariah, amanah didefinisikan sebagai
“menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung
jawab untuk memperoleh hasil yang optimal”.
Nilai amanah ini tercermin dalam perilaku utama insan PT
Bank BNI Syariah:
a) Professional dalam menjalankan tugas.
b) Memegang teguh komitmen dan bertanggung jawab.
c) Jujur, adil dan dapat dipercaya.
d) Menjadi teladan yang baik bagi lingkungan.
2) Jama‟ah
Jama‟ah adalah perilaku kebersamaan umat Islam dalam
menjalankan segala sesuatu yang sifatnya ibadah dengan
mengutamakan kebersamaan dalam suatu naungan
kepemimpinan. Dalam budaya kerja PT Bank BNI Syariah,
46
jama‟ah didefinisikan sebagai “bersinergi dalam menjalankan
tugas dan kewajiban”. Budaya ini dijalankan dalam perilaku
utama:
a) Bekerja sama secara rasional dan sistematis.
b) Saling mengingatkan dengan santun.
c) Bekerja sama dalam kepemimpinan yang efektif.
b. Good Corporate (GCG) PT Bank BNI Syariah
Bank Indoenesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010, tentang
pelaksanaan Good Corporate Govermance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah telah mengamankan untuk
melaksanakan suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-
prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
professional dan kewajaran.
BNI Syariah dalam rangka menjalankan amana sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia tersebut, membentuk Pedoman Kebijakan
GCG (Good Corporate Govermance) dalam rangka melindungi
steakholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai atau etika yang
berlaku umum pada industry perbankan syariah.
47
BNI Syariah telah memiliki Pedoman Pelaksanaan GCG (Good
Corporate Govermance) yang berdasarkan pada lima prinsip dasar
yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), professional (professional)
dan kewajaran (fairness), di mana kelima prinsip dasar GCG (Good
Coporate Govermance) tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan secara islami yang berdasarkan Persaudaraan
(ukhuwah) keadilan, kemaslahatan dan keseimbangan.
Pedoman pelaksanaan GCG (Good Corporate Govermance)
tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Bisnis
Bank BNI Syariah dan merupakan landasan pelaksanaan tugas
seluruh unit organisasi baik di kantor pusat maupun kantor cabang
dalam rangka menambah nilai ekonomi bagi Pemegang Saham dan
stakeholder, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang
berlaku secara umum pada industry perbankan syariah dank ode
etika BNI Syariah.
Adapun pelaksanaan GCG (Good Corporate Govermance)
pada BNI Syariah diimplementasikan antara lain dengan:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris.
2) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi.
3) Kelengkapan dan pelaksanaan komite.
4) Pelaksanaan dan tugas DPS.
48
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa.
6) Penanganan benturan kepentingan.
7) Penerapan fungsi kepatuhan.
8) Penerapan fungsi Audi Intern.
9) Penerapan fungsi Audit Ekstern.
10) Batas maksimum penyaluran dana dan pelaporan GCG (Good
Corporate Govermance).45
C. Struktural Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat mempunyai structural organisasi dalam menghadapi persoalan
ekstern dan intern perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi ini dapat
memberikan ketegasan dalam hal batas wewenang dan tanggung jawab
kepada masing-masing pejabat atau pihak yang ditugaskan, maka mereka
akan dapat menunaikan tugasnya dengan baik.
45
Tata Kelola Bank BNI Syariah, artikel diakses pada tanggal 16 Juli 2016 dari :
www.bnisyariah.co.id
49
Struktur organisasi Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat adalah
sebagai berikut:
Sumber: wawancara pribadi dengan Ahmad Syarifuddin, 24 Agustus 2016
Branch Manager
Agam Ayatullah
Consumer Business Manager
Dedy Sukmana
Sub Branch Office
1. Trisakti
Diky Okirianto
2. Cengkareng
Bambang Santanu M Vio
3. Ciledug
M. Rasyidin
Sales Head
Ahmad Syarifuddin
Sales Officer
Sales Assistant
1. Ridwan
2. Kallista Caesaria
3. Lukman Nul Hakim
Funding Officer
Rachma Yunita
Funding Assistant
Chairunnissa
Procesing Head
Anung Bowo Febrianto
Procesing Assistant
1. Diah Hairunisa
2. Rere
Collection Assistant
Abdul Paryaman
Operasional Manager
Indriwati Tresnowulani
50
D. Produk – Produk Bank BNI Syariah
1. Produk Inovatif Sesuai Syariah
BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip
syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan
jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah.
BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan
syariah tidak terbatas pada masyarakat muslim namun juga dibutuhkan
oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas
perbankan yang nyaman, adil dan modern.
Untuk inilah BNI Syariah senantiasa melakukan peningkatan kualitas
produk, baik produk dana maupun pembiayaan serta terus menerus
melakukan penyempurnaan pada fitur-fiturnya.
Konsep-konsep yang mendasari transaksi perbankan syariah:
a. Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada
harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan
pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran
dilakukan dengan cara diangsur.
b. Mudharabah adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil antara bank
dan nasabah pembiayaan dimana pemilik modal (Bank) menyediakan
sebagian besar modal pada suatu usaha yang disepakati.
c. Atau dalam hal produk penghimpunan dana/tabungan, maka pihak
penabung bertindak sebagai investor (shahubul maal) sedangkan bank
bertindak sebagai pengelola keuangan (mudharib) yang akan
51
menginvestasikan dana ke sector-sektor riil yang sesuai syariah.
Antara investor dan pihak bank sebelumnya melakukan akad terhadap
nisbah keuntungan yang akan dibagi. Jadi penabung tidak
mendapatkan bunga namun akan mendapatkan bagi hasil sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati.
d. Musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerja sama
usaha antara bank dengan nasabah dimana modal usaha dari kedua
belah pihak. Dalam pembiayaan musyarakah ini, keuntungan dan
resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi sharing modal
masing-masing.
e. Ijarah adalah akad sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas
barang/jasa yang disewakan. Pada dasarnya prinsip ijarah sama saja
dengan prinsip jual beli, namun objek transaksinya berbeda. Jika jual
beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek
transaksinya adalah jasa.
2. Pembiayaan komersial
Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi tantangan
yang membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan, dimana keputusan
tersebut membutuhkan dukungan modal. Untuk menangkap peluang emas
tersebut BNI Syariah menyediakan pembiayaan yang dijalankan dengan
prinsip syariah degan target win-win solution.
52
a. BNI iB Wirausaha
BNI iB Wirausaha ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan usaha dengan besarnya pembiayaan dari Rp. 50 juta
sampai dengan Rp. 500 juta yang diproses lebih cepat dan fleksibel
sesuai dengan prinsip syariah.
Jenis akad yang digunakan Murabahah adalah prinsip jual beli
barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli.
b. BNI iB Usaha Kecil
BNI iB Usaha Kecil adalah pembiayaan modal kerja atau
investasi kepada pengusaha kecil sampai dengan Rp 10 Milyar
berdasarkan prinsip murabahah, musyarakah, mudharabah dan ijarah.
Jenis akad yang digunakan yaitu murabahah.
c. BNI iB Usaha Besar
Sesuai dengan falsafah dasar ekonomi yaitu bertransaksi dengan
penuh keberkahan dan saling menguntungkan, maka produk-produk
perbankan syariah didesain untuk melayani dunia usaha sehingga
antara pemodal dan pengusaha dapat bertumbuh bersama-sama dalam
prinsip keadilan.
Pembiayaan produktif dari BNI Syariah mendukung kemajuan
usaha dengan cara mudah dan fleksibel berdasarkan prinsip-prinsip
syariah. Cara kerja pembiayaan syariah hampir sama dengan cara kerja
53
perbankan pada umumnya, sehingga masyarakat akan mendapati
prosedur yang umum berlaku dan tidak rumit. Demikian pula dengan
maksimum pembiayaan. BNI Syariah dapat membiayai korporasi yang
memerlukan dana diatas Rp 10 milyar melalui BNI Pembiayaan Besar
Syariah.
BNI Pembiayaan Besar Syariah adalah pembiayaan modal kerja
atau investasi kepada pengusaha menengah dan korporasi diatas Rp10
milyar berdasarkan prinsip murabahab, mudharabah, musyarakah dan
ijarah.
3. Pembiayaan Personal
Dalam kehidupan banyak hal-hal yang harus dipilih dan dipilah secara
bijak. Kita harus membedakan antara “needs” dan “wants”. Kebutuhan
dan keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
melengkapi hidup dan prasarana hidup. Keinginan adalah segala sesuatu
yang dapat memuaskan selera, gaya, dan level kepuasaan tertentu. Untuk
itu BNI Syariah menyajikan rangkaian jenis pembiayaan yang dikelola
secara syariah diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan personal.
a. BNI iB Griya
Melalui pembiayaan iB Griya nasabah dapat mewujudkan
kebutuhan perumahan, kavling siap bangun ataupun renovasi rumah.
54
Pembiayaan dengan cara diangsur dalam periode waktu sampai
dengan 15 tahun. Bentuk pembiayaan adalah jual beli.46
b. BNI iB Flexi Hasanah Umroh
Pembiayaan konsumtif bagi anggota masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pembelian Jasa Paket Perjalanan Ibadah Umroh melalui
BNI Syariah yang telah bekerja sama dengan Travel Agent sesuai
dengan prinsip syariah. Produk tersebut menggunakan akad ijarah,
sebagai bank dengan pengelolaan sesuai prinsip islam, BNI Syariah
menjawab kebutuhan nasabah calon jamaah umroh dengan memberi
wadah pada bentuk produk tabungan. Nasabah yang ingin
menyisihkan sebagian pendapatan untuk rencana ibadah umroh di
kemudian hari dapat menyimpan uangnya di BNI Syariah. Pilihannya
bisa pada produk yang memang ditujukan untuk keperluan umroh.47
c. BNI iB Oto
Pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan proses yang
mudah dan cepat berdasarkan syariah. Uang muka relative ringan dan
pembayaran dapat dilakukan secara debet otomatis
d. BNI iB Gadai Emas
Pembiayaan dengan jaminan emas (perhiasan) yang secara fisik
dikuasai oleh bank. Proses pembiayaan cepat dan sangat membantu
46
http://www.bnisyariah.co.id/ diakses pada hari sabtu, 16 Juli 2016 pukul 14.00.
47
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
55
bagi mereka yang membutuhkan dana jangka pendek untuk kebutuhan
yang mendesak.
e. BNI iB Multijasa
Pembiayaan jasa konsumtif yang diberikan kepada masyarakat
untuk memperoleh manfaat suatu jasa misalnya pembiayaan untuk jasa
pernikahan, jasa pendidikan, jasa kesehatan yang tidak bertentangan
dengansyariah.48
48
http://www.bnisyariah.co.id/ diakses pada hari sabtu, 16 Juli 2016 pukul 14.00.
56
BAB IV
PEMBIAYAAN TALANGAN DANA UMROH MELALUI PRODUK
IJARAH FLEXI iB HASANAH UMROH PADA BNI SYARIAH
CABANG JAKARTA BARAT
A. Mekanisme Pembiayaan Talangan Dana Umroh melalui Produk Ijarah Flexi iB
Hasanah Umroh pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
Ada beberapa mekanisme yang digunakan oleh Bank Syariah dalam
memberikan pembiayaan terhadap nasabah. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak Ahmad Syarifuddin selaku Head Sales, maka penulis dapat mengemukakan
bahwa mekanisme pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh dilakukan secara bertahap
sebagai berikut:49
1. Tahap permohonan pembiayaan
Pada tahap ini calon nasabah mengajukan permohonan pembiayaan Flexi iB
Hasanah Umroh secara langsung sales Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
mengisi formulir pendaftaran atau formulir pengajuan permohonan pembiayaan
yang sudah disediakan pihak bank. Sales meminta kelengkapan berkas tergantung
kategori calon nasabah seorang pengusaha, pegawai mencakup (PNS, pegawai
swasta) atau professional (Dokter, Arsitek, Bidan)50
.
49
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016 50
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
melalui Chating Whatsapp, Depok 4 September 2016
57
Jika seorang pegawai persyaratannya berbeda dengan seorang pengusaha.
Seperti DP 15% bagi pegawai dan 30% bagi pengusaha. Untuk meningkatkan minat
nasabah terhadap pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh, Bank BNI Syariah juga
mempunyai persyaratan yang menarik perhatian calon nasabah agar produk Flexi iB
Hasanah Umroh ini agar dapat dikenal kalangan masyarakat dan berbeda dari Bank
Konvensional pula, bagi nasabah yang payroll atau gaji melalui BNI Syariah
mendapatkan DP 0% (tanpa DP).51
Untuk angsuran bagi nasabah yang payroll
setiap bulannya akan didebet otomatis berbeda jika yang tidak payroll gaji yang
tidak melalui BNI Syariah untuk angusurannya dilakukan sendiri oleh nasabah
dengan membayar ke Bank BNI Syariah.52
Dengan demikian, Bank BNI Syariah menjadi salah satu alternatif bagi calon
nasabah yang ingin melaksanakan umroh. Karena pada saat ini banyak bank syariah
yang berlomba-lomba dalam memberikan pembiayaan terhadap nasabah yang ingin
melaksanakan ibadah umroh.
“… dari BNI Syariah kalau misalkan posisi nasabah itu payroll gaji
melalui BNI Syariah, dia dapat DP 0% tanpa DP jadi 22 juta kami biayai
kalau posisinya bukan payroll itu DPnya 15-30% tergantung
kategorinya…”53
51
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
52
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
melalui Chating Whatsapp, Depok 4 September 2016
53
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
58
Pengajuan pembiayaan umroh ini harus dengan syarat mutlak seperti travel
dan tour untuk perjalanan umroh harus rekanan Bank BNI Syariah yaitu Patuna
Tour & Travel, pihak Bank BNI Syariah sudah menjain kerja sama, selain itu ada
pula travel RNA, Al-Amin, Daqu dan Permata. Nasabah boleh mengajukan
pembiayaan menggunakan travel selain Patuna. Selain dari rekanan Bank BNI
Syariah, calon nasabah tidak bisa mengajukan karena pihak bank hanya ingin
menyakinkan bahwa pembiayaan tersebut terbukti benar dan tidak ada hal yang
merugikan nasabah atau pun pihak bank.
“… kalau belum kerja sama sama kita belum bisa, tour & travelnya harus
kerja sama dengan BNI Syariah karena kita ingin memastikan nasabah
yang kita biayai pakai uang BNI Syariah perjalanan umrohnya difasilitasi
dengan tour & travel yang bagus biar dikemudian hari ga ada
komplen…”54
Hal tersebut sudah menjadi ketentuan Bank BNI Syariah dalam memberikan
pembiayaan umroh. Calon nasabah harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan dalam hal pengajuan permohonan pembiayaan. Persyaratan umumnya
terdiri: Warga Negara Indonesia dan berdomisis di Indonesia, Usia minimal 21 tahun
dan maksimal berusia 60 tahun (pensiun) pembayaran harus lunas, Memiliki
penghasilan tetap dan mampu mengangsur, Melengkapi persyaratan dokumen yang
ditentukan, Jaminan atas nama milik sendiri atau pasangan atau orang tua atau anak
kandung.
54
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
59
2.Tahap Menyelidiki dokumen
Menyelidiki dokumen calon nasabah yang diajukan sudah sesuai kriteria
persyaratan atau belum. Jika berkas sudah lengkap semua nanti akan di proses di
bagian processing. Semua calon nasabah atau nasabah yang sudah mempunyai
rekening BNI Syariah bisa mengajukan pembiayaan hanya saja seleksi berkas dan
analisis 5C yang harus dilakukan pada tahap diterima atau ditolak. Semua calon
nasabah dalam mengajukan pembiayaan umroh harus membuka rekening BNI
Syariah meskipun gajinya tidak payroll bagi non nasabah Bank BNI Syariah pun
bisa mengajukan tetapi wajib membuka rekening BNI Syariah.
“… kalau non nasabah BNI Syariah, nasabah wajib membuka rekening
BNI Syariah karena setiap kali angsuran tiap bulan harus setor ke
rekening BNI Syariah…”55
3.Analisa pembiayaan
Merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan yang bertujuan
menilai kelayakan calon debitur, tetapi pada Bank BNI Syariah berbeda cara
menganalisa berkas tidak seperti Bank Syariah kebanyakan. Hal tersebut dilakukan
melalui sistem FO (sistem input aplikasi pembiayaan nasabah konsumtif) setelah itu
di proses oleh assistant processing lalu diserahkan ke Head Processing dan
dilakukan analisa kurang lebih 2 hal pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
yaitu: yang pertama mengenai pendapatan calon debitur karena menjadi hal yang
sangat penting terhadap kelangsungan pembiayaan. Yang kedua mengenai jaminan
55
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
60
bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan diatas 50 juta harus menggunakan
jaminan untuk meminimalisir nasabah wanprestasi. 56
Hal tersebut didasarkan pada tujuan analisis pembiayaan yaitu untuk
mengetahui kesanggupan dan kesungguhan calon nasabah dalam membayar
kembali pembiayaan sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam perjanjian
pembiayaan.
4. Keputusan pemberian pembiayaan
Berdasarkan hasil analis pembiayaan yang dilakukan, pihak Bank BNI
Syariah akan membuat kesimpulan mengenai kelayakan pembiayaan yang dibuat
oleh assisten processing. Jika layak pengajuan pembiayaan akan diajukan ke
pejabat pembiayaan yang berwenang agar disetujui oleh pejabat tertentu. Keputusan
persetujuan pembiayaan berupa mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan
pembiayaan dari calon nasabah dengan meneliti dokumen-dokumen yang berkaitan
atau mendukung putusan pembiayaan masih berlaku, sah, lengkap dan berkekuatan
hukum.
Dalam melaksanakan kegiatan pemutusan dan persetujuan, Bank BNI Syariah
menetapkan limit delegasi ditiap jenjang unit kerja pembiayaan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang dalam menentukan
besarnya pembiayaan. Penetapan limit kewenangan tersebut dalam bentuk
pendelegasian wewenang yaitu:
56
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
61
a. Pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh Rp. 20 juta – 750 juta harus mendapat
persetujuan atau wewenang dari Consumer Bussines Manager Bapak Dedi
Sukmana.
b. Pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh Rp. 700 juta – 2 milyar harus
mendapat persetujuan dari Branch Manager Bapak Agam Ayatullah
c. Pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh Rp. 2 milyar – 4 milyar harus
mendapat persetujuan dari wilayah yang bertugas sebagai koordinasi setiap
cabang di BNI Syariah yaitu Bapak Ajid Jatmika.
d. Pembiyaan Flexi iB Hasanah Umroh Rp. 5 milyar lebih harus mendapat
persetujuan CFD (Consumer Finance Division) di kantor pusat. Setelah
mendapatkan keputusan dari pusat akan di proses Bagian Operasional yaitu
Bu Indri melakukan akad dan pencairan.57
Jika permohonan pembiayaan ditolak maka pihak Bank BNI Syariah akan
melakukan pemberitahuan kepada calon nasabah yaitu:
1) Disetujui sesuai dengan plafon nasabah
2) Disetujui dengan ketentuan plafon diturunkan disebabkan nasabah tidak
dapat memenuhi aspek 5C dengan mengutamakan capacity dan collacteral.
3) Permohonan tidak disetujui. Namun hal ini jarang terjadi pada umumnya
pihak bank akan memberikan pilihan agar plafon diturunkan tetapi jika
nasabah tidak menyetujuinya maka permohonan tidak dilanjutkan.
57
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
62
Pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat terdapat contoh
permohonan nasabah disetujui dengan ketentuan plafon diturunkan seperti
saat calon nasabah mengajukan pembiayaan umroh sebesar 22 juta kepada
BNI Syariah ternyata saat menganalisis berkas pengajuan pembiayaan calon
nasabah hanya bisa mengajukan maksimal 20 juta karena capacity atau
pendapatannya tidak cukup. Nasabah disarankan oleh pihak bank
menambahkan kekurangannya untuk DP dan Bank BNI Syariah mencairkan
dana untuk pembiayaan umroh kepada travel yang sudah menjadi rekanan
Bank BNI Syariah.58
Adapun contoh perhitungan pembiayaan umroh di Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat dapat dilihat dibawah ini:
Misalkan calon nasabah A ingin mengajukan pembiayaan umroh
dengan Patuna Tour & Travel memilih paket Coklat seharga 22 juta, calon
nasabah ini seorang pegawai tetapi tidak payroll gajinya lewat bank BRI
atau Mandiri maka dikenakan DP 15% dari Rp.22.000.000 jadi Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat membiayai sebesar Rp.18. 700.000,-
Pengajuan Pembiayaan sebesar Rp. 22.000.000,-
DP 15% dari pembiayaan yang diajukan
Maka 15/100 x Rp. 22.000.000 = Rp. 3.300.000
Misalkan calon nasabah B ingin mengajukan pembiayaan umroh
dengan Patuna Tour & Travel memilih paket Coklat seharga 22 juta, calon
58
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
63
nasabah ini seorang pengusaha maka dikenakan DP 30% dari
Rp.22.000.000 jadi Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat membiayai
sebesar Rp. 15.400.000,-
Pengajuan Pembiayaan sebesar Rp. 22.000.000,-
DP 30% dari pembiayaan yang diajukan
Maka 30/100 x Rp. 22.000.000 = Rp. 6.600.000
5. Penandatangan Akad
Permohonan pembiayaan dapat dicairkan jika di dalam permohonan
pembiayaan secara tertulis telah memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum
yang dapat melindungi kepentingan bank, bank yang memberikan besarnya
pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, tata cara dan syarat pencairan dan tata
cara pembayaran kembali.
Pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dapat dicairkan
jika permohonan pembiayaan telah ditandatangani, pengikatan jaminan telah
dilakukan nasabah. Penandatangan akad dilakukan:
a. Antara Bank dengan debitur secara langsung
b. Dengan melalui proses notaris jika pembiayaan di atas 50 juta dalam
pengikatan jaminan.59
6. Realisasi pembiayaan
Realisasi pembiayaan diberikan ke pihak travel setelah calon nasbah
menandatangani akad dan surat – surat yang diperlukan. Pada tahap ini pihak
59
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
64
Bank BNI Syariah mentransfer atau mencairkan uang pembiayaan kepada travel
yang sudah menjadi rekanaan lalu ngebooking jamaah untuk pesawat, hotelnya,
cateringnya dan sebagainya.60
7. Tahap Monitoring
Monitoring atau pengawasan pada pembiayaan umroh dilakukan melalui
sales tetapi tidak sampai mengurusi jama‟ah berangkat ke tanah suci.61
Walaupun Flexi iB Hasanah Umroh adalah salah produk baru yang
launching diawal tahun 2015 tetapi peminat dan nasabah yang sudah mengajukan
sekitar 35% sekitar 30-50 nasabah untuk cabang Jakarta Barat. Untuk seluruh
Indonesia sudah banyak nasabah pembiayaan umroh menginjak ratusan belum sampai
ribuan karena produk pembiayaan umroh ini baru berjalan 2 tahun. Bank BNI Syariah
juga memberikan margin yang tetap hingga pembayaran angsuran lunas hal ini
menjadi salah satu keunggulan di Bank BNI Syariah.
“… untuk keunggulan dari sisi margin, margin 88% dari tahun 1 sampai
ke 5, misal setiap tanggal 25 angsuran Rp. 500.000 sampai selesai sama
flat tetap…”62
Perkembangan pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh juga meningkat karena
berpotensi besar kuota haji dan umroh luar biasa dan dari biayanya besar, pihak BNI
Syariah membuat divisi unit sendiri di kantor pusat yaitu Helpdesk yang khusus
60
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Ciputat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016 61
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
62
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
65
untuk mengurusi umroh. Dalam menjalankan suatu kegiatan pada lembaga perbankan
syariah pastilah ada beberapa hambatan yang terjadi. Hal seperti inilah yang sering
juga terjadi diberbagai bank syariah di seluruh Indonesia.63
Pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat terjadi beberapa hambatan
biasanya terjadi pada CPA (consumer processing assistant) terhadap pencapaian
target pembiayaan porsinya 75% hal yang menjadi masalah itu nominal target. Pada
tahun ini 52,25 milyar untuk konsumtif kalau funding 92,2 milyar. Untuk porsi
pembiayaan sebesar itu kalau hanya fokus pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh itu
tercapainya lama karena nominal kecil-kecil sekitar 22 juta atau 25 juta sedangkan
KPR ratusan juta bahkan milyaran sekali booking. Hal tersebut bukan menjadi
prioritas bagi sales mengejar target pribadi, jadi lebih fokus memilih Griya atau KPR
yang posisinya lebih cepat target.64
Pihak Bank BNI Syariah bagian Helpdesk pusat melakukan beberapa program
agar produk pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh ini dipasarkan oleh bagian sales.
Salah satunya memberikan fee ketika ada nasabah disetujui dan booking mendapatkan
fee mulai sekitar Rp. 250.000 keatas. Program tersebut memotivasi sales agar lebih
giat memasarkan produk tersebut. 65
63
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
64
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
65
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Ciputat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
66
B. Kelayakan Penilaian Pembiayaan Dana Talangan Umroh Melalui Produk
Ijarah Flexi iB Hasanah Umroh
Dalam pemberian pembiayaan umroh banyak hal yang perlu diperhitungkan
dan dipertimbangkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga
analisis pembiayaan menjadi tepat guna. Hal ini diperuntukan agar tidak membebani
nasabah dan meminimalkan risiko pembiayaan.
Pada dasarnya mengenai tahap penilaian dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah berbeda-beda antar bank. Setiap bank
memiliki aturan dan wewenang masing-masing, walaupun berbeda antar bank tetapi
aturan tersebut tetap merujuk kepada Bank Indonesia sebagai pusat relugasi
perbankan di Indonesia.
Adapun tahap penilaian kelayakan pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Character (kepribadian atau watak), Menggambarkan watak dan kepribadian
calon nasabah. Bank syariah perlu melakukan analisis terhadap karakter calon
nasabah dengan tujuan untuk mengetahui bahwa calon nasabah mempunyai
keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar kembali pembiayaan yang
telah diterima hingga lunas. Karakter merupakan ukuran untuk menilai
kemauan nasabah membayar pengembalian pembiayaan, menilai karakter
dapat dilihat pada saat wawancara dengan cara tanya jawab yang dilakukan
pihak bank kepada nasabah pada saat nasabah mengajukan pembiayaan. Di
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dalam menilai karakter nasabah yang
67
ingin mengajukan pembiayaan dilihat dari body language pada saat bertemu
dilihat keyakinannya untuk mengajukan pembiayaan, pihak Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat dalam penilaian karakter tidak sampai detail
karena sales baru bertemu nasabah satu atau dua kali bertemu belum bisa
menggambarkan karakter seseorang baik atau buruk, hal tersebut bisa melihat
calon nasabah di info BI yaitu analisis pembiayaan yang dilakukan terhadap
calon nasabah dengan melihat dari Daftar Hitam Bank Indonesia, untuk
melihat kolektabilitas pembiayaan calon nasabah. Penerapan BI checking ini
merupakan prosedur yang diterapkan untuk mengetahui karakter calon
nasabah sebagai implementasi asas kehati-hatian.
“…Untuk uji kelayakan nasabah cuma wujudnya kalau kita
melihatnya bukan teori, baru ketemu nasabah satu atau dua kali ga
tahu karakter bagaimana. Karakter dilihat dari body language, info
BI jadi track record dia angsuran di Bank lain itu gimana?..”66
2. Capacity (kemampuan) analisis terhadap capacity ini digunakan untuk
melihat kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya
sesuai jangka waktu pembiayaan yang telah ditentukan. Analisis pembiayaan
akan melihat bagaimana kemampuan calon nsabah dalam menghasilkan laba,
kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-hari dan memenuhi
kewajiban pembiayaan. Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat melihat
kemampuan calon nasabahnya melalui slip gaji cukup atau tidak dengan
66
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016.
68
angsuran pembiayaan setiap bulan agar tidak terjadi resiko yang tidak
diinginkan.67
3. Capital (modal atau kekayaan) Modal merupakan jumlah kekayaan yang
dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang disertakan dalam usaha
yang dibiayai. Capital atau modal dalam obyek pembiayaan perlu dilakukan
analis yang mendalam jika calon nasabah pembiayaan umroh ini seorang
pengusaha. Penilaian terhadap modal untuk mengetahui keadaan permodalan
sumber dana dan penggunaannya, meneliti besar kecilnya modal dan
bagaimana pendistribusiaannya.
4. Condition (keadaan ekonomi) merupakan keadaan social ekonomi suatu saat
yang dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon nasabah dan
bagaimana nasabah mengatasinya sehingga usahanya tetap hidup dan
berkembang jika calon nasabahnya seorang pengusaha. Jika calon
nasabahnya seorang pegawai dilihat di mana ia bekerja di perusahan bagus
apa yang hampir bangkrut.68
5. Collateral (jaminan) merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah
atas pembiayaan yang diajukan sebagai pelindung bank dari resiko kerugian
jika suatu saat nasabah wanprestasi. Jaminan yang diberikan calon nasabah
hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan.69
Jaminan juga harus
67
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
68
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016
69
Kasmir, Manajemen Perbankan,.. hal.103.
69
diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan dapat
dieksekusi. Akan tetapi pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat ada
beberapa jaminan yang diperbolehkan untuk diberikan ketika pembiayaan,
jaminan juga harus dilihat untuk nominal tertentu, kalau nominal pembiayaan
diatas 50 juta wajib ada jaminan bisa tanah, logam mulia atau deposito.70
Jaminan ini juga dilihat harganya jualnya tetap atau berubah-ubah setiap
waktu. Pada Bank BNI Syariah dalam menilai harga suatu jaminan dilakukan
oleh sentra appraisal.71
C. Analisis
1. Analisis Mekanisme Pembiayaan Talangan Dana Umroh melalui
Produk Flexi iB Hasanah Umroh
Dalam pelaksanaan pembiayaan talangan dana umroh melalui
produk Flexi iB Hasanah Umroh di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat menggunakan akad ijarah di mana pemindahan hak guna atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dalam
hal ini pelaksanaan dengan akad ijarah sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional No.09/DSN-MUI/IV/2000.
70
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Ciputat, Wawancara
Pribadi, Jakarta 24 Agustus 2016.
71
Ahmad Syarifuddin, Sales Head, Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Wawancara
melalui Chating Whatsapp, Depok 4 September 2016.
70
Pelaksanaan pembiayaan talangan dana umroh Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat terdiri atas mekanisme, analisis serta
jaminan yang mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia dalam
pelaksanaannya dan cukup aman untuk dijadikan salah satu pembiayaan
untuk masyarakat.
Dari beberapa tahapan proses pembiayaan yang dilakukan
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh memiliki mekanisme yang
mengedepankan kemudahan dan menarik perhatian calon nasabah dengan
kebijakan payroll gaji melalui BNI Syariah mendapatkan DP 0% atau
tanpa DP. Jika calon nasabah seorang pegawai dan tidak payroll maka
dikenakan DP 15% bagi pengusaha yang ingin mengajukan pembiayaan
Flexi iB Hasanah dikenakan DP 30%. Ada 6 prosedur dalam melakukan
pengajuan pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
meliputi: tahap pengajuan berkas, tahap menyelediki dokumen, tahap
analisis penilaian kelayakan pembiayaan, tahap keputusan pemberian
pembiayaan, tahap penandatangan akad, tahap realisasi pembiayaan.
Dalam mengajukan pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh ini calon
nasabah harus menggunakan travel yang sudah menjadi rekanan Bank
BNI Syariah yaitu Patuna, RNA, AL-Amin, Daqu dan permata. Khusus
Cabang Jakarta Barat yang sudah menjadi rekanan yaitu Patuna Tour &
Travel.
71
Menurut penulis dalam mekanisme pembiayaan Flexi iB
Hasanah Umroh di Bank BNI Syariah berbeda cara menganalisa berkas
tidak seperti Bank Syariah kebanyakan. Hal tersebut dilakukan melalui
sistem FO (sistem input aplikasi pembiayaan nasabah konsumtif)
dilakukan analisa kurang lebih 2 hal pada Bank BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat yaitu: yang pertama mengenai pendapatan calon debitur
karena menjadi hal yang sangat penting terhadap kelangsungan
pembiayaan. Yang kedua mengenai jaminan bagi nasabah yang
mengajukan pembiayaan.
2. Analisis Kelayakan Penilaian Pembiayaan Talangan Dana Umroh
melalui Produk Ijarah Flexi iB Hasanah Umroh
Analisis kelayakan penialaian pembiayaan Flexi iB Hasanah
Umroh pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dilihat dari
sejumlah kasus yang ditemukan pada nasabah dan implementasinya lebih
menekankan capacity terkait pendapatan calon nasabah mencukupi atau
tidak dalam mengangsur dan collacteral terkait jaminannya mencover
atau tidak terhadap pembiayaan yang diajukan. Selain itu
dipertimbangkan pula aspek pendukung seperti character, capital, dan
condition. Aspek character yaitu penilaian terhadap personal atau
kepribadian nasabah berupa watak melalui BI Checking untuk melihat
track record angsuran di bank lain. Selanjutnya capital berkaitan dengan
modal yang dimiliki untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan
usahanya jika calon nasabah tersebut adalah seorang pengusaha. Aspek
72
condition keadaan sosial ekonomi suatu saat yang dapat mempengaruhi
maju mundurnya jika calon nasabah tersebut seorang pengusaha. Jika
calon nasabah adalah pegawai dilihat di mana ia bekerja dan di perusaha
apa? dilihat keadaan perusahan tersebut berkembang pesat atau hampir
pailit, hal tersebut juga menjadi penilaian bagi pihak Bank BNI Syariah
karena jika seorang pegawai tersebut tiba-tiba diPHK akan menjadi
permasalahan yang besar dikemudian hari.
Dari ke lima aspek diatas, menurut penulis pada Bank BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat berbeda dengan bank yang lain dalam
menganalisa penilaian kelayakan pembiayaan yang sangat mendetail,
Pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat penilaian kelayakan
pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh dilakukan hanya 2 analisa yaitu
capacity dan collacteral. Untuk karakter seseorang pihak Bank BNI
Syariah cabang Jakarta Barat tidak begitu mendetail dalam menganalisa
hal tersebut dikarenakan seorang nasabah pada saat datang belum terlihat
bagaimana watak aslinya hanya melihat dari track record di BI.
73
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada
Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat sebagai berikut:
1. Memiliki mekanisme yang mengedepankan kemudahan dan menarik
perhatian calon nasabah dengan kebijakan payroll gaji melalui BNI
Syariah mendapatkan DP 0% atau tanpa DP. Ada 6 mekanisme
dalam melakukan pengajuan pembiayaan di Bank BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat meliputi: tahap pengajuan berkas, tahap
menyelediki dokumen, tahap analisis penilaian kelayakan pembiayaan,
tahap keputusan pemberian pembiayaan, tahap penandatangan akad,
tahap realisasi pembiayaan. Dalam mengajukan pembiayaan Flexi iB
Hasanah Umroh ini calon nasabah harus menggunakan travel yang
sudah menjadi rekanan Bank BNI Syariah yaitu Patuna, RNA, AL-
Amin, Daqu dan permata. Khusus Cabang Jakarta Barat yang sudah
menjadi rekanan yaitu Patuna Tour & Travel.
2. Analisis kelayakan penialaian pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh
pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Barat dilihat dari sejumlah
kasus yang ditemukan pada nasabah dan implementasinya lebih
74
menekankan capacity terkait pendapatan calon nasabah mencukupi
atau tidak dalam mengangsur dan collacteral terkait jaminannya
mencover atau tidak terhadap pembiayaan yang diajukan.
B. SARAN
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut:
1. Bank BNI Syariah harus terus berusaha meningkatkan kinerja dalam
pembiayaan umroh sehingga pangsa perbankan syariah dapat meningkat.
2. Dalam menghadapi hambatan yang terjadi, sebaiknya Bank BNI Syariah
mengatasi dengan cepat. Memberikan motivasi kepada sales agar produk
Flexi iB Hasanah Umroh ini dipasarkan keplosok kalangan masyarakat.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Fahlevi, Skripsi D3 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam “Analisa Prosedur
Pembiayaan Haji iB Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang”, Jawa
Tengah: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2014.
Alfif, Faisal dkk, Strategi dan Operasional Bank. Bandung: PT Eresco, 1996.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Arifin, Zainal, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum “ Analisis Ijarah pada Pembiayaan
Talangan Biaya Perjalanan Haji pada Bank BNI Syariah Fatmawati, Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2010.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2003.
__________, Dasar-dasar Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010.
Ascarya, Akad dan produk Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif Mikro, Surabaya: Gema Insan Cendekia, 2002.
Bugin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial, Jakarta: Kencana persada Media Group, 2010.
Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia,. Jakarta: Kencana, 2005.
Hasanuddin, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum “Analisis Proses Pembiayaan
Akad Mudharabah pada Bank BNI Syariah”, Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
76
Karim, Adiwarman. Bank Islam “Analisis Fiqh dan Keuangan”, Jakarta: IIIT
Indonesia Persada, 2010.
_______________, Bank Islam “Analisis Fiqh dan Keuangan”, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010.
Kasmir, Perbankan Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
_____. Manajemen Perbankan,. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Lathif, Azharuddin, Fiqh Muamalat, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000.
Latumerissa, Julius R, Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum, Jakarta: Bumi
Aksara, 1999.
Mawardi, Fiqh Ekonomi Syariah “Fiqh Muamalah, Jakarta: Prenada Media Group,
2003.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: PT Bumi Indra
Grafik, 2011.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPPAMP YKPN,
2005.
Nazir, Habib dan Hasan, Muh, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah.
Bandung: Kaki Lima, 2004.
Rivai, Vetitzhal dan Arifin, Arviyan, Islamic Bangking: Sebuah Teori, Konsep dan
Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Rohman, Nuzulur, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum “Aplikasi Akad Multijasa
dalam Pembiayaan Talangan Umroh Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Cabang Fatmawati”, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011.
Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
.
77
Tjokam, Moch, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan “Konsep Teknik dan Kasus”.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Wangsawidjaja, Ahmad, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012.
Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003
DAFTAR WEBSITE
http://m.detik.com/finance/read/2015/07/13/192831/2968033/5/mau-umroh-bank-ini-
siap-kasih-pinjaman-cicilan-dengan-bagi-hasil-o
http://www.bnisyariah.co.id/produk/bni-syariah-jasa-umroh
http://www.bnisyariah.co.id
78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Persyaratan Dokumen Pembiayaan Produk Ijarah
No Syarat Dokumen Pegawai Pengusaha Profesional
01 Fotocopy KTP/Pasport
pemohon dan suami/istri
√ √ √
02 Pasfoto 4x6 pemohon dan
suami/istri
√ √ √
03 Fotocopy surat
nikah/cerai/pisah harta (jika
pisah harta)
√ √ √
04 Fotocopy kartu keluarga √ √ √
05 Fotocopy surat WNI, surat
keterangan ganti nama bagi
WNI keturunan
√ √ √
06 Fotocopy NPWP
(pembiayaan di atas Rp. 50
juta)
√ √ √
07 Fotocopy rekening
Koran/tabungan 3 bulan
terakhir
√ √ √
08 Asli slip gaji terakhir/ surat
keterangan penghasilan
√
09 Asli surat keterangan masa
kerja dan jabatan terakhir di
√
perusahaan/instansi
HASIL WAWANCARA DENGAN HEAD SALES BANK BNI SYARIAH
Informan : Ahmad Syarifuddin
Hari/Tanggal : Rabu 24 Agustus 2016
Tempat : BNI Syariah Cabang Jakarta Barat, Ruko Mediterina No. 1 Jl.
Meruya Ilir Utara Kembangan - Jakarta Barat
1. Bagaimana sejarah Bank BNI Syariah cabang Jakarta Barat?
Jawab: Awal berdiri BNI Syariah Cabang Jakarta Barat pada tahun 2010,
tepatnya tanggal 28 Desember 2010 yang di pimpin oleh Bapak Ahmad
Jamiat Pitoyo. Kami mempunyai 3 cabang pembantu yaitu yang pertama
cabang pembantu Trisakti berdiri pada tahun 2011, awalnya kami bekerja
sama dengan pihak Trisakti dengan membuka kelas Lab di sana baru
diperbolehkan untuk membuka cabang pembantu. Yang kedua cabang
Cengkareng yang berada di Taman Palem dan yang ketiga cabang pembantu
Ciledug berada di CBD Ciledug.
2. Apa produk unggulan yang ada di Bank BNI Syariah cabang Jakarta Barat?
Jawab: Produk Unggulan kami yaitu Griya iB Hasanah (produk champion)
tetapi kami sedang backup umroh menjadi salah satu produk unggulan masih
dalam tahap proses.
3. Bagaimana mekanisme pembiayaan talangan dana umroh melalui produk
Ijarah Flexi iB Hasanah Umroh?
Jawab: Ya, begini alurnya… ada nasabah datang untuk mengajukan
pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh nanti bertemunya dengan sales dulu,
sales meminta kelengkapan berkas kategorinya tergantung, dia pegawai,
pengusaha atau professional setelah berkas dilengkapi nah kami input
disistem namanya FO (sistem input aplikasi pembiayaan nasabah pembiayaan
konsumtif) masuk ke FO nanti diproses oleh bagian processing dibawahnya
Mas Anung yaitu mba Diah dan mba Rere. Assiten prcessing melakukan
analisa kurang lebih yang dianalisa ada 2 hal yaitu: yang pertama terkait
pendapatannya (mencukupi ga untuk angsur nih) yang kedua terkait
jaminannya (jaminannya mengcover ga). Nanti dinaikin ke Head Processing,
nah analisa sudah benar dilanjutkan kepemutus, pemutus ini bisa Pak Dedi
Sukmana sebagai Consumer Bussines Manager kalau pembiayaan di bawah
750 juta. Kalau pembiayaan di atas 700 juta naik ke atas lagi ke Pak Agam
Branch Manager berwewenang sampai 2 Milyar. Kalau lebih dari 2 Milyar
sampai wilayah itu Pak Ajid jatmika. Kalau lebih besar lagi di atas 5 Milyar
ke Kantor Pusat nanti ke CFD Consumer Finance Division setelah dapat
keputusan masuk ke Operasional yang di bawah Bu Indri untuk dilakukan
akad dan pencairan.
4. Bagaimana uji kelayakan nasabah yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah
cabang Jakarta Barat?
Jawab: Untuk uji kelayakan nasabah cuma wujudnya kalau kami melihatnya
bukan teori, baru ketemu nasabah satu atau dua kali ga tahu karakter
bagaimana terus kapasitas itu kita taunya dari mana sih dari data itu kami
sedang mencari informasi terkait 5C. Kalau karakter dilihat dari body
language, Info BI jadi track record dia angsuran di Bank lain itu gimana?
Terus kapasitas dilihat dari slip gaji dia (dia gaji setiap bulan berapa sih?),
capital modal dia itu kalau pengusaha yang menjadi nasabah pembiayaan
Flexi iB Hasanah Umroh. Kondisi dilihat dia kerja diperusahaan yang bagus
atau tidak. Colaccteral itu jaminan harus dilihat untuk nominal tertentu, kalau
nominal pembiayaan diatas 500 juta wajib ada jaminan bisa tanah, logam
mulia atau deposito. Maksimal pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh yang
diberikan cabang 200 juta.
5. Berapa jumlah nasabah pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh?
Jawab: Nasabah secara nominal di Cabang Jakarta Barat sekitar 30 – 50
jamaah belum sampai ratusan kalau untuk nasional banyak.
6. Berapa banyak travel umroh yang sudah bekerja sama dengan pihak Bank
BNI Syariah cabang Jakarta Barat dalam pembiayaan Flexi iB Hasanah
Umroh?
Jawab: Kami bekerja sama dengan beberapa travel, kalau BNI Syariah
Cabang Jakarta Barat sudah bekerja sama dengan Patuna Tour & Travel
termasuk Tour & Travel yang besar sedangkan BNI Syariah sendiri banyak
kerja sama dengan RNA, Al-Amin, Daqu dan permata. Cabang Jakarta Barat
baru dengan Patuna kerja samanya, kami adain kerja sama antara Patuna dan
BNI Syariah yang pengen umroh. Kami biayaan, missal biaya perjalanan
umroh itu 22 juta, Patuna punya paket beberapa ada paket cokelat, hijau, ungu
dan harga berbeda-beda dan yang paling murah yaitu paket cokelat 22 juta.
Dari BNI Syariah kalau misalkan posisi nasabah itu payroll gaji melalui BNI
Syariah, dia DP 0% tanpa DP jadi 22 juta kami biayai dari BNI Syariah kalau
posisinya bukan payroll itu DPnya 15-30% tergantung kategorinya. Kalau
pegawai kisaran 15% kalau pengusaha lebih besar nah kalau misalkan gajinya
tidak payroll melalui BNI Syariah misalnya gajinya lewat Bank Mandiri dan
BRI nasabah ada DPnya antara 15-30% artinya kalau 15% berarti 85% kami
biayai. Nanti uang pembiayaannya kami realisasikan ke Patuna Tour &
Travel, kami cairkan untuk nasabah travel, patuna ngebooking jamaah untuk
pesawat, hotelnya, cateringnya, dan sebagainya.
7. Apakah bisa nasabah mengajukan travel umroh sendiri di luar travel-travel
yang bekerjasama dengan pihak bank BNI?
Jawab: Kalau belum kerja sama kami belum bisa, tour & travelnya harus kerja
sama dengan BNI Syariah karena kami ingin memastikan kenapa kerja sama
itu, nasabah yang kita biayai pakai uang BNI Syariah perjalanan umrohnya di
fasilitasi dengan tour & travel yang bagus biar dikemudian hari ga ada
komplen, makanya itu harus ada kerja sama dan kamu memastikan tour &
travel itu bagus. Misal kalau nasabah mengajukan dengan RNA atau Daqu
untuk perjalanan umrohnya itu boleh.
8. Apakah seluruh calon nasabah atau nasabah Bank BNI Syariah cabang Jakarta
Barat bisa mengajukan pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh?
Jawab: Boleh, asalakan semua memenuhi kategori yang ditentukan oleh BNI
Syariah Cabang Jakarta Barat. Contoh: Info BI lancar, punya pendapatan,
kalau harus menggunakan jaminan dia harus ada jaminannya seperti itu. Kalau
non nasabah BNI Syariah, nasabah wajib membuka rekening BNI Syariah
karena setiap kali angsuran tiap bulan harus setor ke rekening BNI Syariah
jadi wajib menjadi nasabah BNI Syariah.
9. Sejauh mana perkembangan produk Flexi iB Hasanah Umroh dar tahun ke
tahun di Bank BNI Syariah cabang Jakarta Barat?
Jawab: Kami dulu tidak punya divisi sendiri untuk mengurusi haji dan umroh
karena kami lihat kuota haji dan umroh luar biasa dan dari biayanya lumayan
gede makanya kami sekarang bikin unit sendiri di kantor pusat namanya
Hebdes khusus untuk mengurusi umroh dan haji karena kita lihat potensinya
besar.
10. Bagaimana Pengawasan yang dilakukan Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat untuk pembiayaan Flexi iB Hasanah?
Jawab: Biasanya yang mengurusi sales tapi kami ga sampe mengurusi jamaah
itu berangkat, kami serahkan ke travel karena travel punya kepentingan untuk
melayani nasabah sebaik-baiknya kalau gak nanti nasabah tidak mau memakai
travel itu lagi dan tidak merekomendasikan ke yang lain-lain.
11. Adakah hambatan yang dihadapi oleh Bank BNI Syariah cabang Jakarta Barat
dalam mengoptimalkan pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh?
Jawab: Hambatan terkait dengan CPA (consumer processing assistant)
Indikator si sales ini pencapain target pembiayaan porsinya 75% hal yang jadi
masalah itu nominal target kami tahun ini 52,25 Milyar untuk konsumtif kalau
funding 92,2 Milyar itu tabungan. Untuk porsi pembiayaan targetnya sebesar
itu dan kalau kami focus untuk ngurusin pembiayaan Flexi iB Hasanah
Umroh itu tercapainya lama karena nominalnya kecil-kecil 22 juta 25 juta
sedangkan KPR ratusan juta bahkan milyaran sekali booking terkadang ini
bukan menjadi prioritas buat sales mengejar target pribadi, jadi lebih fokus
memilih Griya/KPR yang posisinya lebih cepat target. Cuma dari helpdesk
yang mengurusi haji dan umroh, dia bikin program supaya umroh ini
dipasarin sedemikian rupa sama bagian sales. Program itu berupa fee jadi
ketika ada nasabah disetujui dan booking ada fee yang diberikan baik ke
pemberi reveral beda beda ada 250 ribu/booking atau 1.250.000 ribu seperti
itu.
12. Apa ciri khas (keunggulan) pembiayaan Flexi iB Hasanah Umroh di Bank
BNI Syariah Cabang Jakarta Barat yang membedakan dengan bank lainnya?
Jawab: untuk keungulan paling sekarang dari sisi margin, margin 88% dari
tahun 2 sampai ke 5. Jangka waktu bisa sampai 5 tahun paling cepat jangka
wantunya 1 tahun setiap tanggal 25 misal angsuran 500.00 ribu sampai selesai
sama flat tetap. Rekanan kami dengan travel – travel yang bagus seperti
Patuna, RNA, Daqu, Al-Amin.
Penulis Head Sales Marketing
(Widiana Sisilia Yuliayu) (Ahmad Syarifuddin)
Wawancara ini dilaksanakan pada:
Informan : Ahmad Syarifuddin
Waktu : 29 Agustus 2016
Tenpat : BNI Syariah Cabang Jakarta Barat
1. Mas teruntuk persyaratan diwebsite kan ada persyaratan dokumen, bisa
disebutkan tidak apa saja?
Jawab: Nanti dikirim via email
2. Di sini ada jaminan tersendiri bagi pembiayaan di atas 50 juta, apa ada
penilaian tersendiri terhadap harga dari jaminan itu?
Jawab: ada wid, kita ada tim penilai namanya sentra appraisal
1. Mas, professional itu masuknya ke PNS atau lainnya?
Jawab: Profesional tuh kayak arsitek, dokter, bidan, pengacara beda ya kalau
pegawai tuh dapat gaji tiap bulannya nah kalo professional itu dia kerja baru
dikasih uang.
2. Jika nasabah adalah seorang pengusaha lalu mempunyai rekening BNI
Syariah tetap dikenakan DP 30%?
Jawab: Iya wid, tetap dikenakan DP seperti itu
3. Misal seorang nasabah gajinya lewat BNI Syariah, pembayarannya didebet
setiap bulan atau nasabah yang membayarkan sendiri ke bank?
Jawab: Didebet secara otomatis dari pihak BNI Syariah
4. Jika pembiayaan diatas 50 juta kan ada jaminannya apa harus melalui notaris?
Kalau pembiayaan di atas 2 milyar itu ditangani wilayah kan, maksudnya ke
pihak BNI Syariah mana?
Jawab: Iya tentu aja melalui notaris dan wilayah itu maksudnya coordinator
masing-masing cabang mempunyai kantor sendiri.
Penulis Head Sales Marketing
(Widiana Sisilia Yuliayu) (Ahmad Syarifuddin)