Pembekuan Darah

48
1 DAFTAR ISI Daftar Isi ......................................…. 1 BAB I Pendahuluan.............................................. .......................................... 2 BAB II Tinjauan Pustaka I. Definisi Hemostasis……………....................................... .................. 3 II. Mekanisme Hemostasis........................................... ........................... 5

description

hemostasis

Transcript of Pembekuan Darah

Page 1: Pembekuan Darah

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...................................................................................................…. 1

BAB I Pendahuluan........................................................................................ 2

BAB II Tinjauan Pustaka

I. Definisi Hemostasis……………......................................................... 3

II. Mekanisme Hemostasis...................................................................... 5

a. Vasokonstriksi Pembuluh Darah.................................................... 5

b. Pembentukan Sumbat Platelet........................................................ 6

c. Pembentukan bekuan darah........................................................... 7

III. Antikoagulan Intravaskuar.............................................................. 15

IV. Kelainan Patofisiologi Hemostasis dan Pembekuan darah............ 16

V. Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 20

VI. Farmakologi.................................................................................... 25

BAB III Penutup

A. Kesimpulan…...................................................................................... 31

Page 2: Pembekuan Darah

2

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Hemostasis merupakan pencegahan hilangnya darah. Sistem Hemostasis pada

dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis yang sangat penting dan sangat

berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaring-jaring pembuluh darah. Agar

terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit harus mempunyai fungsi dan

jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat berperan penting tidak hanya

sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan dalam dalam fisiologi

perdarahan dan trombosis.

Hampir semua pembentukan faktor pembekuan darah berada di dalam hati.

Oleh karena itu penyakit penyakit hati seperti hepatitis, sirosis, dan accute yellow

atropy terkadang dapat menekan sistem pembekuan sedemikian kuatnya sehingga

pasien mengalami perdarahan hebat. Ada 5 faktor pembekuan darah yang

memerlukan vitamin ka untuk pembekuannya yaitu protombin, Faktor VII, Faktor IX,

Faktor X, dan protein C. Dalam keadaan tanpa vitamin K, selanjutnya kekurangan

faktor-faktor pembekuan dalam darah tersebut dapat juga menjurus ke arah

perdarahan yang serius.

Page 3: Pembekuan Darah

3

Selain perdarahan, kelainan hemostasis juga dapat berupa trombus dan

embolus. Trombus merupakan bekuan abnormal yang terbentuk dalam pembuluh

darah. Ketika terbentuk bekuan, darah yang mengalir terus-menerus dapat

melepaskan bekuan tersebut dari tempat perlekatanya, dan bekuan yang mengalir

bebas dikenal sebagai embolus. Embolus dapat menyumbat arteri arteri maupun

arteriol di otak, ginjal maupun tempat lain.

Page 4: Pembekuan Darah

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi Hemostasis

Hemostasis merupakan pencegahan hilangnya darah. Sistem Hemostasis

pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis yang sangat penting

dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaring-jaring pembuluh

darah. Agar terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit harus mempunyai

fungsi dan jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat berperan penting

tidak hanya sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan dalam dalam

fisiologi perdarahan dan trombosis. Saat pembuluh darah mengalami cedera atau

ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara :

a. Kontriksi Pembuluh Darah

b. Pembentukan sumber platelet

c. Pembentukan bekuan darah

d. Pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah dan menutup lubang

pada pembuluh darah secara permanen.

Trombosit merupakan komponen sistem hemostasis yang amat penting dan

kompleks. Trombosit adalah kuntum sel yang dihasilkan dari megakariosit.

Trombosit tidak punya inti dan disusun dari suatu zona perifer yang terdiri dari

suatu glukokaliks sebelah luar, membran plasma, dan suatu sistem kanalikuler

Page 5: Pembekuan Darah

5

yang terbuka. Dalam zona perifer terdapat suatu zona "sol-gel" yang tersusun dari

mikrotubulus, mikrofilamen, tubulus yang padat dan trombostenin yaitu protein

trombosit yang dapat berkerut. Zona organel mengandung bahan-bahan padat,

granula alfa dan mitokondria. Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval.

Diameternya 2-4 mikron. Sel megakariosit yang menghasilkan trombosit

merupakan sel yang sangat besar dalam susunan hemopoitik yang berada dalam

sum-sum tuilang dan tidak meninggalkannya untuk memasuki darah.

Ttombosit

Konsentrasi normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000-350.000

mm kubik. Meskipun tidak mempunyai inti, trombosit mempunyai ciri fungsional

sebagai sebuah sel. Dalam sitoplasma terdapat molekul aktif seperti : (1) aktin dan

miosin yang menyebabkan trombosit berkontraksi, (2) sisa retikulum endoplasma

dan aparatus golgi yang mensintesis enzim dan menyimpan besar ion kalsium, (3)

sistem enzim yang mampu membentuk ATP dan ADP, (4) sistem enzim yang

mensintesis prostaglandin, (5) suatu protein penting yaitu faktor pemantap fibrin,

dan (6) faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan penggandaan dan

pertumbuhan sel endotel pembuluh darah. Pada membran sel trombosit terdapat

lapisan glikoprotein yang menyebabkan trombosit bisa melekat pada pembuluh

darah yang luka, terutama pada sel endotel yang rusak dan jaringan kolagen yang

terbuka. Trombosit juga mengandung fosfolipid yang dapat mengaktifkan salah

satu sistem pembekuan darah yang disebut sistem intrinsik. Pada membran

Page 6: Pembekuan Darah

6

trombosit terdapat enzim adenilat siklase yang bila diaktifkan dapat menyebabkan

pembentukan AMP siklik yang menggiatkan aktifitas dalam trombosit. Jadi

trombosit merupakan struktur yang sangat aktif, waktu paruhnya 8-12 hari setelah

itu mati. Trombosit kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh makrofag

jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag pada waktu darah

melewati kisi trabekula yang tepat.

Protein Darah

Protein darah yang terlibat dalam hemostasis meliputi protein koagulasi,

protein enzim fibrinolitik sistem kinin dan sistem komplemen serta inhibitor yang

terdapat pada sistem-sistem tersebut. Sistem protein koagulasi terpusatkan pada

tiga reaksi yaitu pada reaksi pembentukan faktor Xa, reaksi pembentukan trombin,

dan reaksi pembentukan fibrin. Protease serin adalah faktor pembekuan yang

diaktifkan pada reaksi pembentukan faktor Xa dan bagian yang aktif untuk

aktivitas enzim adalah asam amino serin. Pada ketiga reaksi kunci tersebut

memerlukan komponen-komponen seperti substrat, enzim, kofaktor,

fosfolipoprotein dan kalsium.

II. Mekanisme Hemostasis

a. Vasokonstriksi pembuluh darah

Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari

pembuluh darah yang rusak menyebabkan dinding pembuluh berkontraksi

sehingga aliran darah dari pembuluh darah yang pecah barkurang. Kontraksi

Page 7: Pembekuan Darah

7

terjadi akibat refleks syaraf dan spasme miogenik setempat. Refleks saraf

dicetuskan oleh rasa nyeri atau lewat impuls lain dari pembuluh darah yang rusak.

Kontraksi miogenik yang sebagian besar menyebabkan refleks saraf ini, terjadi

karena kerusakan pada dinding pembuluh darah yang menimbulkan transmisi

potensial aksi sepanjang pembuluh darah. Konstriksi suatu arterioul menyebabkan

tertutupnya lumen arteri.

Gambar 1. Proses pembekuan darah pada pembuluh darah

b. Pembentukan Sumbat Platelet

Perbaikan oleh trombosit terhadap pembuluh darah yang rusak didasarkan

pada fungsi penting dari trombosit itu sendiri. Pada saat trombosit bersinggungan

dengan pembuluh darah yang rusak misalnya dengan serabut kolagen atau dengan

sel endotel yang rusak, trombosit akan berubah sifat secara drastis. Trombosi

Page 8: Pembekuan Darah

8

mulai membengkak, bentuknya irreguler dengan tonjolan yang mencuat ke

permukaan. Trombosit menjadi lengket dan melekat pada serabut kolagen dan

mensekresi ADP. Enzimnya membentuk tromboksan A, sejenis prostaglandin

yang disekresikan kedalam darah oleh trombosit. ADP dan tromboksan A

kemudian mengaktifkan trombosit yang berdekatan sehingga dapat melekat pada

trombosit yang semula aktif. Dengan demikian pada setiap lubang luka akan

terbentuksiklus aktivasi trombosit yang akan menjadi sumbat trombosit pada

dinding pembuluh.

c. Pembentukan bekuan darah

Bekuan mulai terbentuk dalam 15-20 detik bila trauma pembuluh sangat

hebat dan dalam 1-2 menit bila trauma pembuluh kecil. Banyak sekali zat yang

mempengaruhi proses pembekuan darah salah satunya disebut dengan zat

prokoagulan yang mempermudah terjadinya pembekuan dan sebaliknya zat yang

menghambat proses pembekuan disebut dengan zet antikoagulan. Dalam keadaan

normal zat antikoagulan lebih dominan sehingga darah tidak membeku. Tetapi bila

pembuluh darah rusak aktivitas prokoagulan didaerah yang rusak meningkat dan

bekuan akan terbentuk. Pada dasarnya secara umum proses pembekuan darah

melalui tiga langkah utama yaitu pembentukan aktivator protombin sebagai reaksi

terhadap pecahnya pembuluh darah, perubahan protombin menjadi trombin yang

dikatalisa oleh aktivator protombin, dan perubahan fibrinogen menjadi benang

fibrin oleh trombin yang akan menyaring trombosit, sel darah, dan plasma

sehingga terjadi bekuan darah.

Page 9: Pembekuan Darah

9

Faktor –faktor pembekuan darah dan sinonimnya :

a. I : Fibrinogen

b. II : Protrombin

c. III : Tromboplastin

d. IV : Ion Kalsium

e. V (VI) : Proaselerin

f. VII : Prokonvertin

g. VIII : Globulin A Antihemofilik

h. IX : Globulin B Antihemofilik ( f chrismast )

i. X : f Stuart – Power

j. XI : Plasma Thrombopplastin – antecedent Factor (PTA, Faktor

Rosenthal)

k. XII : Fibrin Stabilizing Factor ( FSF, f laki-lorand)

l. XIII : Faktor Trombosit 3 ( faktor pembeku 3)

m. Prekalikein : Faktor fletcher

n. Kininigen dengan berat molekul besar : Faktor fitzgeraid, HMWK

kininogen (berat molekul besar)

o. vWf : faktor von willebrand

Page 10: Pembekuan Darah

10

Gambar 2. Skema perubahan protombin menjadi trombin

i. Pembentukan aktivator protombin

Aktivator protombin dapat dibentuk melalui dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik

dan jalur intrinsik. Pada jalur ekstrinsik pembentukan dimulai dengan adanya

peristiwa trauma pada dinding pembuluh darah sedangkan pada jalur intrinsik,

pembentukan aktivator protombin berawal pada darah itu sendiri.

Langkah-langkah mekanisme ekstrinsik sebagai awal pembekuan

a. Pelepasan tromboplastin jaringan yang dilepaskan oleh jaringan yang luka.

Yaitu fosfolipid dan satu glikoprotein yang berfungsi sebagai enzim

proteolitik.

Page 11: Pembekuan Darah

11

b. Pengaktifan faktor X yang dimulai dengan adanya penggabungan

glikoprotein jaringan dengan faktor VII dan bersama fosfolipid bekerja

sebagai enzim membentuk faktor X yang teraktivasi.

c. Terjadinya ikatan dengan fosfolipid sebagai efek dari faktor X yang

teraktivasi yang dilepaskan dari tromboplastin jaringan . Kemudian

berikatan dengan faktor V untuk membentuk suatu senyawa yang disebut

aktivator protombin.

Gambar 3. Jalur ekstrinsik

Langkah-langkah mekanisme intrinsik sebagai awal pembekuan

a. Pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang

terkena trauma. Bila faktor XII terganggu misalnya karena berkontak

Page 12: Pembekuan Darah

12

dengan kolagen, maka ia akan berubah menjadi bentuk baru sebagai enzim

proteolitik yang disebut dengan faktor XII yang teraktivasi.

b. Pengaktifan faktor XI yang disebabkan oleh karena faktor XII yang

teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap faktor XI. Pada reaksi ini

diperlukan HMW kinogen dan dipercepat oleh prekalikrein.

c. Pengaktifan faktor IX oleh faktor XI yang teraktivasi. Faktor XI yang

teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap faktor IX dan

mengaktifkannya.

d. Pengaktifan faktor X oleh faktor IX yang teraktivasi yang bekerja sama

dengan faktor VIII dan fosfolipid trombosit dari trombosit yang rusak

untuk mengaktifkan faktor X.

e. Kerja dari faktor X yang teraktivasi dalam pembentikan aktivator

protombin. Langkah dalam jalur intrinsic ini pada prinsipnya sama dengan

langkah terakhir dalam jalur ekstrinsik. Faktor X yang teraktivasi

bergabung dengan faktor V dan fosfolipid trombosit untuk membentuk

suatu kompleks yang disebut dengan activator protombin. Perbedaannya

hanya terletak pada fosfolipid yang dalam hal ini berasal dari trombosit

yang rusak dan bukan dari jaringan yang rusak. Aktivator protombin dalam

beberapa detik mengawali pemecahan protombin menjadi trombin dan

dilanjutkan dengan proses pembekuan selanjutnya.

Page 13: Pembekuan Darah

13

Gambar 4. Faktor ekstrinsik

ii. Perubahan protombin menjadi trombin yang dikatalisis oleh activator

protombin.

Setelah activator protombin terbentuk sebagai akibat pecahnya pembuluh

darah, activator protombin akan menyebabkan perubahan protombin menjadi

trombin yang selanjutnya akan menyebabkan polimerisasi molekul-molekul

fibrinogen menjadi benang-benang fibrin dalam 10-15 detik berikutnya.

Page 14: Pembekuan Darah

14

Pembentukan activator protombin adalah faktor yang membatasi kecepatan

pembekuan darah. Protombin adalah protein plasma, suatu alfa 2 globulin yang

dibentuk terus menerus di hati dan selalu dipakai untuk pembekuan darah.

Vitamin K diperlukan oleh hati untuk pembekuan protombin. Aktivator

protombin sangat berpengaruh terhadap pembentukan trombin dari protombin.

Yang kecepatannya berbanding lurus dangan jumlahnya. Kecepatan pembekuan

sebanding dengan trombin yang terbentuk.

iii. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin.

Trombin merupakan enzim protein yang mempunyai kemampuan

proteolitik dan bekerja terhadap fibrinogen dengan cara melepaskan 4 peptida

yang berberat molekul kecil dari setiap molekul fibrinogen sehingga terbentuk

molekul fibrin monomer yang mempunyai kemampuan otomatis

berpolimerisasi dengan molekul fibrin monomer lain sehingga terbentuk

retikulum dari bekuan. Pada tingkat awal dari polimerisasi, molekul-molekul

fibrin monomer saling berikatan melalui ikatan non kovalen yang lemah

sehingga bekuan yang dihasilkan tidaklah kuat daan mudah diceraiberaikan.

Oleh karena itu untuk memperkuat jalinan fibrin tersebut terdapaat faktor

pemantap fibrin dalaam bentuk globulin plasma. Globulin plasma dilepaskan

oleh trombosit yang terperangkap dalam bekuan. Sebelum faktor pemantap

fibrin dapat bekerja terhadap benang fibrin harus diaktifkan lebih dahulu.

Kemudian zat yang telah aktif ini bekerja sebagai enzim untuk menimbulkan

Page 15: Pembekuan Darah

15

ikatan kovalen diantara molekul fibrin monomer dan menimbulkan jembatan

silang multiple diantara benang-benang fibrin yang berdekatan sehingga

menambah kekuatan jaringan fibrin secara tiga dimensi.

III. Antikoagulan Intravaskular

Untuk mempertaankan kelancaran aliran darah, secara filiologis faktor

faktor antikoagulan di dalam pembuluh darah terutama di permukaan endotelial

sangant berpengaruh. Adapun faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah

yaitu :

1. Permukaan endotelial yang licin

2. Lapisan glikokaliks pada endotelium

Mukopolisakarida yang bersifat menolak faktor-faktor pembekuan dan

trombosit.

3. Trombomodulin

Ikatan protein dan endotel yang mengikat trombin serta mengaktifkan

protein plasma C yang menginaktifkan faktor V dan VIII

4. Benang-benang Fibrin

Mencegah penyebaran trombin dalam darah

5. Antitrombin III

Menghalangi efek trombin terhadap fibrinogen

Page 16: Pembekuan Darah

16

6. Heparin

Kadar dalam darah normalnya rendah. Bila heparin berikatan dengan

antitrombin III, ia akan meningkatkan keefektiffan antitrombin III

hingga 100 bahkan 1000 kali lipat untuk menyingkirkan trombin.

Menginaktofkan faktor XII, XI,X, IX.

7. Plasmin

Mencerna atau melisis benang benang fibrin , fibrinogen, faktor V,VIII,

XII dan protombin.

IV. Kelainan Patofisiologi Hemostasis dan Pembekuan darah

Kelainan patofisiologis hemostasis dan pembekuan darah bias

disebabkan oleh defisiensi salah satu faktor pembekuan dan kelainan jumlah

trombosit. Perdarahan hebat dapat terjadi akibat defisiensi vitamin K, hemofilia

serta trombositopenia. Selain itu kelainan dapat terjadi akibat adanya bekuan

yang terbentuk secara abnormal seperti pada keadaan tromboembolus pada

manusia.

a. Perdarahan hebat akibat defisiensi vitamin K

Akibat kekurangan vitamin K, seseorang otomatis akan mengalami

penurunan protombin, faktor VII, faktor IX, dan faktor X. Hampir seluruh

faktor pembekuan dibentuk di hati. Oleh karena itu penyakit-penyakit hati

seperti hepatitis, sirosis, acute yellow tropy dapat menghambat system

Page 17: Pembekuan Darah

17

pembekuan sehingga pasien mengalami perdarahan hebat. Vitamin K

diperlukan untuk pembentukan faktor pembekuan yang sangat penting yaitu

protombin, faktor IX, faktor X dan faktor VII. Vitamin K disintesis terus

dalam usus oleh bakteri sehingga jarang terjadi defisiensi. Defisiensi

vitamin K dapat terjadi pada orang yang mengalami gangguan absorbsi

lemak pada traktus gastrointestinalis. Selain itu disebabkan juga karena

kegagalan hati mensekresi empedu dalam traktus intestinalis akibat

obstruksi saluran empedu.

b. Hemofilia

Hemofilia adalah kecenderungan perdarahan yang hampir selalu

terjadi pada pria yang disebabkan defisiensi faktor VIII yang dikenal dengan

nama hemofilia A atau hemofilia klasik. Faktor tersebut diturunkan secara

resesif melalui kromosom wanita. Oleh karena itu hampir seluruh wanita

tidak pernah menderita hemofilia karena paling sedikit satu dari duaa

kromosom X nya mempunyai gen-gen sempurna. Tetapi bila salah satu

kromosom X nya mengalami defisiensi maka akan menjadi carier hemofilia.

Perdarahan pada hemofilia biasanya tidak terjadi kecuali mendaapat trauma.

Faktor pembekuan VIII terdiri dari dua komponen yang terpisah. Komponen

yang kecil sangat penting untuk jalur pembekuan intrinsic dan defisiensi

komponen ini mengakibatkan hemofilia klasik. Tidak adanya komponen

besar dari faktor pembekuan VIII menyebabkan penyakit willebrand.

Page 18: Pembekuan Darah

18

c. Trombositopenia.

Trombositopenia berarti trombosit dalam system sirkulasi jumlahnya

sedikit. Penderita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan seperti

pada hemofilia. Tetapi perdarahannya berasal dari kapiler kecil bukan dari

pembuluh yang besar seperti pda hemofilia. Sehingga timbul bintik-bintik

perdarahan pada seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan

bercak-bercak kecil berwarna ungu yang disebut dengan trombositopenia

purpura. Sebagian besar penderita trombositopenia mempunyai penyakit

yang dikenal dengan trombositopenia idiopatik yang berarti tidak diketahui

penyebabnya. Jumlah trombosit dalam darah dapat berkurang akibat adanya

abnormalitas yang menyebabkan aplasia sum-sum tulang. Penghentian

perdarahan dapat dicapai dengan memberikan tranfusi darah segar.

Prednison dan azatioprin yang bersifat menekan pembentukan antibodi

bermanfaat bagi penderita trombositopenia idiopatik.

d. Keadaan Tromboembolik pada Manusia

Bekuan yang abnormal yang terbentuk dalam pembuluh darah

disebut thrombus. Darah yang mengalir dapat melepaskan trombus itu dari

tempat perlekatannya, dan bekuan yang mengalir bebas dikenal dengan

embolus. Embolus akan terus mengalir sampai suatu saat tersangkut di

pembuluh darah yang sempit. Embolus yang berasal dari arteri besar atau

jantung bagian kiri akan menyumbat arteri sistemik atau arterioul. Embolus

Page 19: Pembekuan Darah

19

yang berasal dari system vena dan jantung bagian kanan akan mengalir

memasuki pembuluh paru dan menyebabkan emboli dalam arteri paru.

Penyebab timbulnya tromboembolus pada manusia adalah arteriosclerosis,

infeksi atau trauma yang menyebabkan permukaan endotel pembuluh yang

kasar. Hal tersebut dapat mengawali proses pembekuan. Sebab lain adalah

karena darah sering membeku bila mengalir sangat lambat, karana sejumlah

kecil trombin dan prokoagulan lain selalu dibentuk. Bekuan tersebut

dihilangkan dari peredaran darah oleh makrofag terutama sel kupfer di hati.

Bila darah mengalir terlalu lambat maka kadar prokoagulan meningkat

sehingga proses pembekuan akan dimulai. Karena pembekuan hampir selalu

terjadi pada darah yang terhambat alirannya dalam pembuluh dalam

beberapa jam, maka imobilitas pasien ditempat tidur ditambah dengan

penyanggaan lutut dengan bantal sering menimbulkan pembekuan

intravaskular disebabkan bendungan darah vena tungkai selama beberapa

jam.

Bekuan tersebut bertambah besar terutama ke daerah yang bergerak

lamban kadang sampai mengisi seluruh panjang vena tungkai dan bahkan

tumbuh ke atas sampai ke vena iliaka komunis dan vena kava inferior.

Bagian besar dari bekuan terlepas dari perlekatannya pada dinding

pembuluh darah dan mengalir secara bebas mengikuti darah vena ke jantung

Page 20: Pembekuan Darah

20

bagian kanan kemudian ke arteri pulmonalis menimbulkan emboli paru

yang masif.

V. Pemeriksaan Penunjang

Tes Skrining Fungsi Hemostasis

8. Menilai Vaskuler dan Trombosit

Percobaan pembendungan (Rumple Leed/RL)

Menguji ketahanan kapiler darah dengan bendungan vena sehingga darah

menekan kapiler

RL (+):

Kelainan vaskuler

Trombositopenia

Gangguan fungsi trombosit

Masa perdarahan (Bleeding Time / BT)

Mengukur waktu yang diperlukan untuk menghentikan

perdarahan setelah dilukai pembuluh darah kecil yang

superfisial

Page 21: Pembekuan Darah

21

Nilai normal: 1 – 6 menit

Abnormal pada:

Kelainan vaskuler

Trombositopenia

Gangguan fungsi trombosit

Hitung trombosit:

Nilai normal : 150.000 – 400.000/ul

9. Menilai Faktor Pembekuan

Masa protrombin plasma (PPT)

Menguji jalur ekstrinsik dan bersama

Nilai normal: 11 – 15 detik

PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi ekstrinsik

dan bersama jika kadarnya <30%.

Pemanjangan PT

PT Memendek

Tromboflebitis

Page 22: Pembekuan Darah

22

infark miokardial

embolisme pulmonal

Obat : barbiturate, digitalis, diuretik, difenhidramin,

kontrasepsi oral, rifampisin dan metaproterenol.

penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker

hati, ikterus)

Afibrinogenemia

defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X)

disseminated intravascular coagulation (DIC)

Fibrinolisis

hemorrhagic disease of the newborn (HDN)

obat-obatan : vitamin K antagonis, antibiotik (penisilin,

streptomisin, karbenisilin,kloramfenikol, kanamisin,

neomisin, tetrasiklin), antikoagulan oral (warfarin,

dikumarol), klorpromazin, klordiazepoksid,

difenilhidantoin , heparin, metildopa), mitramisin,

reserpin, fenilbutazon , quinidin, salisilat/ aspirin,

sulfonamide.

Page 23: Pembekuan Darah

23

Masa tromboplastin parsial teraktivasi (APTT)

Menguji jalur intrinsik dan bersama

Nilai normal: 20 – 40 detik

APTT Memanjang

Jika PPT normal kemungkinan kekurangan Faktor

VIII, IX, XI dan XII

Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal,

kemungkinan kekurangan HMW    kininogen

(Fitzgerald factor) Defisiensi vitamin K, defisiensi

protrombin, hipofibrinogenemia.

sirosis hepatis

Leukemia (mielositik, monositik)

Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular)

Malaria

disseminated intravascular coagulation (DIC)

Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau

circulating anticoagulant terhadap suatu faktor

koagulasi)

Page 24: Pembekuan Darah

24

Selama terapi antikoagulan oral atau heparin

Masa Trombin (TT)

Menguji jalur bersama

Nilai normal: 16 – 20 detik

TT memanjang :

Hypofibrinogenemia

Dysfibrinogenemia

FDP

Retraksi bekuan

Menilai fibrinogen dan fungsi retraksi trombosit

Penilaian :

Volume serum: 40 – 60%

Konsistensi: kenyal dan tidak rapuh

Masa Pembekuan (Clotting Time / CT)

Menguji pembekuan secara keseluruhan

Nilai normal :

Page 25: Pembekuan Darah

25

Cara Lee and White: 9 – 15 menit

Cara kaca objek: 2 – 6 menit

D-dimer

D-dimer merupakan hasil akhir pemecahan fibrin oleh plasmin.

Jadi pemeriksaan D-dimer akan sangat bermanfaat baik secara langsung

ataupun tidak langsung untuk mengetahui adanya pembentukan maupun

pemecahan trombus

Hasil normal : negatif atau kurang dari 300 ng/ml

VI. Farmakologi

10. Hemostatik

Hemostatik merupakan zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan

perdarahan.

a. Vasokonstriktor

Epinefrin dan norepinefrin.

b. Asam Aminokaproat dan Asam Traneksamat

Page 26: Pembekuan Darah

26

Keduanya merupakan zat sintetik dan menghambat aktivasi plasminogen,

mengontrol keadaan fibrinolitik. Efek samping yang potensial adalah

trombosis intravaskular. Dosis dewasa asam aminokaproat dimulai dengan

5-6 g per oral atau infus IV lambat, lalu 1 gr tiap jam atau 6 g tiap 6 jam

bila fungsi ginjal normal. Asam traneksamat merupakan analong asam

aminokaproat namun 10 kali lebih potent dengan efek samping lebih

ringan. Dosis dianjurkan 0,5-1 g diberikan 2-3 kali sehari secara IV lambat

sekurang-kurangnya dalam waktu 5 menit.

c. Protamin Sulfat

Mengantagonis efek antikoagulan heparin. Efek samping seperti

hipersensitivitas, dispnea, muka merah, bradikardia, dan hipotensi jika

disuntikkan cepat.

d. Vitamin K

Vitamin K diperlukan untuk pembentukan faktor pembekuan yang sangat

penting yaitu protombin, faktor IX, faktor X dan faktor VII. Respon

terhadap vit K sangat lambat, memerlukan waktu 24 jam sehingga bila

diperlukan segera harus diinfuskan plasma beku segar.

Page 27: Pembekuan Darah

27

e. Zat pengganti faktor :

1. I : Fibrinogen

2. II : Konsentrat Protrombin

3. III : Tromboplastin

4. IV : Tablet, injeksi Kalsium

5. V (VI) : Proaselerin

6. VII : Prokonvertin

7. VIII : Konsentrat Faktor VIII

8. IX : Konsentrat Faktor IX

9. X : f Stuart – Power

10. XI : Plasma Thrombopplastin – antecedent Factor

(PTA, Faktor Rosenthal)

11. XII : Fibrin Stabilizing Factor ( FSF, f laki-lorand)

12. XIII : Faktor Trombosit 3 ( faktor pembeku 3)

Catatan : sangat jarang terjadi anti bodi faktor VIII

11. Antikoagulan

Indikasi : trombosis vena, emboli paru, PJR, penyakit jantung iskemik.

a. Indirect Trombin Inhibitor

Heparin

Page 28: Pembekuan Darah

28

Bekerja tidak langsung dengan terikat pada antitrombin III

menyebabkan efek antikoagulan yang cepat.

Warfarin

Mampu mengantagonis fungsi kofaktor vit. K.

rivaroxaban

b. Direct Trombin Inhibitor

Bivalirudin, Hirudin, Lepirudin, Argatroban

Dabigatran, Ximelagatran

12. Antitrombotik

Indikasi : pencegahan trombosis pada TIA/ stroke, infark miokard, bedah

kardiovaskular, Raynound’s phenomen.

Aspirin

Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 di dalam trombosit dan

prostasiklin di pembuluh darah dengan menghambat enzim siklooksigenase.

Dosis efektif yaitu 80-320 mg per hari. Dosis lebih tinggi kurang efektif dan

meningkatkan efek toksisitas.

Page 29: Pembekuan Darah

29

Dipiridamol

Dipiridamol menghambat ambilan dan metabolisme adenosin oleh eritrosit

dan sel endotel pembuluh darah, dengan demikian meningkatkan kadarnya

dan plasma. Adenosin menghambat fungsi trombosit dengan merangsang

adenilat siklase dan merupakan vasodilator.

Tiklopidin

Tiklopidin menghambatagregasi trombosit. Umumnya diberikan dosis 250

mg 2 kali 1 hari.

Klopidogrel

Klopidogrel sangat mirip dengan tiklopidin namun lebih jarang

menyebabkan trombositopenia dan leukopenia. Dosis umumnya 75 mg/hari.

Epoprostenil (PGI2)

Abcixmab

13. Trombolitik

Trombolitik bekerja melarutkan trombus yang sudah terbentuk. Obat ini

digunakan untuk AMI, trombosis vena dalam, emboli paru, tromboemboli

arteri, melarutkan bekuan darah pada katup jantung buatan dan kateter

intravena.

Page 30: Pembekuan Darah

30

Streptokinase

Streptokinase mengaktivasi plasminogen secara tidak langsung dengan

bergabung terlebih dahulu dengan plasminogen untuk membentuk

kompleks aktivator yang akan mengkatalisasi perubahan plasminogen

bebas menjadi plasmin. Dosis dianjurkan 1,5 juta IU secara infus selama 1

jam.

Urokinase

Urokinase bekerja langsung mengaktifkan plasminogen. Urokinase

menimbulkan lisis sistemik yaitu fibrinogenolisis dan dekstruksi faktor

pembekuan darah lainya. Dosis yang dianjurkan yaitu 1.000-4.500

IU/KgBB secara IV dilanjut infus IV 4.400 IU/KgBB/jam.

Tissue plasminogen activator (u-PA, t-PA)

Obat ini lebih selektif mengaktivasi plasminogen yang mengikat fibrin

daripada plasminogen bebas di dalam darah. Dosis diberikan 60 mg

selama jam pertama dilanjutkan 40 mg dengan kecepatan 20 mg/jam secara

infus IV.

Page 31: Pembekuan Darah

31

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Di idalam pembuluh darah terdapat faktor faktor prokoagulas beserta

antikoagulannya. Secara fisiologis, antikoagulan berperan lebih besar didalam

pembuluh darah untuk memoerlancar aliran darah . namun bila terjadi luka maupun

kelainan pada darah faktor faktor koagulasi mulai menjalankan perannya.

Sistem Hemostasis pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen hemostasis

yang sangat penting dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah dan jaring-

jaring pembuluh darah. Agar terjadi peristiwa hemostasis yang normal, trombosit

harus mempunyai fungsi dan jumlah yang normal. Sistem protein darah sangat

berperan penting tidak hanya sebagai protein pembekuan akan tetapi sangat berperan

dalam dalam fisiologi perdarahan dan trombosis. Saat pembuluh darah mengalami

cedera atau ruptur, hemostasis terjadi melalui beberapa cara :

a. Kontriksi Pembuluh Darah

b. Pembentukan sumber platelet

c. Pembentukan bekuan darah

d. Pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah dan menutup lubang pada

pembuluh darah secara permanen.

Page 32: Pembekuan Darah

32

Daftar Pustaka

1. Ganong, W. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 14. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 524-30

2. Gilvery, Robert W M C., Goldstein, Geral W. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3 Alih Bahasa Dr. Tri Martini Sumarno. Surabaya : Penerbit AUP. Hal 376-87

3. Goodman & Gilman’s Manual of Pharmacology and Therapeutics.

4. Guyton, A., & Hall, J. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 250-315

5. Katzung, BG., Masters SB., Trevor AJ. 2009. Basic and Clinical Pharmacolog 11th

Edition. Mc-Graw-Hill.

6. Mycek JM, Harvey RA, Champe CA. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

7. Sodeman. 1995. Patofisiologi : Mekanisme Penyakit. Jakarta. Hal 373-82