PEMBAHASAN distribusi, yang mana ini akan mengakibatkan ...eprints.unram.ac.id/2448/10/10.BAB...
Transcript of PEMBAHASAN distribusi, yang mana ini akan mengakibatkan ...eprints.unram.ac.id/2448/10/10.BAB...
62
BAB IV
PEMBAHASAN
Perbedaan konsumsi penggunaan energy listrik oleh konsumen, akan
mengakibatkan perbedaan besaran pembebanan antar fasa pada transformator
distribusi, yang mana ini akan mengakibatkan susut teknis pada trafo menjadi
berkurang dan akibat terbesar yang bisa ditimbulkan adalah trafo bisa mengalami
kerusakan. Untuk menanggulangi hal tersebut, sangat perlu diadakannya pemerataan
beban pada trafo distribusi .
Dalam melakukan proses pemerataan beban ini, ada beberapa prosedur pekerjaan
yang perlu dilakukan, sehingga pekerjaan dalam pemerataan beban yang dilakukan
supaya mendapatkan hasil yang diinginkan. Prosedur-prosedur yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan (mapping)
Pemetaan atau mapping ini bertujuan untuk mendapatkan data-data mengenai
gardu mana saja yang memiliki nilai arus tiap fasanya tidak rata atau menunjukan
nilai unbalance diatas 20%, sehingga perlu dilakukan pemerataan beban tiap fasanya.
Pemetaan atau mapping ini dilakuakan saat waktu beban puncak antara jam 18.00-
21.00.
2. Pemerataan beban
Apabila dalam pemetaan atau mapping didaptkan nilai pengukuran pada suatu
gardu mengalami ketimpangan (nilai antar fasanya memiliki perbedaan nilai yang
signifikan atau unbalncenya diatas 20%), maka perlu dilakukan pemerataan beban
63
dengan cara pembagian nilai tiap fasa sehingga mendapatkan nilai fasa (R, S, T) yang
seimbang.
3. Pengukuran setelah pemerataan beban
Setelah pemerataan beban dilakukan, maka diperlukan lagi proses pengukuran
pada gardu distribusi yang telah dilakukan perataan beban, ini berujuan untuk melihat
hasil apakah pemerataan beban yang dilakukan sudah menunjukan nilai arus tiap
fasanya sudah seimbang. Jika hasil yang didapatkan nilai arus tiap fasanya masih
belum seimbang, maka perlu dilakukan lagi proses pemerataan beban sehingga bisa
menghasilkan nilai arus tiap fasanya seimbang.
Untuk mempermudah melakukan monitoring pada setiap Gardu di area kerja
PLN Rayon Ampenan, maka digunakanlah sebuah aplikasi khusus untuk monitoring
setiap Gardu yang ada. PLN sendiri memiliki aplikasi untuk memonitor gardu yang
dinamakan Aplikasi Manajemen Gardu atau yang biasa disingkat AMG.
Pada aplikasi ini, bisa dilihat berapa jumlah gardu per rayon, serta data gardu
lainnya seperti data spesifikasi trafo, data pengaman trafo, data pentanahan, data
pengukuran tegangan (tegangan per jurusan), data sekunder trafo (Arus ; tengan fasa-
fasa ; tegangan fasa-netral), denah gardu. Dapat juga dilihat data trafo distribusi yang
terpasang per daya serta per merk nya pada tiap-tiap rayon. Untuk semua datanya
dapat diupdate setiap 1 bulan sekali, sehingga tiap bulan data yang ditampilkan.
Dalam pembahasan kali ini akan dibahas mengenai proses pemeratan beban
yang dilakukan di salah tiga (3) gardu distribusi di mataram, dengan nomor Gardu
AM048, AM233, dan AM dengan data sebagai berikut:
64
4.1 Pemerataan pada gardu Distribusi AM048
Gambar 4.1. Data Gardu AM048 dari AMG
65
Gambar 4.2 Gardu AM048
Data Gardu
Nomor Gardu : AM048
Alamat : Lingkar Selatan BTN Kopa Jali
Kapasitas Trafo : 160kVA, Unindo
Tegangan MV/LV : 20KV/400V
Jurusan Gardu : Tersedia 4 Line (jurusan), terpakai 3 Line(jurusan)
Tabel 4.1 Pengukuran sebelum dilakukan pemerataan gardu AM048
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A)UNBALANCE
FASALINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 53 32 137 225 17.78% 18.47% 36.34% 26.50%
S 33 20 45 98
T 49 31 84 165
N 35 26 70 116
66
Dari data diatas dapat dilihat bahwa selisih beban antara fasa yang satu
dengan yang lainnya pada Line C cukup besar. Ini mengakibatkan pada penghantar
netral memiliki arus total 70 A dan Unbalnce yang dihasilkan sebesar 36.34% , tentu
ini menjadi losses teknis. Namun pada peraktek dilapangan sangat sulit untuk
mendapatkan nilai arus penghantar netral yang ideal. Sehingga pekerjaan untuk
pemindahan phase pada beban yang bersangkutan hanya berupa pendekatan nilai.
Untuk nilai Unblance yang dihasilkan pada Aplikasi Manjemen Gardu
(AMG), didapatkan dengan rumus : (Sumber : Buku Diktat PLN Rayon Ampenan).
1. Menentukan arus rata-rata beban pada trafo
= + +3 ……………………… . (4.1)Dimana :
IAVG = Arus rata-rata beban (A)
IR = Arus beban R (A)
IS = Arus beban S (A)
IT = Arus beban T (A)
2. Menentukan koefisien masing-masing fasa :(Sumber : Buku Diktat PLN Rayon
Ampenan).
= …………………………(4.2)= …………………………… . . (4.3)= ……………………………… . (4.4)
67
3. Sehingga untuk persentase pembebanan Trafo (Unbalance) didapatkan dengan
persamaan : (Sumber : Buku Diktat PLN Rayon Ampenan)
= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %………(4.5)Dengan persamaan diatas, maka nilai Unbalance untuk masing-masing Line
pada Trafo distribusi AM048 didapatkan sebagai berikut :
a. Nilai Unbalance pada Line A
Diketahui :
Arus fasa R = 53 A
Arus fasa S = 33 A
Arus fasa T = 49 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Tegangan fasa ke fasa rata-rata (V) = 404 V
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 53 + 33 + 493 = 1353 = 45= = 5345 = 1.17= = 3345 = 0.73= = 4945 = 1.08= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.17 − 1| + |0.73 − 1| + |1.08 − 1|3 × 100 %
68
= 0.17 + 0.27 + 0.083 × 100 %= 0.523 × 100 = 17.33%
b. Nilai Unbalance pada Line B
Diketahui :
Arus fasa R = 32 A
Arus fasa S = 20 A
Arus fasa T = 31 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 32 + 20 + 313 = 833 = 27.66= = 3227.66 = 1.156= = 2027.66 = 0.723= = 3127.66 = 1.120= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.156 − 1| + |0.723 − 1| + |1.120 − 1|3 × 100 %= 0.156 + 0.277 + 0.1203 × 100 %= 0.5533 × 100 = 18.43%
69
c. Nilai Unbalance pada Line C
Diketahui :
Arus fasa R = 137 A
Arus fasa S = 45 A
Arus fasa T = 84 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 137 + 45 + 843 = 2663 = 88.666= = 13788.666 = 1.545= = 4588.666 = 0.507= = 8488.666 = 0.947= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.545 − 1| + |0.507 − 1| + |0.947 − 1|3 × 100 %= 0.545 + 0.493 + 0.0533 × 100 %= 1.0913 × 100 = 36.36%
70
d. Nilai Unbalance untuk total ketiga Line (A, B, C)
Diketahui :
Arus fasa R = 225 A
Arus fasa S = 98 A
Arus fasa T = 165 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 225 + 98 + 1653 = 4883 = 162.666= = 225162.667 = 1.383= = 98162.666 = 0.602= = 165162.666 = 1.014
= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %= |1.383 − 1| + |0.602 − 1| + |1.014 − 1|3 × 100 %
= 0.383 + 0.398 + 0.143 × 100 %= 0.9213 × 100 = 30.7 %
71
Setelah melihat data Unbalance pada Trafo distribusi AM048 tersebut, maka
didapatkan nilai unbalance di Line C lebih besar dari 20% atau berada dikisaran
36.34 %. Dengan melihat data pada Line C tersebut, maka dapat diperkirakan berapa
besaran arus yang akan dipindahkan antar fasa agar pembebanan pada trafo menjadi
seimbang atau nilai Unbalancenya bisa lebih kecil dari 20 %. Kemudian pada siang
harinya barulah dilakukan pemerataan beban, sehingga didapat nilai akhir dalam
pemerataan beban tersebut adalah sebagai berikut :
Pemindahan Phase Saluran Rumah (SR) sebagai berikut :
LINE C
Tiang pertama dari fasa R ke S =9.10A
Tiang kedua dari fasa R ke S= 15.02 A
Tiang ketiga dari fasa R ke S=14.07 A
Tiang ke tujuh dari fasa R ke T = 5 A
Tabel 4.2 Hasil pemerataan beban pada aplikasi AMG ketika beban puncak
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A)UNBALANCE
FASA LINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 53 32 91 175 17.78% 9.85% 6.20% 10.00%
S 33 25 78 136
T 49 31 89 169
N 36 27 51 115
72
Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan sebelumnya, nilai
Unbalancenya dapat dihitung, sebagai berikut :
a. Nilai Unbalance pada Line A
Diketahui :
Arus fasa R = 53 A
Arus fasa S = 33 A
Arus fasa T = 49 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 53 + 33 + 493 = 1353 = 45= = 5345 = 1.17= = 3345 = 0.73= = 4945 = 1.08= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.17 − 1| + |0.73 − 1| + |1.08 − 1|3 × 100 %= 0.17 + 0.27 + 0.083 × 100 %= 0.523 × 100 = 17.33%
73
b. Nilai Unbalance pada Line B
Diketahui :
Arus fasa R = 32 A
Arus fasa S = 25 A
Arus fasa T = 31 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 32 + 20 + 313 = 833 = 27.66= = 3227.66 = 1.156= = 2527.66 = 0.903= = 3127.66 = 1.120
= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %= |1.156 − 1| + |0.903 − 1| + |1.120 − 1|3 × 100 %
= 0.156 + 0.097 + 0.1203 × 100 %= 0.3733 × 100 = 12.43%
74
c. Nilai Unbalance pada Line C
Diketahui :
Arus fasa R = 91 A
Arus fasa S = 78 A
Arus fasa T = 89 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 91 + 78 + 893 = 2583 = 86= = 9186 = 1.058= = 7886 = 0.906= = 8986 = 1.034= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.058 − 1| + |0.906 − 1| + |1.034 − 1|3 × 100 %= 0.058 + 0.094 + 0.0343 × 100 %
= 0.1863 × 100 = 6.2%
75
d. Nilai Unbalance untuk total ketiga Line (A, B, C)
Diketahui :
Arus fasa R = 175 A
Arus fasa S = 136 A
Arus fasa T = 169 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 175 + 136 + 1693 = 4803 = 160= = 175160 = 1.093= = 136160 = 0.85= = 169160 = 1.056= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.093 − 1| + |0.85 − 1| + |1.056 − 1|3 × 100 %= 0.093 + 0.15 + 0.0563 × 100 %= 0.2993 × 100 = 9.96 %
76
Dari data diatas dapat dilihat bahwa, pada Line C Arus beban Traffo yang
dihasilkan telah mengalami perubahan menjadi lebih seimbang. Dimana pada data
sebelumnya nila arus beban Traffo tiap fasanya yaitu R = 137 A, S = 45 A, dan T =
84 A, kemudian setelah dilakukan pemerataan beban didapatkan hasil nilai arus
beban tiap fasa pada Traffo menjadi lebih seimbang yaitu fasa R=91 A, fasa S=78 A,
dan fasa T=89 A. Sehingga dengan melihat hasil tersebut menunjukan bahwa
pemerataan beban yang dilakukan menghasilkan arus rataan beban pada trafo
menjadi lebih bagus. Sehingga resiko overblast yang mengakibatkan penghantar
jaringan tegangan rendah putus pada salah satu fasa karena melebihi arus nominal
dapat di minimalisir sehingga rugi rugi penghantar dapat dihindari.
77
4.2 Pemerataan pada Gardu Distribusi AM233
Gambar 4.3 Data Gardu AM233 dari AMG
78
Data Gardu
Nomor Gardu : AM233
Alamat :Jln Kembung Pondok perasi, sisipan AM059
Kapasitas Trafo : 160KVA, Unindo
Tegangan MV/LV : 20KV/400V
Jurusan Gardu : Tersedia 4 Line (jurusan), terpakai 1 Line(jurusan)
Tabel 4.3 Pengukuran sebelum dilakukan pemerataan gardu AM233
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A) PERUBAH
AN
BEBAN
UNBALANCE
FASALINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 221 221 36.12% 36.12%
S 99 99
T 110 110
N 70 70
Dari data pada gambar di atas didapatkan nilai Unbalnce dengan perhitungan
sebagaia berikut :
a. Nilai Unbalance pada Line D
Diketahui :
Arus fasa R = 221 A
Arus fasa S = 99 A
Arus fasa T = 110 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
79
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 221 + 99 + 1103 = 4303 = 143.33= = 221143.33 = 1.541= = 99143.33 = 0.690= = 110143.33 = 0.767= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.541 − 1| + |0.690 − 1| + |0.767 − 1|3 × 100 %= 0.541 + 0.31 + 0.2333 × 100 %= 1.0843 × 100 = 36.13%
Pemindahan Phase Saluran Rumah (SR) yang dilakukan adalah sebagai berikut:
LINE D
Tiang pertama dari fasa R ke fasaS=15.23A
Tiang kedua dari fasa R ke fasa S= 13.02 A
Tiang ketiga dari fasa R ke fasa S=12.37 A
Tiang pertama dari fasa R ke fasa T = 13.4 A
Tiang ketiga dari fasa R ke fasa T = 8.30 A
Tiang keempat dari fasa R ke Fasa T = 9.45 A
80
Tabel 4.4 hasil pemerataan beban pada aplikasi AMG ketika beban puncak
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A)PERUBAHAN
BEBAN
UNBALANCE
FASALINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 155 155 4.76% 4.76%
S 139 139
T 140 140
N 71 71
Dari data di atas, dapat diketahui nilai Unbalance dengan perhitungan sebagai
berikut:
a. Nilai Unbalance pada Line D
Diketahui :
Arus fasa R = 155 A
Arus fasa S = 139 A
Arus fasa T = 140 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 155 + 139 + 1403 = 4343 = 144.66= = 155144.66 = 1.071
81
= = 139143.33 = 0.969= = 140144.66 = 0.967= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.071 − 1| + |0.969 − 1| + |0.967 − 1|3 × 100 %= 0.071 + 0.031 + 0.0333 × 100 %
= 0.1353 × 100 = 4.5%Dari table diatas dapat dilihat bahwa, setelah dilakukan pemerataan beban pada
Line D dengan melakukan pemindahan kabel Saluran Rumah (SR), dihasilkan nilai
Unbalance yang kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa pemerataan beban yang
dilakukan telah berhasil menghilangkan ketimpangan setiap fasa yang ada pada Line
D. Sehingga resiko overblast yang mengakibatkan penghantar jaringan tegangan
rendah putus pada salah satu fasa karena melebihi arus nominal dapat di minimalisir
Sehingga rugi-rugi penghantar dapat dihindari.
82
4.3 Pemerataan pada Gardu Distribusi AM014
Gambar 4.4 Data Gardu AM014 dari AMG
83
Gambar 4.5 Gardu Distribusi AM014
Data Gardu
Nomor Gardu : AM014
Alamat :Jln Energi Karang Panas
Kapasitas Trafo : 250 KVA, TRAFINDO
Tegangan MV/LV : 20KV/400V
Jurusan Gardu : Tersedia 4 jurusan, terpakai 2 jurusan
Tabel 4.5 Pengukuran sebelum dilakukan pemerataan gardu AM014
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A)PERUBAHAN
BEBAN
UNBALANCE
FASALINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 119 90 209 34.83% 7.06% 23.64%
S 237 89 326
T 111 76 187
N 110 37 125
84
Dari table diatas dapat dihitung nilai Unbalance sebagai berikut :
a. Nilai Unbalance pada Line A
Diketahui :
Arus fasa R = 119 A
Arus fasa S = 237 A
Arus fasa T = 111 A
Kapasitas Trafo (S) = 250 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 119 + 237 + 1113 = 4673 = 155.66= = 119155.66 = 0.764= = 237155.66 = 1.522= = 111155.66 = 0.713= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |0.764 − 1| + |1.522 − 1| + |0.713 − 1|3 × 100 %= 0.236 + 0.522 + 0.2873 × 100 %= 1.0453 × 100 = 34.83%
85
b. Nilai Unbalance pada Line C
Diketahui :
Arus fasa R = 90 A
Arus fasa S = 89 A
Arus fasa T = 76 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 90 + 89 + 763 = 2553 = 85= = 9085 = 1.058= = 8985 = 1.047= = 7685 = 0.894= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.058 − 1| + |1.047 − 1| + |0.894 − 1|3 × 100 %= 0.058 + 0.047 + 0.1063 × 100 %
= 0.2113 × 100 = 7.03%
86
c. Nilai Unbalance untuk total kedua Line (A dan C)
Diketahui :
Arus fasa R = 209 A
Arus fasa S = 326 A
Arus fasa T = 187 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 209 + 326 + 1873 = 7223 = 240.66= = 209240.66 = 0.868= = 326240.66 = 1.354= = 187240.66 = 0.777= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |0.868 − 1| + |1.354 − 1| + |0.777 − 1|3 × 100 %= 0.132 + 0.354 + 0.2233 × 100 %= 0.7093 × 100 = 23.63 %
87
Setelah melihat data di Line A tersebut, dapat diperkirakan berapa besaran
arus yang akan dipindahkan antar fasa agar pembebanan pada trafo menjadi
seimbang. Kemudian pada siang harinya barulah dilakukan pemerataan beban,
sehingga didapat nilai akhir dalam pemerataan beban tersebut adalah sebagai berikut :
Pemindahan Phase Saluran Rumah (SR) sebagai berikut :
LINE A
Tiang pertama dari fasa S ke fasa R =10.23A
Tiang kedua dari fasa S ke fasa R= 9.73A
Tiang ketiga dari fasa S ke fasa R= 10A
Tiang pertama dari fasa S ke fasa T= 18.45 A
Tiang kedua dari fasa S ke fasa T= 20.55 A
Tiang ketiga dari fasa S ke fasa T = 16 A
Tabel 4.6 Hasil pemerataan beban pada aplikasi AMG Ketika beban puncak gardu
AM014
PENGUKURAN ARUS BEBAN (A)PERUBAHAN
BEBAN
UNBALANCE
FASALINE / JURUSAN
A B C D TOTAL A B C D TOT
R 149 90 239 4.58% 7.06% 0.46%
S 151 89 241
T 166 76 242
N 91 37 112
88
Dengan cara yang sama seperti pada perhitungan sebelumnya, nilai Unbalancenya
dapat dihasilkan sebagai berikut :
a. Nilai Unbalance pada Line A
Diketahui :
Arus fasa R = 149 A
Arus fasa S = 151 A
Arus fasa T = 166 A
Kapasitas Trafo (S) = 250 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 149 + 151 + 1663 = 4703 = 156.66= = 149156.66 = 0.951= = 151156.66 = 0.963= = 166156.66 = 1.059= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |0.951 − 1| + |0.963 − 1| + |1.059 − 1|3 × 100 %= 0.049 + 0.037 + 0.0593 × 100 %
= 0.1453 × 100 = 4.83%
89
b. Nilai Unbalance pada Line C
Diketahui :
Arus fasa R = 90 A
Arus fasa S = 89 A
Arus fasa T = 76 A
Kapasitas Trafo (S) = 160 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 90 + 89 + 763 = 2553 = 85= = 9085 = 1.058= = 8985 = 1.047= = 7685 = 0.894= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |1.058 − 1| + |1.047 − 1| + |0.894 − 1|3 × 100 %= 0.058 + 0.047 + 0.1063 × 100 %
= 0.2113 × 100 = 7.03%
90
d. Nilai Unbalance untuk total kedua Line (A dan C)
Diketahui :
Arus fasa R = 239 A
Arus fasa S = 241 A
Arus fasa T = 242 A
Kapasitas Trafo (S) = 250 KVA
Sehingga didapatkan :
= + +3 = 239 + 241 + 2423 = 7223 = 240.66= = 239240.66 = 0.993= = 241240.66 = 1.001= = 242240.66 = 1.005= | − 1| + | − 1| + | − 1|3 × 100 %
= |0.993 − 1| + |1.001 − 1| + |1.005 − 1|3 × 100 %= 0.007 + 0.001 + 0.0053 × 100 %= 0.0133 × 100 = 0.43 %
91
Dari table diatas dapat dilihat bahwa, setelah dilakukan pemerataan beban
pada Line A dengan melakukan pemindahan kabel Saluran Rumah (SR),
dihasilkan nilai Unbalance yang kecil dari mulanya 34.83% menjadi 4.58%,
sehingga dapat dikatakan bahwa pemerataan beban yang dilakukan telah berhasil
menghilangkan ketimpangan setiap fasa yang ada pada Line A. Sehingga resiko
overblast yang mengakibatkan penghantar jaringan tegangan rendah putus pada
salah satu fasa karena melebihi arus nominal dapat di minimalisir, sehingga rugi
rugi penghantar dapat dihindari.
4.4 Perbandingan hasil pemerataan dari ketiga gardu yang telah dilakukan
proses pemerataan beban.
Pada gardu AM048 terdapat 4 line (jurusan) yang tersedia, namun hanya
digunakan 3 Line (jurusan)saja, yaitu Line A, Line B, dan Line C. Dari data yang
didapatkan pada aplikasi manajemen gardu (AMG) diperlihatkan data bahwa
terjadi ketimpangan arus beban antar fasa pada Line C yang ditunjukan dengan
nilai Unbalnce sebesar 36.34%, sehingga diperlukannya langkah untuk
melakukan pemerataan beban.Setelah pemerataan dilakukan dengan melakukan
pemindahan beban dari fasa R ke fasa S, dan dari fasa R ke fasa T, nilai
Unbalance yang dihasilkan menjadi 6.20%. Ini menandakan bahwa tranformator
yang digunakan telah memenuhi syarat untuk melayani beban dengan nilai
Unbalance sebesar 20%.
Kemudian pada gardu AM233 yang merupakan gardu sisipan dari gardu
AM059 dimana terdapat 4 line tersedia, namun yang digunakan 1 Line saja yaitu
Line D. Dari data yang didapat dari aplikasi manajemen gardu (AMG)
92
diperlihatkan data bahwa terjadi ketimpangan arus beban yang ditunjukan dengan
nilai Unbalance diatas 20% yaitu sebesar 36.12%, oleh karna itu diperlukan
adanya pemerataan beban. Setelah pemerataan beban dilakukan dengan cara
pemindahan beban fasa R ke fasa S, dan fasa R ke fasa T di dapatkan nilai
Unbalance sebesar 4.76%, sehingga memenuhi kriteria trafo yang bagus untuk
melayani konsumen atau pelanggan listrik.
Yang terakhir pemerataan yang dilakukan pada gardu distribusi AM014 yang
mana tersedia 4 Line (jurusan) namun hanya 2 Line yang terpakai yaitu Line A
dan Line C. Dari data pada aplikasi manajemen gardu diperlihatkan data bahwa
telah terjadi ketimpangan arus beban pada Line A dengan nilai Unbalnce sebesar
34.83%, Untuk itu perlu dilakukan pemerataan beban pada gardu AM014
tersebut. Setelah dilakukan pemerataan beban, dengan melakukan pemindahan
fasa kabel saluran rumah tangga (SR) dari fasa S ke fasa R, dan dari fasa S ke
fasa T didapatkan nilai Unbalnce sebesar 4.58%, sehingga memenihi syarat trafo
untuk beroprasi dengan nilai Unbalance dibwah 20%.