Pembahasan KP

download Pembahasan KP

of 31

description

1

Transcript of Pembahasan KP

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Tinjauan UmumPada umumnya, pada pekerjaan pelaksanaan gedung bertingkat meliputi beberapa item pekerjaan yang meliputi pengukuran, pekerjaan tanah, pekerjaan pemancangan, pekerjaan struktural, dan pekerjaan finishing.Untuk mencapai target dalam melaksanakan pekerjaan, perlu adanya organisasi yang baik agar diperoleh sasaran yang diinginkan. Maka perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut :a. Rencana kerja yang kemudian dijabarkan dalam rencana bulanan, mingguan, dan harian yang meliputi berbagai macam pekerjaan, pemakaian peralatan, bahan dan tenaga kerja yang terlibat dalam proyek tersebut.b. Tenaga pelaksana yang berpengalaman dalam bidangnya dan mampu melaksanakan pekerjaannya.c. Cara kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berdasarkan pada syarat syarat yang telah ditentukan dengan petunjuk pengawas lapangan atau direksi, serta harus adanya koordinasi yang baik antara bagian yang terlibat dalam proyek tersebut.

3.2 Uraian PekerjaanPelaksanaan Kerja Praktek yang dilakukan oleh penulis memfokuskan beberapa item pekerjaan, yaitu sebagai berikut :1. Pekerjaan Koloma. Pekerjaan pembesian kolomb. Pemasangan bekisting kolomc. Pengecoran kolom2. Pekerjaan Baloka. Pekerjaan bekisting balokb. Pekerjaan pembesian balokc. Pengecoran balok3.2.1 Pekerjaan Koloma. Pembesian kolomTulangan merupakan suatu fungsi yang sangat penting untuk struktur beton karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari hasil kerja sama antara beton dan tulangan. Tulangan tersebut terdiri dari suatu jaringan batang batang besi. Baja tulangan adalah baja yang berbentuk batang yang digunakan untuk penulangan beton. Dalam konstruksi bangunan dikenal dengan baja ulir dan baja polos, dimana baja berpenampang ulir mempunyai kekuatan lebih jika dibandingkan dengan baja polos. Syarat syarat yang ditentukan dalam tulangan baja :1. Baja tulangan tidak boleh mengandung serpih serpih, lipatan lipatan, retak retak, dan gelombang.2. Permukaan hanya diperbolehkan untuk berkarat ringan.3. Batang batang baja tulangan harus lurus.Penulangan kolom ini dimulai dengan pemotongan tulangan terlebih dahulu yang harus disesuaikan dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar rencana. Kemudian dirangkai sesuai dengan bentuk, ukuran, dan jarak yang telah direncanakan.

Gambar 3.1 Pembesian KolomDalam pembangunan ini, kolom yang digunakan ada beberapa type, yaitu :1. Kolom type 2 dengan ukuran 30/30 dengan pembesian untuk tulangan yang digunakan D16 mm sebanyak 8 batang, dan untuk tulangan sengkangnya dipakai besi 8 mm dengan jarak 15 cm.

Gambar 3.2 Pembesian Kolom Type 2 Perhitungan volume beton / 1 ( 30/30 )= 1/(0,3 x 0,3 ) = 11,111

Tulangan Pokok : D16Berat nominal tulangan D16= 1,578 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan D16= 8 buahBerat tulangan D16= 8 buah x 11,111 x 1,578 kg/m = 140,265 kgTulangan Sengkang :Jarak tulangan sengkang= 0,15 mPanjang tulangan sengkang= 1,14 mBerat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m (tabel SNI)Jumlah sengkang( 1)= (11,111/ 0,15 ) + 1= 75,073 buahBerat tulangan sengkang= 75,073 bh x1,14m x0,395kg/m= 33,805 kg

2. Kolom praktis 1 dengan ukuran 10/10 dengan pembesian untuk tulangan yang digunakan 10 sebanyak 4 batang, dan untuk tulangan sengkangnya dipakai besi 8 dengan jarak 30 cm.

Gambar 3.3 Pembesian Kolom Praktis Perhitungan volume beton / 1 ( 10/10 )= 1/(0,1 x 0,1 ) = 100

Tulangan Pokok : 10Berat nominal tulangan 10= 0,617 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan 10= 4 buahBerat tulangan 10= 4 buah x100m x0,617kg/m = 246,8 kgTulangan Sengkang :Jarak tulangan sengkang= 0,3 mPanjang tulangan sengkang = 0,34 mBerat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m (tabel SNI)Jumlah sengkang( 1)= (100 m /0,3 m ) + 1= 334,333 buahBerat tulangan sengkang= 334,333 bh x 0,34 m x 0,395kg/m= 44,901 kgb. Pemasangan bekisting kolomBekisting adalah konstruksi sementara yang dipergunakan untuk mendukung dan memberikan bentuk pada beton. Meskipun bekisting hanyalah struktur yang dalam penggunaannya bersifat sementara, namun kualitas dan kekuatan bekisting harus juga diperhatikan dengan baik karena beton mortar mempunyai daya tekan yang cukup besar untuk membuat bekisting melengkung. Oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga konstruksi tidak mengalami kerusakan akibat lendutan atau lenturan ketika beton dituangkan. Pemasangan bekisting memenuhi syarat syarat sebagai berikut :1. Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang membentuk ukuran dan batas batas sesuai dengan gambar rencana.2. Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat mencegah kebocoran adukan.3. Bekisting harus diberi ikatan ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuk yang tetap.4. Bekisting dalam keadaan lembab atau harus dibasahkan terlebih dahulu sebelum pengecoran dikerjakan agar air semen tidak meresap pada waktu pengecoran.5. Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku, sehingga setelah dibongkar akan memberikan bidang yang rata dan hanya sedikit memerlukan penghalusan serta celah celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air pengecoran yang keluar.6. Pembongkaran bekisting dilakukan apabila bagian konstruksi dengan sistem bekisting telah mencapai umur sesuai dengan beban yang diterima oleh konstruksi tersebut. Apabila beban besar, sebaiknya dibuka setelah beton mencapai umur 28 hari . Apabila pada saat pembongkaran terjadi cacat, maka harus diperbaiki dengan melapisinya dengan campuran beton yang sama dengan yang telah ada.

Gambar 3.4 Pemasangan bekisting kolomPada pelaksanaan proyek pembangunan LABKESDA Kota Tarakan ini, pembuatan bekisting dikerjakan langsung ditempat lokasi. Dimensi bekisting yang digunakan adalah sesuai dengan bentuk kolom yang direncanakan. Bekisting yang dibuat terdiri dari bagian bagian yang berupa dinding bekisting, pengunci serta penahan agar bentuk kolom yang dicetak sesuai dengan gambar yang direncanakan.Setelah posisi kolom atau letak kolom ditentukan tulangan yang telah terpasang, maka bekisting kolom siap dipasang. Agar bekisting kolom ini dalam keadaan yang stabil maka diperkuat dengan memasang kayu perangat, yang banyak terdapat didaerah pesisir. Dengan demikian maka posisi bekisting ini tidak akan berubah sampai pada saat pengecoran nantinya. Setelah itu, kayu bekisting disemprot dengan minyak agar pada saat pembongkaran bekisting mudah dikerjakan.Adapun analisa perhitungan volume bekisting kolom adalah sebagai berikut : Perhitungan Bekisting kolom K2 Dengan analisis perhitungan adalah sebagai berikut : Luasan Bekisting :Panjang bekisting= ( 4 x 0,3 m )= 1,2 mDalam 1 = 1,2 m x 11,111 = 13,333

c. Pengecoran kolomSebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, maka semua bagian yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan agar campuran beton tidak mengandung lumpur atau serpihan serpihan kayu dan besi, kemudian setelah itu juga pekerjaan bekisting dan pekerjaan pembesian selesai dikerjakan, maka baru dilakukan pengecoran. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan alat concrete mixer sebagai pengaduk campuran beton. Pada saat pengecoran, dinding bekisting tersebut dipukul pukul supaya menjadi padat dan tidak ada rongga sedikitpun. Beton yang digunakan pada proyek pembangunan ini adalah beton dengan mutu K 250.Gambar 3.5 Pengecoran KolomAdapun analisa perhitungan volume beton pada pengerjaan pengecoran kolom dengan mutu K 250 adalah sebagai berikut :

3.2.2 Pekerjaan Baloka. Pemasangan bekisting balokSebelum melakukan pembesian pada balok, terlebih dahulu dilakukan pembuatan bekisting lantai. Bekisting lantai tersebut menyatu dengan bekisting balok sehingga pada saat pengecoran, lantai dan balok tersebut dicor secara bersamaan.

Gambar 3.6 Pemasangan bekisting balok

b. Pembesian BalokSetelah pembuatan bekisting, Tulangan balok dipasang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dalam gambar rencana. Kemudian dirangkai sesuai dengan bentuk, ukuran, dan jarak yang telah direncanakan.

Gambar 3.7 Pembesian BalokDalam pembangunan ini, balok yang digunakan ada beberapa type yaitu :1. Balok 1 dengan type 30/55 dengan pembesian untuk tulangan yang digunakan D19 mm, dan tulangan samping dipakai 12 mm dan untuk tulangan sengkangnya dipakai besi 8 mm dengan jarak 10 cm untuk bagian tumpuan dan 15 cm untuk bagian lapangan.

Gambar 3.8 Balok 1 type 30/55

Perhitungan volume beton / 1 ( 30/55 )= 1/(0,3 x 0,55 ) = 6,061

Tulangan Pokok : D19Berat nominal tulangan D19= 2,223 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan D19= 10 buahBerat tulangan D19= 10 buah x 6,061 x 2,223 kg/m = 134,736 kgTulangan Tengah : Berat nominal tulangan 12= 0,888 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan 12= 2 buahBerat tulangan 12= 2 buah x 6,061 x 0,888 kg/m = 10,764 kgTulangan Sengkang Jarak tulangan tumpuan= 0,10 mJarak tulangan lapangan= 0,15 mPanjang tulangan sengkang= 1,64 mBerat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m (tabel SNI)Jumlah sengkang ( 1)= ( 6,061 /0,10 m ) + 1tumpuan= 61,61 buahJumlah sengkang ( 1)= ( 6,061 m / 0,15 m ) + 1Lapangan= 41,407 buahTotal Jumlah sengkang= ( 61,61 + 41,407 )/2= 51,509 buahBerat tulangan sengkang51,509 buah x 1,64 m x 0,395 kg/m= 33,368 kg2. Balok 2 dengan type 25/40 dengan pembesian untuk tulangan yang digunakan D16 mm, dan tulangan samping dipakai 12 mm, dan untuk tulangan sengkangnya dipakai besi 8 mm dengan jarak 10 cm untuk bagian tumpuan dan 15 cm untuk bagian lapangan.Gambar 3.9 Balok 2 type 25/40 Perhitungan volume beton / 1 ( 25/40 )= 1/(0,25 x 0,40 ) = 10

Tulangan Pokok : D16Berat nominal tulangan D16= 1,578 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan D16= 8 buahBerat tulangan D16= 8 buah x 10 x 1,578 kg/m = 126,24 kg

Tulangan Tengah : 12Berat nominal tulangan 12= 0,888 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan 12= 2 buahBerat tulangan 12= 2 buah x 10 x 0,888 kg/m = 17,76 kgTulangan Sengkang Jarak tulangan tumpuan= 0,10 mJarak tulangan lapangan= 0,15 mPanjang tulangan sengkang= 1,24 mBerat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m (tabel SNI)Jumlah sengkang ( 1)= ( 10 /0,10 m ) + 1tumpuan= 101 buahJumlah sengkang ( 1)= ( 10 / 0,15 ) + 1Lapangan= 67,667 buahTotal Jumlah sengkang= ( 101 + 67,667 )/2= 84,334 buahBerat tulangan sengkang84,334 buah x 1,24 m x 0,395 kg/m= 41,307 kg

3. Balok 3 dengan type 25/35 dengan pembesian untuk tulangan yang digunakan D16 mm, dan tulangan samping dipakai 12 mm, dan untuk tulangan sengkangnya dipakai besi 8 mm dengan jarak 10 cm untuk bagian tumpuan dan 15 cm untuk bagian lapangan.

Gambar 3.10 Balok 3 type 25/35 Perhitungan volume beton / 1 ( 25/35 )= 1/(0,25 x 0,35 ) = 11,429

Tulangan Pokok : D16Berat nominal tulangan D16= 1,578 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan D16= 6 buahBerat tulangan D16= 6 buah x 11,429 x 1,578 kg/m = 108,210 kgTulangan Tengah :12 Berat nominal tulangan 12= 0,888 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan 12= 2 buahBerat tulangan 12= 2 buah x 11,429 x 0,888 kg/m = 20,297 kgTulangan Sengkang Jarak tulangan tumpuan= 0,10 mJarak tulangan lapangan= 0,15 mPanjang tulangan sengkang= 1,14 mBerat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m (tabel SNI)Jumlah sengkang ( 1)= ( 11,429 m/ 0,10 m ) + 1tumpuan= 115,29 buahJumlah sengkang ( 1)= ( 11,429 m/0,15 m ) + 1Lapangan= 77,193 buahTotal Jumlah sengkang= ( 115,29 + 77,193 )/2= 96,242 buahBerat tulangan sengkang96,242 buah x 1,14 m x 0,395 kg/m= 43,338 kg

4. Balok 4 dengan type 20/30 dengan pembesian untuk tulangan yang digunakan D13 mm, dan tulangan samping yang dipakai 10 mm, dan untuk tulangan sengkangnya dipakai besi 8 mm dengan jarak 10 cm.

Gambar 3.11 Balok 4 type 20/30 Perhitungan volume beton / 1 ( 20/30 )= 1/(0,2 x 0,3 ) = 16,667

Tulangan Pokok : D13Berat nominal tulangan D13= 1,040 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan D13= 4 buahBerat tulangan D13= 4 buah x 16,667 x 1,040 kg/m = 69,335 kgTulangan Tengah :12 Berat nominal tulangan 12= 0,888 kg/m (tabel SNI)Jumlah tulangan 12= 2 buahBerat tulangan 12= 2 buah x 16,667 x 0,888 kg/m = 29,601 kgTulangan Sengkang Jarak tulangan = 0,10 mPanjang tulangan sengkang= 0,94 mBerat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m (tabel SNI)Jumlah sengkang ( 1)= ( 16,667/0,10 ) + 1= 167,67 buahBerat tulangan sengkang167,67 buah x 0,94 m x 0,395 kg/m= 62,256 kg

5. Plat Lantai beton bertulang pada umumnya di cor ditempat, bersama sama dengan balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat dan menjadi satu kesatuan, yang disebut dengan jepit jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, fungsinya untuk menahan momen tarik dan lenturan. Tulangan plat lantai dikaitkan dengan tulangan balok penumpu.

Gambar 3.12 Pembesian pada Plat Lantai

Gambar 3.13 Plat Lantai Menghitung volume Plat Lantai / t= 0.12 mLx= 3 mLy= 5 mVolume Plat= 5 m x 3 m x 0,12 m= 1,8

Menghitung tulangan pada arah X

Berat nominal tulangan 10= 0,617 kg/m ( tabel SNI )Jarak tulangan 10= 0,15 mPanjang tulangan 10= 3,1 m

Jumlah Tulangan 10= ( 2,9 m/0,15 m ) + 1= 20,333 buahBerat tulangan 10= 20,333 buah x 3,1 m x 0,617kg/m= 38,891 kg

Berat nominal tulangan 10= 0,617 kg/m ( tabel SNI )Jarak tulangan 10= 0,15 mPanjang tulangan 10= 1,0 mJumlah Tulangan 10= 2 x ( 4,4 m / 0,15 m +1)= 60,667 buahBerat tulangan 10= 60,667 buah x 1,0 m x 0,617 kg/m= 37,432 kg

Berat nominal tulangan 8= 0,395 kg/m ( tabel SNI )Jarak tulangan 8= 0,2 mPanjang tulangan 8= 3,1 mJumlah tulangan 8= 4 x ( 0,75 m/0,2m + 1 )= 19 buahBerat tulangan 8= 19 buah x 3,1 m x 0,395 kg/m= 23,266 kg Menghitung tulangan pada arah Y

Berat nominal tulangan 10= 0,617 kg/m ( tabel SNI )Jarak tulangan= 0,15 mPanjang tulangan 10= 5,1 mJumlah Tulangan10= 0,9 m/ 0,15 m + 1= 7 buahBerat tulangan10= 7 buah x 5,1 m x 0,617 kg/m= 22,027 kg

Berat nominal tulangan 10= 0,617 kg/m ( tabel SNI )Jarak tulangan 10= 0,15 mPanjang tulangan 10= 1,0 mJumlah Tulangan 10= 2 x ( 2,4 m / 0,15 m +1)= 34 buahBerat tulangan 10= 34 buah x 1,0 m x 0,617 kg/m= 20,978 kg

Berat nominal 8= 0,395 kg/m ( tabel SNI )Jarak tulangan 8= 0,2 mPanjang tulangan8= 5,1 mJumlah tulangan 8= 4 x ( 0,75 m / 0,2 m + 1 )= 19 buahBerat Tulangan 8= 19 buah x 5,1 m x 0,395 kg/m= 38,276 kgTotal Berat tulangan=38,891 kg +37,432 kg +23,266 kg +22,027 kg +20,978 kg +38,276 kg= 180,87 kgJumlah besi plat per = 180,87 kg / 1,8 = 100,483 kg

Kebutuhan tulangan per maupun kebutuhan total tulangan, dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pekerjaan PembesianNoItem PekerjaanVolumePer Total Tulangan

UlirPolosUlirPolos

( )( kg )( kg )( kg )( kg )

1.2.3.4.5.6.7.K2 ( 30 / 30 )Kp ( 10/10 )B1 ( 30/55 )B2 ( 25/40 )B3 ( 25/35 )B4 ( 20/30 )Plat Lantai2,167,3147,529,453,821,0193,60140,2650134,736126,240108,21069,335033,805291,70144,13259,06763,63591,857100,483302,97206402,6551192,968413,36270,028073,01915715,3042097,153558,183243,085792,7769405,24

Pembahasan :1. Pada pembesian kolom type 2 ( 30/30 ), didapatkan jumlah tulangan ulir per yaitu 140,265 kg/, dilihat pada harga satuan bernilai 139,567 kg/. Jadi didapatkan selisih sebesar 0,698 kg/. Sedangkan pada pembesian polos didapatkan jumlah per sebesar 33,805 kg/, dilihat pada harga satuan bernilai 42,558 kg/, jadi didapatkan selisih sebesar 8,753 kg/.2. Pada pembesian kolom praktis ( 10/10 ) ,didapatkan jumlah tulangan polos sebesar 291,701 kg/, sedangkan dilihat dari harga satuan sebesar 326,604 kg/. Maka, didapatkan kelebihan tulangan sebesar 34,903 kg/.3. Pada pembesian balok 1 dengan type ( 30/55 ), didapatkan jumlah tulangan ulir per yaitu 134,736 kg/, dilihat dari harga satuan bernilai 158,035. Jadi, didapatkan kelebihan tulangan sebesar 23,299 kg/. Sedangkan, pada tulangan polos didapatkan nilai per sebesar 44,132 kg/, pada harga satuan sebesar 59,708 kg/. Jadi, didapatkan kelebihan tulangan sebesar 15,576 kg/.4. Pada pembesian balok 2 dengan type ( 25/40 ), didapatkan jumlah tulangan ulir per sebesar 126,240 kg/, dilihat dari harga satuan bernilai 183,099 kg. Jadi, didapatkan kelebihan tulangan sebesar 56,859 kg/. Sedangkan, pada tulangan polos didapatkan jumlah per sebesar 59,067, pada harga satuan bernilai 93,089 kg/. Jadi, didapatkan kelebihan tulangan sebesar 34,022 kg/.5. Pada pembesian balok 3 dengan type ( 25/35 ), didapatkan jumlah tulangn ulir per sebesar 108,210 kg/, dilihat dari harga satuan bernilai 166,766 kg/. Jadi, didapatkan kelebihan tulangan sebesar 58,556 kg/. Sedangkan, pada tulangan polosnya didapatkan sebesar 63,635 kg/, dilihat dari harga satuan bernilai 106,384 kg/. Jadi didapatkan kelebihan tulangan sebesar 42,749 kg/.6. Pada pembesian balok 4 dengan type ( 20/30 ), didapatkan jumlah tulangan sebesar161,192 kg/, dilihat pada harga satuan bernilai 247,156 kg/. Jadi didapatkan keebihan tulangan sebesar 85,964 kg/.7. Pada pembesian plat lantai dengan tebal = 12 cm, didapatkan jumlah tulangan polos per sebesar 100,483 kg/, dilihat dari harga satuan bernilai 153,519 kg/. Jadi didapatkan kelebihan tulangan sebesar 53,036 kg/.

c. Pengecoran balokSetelah tulangan selesai dikerjakan, selanjutnya pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Seperti halnya pengecoran pada kolom, pada pengecoran balok menggunakan concrete mixer. Pada pengecoran balok dilakukan bersamaan dengan pengecoran plat lantai. Campuran beton yang digunakan yaitu dengan mutu K 250.Pada saat dilakukan pengecoran, harus dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat concrete vibrator supaya tidak ada rongga dan campuran beton merata keseluruh bagian.

Gambar 3.14 Pengecoran Balok

3.3 Permasalahan dan PemecahannyaSudah merupakan suatu kewajaran bila suatu proyek konstruksi memperhitungkan permasalahan ( kendala ) dalam proses pelaksanaan, oleh karena itu sangat diperlukan perhatian dan penanganan khusus pada hal hal yang menjadi penyebab utama oleh segala pihak yang terlibat secara langsung pada proses pelaksanaan proyek tersebut. Berikut ini ada beberapa masalah di lapangan dalam pelaksanaan proyek yang ditemui selama pelaksanaan Kerja Praktek pada kegiatan pembangunan LABKESDA Kota Tarakan.

3.3.1 Masalah Teknisa. Penyimpanan baja tulangan yang disimpan di tempat terbuka. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat korosif pada baja tulangan itu sendiri, sehingga dapat mempengaruhi kekuatan dari baja tulangan tersebut.Pemecahannya :Dalam permasalahan ini diperlukan tempat seperti gudang yang dapat menampung material bangunan yang bersifat sensitif dengan kondisi cuaca setempat. Jika solusi ini dianggap boros karena harus menggunakan anggaran lebih lagi untuk membangun gudang material yang bersifat sensitif, maka setidaknya baja tulangan disimpan jauh dari tempat yang lembab dengan menggunakan lantai panggung dan menutupi nya dengan terpal agar tidak secara langsung terkena air hujan dan sinar matahari.

b. Terkendala pekerjaan pengecoran karena terjadi kerusakan pompa pada mobil ready mix.Pemecahannya :Perlunya pemeriksaan terlebih dahulu semua peralatan mesin pada mobil ready mix sebelum pergi ke lokasi proyek, sehingga pada saat ke lokasi, tidak adanya lagi kerusakan saat menggunakannya. Dan waktu pun digunakan sebaik mungkin sesuai dengan jadwal.

3.3.2 Masalah Non Teknisa. Faktor cuaca yang kurang baik, karena terjadinya hujan juga kerap kali muncul sebagai permasalahan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Pemecahannya :Apabila faktor cuaca kurang baik, hendaknya pekerjaan ditunda atau dihentikan sementara, terutama pada waktu pekerjaan pasangan dan pengecoran. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga mutu pekerjaan tersebut. Dan pelaksana harus dapat mencari solusi yang tepat agar pekerjaan yang tertinggal dapat diselesaikan sesuai dengan ketersediaan waktu yang diinginkan.b. Kurangnya kesadaran akan keamanan dan keselamatan kerja. Keamanan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan yang sering muncul pada setiap pelaksanaan proyek, kurangnya memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja bagi para pekerja di lapangan sering kali dianggap sepele dan beresiko memakan korban jiwa jika tidak diperhatikan.Pemecahannya :Dalam hal ini, sebaiknya pihak pelaksana pekerjaan setidaknya melengkapi atribut atribut untuk keselamatan kerja bagi para pekerja seperti helm proyek, sepatu safety, sarung tangan, dan atribut atribut lainnya yang dianggap dibutuhkan untuk menunjang keselamatan dan keamanan kerja di lapangan. Selain atribut atribut tersebut perlu juga dibutuhkan obat obatan yang bisa menanggulangi sementara kecelakaan di lokasi proyek.

44