Pembahasan prosedural analisa boraks

download Pembahasan prosedural analisa boraks

of 4

description

analisa boraks pada makanan

Transcript of Pembahasan prosedural analisa boraks

PembahasanPada praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan penetapan kadar boraks pada sampel mie dengan menggunakan metode titrasi alkalimetri. Titrasi alkalimetri adalah salah satu metode titrasi untuk menetapkan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan larutan baku senyawa yang bersifat basa kuat. Untuk menganalisis adanya kadungan boraks dalam sampel mie ini maka dilakukan dua analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif untuk mengetahui adanya boraks pada sampel mie adalah dengan menggunakan uji nyala. Namun, ada beberapa cara analisis kualitatif lain yang dapat dilakukan selain uji nyala yaitu dengan menggunakan kertas turmeric ataupun dengan mereaksikannya dengan menggunakan pereaksi curcumin. Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah penetapan kadar dengan metode titrasi asidimetri.Sebelum dilakukan prosedur analisis maka terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel mie. Prinsip prosedur preparasi sampel ini didasarkan pada kelarutan boraks yang mudah larut dalam air. Prosedur preparasi sampel mie dimulai dengan sampel mie tersebut ditimbang sebanyak 25 gram kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah halus, kemudian ditambahkan air panas sebanyak 250 ml dan diaduk hingga mie tercampur sempurna dalam air. Kemudian larutan mie tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. Proses sentrifugasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan larutan mie dengan endapan mie yang tak larut. Setelah disentrifugasi akan terbentuk supernatan dan endapan, kemudian supernatan yang terbentuk dipisahkan dan ditampung dalam beaker glass. Supernatan yang ditampung ini adalah sampel yang akan dianalisis kualitatif dan kuantitatifnya. Analisis kualitatif dengan uji nyala dimulai dengan memipet sebanyak 5 ml filtrat hasil tampungan dan dimasukkan ke dalam cawan penguap. Ke dalam cawan penguap tersebut dimasukkan beberapa tetes H2SO4 0,1 N dan etanol secukupnya. Kemudian campuran tersebut dibakar dengan api, kemudian dilihat nyala api yang dihasilkan.

berwarna merah-orangeDari hasil uji nyala tersebut, nyala api pada sampel tidak berwarna hijau. Jika uji nyala positif maka akan tampak nyala warna hijau dimana metanol akan terbakar dengan nyala yang pinggirannya hijau karena pembentukan metilborat B(OCH3)3 sesuai reaksi berikut ini.H3BO3 + 3 CH3OH B(OCH3)3 + 3 H2O (svehla,1979).Hasil uji nyala api negatif karena tidak tampak nyala warna hijau maka dapat dikatakan jika sampel tidak mengandung boraks.Selanjutnya adalah prosedur analisis kuantitatif dengan metode titrasi alkalimetri. Metode titrasi alkalimetri dipilih karena boraks merupakan senyawa amfoter (senyawa yang dapat bersifat sebagai asam maupun basa) sehingga metode analisis kuantitatif yang dapat digunakan adalah alkalimetri atau asidimetri. Analisis kuantitatif alkalimetri digunakan karena titran yang digunakan merupakan larutan yang bersifat basa kuat. Titrasi alkalimetri berprinsip pada reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara senyawa asam dan basa membentuk garam dan air.Asam + Basa Garam + AirB4O72- + 7H2O H3BO3 + 2OH-direaksikan dengan NaOH membentuk garam dan air 2NaOH + 4 H3BO3 Na2B4O7 + 7H2O Dalam hal ini, senyawa basa yang dipilih untuk titrasi alkalimetri adalah natrium hidroksida (NaOH) 0,05 N. Pembuatan NaOH 0,05 N ini dilakukan dengan cara padatan NaOH ditimbang sebanyak 2 gram kemudian dilarutkan dalam 1000 mL aquadest bebas CO2 karena sifat NaOH yang higroskopis (mudah menyerap uap air). Adapun perhitungan normalitas NaOH adalah sebagai berikut:N= 0,05 = X= 2 gram 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aquadest bebas CO2

Sebelum dilakukan prosedur analisis kuantitatif boraks, larutan NaOH harus dibakukan terlebih dahulu. Pembakuan ini dilakukan untuk mengetahui berapa konsentrasi NaOH dikarenakan NaOH merupakan larutan baku sekunder, yaitu larutan baku yang belum diketahui secara tepat konsentrasinya. Hal ini dikarenakan sifat NaOH yang higroskopis (mudah menyerap uap air) sehingga dapatberpengaruh pada konsentrasinya. Oleh karena itu, NaOH harus dibakukan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan baku primer. Larutan baku primer adalah larutan yang sifatnya stabil, diketahui secara tepat konsentrasinya, dan digunakan untuk menetapkan konsentrasi dari larutan baku sekunder. Dalam hal ini, larutan baku primer yang digunakan adalah larutan asam oksalat (H2C2O4). Pembuatan larutan asam oksalat dilakukan dengan cara asam oksalat ditimbang sebanyak 65 gram kemudian dilarutkan dalam 25 ml aquadest. Setelah larutan baku primer (asam oksalat) dan larutan baku sekunder (NaOH) sipa barulah dilakuakn prosedur pembakuan NaOH. Pembakuan NaOH dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sebanyak 25 ml larutan asam oksalat dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer lalu ditambahkan indikator phenolftalein sebanyak 3 tetes. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam buret, dilakukan titrasi hingga warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan dicatat dan dihitung normalitas NaOH. Pembakuan NaOH dilakukan triplo. Setelah dilakukan titrasi sebanyak 2 kali (duplo), kemudian didapatkan volume NaOH yang digunakan lalu ditentukan konsentrasi atau normalitas dari NaOH yang telah dibuat. Didapat normalitas NaOH sebesar 0,0587N. Setelah melalui proses pembakuan selanjutnya dilakukan titrasi untuk penetapan kadar boraks pada sampel mie tersebut.Penetapan kadar boraks dalam sampel mie dengan metode alkalimetri. dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Sebanyak 15 ml larutan supernatan hasil sentrifugasi sampel mie diambil dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Kemudian ke dalam labu erlenmeyer ditambahkan 3 tetes fenolftalein dan 5 ml gliserol. Fenolftalein disini berfungsi sebagai indikator asam-basa, yaitu suatu senyawa yang mempunyai warna yang berbeda apabila senyawa tersebut berada pada pH asam atau basa. Fenolftaleinmempunyaitrayek pH8,3-10,0 dan berwarna merah muda pada pH basa dan tidak berwarna pada pH asam. Fungsi penambahan gliserol adalah . Setelah itu, larutan sampel dititrasi dengan NaOH (yang sudah dibakukan sebelumnya) sebanyak tiga kali (triplo). Kemudian dihitung kadar boraks dalam sampel mie dengan rumus berikut:

Jangan lupa kesimpulan ya wen, makasih