PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP...
Transcript of PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP...
xv
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1
INTISARI
Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki mobilitas yang tinggi dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembanguan di berbagai bidang. Proses pembangunan ini berdampak pada peningkatan aspek kehidupan, namun juga diikuti masalah lingkungan. Upaya pembangunan lingkungan hidup dalam upaya pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan diharapkan mampu untuk mendukung masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tetap memperhatikan lingkungan hidup.
Penggambaran seputar lingkungan kota Semarang dan pengembangan mengenai masalah-masalah lingkungan yang dihadapi, adalah metode awal untuk menemukan solusi dalam pengelolaan kota yang berwawasan lingkungan. Lingkungan kota Semarang dikaji melalui pendekatan kualitatif dan komunikatif untuk mendekatkan masalah kepada solusi dan pemahaman pelestarian lingkungan berdasarkan refleksi etika lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan mewakili eksistensi daripada etika lingkungan khususnya etika ekosentrime yang ditunjukkan dengan keseimbangan antara hakikat pembangunan yang harus tetap berjalan dan kelestarian alam yang harus selalu dijaga. Hal ini sekaligus menjadi langkah awal dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan di kota Semarang secara bertahap dan berkesinambungan, mengelola dan memulihkan serta merupakan langkah preventif di masa yang akan datang.
Kata kunci : Semarang, etika lingkungan, ekosentrisme, pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
ABSTRACT
Semarang is a city in Indonesia which has high mobility in the process of fulfilling the needs of the living. It is characterized by a large number of construction-construction in various fields. This development process have an impact on improving aspects of life, but also followed environmental problems. Environmental development efforts in the management of sustainable development efforts and insightful environment is expected to be able to support the community in meeting the needs of his life with permanent attention to the environment.
The depiction of the environment surrounding the city of Semarang and the development of the environmental problems facing, is the initial method for finding solutions in the management of a city environmentally. Semarang city environment examined through a qualitative approach and communicative approach to the problem to solutions and understanding of environmental conservation based on the reflection of environmental ethics.
Sustainable development and environmentally sound represent existence than ethics environment especially ethical ekosentrime demonstrated by the balance between the nature development should run and preserve nature which must always guarded carefully.This has become the first step in solving problem of environment in the city of semarang gradually future, managing and recover as well as the preventive measures in the future.
Keywords: environmental ethics, Semarang, ekosentrisme, sustainable development and environmentally.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Permasalahan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluki lainnya.
Manusia tidak menyadari bahwa kemajuan yang terjadi seiring dengan
perkembangan teknologi dan budaya dalam kehidupan telah menimbulkan
berbagai macam permasalahan. Tingkat peradaban manusia yang semakin hari
semakin berkembang membuat manusia senantiasa berurusan dengan
lingkungan yang semakin hari sulit untuk dihindari. Lingkungan hidup yang
semakin tercemar memungkinkan terjadinya suatu krisis terhadap lingkungan
sosial. Krisis terhadap lingkungan hidup merupakan suatu tantangan yang
sangat besar. Tantangan ini terutama terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang, karena adanya berbagai aktivitas pembangunan yang bertujuan
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
meningkatkan kesejahteraan umat manusia tetapi sering pula membawa
damapak terhadap perubahan lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tumbuhnya
industri yang begitu pesat pada saat itu telah menimbulkan pengaruh baik
dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak positifnya adalah
peningkatan mutu dan kualitas hidup yang ditandai dengan pemenuhan
kebutuhan hidup manusia yang menjadi lebih mudah untuk diwujudkan.Akan
tetapi dampak negatif dari kemajuan industri ini tentunya harus lebih
diwaspadai agar tidak terjadi suatu kerusakan dalam tatanan lingkungan yang
ada baik itu lingkungan hidup pada umumnya maupun lingkungan sosial.
Dalam perkembangannya, tatanan lingkungan hidup maupun lingkungan sosial
seharusnya senantiasa diperhatikan agar tidak mendatangkan berbagai bencana.
Tanggungjawab dari semua elemen masyarakat diperlukan dalam menjaga
tatanan lingkungan hidup dan lingkungan sosial sehingga diharapkan akan
tercipta suatu cara pandang yang lebih baik dalam memandang lingkungan itu
sendiri. Daya dukung lingkungan sebagai suatu kemampuan alam untuk
mendukung kehidupan manusia harus dijaga. Daya dukung alam ini sangat
penting terhadap kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, keberadaan
lingkungan alam perlu dijaga dan dikelola dengan baik agar kehidupan tetap
optimal.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
Berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini, baik dalam
dalam lingkup global maupun nasional merupaka akibat dari perilaku manusia.
Kasus- kasus pencemaran dan kerusakan, seperti air laut, hutan, atmosfer, air,
tanah dan lain- lain bersumber pada perilaku manusia yang tidak bertanggung
jawab, tidak peduli, dan hanya mementingkan diri sendiri. Menurut Arne
Naess, krisis lingkungam dewasa ini hanya dapat diatasi dengan melakukan
perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam secara
fundamental dan radikal. etika lingkungandibutuhkankarena mampu menuntun
manusia untuk berinteraksi secara baru dengan alam semesta.
Kesalahan fundamental pemahaman manusia adalah cara pandang
terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem.Salah
satu penyebabnya adalah bersumber dari etika antroposentrisme, yang
memandang manusia sebagai pusat alam semesta, mempunyai nilai semesta
alam, dan boleh melakukan apa saja terhadap alam. Cara pandang inilah yang
menimbulkan sikap dan perilaku eksploitatif terhadap alam.
Pandangan Galtung terkait dengan lingkungan, bahwa lingkungan tidak
semata- mata merupakan sarana, tempat untuk melangsungkan kehidupan,
namun juga merupakan “Lebenswelt”, yaitu medan atau tempat yang
memungkinkan manusia untuk berkarya, memenuhi kebutuhan hidup, dan
membangun peradaban dan kebudayaannya. Galtung menambahkan bahwa
manusia harus mampu menciptakan dan menjaga keharmonisan hidupnya
dengan alam, karena berkaitan secara structural. Galtung dalam pendekatan
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
sruktural ini, menegaskan bahwa manusia bersahabat dengan alam, menjaga
keseimbangan ekologis, memahami bahwa manusia adalah bagian dari alam,
begitu juga alam bagian dari kehidupan manusia. Dengan demikian terjadi
relasi horizontal supaya tidak terjadi kepincangan di salah satu pihak.
Kelestarian alam adalah yang utama karena perlu diingat bahwa alam bukan
merupakan warisan, melainkan sebuah titipan.
Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang
masyarakatnya memiliki mobilitas yang tinggi dalam upaya menggapai setiap
kebutuhan dan impiannya. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-
pembanguan diberbagai bidang. Proses pembangunan ini mengakibatkan
mobilitas penduduk semakin meningkat sehingga keadaan ini membuka
peluang untuk meningkatkan sistem perekonomian, tetapi juga meningkatnya
masalah pencemaran. Upaya pembangunan lingkungan hidup dalam upaya
pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
diharapkan mampu memberikan suatu gambaran yang jelas mengenai hal-hal
yang diharapkan mampu untuk mendukung masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan tetap memperhatikan lingkungan hidup dengan
lebih mengedepankan suatu etika dan pengetahuan mengenai lingkungan dalam
suatu cara pandang yang dimiliki oleh masyarakat dan pemerintah kota
Semarang.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
pengelolaan Lingkungan hidup menyatakan:
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dimaksud adalah upaya terpadu untuk
melestarikanfungsi lingkungan hidup, yang meliputi kebujaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup.
2. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber
daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan mendatang.
3. Pelestarian fungsi lingkungan hidup merupakan rangkaian upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
guna terjaganya kehidupan berkualitas.
2. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah pemikiran diatas , maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang selama ini menjadi persoalan degradasi lingkungan di kota
Semarang?
2. Bagaimanakah upaya pemerintah kota Semarang dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan?
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
3. Apa revelansi etika lingkungan Galtung dalam kaitannya dengan
pembangunan di kota semarang?
3. Keaslian Penelitian
Sisi keaslian penelitian ini akan menjawab permasalahan pokok dalam
hal pembangunan dan berbagai masalah degradasi lingkungan dalam perspektif
etika lingkungan. Penulis dalam penelitian ini memfokuskan diri pada korelasi
antara masalah linkungan di Semarang dan pembangunan kota dengan
kontribusi etika lingkungan Galtung. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya
yang serupa, namun sisi variabelatau materi yang membedakan;
1.Elaborasi Konsep Etika Lingkungan, Sebuah Perspektif Bagi Pembangunan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia (Wahid Teguh Setiawan :
2695, 2002 , skripsi Filsafat UGM).
2.Etika Lingkungan Menurut Johan Galtung (Jaelani : 2212, 1996, skripsi
Filsafat UGM).
3. Perda Tata Ruang Kota Semarang dan Implementasinya (Bagus Arya
Wisnu Wardhana, S.H. : 2008 , UNDIP Semarang)
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat daripada penelitian ini, yaitu:
1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu penegetahuan
tentang lingkungan di Indonesia.Pembangunan dan penanganan masalah
lingkungan perlu memerhatikan perspektif etika lingkungan.
2. Bagi perkembangan filsafat
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wacana berpikir kefilsafatan
terutama mengenai pembangunan dan penanggulangan masalah lingkungan
yang tetap memfokuskan diri pada etika lingkungan.
3. Bagi masyarakat kota Semarang
Penelitian ini diharapkan dapat memberi suatu pemahaman baru yang
bersifat konstruktif, bahwa betapa pentingnya eksistensi daripada etika
lingkungan dalam rangka upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan di kota Semarang002E
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui secara deskriptif segala hal yang menjadi persoalan lingkungan
di kota Semarang sehingga dapat menuju pada pembangunan yang
berwawasan etika lingkungan.
2. Merumuskan secara analisis tentang upaya pemerintah kota Semarang
dalam mewujudkan suatu pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
3. Merumuskan secara reflektif mengenai korelasi antara etika lingkungan
Galtung dengan pembangunan dan pengelolaan lingkungan di Semarang,
sehingga tercipta pemahaman baru mengenai pentingnya etika lingkungan
tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
Manusia harus berupaya melakukan pembangunan dengan
memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang telah disediakan oleh
lingkungannya, dan kebutuhan tersebut selalu berkembang sejalan dengan
perkembangan yang dicapai oleh manusia yang berdampak pada lingkungan.
Besar perhatian terhadap upaya perlindungan dan penggunaan lingkungan
dapat dimengerti, oleh karena pada lingkungan itulah manusia hidup, dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya (Soerjani,1998:4).
Etika lingkungan sebagai prinsip dasar moral lingkungan yang
merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam mengelola dan
memanfaatkan alam, dalam hidupnya sebagai masyarakat. Dengan etika
lingkungan, kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap
lingkungan, namun juga membatasi tingkah laku manusia agara dalam setiap
kegiatan tetapberada dalam batas kepentingan lingkungan hidup kita (Soerjani,
1998: 36).
Semua usaha dan kegiatan pembangunan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup.Perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
pembangunan harus memuat perkiraan dampaknya yang penting terhadap
lingkungan hidup, guna dijadikan pertimbangan apakah untuk rencana tersebut
perlu dibuat analisis mengenai dampak lingkungan. (Koesnadi
Hardjasoemantri, 2000 : 230).
Kerusakan lingkungan hidup penyebabnya adalah manusia itu sendiri.
Etika lingkungan hidup dapat merangsang manusia untuk memperhatikan dan
mempertimbangkan dan menanamkan kesadaran akan segala dampak yang
ditimbulkan dalam pengelolaan lingkungan hidup (Emil Salim, 1988: 19).
Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang
masyarakatnya memiliki mobilitas yang tinggi dalam menggapai setiap
kebutuhan dan impiannya. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-
pembanguan diberbagai bidang. Proses pembangunan ini juga mengakibatkan
mobilitas penduduk semakin meningkat sehingga keadaan ini membuka
peluang untuk meningkatkan sistem perekonomian dan meningkatnya masalah
pencemaran. Sebagai langkah awal dari pemerintah kota Semarang adalah
dengan menerbitkan berbagai peraturan daerah yang digunakan untuk
melindungi dan mengatur elemen masyarakat untuk senantiasa mendukung
setiap langkah dalam melakukan pembenahan terhadap lingkungan hidup untuk
menuju pada suatu pembangungan lingkungan hidup dalam upaya pengelolaan
pembangunan yangberkelanjutan dan berwawasan lingkungan
(Budianto,2008).
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
Pembangunan berwawasan lingkungan hidup merupakan upaya sadar
dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan mendatang. Sifat keterkaitan sumber daya
alam dan tatanan lingkungan mengharuskan cara mekanisme pembangunan
yang memperhatikan keterkaitan tersebut. Hal yang memberi konsekuensi
dimana pengembangan yang dilakukan di suatu sektor, harus memperhatikan
dampak pada pengembangan sector lain (Aca Sugandhy, 2009: 4)
Perubahan fundamental dalam sikap manusia modern terhadap
lingkungan hidup dan alam sangat diperlukan. Sikap dasar yang dituntut itu
dapat dirumuskan seperti yang dijelaskan oleh Franz Magnis Suseno (1993:
151) sebagai berikut : “Menguasai secara berpartisipasi, menggunakan sambil
memelihara. Manusia harus tetap menguasai alam. Ia tetap harus
menggunakannya, yang perlu berubah adalah cara penguasaan, cara
pemanfaatannya.”
Menguasai tidak sebagai pihak di luar dan di atas alam, melainkan
sebagai bagian dari alam, sebagai partisipan dalam ekosistem bumi. Manusia
menguasai sambil menghargai, mencintai, mendukung, dan
mengembangkannya. Manusia memanfaatkan, tetapi tidak sebagaimana
manusia menghabiskan isi sebuah tambang atau penduduk pantai akan
memanfaatkan bangkai kapal yang kandas dan ditinggalkan orang. Melainkan
seperti kita memanfaatkan seekor sapi perah, dengan sekaligus memeliharanya.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Manusia harus menjadikan sebagai kewajiban bahwa dalam setiap pertemuan
dengan alam, ia meninggalkannya dalam keadaan utuh. (Franz Magnis Suseno,
1993: 151).
Pemerintah kota Semarang mengawali langkah dengan menerbitkan
berbagai peraturan daerah yang digunakan untuk melindungi dan mengatur
elemen masyarakat untuk senantiasa mendukung setiap langkah dalam
melakukan pembenahan terhadap lingkungan hidup untuk menuju pada suatu
pembangungan lingkungan hidup dalam upaya pengelolaan pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Secara garis besar, upaya
pembangunan lingkungan hidup dalam upaya pengelolaan pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan diharapkan mampu memberikan
suatu gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang diharapkan mampu untuk
mendukung masyarakat dalam memenuhi. (Budianto, 2008 : 15).
Konsep pembangunan berkelanjutan menuntut terwujudnya
pengintegrasian kepentingan ekonomi, kepentingan ekologi dan kepentingan
sosial. Prinsip dan pola pelaksanaan pembangunan harus mampu memberikan
jaminan terhadap terlaksananya azas keadilan dan pemerataan, meningkatnya
kualitas keanekaragaman hayati, penerapan pendekatan. Integratif dan harus
memiliki perspektif jangka panjang, dalam pembangunan secara fisik agar tidak
merusak atau mengenyampingkan aspek lingkungan hidup yang dikontrol oleh
Perda tata ruang kota. (BAPEDALDA Tingkat I Jawa Tengah , 1999 : 4).
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
Kota Semarang merupakan Kota metropolitan berpenduduk sekitar 1,4
juta jiwa dengan luas wilayah 37.360.947 hektar. Hal tersebut tidak menutup
kemungkinan penataan kota semarang yang carut marut yang diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomer 5 Tahun 2004 bila dikaji
implementasinya (analisis konsistensi dan harmonisasi) denganUndang –
undang Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu Undang – undang Nomor 32
tahun 2009.
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2004 pasal 4 sebagai
berikut:
Peraturan Daerah ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan peran kota dalam pelayanan yang lebih luas agar mampu
berfungsi sebagai pusatpembangunan dalam suatu sistem pengembangan
wilayah;
b. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang
berdasarkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
c. Terselenggaranya peraturan pemanfatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budidaya;
d. Tercapainya pemanfatan ruang yang akurat dan berkualitas untuk:
1) Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia;
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
2) Meningkatkan pemanfatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia;
3) Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan sejahtera;
4) Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan;
5) Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
C. Landasan Teori
Pandangan Galtung terkait dengan lingkungan, bahwa lingkungan tidak
semata- mata merupakan sarana, tempat untuk melangsungkan kehidupan,
namun juga merupakan “Lebenswelt”, yaitu medan atau tempat yang
memungkinkan manusia untuk berkarya, memenuhi kebutuhan hidup, dan
membangun peradaban dan kebudayaannya. Galtung menambahkan bahwa
manusia harus mampu menciptakan dan menjaga keharmonisan hidupnya
dengan alam, karena berkaitan secara structural. Galtung dalam pendekatan
sruktural ini, menegaskan bahwa manusia bersahabat dengan alam, menjaga
keseimbangan ekologis, memahami bahwa manusia adalah bagian dari alam,
begitu juga alam bagian dari kehidupan manusia. Dengan demikian terjadi
relasi horizontal supaya tidak terjadi kepincangan di salah satu pihak.
Kelestarian alam adalah yang utama karena perlu diingat bahwa alam bukan
merupakan warisan, melainkan sebuah titipan. Manusia memanipulasi dan
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
merusak alam, maka secara tidak langsung akan mempersempit ruang gerak
manusia itu sendiri, selain itu akan mengantarkan bumi pada kehancuran
(Marsana Windu, 1992: 127).
Krisis ekologi dewasa ini telah meluas dan sangat berpengaruh
padapandangan kosmologis yang menimbulkan eksploitasi terhadap
lingkungan.Galtung mengetengahkan tiga teori etika lingkungan, serta
menawarkan teori etika yang dapat dijadikan sebagai alternatif pengelolaan
lingkungan. (J. Sudriyanto, 1992: 13, Jaelani, 1996: 54-59)
1. Etika Egosentrisme
Etika egosentris adalah etika yang berdasarkan ego (diri). Focus etika ini adalah
suatu keharusan untuk melakkukan tindakan yang baik bagi diri, self. Kebaikan
individu adalah kebaikan masyarakat merupakan klaim yang dianggap sah.
Orientasi etika egosentris didasarkan pada filsafat individualisme dengan
pandangan bahwa individu merupakan atom sosial yang berdiri sendiri
(J.Sudriyanto, 1992: 14).
Menurut Sony Keraf (1990: 31) etika egosentrisme mempercayai bahwa
tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingannya
sendiri dan demi keuntungan dan kemajuannya pribadi. Dengan demikian
manusia merupakan pelaku rasional dalam mengusahakan hidup dengan
memanfaatkan alam yang berdasarkan pada kenyataan pandangan yang
mekanistik. Ada yang utama dan adalyang tidak utama seperti dalam
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
koorporate.Artinya, secara teoritis etika egosentris menempatkan individu
manusia sebagai bagian paling pokok dalam membangun lingkungan social (J.
Sudriyanto, 1992: 15).
2. Etika Homosentrisme
Etika homosentris bertolak belakang dengan etika egosentris dalam arti jika
egosentris lebih menekankan pada individu, maka etika homosentrisme lebih
menitikberatkan pada masyarakat. Model-model yang dijadikan dasarnya
adalah kepentingan social dengan memperhatikan hubungan antara pelaku
dengan lingkungan yang mampu melindungi sebagian besar hajat
masyarakat.Asumsi yang digunakan oleh etika homosentrisme adalah sifat
organis mekanis dari alam.Setiap bagian merupakan bagian-bagian organ dari
bagianlainnya. Jika salah satu bagian hilang maka keseluruhan akan kurang
bahkan tidak berguna. Antar bagian dari suatu keseluruhan memiliki hubungan
yang tidak terpisahkan dan bersifat saling mempengaruhi.Sayangnya, menurut
J. Sudriyanto (1990: 16), dengan pandangan demikian sumber-sumber
kekayaan alam dikuras terus menerus dengan dalih kepentingan dan kemajuan
masyarakat.
3. Etika Ekosentrisme
Etika ekosentris merupakan aliran etika yang ideal sebagai pendekatan
dalam mengatasi krisis ekologi dewasa ini. Etika ekosentris lebih berpihak pada
lingkungan secara keseluruhan, baik biotik maupun abiotik. Hal terpenting
dalam pelestarian lingkungan menurut etika ekosentris adalah tetap
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
bertahannya segala yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen
ekosistem yang sehat. Benda-benda kosmis memiliki tanggung jawab moralnya
sendiri seperti halnya manusia, oleh karena itu diperkirakan memilliki haknya
sendiri juga, karena pandangan yang demikian maka etika ini sering kali disebut
juga deep ecology (J. Sudriyanto, 1992: 243).
Deep ecology juga disebut etika bumi. Bumi dianggap memperluas
ikatan-ikatan komunitas secara kolektif yang terdiri atas manusia, tanah, air,
tanaman, binatang. Bumi mengubah peran manusia menjadi bagian susunan
warga dirinya. Sifat holistik ini menjadikan adanya rasa hormat terhadap bagian
yang lain. Etika ekosentris mempercayai bahwa segala sesuatu selalu dalam
hubungan dengan yang lain, di samping keseluruhan bukanlah sekedar
penjumlahan-penjumlahan, jika bagian berubah, keseluruhan akan berubah
pula, tidak ada bagian dalam sesuatu ekosistem yang dapat diubah tanpa
mengubah bagian yang lain dan keseluruhan.
D. Metode Penelitian
1. Bahan atau materi penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dimana sumber bahan
atau materi penelitian diperoleh melalui sumber tulisan, ataupun pustaka-
pustaka ilmiah.Pembagian sumber-sumber data , yaitu:
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
a. Sumber primer
diperoleh melalui buku, Perda kota Semarang, artikel, thesis, karya-
karya ilmiah, maupun pustaka sarjana yang berhubungan mendukung
penelitian ini.
b. Sumber sekunder
Diperoleh melalui surat kabar, berita harian, maupun media massa
lainnyayang sekiranya berhubungan dengan penelitian ini.
2. Jalannya penelitian
Penelitian ini berjalan secara sistematis dan menyeluruh. Penelitian ini
dilakukan 4 tahap, antara lain:
a. Pengumpulan data, dalam tahap ini semua yang berhubungan dengan
penelitian dikumpulkan secara seksama, meliputi, penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan,
dan pengendalian lingkungan hidup.
b. Klasifikasi data, tahap ini adalah tindak lanjut dari tahap pertama yaitu
menyeleksi bahan-bahan yang dinilai sangat mendukung pengelolaan
lingkungan.
c. Penyusunan dan penulisan, tahap dimana semua bahan yang telah
dikumpulkan dan diseleksi, untuk seterusnya disusunberdasarkan
kaedah penulisan karya ilmiah.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
3. Analisis hasil
a. Deskripsi, yaitu pemaparan sekaligus penggambaran segala macam
masalah lingkungan dan penanganannya, segala upaya pembangunan
berwawasan lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah kota
Semarang.
b. Interpretasi, yaitu pengembangan seputar persoalan-persoalan etika
lingkungan yang selayaknya diperhatikan dalam pemulihan lingkungan
hidup di kota Semarang.
c. Hermeneutika, yaitu pengumpulan keseluruhan data yang berhubungan
dengan objek materi penelitian, yaitu lingkungan kota semarang,
melalui proses pendekatan secara kualitatif serta komunikatif, untuk
mendekati permasalahan dan menemukan solusi permasalahan tersebut.
d. Verstehen, yaitu pemahaman mengenai lingkungan kota Semarang,
permasalahan lingkungan, dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
melestarikan lingkungan kota Semarang berdasarkan refleksi etika
lingkungan.
E. Hasil Yang Ingin Dicapai
1. Mengetahui secara deskriptif segala hal yang menjadi persoalan lingkungan
di kota Semarang sehingga dapat menuju pada pembangunan yang
berwawasan etika lingkungan.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
19
2. Merumuskan secara analisis tentang upaya pemerintah kota Semarang
dalam mewujudkan suatu pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
3. Merumuskan secara reflektif mengenai korelasi antara etika lingkungan,
khusunya teori Johan Galtung dengan pembangunan dan pengelolaan
lingkungan di Semarang, sehingga tercipta pemahaman baru mengenai
pentingnya etika lingkungan tersebut.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi menjadi 4 bab, yaitu:
Bab I adalah pendahuluan, yang berisi Latar Belakang Masalah yang terdiri
dari perumusan masalah, keaslian penelitian, dan manfaat
penelitian.Selanjutnya diikuti dengan Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Landasan Teori, Metode Penelitian, Hasil Yang Dicapai, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II tentang seputar kota Semarang dan segala permasalahan
lingkungan yang ada. Bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab, yaitu mengenai
historisitas Semarang, keadaan geografis semarang, dan permasalan
lingkungan di Semarang.
Bab III yang akan memaparkan mengenai etika lingkungan, khususnya
pada etika lingkungan Johan Galtung. Bab ini akan dibagi menjadi sub-bab,
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
20
antara lain, pengetian lingkungan secara umum, pemahaman etika lingkungan,
dan teori-teori etika lingkungan Johan Galtung.
Bab IV memuat tentang etika lingkungan dalam penanganan masalah
lingkungan di Semarang, yang meliputi, kebijakan dan upaya pemerintah kota
dalam pembangunan berwawasan lingkungan, serta relevansi etika lingkungan
Galtung dalam pembangunan dan pengelolaan kota Semarang.
Bab V Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran, sehingga
dalam bab ini dapat ditarik suatu kesimpulan dari masing-masing bisa
penelitian dalam kajian akademis serta dikemukakan saran-saran yang bersifat
konstruktif yang bisa menjadi bermanfaat untuk pembangunan dan pengelolaan
kota Semarang mendatang.
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SEMARANG DALAMPERSPEKTIF ETIKA LINGKUNGANJOHAN GALTUNGYUDHA SAKTI PERMANAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/