PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
-
Upload
interestmatematika2011 -
Category
Education
-
view
13.409 -
download
1
description
Transcript of PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
AJENG NURBAITI ULFAH
0903677
Interes Matematika
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie (Isjoni, 2011:16) cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam situasi ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Unsur-unsur Model Pembelajaran KooperatifRoger dan David Johnson (Lie, 2010:31)
1. Saling ketergantungan positif, unsur ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggungjawaban kelompok.
2. Tanggung jawab Individual, pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan
kelompok.
3. Tatap muka, kegiatan interaksi ini akan memberikan para peserta didik untuk membentuk sinerja yang
menguntungkan semua anggota.
4. Komunikasi Antaranggota, unsur ini menghendaki agar para peserta didik dibekali dengan berbagai keterampilan
berkomunukasi.
5. Evaluasi Proses Kelompok
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF(SUPRIJONO, 2009:55)
Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik
Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Di fase ini guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok.
Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Guru harus memberikan berupa arahan dan petunjuk pada peserta didik.
Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.
Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF
SLAVIN, 1995 (ISJONI 2009:21)
Penghargaan kelompok, cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok
Pertanggungjawaban Individu, keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. pertanggunjawaban tersebut menitikberatkan pada aktifitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.
Kesempatan yang sama untuk mecapai keberhasilan, cooperative learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh peserta didik dari yang terdahulu
MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
Menurut Anita Lie (2010:55) teknik mengajar mencari pasangan (Make a
Match) dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik.
TUJUAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
1.Pendalaman materi
2. Menggali materi
1.3. Untuk selingan
Pendalaman materi
Pengembang model tipe Make a Match pada mulanya merancang metode ini untuk pendalaman materi. peserta didik melatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dengan jawaban
Menggali materi
Untuk menggali materi, guru tidak
perlu membekali pesera didik
dengan materi, karena peserta didik
akan menbekali dirinya sendiri.
Untuk selingan
Metode Make a Match juga dapat dipakai
sebagai metode selingan. Apabila selingan
yang menjadi tujuan, maka guru cukup
melakukannya sesekali saja. Teknik yang
harus dipakai sama dengan teknik mencari
pasangan untuk mendalami materi
LANGKAH-LANGKAH *KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH*
Lie, (2008, Ramadhan’s:2008), langkah-langkah penerapan metode Make a Matchsebagai berikut :
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian), satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama bilangan romawi X akan berpasangan dengan angka 10.
next
Dua atau tiga peserta didik lain yang memegang kartu yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4 dan 6x2. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
*Kelebihan dan Kekurangan *
Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match
dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, baik secara kognitif maupun fisik;
karena ada unsur permainan, model pembelajaran ini menyenangkan;
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari;
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik;
efektif sebagai sarana melatih keberanian peserta didik untuk tampil presentasi;
KELEBIHAN
diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai peserta didik terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
KEKURANGAN
IMPLEMENTASI KOOPERATIF MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
1. Tahap pendahuluan
2. Kegiatan Inti3. Penutup
3. Penilaian
Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali metode Make a Match. Sebelum menerapkannya di kelas, guru perlu menyiapkan hal-hal di bawah ini (dalam Apriani:2011) : Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP)
Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, model pembelajaran, skenario/langkah-langkah pembelajaran,
media/sumber belajar, dan sistem penilaian. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match Mempersiapkan sumber pelajaran, alat peraga, media
pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran (kartu soal dan kartu jawaban).
1. Perencanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Tahap pendahuluan2. Kegiatan Inti3. Penutup
2. PELAKSANAAN
Adapun penilaian pada pembelajaran kooperatif tipe Make a Match:
Penilaian proses belajar, meliputi kerjasama dalam kelompok, keaktifan bertanya, antusias mengikuti pembelajaran dan kedisiplinan dalam diskusi kelompok.
Penilaian hasil belajar, berupa tes tertulis.
3. PENILAIAN
KESIMPULAN
Dalam Pembelajaran Kooperatif siswa dilatih untuk mampu bekerjasama dalam meningkatkan kualitas belajar dirinya dan hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok belajar.
Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match adalah suatu teknik guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas dengan cara siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Selain itu, suasana positif yang dapat diperoleh dari Model pembelajaran kooperatif Make a Match bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyukai pelajaran dan guru. Dalam kegiatan-kegiatan menyenangkan, siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir.